repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/syarif hidayatullah...setelah pengibaran...

77

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh
Page 2: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh
Page 3: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh
Page 4: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh
Page 5: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh
Page 6: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

ii

MOTTO

Surah Ar-Ra’d ayat 11

Page 7: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk Almamaterku

Jurusan ilmu Sejarah dan perdaban Islam Fakultas Adab dan humaniora

Universitas Islam negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi

Kedua orang tuaku

Bapak Roni Faslah dan Ibu Azmiati

Sahabat – sahabati Pergerakan Mahasiswa islam Indonesia (PMII)

Rayon Adab dan Humaniora

Page 8: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

KATA PENGANTAR

Pujii syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya, serta solawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Kepada Keluarganya, para sahabatnya, kepada umatnya hingga akhir zaman, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul: “BENTUK - BENTUK PERJUANGAN ULAMA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI JAMBI (1945 – 1949)”. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak terdapat kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak sehingga dan berkat dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat diatasi.

Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan pengharagaan yang setinggi-tingginya kepada Yth, Bapak Aliyas, S.Th.I, M.Fhil.I Selaku Pembimbing I dan Bapak Abdurrahman, MAselaku Pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan Waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun Skripsi. Selanjutnya ucapan Terima kasih Penulis Sampaikan kepada:

1. Yth, Prof Dr Hj. Maisyah M.Pd Selaku dekan fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi.

2. Yth, Bapak Dr. Alfian, S.Pd M.Ed dan Bapak Dr. H. Padil. M Ag dan Ibu Raudhoh. S.Ag M.Pd.I Selaku Wakil Dekan II dan III Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi.

3. Yth, bapak Aliyas, S.Th.I, M.Fhil.ISelaku Ketua Jurusan SEjarah kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi.

4. Yth. Bapak dan Ibu Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi. 5. Para Karyawan dan Karyawati Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi yang

telah bersussah payah memberikan pelayanan dan berbagai urusann bagi penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat Seperjuangan yang iku serta atas partisipasinya dalam Proses penulisan Skripsi ini.

Akhir kata, semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada Penulis, Sebagai Amal Shaleh senantiasa mendapat Ridho allah SWT. Sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat bermanfaat Khususnya Bagi penulis dan umumnya Bagi Kita Semua dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan bagi generasi selanjunya.

Page 9: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

Abstrak

Hidayatullah, Syarif. 2018. Bentuk - Bentuk Perjuangan Ulama Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Di Jambi 1945 – 1949. Skripsi, Jurusan Sejarah kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi. Pembimbing: (1) Aliyas, S.Th.I, M.Fhil.I (2) Abdurrahman, MA

Penelitian ini membahas tentang bentuk-bentuk, Strategi dan keterlibatan ulama di daerah Jambi dalam Mempertahankan kemerdekaan Di Indonesia. Penelitian yang selama ini hanya mengedepankan Peran Barisan Militer dengan Kehadiran Penelitian ini akan memberikan ruang baru atas keterlibatan ulama di daerah Jambi dalam organisasi barisan rakyat dengan bernafaskan Islam dan cinta tanah Air. Strategi serta peranan ulama di masalalu khususnya di Jambi Sangat penting Agar sebagai renungan bahwa negara ini diperjuangkan oleh seluruh elemen masyarakat baik militer maupun ulama dan kaum santri. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana bentuk strategi ulama Jambi dalam mempertahankan kemerdekan di Jambi 1945-1949. Dan (2) Bagaimana bentuk keterlibatan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan di Jambi.

Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Kualitatif Menggunakan Pendekatan Interpretatif dan kritis. Selanjutnya diteruskan dengan Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi Data dan terakhir Historiografi. Penulis mengumpulkan data melalui metode Kepustakaan sesuai kaidah ilmiah penulisan skripsi. Selain itu, penulis untuk menguatkan analisa dalam skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan behaviorial. Teori yang penulis gunakan ialah teori konsep jihad yang dikemukakan oleh Ibrahim Alfian, serta teori strategi yang masih yang masih merupakan pola umum dalam konteks perlawanan, harus diterjamahkan dan dikerucutkan dalam kerja taktis. Antonio Gramsci (1956)

Adapun hasil kesimpulan penelitian ini mengarah kepada segala macam bentuk,Strategi, dan peranan ulama meliputi : (1) Strategi ulama dalam mempertahankan kemerdekaan indonesia di jambi 1945-1949 melalui PertamaStrategi penggerakan opini dan motivasi dan Kedua Strategi gerakan perlawanan lewat laskar barisan perjuangan rakyat. Dan (2) keterlibatan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Jambi 1945-1949 melalui peranan mereka dalam oraganisasi barisan rakyat yang bernafaskan perjuangan Islam dengan organisasi pertahanan kemerdekan melalui barisan Hizbullah dan barisan Selempang merah.

Kata Kunci: Perjuangan, Ulama dan kemerdekaan

Page 10: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... NOTA DINAS. ....................................................................................... i PENGESAHAN ...................................................................................... ii SURAT PERNYATAAN........................................................................ iii MOTO. .................................................................................................... iv PERSEMBAHAN. .................................................................................. v KATA PENGANTAR. ........................................................................... vi ABTRAK. ............................................................................................... vii DAFTAR ISI. .......................................................................................... Vii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................................. 6 C. Tujuan dan kegunaan Penelitian ............................................. 7 D. Tinjauan Pusatakan ................................................................. 8 E. Kerangka Teori ....................................................................... 9 F. Metode Penelitian ................................................................... 12 G. Pengesahan Judul .................................................................... 15

BAB II KONDISI JAMBI SEBELUM KEMERDEKAAN ................... 17

A. Geopolitik Kemerdekaan ........................................................ 17 B. Kondisi Agama ....................................................................... 21 C. Kondisi Politik ........................................................................ 23 D. Kondisi ekonomi..................................................................... 25

BAB III SEJARAH JAMBI AWAL KEMERDEKAAN ....................... 28

A. Berita Proklamasi Kemerdekaan di Jambi.............................. 28 B. Hinomaru dan sang saka Merah Putih ................................... 29 C. Agresi militer belanda 1947 ................................................... 30

BAB IV PERJUANGAN ULAMA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI JAMBI (1945 -1949 ............................. 33

A. Strategi Ulama dalam mempertahankan kemerdekaan di Jambi ................................................................................. 33 1. Strategi opini dan motivasi gerakan ................................ 34

1.1 Fatwa dan Slogan Jihad ............................................. 34 2. Strategi gerakan lewat laskar barisan perjuangan ........... 36

B. Keterlibatan Ulama dalam mempertahankan kemerdekaan di Jambi(1945-1949 .............................................................. 38 1. Bentuk organisasi perjuangan (1945-1949...................... 38

1.1 organisasi Militer ...................................................... 38

Page 11: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

1.2 Organisasi Perjuangan Barisan Rakyat ..................... 39 2. Ulama dan Barisan Pertahanan Kemerdekaan (1945-1949) 40

1. Barisan Hizbullah ..................................................... 40 1.1 Sejarah Hizbullah ............................................... 40 2.1 Hizbullah dan Pertempuran ................................. 43

2. Barisan Selempang Merah ........................................ 44 2.1 Selempang merah dan Perang kemerdekaan ...... 46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 52 B. Saran ..................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 54 LAMPIRAN

Page 12: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia merupakan bahan renungan

yang amat berharga, terutama sekali bagi kaum muslimin Indonesia. Sejak

zaman prakebangkitan nasional disusul lagi dengan zaman pergerakan

merintis kemerdekaan hingga era Revolusi fisik, selalu ditemukan orang-

orang yang berani mempertaruhkan jiwa dan raga untuk bangsa dan

negaranya. Dengan menyimak sejarah itu ternyata yang terjadi tulang

punggung perjuangan bangsa adalah orang-orang yang tidak hanya

berkemampuan pemikiran intelektual, melainkan cenderung pada manusia-

manusia takwa.

Kesadaran - kesadaran mereka sebagai hamba Allah Tuhan Yang

Maha Esa mampu menjadikannya ihlas berkorban. Mereka tidak

memperhitungkan untung rugi secarah matemetis maupun ekonomi,

melainkan penghayatan dan pengalaman terhadap tuntutan Agamanya

secara intensif yang mebuatnya berkorban. Dalam hal ini, para Ulama dan

para Kiyai mempunyai pengaruh yang sangat besar. Terlebih karena sifat

pendidikan agama di pesantren, pondok atau madrasah yang mengarah

orientasi vertical kalangan santri kepada para gurunya yang filosofis

diartikan harus di “gugu” dan di “tiru” menyebabkan pengaruh

kewibawaan para Ulama dan Kiyai sangat besar karna itulah, dalam

menjangkau perspektif pembangunan politik di Indonesia dalam arti yang

Page 13: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

2

seluas luasnya, para ulama sangat berperan, Peranan itu tentu saja mulai

dimainkan sejak Islam diajarkan seluruh tana Air. 1

Sampai melewati masa penjajahan Bangsa asing. Pada masa

penjajahan itulah, para ulama mulai memainkan peranan multi fungsi, tidak

hanya dalam bidang pengajaran ilmu Agama, melainkan melainkan juga

dalam bidang politik dan meliter. Walaupun pada dasarnya peranan dalam

bidang politik dan pendidikan ini telah dijalankan pada masa kerajaan-

kerajaan Islam terdahulu namun perjuangan itu selalu berkembang dalam

segalah bidang dengan tuntutan kondisi dan situasi. Kondisi Umat Islam

yang tidak sama dalam periode perjuangan yang membuat sikap

perlawanan yang di munculkan juga bervariasi dan ber aneka ragam.

Adakalanya melalui pemberontakan dalam perjuangan kemerdekaan, satu

ketika melalui gerakan politik, satu ketika melalui perang kebudayaan, dan

adakalanya perjuangan melalui perjuangan dibawah tanah. Dalam kondisi

yang paling buruk pun, sikap perlawanan terhadap penjajahan dilakukan

secarah perorangan.

Umat Islam dibawa komando ulama telah memberikan warna yang

sangat terang perlawanan menentang pejajahan Belanda, merebut dan

mempertahankan kemerdekaan pada masa revolusi fisik saat seluruh bangsa

mempertaruhkan hidup dan mati untuk tetap tegaknya kemerdekaan

Indonesia begitu dalamnya torehan sejarah yang dipahat umat Islam

sepanjang masa imperialisme di bumi nusantara ini sehingga kemanapun

1 Ahmad MansurSurya negara, Menemukan Sejarah, wacana pergerakan di indenesia. (Bandung : Mizan; 1995 )hlm 238.

Page 14: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

3

kita melacak jejak perjuangan dimasa penjajahan maka senantiasa pula kita

temukan pijaran-pijaran api semangat Isam di mana- mana2.

Selama hampir empat abad masa penjajahan di Indonesia, para

syuhada yang diantaranya alim ulama berada di tengah-tengah pejuang

muslim. Mereka senantiasa memacu semangat hizbullah itu untuk

memerangi bangsa kuffar di wilayahnya masing-masing. Yang tidak berada

di medan laga biasanya dipercaya memegang kendali strategi perang, dan

senantiasa menjadi rujukan para pejuang untuk menentukan arah

gerakannya. Ke mana pun pejuang bergerak, para ulama itu setia

mendampingi. Menyebut perjuangan rakyat Jambi melawan kolonial

Belanda abad 19 hingga awal abad 20 takkan bisa melepaskan dari sosok

nama Sultan Taha Safiuddin. Sultan Taha menjadi simbol perlawanan

masyarakat Jambi terhadap imperialisme Belanda.

Dalam masa pengejaran tentara Belanda terhadap pasukan dan

pengikut Sultan selama 46 tahun berlansung sejak tahun 1855 M. Hingga

pada tahun 1904 M. Pasukan tentara belanda di pimpin Mayor Van Langen

melancarkan serangan besar-besaran mengempur pasukan Fisabilillah dan

membumi hanguskan Istana Tanah pilih. Kitadakpuasan pasukan tentara

belanda memburu sulthan Thaha terus berlanjut sampai tahun 1904 M. Syeh

Abdul Majid bin H. Yusuf adalah seorang ulama sufi dengan keulamaannya

bersama para muridnya turut berjuang menghadapi kezaliman penjajah

Belanda untuk membantu perjuangan Sultan Thaha pada massa itu

dikawasan seberang kota Jambi. Meskipun demikian syekh Abdul Majid

2Ibrahim Alpian, perang di Jalan Allah Jakart, Pustaka Sinar harapan. (1979) hal. 27

Page 15: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

4

terus melakukan kegiatan mengajar ilmu agama Islam kepada masyarakat

dan muridnya. Sementara keberadaan Sulthan Thaha Saifudin semakin

terjepit kemudian menghindar ke pedalaman hutan Jambi3. Untuk

menghadapi serangan pasukan Belanda yang bertubi-tubi di tanah Jambi,

Sultah Tahaha Saifudin mengutus perwakilan dari Kesultanan melayu Jambi

untuk meminta bantuan dari tentara Turki melalui Kesultanan Turki di

SingahPura untuk menghadapi serangan Belanda di Kota Jambi.

Rombongan utusan Jambi yang diutus diantaranya Syeh Abdul

Majid dan Abduallah dari kampung tengah sementara mejelis pengajian

yang dipimpin Syekh Abdul Majid dilanjutkan oleh Burhanuddin dikenal

Tuan Han bersama dengan murid-muridnya4.

Setelah meninggalnya Sultan Thaha pun, dia tetap menginspirasi

masa revolusi melawan kolonial yang diteruskan oleh tokoh lainnya seperti

Raden Mattaher. Hal yang menarik adalah perlawanan saat itu kental

dengan suasana Islam. Apa yang ditampilkan adalah perlawanan

menampilkan ciri pergerakan, nasionalisme, dan perjuangan Islam. Ini

adalah tiga karakteristik yang tergambar dari perjuangan kemerdekaan di

Jambi saat itu. kekuasaan Belanda atas Jambi berlansung kurang lebih

selama 36 tahun karena pada tanggal 9 maret 1942 terjadi peralihan

kekuasaan kepada pemerintahan Jepang. Dan pada tanggal 14 Agustus 1945

tersiarnya berita proklamasi kemerdekaan RI di sambut gembira oleh

seluruh lapisan masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat Jmanbi

3H. Hasan Basri Agus,Pejuang Ulama,Ulama Perjuang, (Pusat kajian Pengembangan sejarah Jambi: jambi, 2012).Hal. 12 4H. Hasan Basri Agus,Pejuang Ulama,Ulama Perjuang,.Hal. 15

Page 16: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

5

khususnya. Timbul jiwa patriotisme di kalangan pemudah-pemudi, alim

ulama, cerdik pandai, mereka bersatu padu untuk mempertahankan

kemerdekaan RI dan menantang penjajahan dari manapun datangnya.

Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka

diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh masyarakat. Hasil pertemuan itu

iyalah. mengenai pembentukan organisasi meliter di daerah Jambi5.

Diantaranya yaitu tebentuknya barisan Hizbullah yanng di pimpin oleh H.

M. Daud.

Dari latar belakang di atas peneliti tertarik, untuk melakukan

penelitian lebih dalam atau lebih luas. Sehingga peneliti mengambil dengan

judul Bentuk-bentuk Perjuangan Ulama dalam Mempertahankan

Kemerdekaan di Jambi (1945-1949)”

Harapannya, penelitian ini dapat memberi penganyatan metodologi

dan topic yang di anggap penting untuk di kaji secara akademikkedepannya.

5Bambang Suwando (1979) Sejarah revolusi kemerdekaan

Page 17: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

6

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

Pokok permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah

Bentuk-Bentuk perjuangan Ulama dalam mempertahankan kemerdekaan di

Jambi (1945-1949). Perjuangan Ulama dalam memepertahankan

kemerdekaan tidak hanya melalui perjuangan fisik saja tetapi juga dengan

mujahada. Mengenai batasan Temporel perjuangan Ulama serta rakyat

Jambi sudah ada semenjak masa Agresimeliter pertama dan kedudukan

Jepang. Akan tetapi penulis mempokuskan mulai tahun 1945-1949, Jambi

pada awal Indonesia merdeka adalah sebuah keresidenan yang berada

diwilayah Provinsi Sumatra. Jabatan yang memegang wilayah tersebut yaitu

Residen Republik Indonesia, Wilayah Kerisidenan Jambi yang tadinya satu

wilayah menjadi dua wilayah, yaitu wilaya Jambi hulu dan wilayah jambi

hilir.

Berdasarkan latar belakang dan pokok masalah yang diurutkan di

atas dapat dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk strategi Ulama Jambi dalam mempertahankan

kemerdekan di Jambi 1945-1949 ?

2. Bagaimana bentuk keterlibatan Ulama dalam mempertahankan

kemerdekaan di Jambi ?

Page 18: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

Menurut Dudung Abdurrahman dalam Bukunya metode penelitian

sejarah Islam menjelaskan bahwa “Tujuan” adalah tindakan lanjut dari

masalah yang telah diidentifikasi oleh karena itu Tujuan penelitaian

hendaknya sesuai dengan urutan masalah yang telah dirumuskan.6 Tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk perlawanan Ulama Jambi dalam

mempertahankan kemerdekaan.

2. Untuk mengemukakan bentuk keterlibatan Ulama dalam peristiwa

memepertahankan kemerdekaan di Jambi.

Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut :

3. Memberikan wawasan tentang khazanah. Sejarah lokal yang secara khusus

mengkaji tentang bentuk-bentuk perjuangan Ulama dalam mempertahankan

kemerdekaan di Jambi

4. Sebagai upaya pelestarian terhadap tradisi-tradisi pesantren dengan

mengangkat citra Kiyai atau ulama pesantren.

6. Dudung Abdurrahman, Metodelogi Penelitian Sejarah Islam (Yogya Karta :Ombak 2011) hlm.27

Page 19: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

8

D. Tinjauan pustaka

Tinjauan pustaka adalah peninjauan kembali pustaka. Peristiwa

terkait ( revew of literaturl) yang berfungsi, diantaranya untuk menegetahui

manfaat penelitian sebelumnya menghidari duflikasi dan memberikan

masalah penelitian. Sepengetahuan penulis pembahasan tentang perjuangan

rakyat Jambi serta kesultanan Jambi dan ulama itu sudah ada yang

membahas tetapi pembahasan tentang ulama itu kurang masih yang

membahas terutama bentuk-bentuk perjuangan ulama dalam

mempertahankan kemerdekaan di Jambi (1945-1949) penelitian ini

merupakan pelengkap dari karya-karya yang sudah ada yang memebuat

perjuangan rakyat jambi serta pemikiran Islam di Jambi. Ada beberapa

karya yang dapat dijadikan sumber dalam penelitian ini, antara lain.

Pertama, Bambang Suwando, (1979), Sejarah Revolusi

Kemerdekaan (1945 – 1949) Daerah Jambi

Kedua, “The Establishment of Colonial Rule in Jambi: The Dual

Strand of Politics and Economics”,14 yang membahas tentang kebangkitan

kolonial di Jambi yang berangkat dari kepentingan politik dan ekonomi, dan

“Rivals and Rituals in Jambi-South Sumatra (1858-1901)” yang dimuat

dalam jurnal Modern Asia Studies 27 (1993).

Ketiga, Barbara Watson Andaya, yang menulis To Live as Brothers:

Southeast Sumatra in Seventeenth an Eighteenth Centuries (1993), yang

membahas sejarah Sumatera Tenggara, yakni Palembang dan Jambi.

Page 20: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

9

Keempat, Taufik Abdullah, sejarawan Indonesia. Satu-satunya

tulisannya tentang Jambi adalah artikel berjudul “Reaksi terhadap Perluasan

Kuasa Kolonial: Jambi dalam Perbandingan”.

Kelima, Dr, Ali Muzakir M. Ag beserta timnya, Prof. Dr. H.

Adrianus Chotib,. S. S.,M. Hum. Dr Subhan. Drs. Risnal Mawardi. Drs.

Junaidi T. Noor mereka menulis Kesultanan Jambi dalam konteks sejarah

Nusantara. Buku ini merupakan rekontruksi sejarah dengan menggunakan

metodologi strukturasi dan berusaha menunjukkan proses reproduksi yang

terjadi sebagai akibat adanya interaksi di antara para toko penguaasa Jambi.

Benturan dua struktur yakni kesultanan Jambi dan rezim kolonial Belanda

menjadikan wajah baru dalam kesultana Jambi paska konflik politik dan

menetukan sejarah Jambi di masa paska kolonial. Tanpa memahami proses

yang berlansung pada pergantian abad XIX-XX.

E. Kerangka Teori

Dalam sejarah bangsa Indonesia, bayak perjuangan rakyat yang

selalu dikaitkan dengan hubungan sikap anti kafir serta gerakan reaktifnya

terhadap kehadiran kolonial yang ingin menjajah tanah Indonesi. Dalam

bayak kasus ideologi Jihad memainkan peranan yang sanagat penting dalam

perlawanan anti kolonial.7 Ideologi jihad fisabilillah yang menganggap kafir

penjajah yang menjajah Indonesia ini terbukti ampuh untuk menyatukan

rakyat Indonesia untuk melawan parah penjajah yang ingin bercokol

kembali di bumi Indonesia

7 SartonoKartodirdjo, “Respon-respon pada pada penjajah Belanda di Jawa. Mitos dan Kenyataan dalam prisma, Nomor 11,1984),Hlm, 10.

Page 21: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

10

Ideologi perang sabil mulai abad XVII ( masa penjajahan Belanda )

sampai awal abad ke XX ( masa penjajahan Jepang ) telah menjadi faktor

penggerak yang paling penting bagi rakyat Indonesia untuk melawan

penjajah yang dianggap kafir. Memudahkan dalam melegetimasikan posisi

dan mobilisasi rakyat untuk mengadakan sebuah perlawanan. Di bawah

pimpinan Ulama, perang bukanlah sekedar menyambung nyawa dalam

membela Negeri tetapi juga sebagi tindakan yang secarah spritual bermakna

sebuah peperangan kemudian disakralkan dan dipersuci, Jika mereka mati

dalam perang melwan kafir kehidupan mereka bukanlah berakhir tetapi

bemulanya kehidupan yang semurninya dan seabadinya yang menjadikan

kebahagian yang tiada henti sebab mati dalam perang melawan kafir adalah

syahid ” di jalan Allah8 “ peranan Ulama dalam melawan penjajah di Jambi

adalah sebagi key person dan informal leader dalam memimpin perjuangan

rakyat Jambi.9

Menurut Ibrahim Alfian perang sabil atau perang Sabilillah jihat

dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Jihad melawan senjata Atau jihat kecil

2. Jihad melawan hawa nafsu dala diri sendiri atau jihat besar

3. Jihad damai tanpa senjata atau jihat dakwah dengan tujuan

agar orang berbuat baik dan meninggalkan pekerjaan yang tercelah.10

8 Ibrahim Alfian, Perang dijalan Allah ( Jakarta : Pustaka sinarharapan, 1979), hlm, 10 9Darban. “Sejarah”hlm.10.

10 Apian. Perang.hlm.21.

Page 22: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

11

Penelitian ini menggukan konsep jihad yang pertama yaitu, Jihad

meawalan senjata kecil, Jihad yang dimaksud disini adala jihad yang

menggunakan senjata seadanya serta yang mudah didapat seperti semurai,

golok, parang dan bambu runcing. Dalam perjuangan untuk

mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Di bawa komando para Ulama ideologisasi perang sabil dilakukan

untuk mencapai Rhido Allah. Para Ulama tidak hanya berkecimpung

didunia pendidikan saja tetapi juga mempunyai peranan dibidang politik,

sosial, ekonomi, meliter dan sebagainya. Bahkan Thomas Stamford Rofflen

mengatakan bahwa peran Ulama Indonesia sangat menunjang dalam

berbagai pemberontakan yang terjadi di Indonesia, Ia berpendapat the

mohametan prinsts have almusth invariable been found most activein very

casi of incarection.” Yang artinya Ulama – ulama tidak berubah dan

selalalu dijumpai dalam setiap pemberontakan11, Menurut douwes dekker

setia budi pemimpin Indische Partij (1912 M ) dan National Indische Partij

(1919 M ) menyatakan jika tidak karena sikap dan semangat para Ulama,

sudah lama patriotisme dikalangan bangsa kita mengalami kemusnahan.12

Ini membuktikan perana Ulama sangat urgen dalam sejarah bangsah

Indonesia, apalagi setalah dikeluarkan resolusi Jihad oleh K.H. Hasyim

Asy’ari semakin memperkuat keyakinan rakyat Indensia untuk berjuang

dalam mempertahankan kedaulatan negara Republik Indonesia.

11Ahmad Mansur Suyanegara, Menemukan Sejarah, Wacana pergerakan, Islam di Indonesia (Bandung mizan, 1995). Hlm. 238 12Ahmad Mansur Suyanegara. Api Sejarah. Jilid 1 ( Bandung: salamadani,2009). Hlm

522

Page 23: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

12

Semangat jihat waktu itu tidak hanya ditunjukkan untuk membela

tanah Air saja, melainkan sebagai bentuk menifestasi keimanan dan

ketakwaan umat Islam terhadap Agama yang di anutnya semboyan yang

menjadi pendorong sekaligus mengilhami rakyat Indonesia untuk

meperjuangkan kemerdekaan ialah Hub al wathan mind al iman( cinta

tanah air sebagaian dari pada Iman ) Dari semboyan inilah rakyat Indonesia

terpanggil untuk terlibat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan

RI. Seandainya rakyat Indonesia tidak mau terlibat dalam terlibat dalam

perjuangan tersebut maka terdapat kekurangan sebagian iman dalam jiwa

mereka perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan semakin

mendapat dukungan yang penuh setelah dilandasi dengan semangat

keislaman.13

Geakan anti kafir berfungsi untuk menghimpun kekuatan serta

berbagai unsur- unsur etnis, sehingga mendorong proses integrasi dan

membentuk semacam prota nasionalisme, sehingga mereka disatukan

dibawa satu ideologi yaitu Islam, solidaritas akan mudah terbentuk.14

Penelitian ini menggunakan pendekatan behavoirial, pendekan

behavoirial adalah pendekatan yang menjelsakan apakah aktor tersebut

benar- benar terlibat dan bagai mana penulis dapat menjelaskan tentang

mengapa mereka melakukannya.15 Pendekatan ini digunakan untuk

mengungkap peran Ulama sebagia pemimpin yang utama dalam perjuangan

13M. Abdul Karim, Islam dan kemerdekaan Indonesia ( Yogyakarta sumbangsih, pres,

2005). Hlm. 40 14Sartono Kartodirjo, Pengantar Sejarah. Hlm 276 15David Marsh. Dan Gerry Stoker teori dan mode dalam ilmu politik ( Bandung : nusa

media: 2012). Hlm. 54

Page 24: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

13

rakyat Jambi untuk memimpin perjuangan dalam mempertahankan

kemerdekaan RI.

F. Metode Penelitian

Secara keseluruhan penelitian ini merupakan kajian pustaka

(Library research) metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui

sesuatu, yang mempunyai langkah – langkah. Sistematis metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode histori yaitu proses menguji

dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masalalu

berdasarkan data yang diperoleh.16 Dalam rangka memaparkan perjuangan

Ulama dalam mempertahankan kemerdekaan, penulis melakukan empat

langkah penelitian yaitu, Heuristik, verifikasi, Interetasi, dan Histiografi.

Langkah pertama adalah heuristik ( pengumpulan sumber ), heuristik

merupakan keterampilan untuk mengumpulkan sumber, penulis

mengumpulkan sumber – sumber yang didapat dari berbagai literatur baik

yang berupa buku, skripsi, jurnal, laporan penelitian, yang relevan dengan

tema penelitaian.

Langkah kedua adalah Verifikasi (kritik sumber ). Metode ini

melakukan dengan kritik terhadap terhadap sumber yang penulis peroleh

dalam tahap ini ada dua macam kritik yang penulis harus ditempuh yaitu :

1. keaslian Sumber ( otentitas ) yang dilakuakan kritik ekstern. Kritik ekstern

dilakukan untuk menguji bagian fisik sumber yang didapatkan dan

keakuratan sumber, asli atau tidaknya.

16 Louis Gottschok, mengerti sejarah. (Jakarta ; Universitas Indonesia 2008 ). Hlm. 39

Page 25: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

14

2. Keabsahan tentang kebenaran sumber ( kredibelitas ) yang ditelusuri melalui

keritik intern. Pada tahap ini penulis membandingkan sumber yang satu

dengan sumber yang lain untuk mencari data yang lebih akurat yang

berkaitan dengan tema penelitan.

Langkah ketiga adalah interpretasi ( analisis fakta sejarah )

interpretasi merupakan proses penggabungan antara sejumlah fakta yang

diperoleh dari sumber – sumber sejarah yang berkaitan dengan tema

penelitian dengan sebuah teori kemudian disusunlah fakta tersebut kedalam

suatu interpetasi secarah menyeluruh.

Langkah keempat adalah historiografi ( penulisan sejarah ). Sebagai langkah

yang terakhir dalam metode sejarah, historiografi merupakan cara penulisan,

atau laporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan.17 Setelah

mengumpulkan sumber, melakukan kritik, sumber intern maupun ekstern

selanjutnya melakukan penulisan atau pemaparan secarah utuh dan

sistemmatis atas Bentuk-bentuk Perjuangan Ulama dalam

Mempertahankan Kemerdekaan di Jambi (1945-1949)”

G. Penjelasan Judul

Ulama adalah orang yang ahli dalam hal atau dalam pengetahuan

agama Islam. Kata ulama berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak dari kata

‘aalim. ‘Aalim adalah isim fa'il dari kata dasar:’ilmu. Jadi ‘aalim adalah

orang yang berilmu dan ‘ulama adalah orang-orang yang punya ilmu.Ulama

(Arab: al-`Ulamā`, tunggal ʿĀlim) adalah pemuka agama atau

17 Dudung Abdurrahman, Metodelogi Penelitian, hlm, 17

Page 26: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

15

pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi, membina dan

membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah agama maupun

masalah sehari hari yang diperlukan baik dari sisi keagamaan maupun sosial

kemasyarakatan. Makna sebenarnya dalam bahasa Arab adalah ilmuwan

atau peneliti, kemudian arti ulama tersebut berubah ketika diserap kedalam

Bahasa Indonesia, yang maknanya adalah sebagai orang yang ahli dalam

ilmu agama Islam18

Di dalam Alquran kata “Ulama” diulang sebayak dua kali yaitu di

dalam surat Asy – Syu’ara ayat 197 dan Faathir ayat 28. Dari kedua surat

tersebut mengisyaratkan bahwa Ulama merupakan hamba Allah yang

beriman, bertaqwa menguasai Ilmu kauniya dan taziliyah, berpandangan

hidup luas, dan beribadah degan landasan rasa takut kepada Allah SWT.19

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah

mengatakan: “Ilmu merupakan warisan para nabi dan para nabi tidak

mewariskan dirham dan tidak pula dinar, akan tetapi yang mereka wariskan

adalah ilmu. Barangsiapa yang mengambil warisan ilmu tersebut, sungguh

dia telah mengambil bagian yang banyak dari warisan para nabi tersebut.

Dan engkau sekarang berada pada kurun (abad, red) ke-15, jika engkau

termasuk dari ahli ilmu engkau telah mewarisi dari Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wa sallam dan ini termasuk dari dari keutamaan-keutamaan yang

paling besar.20

18 KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),hal.15 19Badruddin Hsubky. 1995. Delema Ulama dalam perubahan Jaman. Gema Insani press.

Jakarta. Hal 20 ( Kitabul ‘Ilmi,). hal. 16

Page 27: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

16

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala

memberitakan bahwa mereka (para ulama) adalah orang-orang yang takut

kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala

mengkhususkan mereka dari mayoritas orang. Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya

adalah ulama, sesungguhnya Allah Maha Mulia lagi Maha Pengampun.”

(Fathir: 28).

Ayat ini merupakan pembatasan bahwa orang yang takut kepada

allah adalah ulama Ibnul Qayyim dalam I’lamul Muwaqqi’in-nya membatasi

bahwa ulama adalah orang yang pakar dalam hukum Islam, yang berhak

berfatwa di tengah-tengah manusia, yang menyibukkan diri dengan

mempelajari hukum-hukum Islam kemudian menyimpulkannya, dan yang

merumuskan kaidah-kaidah halal dan haram.21

21 (Miftah Dar As- sa’adah 1/225)

Page 28: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

17

BAB II

KONDISI JAMBI SEBELUM KEMEDEKAAN

Menjelang akhir tahun 1939, partaipartai politik menginsyafi

benar akan kegentingan dunia. Perang berkecamuk di Eropa dan ada

ancaman perang di Pasifik yang sewaktuwaktu dapat meletus. Oleh sebab

itu partaipartai politik menggunakan kesempatan itu sebaik - baiknya untuk

mencapai Indonesia merdeka. Ancaman perang di Pasifik dan Indonesia itu,

sudah tentudisadari oleh Pemerintah Hindia Belanda ketika itu, sebab sikap

pemerintah Hindia Belanda saat ini ditentukan setidak-tidaknya di

pengaruhi oleh faktor pergerakan nasionalyang dilancarkan partai- partai

dan organisasi politik, serta persiapan untuk menghadapi perang Asia Timur

Raya.22

Menjelang pecahnya Perang Pasifik atau PerangAsia Timur Raya.

Kekuasaan penjajahan Belanda di Indonesiasudah berada di ujung tanduk.

Namun pemerintahan Kolonial Belanda masih juga bersikeras kepala, kaku

dan penuh keangkuhan danTidak mau tahu sedikitpun tentang aspirasi

kemerdekaan rakyat Indonesia. Mereka tetap ingin mempertahankan

kekuasaankolonialnya di Indonesia23.Satu-satunyasikap Belanda yang cukup

mengembirakan masyarakat daerah ialah diperbolehkannya menggunakan

kata Indonesia sebagai pengganti kata Nederlands Indie atau Hindia

Belanda, dan kata “Indonesia” sebagai pengganti kata Inlander. Pergerakan

22Tim nasional Penulis Sejarah Indonesia, Sejarah Nasional Indonesia Jilid 6 (Balai

Pustaka: 2012) Hal. 15 23Sagimun, 1989:33-34

Page 29: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

18

nasional terus berkembang dengan semakin meningkat dan mendalamnya

kesadaran akan identitasnya. Dalam keadaan yang demikian, istilah-stilah

Hindia Belanda (NederlandIndie), pribumi (Inlander), atau kepribumian

(Inlandsch)sangat sensitif dimata kaumpergerakan yang kesadaran akan

identitasnya sudahmendalam. Mosi Thamrin mengusulkan agar istilah-

istilah tersebut diganti dengan Indonesie (Indonesia), Indonesier (Bangsa

Indonesia) dan keindonesiaan (Indonesisch), khususnya di dalam dokumen-

dokumen pemerintah. Keberadaan pemerintah terhadap mosi ini adalah

bahwa perubahan istilah itu membawa implikasi politik dan ketatanegaraan,

seperti apa yang termasuk dalam UUD Kerajaan Belanda. Mosi Thamrin

merupakan salah satu yang diajukan dalam perjuangan di lingkungan dewan

rakyat.

Pada saat itu Pemerintah Belanda dalam menghadapi kemungkinan

serbuan Jepang bermaksud untuk mengadakan milisi rakyat. Rakyat

Indonesia akan dijadikan umpan peluru, apabila jepang menyerbu Indonesia.

Gabungan Politik Indonesia (GAPI) menolak milisi rakyat ini, karena itu

bukanlah yang di ingini rakyat Indonesia sejak tahun 1915, dan baru akan

menjadi soal jika rakyat terlebih dahulu telah diberi hak bersuara. Hal ini

mengakibatkan Pergerakan Nasional menjauhkan diri dari

PemerintahHindia Belanda, rakyat acuh tak acuh dan pelaksanan

milisimenemui kegagalannya. Sampai pada saat-saat akhir pemerintahan

kolonial Belanda, semua usulan pihak Indonesia, baik untuk memberi status

merdeka kepada Indonesia maupun ajakan kerja sama dalam menanggulangi

Page 30: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

19

bahaya perang tetap ditanggapi dengan cara menjalankan politik

“menunda”, yaitu menunggu sampai perang selesai24

Sehubungan dengan kegagalan milisi rakyat ini, maka pemerintah

Hindia Belanda di daerah Jambi dalam usahanya melakukan persiapan

terhadap kemungkinan serbuan Jepang, berusaha mendekati tokoh-tokoh

atau pemuka-pemuka masyarakat di daerah Jambi. Pertemuan-pertemuan

antara pejabat-pejabat pemerintah Hindia Belanda dan pemuka-pemuka ini

tidak membawa hasil yang memuaskan sebagaimana tujuan yang

diharapkan Belanda dalam menghadapi kemungkinan serangan Jepang ke

daerah Jambi. Satu-satunya tindakan pemerintahan Hindia Belanda dalam

menghadapi kemungkinan serangan Jepang ke daerah Jambi ialah

memobilisasi pegawai-pegawai dalam wadah “Stadswacht” atau penjaga

kota Stadswachtini berhasil dibentuk hanya untuk Kota Jambi, di kota-kota

lain Belanda tidak berhasil membentuk Stadswacht ataupun landwacht.

Adapun Stadswacht yang dibentuk oleh Belanda ini berkekuatan satu

kompi, anggota Stadswacht dilengkapi dengan pakaian seragam dan di

persenjatai. Kegagalan Belanda membentuk landwacht, di daerah-daerah

menunjukkan pula bahwa usaha dan persiapan Belanda dalam menghadapi

kemungkinan serangan Jepang di Daerah Jambi sia-sia.

Belanda datang pertama kali di Jambi pada masa pemerintahan

sultan Jambi I, yaitu Sultan Abdul Kahar, pada waktu itu tahun 1615, tibalah

pertama kali di Jambi dua kapal dagang Belanda “wapen van

24Poesponegoro,Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Pertumbuhan Dan Perkembangan,

(Balai Pustaka 2010) Hal.73.

Page 31: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

20

Amterdam” dan “Middelburg” di bawa pimpina onder koopman (wakil

kepala perdagangan). Abraham sterek.

Maksud kedatangan Belanda ke Jambi pada mulanya juga sama dengan

kedatangan mereka ke daerah-daerah lain di Indonesia, yaitu untuk

berdagang. Terutama mencari rempa-rempah. Dengan cara yang licik dan

janji yang muluk-muluk Abraham Strek berhasil mendapat izin untuk

tinggal di Muarah Kumpeh. Usaha pertama yang dilakukannya ialah

mengadakan penyelidikan tentang perdagangan dan jenis hasil bumi banyak

diperdagangkan. Untuk maksud tersebut mereka tidak segan-segan

memberikan bingkisan-bingkisan kepada beberapa orang terkemuka.

Bahkan mereka telah membuat perjanjian dengan saudagar-saudagar cina di

daerah ini. Setelah mendapatkan semua bahan yang diperlukan, sebagai

langkah selanjutnya mereka mengajukan permohonan berdagang kepada

sultan, sekaligus dengan pemakaian sebidang tanah untuk urusan usaha

tersebut pad tahun 1616 mereka telah mendapatkan izin dari sultan Abdul

Kahar untuk mendirikan sebuah “Loji” tetapi yang sebenarnya yang lebih

berfungsi sebagai benteng dari kantor dagang. Bangunan tersebut didirikan

di Muaro Kumpeh, di tepi Sungai Batang hari.

Dengan berdirinya loji Belanda di muarah kumpe itu, maka mulailah suatu

babak baru dalam sejarah Jambi sebelum itu Jambi berada dalam

ketentraman dan ketenangan, tetapi sekrang berganti dengan kecemasan dan

kegelisahan karena adanya keinginan Belanda unutk menjalankan monopoli

perdagangan yang kadang-kadang disertai dengan pemaksaan dan tindakan

yang sewenang-wenang sebagai suatu perkumpulan dagang, VOC memang

Page 32: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

21

berusaha mencari keuntungan sebayak- bayaknya dengan melaksankan

monopoli bahan rempah-rempah di kepulawan Indonesia. Tindakan bangsa

Belanda yang datang ke Jambi untuk melaksankan sistem monopoli

perdagangan serta adanya menanamkan kekuasaan di daerah ini mendapat

perlawanan rakyat Jambi. Perlawana rakyat Jambi ini digerakkan oleh

sultan-sultan serta perjuang-perjuang rakyat Jambi yang ingin

mempertahankan kemerdekaan negerinya serta benci penjajah asing. Bentuk

perlawanan mereka terhadap tindakan Belanda pada waktu itu tidak berbeda

dengan perlawanan rakyat Indonesia di daerah lain, Yaitu perlawanan secara

tradisional dan terpecah pecah.

Daerah Jambi yang sejak zaman dahulu terkenal dengan dengan hasil

hutannya serta telah melakukan hubungan dengan secara bebas dengan

negeri-negeri lain menjadi goncang akibat sistem monopoli dagang belanda

ini. Sistem monopoli jelas tidak dapat diterima oleh rakyat Jambi, karena

selalu akan merugikan mereka. Juga bertentangan dengan kebiasaan dagang

bebas yang mereka lakukan selam ini.

A. Kondisi Agama

Pada saat Belanda datang ke Jambi, rakyat Jambi telah merupakan

penganut agama Islam yang taat, perbedaan agama dengan bangsa Belanda

yang ingin memerintah dan mengatur kehidupan mereka telah menimbulkan

kebencian seluruh rakyat. Karena ini bertentangan dengan prinsip agama

Islam yang mereka anut selama ini, walaupun ada pengawasan dan

pembatasan yang ketat oleh pemerintah Hidia Belanda terhadap guru-guru

Page 33: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

22

Agama, madrasah-madrasah dan lembaga pendidikan lainnya serta ada pula

pembatasan nikah bercatat, perkembangan agama Islam tidak dapat

dihalangi.

Lembaga-lembaga pendidikan keagamaan yang didirikan oleh

murid-murid Syekh Ahmad Chatib tahun 1915 dengan dipimpin oleh Said

Ali Almussawa dan ulama-ulama lain seperti K.H. Saleh, H. Ahmad

Syukur, H. Ibrahim, H.A Somad, H, Usman, Said Alwi dan lain-lain

dibangun beberapa madrasah di Jambi seperti Nurul Iman, Nurul Islam

As’ad, dan lain-lain25

Madrasah-madarasah inilah yang membawakan pembeharuan faham

keagamaan di daerah Jambi, akan tetapi pembeharuan faham keagamaan di

daerah Jambi tidak sampai menimbulkan aliran muda (kaum muda) dan

kaum tua dalam keagamaan, kareana ulama-ulama dan pemuka-pemuka

agama diikat dalam satu badan Tsamarutul Insan.26

Dengan adanya pembeharuan-pembeharuan yang dipelopori oleh

bekas bekas murid-murid syeh ahmad chotib, maka pengetahuan agama

msyarakat bertambah. Faham Wahdatul Wujud dan Rabithah diajarakan.

Bida`ah dan Khurafat diberantas habis. Adat yang tidak cocok atau tidak

sefaham dengan agama ditingalkan, sihir dan kepercyaan lainnya

dikembalikan kepada kedudukannya yang sebenarnya dengan menjelaskan

yang hak dan yang batihl.

25Model dan Sistem peperintahan Indonesia, (Kementrian peneranagan, 1998), hal. 1078, 26Loc cit. Hal.987

Page 34: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

23

Agama- agama lain pada saat ini tidak mendapat tempat di kalangan

penduduk daerah ini. Penyebaran dan pengajaran injil oleh pemerintah

Belanda dilarang, oleh karena itu agama kristen hanya dianut oleh tentara

yang terdiri dari orang Ambon, Menado dan Jawa, juga Orang Belanda yang

bekerja di maskapai-maskapai minyak dan maskapai lainnya kepunyaan

Belanda.

Sedangkan agama lain yang terdapat di daerah ini dan mempunyai

cukup banyak penganut ialah Budha dan Kong Hu chu yang di anut orang

cina.27

B. Kondisi Politik

Sejak abad ke-17 Jambi telah merupakan kesultanan yang di

perintahkan oleh sultan-sultan Jambi yang turun temurun. tetapi sejak

Bangsa Belanda memperoleh izin unutk tinggal di Muaro Kumpeh, mereka

sering mengadakan campur tangan dalam urusan pemerintahan, juga dalam

masala pergantian sultan. Mereka memanfaatkan setiap adanya perselisihan

antara sultan Jambi dengan pihak lain seperti dengan Johor dan dengan

orang-orang dari Timur, juga perselisihan dikalangan istana sendiri mereka

manfaatkan untuk memperkuat posisi mereka di daerah ini, sehingga

merekalah yang menentukan jalannya pemerintahan, kekacauan tersebut

semakin meruncing karena tekanan pihak Belanda terus berlansung hingga

berakhir dengan penandatanganan perjanjian yang menguntungkan pihak

27Ibid. Hal.56

Page 35: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

24

Belanda.28 Dimana perjanjian tahun 1833 mempunyai arti penting bagi

sejarah Jambi. Karenah dalam perjanjian itu untuk pertama kalinya daerah

Jambi dinyatakan dikuasai dan di lindungi oleh Negeri Belanda dan dengan

demikian sejak itu Belanda secara lansung mencampuri urusan

pemerintahan di Jambi adapun isi perjanjian tersebut ialah :

1. Pemerintahan Hindia Belanda berhak memungut cukai barang-barng inpor

dan ekspor.

2. Pemerintah Hindia Belanda berhak memanopoli penjualan garam

3. Pemerintahan Hindia Belanda tidak mengurus cukai yang lain

4. Pemerintahan Hindia Belanda tidak akan mencampuri urusan pemerintahan

dalam negeri dan tidak akan mengganggu adat istiadat dalam negeri, kecuali

dalam hal penggelapan cukai yang telah menjadi hak pemerintah Belanda

untuk memungutnya.

5. Kepada Sultan dan Pangeran Ratu diberikan uang sebesar 8.600 – (delapan

ribu enam ratus gulden) setiap tahun.29

Semua perjanjian yang telah paksakan kepada kesultanan Jambi

yang pada hakekatnya ingin meletakkan Jambi di bawah kekuasan Belanda

itu ternyata tidak dapat berjalan seperti yang mereka harapkan. Rakyat

Jambi menolak segala bentuk pemerasan dan penjajahan. Sultan Thaha

Syaifudin yang merupakan Sultan Jambi Yang terakhir, tidak mau mengakui

semua perjanjian yang telah dibuat Belanda itu, Sultan Thaha juga tidak

mau berunding atau mengadakan perjanjian baru dengan Belanda.

29Sultan Thaha Syaifudin arsip vol .07

Page 36: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

25

C. Kondisi Ekonomi

Pada masa pemrintahan kesultanan Jambi, Perekonomian Jambi

sudah meningkat dimana pada masa itu bidang perniagaanya bayak

melibatkan Ulama Jambi dan sultan Jawa yang berasal dari kerajaan

Majapahit dalam pembangunan ekonomi kesultanaan Melayu Jambi yang

mengembangkan komoditi perdagangan lada dengan perusahaan Inggris,

Hindia Timur Belanda, pedagang suku Bugis dan suku Jawa, serta

kelompok pedagang Etnis China. Pada awalnya peranan Sultan dan Ulama

dalam perdagangan lada hanya bertindak sebagai pengepul kemudian

berkembang sebagai pembeli. Setelah komoditi perdagangan mengalami

peningkatan. Perkembangan komoditi perdagangan lada tersebut

menjadikan pelabuahan Jambi berfungsi sebagai pelabuhan regional,

nasional, internasional di jalur perdagangan Semenanjung malaka.30Sampai

abad 20 kondisi perekonomian di Jambi lebih meningkat rakyatnya sangat

makmur dengan komoditi karet atau (geta) yang sangat segnifikat harga

yang mahal kemakmuran ini timbul karena barang-barang hasil bumi yang

di hasilkan msyarakat Jambi. Pada daerah Jambi, keberadaan tanaman karet

mengambil kedudukan yang penting didalam penghidupan di Jambi.

Bagian terbesar dari masyarakat yang mendiami daerah Jambi hidup

dari hasil penjualan karet. Ketikaharga karet dalam kurun waktu sebelum

adanya depresi ekonomi tahun 1930, harga karet cukup tinggi, rakyat

dengan giat mengusahakan penyadapan karet untuk meningkatkan produksi.

Penghasilan dan pendapatan yang mencukupi,membawa rakyat daerah

30Sultan Thaha Syaifudin arsip

Page 37: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

26

Jambi kepada standar kehidupan ekonomi yang lebih baik dari masa

sebelumnya, yang oleh Rakyat daerah Jambi tingkat kemakmuran ini

dinamakan pula “Hujan Emas”. Kemakmuran ini timbul karena tingginya

harga barang-barang hasil bumi yang di ekspor seperti karet, kopi dan teh

yang dihasilkan oleh rakyat Jambi. Tingginya harga barang ekspor tersebut

mendorong rakyat untuk menghasilkan lebih banyak barang hasil bumi

untuk dijual, dan hal ini dimungkinkan oleh keadaan geografi daerah Jambi.

sangat cocok dengan tanah dan iklim daerah ini dan terdapat di sebagian

besar daerah Jambi. Karet sangat cocok dengan tanah dan iklim daerah ini

dan terdapat di sebagianbesar daerah Jambi. Selain itu juga cara penanaman

karetsangat mudah bagi petani, sehingga hasil karet dapat meningkat dengan

cepat31

Tingginyaekspor yang dilakukan oleh masyarakat Jambi karena kota

Jambi, merupakan kota pelabuhan pengekspor karet yang terbesar di

Sumatera Tengah ketika itu, di samping pelabuhan transit bagi barang-

barang yang masuk ke daerah Jambi untuk keperluan rakyat di daerah Uluan

Jambi, dan dengan demikian merupakan pula pelabuhan dagang. Pesatnya

perkembangan perdagangan ini, menarik perhatian orang-orang pendatang

dari Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Jawa untuk turut serta berusaha

mencapai kesejahteraan hidup .

Kegiatan rakyat dalam menghasilkan barang hasil bumi yang

ternyata mendatangkan kemakmuran, mengakibatkan pula rakyat lupa akan

sifat hati-hati dan hemat. Sifat hati-hati ini mencangkup sikap tentang

31(Depdikbud, 1978:76).

Page 38: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

27

kemungkinan turunnya harga barang-barang hasil bumi, baik karena adanya

kelebihan produksi ataupun karena rendahnya permintaan akan barang-

barang tersebut. Ketika pada tahun ± 1930 terjadi krisis ekonomi yakni

depresi ekonomi, maka di daerah Jambi dengan adanya kelebihan produksi

barang hasil bumi, maka timbul penawaran yang terlalu besar dibandingkan

dengan permintaan, mengakibatkan turunnya harga-harga karet. Para

saudagar yang menjadi pembeli barang hasil bumidengan turunnya harga

menjadi ragu, dan denganmenunggu-nunggu mereka mengharapkan harga

akan turun lagi. Di lain pihak rakyat petani yang menghasilkan karet dan

hasil bumi lainnya merasa takut harga akan semakin turun maka mereka

melemparkan barang-baranghasil bumi dengan harga rendah.

Page 39: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

28

BAB III

SEJARAH JAMBI AWAL KEMERDEKAAN

A. Berita Proklamasi Kemerdekaan Di daerah Jambi

Kekuasaan Belanda atas Jambi berlangsung kurang lebih selama 36

tahun karena pada tanggal 9 Maret 1942 terjadi peralihan kekuasaan

kepadapemerintah Jepang. Dan pada 14 Agustus 1945 Jepang

menyerahpada sekutu. Perjalanan perjuangan Revolusi dari Rakyat Jambi

serta dilengkapi dengan pembahasan mengenai pembentukan organisasi

militer di daerah Jambi yang dipicu oleh kedatangan bala tentara Jepang

yang menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat.32

Jambi sehingga menimbulkan keinginan rakyat untuk membentuk

kekuatan militer pada saat itu. Pada tanggal 17 Agustus 1945

diproklamirkanlah Negara Republik Indonesia, Semangat nasionalisme

berkobar di seluruh penjuru negeri Indonesia, tidak pandang bulu

semuarakyat Indonesia ikut serta menikmati euforia rasakemenangan atas

Kemerdekaan Bangsa Indonesia atas penjajahan Jepang. Begitujuga dengan

daerah Jambi, daerah Jambi menerima berita Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, setelah Dr.A.K.Gani dari

Palembang melalui telephon menyampaikan berita Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia kepada R. Sudarsono, pimpinan buruh di

pertambangan minyak Jambi. Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

tanggal 17 Agustus 1945 ini disambut gembira oleh masyarakat daerah

32 Bambang Suwondo, (1979), Sejarah Revolusi Kemerdekaan ( 1945-1949) Daerah Jambi, Jakarta: Depdikbud, hlm. 59.

Page 40: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

29

Jambi yang kemudian membangunkan semangat patriotisme dikalangan

pemuda, tokoh masyarakat, alim ulama, cerdikpandai dan semua lapisan

masyarakat daerah Jambi untuk terus mempertahankan Kemerdekaan

Indonesia. Pasca diterimanya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,

para tokoh Nasional daerah Jambi segeramelakukan pembentukan Badan-

badan Perjuangan dan kelengkapan organisasi pemerintahan yang berfungsi

sebagai wadah untuk mempertahankan kemerdekaan seperti pembentukan

Angkatan Pemuda Indonesia yang diketuai oleh Abunjani dan pembentukan

Komite Nasional Indonesia daerah Jambi yang diketuai oleh Maklam33.

B. Hinomaru dan Merah Putih

Bendera Merah Putih dikibarkan di puncak menara air oleh para

pemuda Jambi, antara lain R. Hoesen, Akipo, dan Amin Aini. Sementaraitu,

Kantor Pengadilan Jepang (dekat RS. Thersia sekarang) beberapapejuang,

seperti Zuraida, Nuraini, Sri Rexeki, Nurlela, dan Nursiah menurunkan

bendera Jepang (Hinomaru) dan menggantinya dengan menaikan bendera

Merah Putih. Praktis pada 22 Agustus 1945 bendera Merah Putih berkibar di

Jambi dan beberapa kota lainnya di Keresidenan Jambi. Pada tanggal

tersebut merupakan awal gerakan kemerdekaan Indonesia di Jambi, yaitu

terbentuknya Angkatan Pemuda Indonesia(API) yang diketuai oleh

Abunjani. API ini bertugas menjaga ketertiban, keamanan, membela, dan

mempertahankan kemerdekaan. Menindaklanjuti pembentukan Komite

Nasional Indonesia (KNI), Badan Keamanan Rakyat (BKR), dan Badan

Penolong Keluarga Perang (BPKKP) yang bertugas memelihara keamanan

33 Dewan Harian Daerah Angkatan 45 (1991), Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI (1945-1949) Di Provinsi Jambi, (Jambi : CV.Majelis Raya Offset). hlm.15

Page 41: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

30

dan ketertiban umum di Jakarta, pada 25 Agustus1945 terbentuklah KNI

Jambi yang dilantik pada Oktober 1945. Selain mengetuaiBKR, Abunjani

jugaditunjuk mengetuai kelompok pemuda dari KNI. Pada 5 Oktober 1945

BKR diganti namanya menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan

komandannya Abunjani yang berpangkat Kolonel. Pada 24 Juni 1946 TKR

pun dirubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan Jambi

kesatuannya menjadi Resimen II Devisi II Jambi sebagai bagian dari

Sumatera Selatan. Sebelumnya, pada 17 Juni 1946 di adakan

penyempurnaan susunan Dewan Pertahanan Daerah Keresidenan Jambi

yang diketuai InuKertapati dan Kolonel Abunjani sebagai wakil ketua.

Residen II Divisi II pada 3 Juni 1947 dirubah lagi menjadi Resimen 43

Jambi dan terakhir menjadi BrigadeGaruda Putih.

C. Agresi Militer Belanda

Pada 10 September 1947 menyusul Agresi Belanda, Keresidenan

Jambi dibentuk Komando Daerah Militer Jambi dengan komandannya

Kolonel Abunjani dan wakilnya Letnan Kolonel Tituler R. Soedarsono.

Komando Daerah Militer Jambi kemudian pada 1 Juni 1948 menjadi TNI

Sub Teritorium di Jambi (STD) sebagai bagian TNI Sub Komando

Sumatera Selatan (Sub KOSS) dengan komandannya Kolonel Abunjani.

Dalam kedudukannya sebagai Komandan STD Jambi merangkap

pimpinan Komando Daerah Militer Brigade Garuda Putih dipegang sejak

Juni1948 hingga Januari 1949. Adanya kebijakan rasionalisasi dikalangan

TNI, pangkat Kolonel Abunjani diturunkan menjadi Letnan Kolonel.

Walaupun demikian, Letnan Kolonel Abunjani tetap di militer dengan

Page 42: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

31

jabatan rangkap sebagai Wakil Gubernur Militer Sumatera Selatan khusus

daerah Jambi, jugasebagai Komandan STD sampai pertengahan Januari

1950. Terhitung Februari 411950 Letnan Kolonel Abunjani mengundurkan

diri dari TNI beralih profesi menjadi seorang pengusaha di Jambi dan

Jakarta. Salah satu peran Abunjani dalam menunjang perjuangan di masanya

adalah membentuk Badan Keuangan Perjuangan yang memobilisasi

pedagang karet ke Singapura dengan menyisihkan 10% keuntungan untuk

perjuangan.

Usaha tersebut selain dapat membantu perjuangan Pemerintah Pusat,

sewa beli Pesawat Catalina (RI 05) sebagai pesawat penghubung ke

Sumatera Barat maupun Yogyakarta dalam jaringan pemerintahan, juga

memasok perlengkapan dan perbekalan pasukan dengan sistem barter

komoditi lada, vanili, karet, dan lain-lain. Peran yang perlu dicatat

kepemimpinan Letnan Kolonel Abunjadi adalah memindahkan pusat

pemerintahan dan pertahanan militer saat serangan Belandapada 29

Desember 1948. Bersama dengan Rd. Inu Kertapati dan M. Kamil

mengungsi ke pedalaman, tetapi terhenti di Sengeti. Rd. Inu Kertapati

kembali ke Jambi untuk menenangkan keluarga dan masyarakat kota Jambi

oleh bombardier pesawat dan serangan tentara Belanda melalui Kenali

Asam dan Palmerah. Pada 1 Januari 1949 terbitlah surat kuasa Residen

Jambi Rd. Inu Kertapati kepada M. Kamil, Bupati Jambi Hilir untuk

meneruskan Pemerintahan Darurat Keresidenan Jambi.

Dalam rapat antara unsur pemerintah dan militer di Tebo

menghasilkan keputusan bahwa H. Baksan yang saat itu menjabat sebagai

Page 43: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

32

Bupati Jambi Ulu sebagai Residen Pemerintah Darurat Keresidenan Jambi

dan Pusat Komando Militer dipindah kan ke Bangko. Walaupun mengalami

berbagai gempuran, perjuangan dan pemerintahan darurat berjalan

sebagaimana mestinya.

Page 44: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

33

BAB IV

PERJUANGAN ULAMA DALAM MEMPERTAHANKAN

KEMERDEKAAN DI JAMBI (1945-1949)

A. Strategi Ulama Mempertahankan Kemerdekan Di Jambi.

Strategi berasal dari kata yunani "Strateges" yang berarti

"Pemimpin Tentara". Jadi kata strategi asli berarti kemahiran memimpin

tentara, demikian halnya dapat diartikan sebagai the art of the general.

Clausewitz mengatakan strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan

pertempuran untuk kepentingan perang.34Dalam arti sederhana strategi

pada dasarnya merupakan suatu kerangka rencana dan tindakan yang

disusun dan disisipkan dalam suatu rangkaian pentahapan masing-masing

merupakan jawaban yang optimal terhadap tantangan-tantangan baru yang

mungkin terjadi sebagai akibat dari langkah sebelumnya dan keseluruhan

proses.

Strategi yang masih merupakan pola umum dalam konteks

perlawanan, harus diterjemahkan dan dikerucutkan dalam kerja-kerja

taktis. Antonio Gramsci (1956) membagi tiga wilayah gerakan atau perang

(war), yaitu: War of Position (perang posisi), War of Opinion (perang

opini), dan War of Movement (perang gerakan).35 Setelah kita melihat apa

yang dikatan oleh Gramsci di atas terlihat bahwa bentuk strategi yang

sering di gunakan pada masa pra kemerdekaan ialah War of Movement

34Miriam Budhiardjo, Pengantar Ilmu Politik (Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 2012)Hal. 35 35Gramsci, Negara dan kekuasaan, (penerbit obor: 2001).hal.56

Page 45: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

34

(perang gerakan) dengan banyaknya gerakan-gerakan pemberontakan

terhadap pemerintahan belanda demi terwujudnya kemerdekaan indonesia.

seperti Budi utomo, sarekat islam, insditje partij dan gerakan lainnya.

Pada masa kemerdekaan bahwa strategi yang digunakan oleh para

pejuang bangsa ialah melalui mua strategi umum. Yaitu dengan strategi

opini dan semangat serta motivasi perjuangan dan yang kedua dengan

strategi perang fisik.36dengan kelompok dan organisasi – organisasi yang

sengaja dibentuk sebgai upaya dari mempertahakan kemerdekaan yang

telah direbut dari tangan penajajah dan Republik Indonesia sebagai negara

yang sah.

1. Strategi Opini Dan Motivasi Gerakan

1.1 Fatwa dan Slogan Jihad

opini dan fatwa perjuangan atau jihad merupakan salah satu strategi

yang dipakai oleh ulama di Jambi dalam membantu dan mengobarkan

semangat juang . Strategi tersebut terbukti ampuh didalam mendorong

semangat juang rakyat Indonensia khususnya Jambi sebelum mereka

menjalankan startegi fisik maka ulama dengan fatwa-fatwanya selalu

mengobarkan semangat wajib mempertahankan kemerdekaan dari kaum

kolonialis.

36Tim nasional Penulis Sejarah Indonesia, Sejarah Nasional Indonesia Jilid 6 (Balai

Pustaka: 2012) Hal. 15

Page 46: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

35

strategi opini dan motivasi perjuangan yang selalu dikumandangkan

oleh para ulama didalam mempertahankan kemerdekaan Indoensia

diilhami oleh semangat resolusi Jihad. Yang dikumandangkan oleh kaum

santri dan para ulama atas situasi pertempuran di Surabaya yang

semenakin sengit NU manggil seluruh konsulnya, di jawa dan Madura

mengdakan pertemuan guna pertempuran yang semakin kritis. Pada

tanggal 22 November 1945 itu, Nu mencetuskan Resolusi Jihad.

Reslousi jihad yang dikumandangkan NU ikut pula memberikan

inspirasi dan motivasi para pejuang muslim untuk turun ke kancah

pertempuran diberbagai kota. Slogan yang dikumandangkan oleh para

kiyai dan ulama serta kaum Muslimin Umumnya adalah :Hidup Mulia

atau Mati Syahid dan Cinta Tanah Air Adalah Bagian dari Iman. Slogan

inilah yang telah membakar semangat juang kaum muslimin dalam

mepertahankan Kemerdekaan Indonesia.37

Strategi motivasi dan pembrian nasehat oleh ulama tersebut. Terlihat

dan acapkali digunakan seperti yang dilakukan oleh KH. Abdul Qadir

(1914-1970). pada masa agresi militer belanda II terjadi sekitar 1948 di

Jambi banyak tentara kita yang gugur dalam perang karena kekurangan

senjata dan makanan. Suatu ketika ada tentara datang kerumah dan

meminta nasehat dan doa beliau. Beliau mengarang lagu “al-hurriyah”

37 Abdul Latif bustami resolusi Jihad, sejarah yang hampir terlupakan. (pustaka tebu ireng 2015) hal.6

Page 47: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

36

yang artinya Kemerdekaan.38 Sejarah perjuangan beliau bisa dilihat di

Korem Garuda Putih Jambi dan Tugu Juang sipin.

Selain itu peranan Strategi motivasi dan fatwa tersebut. Juga

dilakukan oleh KH. Muhammda Daud Arif sebagai salah satu strategi

didalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan untuk terus

menerus melawan penjajah KH. Muhammad Daud Arif selalu memberikan

motivasi, fatwa – fatwanya terhadap masyarakat Tungkal. Dan lewat

fatwanya tersebut sangat mempengaruhi masyarakat Tungkal Untuk

melawan penjajah.39

Strategi penggerakan opini dan motivasi tersebut lewat dari dua yang

dicontohkan Kiayi diatas. Sebagai upaya yang sangat mempengaruhi

perlawanan Masyarakat terhadap Penjajah Belanda pada Agresi MIliter

Belanda II di Jambi. Strategi dalam bentuk motivasi tersebut disampaikan

dialam lembaga –lembaga pendidikan Islam yang di pimpin oleh kiyai dan

ulama tersbut. KH. Abdul Qadir yang mendirikan Pondok pesantren as’ad

di olak Kemang Kota Jambi dan KH. Muhammad daud Arif Mendirikan

pada tahun 1946 mendirikan Madrasah Hidayatul Islamiyah (MHI) di

Tanjung Jabung barat daerah Tungkal.

38 Abdullah Hurmaini, Peranan K.H Abdul Qodir dalam mengembangkan isla di jambi seberang (1914-1970)’’ Skripsi pada Uin syarif Hidayatullah Jakarta, 2006 39 KPEPKD. PErjuangan Rakyat Tanjung Jabung (1942-1945).(Kuala Tungkal,2014).Hal.57

Page 48: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

37

2. Strategi Gerakan Lewat Barisan dan Laskar Perjuangan

Pasca kemedekaan dengan mengisi dan memepertahankan

kemerdekaan yang tellah diaraih sebagai amanat dari proklamasi maka

War of Movement (perang gerakan) tetap berdiri dengan bentuk gerakan

pertahanan baik dari gerakan militer maupun gerakan social yang berbasis

keagamaan. dengan maksud agar tetap mempertahankan kemerdekaan.

Setelah kemerdekaan di umumkan pada tanggal 17 agustus 1945

berita yang sampai di Jambi lewat surat kabar dan radio disambut gemuruh

suara kemenangan. Dan di Jambi gerakan-gerakan dan barisan barisan

yang merebut kemedekaan sebagai bentuk strategi dalam memperjuangkan

kemerdekaan Indonesia tetap berdiri dan bertarans formasi sebagai

gerakan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. seperti barisan

Hisbullah barisan selempang merah dan sebgainya.

agresi militer belanda II dengan membonceng sekutu yang terjadi

pada tahun revolusi fisik 1945-1949. Bagi Belanda tujuan dari agresi

kedua tersebut untuk menghancurkan sebuah negara yang dipimpin oleh

orang – orang yang bekerja sama dengan Jepang dan serta memulihkan

rezim kolonial yang menurut keyakinan mereka telah mereka bangun

selama 350 tahun.40

40 Mr. Rickleft , sejarah modern indeonesia hal. 429

Page 49: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

38

Pada pertengahan bulan september dan oktober 1945 Australia dan

angkatan laut Ingris yang merupakan sekutu dengan pasukan dan para

pejabat Belanda berhasil menduduki kota-kota besar di Indonesia timur.

Dan sementara itu pasukan pasukan Ingris, yang sebgian besar terdiri dari

orang-orang India, bergerak memasuki Jawa dan Sumatera. Pasukan

pertama sampai di Jakarta pada pertenagahan bulan September 1945, dan

sepanjang oktober mereka tiba di Medan, Jambi, Palembang, Padang

Semarang dan Surabaya. Dibawah komando letnan Sir Philip Christison.41

Pada tanggal 21 januari 1949 terjadi Agresi militer Belanda II,

dimulai dengan serangan yang cukup dahsyat dan membabi buta ke kota

Kuala Tungkal. Tembakan tersebut sasarannya adalah tempat ibadah,

seperti masjid raya jami’ Kuala Tungkal dan masjid Kuala Tungkal ilir.

Dan dalam serangan tersebut tentara belanda berhasil meruntuhkan menara

masjid agung dan jamaah shalat membubarkan diri untuk menyelamatkan

jiwanya.

41 Ricklef hal.435

Page 50: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

39

B. Keterlibatan Ulama Mempertahankan Kemerdekaan (1945-1949) Di

Jambi

Di bagian yang kedua ini akan di jelaskan dan diterangkan tentang

rumusan masalah sebagaimana pada bab sebelumnya terkait Peranan dan

keterlibatan Ulama dalam Mempertahankan Kemerdekaan Republik

Indonesia (1945-1949) Di daerah Jambi . Dan kenapa bagian ini sangat

Penting diangkat dikarenakan di daerah Jambi sangat sedikit Literatur

yang memuat perjuangan Rakyat Jambi sendiri. Baik didalam

memperjuangkan atau didalam mempertahankan Kemerdekaan Negara

yang sah. Terlebih lagi literature yang memuat Peranan Ulama didalam

Memperjaungkan dan mempertahankanya.

Keterlibatan Ulama Jambi didalam mempertahankan Kemerdekaan

Republik Indonesia terlihat jelas dengan adanya bukti – bukti sejarah di

museum –museum dan bukti fisik peninggalan perjuangan mereka

tersebut. Seperti tugu juang di sipin Kota Jambi. Makam pangeran Wiro

kusumo di olak Kemang Kota Jambi. Serta banyak didaerah lainnya waktu

Jambi masih didalam masa Keresidenan.

Peran Ulama dan tuan Guru dijambi memiliki satu sisi historis

sejarah yang penting didalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia

dibawah ini akan di paparkan bentuk, peranan dan Keterlibatan Ulama

Page 51: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

40

Jambi baik secara fisik ataupun secara opini perjuangan didalam

mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia (1945 – 1949).

1. Bentuk organisasi perjuangan di Jambi (1945-1949)

1.1 Organisasi kemiliteran

Dengan terbentuknya KNI daerah Jambi, melalui ketetapan dekrit

kepala negara untuk mengerahkan dan merekrut pemuda-pemuda dalam

barisan keamanan Rakyat (BKR) tanggal 25 Agustus 1945 M, maka oleh

pemimpin KNI daerah Jambi beserta bekas opsi-opsi gugun, maka

dibentuklah BKR di setiap kewedanaan. Anggota anggota KNI tetap

menjadi pendukung dan penunjang langsung dari Barisan Keamanan

Rakyat (BKR) ini.

Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1945 nama BKR diganti dengan

Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada waktu BKR dibentuk, telah pula

dilakukan secara bertahap pemisahan tugas bagi para pemuda di lapangan.

Sebagian pemuda yang pernah mendapat pendidikan atau latihan militer,

dimasukan pada BKR sedangkan selebihnya tinggal dalam kesatuan

pemuda. Dengan pimpinan umum TKR daerah Jambi Kolonel Abunjani,

lalu di berbagai daerah kewedanaan berdirilah pula TKR.

Sesuai dengan perkembangannya itu, maka dalam periode TNI ini,

resimen 2 TRI Jambi diubah menjadi Brigade Garuda Putih. Sebagai

Komandan Brigade Garuda Putih diangkat kolonel TNI Abunjani, yang

Page 52: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

41

dalam melakukan tugasnya dibantu oleh perwira staf antara lain Mayor

Brori Mansyur dan Kapten M. Kokoh. Dalam hal ini Brigade Garuda Putih

di Jambi terbagi atas 4 batalyon. Pada saat itu Kuala Tungkal ada pada

batalyon I Garuda Putih.42

1.2 Organisasi Perjuangan Barisan Rakyat

Seiring dengan timbulnya dan terbentuknya organisasi ketentaraan,

adapun barisan barisan rakyat dalam badan-badan kelaskaran dan

organisasi-organisasi perjuangan yang sesuai dengan aliran masing-masing

golongan untuk mengokohkan perjuangan. Setiap golongan mempunyai

kemampuan, ketika itu barisan-barisan perjuangan rakyat persenjataannya

diperbekali sendiri dan tidak mengharapkan bantuan peralatan senjata dari

pemerintah. Barisan-barisan rakyat atau kelaskaran itu diantaranya Laskar

Hisbullah, Barisan Selempang Merah, dan Front Rimba Pembengis.

2. Ulama dan barisan organisasi pertahanan kemerdekaan (1945-1949).

Peranan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan republik

Indonesia di provinsi Jambi tergambarkan didalam perjuangan perjuangan

dan keterlibatan mereka dalam organisasi, dalam bentuk laskar dan barisan

–barisan pertahanan kemerdekaan baik sebagai pemimpin organisasi atau

sebagai pejuang di medan pertempuran.

42the kuala tungkal jambi people’s struggle in the Face of the dutch military aggression in 1945-1949.. jurnal.

Page 53: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

42

Gerakan dan barisan tersebut diilhami oleh pergerakan yang telah

lebih dahulu meletus di Jawa dan sekitarnya. Seperti gerakan resolusi jihad

sebagai bentuk perlawan ulama dan kaum santri atas imprealisme dan

kolonialisme yang terjadi sekitar penajajahan republik Indonesia. Dibawah

ini kami gambarkan secara singkat peranan ulama dalam dua organisasi

dan barisan perjuangan rakyat yang masyhur di provinsi Jambi sebagai

bentuk dari usaha memeprtahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dari yang penulis dapat fokuskan pada penelitian ini ada dua

barisan dan lascar yang dipimpin oleh ulama Jambi yang sangat berperan

aktip dalam mempertahankan kemerdekaan republic Indonesia dari agresi

militer belanda II pada tahun (1945-1949). Dua Lascar dan barisan

tersebut adalah: lascar hisbullah dan barisan selempang merah sebagai

Strategi dan garda terdepan didalam memeperjuangkan sekaligus masih

tetap berkomitmen dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di

Jambi.

1. Barisan hisbullah

1.1 sejarah Terbentuknya Barisan Hisbullah Jambi

Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Bahwa pasca

kemerdekaan tersebut terlihat bahwa organisasi militer sangat terlihat

keeksistensiannya. Sebut saja badan keamanan rakyat (BKR) yang

direkrut pada tanggal 25 agustus 1945 yang kemudian organisai militer

tersebut melebur menjadi Tentara Keamana Rakyat (TKR) pada tanggal 5

Page 54: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

43

oktober 1945 dengan pemimpinnya yang mashur kita dengan di Jambi

Kolonel abunjani dan para prajurit militer lain.

Tersiarnya berita proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus

1945 disambut gembira oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia

umumnya dan masyarakat Jambi khususnya. Timbul jiwa patriotisme di

kalangan pemuda-pemudi, tokoh masyarakat, alim ulama, cerdik pandai,

mereka bersatu padu untuk mempertahankan kemerdekaan RI dan

menantang penjajahan dari manapun datangnya. Menindak lanjuti dari

perjuangan tersebut maka para pemuda dan pejuang maka diadakan

pertemuan tokoh-tokoh masyarakat pada tanggal 20 agustus 1945 dengan

hasil pertemuan: Pertama Membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API)

dan Kedua Membentuk barisan Hizbullah.43

Selain dari BKR dan TKR Daerah Jambi juga terdapat barisan-

barisan pejuang rakyat yang mana eksistensinya sangat jelas, yaitu sebgai

organisasi semi militer seperti Angkatan pemuda Indonesia API, laskar

Hulu Balang dan barisan Hisbullah. API dipimpin oleh H.Syarkawi, laskar

Hulu Balang dipimpinoleh A. Manan dan barisan Hisbullah dipimpin oleh

KH. Muhammad Daud Arif.44

43 Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Ri Di Tanjung Jabung Tahun 1945-1949 (tungkal -2004)Hal.2 44 Dewan Harian Daerah Angkatan 45. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI (1945-1949) di Propinsi Jambi. Jambi : DHD.1990. Hal 15

Page 55: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

44

Barisan tersebut didirikan menjelang akhir pemerintahan Jepang

dan mendapat pelatihan kemiliteran. Barisan hisbullah dikomandoi oleh

KH. Hasyim asy’ari45 yang selanjutnya dikalangan sejarawan Indonesia

dikenal dengan semngat resolusi jihad. Perjuangan KH. Hasyim As’ary

tersebut tercatat ribuan santri yang mati syahid didalam membela negara

Indonesia.

Dengan dicetuskannya resolusi jihad oleh NU perlawanan dan

perjuangan memeprtahankan kemerdekaan Iindonesia semakin

bertammbah gigih, terutama dikalangan pejuang pejuang Islam. Banyak

pejuang pejuang Islam yang bergabung dengan pasukan hizbullah dan

sabilillah untuk berjuang memepertahankan kemerdekaan Indonesia. KH

masykur yang aktif memimpin pasukan sabilillah memainkan peranan

penting dalam kancah pertempuran ini. Demikian pula KH. Wahab

Hasbullah yang memimpin pasukan mujahidin mengorganisasi para kiyai

dan ulama untuk ikut terjun dalam kancah pertempuran. Bersama

kekuatan-kekuatan rakyat revolusioner, pasukan mujahidin, hizbullah dan

sabilillah mengadakan perlawanan yang gigih terhadap tentara musuh.

Munculnya laskar/ barisan untuk mengusir penjajah tidak terlepas

dari dua organisasi besar pada masa itu, yaitu Masyumi (majelis Syuro

Muslimin Indoensia dan GPII (gerakan Pemuda Islam Indonesia).

45 Kh. Hasyim asyari lahir di jombang adalah pimpinan dan pendiri organsisasi islam Nahdhatul Ulama kharisma dan kepemimpinan beliau mampu mengoorganisasikan ulama dan santri dijawa agar sama-sama berperang melawan Penjajah dan dengan Fatwanya bahwa membela tanah air adalah bagian dari iman. Mengahntarkan indonesia bersama para pejuang lain kedepan pintu kemerdekaan iindonesia.

Page 56: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

45

Sebelum Adanya organisasi GPII sudah ada organisasi pemuda islam yang

mengkhususkan diri dalam perjuangan kelaskaran yaitu. Barisan hisbullah,

maka pada tanggal 5 oktober 1945 diadakan kesepakatan untuk

menggandeng penyebutan GPII dengan Hisbullah.

Pada tahun 1946 kemas abdussomad memimpin lasykar rakyat

hizbullah (tentara Allah) dan lasykar rakyat sabililah menjabat ketua syuro

daerah Jambi, sebagai cabang dari Jawa pada tingkat nasional ketua

lasykar hisbullah dijabat KH zainul arifin dan lasykar sabilillah oleh KH

Masykur, bertujuan melatih santri dengan latihan militer dan menjadi

tentara. pada tanggal 17 mei 1946 diundang mengikuti acara minum teh

dalam rangka peringatan satu setengah tahun kemerdekaan RI di rumah

dinas residen, dalam pertemuan menghasilkan putusan tentang

pembentukan dewan kota, ditunjuk sebagai ketua R.S. Sudarsono (bekas

kepala PERMIRI) sebagai kepala daerah kotapradja Jambi walikota

dibantu anggota dewan kota

Pada tahun 1946 barisan hisbullah di bentuk didaerah Tungkal

sebagai Pendiri dan pemimpin laskar tersebut adalah Guru H.M. Daud Arif

(hanya penggerak dan tidak ikut bertempur melawan Belanda) dan

komandannya hanafiah hingga tahun 1949. Barisan hisbullah adalah

barisan pemuda yang disiapkan untuk mempertahankan kemerdekaan dan

menantang bagi yang menghalangi berdasarkan motif keagamaan.46

46 KPEPKD kabupaten tanjung jabung barat op.cit hal. 65

Page 57: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

46

Serta di Bangko yang dahulu masih satu gabungan dengan

Sarolangun wilayah Sar-ko untuk menjaga situasi pasca kemerdekaan

didaerah Bangko juga membentuk barisan-barisan satuan pemuda penjaga

keamanan. Seperti angkatan pemuda Indonesia. PRI, BKR dan BPKM

sedangkan di Sarolangun dibentuk API dan laskar Hisbullah.47

1.2 Hizbullah dan Pertempuran

Dengan dicetuskannya resolusi jihad oleh NU perlawanan dan

perjuangan memeprtahankan kemerdekaan Indonesia semakin bertambah

gigih, terutama dikalangan pejuang pejuang Islam. Banyak pejuang

pejuang Islam yang bergabung dengan pasukan hizbullah dan sabilillah

untuk berjuang memepertahankan kemerdekaan Indonesia. KH masykur

yang aktif memimpin pasukan sabilillah memainkan peranan penting

dalam kancah pertempuran ini. Demikian pula KH. Wahab Hasbullah yang

memimpin pasukan mujahidin mengorganisasi para kiyai dan ulama untuk

ikut terjun dalam kancah pertempuran. Bersama kekuatan-kekuatan rakyat

revolusioner, pasukan mujahidin, hizbullah dan sabilillah mengadakan

perlawanan yang gigih terhadap tentara musuh.

Pada tanggal 28-29 desember 1948 tentara Belanda melakukan

penyerangan dan pendudukan di kota Jambi. Pada hari yang sama serentak

dengan pendaratan tentara paying Belanda di Pal Merah Jambi, setelah

47 Jefmi nofrilian dkk. Area pertempuran bangko pada masa Perjuangan mempertahankan kemerdekaan republik indeonesia 1945-1949 hal 2

Page 58: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

47

pendudukan ibu kota, maka TNI dan barisan Hisbullah terus meningkatkan

Pengawasan di markas siang dan malam dengan memasang sarang

halang.48

Setelah berhasil menguasai kota Jambi dan sekitarnya,

penaklukkan berlanjut kedaerah- daerah di Keresidenan Jambi. Seperti

masuk Ketungkal melalui Pelabuhan dengan menembakkan meriam

kearah kota Kuala Tungkal. Tiba tiba terdengar suara kapal –kapal belanda

memasuki perairan Kuala tungkal sambil menembaki bertubi tubi dan

meluncurkan meriam, sehingga pucuk Masjid Agung terkena tembakan

dan pecahannya kesanasini. Sehingga Sholat Jumat yang berlangsung

berhenti dan Kuala Tungkal di taklukkan.

Pada saaat Belanda akan memasuki dan melakukan patroli di

Pembengis. Dan TNI dan satu regunya yang dipimpin oleh Letda A. Fattah

Laside didampingi Oleh beberapa orang diantara Darmawi yang

merupakan seorang Anggota Hisbullah. Darmawi di berikan testamen agar

Ketika Letda A. Fattah Gugur Maka ia yang akan menggantikannya.49

2. Barisan Selempang Merah

Selempang merah merupakan sebuah perkumpulan kebatinan

bernafaskan agama Islam yang dibentuk bertujuan mengusir keberadaan

48 Sejarah revolusi kemerdekaan daerah jambi (1945 -1949) Hal 18 49 Perlawanan Laskar Hizbullah Kuala tungkal Terhadap PAsukan Belanda Tahun 1949. Hal 7

Page 59: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

48

pasukan Belanda di Kuala Tungkal. Perkumpulan kebatinan ini

beranggotakan masyarakat dari berbagai suku bangsa yang berada di

Tanjung Jabung, seperti Banjar, Bugis, Jawa, Melayu, dan lain-lain.

Diperkirakan anggotanya berjumlah 3.000 orang yang tersebar di

sepanjang pesisir pantai Tanjung Jabung, bahkan sampai Indragiri.

Perkumpulan ini merupakan fraksi barisan pejuang Hisbullah yang

terbentuk sebelum terjadinya Agresi Belanda ke II (1949) dengan

keyakinan perjuangannya didasarkan mengamalkan bacaan-bacaan dari

Al-Quran, Hadits, dan amalan para wali.

Gambar : selempang Merah

Tentara Belanda yang berusaha memasuki kota Kuala Tungkal

melalui jalur laut menghujani kota dengan tembakan arteleri pada 21

Januari 1949. Sasarannya antara lain tempat ibadah, seperti Mesjid Raya

Jami' (Kuala Tungkal Ulu) dan Mesjid Agung (Kuala Tungkal Ilir). Dalam

serangan tersebut Belanda meruntuhkan menara Mesjid Agung saat itu

sedang ramai jamaah yang hendak melaksanakan shalat. Akibatnya para

jamaah membubarkan diri menghindarkan serangan membabi buta dan

Page 60: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

49

mengungsi ke berbagai tempat yang dirasakan aman. Selain masyarakat,

pengungsian juga dilakukan oleh staf pemerintahan dan TNI.

Staf pemerintahan mengungsi ke Pembengis yang letaknya 7 km

dari kota Kuala Tungkal. Rombongan pengungsi ini diterima oleh Camat

Masdar, guru Panak, guru Sanusi, dan lain-lain. Rombongan Letda A.

Fatah dan Pasirah Asmuni mengungsi ke Teluk Sialang yang letaknya 9

km dari kota Kuala Tungkal. Mereka diterima oleh Datuk Haji Mustafa

dan Datuk Abd. Razak di desa Betara (Sungai Gebar). Rombongan

pengungsi lainnya menuju Tungkal I, Pematang Bulu, bahkan Pematang

Lumut.

2.1 Selempang Merah Dan Perang Kemerdekaan

Pada hari yang sama (21 Januari 1949), tepatnya jam 16.00

pasukan Belanda berhasil menguasai Kuala Tungkal. Membalas serangan

tersebut, pada 22 Januari 1949 Panglima Adul menemui Kh. M. Daud

Arief yang berada di Parit Haji Yusuf (Tungkal V) untuk berkonsultasi

rencana serangan balasan. Serangan belasan yang direncanakannya itu

dilaksanakan esok harinya (23 Januari 1949) oleh Pasukan Selempang

Merah yang dipimpin oleh Abdul Samad. Abdul Samad yang dikenal

dengan julukan Panglima Adul berasal dari Desa Parit Selamat

berkekuatan 24 orang menyerang kedudukan pasukan Belanda di Kuala

Tungkal. Anggota Pasukan Selempang Merah ini bercirikan mengenakan

Page 61: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

50

pita berwarna merah. Pada penyerangan ini terjadi kontak senjata dengan

pasukan Belanda yang berusaha mempertahankan kedudukannya di Kota

Kuala Tungkal.50

Pada 28 Januari 1949 satu regu pasukan TNI yang dipimpin oleh

Letda A. Fatah L. juga bergerak dari Desa Pembengis menuju Kota Kuala

Tungkal untuk melakukan penyerangan. Penyerangan kedudukan pasukan

Belanda juga dilakukan pada 13 Februari 1949 oleh gabungan barisan

Selempang Merah dan TNI. Penyerangan bersama antara TNI dan barisan

Selempang Merah berkekuatan 115 orang. Dalam penyerangan ini Barisan

Selempang Merah hanya menggunakan senjata tradisional, seperti parang

dan badik. Mereka berangkat dari Parit Selamat menuju Kuala Tungkal

dengan pasukan yang terbagi menjadi empat bagian yang masing-masing

dipimpin oleh Abdul Samad, H. Saman, H. Nafiah, dan Zaidun.

Dalam penyerangan bersama ini Barisan Selempang Merah

dipimpin Panglima Adul, sedangkan TNI dipimpin Serma Murad Alwi

bersama Serma Buimin Hasan (CPM) yang bergerak dari Parit Bakau

menuju Kuala Tungkal. Penyerangan ini dilandasi keyakinan bahwa

apabila gugur mereka mati syahid demi negara, bangsa, agama, dan Kota

Kuala Tungkal.

50 Disporabudpar. 2013. Selempang Merah. Jambi:Museum Perjuangan Jambi. hal 17

Page 62: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

51

Dalam peristiwa penyerangan ini barisan Selempang Merah

menggunakan 11 perahu. Satu di antara kesebelas perahu tersebut (urutan

ke 3) bertemu pasukan Belanda di tengah laut, Panglima Adul beserta anak

buahnya segera melepaskan tembakan. Seketika itu juga terjadi tembak

menembak dan Panglima Adul segera melompak ke laut berenang menuju

kapal Belanda. Tujuannya agar dapat naik ke atas kapal Belanda. Saat

memegang bagian jangkar kapal, Panglima Adul diberondong peluru

senjata Belanda hingga tewas tenggelam di laut Sungai Pengabuan.

Gugurnya Panglima Adul dan Panglima H. A. Hamid, pimpinan Barisan

Selempang Merah digantikan oleh H. Saman yang selama ini

mendampingi Panglima Adul dalam penyerangan terhadap Belanda.

Beberapa kali melakukan penyerangan dari laut yang

mengakibatkan banyaknya jatuh korban, para tokoh pemimpin Selempang

Merah dan TNI memutuskan mengalihkan penyerangan dari

daratan.Untuk melakukan penyerangan melalui darat ke Kuala Tungkal,

terdaftar lebih kurang 1.000 orang partisipan, tetapi hanya 441 orang

terseleksi ikut dalam penyerangan ini, dan sisanya disiapkan sebagai

pasukan cadangan.51

Terpenuhinya semua persiapan, pada 23 Februari 1949 di bawah

pimpinan H. Saman sejumlah 441 orang yang terdiri dari anggota Barisan

Selempang Merah, TNI, Kepolisian, pegawai pemerintah, pamong desa,

51 Disporabudpar. 2013. Selempang Merah. Jambi:Museum Perjuangan Jambi. hal 19

Page 63: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

52

alim ulama, dan masyarakat lainnya menyerang kedudukan Belanda di

Kuala Tungkal. Serangan ini merupakan serangan terbesar dan terbaik

persiapannya dibandingkan dengan serangan-serangan yang dilakukan

sebelumnya. Dalam penyerangan ini terdapat tokoh-tokoh masyarakat,

seperti Mayor Kadet Madhan A.R yang mewakili Komandan Sektor 1023

Front Tungkal Area; H. Syamsuddin selaku Ketua Front Rimba; M. Sanusi

selaku Wakil Ketua Front Rimba; Masdar Ajang selaku Camat Tungkal

Ilir; Komandan Polisi Zulkarnain Idris; Agen Polisi H. Aini, Dahlan

Rayisi, Bustami, dan lain-lain.

Dalam penyerangan ini pasukan dibagi menjadi 21 kelompok yang

dipimpin oleh seorang ketua kelompok dan pemberangkatan dilakukan

dari Desa Pembengis. Sebelum subuh menjelang, pasukan yang diketuai

oleh H. Saman menyerang Kota Kuala Tungkal dengan membakar rumah-

rumah di sekitar tempat yang dijadikan tempat tinggal tentara Belanda.

Kurang lebih 3 jam pertempuran, Barisan Selempang Merah

mengundurkan diri kembali ke Pembengis dengan korban sebanyak 30

orang pejuang tewas, tidak diketahui korban dari pihak tentara Belanda.

Semenjak penyerangan tersebut, tentara Belanda membuat

rintangan-rintangan kawat berduri di sekeliling kamp mereka agar TNI dan

Barisan Selempang Merah tidak berani lagi menyerang Belanda.

Kenyataannya, TNI dan Barisan Selempang Merah tidak surut

menghentikan penyerangannya. Tentara Belanda yang keluar dari kamp

Page 64: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

53

mengadakan patroli selalu dihadang oleh TNI dan Barisan Selempang

Merah. Pada 8 Maret 1949 kembali gabungan pasukan TNI dan Barisan

Selempang Merah berkekuatan 150 orang yang dipimpin H. Saman

menyerang kedudukan Belanda di Kuala Tungkal. Dalam penyerangan ini

12 orang anggota Barisan Selempang Merah gugur.

Selanjutnya pada 16 Maret 1949 Panglima Camak, pemimpin

Barisan Selempang Merah dari Sungai Undan memimpin 250 pasukan

menyerang Kuala Tungkal. Turut dalam penyerangan ini 25 anggota TNI

yang dipimpin oleh Mayor Kadet Madhan A.R. Dalam penyerangan ini

pasukan diberangkatkan dari Mesjid Tua Pembengis. Oleh karena tidak

seimbang persenjataan banyak anggota Barisan Selempang Merah gugur,

termasuk Panglima Camak bersama 90 orang anggotanya.

Menyimak uraian di atas, selempang merah merupakan atribut

yang dikenakan para pejuang yang tidak semua orang dapat

mengenakannya. Untuk dapat mengenakannya mereka harus memenuhi

syarat-syarat tertentu. Barisan Selempang Merah merupakan merupakan

barisan pejuang rakyat Kuala Tungkal yang rela berkorban mengusir

Page 65: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

54

penjajah Belanda demi mempertahankan kemerdekaan semata-mata

karena Allah .52

52Perjuangan Pasukan Selempang Merah Menghadapi Agresi Militer ke II di Tanjung Jabung Barat 1949. Jambi: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi,2009. hal 3.

Page 66: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini kita sampailah kepada kesimpulan. Dan hal –hal penting

yang terjadi sekitar perjuangan ulama dalam memepertahankan

kemerdekaan republik Indonesia (1945 -1949). Maka berdasarkan

permaslahan- permasalahan penelitian yang dipaparkan dalam bab

sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu:

A. Penjajahan baik kolonialisme maupun Imperialisme dapat menyebabakan

kemiskinan, kesengsaraan dan disintegrasi antar umat manusia. Setelah

pasca kemerdekaan (1945-1949). Maka ulama di Jambi membuat upaya-

upaya didalam mempertahankan Kemerdekaan Negara Indonesia dengan

mengaplikasikan strategi – strategi perang didalam

Mempertahakankannya. Maka diantara strategi yang digunakan Ulama

daerah Jambi dalam mengahadapi Penjajah pada Agresi militer II sebagai

berikut: Pertama .Strategi Penggerakan opini dan motivasi dengan

penggunaan Fatwa dan Slogan Jihad dan Kedua. Strategi gerakan lewat

barisan dan lascar perjuangan. Kedua Strategi ini yang penulis lihat

mendominasi setiap pergerakan dalam mempertahankan kemerdekaan

Indonesia.

Page 67: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

56

B. Semenjak dari banyaknya gerakan dan barisan perjuangan Islam yang

dilakukan di pulau Jawa dengan resolusi jihad yang mengilhami

perjuangan ulama dan para santri. Maka di daerah Jambi peranan

keterlibatan ulama dan kaum muslimin menjadi sangat penting didalam

memepertahankan kemerdekaan republik Indonesia tahun (1945 – 1949).

Maka yang dapat penulis kemukakan bentuk keterlibatan tersebut berupa

barisan dan laskar dalam wadah organisasi perjuangan baik dari

oraganisasi kemiliteran maupun organisasi perjuangan barisan rakyat. Dan

ulama di Jambi bentuk perjuangannya di terangkan dalam beberapa

literature terdapat dua barisan yang keterlibatannya kurang diketahui oleh

masyarakat jambi. Dua barisan tersebut yaitu: barisan Hizbullah dan

barisan Selempang Merah.

B. Saran

Dari beberapa hal dibahas didalam penelitian ini terdapat beberapa

saran demi perbaikan kedepan demi kemajuan ilmu pengetahuan

diantaranya:

1. Penelitian tentang perjuangan dan peran ulama di Jambi ini,

memanglah hal yang baru. Naum penulis menyadari bahwa penelitian

ini masih banyak sekali terdapat kekurangan baik dari metode maupun

Page 68: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

57

dari segi data. Oleh karena itu penulis menyarankan kepada peneliti –

peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian ini seccara mendalam.

2. Bagi masyarakat Jambi perlunya membaca tulisan ini. Semoga

membuka wawasan tentang sejarah perjuangan ulama khususnya yang

berkaitan dengan peranan dan strategi ulama Jambi didalam

mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia Tahun (1945 –

1949).

3. Semoga tulisan sederhana ini mampu menjadi pemicu bagi

masyarakat umunya untuk mengetahui tentang sejarah perjuangan

ulama demi mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.

4. dan pemerintah provinsi Jambi khusuSnya dapat mengembangkan

literatur terkaitan perjuangan ulama Jambi dikarenakan daerah Jambi

terkenal dengan Bumi adatnya dan sangat memuliakan ulama dengan

slogan “adat berendi syarak, syarak bersendi kitabullah”

DAFTAR SUMBER DAN RUJUKAN

A. Buku dan Jurnal

------------ (1945-1949) Di Provinsi Jambi, (Jambi : CV.Majelis Raya

Offset).

Abdul Latif bustami resolusi Jihad, sejarah yang hampir terlupakan.

(pustaka tebu ireng 2015)

Page 69: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

58

Abdullah Hurmaini, Peranan K.H Abdul Qodir dalam mengembangkan

isla di jambi seberang (1914-1970)’’ Skripsi pada Uin syarif Hidayatullah Jakarta,

2006

Ahmad Mansur Surya negara, Menemukan Sejarah, wacana pergerakan di

indenesia. (Bandung : Mizan; 1995 )

Ahmad Mansur Suyanegara, Menemukan Sejarah, Wacana pergerakan,

Islam di Indonesia (Bandung mizan, 1995).

Ahmad Mansur Suyanegara. Api Sejarah. Jilid 1 ( Bandung:

salamadani,2009).

Badruddin Hsubky. 1995. Delema Ulama dalam perubahan Jaman. Gema

Insani press. Jakarta.

Bambang Suwondo, (1979), Sejarah Revolusi Kemerdekaan ( 1945-1949)

Daerah

David Marsh. Dan Gerry Stoker teori dan mode dalam ilmu politik (

Bandung : nusa media: 2012).

Dewan Harian Daerah Angkatan 45 (1991), Sejarah Perjuangan

Kemerdekaan RI

Dewan Harian Daerah Angkatan 45. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI

(1945-1949) di Propinsi Jambi. Jambi : DHD.1990.

Disporabudpar. 2013. Selempang Merah. Jambi:Museum Perjuangan

Jambi.

Page 70: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

59

Dudung Abdurrahman, Metodelogi Penelitian Sejarah Islam (Yogya

Karta :Ombak 2011).

Gramsci, Negara dan kekuasaan, (penerbit obor: 2001).

H. Hasan Basri Agus, Pejuang Ulama,Ulama Perjuang, (Pusat kajian

Pengembangan sejarah Jambi: jambi, 2012).

Ibrahim Alfian, Perang dijalan Allah ( Jakarta : Pustaka sinarharapan,

1979), hlm, 10

Jefmi nofrilian dkk. Area pertempuran bangko pada masa Perjuangan

mempertahankan kemerdekaan republik indeonesia 1945-1949.

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

KPEPKD. PErjuangan Rakyat Tanjung Jabung (1942-1945).(Kuala

Tungkal,2014).

Louis Gottschok, mengerti sejarah. (Jakarta ; Universitas Indonesia 2008 ).

M. Abdul Karim, Islam dan kemerdekaan Indonesia (

Yogyakartasumbangsih, pres, 2005).

Miriam Budhiardjo, Pengantar Ilmu Politik (Gramedia Pustaka Utama:

Jakarta, 2012)

Model dan Sistem peperintahan Indonesia, (Kementrian peneranagan,

1998),

Mr. Rickleft , sejarah modern Indonesia Modern

Page 71: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

60

Perjuangan Pasukan Selempang Merah Menghadapi Agresi Militer ke II di

Tanjung Jabung Barat 1949. Jambi: Dinas Kebud

Perlawanan Laskar Hizbullah Kuala tungkal Terhadap PAsukan Belanda

Tahun 1949. Hal 7

Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Pertumbuhan Dan

Perkembangan, (Balai Pustaka 2010) Hal.73.

Sartono Kartodirdjo, “Respon-respon pada pada penjajah Belanda di Jawa.

Mitos dan Kenyataan dalam prisma, Nomor 11,1984),

Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Ri Di Tanjung Jabung Tahun 1945-1949

(tungkal -2004).

Sejarah revolusi kemerdekaan daerah jambi (1945 -1949).

the kuala tungkal jambi people’s struggle in the Face of the dutch military

aggression in 1945-1949.. jurnal.

Tim nasional Penulis Sejarah Indonesia, Sejarah Nasional Indonesia Jilid 6

(Balai Pustaka: 2012).

Page 72: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Ket : Pasukan Laskar Hizbullah Pimpinan KH. Daud Arif Tungkal

Page 73: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

Ket: Panglima Barisan Selempang Merah Abdul Shomad dan beberapa pasukan

Ket : Pesawat Catalina berperan besar Pada Agresi MIliter belanda II

Page 74: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh

Ket : Ilustrasi Perang Laut Barisan Selempang Merah Sumber Museum Perjuangan

Ket : Pasukan Belanda Turun Dilapangan Pal Merah dan Merebut Kota Jambi

Ket : Pertempuran Di sungai Tungkal TNI dan Barisan Selempang Merah

Page 75: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh
Page 76: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh
Page 77: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/278/1/SYARIF HIDAYATULLAH...Setelah pengibaran benderah merah putih pertama kali di Jambi, maka diadakan pertemuan antara tokoh-tokoh