hadis dhaif & maudhu', irma
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
1/26
HADISDHAIFDANMAUDHU
Serta Permasalahannya
MAKALAH
Disampaikan Dalam Forum Seminar Kelas Mata Kuliah
Ulumul Hadis Semester 1 Program Pascasarjana (S2) UIN Alauddin Makassar
Oleh:
IRMAWATI80100212081
Dosen Pemandu:
Prof. Dr. Arifuddin Ahmad, M. Ag
Prof. Dr. PHIL. H. Kamaruddin Amin, M. A
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2012
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
2/26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis atau Sunnah adalah sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al-
Quran. Dimana keduanya merupakan pedoman dan pengontrol segala tingkah laku
dan perbuatan manusia. Untuk Al-Quran semua periwayatan ayat-ayatnya
mempunyai kedudukan sebagai suatu yang mutlak kebenaran beritanya sedangkanhadis Nabi belum dapat dipertanggungjawabkan periwayatannya berasal dari Nabi
atau tidak.
Namun demikian hadis memiliki peranan dalam menjelaskan setiap ayat-
ayat Al-Quran yang turun baik yang bersifat Muhkamat maupun Mutasabihat.
Sehingga hadis ini sangat perlu untuk dijadikan sebagai sandaran umat Islam dalam
menguasai inti-inti ajaran Islam.
Dalam kondisi faktualnya terdapat hadis-hadis yang dalam periwatannya
yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu untuk diterimanya sebagai sebuah hadis
atau yang dikenal dengan hadis maqbul(diterima); Shahih dan hasan. Namun disisi
lain terdapat hadis-hadis yang dalam periwayatannya tidak memenuhi kriteria-kriteria
tertentu atau lebih dikenal dengan istilah Hadis mardud(ditolak); dhaif atau bahkan
ada yang palsu (maudhu), hal ini dihasilkan setelah adanya upaya penelitian kritik
Sanad maupun Matan oleh para ulama untuk yang memiliki komitmen tinggi
terhadap sunnah.
2
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
3/26
Hal ini terjadi disebabkan keragaman orang yang menerima maupun
meriwayatkan hadis Rasulullah. Berbagai macam hadis yang menimbulkankontraversi dari berbagai kalangan. berbagai analisis atas kesahihan sebuah hadis baik
dari segi putusnya Sanaddan tumpah tindihnya makna dari Matan pun bermunculan
untuk menentukan kualitas sebuah hadis.
Penulis di dalam makalah ini akan membahas masalah hadis dhaif,
kemudian akan diulas juga masalah hadis maudhu Sebagai upaya menambah
kembali pemahaman kita akan hadis Rasulullah Saw.
B. Rumusan Masalah
Dengan uraian latar belakang diatas penulis hendak menyajikan makalah yang
berkisar pada permasalahan Hadis dhaif dan maudhhu yang bertitik tolak pada
permasalahan, sebagai berikut:
1. Pengertian, Pembagian, Pengamalan dan Kitab-kitab HadisDhaif
2. Pengertian Hadis Maudhu, Sejarah Munculnya, Ciri-ciri untuk
Mengetahuinya, Kitab-kitab dan Hukum Meriwayatkan HadisMaudhu
3
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
4/26
BAB II
PEMBAHASAN
A. HadisDhaif
1. Pengertian dan Pembagian HadisDhaif
Kata dhaif, secara bahasa adalah lawan dari al-qawiy, yang berarti lemah.
Pengertiannya menurut istilah Ulama hadis adalah Hadis yang tidak menghimpun
sifat shahih dan hasan1
Diantara para ulama terdapat perbedaan rumusan dalam mendefinisikan Hadis
dhaifini, akan tetapi pada dasarnya isi dan maksudnya sama.
An-Nawawi mendefinisikannya dengan:
Hadis yang didalamnya tidak terdapat syarat-syarat Hadis shahih dan syarat-syarat
Hadis hasan2
As-Suyuthi mendefinisikan Hadis dhaif dengan:
Hadis yang hilang salah satu syarat atau keseluruhan dari syarat-syarat Hadis
maqbul, atau dengan kata lain Hadis yang tidak terpenuhi didalamnya syarat-syarat
Hadis maqbul
Hadis dhaifapabila ditinjau dari segi sebab-sebab kedhaifannya, maka dapat
dibagi menjadi dua bahagian, pertama: Dhaif disebabkan karena tidak memenuhi
syarat bersambungnya sanad. Kedua:Dhaif karena terdapat cacat pada rawinya.
a. Dhaif disebabkan karena tidak memenuhi syarat bersambungnya Sanad adalah:
1 Nawir Yuslem, Ulumul Hadis, (Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 1998), h. 236
2 Ibrahim Abdul Fattah, Alqaul al-Hasif Fi Bayani al-Hadis al-Dhaif , (Kairo: Dar Thibaahal-Muhammadiyah, 1992) h. 6
4
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
5/26
1)Hadis Muallaq
Hadis muallaq menurut istilah yaitu Hadis yang gugur rawinya, baik seorang,dua orang atau semuanya secara berurutan. Contohnya pada Hadis yang diriwayatkan
oleh Bukhari dari al-Majisyun dari Abdullah bin Fadhl dari Abu Salamah dari Abu
Hurairah, dari Nabi SAW bersabda:
janganlah kalian melebih-lebihkan diantara para Nabi
Dikatakan Muallaq karena pada Hadis ini, Bukhari tidak pernah bertemu al-
Majisyun.3
2)Hadis Mursal
Hadis mursal menurut istilah adalah Hadis yang gugur rawi dari sanadnya
setelah tabiin, seperti bila seorang tabiin mengatakan,Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda begini atau berbuat seperti ini4. Contoh Hadis ini adalah:
Diriwayatkan oleh Muslim dalam shahihnya pada kitab al-Buyu berkata:
telah bercerita kepadaku Muhammada bin Rafi,(ia mengatakan) telah bercerita
kepada kami Hujain, (ia mengatakan) telah bercerita kepada kami Laits dari Aqil dari
Ibnu Syihab dari Said bin al-Musibi,
Bahwa Rasulullah SAW telah melarang Muzabanah (jual beli dengan cara
borongan hingga tidak dikeahui kadar timbangannya).
3Mannaal-Qatthan, Mabahits Fi Ulum al-Hadis diterjemahkan oleh Mifdol Abdurrahmandalam judulPengantar ilmu Hadits, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar Cet .I, 2005) h. 133
4 Ibid, h. 134
5
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
6/26
Said bin al-Musyayib adalah seorang tabiin senior, menyatakan Hadis ini dari
Rasulullah tanpa menyebutkan perantara dia dan Nabi.5
3)HadtisMunqathi'
Hadis munqathi menurut istilah para ulama Hadis mutaqaddimin sebagai
Hadis yang sanadnya tidak bersambung dari semua sisi. Sedangkan menurut para
ulama Hadis mutaakhkhirin adalah suatu Hadis yang ditengah sanadnya gugur
seorang perawi atau beberapa perawi tetapi tidak berturut-turut 6 Contoh Hadis ini
adalah;
Diriwayatkan Abu Dawud dari Yunus bin Yazid dari Ibnu Syihab
bahwasanya Umar bin al-Khathab berkata sedang dia berada diatas mimbar, Wahai
manusia, sesungguhnya rayu itu jika berasal dari Rasulullah maka ia akan benar,
karena Allah yang menunjukinya, sedangkan rayu yang berasal dari kita adalah zhan
(prasangka) dan berlebih-lebihan.
Hadis ini jatuh dari tengah sanadnya satu rawi, karena Ibnu Syihab tidak
bertemu dengan Umar.
4)HadisMu'dhal
Hadis mudhal menurut istilah adalah Hadis yang gugur pada sanadnya dua
atau lebih secara berurutan. Contoh Hadis ini adalah :5Ibid, h. 135
6 Manna al-Qatthan, ibid., h. 138
6
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
7/26
Diriwayatkan oleh al-Hakim dengan sanadnya kepada al-Qanaby dari Malik
bahwasanya dia menyampaikan, bahwa Abu Hurairah berkata, Rasulullahbersabda,
"
Al-Hakim berkata, Hadis ini mudhal dari Malik dalam kitab al-
Muwaththa., Letak ke-muadalahan-nya karena gugurnya dua rawi dari sanadnya
yaitu Muhammad bin Aljan, dari bapaknya. Kedua rawi tersebut gugur secara
berurutan7
5) HadisMudallas
Yaitu Hadis yang penyembunyian aib dalam Hadis dan menampakkan
kebaikan pada zhahirnya. Tadlis sendiri dibagi menjadi beberapa macam;
a) Tadlis Isnad,
Adalah Hadis yang disampaikan oleh seorang rawi dari orang yang semasa
dengannya dan ia betemu sendiri dengan orang itu namun ia tidak mendengar Hadis
tersebut langsung darinya. Apabila rawi memberikan penjelasan bahwa ia mendengar
langsung Hadis tersebut padahal kenyataannya tidak, maka tidak termasukmudallas
melainkan suatu kebohongan/ kefasikan.
b) Tadlis qathi :
Apabila rawi menggugurkan beberapa rawi di atasnya dengan meringkas
menggunakan nama gurunya atau misalnya rawi mengatakan telah berkata
kepadaku, kemudian diam beberapa saat dan melanjutkan al-Amasi . . .
7 Ibid. 136-137
7
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
8/26
umpamanya. Hal seperti itu mengesankan seolah-olah ia mendengar dari al-Amasi
secara langsung padahal sebenarnya tidak. Hadist seperti itu disebut juga dengantadlisHadf(dibuang) atau tadlissukut(diam dengan tujuan untuk memotong).
c) Tadlis Athaf
(Merangkai dengan kata sambung semisal Dan). Yaitu bila rawi
menjelaskan bahwa ia memperoleh Hadis dari gurunya dan menyambungnya dengan
guru lain padahal ia tidak mendengar Hadis tersebut dari guru kedua yang disebutnya.
d) Tadlis Taswiyah :
Apabila rawi menggugurkan rawi di atasnya yang bukan gurunya karena
dianggap lemah sehingga Hadis tersebut hanya diriwayatkan oleh orang-orang yang
terpercaya saja, agar dapat diterima sebagai Hadis shahih. Tadlistaswiyah merupakan
jenis tadlis yang paling buruk karena mengandung penipuan yang keterlaluan.
e) Tadlis Syuyukh:
Yaitu tadlis yang memberikan sifat kepada rawi dengan sifat-sifat yang lebih
dari kenyataan, atau memberinya nama dengan kinayah (julukan) yang berbeda
dengan yang telah masyhur dengan maksud menyamarkan masalahnya. Contoh:
Seseorang mengatakan: Orang yang sangat alim dan teguh pendirian bercerita
kepadaku, atau penghafal yang sangat kuat hafalannya berkata kepadaku.
f) Tadlis bilad
Termasuk dalam golongan tadlissyuyukh adalah tadlis bilad (penyamaran
nama tampat). Contoh:Haddatsana fulan fi andalus (padahal yang dimaksud adalah
suatu tempat di pekuburan). Ada beberapa hal yang mendasari seorang rawi
8
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
9/26
melakukan tadlissyuyukh, adakalanya dikarenakan gurunya lemah hingga perlu
diberikan sifat yang belum dikenal, karena rawi ingin menunjukkan bahwa iamempunyai banyak guru atau karena gurunya lebih muda usianya hingga ia merasa
malu meriwayatkan Hadis darinya.8
b. Dhaif karena terdapat cacat pada rawinya
Sebab-sebab cela pada rawi yang berkaitan dengan keadalahan rawi ada
lima, dan yang berkaitan dengan kedhabithannya juga ada lima.
1) Adapun yang berkaitan dengan keadalahannya, yaitu: Dusta, Tuduhan
berdusta, Fasik, bidah, al-Jahalah (ketidak jelasan)
Adapun yang berkaitan dengan kedhabitannya, yaitu: kesalahan yang sangat
buruk, Buruk hafalan, Kelalaian, Banyaknya waham, menyelisihi para perawi yang
tsiqah
Dan berikut ini macam-macam Hadis yang dikarenakan sebab-sebab diatas:
a)HadisMaudhu'
Hadis maudhu adalah Hadis kontroversial yang di buat seseorang dengan
tidak mempunyai dasar sama sekali. Menurut Subhi Shalih adalah khabar yang di
buat oleh pembohong kemudian dinisbatkan kepada Nabi.karena disebabkan oleh
faktor kepentingan.9 Contohnya adalah Hadis tentang khasiat madu yang
diriwayatkan oleh Abu Syaikh dalam ats-Tsawab dengan sanad dari Ali bin Urwah,
dari Abdul Malik, dari Atha, dari Abu Hurairah r.a.
8Manna al-Qaththan, ibid, h. 140-1429 Subhi Shalih, Ulumul Hadis Wamustalahatuhu, (Beirut; Dar alIlm, 1988), h. 263
9
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
10/26
,
"Barang siapa yang meminum madu tiga hari setiap bulan pada pagi hari
sebelum makan dan minum, maka akan selamat dari penyakit besar, lumpuh, lepra,
dan kusta"
Sanad ini maudhu dan kelemahannya ada pada Ali bin Urwah. Ibnu Hibban
mengatakan, Ali bin Urwah terbukti telah emalskan Hadis.10
b)Hadis Matruk
Hadis matruk adalah Hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang disangka suka
berdusta.11 Contoh Hadis Amru bin Syamr al-Jufi al-Kufi asy-Syii dari Jabir dari
Abu Thufail, dari Ali dan Ammar keduanya berkata,
, , ,
Adalah Nabi SAW melakukan kunut pada shalat fajar, dan bertakbir pada
hari Arafah dalam shalat dzuhur dan memotong shalat ashar pada hari tasyriq.
12
Menurut an Nasa'i dan Daruqutni, dan ulama lainnya bahwa Amru bin Syamr
adalah orang yang tidak dianggap Hadisnya (Matruk).
c)Hadis Munkar
10Muhammad Nasiruddin al-Albani, Silsilah Al-Hadits Al-Dhaif Wa Al-Maudhu,diterjemahkan oleh Basalamah dalam judul Silsilah Hadits Dhaif Dan Maudhu, (Jakarta: GemaInsani Press, 1997), h. 229
11 Hasby as-Shiddieqy,Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadis,(Jakarta: PT.Bulan Bintang,1987) h.262
12Manna al-Qhaththan, op.cit. h. 149
10
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
11/26
menyalahi orang kepercayaan.13 rawi itu tidak memenuhi syarat biasa
dikatakan seorang dhabit. Atau dengan pengetian Hadis yang rawinya lemah danbertentangan dengan riwayat rawi tsiqah. Munkar sendiri tidak hanya sebatas pada
sanad namun juga bisa terdapat pada matan. Contoh haidts yang diriwayatkan oleh
Ibnu Abi Hatim dari jalur Habib bin Habib az-Zayyat tidak tsiqah- dari Abu Ishaq
dan Aizar bin Haris, dari Ibnu Abbas, Nabi SAW bersabda,
, , , , ,
Barang siapa yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji,
berpuasa dan menghormati tamu, dia masuk syurga14
d)HadisMajhul
a.Majhul 'aini : majhul aini artinya, seorang rawi yang disebut namanya dan tidak
ada yang meriwayatkan darinya kecuali seorang rawi saja. Orang ini tidak diterima
riwayatnya kecuali ada ulama yang mengatakan bahwa ia adalah rawi yang dapat
dipercaya.15
b. Majhul hali : majhul hal dinamakan juga al-mastur (yang tertutupi). Yang
dimaksud dengan majhul al-hal adalah: seorang rawi yang mana ada dua orang atau
lebih meriwayatkan Hadis darinya dan tidak ada ulama yang mengatakan bahwa ia
13 Ibid., h. 26414Manna al-Qaththan, op.cit. h. 12215Manna al-Qaththtan, op.cit. h. 169
11
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
12/26
adalah rawi yang dapat dipercaya. Riwayat orang seperti ini menurut pendapat yang
paling kuat adalah ditolak.16
e)HadisMubham
Hadis mubham yaitu Hadis yang tidak menyebutkan nama orang dalam
rangkaian sanad-nya, baik lelaki maupun perempuan.17 Contohnya adalah Hadis
Hujaj ibn Furadhah dari seseorang (rajul), dari Abi Salamah dari Abi Hurairah.
f)HadisSyadz
Hadis syadz, yaitu Hadis yang beretentangan dengan Hadis lain yang
riwayatnya lebih kuat18.
g)HadtisMaqlub
Yang dimaksud dengan Hadis maqlub ialah yang memutar balikkan
(mendahulukan) kata, kalimat, atau nama yang seharusnya ditulis di belakang, dan
mengakhirkan kata, kalimat atau nama yang seharusnya didahulukan.
h) HadisMudraj
Secara terminologis Hadis mudraj ialah yang didalamnya terdapat sisipan atau
tambahan, baik pada matan atau pada sanad. Pada matan bisa berupa penafsiran rawi
terhadap Hadis yang diriwayatkannya, atau bisa semata-mata tambahan, baik pada
awal matan, di tengah-tengah, atau pada akhirnya.
i)Hadismushahaf
16Manna al-Qhaththan, op.cit. h. 169
17 Ibid, h. 30018 Ibid, h. 268
12
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
13/26
Hadis mushahaf ialah yang terdapat perbedaan dengan Hadis yang
diriwayatkan oleh orang kepercayaan, karena di dalamnya terdapat beberapa hurufyang di ubah. Perubahan ini juga bisa terjadi pada lafadzatau pada makna, sehingga
maksud Hadis menjadi jauh berbeda dari makna dan maksud semula.
Selain Hadis diatas masih terdapat beberapa Hadis lagi yang termasuk
dha'if antara lain, mudhtharab, mudha'af , mudarraj, mu'allal, musalsal, mukhtalith
untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bukunya Hasby as-Shiddieqy; Pokok-pokok
dirayah ilmu hadis dan juga dalam bukunya Manna al- Qaththan;Mabahits fii ulum
al-Hadis.
2. Pengamalan Hadis Dhaif
Hadis dhaif pada dasarnya adalah tertolak dan tidak boleh diamalkan, bila
dibandingkan dengan Hadis shahih dan Hadis hasan. Namun para ulama melakukan
pengkajian terhadap kemungkinan dipakai dan diamalkannya Hadis dhaif, sehingga
terjadi perbedaan pendapat diantara mereka.
Ada tiga pendapat dikalangan ulama mengenai penggunaan Hadis dhaif:
a. Hadis dhaif tidak bisa diamalkan secara mutlak, baik mengenai fadhail amal
maupun ahkam. pendapat ini diperpegangi oleh Yahya bin Main, Bukhari
dan Muslim, Ibnu Hazm, Abu Bakar ibn Araby.
b. Hadis dhaif bisa digunakan secara mutlak, pendapat ini dinisbatkan kepada
Abu Daud dan Imam Ahmad. Keduanya berpendapat bahwa Hadis dhaif
lebih kuat dari rayu perorangan.
13
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
14/26
c. Sebagian ulama berpendapat bahwa Hadis dhaif bisa digunakan dalam
masalah fadhail amal bila memenuhi beberapa syarat.19
Ulama-ulama yang mempergunakan Hadis dhaif dalam fadhilah amal, mensyaratkan
kebolehan mengambilnya dengan tiga syarat:
1) Kelemahan Hadis itu tidak seberapa.
2) Apa yang ditunjukkan Hadis itu juga ditunjukkan oleh dasar lain yang dapat
diperpegangi, dengan arti bahwa memeganginya tidak berlawanan dengan
suatu dasar hukum yang sudah dibenarkan.
3) Jangan diyakini kala menggunakannya bahwa Hadis itu benar dari Nabi. Ia
hanya dipergunakan sebagai ganti memegangi pendapat yang tidak
berdasarkan pada nash sama sekali.20
3. Kitab-kitab Yang diduga Mengandung Hadis Dhaif.
a. Ketiga Mujam at-Thabrani: al-Kabir, al-Awsat, as-Shagir
b. Kitab al-Afrad, karya ad-Daruquthny
c. Kumpulan karya al-Khatib al-baghdadi
d. Kitab Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Ashfiya, karya abu Nuaim al-
Asbahani.21
B. Hadis Maudhu
1. Pengertian Hadis Maudhu
19 Ibrahim Abdul Fattah, op.cith. 17-18
20 Manna al-Qatthan, op.cit., h. 13121Manna al-Qaththan, op. cit, h. 132
14
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
15/26
Maudhumenurut bahasa artinya sesuatu yang diletakkan, sedangkan menurut
istilah adalah: sesuatu yang diciptakan dan dibuat-buat lalu dinisbatkan kepadaRasulullah secara dusta22.
Hadis ini adalah yang paling buruk dan jelek diantara Hadis-Hadis dhaif
lainnya. Selain ulama membagi Hadis menjadi empat bagian: shahih, hasan, dhaif dan
maudhu. Maka maudhu menjadi satu bagian tersendiri.23
2. Sejarah Munculnya Hadis Maudhu
Para ulama berbeda pendapat tentang kapan mulai terjadinya pemalsuan
Hadis, berikut pendapat mereka:
a. Menurut Ahmad Amin bahwa Hadis maudhu terjadi sejak masa Rasulullah
masih hidup.
b. Shalahuddin al-Dabi mengatakan bahwa pemalsuan Hadis berkenaan
dengan masalah keduniaan yang terjadi pada masa Rasulullah saw.
c. Menurut jumhur al-Muhaddisin, pemalsuan Hadis terjadi pada masa
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.24
3. Motivasi-Motivasi Munculnya Hadis Maudhu
Hadis maudhu tidaklah bertambah kecuali bertambahnya bidah dan
pertikaian. Berdasarkan data sejarah, pemalsuan hadis tidak hanya dilakukan oleh
orang-orang Islam, tetapi juga dilakukan oleh orang-orang non islam.
22 Ibrahim Abdul Fattah, op. cit., h. 11923 Manna al-Qatthan, op.cit., h. 14524 Mudassir,Ilmu Hadis (Bandung, 2007) h. 172
15
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
16/26
Ada beberapa motif yang mendorong mereka membuat hadis palsu, antara
lain:a. Pertentangan Politik
Perpecahan umat Islam terjadi akibat permasalahan politik yang terjadi
pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib, membawa pengaruh besar terhadap
munculnya Hadis-Hadis palsu. Masing-masing golongan berusaha mengalahkan
lawannya dan berusaha mempengaruhi orang-orang tertentu, salah satu usahanya
adalah dengan membuat Hadis palsu.
b. Usaha Kaum Zindiq
Para pemimpin dan penguasa negeri yang ditaklukkan telah tunduk pada
kekuasaan Islam. Akan tetapi mereka masih menyimpan kedengkian dalam hati,
namun mereka tidak mampu terang-terangan memusuhinya. Dan mereka merasa
tidak mungkin dapat memalsukan Al-Quran sehingga mereka beralih melakukan
upaya pemalsuan Hadis.25 Dengan tujuan ejekan dan ingin menghancurkan Islam dari
dalam.
c. Sikap Fanatik Buta
Salah satu faktor upaya pembuatan Hadis palsu adalah adanya sifat ego dan
fanatik buta tehadap suku, bangsa, negeri dan pimpinan
Contoh golongan yang fanatik yaitu ash-Syuubiyah yang fanatik terhadap
bangsa Persia, dia mengatakan Sesungguhnya Allah apabila Murka, dia menurunkan
25 Hasby as-Shiddieqy, op. cit., h. 259
16
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
17/26
wahyu dengan bahasa Persia dan apabila senang dia menurunkan dengan bahasa
Arab.26
Sebaliknya, kelompok yang bersebrangan dengan bangsa Persia membuatHadis palsu untuk mendiskresditkan bangsa Persia, misalnya: Perkataan yang paling
dibenci Allah adalah bahasa Persia27
d. Mempengaruhi Kaum Awam Dengan Kisah dan Nasehat
Kelompok yang melakukan pemalsuan Hadis ini bertujuan untuk
memperoleh simpati dari pendengarnya sehingga mereka kagum melihat
kemampuannya.28Hadis yang mereka katakan terlalu berlebih-lebihan.
e. Perselisihan dalam fiqhi dan ilmu kalam
Munculnya Hadis palsu dalam masalah fiqhi dan ilmu kalam, berasal dari
para pengikut madzhab. Mereka melakukan pemalsuan Hadis karena ingin
menguatkan madzhabnya masing-masing.
f. Lobby dengan penguasa
Sebuah peristiwa yang terjadi pada masa khilafah bani Abbasiyah, seorang
yang bernama Ghiyats ibn Ibrahim pernah membuat Hadis yang disebutkannya
didepan khalifah al-Mahdi yang menyangkut kesenangan khalifah.29
g. Semangat ibadah yang berlebihan tanpa didasari pengetahuan.
26 Muhammad Ajjaj al-Khatib, Ushul Hadis Ulumuhu wamusthalahatuhu, (Beirut: Dar al-Fikr,1975), h. 359
27Sitti Aisyah, Kontribusi Imam Al-Bukhari Dalam Validasi Hadits, (Makassar: AlauddinPrss, 2011), h. 66
28Fathur Rahman,Ikhtishar Mushthalah Hadis, (Bandung: Al-Maarif ,1991) h.15329 Muhammad Ajjaj al-Khatib, op.cit., h. 362
17
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
18/26
Dikalangan para ahli ibadah ada yang beranggapan bahwa membuat Hadis-
Hadis yang bersifat mendorong agar giat beribadah (targhib) adalah hal yangdibolehkan, dalam rangka ber-taqarrub kepada Allah.30
4. Ciri-ciri Untuk Mengetahui Hadis Maudhu
Ciri-ciri dimaksud merupakan kesimpulan pengkajian para muhaddisin
terhadap Hadis-Hadis maudhu satu persatu. Ciri-ciri tersebut dapat mempermudah
pengenalan terhadap Hadis maudhu.31 Pedoman-pedoman itu melipui telaah atas
keadaan sanad dan matan sebagaiman perincian berikut:
1. Ciri-ciri pada sanad
a. Pengakuan dari orang yang memalsukan hadis: seperti pengakuan Abi Ismat
Nuh bin Abi Maryam, dan Maisarah bin Abdi Rabbih yang digelari Nuh al-
Jami, bahwa dia telah memalsukan Hadis atas Ibnu Abbas tentang
keutamaan-keutamaan al-Quran surah persurah.
b. Rawi itu terkenal pendusta dan Hadisnya diriwayatkan oleh orang yang tidak
dipercaya.
c. Menurut sejarah mereka tidak mungkin bertemu.
d. Keadaan rawi-rawi itu sendiri serta dorongan membuat Hadis.32
2. Ciri-ciri pada matan
30 Nawir Yuslem, op. cit., h. 31231 Nuruddin ltr, Ulum Al-Hadits, (Bandung,: Remaja Rosdakarya, Cet. I, 1994), h. 79-8032Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddiqy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadits,(Semarang:
Pustaka Rizki Putra, Cet. I: 1997), h. 213-214
18
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
19/26
e. Kerancauan redaksi atau makna Hadis, sebagaiman ditegaskan oleh ibnu al-
Shalah.f. Menyalahi keterangan al- Quran yang terang, keterangan Sunnah Mutawatir
dan kaidah-kaidah kulliyah.
g. Menyalahi hakikat sejarah yang telah terkenal dimasa Nabi SAW.
h. Sesuai dengan madzhab yang dianut oleh rawi, sedang rawi iti pula orang
yang sangat fanatic kepada madzhabnya.
i. Menerangkan urusan yang menurut seharusnya, kalau ada, dinukilkan oleh
orang ramai.
j. Menerangkan suatu pahala yang sangat besar terhadap perbuatan yang sangat
kecil, atau siksa yang sangat besar, terhadap suatu yang kecil.33
5. Hukum Meriwayatkan Hadis Maudhu
Para ulama sepakat bahwsanya diharamkan meriwayatkan Hadis maudhudari
orang yang mengetahui kepalsuannya dalam bentuk apapun, kecuali disertai dengan
penjelasan akan kemaudhuannya, berdasarkan sabda Nabi saw:
Barang siapa yang menceritakan Hadis dariku sedangkan dia mengetahui bahwa itu
dusta, maka dia termasuk para pendusta.(HR.Muslim)
33 Nuruddin ltr, Op.cit. h. 215-220
19
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
20/26
6. Kitab-kitab Hadis Maudhu:
a. al-Maudhuat, karya Ibn al-Jauzi-beliau paling awal menulis dalam ilmu ini.b. al-Laali al-Mashum fii al-Hadtis al-Maudhuah, karya as-Suyuthi-
ringkasan kiab ibnu al-Jauzi dengan beberapa tambahan.
c. Tanzihu asy-Syariah al-Marfuah an al-AHadis Asy-Syaniah al-
Maudhuah, karya Ibnu Iraq al- Kittani, ringkasan dari kedua kitab tersebut.
d. Silsilah al-Ahadis ad-Dhaifah, karya al-Albani.34
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Dari uraian makalah yang penulis paparkan diatas, dapat disimpulkan
beberapa hal:
1. Hadis Dhaif
34Manna al-Qaththan, op.cit. h. 149
20
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
21/26
a). Hadis dhaif adalah Hadis yang didalamnya tidak didapati syarat Hadis shahih
dan tidak pula didapati syarat Hadis hasanb). Ditinjau dari segi sebab-sebab kedhaifannya, maka dapat dibagi kepada dua
bahagian:
1) Dhaif disebabkan karena tidak memenuhi syarat bersambungnya sanad, yang
tergolong didalamnya antara lain:
a) Muallaq
b) Mursal
c) Munqathi'
d) Mu'dhal
e) Mudallas
2) Dhaif karena terdapat cacat pada rawinya, yang tergolong didalamnya antara
lain:
a) Maudhu' g) Mudhtharab
b) Munkar h) Mudraj
c) Majhul i) Mu'allal
d) Matruk j) Musalsal
e) Mubham k) Mukhtalith
f) Syadz l) mudha'af
c). Terjadi perbedaan pendapat diantara para ulama mengenai pengamalan Hadis
dhaif, mengenai hal ini ada tiga pendapat:
21
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
22/26
1) Hadis dhaif tidak bisa diamalkan secara mutlak, baik mengenai fadhail al-
amal maupun ahkam.2) Hadis dhaif bisa digunakan secara mutlak, Hadis dhaif lebih kuat dari rayu
perorangan.
3) Sebagian ulama berpendapat bahwa Hadis dhaif bisa digunakan dalam
masalah fadhail al-amal bila memenuhi beberapa syarat.
d). Kitab-kitab Yang diduga Mengandung Hadis Dhaif
1) Ketiga Mujam at-Thabrani: al-Kabir, al-Awsat, as-Shagir
2) Kitab al-Afrad, karya ad-Daruquthny
3) Kumpulan karya al-Khatib al-baghdadi
2. Hadis Maudhu
a. Pengertian Hadis maudhu
Hadis Maudhu adalah sesuatu yang diciptakan dan dibuat-buat lalu
dinisbatkan kepada Rasulullah secara dusta
b. Motivasi-Motivasi Munculnya Hadis Maudhu
1). Pertentangan Politik
2). Usaha Kaum Zindiq
3). Sikap Fanatik Buta
4). Mempengaruhi Kaum Awam Dengan Kisah dan Nasehat
5). Perselisihan dalam fiqhi dan ilmu kalam
6). Lobby dengan penguasa
7). Semangat ibadah yang berlebihan tanpa didasari pengetahuan
22
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
23/26
b. Ciri-Ciri Untuk Mengetahui Hadis Maudhu
1). Ciri-ciri pada sanada) Pengakuan dari orang yang memalsukan Hadis: seperti pengakuan Abi Ismat
Nuh bin Abi Maryam, dan Maisarah bin Abdi Rabbih yang digelari Nuh al-
Jami, bahwa dia telah memalsukan Hadis atas Ibnu Abbas tentang keutamaan-
keutamaan al-Quran surah persurah.
b) Rawi itu terkenal pendusta dan Hadisnya diriwayatkan oleh orang yang tidak
dipercaya.
c) Menurut sejarah mereka tidak mungkin bertemu.
d) Keadaan rawi-rawi itu sendiri serta dorongan membuat Hadis.
2). Ciri-ciri pada matan
a). Kerancauan redaksi atau makna Hadis, sebagaiman ditegaskan oleh ibnu al-
Shalah.
b). Menyalahi keterangan al- Quran yang terang, keterangan Sunnah Mutawatir
dan kaidah-kaidah kulliyah.
c). Menyalahi hakikat sejarah yang telah terkenal dimasa Nabi SAW.
d). Sesuai dengan madzhab yang dianut oleh rawi, sedang rawi itu pula orang yang
sangat fanatic kepada madzhabnya.
e). Menerangkan urusan yang menurut seharusnya, kalau ada, dinukilkan oleh orang
ramai.
f). Menerangkan suatu pahala yang sangat besar terhadap perbuatan yang sangat
kecil, atau siksa yang sangat besar, terhadap suatu yang kecil.
23
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
24/26
c. Hukum Meriwayatkan Hadis maudhu
Para ulama sepakat bahwanya diharamkan meriwayatkan Hadis maudhudariorang yang mengetahui kepalsuannya dalam bentuk apapun, kecuali disertai dengan
penjelasan akan kemaudhuannya
d. Kitab-kitab Hadis Maudhu
1). al-Maudhuat, karya Ibn al-Jauzi
2). al-Laali al-Mashum fi al-Hadis al-Maudhuah, karya as-Suyuthi
3). Silsilah al-Hadis ad-Dhaifah, karya al-Albani
DAFTAR PURSTAKA
Itr, Nuruddin, Manhaj an-Naqd Fi Ulum al-Hadis, Damaskus: Dar al-Fikr yang
diterjemahkan oleh Mujiyo, Ulum al-Hadis, Bandung: Remaja Rosda Karya,
Cet. II, 1997
Fattah, Ibrahim Abdul, Alqaul al-Hasif Fi Bayani al-hadtis al-Dhaif, Kairo: Dar
Thibaah al-Muhammadiyah, 1992
24
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
25/26
Hasby as-Shiddieqy, Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadis, Jakarta: PT. Bulan
Bintang,1987
Al-Khatib, Muhammad Ajjaj, Ushul Hadis Ulumuhu wamusthalahatuhu, Beirut: Dar
al-Fikr, 1975
Mudassir, Ilmu Hadis, Bandung, 2007
Muhammad Nasiruddin al-Albani, Silsilah Al-Hadis Al-Dhaif Wa Al-Maudhu,
diterjemahkan oleh basalamah dalam judul Silsilah Hadis Dhaif Dan
Maudhu, Jakarta: Gema Insane Press, 1997
Muhammad Teungku, Hasbi ash-Shiddiqy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadis,
Semarang: Pustaka Rizki Putra, Cet. I: 1997
Al-Qatthan, Manna, Mabahits Fii Ulum al-Hadis diterjemahkan oleh Mifdol
Abdurrahman dalam judulPengantar ilmu Hadis, Jakarta: Pustaka al-Kautsar
Cet.II, 2006
Rahman, Fathur Ikhtishar, Mushthalah Hadis, Bandung: al-Maarif ,1991
Shalih, Subhi, Ulumul Hadtis Wamustalahatuhu, Beirut; Dar alIlm, 1988.
Yuslem, Nawir, Ulum al-Hadis, Mutiara sumber Widya, 2001
25
-
7/22/2019 Hadis Dhaif & Maudhu', Irma
26/26
26