h menurut mustha fa al mara ghi dalam tafsir...
TRANSCRIPT
SHAFA>’AH MENURUT MUSTHAFA AL MARAGHI
DALAM TAFSIR AL MARAGHI
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Oleh:
AL FATAH DI
NIM. 933300812
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
JURUSAN USHULUDDIN DAN ILMU SOSIAL
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2016
ii
Halaman Persetujuan
SHAFA>’AH MENURUT MUSTHAFA AL MARAGHI
DALAM TAFSIR AL MARAGHI
AL FATAH DI
NIM: 9333.008.12
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. H. Ahmad Subakir, M.Ag
NIP : 19631226 1991903 1 001
Moh. Zaenal Arifin, MHI
NIP : 19740825 199903 2 003
iii
NOTA DINAS
Nomor : Kediri, 24 Maret 2016
Lampiran : 4 (Empat) Berkas
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada
Yth, Bapak Ketua Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri
Di
Jl. Sunan Ampel No. 07 – Ngronggo – Kediri
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Memenuhi permintaan Bapak Ketua untuk membimbing
penyusunan skripsi mahasiswa di bawah ini:
Nama : AL FATAH DI
NIM : 9333.008.12
Judul : SHAFA>’AH MENURUT MUSTHAFA AL MARAGHI
DALAM TAFSIR AL MARAGHI
Setelah diperbaiki materi dan susunannya, kami berpendapat
bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat sebagai kelengkapan
ujian akhir Sarjana Strata satu (S-1).
Bersama ini kami lampirkan berkas naskah skripsinya,
dengan harapan dapat segera diujikan dalam sidang monaqosah.
Demikian agar maklum dan atas kesediaan Bapak kami ucapkan
terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. H. Ahmad Subakir, M.Ag
NIP : 19631226 1991903 1 001
Moh. Zaenal Arifin, MHI
NIP : 19740825 199903 2 003
iv
Halaman Pengesahan
SHAFA>’AH MENURUT MUSTHAFA AL MARAGHI
DALAM TAFSIR AL MARAGHI
AL FATAH DI
NIM: 9333.008.12
Telah diujikan di depan Sidang Munaqasah Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Kediri Pada Tanggal 29 April 2016
Tim Penguji,
1. Penguji Utama
Drs. HA. Shobiri Muslim, M. Ag ( ……….……………… )
NIP : 19590309 199403 1 002
2. Penguji I
Dr. H. Ahmad Subakir, M.Ag ( ……….……………… )
NIP : 19631226 1991903 1 001
3. Penguji II
Moh. Zaenal Arifin, MHI ( ……….……………… )
NIP : 19740825 199903 2 003
Kediri, 13 Mei 2016
Ketua STAIN Kediri
Dr. Nur Chamid. M.M
NIP.19680714 199703 1 0022
v
“MOTTO”
م حلاله فأحل فاستظهره القرآن تعلم من الجنة هب الله أدخله حرامه وحر
وشفع ه
... النار له وجبت قد كلهم بيته أهل من عشرة في
Artinya: Orang yang mempelajari Al Quran lalu mengamalkannya dengan
menghalalkan bagi dirinya apa dihalalkan oleh Al Quran dan mengharamkan
segala yang diharamkannya, akan dimasukkan Allah ke dalam surga dan dia
diberi Allah kesempatan untuk memberi shafa>’ah kepada sepuluh orang dari
keluarganya yang semestinya masuk ke neraka….Sunan Al Turmudzi 4 hal. 245
Imam Ali bin Abi Thalib dalam Nahj Al-Balaghah berkata,
فيه شفع القيامة يوم القرآن له شفع من إنه
Artinya: Orang yang diberi shafa>’ah oleh Al Quran akan dapat memberikan
shafa>’ah .Ibn Abi Al Hadid,Syarh Najhul Balaghah 2 hal.92
vi
PERSEMBAHAN
KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK AGAMAKU.... NEGERIKU.... ALMAMATERKU....... PRODIKU...... IBU, BAPAK DAN ADIKKU TERCINTA..... GURU-GURUKU.......... TEMEN-TEMEN SENASIB SEPERJUANGAN.......... TEMAN-TEMAN YANG MEMBANTUKU........
vii
ABSTRAK
ALFATAH DEDI IRAWAN, Dosen Pembimbing Dr. H. Ahmad Subakir, M.Ag
dan Moh. Zainal Arifin, M.HI., SHAFA’AH MENURUT MUSTHAFA AL
MARAGHI DALAM TAFSIR AL MARAGHI Ilmu Al Qur’an dan Tafsir,
Ushuluddin dan Ilmu Sosial, STAIN Kediri 2016.
Kata Kunci: Konsep, Shafa>’ah, Al Qur’an, Tafsir Al Maraghi
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang merupakan kumpulan
firman-firman Allah (kala>m Alla>h) yang diturunkan kepada nabi Muhammad
Saw melalui malaikat Jibril As. Dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an
dibutuhkan keahlian dan kecakapan khusus. Kesalah pahaman dalam mengartikan
sebuah konsep akan menjerumuskan seseorang pada kemusyrikan. Konsep
shafâ>'ah misalnya, konsep ini masih sangat rancu dipahami oleh sebagian
masyarakat, sehingga penjelasan dan penjabaran tentang konsep ini sangat
diperlukan. Untuk memahami penjelasan al-Qur’an tentang konsep shafa>’ah
secara benar dibutuhkan sebuah tafsir. Tafsir al-Maraghi merupakan tafsir yang
disusun oleh Ahmad Musthafa al-Marâghi, seorang ulama tafsir kontemporer.
Penelitian ini bersifat kajian pustaka (library risearch) yang dilakukan
dengan cara dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mencari serta
menelaah data kualitatif yang sesuai dengan tema dari sumber primer dan sumber
sekunder. Data primer yang digunakan adalah tafsir al-Maraghi dan data-data
yang lain yang ada kaitannya sebagai sumber sekunder. Adapun fokus penelitian
ini adalah mengenai konsep syafaat menurut tafsir Al Maraghi yang terdiri atas
kata shafa>’ah dan ayat-ayatnya dalam Tafsir al-Maraghi, siapa yang
dishafa>’ati dan siapa yang tidak dishafa>’ati, dan siapa pemberi shafa>’ah.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam pandangan Ahmad
Musthafa al-Marâghi shafâ>’ah adalah suatu permohonan kebaikan kepada Allah
Swt untuk orang lain, sejenis do’a yang dikabulkan Allah Swt. Shafâ>’ah
dikatakan sebagai bentuk permohonan do’a karena siapa pun yang kelak akan
memberikan shafâ>’ah kepada orang lain harus terlebih dahulu memohon
diperkenankannya oleh Allah Swt sebagai pemilik shafâ>’ah. Jika Allah
memberikan izin, maka shafâ>’ah bisa dilaksanakan, namun jika orang itu tidak
diberikan izin, maka ia tidak akan bisa memberikan shafâ>’ah kepada siapapun.
Mereka yang memenuhi syarat untuk memberikan shafâ>’ah menurut al-Maraghi
adalah para nabi, para malaikat, para ulama, dan para syuhadâ. Dari hasil
penafsiran al-Maraghi di atas, nampaknya shafâ>’ah itu dapat dibagi menjadi
dua: pertama, shafâ>’ah yang ditolak (al-Shafâ>’ah al-Mardu>dah), kedua,
shafâ>’ah yang diterima (al-Shafa>’ah al-Maqbu>lah).
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang
dilimpahkan-Nya serta pertolongan-Nya sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul Shafa>’ah Menurut Musthafa Al
Maraghi dalam Tafsir Al Maraghi.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa umat dari zaman kebodohan hingga
sampai zaman yang kita alami sekarang ini.
Penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan terutama kepada yang terhormat:
1. Drs. Nur Chamid, M.M selaku ketua STAIN Kediri
2. Dra. Robingatun, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Ushuluddin dan Ilmu Sosial
3. Moch. Muwaffiqillah, M.Fil.I selaku Ketua Prodi Tafsir Hadits STAIN Kediri,
serta seluruh staf civitas akademika atas segala kebijaksanaan, perhatian serta
dorongan sehingga penulis dapat menjalani studi dengan baik.
4. Dr. H. Ahmad Subakir, M.Ag dan Moh. Zainal Arifin, M.HI, selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan serta dorongan
sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.
5. Kedua orang tua yang selalu memberikan bimbingan dan dorongan serta Do’a
kepada penulis hingga akhirnya penulis bisa menyelelesaikan semuanya.
ix
6. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Tafsir Hadits angkatan tahun 2012
yang memberikan semangat dan motivasi selama belajar di kampus; dan
7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kekurangan
maupun kesalahan dalam penyusunan skripsi ini. Kritik dan saran, akan penulis
terima dengan kerendahan hati dan senang hati demi perbaikan skripsi ini.
Kediri, April 2016
Penulis
x
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Huruf Transliterasi
Arab Indonesia Arab Indonesia
}D ض ’ ء
}T ط B ب
}Z ظ T ت
‘ ع Th ث
Gh غ J ج
F ف }H ح
Q ق Kh خ
K ك D د
L ل Dh ذ
M م R ر
N ن Z ز
W و S س
H ه Sh ش
Y ي }S ص
B. Konsonan Rangkap
Konsonan Rangkap (shaddah), yang bersumber dari ya>’ nisbat (ya>’
yang ditulis sebagai petunjuk sifat) ditulis coretan atasnya. Contoh:
ditulis Ah}madi>yah أحمدي ة
Konsonan rangkap yang berasal dari bukan ya>’ nisbat ditulis dobel
hurufnya. Contoh:
ditulis dalla دل
xi
C. Ta>’ Marbut}ah
1. Bila dimatikan ditulis “ah”. Contoh:
ditulis jama>’ah جماعة
2. Bila dihidupkan karena berangkai dengan kata lain (sebagai Mud}a>f), maka
ditulis “at”. Contoh:
ditulis ni’mat Alla>h نعمة الله
D. Vocal pendek
Fathah ditulis a, kasrah ditulis i dan dammah ditulis u, masing-masing
dengan huruf tunggal.
E. Vocal panjang (madd)
A panjang ditulis a>, i panjang ditulis i> dan u panjang ditulis u>, masing-
masing dengan coretan di atas huruf a,i dan u.
F. Bunyi huruf dobel
Bunyi huruf dobel (dipthong) Arab ditransliterasikan dengan menggabung
dua huruf “ay” dan “aw”, masing-masing untuk أي dan أو.
G. Kata sandang alif + la>m
Jika terdapat huruf alif + la>m yang diikuti huruf qamari>yah maupun
diikuti huruf shamsi>yah, maka huruf alif + la>m ditulis al-. Contoh:
ditulis al-Ja>mi’ah الجامعة
H. Huruf besar
xii
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD.
I. Kata dalam rangkaian frase dan kalimat
Tetap konsisten dengan rumusan diatas, kata dalam rangkaian frase dan
kalimat ditulis kata per kata. Contoh:
ditulis Shaikh al-Isla>m شيخ الإسلام
J. Lain-lain
Kata-kata yang sudah dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
seperti kata ijmak, nash, hadis, dll, tidak mengikuti pedoman transliterasi ini dan
ditulis sebagaimana dalam kamus tersebut.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................... .......................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
NOTA DINAS ....................................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. vi
xiii
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 7
E. Telaah Pustaka ................................................................................. 7
F. Landasan Teori ................................................................................ 9
G. Metode Penelitian .......................................................................... 13
H. Sistematika Pembahasan ............................................................... 16
BAB II RIWAYAT HIDUP AL MARAGHI DAN TAFSIRNYA
A. Penulisan Tafsir Al Maraghi ......................................................... 18
B. Latar Belakang Keluarga, Pendidikan dan Karier Ahmad
Mustafa al-Maraghi ...................................................................... 20
C. Pandangan Ulama/Sarjana terhadap Ahmad Musthafa
al-Maraghi ..................................................................................... 26
D. Metode Penulisan dan Sistematika Tafsir al-Maraghi .................. 30
BAB III PENGUNGKAPAN AYAT-AYAT SHAFA>’AH DI DALAM
AL QUR’AN
A. Pengertian Shafa>’ah .................................................................... 39
B. Macam-macam Shafa>’ah ............................................................ 45
a. Shafa>’ah ‘Uzhma (Agung) .................................................... 46
b. Shafa>’ah untuk orang-orang yang berbuat maksiat .............. 46
c. Dengan izi Allah SWT ............................................................ 46
d. Yang diberi shafa>’ah haruslah orang yang diridhai atau
disukai oleh Allah SWT ......................................................... 47
xiv
C. Ayat-ayat Shafa>’ah dalam Al Qur’an ..................................... 48
a. QS. Al-Baqarah: 255 ............................................................... 48
b. QS. An-Nisa>’: 85 ................................................................... 48
c. QS. Al-A’ra>f: 53 ................................................................... 49
d. QS. Al-Anbiya>’: 28 ............................................................... 49
e. QS. Al-Shu’ara>’: 100 ............................................................ 49
f. QS. Al-Muddaththir: 48 .......................................................... 49
g. QS. Al-An’a>m:51 .................................................................. 50
h. QS. Al-An’a>m:70 .................................................................. 50
i. QS. Yu>nus: 3 ......................................................................... 50
j. QS. Al-Sajdah: 4 ..................................................................... 51
k. QS. Gha>fir: 18 ....................................................................... 51
l. QS. Al-A’ra>f: 53 ................................................................... 51
m. QS. Al-Ru>m: 13 .................................................................... 52
n. QS. Al-Zumar: 43 .................................................................... 52
o. QS. Al-An’a>m: 94 ................................................................. 52
p. QS. Yu>nus: 18 ....................................................................... 52
q. QS. Al-Baqarah: 48 ................................................................. 53
r. QS. Al-Baqarah: 123 ............................................................... 53
s. QS. Al-Baqarah: 254 ............................................................... 53
t. QS. An-Nisa>’: 85 ................................................................... 53
u. QS. Maryam: 87 ...................................................................... 54
v. QS. Ta>ha: 109 ....................................................................... 54
w. QS. Saba’: 23 ........................................................................... 54
x. QS. Al-Zumar: 44 .................................................................... 54
y. QS. Al-Zukhruf: 86 ................................................................. 55
z. QS. Al-Muddathir: 48 ............................................................. 55
aa. QS. Ya> Si>n: 23 .................................................................... 55
bb. QS. Al-Najm: 26 ..................................................................... 55
cc. QS. Al-Fajr: 3 .......................................................................... 55
D. Pandangan Ulama’ Tafsir tentang Shafa>’ah ............................... 56
xv
a. Az Zamakhsyari ....................................................................... 56
b. At Thabari ............................................................................... 56
c. Ibnu Katsir ............................................................................... 57
d. Fakhruddin Ar-Rozi ................................................................. 57
e. An-Nasafy ................................................................................ 58
f. Rasyid Ridha ........................................................................... 58
E. Pemberi dan Penerima Shafa>’ah ................................................. 58
a. Pemberi Shafa>’ah ................................................................. 58
b. Penerima Shafa>’ah ................................................................ 62
BAB IV KONSEP SHAFA>’AH DALAM TAFSIR AL-MARAGHI
A. Penafian Diterimanya Shafa>’ah yang Diyakini
Orang-orang Yahudi ........................................................................ 66
B. Penafian Diterimanya Shafa>’ah yang Diyakini
Orang-orang Kafir dan Musyrik ...................................................... 69
C. Penafian Kelayakan Berhala-berhala untuk Memberi Shafa>’ah ... 76
D. Shafa>’ah itu Harus Milik Allah SWT ........................................... 86
E. Adanya Pemberidan yang Diberi Shafa’ah Selain Allah SWT
Dengan Izin dan Ridha-Nya ............................................................ 93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 112
B. Saran-saran .................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 115
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 119