gratis memperkuat amalan ibadah sunnah · pdf filebuletin ini gratis edisi xxi, 8 maret 2009...

2
Buletin ini GRATIS Edisi XXI, 8 Maret 2009 MEMPERKUAT AMALAN IBADAH SUNNAH Menyampaikan Kalam Ilahi dengan Kesejukan Hati Alamat surat: Cultural Mosque (台北文化清真寺) Hsinhai Road Sec. 1, Lane 25, No 3, TAIPEI (辛亥路,1 ,25 ,3 ) Buletin Dwi Mingguan ini diterbitkan oleh Majelis Talim Yasin Taipei (MTYT) Dewan Redaksi: Ema Kurniasih, Ismi, Lily, Rustini, Badriyah, Indah. Kontributor : M. Rizki Ramadhani, Diah Susanti, Umi Laily Yuhana, Nur Aini R, Yessi Mulyani, Ila N. Kritik, pertanyaan, dan saran dikirimkan ke email: [email protected] Bergabunglah dengan kami Jamaah MTYT dalam kegiatan kegiatan yang kami kemas Islami dan bermanfaat bagi dunia akhirat kita, insya Allah. Ada: kursus komputer, bahasa Mandarin, berlatih rebana, konsultasi Muslimah, pelatihan kewirausahaan, dan kajian - kajian Islami. Setiap hari Minggu di Masjid Kecil Taipei. KAMI TUNGGU YAAAA……. Dalam beberapa edisi bulletin MTYT yang lalu, telah banyak disampaikan mengenai faedah dan pentingnya melaksanakan ibadah wajib semisal shalat dan puasa. Namun demikian, tidaklah lengkap ibadah kita jika hanya melaksanakan yang wajib-wajib saja. Perlulah bagi kita juga untuk megetahui manfaat dan keutamaan melaksanakan ibadah- ibadah sunnah yang mendatangkan pahala cukup besar bagi siapa-siapa yang mengerjakannya Ibadah sunnah dan keutamaannya Secara bahasa, sunnah berarti jalan. Sedang menurut istilah ilmu fiqih yaitu suatu perbuatan yang berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa bila ditinggalkan. Meskipun demikian, sebagai realisasi cinta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, kita harus memposisikan perbuatan sunnah, sejalan dengan 'rekomendasi' Allah: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (keda-tangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Al Ahzab: 21) Ibnu Katsir berkata: "Ayat ini adalah dalil yang kuat untuk meneladani Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dalam ucapan, perbuatan dan sikap beliau." Meniru dan meneladani seseorang adalah manifestasi cinta. Padahal Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Tidaklah beriman salah seorang di antara kamu hingga lebih mencintai aku, daripada orang tuanya, anak-anaknya dan segenap manusia." (HR. Al Bukhari dan Muslim dari Anas Radhiallahu Anhu). Karena itu, pertanda seberapa besar cinta kita kepada Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam di antaranya dapat diukur dengan perhatian kita dalam meneladani setiap ucapan dan tindak tanduk beliau. Tapi ironinya, karena merasa tak akan mendapat dosa, umat Islam banyak yang meremehkan masalah-masalah sunnah. Alangkah baiknya kita mengikuti jejak Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma, yang senantiasa berusaha menerapkan setiap apa yang ia ketahui dari perbuatan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Hingga kini, banyak masalah sunnah yang terlupakan bahkan diremehkan oleh umat. Adapun di antara sunnah-sunnah yang sering dilupakan dan diremehkan adalah sbb.: Pertama: Berkumur dan istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung sebelum berwudhu). Ketika berwudhu, banyak orang yang tidak berkumur dan istinsyaq. Ada pula yang hanya berkumur tetapi tidak melakukan istinsyaq. Padahal dua-duanya merupakan sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Abdullah bin Zaid meriwayatkan tentang cara berwudhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, "berkumur dan istinsyaq dari satu telapak tangan. Beliau melakukan hal itu tiga kali." (HR. Al Bukhari dan Muslim). Kedua: Berwudhu sebelum mandi dari hadats besar. Jarang orang memperhatikan tata cara mandi dari hadats besar menurut tuntunan sunnah. Dalam benak mereka, yang terpikir hanyalah bagaimana bisa menghilangkan hadats besar. Adapun menurut sunnah, di antaranya adalah mengawali mandi tersebut dengan berwudhu. Secara rinci cara mandi dari hadats besar menurut tuntunan Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam dijelaskan dalam hadits Aisyah Radhiallahu Anha; "Sesungguhnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bila mandi dari jinabat, memulai dengan mencuci kedua tapak tangannya, lalu berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jari beliau ke dalam air dan dengannya beliau menyelanyela akar rambutnya, lalu menyiram kepalanya dengan tiga kali cidukan dari kedua tangannya, lalu menyiram seluruh kulit (tubuhnya)." (HR. Al Bukhari) Pengajian rutin awal tahun di masjid kecil Suasana kursus komputer di masjid kecil Hajatan besar di negeri kita Indonesia akan segera berlangsung ……. PEMILU 2009 sebentar lagi akan tiba. Catat tanggalnya KAMIS, 9 APRIL 2009 Sampaikan suara anda untuk perubahan bangsa Indonesia ke depan. Jangan lupa pula untuk memastikan bahwa anda sudah terdaftar sebagai pemilih di daftar pemilih tetap (DPT). Untuk mengecek DPT, silahkan mengakses link berikut http://kdei-taipei.org/tw/index.php?option=com_wrapper&Itemid=27 Ayo sukseskan PEMILU 2009.

Upload: vantram

Post on 07-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: GRATIS MEMPERKUAT AMALAN IBADAH SUNNAH · PDF fileBuletin ini GRATIS Edisi XXI, 8 Maret 2009 MEMPERKUAT AMALAN IBADAH SUNNAH Menyampaikan Kalam Ilahi dengan Kesejukan Hati Alamat surat:

Buletin ini GRATIS Edisi XXI, 8 Maret 2009 MEMPERKUAT AMALAN IBADAH SUNNAH

Menyampaikan Kalam Ilahi dengan Kesejukan Hati

Alamat surat: Cultural Mosque (台北文化清真寺) Hsinhai Road Sec. 1, Lane 25, No 3, TAIPEI (辛亥路,1段,25巷,3號)

Buletin Dwi Mingguan ini diterbitkan oleh Majelis Ta’lim Yasin Taipei (MTYT) Dewan Redaksi: Ema Kurniasih, Ismi, Lily, Rustini, Badriyah, Indah. Kontributor : M. Rizki Ramadhani, Diah Susanti, Umi Laily Yuhana, Nur Aini R, Yessi Mulyani, Ila N. Kritik, pertanyaan, dan saran dikirimkan ke email: [email protected] Bergabunglah dengan kami Jamaah MTYT dalam kegiatan – kegiatan yang kami kemas Islami dan bermanfaat bagi dunia – akhirat kita, insya Allah. Ada: kursus komputer, bahasa Mandarin, berlatih rebana, konsultasi Muslimah, pelatihan kewirausahaan, dan kajian - kajian Islami. Setiap hari Minggu di Masjid Kecil Taipei. KAMI TUNGGU YAAAA…….

Dalam beberapa edisi bulletin MTYT yang lalu, telah banyak disampaikan mengenai faedah dan pentingnya melaksanakan ibadah wajib semisal shalat dan puasa.

Namun demikian, tidaklah lengkap ibadah kita jika hanya melaksanakan yang wajib-wajib saja. Perlulah bagi kita juga untuk megetahui manfaat dan keutamaan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah yang mendatangkan pahala cukup besar bagi siapa-siapa yang mengerjakannya Ibadah sunnah dan keutamaannya

Secara bahasa, sunnah berarti jalan. Sedang menurut istilah ilmu fiqih yaitu suatu perbuatan yang berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa bila ditinggalkan. Meskipun demikian, sebagai realisasi cinta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, kita harus memposisikan perbuatan sunnah, sejalan dengan 'rekomendasi' Allah: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (keda-tangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Al Ahzab: 21)

Ibnu Katsir berkata: "Ayat ini adalah dalil yang kuat untuk meneladani Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dalam ucapan, perbuatan dan sikap beliau." Meniru dan meneladani seseorang adalah manifestasi cinta. Padahal Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Tidaklah beriman salah seorang di antara kamu hingga lebih mencintai aku, daripada orang tuanya, anak-anaknya dan segenap manusia." (HR. Al Bukhari dan Muslim dari Anas Radhiallahu Anhu).

Karena itu, pertanda seberapa besar cinta kita kepada Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam di antaranya dapat diukur dengan perhatian kita dalam meneladani setiap ucapan dan tindak tanduk beliau. Tapi ironinya, karena merasa tak akan mendapat dosa, umat Islam banyak yang meremehkan masalah-masalah sunnah. Alangkah baiknya kita mengikuti jejak Ibnu

Umar Radhiallahu Anhuma, yang senantiasa berusaha menerapkan setiap apa yang ia ketahui dari perbuatan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Hingga kini, banyak masalah sunnah yang terlupakan bahkan diremehkan oleh umat. Adapun di antara sunnah-sunnah yang sering dilupakan dan diremehkan adalah sbb.: Pertama: Berkumur dan istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung sebelum berwudhu). Ketika berwudhu, banyak orang yang tidak berkumur dan istinsyaq. Ada pula yang hanya berkumur tetapi tidak melakukan istinsyaq. Padahal dua-duanya merupakan sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Abdullah bin Zaid meriwayatkan tentang cara berwudhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, "berkumur dan istinsyaq dari satu telapak tangan. Beliau melakukan hal itu tiga kali." (HR. Al Bukhari dan Muslim). Kedua: Berwudhu sebelum mandi dari hadats besar.

Jarang orang memperhatikan tata cara mandi dari hadats besar menurut tuntunan sunnah. Dalam benak mereka, yang terpikir hanyalah bagaimana bisa menghilangkan hadats besar. Adapun menurut sunnah, di antaranya adalah mengawali mandi tersebut dengan berwudhu. Secara rinci cara mandi dari hadats besar menurut tuntunan Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam dijelaskan dalam hadits Aisyah Radhiallahu Anha; "Sesungguhnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bila mandi dari jinabat, memulai dengan mencuci kedua tapak tangannya, lalu berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jari beliau ke dalam air dan dengannya beliau menyelanyela akar rambutnya, lalu menyiram kepalanya dengan tiga kali cidukan dari kedua tangannya, lalu menyiram seluruh kulit (tubuhnya)." (HR. Al Bukhari)

Pengajian rutin awal tahun di masjid kecil

Suasana kursus komputer di masjid kecil

Hajatan besar di negeri kita Indonesia akan segera berlangsung ……. PEMILU 2009 sebentar lagi akan tiba. Catat tanggalnya

KAMIS, 9 APRIL 2009

Sampaikan suara anda untuk perubahan bangsa Indonesia ke depan. Jangan lupa pula untuk memastikan bahwa anda sudah terdaftar sebagai pemilih di daftar pemilih tetap (DPT). Untuk mengecek DPT, silahkan mengakses link berikut http://kdei-taipei.org/tw/index.php?option=com_wrapper&Itemid=27

Ayo sukseskan PEMILU 2009.

Page 2: GRATIS MEMPERKUAT AMALAN IBADAH SUNNAH · PDF fileBuletin ini GRATIS Edisi XXI, 8 Maret 2009 MEMPERKUAT AMALAN IBADAH SUNNAH Menyampaikan Kalam Ilahi dengan Kesejukan Hati Alamat surat:

Ketiga: Mendatangi shalat dengan tenang. Bila iqomat telah dikumandangkan, atau shalat jama'ah telah didirikan kita banyak menyaksikan orang-orang berlarian untuk mendapatkan ruku' bersama imam. Di samping jauh dari sunnah, perbuatan itu mengakibatkan pelakunya tidak bisa khusyu', dan mengganggu mereka yang sedang shalat. Untuk menanggulangi hal tersebut, hendaknya kita datang berjamaah lebih awal, yang dengan begitu kita bisa melakukan perbuatan sunnah yang lain. Shalat sunnah qabliyah, misalnya. Petunjuk cara mendatangi shalat berjamaah telah diberikan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Beliau bersabda: "Bila shalat telah didirikan, jangan mendatanginya dengan tergesa-gesa, tetapi datanglah dengan berjalan secara tenang. Apa yang kamu dapatkan maka shalatlah dan apa yang kamu ketinggalan darinya maka sempurnakanlah." (HR. Muslim dari Abu Hurairah) . Keempat: Shalat malam/ tahajud. Banyak orang mengeluh dirinya sulit sekali bangun malam. Memang benar, bangun malam itu tidak mudah. Ia membutuhkan usaha dan kesabaran. Untuk memudahkan bangun malam, ikutilah nasehat-nasehat berikut ini: a. Tinggalkan maksiat dan dosa! Sebab keduanya menghalangi manusia dari keta'atan. b. Niatlah sungguh-sungguh untuk bangun dan ikhlas karena Allah. Baik pula jika disertai do'a memohon diberi kekuatan bangun tengah malam. c. Bersegera tidur. Begadang malam hanya akan membuatmu terlambat bangun. Apalagi jika tiada manfaatnya. Sekedar ngobrol misalnya. Bahkan hingga untuk pekerjaan penting sekali-pun, Anda harus membatasi waktunya. Tidak makan terlalu banyak menjelang tidur. Makan banyak akan membuat orang malas beribadah. d. Membaca do'a-do'a yang disun-nahkan ketika mau tidur. e. Meletakkan alarm atau sejenisnya sehingga bisa bangun sesuai dengan waktu yang diinginkan.

Saudaraku, usahakanlah selalu shalat malam. Mudah-mudahan do'a atau air matamu di sepertiga malam bisa menyelamatkanmu dari siksa Neraka. Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam ditanya: "Shalat apakah yang paling utama setelah shalat fardhu ?" Beliau menjawab: "Shalat di tengah malam." Ia bertanya (lagi) : "Dan puasa apakah yang lebih utama setelah Ramadhan ?" Beliau menjawab: "Puasa pada bulan Muharram." (Hadits riwayat Al Jama'ah kecuali Al Bukhari dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu). Kelima: Memohon perlindungan kepada Allah dari siksa kubur dan Neraka Jahannam, dari fitnah kehi-dupan dan kematian, fitnah Dajjal dan dari dosa serta hutang. Mohon perlindungan tersebut diucapkan menjelang akhir do'a tasyahud dalam shalat. Urwah bin Zubair berkata, Ai'syah Radhiallahu Anha mengabarinya bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dalam shalatnya berdo'a: "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari azab kubur dan aku berlindung kepadaMu dari fitnah Dajjal, dan aku berlindung kepadamu dari fitnah kehidupan dan kematian. Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari dosa dan hutang." Aisyah Radhiallahu Anha berkata: "Seseorang kemudian bertanya kepada Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam: "Betapa sering engkau memohon perlindungan dari hutang, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya orang yang berhutang itu bila berkata dusta dan bila berjanji mengkhianati." (HR. Muslim). Keenam: Berdo'a sebelum salam. Abdullah bin Amr meriwayatkan dari Abu Bakar As Shiddiq Radhiallahu Anhu, bahwasanya beliau berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam: "Ajarkanlah kepadaku do'a yang kupanjatkan dalam shalat." Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam menjawab: "Ucapkanlah: "Ya Allah, sesungguhnya aku terlalu banyak menganiaya diriku sendiri, dan tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau, maka ampunilah aku dari sisiMu, dan sayangilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha

Pengam-pun lagi Maha Penyayang." kemudian hendaknya ia memilih do'a yang disenanginya lalu berdo'a dengannya. (HR. Al Bukhari) Do'a ini dibaca setelah do'a mohon perlindungan, selanjutnya kita membaca do'a yang kita kehendaki. Alangkah baiknya kita membiasakan berdo'a pada waktu-waktu yang ditun-jukkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Di waktu yang mustajab tersebut kita meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akherat. Ketujuh: Shalat sunnah di rumah. Banyak manfaat shalat sunnah di rumah, di antaranya: a. Shalat sunnah di rumah adalah tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Melakukannya berarti menghidupkan dan meneladani sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. b. Ia lebih menjaga keikhlasan hati dari sikap riya' dan ingin dipuji orang. Shalat sunnah di rumah dengan sendirinya mengajarkan cara shalat yang benar kepada anggota keluarga, terutama kepada isteri dan anak-anak. Dalam sebuah hadits Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Alhamdulillah, setelah sekian lama kosong karena pergantian tahun baru dan liburan musim dingin kemarin, kursus komputer di masjid kecil dimulai kembali. Kursus komputer ini merupakan kegiatan rutin yang sudah merupakan program kerja dari MTYT dan juga kawan-kawan mahasiswa di FORMMIT. Tidak hanya kursus komputer saja, di masjid kecil juga dibuka kursus lainnya yakni kursus bahasa Inggris dan juga kursus bahasa Mandarin. Dalam kesempatan kursus yang pertama di minggu kemarin, tak kurang dari 30 orang peserta hadir mengikuti kursus ini. Syukur Alhamdulillah, di tahun yang baru ini FORMMIT dan MTYT

"Lakukanlah sebagian shalat-shalat (sunnah)mu di dalam rumah, dan jangan jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan." (HR. Al Bukhari) Aisyah Radhiallahu Anha berkata: "Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam shalat empat rakaat di rumahku sebelum shalat Zhuhur, kemudian keluar dan shalat bersama para Sahabat. Kemudian masuk (rumah lagi) lalu shalat dua rakaat. Beliau shalat Maghrib bersama para Sahabat, kemudian masuk (rumah) dan shalat (sunnah) dua rakaat. Beliau shalat Isya' bersama para Sahabat, kemudian masuk rumahku, lalu shalat (sunnah) dua rakaat." (HR. Muslim) Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata: "Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan sebagian besar shalat sunnahnya di dalam rumah. Terutama ba'diyah Maghrib. Tidak ada satu riwayatpun yang mengatakan bahwa beliau pernah melakukannya di dalam masjid." Penutup Demikian sekelumit pembahasan tentang beberapa amalan ibadah sunnah yang sangat besar keutamaannya bila kita laksanakan. Ibadah sunnah ini tentunya sangatlah penting untuk melengkapi amalan ibadah wajib kita. Insya Allah akan ikut memberatkan timbangan amal kita di hari kiamat nanti. Semoga kita bisa meningkatkan amalan ibadah sunnah kita di waktu-waktu kemudian. Amin. (Sunan Majhulah, Abdul Ilah Abdurrahman Salamah.) mendapatkan bantuan berupa komputer bekas dari KDEI yang bisa digunakan. Komputer ini kemudian gipakai untuk menggantikan komputer-komputer lama yang sudah tidak bisa dipakai lagi. Alhamdulillah sekali bantuan dari pihak KDEI ini cukup bermanfaat karena bisa membantu kelanjutan kegiatan kursus komputer ini. Di masjid kecil juga masih berlangsung beberapa kegiatan yang lainnya semisal pengajian rutin dan rapat bersama antara para organisasi keislaman yang ada di Taiwan. Semoga semua kegiatan yang ada bisa bernilai pahala bagi usaha dakwah kita di bumi Formosa. Amin. (Red)

KURSUS KOMPUTER DI MASJID KECIL KEMBALI DIMULAI