geologi bawah permukaan
DESCRIPTION
...TRANSCRIPT
GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN
Teori Dasar Log Gamma Ray
Dan Log Sonik/Akustik
WIMBO PRAKOSO JATI
410011102
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2013
Log Gamma Ray
adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang dihasilkan oleh unsur-unsur
radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan di sepanjang lubang bor.
Menurut Mastoadji (2007) kegunaan utama dari log GR adalah:
1. korelasi dan estimasi fasies
2. depth Control
3. estimasi kandungan serpih atau lempung
4. identifikasi aliran air
5. rekaman jejak dari prosedur stimulasi.
Unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya Uranium,
Thorium,Potassium,Radium,dll.
Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam shale dan sedikit sekali terdapat
dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum, dll. Oleh karena itu shale akan
memberikan response gamma ray yang sangat signifikan dibandingkan dengan batuan
yanglainnya.
Jika kita berekerja di sebuah cekungan dengan lingkungan pengendapan fluvio-
deltaic atau channel system dimana biasanya sistem perlapisannya terdiri dari
sandstone atau shale (sand-shale interbeds), maka log gamma ray ini akan sangat
membantu didalam evaluasi formasi (Formation Evaluation- FE).
Seperti halnya logging yang lainnya, pengukuran gamma ray log dilakukan dengan
menurunkan instrument gamma ray log kedalam lubang bor dan merekam radiasi
sinar gamma untuk setiap interval tertentu. Biasanya interval perekaman gamma ray
(baca: resolusi vertikal) sebesar 0.5 feet.
Dikarenakan sinar gamma dapat menembus logam dan semen, maka logging gamma
ray dapat dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang casing ataupun telah
dilakukan cementing. Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma karena casing dan
semen, akan tetapi energinya masih cukup kuat untuk mengukur sifat radiasi gamma
pada formasi batuan disampingnya.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa gammar ray log mengukur radiasi gamma yang
dihasilkan oleh unsur-unsur radio aktif seperti Uranium, Thorium, Potassium dan
Radium. Dengan demikian besaran gamma ray log yang terdapat didalam rekaman
merupakan jumlah total dari radiasi yang dihasilkan oleh semua unsur radioaktif yang
ada di dalam batuan. Untuk memisahkan jenis-jenis bahan radioaktif yang
berpengaruh pada bacaan gamma ray dilakukan gamma ray spectroscopy. Karena
pada hakikatnya besarnya energy dan intensitas setiap material radioaktif tersebut
berbeda-beda.
Spectroscopy ini penting dilakukan ketika kita berhadapan dengan batuan non-shale
yang memungkinkan untuk memiliki unsur radioaktif, seperti mineralisasi uranium
pada sandstone, potassium feldsfar atau uranium yang mungkin terdapat pada coal
dandolomite.
Gamma ray log memiliki satuan API (American Petroleum Institute), dimana tipikal
kisaran API biasanya berkisar antara 0 s/d 150. Walaupun terdapat juga suatu kasus
dengan nilai gamma ray sampai 200 API untuk jenis organic rich shale.
Sifat radioaktif dapat digunakan untuk mengevaluasi kadar kandungan clay yang
dapat berkaitan dengan penilaian produktif suatu lapisan berdasarkan intrepretasi data
logging. Besarnya volume shale dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
…………………………..…………………... (3-10)
dimana :
GRlog = hasil pembacaan GR log pada lapisan yang bersangkutan
GRmax = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan shale
GRmin = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan non shale
Dengan pertimbangan adanya efek densitas formasi, maka untuk formasi
dengan kandungan satu mineral, gamma ray yang terbaca pada log adalah :
……………………………………………….…… (3-11)
dimana :
ρ1 = densitas dari mineral radioaktif
V1 = volume batuan mineral
A1 = faktor perimbangan radioaktif dari mineral
= konsentrasi berat dari mineral
Untuk formasi yang mengandung lebih dari satu mineral radioaktif, respon GR
adalah penjumlahan dari beberapa mineral tersebut dengan menggunakan persamaan
(3-12). Sedangkan untuk formasi dengan kandungan dua mineral radioaktif, densitas
dan kekuatannya berbeda, serta keberadaannya dalam jumlah yang berbeda maka GR
yang terbaca pada log adalah :
……..………………………………..…… (3-12)
persamaan (3-12) diatas dapat disamakan dengan mengalikan dengan ρb sehingga
persamaannya dapat ditulis menjadi :
.GR = B1 V1 + B2 V2 …………………………………………… (3-13)
dimana :
B1 = ρ1 A1
B2 = ρ2 A2
Secara khusus Gamma Ray Log berguna untuk identifikasi lapisan permeabel
disaat SP Log tidak berfungsi karena formasi yang resistif atau bila kurva SP
kehilangan karakternya (Rmf = Rw), atau ketika SP tidak dapat merekam karena
lumpur yang yang digunakan tidak konduktif (oil base mud). Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar 3.10. Selain itu Gamma Ray Log juga dapat digunakan untuk
mendeteksi dan evaluasi terhadap mineral radioaktif (potassium dan uranium),
mendeteksi mineral tidak radioaktif (batubara), dan dapat juga untuk korelasi antar
sumur.
Gambar dibawah ini menunjukkan teknis perhitungan Vshale untuk shale A dari
sebuah gamma ray log. Perhatikan bahwa penentuan nilai-nilai tersebut bersifat
interpretatif.
Adapte
d from kgs.ku.edu
Gamma ray log memiliki kegunaan lain diantaranya untuk melakukanwell to well
correlation dan penentuan Sequence Boundary (SB), yakni dengan
mengidentifikasi Maximum Flooding Surface (MFS) sebagai spike dengan nilai
gamma ray yang tinggi. Well to well correlation ini biasanya dilakukan dengan
melibatkan log-log yang lainnya seperti sonic, density, porositas, dll.
Identifikasi Lapisan Porous Permeabel
Untuk identifikasi lapisan permeabel dapat diketahui dengan: defleksi SP, separasi
resistivity, separasi microlog, caliper log, dan gamma ray log. Adapun masing-masing
log diatas dapat diketahui sebagai berikut :
1. Defleksi SP : bilamana lumpur pemboran mempunyai perbedaan salinitas dengan
air formasi (terutama untuk lumpur air tawar), lapisan permeabel umumnya
ditunjukkan dengan adanya penambahan defleksi negatif (kekiri) dari shale base
line.
2. Separasi resistivity : adanya invasi dan lapisan permeabel sering ditunjukkan
dengan adanya separasi antara kurva resistivity investigasi rendah.
3. Separasi microlog : proses invasi pada lapisan permeabel akan mengakibatkan
terjadinya mud cake pada dinding lubang bor. Dua kurva pembacaan akibat
adanya mud cake oleh microlog menimbulkan separasi pada lapisan permeabel
dapat dideteksi oleh adanya separasi positif (micro inverse lebih kecil daripada
micro normal).
4. Caliper log : dalam kondisi lubang bor yang baik umumnya caliper log dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya ketebalan mud cake, sehingga dapat
memberikan pendeteksian lapisan permeabel.
5. Gamma Ray log : formasi mengandung unsur-unsur radioaktif akan
memancarkan radioaktif dimana intensitasnya akan terekam pada defleksi kurva
gamma ray log, pada umumnya defleksi kurva yang membesar menunjukkan
intensitas yang besar adalah lapisan shale/clay, sedangkan defleksi menunjukkan
intensitas radioaktif rendah menunjukkan lapisan permeabel.
Log Akustik/Log Sonic
Log ini merupakan jenis log yang digunakan untuk mengukur porositas, selain
density log dan neutron log dengan cara mengukur interval transite time (Δt), yaitu
waktu yang dibutuhkan oleh gelombang suara untuk merambat didalam batuan
formasi sejauh 1 ft. Peralatan sonic log menggunakan sebuah transmitter (pemancar
gelombang suara) dan dua buah receiver (penerima). Jarak antar keduanya adalah 1 ft.
Bila pada transmitter dipancarkan gelombang suara, maka gelombang tersebut
akan merambat kedalam batuan formasi dengan kecepatan tertentu yang akan
tergantung pada sifat elastisitas batuan, kandungan fluida, porositas dan tekanan
formasi. Kemudian gelombang ini akan terpantul kembali menuju lubang bor dan
akan diterima oleh kedua receiver. Selisih waktu penerimaan ini direkam oleh log
dengan satuan microsecond per feet (μsec/ft) yang dapat dikonversikan dari kecepatan
rambat gelombang suara dalan ft/sec.
Interval transite time (Δt) suatu batuan formasi tergantung dari lithologi dan
porositasnya. Sehingga bila lithologinya diketahui maka tinggal tergantung pada
porositasnya. Pada tabel III-2. dapat dilihat beberapa harga transite time matrik (Δtma)
dengan berbagai lithologi.
Tabel III-2. Transite Time Matrik untuk Beberapa Jenis Batuan
(Adi Harsono:”Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log”, Schlumberger, Edisi-8, Jakarta,
1 Mei 1997)
Untuk menghitung porositas sonic dari pembacaan log Δt harus terdapat hubungan
antara transit time dengan porositas. Seorang sarjana teknik, Wyllie mengajukan
persamaan waktu rata-rata yang merupakan hubungan linier antara waktu dan
porositas. Persamaan tesebut dapat dilihat dibawah ini :
.............................................................................. (3-18)
dimana :
Δtlog = transite time yang dibaca dari log, μsec/ft
Δtf = transite time fluida, μsec/ft
= 189 μsec/ft untuk air dengan kecepatan 5300 ft/sec
Δtma = transite time matrik batuan (lihat table III-2), μsec/ft
ФS = porositas dari sonic log, fraksi
Selain digunakan untuk menentukan porositas batuan, Sonic log juga dapat
digunakan sebagai indentifikasi lithologi.