gambaran motivasi kerja pada guru difabel …

154
i GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL PENYANDANG TUNANETRA SEJAK DEWASA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Marisda Hosiana 129114021 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 22-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

i

GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL

PENYANDANG TUNANETRA SEJAK DEWASA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Marisda Hosiana

129114021

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

iv

HALAMAN MOTTO

“Janganlah hendak kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi

nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa

dan permohonan dengan ucapan syukur”. (Filipi 4: 6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Ada yang lebih bermakna, dari hidup hanya mengejar sukses saja. Adalah

air mata orang tua yang bangga, atas pencapaian anak-anaknya”.

Skripsi ini Kupersembahkan untuk Kedua Orang Tua dan Kedua Adikku

Tercinta yang Selalu Sabar Menanti Kelulusanku. Terima Kasih Atas

Dukungan dan Motivasi Kalian.

SEMOGA KARYA INI BERMANFAAT BAGI SEMUA PIHAK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

vii

GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL

PENYANDANG TUNANETRA SEJAK DEWASA

Marisda Hosiana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi kerja pada

guru difabel penyandang tunanetra sejak dewasa, dan secara khusus berupaya

memahami perubahan dan faktor-faktor dari motivasi kerja mereka. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan studi

fenomenologi. Metode pengambilan data berupa wawancara terbuka dengan

metode semi terstruktur. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive

sample. Informan penelitian adalah dua orang berusia 20-40 tahun yang

mengalami ketunanetraan sejak dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

semua informan mengalami perubahan berupa penurunan motivasi kerja akibat

ketunanetraan yang dialami ketika usia dewasa. Gejala awal yang muncul seperti

perasaan ketidakberdayaan, depresi keputusasaan, dan respon perasaan emosi

negatif sebagai faktor-faktor menurunnya motivasi kerja mereka. Sedangkan,

peningkatan motivasi kerja disebabkan oleh adanya pengalaman rehabilitasi dan

dukungan sosial dari berbagai sumber seperti keluarga, pasangan, teman kerja,

dan teman sesama penyandang tunanetra. Hal yang menarik adalah esensi makna

pengalaman dari motivasi kerja kedua informan mengalami perbedaan, namun

keduanya dipengaruhi oleh kebutuhan eksistensi (existence needs), kebutuhan

keterhubungan (relatedness needs), dan kebutuhan pertumbuhan (growthneeds)

sebagai semangat dan dorongan kerja seluruh informan.

Kata Kunci: Motivasi Kerja, Guru Difabel, Penyandang Tunanetra Sejak Dewasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

viii

DESCRIPTION OF WORK MOTIVATION TO DISABLED TEACHERS

WITH VISUAL IMPAIRMENT SINCE ADULTHOOD

Marisda Hosiana

ABSTRACT

The research is aimed to know description of work motivation disabled

teachers with visual impairment since adulthood, particularly to understand the

changes and the factors of their work motivation. This research uses a qualitative

method with phenomenological study. The research data are gained by using open

interview with the semi structured method. The sample use purposive sample. Two

adults, aged 20-40 years, who were blind in early adulthood, had participated in

this study. The results showed that late blind brought several impacts on

informan. Both subjects experienced a decrease in work motivation characterized

by initial symptoms such as feelings of helplessness, depression of despair, and

negative emotional response in the beginning of blindness as the antecendens of

their work motivation. The increased of work motivation was obtained due to

experience of rehabilitation and social support from various sources such as

family, patners, and groups. The interesting is the essence of the meaning of

experience from the work motivation of the two defferent informants, but both are

influenced by existence needs (kebutuhan eksistensi) , relatedness needs

(kebutuhan keterhubungan), dan growthneeds (kebutuhan pertumbuhan) as the

spirit and encouragement of the work of all subjects.

Keywords: Work Motivation, Disabled teachers, Visual Impairment Since

Adulthood

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: “Gambaran

Motivasi Kerja Pada Guru Difabel Penyandang Tunanetra Sejak Dewasa”.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

dalam jenjang perkuliahan Strata I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam

penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat

bimbingan, bantuan, nasihat dan saran serta kerjasama dari berbagai pihak,

khususnya dosen pembimbing, segala hambatan tersebut akhirnya dapat diatasi

dengan baik.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik

aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan.

Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis.

Harapannya semoga penulisan skripsi ini dapat menambah ilmu

pengetahuan, wawasan, dan sumber informasi bagi penelitian yang sejenis.

Penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna sehingga penulis

membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki

karya ini. Selanjutnya dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan banyak

bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

xi

Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus hati mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Ayah, terima kasih atas kasih sayang dan usaha yang telah diberikan

semasa hidup kepada penulis sampai menyelesaikan skripsi dengan baik.

Semoga ayah bangga disisi-Nya dan selalu menjadi sumber motivasi bagi

penulis.

2. Ibu, terima kasih atas segala doa yang selalu dipanjatkan tak henti-

hentinya untuk keberhasilan penyelesaian skripsi penulis. Berkat

kesabaran dan kasih sayang yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan baik.

3. Dr. Titik Kristiyani, M. Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Ibu

Monica E. Madyaningrum, Ph.D. selaku Kaprodi untuk semua kesempatan

belajar yang diberikan.

4. Bapak R. Landung Eko Prihatmoko, M. Psi., Psi. Selaku dosen

pembimbing skripsi, terima kasih atas kesabaran dan bimbingan yang telah

diberikan selama proses menyelesaikan penulisan skripsi.

5. Sukma Budi Wicaksono, terima kasih setiap hari selalu memberikan

motivasi penulis untuk segera lulus.

6. Adikku, Gloria dan Yosena, yang telah menjadi pendengar yang baik dan

menyemangati terus-menerus.

7. Gege, Wulan, Ratna, Yanti, Eska, Duga, Ester, Desi, dan Jesica yang

mendukung dan membantu penulis baik secara langsung maupun tidak

langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING...................................ii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii

HALAMAN MOTTO...........................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.........................................vi

ABSTRAK............................................................................................................vii

ABSTRACT...........................................................................................................vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH......................ix

KATA PENGHANTAR........................................................................................x

DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL..............................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xix

BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................10

C. Tujuan Penelitian.......................................................................................10

D. Manfaat Penelitian.....................................................................................10

1. Manfaat Teoritis...................................................................................10

2. Manfaat Praktis....................................................................................11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

xiv

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................12

A. Motivasi Kerja...........................................................................................12

1. Definisi Motivasi.................................................................................12

2. Definisi Motivasi Kerja.......................................................................13

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja...........................15

4. Teori Motivasi Kerja...........................................................................15

5. Indikator Motivasi Kerja.....................................................................17

B. Guru Difabel..............................................................................................18

1. Definisi Guru Difabel..........................................................................18

2. Peran Guru Difabel..............................................................................20

C. Tunanetra...................................................................................................22

1. Definisi Tunanetra...............................................................................22

2. Klasifikasi Tunanetra...........................................................................23

3. Faktor Penyebab Tunanetra.................................................................25

4. Masalah-Masalah Penyandang Tunanetra...........................................26

5. Tahap Penyesuaian Psikologis Tunanetra............................................28

D. Dinamika Gambaran Motivasi Kerja pada Guru Difabel -

Penyandang Tunanetra Dewasa.................................................................30

E. Kerangka Berfikir......................................................................................36

BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................37

A. Jenis Penelitian..........................................................................................37

B. Fokus Penelitian........................................................................................38

C. Informan Penelitian...................................................................................38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

xv

1. Populasi...............................................................................................38

2. Sampel.................................................................................................39

D. Metode Pengumpulan Data.......................................................................39

E. Proses Pengumpulan Data.........................................................................41

F. Metode Analisa Data.................................................................................42

G. Kredibilitas................................................................................................43

BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN...............................45

A. Persiapan Penelitian..................................................................................45

1. Kesediaan Informan............................................................................45

2. Penyusunan Pedoman Observasi dan Wawancara..............................45

B. Pelaksanaan Penelitian..............................................................................45

C. Hasil Penelitian.........................................................................................46

1. Kasus Informan 1................................................................................46

a. Identitas Informan 1......................................................................46

b. Hasil Wawancara..........................................................................47

c. Analisis.........................................................................................52

2. Kasus Informan 2................................................................................62

a. Identitas Informan 2......................................................................62

b. Hasil Wawancara..........................................................................63

c. Analisis.........................................................................................68

D. Pembahasan Hasil Penelitian....................................................................81

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................95

A. Kesimpulan..............................................................................................95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

xvi

B. Kelemahan Penelitian..............................................................................98

C. Saran........................................................................................................99

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................101

LAMPIRAN........................................................................................................105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Informan 1 : Tabel Wawancara Subjek 1...........................................106

Lampiran Informan 2 : Tabel Wawancara Subjek 2...........................................121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat penting dalam

menentukan keberhasilan peserta didik untuk mewujudkan tujuannya.

Menurut Kunandar (2010) Guru adalah orang yang paling berpengaruh

terhadap peserta didiknya dan saat berada di sekolah, guru akan menjadi

panutan atau contoh bagi peserta didiknya. Guru juga seseorang yang

memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik atau tenaga profesional

sehingga mereka dapat merencanakan, menganalisis, dan menyimpulkan

masalah yang dihadapi (Djamarah, 2015). Hal ini sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 39 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi.

Sesuai dengan landasan yuridis kompetensi guru yang tertuang dalam

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 40 ayat (2), dijelaskan bahwa pendidik (guru) berkewajiban:

“Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,

dinamis, dialogis; mempunyai komitmen secara profesional untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

2

meningkatkan mutu pendidikan; dan memberi teladan dan menjaga nama baik

lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan dan yang

diberikan kepadanya”. Oleh karenanya, seorang guru juga harus memiliki

kompetensi dasar dalam mendidik. Di dalam dunia pendidikan saat ini,

keberhasilan pendidikan juga banyak ditentukan oleh kompetensi guru yang

tidak hanya memiliki kemampuan pedagogik dan profesional (hard skill),

tetapi juga kemampuan kepribadian dan sosial (soft skill) (Mufti, 2016). Hasil

penelitian dari Harvard University Amerika Serikat yang mengagetkan dunia

pendidikan di Indonesia di mana menurut penelitian tersebut, kesuksesan

seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan

teknis (hard skill), tetapi justru dari keterampilan mengelola diri dan orang

lain (soft skill) sebesar 80% dan sisanya 20% dari hard skill (Mufti, 2016).

Menurut Karweti (2010) guru merupakan pemimpin pendidikan, guru

amat menentukan dalam proses pembelajaran di kelas, dan peran

kepemimpinan tersebut akan tercermin dari bagaimana guru melaksanakan

peran dan tugasnya. Pada umumnya, menjadi seorang guru tidak hanya

dilakukan oleh individu normal, melainkan juga individu difabel. Arti difabel

adalah kelainan fisik dan atau mental yang dapat mengganggu atau

merupakan suatu rintangan dan hambatan untuk melakukan aktivitas secara

normal (Adawiyah, 2017). Terkait dengan fenomena pembelajaran, maka

diperlukan guru yang memiliki “kompetensi plus” (Ishartiwi, 2012).

Kompetensi plus artinya guru difabel juga harus memenuhi kompetensi

sesuai kebijakan pemerintah tentang pendidik dan tenaga kependidikan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

3

sistem pendidikan nasional yang tertuang dalam : (1) Undang-Undang Nomor

14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; (2) Peraturan pemerintah Nomor 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan (3) Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan

Kompetensi Pendidik; (4) Peraturan Pemerintah No 74 tahun 2008 Tentang

Guru (Ishartiwi, 2012). Menurut Ishartiwi (2012) kebijakan tersebut

mempersyaratkan pendidik minimal memiliki empat kompetensi, yaitu

pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian.

Mulyasa (2004) menjelaskan jika para guru akan bekerja dengan

sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Apabila memiliki

motivasi yang tinggi, ia akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian,

dan ingin ikut serta dalam suatu tugas atau kegiatan (Mulyasa, 2004).

Motivasi adalah daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya tujuan (Sardiman,

2011). Oleh karena itu, guru menjadi seorang pendidik karena adanya

motivasi untuk mendidik dan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.

Terdapat guru yang mengalami ketunanetraan sejak dewasa di Panti

Pelayanan Sosial Disabilitas “Penganthi” Temanggung, Jawa Tengah. Guru

tersebut mengajar anak-anak berkebutuhan khusus secara profesional. Meski

mengalami ketunanetraan sejak dewasa, namun sejatinya sebagai seorang

pengajar atau pendidik memiliki kompetensi dan motivasi yang sama seperti

guru pada umumnya. Tunanetra adalah individu yang kehilangan penglihatan

karena kedua indera penglihatannya tidak berfungsi secara normal (Scholl,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

4

1986). Menurut Scholl (1986) Tunanetra dibagi menjadi dua kategori, yaitu

buta total dan low vision atau penglihatan yang berkurang. Seseorang

penyandang low vision memiliki ketajaman penglihatan kurang lebih 6 meter,

sementara buta total atau yang biasa disebut buta merupakan kondisi di mana

individu mengalami kerusakan penglihatan secara total (Scholl, 1986).

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2011

melaporkan bahwa secara global terdapat sekitar 284 juta orang tunanetra,

yang terdiri dari 245 juta orang penyandang low vision dan 39 juta orang

tunanetra berat (Tarsidi, 2012). Masalah kebutaan yang terjadi di Indonesia

lebih banyak dialami oleh individu di usia dewasa. Berbagai penyakit yang

menyebabkan tingginya angka kebutaan di Indonesia, antara lain katarak

(0,78%), glukoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14), sedangkan sisanya akibat

penyakit kornea (0,10%), retina (0,13%), dan kekurangan vitamin A

(Harimukthi & Dewi, 2014).

Sebagian besar penyandang tunanetra mendapatkan ketunanetraannya

pada suatu waktu dalam masa kehidupannya karena bermacam-macam sebab

(Tarsidi, 2012). Menurut Tarsidi (2012) penyandang tunanetra yang

mengalami ketunanetraan late blind atau sejak dewasa memunculkan lebih

banyak hambatan dalam tugas perkembangannya dibandingkan ketunanetraan

yang terjadi pada awal masa kehidupan atau sejak lahir. Dodds (Tarsidi,

2012) menjelaskan bahwa ketunanetraan yang terjadi tiba-tiba pada usia

dewasa dapat mengakibatkan depresi, persepsi diri yang tidak tepat, sangat

menurunnya tingkat motivasi, rendahnya harga diri, dan rendahnya self-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

5

efficacy. Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan Santoso & Erawan

(Effendi dkk., 2017) bahwa penyandang tunanetra late-blind menunjukkan

reaksi awal yang beragam. Menurut Santoso & Erawan reaksi umum yang

muncul adalah perasaan marah dan kecewa terhadap keadaan yang menimpa

mereka, ada juga satu informan Santoso & Erawan yang menjadi pecandu

alkohol dan melakukan self-injury untuk mengalihkan pikiran dari kejadian

yang menimpanya (Effendi dkk., 2017).

Permasalahan penyandang tunanetra merupakan masalah yang sangat

kompleks, adanya keterbatasan fisik tentu saja menimbulkan masalah karena

adanya keterbatasan organ tubuh yang tidak sempurna (Sayyidah, 2015).

Hasil penelitian terdahulu di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak

ditemui penyandang tunanetra yang tidak mampu dalam menyesuaikan diri

dengan lingkungannya, sehingga berdampak pada keberfungsional

penyandang tunanetra yang tidak tercapai dengan baik (Effendi dkk., 2017).

Hal berbeda diungkapkan oleh Tjahjanti (2018) menjelaskan jika motivasi

pada penyandang disabilitas fisik adalah untuk menafkahi keluarga, menjalin

hubungan dengan orang banyak, menolong penyandang disabilitas fisik agar

lebih sejahtera, adanya harga diri, dan keinginan menyetarakan dengan

individu normal. Faktor yang menjadi hambatan dalam bekerja berasal dari

faktor eksternal yaitu faktor masalah produksi dan tenaga kerja, masalah

pemasaran, permodalan, desain, kualitas produk dan mitra kerja (Tjahjanti,

2018). Oleh karena itu, dapat dijelaskan jika keterbatasan fisik seseorang

tidak hanya dapat menjadi hambatan, namun juga dapat menjadi motivasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

6

untuk maju dan berkembang dalam memenuhi tugas perkembangannya

sebagai individu.

Robbins (2002) membagi motivasi berdasarkan tiga kelompok

kebutuhan yaitu eksistensi (existence), keterhubungan (relatedness) dan

pertumbuhan (growth). Kebutuhan akan eksistensi memperhatikan

keberadaan materiil dasar manusia, mencakup kebutuhan psikologis serta

kebutuhan keamanan keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik

dan emosional. Kebutuhan akan keterhubungan merupakan hasrat untuk

memelihara hubungan antar pribadi atau interaksi dengan orang lain, meliputi

hasrat sosial (kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik, persahabatan) dan

penghargaan dari faktor eksternal (penghormatan dari luar, status, pengakuan,

perhatian). Sementara kebutuhan akan pertumbuhan merupakan hasrat

instrinsik untuk perkembangan diri, mencakup komponen-komponen

intrinsik penghargaan (harga diri, otonomi, prestasi) dan karakteristik

aktualisasi diri (dorongan untuk menjadi sesuatu atau sesuai dengan

ambisinya; pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan

diri). Berdasarkan definisi mengenai motivasi tersebut, seseorang bertindak

untuk melakukan sesuatu karena ada rangsangan untuk pemenuhan

kebutuhan.

Motivasi dalam diri manusia memberi energi, mengaktifkan dan

menggerakkan ke arah perilakunya untuk mencapai tujuan tertentu (Uno,

2007). Uno (2007) juga mengemukakan bahwa motivasi mencakup arah atau

tujuan tingkah laku, dan kegigihan tingkah laku. Selain itu motivasi kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

7

pada guru difabel penyandang tunanetra sejak dewasa di Temanggung

penting untuk diteliti karena berkaitan dengan hasil mengajar guru tersebut.

Hasil observasi menemukan jika tidak jarang guru difabel penyandang

tunanetra sejak dewasa kurang memiliki gairah dan motivasi dalam

melakukan tugasnya yang akhirnya mengakibatkan kurang berhasilnya tujuan

yang ingin dicapai. Akan tetapi, ada kalanya guru tersebut memiliki gairah

dan motivasi dalam melakukan tugasnya sehari-hari (Wawancara dengan

Kepala Panti PPSD “Penganthi” Temanggung, Jawa Tengah).

Hal ini sejalan dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Nurin

Nadhilla (2016) bahwa motivasi penyandang disabilitas fisik tunanetra pada

individu dewasa awal dan dewasa madya dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Namun, pengaruh terbesar muncul dari faktor eksternal, khususnya

dari kebutuhan keluarga. Hal ini mungkin terjadi karena kedua informan

adalah kepala keluarga dan mereka merasa bertanggung jawab terhadap

kelangsungan hidup istri dan anak-anak mereka. Motivasi kedua informan

didorong oleh kebutuhan eksistensi, keterhubungan, dan pertumbuhan.

Dorongan-dorongan ini pada akhirnya membuat mereka menyelesaikan tugas

tahap perkembangannya masing-masing dengan baik. Hanya hambatan

emosional yang masih dialami oleh informan dewasa awal, yaitu ketika ia

teringat kepada masa ia masih dapat melihat. Namun, ia sudah memiliki cara

untuk mengurangi emosi negatif yang muncul. Kondisi ini tidak dialami oleh

informan dewasa madya karena ingatan visualnya sangatlah lemah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

8

Berbagai macam permasalahan yang melingkupi motivasi kerja guru

difabel penyandang tunanetra sejak dewasa di Temanggung sangat penting

untuk digali sejalan dengan ungkapan Mardiana (2016) yang menyatakan

bahwa guru yang memiliki motivasi yang rendah memiliki dampak tidak

melaksanakan kegiatan dengan baik, guru tidak menggunakan metode

pembelajaran yang relevan, dan guru tidak melaksanakan kegiatan belajar

mengajar secara rutin sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai seperti

yang diharapkan. Pengalaman dalam kehidupan yang beragam dan unik akan

memberikan pengaruh terhadap motivasi kerja guru difabel penyandang

tunanetra sejak dewasa dalam proses kehidupannya. Kondisi yang dialami

guru difabel penyandang tunanetra sejak dewasa menunjukkan bahwa

pengalaman-pengalaman dalam kehidupan pasca menjadi tunanetra juga akan

berpengaruh terhadap motivasi kerja penyandang tunanetra.

Hasil penelitian Livneh (Tarsidi, 2012) bahwa reaksi yang umum

ditunjukkan oleh individu yang mengalami tunanetra sejak usia dewasa

tersebut mencakup syok, kecemasan, penolakan, depresi, kemarahan,

penerimaan, dan penyesuaian. Setiap individu memiliki cara masing-masing

untuk mengatasi atau coping dari reaksi tersebut akibat ketunanetraan

(Tarsidi, 2012). Sehingga, waktu yang dibutuhkan penyandang tunanetra di

usia dewasa untuk dapat menerima ketunanetraan dan menyesuaikan diri

dengan kondisi ini sangat bervariasi. Menurut Tarsidi (2012) hal ini

menghambat penyandang tunanetra untuk melakukan aktivitas kerja di

lingkungan tempat individu bekerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

9

Messina dan Messina (Tarsidi, 2012) mengemukakan bahwa tahapan

penyesuaian terhadap kehilangan fungsi organ tubuh membutuhkan waktu

tiga bulan hingga tiga tahun. John Hull (Tarsidi, 2012) juga membutuhkan

waktu empat tahun untuk dapat menerima dan menyesuaikan diri dengan

ketunanetraannya. Bahkan, Rebeeca Conrad membutuhkan waktu sekitar 15

tahun untuk dapat menyesuaikan diri karena ketunanetraannya (Tarsidi,

2012). Penelitian Harrington & Mcdermott (Tarsidi, 2012) mengungkapkan

hasil bahwa individu dengan tingkat kognitif yang lebih tinggi cenderung

memiliki penyesuaian yang lebih positif terhadap ketunanetraan, dan bahwa

individu yang sudah mempunyai lebih banyak pengalaman pendidikan

rehabilitasi juga cenderung lebih baik dalam penyesuaiannya. Di samping itu,

penelitian yang dilakukan Horowitz, Reinhardt, & McInerney (Tarsidi, 2012)

mengatakan bahwa dukungan keluarga dan teman-teman di sekitarnya juga

memiliki pengaruh yang signifikan untuk memprediksi keberhasilan terhadap

kondisi ketunanetraan. Jadi, secara spesifik sumber-sumber yang

mempengaruhi proses penyesuaian diri terhadap ketunanetraan dan

memperoleh motivasi kerja menjadi tinggi mencakup sumber personal yaitu

karakteristik pribadi yang stabil seperti self-esteem atau keterampilan sosial

serta sumber-sumber lingkungan seperti dukungan sosial dan keluarga

(Tarsidi, 2012). Dengan begitu, penyandang tunanetra sejak usia dewasa

dapat meningkatkan motivasi kerja, tujuan, dan makna hidupnya, serta lebih

memiliki karakteristik pribadi yang stabil dan mendapatkan dukungan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

10

keluarga dan teman-teman disekitarnya guna mengatasi depresi akibat

ketunanetraannya.

Berdasarkan uraian di atas, terdapat fakta-fakta yang menarik

mengenai motivasi kerja guru difabel penyandang tunanetra sejak usia

dewasa. Berpijak dari hal tersebut maka penelitian ini berupaya untuk

mengeksplorasi lebih dalam mengenai esensi makna pengalaman hidup pada

individu yang menjadi tunanetra sejak usia dewasa terkait motivasi kerja pada

guru difabel, dan secara khusus berupaya memahami perubahan dan faktor-

faktor dari motivasi kerja guru difabel tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

Bagaimanakah pengalaman guru difabel penyandang tunanetra sejak dewasa

terkait motivasi kerja ditinjau dari faktor-faktor yang mempengaruhinya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengalaman

motivasi kerja pada guru difabel yang mengalami ketunanetraan sejak dewasa

ditinjau dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini, antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

11

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

dan wawasan mengenai motivasi kerja pada guru difabel

penyandang tunanetra sejak usia dewasa.

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan

sumber informasi ilmiah bagi penelitian yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

perspektif baru yang berdampak pada peningkatan motivasi guru difabel

penyandang tunanetra. Guru difabel penyandang tunanetra juga

diharapkan dapat melaksanakan kegiatan dengan baik, menggunakan

metode pembelajaran yang relevan, dan melaksanakan kegiatan belajar

secara rutin, sehingga tujuan pembelajaran tercapai seperti yang

diharapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi Kerja

1. Definisi Motivasi

Motivasi menurut Winardi (2002), istilah motivasi (motivation)

berasal dari perkataan bahasa Latin, yaitu movere yang berarti

menggerakkan (to move). Diserap dalam bahasa Inggris menjadi

motivation berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang

menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan

(Karweti, 2010). Menurut Wahosumijo (Uno, 2017) motivasi merupakan

dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan

tertentu yang ingin dicapainya.

Maslow (Goble, 1987) juga mengatakan bahwa manusia dimotivasi

oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama oleh seluruh spesies,

tidak berubah, dan berasal dari sumber genetis atau naluriah. Menurut

Maslow motivasi manusia juga dapat diterapkan pada hampir seluruh

aspek kehidupan pribadi serta sosial (Goble, 1987). Berdasarkan Maslow

(Goble, 1987) individu merupakan keseluruhan yang padu dan teratur,

serta suatu tindakan atau suatu keinginan sadar memiliki lebih dari satu

motivasi, maka sebagian besar hasrat dan dorongan ada dalam diri

seseorang saling berhubungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

13

Menurut Sumantri (2001) motivasi biasanya digunakan untuk

menunjukkan suatu pengertian yang melibatkan tiga komponen utama,

yaitu (1) pemberi daya pada perilaku manusia (energizing); (2) pemberi

arah pada perilaku manusia (directing); (3) bagaimana perilaku itu

dipertahankan (sustaining). Campbell (Winardi, 2002) juga menyatakan

bahwa motivasi berhubungan dengan (1) pengarahan perilaku, (2)

kekuatan reaksi setelah seseorang individu telah memutuskan arah

tindakan-tindakan tertentu, dan (3) persistensi perilaku, atau berapa lama

orang yang bersangkutan melanjutkan pelaksanaan perilaku dengan cara

tertentu.

2. Definisi Motivasi Kerja

Menurut Siagian (1995) motivasi kerja adalah daya pendorong

yang mengakibatkan seseorang rela menggerakkan kemampuan dalam

bentuk keahlian atau ketrampilan tenaga dan waktunya untuk

menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab serta

melaksanakan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan

berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Chung dan Meggision (Karweti, 2010) menjelaskan motivation is

defined as goal-directed behavior. It concerns the level of effort one

exerts in pursuing a goal, it is closely related to employee satisfacton and

job performance (motivasi dirumuskan sebagai perilaku yang ditujukan

pada sasaran motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

14

oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan, motivasi berkaitan erat

dengan kepuasan pekerjaan dan performansi pekerjaan).

Robbin (Brahmasari, 2008) mengemukakan bahwa motivasi kerja

adalah keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk

mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi,

yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu

kebutuhan individu.

Menurut Ravianto (1985), motivasi kerja dipengaruhi oleh atasan,

rekan sekerja, sarana fisik, kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa

uang dan non uang, jenis pekerjaan dan tantangan. Dengan begitu,

individu memiliki motivasi sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Semisal, seseorang yang bekerja akan menghasilkan uang untuk

memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Seseorang dapat memberikan

kepada keluarga untuk keperluan makan, sekolah, memberi rumah, dan

lain-lain (Ravianto, 1985).

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi kerja dalam konteks penelitian ini adalah daya pendorong untuk

menggerakkan kemampuan, keahlian, dan ketrampilan untuk melakukan

tujuan-tujuan organisasi, dalam upaya pemenuhan kebutuhan individu

masing-masing. Menurut Karweti (2010) tujuan pekerjaan bisa diraih

apabila: (1) terdapat daya upaya (effort) yaitu tenaga yang dikeluarkan

pegawai pada waktu melakukan pekerjaan; (2) mempunyai tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

15

pekerjaan yang jelas (organizational goal); (3) terpenuhinya kebutuhan

seseorang untuk menggugah perhatian terhadap pekerjaannya.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Menurut Ardana dkk. (2008) yang dapat mempengaruhi motivasi

seseorang dalam bekerja, yaitu:

a) Karakteristik individu, antara lain: minat, sikap terhadap diri sendiri,

pekerjaan dan situasi pekerjaan, kebutuhan individual, kemampuan

atau kompetensi, pengetahuan tentang pekerjaan, emosi, suasana hati,

perasaan keyakinan dan nilai-nilai.

b) Faktor-faktor pekerjaan, antara lain:

(1) Faktor lingkungan pekerjaan, seperti: gaji yang diterima,

kebijakan-kebijakan, supervisi, hubungan antar manusia,

kondisi pekerjaan, dan budaya organisasi.

(2) Faktor dalam pekerjaan, seperti: sifat pekerjaan, rancangan

tugas atau pekerjaan, tingkat atau besarnya tanggung jawab

yang diberikan, adanya perkembangan dan kemajuan dalam

pekerjaan, dan adanya kepuasan dari pekerjaan.

4. Teori Motivasi kerja

Teori Eksistensi atau Keberadaan, Keterkaitan atau Keterhubungan,

dan Pertumbuhan (Existence, Relatedness, Growth ERG) dari Alderfer.

Teori ERG merupakan refleksi dari nama tiga dasar kebutuhan

(Mangkunegara, 2013), yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

16

1) Existence needs yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan

fisik eksistensi pegawai, seperti makan, minuman, pakaian,

bernapas, gaji, keamanan kondisi kerja. Menurut Alderfer

(Yanuarmawan, 2012) kebutuhan eksistensi mencakup seluruh

bentuk hasrat material dan fisiologis dengan segala variasinya,

kebutuhan terpuaskan oleh faktor-faktor seperti makanan,

udara, gaji, kondisi pekerjaan. Pemenuhan akan kebutuhan

eksistensi, mendorong atau memotivasi karyawan untuk giat

bekerja. Kebutuhan ini, akan tercapai dengan ditandai adanya

gaji dan tunjangan kebutuhan hidup saat ini, serta pemberian

rasa aman oleh perusahaan (Yanuarmawan, 2012).

2) Relatedness needs atau kebutuhan interpersonal yaitu kepuasan

dalam berinteraksi dengan lingkungan kerja. Menurut Alderfer

(Yanuarmawan, 2012) kebutuhan keterkaitan meliputi

kebutuhan sosial dan interpersonal. Mencakup kebutuhan

untuk berhubungan dengan orang lain, apakah dengan

keluarga, atasan, bawahan, dan kawan-kawan. Pemenuhan

akan kebutuhan keterkaitan atau relasi merupakan dorongan

atau motivasi bagi karyawan untuk giat bekerja

(Yanuarmawan, 2012).

3) Growthneeds yaitu kebutuhan untuk mengembangkan dan

meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan dengan

kemampuan dan kecakapan pegawai. Menurut Alderfer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

17

(Yanuarmawan, 2012) meliputi kebutuhan yang terpuaskan

oleh seorang individu menciptakan kontribusi kreatif dan

produktif terhadap diri sendiri atau lingkungan seperti

penghargaan, pengembangan, dan kemampuan karyawan

sendiri untuk mengembangkan diri.

Berbeda dengan teori Maslow, teori ERG tidak berasumsi bahwa

terdapat sebuah hierarki yang kaku dimana seseorang harus memenuhi

kebutuhan tingkat rendah terlebih dahulu sebelum naik ke tingkat

selanjutnya (Yanuarmawan, 2012). Tampaknya pandangan ini didasarkan

pada sifat pragmatisme manusia, artinya karena menyadari

keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi objektif

yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya pada hal-

hal yang mungkin dicapainya (Yanuarmawan, 2012).

5. Indikator Motivasi Kerja

David McClelland (Mangkunegara, 2013) mengemukakan tiga

kebutuhan manusia yaitu sebagai berikut:

a. Need for Achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang

merupakan refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk

pemecahan masalah. Menurut McClelland (Prihatsanti, 2010)

kebutuhan akan berprestasi memiliki ciri-ciri: tanggung jawab

pekerjaan, kebutuhan akan feedback, inovatif, pengambilan resiko,

dan persistence.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

18

b. Need for Affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang

merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada

bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan

orang lain. Menurut McClelland (Salbiyah, 2007) kebutuhan akan

afiliasi menjadi daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja

karyawan karena setiap orang menginginkan hal-hal: kebutuhan akan

perasaan diterima oleh orang lain dilingkungannya tinggal dan

bekerja, kebutuhan akan perasaan dihormati, kebutuhan akan perasaan

maju dan tidak gagal, dan kebutuhan akan perasaan ikut serta.

Seseorang karena kebutuhan untuk berafiliasi akan memotivasi dan

mengembangkan diri serta memanfaatkan sesama energinya untuk

menyelesaikan tugas-tugasnya.

c. Need for Power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan

refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki

pengaruh terhadap orang lain. Menurut McClelland (Salbiyah, 2017)

kebutuhan akan kekuasaan juga menjadi faktor penggerak semangat

bekerja seseorang serta menggerakkan semua kemampuannya demi

mencapai kekuasaan atau kedudukan terbaik.

B. Guru Difabel

1. Definisi Guru Difabel

Guru dalam proses pembelajaraan sebagai komponen dan faktor

penting dalam sistem pembelajaraan, guru berperan sebagai pengelola

pembelajaran (manager of learning) (Sanjaya, 2008). Menurut peraturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

19

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 16 Tahun 2007

mengenai standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi guru

menyebutkan bahwa seorang guru tidak hanya harus memiliki kompetensi

pedagogi atau ilmu pendidikan/pengajaran dalam proses belajar mengajar,

melainkan juga kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional (Ishartiwi, 2012).

Menurut Uno (Muzdalifah & Listyasari, 2013) guru adalah orang

dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar,

dan membimbing peserta didik. Pada umumnya, menjadi seorang guru

tidak hanya dilakukan oleh individu normal, melainkan juga individu

difabel. Menurut Mardiana (2016) dunia pendidikan tidak boleh

memandang suku, agama, ras, tingkat sosial, ekonomi, maupun fisik

seseorang.

Menurut Maxwell (Adawiyah, 2017), arti difabel adalah kelainan

fisik dan atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan suatu

rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan aktifitas secara layak

atau normal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), difabel

adalah suatu kekurangan yang menyebabkan nilai atau mutunya kurang

baik atau kurang sempurna/tidak sempurnanya akibat kecelakaan atau

lainnya yang menyebabkan keterbatasan pada dirinya secara fisik.

Menurut Shanty (2012), yang termasuk dalam kaum difabel antara

lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, dan anak

dengan gangguan kesehatan. Penyandang difabel yang mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

20

tunanetra atau kelainan penglihatan akan mengalami kesulitan orientasi

dan mobilitas, maka mereka membutuhkan sarana seperti tongkat, buku-

buku Braile, kaca mata bantu dalam mengenal lingkungan dan

berkomunikasi (Shanty, 2012).

Dapat diambil kesimpulan menurut Mardiana (2016) bahwa guru

adalah salah satu unsur di dalam pendidikan yang harus berperan aktif dan

memiliki tanggung jawab untuk mendidik para siswa siswi mereka untuk

mencapai taraf kematangan tertentu dalam segi ilmu pendidikan maupun

dalam kehidupan bermasyarakat. Guru difabel yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah guru yang mengalami hambatan dalam melakukan

aktivitas secara normal karena memiliki keterbatasan pada dirinya secara

fisik.

2. Peran Guru Difabel

Permasalahan klasik tentang penyandang difabel dari hasil

penelitian terdahulu, seperti minimnya mendapatkan lapangan pekerjaan,

kesempatan untuk memperoleh pendidikan, dan kesempatan yang sama di

muka umum (Lestari, 2017). Permasalahan tentang penyandang difabel

juga berkaitan dengan diskriminasi dan stigma yang melekat pada

mereka. Para penyandang difabel tidak mendapatkan kesempatan yang

sama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, padahal diskriminasi pada

penyandang difabel merupakan pelanggaran HAM (Lestari, 2017).

Menurut Lestari (2017), stigma keterbatasan yang dimiliki difabel sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

21

terlanjur melekat atau menjadi label pada diri mereka, sehingga

kehidupan mereka jauh dari kata sejahtera (welfire).

Di Indonesia, posisi pekerjaan untuk penyandang difabel yang

tidak bisa bicara, tidak bisa mendengar, melihat, dan berjalan memang

masih belum banyak yang terserap di instansi pemerintah (Khotimah,

2015). Hal ini dikarenakan sebagian instansi masih menggunakan

persyaratan sehat jasmani dan rohani bagi calon pelamar kerja dan secara

tidak langsung persyaratan ini telah menutup kesempatan bagi kaum

difabel untuk berkompetensi secara adil dalam memperoleh kesempatan

kerja (Khotimah, 2015).

Di tengah fenomena-fenomena dan permasalahan terkait

diskriminasi, stigma, dan kesempatan kerja yang dimiliki penyandang

difabel, peneliti menemukan adanya penyandang difabel netra yang

bekerja secara mandiri sebagai guru. Padahal pekerjaan bagi penyandang

difabel netra selalu identik dengan tukang pijat tunanetra (Lestari, 2017).

Menurut Mardiana (2016) guru yang difabel harus memiliki motivasi

kerja sebagai kebutuhan pokok seorang guru dalam melaksanakan

tugasnya untuk mengajar, kebutuhan tersebut dimaksudkan agar seorang

guru dapat mencapai tujuannya dan juga agar terciptanya kualitas

pendidikan yang baik.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa peran guru yang difabel

yaitu berorientasi pada tanggung jawab dan motivasinya dalam bekerja

sebagai seorang pengajar untuk menyampaikan pelajaran atau materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

22

kepada peserta didik di tengah permasalahan diskriminasi dan stigma

yang melekat pada penyandang difabel agar terciptanya kualitas

pendidikan yang baik.

C. Tunanetra

1. Definisi Tunanetra

Kata “tunanetra” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal

dari kata “tuna” yang artinya rusak dan kata “netra” yang artinya adalah

mata atau alat penglihatan, jadi kata tunanetra adalah rusak penglihatan.

Sedangkan orang yang buta adalah orang rusak penglihatannya secara

total. Jadi, orang yang tunanetra belum tentu mengalami kebutaan total

tetapi orang yang buta sudah pasti tunanetra. Menurut Mangunsong

(1998) kerusakan pada indera penglihatan dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Low vision

Low vision adalah kondisi dimana seseorang masih dapat

melihat meskipun sangat lemah. Low vision dikatakan tunanetra

apabila membutuhkan bantuan untuk melakukan hal-hal sehari-hari.

b) Totally Blind

Totally Blind merupakan kondisi seseorang yang sama sekali

tidak dapat melihat, segalanya gelap dan sangat membutuhkan

bantuan untuk melihat segala hal.

Menurut Scholl (Hidayat & Suwandi, 2013) mengemukakan

bahwa orang memiliki kebutaan menurut hukum legal blindness apabila

ketajaman penglihatan sentranya 20/200 feet atau kurang pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

23

penglihatan terbaiknya setelah dikoreksi dengan kacamata atau

ketajaman penglihatan sentralnya lebih dari 20/200 feet, tetapi ada

kerusakan pada lantang pandangnya membentuk sudut yang tidak lebih

besar dari 20 derajat pada mata terbaiknya.

Para medis mendefinisikan tunanetra sebagai orang yang memiliki

ketajaman sentral 20/200 feet atau ketajaman penglihatannya hanya

berjarak 6 meter atau kurang, walaupun dengan menggunakan kacamata,

atau daerah penglihatannya sempit sehingga jarak sudutnya tidak lebih

dari 20 derajat. Sedangkan orang dengan penglihatan normal akan

mampu melihat dengan jelas sampai pada jarak 60 meter atau 200 kaki

(Hidayat & Suwandi, 2013).

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa tunanetra

terbagi menjadi dua kelompok, yaitu tunanetra dengan buta total dan

tunanetra yang awas atau memiliki keterbatasan penglihatan. Disisi lain,

banyak faktor seseorang bisa mengalami kebutaan atau tunanetra, yakni

seseorang sudah mengalami kebutaan semenjak lahir, mengalami

kebutaan karena kecelakaan, kebutaan karena sakit, dan pertambahan

usia.

2. Klasifikasi Ketunanetraan

Menurut Pradopo dkk. (1997) mengatakan bahwa orang yang

mengalami kerusakan netra telah diklasifikasikan menjadi 2 sudut

pandang, antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

24

a. Terjadinya kerusakan netra, yakni sejak seseorang menderita

tunanetra yang dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Penderita tunanetra sejak lahir, yakni mereka yang sama sekali

tidak memiliki pengalaman melihat.

2) Penderita tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil, yaitu mereka

yang sudah memiliki kesan serta penglihatan visual, tetapi belum

kuat dan mudah terlupakan.

3) Penderita tunanetra pada usia sekolah atau usia remaja, kesan-

kesan pengalaman visual meninggalkan pengaruh yang mendalam

terhadap proses perkembangan pribadi.

4) Penderita tunanetra pada usia dewasa, merupakan mereka yang

dengan segala kesadaran masih mampu melakukan latihan-latihan

penyesuaian diri.

5) Penderita tunanetra pada usia lanjut, yaitu mereka yang sebagian

besar sudah sulit mengalami latihan-latihan diri.

b. Berdasarkan kemampuan daya lihat, yaitu:

1) Penderita tunanetra ringan, yaitu mereka yang mempunyai

kelainan atau kekurangan daya penglihatan.

2) Penderita tunanetra setengah berat, yaitu mereka yang mengalami

sebagian daya penglihatan.

3) Penderita tunanetra berat, yaitu mereka yang sama sekali tidak

dapat melihat atau yang sering disebut buta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

25

3. Faktor penyebab Tunanetra

Pradopo dkk. (1977) mengatakan bahwa ada dua faktor yang

menyebabkan seseorang menderita tunanetra yaitu faktor endogen dan

faktor eksogen.

a. Faktor endogen

Faktor ini sangat erat kaitannya dengan masalah keturunan dan

pertumbuhan seorang anak dalam kandungan atau yang disebut juga

faktor genetik. Faktor genetik ini disebabkan oleh kelahiran dari hasil

perkawinan antar keluarga yang dekat dan perkawinan antar sesama

tunanetra. Seseorang yang mengalami tunanetra dari faktor keturunan

biasanya memiliki ciri pada bola mata yang normal namun tidak

mampu melihat sinar atau cahaya dan terkadang seluruh bola matanya

tertutup selaput putih atau keruh.

b. Faktor eksogen atau faktor luar

Faktor ini berkaitan dengan faktor yang ditimbulkan dari

penyakit dan kecelakaan. Penyakit yang dapat menyebabkan

seseorang mengalami tunanetra yaitu virus rubella. Virus ini akan

menyebabkan penyakit campak jika tidak ditangani dengan cepat. Jika

penyakit campak sudah pada level akut yang ditandani dengan kondisi

panas yang semakin tinggi, maka lama-kelamaan dapat

mengakibatkan gangguan pada saraf penglihatan sehingga fungsi

indera akan hilang secara permanen. Penyakit yang lain bisa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

26

diakibatkan oleh kuman syphilis yang mengakibatkan pandangan mata

menjadi mengeruh akibat perapuhan pada lensa mata.

Faktor luar terjadi juga akibat kecelakaan fisik akibat tabrakan

atau jatuh yang mengakibatkan rusaknya saraf netra atau akibat

rusaknya saraf lain atau saraf tulang belakang yang berkaitan erat

dengan fungsi saraf netra. Lalu, terpapar radiasi ultra violet atau gas

beracun juga dapat menyebabkan seseorang kehilangan fungsi indera

untuk melihat. Dari segi kejiwaan yaitu stress psikis akibat perasaan

tertekan, kesedihan hati yang amat mendalam juga dapat

mengakibatkan seseorang mengalami tunanetra permanen.

4. Masalah-Masalah Penyandang Tunanetra

Menurut Mambela (2018) menjelaskan bahwa ketunanetraan

menimbulkan masalah psikologis dan gejala sosial, yaitu:

a) Dampak Ketunanetraan Terhadap Penyandang Tunanetra

Dampak ketunanetraan terbagi menjadi dua, yaitu dampak

langsung dan dampak tidak langsung. Dampak langsung adalah

keterbatasan yang terjadi karena mengalami kelainan penglihatan atau

tunanetra. Sedangkan, dampak tidak langsung adalah berupa reaksi

penyandang tunanetra sendiri terhadap ketunanetraan yang

dialaminya.

Dampak langsung dan dampak tidak langsung bersifat kausalitas

dan dapat ditinjau secara bersusun menurut tingkatannya, sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

27

1) Terjadinya ketunanetraan pada individu, menimbulkan dampak

langsung, yaitu hilangnya suatu fungsi, terganggu atau hilangnya

fungsi dari organ penglihatan.

2) Kurang atau tidak berfungsinya organ penglihatan, maka individu

akan terhambat dalam melakukan berbagai aktivitas yang

berhubungan dengan organ penglihatan, seperti mobilitas dan

menangkap cahaya atau melihat apa saja yang ada disekitarnya.

3) Hambatan dan keterbatasan yang dialami penyandang tunanetra

dalam melakukan aktivitas, mengakibatkan timbul reaksi-reaksi

emosional. Dalam taraf ini reaksi-reaksi yang merupakan dampak

emosional masih bersifat biasa.

4) Reaksi emosional yang terjadi sebagai dampak keterbatasan atau

hambatan dalam melakukan aktivitas, akan semakin banyak dan

intensitasnya semakin menumpuk sehingga pada akhirnya akan

menjadi suatu reaksi emosional yang menetap. Gejala negatif yang

ditimbulkan seperti: minder, rendah diri, kurang bahkan tidak

percaya diri, menarik diri dari pergaulan dan gejala negatif

lainnya.

b) Ketunanetraan Sebagai Gejala Sosial

Ketunanetraan yang dialami penyandang tunanetra menyebabkan

gejala sosial yang meliputi:

a. Pendapat dan pandangan masyarakat pada penyandang

ketunanetraan nampak pada respon masyarakat berupa:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

28

melindungi secara berlebihan, belas kasihan, menjauhi, dan

bahkan mencemooh.

b. Jika lingkungan menghargai dan memberi kesempatan pada

penyandang tunanetra untuk mengembangkan potensinya, maka

penyandang tunanetra tidak akan bergantung pada orang lain

dan terbentuk kepercayaan dirinya.

5. Tahap Penyesuaian Psikologis Tunanetra

Perasaan ketidakberdayaan, depresi, dan putus asa yang muncul

pada seseorang yang mengalami tunanetra akan mengakibatkan seseorang

kehilangan rasa percaya dirinya, lebih suka menyendiri, mudah marah,

kehilangan gairah dan merasa tidak berguna (Hull, 1990). Menurut Hull

(1990) seseorang yang mengalami tunanetra membutuhkan dukungan dari

orang terdekat dan intervensi psikologis untuk bisa bangkit dari

keputusasaan dan dapat mulai belajar menjadi diri yang berkualitas dan

mandiri walaupun tidak memiliki penglihatan lagi. Menurut Caplan dalam

Crider (Suseno & Sugiyanto, 2010) juga membagi dukungan sosial

menjadi tiga komponen yaitu perhatian emosional, informasi, dan

penilaian.

Perhatian emosional yaitu individu merasa bahwa orang-orang

yang ada di sekitarnya memberikan perhatian pribadi pada dirinya dan

membantu memecahkan masalah, baik masalah yang dihadapi dalam

pekerjaan maupun masalah pribadi. Informasi yaitu individu mendapatkan

informasi-informasi yang dibutuhkan dan juga dapat menyampaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

29

informasi kepada individu-individu yang lain. Pemberian dorongan dan

penilaian (umpan balik) yaitu individu mendapatkan perhatian dorongan,

umpan balik atau penilaian yang mendukung atas pekerjaan yang

dilakukannya.

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa individu

yang mengalami ketunentraan akan mengalami perasaan

ketidakberdayaan, depresi, dan putus asa, sehingga membutuhkan

dukungan dari orang terdekat, intervensi psikologis dan dukungan sosial

untuk bisa bangkit dari keputusasaan akibat ketunanetraan.

Menurut Tarsidi (2012) berpendapat bahwa individu yang telah

berhasil menyesuaikan diri secara psikologis dengan kondisi

ketunanetraannya, apabila:

a. Memiliki keyakinan, baik secara intelektual maupun emosional,

bahwa dia benar-benar dapat mandiri dan swasembada.

b. Memiliki keinginan untuk belajar menguasai keterampilan-

keterampilan khusus (teknik-teknik alternatif) yang akan

memungkinkan benar-benar mandiri dan swasembada.

c. Secara intelektual dan emosional mampu menghadapi sikap

negatif masyarakat terhadap ketunanetraannya.

d. Mampu tampil wajar di dalam pergaulan sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

30

D. Dinamika Gambaran Motivasi Kerja pada Guru Difabel Penyandang

Tunanetra Sejak Dewasa

Maxwell (Adawiyah, 2017) menjelaskan bahwa arti difabel adalah

kelainan fisik dan atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan suatu

rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan aktifitas secara layak atau

normal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), difabel adalah

suatu kekurangan yang menyebabkan nilai atau mutunya kurang baik atau

kurang sempurna/tidak sempurnanya akibat kecelakaan atau lainnya yang

menyebabkan keterbatasan pada dirinya secara fisik.

Permasalahan tentang penyandang difabel juga berkaitan dengan

diskriminasi dan stigma yang melekat pada mereka. Para penyandang difabel

tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, padahal diskriminasi pada penyandang difabel merupakan

pelanggaran HAM (Lestari, 2017). Di Indonesia, posisi pekerjaan untuk

penyandang difabel yang tidak bisa bicara, tidak bisa mendengar, melihat,

dan berjalan memang masih belum banyak yang terserap di instansi

pemerintah (Khotimah, 2015).

Di tengah permasalahan-permasalahan yang dimiliki penyandang

difabel, peneliti menemukan adanya penyandang difabel netra yang bekerja

secara mandiri sebagai guru. Padahal pekerjaan bagi penyandang difabel

netra selalu identik dengan tukang pijat tunanetra (Lestari, 2017). Menurut

Uno (Muzdalifah & Listyasari, 2013) guru adalah orang dewasa yang secara

sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

31

peserta didik. Guru juga sebagai komponen dan faktor penting dalam sistem

pembelajaraan, guru berperan sebagai pengelola pembelajaran (manager of

learning) (Sanjaya, 2008).

Mardiana (2016) menjelaskan bahwa guru adalah salah satu unsur di

dalam pendidikan yang harus berperan aktif dan memiliki tanggung jawab

untuk mendidik para siswa siswi mereka untuk mencapai taraf kematangan

tertentu dalam segi ilmu pendidikan maupun dalam kehidupan

bermasyarakat. Guru difabel yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

guru yang mengalami hambatan dalam melakukan aktivitas secara normal

karena memiliki keterbatasan pada dirinya secara fisik.

Guru difabel memiliki peran yang sangat penting dalam proses

memenuhi tugas, tanggung jawab, dan tuntutan kerja, sehingga guru difabel

harus memiliki motivasi kerja yang baik. Hal ini senada dengan hasil

penelitian Mardiana (2016) bahwa guru difabel harus memiliki motivasi kerja

sebagai kebutuhan pokok seorang guru dalam melaksanakan tugasnya untuk

mengajar, kebutuhan tersebut dimaksudkan agar seorang guru dapat mencapai

tujuannya dan juga agar terciptanya kualitas pendidikan yang baik.

Motivasi kerja yang dimiliki guru difabel harus berorientasi pada

tanggung jawab dalam mencapai aktivitas pencapaian tujuan. Menurut

Muzdalifah & Listyasari (2013) aktivitas tersebut merupakan aktivitas mental

maupun fisik, aktivitas tersebut dapat menurun karena adanya faktor

kelelahan, kegagalan, kebosanan, emosi-emosi negatif lainnya, hambatan

yang bersifat eksternal, dan masalah yang ditemui untuk mencapai tujuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

32

Maka tak jarang, jika banyak ditemukan guru yang kurang memiliki motivasi

dalam bekerja yang mengakibatkan kurang berhasilnya tujuan yang hendak

dicapai. Hal ini berpotensi terjadi pada guru difabel yang mengalami

ketunanetraan sejak usia dewasa.

Kata “tunanetra” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari

kata “tuna” yang artinya rusak atau cacat dan kata “netra” yang artinya adalah

mata atau penglihatan, jadi kata tunanetra adalah rusak penglihatan. Menurut

Mangunsong (1998) kecacatan pada indera penglihatan dibagi dua, yaitu

tunanetra yang masih dapat melihat meskipun lemah (low vision) dan

tunanetra yang sama sekali tidak dapat melihat (totally blind). Klasifikasi

ketunanetraan yang dialami guru difabel tersebut adalah penderita tunanetra

pada usia dewasa, dimana mereka dengan segala kesadaran masih mampu

melakukan latihan-latihan penyesuaian diri (Pradopo dkk., 1997). Namun,

penyandang tunanetra sejak usia dewasa akan lebih banyak memunculkan

hambatan-hambatan di awal tugas perkembangannya.

Seseorang yang mengalami ketunanetraan seringkali memiliki perasaan

ketidakberdayaan pada dirinya terkait kondisi psikologisnya. Baik penderita

tunanetra lahir, masa kanak-kanak, usia dewasa, nahkan lanjut usia. Menurut

Hull (1990) perasaan ketidakberdayaan, depresi, dan putus asa yang muncul

pada seseorang yang mengalami tunanetra akan mengakibatkan kehilangan

rasa percaya dirinya, lebih suka menyendiri, mudah marah, kehilangan gairah

dan merasa tidak berguna. Kasus ketunanetraan sejak usia dewasa akibat

kecelakaan atau penyakit menyebabkan depresi yang cukup tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

33

dibandingkan ketunanetraan sejak kecil. Dodds (Tarsisi, 2012) juga yakin

bahwa depresi yang terjadi setelah kehilangan penglihatan yang mendadak

merupakan kasus depresi keputusasaan, dan bukan kasus kesedihan akibat

kehilangan penglihatan.

Masalah-masalah yang dialami oleh penyandang tunanetra menurut

Mambela (2018) terbagi menjadi dua, yaitu dampak langsung dan dampak

tidak langsung. Dampak langsung adalah keterbatasan akibat mengalami

kelainan penglihatan atau tunanetra. Sedangkan, dampak tidak langsung

adalah berupa reaksi penyandang tunanetra sendiri terhadap ketunanetraan

yang dialaminya. Contohnya seperti reaksi emosi yang negatif yang

ditimbulkan: minder, rendah diri, menarik diri dari pergaulan, dan gejala

negatif lainnya. Maka, seseorang yang mengalami tunanetra membutuhkan

dukungan dari orang terdekat dan intervensi psikologis untuk bangkit dari

keputusasaan dan dapat mulai belajar menjadi diri yang berkualitas dan

mandiri walaupun tidak memiliki penglihatan lagi. Salah satu upaya tersebut

dapat menjadi motivasi untuk maju dan berkembang dalam memenuhi tugas

perkembangannya (Hull, 1990).

Ada kalanya seseorang yang mengalami ketunanetraan sejak usia

dewasa sudah mengalami tahapan atau fase bangkit dari keputusasaan ke

kesadaran bahwa dia memiliki banyak kekuatan terpendam, meski proses

penyesuaian dirinya itu belum terbentuk sama sekali (Hull, 1990). Maka

penting bagi peneliti untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

34

seseorang untuk bisa bangkit dari keputusasaaan akibat mengalami tunanetra

di usia dewasa dalam memperoleh motivasi dalam bekerja kembali.

Alderfer (dalam Mangkunegara, 2013) menjelaskan tentang tiga dasar

kebutuhan manusia, yaitu: Existence needs, Relatedness needs, dan

Growthneeds (ERG). Faktor-faktor ini menjadi faktor penggerak atau

pendorong seseorang untuk bertanggung jawab dalam memecahkan masalah,

dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan faktor penggerak

semangat bekerja untuk menggunakan seluruh kemampuan dan potensinya.

Existence needs yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan fisik

eksistensi pegawai, seperti makan, minuman, pakaian, bernapas, gaji,

keamanan kondisi kerja. Menurut Alderfer (dalam Yanuarmawan, 2012)

pemenuhan kebutuhan eksistensi, mendorong atau memotivasi karyawan

untuk giat bekerja karena adanya faktor-faktor seperti pemberian gaji,

tunjangan kebutuhan saat ini, rasa aman dari perusahan, dan lain-lain.

Relatedness needs atau kebutuhan interpersonal yaitu kepuasan dalam

berinteraksi dengan lingkungan kerja. Menurut Alderfer (dalam

Yanuarmawan, 2012) kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk berhubungan

dengan orang lain, apakah dengan keluarga, atasan, bawahan, dan kawan-

kawan. Pemenuhan kebutuhan akan keterkaitan atau relasi merupakan

dorongan atau motivasi untuk giat bekerja.

Growthneeds yaitu kebutuhan untuk mengembangkan dan

meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan

kecakapan pegawai. Menurut Alderfer (dalam Yanuarmawan, 2012) meliputi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

35

kebutuhan yang terpuaskan oleh seorang individu menciptakan kontribusi

kreatif dan produktif terhadap diri sendiri serta lingkungannya. Seperti

penghargaan, pengembangan, dan kemampuan karyawan itu sendiri untuk

berkembang. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan eksistensi merupakan

kebutuhan mendasar bagi manusia seperti gaji, kondisi kerja yang nyaman

dan sesuai, dan keamanan serta keselamatan dalam bekerja. Dalam kaitannya

dengan interaksi antar individu maupun kelompok, juga dibutuhkan

kebutuhan berhubungan. Individu yang bekerja juga membutuhkan kebutuhan

pertumbuhan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki serta adanya

keinginan untuk memperoleh penghargaan atas hasil usaha yang dilakukan.

Terpenuhinya ketiga kebutuhan tersebut maka dapat meningkatkan motivasi

kerja individu termasuk motivasi kerja pada guru difabel penyandang

tunanetra di usia dewasa.

Pengalaman guru difabel penyandang tunanetra di usia dewasa tersebut

akan menghasilkan gambaran “esensi” makna terkait motivasi kerja yang

dimilikinya. Makna dari motivasi kerja adalah proses untuk memperoleh

sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja dalam

melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

36

E. Kerangka berfikir

Teori Motivasi Kerja :

- Existence needs

- Relatedness needs

- Growthneeds

de

Peran sebagai Guru

Difabel

Motivasi Kerja

Penyandang Tunanetra

Sejak Dewasa

Masalah-Masalah yang

Perlu di Maknai

Menghasilkan Gambaran “Esensi”

Makna dari Pengalaman Guru

Difabel Penyandang Tunanetra

Dewasa terkait Motivasi Kerjanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Bogdan dan

Taylor (Moleong, 2007) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang atau perilaku yang diamati. Pendekatan kualitatif ini

menggunakan studi fenomenologi yaitu studi yang berusaha mencari “esensi”

makna dari suatu fenomena yang dialami oleh beberapa individu (Creswell,

2018). Dalam menerapkan riset fenomenologis, peneliti menggunakan

fenomenologi hermeneutik yang berfokus untuk “menafsirkan” teks-teks

kehidupan dan pengalaman hidup (Creswell, 2018).

Penelitian ini menggunakan studi fenomenologi untuk mengetahui

gambaran motivasi kerja pada penyandang tunanetra sejak dewasa dengan

menggali informasi dari informan terhadap usahanya sendiri sebagai guru

difabel di Temanggung. Fenomenologi juga berupaya mengungkapkan

tentang makna dari pengalaman seseorang. Menurut Edgar & Sedgwick

(Hasbiansyah, 2005) makna tentang sesuatu yang dialami seseorang akan

bergantung bagaimana orang berhubungan dengan sesuatu itu. Sejalan dengan

itu, menurut Littlejohn & Foss (Hasbiansyah, 2005), fenomenologi berkaitan

dengan penampakan suatu objek, peristiwa, atau suatu kondisi dalam persepsi

kita. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode ini agar dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

38

mendeskripsikan motivasi kerja sesuai dengan fenomena dan pengalaman

yang dimiliki informan dalam menjalani aktivitas kehidupannya sehari-hari.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah mengeksplorasi gambaran pengalaman

motivasi kerja pada guru difabel yang mengalami ketunanetraan sejak usia

dewasa, dan secara khusus berupaya memahami perubahan dan anteseden

dari motivasi kerja mereka. Hal ini terkait dengan apa yang pernah dialami,

dirasakan, dipikirkan, dan dijalani oleh penyandang tunanetra yang

mengalami ketunanetraan sejak usia dewasa saat bekerja dan menjalani

kehidupannya sehari-hari.

C. Informan Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan sejumlah individu yang paling sedikit

mempunyai satu ciri atau sifat yang sama (Pika dkk., 2009). Pada

penelitian ini, peneliti mengambil populasi para penyandang Tunanetra

sejak dewasa yang bekerja sebagai guru difabel.

Adapun kriteria-kriteria informan adalah sebagai berikut:

a. Mengalami tunanetra sejak usia dewasa, yaitu antara 20 sampai 40

tahun.

b. Menempuh pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas

(SMA/Sederajat), karena kebanyakan guru memiliki pendidikan

minimal SMA/Sederajat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

39

c. Penyandang tunanetra yang bekerja sebagai guru atau pengajar difabel

netra di Temanggung yaitu Panti Pelayanan Sosial Distabilitas Netra

(PPSDN) “Penganti”.

2. Sampel

Dalam memperoleh informan penelitian, peneliti menggunakan

sampel purposive sampling. Purposive sampling dilakukan dengan cara

mengambil informan berdasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto,

1998). Teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan yaitu

keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak mengambil sampel

yang besar dan jauh. Pengambilan sampel juga dilakukan tidak secara

acak melainkan dipilih dengan kriteria tertentu dan kepada informan juga

ditanyakan mengenai kesediaannya untuk menjadi informan penelitian.

Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah dua orang yang

mengalami tunanetra sejak dewasa. Informan juga adalah guru difabel

netra di Temanggung.

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu wawancara. Pendataan yang digunakan adalah wawancara

menggunakan percakapan semi-terstruktur. Percakapan itu dilakukan oleh

dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

(Moleong, 2009). Untuk dapat memperoleh fokus penelitian, peneliti sebelum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

40

melakukan wawancara telah menyusun panduan pertanyaan berjenis

pertanyaan terbuka yang tidak mengarahkan informan pada jawaban tertentu.

Tabel 1. Pedoman pertanyaan wawancara

NO Pertanyaan Penelitian

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Bagaimanakah pengalaman informan hingga menjadi

tunanetra ?

Apa sajakah masalah yang di hadapi setelah menjadi

tunanetra ?

Bagaimanakah pemahaman informan mengenai motivasi

kerja dan faktor-faktor yang memotivasi dalam bekerja?

Bagaimanakah peran informan sebagai guru difabel di

Temanggung ?

Adakah perubahan sebelum dan sesudah menjadi

Tunanetra ?

Dari pengalaman menjadi tunanetra, apa harapan informan

ke depan ?

Tahapan proses wawancara, sebagai berikut:

a) Peneliti mencari informan untuk menjadi partisipan penelitian.

b) Peneliti berkunjung ke rumah partisipan, berkenalan, melakukan

rapport (pendekatan), lalu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian,

serta yang terakhir meminta kesediaan informan untuk menjadi

partisipan dalam penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

41

c) Peneliti melakukan wawancara dengan waktu yang telah disepakati

antara peneliti dan partisipan. Wawancara dilakukan satu kali sampai

data yang diinginkan telah terpenuhi.

d) Peneliti menggunakan alat bantu digital recorder untuk merekam data

selama proses wawancara dan setelah wawancara selesai, peneliti

melakukan transkip wawancara dengan verbatim.

E. Proses Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan peneliti dengan mencari informan

penyandang tunanetra sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria

penyandang tunanetra ialah pengajar atau guru difabel yang masih aktif

bekerja. Guru difabel tersebut mengalami ketunanetraan sejak usia dewasa.

Peneliti mencoba mengeksplorasi pengalaman kedua informan saat

mengalami ketunanetraan. Peneliti mencari partisipan di instansi

pemerintahan yang bernama Panti Rehabilitasi Dharma Putera di Purworejo.

Panti ini dulunya adalah panti untuk penyandang tunanetra, namun sekarang

sudah beralih fungsi sebagai panti rehabilitasi untuk anak-anak putus sekolah.

Peneliti bertemu dengan salah satu pegawai yang merekomendasikan

beberapa orang yang mengalami ketunanetraan. Penyandang tunanetra

tersebut berada di Panti Pelayanan Sosial Distabilitas Netra (PPSDN)

“Penganti” di Temanggung, Jawa Tengah. Peneliti kemudian menghubungi

secara langsung dan datang ke rumah kedua informan untuk menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian, serta meminta persetujuan untuk menjadi

partisipan penelitian berkaitan dengan pengalaman ketunanetraannya dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

42

motivasi kerja yang dimiliki sebagai penyandang tunanetra. Setelah partisipan

menyetujui, peneliti segera melakukan penelitian dan selanjutnya membuat

rencana pertemuan untuk melakukan wawancara.

Proses wawancara dilakukan peneliti di rumah masing-masing

partisipan yang berada di Purworejo, Jawa Tengah. Sebelum proses

berlangsungnya wawancara, peneliti telah datang ke rumah partisipan

sebelumnya untuk melakukan perkenalan, raporrt (pendekatan), meminta izin

persetujuan menjadi partisipan, melakukan informed concent, dan

menentukan waktu yang tepat untuk melakukan wawancara.

Pada informan pertama, dari mulai rapport sampai wawancara dapat

berjalan dengan lancar karena informan cukup santai dalam proses

wawancara berlangsung. Di sisi lain, pada informan kedua, dari mulai peneliti

datang ke rumah informan, melakukan rapport, sampai proses wawancara

berlangsung sampai selesai, informan terlihat sangat antusias, ramah, dan

bersemangat. Jadi, secara keseluruhan proses wawancara dilakukan dengan

baik dan lancar.

F. Metode Analisa Data

Analisis data menurut Paton (Pika dkk., 2009) adalah proses mengatur

urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan

urutan dasar. Moleong (Pika dkk., 2009) proses analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

43

1) Langkah pertama adalah peneliti melakukan proses analisis data dengan

membaca dan menelaah seluruh data yang tersedia dari pengamatan yang

sudah dituliskan dan wawancara.

2) Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka langkah kedua adalah

mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi.

Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan

pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada

didalamnya.

3) Langkah ketiga adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan

ini kemudian dikategorikan. Satuan-satuan dikategorikan sambil membuat

koding.

4) Langkah terakhir adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

G. Kredibilitas

Kredibilitas menjadi suatu hal yang penting untuk dapat memberikan

kualitas hasil dalam penelitian kualitatif. Guba dan Lincoln (Afiyanti, 2008)

mengemukakan pendapat bahwa tingkat kredibilitas yang tinggi juga dapat

dicapai jika para partisipan yang terlibat dalam penelitian tersebut mengenali

benar tentang berbagai hal yang telah diceritakan. Hal ini merupakan kriteria

utama untuk menilai tingkat kredibilitas data yang dihasilkan dari suatu

penelitian kualitatif.

Untuk memperoleh tingkat kredibilitas yang tinggi, peneliti

melakukan teknik konfirmasi dan klarifikasi data yang diperoleh dengan para

partisipan / member checking (kembali mendatangi partisipan setelah analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

44

data). Member checking dilakukan peneliti guna untuk memeriksa dan

mengkoreksi transkip wawancara agar tidak terjadi kesalahpahaman antara

informan dan peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

45

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian

1. Kesediaan Informan

Persiapan yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan kesediaan

informan, peneliti menelepon informan terlebih dahulu sebelum datang ke

rumah. Peneliti kemudian datang berkunjung ke rumah informan dan

menyampaikan maksud dan tujuan penelitian, serta memohon

kesediaannya menjadi informan penelitian.

2. Penyusunan Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun dengan mengacu pada tinjauan

pustaka. Hal-hal yang menjadi fokus wawancara adalah proses terjadinya

ketunanetraan dan faktor penyebab sehingga mengalami ketunanetraan,

serta faktor-faktor yang menghambat menjalani aktivitas sebagai

penyandang tunanetra. Peneliti juga berfokus pada pemahaman informan

mengenai peran informan sebagai guru difabel, hal-hal yang memotivasi

dalam bekerja, perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah menjadi

tunanetra, dan harapan-harapan informan ke depan.

B. Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data dilakukan pada 12 Agustus 2018 sampai 02

September 2018 dengan informan berjumlah dua orang. Data diperoleh

dengan metode observasi dan wawancara yang dilakukan sekali sampai data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

46

yang dibutuhkan telah terpenuhi. Hal ini mengingat adanya keterbatasan

waktu, tenaga, dan dana.

Selama proses observasi dan wawancara, peneliti menggunakan alat

bantu bolpoin, kertas, dan tape recorder berupa handphone. Handphone

digunakan untuk merekam wawancara informan dengan peneliti dari awal

hingga akhir. Kertas dan bolpoin digunakan untuk mencatat poin-poin

penting atas jawaban informan saat proses wawancara, serta untuk mencatat

respon informan saat wawancara. Proses wawancara dengan alat rekam sudah

diinformasikan terlebih dahulu kepada informan dan kedua informan tidak

merasa keberatan.

C. Hasil Penelitian

1. Kasus Informan 1

a. Identitas Informan 1

Nama : BMH

Usia : 56

Alamat : Sibak, Sindurjan, Purworejo, Jawa Tengah

Pekerjaan : Guru

Pendidikan : SMA

Kepastian diagnosa : Tahun 1999 (36 tahun)

Nama istri : SL

Pekerjaan istri : PNS

Jumlah anak : 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

47

b. Hasil Wawancara

Pengambilan data dilakukan pada hari Minggu tanggal 02

September 2018. Wawancara di lakukan dirumah informan di Sibak,

Kecamatan Sindurjan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Informan pada awalnya bekerja di Departemen Koperasi pada

tahun 1990. Setelah bekerja selama kurang lebih 9 tahun di koperasi,

sekitar tahun 1999 informan mengalami permasalahan atau kendala

dalam menjalani aktivitas bekerja dan aktivitas sehari-hari. Informan

di diagnosa mengalami gangguan penglihatan akibat glukoma.

Gangguan penglihatan tersebut menyebabkan informan tidak dapat

melihat sama sekali. Hal tersebut membuat informan vakum

menjalankan tugas di koperasi selama 2 sampai 3 tahun.

Selama informan vakum menjalankan tugas di koperasi,

informan mengalami masa-masa sulit berada di rumah akibat

ketunanetraan yang dialaminya. Informan merasa dirinya sangat down

saat berada di rumah. Informan merasa emosinya sangat tinggi,

mudah marah, dan merasa putus asa. Jika informan mendengar suara

sedikit saja, membuat informan tidak bisa mengendalikan emosinya

karena suara tersebut sangat menganggunya. Perasaan tersebut

menurut informan berlangsung selama 2 sampai 3 tahun sampai

akhirnya informan bertemu dengan Pak Arismonandar.

Informan bertemu dengan Pak Arismonandar yang memberi

alternatif bantuan kepada informan untuk dititipkan di Dharma Putera.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

48

Dharma Putera adalah panti rehabilitasi bagi para penyandang

tunanetra yang berfungi sebagai lembaga yang mendidik tunanetra

dan memberi keterampilan bekerja milik Kementrian Sosial. Informan

hanya dititipkan di Dharma Putera dan selama dititipkan tetap

memperoleh gaji dari koperasi tempat informan bekerja. Informan saat

dititipkan di latih dan di didik untuk membaca dan menulis huruf

braile sampai bisa. Informan merasa cepat beradaptasi dan belajar saat

di panti tersebut.

Pada tahun 2001 informan mengurus pindahan resmi dari

koperasi ke panti Dharma Putera karena mendapat tugas dari

pimpinan untuk mengajar pelajaran membaca tulis huruf braile pada

murid-murid penyandang tunanetra. Informan melaksanakan tugas

yang diberikan sebagai pengajar atau guru bagi murid-murid

penyandang tunanetra di sana. Namun, pada tahun 2012 informan

dipindahtugaskan ke panti rehabilitasi di Temanggung karena panti

Dharma Putera alih fungsi untuk penyandang tunarungu dan wicara.

Hal tersebut membuat informan mengalami sedikit hambatan dalam

bekerja karena jarak kantor yang cukup jauh. Sebelumnya, kantor

Dharma Putera berada di Purworejo dan sekarang di Temanggung.

Perjalanan informan untuk bekerja dari Purworejo ke

Temanggung menggunakan transportasi bus. Informan berangkat pada

hari Senin dan pulang ke rumah hari Jumat. Informan merasa capek

jika harus pulang setiap hari. Perjalanan ke Temanggung pun tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

49

mudah dan cukup merepotkan. Informan harus ganti bus di terminal

Magelang, apalagi kalau senin pagi, pasti berebut dengan orang yang

awas. Terkadang masalah juga timbul dari faktor cuaca seperti hujan.

Saat hujan, pendengaran penyandang tunanetra akan sulit, sehingga

memecah konsentrasi yang membuat kehilangan arah.

Informan memaknai motivasi dalam bekerja sebagai hal-hal

yang membuat orang itu semangat dalam bekerja. Misalnya informan

merasa bersemangat karena mendapatkan gaji. Di sisi lain, saat

informan mengalami masa down dan dititipkan di Dharma Putera,

informan merasa dimotivasi oleh teman-teman yang juga bekerja di

sana. Informan merasa teman-teman kerja di panti sudah biasa

menangani orang-orang yang bermasalah khususnya kehilangan

penglihatan supaya dapat semangat belajar, bergaul, dan tidak malu

belajar dari sedikit demi sedikit. Informan juga merasa lebih nyaman

beradaptasi di panti karena memiliki banyak teman yang juga

mengalami ketunanetraan. Informan membandingkan dirinya di

rumah hanya sendiri, berbeda saat di panti bertemu banyak teman

yang baik dan menjadikan dirinya semangat serta mandiri.

Semua yang dilakukan oleh informan, informan merasa tidak

lepas dari dukungan istrinya. Informan merasa sangat bersyukur sekali

karena istrinya tetap di samping informan dengan keadaannya pasca

mengalami gangguan penglihatan. Dukungan istri juga membuat

informan merasa termotivasi untuk bangkit dan bekerja dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

50

Hal tersebut karena informan dan istri tidak mau di gaji oleh

pemerintah mahal-mahal, tapi tidak bisa mengabdikan diri dengan

baik. Sehingga informan merasa harus berusaha bekerja kembali

dengan kemampuan yang dimiliki.

Kemampuan dalam bekerja yang dimiliki informan saat ini yaitu

sebagai pengajar atau guru bagi murid penyandang tunanetra.

Informan mengajar murid-murid penyandang tunanetra untuk dapat

menulis dan membaca huruf braile. Informan juga mengajar teori pijat

sebagai mata pelajaran keterampilan. Keterampilan tersebut nantinya

dapat digunakan setelah lulus sekolah di panti rehabilitasi untuk

bekerja dan hidup mandiri. Informan ingin murid-muridnya yang

tadinya tidak dapat melakukan sesuatu menjadi bisa dan juga punya

keterampilan dalam bekerja, supaya tidak menjadi menganggur.

Informan merasa ada perubahan yang dialami sebelum dan

sesudah mengalami ketunanetraan. Informan merasa sebelumnya tidak

ada bayangan masuk panti tunanetra dan sebelumnya bisa melihat

banyak hal. Namun, pasca mengalami gangguan penglihatan,

informan merasa kondisi psikologisnya berat dan sulit daripada

ketunanetraan yang didapat dari lahir. Informan merasa repot di situ,

dari orang yang awalnya bisa melihat menjadi tidak bisa melihat itu

menjadi beban pikir. Untungnya informan waktu dititipkan di panti

Dharma Putera juga di latih Orientasi Mobilitas (OEM). OEM adalah

kunci dasar yang berfungsi melatih penyandang tunanetra cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

51

berjalan, cara menyeberang jalan, dan cara menggunakan tongkat

tunanetra. Hal tersebut membuat informan dapat melakukan aktivitas

sehari-hari dan pulang pergi bekerja ke Temanggung tanpa bantuan

orang lain.

Pengaruh yang dialami informan pasca mengalami

ketunanetraan adalah kendala keterbatasan kemampuan. Informan

merasa tidak bisa bersaing dengan orang awas. Informan juga merasa

memiliki kemauan untuk bersaing, tapi tetap tidak bisa karena

pekerjaan apapun otomatis hanya untuk orang yang bisa melihat saja.

Orang yang mengalami tunanetra akan mengalami kesulitan.

Contohnya, dalam menggunakan komputer, penyandang tunanetra

dalam bekerja menggunakan komputer juga harus didampingi orang

awas.

Semua orang memiliki harapan dalam hidupnya, termasuk

informan. Informan memiliki harapan supaya setelah pensiun,

informan dapat berkumpul dengan keluarganya dan di beri panjang

umur serta sehat oleh sang pencipta. Informan merasa dengan

keadaanya sekarangpun tetap sangat berterima kasih dan tidak lupa

bersyukur. Lalu, informan juga berharap dengan adanya Undang-

Undang bisa mengangkat disabilitas sejajar dengan orang normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

52

c. Analisis

1) Pengalaman Ketunanetraan Informan I

Dalam menjawab pertanyaan mengenai “Bagaimanakah

pengalaman informan hingga menjadi tunanetra?” tampaknya

informan sebelum mengalami ketunanetraan tidak mengalami

kendala dan lancar-lancar saja dalam bekerja. Namun, setelah

mengalami ketunanetraan informan mengalami ketidakmampuan

dalam bekerja dan vakum dari tugasnya saat mengalami gangguan

penglihatan di usia dewasa. Sejak mendapatkan masalah

penglihatan totally blind, informan merasa memiliki keterbatasan

kemampuan dan tidak memiliki dorongan untuk bekerja, seperti

berikut:

“Awalnya saya bekerja di departemen koperasi tahun

1990. Terus sampai perjalanan, di koperasi memang tidak

ada kendala-kendala si ya lancar-lancar saja. Trus ya saya

setelah melalui perjalanan itu saya kena istilahnya

glukoma gangguan mata yang membuat saya tidak bisa

melihat sama sekali mbak. Gangguan mata seingat saya itu

tahun 1999. Saya pada waktu itu di koperasi saya hampir

sebelumnya itu 2 sampai 3 tahun vakum tidak bisa

melaksanakan tugas. Istilahnya hmm.. masuk dan tidak itu

boleh selama 2 atau 3 tahun” (Informan 1, 13-22)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

53

Informan mengalami down selama 2-3 tahun akibat

ketunanetraannya. Perasaan yang muncul berupa keputusasaan dan

depresi. Hal tersebut tercermin dalam ungkapan berikut:

“Perasaan saya wahh saya down sekali mbak. Sebelum

masuk ke panti tunanetra, ditempat saya bekerja, saya

diperbolehkan masuk atau tidak lhoo ini, itu saya dirumah.

Itu down-nya saya disitu saya. Jadi, setiap bulan saya

disuruh ambil gaji sama temen saya itu. down-nya disitu

saya mbak. Hampir 2 sampai 3 tahun lah. (Informan 1,

60-69)

Temuan tersebut mendukung penjelasan tentang

permasalahan penyandang tunanetra merupakan masalah yang

sangat kompleks, adanya kecacatan tentu saja menimbulkan

masalah karena adanya keterbatasan organ tubuh yang tidak

sempurna (Sayyidah, 2015). Informan juga membutuhkan waktu

sekitar 2-3 tahun untuk beradaptasi dari ketunanetraan yang

dialami. Seperti yang dikemukakan oleh Mesina & Messina

(Tarsidi, 2012) bahwa tahapan penyesuaian terhadap kehilangan

fungsi organ tubuh membutuhkan waktu tiga bulan hingga tiga

tahun.

2) Kendala Pasca Tunanetra

Pertanyaan mengenai “Apa sajakah masalah yang dihadapi

setelah menjadi tunanetra?”, informan merasa dulu saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

54

mengalami tunanetra dirinya mudah marah, emosinya tinggi, dan

merasa putus asa. Dampak yang ditimbulkan dari masalah

penglihatan tersebut, informan mengalami perasaan

ketidakberdayaan, depresi, dan putus asa. Informan juga

kehilangan rasa percaya diri dan lebih suka menyendiri. Informan

juga kehilangan gairah dalam hidup. Hal tersebut tercermin dalam

ungkapan berikut:

“Ya saya istilahnya pada waktu itu emosinya tinggi mbak.

Jadi krungu dengar suara dikit saja itu sudah langsung ya..

istilahnya emosinya tinggi..mudah marahlah gitu. Dengar

suara dikit itu saja sudah rasanya menyinggung saya.

Langsung meluap itu. tapi itu masih dalam taraf emosinya

masih bisa terkendali tapi kalau udah emosi.... itu... wah....

udah nggak karu-karuan rasanya. Rasanya tu campur-

campur putus asa dan macam-macam” (Informan 1,

78-90)

Hal tersebut berlanjut pada respon negatif yang ditimbulkan

terkait kondisi psikologisnya. Saat informan mengalami masa

transisi yang berat, perasaan rendah diri akan muncul. Informan

mengatakan bahwa orang yang mengalami tunanetra di usia

dewasa lebih mengalami down daripada tunanetra dari kecil,

seperti berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

55

“Kalau pak kibar kan lain, dia sudah dari kecil.. justru

pernah lihat ke tidak lihat itu down-nya disitu mbak,

banyak teman saya yang dari yang sudah punya istri

ditinggal istrinya karena mengalami gangguan penglihatan

seperti saya” (Informan 1, 97-103)

Hasil ini senada dengan yang dikemukakan oleh Santoso &

Erawan (Effendi dkk., 2017), bahwa “Penyandang tunanetra late-

blind menunjukkan reaksi awal yang beragam. Reaksi umum yang

muncul adalah perasaan marah dan kecewa terhadap keadaan yang

menimpa mereka. Menurut Dodds juga menyatakan bahwa

ketunanetraan yang terjadi tiba-tiba pada usia dewasa dapat

mengakibatkan depresi, persepsi diri yang tidak tepat, sangat

menurunnya tingkat motivasi, rendahnya harga diri, dan rendahnya

self-efficacy (Tarsidi 2012). Jadi, penyandang tunanetra sejak usia

dewasa akan memunculkan lebih banyak hambatan dalam tugas

perkembangannya dibandingkan ketunanetraan yang terjadi di awal

masa kehidupan atau sejak lahir.

3) Pemahaman Mengenai Motivasi Kerja dan Faktor-Faktor

yang Memotivasi dalam Bekerja

Pertanyaan mengenai “Bagaimanakah pemahaman

informan mengenai motivasi kerja dan faktor-faktor yang

memotivasi dalam bekerja?”. Pasca mengalami ketunanetraan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

56

informan mengatakan sama sekali tidak ada motivasi untuk

bekerja. Hal ini seperti ungkapan informan, sebagai berikut:

“...memang down banget mbak waktu tidak bisa lihat itu

jadi sama sekali tidak ada motivasi buat kerja... ya di

rumah saja. Itu soalnya kan saya boleh masuk atau tidak

itu pas saya di koperasi” (Informan 1, 146-151)

Informan saat itu sempat vakum bekerja cukup lama, lalu

setelah itu informan mendapatkan pengalaman pendidikan

rehabilitasi. Hal berkaitan dengan proses informan untuk

penyesuaian diri dan mendapat aksesibilitas dari pemerintah,

sebagai berikut:

“...saya masuk di rehabilitasi tunanetra, saya tidak dapat

bekerja. Disana saya di didik dahulu, saya dilatih disitu,

dilatih membaca dan menulis braile” (Informan 1, 34-38)

Saat informan berada di panti rehabilitasi Dharma putera,

informan merasa di motivasi oleh teman-teman yang bekerja di

sana dan informan merasa mendapatkan semangat, ilmu, dapat

bergaul, tidak malu, dan mandiri daripada berada dirumah. Hal

tersebut berkaitan dengan memperoleh dukungan dari rekan kerja,

memperoleh intervensi psikologis untuk bangkit, karateristik

situasi kerja yang mendukung, relatedness terpenuhi, dan need for

affiliation. Sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

57

“Di sana saya di Dharma Putera dimotivasi oleh teman-

teman yang juga bekerja di sana. Itukan mereka di sana

sudah biasa menangani orang-orang yang bermasalah

khususnya kehilangan penglihatan... supaya dapat

semangat belajar, bergaul, dan tidak usah malu isin belajar

dari sedikit demi sedikit. Saya merasa adaptasinya lebih

enak saya disana karena temannya banyak yang tunanetra.

Kalau dirumahkan sendiri cuma tengak-tenguk, nah...

down-nya disitu saya. Alhamdulilah saya ketemu sama

temen-temen baik-baik semua itu dengan semangat saya

untuk bisa mandiri...” (Informan 1, 152-168)

Hal lain yang membuat informan memiliki motivasi bekerja

adalah dukungan dari istrinya. Informan merasa bersyukur karena

istrinya selalu mendukung walau informan mengalami tunanetra.

Informan juga mengatakan bahwa dukungan istrinya membuatnya

termotivasi bangkit dan bekerja. Hal ini berkaitan dengan

kebutuhan untuk dicintai, memperoleh dukungan dari keluarga,

dan memiliki gairah serta motivasi kerja. Hal ini diungkapkan

informan, sebagai berikut:

“Tapi semua itu juga tidak lepas dari istri saya yang selalu

mendukung. Saya bersyukur sekali Alhamdulilah. Istri saya

tetap di samping saya dengan keadaan saya yang tidak bisa

melihat lagi. Semua dukungan itu membuat saya jadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

58

termotivasi mbak untuk bangkit dan bekerja dengan baik.

Saya dan istri juga gak mau di bayar pemerintah mahal-

mahal tapi saya tidak bisa mengabdi dengan baik, makanya

saya berusaha bekerja dengan kemampuan yang saya

miliki mbak” (Informan 1, 175-188)

Temuan tersebut senada dengan hasil penelitian Harrington

& Mcdermott (Tarsidi, 2012) yang mengungkapkan hasil bahwa

individu dengan tingkat kognitif yang lebih tinggi cenderung

memiliki penyesuaian yang lebih positif terhadap ketunanetraan,

dan bahwa individu yang sudah mempunyai lebih banyak

pengalaman pendidikan rehabilitasi juga cenderung lebih baik

dalam penyesuaiannya. Di samping itu, dukungan keluarga dan

teman-teman disekitarnya juga memiliki pengaruh yang signifikan

untuk memprediksi keberhasilan terhadap kondisi ketunanetraan

(Tarsidi, 2012). Jadi, secara spesifik sumber-sumber yang

mempengaruhi proses penyesuaian diri terhadap ketunanetraan dan

memperoleh motivasi kerja menjadi tinggi mencakup sumber

personal yaitu karakteristik pribadi yang stabil seperti self-esteem

atau keterampilan sosial serta sumber-sumber lingkungan seperti

dukungan sosial dan keluarga (Tarsidi, 2012). Dengan begitu

informan yang mengalami ketunanetraan di usia dewasa dapat

memperoleh motivasi kerja dari dukungan sosial, keluarga, dan

teman-teman dilingkungannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

59

4) Peran Sebagai Guru Difabel

Pertanyaan penelitian mengenai “Bagaimana peran

informan sebagai guru difabel di Temanggung?”, informan merasa

peran dirinya sebagai guru difabel setelah mengalami

ketunanetraan yaitu mengajar mereka mengajar keterampilan

supaya terlatih kemandirian sehingga saat lulus mereka dapat

bekerja. Hal ini berkaitan dengan need for power, manager of

learning, memiliki tanggung jawab, dan bekerja untuk mencapai

tujuan. Hal ini diungkapkan informan, sebagai berikut:

“...di Temanggung mengajar anak tunanetra mbak. Salah

satunya saya mengajar braile. Saya mengajar anak-anak

tunanetra dari yang mereka tidak bisa apa-apa menjadi

bisa. Ngajar baca tulis lewat tulisan braile, mengajar pijat,

melatih anak-anak supaya mandiri kalo sudah lulus

sekolah rehabilitasi di Temanggung. Supaya mereka tu bisa

kerja mbak, punya keterampilan dalam bekerja, biar tidak

jadi pengangguran” (Informan 1, 192-204)

Temuan tersebut mendukung peran mutlak guru yang

merupakan pemimpin pendidikan, dia amat menentukan dalam

proses pembelajaran di kelas, dan peran kepemimpinan tersebut

akan tercermin dari bagaimana guru melaksanakan peran dan

tugasnya (Karweti, 2010). Pada umumnya, menjadi seorang guru

tidak hanya dilakukan oleh individu normal, melainkan juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

60

individu difabel. Arti difabel adalah kelainan fisik dan atau mental

yang dapat mengganggu atau merupakan suatu rintangan dan

hambatan untuk melakukan aktivitas secara normal (Adawiyah,

2017).

5) Perubahan Sebelum dan Sesudah Tunanetra

Pertanyaan mengenai “Adakah perubahan sebelum dan

sesudah menjadi tunanetra?”, informan mengatakan sekarang

kesulitannya berkurang karena adanya OEM atau Orientasi

Mobilitas dengan di didik cara berjalan, menyeberang jalan, dan

menggunakan tongkat dalam keseharian. Hal ini berkaitan dengan

motif biogenis, memperoleh kemampuan mobilitas kerja, dan

mengalami peningkatan dalam kemandirian, sebagai berikut:

“Sesudah itu saya di panti rehabilitasi Dharma Putera itu

diajari OEM itu Orientasi Mobilitas bagaimana cara

berjalan, cara menyeberang jalan dan cara menggunakan

tongkat, nah akhirnya sampai sekarang bisa walau sampai

Temanggung itu saya bisa sendiri” (Informan 1, 224-230)

Namun, menurut informan saat ini pengaruh yang

ditimbulkan akibat ketunanetraan, informan menjadi merasa tidak

bisa bersaing dengan orang awas terkait pekerjaan karena

keterbatasan yang dimiliki tunanetra. Hal ini berkaitan dengan

perasaan rendah diri, keterbatasan kemampuan, dan memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

61

perspektif negatif terhadap ketunanetraan. Hal tersebut

diungkapkan informan, sebagai berikut:

“Pengaruhnya ya saya jadi mau apa-apa itu terbatas mbak.

Kendalanya ya itu... kalau mau menyaingi dengan yang

awas itu tetap ndak bisa. Ya....kemauan itu ada ya tapi

tetap untuk mau sama itu tetep gak bisa...itu karena gak

lihat. Pekerjaan apapun kan ya otomatis yang bisa-bisa

melihat-melihat saja kan yang bisa...yang gak lihat itu kan

yang sulit mbak... contoh komputer kan harus dibarengi

dengan bersuara ya to...bersuara juga kalau nanti untuk

ngetik itu tetep didampingi sama yang awas. Ya sepeti itu

mbak” (Informan 1, 265-279)

6) Harapan Informan

Pertanyaan mengenai “Apa harapan informan ke depan?”,

informan di masa yang akan datang segera ingin pensiun,

berkumpul dengan keluarga, dan di beri kesehatan, serta umur

panjang oleh Tuhan. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan akan

dimiliki dan dicintai, need of affiliation, dan motif teologis,

sebagai berikut:

“Untuk harapan si Insyaallah bentar lagi pensiun... umur

sehat... pensiun istilahnya masih sehat. Untuk itu saya

selalu bersyukur dan tidak lupa dengan yang diatas. Lha

wong saya sudah seperti ini... saya berterima kasih sekali...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

62

matur nuwun sekali... yang penting masih bisa berkumpul

bersama keluarga” (Informan 1, 292-300)

Selain itu, informan juga mengatakan di masa yang akan

datang berharap disabilitas dapat sejajar dengan orang normal

sesuai Undang-Undang. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan akan

harga diri.

“Mudah-mudahan nanti ada dengan adanya UU N0.8

tahun berapa ya itu...mmm... itu kan untuk mengangkat

disabilitas sejajar dengan orang normal undang-

undangnya kan itu ada nomer 8. Tahun 2000 berapa itu

saya lupa...2016 kayaknya itu” (Informan 1, 303-310)

2. Kasus Informan 2

a. Identitas Informan 2

Nama : KM

Usia : 46 tahun

Alamat : Pituruh, Purworejo, Jawa Tengah

Pekerjaan : Guru

Pendidikan : SMA

Kepastian diagnosa : Tahun 1995 (22 tahun)

Nama istri : TN

Pekerjaan istri : Ibu rumah tangga

Jumlah anak : 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

63

b. Hasil Wawancara

Pengambilan data dilakukan pada hari Minggu pada tanggal 12

Agustus 2018. Wawancara dilakukan di rumah informan di Pituruh,

Purworejo, Jawa Tengah.

Pada awal tahun 1994, setelah informan lulus SMA, informan

bekerja selama satu tahun di tempat penelitian. Lalu informan merasa

mengalami mata kabur mata rabun dan segera pergi ke RSU

Purworejo untuk berobat. Berobat di RSU Purworejo ternyata tidak

membuahkan hasil, kemudian informan melakukan rujukan ke rumah

sakit mata di YAP Yogyakarta. Di sana informan di rawat selama satu

minggu dan dinyatakan glukoma.

Glukoma yang dialami informan tidak sampai menimbulkan

tunanetra total. Saat itu informan mengira jika dirinya mengalami

mata min, namun saat dipakaikan kacamata tetap tidak berpengaruh.

Dugaan informan mengenai gangguan pada saraf matanya karena

pada tahun 1992, informan pernah jatuh dari pohon kelapa. Hal

tersebut merupakan dugaan informan mengenai awal mula terjadinya

gangguan saraf mata. Lalu, pada tahun 1998, informan masuk panti

netra Dharma Putera.

Informan masuk panti netra dari tahun 1998 sampai lulus tahun

2000. Saat berada di panti netra, informan di bimbing mengenai

pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan tunanetra. Selama 2

tahun di panti netra, timbullah kepercayaan diri yang dirasakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

64

informan. Informan merasa sebelum masuk panti netra, dirinya

mengalami syok, drop, minder, dan rendah diri. Semua itu pernah

informan rasakan pada waktu itu. informan merasa hidup ibarat sudah

tidak ada artinya lagi dan pernah berfikir yang negati-negatif karena

ketunanetraan yang dialami.

Pasca informan mengalami gangguan penglihatan, beberapa cara

informan lakukan untuk mengurangi perasaan-perasaan negatif yang

ditimbulkan. Salah satunya sering mengantar anak bu dokter Lusi

sekolah. Aktivitas itu informan telateni karena bentuk kegiatan positif

yang dapat membantu informan mengurangi perasaan negatif pada

dirinya. Lalu informan belajar membuat bata sebagai kegiatan

tambahan. Terakhir informan ikut kakaknya untuk bekeja di Jakarta

selama hampir 2 tahun sebagai obat supaya tidak terlalu stres.

Setelah informan berada di panti netra, informan merasa

mengalami perkembangan banyak sekali. Informan merasa percaya

dirinya makin tinggi, kemandirian timbul, semangat hidup, dan di

tambah pintar pijat. Lalu informan di minta oleh Kepala panti untuk

menjadi tenaga honorer sebagai pengajar pijat bagi murid tunanetra di

Dharma Putera. Informan juga merasa di panti netra mendapat ilmu,

pekerjaan, mendapat uang dari hasil ngajar untuk membeli rumah, dan

juga bertemu jodoh yang sekarang menjadi istri saya. Informan

merasa sangat bersyukur sekali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

65

Kendala-kendala yang dirasakan saat mengalami gangguan

penglihatan itu pasti ada termasuk informan. Kendala yang informan

hadapi waktu itu adalah saat bekerja di penelitian, informan sering

salah dalam mengerjakan dan membaca tulisan-tulisan kecil. Informan

juga sering salah dalam menegur orang. Pada waktu itu, informan juga

merasa tidak mampu membaca tulisan-tulisan yang ada di pinggir

jalan dan takut bepergian jauh karena pandangan informan yang

kabur. Kesulitan-kesulitan tersebut yang paling terasa dirasakan

informan.

Selama berada di panti Dharma Putera, informan bergabung

dengan para penyandang tunanetra lainnya. Di sana informan dapat

membangkitkan kepercayaan dirinya karena informan melihat orang

tunanetra total setelah lulus dari panti bisa bekerja, bisa berkeluarga,

dan bisa menyekolahkan. Hal tersebut memimbulkan motivasi pada

diri informan. Informan merasa dirinya masih diberikan sedikit

penglihatan oleh Tuhan, oleh karena itu informan merasa termotivasi

untuk harus bisa melakukan sesuatu walaupun dengan keadaannya

sekarang.

Motivasi kerja menurut informan adalah sesuatu hal yang

membuat seseorang berubah. Informan merasa saat mengalami

gangguan penglihatan sempat mengalami drop, syok, dan rendah diri,

manakala informan melihat tunanetra total bisa melakukan banyak hal

seperti bekerja dan melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

66

awas. Hal tersebut menjadikan tolak ukur informan untuk semangat

dalam melakukan berbagai hal, termasuk berhasil melewati 2 tahun

belajar di panti netra dan akhirnya lulus. Tak berhenti di situ,

informan lalu menjalani hororer sebagai tenaga pijat selama 10 tahun.

Saat proses pengangkatan PNS, informan berhasil di angkat sebagai

tenaga pengajar dan mulai mengajar murid-murid tunanetra. Informan

merasa sangat bersyukur pada waktu itu.

Proses informan menjadi guru di panti Dharma Putera pun

membutuhkan waktu yang cukup lama. Saat honorer informan tidak di

bayar dan hanya mengandalkan uang hasil pijat saja. Namun,

informan merasa bersyukur dan dilakukan dengan penuh kesabaran.

Berhubung panti Dharma Putera dialihkan kan sebagai panti

tunarungu, informan dipindah tugaskan ke Temanggung. Walaupun

mengalami kendala tempat kerja yang cukup jauh, informan merasa

hal tersebut tidak menjadi masalah. Informan merasa jika itu adalah

resiko sebagai pegawai pemerintah dan pengajar. Di Temanggung,

informan mengajar teori mesage atau pijat kepada murid tunanetra

yang berjumlah 82 murid.

Pada saat mengalami gangguan penglihatan, informan merasa

yang paling banyak membantu adalah dokter Lusi. Dokter Lusi adalah

orang yang pertama kali melihat kondisi mata informan yang saat itu

kabur. Selain, rumah informan dengan dokter Lusi yang dekat,

informan juga sudah menganggap dokter Lusi sebagai orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

67

baginya. Informan merasa beliau telah memberikan banyak sekali

support, memberikan dorongan. Bahkan, beliau memberikan uang

saku selama satu tahun kepada informan saat menjalani pendidikan di

panti rehabilitasi Dharma Putera. Informan juga merasa pada waktu

bekerja di bangunan, dokter Lusi merasa kasihan, kemudian di

rekomendasikan untuk dikursuskan di panti netra Dharma Putera.

Respon kedua orang tua informan saat informan akan

melakukan pendidikan di panti netrapun mengalami penolakan.

Informan merasa orang tuannya tidak memperbolehkan informan

belajar di panti rehabilitasi sosial. Hal tersebut karena pandangan

orang tua mengenai panti di sosial itu negatif. Orang tua informan

merasa bahwa mereka masih mampu membiayai informan. Namun,

informan memberikan penjelasan kepada orang tuannya dan akhirnya

diperbolehkan atas dasar kemandirian.

Banyak dukungan yang didapatkan informan, termasuk juga istri

dan anak-anaknya saat ini. Informan merasa saat ini mereka lah yang

menjadi sumber motivasi dirinya untuk tetap maju dan menjadi

seorang ayah sekaligus suami yang baik. Informan merasa sangat

bersyukur.

Informan merasa ada banyak perubahan sebelum dan sesudah

saat mengalami gangguan penglihatan. Informan merasa banyak

memahami dan menyerap ilmu-ilmu tunanetra. Informan menjadi

memiliki sifat kehati-hatian dalam beraktivitas dan berjalan. Informan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

68

juga merasa pasti dalam hidup akan banyak gangguan-gangguan,

seperti jarak pandang. Namun, informan berharap dirinya jangan

sampai mengalami tunanetra total. Informan juga berharap supaya

anak-anaknya tidak mengalami gangguan penglihatan seperti dirinya.

c. Analisis

1) Pengalaman Ketunanetraan Informan

Menjawab pertanyaan penelitian mengenai “Bagaimanakah

pengalaman informan hingga menjadi tunanetra?”, informan

mengatakan bahwa dulu mengalami gangguan mata yaitu glukoma

dan memiliki penglihatan yang lemah. Hal ini berkaitan dengan

masalah penglihatan low vision, sebagai berikut:

“...kerja di penelitian terus satu tahun kemudian itu terjadi

mata kabur mata rabun terus akhirnya saya berobat ke

RSU Purworejo. Di situ kok tidak membuahkan hasil, lalu

saya ke jogja... rumah sakit apa tu... YAP. Di sana saya

mondok sampai 1 minggu terus dinyatakan itu sarafnya

karena tak fikir min, dipakaikan kacamata kok tetap tidak

pengaruh. Tapi itu bisa terjadi karena awalnya tahun 1992

dulu memang pernah jatuh dari pohon kelapa. Itu mungkin

penyebab awal mulanya kena saraf matanya itu. tapi waktu

di YAP saya dinyatakan mengalami glukoma tapi tidak

sampai tunanetra total” (Informan 2, 8-27)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

69

Akibat ketunanetraan yang dialaminya, informan

mengatakan bahwa dirinya mengalami syok, drop, minder dan

rendah diri akibat gangguan mata yang dialami. Informan merasa

hidup sudah tidak ada artinya lagi dan banyak berfikir negatif. Hal

ini berkaitan dengan memiliki perasaan ketidakberdayaan, depresi,

dan rendah diri. Informan juga memiliki keterbatasan penglihatan

yang menimbulkan respon negatif terkait kondisi

ketunanetraannya. Hal ini diungkapkan informan sebagai berikut:

“...mengalami drop, apa ya... syok, drop, minder, rendah

diri itu pernah lho. Ibaratnya hidup sudah tidak ada

gunanya lagi. pernah terfikir yang negatif-negatif dari

awas sampai penglihatan kabur mengalami gangguan

matalah” (Informan 2, 36-43)

Informan juga merasa rendah diri dan stress selama 2

tahunan. Hal ini berkaitan dengan masa proses transisi yang berat

dan respon negatif terkait kondisi psikologis, sebagai berikut:

“Saya merasa rendah diri dan hampir stres itu sekitar 2

tahunan...” (Informan 2, 101-102)

Selama mengalami stress yang cukup lama, informan kedua

tetap melakukan banyak kegiatan positif.

“Waktu setelah mengalami itu kebetulan itu banyak

kegiatan mbak. Banyak kegiatan-kegiatan positif yang saya

lakukan untuk mengurangi perasaan saya yang campur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

70

aduk. Contohnya saya mengantar anaknya bu dokter Lusi

mengantar sekolah TK waktu itu.” (Informan 2, 56-54)

Temuan ini senada dengan hasil penelitian Livneh (Tarsidi,

2012) yang mengemukakan bahwa reaksi umum yang ditunjukkan

oleh individu yang mengalami tunanetra dewasa mencakup syok,

kecemasan, penolakan, depresi, kemarahan, penerimaan, dan

penyesuaian.

2) Kendala Pasca Tunanetra

Menjawab pertanyaan penelitian “Apa sajakah masalah

yang dihadapi setelah menjadi tunanetra?”, informan merasa

memiliki kendala saat membaca tulisan-tulisan dan mengalami

kesulitan dalam mengenali orang setelah ketunanetraan yang

dialaminya. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan penglihatan,

sebagai berikut:

“Nek waktu itu yang saya hadapi, karena saya waktu itu

masih kerja walapun kerja masih di penelitian, saya sering

salah dalam mengerjakan karena tulisan itukan

hubungannya dengan sangat kecil-kecil dan kita dengan

pensil kita sering salah. Itu yang jelas. Yang kedua itu, kita

tu seringnya salah menegur orang itu salah itu sering”

(Informan 2, 143-154)

Informan juga mengatakan bahwa orang yang awas lalu

tidak bisa melihat memiliki masalah dan kendala yang lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

71

banyak. Hal ini terkait dengan perasaan rendah diri dan respon

negatif akibat ketunanetraan. Hal tersebut tercermin dalam

ungakapan informan, sebagai berikut:

“...akhirnya banyaklah yang anu... ya... e.. yang tadinya

awas terus tidak bisa melihat itu banyak sekali masalah

dan kendalanya mbak. Waktu itu membaca tulisan-tulisan

dipinggir jalan itu tidak mampu lho mbak karena ya saya le

mikir terlalu anu ya berat sampai tulisan itu tidak keliatan

lho” (Informan 2, 154-163)

Temuan ini senada dengan Sayyidah (2015) mengenai

permasalahan penyandang tunanetra merupakan masalah yang

kompleks, adanya kecacatan tebtu saja menimbulkan masalah

karena adanya keterbatasan organ tubuh yang tidak sempurna. Jadi,

penyandang tunanetra di usia dewasa memunculkan lebih banyak

hambatan dalam tugas perkembangannya.

3) Pemahaman Mengenai Motivasi Kerja dan Faktor-Faktor

yang Memotivasi dalam Bekerja

Menjawab pertanyaan penelitian “Bagaimanakah

pemahaman informan mengenai motivasi kerja dan faktor-faktor

yang memotivasi dalam bekerja?”, informan merasa motivasi

kerja adalah sesuatu yang membuat dirinya berubah yang

sebelumnya mengalami syok dan rendah diri akibat gangguan

penglihatan, menjadi termotivasi untuk bekerja. Hal ini berkaitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

72

dengan need of achievement, existence needs, memiliki tanggung

jawab, memiliki motivasi bekerja, dan pencapaian tujuan. Hal

tersebut diungkapkan informan, sebagai berikut:

“Motivasi itu ya sesuatu yang membuat seseorang itu

berubah. Dulu kan saya sempat drop, syok, seperti yang

sudah saya katakan sebelumnya, nah... lalu manakala saya

melihat tunanetra yang total itu bisa melakukan banyak hal

seperti bekerja, saya jadi termotivasi mbak” (Informan

2, 175-183)

Informan juga telah mengikuti pendidikan rehabilitasi di

panti netra dan merasa mengalami perkembangan seperti

percayaan diri semakin tinggi, memiliki kemandirian, dan

semangat hidup. Hal ini terkait memperoleh aksesibilitas dari

pemerintah, adaptasi lingkungan yang baik, sarana fisik terpenuhi,

memiliki motivasi, dan kepercayaan diri, serta gairah hidup.

Ungkapan informan, sebagai berikut:

“Setelah itu tahun 1998 saya disarankan ke panti

rehabilitasi netra itu. Di panti rehabilitasi netra itu jadi

berkembang banyak sekali. Percaya diri makin tinggi,

kemandirian timbul, semangat hidup yang jelas itu, tambah

pinter pijet...” (Informan 2, 76-84)

Selama berada di panti netra, informan mengatakan bahwa

kepercayaan dirinya di peroleh karena melihat orang tunanetra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

73

total dapat bekerja, berkeluarga, punya keturunan, dan menjalani

hidup dengan baik. Informan merasa termotivasi memiliki

keinginan yang sama. Hal ini berkaitan dengan munculnya

karakteristik individu, memiliki motivasi, memiliki tujuan hidup,

dan growthneeds. Ungakapan informan tercermin sebagai berikut:

“dan ikut bergabung dengan orang tunanetra lainnya, rasa

kepercayaan diri karena saya melihat orang tunanetra total

setelah lulus dari sana itu kok ya bisa bekerja, bisa

berkeluarga, punya anak, bisa menyekolahkan. Apalagi kan

saya diberikan Tuhan itu tidak buta total, masih bisa

melihat walaupun dikit sekali. Nah... dari hal itu membuat

saya berfikir bahwa saya harus bisa” (Informan 2,

108-120)

Motivasi informan terbentuk sejak berada di panti

rehabilitasi tunanetra. Informan mengatakan bersyukur mendapat

pekerjaan, ilmu, jodoh, rumah, dan penghasilan dari bekerja

sebagai pengajar pijat di panti. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan

fisiologis terpenuhi, kebutuhan rasa aman, relasi dengan pasangan

hidup, dan karakteristik pekerjaan, sebagai berikut:

“...tambah pinter pijet, dan sama pak Kepala di sana suruh

honorer di situ mengajar pijat. Di panti netra itu banyak

sekali yang saya dapat. Dapat ilmu jelas, dapat pekerjaan,

dapat jodoh, dapat rumah ini, komplit itu mbak, untungnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

74

mbak, mendapatkan penghasilan dan uang dari ngajar itu.

Di sana saya bertemu jodoh juga yang sekarang menjadi

istri saya. Ya gitu saya sangat bersyukur sekali”

(Informan 2, 84-96)

Faktor lain yang memotivasi informan adalah bantuan dari

dokter Lusi. Informan merasa orang yang paling berperan penting

dalam memberikan suporrt, dorongan, dan finansial adalah

seseorang yang bukan keluarganya, namun sudah informan anggap

sebagai orang tua baginya. Hal ini berkaitan dengan dukungan dari

orang terdekat dan kebutuhan akan dimiliki. Ungkapan informan

sebagai berikut:

“...yang paling banyak itu bu dokter Lusi yang waktu itu

sudah saya anggap sebagai orang tua lah. Dokter Lusi itu

dokter yang pertama kali melihat kondisi saya saat mata

saya kabur, kebetulan rumah saya dekat dengan rumah

dokter Lusi. Beliau banyak sekali memberikan support,

memberikan dorongan. Sampai ibaratnya banyak

memberikan ya... kayak tiap bulan memberikan uang saku

sampai satu tahun itu. Akhirnya saya di panti itu karena bu

dokter Lusi itu yang membantu. Waktu itu saya yang kerja

di bangunan, itu bu dokter Lusi kasihan sama saya, lalu

saya di suruh kursus pekerjaan yang bisa dilakukan. Lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

75

saya dikursuskan di panti pijat itu di Dharma Putera itu”

(Informan 2, 240-262)

Lalu dukungan orang tua informan sendiri. Awalnya

memang mengalami penolakan akibat respon negatif dari orang tua

terkait rehabilitasi sosial, namun akhirnya diperbolehkan. Hal ini

berkaitan dengan dukungan dari keluarga dan minimnya

aksesibilitas dari orang tua, sebagai berikut:

“Kalau keluarga itu ya orang tua yang tadinya tidak

membolehkan karena kok di panti rehabilitasi sosial, orang

tua kan biasanya kalo di sosial itu negatif pikirannya.

Wong orang tua aja masih mampu kenapa di sosial. Setelah

saya menerangkan kalau ibaratnya orang tua masih ada

ndak papa tapi kalau sudah ndak ada, saya nanti mau ikut

siapa? Itu sudah menjadi apa ya namanya suatu alasan

saya supaya diperbolehkan untu ke panti kan gitu.

Kemandirianlah istilahnya” (Informan 2, 264-279)

Informan juga sat ini merasa beryukur karena istri dan

anak-anaknya selalu mendukungnya. Informan merasa mereka

adalah sumber motivasi dirinya untuk tetap maju dan menjadi

seorang ayah sekaligus suami yang baik. Hal ini berkaitan dengan

dukungan dari keluarga dan kebutuhan akan dicintai. Tercermin

dari ungkapan informan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

76

“...Alhamdulilah sekali, saya bersyukur sekali mbak. Semua

ini tidak lepas juga dari dukungan istri saya sampai saat ini.

Saya menjadikan istri dan anak saya itu sumber motivasi saya

juga saat ini untuk tetap maju, mencari nafkah untuk mereka,

dan menjadi seorang ayah yang baik dan teladan bagi mereka.

Begitu mbak” (Informan 2, 330-341)

Temuan tersebut mendukung penjelasan Robbins (2002) yang

membagi motivasi berdasarkan tiga kelompok kebutuhan yaitu

existence, relatedness, dan growthness. Kebutuhan informan

mencakup kebutuhan psikologis, keberadaan materiil dasar manusia,

kebutuhan keamanan, dan emosional. Informan juga memiliki

kebutuhan akan keterhubungan yang merupakan hasrat untuk

memelihara hubungan antar pribadi, kasih sayang, rasa memiliki,

diterima baik, dan interaksi dengan orang lain. Sementara kebutuhan

pertumbuhan merupak hasrat intrinsik untuk perkembangan diri.

4) Peran Sebagai Guru Difabel

Menjawab pertanyaan penelitian mengenai “Bagaimana

peran informan sebagai guru difabel di Temanggung?”, informan

merasa bersyukur karena diangkat pemerintah sebagai PNS untuk

mengajar difabel netra walaupun dengan proses hororer selama 10

tahun. Hal ini berkaitan dengan pencapaian tujuan, need of

achievement, need of power, dan kebutuhan akan harga diri.

Tercermin dari ungkapan informan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

77

“...lulus dan di situ Alhamdulilah membutuhkan itu

walaupun tenaga pijat itu akhirnya saya nyokwan atau

honorer di situ sampai 10 tahun. Alhamdulilah itu ada

pengangkatan PNS, lalu saya di angkat sebagai tenaga

pengajar juga di sana membantu mengajar pijat dan lain-

lain pada murid-murid di sana di panti tunanetra”

(Informan 2, 125-137)

Proses informan menjadi guru difabel di panti Dharma

Putera memang membutuhkan waktu yang lama. Saat honorer

informan tidak di bayar dan hanya mengandalkan uang dari hasil

pijat saja. Namun, informan merasa bersyukur dan dilakukan

dengan penuh kesabaran. Berhubung panti Dharma putera

dialihkan sebagai panti tunarungu, informan dipindahtugaskan ke

Temanggung. Walaupun mengalami kendala tempat yang cukup

jauh, informan merasa jika hal itu adalah resiko sebagai pegawai

pemerintah dan pengajar. Di Temanggung, informan mengajar

teori mesage kepada murid-muridnya. Hal ini berkaitan dengan

manage of learning dan relatedness needs. Tercermin dari

ungkapan informan sebagai berikut:

“Dulu pertama kali suruh ngajar pijat pas habis lulus dari

panti netra sebagai tenaga honorer tidak di bayar waktu

itu, dapat uang ya dari hasil pijat aja. Alhamdulilah

hidupnya saya dari pijet saya syukuri selama 10 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

78

Pijetnya kan dulu ya di kantor kan ada panti pijetnya. Itu

sebelum saya jadi pegawai. Pokoknya dilakukan dengan

sabar, sabar, sabar. Berhubung sekarang kantornya sudah

berganti yang tadinya Panti Tunanetra Dharma Putera

diganti diperuntukan untuk Tunarungu, maka saya tidak

bisa bekerja di panti itu. Sehingga saya dipindah tugaskan

ke Temanggung yang disana melayani anak-anak

Tunanetra. Saat harus dipindahkan di Temanggung ya mau

tidak mau harus kesana mbak. Walaupun menempuh jarak

sekitar 2 jam perjalanan ya itu sudah menjadi resiko saya.

Sudah menjadi tugas dan kewajiban saya. Di sana saya

mengajar teori mesage itu pijat. Jumlah murid di sana itu

sekitar 82 anak, targetnya si 100 orang...” (Informan

2, 202-232)

5) Perubahan Sebelum dan Sesudah Tunanetra

Menjawab pertanyaan penelitian mengenai “Adakah

perubahan sebelum dan sesudah menjadi tunanetra?”, informan

pasca mengalami ketunanetraan merasa menyerap ilmu

penyandang tunanetra lainnya dalam mengatasi kendala-kendala

yang tunanetra rasakan pada umumnya. Hal ini berkaitan dengan

memiliki penyesuaian diri yang baik dan growthneeds, sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

79

“...ya kalau saya walaupun tidak tunanetra total yang

akhirnya saya saya banyak menyerap ilmu-ilmu tunanetra

itu memang harus dan kita sifatnya kehati-hatian dalam

ibaratnya saya dalam berjalan, ya harus hati-hati.

Walaupun saya dalam hidup pasti akan selalu ada

gangguan-gangguan itu. Terus jarak pandang terbatas itu

kan tetap berpengaruh bagi saya itu dalam hal

pandangan” (Informan 2, 287-299)

Saat informan mengalami gangguan penglihatan, beberapa

cara informan lakukan untuk mengurangi perasaan-perasaan

negatif yang timbulkan menjadi berkurang. Hal ini berkaitan

dengan coping stress dan masa bangkit dari keputusasaan.

Ungkapan informan sebagai berikut:

“Waktu setelah mengalami itu kebetulan itu banyak

kegiatan mbak. Banyak kegiatan-kegiatan positif yang saya

lakukan untuk mengurangi perasaan saya yang campur

aduk. Contohnya saya mengantar anaknya bu dokter Lusi

mengantar sekolah TK waktu itu. Telaten saya waktu itu.

Untung banyak mainnya saya itu kerumah dokter Lusi.

Tiap hari ngantar anaknya. Itu bisa menjadi kegiatan.

Habis itu ada membikin bata. Itu lama lho itu menjadi

kegiatan tambahan, terakhir itu ikut kakak saya bekerja di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

80

bangunan di Jakarta itu hampir 2 tahun itu juga sebagai

obat supaya tidak terlalu stress itu” (Informan 2, 56-74)

6) Harapan Informan

Menjawab pertanyaan penelitian mengenai “Apa harapan

informan ke depan?”, informan di masa yang akan datang ingin

dapat kembali melihat dengan normal dan tidak mengalami

tunanetra total. Informan juga ingin kelak gangguan mata yang di

alami tidak menurun kepada anak-anaknya kelak. Hal ini berkaitan

dengan ada kemauan untuk berubah dan sembuh, serta kebutuhan

akan mencintai dan dimiliki, sebagai beriukut:

“...harapannya ya jangan sampai menjadi tunanetra total

cukup sampai di sini dan apa harapan saya juga jangan

sampai anak-anak saya mengalami seperti saya. Siapa tau

saya harapan saya juga ingin sembuh dan kembali ke awas

lagi tapi minimal saya jangan ditambahlah apa itu

berkurang penglihatannya itu. ya itu walaupun saya tiap

hari setiap bulan sekarang harus rutin berobat tiap hari

saya juga harus menetes mata pagi sore malam itu rutin.

Harapannya saya jangan sampai menjadi bleng tunanetra

total. Yang jelas jangan sampai ke anak-anak seperti orang

tuanya karena ada perasaan takut gitu lho...”

(Informan 2, 303-322)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

81

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis seluruh informan, didapatkan hasil dari

kedua informan yang kemudian dikaitkan dengan tinjauan pustaka.

Adapun pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1) Pengalaman Ketunanetraan Informan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua informan

mendapatkan pengalaman ketunanetraan sejak di usia dewasa dengan

pengalaman hidup yang berbeda. Kedua informan sama-sama

mengalami gangguan penglihatan akibat glukoma, namun informan

pertama mengalami totally blind dan informan kedua mengalami low

vision. Kecacatan indera menurut Mangunsong (1998) dibagi menjadi

dua, yaitu: (a) Low vision adalah kondisi dimana seseorang masih

dapat melihat meskipun sangat lemah dan (b) Totally Blind merupakan

kondisi seseorang yang sama sekali tidak dapat melihat (buta total).

Pada masa awal terjadinya ketunanetraan, informan pertama

menyatakan bahwa perasaannya sangat down karena mengalami buta

total. Informan pertama juga mengalami down karena hanya bisa di

rumah semenjak mengalami ketunanetran. Hal lain yang membuat

informan mengalami down terkait dengan tempat informan bekerja,

informan diperbolehkan untuk masuk kerja atau tidak kerja, namun

tetap disuruh untuk mengambil gajinya tiap bulan. Informan pertama

juga merasa mengalami ketidakmampuan dalam bekerja, sehingga

vakum dari pekerjaannya sebagai pegawai koperasi selama 2-3 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

82

Informan kedua menyatakan bahwa dirinya mengalami syok,

drop, minder, rendah diri, merasa hidup sudah tidak ada gunanya lagi,

dan banyak berfikir negatif karena dari orang awas dan tiba-tiba

mengalami gangguan penglihatan. Informan kedua juga mengalami

stress dan perasaan rendah diri selama 2 tahunan karena

penglihatannya kabur. Namun, selama waktu 2 tahun mengalami stress

akibat penglihatannya yang kabur dipergunakan untuk melakukan

banyak kegiatan positif. Hal tersebut informan kedua lakukan untuk

mengurangi perasaan informan kedua yang campur aduk.

Jadi, di masa lalu dampak ketunanetraan yang kedua informan

alami di awal terjadinya tunanetra ternyata menimbulkan dampak

negatif bagi kondisi psikologis kedua informan yang cukup lama

bahkan tahunan. Respon negatif yang muncul dari informan pertama

juga karena informan pertama selalu berada di rumah dan secara tidak

langsung informan tidak melakukan kegiatan-kegiatan sosial, berbaur

dengan lingkungan, serta kehilangan kepercayaan diri, perasaan tidak

berdaya untuk melakukan kegiatan termasuk pergi ke kantor.

Menurut Mambela (2018) dampak yang ditimbulkan dari

ketunanetraan ialah timbul reaksi-reaksi emosional yang negatif

seperti: minder, rendah diri, kurang bahkan tidak percaya diri, menarik

diri dari pergaulan, dan gejala negatif lainnya. Hal ini terjadi karena

kedua informan mengalami hambatan atau kendala dalam melakukan

aktivitas-aktivitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

83

Memaknai pengalaman kedua informan terkait pengalaman

ketunanetraannya, informan pertama memiliki keterbatasan

kemampuan dan penglihatan. Informan pertama juga tidak memiliki

dorongan untuk bekerja. Menurut hasil wawancara yang dilakukan

peneliti, informan pertama telah mengalami depresi keputusasaan dan

tidak hanya mengalami kesedihan karena kehilangan penglihatan. Di

sisi lain, berbeda dengan informan kedua yang cenderung lebih kepada

ketidakberdayaan karena kehilangan penglihatan. Informan kedua

mengalami keterbatasan penglihatan kabur atau low vision dan masih

dapat menggunakan kemampuannya untuk melakukan aktivitas

sebagai coping stress.

2) Kendala Pasca Tunanetra

Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan, kendala-kendala

yang dialami kedua informan pasca mengalami ketunanetraan cukup

berbeda. Kondisi ketunanetraan yang dialami informan pertama

memunculkan respon perasaan negatif yang lebih banyak dari pada

informan kedua. Informan pertama memunculkan emosi-emosi seperti

mudah marah, emosi yang tinggi, merasa putus asa, dan tidak karu-

karuan. Informan pertama juga merasa terganggu dengan suara

disekitarnya dan mengalami perasaan cemas akan mengalami hal yang

sama seperti pengalaman rekannya yang ditinggal pasangannya karena

mengalami ketunanetraan sejak di usia dewasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

84

Informan kedua mengalami keterbatasan penglihatan untuk

membaca tulisan-tulisan saat bekerja dan sulit mengenali orang setelah

mengalami ketunanetraan. Perasaan yang ditimbulkan akibat

ketunanetraan yang informan kedua rasakan yaitu perasaan rendah diri

akibat perubahaan dari orang awas lalu mengalami gangguan

penglihatan. Kesimpulannya, informan pertama dan informan kedua

sebenarnya memiliki kendala yang sama yaitu ketunanetraan. Namun,

jenis ketunanetraan yang dialami kedua informan berbeda, maka

menimbulkan reaksi emosi negatif dan dampak yang berbeda dalam

kehidupan sehari-hari.

Hal ini senada dengan Mambela (2018) menjelaskan tentang

seseorang yang mengalami ketunanetraan memiliki dampak langsung

dan tidak langsung, yaitu dampak langsungnya adalah keterbatasan

yang terjadi karena mengalami kelainan penglihatan atau tunanetra.

Sedangkan, dampak tidak langsung adalah berupa reaksi penyandang

tunanetra sendiri terhadap ketunanetraan yang dialaminya.

Memaknai pengalaman informan pertama yang muncul ialah

informan pertama merasa kendalanya yaitu proses adaptasi atau

penyesuaian yang dialami ketunanetraan total lebih berat daripada

ketunanetraan dari kecil, sehingga memunculkan reaksi emosi negatif

yang lebih banyak. Merasa terganggu dengan suara disekitar yang

muncul juga faktor menurunnya komuniksi informan pertama dengan

orang-orang terdekat bahkan lingkungan. Di sisi lain, memaknai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

85

pengalaman informan kedua terkait kendala pasca mengalami

tunanetra tidak terlalu berat. Informan kedua hanya terkendala

menurunnya mobilitas kerja akibat penglihatannya yang kabur.

Informan tidak mendapat kendala terkait komunikasinya dengan

lingkungan.

3) Pemahaman Mengenai Motivasi Kerja dan Faktor-Faktor yang

Memotivasi dalam Bekerja

a. Pemahaman informan mengenai motivasi kerja

Hasil analisis pengalaman terkait motivasi kerja yang kedua

informan alami dulu pasca mengalami ketunanetraan dengan

pengalaman yang dialami sekarang telah berbeda. Informan

pertama pasca mengalami ketunanetraan mengatakan bahwa

dirinya sama sekali tidak ada motivasi untuk bekerja. Informan

petama juga diperbolehkan masuk bekerja atau tidak bekerja

selama di koperasi. Jadi, secara implisit informan pertama

memahami motivasi kerja sebagai bersedia masuk ke kantor untuk

bekerja ketika diberi opsi masuk atau tidak masuk kerja.

Informan kedua memaknai pengalaman motivasi kerja

adalah sesuatu yang membuat seseorang berubah dari yang

dulunya sempat drop dan syok pasca tunanetra, lalu melihat

tunanetra total bisa melakukan banyak hal seperti bekerja,

membuat informan kedua menjadi termotivasi. Hal ini

menunjukkan bahwa informan kedua memahami motivasi kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

86

sebagai kesediaan dirinya berubah ketika orang yang kondisinya

lebih dibawahnya bisa mencapai kesuksesan.

Hal tersebut senada dengan Campbell (Winardi, 2002)

menyatakan bahwa motivasi berhubungan dengan pengarahan

perilaku, kekuatan reaksi setelah seorang individu tlah

memutuskan arah tindakan-tindakan tertentu, dan persistensi

perilaku atau berapa lama orang yang bersangkutan melanjutkan

pelaksanaan perilaku dengan cara tentu.

b. Faktor-faktor yang memotivasi informan dalam bekerja

Setelah mengalami vakum bekerja dan kehilangan motivasi

untuk bekerja, informan pertama akhirnya dipindahtugaskan ke

Panti Dharma Putera untuk mendapatkan pengalaman pendidikan

rehabilitasi. Informan pertama di didik dahulu dan di latih

membaca dan menulis braile. Informan juga mengatakan selama

berada di panti rehabilitasi, informan pertama merasa adaptasinya

lebih enak karena banyak temannya yang mengalami tunanetra

yang baik-baik. Selain itu di panti rehabilitasi, informan

mendapatkan dukungan dari teman-teman yang bekerja disana

untuk dapat semangat belajar, bergaul, dan tidak perlu malu lagi

dengan keadaannya. Tapi semua itu juga tidak lepas dari dukungan

istri informan pertama. Dukungan dari istrinya membuat informan

pertama termotivasi untuk bangkit dan bekerja dengan baik. Jadi,

informan pertama memahami pengalamannya untuk bangkit dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

87

keterpurukan akibat tunanetra yang dialami tidak lepas dari

dukungan teman-teman sesama tunanetra di panti rehabilitasi,

teman-teman kerja, dan keluarga yaitu istrinya.

Informan kedua juga disarankan untuk belajar di panti

rehabilitasi Dharma Putera. Informan kedua merasa dirinya

berkembang banyak sekali di panti rehabilitasi karena di sana

informan kedua merasa percaya dirinya makin tinggi,

kemandiriannya timbul, dilatih keterampilan pijat, dan memiliki

semangat hidup yang jelas. Informan juga di panti rehabilitasi

bertemu dengan orang tunanetra total lainnya setelah lulus dari

panti bisa berkeluarga, punya anak, dan bisa menyekolahkan. Hal

tersebut membuat informan kedua berfikir untuk bisa seperti

tunanetra total yang lain, apalagi dirinya tidak mengalami

tunanetra total.

Menurut pengalaman informan kedua saat di panti

rehabilitasi, dirinya mendapatkan ilmu yang jelas, pekerjaan, jodoh

yang sekarang menjadi istrinya, rumah, dan penghasilan. Informan

sangat bersyukur sekali karena istri dan anaknya menjadi sumber

motivasi untuk maju, mencari nafkah untuk mereka, dan menjadi

seorang ayah yang baik bagi mereka. Menurut informan, semua itu

juga tidak lepas dari banyaknya dukungan dan support dari dokter

Lusi yang membuatnya bisa masuk kursus di panti rehabilitasi

dengan bantuannya. Lalu, dukungan orang tua informan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

88

awalnya tidak setuju masuk panti rehabilitasi, akhirnya dengan

usaha informan mendapat persetujuan dan dukungan pula.

Sama seperti informan pertama, informan kedua juga

memahami pengalaman untuk dapat bangkit dari keterpurukan

akibat ketunanetraan yang dialami tidak lepas dari dukungan

keluarganya. Hal tersebut senada dengan Hull (1990) seseorang

yang mengalami tunanetra membutuhkan dukungan dari orang

terdekat dan intervensi psikologis untuk bisa bangkit dari

keputusasaan dan dapat mulai belajar menjadi diri yang berkualitas

dan mandiri walaupun tidak memiliki penglihatan lagi.

Makna pengalaman hidup kedua informan muncul setelah

kedua informan mendapatkan pengalaman keputusasaan dan

ketidakberdayaan akibat ketunanetraan di masa lalu, kini setelah

melalui pengalaman masa lalu yang berat kedua informan pada

akhirnya memperoleh banyak pengalaman positif dan berbagai

dukungan untuk beradaptasi dari keterpurukan hingga bangkit serta

memiliki motivasi kerja lagi. Proses keduanya cukup unik dan

berbeda.

Makna pengalaman informan pertama terkait peningkatan

motivasi kerja dipengaruhi yang paling utama yaitu faktor

pengalaman rehabilitasi sebagai faktor awal yang membantu

informan pertama merasa memperoleh perhatian emosional dari

orang-orang disekitarnya seperti sesama penyandang tunanetra dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

89

rekan kerja di panti rehabilitasi yang memberikan perhatian pada

dirinya dan membantu memecahkan masalah, baik masalah yang

dihadapi dalam pekerjaan maupun masalah pribadi.

Makna pengalaman informan kedua terkait bagaimana

proses terbentuknya motivasi dalam bekerja dipengaruhi oleh

seseorang yang kondisinya dibawahnya yaitu tunanetra total yang

berada di panti rehabilitasi dapat mencapai kesuksesan. Hal

tersebut membuat informan kedua termotivasi untuk sukses juga

dan dapat melakukan hal yang lebih karena dirinya justru tidak

mengalami buta total untuk memenuhi exsitence needs berupa gaji,

rumah, dan lainnya.

Hal yang menarik dari kedua informan adalah walaupun

memiliki pengalaman yang membuatnya termotivasi untuk bekerja

berbeda, namun pengalaman tersebut sama-sama sebagai titik awal

yang membantu kedua informan memenuhi existence needs,

relatedness needs, dan growthneeds dari Alderfer. Kebutuhan

tersebut berhubungan dengan fisik eksistensi pegawai (makan,

minum, pakaian, gaji), kepuasan dalam berinteraksi dengan

keluarga dan lingkungan kerja, dan kebutuhan untuk

mengembangkan diri. Relatedness needs juga mecakup hubungan

dengan keluarga, sehingga dorongan dan motivasi dari istri

informan pertama membuatnya giat untuk bekerja dan memiliki

motivasi dalam bekerja. Begitu juga informan kedua yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

90

mendapatkan dukungan dari seluruh keluarganya untuk

mengembangkan dan meningkatkan keterampilan pribadinya atau

growhneeds.

4) Peran Sebagai Guru Difabel

Hasil analisis mengenai pengalaman kedua informan tentang

memahami perannya sebagai guru difabel telah berjalan dengan baik

karena mereka sebelumnya telah mendapatkan pendidikan terlebih

dahulu, lalu mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk mengajar

anak berkebutuhan khusus atau difabel. Informan pertama bertugas

mengajar anak tunanetra di Temanggung dan melatih mereka yang

tadinya tidak bisa berbuat apa-apa menjadi bisa mandiri dengan

mengajar pijat, membaca dan menulis braile, serta keterampilan dalam

bekerja. Jadi, informan pertama memaknai perannya sebagai seseorang

yang memiliki tanggung jawab menyampaikan pelajaran kepada

murid-muridnya supaya tercipta kualitas murid yang baik.

Pengalaman informan kedua berbeda dengan informan pertama.

Informan pertama awalnya hanya menjadi tenaga pijat honorer dan

belum bisa mengajar. Namun, setelah 10 tahun nyokwan atau honorer,

lalu diangkat PNS oleh pemerintah untuk mengajar pijat sebagai guru

anak tunanetra di Temanggung. Semua dilakukan informan kedua

dengan penuh kesabaran untuk bisa menjadi guru. Dengan jarak yang

cukup jauh ke Temanggung untuk mengajar, tapi informan kedua tetap

melaksanakan tugasnya karena itu adalah tugas dan kewajibannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

91

Pengalaman yang informan kedua maknai tentang perannya sebagai

guru difabel adalah menjadi guru yang profesional untuk mengajar

walaupun memiliki kendala karena semua sudah menjadi tugas dan

kewajibannya sebagai guru.

Peran guru difabel juga tertuang dalam peraturan Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 16 Tahun 2007 mengenai standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyebutkan bahwa

seorang guru tidak hanya harus memiliki kompetensi pendagogi atau

ilmu pendidikan/pengajaran dalam proses belajar mengajar, melainkan

juga kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional (Ishartiwi, 2012). Dengan begitu, kedua informan telah

memenuhi peran dan tugasnya sebagai individu profesional yang

mampu bertugas dan bertanggung jawab sebagai pendidik, pengajar,

serta pembimbing anak berkebutuhan khusus berupa pendidikan

akademik, keterampilan, dan kemandirian sebagai bekal pasca sekolah.

5) Perubahan Sebelum dan Sesudah Tunanetra

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekarang kedua informan

mengalami perubahan yang jauh lebih baik pasca melewati masa-masa

transisi yang sulit akibat ketunanetraannya. Informan pertama

mengatakan kesulitannya sebagai penyandang tunanetra berkurang

karena adanya Orientasi Mobilitas (OEM) yaitu di didik cara berjalan,

menyeberang jalan, dan menggunakan tongkat dalam keseharian. Hal

ini membuat informan pertama mandiri untuk beraktivitas dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

92

berangkat kerja sendiri bahkan sampai ke luar kota. Namun, informan

pertama tetap merasa tidak bisa bersaing dengan orang yang awas

karena keterbatasan kemampuan melihat.

Informan pertama memaknai pengalamannya terkait dengan

perubahaan yang dialami sebelum dan sesudah menjadi tunanetra

dengan keyakinan secara intelektual dan emosional bahwa informan

pertama benar-benar bisa mandiri. Informan pertama juga berhasil

menguasai keterampilan khusus bagi penyandang tunanetra untuk

membantunya benar-benar mandiri, walaupun ada keterampilan

khusus lain yang belum bisa dijangkau sepenuhnya oleh penyandang

tunanetra.

Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa informan kedua

memiliki perubahan pasca tunanetra, yaitu informan merasa menyerap

ilmu penyandang tunanetra lainnya dalam mengatasi kendala-kendala

yang tunanetra rasakan. Informan kedua juga memilik cara coping

untuk mengurangi stress akibat tunanetra dengan memperbanyak

aktivitas-aktivitas positif seperti bekerja.

Informan kedua memaknai pengalamannya terkait perubahan

sebelum dan sesudah mengalami tunanetra sebagai pemberian

dorongan pada dirinya untuk pengembangan potensi dalam

mendukung pekerjaan yang dilakukannya walaupun mengalami

ketunanetraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

93

Jadi, kedua informan telah dapat menyesuaikan diri atau

beradaptasi dengan baik dari pengalaman-pengalamannya dari masa

lalu hingga kini. Sehingga dari pengalaman yang didapatkan dan

dipelajari pasca mengalami ketunanetraan berupa kemampuan, skill,

dan potensi menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi pengembangan diri

keduanya. Hal tersebut senada dengan Alderfer (Mangkunegara, 2013)

growthneeds yaitu kebutuhan untuk mengembangkan dan

meningkatkan pribadi.

6) Harapan Informan

Hasil penelitian menunjukan kedua informan memiliki harapan

di masa depan yang berbeda. Informan pertama ingin setelah pensiun

dapat berkumpul dengan keluarganya dan informan pertama juga ingin

adanya Undang-Undang yang mengatur agar disabilitas bisa sejajar

dengan orang normal. Informan pertama senada dengan kebutuhan

menurut McClelland (Salbiyah, 2007) yaitu kebutuhan affiliasi yang

menginginkan perasaan akan diterima oleh orang lain, perasaan

dihormati, perasaan maju dan tidak gagal, dan perasaan ikut serta.

Memaknai pengalaman informan pertama mengenai harapannya

di masa yang akan datang yaitu menghabiskan waktu bersama

keluarganya sebagai bentuk kebutuhan untuk mencintai serta dicintai

dan rasa aman serta dilindungi dari ancaman, pertentangan, dan

lingkungan yang masih memiliki sikap negatif terhadap penyandang

tunanetra.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

94

Informan kedua menunjukkan bahwa dirinya memiliki harapan

di masa depan supaya dapat kembali melihat dengan normal dan tidak

mengalami tunanetra total. Informan kedua juga ingin gangguan mata

yang dimiliki tidak menurun kepada anaknya. Informan kedua juga

memiliki kemauan untuk sembuh. Hal ini senada dengan kebutuhan

untuk berafiliasi menurut David McClelland (Mangkumanegara, 2013)

yang mendorong untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama

orang lain, dan tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang

lain.

Informan kedua memaknai pengalamannya terkait harapannya

ke depan lebih kepada kemauan untuk sembuh dan tidak putus asa

untuk berjuang bagi dirinya juga anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa semua

informan mengalami perubahan berupa penurunan motivasi kerja akibat

ketunanetraan yang dialami di masa lalu dan mengalami peningkatan

motivasi kerja di masa sekarang. Gejala awal yang muncul seperti

perasaan ketidakberdayaan, depresi keputusasaan, dan respon perasaan

emosi negatif sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya

motivasi kerja kedua informan.

Perasaan yang muncul pada informan pertama dimasa lalunya yaitu

down karena merasa mengalami ketidakmampuan dalam bekerja dan

memilih untuk vakum bekerja selama 2-3 tahun. Informan pertama

memaknai pengalamannya di masa lalu sebagai kondisi ketidakberdayaan

dan keputusasaan. Di sisi lain, perasaan yang muncul pada informan kedua

yaitu syok, drop,minder, rendah diri, dan merasa hidup sudah tidak ada

artinya lagi. Informan kedua memilih keluar dari pekerjaannya yang lama

karena mengalami penglihatan kabur. Informan kedua memaknai

pengalamannya di masa lalu sebagai hambatan dan kendala dalam bekerja.

Peningkatan motivasi kerja yang dirasakan kedua informan

disebabkan oleh adanya pengalaman rehabilitasi dan dukungan sosial dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

96

berbagai sumber seperti keluarga, pasangan, teman kerja, dan teman

sesama penyandang tunanetra. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap

peran kedua informan yang bekerja sebagai guru difabel di masa sekarang.

Informan pertama memaknai pengalamannya saat mendapatkan

pendidikan di panti rehabilitasi memudahkan dirinya untuk beradaptasi

dengan kondisi ketunanetraannya. Selain itu, dukungan dari teman-teman

yang bekerja di panti rehabilitasi menyebabkan dirinya semakin semangat

belajar, bergaul, dan tidak malu lagi sebagai penyandang tunanetra.

Informan pertama juga merasa dukungan istrinya membuat termotivasi

untuk bangkit dan bekerja dengan baik. Sehingga, pengalaman-

pengalaman tersebut bermakna positif bagi informan pertama untuk dapat

meningkatkan motivasi kerjanya dan menjalankan perannya sebagai guru

difabel di Temanggung. Informan pertama memaknai peran guru difabel

sebagai seseorang yang memiliki tanggung jawab menyampaikan

pelajaran kepada murid-muridnya supaya tercipta kualitas murid yang

baik.

Informan kedua memaknai pengalamannya mendapatkan

pendidikan di panti rehabilitasi membuat percaya dirinya makin tinggi,

timbul kemandirian, mendapatkan keterampilan pijat, dan memiliki

semangat hidup yang jelas. Informan kedua juga memaknai

pengalamannya bertemu dengan orang-orang tunanetra total yang bisa

bekerja, berkeluarga, punya anak, dan bisa menyekolahkan anaknya

sebagai pengalaman yang membuatnya termotivasi untuk bisa lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

97

daripada yang dilakukan tunanetra total karena tunanetra yang dialaminya

tergolong low vision. Pengalaman tersebut bermakna bagi informan

pertama sebagai kesediaan dirinya berubah ketika orang yang kondisinya

lebih dibawahnya bisa mencapai kesuksesan, dirinya juga harus bisa

sukses. Hal tersebut yang membuat informan kedua memiliki motivasi

untuk bekerja.

Informan kedua di masa sekarang memaknai perannya sebagai

guru difabel penyandang tunanetra sebagai tugas dan kewajiban dirinya

untuk mendidik dan mengajar murid-muridnya di Temanggung. Semua

dilakukan informan kedua dengan penuh kesabaran dan semangat,

walaupun jarak tempat tinggal dan tempat mengajarnya cukup jauh.

Informan kedua juga merasa semua itu berkat dukungan istri dan

keluarganya.

Pengalaman informan pertama terkait harapannya di masa yang

akan datang yaitu ingin setelah pensiun dapat berkumpul dengan

keluarganya dan berharap adanya Undang-Undang yang mengatur

penyandang difabel sejajar dengan orang normal. Harapan informan

pertama dimaknai sebagai bentuk kebutuhan untuk mencintai dan dicintai,

rasa aman, serta dilindungi dari ancaman, pertentangan, dan lingkungan

yang masih memiliki sikap negatif terhadap penyandang difabel.

Sedangkan, informan kedua memiliki harapan dapat bisa melihat dengan

normal di masa depan karena dirinya setiap hari meggunakan obat untuk

kesehatan matanya dan setiap bulan rutin berobat ke dokter. Informan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

98

kedua juga berharap gangguan penglihatan yang dialami dirinya tidak

menurun kepada anak-anaknya. Harapan informan kedua dimaknai

sebagai adanya kemauan untuk berubah menjadi lebih baik dan tidak putus

asa untuk sembuh dari gangguan penglihatan yang dialami, serta dirinya

tidak ingin merugikan orang lain terutama kepada anaknya.

Esensi makna pengalaman yang dialami kedua informan terkait

pengalaman ketunanetraannya sejak dewasa dan motivasi kerjanya sebagai

guru difabel mengalami perbedaan. Di sisi lain, pengalaman-pengalaman

yang dialami kedua informan sama-sama dipengaruhi oleh kebutuhan

eksistensi (existence needs), kebutuhan keterhubungan (relatedness

needs), dan kebutuhan pertumbuhan (growthneeds) dari Alderfer.

Kebutuhan tersebut berhubungan dengan fisik eksistensi pegawai (makan,

minum, pakaian, gaji), kepuasan dalam berinteraksi dengan keluarga dan

lingkungan kerja, dan kebutuhan untuk mengembangkan diri.

B. Kelemahan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa ada banyak kekurangan dalam penelitian

ini salah satunya adalah peneliti tidak dapat melakukan pengumpulan data

lebih mendalam yaitu melakukan observasi di tempat kerja informan di

Temanggung karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Peneliti juga

menyadari minimnya penelitian terkini yang dilakukan berkaitan dengan

penelitian ini, hal tersebut membuat peneliti cukup kesulitan dalam

mencari referensi atau rujukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

99

Peneliti dalam penelitian ini kurang melakukan teknik probing

secara mendalam saat wawancara mengenai motivasi kerja guru difabel,

sehingga data yang dihasilkan kurang memenuhi. Peneliti lebih banyak

melakukan probing data yang berfokus pada pengalaman hidup yang

dialami seluruh informan terkait ketunanetraan yang dialami, daripada

motivasi kerja guru difabel penyandang tunanetra. Peneliti juga tidak

memperoleh saturasi data yang lebih mendalam karena hanya melakukan

satu kali pengambilan data wawancara kepada masing-masing informan.

Pada saat proses wawancara mengenai motivasi kerja dan perannya

sebagai guru difabel penyandang tunanetra, data tidak tersaturasi karena

peneliti tidak mengembangkan pertanyaan-pertanyaan wawancara kepada

masing-masing informan. Sehingga, data penelitian mengenai motivasi

kerja guru difabel belum terwakili secara mendalam.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai “Gambaran

Motivasi Kerja Pada Guru Difabel Penyandang Tunanetra Sejak Dewasa”,

berikut beberapa saran bagi pihak yang terkait serta untuk kelancaran

peneliti selanjutnya.

1. Bagi Penyandang Tunanetra

Dari penelitian ini didapat bahwa penyandang tunanetra sejak

dewasa telah mengalami penurunan motivasi kerja di awal

terjadinya ketunanetraan dan penyandang tunanetra dapat

meningkatkan kembali motivasi kerjanya dengan berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

100

dukungan sosial. Namun, yang paling terpenting bagi

penyandang tunanetra tetap harus memiliki semangat yang

tinggi dan motivasi dalam dirinya sendiri. Keterbatasan fisik

bukanlah suatu penghalang untuk berjuang meraih harapan

yang diinginkan.

2. Bagi Departemen Sosial

Kepada Departemen Sosial Provinsi Jawa Tengah yang

bekerjasama dengan instansi terkait untuk meninjau ulang

solusi yang lebih baik terkait kendala-kendala yang dirasakan

para pegawai difabel netra maupun difabel lainnya dalam

bekerja.

3. Bagi Peneliti Lain

Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan dua orang

informan. Saran bagi peneliti lain yang ingin melakukan

penelitian serupa agar menambah jumlah informan agar

memperkaya data yang didapatkan. Bagi peneliti lain yang

akan membahas tema yang sama mengenai motivasi kerja

penyandang tunanetra, diharapkan dapat meneliti penyandang

difabel lain sehingga menemukan gambaran motivasi kerja

dengan latar belakang sumber yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

101

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, Putri Robiatul. Persepsi Penyandang Difabel A (Tuna Netra) Terhadap

Pentingnya Pelatihan Pemilih Pemula Di Kabupaten Banyuwangi. Jurnal

Politic. Vol. 17, No. 2 September 2017, pp. 206-222.

Adi, Isbandi Rukminto. 1994. Psikologi, pekerjaan sosial, dan ilmu kesejahteraan

sosial: Dasar-dasar pemikiran. Jakarta: Grafindo Persada.

Afiyanti, Yati. 2008. Validitas dan Reliabilitas Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal

Keperawatan Indonesia. Vol. 12, No. 2, pp. 137-144.

Anwar Prabu Mangkumanegara, 2013. Manajemen sumber daya manusia

perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Ardana, Komang, dkk. 2008. Perilaku keorganisasian. Edisi Pertama.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arikunto, S. 1998. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Creswell, J. W. 2018. Penelitian kualitatif dan desain riset: Memilih di antara

lima pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2015. Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Goble, Frank G. 1987. Mazhab Ketiga: Psikologi humanistik Abraham Maslow.

Yogyakarta: Kanisius

Hamzah, B., Uno. (2007). Teori motivasi dan pengukurannya analisis di bidang

pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Harimukti, Mega Tala dan Dewi, Kartika Sari. 2014. Eksplorasi Kesejahteraan

Psikologis Individu Dewasa Awal Penyandang Tunanetra. Jurnal Psikologi

Undip. Vol. 13 No. 1 April 2014, pp. 64-77.

Hasbiansyah, O. 2005. Pendekatan Fenomenologi: Penghantar Praktik Penelitian

dalam Ilmu Sosial dan Komunikasi. Jurnal Mediator. Terakreditasi Dirjen

Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005. Vol. 9, No. 1, pp163-176.

Hidayat dan Suwandi. 2013. Pendidikan anak berkebutuhan khusus tunanetra.

Jakarta Timur: PT Luxima Metro Indah.

Hull, J. 1990. Touching the Rock. Londol: Arrow Books.

Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja,

Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan. Jurnal Manajemen

Dan Kewirausahaan. Vol. 10, No. 2, pp. 124-135.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

102

Iriani, I. H., dan Mardiana. 2016. Empati dan Motivasi Kerja Guru Sekolah Luar

Biasa. Jurnal Psikologi. Vol. 05. No. 1, pp. 48-51.

Ishartiwi. 2012. Kompetensi Guru Pendidikan Khusus dan Model

Pengembangannya dalam Upaya Peningkatan Kualitas Generasi Bangsa

Penyandang Difabel. Jurnal Pendidikan Khusus. Vol. IX, No. 1, pp. 2-5.

J. Ravianto. 1985. Produktivitas dan tenaga kerja indonesia. Jakarta: Lembaga

Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas.

Karweti, Engkay. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Faktor

yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB di

Kabupaten Subang. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 11, No. 2, pp. 77-89.

Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press.

Lestari, Yuni Eka., Slamet Sumarto, Noorochmat Isdaryanto. 2017. Pemenuhan

Hak Bagi Penyandang Disabilitas di Kabupaten Semarang melalui

Implementasi Convention on the Rights of Person with Disabillities

(CPRD) dalam Bidang Pendidikan. Jurnal Pendidikan No. 1/Th.

XXVIII/2017.

Lukman Effendi, Nurliana Cipta Apsari, Santoso Tri Raharjo. 2017. Proses

Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Disabilitas Netra Di Panti Pelayanan Sosial

Disabilitas Penganthi Temanggung Jawa Tengah. Sosial Work Jurnal. Vol.

8, No. 2, pp. 170-177.

Mambela, Sambira. 2018. Tinjauan Umum Masalah Psikologis dan Masalah

Sosial Individu Penyandang Tunanetra. Jurnal Buana Pendidikan. Tahun

XIV, No. 25. Februari 2018.

Mangunsong, F. 2009. Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus: Jilid

1. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan

Psikologi (LPSP3) Kampus Baru UI, Depok.

Mardiana dan Iriani Indri Hapsari. 2016. Empati Dan Motivasi Kerja Guru

Sekolah Luar Biasa. Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi. Vol. 5,

No. 1, April 2016.

Moleong, J. 2007. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rodaskarya.

Mufti, Alex Yusron Al. 2016. Soft Skill Bagi Guru Dalam Pendidikan Islam.

Jurnal Tarbawi Vol. 13. No. 1. Januari-Juni 2016 ISSN: 2088-3102.

Mujimin, W. M. 2007. Penyediaan Fasilitas Publik Yang Manusiawi Bagi

Aksesibilitas Difabel. Jurnal Dinamika Pendidikan No. 1/ Th. XIV.

Mulyasa, E. (2004). Kurikulum berbasis kompetensi. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

103

Muzdalifah, F., dan Listyasari, W. D. 2013. Psikologi Pendidikan 2. Jakarta:

Program Studi Psikologi, Universitas Negeri Jakarta.

Nurin Nadhila. 2016. Motivasi Penyandang Disabilitas Fisik Tuna Netra Usia

Dewasa Awal dan Dewasa Madya. Jurnal Psikologi. DOI:

10.13140/RG.2.2.35600.81922.

Pika Susana Puteri, Winanti Siwi Respati, Safitri. 2009. Makna Hidup Perempuan

Dewasa yang Berperan Ganda. Jurnal Psikologi. Vol. 7, No. 2, pp. 43-55.

Pradopo, dkk. (1977). Pendidikan anak-anak tunanetra. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Prihatsanti, Unika. 2010.Hubungan Kepuasan Kerja Dan Need For Achievement

Dengan Kecenderungan Resistance To Change Pada Dosen UNDIP

Semarang. Jurnal Psikologi. Vol. 8, No. 78-84.

Robbins, P. Stephen. 2002. Prinsip-prinsip perilaku organisasi. Edisi keima.

Diterjemahkan oleh: Halida, S.E dan Dewi Sartika. Jakarta: Erlangga.

Sardiman, A. M. (2011). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta:

Rajawali Press.

Sayyidah, Ani Nur. 2015. Dinamika Penyesuaian Diri Penyandang Disabilitas Di

Tempat Magang Kerja: Studi Deskriptif Di Balai Rehabilitasi Terpadu

Penyandang Disabilitas (BRTPD) Yogyakarta. Jurnal Inklusi. Vol. 2, No. 1,

pp. 64-85.

Scholl. (1986). Foundations of education for blind and visually handicapped

children and youth: Theory and practice. New York: American Foundation

for the Blind, Inc.

Siagian. 1995. Teori motivasi dan aplikasinya. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Siti Salbiyah dan Budi Wahyu Mahardika. 2017. Pengaruh Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Universitas Muhammadiyah

Surabaya Tahun 2016. Jurnal Balance. Vol. XIV, No. 2, pp. 83-105.

Shanty, M. 2012. Strategi belajar untuk anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta:

Familia.

Sulistyo dan Basuki. 2006. Metode penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Sumantri, Suryana. 2001. Perilaku organisasi. Bandung: Universitas Padjajaran.

Suseno, Miftahun Ni’mah dan Sugiyanto. 2010. Pengaruh Dukungan Sosial dan

Kepemimpinan Transformasional Terhadap Komitmen Organisasi dengan

Mediator Motivasi Kerja. Jurnal Psikologi. Vol. 37. No. 1, pp. 94-109.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

104

Tarsidi, D. 2012. Mengatasi Masalah-Masalah Psikososial Akibat Ketunanetraan

Pada Usia Dewasa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 18. pp. 85-97.

Tjahjanti, Prantasi Harmi dan Wiwik Sumarmi, Edi Widodo, Rizal Syamharis,

Septi Annas Zamroni, Dhani Indra Prakoso. 2018. Strategi Membantu

Wirausaha Disabilitas Untuk Memberdayakan Ekonomi Secara

Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 2, No.

1, pp. 37-43.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 39 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Winardi. 2002. Motivasi dan permotivasian dalam manajemen. Jakarta: Raja

Grasindo Persada.

Yanuarmawan, Dion. 2012. Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Kinerja

Karyawan Dikaji Menurut Teori Alderfer. Jurnal Akuntansi Dan Ekonomi

Bisnis. Vol. 1, No. 1, pp. 57-64.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

105

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

106

LAMPIRAN Informan 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

107

No Verbatim Interpretasi Tema

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

Bisa kita mulai langsung ya pak

Bambang?

Ya mbak Hosi.

Bagaimanakah pengalaman pak

Bambang hingga menjadi

tunanetra?

Awalnya saya bekerja di departemen

koperasi tahun 1990. Terus sampai

perjalanan, di koperasi memang

tidak ada kendala-kendala si ya

lancar-lancar saja. Trus ya saya

setelah melalui perjalanan itu saya

kena istilahnya glukoma gangguan

mata yang membuat saya tidak bisa

melihat sama sekali mbak.

Gangguan mata seingat saya itu

tahun 1999. Saya pada waktu itu di

koperasi saya hampir sebelumnya itu

2 sampai 3 tahun vakum tidak bisa

melaksanakan tugas. Istilahnya

hmm.. masuk dan tidak itu boleh

selama 2 atau 3 tahun. Ya.. dirumah

-Subjek

mengalami

ketidakmampuan

dan vakum

dalam bekerja

saat mengalami

gangguan mata

dan sama sekali

tidak bisa

melihat (13-22)

-Masalah

penglihatan

totally blind

-Keterbatasan

kemampuan

-Tidak memiliki

dorongan untuk

bekerja

-Kurang

memiliki need

for Achievement

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

108

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

38.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

merasa kok bisa sampai seperti ini

lho mbak.. trus tahun 99 saya di

istilahnya dititipkan. Sebelumnya itu

namanya Pak Arismonandar, dulu

kepala saya, saya dipanggil “Piye

kalau kamu masuk ke Tunanetra?

Tak titipke”. Pada waktu itu kalau

gak salah sekitar tahun 99. Saya

waktu itu di tempat tunanetra hanya

dititipkan disana dan tidak dapat

bayar disana wong hanya dititipkan.

Bayarnya dari koperasi. Awal saya

masuk di rehabilitasi tunanetra, saya

tidak dapat bekerja. Disana saya di

didik dahulu, saya dilatih disitu,

dilatih membaca dan menulis braile.

Disitu saya nggak lama kok. Saya

cepat bisa menyesuaikan, orang-

orang malah pada gumun; “kok pak

Bambang cepat sekali?” wong

namanya saya masih muda. 2001

saya jadi pindah di Panti rehabilitasi

tunanetra. Awalnya dititipkan,

-Subjek

mendapatkan

pengalaman

pendidikan

rehabilitasi (25-

37)

-Subjek merasa

memiliki tingkat

penyesuaian diri

yang lebih positif

terhadap

ketunanetraannya

saat di panti

rehabilitasi (38-

-Tahap

penyesuaian diri

-Memperoleh

dukungan sosial

-Aksesibilitas

dari pemerintah

-Ada kemauan

untuk belajar

dan maju

-Mengalami

peningkatan dan

kemajuan

belajar

-Karakteristik

individu muncul

-Cepat

beradaptasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

109

46.

47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

56.

57.

58.

59.

60.

61.

62.

63.

64.

65.

66.

67.

68.

memang dititipkan dari kantor

koperasi karena saya di koperasi

belum bisa melaksanakan tugas

sebagai PNS karena mengalami

gangguan penglihatan, lalu dititipkan

ke Dharma Putera. Setelah

beradaptasi dan belajar membaca

dan menulis braile sampai bisa.

Setelah pintar, saya ditugasi

pimpinan untuk mengajar braile,

tulisan baca tulis sebagai pengajar

tunanetra.

Bagaimana perasaan pak

Bambang saat itu?

Perasaan saya wahh saya down

sekali mbak. Sebelum masuk ke

panti tunanetra, ditempat saya

bekerja, saya diperbolehkan masuk

atau tidak lhoo ini, itu saya dirumah.

Itu down-nya saya disitu saya. Jadi,

setiap bulan saya disuruh ambil gaji

sama temen saya itu. down-nya

disitu saya mbak. Hampir 2 sampai 3

51)

-Subjek mampu

bekerja kembali

dengan bidang

pekerjaan yang

berbeda dari

sebelumnya (52-

57)

-Subjek

mengalami down

selama 2 -3

tahun akibat

ketunanetraannya

(60-69)

-Growthneeds

-Peningkatan

dan kemajuan

kerja

-Memperoleh

tanggung jawab

dari atasan

-Pengembangan

dan

pertumbuhan

karir

-Mengalami

keputusasaan

dan depresi

-Keterbatasan

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

110

69.

70.

71.

72.

73.

74.

75.

76.

77.

78.

79.

80.

81.

82.

83.

84.

85.

86.

87.

88.

89.

90.

91.

tahun lah. Ya alhamdulilah kepala

saya itu bagus, baiklah jan jan. Terus

tahun 2001 saya baru mengurus

pindahan itu pindahan resmi dari

koperasi ke tempat tunanetra

“Dharma Putera” Kementrian Sosial.

Apa sajakah masalah yang di

hadapi pak Bambang setelah

menjadi tunanetra?

Ya saya istilahnya pada waktu itu

emosinya tinggi mbak. Jadi krungu

dengar suara dikit saja itu sudah

langsung ya.. istilahnya emosinya

tinggi..mudah marahlah gitu. Dengar

suara dikit itu saja sudah rasanya

menyinggung saya. Langsung

meluap itu. tapi itu masih dalam

taraf emosinya masih bisa terkendali

tapi kalau udah emosi.... itu... wah....

udah nggak karu-karuan rasanya.

Rasanya tu campur-campur putus asa

dan macam-macam. Pada waktu itu

terus ketemu sama kepala yang baru

-Subjek merasa

bahwa dirinya

mudah marah,

emosinya tinggi,

dan merasa putus

asa setelah

mengalami

tunanetra (78-90)

-Memiliki

perasaan

ketidakberdaya-

an, depresi, dan

putus asa

-Kehilangan

rasa percaya diri

-Lebih suka

menyendiri

-Perasaan

mudah marah

-Kehilangan

gairah hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

111

92.

93.

94.

95.

96.

97.

98.

99.

100.

101.

102.

103.

104.

105.

106.

107.

108.

109.

110.

111.

112.

113.

114.

ini. Pak Arismonandar itu saya njuk

langsung disalurkan ke panti

rehabilitasi tunanetra. Dia tahu kalau

saya mengalami tunanetra dan

meminta dibawa ke Dharma Putera

aja. Kalau pak kibar kan lain, dia

sudah dari kecil.. justru pernah lihat

ke tidak lihat itu down-nya disitu

mbak, banyak teman saya yang dari

yang sudah punya istri ditinggal

istrinya karena mengalami gangguan

penglihatan seperti saya.

Disanapun saya mengalami sedikit

hambatan karena jaraknya ya jauh.

Dulu disini saya naik becak bisa, tapi

sekarang dari Purworejo ke

Temanggung ya harus naik bis. Saya

naik bis bersama pak Kibar. Saya

setiap minggu pulang, setiap jumat

saya pulang. Nggak setiap hari saya

pulang. Capeklah saya kalau tiap

hari pulang. Ya walaupun saya ke

Temanggung kan harus berhenti dulu

-Subjek merasa

bahwa orang

yang mengalami

tunanetra di usia

dewasa lebih

down daripada

tunanetra dari

kecil (97-103)

-Subjek

mengalami

hambatan dalam

mobilitas kerja

yaitu jarak yang

jauh dan saat

naik bis berebut

dengan orang

awas (104-123)

-Respon negatif

terkait kondisi

psikologis

-Memiliki masa

transisi yang

berat

-Perasaan

rendah diri

-Minim

aksesibilitas

dari masyarakat

-Minim

aksesibilitas

dari pemerintah

-Keterbatasan

kemampuan

-Karakteristik

pekerjaan yang

kurang

mendukung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

112

115.

116.

117.

118.

119.

120.

121.

122.

123.

124.

125.

126.

127.

128.

129.

130.

131.

132.

133.

134.

135.

136.

137.

di Magelang. Nah, repotnya tu disitu

mbak, nggak ada bis yang langsung

ke Temanggung. Jadi harus berhenti

dulu di Magelang, lalu nanti ganti

bis lagi. Apalagi kalau pagi sih itu

pasti rebutan sih itu engga peduli itu

apa orang ngga awas atau orang

awas sama saja kalau pagi pasti

rebutan masalahnya. Saya pernah

pas berangkat itu kena hujan, dah

saya tidak bisa apa-apa mbak.

Soalnyakan tisak dengar apa-apa.

Pendengarannya itu sudah sulit. Jadi

untuk konsentrasi tu ndak bisa. Arah

juga hilang. Soalnya saya pernah

ngalami di Magelang bersama pak

Kibar ujan deres itu padahal mau

berangkat itu. Untung ada orang

disana baik lalu saya ditarik ke

pinggir, itu sepatu saya sudah basah

mbak. Ya memang perjalanan saya

seperti itu.

Bagaimana pemahaman pak

-Subjek merasa

mengalami

hambatan karena

hujan sehingga

tidak bisa

mendengar, tidak

bisa konsentrasi,

dan hilang arah

saat berjalan

(124-136)

-Keterbatasan

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

113

138.

139.

140.

141.

142.

143.

144.

145.

146.

147.

148.

149.

150.

151.

152.

153.

154.

155.

156.

157.

158.

159.

160.

Bambang mengenai motivasi

kerja?

Menurut saya motivasi kerja ya hal-

hal yang membuat orang itu

semangat dalam bekerja. Misalnya

hmm... saya bekerja mendapat gaji

ya... Alhamdulilah jadi semangat

juga mbak. Awalnya kan saya

memang down banget mbak waktu

tidak bisa lihat itu jadi sama sekali

tidak ada motivasi buat kerja... ya di

rumah saja. Itu soalnya kan saya

boleh masuk atau tidak itu pas saya

di koperasi. Untung saya pindah ke

Dharma Putera. Di sana saya di

Dharma Putera dimotivasi oleh

teman-teman yang juga bekerja di

sana. Itukan mereka di sana sudah

biasa menangani orang-orang yang

bermasalah khususnya kehilangan

penglihatan... supaya dapat semangat

belajar, bergaul, dan tidak usah malu

isin belajar dari sedikit demi sedikit.

-Subjek merasa

semangat bekerja

karena

mendapatkan

gaji (140-144)

-Subjek merasa

tidak memiliki

motivasi kerja

saat mengalami

down akibat

tunanetra (146-

151)

-Subjek merasa

di motivasi oleh

teman-teman

yang bekerja di

Dharma Putera

(151-157)

-Existence

needs terpenuhi

-Memperoleh

imbalan jasa

berupa uang

-Tidak memiliki

motivasi kerja

-mengalami

ketidakberdaya-

an, depresi, dan

putus asa

-Tidak memiliki

gairah kerja

-Need for

Achievement

tidak terpenuhi

-Tidak ada

kemauan untuk

berubah

-tidak memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

114

161.

162.

163.

164.

165.

166.

167.

168.

169.

170.

171.

172.

173.

174.

175.

176.

177.

178.

179.

180.

181.

182.

183.

Saya merasa adaptasinya lebih enak

saya disana karena temannya banyak

yang tunanetra. Kalau dirumahkan

sendiri cuma tengak-tenguk, nah...

down-nya disitu saya. Alhamdulilah

saya ketemu sama temen-temen

baik-baik semua itu dengan

semangat saya untuk bisa mandiri

disitu. Terus tahun 2012 itu saya

pindah ke Temanggung karena

Dharma Putera alih fungsi digunakan

untuk tunarungu wicara lalu saya

pindah ke Temanggungkan kalau

alih fungsi tunarungu saya tidak bisa

mengajar braile. Tapi semua itu juga

tidak lepas dari istri saya yang selalu

mendukung. Saya bersyukur sekali

Alhamdulilah. Istri saya tetap di

samping saya dengan keadaan saya

yang tidak bisa melihat lagi. Semua

dukungan itu membuat saya jadi

termotivasi mbak untuk bangkit dan

bekerja dengan baik. Saya dan istri

-Subjek merasa

mendapat

semangat, ilmu,

dapat bergaul,

tidak malu, dan

mandiri selama

di panti bersama

teman tunanetra

lainnya daripada

di rumah (159-

169)

-Subjek merasa

bersyukur karena

istrinya selalu

mendukung

walaupun subjek

mengalami

tanggung jawab

-Memperoleh

dukungan dari

rekan kerja

-Memperoleh

intervensi

psikologis

untuk bangkit

-Karakteristik

situasi kerja

mendukung

-Relatedness

needs terpenuhi

-Need for

Affiliation

-Memperoleh

dukungan dari

keluarga

-Kebutuhan

untuk dicintai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

115

184.

185.

186.

187.

188.

189.

190.

191.

192.

193.

194.

195.

196.

197.

198.

199.

200.

201.

202.

203.

204.

205.

206.

juga gak mau di bayar pemerintah

mahal-mahal tapi saya tidak bisa

mengabdi dengan baik, makanya

saya berusaha bekerja dengan

kemampuan yang saya miliki mbak.

Bagaimana peran pak Bambang

sebagai guru difabel di

Temanggung?

Saya di Temanggung mengajar anak

tunanetra mbak. Salah satunya saya

mengajar braile. Saya mengajar

anak-anak tunanetra dari yang

mereka tidak bisa apa-apa menjadi

bisa. Ngajar baca tulis lewat tulisan

braile, mengajar pijat, melatih anak-

anak supaya mandiri kalo sudah

lulus sekolah rehabilitasi di

Temanggung. Supaya mereka tu bisa

kerja mbak, punya keterampilan

dalam bekerja, biar tidak jadi

pengangguran.

Adakah perubahan sebelum dan

sesudah menjadi tunanetra?

tunanetra (175-

180)

-Subjek merasa

dukungan istri

membuatnya

termotivasi untuk

bangkit dan

bekerja (180-

188)

-Subjek merasa

peran dirinya

sebagai guru

difabel yaitu

mengajar mereka

keterampilan

supaya terlatih

kemandirian

sehingga saat

lulus mereka

dapat bekerja

(192-204)

-Memiliki

gairah dan

motivasi kerja

-Need for

Power

-Manager of

learning

-Memiliki

tanggung jawab

-Bekerja untuk

mencapai tujuan

-Transfer of

knowledge

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

116

207.

208.

209.

210.

211.

212.

213.

214.

215.

216.

217.

218.

219.

220.

221.

222.

223.

224.

225.

226.

227.

228.

228.

Ada mbak perubahan yang saya

rasakan. Kan dulu saya bisa lihat,

menjadi tidak bisa lihat tu down

banget mbak. Saya itu dulu nggak

ada bayangan saya itu masuk panti

tunanetra, repotnya disitu, tapi

setelah masuk rehabilitasi... ohhh...

ternayata tunanetra itu seperti itu.

Kalau orang yang belum tau saya

dulu diundang meneng wae.... lha

aku ra ngerti kok ya... kaget temen-

temen saya itu. Saya merasa secara

psikologis berat saya daripada

tunanetra yang dari lahir tidak

pernah melihat padang-padang... lha

kalau saya kan sebelumnya bisa

melihat apa-apa mbak... nah sulitnya

disitunya. Sesudah itu saya di panti

rehabilitasi Dharma Putera itu diajari

OEM itu Orientasi Mobilitas

bagaimana cara berjalan, cara

menyeberang jalan dan cara

menggunakan tongkat, nah akhirnya

-Subjek merasa

mengalami

psikologis yang

berat pasca

sebelum masuk

panti rehabilitasi

(207-224)

-Subjek merasa

kesulitannya

berkurang

karena adanya

Orientasi

Mobilitas dengan

-Masa transisi

yang berat

-Memiliki

motivasi yang

rendah

-Motif biogenis

-Memperoleh

kemampuan

mobilitas kerja

-Kemandirian

meningkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

117

229.

230.

231.

232.

233.

234.

235.

236.

237.

238.

239.

240.

241.

242.

243.

244.

245.

246.

247.

248.

249.

250.

251.

sampai sekarang bisa walau sampai

Temanggung itu saya bisa sendiri.

Pulang sendiri itu semua tidak lepas

dari dukungan keluarga. Lalu, tahun

2013 saya pernah ngalami stroke

juga mbak... eh.. gejala stroke 2013,

itu karena jauh dari keluarga. Awal-

awal itu pindah...memang repotnya

maaf ya... dari orang gak lihat yang

sebelumnya bisa lihat.. jadi beban

pikir. Jalan aja mikir...repotnya

disitu. Harus mandiri betul mbak...

saya kalau kerja jalan juga sambil

mikir ya to... tongkatnya juga harus

bener ora iki.. ya itu kan jadi dua kali

kerja tangan dan pikiran. Kita harus

tetep bisa konsentrasi disitu

masalahnya. Saya dulu kerja di

koperasi semenjak mengalami

gangguan penglihatan dikoperasi ya

cuma nerima telepon. Jadi pihak

koperasi tidak tahu harus

dibagaimanakan saya ini... istri juga

di didik cara

berjalan,

menyeberang

jalan,

menggunakan

tongkat dalam

keseharian (224-

230)

-Subjek merasa

mendapat

dukungan dari

keluarga (231-

238)

-Subjek merasa

harus

menyesuaikan

diri dengan

menggunakan

kemampuannya

dan

berkonsentrasi

saat bekerja

(239-251)

-Kebutuhan

untuk dicintai

-Need of

Affiliasi

-Pemecahan

masalah

-Growthneeds

-Kebutuhan

aktualisasi diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

118

252.

253.

254.

255.

256.

257.

258.

259.

260.

261.

262.

263.

264.

265.

266.

267.

268.

269.

270.

271.

272.

273.

274.

sempat takut juga... bisa-bisa saya

nanti stress karena dulu awal-awal

emosinya masih tidak stabil to.

Masih sangat mudah ngamuk denger

suara. Tapi memang saya merasa

hampir stress saya itu... untungnya

saya bertemu pak Arismonandar.

Beruntung sekali saya itu jan... kalau

gak ada pak Arismonandar gatau lagi

lah saya itu... kita kan gak tahu ya

rencana Tuhan.

Apa sajakah yang mempengaruhi

?

Pengaruhnya ya saya jadi mau apa-

apa itu terbatas mbak. Kendalanya

ya itu... kalau mau menyaingi

dengan yang awas itu tetap ndak

bisa. Ya....kemauan itu ada ya tapi

tetap untuk mau sama itu tetep gak

bisa...itu karena gak lihat. Pekerjaan

apapun kan ya otomatis yang bisa-

bisa melihat-melihat saja kan yang

bisa...yang gak lihat itu kan yang

Subjek merasa

seseorang sangat

berjasa dan

menolongnya

saat mengalami

tunanetra (256-

262)

Subjek merasa

tidak bisa

bersaing dengan

orang awas

terkait pekerjaan

karena

keterbatasan

yang dimiliki

tunanetra (265-

279)

-Dukungan

sosial dari orang

lain

-Perasaan

rendah diri

-Keterbatasan

kemampuan

-Memiliki

perspektif

negatif terhadap

ketunanetraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

119

275.

276.

277.

278.

279.

280.

281.

291.

292.

293.

294.

295.

296.

297.

298.

299.

300.

301.

302.

303.

304.

305.

306.

sulit mbak... contoh komputer kan

harus dibarengi dengan bersuara ya

to...bersuara juga kalau nanti untuk

ngetik itu tetep didampingi sama

yang awas. Ya sepeti itu mbak.

Dari pengalaman menjadi

tunanetra, apa harapan pak

Bambang ke depan ?

Untuk harapan si Insyaallah bentar

lagi pensiun... umur sehat... pensiun

istilahnya masih sehat. Untuk itu

saya selalu bersyukur dan tidak lupa

dengan yang diatas. Lha wong saya

sudah seperti ini... saya berterima

kasih sekali... matur nuwun sekali...

yang penting masih bisa berkumpul

bersama keluarga. Harapannya ya

kalau untuk tunanetra itu memang

lain dengan yang awas si ya mbak...

Mudah-mudahan nanti ada dengan

adanya UU N0.8 tahun berapa ya

itu...mmm... itu kan untuk

mengangkat disabilitas sejajar

-Subjek ingin

segera pensiun

dan berkumpul

dengan keluarga

dan diberi

kesehatan serta

di beri umur

panjang oleh

Tuhan (292-296)

-Subjek ingin

disabilitas dapat

sejajar dengan

orang normal

sesuai undang-

-Kebutuhan

akan dimiliki

dan dicintai

-Need of

Affiliation

-Motif Teologis

-Kebutuhan

akan harga diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

120

307.

308.

309.

310.

311.

312.

313.

314.

315.

316.

317.

318.

319.

320.

321.

322.

dengan orang normal undang-

undangnya kan itu ada nomer 8.

Tahun 2000 berapa itu saya

lupa...2016 kayaknya itu. memang

kalau di Tunanetra itu harus bisa itu

yang dinamakan OEM Orientasi

Mobilitas kuncinya disitu... harus

peka telinganya. Itu aja si mbak.

Baik pak Bambang, wawancara

cukup sekian, maaf sudah

mengganggu waktu pak Bambang

lho ya.. saya jadi merepotkan.

Halah mbak Hosi gapapa.. semoga

bermanfaat ya dan cepat selesai

skripsinya.

Terima kasih pak.

undang (303-

314)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

121

LAMPIRAN Informan 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

122

No Verbatim Interpretasi Tema

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

Bisa kita mulai ya pak

wawancaranya?

Iya mbak... silakan..

Bagaimanakah pengalaman

pak Kelik sebelum dan sesudah

menjadi tunanetra?

Yaitu diawali tahun 1994 setelah

lulus SMA, kerja di penelitian

terus satu tahun kemudian itu

terjadi mata kabur mata rabun

terus akhirnya saya berobat ke

RSU Purworejo. Di situ kok tidak

membuahkan hasil, lalu saya ke

jogja... rumah sakit apa tu...

YAP. Di sana saya mondok

sampai 1 minggu terus

dinyatakan itu sarafnya karena

tak fikir min, dipakaikan

kacamata kok tetap tidak

pengaruh. Tapi itu bisa terjadi

karena awalnya tahun 1992 dulu

memang pernah jatuh dari pohon

-Subjek

mengalami

gangguan mata

yaitu glukoma dan

memiliki kondisi

penglihatan yang

lemah (7-27)

-Mengalami

masalah

penglihatan Low

Vision

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

123

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

kelapa. Itu mungkin penyebab

awal mulanya kena saraf matanya

itu. tapi waktu di YAP saya

dinyatakan mengalami glukoma

tapi tidak sampai tunanetra total.

Terus tahun 1998, baru masuk ke

panti netra itu. Panti netra itu dari

1998 sampai 2000 itu saya di

bimbing pelajaran-pelajaran yang

berhubungan dengan tunanetra.

Akhirnya karena belajar di panti

itu 2 tahun, timbulah rasa

kepercayaan diri yang tadinya

mengalami drop, apa ya... syok,

drop, minder, rendah diri itu

pernah lho. Ibaratnya hidup

sudah tidak ada gunanya lagi.

pernah terfikir yang negatif-

negatif dari awas sampai

penglihatan kabur mengalami

gangguan matalah. Tapi setelah

di panti itu, timbul kepercayaan

diri dan akhirnya ya itu 2 tahun

-Subjek merasa

syok, drop,

minder, dan

rendah diri akibat

gangguan mata

yang dialami,

namun setelah

mengikuti

pendidikan

rehabilitasi di

panti netra, subjek

merasa

kepercayaan

dirinya muncul

(28-46)

-Memiliki

perasaan

ketidakberdaya-

an, depresi, dan

rendah diri

-Keterbatasan

penglihatan

-Memberoleh

aksesibilitas dari

pemerintah

-Muncul

kepercayaan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

124

46.

47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

56.

57.

58.

59.

60.

61.

62.

63.

64.

65.

66.

67.

68.

di sana selesai.

Saat pak Kelik mengalami

syok, merasa rendah diri, tidak

memiliki kepercayaan diri

karena saat itu mengalami

gangguan penglihatan, hal

apakah yang membuat pak

Kelik bangkit? Bagaimana

cara mengatasi perasaan-

perasaan tersebut?

Waktu setelah mengalami itu

kebetulan itu banyak kegiatan

mbak. Banyak kegiatan-kegiatan

positif yang saya lakukan untuk

mengurangi perasaan saya yang

campur aduk. Contohnya saya

mengantar anaknya bu dokter

Lusi mengantar sekolah TK

waktu itu. Telaten saya waktu itu.

Untung banyak mainnya saya itu

kerumah dokter Lusi. Tiap hari

ngantar anaknya. Itu bisa menjadi

kegiatan. Habis itu ada membikin

-Subjek merasa

dengan banyak

kegiatan positif

membuat

perasaan-perasaan

negatif menjadi

berkurang (56-74)

-Coping stress

-Masa bangkit

dari keputusasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

125

69.

70.

71.

72.

73.

74.

75.

76.

77.

78.

79.

80.

81.

82.

83.

84.

85.

86.

87.

88.

89.

90.

91.

bata. Itu lama lho itu menjadi

kegiatan tambahan, terakhir itu

ikut kakak saya bekerja di

bangunan di Jakarta itu hampir 2

tahun itu juga sebagai obat

supaya tidak terlalu stress itu

kerja di sana sampai tahun 1997

akhir. Seterlah itu tahun 1998

saya disarankan ke panti

rehabilitasi netra itu. Di panti

rehabilitasi netra itu jadi

berkembang banyak sekali.

Percaya diri makin tinggi,

kemandirian timbul, semangat

hidup yang jelas itu, tambah

pinter pijet, dan sama pak Kepala

di sana suruh honorer di situ

mengajar pijat. Di panti netra itu

banyak sekali yang saya dapat.

Dapat ilmu jelas, dapat

pekerjaan, dapat jodoh, dapat

rumah ini, komplit itu mbak,

untungnya mbak, mendapatkan

-Subjek merasa di

panti rehabilitasi

netra mengalami

perkembangan

seperti percaya

diri semakin

tinggi, memiliki

kemandirian, dan

semangat hidup

(76-83)

-Subjek merasa

bersyukur

mendapatkan

pekerjaan, ilmu,

jodoh, rumah, dan

penghasilan dari

bekerja sebagai

pengajar di panti

netra (84-96)

-Adaptasi

lingkungan yang

baik

-Sarana fisik

terpenuhi

-Memiliki

motivasi

-Memiliki

kepercayaan diri

-Memiliki gairah

hidup

-Kebutuhan

fisiologis

terpenuhi

-Kebutuhan rasa

aman

-Relasi dengan

pasangan hidup

-Karakteristik

pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

126

92.

93.

94.

95.

96.

97.

98.

99.

100.

101.

102.

103.

104.

105.

106.

107.

108.

109.

110.

111.

112.

113.

114.

penghasilan dan uang dari ngajar

itu. Di sana saya bertemu jodoh

juga yang sekarang menjadi istri

saya. Ya gitu saya sangat

bersyukur sekali.

Mengalami kebangkitan pasca

mengalami gangguan

penglihatan itu kira-kira

berapa tahun?

Saya merasa rendah diri dan

hampir stres itu sekitar 2 tahunan

makanya saya banyak kegiatan

positif supaya berkurang

perasaan-perasaan itu, lalu ya itu

setelah di panti itu 1998 sampai

2000 itu setelah saya mengamati

dan ikut bergabung dengan orang

tunanetra lainnya, rasa

kepercayaan diri karena saya

melihat orang tunanetra total

setelah lulus dari sana itu kok ya

bisa bekerja, bisa berkeluarga,

punya anak, bisa menyekolahkan.

-Subjek merasa

merasa rendah diri

dan stres selama 2

tahunan (101-105)

-Subjek merasa

kepercayaan diri

di peroleh karena

melihat orang

tunanetra total

dapat bekerja,

berkeluarga,

punya keturunan,

dan menjalani

terpenuhi

-Masa transisi

yang berat

-Respon negatif

terkait kondisi

psikologis

-Muncul

karakteristik

individu

-Kebutuhan akan

harga diri

-Memiliki

motivasi untuk

bekerja

-Memiliki tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

127

115.

116.

117.

118.

119.

120.

121.

122.

123.

124.

125.

126.

127.

128.

129.

130.

131.

132.

133.

134.

135.

136.

137.

Apalagi kan saya diberikan

Tuhan itu tidak buta total, masih

bisa melihat walaupun dikit

sekali. Nah... dari hal itu

membuat saya berfikir bahwa

saya harus bisa. Walaupun

dengan keadaan saya. Saya kalau

membaca itu memang sudah

tidak bisa mbak. Dengan di situ...

nganu... emm timbul semangat.

Nah itu Alhamdulilah kembali

lagi di situ 2 tahun saya lalui,

lulus dan di situ Alhamdulilah

membutuhkan itu walaupun

tenaga pijat itu akhirnya saya

nyokwan atau honorer di situ

sampai 10 tahun. Alhamdulilah

itu ada pengangkatan PNS, lalu

saya di angkat sebagai tenaga

pengajar juga di sana membantu

mengajar pijat dan lain-lain pada

murid-murid di sana di panti

tunanetra.

hidup dengan

baik, sehingga

subjek merasa

termotivasi

memiliki

keinginan yang

sama (109-120)

-Subjek merasa

bersyukur karena

di angkat

pemerintah

sebagai PNS

untuk mengajar

difabel netra

dengan proses

panjang yaitu

honorer 10 tahun

(125-137)

hidup

-Growthneeds

-Pencapaian

tujuan

-Need of

Achievement

-Need for Power

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

128

138.

139.

140.

141.

142.

143.

144.

145.

146.

147.

148.

149.

150.

151.

152.

153.

154.

155.

156.

157.

158.

159.

160.

Menurut pak Kelik, setelah

mengalami gangguan

penglihatan, apa sajakah

masalah-masalah yang sering

di hadapi?

Nek waktu itu yang saya hadapi,

karena saya waktu itu masih

kerja walapun kerja masih di

penelitian, saya sering salah

dalam mengerjakan karena

tulisan itukan hubungannya

dengan sangat kecil-kecil dan

kita dengan pensil kita sering

salah. Itu yang jelas. Yang kedua

itu, kita tu seringnya salah

menegur orang itu salah itu

sering. Akhirnya banyaklah yang

anu... ya... e.. yang tadinya awas

terus tidak bisa melihat itu

banyak sekali masalah dan

kendalanya mbak. Waktu itu

membaca tulisan-tulisan

dipinggir jalan itu tidak mampu

-Subjek merasa

memiliki kendala

saat membaca

tulisan-tulisan dan

mengalami

kesulitan

mengenali orang

karena gangguan

mata (143-154)

-Subjek merasa

orang awas lalu

tidak bisa melihat

memiliki masalah

dan kendala yang

lebih banyak

(154-158)

-Keterbatasan

penglihatan

-Perasaan rendah

diri

-Respon negatif

akibat

ketunanetraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

129

161.

162.

163.

164.

165.

166.

167.

168.

169.

170.

171.

172.

173.

174.

175.

176.

177.

178.

179.

180.

181.

182.

183.

lho mbak karena ya saya le mikir

terlalu anu ya berat sampai

tulisan itu tidak keliatan lho. Jadi

kendala masalah waktu itu

tulisan-tulisan. Lalu saat pergi-

pergi juga takut ya itu.

pandangan kan kabur saat itu.

Kesulitan yang paling terasa

yaitu tadi.

Hal selanjutnya yang saya

ingin tanyakan itu berkaitan

dengan motivasi kerja pak.

Menurut pemahaman pak

Kelik, motivasi kerja itu apa?

Motivasi itu ya sesuatu yang

membuat seseorang itu berubah.

Dulu kan saya sempat drop, syok,

seperti yang sudah saya katakan

sebelumnya, nah... lalu manakala

saya melihat tunanetra yang total

itu bisa melakukan banyak hal

seperti bekerja, saya jadi

termotivasi mbak. Untuk bekerja

-Subjek merasa

motivasi kerja

adalah sesuatu

yang membuat

dirinya berubah

yang sebelumnya

mengalami syok,

rendah diri akibat

gangguan mata

-Need of

Achievement

-Existence needs

-Memiliki

tanggung jawab

-Memiliki

motivasi bekerja

-Pencapaian

tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

130

184.

185.

186.

187.

188.

189.

190.

191.

192.

193.

194.

195.

196.

197.

198.

199.

200.

201.

202.

203.

204.

205.

206.

dan saya juga harus bisa. Apalagi

saya melihat buta total itu bekerja

seperti sebagian besar orang awas

itu akhirnya menjadi tolak ukur

saya, saya masih di beri Tuhan

penglihatan walaupun tinggal

beberapa persen itu kok tidak

bisa. Akhirnya saya kan ada

semacam semangat saya harus

bisa gitu. Mereka saja bisa, saya

juga harus bisa. Ya to mbak? Jadi

tolak ukur saya itu ya melihat

orang-orang tunanetra lain iru,

mereka apa-apa bisa masa saya

tidak bisa. Gitu.

Bagaimana proses dan peran

pak Kelik sebagai guru

difabel?

Dulu pertama kali suruh ngajar

pijat pas habis lulus dari panti

netra sebagai tenaga honorer

tidak di bayar waktu itu, dapat

uang ya dari hasil pijat aja.

menjadi

termotivasi untuk

bekerja (175-198)

Subjek merasa

bersyukur menjadi

guru difabel netra

sebagai pengajar

pijat dan

-Manager of

learning

-Transfer of

knowledge

-Relatedness

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

131

207.

208.

209.

210.

211.

212.

213.

214.

215.

216.

217.

218.

219.

220.

221.

222.

223.

224.

225.

226.

227.

228.

229.

Alhamdulilah hidupnya saya dari

pijet saya syukuri selama 10

tahun. Pijetnya kan dulu ya di

kantor kan ada panti pijetnya. Itu

sebelum saya jadi pegawai.

Pokoknya dilakukan dengan

sabar, sabar, sabar. Berhubung

sekarang kantornya sudah

berganti yang tadinya Panti

Tunanetra Dharma Putera diganti

diperuntukan untuk Tunarungu,

maka saya tidak bisa bekerja di

panti itu. Sehingga saya dipindah

tugaskan ke Temanggung yang

disana melayani anak-anak

Tunanetra. Saat harus

dipindahkan di Temanggung ya

mau tidak mau harus kesana

mbak. Walaupun menempuh

jarak sekitar 2 jam perjalanan ya

itu sudah menjadi resiko saya.

Sudah menjadi tugas dan

kewajiban saya. Di sana saya

mengajari murid-

murid tunanetra di

Temanggung

(202-232)

needs

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

132

230.

231.

232.

233.

234.

235.

236.

237.

238.

239.

240.

241.

242.

243.

244.

245.

246.

247.

248.

249.

250.

251.

252.

mengajar teori mesage itu pijat.

Jumlah murid di sana itu sekitar

82 anak, targetnya si 100 orang

tapi jarang sekarang orang

mengalami tunanetra malah ada

yang diumpetin.

Bagaimanakah respon

lingkungan terdekat pasca pak

Kelik mengalami gangguan

penglihatan ?

Itu ada. Yang paling banyak itu

bu dokter Lusi yang waktu itu

sudah saya anggap sebagai orang

tua lah. Dokter Lusi itu dokter

yang pertama kali melihat

kondisi saya saat mata saya

kabur, kebetulan rumah saya

dekat dengan rumah dokter Lusi.

Beliau banyak sekali

memberikan support,

memberikan dorongan. Sampai

ibaratnya banyak memberikan

ya... kayak tiap bulan

-Subjek merasa

orang yang paling

berperan penting

dalam

memberikan

suport, dorongan,

dan finansial

adalah seseorang

yang bukan

keluarganya

namun sudah

subjek anggap

sebagai orang tua

-Dukungan dari

orang terdekat

-Kebutuhan akan

dimiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

133

253.

254.

255.

256.

257.

258.

259.

260.

261.

262.

263.

264.

265.

266.

267.

268.

269.

270.

271.

272.

273.

274.

275.

memberikan uang saku sampai

satu tahun itu. Akhirnya saya di

panti itu karena bu dokter Lusi

itu yang membantu. Waktu itu

saya yang kerja di bangunan, itu

bu dokter Lusi kasihan sama

saya, lalu saya di suruh kursus

pekerjaan yang bisa dilakukan.

Lalu saya dikursuskan di panti

pijat itu di Dharma Putera itu.

Keluarga bagaimana pak?

Kalau keluarga itu ya orang tua

yang tadinya tidak membolehkan

karena kok di panti rehabilitasi

sosial, orang tua kan biasanya

kalo di sosial itu negatif

pikirannya. Wong orang tua aja

masih mampu kenapa di sosial.

Setelah saya menerangkan kalau

ibaratnya orang tua masih ada

ndak papa tapi kalau sudah ndak

ada, saya nanti mau ikut siapa?

Itu sudah menjadi apa ya

baginya (240-262)

-Subjek merasa

orang tua

menentang subjek

untuk menjalani

pendidikan di

panti rehabilitasi

netra, walaupun

pada akhirnya

diperbolehkan

(264-279)

-Minimnya

aksesibilitas dari

orang tua

-Dukungan dari

keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

134

276.

277.

278.

279.

280.

281.

282.

283.

284.

285.

286.

287.

288.

289.

290.

291.

292.

293.

294.

295.

296.

297.

298.

namanya suatu alasan saya

supaya diperbolehkan untuk ke

panti kan gitu. Kemandirianlah

istilahnya.

Adakah perubahan sebelum

dan sesudah saat mengalami

tunanetra dalam kehidupan

sehari-hari?

O... ya itu banyak sekali ya

perubahan-perubahannya itu.

Akhirnya kita belajar memahami

ya kalau saya walaupun tidak

tunanetra total yang akhirnya

saya saya banyak menyerap ilmu-

ilmu tunanetra itu memang harus

dan kita sifatnya kehati-hatian

dalam ibaratnya saya dalam

berjalan, ya harus hati-hati.

Walaupun saya dalam hidup pasti

akan selalu ada gangguan-

gangguan itu. Terus jarak

pandang terbatas itu kan tetap

berpengaruh bagi saya itu dalam

-Subjek merasa

menyerap ilmu

penyandang

tunanetra lainnya

dalam mengatasi

kendala-kendala

yang tunanetra

rasakan pada

umumnya (287-

299)

-Memiliki

penyesuaian diri

yang baik

-Growthneeds

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

135

299.

300.

301.

302.

303.

304.

305.

306.

307.

308.

309.

310.

311.

312.

313.

314.

315.

316.

317.

318.

319.

320.

321.

hal pandangan.

Dari pengalaman-pengalaman

tersebut, apa harapan pak

Kelik kedepan?

Kalau saya harapannya ya jangan

sampai menjadi tunanetra total

cukup sampai di sini dan apa

harapan saya juga jangan sampai

anak-anak saya mengalami

seperti saya. Siapa tau saya

harapan saya juga ingin sembuh

dan kembali ke awas lagi tapi

minimal saya jangan ditambahlah

apa itu berkurang penglihatannya

itu. ya itu walaupun saya tiap hari

setiap bulan sekarang harus rutin

berobat tiap hari saya juga harus

menetes mata pagi sore malam

itu rutin. Harapannya saya jangan

sampai menjadi bleng tunanetra

total. Yang jelas jangan sampai

ke anak-anak seperti orang

tuanya karena ada perasaan takut

-Subjek ingin

harapan ke depan

dapat kembali ke

penglihatan

normal dan tidak

mengalami

tunanetra total

-Subjek ingin

gangguan mata

yang dialaminya

tidak menurun

kepada

penglihatan anak-

anaknya kelak

(303-322)

-Ada kemauan

untuk berubah dan

sembuh

-Kebutuhan akan

mencintai dan

dimiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

136

322.

323.

324.

325.

326.

327.

328.

329.

330.

331.

332.

333.

334.

335.

336.

337.

338.

339.

340.

341.

342.

343.

343.

gitu lho... kayak kemarin anak

saya pakai kacamata 3 setengah

tahun sekarang sudah enggak.

Oiya pak kelik, saya ingin

menanyakan lagi, bagaimana

respon istri dan anak-anak saat

ini pasca mengalami

tunanetra?

O..ya kalau itu saya

Alhamdulilah sekali, saya

bersyukur sekali mbak. Semua

ini tidak lepas juga dari

dukungan istri saya sampai saat

ini. Saya menjadikan istri dan

anak saya itu sumber motivasi

saya juga saat ini untuk tetap

maju, mencari nafkah untuk

mereka, dan menjadi seorang

ayah yang baik dan teladan bagi

mereka. Begitu mbak.

Baik pak Kelik, wawancara

saya akhiri. Terima kasih

banyak pak.

-Subjek

mengatakan

bahwa istri dan

anaknya adalah

sumber motivasi

bagi subjek. Istri

subjek juga

mendukung

subjek. (330-341)

-Dukungan dari

keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: GAMBARAN MOTIVASI KERJA PADA GURU DIFABEL …

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI