format data klinik

37
STUDI KASUS I. Profil Pasien Nama : Umur : BB/TB/LPT : Alamat lengkap : Pendidikan : Cara bayar : No. RM : MRS : KRS : II. Profil Penyakit Keluhan utama : Riwayat penyakit : Riwayat Pengobatan : Riwayat Alergi : - Penyakit penyerta : Merokok : - Alkohol : - OTC : - OT : - Lain-lain : - Anamnesa terpimpin : Diagnosa awal : Diagnosa akhir/Kerja :

Upload: anshari-stress

Post on 15-Feb-2016

255 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aku

TRANSCRIPT

Page 1: Format Data Klinik

STUDI KASUS

I. Profil PasienNama : Umur : BB/TB/LPT : Alamat lengkap : Pendidikan : Cara bayar : No. RM : MRS : KRS :

II. Profil PenyakitKeluhan utama :

Riwayat penyakit :

Riwayat Pengobatan : Riwayat Alergi : -Penyakit penyerta : Merokok : -Alkohol : -OTC : -OT : -Lain-lain : -Anamnesa terpimpin:

Diagnosa awal : Diagnosa akhir/Kerja :

Page 2: Format Data Klinik

III. Data Klinik

Data klinik NormalTanggal pengamatan ( bulan februari Tahun 2015)

wita wita

wita

wita

wita

wita wita wit

awita

wita

wita

wita wita wit

awita

wita

wita wita wita wita wita

Tekanan darah (mmHg)

120/80

Suhu (oC) 36-37oCDenyut nadi (x/mnt) 80-85 /menitPernapasan (x/mnt) 20/menit

DemamMenggigil

KejangBatuk

Sesak nafasLendirMual

MuntahMalas makan

PusingDiareBABBAKGCS

A/I/C/D

Page 3: Format Data Klinik

Ascites

Data klinik NormalTanggal pengamatan ( bulan februari Tahun 2015)

wita wita

wita

wita

wita

wita wita wit

awita

wita

wita

wita wita wit

awita

wita

wita wita wita wita wita

Tekanan darah (mmHg)

120/80

Suhu (oC) 36-37oCDenyut nadi (x/mnt) 80-85 /menitPernapasan (x/mnt) 20/menit

DemamMenggigil

KejangBatuk

Sesak nafasLendirMual

MuntahMalas makan

PusingDiareBABBAKGCS

A/I/C/D

Page 4: Format Data Klinik

Ascites

Page 5: Format Data Klinik

IV.Data Laboratorium

Data lab Nilai normal Februari 2015 ket

WBC 4-10 (103/mm3)RBC 4-6 (106/mm3)HB 12-16 (g/dL)HCT 37-48 (%)MCV 80-97 (%)MCH 26,5-33,5 pg

MCHC 31.,5-35,0(%)PLT 150-400 (103/mm3)

RDW-SD 37-54 flRDW-CV 10-15 (%)

PDW 10-18 flMPV 6,5-11 fl

P-LCR 13-43 %PCT 0,15 – 0,5 (%)LyM 20 – 40 (%)MxD 2-8 (%)Neut 52 -75 (%)Eos 1-6 (%)

Baso 0-2 (%)Eritrosit 4.4-5.6 x 1012sel/lLeukosit 3.2-10.0x109/l

Trombosit 170-380 x 103/mmGDS 140 mg/dLGDP 110 mg/dL

GD2PPUreum darah 10-50 mg/dL

Serum Kreatinin < 1,3 mg/dL

SGOT < 38µ/LSGPT <41 µ/L

Protein 6,6-8,7 g/dLAlbumin 3,5-5 mg/dLGlobulin 1,5-5 mg/dL

Asam urat 3,4-7 mg/dLBilirubin total 1,1 mg/dLBiliruin direk 0,3 mg/dL

Kolesterol total 200 mg/dLHDL >55 mg/dL

LDL ( direk) <130 mg/dLTrigliserida 200 mg/dL

Alkali phosphatase 270 mg/dL

HbA1c 4-6 (%)CK <190

CK-MB <25

Page 6: Format Data Klinik

LDH 210-425 µ/LLED L<10 mm, P<20 mmFe 59-148 mg/dL

Gamma-GT 11-40CEA < 2,5 mg/ml

CA 12-5 < 35 mg/mlCT 4-10 menitBT 1-7 menitPT 10,4-12,6 detik

HbsAg (-)Anti HBV (-)Anti HCV (-)

Sputum BTA 1x (-)Sputum BTA 2x (-)Sputum BTA 3x (-)

Protein urin (-)Keron urin (-)

Data lain yang penting

1. Hasil pemeriksaan elektrolit :

Pemeriksaan

Nilai Normal Februari 2015

Natrium 136-145 mEq/LKalium 3,5-5,1 mEq/LKlorida 97-111 mEq/L

2. Hasil foto thorax

3. Hasil USG

No Tanggal Hasil penatalaksanaan

RS UNHAS

RS UNHAS

4. Hasil Radiologi

Page 7: Format Data Klinik

No Tanggal Hasil Penatalaksanaan

RS UNHAS

5. CT-ScanNo Tanggal Hasil Penatalaksana

anRS UNHAS

6. Hasi Kultur No Tanggal Hasil Penatalaksana

anRS UNHAS

Page 8: Format Data Klinik

V. Profil Pengobatan

NAMA OBAT ATURAN PAKAI DOSIS

Bulan : Februari Tahun : 2015

wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita

Keterangan : ( √ ) = Diberikan (–) = Tidak diberika

NAMA OBAT ATURAN PAKAI

DOSISTangggal : Bulan : Februari Tahun : 2015

Page 9: Format Data Klinik

wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita wita

Keterangan : ( √ ) = Diberikan (–) = Tidak diberika

Page 10: Format Data Klinik

VI. Analisa Rasionalitas

No NAMA

OBAT INDIKASI OBAT DOSISATURA

N PAKAI

PENDERITA

CARAPEMBERIA

N

LAMA PEMBERIA

N

Keterangan : R = Rasional ( tepat )

IR = Irrasional ( tidak tepat )

Page 11: Format Data Klinik

No Problem medik Terapi DRPs Rekomendasi Monitoring

1

2

3

4

5

6

VII. Assesment and Plan

Page 12: Format Data Klinik

Propil Obat1. Gentamisin

Indikasi :

Gram negatif (Pseudomonas, Proteus, Serratia) dan Gram positif

(Staphylococcus), infeksi tulang, infeksi saluran nafas, infeksi kulit dan

jaringan lunak, infeksi saluran urin, abdomen, endokarditis dan septikemia ,

penggunaan topical,

Dosis :

Dosis diberikan secara individu karena indek terapinya relatif sempit

Bayi dan anak < 5 tahun : 2,5 mg/kg BB setiap 8 jam secara i.v. atau

i.m.

Anak > 5 tahun : 2 - 2,5 mg/kg BB setiap 8 jam secara i.v. atau i.m.

Note : Usual dose yang lebih tinggi dan/atau frekuensi yang lebih tinggi

(setiap 6 jam) yang diberikan pada kondisi klinik secara selektif ( cystic

fibrosis) data serum level yang dibutuhkan

Note : Usual dose yang lebih tinggi dan/atau frekuensi yang lebih tinggi

(setiap 6 jam) yang diberikan pada kondisi klinik secara selektif ( cystic

fibrosis) data serum level yang dibutuhkan

Anak dan dewasa :

Intratekal : 4 – 8 mg/hari

Optalmik :Salep : Dioleskan pada mata 2 – 3 kali sehari sampai setiap 3

– 4 kali

Salep : Dioleskan pada mata 2 – 3 kali sehari sampai setiap 3 – 4 kali

Konfensional : 1 – 2,5 mg/kg BB/ dosis setiap 8 – 12 jam untuk

mendapatkan kadar puncak secara cepat pada terapi, dosis inisial yang

lebih tinggi dapat diberikan dengan pertimbangan yang cermat untuk

pasien jika cairan ekstraseluler meningkat (udem, syok Dosis tunggal :

4 – 7 mg/kg BB/dosis tunggal/hari; beberapa klinisi memberikan

rekomendasi dosis tersebut untuk pasien yang fungsi ginjalnya normal.

Indikasi spesifik : Bruselosis : 240 mg/hari i.m. atu 5 mg/kg BB/hari

secara i. v. selama 7 hari. Dapat juga dikombinasi dengan Doxyciclin

Page 13: Format Data Klinik

Kolangitis : 4 – 6 mg/kg BB/hari dikombinasi dengan Ampisilin

Farmakologi

Distribusi :

Didistribusikan melalui plesenta Volume distribusi meningkat

pada odem, asites dan menurun pada dehidrasi.

Neonatus : 0,4- 0,6 per kg BB,

Anak 0,3 -0,35 /kg BB.Dewasa 0,2-0,3 /kg BB

Protein binding : < 30 %

Waktu paruh eliminasi :

umur < 1 minggu 3-11,5 jam. 1 minggu -6 bulan 3-3,5

jam.Dewasa ; 1,5-3 jam.

Pasien dengan gangguan ginjal 36-70 jam

Kadar puncak serum :

i.m 30-90 menit; i.v. 30 menit setelah pemberian dengan infus

Ekskresi :

Urin

Pemeraian ;

Serbuk agak keputih-putihan. Larut baik dalam air, tidak larut dalam

alkohol, aseton, kloroform, eter dan benzen.

2. seftriakson

Rumus Molekul :

C18H16N8Na2O7S3.3.1/2H2O

Pemeraian :

Serbuk kristal berwarna putih sampai kekuningan, agak higroskopis, larut

baik dalam air, sangat sedikit larut dalam alkohol terdehidrasi,larut sebagian

dalam metil alkohol.

1. Pengobatan infeksi saluran nafas bagian bawah

2. Otitis media bakteri akut

3. Infeksi kulit dan struktur kulit

4. Infeksi tulang dan sendi

5. Infeksi intra abdominal

Page 14: Format Data Klinik

6. Infeksi saluran urin

7. Penyakit inflamasi pelvic (PID)

8. Gonorrhea

9. Bakterial septicemia dan meningitis

Farmakologi :

Absorbsi :

diabsobsi dengan baik setelah pemberian secara I. M.

Distribusi :

distribusi secara luas di dalam tubuh termasuk kelenjar empedu,

paru, tulang, empedu, CSF , plasenta, melalui amnion dan ASI.

Ikatan protein : 85-95%

Waktu paruh eliminasi : pada hepar dan fungsi ginjal yang normal : 5-9

jam.

Kadar puncak serum : 1-2 jam setelah pemberian secara I. M.

Kadar puncak serum : 1-2 jam setelah pemberian secara I. M.

Efek samping :

1%-10% :

Kulit : Rash (2%), Saluran cerna : diare (3%), Hepar : peningkatan

transaminase (3,1%-3,3%)

Ginjal : peningkatan BUN (1%)

Hematologi : eosinophillia (6%); thrombositosis (5%); leukopenia (2%)

Lokal : Nyeri selama injeksi (I.V 1%); rasa hangat, tightnes selama

injeksi (5%-17%) diikuti injeksi I.M.

1% :

Agranulositosis, alergi pneumonitis, anafilaksis, anemia,

basifilia,bronkospasm, kandidiasis,kolitis, diaphoresis, pusing, flushing,

gallstones, glycosuria, sakit kepala, hematuri,anemia

hemolitikus,jaundice, leukositosis, mual, nefrolitiasis, neutropenia,

phlebitis, pruritus, pseudomembranous colitis, batu ginjal, pusing,

serum sichness, thrombocitopenia, vaginitis, muntah, peningkatan alkali

fosfat, bilirubin dan kreatinin.

Page 15: Format Data Klinik

Dilaporkan reaksi dengan sefalosporin lainnya termasuk angioderma,

anemia aplastik, cholestasis, encephalopathy, erythema multiform,

pendarahan, nefritis intertisial, neuromuscular excitability,

pancytopenia, paresthesia, disfungsi ginjal,sindroma`Steven-Johnson,

superinfeksi,nefropati toksik.

interaksi :

Chephalosporin : menigkatkan efek antikoagulan dari derivat

kumarin(Dikumarol dan Warfarin)

Agen urikosurik: (Probenesid, Sulfinpirazon) dapat menurunkan

ekskresi sefalosporin, monitor efek toksik.

peringatan :

Penyesuaian dosis untuk pasien dengan penurunan fungsi ginjal.

Penggunaan dalam waktu lama mengakibatkan superinfeksi.

Pasien dengan riwayat alergi terhadap penisilin khususnya reaksi IgE

(anafilaktik, urtikaria)

mekanisme :

Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan dengan

satu atau lebih ikatan protein - penisilin (penicillin-binding proteins-PBPs)

yang selanjutnya akan menghambat tahap transpeptidasi sintesis

peptidoglikan dinding sel bakteri sehingga menghambat biosintesis

dinding sel. Bakteri akan mengalami lisis karena aktivitas enzim autolitik

(autolisin dan murein hidrolase) saat dinding sel bakteri terhambat.

Dosis :

anak : I. M.; I. V.

Infeksi ringan sampai moderat : 50 – 70 mg/kgBB/hari dibagi

dalam 1-2 dosis setiap 12-24 jam maksimum 2 g/hari; lanjutkan

sampai dibawah 2 hari setelah tanda dan gejala dari infeksi

berkurang.

Infeksi yang serius : 80-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 1-2 dosis

maksimim 2 g/hari; maksimum 4 g/hari.

Infeksi Gonococcal, uncomplicated : I. M. : 125 mg tunggal.

Page 16: Format Data Klinik

Meningitis : I. M.; I. V.

Tanpa komplikasi : loading dose 100 mg/kg BB maksimum

4 g, dilanjutkan sampai 100 mg/kgBB/hari dibagi setiap 12-24 jam,

maksimum 4 g/hari; lama pengobatan adalah 7-14 hari

Literature

AHFS Drug Information 2005

Drug Information Hand Book Edisi 14

British National Formulary Martindale The Extra Pharmacopeian

Meylers Side Effects of Drugs

MIMS 2014

3. vit c

rumus struktur :

2,3-didehydro-L-threo-hexono-1,4-lactone. (3)

Pemerian :

Kristal atau serbuk putih atau agak kuning. Bila terpapar udara,

warnanya perlahan-lahan menjadi lebih gelap. Dalam keadaaan kering,

stabil di udara, tetapi dalam larutan akan teroksidasi dengan cepat.

Larut 1 bagian dalam 3 bagian air dan 1 bagian dalam 40 bagian

alkohol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dan dalam benzena.

Simpan dalam wadah tertutup rapat. Lindungi dari cahaya. (3)

Indikasi :

Vitamin dan Mineral Sariawan, Tes saturasi status nutrisi, Degenerasi

makular, Bahan pengasam urin (efektivitas masih dipertanyakan),

Mengkoreksi tyrosinemia pada bayi prematur dengan diet tinggi protein,

Terapi idopathic methemoglobinemia, Mencegah dan mengobati flu,

Untuk meningkatkan ekskresi besi selama pemberian deferoxamine (bukti

terbatas).Beberapa indikasi lain namun belum terbukti dengan studi klinis

yang terkontrol baik : hematuria, perdarahan retina, status perdarahan,

dental caries, pyorrhea, infeksi gusi, anemia, jerawat, infertilitas,

atherosclerosis, depresi mental, peptic ulcer, TBC, disentri, kelainan

Page 17: Format Data Klinik

kolagen, kanker, fraktur, ulcer kaki, toksisitas levodopa, toksisitas

succinylcholine, toksisitas arsenik, bahan mukolitik.

mekanisme :

Tidak dimengerti dengan jelas; dibutuhkan untuk pembentukan

kolagen dan perbaikan jaringan; terlibat dalam beberapa reaksi oksidasi-

reduksi seperti jalur metabolik lain, seperti sintesis karnitin, steroid, dan

katekolamin dan konversi asam folat menjadi asam folinik.1

peringatan :

Pasien diabetes dan pasien yang mempunyai kemungkinan mengalami

renal calculi berulang (cth.pasien dialisis) disarankan untuk tidak

mengkonsumsi dosis berlebih pada waktu yang panjang (beberapa studi

menggunakan dosis minimal 100 mg/hari). (1)

Monitoring :

Monitor pH urin bila menggunakan asam askorbat sebagai bahan

pengasam urin. (1)

interaksi :

Meningkatkan efek / toksisitas : asam askorbat meningkatkan absorpsi

besi dari saluran cerna. Bila asam askorbat diberikan bersama kontrasepsi

oral maka akan meningkatkan efek kontrasepsi Menurunkan efek : asam

askorbat dapat menurunkan level fluphenazine, asam askorbat bila

diberikan dengan warfarin maka akan menurunkan efek antikoagulan.1

efeksamping :

Non toksik. 1% - 10% : Renal : hyperoxaluria ( kejadian tergantung

dosis)

< 1% : Pusing, faintness, fatigue, flank pain, sakit kepala. (1)

stabilitas :

Asam askorbat secara bertahap menjadi gelap lewat paparan terhadap

cahaya, namun sedikit perubahan warna tidak berpengaruh pada efek

terapinya. Asam askorbat teroksidasi dengan cepat pada udara atau

suasana basa.

Page 18: Format Data Klinik

Pada konsentrasi > 100 mg/ml, asam askorbat mengalami

dekomposisi melalui produksi kabon dioksida. (2)

Penyimpanan : Bentuk injeksi harus disimpan di kulkas (2-8°C),

terlindung dari cahaya dan udara. (1)

Farmakologi/farmako dinamik :

Absorpsi : asam askorbat diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian

per oral. Dengan asupan vitamin C yang normal (30-180 mg perhari), ±

70-90% vitamin diabsorpsi. Pada dosis > 1 g perhari, absorpsi menurun

menjadi 50% atau kurang. (2)

Distribusi : asam askorbat terdistribusi luas dalam jaringan tubuh.

Sejumlah besar vitamin ditemukan dalam hepar, leukosit, platelet,

jaringan glandular dan lensa mata. 25% terikat dengan protein. (2)

Metabolisme : di hepar via oksidasi dan sulfation. (1)

Eliminasi : lewat urin. (1)

Dosis :

Pemberian : per oral, IM, IV, Subkutan, Hindari injeksi IV cepat (1)

Utuk Indikasi Sariawan :

Dewasa : 100-250mg 1-2 kali perhari selama sekurangnya 2 minggu.

Anak : 100-300 mg perhari dalam dosis terbagi selama sekurangnya 2

minggu. (1)

Untuk Indikasi Dietary and replacement requirements Recommended

Daily Allowance (RDA) : (1)

< 6 bulan : 30 mg

6 bulan - 1 tahun : 35 mg,

1-3 tahun : 15 mg, max. 400 mg/hari

4-8 tahun : 25 mg, max. 650 mg/hari

9-13 tahun : 45 mg, max. 1200 mg/hari

14-18 tahun : max. 1800 mg/hari; untuk pria 75 mg, untuk wanita 65 mg

Dewasa : max. 2000 mg/hari; untuk pria 90 mg, untuk wanita 75 mg

Suplemen Makanan : (1)

Dewasa 50 - 200 mg/hari

Page 19: Format Data Klinik

Anak 35 - 100 mg/hari

Untuk Indikasi Tes Saturasi Status Nutrisi :

Untuk menetapkan status nutrisi vitamin C menggunakan tes

saturasi, asam askorbat diberikan per oral 11 mg/kg, dan ekskresi askorbat

via urin dihitung selama 24 jam.

Literatur

Drug Information Handbook International, Lexi-Comp's,

AHFS Drug Information .

Martindale The Complete drug Reference. 35th edition.

MIMS 105th edition Annual Indonesia 2006/2007.

ISO Indonesia,

4. sodium folate (NUTR-vitamin B9)

Brand Name (s):

(folic acid) Folvite

Chemical Class:

NUTR-vitamin B complex

Clinical Pharmacology:

Mechanism of Action:

A coenzyme that stimulates production of platelets, RBCs, and WBCs.

Therapeutic Effect:

Essential for nucleoprotein synthesis and maintenance of normal

erythropoiesis.

Pharmacokinetics:

PO form almost completely absorbed from the GI tract

(upperduodenum). Protein binding: High. Metabolized in the liver and

plasma to active form. Excreted in urine. Removed by hemodialysis.

Available Forms:

Tablets: 0.4 mg, 0.8 mg, 1 mg.

Injection: 5 mg/ml.

Indications and Dosages:

Dietary supplement (RDA): PO 400 mcg/day. Maximum: 0.1 mg/day.

Page 20: Format Data Klinik

Folic acid deficiency:

PO, IV, IM, Subcutaneous Initially, 1 mg/day. Maintenance: 0.5 mg/day.

Unlabeled Uses:

To decrease the risk of colon cancer

Contraindications:

Anemias (aplastic, normocytic, pernicious, refractory)

Serious Reactions

Allergic hypersensitivity occurs rarely with parenteral form. Oral folic

acid is nontoxic.

5. NUTR-vitamin A

Brand Name(s):

Aquasol A, Palmitate A

Chemical Class:

NUTR-vitamin, fat soluble

Clinical Pharmacology:

Mechanism of Action:

A fat-soluble vitamin that may act as a cofactor in

biochemicalreactions.

Therapeutic Effect: Is essential for normal function of retina, visual

adaptation to darkness, bone growth, and testicular and ovarian

function; preserves integrity of epithelial cells.

Pharmacokinetics: Rapidly absorbed from the GI tract if bile salts,

pancreatic lipase, protein, and dietary fat are present. Transported in

blood to the liver, where it’s metabolized; stored in parenchymal

hepatic cells, then transported in plasma as retinol, as needed. Excreted

primarily in bile and, to a lesser extent, in urine.

Available Forms:

Capsules: 10,000 units, 25,000 units.

Injection (Aquasol A): 50,000 units/ml .

Tablets (Palmitate A): 5,000 units, 15,000 units.

Indications and Dosages:

Page 21: Format Data Klinik

Severe vitaminAdeficiency:

PO 500,000 units/day for 3 days; then 50,000 units/day for 14 days,

then 10,000–20,000 units/day for 2 mo. IM 100,000 units/day for 3 days;

then 50,000 units/day for 14 days.

Malabsorption syndrome:

PO 10,000-50,000 units/day.

Dietary supplement:

PO Males: 3000 units/day. Maximum: 10,000 units/day.

Females: 2,310 units/day. Maximum: 10,000 units/day.

Contraindications:

Hypervitaminosis A, oral use in malabsorption syndrome

Serious Reactions

Chronic overdose produces malaise, nausea, vomiting, drying or cracking

of skin or lips, inflammation of tongue or gums, irritability, alopecia, and night

sweats.

Patient/Family Education

Administer with food for better PO absorption

Foods high in vitamin A: yellow and dark green vegetables, yellow and

orange fruits,

Page 22: Format Data Klinik

6. Infuse kain

Page 23: Format Data Klinik

Propil penyakit 1. Community aguired Penemonia

Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan dan penyumbang

terbesar penyeba kematian anak usia di bawah lima tahun (anak-balita).

Pneumonia mem bunuh anak lebih banyak daripada penyakit lain apapun,

mencakup hampir 1 dari 5 kematian anak-balita, membunuh lebih dari 2 juta

anak-balita setiap tahun yang sebagian besar terjadi di negara berkembang.

Oleh karena itu pneumonia disebut sebagai pembunuh anak no 1 (the number

one killer of children). Di negara berkembang pneumonia merupakan penyakit

„yang terabaikan‟ (the neglegted disease) atau „penyakit yang terlupakan‟ (the

forgotten disease) karena begitu banyak anak yang meninggal karena

pneumonia namun sangat sedikit perhatian yang diberikan kepada masalah

pneumonia.

Penyebab/etimologi pneumonia anak-balita

Dari studi mikrobiologik ditemukan penyebab utama bakteriologik

pneumonia anak-balita adalah Streptococcus pneumoniae/pneumococcus

(30-50 % kasus) dan Hemo philus influenzae type b/Hib (10-30% kasus),

Page 24: Format Data Klinik

diikuti Staphylococcus aureus dan Klebsiela pneumoniae pada kasus berat.

Bakteri lain seperti Mycoplasma pneumonia, Chlamydia spp,

Pseudomonas spp, Escherichia coli (E coli) juga menyebabkan

pneumonia. Pneumonia pada neonatus banyak disebabkan oleh bakteri

Gram negatif seperti Klebsiella spp, E coli di samping bakteri Gram positif

seperti S pneumoniae, grup b streptokokus dan S aureus.

Penyebab utama virus adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV)

yang mencakup 15-40% kasus diikuti virus influenza A dan B,

parainfluenza, human metapneumovirus dan adenovirus. Nair, et al 2010

melaporkan estimasi insidens global pneumonia RSV anak-balita adalah

33.8 juta episode baru di seluruh dunia dengan 3.4 juta episode pneumonia

berat yang perlu rawat-inap. Diperkirakan tahun 2005 terjadi kematian

66.000 -199.000 anak balita karena pneumonia RSV, 99% di antaranya

terjadi di negara berkembang. Data di atas mempertegas kembali peran

RSV sebagai etiologi potensial dan signifikan pada pneumonia anak-balita

baik sebagai penyebab tunggal maupun bersama dengan penyebab bakteri

lain.

Gambaran klinis pneumonia anak balitaSebagian besar Gambaran klinis pneumonia anak-balita berkisar

antara ringan sampai sedang hingga dapat berobat jalan saja. Hanya

sebagian kecil berupa penyakit berat mengancam kehidupan dan perlu

rawat-inap. Secara umum Gambaran klinis pneumonia diklasifikasi

menjadi 2 kelompok. Pertama, „gejala umum‟ misalnya demam, sakit

kepala, maleise, nafsu makan kurang, gejala gastrointestinal seperti mual,

muntah dan diare. Kedua, „gejala respiratorik‟ seperti batuk, napas cepat

(tachypnoe/ fast breathing), napas sesak (retraksi dada/chest indrawing),

napas cuping hidung, air hunger dan sianosis. Hipoksia merupakan tanda

klinis pneumonia berat. Anak pneumonia dengan hipoksemia 5 kali lebih

sering meninggal dibandingkan dengan pneumonia tanpa hipoksemia.

Page 25: Format Data Klinik

Klasifikasi penyakit peunomonia berdasarkan umur

Faktor-risiko pneumonia anak-balita

Faktor-dasar (fundamental) yang menyebabkan tingginya morbiditas

dan mortalitas pneumonia anak-balita di negara berkembang adalah :

(Mulholland K. 1999)

1. Kemiskinan yang luas.

Kemiskinan yang luas berdampak besar dan menyebabkan derajat

kesehatan rendah dan status sosio-ekologi menjadi buruk.

2. Derajat kesehatan rendah.

Page 26: Format Data Klinik

Akibat derajat kesehatan yang rendah maka penyakit infeksi

termasuk infeksi kronis dan infeksi HIV mudah ditemukan. Banyaknya

komorbid lain seperti malaria, campak, gizi kurang, defisiensi vit A,

defisiensi seng (Zn), tingginya prevalensi kolonisasi patogen di

nasofaring, tingginya kelahiran dengan berat lahir rendah, tidak ada

atau tidak memberikan ASI dan imunisasi yang tidak adekwat

memperburuk derajat kesehatan.

3. Status sosio-ekologi buruk.

Status sosio-ekologi yang tidak baik ditandai dengan buruknya

lingkungan, daerah pemukiman kumuh dan padat, polusi dalam-ruang

akibat penggunaan biomass (bahan bakar rumah tangga dari kayu dan

sekam padi), dan polusi udara luar-ruang. Ditambah lagi dengan

tingkat pendidikan ibu yang kurang memadai serta adanya adat

kebiasaan dan kepercayaan lokal yang salah.

4. Pembiayaan kesehatan sangat kecil.

Di negara berpenghasilan rendah pembiayaan kesehatan sangat

kurang. Sebagai gambaran kesenjangan pembiayaan kesehatan adalah

sbb: di seluruh dunia 87% pembiayaan kesehatan di pakai hanya untuk

16% jumlah penduduk di negara ber penghasilan tinggi. Sisanya (13

%) pembiayaan di pakai untuk sebagian besar (84%) penduduk di

negara berpenghasilan rendah. Pembiayaan kesehatan yang tidak

cukup menyebabkan fasilitas kesehatan seperti infrastruktur kesehatan

untuk diagnostik dan terapeutik tidak adekwat dan tidak memadai,

tenaga kesehatan yang terampil terbatas, di tambah lagi dengan akses

ke fasilitas kesehatan sangat kurang

5. Proporsi populasi anak lebih besar.

6. Di negara berkembang yang umumnya berpenghasi lan rendah

proporsi populasi anak 37%, di negara berpenghasilan menengah 27%

dan di negara ber penghasilan tinggi hanya 18% dari total jumlah

penduduk. Besarnya proporsi populasi anak akan menambah tekanan

Page 27: Format Data Klinik

pada pengendalian dan pencega han pneumonia terutama pada aspek

pembiayaan.

Page 28: Format Data Klinik

Literature :

American Thoracic Society. Hospital Acquired pneumonia in adults;

diagnosis, assessment of severity, initial antimicrobial therapy, and

Page 29: Format Data Klinik

preventatitive strategies. A consensus statement. Am Rev Respir Crit Care

Med 1995;153:1711.

Glover Mark, Reed Michael. Lower Respiratory Tract Infections.

Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach.5th ed.

Institute for Clinical Systems Improvement (ICSI). Community-acquired

pneumonia in adults. Bloomington (MN): Institute for Clinical Systems

Improvement (ICSI); 2005 May. 40 p.