eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/jurnal fix2.docx · web viewproses destilasi diakhiri...

25
KOMPOSISI BOTANI DAN KADAR SERAT KASAR, PROTEIN KASAR PAKAN YANG DIBERIKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH PUBLIKASI ILMIAH Diserahkan Guna Memenuhi Sebagian Syarat yang Diperlukan untuk Mendapatkan Derajat Sarjana Peternakan Oleh RATMEDIA ALFIANI B1D 012 244 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Upload: others

Post on 20-Jun-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

KOMPOSISI BOTANI DAN KADAR SERAT KASAR, PROTEIN KASAR PAKAN YANG DIBERIKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH

DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

PUBLIKASI ILMIAH

Diserahkan Guna Memenuhi Sebagian Syarat yang Diperlukan untuk Mendapatkan Derajat Sarjana Peternakan

Oleh

RATMEDIA ALFIANI

B1D 012 244

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2016

Page 2: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H
Page 3: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

KOMPOSISI BOTANI DAN KADAR SERAT KASAR, PROTEIN KASAR PAKAN YANG DIBERIKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH

DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

INTISARI

OlehRATMEDIA ALFIANI

B1D 012 244

Komposisi Botani Dan Kadar Serat Kasar, Protein Kasar Pakan Yang Diberikan Pada Kambing Peranakan Etawa Di Kelompok Ternak Sumber Rizki. Dibawah Bimbingan Dr.Ir.Imran, M.Si Sebagai Pembimbing Utama dan Ir.Mohammad Iqbal,Mp Sebagai Pembimbing Anggota

Penelitian dilaksanakan mulai pada bulan 09 April 2016 sampai 08 Mei tahun 2016, Dikandang Kelompok Sumber Rizki Di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian bertujuan untuk menganalisis komposisi botani serta kandungan serat kasar, protein kasar dari hijauan pakan ternak yang diberikan pada ternak kambing peranakan etawah. metode penelitian yang digunakan yaitu dengan melakukan penelitian dilapangan untuk pengambilan sampel kemudian melakukan penelitian dilaboratorium untuk mengetahui penetapan kandungan bahan kering, kandungan kadar serat kasar dan kandungan kadar protein kasar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi botani pakan kambing PE dikelompok ternak sumber rizki bahwa komposisi botani yang paling banyak adalah jenis legum dengan persentase 81,25%, rumput 5,27 % dan dedaunan 13,48 %. Analisis data yang digunakan dalam peneilitian yang bersifat kualitatif dianalisis secara diskriptif sedangkan data kuantitatif dianalisis nilai rata–rata menggunakan komputer dengan program microsoft excel. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa komposisi botani yang paling banyak dikonsumsi ternak adalah jenis legum dengan persentase 81,25%. Hal ini disebabkan karena ketersediaan pakan legum relatif lebih mudah didapatkan dan sifat ternak yang mencari makan dengan cara memanjat (browsing) sedangkan kandungan Serat Kasar (SK 30,29±4,76%) dan Protein Kasar (PK 25,62±1,21%).

Kata Kunci : Kambing Peranakan Etawah

Page 4: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

BOTANICAL COMPOSITION AND FIBER CRUDE , CRUDE PROTEIN IS GIVEN TO FEED THE GOAT ETAWAH CROSS

IN CENTRAL LOMBOK

ABSTRACT

ByRATMEDIA ALFIANI

B1D 012 244

Botanical composition and rate Crude Fiber , Protein Diet Gross Loans At Goats Peranakan or in group Livestock SumberRizki . Under the Guidance Dr.Ir.Imran ,M.Si As a counselor and Ir.MohammadIqbal , Mp For Advisors Member.

The research was started in April 9, 2016 until May 8th 2016 , Sources of the stable group Rizki In the village SukararaJonggat District of Central Lombok regency . The study aims to analyze the botanical composition and the amount of crude fiber , crude protein of forage given to goats Peranakan Etawah. The research method used is to conduct research in the field for sampling and then do the research laboratory to determine the determination of dry matter content , the content of crude fiber content and the content of crude protein.

The results showed that the botanical composition of cattle feed goats grouped rizki that the composition botanical sources that most of the types of legumes with a percentage of 81.25 %, 5.27% grass and foliage 13.48 %. Analysis of the data used in peneilitian qualitative analyzed descriptively while quantitative data were analyzed using the average value of the computer with Microsoft Excel program . It can be concluded that the botanical composition of the most widely consumed animal is a type of legume with a percentage of 81.25 %. This is because the availability of forage legumes is relatively easier to obtain and the nature of livestock foraging by climbing ( browsing) while the content of Crude Fiber ( SK 30.29 ± 4.76 % ) and Crude Protein (CP 25.62 ± 1.21 % ).

Keywords : Goat Peranakan Etawah

Page 5: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

PENDAHULUAN

Kambing Peranakan Etawa (PE) merupakan ternak ruminansia kecil yang

potensial sebagai sumber protein hewani dan banyak diusahakan pada peternakan

rakyat karena mudah dipelihara dan pakannya sederhana dibandingkan dengan

ruminansia besar. Pakan merupakan faktor utama yang menunjang pengembangan

usaha peternakan. Pakan memegang peran penting bagi produktifitas ternak,

pakan yang diberikan pada ternak khususnya pada ternak ruminansia adalah pakan

yang mengandung serat, protein serta zat nutrisi lain yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidup ternak, oleh sebab itu pakan haruslah tetap tersedia Di wilayah

lombok tengah, Kambing PE masih dipelihara secara tradisional dengan jumlah

kepemilikan 2-5 ekor per orang. Peternak kambing etawa di Dusun Bun Mudraq

mencari pakan hijauan pada pagi dan sore hari di pematang sawah, kebun, pinggir

sungai, dan pinggir jalan raya, dengan cara potong angkut. untuk menganalisis

komposisi botani serta kandungan serat kasar, protein kasar dari hijauan pakan

ternak yang diberikan pada ternak kambing di kelompok ternak Sumber Rizki di

Dusun Bun mudraq Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok

Tengah.

Kambing PE merupakan kambing hasil persilangan antara kambing lokal

Indonesia dengan kambing lokal dari India, yaitu antara kambing Kacang dan

kambing Etawah, sehingga memiliki sifat diantara kedua tetua kambing tersebut.

Karakteristik kambing PE adalah kuping menggantung ke bawah dengan panjang

18-19 cm, tinggi badan antara 75100 cm, bobot jantan sekitar 40 kg dan betina

sekitar 35 kg, bahan makanan ternak dapat dibagi ke dalam dua golongan

berdasarkan kandungan serat kasar, yaitu bahan penguat (konsentrat) dan hijauan.

Page 6: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

Hijauan merupakan pakan utama dari ternak ruminansia. Ketersediaan sangat

tergantung pada alam terutama pada pemeliharaan ternak yang di lakukan secara

tradisional.

Serat kasar menurut analisis proksimat adalah semua senyawa organik

yang tidak larut dalam perebusan dengan larutan H2SO4 1,25% dan perebusan

dengan larutan NaOH 1,25% selama 30 menit secara berurutan. Protein

merupakan salah satu zat makanan yang berperan pada produktivitas ternak.

Jumlah protein dalam pakan ditentukan dengan kandungan nitrogen bahan pakan

melalui metode kejedahl yang kemudian dikali faktor protein 6,25.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi botani serta

kandungan serat kasar, protein kasar dari hijauan pakan ternak yang diberikan

pada ternak kambing di kelompok ternak Sumber Rizki di Dusun Bun mudraq

Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.

Page 7: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

METODE PENELITIAN

Penelitian akan di laksanakan di kelompok ternak di Dusun Bun Mudraq

DesaSukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah untuk

mengevaluasi sampel hijauan pakan kemudian menganalisis serat kasar dan

protein kasar di Laboratorium Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas

Peternakan Universitas Mataram. Penelitian ini di laksanakan pada bulan April –

Mei 2016.

Metode penelitian

Melakukan survei, menyediakan kantong plastik dan mengambil sampel di 10

tempat pakan, kemudian pisahkan jenis rumput dan legum dan keringkan dibawah

sinar matahari selama 2/3 hari dan gabungkan sampel kandang 1 – 10

Penelitian dilaboratorium

1. Penetapan kadar bahan kering

Dengan cara sampel dianalisa dan dipotong dengan ukuran 2 – 3 cm

dimasukkan kedalam amplop dan keringkan kedalam oven bersuhu 60ºc

selama 3 – 5 hari. Prosedur penetapan kadar bahan kering yaitu sampai

bahan kering udara digiling ukuran ±1 – 2 cm kemudian masukkan

kedalam cawan dan keringkan kembali kedalam oven bersuhu 105ºc

selama 8 – 10 jam hingga beratnya konstan dan dinginkan selama 15 menit

kemudian hitung penetapan bahan kering dengan rumus :

: BK dry matter basis (%)

Page 8: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

¿ [ Berat bahan kering sampel ( g )Berat bahan kering udarasampel ( g ) ]×100

%

2. Penetapan Kadar Serat Kasar

1. Memasukkan sampel kedalam backer glass.

2. Menambahkan 100 cc larutan H2SO4.

3. Mendidihkan diatas kompor pemanas (helting malte)

4. Meletakkan labu pendingin diatas backer glass.

5. Menghentikan proses pendidihan setelah 30 menit.

6. Menyaring larutan + sampel menggunakan kertas saring yang

sudahdiketahui beratnya.

1. Menambahkan 100 cc larutan NaOH dan bilas dengan

aquades/ethanol.

2. Mendidihkan kembali selama 30 menit di kompor pemanas (helting

malte)

3. Menyaring kembali menggunakan crussible.

4. Membilas menggunakan ethanol.

5. Mengeringkan dalam oven 105 0C selama 8-12 jam

6. Mendinginkan crussible + sampel kering kedalam desikator

selama30-60 menit.

7. Menimbang crussible + sampel kering.

8. Memasukkan crussible + sample kering kedalam tanur suhu 500-

600 0C, hingga sampel terbakar sempurna.

9. Mendinginkan crussible berisi sampel abu didalam desikator

10. Menimbang crusible + sampel (abu)

Page 9: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

11. Menghitung persentase serat kasar dengan rumus:;

% Kadar Serat Kasar = (C – B / A) x 100%

Keterangan :

A. Bobot sampel

B. Bobot Kertas saring konstan

C. Bobot kertas saring + residu (Konstan)

3. Penetapan Kadar Protein Kasar

1. Prosedur penetapan kadar protein meliputi proses destruksi,

destilasi, dan titrasi.

2. Proses destruksi, sampel 0,25 gram, CuSO4 + H2SO4 1,5 gram dan

larutan H2SO4 7,5 ml dimasukkan ke dalam labu Kjedhal.

3. Labu Kjeldahl yang berisi sampel + CuSO4 + K2SO4 dan H2SO4

pekat dimasukkan ke dalam lemari asam dan destruksi selama 40

menit.

4. Tahap selanjutnya destilasi, larutan H3BO3 dimasukkan ke dalam

labu Erlenmeyer sebanyak 25 ml dan menempatkan labu

Erlenmeyer di ujung pilter pada kompor destilasi.

5. Sampel destruksi diencerkan dengan aquades sebanyak 100 ml dan

sampel destruksi dipindahkan pada labu kjeldahl 500 ml.

6. NaOH 40% sebanyak 52 ml dituangkan ke dalam labu Kjeldahl

dengan cara dimiringkan kemudian labu Kjeldahl ditempatkan pada

kompor destilasi paling atas dan sampel diaduk.

Page 10: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

7. Proses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl

terjadi letupan kecil dan warna larutan H3BO3 dalam labu

erlenmeyer menjadi hijau.

8. Pada proses titrasi, labu Erlenmeyer yang berisi H3BO3 berwarna

hijau ditempatkan di bawah buret dan diteteskan dengan larutan

standar H2SO4 0,1961 hingga warna H3BO3 menjadi warna merah

muda kemudian membaca angka meniscus pada buret.

9. Kadar Protein Kasar dihitung dengan rumus:

PK (%) = mlTitrasi x 0,1961 x 6,25 x14 x 0,001

Berat ba h an kering sampel X 100%

Keterangan :

A. 0,1961 (Konversi kandungan)

B. 14 ( No atom)

C. 0,001 (Konversi ml)

D. 6,25 (Faktor protein)

Variabel yang diamati meliputi Jenis Rumput, Jenis Legum dan Jenis

Daun – Daunan. Analisis data yang diperlukan yaitu Hasil penelitian yang

bersifat kualitatif dianalisis secara diskriptif sedangkan data kuantitatif dianalisis

nilai rata-rata dan standar deviasi menggunakan komputer dengan program

Microsoft.

Page 11: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandang keompok ternak Sumber Rizki ini Terletak Di Dusun Bun

Mudrak, Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa

Tenggara Barat. Lokasi tersebut berjarak ±30 km dari Fakultas Peternakan

Universitas Mataram. Penulis mencapai lokasi kegiatan membutuhkan waktu ±

15-20 menit.

Kelompok ternak Sumber Rizki, Dusun Bun Mudrak Desa Sukarara,

Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Nusa Tenggara Barat ini

merupakan salah satu kelompok ternak yang dibina oleh Bank Indonesia dengan

jumlah anggota 15 orang dengan jumlah kepemilikan kambing PE masing-masing

2-3ekor.

Tabel 1. Komposisi Botani Pakan Di Kelompok Ternak Sumber Rizki

Lombok Tengah

NO

NAMA PAKAN

TOTALPEMBERIAN

(Kg)

RATA – RATA/MINGGU

(Kg)1 TURI 256,34 64,08

2 GAMAL 27,84 6,96

3 LAMTORO 40,98 10,24

4 PUTRI MALU 3,5 0,88

5 DAUN NANGKA 21,35 5,34

6 DAUN BANTEN 3,4 0,85

7 RUMPUT GAJAH 40,67 10,17

Page 12: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

8 PASPALUM CONJUGATUM 3,19 0,80

9 ELIUSINE INDICA 2,75 0,69

Sumber : data primer diolah (2016)

Tabel 2. Persentase Hijauan Pakan Yang Diberikan (%)

NO PERSENTASE HIJAUAN %

1 LEGUM 81,25

2

3

RUMPUT

DAUN – DAUNAN

5,27

13,48 Sumber : data primer diolah (2016)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi botani pakan kambing PE

dikelompok ternak sumber rizki lombok tengah menunjukkan bahwa komposisi

botani pada pakan legum seperti turi 64,08 , gamal 6,94 , lamtoro 10,24 , putri

malu 0,88 , daun nangka 5,34 , daun banten 0,85 dan untuk pakan rerumputan

seperti rumput gajah 10,17 , paspalum conjugatum 0,80 dan eliusine indica 0,69.

Hasil ini menunjukkan bahwa pakan turi relatif iebih banyak dikonsumsi

oleh ternak kambing PE yg berada dikelompok ternak sumber rizki lombok

tengah, karena pakan turi juga lebih mudah didapatkan.

Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa persentase pemberian pakan

pada ternak kambing yaitu legum 81,25%, jenis daun 5,27% dan jenis rumput

13,48%. Disini terlihat jelas bahwa kambing lebih suka pakan legum dari pada

rumput dan jenis daun karena kambing lebih identik dengan pakan legum.

Masyarakat atau peternak ditempat penelitian ini juga lebih mudah mendapatkan

legum dari pada rumput, karena sebagian dari mereka tidak mempunyai lahan

untuk menanam rumput, tetapi untuk legum mereka bisa menanamnya disawah

Page 13: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

bahkan diarea depan rumah seperti menanam daun nangka, lamtoro, gamal, daun

banten dan lain – lain.

Tabel 3. Kandungan Bahan Kering, Serat Kasar Protein, Kasar Pakan

Ternak

( % ).

No Sampel Bahan Kering

(BK)

Serat Kasar

(SK)

Protein Kasar

(PK)

M1 26,08 37,14 24,82

M2 25,22 29,43 26,80

M3 25,49 26,09 26,50

M4 25,92 28,53 24,37

Rata-rata 25,67±0,39 30,29±4,76 25,62±1,21

Sumber : data primer diolah (2016)

Keterangan : M1 = Minggu pertama, M2 = Minggu kedua, M3 = Minggu ketiga

M3 = minggu keempat

Kandungan Bahan Kering

Data Tabel 3 menampilkan bahwa rata-rata kadar bahan kering hijauan

pakan dari sampel satu sampai empat mempunyai sedikit perbedaan, bahkan

hampir sama. Konsumsi bahan kering tertinggi terjadi pada minggu pertama yaitu

26,08 karena kebanyak pada minggu pertama ternak lebih banyak diberikan legum

seperti turi.

Page 14: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

Bahan kering merupakan bahan penyusun pakan yang sesungguhnya dan

digunakan sebagai standar menyusun ransum. Oleh karena itu, sangat penting

untuk diketahui kadarnya dalam setiap pakan ternak ruminansia termasuk pada

kambing. Penentuan bahan kering berkaitan dengan pengeringan sampel pakan

dengan proses penjemuran,tetapi sebelum itu bahan dicacah kemudian digiling

dan pengeringan kembali didalam oven agar bahan tersebut benar – benar kering.

Pentingnya penentuan bahan kering adalah analisa pakan dilakukan

berdasarkan bahan kering. Kebanyakan analisa menggunakan ukuran sampel yang

kecil biasanya dalam ukuran gram. Untuk menghindari berubahnya kandungan

nutrisi dalam pakan karena berkurang atau bertambahnya  kadar air dari

lingkungan laboratorium, sangat perlu dilakukan analisa dalam bentuk kering.

Tetapi dalam beberapa kasus, pengusaha ternak atau nutrisonist ingin mengetahui

komposisi nutrisi dalam pakan dalam bentuk basah. Oleh karena itu sangat

penting untuk mengkonversi dari bentuk kering ke basah atau sebaliknya.

Analisis Serat Kasar

Hasil penelitian menunjukkan kadar serat kasar hijauan pakan ternak

tertinggi 37,13 yaitu pada minggu pertama dan terendah 26,09 yaitu pada minggu

ke tiga, dengan rata-rata kadar serat kasar 30,29

Kadar dari serat kasar diketahui berdasarkan perbandingan berat sample

dan kertas saring sebelum pengeringan dengan sesudah dikeringkan (gravimetri).

Karena itulah kertas saring yang dipergunakan sudah diketahui bobot konstannya.

Proses penyaringan harus dilakukan secepat mungkin setelah proses digestion

selesai dilakukan, hal ini dikarenakan penundaan yang terlalu lama akan

Page 15: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

mengakibatkan hasil analisa menjadi lebih kecil karena terjadi pengerusakan serat

lebih lanjut oleh bahan kimia yang dipakai (Sudarmadji, et al. 1996)

Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh

bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menentukan kadar serat kasar yaitu

asam sulfat (H2SO4 1,25%) dan natrium hidroksida (NaOH 3,25%).

Peran utama dari serat dalam makanan adalah pada kemampuannya

mengikat air, selulosa dan pektin. Dengan adanya serat, membantu mempercepat

sisa-sisa makanan melalui saluran pencernaan untuk disekresikan keluar. Tanpa

bantuan serat, feses dengan kandungan air rendah akan lebih lama tinggal dalam

saluran usus dan mengalami kesukaran melalui usus untuk dapat diekskresikan

keluar karena gerakan-gerakan peristaltik usus besar menjadi lebih lamban

(Sudarmadji, et al 1996)

Analisis Protein Kasar

Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa kandungan protein kasar

pakan ternak relatif tinggi dan sedikit perbedaan sehingga dapat dikatakan bahwa

hijauan pakan tersebut mempunyai kualitas yang tinggi.

Protein merupakan salah satu zat makanan yang berperan pada produktivitas

ternak. Jumlah protein dalam pakan ditentukan dengan kandungan nitrogen bahan

pakan melalui metode kejedahl yang kemudian dikali faktor protein 6,25.

(Suparjo, 2010). Kandungan protein kasar dihitung dari kandungan nitrogen

dalam makanan, ditentukan dengan beberapa modifikasi teknik pencernaan asam

sulfat berdasarkan metode kjeldahl. (Tilman dkk, 1986)

Page 16: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

Rendahnya kadar protein tanaman tua dapat disebabkan karena semakin tua

tanaman memiliki batang yang lebih tinggi persentasenya daripada daun. Selain

rerumputan, daun leguminosa juga penting sebagai pakan hijauan. Penyediaan

pakan ternak untuk musim kemarau ternyata lebih bervariasi dibandingkan dengan

pakan pada musim hujan. Karena pada awal musim kemarau peternak masih bisa

memperoleh leguminose yang merambat dan rumput alam.

Page 17: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

KESIMPULAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa komposisi botani pakan

hijauan yang diberikan pada ternak kambing peranakan etawah adalah legum

81,25% , rumput 5,27% dan daun – daudan 13,48%

Kandungan serat kasar, protein kasar pakan yang diberikan ternak kambing

peranakan etawah di kec. Jonggat kab. Loteng yaitu SK 30,29±4,76, PK

25,62±1,21

Page 18: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6835/1/JURNAL FIX2.docx · Web viewProses destilasi diakhiri apabila preparat dalam labu Kjeldahl terjadi letupan kecil dan warna larutan H

DAFTAR PUSTAKA

Suparjo. 2010. Analisis Bahan Pakan secara Kimiawi : Analisis Proksimat dan

Analisis Serat. Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan

Universitas Negeri Jambi. Jambi.

Sudarmadji, Slamet. et al. 1996. Prosedur Analisis Bahan Makanan dan

Pertanian.Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Tilman, A. Hartadi, H. Soedomo, R. Soeharto, P. dan Soekanto, L. 1986. Ilmu

Makanan Ternak Dasar. Cetakan Ketiga. Gadjah Mada University Press:

Yogyakarta.