ekonomi syariah(sistem ekonomi bercirikan ketuhanan

32
Sistem Ekonomi Bercirikan Ketuhanan A.HUBUNGAN EKONOMI DENGAN KETUHANAN Bertitik tolak dari Paham Ketuhanan Ekonomi islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari allah, bertujuan akhir kepada allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat allah. Semua aktifitas ekonomi tidak lepas dari ketuhanan bertitik tolak dan berakhir di ketuhanan Banyak ayat yang menunjukkan bahwa rezeki yang diperoleh berawal dan kembali kepada allah. Ketika seorang muslim hendak membeli dan menjual, menyimpan dan meminjam atau menginvestasikan uangnya ia selalu berdiri pada batas – batas yang telah ditetapkan allah. Ekonomi Penunjang Akidah Ekonomi dalam pandangan islam bukanlah tujuan akhir dari kehidupan ini tetapi suatu perlengkapn kehidupan. Ekonomi yang berlandaskan akidah

Upload: ysrzl-rizal

Post on 27-Jun-2015

421 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Sistem Ekonomi Bercirikan Ketuhanan

A.HUBUNGAN EKONOMI DENGAN KETUHANAN

Bertitik tolak dari Paham Ketuhanan

Ekonomi islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik

tolak dari allah, bertujuan akhir kepada allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas

dari syariat allah.

Semua aktifitas ekonomi tidak lepas dari ketuhanan bertitik tolak dan berakhir di

ketuhanan

Banyak ayat yang menunjukkan bahwa rezeki yang diperoleh berawal dan

kembali kepada allah. Ketika seorang muslim hendak membeli dan menjual, menyimpan

dan meminjam atau menginvestasikan uangnya ia selalu berdiri pada batas – batas yang

telah ditetapkan allah.

Ekonomi Penunjang Akidah

Ekonomi dalam pandangan islam bukanlah tujuan akhir dari kehidupan ini tetapi

suatu perlengkapn kehidupan.

Ekonomi yang berlandaskan akidah

Ekonomi merupakan bahagian dari kehidupan dan tidak bisa dilepaskan dari

kehidupan, namun ia bukanlah fondasi bangunan dan bukan tujuan risalah islam

Akidah sebagai asas

a) Percaya kepada tuhan Yang Maha Tinggi

Yang menciptakan dan menyempurnakan penciptaan Nya, dan menentukan qadar

masing – masing serta pemberi petunjuk.

b) Percaya bahwa manusia bukan hanya bentuk fisik

Bukan hanya kerangka yang terdiri dari tulang, daging dan persendian. Manusia

juda adalah ruh tinggi yang menempati kerangka ini.

c) Yakin bahwa seluruh manusia adalah hamba – hamba dari satu tuhan

Dibebaskan dari penyembahan selain kepada allah. Semua sama dalam peciptaan

dan akan kembali kepadaNya.

d) Allah tidak membiarkan manusia sia – sia

Tidak meninggalkan mereka merana tanpa suatu kepastian, tetapi allah mengutus

untuk mereka seorang yang menunjukkan kepada mereka tujuan dan jalan yang

harus ditempuh.

e) Bahwa risalah – risalah Allah ditutup dengan risalah yang universal dan

menyeluruh, yaitu risalah Muhammad, risalah yang menyempurnakan risalah nabi

– nabi sebelumnya

f) Sesungguhnya tugas manusia dalam kehidupan ini bukanlah untuk makan dan

menikmati kehidupan sebagaimana makhluk lainnya

Tetapi adalah menyembah allah yang satu , berbuat kebajikan dan mendapatkan

ridhaNya.

g) Sesnungguhnya mati bukanlah akhir atau penutup kehidupan.

Keimanan sebelum kekuasaan

Hal lain yang terlihat jelas dalam ekonomi yang menganut paham ketuhanan ialah

“perasaan selalu ada yang mengawasi”, sikap ini muncul dari keimanan seseorang kepada

Tuhannya.

Allah berfirman:

“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu

dengan jalan yang batil dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada

hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu

dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui” (al-Baqarah: 188)

Pendidikan Akidah

Dari sini, kita melihat perlunya pendidikan keimanan untuk mengarahkan

ekonomi sesuai dengan yang diinginkan islam.

Imanlah yang membuat pengusaha mempunyai akal untuk melihat diri, harta, dan

kehidupan ini dengan kacamata kapitalis. Imanlah yang membuat mereka tidak hanya

berfikir kebendaan dan tidak hanya mengumpulkan uang sebanyak – banyaknya, imanlah

yang membuat manusia memiliki hati untuk bertindak bertenggang rasa.

PEMIKIRAN ISTIKHLAF DALAM HARTA ALLAH

Dari norma ketuhanan dalam islam muncul norma istikhlaf. Norma ini

menyatakan bahwa apa yang dimiliki manusia hanya titipan Allah.

1.Dasar pemikiran Istikhlaf

Sebagaimana diterangkan bahwa Allah – lah Yang Maha Pemilik seluruh apa dan

siapa yang ada di dunia ini: langit, bumi, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan batuan dan

sebagainya.

Seluruh pekerjaan manusia dalam aktivitas produksi tidak lebih daripada mengubah suatu

benda dari bentuk dan tempat semula menjadi barang baru.

2.Pendapat Para Ulama

Penulis kitab al-kasysyaf menafsirkan kata mustakhlafina fihi dengan: “harta yang

ad apada tanganmu adalah harta Allah. Allah menjadikan kamu sebagai Wakil-Nya untuk

memegang harta itu, untuk menikmatinya, dan untuk menjadi khalifah-Nya. Sekali-kali

harta itu bukan harta kamu. Kamu tidak lebih dari sekedar wakil. Maka nafkahkanlah ia

pada jalan Allah dan ringankanlah tangan untuk melaksanakan itu.”

3.Tersebarnya Paham Istikhlaf di Kalangan Orang Miskin

Dikalangan awam umat islam tersebut hadits qudsi yang berbunyi, “Harta itu milik-Ku,

fakir miskin asuhan-Ku, orang-orang yang kaya wakil-wakil-Ku, maka apabila wakil-

wakil-Ku bakhil atas asuhan-Ku, akan Aku timpakan saksi-Ku dan aku tidak peduli”

Sayangnya para pengemis dibeberapa Negara islam memanfaatkan hadits ini untuk

keperluan meminta-minta engan mengharapkan belas kasih orang-orang kaya.

4.Pengaruh Pemikiran Istikhlaf dalam Kehidupan Ekonomi

Pemikiran Istikhlaf secara langsung telah membawa dampak positif terhadap

kehidupan perekonomian dan social umat islam. Di antaranya;

Pertama mengurangi sikap sombong dan bangga.

Kedua harta dianggap masalah yang ringan bagi pemiliknya. Jika diminta si pemilik

rumah akan dengan mudah mengeluarkan harta itu.

Ketiga memudahka golongan kaya untuk menrima perintah dan patuh terhadap undang-

undang karma perintah itu turun dari pemilik harta yang sebenarnya.

Keempat pemikiran istikhlaf dapat dijadikan landasan teori bagi negara Islam untuk

penetapan undang-undang cukai serta pajak terhadap orang yang mampu untuk

disalurkan kepada golongan yang tidak mampu, atau untuk mewujudkan kepentingan

umum.

Kelima, memberikan keabsahan kepada jamaah beriman untuk mengawasi orang kaya

yang melampaui batas dalam memperlakukan hartanya

Keenam, menguatkan hati fakir miskin dan mebenarkan tindakan mereka dalam meminta

hak kepada hak dari orang kaya atau dari Negara jika golongan ini tidak memberikan

bagian mereka.

5.Hukuman bagi Orang Kaya yang Tidak menegakkan Istikhlaf

Orang Kaya yang Tidak menegakkan Istikhlaf akan mendapat hukuman dari

pemilik harat hakiki, yang dapat berupa

Pertama musibah alam, maka harta mereka akan dimusnahkan dan diberikan kepada yang

lebih berhak.

Kedua, dijatuhkan oleh penguasa Islam sedangkan jamaah muslimin sebagai pengawas

untuk menegakkan hukum Allah.

Ketiga, yang paling berat dan pedih adalah hukuman akhirat. Pada hari itu akan

ditanyakan darimana hartannya didapatkan dan kemana dibelanjakan.

SISTEM EKONOMI BERDASARKAN ETIKA

A.EKONOMI DAN ETIKA

Yang membedakan isalm dengan materialisme adalah bahwa islam tidak pernah

memisahkan ekonomi dengan etika, sebagaimana tidak pernah memisahkan ilmu dan

akhlak.

Manusia muslim, individu maupun kelompok –dalam lapangan ekonomi atau bisnis,

disatu sisi diberi kebebasan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Namun disatu

sisi ia terikat dengan iman

Berikut beberapa contoh aturan islam :

1.Pada zaman dahulu musrik mekah selalu melakukan tawaf dengan bertelanjang tanpa

memakai sehelai benangpun karena mereka menganggap bahwa pakaian mereka penuh

dengan dosa dan hal keduniawian, hingga dating islam yang mekarang mereka tawaf

dengan cara mereka dan mewajibkan mereka bertawaf dengan memakai pakaian yang

wajar.

2.Pada masa itu juga para budak wanita diwajibkan untuk melakukan praktek prostitusi

dan untuk membayar pajak, hingga dilarang pada saat datangnya Islam.

3.Mewajibkan manusia menunaikan pekerjaan apapun yang mereka lakukan jika

datangnya waktu untuk shallat.

4.Dilarangnya meminum minuman keras, karena diliat hanya mendatangkan kerugian

baik bagi si peminum maupun bagi orang-orang dan lingkungan terdekatnya.

B.KEKAGUMAN NONMUSLIM TERHADAP ETIKA EKONOMI ISLAM

Para pakar ekonomi nonmuslim mengakui keunggulan system ekonomi Islam,

menurut mereka Islam telah sukses menggabungkan etika dan ekonomi, sementara

system kapitalis dan sosialis memisahkan keduanya.

SISTEM EKONOMI BERCIRIKAN KEMANUSIAAN

A.HUBUNGAN ANTARA KEMANUSIAAN DENGAN KETUHANAN

Selain bercirikan ketuhanan ekonomi Islam juga berkarakter kemanusiaan. Tujuan

ekonomi Islam adalah menciptakan kehidupan manusia yang aman dan sejahtera .

Manusia diwajibkan melaksanakan kewajiban melaksanakn tugasnya terhadap Tuhannya,

dirinya, keluarganya, umatnya dan seluruh umat manusia.

B.MENYEDIAKAN SARANA YANG BAIK UNTUK MANUSIA

Salah satu tanda yang jelas tentang ciri kemanusiaan pada ekonomi Islam ialah

penyediaan sarana yang baik untuk manusia.

1.Unsur Materi

Allah sekali-kali tidak menciptakan keindahan dan rezeki di bumi lai Ia

mengharamkannya bagi hamba-Nya. Sesungguhnya, yang mengharamkan rezeki dan

keindahan itu adalah setan yang dikutuk oleh Allah. Islam membolehkan manusia

memanfaatkan nikmat dunia ini dalam batas-batas yang diahalalkan-Nya dan menjauh

dari hal yang diharamkan-Nya.

Secara garis besar ada 7 kenikmatan yang berawal dari unsur materi itu sendiri

a.nikmat makan dan minum yang terdiri dari kelezatan daging, buah, susu, madu, air dan

lain-lain.

b.nikmat pakaian dan perhiasan

c.nikmat tempat tinggal.

d.nikmat kendaraan.

e.nikmat berumah tangga.

f.bersuka ria

g.nikmat keindahan dan perhiasan.

Zuhud menurut pemahaman Islam

Inilah pandangan islam tentang kenikmatan dunia, Islam tidak menyerang orang

yang hidup dalam lingkaran dunia yang halal, yang diserang adalah manusia yang terlalu

mencintai dunia.

2.Unsur Spiritual

Sesungguhnya fondasi kebahagiaan hidup terletak di kedamaian, kelapangan dada,

ketenangan hati.

Jika manusia menginginkan kebahagiaan maka ia tidak akan memperolehnya dengan cara

mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya.

Harta yang cukup bagi orang mukmin untuk mencapai kebahagiaan adalah harta yang

cukup bagi dirinya sendiri sehingga ia tidak perlu meminta-minta kepada orang lain.

EKONOMI BERSIFAT PERTENGAHAN (KESEIMBANGAN)

A.PAHAM KAPITALIS, SOSIALIS, DAN ISLAM

Salah satu sedi utama ekonomi Islam adalah sifatnya yang pertengahan (keseimbangan)

1. Individualisme Fondasi Asas Kapitalis

Sifat kapitalis ini tidak mementingkan apa dan siapa kecuali laba dalam jumlah

yang besar. Segala cara dihalalkan untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya.

Ingtaan mereka hanya tertuju pada uang. Uanglah yang membuat mentelesaikan segala

urursan, uanglah yang bisa menciptakan Negara makmur dan kehidupan tenang.

2.Sosialis Menolak Hak Individu

Jiwa peraturan sosialisme bersikap buruk sangka terhadap individu. Kaum sosialis

merampas segala hak pribadi demi mencapai kemaslahatan bersama, dalam hal ini

Negara. Visi mereka “adalah kemaslahatan bersama di atas kemslahatan individu.”

3.Asas Tatanan Ekonomi islam: Pertengahan dan Keseimbangan yang Adil

Ekonomi yang moderat tidak menzalimi masyarakat khususnya kaum lemah

sebagaimana yang terjadi pada masyarakat kapitalis. Islam juga tidak menzalimi hak

individu sebagaimana yang dilakukan oleh kaum sosialis, terutama komunis, tetapi di

tengah-tengah antara keduanya.

4.Ekonomi Bagian dari Peraturan Islam

Norma menengah yang paling menonjol dalam lapangan perekonomian terletak

pada dua sendi

1. Pemahaman Islam tentang kedudukan harta

2. Pemahaman Islam tentang hak individu

B.ISLAM TENGAH-TENGAH DALAM SIKAPNYA TERHADAP HARTA

1.Sikap Islam Terhadap Harta

Islam tidak condong kepada paham yang menolak dunia secara mutlak, yang

menganggap dunia adalah sumber kejahatan yang harus dilenyapkan, yaitu dengan

menolak kawin dan melahirkan keturunan, berpaling dari kesenangan kenikmatan dunia

dari hal makanan, minuman, pakaian, perhiasan, dan kesenangan-kesenangan lainnya

serta menolak kerja keras untuk kepntingan duniawi.

Islam tidak condong kepada paham yang menjadikan dunia sebagai tujuan akhir,

sesembahan dan pujaan.

2. Harta adalah Perhiasan Dunia

Islam menganggap kehidupan ekonomi yang baik sebagai suatu ransangan bagi

jiwa dan sarana berhubungan dengan Allah.

Menurut Islam harta adalah untuk memperoleh kebaikan, sedangkan segala sarana untuk

memperoleh kebaikan adalah baik.

3.Ta’awwudz dari musibah Kemiskinan

Tingginya nilai harta dan kedudukan dalam Islam dinyatakan oleh sikap Islam

terhadap kemiskinan dan Ta’awwudznya Rasulullah saw, dari kejahatan yang

ditimbulkan oleh kefakiran.

Nabi menerangkan bahwa kemiskinan bisa menyebabkan manusia terjerumus pada

perbuatan jahat.

Ini merupakan bukti jelas yang tidak dapat di pungkiri bahwa ekonomi berpengaruh pada

etika dan oral manusia.

Menurut filsafat Marxis tentang materi, misalnya, ekonomi merupakan satu-satunya

factor yang berpengaruh dalam kehidupan. Lebih ekstrem lagi, Marxis menolak segala

bentuk pengaruh agama dan etika.

Filsafah Marxis mengajarkan, “Jika ekonomi berubah, maka berubah lah sekarah”

sebaliknya, jka, filsafat Islam menyatakan. “ubahlah dirimu atau apa yang ada pada

dirimu maka itu akan mengubah sejarah.”

Firman allah “…sesungguhnya allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehungga

mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…”

4.Harta Sebagai Ujian dan Cobaan

Harta hanyalah kenikmatan dari Allah sebagai ujian bagi hamba-Nya, apakah

dengan harta itu mereka bersyukur atau menjadi kufur. Oleh sebab itu, disebutkan oleh

Allah sebagai fitnah atau ujian sebagaimana emas diuji dengan dibakar, “dan ketahuilah

bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian(cobaan) ”

Harta di tangan mukmin adalah sarana menuju pahala dari allah sebagaimana harta di

tangan orang kafir adalah tanda kemurkaan Allah terhadapnya.

Kesimpulannya harta itu tidak memuliakan dan tidak pula menghinakan pemiliknya.

Harta dapat menghinakan jika pemiliknya sombong.

5.Manusia Mulia Bukan karena Harta tetapi karena Amalan-amalannya

Manusia tidak mulia memiliki harta dan kekayaannya atau kedudukiannya tetapi

karena hatinya bertakwa kepada Allah dan takut kepada-Nya. “sesungguhnya Allah tidak

melihat pada bentuk luar tetapi Allah melihat pada hati manusia”.

6.Norma Spiritual Lebih Baik dan Lebih Kekal

Sesungguhnya etika yang mulia dan norma spiritual yang tinggi dari iman, amal

saleh, dan akhlak ,ulia. Itulah kekayaan yang tidak akan pernah habis dan pusaka-pusaka

yang tidak akan sirna.

7.Ekonomi yang Baik Sarana Mencapai Tujuan yang Lebih Besar

Islam selalu menekankan bahwa kehidupan berekonomi yang baik –walaupun itu

adalah target yang perlu dicapai dalam kehidupan –bukanlah tujuan akhir. Kehidupan

berekonomi hanyalah sarana untuk mencapai tujuan yang lebih besar dan berarti.

Pemahamam ini merupakan garis merah antara Islam dan paham maerialisme, sosialisme,

dan kapitalisme.

C.MODERAT DALAM HAK MILIK PRIBADI

Islam mengakui hak milik pribadi dan menjadikannya dasar bangunan ekonomi.

Itu akan teruwujud apabila ia berjalan pada porosnya dan tidak keluar dari batasan Allah,

di antaranya adalah memperoleh harta dengan jalan yang halal yang disyariatkan dan

mengembangkannya dengan jalan yang halal yang disyariatkan juga.

1.Islam Melindungi Harta yang Halal Terutama Milik Kaum Lemah

Islam mengakui hak milik pribadi dan menghargai para pemiliknya, selama harta itu

diperoleh lewat jalan yang halal. Islam memperingatkan setiap orang yang merongrong

hak milik orang lain dengan azab yang pedih, terlebih lagi kalau pemilik harta adalah

kaum lemah, seperti anak yatim dan wanita.

2.Kewajban Individu Menjaga Harta Pribadi dari Ancaman Bahaya

Islam mewajibkan seluruh manusia untuk menjaga hak milikny adan melarang

mereka untuk pasrah dihadapan para pencuri dan manusia zalim. Menjaga harta adalah

wajib walaupun harus dengan mengangkat senjata dan mengucurkan darah. Benar, Islam

memandang darah lebih berharga daripada harta, tetapi Islam membolehkan pertumpahan

darah untuk mempertahankan diri dan menjaga hal milik.

Alasannya, keamanan masyarakat dan kedamaiannya tidak terlepas dari penghormatan

manusia terhadap tatanan yang telah ditetapkan bersama. Pemilina harta pribadi adalah

salah satu tatanan Islam dalam masyarakat sehingga eksploitasi atas hak milik pribadi

akan merusak tatanan masyarakat dan menggoyangkan sendinya. Oleh sebab itu, Islam

menghalalkan darah para perampas harta.

3.Disyariatkan Barang Temuan (Luqathah)

Luqathah ialah harta milik seseorang yang hilang dan ditemukan oleh orang lain,

baik berbentuk uang, barabg, hewan, ataupun lainnya

4.Hak Milik Yang Dilindungi Islam

Ada 6 jenis harta yang dilindungi oleh Islam

1.Diambil dari satu sumber tanpa ada pemiliknya

2.Diambilnya dari Pemiliknya secara paksa karena adanya unsure halal

3.Diambil secara paksa dari pemiliknya karena ia tidak melaksanakan kewajiban

4.Diambilnya secara dari peliknya dan diganti

5.Diambil secara sah dari pemiliknya dan tidak diganti

5.Melindungi Hak Pribadi dengan Menjaga Hak Istikhlaf

Hak Istikhlaf dicapai dengan melaksanakan kewajiban yang berkaitan dengan

harta. Islam sangat menekankan agar seseorang mengeluarkan zakat. Terhadap mereka

yang enggan mengeluarkannnya, Islam membenarkan penegak hukum untuk mengambil

paksa separo harta miliknya.

6.Mengakui Pemilikan Bersama terhadap Bahan-bahan Pokok

Islam tidak hanya mengakui pemilikan secara perseorangan –yang pada

hakikatnya hanya mementingkan hak pribadi—tetapi juga mengakui pemilikan secara

umum sehingga bisa dimanfaatkan oleh orang banyak. Tujuannya adalah agar pokok

yang ada tidak dimanfaatkan sebagian orang dengan sewenang-wenang yang

menyebabkan terlantarnya orang banyak.

BAB II NORMA DAN ETIKA ISLAM DALAM BIDANG PRODUKSI

PRODUKSI

Islam tidak campur tangan, Islam memberikan kebebasan kepada setiap manusia

untuk membuat aturan main sesuai dengan kreativitas, tingkat keilmuan, situasi, dan

kondisi. “kamu lebih tau tentang urusan duniamu”

Pada dasarnya agama lebih memfokuskan tujuan daripada sarana. Misalnya Islam

mengajak umatnya untuk berjihad, namun tidak menetapkan sarana untuk melaksanakan

jihad itu, apakah menggunakan pedang, bom, atau senjata.

Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja, berusaha, serta mengikuti sunatullah dan

hukum kausalitas. Dan itu semua tidak bertentangan dengan sikap tawakal.

A.PERHATIAN AL-QUR’AN TERHADAP SUMBER DAYA ALAM

Sumber alam adalah kekayaan alam yang diciptakan Allah untuk manusia dengan

bermacam-macam jenis. Pertama, lapisan bumi dengan unsure yang berbeda-beda,

berupa lapisan udara atau berbagai jenis gas. Kedua, lapisan kering, yang terdiri atas

debu, bebatuan, dan barang tambang. Ketiga, lapisan air. Keempat, lapisan tumbuh-

tumbuhan yang beraneka ragam yang terdiri dari ilalang dan hutan belukar.

Ada pula suatu kekayaanyang sampai sekarang belum dimanfaatkan oleh banyak

manusia, yaitu kekayaan dari gaya gravitasi bumi dan sinar matahari.

Memanfaatkan kekayaan alam tergantugn pada Ilmu dan Amal

a.Ilmu atau sains

ilmu atau sains yang terdiri atas fondasi rasio dan akal budi. Akal dikaruniakan

allah kepada manusia untuk mendayagunakan nikmat dan kekayaan alam , bukan sekadar

untuk menghapalkan rumus.

b. Kerja

Bekerja dibutuhkan untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik dan untuk mencapai

karunia Allah.

B. BEKERJA SENDI UTAMA PRODUKSI

Bahwa produksi terjadi lewat peranan tiga atau empat unsure yang saling

berkaitan yaitu, alam, modal, dan bekerja.

Alam atau bumi adalah segala kekayaan alam yang diciptakan Allah agar bisa

dimanfaatkan oleh manusia sebagai bekal yang mereka butuhkan.

Bekerja adalah segala usaha maksimal yang dilakukan manusia, baik lewat gerak anggota

tubuh ataupun akal untuk menambah kekayaan, baik dilakukan secara perseorangan

ataupun secara kolektif, baik untuk pribadi ataupun untuk orang lain (dengan menerima

gaji). Disiplin, tidak lebih daripada strategi dan pengawasan, sementara modal tidak lebih

daripada asset, baik berbentuk alat ataupun bangunan yang semuanya merupakan hasil

kerja manusia.

Bekerja adalah bagian dari ibadah dan jihad jika sang pekerja bersikap konsisten terhadap

peraturan Allah, suci niatnya, dan tidak melupakan-Nya.

Tujuan diwajibkannya Bekerja

Untuk emncukupi kebutuhan hidup

Untuk kemaslahatan Keluarga

Untuk kemaslahatan Masyarakat

Hidup untuk Kehidupan dan Untuk Semua yang Hidup

Bekerja untuk Memakmurkan Bumi

Bekerja untuk Kerja

Terdapat dua fondasi untuk mencapai ketekunan dalam bekerja yaitu: amanat dan

ikhlas.

Pengaruh ketenangan Jiwa dalam Berproduksi

Seorang mukmin akan menikmati kehidupan ini dengan ketenangan jiwa,

kedamaian batin, dan kelapangan dada. Tidak diragukan, ketenangan jiwa seperti ini

mempunyai dampak positif bagi produktivitas.

Larangan Menelantarkan Ladang Pertanian dan Hewan dari perbuatan Syirik

Larangan bagi manusia membunuh binatang jika tidak dimanfaatkan, dan

larangan membabat hutan secara liar yang mengakibatkan rusaknya ekosistem sehingga

merusak lingkungan dan kemaslahatan manusia dan hewan.

Melindungi Binatang dari Penyakit Menular

Agar para peternak tidak menyatukan tempat minum hewan yang sakit dengan

tempat minum hewan yang sehat karena dikuatirkan penyakit itu akan menular.

Hati-hati terhadap Binatang Perah

Bahwa nabi melarang orang yang kedatangan tamu untuk menyembelih binatang

perahnya untuk dihidangkan kepada tamu karena binatang perah bisa dimanfaatkan air

susunya dan bisa berfungsi sebagai penjaga rumah.

TARGET BERPRODUKSI

Produksi mempunyai 2 tujuan utama :

1. Target swasembada individu

2. Target swasembada masyarakat dan umat

Mewujudkan Swadaya Individu

Kehidupan manusia di dalam lapangan ekonomi mempunyai emapt standar yang satu

dengan lain sangat berbeda:

Standar primer

Standar yang cukup (kafaf: rezeki yang sekedar Mencukupi)

Standar Swasembada atau mapan

Standar mewah (swadaya) diantaranya:

-cukup makan

-cukup air

-cukup sandang

-cukup papan atau tempat tinggal

-cukup uang untuk berumah tangga

-cukup uang untuk menuntut ilmu

-pengobatan apabila sakit

-tabungan haji dan umrah

NORMA DAN ETIKA DI BIDANG KONSUMSI

MENAFKAHKAN HARTA DALAM KEBAIKAN DAN MENJAUHI SIFAT

KIKIR

Menggunakan Harta Secukupnya

Memproduksi barang-barang yang baik dan memiliki harta adalah hak sah

menurut Islam. Namun, pemilikan harta itu bukanlah tujuan tetapi sarana untuk

menikmati karunia Allah dan wasilah untuk mewujudkan kemaslahatan umum, yamg

memang tidak sempurna kecuali dengan harta yang dijadikan Allah bagi manusia sebagai

batu pijakan.

Wajib Membelanjakan Harta

Para pengamat condong mengatakan bahwa redaksi infak bertendensi seluruh

bentuk infak, baik itu wajib ataupun sunat, untuk diri sendiri ataupun untuk keluarga,

utnuk masyarakat ataupun fi sabilillah (jalan Allah)

Dua Sasaran Membelanjakan Harta

Fi sabilillah

Diri dan keluarga

Fi sabilillah

a. Dalam bentuk perintah dan peringatan “dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu

sendiri dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berbuat baik”

b. Dalam bentuk ingkar dan anjuran “dan mengapa kamu tidak menafkahkan ,

sebagian hartamu pada jalan Allah, padahal Allahlah yang mempusakai

(mempunyai) langit dan bumi”

c. Dalam bentuk ganjaran mulia “Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh

orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan

sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji.

Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah

Maha Kuasa Luas Karunia-Nya lagi Maha Mengetahui”

d. Dalam bentuk ancaman keras “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak

dan tidak menafkakannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka,

bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih. Pada hari dipanaskannya dahi

mereka, lambung dan punggung mereka lalu dikatakan kepada mereka.’inilah

harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu aendiri, maka rasakanlah

sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu’ ”

Untuk diri dan keluarga

Seorang muslim tidak diperbolehkan mengaharamkan harta halal yang baik

utntuk diri dan keluarganya, padahal ia mampu mendapatkannya apakah terdorong oleh

sikap zuhud dan hidup serba kekurangan atau karena pelit dan bakhil.

“tiga faktor yang membinasakan: kekikiran yang dipatuhi, hawa nafsu yang diikuti, dan

membangakan diri sendiri”

“Kalau kamu mendapat rezeki Allah, maka tampakkanlah rezeki itu. Tampakkanlah

kemuliaan Allah kepadamu!” Tidak salah jika seorang muslim tampil tampan dan

anggun, selalu rapi mulai dari alas kaki, pakaian, sampai ke rambut.

Demikian pula komentar nabi terhadap seseorang yang senang mengenakan pakaian

compang camping kepada orang itu Nabi bertanya, ”Kamu memiliki harta?” katanya.”ya

Rasulullah.” Tanya Nabi,”darimana?” jawabnya, “dari rezeki yang diberikan yang

diberikan oleh Allah.” Kata Nabi, “kalau kamu mendapat rezeki dari Allah, maka

tampakkanlah kemuliaan Allah kepadamu!” tidak salah jika seorang muslim tampil

tampan dan anggun, selalu rapi dari alas kaki, pakaian, sampai ke rambut.

ISLAM MEMERANGI TINDAKAN MUBAZIR

Seorang muslim dilarang memperoleh harta dari jalan yang haram, ia juga

dilarang membelanjakan hartanya dalam hal-hal yang diharamkan. Ia juga tidak

dibenarkan membelanjakan uang di jalan halal dengan melebihi batas kewajaran karena

sikap boros bertentangan dengan paham istikhla’ harta majikannya (Allah)

Menjauhi Berhutang

Setiap muslim dianjurkan untuk menyeimbangkan pendapatan dengan

pengeluaran dan uang pendapatan dengan uang belanja, agar ia tidak terpaksa berhutang

dan merendahkan dirinya dihadapan orang lain.

Menjaga Aset yang Pokok dan Mapan

Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang penting ialah menjag asset miliknya,

yang berupa tempat kediaman, lahan pertanian atau perkebunan, pabrik, dan bangunan.

Pemiliknya tidak seharusnya menjual semua ini kecuali jika terdesak dan terpaksa.

Nabi mengingatkan oara pengikitnya jika menjual suatu asset, maka hasil penjualannya

jangan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, namun hendaknya

digunakan untuk membeli aset dari jenis yang sama agar berkah uang itu tatap terjaga.

Serangan Al-Qur’an terhadap Manusia yang Hidup Mewah

Yang dimaksud dengan kemewahan ialah menenggelamkan diri dalam

kenikmatan dan bermegah-megahan.

Tanda kemewahan

Cawan dari emas

Kasur dari bahan sutra murni

Gelang emas dan pakaian sutra bagi laki-laki

Serangan Al-Qur’an terhadap Pemborosan dan Menghambur Harta

Sikap boros adalah sikap manusia yang melampaui batas kewajaran sehingga Al-

Qur’an mencap orang-orang kafir sebagai ‘melampaui batas’

Al-Qur’an dengan sengaja mengungkapkan ajakan “sederhana” dengan ungkapan yang

indah. Ia mengajak manusia jauh dari boros, mubazir, bakhil, dan pelit.

Menghambur-hamburkan Harta

Sikap boros yang berbahaya adalah merusak harta, meremehkannya, atau kurang

merawatnya sehingga rusak dan binasa. Perbuatan ini termasuk kriteria menghambur-

hamburkan uang yang dilarang oelh Nabi Muhammad saw.

Contoh tindakan menghamburkan uang adalah menelantarkan tanah perkebunan tapa

ditanami, menelantarkan alat-alat yang bisa meningkatkan produksi secara kualitas,

menelantarkan sumber daya hewani padahal kulit, susu, atau bagian lainnya bisa

dimanfaatkan sebagaimana diisyaratkan oleh Al-Qur’an dan telah kita bahas pada bab

produksi.

Sikap mubazir akan menghilangkan kemaslahatan harta, baik kemaslahatan

pribadi maupun orang lain.

Batasan Islam dalam Menggunakan Harta

Dua macam pembatasan dalam menggunakan harta:

a. Batasan dalam segi kualitas

b. Batasan dalam segi kuantitas

Batasan Dalam Segi Kualitas

Larangan membelanjakan harta untuk mendapatkan barang yang memabukkan

dan menimbulkan kerusakkan pada tubuh,dan akal, seperti minuman keras dan narkotika,

juga larangan mengoleksi patung atau mengumpulkan modal untuk berjudi.

Batasan dari Segi Kuantitas

Manusia tidak boleh terjerumus dalam kondisi “besar pasak daripada tiang”, yaitu

pemasukan lebih kecil daripada pengeluaran, apalagi untuk hal-hal yang tidak mendesak.

Tujuan Pembatasan Penggunaan Harta

a. Pendidikan moral

b. Pendidikan Masyarakat

c. Pendidikan Ekonomi

d. Pendidikan Kesehatan

e. Pendidikan Militer dan Politik

SIKAP SEDERHANA

1. Sikap Sederhana dalam Membelanjakan Uang pada Saat Krisis

2. Kebebasan Individu dan Kemaslahatan Orang Banyak

“individu bebas membelanjakan hartanya” dalam hal kebaikan yang dihalakan

Allah. Namun prinsip ini memiliki batasan dengan larangan membelanjakan harta

jika merusak kemaslahatan orang banyak

3. Sederhana dalam Menggunakan Uang Negara

4. Menetapkan Hukum di Samping Bimbingan dan Pengarahan

Islam tidak hanya memberikan bimbingan dan pengarahan atau menyandarkan

pada insting keagamaan, tetapi juga menetapkan undang-undang bagi mereka

yang hidup berfoya-foya

5. Pemblokiran Harta Dalam Fiqih Islam

Demi kemaslahatan pribadi

Demi kemaslahatan Orang Lain

EKONOMI SYARIAH

Tugas Rangkuman

Yoserizal 3197009

INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA