efektivitas penggunaan pupuk kandang dan mulsa …
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DANMULSA PLASTIK HITAM PERAK PADA TANAMAN
TOMAT DI DESA RANNALOE KECAMATANBUNGAYA KABUPATEN GOWA
NURDIANSAH105960102411
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2017
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PUPUK KAN DANG DANMULSA PLASTIK HITAM PERAK PADA TANAMAN
TOMAT DI DESA RANNALOE KECAMATANBUNGAYA KABUPATEN GOWA
NURDIANSAH105960102411
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjanapertanian strata satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2016
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Efektivitas Penggunaan Pupuk Kandang Dan MulsaPlastik Hitam Perak Pada Tanaman Tomat Di DesaRannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.
Nama : Nurdiansah
Stambuk/Nim : 10596010 2411
Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. IrwanMado, MP Isnan Junais, STP,.M.Si
Diketahui :
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis
Ir. Saleh Molla M.M Amruddin. S.Pt., M.Pd., M.Si.
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Efektivitas Penggunaan Pupuk Kandang Dan MulsaPlastik Hitam Perak Pada Tanaman Tomat Di DesaRannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.
Nama : Nurdiansah
Stambuk/Nim : 1059 6010 2411
Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
KOMISI PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. Ir.Irwan Mado,MP
2. Isnan Junais.STP.MSi
3. Ir. Hj. Siti Wardah, M.Si
4. Amanda F. Pattapari, SP, M.Si
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSIDAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : EfektivitasPenggunaan Pupuk Kandang Dan Mulsa Plastik Hitam Perak PadaTanaman Tomat Di Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa adalahbenar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepadaperguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal ataudikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telahdisebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhirskripsi ini.
Makassar, Mei 2016
Nurdiansah
1059 6010 2411
ABSTRAK
NURDIANSAH. 10596010 2411.Efektivitas Penggunaan Pupuk kandang DanMulsa Plastik Hitam Perak Pada Tanaman Tomat Di Desa Rannaloe KecamatanBungaya Kabupaten Gowa.Dibimbing oleh IRWAN MADO dan ISNAMJUNAIS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitaspemanfaatan pupuk kandang dan mulsa plastik hitam perak pada tanaman tomatdi Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa. Waktu penelitian dilakukan Februari Samapi Maret 2016.
Populasi dalam penelitian ini seluruh petani tomat yang ada di DesaRannaloe yang terdiri dari 40 orang, teknik yang digunakan dalam penelitian iniadalah sensus sampling, dimana jumlah semua anggota populasi dijadikansampel.Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yaitu tiapvariabel yang diukur terdiri dari tiga pilihan jawaban masing-masing bernilai skor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas penggunaan pupukkandang dan mulsa plastik hitam perak pada tanaman tomat di Desa RannaloeKecamatan Bungaya Kabupaten Gowa sudah mengalami peningkatan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan
salam salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW Beserta para
keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul”Efektivitas Penggunaan Pupuk Kandang Dan Mulsa Plastik
hitam Perak Pada Tanaman Tomat Di Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas
muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang
terhormat :
1. Dr.Ir.Irwan Mado,MP. Selaku pembimbing I dan Isnan Junais. STP, M,Si
selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing
dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Ir. Saleh Molla, M,M selaku dekan fakultas pertanian universitas
muhamadiyah makassar.
3. Bapak Amruddin,S.Pt.,M.Si selaku ketua jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Kedua orang tua ayahanda Sangkala Dg Rowa dan Ibunda Nurbiah Dg
Simba dan adik-adikku tercinta Alm EkaNursulfiani, Sukawati, Ida Fitriani
Yang Senantiasa memberikan bantuan, baik moral maupun material
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis.
6. Kepada Rais Nur .Sp, yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing
dan membantu penulis sampai skripsi ini terselesaikan.
7. Kepada pihak pemerintah kecamatan Bungaya khususnya kepala Desa
Rannaloe beserta jajarannya yang telah memberikan izin penulis untuk
melakukan penelitian di Daerah tersebut.
8. Semua pihak yang ikut berpartisipasi membantu penulis menyusun skripsi
dari awal hinggaakhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak
yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membuthkan.Semoga
Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.
Makassar, Mei 2016
Nurdiansah
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1.Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah ........................................................................... 4
1.3.Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 5
2.1. Efektivitas....................................................................................... 5
2.2. Pupuk Kandang .............................................................................. 12
2.3. Mulsa Plastik Hitam Perak ............................................................. 15
2.4. Tanaman Tomat.............................................................................. 19
2.5. Kerangka Fikir................................................................................ 21
III. METODE PENELITIAN 23
3.1.Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 23
3.2.Teknik Penentuan Sampel ............................................................... 23
3.3.Jenis Dan Sumber Data ................................................................... 23
3.4.Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 24
3.5.Analisis Data ................................................................................... 25
3.6.Defenisi Operasional ....................................................................... 26
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN................................. 27
4.1.Kondisi Geografis .......................................................................... 27
4.2.Kondisi Iklim Dan Tanah............................................................... 27
4.3.Kondisi Demografis ....................................................................... 28
4.3.1. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................ 29
4.3.2. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian........................... 30
4.4. Sarana Dan Prasaran...................................................................... 31
4.5. Kondisi Pertanian .......................................................................... 32
4.5.1. Luas Lahan Pertanian ........................................................... 32
4.5.2. Kelembagaan Petani ............................................................. 33
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 35
5.1. Identitas Responden ...................................................................... 35
5.1.1. Umur Responden.................................................................. 35
5.1.2. Tingkat Pendidikan Responden............................................ 37
5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden ........................... 38
5.1.4. Pengalaman Usahatani Responden....................................... 39
5.1.5. Luas Lahan Responden......................................................... 40
5.2. Efektivitas penggunaan pupuk kandang........................................ 42
VI. PENUTUP............................................................................................. 47
6.1. Kesimpulan……………………………………………………… 47
6.2. Saran…………………………………………………………….. 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Nomor HalamanTeks
1. Data Produksi, Luas Panen, Dan Produktivitastomat .......................... 2
2. Jumlah Penduduk Menurut Lingkungan .............................................. 28
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan............................ 29
4. Jumlah penduduk Menurut Mata Pencaharian ..................................... 30
5. Jumlah Sarana Dan Prasarana Di Desa Rannaloe Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa .................................................................. 31
6. Pola Penggunaan Lahan Pertanian Di Desa Rannaloe KecamatanBungaya Kabupaten Gowa .................................................................. 33
7. Jumlah Dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat UmurDi Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa ................. 36
8. Jumlah Dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat PendidikanDi Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa ................. 38
9. Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan KeluargaDi Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa ................ 39
10. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha Tani Di DesaRannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa................................. 40
11. Luas Lahan Responden Di Desa Rannaloe Kecamatan BungayaKabupaten Gowa.................................................................................. 41
12. Efektivitas Penggunaan Pupuk Kandang Pada Tanaman Tomat Di Desa
Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa…………………… 43
13. Efektivitas Penggunaan Mulsa Plastik hitam Perak Pada Tanaman Tomat DiDesa Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa 46
14. Identitas Responden .............................................................................. 56
15. Efektivitas Penggunaan Pupuk KandangPadaTanaman Tomat Di Desa Rannaloe KecamatanBungaya Kabupaten Gowa…………………………………………… 57
16. Efektivitas Penggunaan Mulsa Plastik hitamPerak PadaTanamanTomat Di Desa Rannaloe KecamatanBungaya Kabupaten Gowa ………………………………………. 59
DAFTAR GAMBAR
Nomor HalamanTeks
1. Kerangka Pikir Efektivitas Penggunaan Pupuk Kandang dan MulsaPlastik Hitam Perak Pada Tanaman Tomat di Desa RannaloeKecamatan Bungaya Kabupaten Gowa…………………………….… 22
2. Gambar Peta Penelitian ............................................................................ 55
3. Dokumentasi Penelitian............................................................................ 61
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor HalamanTeks
1. Kuisioner Penelitian.................................................................................. 50
2. Peta Gambar Penelitian............................................................................. 53
3. Identitas Responden.................................................................................. 54
4. Efektivitas Penggunaan Pupuk Kandang Dan Mulsa Plastik HitamPerak PadaTanaman Tomat Di Desa Rannaloe KecamatanBungaya Kabupaten Gowa…………………………………………… 55
5. Efektivitas Penggunaan Pupuk Kandang Pada Tanaman Tomat Di DesaRannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa 57
6. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 61
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tomat (Lycopersicum esculentum L.)merupakan salah satu kebutuhan
yang sangat penting bagi manusia sehingga dari tahun ke tahun Indonesia selalu
berusaha untuk meningkatkan produksi tomat dengan cara perluasan wilayah
budidaya tomat. Namun Indonesia masih mengimpor tomat baik dalam bentuk
buah segar maupun dalam bentuk olahan yang berasal dari berbagai negara
(Simamora, 2009).
Salah satu usaha yang dilakukan untuk peningkatan kualitas dan
kuantitastomat adalah dengan penambahan bahan organik dalam tanah yang dapat
memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi gembur dan akar tanaman lebih
mudah menembus tanah dan menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah
dengan baik hal ini akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Rismunandar, 2001).
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran padat, kotoran cair
dari hewan ternak yang dikandangkan yang dapat bercampur dengan alas kandang
dan sisa-sisa makanan. Sifat dan ciri pupuk kandang ditentukan oleh berbagai
faktor antara lain: jenis ternak dan umurnya, makanan hewan ternak, hasil hewan
ternak, jumlah dan macam alas kandang, bentuk atau struktur kandang dan tempat
penyimpanan pupuk. Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas
dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya
berlangsung cepat sehingga terbentuk panas, misalnya pupuk kandang kuda,
2
kambing dan ayam. Pupuk dingin lebih lama terurai, misalnya pada sapi dan
kerbau (Hasibuan, 2006).
Sulawesi selatan merupakan salah satu daerah lain penghasil tomat yang
cukup memberi sumbangan rata-rata sekitar 15,656 ton setiap tahun mulai dari
tahun 2006. Sumbangan tersebut terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya
karena menigkatnya pertanaman tomat di Propensi Sulawesi Selatan.
Tabel. 1 Data luas panen, produksi dan produktivitas tanaman tomat.2016
No Tahun Luas (ha) Produksi ( ton ) Produktivitas
(Ton/Ha)
1 2011 3,145 33,084 10,519
2 2013 3,849 44,807 11,641
3 2014 4,651 46,556 10,009
4 2015 4,286 51,208 11,947
5 2016 3,824 51,896 13,571
Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura 2016
Bedasarkan table 1 di atas menunjukkan bahwa tanaman tomat mengalami
kenaikan secara signifikan karena pada tahun 2016 produktivitas sebesar 13,571
ton/ha dimana jumlah luas lahan 3,824 ha dan produksi 51; 896 ton, dimana
tingkat teknologi yang digunakan sangat baik dalam penigkatan produksi yang
dihasilkan.
Penggunaan mulsa dalam budidaya tanaman dapat berfungsi untuk
menghambat aliran permukaan dan laju erosi. Selain itu, dapat menekan
pertumbuhan gulma; memperbaiki struktur tanah; meningkatkan kapasitas tanah
menahan air, pori aerasi, dan infiltrasi; serta mempertahankan kandungan bahan
organik sehingga produktivitas tanahnya terpelihara (Kadarso, 2008; Arsyad,
2010). Mulsa dapat membantu mencegah kehilangan air pada musim kemarau dan
mencegah terakumulasinya air pada zona perakaran pada saat air berlebih atau
3
musim hujan.Air yang terinfiltrasi ke dalam tanah dapat dipergunakan tanaman
untuk meningkatkan produktivitas tanaman.Selain itu juga, mulsa dapat
menghalangi radiasi matahari mencapai tanah sehingga dapat mengurangi
evaporasi tanah. Infiltrasi dan evaporasi tanah ini merupakan proses yang
menentukan ketersediaan air tanah pada pertanian lahan kering. Menurut Ghuman
dan Sur (2001) mulsa dapat menurunkan bulkdensity di permukaan tanah,
sedangkan bahan organik tanah dapat meningkat karena adanya dekomposisi dari
mulsa.
Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan petani dari usahatani
lahan sawah yang nilai produktivitasnya harus ditingkatkan dengan harga saing
yang sangat tinggi dipasaran adalah dengan cara membudidayakan tanaman tomat
sesuai petunjuk dan arahan dari penyuluh dengan menggunakan mulsa plastik
hitam perak.
Permasalahan yang sering terjadi di Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa yaitu rendahnya produksi tomat dan tidak termanfaatkannya
kotoran ternak sehingga menyebabkan kotoran ternak tidak termanfaatkan secara
efektif.Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu kualitas masyarakat sangat
berperan penting dalam mewujudkan masyarakat yang cerdas dan kreatif untuk
mengolah kotoran ternak menjadi pupuk kandang sehingga kotoran ternak tidak
terbuang secara sia-sia karena kotoran ternak dapat menjaga mikroorganisme
dalam tanah, menjaga kestabilan tanah, dan menambah unsur-unsur hara dalam
tanah yang dibutuhkan tanaman.Diperlukan juga upaya untuk mengaplikasikan
teknologi inovasi seperti pemakaian mulsa plastik perak hitam dengan
4
menkombinasikan pupuk kandang agar membantu mengurangi biaya petani dan
meningkatkan produksi tanaman tomat sehingga permasalahan yang dihadapi
petani dapat terantisipasi secara maksimal.
Langkah yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui
keefektipan penggunaan pupuk kandang dan mulsa plastik perak hitam pada
tanaman tomat di Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.Untuk
mencapai keefektipan yang dimaksud sangat tergantung pada tindak lanjut petani
itu sendiri dalam mengelolah lahan pertaniannya.Penggunaan pupuk kandang dan
mulsa plastik hitam perak pada tanaman tomat telah diterapkan petani dengan
adanya informasi dari penyuluh tentang pemanfaatan pupuk kandang dan
pentingnya pemakaian mulsa plastik hitam perak untuk tanaman tomat sehingga
petani mengaplikasi inovasi teknologi tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian
mengenai “ efektivitas penggunaan pupuk kandang dan mulsa plastik hitam perak
pada tanaman tomat di Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa”.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti menemukan permasalahannya
yaitu sejauh manatingkat efektivitas penggunaan pupuk kandang dan mulsa
plastik perak hitam pada tanaman tomat di Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa.
5
1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana efektivitas pemanfaatan pupuk kandang dan mulsa plastik
hitam perak pada tanaman tomat di Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa.Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. sebagai bahan pertimbangan instansi terkait tentang pentingnya
penggunaan pupuk kandang dan mulsa palstik hitam perak pada tanaman
tomat
2. untuk menambah ilmu pengetahuan peneliti mengenai efektivitas
penggunaan pupuk kandang dan mulsa plastik perak hitam pada tanaman
tomat.
3. sebagai bahan referensi bagi peneliti lain
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Efektivitas
Pengertian efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna.Efektif
merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas..menurut
pengertian di atas mengartikan bahwa indikator efektivitas dalam arti tercapainya
sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah
pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah
direncanakan.
Berdasarkan urayan diatsa dapat di simpulkan bahwa efektivitas suatu
keadaan yang menunjunkkan sejauh mana rencana dapat dicapai, semakin efektif
juga kegitan tersebut,sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat
keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu acara atau usaha tertentu sesui dengan
tujuan yang hendak dicapai,
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik.Kamus ilmiah populer
mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau
menunjang tujuan.
Sedangkan Tannembaun mengemukakan “Efektivitas ditinjau dari sudut
pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu organisasi harus
mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi tetapi juga mekanisme
mempertahankan diri dalam mengejar sasaran. Dengan kata lain, penilaian
efektivitas harus berkaitan dengan mesalah sasaran maupun tujuan.” Efektivitas
7
adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu sistem dengan sumber daya
dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan
cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap
pelaksanaannya.“Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi
(operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya
yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya”
(Kurniawan, 2005).
Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat disimpulkan
bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana
target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Efektivitas adalah suatu ukuran
yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah
tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi
efektivitasnya.
Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan melalui
konsep efektivitas.Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah
perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk dan manajemen
organisasi atau tidak. Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapaian tujuan
organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien, ditinjau
dari sisi masukan (input), proses, maupun keluaran (output). Dalam hal ini yang
dimaksud sumber daya meliputi ketersediaan personil, sarana dan prasarana serta
metode dan model yang digunakan.Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila
dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur sedangkan dikatakan efektif
8
bila kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan memberikan hasil yang
bermanfaat.
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran
yang telah ditentukan dalam setiap organisasi.Efektivitas disebut juga efektif,
apabila tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditemukan sebelumnya.Hal ini
sesuai dengan pendapat soewarno yang mengatakan bahwa efektivitas adalah
pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Caster I. Bernard, efektivitas adalah
tercapainya sasaran yang telah disepakati bersam..
Menurut Gary Dessler, ( 2003 ), Pengukuran efektivitas secara umum dan
yang paling menonjol adalah :
1. Keberhasilan program
2. Keberhasilan sasaran
3. Kepuasan terhadap program
4. Tingkat input dan output
5. Pencapaian tujuan menyeluruh.
Sehingga efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampuan
operasional dalam melaksanakan program-program kerjayang sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, secara komprehensif, efektivitas dapat
diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu lembaga atau organisasi untuk dapat
melaksanakan semua tugas-tugas pokonya atau untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan sebelumnya.
9
Sementara itu,efektivitas merupakan suatu tingkatan kemampuan
organisasi untuk dapat melaksanakan seluruh tugas-tugas pokoknya atau
pencapaian sasarannya. Efektivitas dalam dunia riset ilmu-ilmu social dijabarkan
dengan penemuan atau produktivitas, dimana bagi sejumlah sarjana social
efektivitas seringkali ditinjau dari sudut kualitas pekerjaan atau program kerja.
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan pengertian efektivitas, yaitu
keberhasilan suatu aktivitas atau kegiatan dalam mencapai tujuan (sasaran) yang
telah ditentukan sebelumnya.,Richard M. Steers 2013,
Mengingat keanekaragaman pendapat mengenai sifat dan komposisi dari
efektivitas, maka tidaklah mengherankan jika terdapat sekian banyak pertentangan
pendapat sehubungan dengan cara meningkatnya, cara mengatur dan bahkan cara
menentukan indicator efektivitas, sehingga, dengan demikian akan lebih sulit lagi
bagaimana cara mengevaluasi tentang efektivitas.
Pengertian yang memadai mengenai tujuan ataupun sasaran organisasi,
merupakan langkah pertama dalam pembahasan efektivitas, dimana seringkali
berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.Dalam usaha mengukur efektivitas
yang pertama sekali adalah memberikan konsep tentang efektivitas itu sendiri.
Dari beberapa uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa efektivitas
merupakan kemampuan untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas suatu lembaga
secara fisik dan non fisik untuk mencapai tujuan serta meraih keberhasilan
maksimal.
10
1. Pendekatan Terhadap Efektivitas
Pendekatan efektivitas dilakukan dengan acuan berbagai bagian yang berbeda dari
lembaga, dimana lembaga mendapatkan input atau masukan berupa berbagai
macam sumber dari lingkungannya. Kegiatan dan proses internal yang terjadi
dalam lembaga mengubah input menjadi output atau program yang kemudian
dilemparkan kembali pada lingkungannya.
a. Pendekatan sasaran (Goal Approach)
Sasaran yang penting diperhatikan dalam pengukuran efektivitas dengan
pendekatan ini adalah sasaran yang realistis untuk memberikan hasil maksimal
berdasarakan sasaran resmi “Official Goal” dengan memperhatikan permasalahan
yang ditimbulkannya, dengan memusatkan perhatian terhadap aspek output yaitu
dengan mengukur keberhasilan programdalam mencapai tingkat output yang
direncanakan. Dengan demikian, pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana
organisasi atau lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.
b. Pendekatan Sumber (System Resource Approach)
Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu
lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya.Suatu
lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga memelihara
keadaan dan system agar dapat menjadi efektif.
Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai keterbukaan sistem suatu
lembaga terhadap lingkungannya, karena lembaga mempunyai hubungan yang
merata dalam lingkungannya dimana dari lingkungan diperoleh sumber-sumber
yang terdapat pada lingkungan seringkai bersifat langka dan bernilai tinggi.
11
c. Pendekatan Proses (Internal Process Approach)
Pendekatan proses menganggap sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan dari
suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal berjalan
dengan lancer dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara
terkoordinasi.Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan
memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber
yang dimiliki lembaga, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan
lembaga.
2. Masalah dalam Pengukuran Efektivitas
Efektivitas selalu diukur berdasarkan prestasi, produktivitas dan
laba.Seperti ada beberapa rancangan tentang memandang konsep ini dalam
kerangka kerja dimensi satu, yang memusatkan perhatian hannya kepada satu
kriteria evaluasi (contoh, produktivitas).
Pengukuran efektivitas dengan menggunakan sasaran yang sebenarnya dan
memberikan hasil daripada pengukuran efektivitas berdasarkan sasaran resmi
dengan memperhatikan masalah yang ditimbulkan oleh beberapa hal berikut:
Efektivitas tidak akan dapat diukur hannya dengan menggunakan suatu
indikator atau efektivitas yang tinggi pada suatu sasaran yang seringkali disertai
dengan efektivitas yang rendah pada sasaran lainnya.
Selain itu, masalah itu juga muncul karena adanya bagian-bagian dalam
suatu lembaga yang mempunyai sasaran yang berbeda-bedasecara keseluruhan,
sehingga pengukuran efektivitas seringkali terpaksa dilakukan dengan
memperhatikan bermacam-macam secara simultan.Dengan demikian, yang
12
diperoleh dari pengukuran efektivitas adalah profil atau bentuk dari efek yang
menunjukkan ukuran efektivitas pada setiap sasaran yang dimilikinya. Selanjutnya
hal lain yang sering dipermasalahkan adalah frekuensi penggunaan criteria dalam
pengukuran efektivitas seperti yang dikemukakan oleh Handoko, Hani, 2003,
yaitu bahwa kriteria dan penggunaan hal-hal tersebut dalam pengukuran
efektivitas adalah :
a. Adaptabilitas dan Fleksibilitas
b. Produktifitas
c. Keberhasilan
d. Keterbukaan dalam berkomunikasi
e. Keberhasilan pencapaian program
f. Pengembangan program.
3. Subjektifitas dalam adanya penelitian
Pengukuran efektivitas dengan menggunakan pendekatan sasaran
seringkali mengalami hambatan, karena sulitnya mengidentifikasi sasaran yang
sebenarnya dan juga karena kesulitan dalam pengukuran keberhasilan dalam
mencapai sasaran.Hal ini terjadi karena sasaran yang sebenarnya dalam
pelaksanaan.Untuk itu ada baiknya bila meninjau pendapat G.W England, bahwa
perlu masuk kedalam suatu lembaga untuk mempelajari sasaran yang sebenarnya
karena informasi yang diperoleh hannya dari dalam suatu lembaga untuk melihat
program yang berorientasi ke luar atau masyarakat, seringkali dipengaruhi oleh
subjektifitas.
13
Untuk sasaran yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, unsur subjektif
itu tidak berpengaruh tetapi untuk sasaran yang harus dideskripsikan secara
kuantitatif, informasi yang diperoleh akan sangat tergantung pada subjektifitas
dalam suatu lembaga mengenai sasarannya. Hal ini didukung oleh pendapat
Richard M Steers yaitu bahwa lingkungan dan keseluruhan elemen-elemen
kontekstual berpengaruh terhadap informasi lembaga dan menentukan tercapai
tidaknya sasaran yang hendak dicapai.
2.2 Pupuk Kandang
Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produkbuangan dari binatang
peliharaan yang dapat digunakan untuk menambahhara, memperbaiki sifat fisik,
dan biologi tanah. Apabila dalam memeliharaternak tersebut diberi alas seperti
sekam pada ayam, jerami pada sapi,kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan
dicampur menjadi satu kesatuandan disebut sebagai pupuk kandang pula.
Beberapa petani di beberapa daerahmemisahkan antara pupuk kandang padat dan
cair(Widowati et al., 2005).
2.1.1. Pupuk kandang padat
Pupuk kandangpadat yaitu kotoran ternak yang berupapadatan baik belum
dikomposkan maupun sudah dikomposkan sebagaisumber hara terutama N bagi
tanaman dan dapat memperbaiki sifat kimia,biologi, dan fisik tanah.
Penanganan pupuk kandang padat akan sangat berbeda dengan pukan cair.
Penanganan pukan padat oleh petani umumnya adalah sebagai berikut:kotoran
ternak besar dikumpulkan 1-3 hari sekali pada saat pembersihankandang dan
14
dikumpulkan dengan cara ditumpuk di suatu tempat tertentu.Petani yang telah
maju ada yang memberikan mikroba dekomposer dengantujuan untuk mengurangi
bau dan mempercepat pematangan, tetapi banyakpula yang hanya sekedar
ditumpuk dan dibiarkan sampai pada waktunyadigunakan ke lahan
Kualitas pupuk kandang
Manfaat dari penggunaan pukan telah diketahui berabad-abad lampau bagi
pertumbuhan tanaman, baik pangan, ornamental, maupun perkebunan.
Yang harus mendapat perhatian khusus dalam penggunaan pupuk kandang
adalah kadar haranya yang sangat bervariasi. Komposisi hara ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis dan umur
hewan, jenis makanannya, alas kandang dan penyimpanan/pengelolan.
2.1.2. Pupuk kandang ayam
Pemanfaatan pukan ayam termasuk luas. Umumnya diperguna-kanoleh
petani sayuran dengan cara mengadakan dari luar wilayah tersebut,misalnya
petani kentang di Dieng mendatangkan pukan ayam yang disebutdengan chiken
manure (CM) atau kristal dari Malang, Jawa Timur.
Pupuk kandang ayam mempunyai kadar hara P yang relatiflebih tinggi dari
pukan lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jeniskonsentrat yang
diberikan.Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebuttercampur sisa-sisa
makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yangdapat menyumbangkan
tambahan hara ke dalam pupuk kandang terhadap sayuran.
15
Beberapa hasil penelitian aplikasi pukan ayam selalu memberikanrespon
tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karenapukan ayam
relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar harayang cukup pula
jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama denganpupuk kandang lainnya
(Widowati et al., 2005). Pemanfaatan pukan ayam ini bagipertanian organik
menemui kendala karena pukan ayam mengandungbeberapa hormon yang dapat
mempercepat pertumbuhan ayam.
1. Adapun Keuntungan dan kekurangan dari pupuk kandang
Keuntungan
1. Mengurangi masa dan volume (mengurangi biaya penyimpanan),
2. Berkurangnya bau,
3. Terbasminya,
4Biji-bijian gulma menjadi mati,
5. Mempermudah transportasi,
6. Memperbaiki kondisi tanah,
7. Meningkatkan pelepasan hara-hara yang, berkualitas lebih tinggi dari
kompos(release) secara perlahan-lahan dalamwaktu tertentu,
8. Mengurangi sumber polusi menstabilkan N yang mudah menguapmenjadi
bentuk lain seperti protein,
9. Bernilai ekonomi,
10. Meningkatkan daya memegang airtanah, sumber energi flora dan
faunatanah.
16
Kekurangan
1. Kehilangan NH3 (N), 2.Diperlukan waktu dan Tenaga, 3.Pada awalnya
memerlukan biaya investasi alat dan pengoperasiannya, 4. Dibutuhkan
lahan
untuk pengomposan, 5. Diperlukan pemasaran
2.3. Mulsa Plastik Hitam Perak
Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan
untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit
sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik.Mulsa dibedakan
menjadi dua macam dilihat dari bahan asalnya, yaitu mulsa organik dan
anorganik.Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai
seperti sisa-sisa tanaman seperti jerami dan alang-alang.Mulsa organik diberikan
setelah bibit ditanam.Keuntungan mulsa organik adalah dan lebih murah, mudah
didapatkan, dan dapat terurai sehingga menambah kandungan bahan organik
dalam tanah.Contoh mulsa organik adalah alang-alang atau jerami, ataupun
cacahan batang dan daun dari tanaman jenis rumput-rumputan lainnya.Mulsa
organik juga dapat mempertahankan kelembapan tanah dan bersumberdaya
lingkungan.Mulsa anorganik terbuat dari bahan-bahan.sintetis yang sukar atau
bahkan tidak dapat terurai. Contoh mulsa anorganik adalah mulsa plastik, mulsa
plastik hitam perak (PHP) atau karung.( Wan Arfiani Barus, 2004)
Mulsa PHP terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna perak di bagian
atas dan warna hitam dibagian bawah dengan berbagai keuntungan. Warna perak
pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari sehingga proses fotosintesis
17
menjadi lebih optimal, kondisi pertanaman tidak terlalu lembab, mengurangi
serangan penyakit, dan mengusir serangga-serangga penggangu tanaman seperti
Thirps dan Aphids. Sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas
sehingga suhu di perakaran tanaman menhadi hangat. Akibatnya, perkembangan
akar akan optimal. Selain itu warna hitam juga mencegah sinar matahari
menembus ke dalam tanah sehingga benih-benih gulma tidak akan tumbuh
(kecuali teki dan anak pisang) (Agromaret, 2013).
Mulsa adalah komponen penting dalam sistem pertanian
berkelanjutan.Pada awal sejarahnya, sistem mulsa banyak digunakan petani
anggur untuk mengurangi gulma yang tumbuh di antara baris jalur pertanaman
anggur.Cara ini kini banyak diterapkan di sistem pertanam yang lain.Mulsa adalah
sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan
tanah.Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi,
dan menjaga kelembaban, struktur, kesuburan tanah, serta menghambat
pertumbuhan gulma.Mulsa adalah semua bahan yang digunakan pada permukaan
tanah terutama untuk menghalangi hilangnya air karena penguapan atau untuk
mematikan tanaman penggangu ( Anonim, 2012 ).
2.3.1 Manfaat terhadap Tanaman
Dengan adanya bahan mulsa di atas permukaan tanah, benih gulma tidak
dapat tumbuh. Akibatnya tanaman yang ditanam akan bebas tumbuh tanpa
kompetisidengan gulma dalam penyerapan hara mineral tanah. Tidak adanya
kompetisi dengan gulma tersebut merupakan salah satu penyebab keuntungan
yaitu meningkatnya produksi tanaman budidaya (Prajnanta, 2002)
18
2.3.2. Manfaat terhadap Kestabilan Agregat dan Kimia Tanah
1. Kestabilan agregat tanah
Dengan adanya bahan mulsa di atas permukaan tanah, energi air hujan
akan ditanggung oleh bahan mulsa tersebut sehingga agregat tanah tetap stabil dan
terhindar dari proses penghancuran. Semua jenis mulsa dapat digunakan untuk
tujuan mengendalikan erosi.Kemantapan agregat sangat penting bagi tanah
pertanian dan perkebunan. Agregat yang stabil akan menciptakan kondisi yang
baik bagi pertumbuhan tanaman. Agregat dapat menciptakan lingkungan fisik
yang baik untuk perkembangan akar tanaman melalui pengaruhnya terhadap
porositas, aerasi dan daya menahan air. Tanah yang agregatnya, kurang stabil bila
terkena gangguan maka agregat tanah tersebut akan mudah hancur. Kemampuan
agregat untuk bertahan dari gaya perusak dari luar (stabilitas) dapat ditentukan
secara kuantitatif melalui Aggregate Stability Index (ASI). Indeks ini merupakan
penilaian secara kuantitatif terhadap kemantapan agregat (Santi et. al. 2008).
2. Kimia tanah
Fungsi langsung mulsa terhadap sifat kimia tanah terjadi melalui
pelapukan bahan-bahan mulsa.Fungsi ini hanya terjadi pada jenis mulsa yang
mudah lapuk seperti jerami padi, alang-alang, rumput-rumputan, dan sisa-sisa
tanaman lainnya.Hal ini merupakan salah satu keuntungan penggunaan mulsa
sisa-sisa tanaman dibanding mulsa plastik (Prajnanta, 2002).
2.3.3 Manfaat Terhadap Ketersediaan Air Tanah
Teknologi pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang
menguap dari permukaan tanah akan ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh kembali
19
ke tanah. Akibatnya lahan yang ditanam tidak kekurangan air karena penguapan
air ke udara hanya terjadi melalui proses transpirasi. Melalui proses transpirasi
inilah tanaman dapat menarik air dari dalam tanah yang di dalamnya telah terlarut
berbagai hara yang dibutuhkan tanaman.
2.3.4. Manfaat Terhadap Neraca Energi
Unsur fisik tanah yang sangat dipengaruhi oleh bahan mulsa ialah suhu
tanah. Suhu tanah ini sangat bergantung pada proses pertukaran panas antara
tanah dengan lingkungannya. Proses ini terjadi akibat adanya radiasi matahari dan
pengaliran panas kedalam tanah melalui proses konduksi. Pemulsaan mengubah
warnah tanah yang dengan sendirinya dapat mengubah albedo tanah.Perubahan
suhu tanah terjadi karena perubahan radian energi mencapai tanah. Adanya mulsa
akan memyebabkan panas yang mengalir kedalam tanah lebih sedikit disbanding
tanpa mulsa. Selain itu, permukaan tanah yang diberi melsa memiliki suhu
maksimun harian lebih rendah disbanding tanpa mulsa.mulsa plastik putih dapat
menurunkan suhu tanah. Hal ini disebabkan radiasi yang direpleksikan kembali
akan cukup besar sehingga berkurang suhu maksimun harian dari tanah yang
diberi mulsa sedangkan mulsa plastik cenderung meningkatkan suhu tanah karena
radiasi yang direfleksikan kembali sangat kecil. (Arga, 2010).
2.3.5. Manfaat Terhadap Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan-kegiatan dalam proses budidaya yang cukup menyita waktu,
tenaga dan biaya antara lain pemupukan, penyiraman dan penyiangan. Namun
dengan pemulsaan dapat memperkecil perlakuan pemupukan karena hanya
20
dilakukan sekali saja yaitu sebelum saat panen.Demikian juga dengan penyiraman
perlakuannya hanya dilakukan sekali saja.Selain itu kegiatan penyiangan tidak
perlu dilakukan pada keseluruhan lahan, melainkan hanya pada lubang tanam atau
sekitar batang tanaman.
2.3.6. Kelebihan dan Kekurangan Mulsa Plastik Hitam Perak
A. Kelebihannya : 1).Dapat diperoleh setiap saat, 2). Memiliki sifat yang
beragam terhadap suhu tanah tergantung plastik, 3).Dapat menekan erosi,
4).Mudah diangkut sehingga dapat digunakan setiap tempat, 5).Menekan
pertumbuhan tanaman pengganggu, 6).Dapat digunakan lebih dari satu musim.
B. Kekurangannya :1).Tidak memiliki efek menambah kesuburan tanah karena
sifatnya sukar lapuk, 2). Harga untuk membeli mulsa kimia–sintetik (plasik)
relatif mahal.
2.4 Tanaman Tomat
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentun Mill.) adalah tumbuhan
semusin, berbentuk perdu atau semak dan termasuk kedalam golongan tanaman
berbunga (Angiospermae). Buahnya berwarna merah merekah, rasanya manis
agak kemasam-masaman. Tomat banyak mengandung vitamin dan
mineral.Sebenarnya tanaman tomat memang bersifat racun karena mengandung
Lycopersicin. Akan tetapi, kadar racunnya rendah dan akan hilang dengan
sendirinya apabila buah telah tua atau matang. Pada varietas yang digunakan
adalah varietas Larisa F1 yang berdaya hasil tinggi dan beradaptasi didataran
21
rendah, dalam klasifikasi tumbuhan tanaman tomat termasuk kelas
dicotyledonneae/berkeping dua ( Triana, 2006).
Secara lengkap ahli-ahli botani mengklasifikasikan tanaman tomat secara
sistemik sebagai berikut .Devisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae,
Kelas : Dicotyledonneae, Ordo : Tubifloreae, Famili : Solanaceae (berbunga sperti
terompet), Genus : Solanum (Lycopersicum), Spesies : Lycopersicum esculentum
Mill(Tugiyono, 2005).
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) sudah dikenal sebagai
tanaman sayuran yang paling tinggi tingkat penggunaannya.Tomat layak
menyandang julukan sebagai komoditas multi manfaat yang komersial. Sebagian
masyarakat menggunakan buah tomat untuk terapi pengobatan karena
mengandung karotin yang berfungsi sebagai pembentuk provitamin A dan
lycoppen yang mampu mencegah kanker (Wiryanta, 2005).
Tanaman tomat dalam pertumbuhannya memerlukan zat-zat makanan atau
unsur hara yang terdiri atas unsur hara makro, seperti N, P, K, S, Mg, Ca dan
unsur hara mikro, seperti Mo, Cu, B, Zn, Fe, Mn. Unsur hara makro merupakan
unsur hara yang paling banyak diperlukan tanaman dalam pertumbuhannya.
Sedangkan unsur hara mikro hanya diperlukan dalam jumlah sedikit oleh
tanaman, namun unsur hara mikro harus tetap tersedia di dalam tanah. Sebab,
kekurangan salah satu dari unsur hara tersebut tanaman akan menunjukkan
gejalah defisiensi sehingga dapat mengganggu pertumbuhannya. Untuk memenuhi
zat-zat makanan tersebut, maka diperlukan pemupukan (Cahyono, 2005).
22
2.5 Kerangka Pikir
Pencapaian efektivitas penggunaan pupuk kandang dan mulsa plastik
perak hitam ditentukan beberapafaktor, dan faktor yang paling utama adalah
sumberdaya manusia petani itu sendiri. Selain faktor utamatersebut tak kala
pentingnya adalah informasi inovasi teknologi di bidang pertanian secara umum.
Sumber informasi diharapkan diperoleh dari penyuluh pertanian yang merupakan
komunikasi secara langsung, pelatihan, demplot, brosur, media massa elektronik
dan cetak.
Kerangka pikir ini akan dibahas tentang bagaimana efektivitas penggunaan
pupuk kadang dan mulsa plastik perak hitam pada tanaman tomat di Desa
Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada bagan kerangka pikir gambar 1 dibawah ini.
23
KERANGKA PIKIR
Gambar 1.Kerangka pikir Efektivitas penggunaan pupuk kandang dan mulsa
plastik hitam perak pada tanaman tomat di Desa Rannaloe Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa
Pupuk Kandang Mulsa Plastik Perak Hitam
Peningkatan Produksi Tanaman Tomat
Petani Tomat
Efektivitas
24
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa, Penetapan lokasi penelitian dengan mempertimbangkan bahwa
Desa Rannaloe merupakan salah satu daerah sentra produksi tomat. Waktu
penelitian dilakukan bulan februari sampai Maret 2016.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini seluruh petani tomat yang ada di Desa
Rannaloe yang terdiri dari 40 orang, teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sensus sampling, dimana jumlah semua anggota populasi dijadikan sampel.
(Juliansyah, 2011).
3.3 Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif :
a. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari kelompok tani dalam bentuk
informasi baik lisan maupun tertulis, yang menggambarkan situasi langsung
dalam pengembangan usaha tani tomat.
b. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari instansi pemerintah dalam
bentuk angka-angka, seperti data kelompok tani
25
2. Sumber Data
Sumber data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder:
a. Data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan dari responden. Data ini
diperoleh dari hasil observasi dan wawancara langsung dengan responden
melalui daftar pertanyaan ( kuesioner).
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi.
Periode waktu data ini berupa laporan data misalnya data produksi, laporan,
catatan yang ada kaitannya dengan penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
cara:
1. Observasi yaitu, pengambilan data yang dilakukan melalui pengamatan
langsung pada petani tomat di Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa.
2. Wawancara yaitu, pengambilan data yang dilakukan melalui interview
langsung dengan setiap petani yang ada di Desa Rannaloe Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa. Untuk memudahkan dalam proses interview
digunakan kuesioner/daftar pertanyaan yang diberikan kepada setiap petani.
3. Dokumentasi yaitu, teknik ini dilakukan melalui pencacatan data yang
diperlukan baik dari responden maupun dari instansi terkait yang ada
hubungannya dengan penelitian ini.
26
3.5. Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk menjadi permasalahan penelitian adalah
dengan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu dapat diartikan sebagai pemilihan
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan
subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain – lain) yang
telah berlangsung pada saat penelitian untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu
gejala yang diteliti serta dikumpulkan berupa kata-kata, gambar. Data tersebut
berasal dari responden, catatan lapangan, dokumen pribadi, observasi dan
dokumen resmi lainnya.
Tiap variabel yang diukur terdiri dari tiga pilihan jawaban yang masing-
masing bernilai skor 3 bila menjawab ya, skor 2 jika kadang-kadang, dan skor 1
bila tidak pernah, selanjutnya digunakan rumus interval masing-masing kriteria.
Jawaban responden tersebut akan akan dikategorikan kedalam beberapa katerogi
menurut alternatif jawaban. Kategori variabel tersebut akan ditentukan dengan
skala interval dengan rumus sebagai berikut ( Sugiyono, 2005 ).
Jawaban responden masing-masing variable dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Skor untuk kategori Tinggi : 2,34 – 3,00
2. Skor untuk kategori Sedang : 1,67 – 2,33
3. Skor untuk kategori Rendah : 1,00 – 1,66
27
3.6. Definisi Operasional
Pengertian operasional dimaksudkan untuk membantu dan memudahkan
proses dan pencapaian tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Efektivitas merupakan unsur pokok atau untuk mencapai tujuan atau
sasaran yang telah di tentukan didalam setiap organisasi,kegiatan atau
program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran yang
telah di tentukan.
2. Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produkbuangan dari binatang
peliharaan yang dapat digunakan untuk menambahhara, memperbaiki sifat
fisik, dan biologi tanah.
3. Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan
untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan
penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik.
4. Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) adalah buah atau
tanaman yang digolongkan sebagai sayuran yang dibudidayakan petani di
Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.
28
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Kondisi Geografis
Penelitian ini dilakukan di Desa rannaloe, merupakan bagian dari wilayah
kecamatan bungaya Kabupaten Gowa. Secara geografis, wilayah Desa Rannaloe
adalah 60,4 ha. Adapaun batas wilayah dusun yang ada di Desa Rannaloe yang
terbagi empat dusun sebagai berikut :
a) Sebelah utara : Dusun Tangkala
b) Sebelah selatan : Dusun Rannaloe
c) Sebelah timur : Dusun Bulo-Bulo
d) Sebelah barat : Dusun Borong Buah
Jarak desa rannaloe dengan ibu kota kecamatan berbatasan langsung di
sebelah utara, jarak antara ibu kota kecamatan dengan ibu kota kabupaten adalah
± 35 km, sedangkan jarak antara ibu kota kabupaten dengan ibu kota propinsi
adalah ± 65 km.
Secara administratif, Desa Rannaloe memiliki lingkungan, yaitu: lingkungan
Tangala, lingkungan Rannaloe, lingkungan Bulo-bulo, dan lingkungan Borong
buah.
4.2. Keadaan Iklim Dan Tanah
Kondisi topografi wilayah Kecamatan Bungaya pada umumnya dengan
ketinggian ± 500 meter diatas permukaan permukaan air laut.Kecamatan bungaya
beriklim tropis sehingga memiliki dua jenis musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau.Musim kemarau terjadi pada bulan April sampai September dan musim
hujan terjadi pada bulan Oktober-Maret.Suhu udara rata-rata 32ºC dengan curah
29
hujan rata-rata mencapai 142 mm/bln. Tanah terdiri atas dua jenis yaitu alluvial
dan latosol pembentukannya terdiri dari endapan liat berpasir yang berwarna
kelabu serta alluvial yang terdapat disepanjang pesisir pantai dengan pH tanah
berkisar antara 5-5,5 ( Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa, 2012).
4.3. Kondisi Demografis
Penduduk adalah banyaknya orang bertempat tinggal pada suatu daerah
tertentu. Berikut adalah jumlah penduduk di Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa tahun 2015 terlihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2.Jumlah Penduduk Menurut Lingkungan Di Desa Rannaloe Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa
No Lingkungan Laki-Laki
(Jiwa)
Perempuan
(Jiwa) Jumlah Jumlah KK
1.
2.
3.
4.
Tangkala
Rannaloe
Bulo-Bulo
Borong buah
637
589
405
413
629
615
371
391
1266
1204
776
804
328
323
216
232
Total 2.044 2.006 4.050 1.099
Sumber : Data Sekunder Desa Rannaloe, 2015
Desa Rannaloe berpenduduk sebanyak 4.050 jiwa yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 2.044 jiwa dan perempuan sebanyak 2.006 jiwa dengan jumlah
keseluruhan KK yang ada di Desa Rannaloe sebanyak 1.099 KK.
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak
menurut lingkungan ada pada lingkungan Tangala sebanyak 1.266 yang terdiri
dari laki-laki sebanyak 637 jiwa dan perempuan sebanyak 629 jiwa dengan jumlah
1.099 KK.
30
4.3.1Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pembangunan pendidikan dititik beratkan pada peningkatan mutu dan
perluasan kesempatan belajar disemua jenjang pendidikan mulai dari taman
kanak-kanak sampai pada perguruan tinggi. Upaya penigkatan pendidikan yang
ingin dicapai tersebut agar menghasilkan manusia yang berkualitas, sedangkan
perluasan kesempatan belajar dimaksudkan agar penduduk usai sekolah setiap
tahunnya mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk.
Tingkat pendidikan di Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten
Gowa umunya meratadari tingkat pendidikan rendah sampai tingkat pendidikan
tinggi.Hal ini disebabkan karena banyak diantara mereka yang menyadari betapa
pentingnnya pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih jelasnnya table
3 berikut ini akan diuraikan komposisi tingkat pendidikan penduduk Desa
Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa secara rinci.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa Rannaloe
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.
NO. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tidak Sekolah
Belum Tamat SD
TK
SD
SMP
SMA
D3
S1
S2
620
275
41
385
250
75
52
20
3
36,02
15,97
2,38
22,37
14,52
4,35
3,02
1,16
0,17
Jumlah 1.721 100,00
Sumber : Data Sekunder Desa Rannaloe, 2015
Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa
Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa dengan Persentase Teebesar
31
adalah 36,02 % yaitu tidak sekolah sedangkan persentase terkecil adalah 0,17 %
yaitu tingkat pendidikan S2.
Kondisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tersebut pada dasarnya
masih tergolong rendah, karena umumnya masih banyak penduduk tidak
sekolah.Minimnya tingkat pendidikan di desa Rannaloe disebabkan karena
keterbatasan biaya.
4.3.2Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk merupakan sumber pendapatan utama bagi
masyarakat, dimana umunya penduduk di Desa Rannaloe dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari mereka senantiasa melaksanakan berbagai aktivitas,
baik sektor pertanian, perikanan, industri kecil maupun jasa. Untuk mengetahui
lebih lanjut mengenai keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian penduduk
di Desa Rannaloedapat dilihat pada table 4 berikut.
Tabel 4.Jumlah penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Rannaloe
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. 11.
12.
Petani
Buruh Tani
Pedagang
Pengusaha
Karyawan
Pengrajin
Montir
PNS
TNI/POLRI Buruh Bangunan
Tukang Batu
375
210
89
15
45
25
7
53
20 42
55
29,27
16,39
6,94
1,17
3,51
1,95
0,54
4,13
1,56 3,27
4,29
Jumlah 936 100
Sumber : Data Sekunder Desa Rannaloe, 2015
32
Tabel 4 menunjukkan bahwa jenis mata pencaharian penduduk di Desa
Rannaloe yaitu pada sektor pertanian mencapai 375 orang dari total penduduk
atau setara dengan 29,27 % . hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan penduduk di
Desa Rannaloe mengandalkan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
4.4 Sarana Dan Prasarana
Sarana adalah alat yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan,
sedangkan prasarana adalah jembatan untuk menuju ketingkat sarana.Aktivitas
dan kegiatas suatu desa tergantung dari sarana dan prasarananya.Oleh sebab itu,
sarana dan prasarana sosial ekonomi merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan dalam bidang pembangunan di suatu desa.Untuk lebih jelasnya
sarana dan prasarana yang ada di Desa Rannaloe Kecamatan BungayaKabupaten
Gowa dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5 . Jumlah Sarana Dan Prasarana Yang Ada Di Desa Rannaloe Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa
No Jenis Sarana Dan Prasarana Jumlah (Buah) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Traktor
candu
penggiling padi
penyemprot/sprayer
Pompa Air
TK
SD
SMP
SMK
Kantor Desa
Kantor Danramil
Kantor Camat
Perkuburan
Mesjid
37
2
9
31
42
1
3
2
1
1
1
1
5
7
25,87
1.39
6,29
21,67
29,37
0,69
2,09
1,39
0,69
0,69
0,69
0,69
3,49
4,89
Jumlah 143 100
Sumber : Data sekunder Desa Rannaloe, 2015
33
Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa
Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa terdiri dari sarana dan prasarana
berkaitan dengan fasilitas yang ada.Sehingga jumlah jenis sarana dan prasarana di
Desa Rannaloe merupakan salah satu faktor pendukung bagi masyarakat yang ikut
dalam membangun pertanian.
4.5 Kondisi Pertanian
Pertanian dalam pengertian luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan
pemnafaatan makhluk hidup untuk kepentingan manusia, dalam arti sempit
pertanian juga diartikan juga sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk
membudidayakan jenis tanaman tertentu.
Semua kegiatan pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga
memerlukan dasar-dasar yang sama akan pengelolaan tempat usaha. Dua ciri
penting pertanian selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses
produksi memliki resiko yang cukup tinggi.
Pertanian tanaman pangan merupakan salah satu sektor dimana tanaman
pangan yang dihasilkan menjadi kebutuhan hidup masyarakat.Kabupaten Gowa
sebagian tanahnya merupakan tanah pertanian yang memiliki potensi yang cukup
baik bagi perkembangan tanaman pangan, hortikultur dan agro industri.
1
4.5.1.Luas Lahan Pertanian
Kecenderungan penggunaan lahan di setiap daerah berbeda, spesifikasi
pemanfaatan lahan lebih banyak ditentukan oleh tingkat daya dukung lahan dan
sangat tergantung pada tingkat pengetahuan manusia, serta dapat pula disebabkan
34
oleh orientasi sosial masyarakat. Pola penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel
6 dibawah ini.
Tabel 6. Pola Penggunaan Lahan Pertanian di Desa Rannaloe Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa, 2015
No Jenis Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1.
2.
Sawah
Tadah Hujan
Irigasi Teknis
Ladang
136,10
18
1,5
87,46
11,56
0,96
Jumlah 155,6 100
Sumber : Data Sekunder Desa Rannaloe, 2015
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa desa rannaloe termasuk wilayah
yang berpotensi dalam pengembangan bidang pertanian karena memiliki luas
lahan tadah hujan seluas 136,10 Ha atau Setara dengan 87,46 %.
Dengan kondisi wilayah yang mendukung untuk pertanian khususnya untuk
tanaman Hortikultur baik di lahan tadah hujan, irigasi tehnis atau ladang maka
perlu pengembangan lebih lanjut guna untuk meningkatkan hasil produksi
pertanian dengan mengadopsi inovasi baru yang dinilai dapat memberikan
keuntungan.Dengan memperhatikan alokasi tata guna lahan yang ada, maka
kabupaten Gowa terkhusus di Desa Rannaloe berpotensi untuk mengembangkan
komoditas Hortikulura (Tomat) karena memiliki luas lahan yang relatif luas.
4.5.2 Kelembagaan Petani
Kelembagaan petani merupakan lembaga yang ditumbuh kembangkan
dari, oleh dan untuk petani guna memperkuat kerjasama dalam meperjuangkan
kepentingan petani dalam bentuk kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok
35
tani (Gapoktan).Selain itu, kelompok tani dengan lembaga petani mempunyai
peran penting dan strategis dalam pertumbuhan ekonomi diwilayah pedesaan.Desa
Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa mempunyai satu orang penyuluh
pertanian lapangan (PPL) dan satu orang babingsa sebagai pendamping penyuluh
dan Sembilan kelompok tani dimana setiap kelompok tani berjumlah 25 anggota.
36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Petani Responden
Petani adalah setiap orang yang melaukan usaha untukmemenuhi sebagian
atau seluruh kebutuhan hidupnya dibidang pertanian dalam arti luas meliputi
usahatani pertanian, peternakan (termasuk penangkapan ikan), dan penmungutan
hasil laut.
Identitas responden menggambarkan suatu kondisi atau keadaan serta status
dari responden tersebut.Identitas seseorang responden dapat memberikan
informasi tentang keadaan usaha taninya, terutama efektivitas penggunaan pupuk
kandang dan mulsa plastik hitam perak pada tanaman tomat. Informasi-informasi
mengenai identitas responden sangat penting untuk diketahui karena merupakan
salah satu hal yang dapat memperlancar proses penelitian. Berikut ini identitas
responden yang berhasil dikumpulkan di lapangan.
5.1.1 Umur Responden
Pada umunya petani yang berusia lebih muda memiliki kemampuan fisik
yang lebih kuat dibanding petani yang telah berusia lanjut dan tua.Umur sangat
mempengaruhi seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari, serta
berhubungan dengan ketahanan fisik tubuhnya, pengalaman dalam bekerja dan
pengalaman dalam berfikir.Pada umumnya seseorang yang berusia muda dan
sehat mempunyai ketahanan fisik yang lebih besar dan kuat jika dibanding dengan
seseorang yang usianya sudah tua, tapi jika dilihat dari aspek pengalaman yang
37
lebih tua mempunyai pengalaman lebih banyak dan hal ini sangat berpengaruh
terhadapar pola pikir seseorang (Patong, 2006).
Umur atau yang biasa disebut usia adalah satuan waktu yang mengukur
waktu keberadaan suatu nakhluk atau benda, baik dalam keadaan hidup maupun
mati. Umur sangat berpengaruh dalam aktivitas dan pekerjaan seseorang, begitu
juga dalam melakukan aktivitas tani, umumnya umur mempengaruhi kekuatan
fisik dan pola fikir seseorang.Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dalam
penelitian ini umur petani akan mempengaruhi inovasi petani terhadapa budidaya
tomat dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak yang secara rinci disajikan
dalam tabel 7.
Tabel 7. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Umur di Desa Rannaloe
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa, 2016
No Umur ( Tahun ) Jumlah ( Orang ) Persentase
%
1 30 – 38 13 32,5
2 39 – 47 19 47,5
3 48 – 54 8 20
Jumlah 40 100
Sumber : Data primer setelah diolah, 2016
Tabel 7 terlihat bahwa umur responden terbanyak berdasarkan tingkat
adalah berumur 39 – 47 tahun yaitu sebanyak 19 orang atau 47,5% sedangkan
yang paling sedikit adalah tingkat umur 48 – 54 tahun yaitu 8 orang atau 20%.
Dapat dipahami bahwa petani yang dijadikan sebagai responden umumnya masih
produktif dan memiliki kemampuan mengelolah usahataninya.
38
5.1.2 Pendidikan Responden
Pendidikan memiliki makna yang menumbuhkan dinamika orang,
mengantarkan orang untuk menjadi moderen (mampu menguasai lingkungan dan
dunianya). Pendidikan yang ditempuh seseorang yang baik secara formal dan non
formal akan sangat mempengaruhi pengetahuan, keterampilan dan sikap orang
tersebut. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya
manusia dan merupakan perubah utama dari kualitas sumber daya manusia.Makin
meningkat pendidikan seseorang, maka kualitas kerjanya juga meningkat.
Pendidikan mengajarkan kepada individu aneka macam kemauan,
membuka fikiran serta menerima hal – hal baru dan cara berfikir ilmiah. Petani
yang relatif lebih cepat dalam menerapkan hal – hal baru umumnya adalah petani
yang pendidikannya lebih tinggi dari masyarakat di sekitarnya, pandai dan
pengetahuannya luas.
Tingkat pendidikan petani responden di Desa Rannaloe Kecamatan
Bunngaya Kabupaten Gowa yang menjadi aspek karakteristik dalam mengkaji
Efektivitas petani terhadap penggunaan mulsa pada tanaman tomat.Dalam
meningkatkan kualitas produksi tomat bervariasi mulai dari tingkat pendidikan
Sekolah Dasar sampai tingkat pendidikan menjadi Sarjana.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka jumlah dan persentase responden di
Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa berdasarkan tingkat
pendidikan, secara rinci disajikan dalam tabel 8.
39
Tabel 8. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Rannaloe
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa, 2016
No Pendidikan Jumlah ( Orang ) Persentase %
1 SD 18 45
2 SMP 8 20
3 SMA 14 35
Jumlah 40 100
Sumber :Data primer setelah diolah, 2016
Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang paling
tinggi adalah SD sebanyak 18 orang atau 45%, dan tingkat pendidikan responden
yang paling rendah adalah SMP sebanyak 8 orang atau 20%. Data tersebut
menggambarkan bahwa tingkat pendidikan terbesar adalah responden yang tamat
Sekolah Dasar, sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi motivasi
mereka dalam meningkatkan pengetahuan, karena dalam dunia pertanian, telah
berkembang pendidikan informal melalui penyuluhan yang setiap saat
memotivasi, memfasilitasi dan merangsang pengetahuan petani dengan
mengarahkan keefektifan penggunaan pupuk kandang dan mulsa plastik hitam
perak pada tanaman tomat
5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga Responden
Keluarga adalah orang yang tinggal dalam satu rumah ataupun diluar
rumah dan menjadi tanggungan dari kepala keluarga. Tanggungan keluarga terdiri
dari istri, anak, famili, dan keluarga lainnya yang ikut menumpang dalam satu
keluarga dimana besarnya tanggungan keluarga akan mempengaruhi beban hidup
keluarga dan dapat menjadi sumber tenaga kerja keluarga.
40
tanggungan keluarga pada tiap responden dapat memberikan nilai tambah
karena tanggungan keluarga merupakan sumber daya manusia yang digunakan
untuk melaksanakan usahanya. Untuk mengetahui jumlah tanggungan keluarga
responden dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di
Rannaloe Kecamatan Bungya Kabupaten Gowa, 2016
No Tanggungan keluarga Jumlah ( Orang ) Persentase %
1 1 – 2 16 40
2 3 – 4 19 47,5
3 5 – 6 5 12,5
Jumlah 40 100
Sumber : Data primer setelah diolah, 2016
Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga responden
tertinggi 3 – 4 yaitu sebanyak 19 orang atau 47,5% dan jumlah tanggungan
keluarga responden terendah 5 – 6 yaitu sebanyak 5 orang atau 12,5%. Keadaan
demikian sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga dan untuk
peningkatan produksi dalam memenuhi kebutuhannya.
5.1.4 Pengalaman Berusahatani Responden
Pengalaman usaha juga merupakan salah satu unsur yang menunjang
peningkatan produktivitas masyarakat. Dengan pendidikan dan penyuluhan yang
memadai serta ditunjang pengalaman yang cukup, maka seseorang akan lebih
kreatif dalam mengelola usahanya.
Pengalaman dapat dilihat dari lamanya seseorang melakukan kegiatan
usahatani.Semakin lama seseorang bekerja pada kegiatan tersebut semakin banyak
pengalaman yang diperolehnya. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa
41
tingkat pengalaman petani cukup bervariasi, namun secara keseluruhan cukup
berpengalaman, karena pada umumnya pengalaman responden berkisar antara 10
- 34 tahun, untuk mengetahui tingkat pengalaman responden dalam menggunakan
pupuk kandang dan mulsa plastik hitam perak dapat dilihat pada tabel 10 berikut
ini.
Tabel 10. Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa
Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa, 2016
No Pengalaman Usaha Tani Jumlah ( Orang ) Persentase %
1 10 – 18 19 47,5
2 19 – 27 14 35
3 27 – 34 7 17,5
Jumlah 40 100
Sumber :Data primer setelah diolah, 2016
Tabel 10 menunjukkan pengalaman responden yang tertinggi antara 10 –
18 tahun sebanyak 19 orang atau 47,5% dan terendah 27 – 34 tahun sebanyak 7
orang atau 17,5%. Pengalaman petani dalam hal ini menunjukkan bahwa
responden cukup berpengalaman dalam mengelola atau membudidayakan tomat
sehingga tidak menjadi hambatan bagi mereka dalam menggunakan pupuk
kandang danmulsa plastik hitam perak pada tanaman tomat.
5.1.5 Luas Lahan Responden
Luas lahan merupakan media tumbuh suatu tanaman, tempat hewan dan
manusia melakukan aktivitas kehidupannya.Luas lahan sangat mempengaruhi
petani dalam mengambil keputusan dan kebijakan dalam hal penggunaan bibit,
pupuk, obat-obatan dan peralatan.Oleh karena itu, lahan merupakan salah satu
faktor penting dalam usahatani. Luas lahan petani akan mempengaruhi efisien
42
atau tidaknya suatu usahatani, karena erat hubungannya dengan biaya yang
dikeluarkan dan produksi yang diterima. Semakin luas lahan dan biaya produksi
yang dikeluarkan biasanya tidak seimbang dengan produksi yang diperoleh. Luas
lahan berdasarkan tingkat kepemilikan lahan rata-rata di Desa Rannaloe
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowaa, disajikan pada tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 11.Jumlah Responden Berdasarkan Luas Lahan Usahatani di Desa
Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa, 2016.
No Luas laha ( Ha ) Jumlah ( orang ) Persentase %
1 0,25 – 0,43 24 60
2 0,44 – 0,62 10 25
3 0,63 – 0,81 - -
4 0,82 – 1,00 6 15
Jumlah 40 100
Sumber : Data primer setelah diolah, 2015
Tabel 11 menunjukkan bahwa luas lahan petani tomat ( responden ) yang
terbanyak antara 0,25 – 0,43 hektar sebanyak 24 orang atau 60% dan luas
terendah yaitu 0,82 – 1,00 hektar sebanyak 6 orang atau 15%. Dengan demikian
pemilihan lahan tersebut di atas sangat memunkinkan untuk di tanami tomat
dengan penggunaan pupuk kandang dan mulsa plastik hitam perak, sehingga
petani diharapkan dapat memanfaatkan lahan secara optimal untuk meningkatkan
produksi dan pendapatan serta kesejahteraan bagi petani. Demikian juga
kemandirian petani sangat berperan serta dalam meningkatkan produksi tomat
tersebut.
43
5.2 Efektivitas Penggunaan Pupuk Kandang Dan Mulsa Plastik Hitam
Perak Pada Tanaman Tomat Di Desa Rannaloe.
Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produkbuangan dari binatang
peliharaan yang dapat digunakan untuk menambahhara, memperbaiki sifat fisik,
dan biologi tanah. Apabila dalam memeliharaternak tersebut diberi alas seperti
sekam pada ayam, jerami pada sapi,kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan
dicampur menjadi satu kesatuandan disebut sebagai pupuk kandang pula.
Beberapa petani di beberapa daerahmemisahkan antara pupuk kandang padat dan
cair(Widowati et al., 2005).
Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk
menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga
membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik
Tanaman tomat akan tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi jika cara
menanam dan dipelihara baik dan benar. Adapun kegiatan yang dapat menunjang
selama penanaman dan pemeliharaan tomat dapat meliputi penyiapan benih,
pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pencegahan hama dan penyakit,
penggunaan mulsa plastik perak hitam perak sampai dengan hasil produksi
panen, adapun pengolahan panen yaitu dengan cara dipetik langsung.
Berdasarkan observasi dan wawancara maka diperoleh informasi tentang
hambatan atau kendala yang sering dialami petani selama ini adalah kurangnya
pasokan bantuan dan distribusi pupuk kandang sehingga petani tomat dilokasi
penelitian memanfaatkan kotoran ternak yang ada disekitarnya dan
menggabungkannya dengan pupuk kimia pada saat pemupukan tersebut. Adapun
beberapa yang dihadapi petani tomat dilokasi penelitian yaitu hama dan penyakit,
44
hama yang biasa menyerang tanaman tomat petani responden di Desa Rannaloe
adalah hama kutu daun (Aphis sp.), sedangkan penyakit yang sering menyerang
adalah busuk daun dengan cara melakukan penyemprotan pestisida.
Tabel 12.Efektivitas Penggunaan Pupuk Kandang Pada Tanaman Tomat Di Desa
Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa
No. Uraian Rata-Rata Kategori
1 Penggunaan Pupuk Kandang
Oleh Petani 1,92 Sedang
2
Tanggapan Petani Terhadap
Fungsi P.K Untuk Tanaman
Tomat
2,47 Tinggi
3 Tanggapan Petani Terhadap
penigkatan Produksi 2,2 Sedang
4
Tingkat Pengetahuan Petani
Terhadap Fungsi Dan Manfaat
Pupuk Kandang
2,52 Tinggi
5 Pembuatan Pupuk Kandang Oleh
Petani 1,82 Sedang
6 Pemberian P.K Yang Tepat Oleh
Petni Terhadap Tanaman Tomat 2,15 Sedang
Jumlah 13,08
Rata-Rata 2,18 Sedang
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 12 diatas menunjukkan bahwa efektivitas penggunaan
pupuk kandang pada tanaman tomat jika dirata-ratakan masuk dalam kategori
sedang dengan nilai yang dicapai 2,18. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan
dan pengalaman petani erat hubungannya untuk mengembangkan tingkat
kemampuan berfikir dan menerima teknologi informasi yang dapat
45
menguntungkan para petani dalam berusahatani tomat namun sebagian petani
menganggap bahwa penggunaan pupuk kandang saja belum efektif diterapkan dan
direalisasikan terhadap pertanian masa kini karena dengan menggunakan pupuk
kandang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman tomat sehingga
petani masih memakai pupuk kimia sebagai tambahan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman guna membantu tanaman dapat tumbuh secara produktif dan produksi
tomat meningkat secara signifikan sehingga pendapatan petani bisa meningkat
pula.
Para petani tomat dilokasi penelitian mengatakan bahwa dengan penerapan
penggunaan pupuk kandang memang bermanfaat terhadap kesuburan tanah dan
tanaman namun tidak berpengaruh secara kontinuetas terhadap peningkatan
produksi tanaman tomat sehingga petani harus memakai pupuk kimia sebagai
pupuk tambahan untuk tanaman. Petani biasanya memakai pupuk kandang jika
petani mendapatkan bantuan pupuk dari pemerintah untuk mengurangi biaya
pengeluaran dan sebagian petani pula memanfaatkan kotoran ternak di lingkungan
sekitarnya untuk dijadikan sebagai pupuk kandang yang akan diberikan pada
tanaman saat pemupukan, petani yang ada di Desa Rannaloe belum mengetahui
pemupukan yang tepat untuk tanaman tomat sehingga petani tersebut mencari
informasi kepada petani yang memang sudah berpengalaman dalam hal
pemupukanyang tepat. Petani mengharapkan adanya penyuluh memberikan
informasi, arahan, bantuan, dan teknologi yang dapat memudahkan para petani
dalam berusahatani tomat sehingga petani lebih mandiri, kreatif dan mampu
memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada terkhusus penggunaan pupuk
46
kandang dan mulsa plastik hitam perak sehingga petani mampu, mau menerapkan
secara kontinuetas terhadap teknologi pemulsaan dan pemanfaatan pupuk kandang
terhadap tanaman tomat.
Berdasarkan hasil dari penelitian dari aspek tanggapan petani terhadap
produksi diperoleh dari 20 responden 11 orang yang mengatakan telah menerima
informasi dari penyuluh akan tetapi hal in brlum terlalu efektif disebabkan karena
adanya hama penganggu tanaman seperti ulat,yang menganggu pertumbuhan
tanaman sehingga mempengaruhi hasil produksi petani, sedangkan 9 orang
mengatakan hasil produksi cukup baik karena karena mengikuti arahan dari
penyuluh dan belajar dari media.
Berdasarkan hasil penelitian dari aspek pengetahuan petani terhadap
fungsi dan manfaat dari pupuk kandang diperoleh dari 20 responden 15 orang
mengatakan telah mengetahui manfaat dari pupuk kandang pada tanaman tomat
karena telah menerima informasi dari penyuluh, sedangkan 5 orang belum tahu
tentang manfaat dari pupuk kandang pada tanaman tomat halini hal ini disebabkan
karena kurang mengikuti penyuluhan
Berdasarkan hasil penelitian dari aspek pembatan pupuk kandang oleh
petani diperoleh dari 20 responden 11 orang yang mengatakan melakukan
pembutan pupuk kandang setelah menerima informasi dari penyuluh,sedangkan 9
orang mengatakan belum tahu tentang pembutan pupuk kadang hal ini disebabkan
karena petani jarang mengikuti penyuluhan
Berdasarkan hasil penelitian dari aspek pemberian pupuk kandang yang
tepat oleh petani terhadap tanaman tomat diperoleh dari 20 responden 11 orang
47
yang mengatakan belum mengetahui bagai mana pemberian pupuk yang tepat
oleh petani disebabkan karena kurangnya informasi dari penyuluh,sedangkan 9
orang yang mengatakan telah mengerti karena sering mencari informasi dari
maedi ataupun dari penyuluh.
Tabel 13.Efektivitas Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak Pada Tanaman
Tomat Di Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa
No. Uraian Rata-Rata Kategori
1 Tingkat Pengetahuan Petani
Terhadap Penggunaan Mulsa 2,35 Tinggi
2 Tingkat Informasi Cara Penggunaan
Mulsa 2,55 Tinggi
3 Tingkat produktifitasPenggunaan
Mulsa Oleh Petani 2,12 Sedang
4 Penggunaan Mulsa Untuk Penigkatan
Produksi Tanaman Tomat 2,67 Tinggi
5 Mulsa Untuk Menekan Pertumbuhan
Gulma 2,52 Tinggi
6 Tingkat Penggunaan Mulsa Oleh
Petani 2,07 Sedang
Jumlah 14,28
Rata-Rata 2,38 Tinggi
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 13 diatas menunjukkan bahwa tingkat efektivitas
penggunaan mulsa plastik hitam perak pada tanaman tomat jika dirata-ratakan
masuk dalam kategori Tinggi dengan nilai yang dicapai 2,38. Hal ini
menunjukkan bahwa pengetahuan dan pengalaman petani erat hubungannya untuk
mengembangkan tingkat kemampuan berfikir dan menerima teknologi informasi
yang diberikan penyuluh sudah efektif diterima dan diterapkan para petani karena
dengan adanya informasi terhadap penggunaan mulsa, petani yang diberikan
48
arahan dapat menerima informasi dari penyuluh.Dengan adanya informasi
mengenai penggunaan mulsa dan petani merasakan ada perubahan dalam hal
budidaya tomat.
Berdasarkan hasil penelitian dari aspek tingkat informasi cara penggunaan
mulsa diperoleh dari 20 responden 15 orang yang mengatakan telah mendapat
informasi terkait penggunaan mulsa plastic pada tanaman karena hasil informasi
yang diperoleh petani berasal dari penyuluh dan media, sedangkan 5 orang yang
belum tahu tentang penggunaan mulsa plastik hal ini disebabkan karena petani
jarang mengikuti penyuluhan.
Berdasarkan hasil penelitian dari aspek tingkat produktifitas penggunaan
mulsa oleh petani yang diperoleh dari 20 responden 11 orang yang mengatakan
telah menenggunakan mulsa karena mampu menekam pertumbuhan gulma pada
tanaman sehingga produktifitas penggunaan mulsa tetap meningkat kerena adanya
informasi dari penyuluh tentang pentingnya mengunakan mulsa, sedangkan 9
orang mengatakan belum mengetahui tentang pentingnya menggunakan mulsa
pada tanaman tomat hal ini disebabkan petani jarang mengikuti penyuluhan.
Sedangkan berdsarkan hasil penelitian dari aspek penggunaan mulsa untuk
penigkatan produksi pada tanaman tomat diperoleh dari 20 responden 15 orang
yang mengatakan telah merasakan hasil dari penggunaan mulsa mampu
menigkatkan hasil produksi tanaman tomat,sedangkan 5 orang yang mengatakan
belum tahu cara menigkatkan hasil produksi tanaman tomat dengan menggunakan
mulsa hal ini disebabkan karena petani jarang mengikuti penyuluhan.
49
Berdasarkan hasil penelitian dari aspek mulsa untuk menekan
pertumbuhan gulma di peroleh dari 20 responden 15 orang yang mengatakan telah
mengetahui manfaat dari mulsa bahwa mulsa dapat menekan pertumbuhan gulma
pada tanaman hal ini disebabkan karena informasi yang diperoleh dari
penyuluhan,sedangkan 5 orang yang mengatakan belum mengerti manfaat dari
penggunaan mulsa hal ini disebabkan karena petani jarang mengikuti penyuluhan
Berdasarkan hasil penelitian dari aspek tingkat penggunaan mulsa oleh
petani di peroleh dari 20 responden 11 orang yang mengatakan bahwa tingkat
penggunaan mulsa belum efektif karena kurangnya informasi yang di peroleh dari
penyuluh untuk petani hal ini disebabkan karena terbatasnya penyuluh yang ada di
tempat penelitian yang saya lakukan, sedangkan 9 orang yang mengatakan
mengunakan mulsa karena adanya bimbigan dari penyuluh yang ad di tempat
penelitian sehingga petani menggunakan mulsa dengan baik
50
V1. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas penggunaan pupuk
kandang dan mulsa plastik hitam perak pada tanaman tomat di Desa Rannaloe
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa sudah mengalami peningkatan.
6.2. Saran
Dengan adanya seseorang penyuluh di Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa kiranya penyuluh datang memberikan informasi terkait
Efektivitas penggunaan pupuk kandang dan mulsa Plastik hitam perak pada
tanaman tomat agar pengetahuan petani semakin meningkat, kepada pihak terkait
baik intansi atau lembaga supaya memberikan materi-materi penyuluhan pertanian
yang baik dan benar kepada petani, dan sebagai tambahan referensi untuk peneliti
selanjutnya terkait efektivitas penggunaan pupuk kandang dan mulsa plastik hitam
perak pada tanaman tomat.
51
DAFTAR PUSTAKA
Agromaret. 2013. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak
(PHP).http://www.agromaret.com/post/pemasangan_mulsa_plastik_hitam
_perak_ph p/91217140515.Diakses pada tanggal 14 Desember 2013.
Anonim. 2012. Penggunaan Mulsa. http://fiver-rock..com/2012/05/ini-blog- baru-
ku.html. Diakses pada tanggal 12 Desember 2013.
Cahyono Bambang, 2005. Tomat ( Budidaya dan analisis usaha tani).
Kanisus.Yogyakarta
Gary Dessler, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia.Penerbit: PT Indeks.
Ghuman, B.S., H.S. Sur. 2001. Tillage and residue management effects on soil
properties and yields of rainfed maize and wheat in a subhumid
subtropical climate.Soil Till. Res. 58:1-10.
Handoko, Hani, 2003, Manajemen.edisi 2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hartatik, W., D. Setyorini, L.R. Widowati, dan S. Widati.2005.Laporan
AkhirPenelitian Teknologi Pengelolaan Hara pada Budidaya
PertanianOrganik.Laporan Bagian Proyek Penelitian Sumberdaya Tanah
danProyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif
(Tidakdipublikasikan).
Hasibuan, B. E., 2006. Pupuk dan Pemupukan.USU Press. Medan.
Kadarso. 2008. Kajian penggunaan jenis mulsa terhadap hasil tanaman cabai
merah varietas Red Charm.Agros 10:134-139.
Kurniawan, 2005.Efektivitas Azospirillum kemanpuan melakukn tugas yang telah
d sepakati.Institut Pertanian Bogor.
Noor Juliansyah, 2011. Metode Penelitian, Skipsi, TESIS, Disertasi, Dan Karya
ilmiah. Kencana. Jakarta.
Patong, 2006. Pola Pikir Petani. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Prajnanta, F. 2002. Kiat Sukses Bertanam Cabai di Musim Hujan. Penebar
Swadaya. Depok.
Richard M. Steers 2013, Organizational Behavior edisi Indonesia.Jakarta:
Salemba
Rismunandar, 2001.Tanaman Tomat. Sinar Baru Algesindo. Bandung
52
Santi, L. P., A. Dariah, dan D. H. Goenadi.2008. Peningkatan kemantapan
agregattanah mineral oleh bakteri penghasileksopolisakarida. Menara
Perkebunan.76(2): 93-103.
Simamora, D. T. 2009. Respon Pertumbuhan Dan Produksi TanamanTomat
(Lycopersicum esculentum Mill.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik
Cair Dan Padat. USU Repository
Sugiyono, 2010.Metode Peneitian Pendidikan Kuantitatf, Kualitatif Dan R&D.
Penerbit ALfabeta. Bandung
Triana Kartika Santi, 2006. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill). Jurnal
Ilmiah Progresif, Volume 3. No.9. FKIP. Universitas 17 Agustus 1945
Bayuwangi
Tugiyono, 2005, Bertanam Tomat.Penebar Swadaya. Jakarta
Wan Arfiani Barus, 2004. Pertumbuhan dan Produksi Cabai ( Capsicum Annum
L.) Dengan Penggunaan Mulsa Dan Pupuk PK. Staf Kopertis Wil.1 Dpk
Fakultas Pertanian. UNHAM
Wiryanta BTW, 2005 .Bertanam Tomat . AgroMedia pustaka . Jakarta
53
Lampiran I. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Tanggungan keluarga :
Pengalaman berusahatani :
Luas lahan :
Efektivitas Penggunaan Pupuk Kandang Dan Mulsa Pada Tanaman Tomat
A. Tingkat Efektivitas Penggunaan Pupuk Kandang
1. Apakah bapak menggunakan pupuk kandang pada tanaman tomat anda ?
a. Ya 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak pernah 1
2. Apakah penggunaan pupuk kandang dapat bermanfaat bagi tanaman tomat
bapak ?
a. Ya 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak pernah 1
3. Apakah dengan menggunakan pupuk kandang dapat meningkatkan produksi ?
a. Ya 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak pernah 1
4. Apakah bapak tahu fungsi dan manfaat dari pupuk kandang ?
a. Ya 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak pernah 1
5. Apakah bapak yang membuat pupuk kandang untuk digunakan pada saat
pemupukan ?
a. Ya 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak pernah 1
54
6. Apakah bapak tahu kapan pemberian pupuk kandang yang tepat ?
a. Ya 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak pernah 1
B. Tingkat Efektivitas Penggunaan Pupuk Kandang Dan Mulsa Plastik
Hitam Perak
1. Apakah bapak pernah mendapatkan informasi tentang penggunaan pupuk
kandang dan mulsa plastik ?
a. Ya 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak pernah 1
2. Apakah bapak mengetahui cara penggunaan pupuk kandang dan mulsa plastik
hitam perak ?
a. Ya 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak pernah 1
3. Apakah dengan menggunakan mulsa plastik dapat meningkatkan produksi
bapak ?
a. Ya 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak pernah 1
4. Apakah dengan menggunakan mulsa dapat menekan pertumbuhan gulma ?
a. Ya 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak pernah 1
6. Apakah dengan menggunakan mulsa dan pupuk kandang dapat menyuburkan
tanaman bapak ?
a. Ya 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak pernah 1
55
6. Apakah dengan menggunakan pupuk kandang, lebih baik dari pupuk kimia ?
a. Ya 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak pernah 1
56
Lampiran II. Peta Lokasi Penelitian
57
Lampiran III.Identitas Petani Responden Di Desa Rannaloe Kecamatan
Bungaya1Kabupaten Gowa 11
No. Nama Umur
(Tahun)
Tingkat
Pendidikan
Tanggungan
Keluarga
Pengalaman
Usaha Tani
Luas
Lahan
(Ha)
1 Abdullah 39 SD 3 10 1,00
2 Jumasan 32 SD 3 10 0,30
3 H dg ngopa 45 SD 2 17 0,25
4 Dg joa 40 SD 4 15 0,40
5 S dg pabe 43 SMP 5 20 0,50
6 Dg lewa 53 SMP 6 30 0,50
7 Irsan 54 SMP 4 34 0,35
8 C dg muji 30 SMA 4 34 0,40
9 R dg bali 30 SMA 1 10 0,35
10 Dg ngopo 50 SMA 3 13 1,00
11 B dg naba 39 SD 1 13 0,27
12 Dg bantang 42 SD 3 15 0,36
13 D dg lau 45 SD 2 24 0,35
14 Dg ngago 47 SMP 3 25 0,35
15 Ramli 40 SD 3 20 0,42
16 Dg kasang 51 SMP 2 34 0,57
17 Dg nyampa 37 SMA 2 13 0,35
18 S dgngunjung 37 SMA 4 12 1,00
19 S dg sitaba 39 SD 3 20 0,47
20 J dg beta 36 SMA 2 15 0,48
21 Dg kulle 30 SMA 1 10 0,27
22 R dg tiro 47 SMA 2 14 0,27
23 Dg samsu 48 SMA 2 25 1,00
24 R dg ngemba 39 SD 3 23 0,28
25 Dg buang 42 SD 2 25 0,35
26 J dg bella 46 SD 3 19 0,30
27 Dg ngitung 46 SMP 3 26 0,35
28 Dg nakku 38 SMA 2 15 0,25
29 M Dg ngeppe 42 SMP 2 22 0,39
30 Dg boting 35 SMA 2 10 0,27
31 Dg nojeng 38 SMA 3 14 0,46
32 D Dg lau 37 SD 3 14 0,50
33 B dg ngasa 38 SMA 3 12 0,28
34 Dg tawang 50 SMP 2 12 0,40
35 Dg bombing 43 SD 6 27 1,00
36 Dg ngalle 46 SD 5 23 0,55
37 M dg naja 53 SD 4 29 0,52
38 Dg kio 47 SMA 2 34 0,52
39 Dg sibali 48 SD 3 25 0,44
40 R Dg sija 38 SD 6 28 1,00
58
Lampiran IV.Efektivitas Penggunaan Pupuk Kandang Pada Tanaman Tomat Di
Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.
NO.
Efektivtas Penggunaan Pupuk Kandang Pada Tanaman Tomat
Nama
Respondden 1 2 3 4 5 6
1 Abdullah 3 3 3 3 3 3
2 Jumasan 2 3 2 2 3 2
3 H dg ngopa 3 2 3 3 2 2
4 Dg joa 1 3 2 3 2 3
5 S dg pabe 1 2 3 3 1 3
6 Dg lewa 2 3 2 2 1 3
7 Irsan 2 3 3 3 2 1
8 C dg muji 3 2 1 2 1 3
9 R dg bali 3 3 2 3 3 3
10 Dg ngopo 3 3 1 3 2 3
11 B dg naba 1 3 3 3 2 2
12 Dg bantang 2 2 3 3 3 3
13 D dg lau 2 3 2 2 1 2
14 Dg ngago 1 3 3 3 1 1
15 Ramli 2 3 3 3 2 2
16 Dg kasang 3 3 2 2 1 3
17 Dg nyampa 1 2 2 1 1 1
18 S dg ngunjung 1 3 1 3 3 3
19 S dg sitaba 1 3 2 3 2 3
20 J dg beta 2 2 3 2 3 1
21 Dg kulle 2 1 3 3 2 2
22 R dg tiro 3 2 3 3 1 1
23 Dg samsu 2 3 2 1 2 1
24 R dg ngemba 2 3 1 2 2 3
25 Dg buang 2 2 1 3 1 3
26 J dg bella 1 3 2 2 3 2
27 Dg ngitung 1 3 1 2 3 1
28 Dg nakku 1 2 2 3 2 1
29 M Dg ngeppe 2 3 1 1 1 2
30 Dg boting 3 1 1 2 1 3
31 Dg nojeng 3 1 2 3 2 3
32 D Dg lau 2 2 3 3 1 1
33 B dg ngasa 1 3 3 1 1 1
34 Dg tawang 1 2 2 2 2 3
35 Dg bombing 2 1 1 3 3 2
36 Dg ngalle 3 3 1 3 2 1
37 M dg naja 3 2 2 2 1 3
38 Dg kio 1 2 3 3 1 1
39 Dg sibali 1 3 3 3 2 2
59
40 R Dg sija 2 3 2 3 1 3
Jumlah 77 99 88 101 73 86
Rata-Rata 1,92 2,47 2,2 2,52 1,82 2,15
Kategori S T S T S S
Keterangan :
1. Tinggi : 2,34-3,00
2. Sedang : 1,67-2,33
3. Rendah : 1,00-1,66
60
Lampiran V.Tingkat Efektivitas Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak Pada
Tanaman Tomat Di Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa.
NO.
Tingkat Efektivitas Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak Pada Tanaman
Tomat
Nama
Respondden 1 2 3 4 5 6
1 Abdullah 3 3 2 3 3 2
2 Jumasan 2 3 2 2 3 2
3 H dg ngopa 3 2 3 3 2 2
4 Dg joa 2 3 2 3 2 3
5 S dg pabe 3 2 3 3 2 3
6 Dg lewa 2 3 2 2 3 2
7 Irsan 2 3 3 3 2 1
8 C dg muji 3 2 1 2 3 3
9 R dg bali 3 3 2 3 3 3
10 Dg ngopo 3 3 1 3 2 3
11 B dg naba 1 3 3 3 2 2
12 Dg bantang 2 2 3 3 3 3
13 D dg lau 2 3 2 2 3 2
14 Dg ngago 3 3 3 3 3 1
15 Ramli 2 3 3 3 2 2
16 Dg kasang 3 3 2 3 3 3
17 Dg nyampa 2 2 2 3 3 1
18 S dg ngunjung 3 3 1 3 3 3
19 S dg sitaba 3 3 2 3 2 3
20 J dg beta 2 2 3 2 3 1
21 Dg kulle 2 1 3 3 2 2
22 R dg tiro 3 2 3 3 3 1
23 Dg samsu 2 3 2 2 2 1
24 R dg ngemba 2 3 1 3 2 2
25 Dg buang 2 2 1 3 1 3
26 J dg bella 3 3 2 2 3 2
27 Dg ngitung 3 3 1 3 3 1
28 Dg nakku 1 2 2 3 2 1
29 M Dg ngeppe 2 3 1 3 2 2
30 Dg boting 3 1 1 2 3 3
31 Dg nojeng 3 3 2 3 2 3
32 D Dg lau 2 2 3 3 3 1
33 B dg ngasa 1 3 3 3 3 1
34 Dg tawang 1 2 2 3 2 3
35 Dg bombing 2 2 1 3 3 2
36 Dg ngalle 3 3 1 3 2 1
37 M dg naja 3 2 2 2 3 3
61
38 Dg kio 3 2 1 3 3 1
39 Dg sibali 2 3 3 3 2 2
40 R Dg sija 2 3 2 3 3 3
Jumlah 94 102 85 107 101 83
Rata-Rata 2,35 2,55 2,12 2,67 2,52 2,07
Kategori T T S T T S
Keterangan :
1. Tinggi : 2,34-3,00
2. Sedang :1,67-2,33
3. Rendah : 1,00-1,66
62
Lampiran VI. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Wawancara di Dusun Tangkala Gambar 2. Wawancara di Dusun Borong Bua
Gambar 3. Wawancara di Dusun Bulo-Bulo
63
Gambar 4.Pemasangan Mulsa Gambar 5. Pengumpulan Pupuk Kandang
Gambar 6. Budidaya Tanaman Tomat Menggunakan Mulsa Plastik Hitam Perak
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Rannaloe Kecamatan
Bungaya Kabupate Gowa pada tanggal 12 juni
1994.Anak pertama dari dua bersaudara dan
merupakan buah kasih sayang dari pasangan
ayahanda Sangkala dan Nurbiah.Penulis
menempuh pendidikan dasar di SD.GUPPI
BORONGBUAH Di Desa Rannaloe Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa mulai tahun 2000 sampai tahun 2005. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP.GUPPI Rannaloe. Kabupaten Gowa
dan tamat pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2008 penulis melanjutkan
pendidikan di MA ASSALAM. Timbuseng Kabupaten Takalar dan tamat pada
tahun 2011.
Kemudian pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahsiswa Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.. Berkat
rahmat dan pertolongan dari Allah SWT, kerja keras,dukungan moril disertai do’a
yang tulus dari kedua orang tua dan keluarga, sehingga perjuangan dalam
menuntut ilmu di perguruan tinggi tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2015
dengan terpenuhinya syarat akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
dengan menyusun skripsi dengan judul “Efektivitas Penggunaan Pupuk
Kandang Dan Mulsa Plastik Hitam Perak Pada Tanaman Tomat Di Desa
Rannaloe Di Desa Rannaloe Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa”