efektivitas pengelolaan kelas untuk meningkatkan …
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
TERPADU
SKRIPSI
Oleh
RINA FITRIANA NIM. TB. 140506
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
TERPADU
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
RINA FITRIANA
NIM. TB. 140506
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
KEMENTERIAN AGAMA RI UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi
Tgl. Revisi
Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 25-10-2013 R-0 - 1 dari 2
Hal : Nota Dinas Lampiran : - Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi di Jambi Assalamu’alaikum wr.wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari: Nama : Rina Fitriana NIM : TB.140506 Judul Skripsi : Efektivitas Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu.
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Tadris Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Biologi. Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir Saudari tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, 06 November 2018 Pembimbing I Drs, Alfian, M.Pd NIP.195709041979031007
KEMENTERIAN AGAMA RI UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi
Tgl. Revisi
Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 25-10-2013 R-0 - 1 dari 2
Hal : Nota Dinas Lampiran : - Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi di Jambi Assalamu’alaikum wr.wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari: Nama : Rina Fitriana NIM : TB.140506 Judul Skripsi : Efektivitas Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu.
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Tadris Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Biologi. Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir Saudari tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, 31Oktober 2018 Pembimbing II Fery Kurniawan, M.Si NIP.198312102011011009
KEMENTERIAN AGAMA RI UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat: Jl. Jambi – Ma. BulianKM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36365 PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi
Tgl. Revisi Halaman
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-07 25-10-2013 R-0 - -
Nomor: ……………………………………………………
Skripsi/Tugas Akhir dengan judul : Efektivitas Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu
Nama/NIM : Rina Fitriana/TB.140506 Telah di munaqasyahkan pada : Rabu, 09 Januari 2019 Nilai Munaqasyah : 84,25 (A) Dan telah dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
TIM MUNAQASYAH Ketua Sidang
Reny Safita, S.Pt,M.Pd NIP. 19821029 200912 2 003
Penguji I
Drs. Alfian, M.Pd NIP. 19670904 197903 1 007
Penguji II
NispiSyahbani, M.Pd.I NIP. 19780820 201101 1 005
Pembimbing I
Dr. H. Kasful Anwar US, M.Pd NIP. 19681204 199403 1 004
Pembimbing II
Ali Murtadlo, S.Ag, M.Ag NIP. 19681024 199803 1 001
Sekretaris Sidang
FeryKurniawan, M.Si NIP. 19831210 201101 1 00
Jambi, Juni 2018
Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN STS Jambi DEKAN
Dr. Hj. Armida, M. Pd. I NIP. 196212231990032001
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya
sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Jambi, 31 Oktober 2018
Rina Fitriana
TB. 140506
PERSEMBAHAN
Bismiillahirrohmannirrahim
Puji syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang Engkau berikan sehingga skripsi
ini mampu hamba selesaikan dengan baik
Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta Bapak Idarul dan Ibunda Sutianah
yang selalu mensupport, memotivasi, menasehati, mengasihi, dan mencintai
sepenuh hati
Terimakasih kepada adekku tercinta Nurul Umiah dan Vania Inezty Shira yang
selalu memberi semangat
Terimakasih kepada semua keluarga besarku, terimakasih atas doa dan
dukungannya selama ini
Terimakasih kepada Ibu, Bapak Dosen Jurusan Pendidikan Biologi terimakasih
atas segala bimbingan dan fasilitasnya selama ini
Terimakasih kepada sahabat seperjuanganku Mirna Gustiani, Nopa Husna Dewi,
Patmawati, Shidratul Ma’arifah, dan Yusra Wati yang selalu mensupport,
memotivasi, berdoa serta bersedia bersama dalam suka dan duka
Serta terimakasih kepada teman seperjuanganku biologi A angkatan 2014 atas
kebersamaan, pengalaman, motivasi dan semangat yang telah diberikan selama
perkuliahan
MOTTO
حيم حمن الر الر بسم
°°°
)
) ١١:المجدللت °°°
Artinya:
°°°“Niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat”°°° (Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen
Agama RI, 2008, Bandung: Diponegoro, Hal: 58).
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha ‘Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW
pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang
telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom
ini Penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi, MA, PhD, selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan, Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd, selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan dan Dr. Hj. Fadilah, M. Pd, selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd.I, selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kelembagaan, Bapak Dr. Zawaqi Afdal Jamil, S.Ag.M. Pd.I selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Bapak Dr. H. Kemas Imron Rosyadi, M.Pd selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
5. Ibu Reny Safita, S.Pt, M.Pd selaku Ketua Jurusan Program Studi Tadris Biologi dan Bapak Ferry Kurniawan, M.Si Selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Drs. Alfian, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Fery Kurniawan, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Syahnuar, S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Muaro Jambi yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Ir. Pretty Hasminingsih, S.Pd selaku guru IPA di SMP Negeri 1 Muaro Jambi yang telah membantu Penulis selama penelitian berlangsung.
9. Siswa-siswi kelas VIII D SMP Negeri 1 Muaro Jambi atas kerjasamanya dalam pelaksanaan penelitian.
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penyusunan skripsi ini, yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jambi, 31 Oktober 2018
Penulis
Rina Fitriana
NIM. TB. 140506
ABSTRAK
Nama : Rina Fitriana
Program Studi : Tadris Biologi
Judul : Efektivitas Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu
Pengelolaan kelas merupakan salah satu tugas guru yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan efektif apabila seorang guru berhasil dalam mengelola kelasnya dengan baik dan membuat guru menjadi pusat perhatian saat menjelaskan materi pembelajaran sehingga membuat kelas menjadi kondusif dan proses pembelajaran menjadi efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Muaro Jambi dengan menerapkan pengelolaan kelas pembelajaran IPA terpadu. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas(PTK). Penggumpulan data dilakukan dengan lembar observasi dan angket dilakukan setiap awal dan akhir siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Muaro Jambi yang berjumlah 32 orang. Dalam menerapkan pengelolaan kelas ini didapatkan terjadinya peningkatan minat belajar siswa setiap siklus. Pada prasiklus minat belajar siswa 3,25% pada siklus I minat belajar siswa mencapai 50% dan pada siklus II minat siswa mencapai 84,3%. Dari hasil penelitian ini dapat direkomendasikan bahwa pengelolaan kelas harus lebih diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran IPA di sekolah untuk meningkatkan minat belajar siswa.
Kata kunci : pengelolaan kelas, minat belajar, IPA Terpadu, PTK
ABSTRACT
Name : Rina Fitriana
Study Program : Tadris Biology
Title : Effectiveness of Classroom Management to Increase Student Learning Interest in Integrated Natural Sciences Subjects
Class management is one of the teacher's tasks that is very important in the learning process. The learning process will be effective if a teacher succeeds in managing his class well and makes the teacher the center of attention when explaining learning material so as to make the class conducive and the learning process effective and efficient. This study aims to improve the learning interest of Muaro Jambi 1 Junior High School 1 students by implementing integrated science learning classroom management. This research is a Class Action Research (CAR). Data collection was carried out with observation sheets and questionnaires conducted at the beginning and end of the cycle. The subjects of this study were students of class VIII D of Muaro Jambi 1 Junior High School, totaling 32 people. In implementing this class management, it is found that there is an increase in students' interest in learning each cycle. In the pre-cycle students' interest in learning was 3.25% in the first cycle students' interest in learning reached 50% and in the second cycle students' interest reached 84.3%. From the results of this study it can be recommended that classroom management must be more considered by teachers in natural science learning in schools to increase student learning interest.
Keywords: classroom management, interest in learning, Integrated Science, CAR
DAFTAR ISI
Isi Judul Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................. ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
MOTTO ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
ABSTRAK .................................................................................................. x
ABSTRACT .................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 4 C. Batasan Masalah ............................................................................... 5 D. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 5
1. Tujuan penelitian .......................................................................... 5 2. Kegunaan penelitian...................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual ....................................................................... 7 B. Acuan Teoritis .................................................................................. 22 C. Model Tindakan ............................................................................... 22 D. Studi Relevan ................................................................................... 23 E. Kerangka Fikir ................................................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ......................................................... 27 B. Rancangan Tindakan ........................................................................ 27 C. Desain dan Prosedur Tindakan ......................................................... 28
1. Desain Tindakan ........................................................................ 28 2. Prosedur Tindakan ..................................................................... 28
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan ....................................................... 30 E. Sumber Data .................................................................................... 30 F. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 31
1. Pengelolaan Kelas ................................................................ 31 2. Minat Belajar ....................................................................... 32 3. Jenis Instrumen .................................................................... 33 4. Validasi Instrumen ............................................................... 36
G. Keabsahan Data ............................................................................... 36 1. Telaah Model Tindakan ............................................................. 36 2. Validitas Data ............................................................................ 39
H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 40 I. Jadwal Penelitian ............................................................................. 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan ...................................................................... 43 B. Pembahasan ..................................................................................... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 68 B. Implikasi .......................................................................................... 68 C. Saran ................................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Isi Judul Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Fikir .......................................................... 26
Gambar 3.1 Siklus Kegiatan PTK ........................................................... 37
Gambar 4.1 Hasil Peningkatan Presentase Lembar Observasi Aktivitas Siswa Persiklus ................................................................... 63
Gambar 4.2 Hasil Peningkatan Presentase Angket Pengelolaan Kelas Persiklus .............................................................................. 65
Gambar 4.3 Hasil Peningkatan Presentase Angket Minat Belajar Siswa ... 66
Gambar 4.4 Hasil Presentase Angket Minat Belajar Siswa Persiklus ........ 67
Gambar 4.5 Hasil Skor Dari Angket Minat Belajar Siswa Persiklus ........ 68
DAFTAR TABEL
Isi Judul Halaman
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ulangan Biologi ................................................. 4 Tabel 2.1 State Of The Research ................................................................ 24 Tabel 3.1 Rencana dan Prosedur PTK ........................................................ 29 Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan Tindakan .................................................. 30 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa .............................. 33 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Pengelolaan Kelas ........................................... 34 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar Siswa ........................................ 35 Tabel 3.6 Skala Penilaian Aktivitas Siswa .................................................. 40 Tabel 3.7 Kriteria Aktivitas Siswa .............................................................. 41 Tabel 3.8 Skala Penilaian Kuisioner ........................................................... 41 Tabel 3.9 Jadwal Penelitian ........................................................................ 42 Tabel 4.1 Daftar Inisial Siswa .................................................................... 44
Tabel 4.2 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus ..................... 45
Tabel 4.3 Hasil Angket Pengelolaan Kelas Prasiklus .................................. 46
Tabel 4.4 Hasil Angket Minat Belajar Siswa Prasiklus ............................... 47
Tabel 4.5 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ....................... 49
Tabel 4.6 Hasil Angket Pengelolaan Kelas Siklus I .................................... 51
Tabel 4.7 Hasil Angket Minat Belajar Siswa Siklus I ................................. 52
Tabel 4.8 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ...................... 55
Tabel 4.9 Hasil Angket Pengelolaan Kelas Siklus II ................................... 56
Tabel 4.10 Hasil Angket Minat Belajar Siswa Siklus II .............................. 58
Tabel 4.11 Presentase Peningkatan Lembar Observasi Aktivitas Siswa Setiap Siklus ........................................................................... 59
Tabel 4.12 Presentase Peningkatan Angket Pengelolaan Kelas Pada Setiap Siklus ............................................................................ 62
Tabel 4.13 Persentase Peningkatan Angket Minat Belajar Masing-masing Siswa Tiap Siklus ........................................... 63
Tabel 4.14 Hasil Skor Dari Angket Minat Belajar Siswa Persiklus ............. 65
DAFTAR LAMPIRAN
Isi Judul Halaman
Lampiran 1 Silabus ................................................................................... 72 Lampiran 2 RPP Siklus I ............................................................................ 75 Lampiran 3 RPP Siklus II ........................................................................... 90 Lampiran 4 Lembar Validasi RPP .............................................................. 102 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa ................................................................ 105 Lampiran 6 Kisi-Kisi Angket Pengelolaan Kelas ........................................ 111 Lampiran 7 Angket Pengelolaan Kelas ....................................................... 113 Lampiran 8 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar ............................................... 116 Lampiran 9 Angket Minat Belajar .............................................................. 119 Lampiran 10 Lembar Penilaian Validasi .................................................... 121 Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ........................................ 124 Lampiran 12 Presentase Peningkatan Aktivitas Masing-masing
Siswa Tiap Siklus ................................................................ 127 Lampiran 13 Presentase Peningkatan Angket Pengelolaan Kelas Masing-masing
Siswa Persiklus ................................................................... 128 Lampiran 14 Presentase Peningkatan Angket Minat Belajar Siswa Masing-masing
Siswa Persiklus ..................................................................... 129 Lampiran 15 Dokumentasi ......................................................................... 130
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang
juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita
dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan
tersebut, sebagai pertanggung jawaban terhadap perbuatan yang dilakukan,
yaitu mendidik dan dididik (Hasbullah, 2006, p. 6). Pendidikan berlangsung
dalam suatu proses panjang yang pada akhirnya mencapai tujuan umum atau
akhir, yaitu kedewasaan atau pribadi dewasa susila. Tujuan bersifat umum ini
akan dicapai melalui pencapaian tujuan-tujuan dekat (Hasbullah, 2006, p. 13).
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam tujuan pendidikan
tidak lepas dengan peran guru didalamnya. Dalam dunia pendidikan guru
berperan penting dalam membantu peserta didik untuk meningkatkan
intelektualnya dengan cara menjadi guru yang profesional dalam proses
belajar mengajar.
Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan (Bahri & Zain, 2006, p. 1). Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan materi
pembelajaran yang bersifat ilmiah, pengetahuan yang berupa fakta, yang
menekankan pada proses pembelajaran yang mempelajari tentang lingkungan
atau alam yang berada disekitar siswa serta mempelajari tentang makhluk
hidup. Sehingga didalam mata pelajaran IPA siswa dituntut untuk berfikir
secara ilmiah, dan memiliki tingkat intelektual yang tinggi. Maka guru
hendaknya mampu mengkondisikan permasalahan yang ada didalam
pengelolaan kelas dan membantu siswa dalam proses pembelajarannya,
hendaknya guru mampu membuat siswa menjadi lebih aktif dan berminat saat
proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa bisa dapat melakukan dan
menemukan sendiri terhadap materi atau topik bahasan yang dibicarakan,
serta guru dapat mengkondisikan suasana kelas, siswa dapat memahami,
mengemukakan pendapat dan mengkritis.
Pengajaran adalah suatu aktivitas (proses) mengajar-belajar. Di
dalamnya ada dua subjek yaitu guru dan peserta didik (Rohani, 2004, p. 1).
Tugas dan tanggung jawab seorang guru atau pengajar adalah mengelola
pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai
dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara dua subjek
pengajaran; guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing,
sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk
memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.
Kompetensi guru menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang telah dirumuskan oleh
pemerintah (Anonim, 2006, p. 3). Kompetensi guru meliputi: kompetensi
pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi
sosial. Kompetensi merujuk kepada perbuatan yang rasional untuk memenuhi
spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Dikatakan
rasional karena mempunyai arah serta tujuan.
Kemampuan guru dalam proses belajar mengajar salah satunya adalah
mengelola kegiatan pendidikan, dalam mengelola kegiatan pendidikan salah
satunya guru harus profesional dalam pengelolaan kelas. Proses pembelajaran
akan efektif apabila seorang guru berhasil dalam mengelola kelasnya dengan
baik dan membuat guru menjadi pusat perhatian saat menjelaskan materi
pembelajaran sehingga membuat kelas menjadi kondusif dan proses
pembelajaran menjadi efektif dan efisien. Adapun keberhasilan kegiatan
belajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas serta
ditunjang oleh sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah tersebut.
Sarana dan prasarana pendidikan menurut Undang-Undang Nomor
Tahun 2003 Pasal 45 yang berbunyi : (1) setiap satuan pendidikan formal dan
nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. (2)
ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua
satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintahan.
Pengelolaan dalam pengertian umum adalah pengadministrasian,
pengaturan atau penataan suatu kegiatan (Arikunto, 1990, p. 2).
Pengelolaan kelas mempunyai masalah yang dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok. Meskipun seringkali perbedaan antara kedua kelompok itu hanya merupakan perbedaan tekanan saja. Tindakan pengelolaan kelas seorang guru akan efetif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula (Rohani, 2004, p. 124). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMPN 1
Muaro Jambi yang terletak di Jalan Raya Jambi, Muara Bulian Km.17,
Simpang Sungai Duren, pada kelas VIII D, diketahui minat dsiswa dalam
proses belajar masih rendah, didalam proses pembelajaran siswa kurang
berinteraksi antara siswa satu dan lainnya begitu juga antara siswa dengan
guru. Dalam proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan guru dalam
menjelaskan materi yang disampaikan, siswa banyak yang mengantuk, dan
siswa banyak yang membicarakan hal lain diluar dari materi yang sedang
dipelajari. Sehingga siswa menjadi seperti tidak berminat dalam mengikuti
proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru hanya terfokus pada metode
dan materi yang akan disampaikan pada saat proses belajar mengajar tetapi
kurang memperhatikan pengelolaan kelas yang terdapat pada kelasnya
sehingga didapatkan hasil minat belajar pada kelas VIII D masih rendah.
Minat belajar siswa dapat diukur dari hasil evaluasi yang ada pada guru
bidang studi. Hasil evaluasi dari proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Terpadu pun masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat pada
Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ulangan Biologi
Kelas Jumlah Siswa
Nilai Rata-rata Kelas
KKM Jumlah Siswa Tuntas
Jumlah Siswa Tidak Tuntas
VIII A 30 65,55 70 20 10 VIII B 31 68,00 70 23 2 VIII C 32 64,50 70 24 5 VIII D 32 67,00 70 23 7 VIII E 30 66,50 70 22 6 VIII F 31 64,48 70 17 14 Sumber: Daftar Nilai Guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Kelas
VIII SMPN 1 Muaro Jambi
Berdasarkan permasalahan yang disampaikan diatas, peneliti
bermaksud untuk mengelola kelas menjadi efektif agar dapat meningkatkan
minat belajar siswa. Pengelolaan kelas dapat dilakukan dengan cara
mengubah cara atau metode guru dalam mengajar, dan mengatur kelas
menjadi ruangan yang tidak membosankan bagi siswa saat proses belajar
mengajar sedang berlangsung. Pembelajaran dengan menggunakan
pengelolaan kelas sangat berguna dalam membantu siswa agar proses belajar
menjadi efektif dan efisien.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengetahui lebih
lanjut bagaimana minat belajar siswa dengan menggunakan pengelolaan kelas
dengan judul: “Efektivitas Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan, maka
permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam masalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kurang efektif sehingga siswa
kurang tertarik dan merasa bosan dengan materi pelajaran yang diberikan.
2. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.
3. Penerapan pengelolaan kelas belum terlaksana dengan baik.
4. Minat belajar siswa kurang dikarenakan kurangnya komunikasi antara
guru dan siswa.
C. Batasan Masalah Untuk terarahnya pembahasan terhadap identifikasi masalah diatas
maka perlu adanya batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Subjek dalam penelitian ini adalah penerapan pengelolaan kelas yang
bertujuan agar minat belajar siswa meningkat.
2. Objek dalam penlitian ini adalah siswa kelas VIII D di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Muaro Jambi.
3. Pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi Sistem
Gerak Pada Manusia.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara guru menerapkan pengelolaan kelas agar terciptanya
suasana kelas yang efektif?
2. Bagaimana cara guru menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan kelas
sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa?
3. Bagaimana cara guru menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses
pembelajaran sehingga bisa menarik perhatian siswa?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diteliti, maka tujuan penelitian adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana cara guru menerapkan pengelolaan kelas
agar terciptanya suasana kelas yang efektif.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara guru menerapkan prinsip-prinsip
pengelolaan kelas sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa.
c. Untuk mengetahui bagaimana cara guru menciptakan lingkungan yang
kondusif dalam proses pembelajaran sehingga bisa menarik perhatian
siswa.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak yang
berkepentingan dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu:
a. Bagi Guru: Dapat mengubah pola pikir siswa kelas VIII, dapat berpikir
kreatif dalam mengelola kelas sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
menarik, serta dapat meningkatkan minat belajar siswa.
b. Bagi Siswa: Siswa jadi termotivasi untuk semangat belajar.
c. Bagi Peneliti: Menambah pengetahuan lebih luas, menambah wawasan
tentang pengelolaan kelas, lebih bisa menguasai kelas dengan baik dan
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata-1 (S1) pada
jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual 1. Efektivitas
a. Definisi Efektivitas Efektif didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
dapat membuahkan hasil, mulai berlaku, ada pengaruh/akibat/efeknya.
Efektivitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam
pencapaian tujuan (Yasin & Hapsoyo, 2008, p. 132).
Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian
tujuan atau target kebijakan (hasil guna) (Mardiasmo, 2009, p. 132).
Efektivitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi
individu, kelompok organisasi, makin dekat pencapaian prestasi yang
diharapkan supaya lebih efektif hasil penilaiannya (Komariah &
Triatna, 2005, p. 34). Sedangkan menurut peneliti Efektivitas adalah
suatu ukuran target yang tepat guna.
Efektivitas pengajaran dapat ditinjau dari dua segi, yaitu: 1. Efektivitas Mengajar Guru Efektivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Dengan sendirinya prinsip ini harus memperhitungkan kemampuan guru, sehingga upaya peningkatan untuk dapat menyelesaikan setiap program perlu mendapatkan perhatian. 2. Efektivitas Belajar Murid Efektivitas pembelajaran siswa dengan tujuan-tujuan pelajaran yang diharapkan telah dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang ditempuh. Upaya peningkatan umumnya dilakukan dengan jenis metode (cara) dan alat yang dipandang paling ampuh untuk digunakan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Komariah & Triatna, 2005, p. 22).
2. Pengelolaan Kelas
a. Definisi Pengelolaan Kelas Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management” asal kata dari bahasa inggris yang diindonesiakan menjadi “manajemen” atau menejemen. Di dalam kamus umum Bahasa
Indonesia disebutkan bahwa pengelolaan berarti penyelenggaraan. Di lihat dari asal kata “manajemen” dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Pengelolaan diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan-kegiatan orang lain (Hamalik, 2005, p. 45). Pengertian tentang kelas yang dikemukakan oleh Purnomo yaitu “Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan rombongan belajar (lingkungan emosional)”. Lingkungan fisik meliputi: (1) ruangan, (2) keindahan kelas, (3) pengaturan tempat duduk, (4) pengaturan sarana dan alat pembelajaran, (5) ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi: (1) tipe kepemimpinan, (2) sikap guru, (3) suara guru, (4) pembinaan hubungan yang baik. Jadi, pengelolaan kelas adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien serta sebagai kemampuuan atau keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan-kegiatan yang terjadi didalam ruangan belajar dan rombongan belajar (siswa) (Purnomo, 2005, p. 3). Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan tugasnya. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Ketika kelas terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar (Bahri & Zain, 2002, pp. 195-196). b. Tujuan Pengelolaan Kelas Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien (Bahri & Zain, 2002, p. 199). Tujuan pengelolaan kelas menurut mempunyai dua tujuan, yaitu: 1. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan
menggunakan fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar-mengajar agar mencapai hasil yang baik.
2. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan (Usman, 2009, p. 10).
c. Berbagai Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang terkait langsung dalam hal ini. Karena pengelolaan kelas yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar anak didik baik secara berkelompok maupun secara individual. Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:
1) Pendekatan Kekuasaan Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Di dalamnya ada kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru mendekatinya.
2) Pendekatan Ancaman Pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya melarang ejekan, sindirian, dan memaksa.
3) Pendekatan Kebebasan Pengelolaan diartikan sebagai suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan di mana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
4) Pendekatan Resep Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberikan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.
5) Pendekatan Pengajaran Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.
6) Pendekatan Perubahan Tingkah Laku Pengelolaan kelas juga diartikan sebagai proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.
7) Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial Pendekatan pengelolaan kelas berdasarkan suasana perasaan dan suasana sosial (socio-emotional climate approach) didalam kelas sebagai sekelompok individu cenderung pada pandangan Psikologi Klinis dan Konseling (penyuluhan).
8) Pendekatan Proses Kelompok Proses kelompok adalah usaha guru mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar.
9) Pendekatan Electis atau Pluralistik Pendekatan electis (Electic Approach) ini menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut diatas berdasarkan situasi yang dihadapinya. Pendekatan electis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. (Bahri & Zain, 2002, pp. 200-206).
d. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern siswa dan faktor ekstern siswa. Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Sedangkan faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokkan siswa, jumlah siswa di kelas, dan sebagainya. Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang akan diuraikan berikut ini. a. Hangat dan Antusias Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas. b. Tantangan Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Tambah lagi, akan dapat menarik perhatian peserta didik dan dapat mengendalikan gairah belajar mereka. c. Bervariasi Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik kan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Kevariasian dalam penggunaan apa yang disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan. d. Keluwesan
Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas, dan sebagainya. e. Penekanan Pada Hal-hal Yang Positif Penekanan pada hal-hal positif, yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat menganggu jalannya proses belajar mengajar. f. Penanaman Disiplin Diri Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal (Bahri & Zain, 2002, pp. 206-209). Keenam prinsip yang telah dikemukakan di atas berbeda
dengan pendapat lain yang mengungkapkan bahwa prinsip
pengelolaan kelas meliputi:
1) Kehangatan dan keantusiasan dalam belajar dapat menciptakan iklim kelas yang menyenangkan.
2) Dapat menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang siswa untuk berpikir.
3) Guru dapat melakukan variasi. 4) Keluwesan guru dalam pelaksanaan tugas perlu ditingkatkan. 5) Penanaman disiplin diri sendiri merupakan dasar modal guru. 6) Penekanan pada hal-hal yang bersifat positif perlu diperhatikan
(Alma, 2010, p. 84).
Berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan kelas diatas yaitu
diantaranya hangat dan antusias, tantangan, bervariasi, keluwesan,
penekanan pada hal-hal yang positif, serta penanaman disiplin diri.
Prinsip-prinsip tersebut mampu membantu guru dalam mengelola
kelas yang baik. Selain itu, teori tentang prinsip-prinsip pengelolaan
kelas dalam penelitian ini peneliti jadikan sebagai pedoman dalam
pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi.
e. Usaha Preventif Masalah Pengelolaan Kelas
Tindakan pengelolaan kelas adalah tindakan yang dilakukan oleh guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio-emosional sehingga terasa benar oleh peserta didik rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar (Rohani, 2010, p. 127).
1. Kondisi Fisik Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil perbuatan belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses perbuatan belajar peserta didik dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud akan meliputi hal-hal dibawah ini:
a) Ruangan Tempat Berlangsungnya Proses Belajar Mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua bergerak leluasa tidak berdesak-desakan dan saling menganggu antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar.
b) Pengaturan Tempat Duduk Mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dimana dengan demikian guru sekaligus dapat mengontrol tingkah laku peserta didik. Pengatursan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar.
c) Ventilasi dan Pengaturan Cahaya Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan peserta didik. Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan panas cahaya matahari masuk, udara sehat dengan ventilasi yang baik, sehingga semua peserta didik dalam kelas dapat menghirup udara segar yang cukup mengandung O2 (oksigen), peserta didik harus dapat melihat tulisan dengan jelas, tulisan di papan, pada bulletin board, buku bacaan, dan sebagainya. Cahaya harus datang dari sebelah kanan, cukup terang tetapi tidak menyilaukan.
d) Pengaturan Penyimpanan Barang-barang Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan kegiatan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan diruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi, dan sebagainya, hendaknya
ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menganggu gerak kegiatan peserta didik (Rohani, 2010, pp. 127-129).
2. Kondisi Sosio-Emosional Suasana sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan peserta didik merupakan efektivitas tercapainya tujuan pembelajaran. a) Tipe Kepemimpinan Peranan guru, tipe kepemimpinan guru, atau administrator akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Tipe kepemimpinan yang lebih berat pada otoriter akan menghasilkan sikap peserta didik yang submissive atau apatis. Tapi dipihak lain juga akan menumbuhkan sikap yang agresif. b) Sikap Guru Sikap guru dalam menghadapi peserta didik yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku peserta didik akan dapat diperbaiki. Kalau guru terpaksa membenci, bencilah dengan tingkah laku peserta didik dan bukan membenci peserta didik. c) Suara Guru Suara guru walaupun bukan faktor yang besar tetapi turut mempunyai pengaruh dalam belajar. Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh peserta didik secara jelas dari jarak yang agak jauh akan membosankan dan pelajaran tidak akan diperhatikan. Suasana semacam ini mengundang tingkah laku yang tidak diinginkan. Suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh kendegarannya rileks akan mendorong peserta didik untuk lebih berani mengajukan pertanyaan, mencoba sendiri, melakukan percobaan terarah, dan sebagainya. Tekanan suara hendaknya bervariasi sehingga tidak membosankan peserta didik yang mendengarnya. d) Pembinaan Raport Pembinaan hubungan baik dengan peserta didik dalam masalah pengelolaan kelas sangatlah penting. Dengan hubungan baik guru peserta didik diharapkan peserta didik senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimistik, serta realistik dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya (Rohani, 2010, pp. 130-131).
f. Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan pengelolaan kelas secara praktis berkaitan
dengan usaha mempertahankan kondisi kelas dan mengembangkan
iklim kelas.
1. Usaha Mempertahankan Kondisi Kelas
Untuk menciptakan kondisi kelas merupakan perbuatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan dengan memberi ramalan atau prediksi iklim kelas yang akan terjadi atau mungkin terjadi. Sedangkan mempertahankan kondisi kelas merupakan reaksi atau respon langsung yang terjadi dalam suasana nyata di kelas. (Fakthurohman, 2007, p. 107) 2. Usaha Mengembangkan Iklim Kelas
Mengembangkan iklim kelas, memiliki arti menata ulang kondisi kelas yang kurang akseptabel (pantas diterima). Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui modifikasi modifikasi perilaku siswa. Modifikasi perilaku siswa berarti memperbaiki cara berpikir, gaya mengekspresikan perasaan dan cara mewujudkan perilaku siswa. Terutama dengan cara merespons masalah dan teknik pemecahan masalah yang lebih permanen (Fakthurohman, 2007, p. 108). Keterampilan menurut Isjoni, yaitu: 1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru di dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pembelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut, yaitu: a. Sikap Tanggap Komponen ini menggambarkan tingkah laku guru yang tampak kepada siswa bahwa guru sadar serta tanggap terhadap perhatian mereka, terhadap keterlibatan mereka, bahkan juga tanggap ketidak acuhan dan ketidak terlibatkan mereka dalam tugas-tugas di kelas.
b. Membagi Perhatian Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini menunjukkan kepada cara guru menangani lebih dari satu kegiatan dalam satu waktu.
c. Menyiagakan Siswa Caranya adalah memusatkan perhatian siswa pada suatu tugas dengan menciptakan suatu situasi yang mempesonakan atau menarik perhatian, sebelum guru
menyampaikan pertanyaan atau mengemukakan suatu topik pelajaran.
d. Menuntut Tanggung Jawab Siswa Hal ini berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban dan tanggung jawab yang dilakukan siswa, serta keterlibatan mereka dalam tugas-tugas.
e. Memberikan Petunjuk-Petunjuk Yang Jelas Komponen ini berhubungan dengan petunjuk guru yang disampaikan secara jelas dan singkat kepada siswa baik untuk seluruh kelas, perkelompok maupun perorangan.
f. Teguran Tidak semua tingkah laku siswa yang menganggu kelas atau kelompok dalam kelas dapat dicegah atau dihindari secara berhasil, sehingga seringkali guru perlu bertindak untuk mengatasi gangguan tersebut dengan menegur secara memperingati siswa.
g. Memberi Penguatan Tujuan dan cara penggunaan komponen keterampilan memberikan penguatan dapat digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan belajar atau menganggu temannya (Isjoni, 2007, pp. 91-97).
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengendalikan kondisi belajar optimal. Namun pada tingkat tertentu guru dapat dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku anak didik yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam tugas di kelas, strategi tersebut adalah sebagai berikut: a. Modifikasi Tingkah Laku Guru menganalisis tingkah laku anak didik yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasi pemberian penguatan secara sistematis.
b. Pengelolaan Kelompok Guru dapat menggunakan alternatif lain dalam mengatasi masalah-masalah pengelolaan kelas antara lain menerapkan pendekatan pemecahan masalah kelompok.
c. Menemukan Dan Memecahkan Masalah Tingkah Laku Yang Menimbulkan Masalah
Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan
ketidakpatuhan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya (Isjoni, 2007, p. 99).
g. Beberapa Masalah Pengelolaan Kelas Keberagaman masalah perilaku siswa menimbulkan beberapa masalah pengelolaan kelas. Masalah-masalah pengeloaan kelas yang berhubungan dengan perilaku siswa adalah:
1. Kurang kesatuan, dengan adanya kelompok-kelompok, klik-klik, dan pertentangan jenis kelamin.
2. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap, pergi kesana kemari, dan sebagainya.
3. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan, mengucilkan, merendahkan kelompok bodoh dan sebagainya.
4. Kelas mentoleransi kekeliruan-kekeliruan temannya, ialah menerima dan mendorong perilaku siswa yang keliru.
5. Mudah mereaksi negatif/terganggu, misalnya bila didatangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah, dan sebagainya.
6. Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga dengan alat-alat belajar kurang, kekurangan uang, dan sebagainya.
7. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru, dan sebagainya. Variasi perilaku itu menurut Made Piarta bukan tanpa sebab. Karena ada faktor-faktor penyebablah timbulnya variasi perilaku itu. Menurutnya faktor-faktor penyebab variasi perilaku itu adalah: a. Karena pengelompokkan (pandai, sedang, bodoh).
Kelompok bodoh akan menjadi sumber negatif, penolakan atau apatis.
b. Dari karakteristik individual, seperti kemampuan kurang, membuat tidak puas atau dari latar belakang ekonomi rendah yang menghalangi kemampuannya.
c. Kelompok pandai akan merasa terhalang oleh teman-temannya yang tidak mampu seperti dia. Kelompok ini sering menolak standar yang diberikan oleh guru. Sering juga kelompok ini membentuk norma sendiri, yang seringkali tidak sesuai dengan harapan sekolah.
d. Dalam latihan diharapkan semua siswa tenang dan bekerja sepanjang jam pelajaran, kalau ada interupsi atau interaksi mungkin merasa tegang atau cemas. Karena itu perilaku-perilaku yang menyimpang seorang dua orang bisa ditoleransi asal tidak merusak kesatuan. Guru harus
berusaha mengadakan situasi agar mereka bisa mengadakan interaksi.
e. Dari organisasi kurikulum tentang team teaching, misalnya anak didik pergi dari satu guru ke guru yang lain dan dari satu kelompok ke kelompok yang lain. Tenaga mereka banyak dipakai di jalanan dan harus menyesuaikan diri berkali-kali, tidak ada kestabilan. Penyesuaian terhadap guru dan metode-metodenya (Bahri & Zain, 2002, pp. 217-219).
h. Penataan Ruang Kelas Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk secara berkelompok dan memudahkan guru unuk bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan: a. Ukuran dan bentuk kelas b. Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa c. Jumlah siswa dalam kelas d. Jumlah siswa dalam setiap kelompok e. Jumlah kelompok dalam kelas f. Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa pandai dengan
siswa kurang pandai, pria dengan wanita) (Bahri & Zain, 2002, pp. 227-228).
i. Pengaturan Siswa Siswa sebagai individu dengan segala perbedaan persamaannya. Pada intinya berisikan ketiga aspek di atas. Persamaan dan perbedaan dimaksud adalah: 1. Persamaan dan perbedaan dalam kecerdasan (inteligensi). 2. Persamaan dan perbedaan dalam kecakapan. 3. Persamaan dan perbedaan dalam hasil belajar. 4. Persamaan dan perbedaan dalam bakat. 5. Persamaan dan perbedaan dalam sikap. 6. Persamaan dan perbedaan dalam kebiasaan. 7. Persamaan dan perbedaan dalam pengetahuan atau pengalaman. 8. Persamaan dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah. 9. Persamaan dan perbedaan dalam minat. 10. Persamaan dan perbedaan dalam cita-cita. 11. Persamaan dan perbedaan dalam kebutuhan. 12. Persamaan dan perbedaan dalam kepribadian. 13. Persamaan dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo
perkembangan. 14. Persamaan dan perbedaan dalam latar belakang lingkungan.
Persamaan dan perbedaan kepribadian siswa di atas, berguna dalam membantu usaha pengaturan siswa di kelas. Terutama berhubungan dengan masalah bagaimana pola pengelompokkan siswa guna menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan kreatif, sehingga kegiatan belajar yang penuh kesenangan dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama (Bahri & Zain, 2002, pp. 231-232).
j. Pengelolaan Kelas Yang Efektif Perbedaan ini perlu dipahami guru agar mudah dalam melakukan pengelolaan kelas secara efektif. Menurut Made Pidarta untuk mengelola kelas secara efektif perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan
tertentu, yang dilengkapi oleh tugas-tugas guru dan diarahkan oleh guru.
2) Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tetapi bagi semua anak atau kelompok.
3) Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku masing-masing individu dalam kelompok itu. Kelompok mempengaruhi individu-individu dalam hal bagaimana mereka memandang dirinya masing-masing dan bagaimana belajar.
4) Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggota. Pengaruh yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing mereka dikelas dikala belajar.
5) Praktek guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa. Makin meningkat keterampilan guru mengelola secara kelompok, makin puas anggota-anggota di dalam kelas.
6) Struktur kelompok, pada komunikasi, dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara guru mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan (Bahri & Zain, 2002, pp. 238-239).
3. Minat Belajar a. Definisi Minat Belajar Minat merupakan salah satu faktor psikis yang membantu dan
mendorong individu dalam memberi stimulus suatu kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang khendak dicapai. Ditinjau
dari segi bahasa, minat adalah “kecendrungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu; gairah; keinginan” (Anonim, 2008, p. 957).
Minat adalah perhatian, kesukaan (kecendrungan hati), kepada
sesuatu, keinginan (Poerwadarmita, 2002, p. 650). Sedangkan menurut
peneliti minat adalah suatu hal yang membuat hati menjadi tertarik
terhadap segala sesuatu yang dilandasi dengan rasa keingintahuan
yang tinggi.
Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai berikut:
“Interest is persisting to pay attention to and enjoy some activity or
content”. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minat (Slameto, 2003, p. 180).
Minat berarti kecendrungan yang menetap dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang, minat yang dikaitkan dengan pengertian pribadi dan nilai selalu mengandung unsur afektif atau perasaan, kognitif, dan kemauan. Minat dan sikap meliputi penerimaan dan penolakan terhadap sesuatu yang dimensi nya berbeda sikap lebih bersifat setuju atau tidak setuju, sedang minat lebih bersifat senang atau tidak senang, minat sebagai sesuatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa minat merupakan pemusatan perhatian (Bahri & Zain, 2006, p. 66). Belajar menurut bahasa adalah “berusaha mengetahui sesuatu;
berusaha memperoleh ilmu pengetahuan (kepandaian, keterampilan)
(Anonim, 2008, p. 24).
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slameto, 2003, p. 2).
Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama isi ingatan mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa, sehingga perbuatannya berubah. Jadi, dapat peneliti simpulkan dari definisi diatas minat belajar adalah kecendrungan hati yang tinggi dalam memperoleh ilmu pengetahuan baik itu kepandaian maupun keterampilan (dalam Purwanto, 2003, p. 84). Siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara
menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu (Slameto, 2003, p. 57). b. Fungsi Minat Dalam Belajar
Minat dalam belajar memiliki fungsi sebagai berikut:
a) Sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar.
b) Pendorong siswa untuk berbuat dalam mencapai tujuan. c) Penentu arah perbuatan siswa yakni ke arah tujuan yang
hendak dicapai. d) Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan siswa yang
mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai (Sabri, 2007, p. 85).
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Dalam Belajar Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat dalam belajar secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, yang bersumber dari diri siswa (internal) dan yang bersumber dari lingkungan (eksternal). Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan diri siswa, meliputi kondisi fisik dan psikisnya. Kondisi fisik yang dimaksud adalah kondisi yang berkaitan dengan keadaan jasmani seperti kelengkapan anggota tubuh, kenormalan fungsi organ tubuh serta kesehatan fisik dari berbagai penyakit. Faktor internal lain yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor psikis, yaitu kondisi kejiwaan yang berkaitan dengan perasaan atau emosi, motivasi, bakat, inteligensi, dan kemampuan dasar dalam suatu bidang yang akan dipelajari. Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang mempengaruhi tumbuhnya minat belajar siswa yang berada diluar diri siswa. Faktor eksternal terbagi atas lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial yang dimaksud adalah meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. (Syah, 2001, pp. 130-139). Lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya,
rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu yang digunakan siswa.
d. Meningkatkan Minat Siswa Ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Disamping memanfaatkan minat yang telah ada, agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai
dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang. Hal ini dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa (Slameto, 2003, p. 181).
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu IPA pada hakikatnya adalah ilmu untuk mencari tahu, memahami
alam semesta secara sistematik dan mengembangkan pemahaman ilmu
pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa ilmiah, fakta,
konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya. IPA merupakan
suatu proses penemuan dan pengembangan. Tujuan pembelajaran IPA
terpadu yaitu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran,
meningkatkan minat dan motivasi peserta didik, serta beberapa kompetensi
dapat dicapai sekaligus. IPA merupakan salah satu materi pembelajaran
yang memiliki nilai-nilai biologi didalamnya, dimana IPA mempelajari
tentang makhluk hidup dan bersangkutan dengan kehidupan sehari-hari.
Salah satu materi yang ada pada IPA ialah sistem gerak pada manusia.
Sistem gerak meliputi rangka, otot, dan sendi. Rangka manusia terdiri dari
rangka tengkorak, rangka badan, dan rangka alat gerak. Rangka ialah
tersusun dari tulang, manusia memiliki lebih 200 tulang. Salah satu fungsi
tulang ialah untuk tempat pembentukan sel darah merah. Tulang
merupakan alat gerak pasif sedangkan otot merupakan alat gerak yang
aktif. Salah satu fungsi dari otot ialah untuk membuat bentuk tubuh dan
tempat melekatnya otot. Otot terbagi menjadi bermacam-macam jenis,
yaitu otot lurik, otot jantung dan otot rangka. Sendi adalah tempat
bertemunya dua tulang atau lebih. Sendi memungkinkan tulang yang
bersambungan dapat bergerak. Berdasarkan banyak sedikitnya gerakan,
sendi dibedakan menjadi tiga yaitu sinartrotis (sendi yang tidak yang tidak
dapat digerakkan) amfiartrosis (sendi yang dapat digerakkan namun
terbatas), dan diartrosis (sendi yang dapat digerakkan dengan bebas).
B. Acuan Teoritis Pengelolaan kelas merupakan masalah yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efesien dan memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Tugas utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas, lebih-lebih tidak ada satu pun pendekatan yang dikatakan paling baik (Bahri & Zain, 2002, p. 194). Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan bisa
dilakukan. Pertama, dengan menata ruangan yang apik dan menarik, yaitu
yang memenuhi unsur-unsur kesehatan, kedua, melalui pengelolaan yang
hidup dan bervariasi yakni dengan menggunakan pola dan model
pembelajaran, media dan sumber belajar yang relevan (Sanjaya, 2006, p.
132).
Pengelolaan kelas merupakan suatu upaya dalam menata kelas
menjadi lebih menarik, sehingga membuat peserta didik menjadi lebih
antusias dalam menghadapi pembelajaran dan dapat meningkatkan minat
belajar pada peserta didik. Dengan demikian untuk meningkatkan minat
belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu guru
perlu mengelola kelas secara efektif dan efisien. Diharapkan dengan
pengelolaan kelas secara efektif dan efisien minat belajar siswa dapat
mengalami peningkatan.
C. Model Tindakan Penelitian ini menggunakan model “Kemmis dan Mc Taggart” yang
mana merupakan pengembangan dari model “Kurt Lewin”. Keempat
komponen dalam model Kemmis dan Mc Taggart dipandang sebagai suatu
siklus, dalam hal ini merupakan suatu putaran kegiatan yang berdiri dari
perencanaan, tindakan observasi dan refleksi. Berdasarkan refleksi kemudian
disusun rencana (perbaikan), tindakan dan observasi serta refleksi, demikian
seterusnya. Banyaknya siklus tergantung pada permasalahan yang dipecahkan
(Widayati, 2008, p. 91). Penelitian tindakan kelas memiliki empat jenis
penelitian, yaitu PTK Diagnostik, PTK Partisipasi, PTK Empiris dan PTK
Eksperimental (Sumadayo, 2013, p. 26).
D. Studi Relevan
Studi relevan yakni membuat hasil-hasil penelitian sebelumnya
relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain, dengan
maksud untuk menghindari duplikasi. Disamping itu, untuk menunjukkan
bahwa topik yang akan diteliti belum pernah diteliti dalam konteks yang
sama. Permasalahan yang akan penulis teliti sudah pernah diteliti oleh
beberapa orang sebelumnya diantaranya sebagai berikut:
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (A.Rahman, 2011)
dengan judul “Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3
Nipah Panjang Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung
Timur” pembelajaran dengan menggunakan pengelolaan kelas ini dapat
meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada pokok bahasan ciri-ciri
makhluk hidup di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Nipah Panjang
Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dilihat dari
kedua hipotesis tersebut hipotesis nihil yang ditolak sedangkan hipotesis
alternatif di terima, terbukti dari to > tt baik pada taraf signifikan 5% maupun
1% dengan nilai to = 5,136 tt pada taraf signifikan 5% = 2,00 dan tt pada taraf
signifikan 1% = 2,65.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Taupik Qurrahman, 2016)
dengan judul “Hubungan Pengelolaan Kelas Dengan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Ladang Panjang Sarolangun Jambi” yang dianalisis
dengan menggunakan koefesien korelasi kendall tau, dengan signifikan thitung
> ttabel yaitu 7,158 > 1,714 pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini
menyarankan agar guru meningkatkan perhatian terhadap pengelolaan kelas
dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dalam proses
pembelajaran sehingga hasil belajar yang diinginkan tercapai.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Vidi Yanti, 2014) dengan
judul “Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun” penelitian
ini menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengelolaan
kelas tentang biologi terhadap hasil belajar di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 16 Sarolangun. Ditunjukkan dengan bukti perolehan rhitung > rtabel
(0,325 < 0,96 > 0,418). Dari penelitian ini bahwa pengelolaan kelas
berpengaruh terhadap hasil belajar biologi.
Berdasarkan studi relevan diatas maka dapat disintesiskan dalam tabel
state of the research sebagai berikut:
Tabel 2.1 State of the research
No Peneliti/Judul Hasil Persamaan Perbedaan
1. A.Rahman (2011)/ Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Nipah Panjang Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Pembelajaran dengan menggunakan pengelolaan kelas ini dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada pokok bahasan ciri-ciri makhluk hidup di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Nipah Panjang Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dilihat dari kedua hipotesis tersebut hipotesis nihil yang ditolak sedangkan hipotesis alternatif di terima, terbukti dari to > tt baik pada taraf signifikan 5% maupun 1% dengan nilai to = 5,136 tt pada taraf signifikan 5% = 2,00 dan tt pada taraf signifikan 1% = 2,65.
Sama-sama meneliti tentang pengelolaan kelas
A.Rahman (2011) meneliti tentang Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Nipah Panjang Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur sedangkan peneliti meneliti tentang Efektivitas Pengelolaan Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu.
2. Taupik Qurrahman (2016)/ Hubungan Pengelolaan Kelas Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Ladang Panjang Sarolangun Jambi.
Dianalisis dengan menggunakan koefesien korelasi kendall tau, dengan signifikan thitung > ttabel yaitu 7,158 > 1,714 pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini menyarankan agar guru meningkatkan perhatian terhadap pengelolaan kelas dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar yang diinginkan tercapai.
Sama-sama meneliti tentang pengelolaan kelas
Taupik Qurrahman (2016) meneliti tentang Hubungan Pengelolaan Kelas Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Ladang Panjang Sarolangun Jambi sedangkan peneliti meneliti Efektivitas Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu.
3. Vidi Yanti, (2014)/ Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun
Penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengelolaan kelas tentang biologi terhadap hasil belajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun. Ditunjukkan dengan bukti perolehan rhitung > rtabel (0,325 < 0,96 > 0,418).
Sama-sama meneliti tentang pengelolaan kelas
Vidi Yanti (2014)/ meneliti tentang Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun sedangkan peneliti meneliti tentang Efektivitas Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu.
E. Kerangka Fikir
Pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu kelas VIII di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Muaro Jambi siswa masih merasa
kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan. Hal ini dikarenakan dalam
proses pembelajaran guru masih dominan menggunakan ceramah saja tanpa
menggunakan pengelolaan kelas yang baik dan menarik. Untuk mengatasi
masalah tersebut, peneliti menerapkan pengelolaan kelas yang efektif dan
efisien pada kelas VIII D untuk meningkatkan minat belajar Ilmu
Pengetahuan Alam siswa dengan menggunakan Siklus I, II Dst yang
kemudian hasil evaluasinya akan dianalisis dan diambil kesimpulan. Untuk
lebih jelas Kerangka Fikir dapat dilihat pada gambar 2.1.
Keterangan:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Fikir
Kondisi Awal Minat belajar siswa rendah
Tindakan
Kondisi akhir
Guru telah menerapkan pengelolaan kelas
dalam proses pembelajaran
Siklus I
Siklus II
Siklus III, Dst. Minat belajar siswa meningkat
Bagian Keseluruhan
Bagian yang diteliti
Guru belum menerapkan
pengelolaan kelas dalam proses belajar
Proses Belajar Mengajar
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Muaro Jambi yang terletak di
Jalan Raya Jambi, Muara Bulian Km.17, Simpang Sungai Duren, Kecamatan
Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Alasan peneliti
memilih sekolah ini karena lokasi nya dekat dengan tempat tinggal peneliti,
dan kondisi sekolah tersebut sesuai dengan judul yang diangkat oleh peneliti.
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada semester ganjil yaitu
bulan Juli-Oktober tahun pelajaran 2017/2018.
B. Rancangan Tindakan Siklus atau daur dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari
empat tahap yaitu:
1. Perencanaan tindakan: rencana tindakan ini mencakup seluruh langkah tindakan secara rinci. Dalam tahapan ini perlu juga diperhitungkan segala kendala yang mungkin saja muncul pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung, menuliskan rencana tindakan yang diperlukan untuk melaksanakan PTK, mulai dari materi, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang mencakup metode, sampai pada instrumen pengamatan (observasi) dan evaluasi.
2. Pelaksanaan tindakan: tahap ini merupakan tahap implementasi dari semua rencana tindakan yang telah dibuat. Strategi dan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan pada perencanaan harus benar-benar diterapkan dan mengacu pada kurikulum yang berlaku.
3. Tahap pengamatan: tahap pengamatan sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Tahap pelaksanaan dan tahap pengamatan berlangsung dalam waktu yang sama. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.
4. Tahap refleksi: tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul dan kemudian melakukan tindakan berikutnya (Sumadayo, 2013, p. 46).
C. Desain dan Prosedur Tindakan 1. Desain Tindakan Tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), Penelitian tindakan kelas adalah suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama,
tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang
dilakukan oleh siswa (Arikunto, Suhardjono, & Supardi, 2014, p. 3) yang
akan dilaksanakan di SMP N 1 Muaro Jambi. Yang menjadi objek
penelitian ini yaitu semua siswa kelas VIII D SMP N 1 Muaro Jambi. Peneliti akan menggunakan jenis PTK Eksperimental, PTK
Eksperimental adalah jenis penelitian yang diselenggarakan dengan
berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan
efisien didalam suatu kegiatan belajar mengajar, dimungkinkan terdapat
lebih dari suatu strategi atau teknik yang diterapkan untuk mencapai suatu
tujuan instruksional. Dengan diterapkan PTK ini diharapkan peneliti dapat
menentukan cara mana yang paling efektif dan efisien dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran (Sumadayo, 2013, p. 27).
2. Prosedur Tindakan PTK bukan hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari
berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi seperti kesulitan siswa
dalam mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu, tetapi yang lebih
penting lagi adalah memberikan pemecahan masalah berupa tindakan
tertentu untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Atas dasar
itu, terdapat tiga hal penting dalam pelaksanaan PTK yakni sebagai
berikut:
a. PTK adalah penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru
dan siswa dalam berbagai tindakan.
b. Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran, evaluasi) dilakukan berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi.
c. Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran).
Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya adalah sebagai berikut: (1) penetapan fokus permasalahan, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) pengumpulan data (pengamatan/observasi), (5) refleksi (analisis dan interpretasi), (6) perencanaan tindak lanjut (Arikunto et al., 2014, p. 70). Rencana dan prosedur penelitian terdapat pada tabel 3.1 berikut ini:
Siklus I Perencanaan: Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM
Menentukan pokok bahasan Mengembangkan skenario pembelajaran Menyusun LKM Menyiapkan sumber belajar Mengembangkan format evaluasi Mengembangkan format observasi pembelajaran
Tindakan Menerapkan tindakan mengacu pada skenario dan LKM
Pengamatan Melakukan observasi dengan memakai format observasi
Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKM
Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yeng meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, LKM, dan lain-lain.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.
Evaluasi tindakan I Siklus II Perencanaan Identifikasi masalah dan penetapan alternatif
pemecahan masalah Pengembangan program tindakan II
Tindakan Pelaksanaan program tindakan II Pengamatan Pengumpulan data tindakan II Refleksi Evaluasi tindakan II
Siklus-siklus berikutnya Kesimpulan, saran, rekomendasi
Tabel 3.1 Rencana dan Prosedur PTK
(Arikunto et al., 2014, p. 71)
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan Kriteria keberhasilan tindakan dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini
(Aqib, 2009, p. 41).
Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan Tindakan
Persentase Kriteria 80 %-100% Sangat tinggi
70% - 79 % Tinggi 60 % - 69 % Sedang 20 % - 59 % Rendah
0% - 9% Sangat Rendah Berdasarkan tabel kriteria keberhasilan tindakan diatas penelitian
dikatakan berhasil apabila penerapan pengelolaan kelas dalam proses belajar
dapat meningkatkan nilai siswa rata-rata standar KKM yaitu 70.
Kriteria keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dikatakan
berhasil apabila terdapat sedikitnya 70% siswa yang aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang digunakan di SMP
Negeri 1 Muaro Jambi adalah 70 dan untuk kelas dikatakan telah berhasil
apabila terdapat 77% siswa berhasil dari keseluruhan yang mengikuti proses
pembelajaran. (Sugiyono, 2014, p. 44)
E. Sumber Data Pada penelitian ini, sumber data yang dibutuhkan berasal dari
narasumber, dokumen dan proses belajar mengajar. Adapun data yang
dikumpulkan dari penelitian ini yaitu berupa data minat belajar siswa yang
diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa tentang minat mendengar,
menulis, bertanya, dan menyampaikan pendapat selama proses belajar
mengajar berlangsung serta angket sebagai sumber pendukung minat belajar
siswa.
Sumber data yang dikumpulkan dari penelitian ini meliputi:
1. Informasi dan narasumber yaitu guru dan siswa di SMP Negeri 1 Muaro
Jambi.
2. Tempat dan peristiwa kegiatan belajar mengajar diadakan di dalam kelas
VIII D pada saat proses belajar mengajar dengan menerapkan Pengelolaan
Kelas.
3. Dokumen dan arsip yang dipergunakan dalam menunjang pelaksanaan
penelitian.
F. Instrumen Pengumpul Data 1. Pengelolaan Kelas
a. Definisi Konseptual Pengelompokkan definisi pengelolaan kelas ada lima, yaitu:
a) Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas. Definisi ini memandang pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku peserta didik. Pandangan ini bersifat “Otoratif”. Kaitannya dengan tugas guru adalah menciptakan dan memelihara ketertiban suasana kelas. Penggunaan disiplin sangat diutamakan.
b) Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan peserta didik. Definisi ini didasarkan atas pandangan yang bersifat “permisif”. Kaitannya dengan tugas guru adalah memaksimalkan perwujudan kebebasan peserta didik, maksudnya guru membantu peserta didik untuk merasa bebas melakukan yang ingin dilakukannya.
c) Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Defini ketiga ini didasarkan pada prinsip-prinsip mengubah tingkah laku (behavioral modification), dan memandang pengelolaan kelas sebagai proses pengubahan tingkah laku peserta didik. Guru disini berfungsi sebagai membantu peserta didik dalam mempelajari tingkah laku yang diharapkan melalui prinsip reinforcement (penguatan).
d) Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosioemosional kelas yang positif. Definisi keempat ini memandang pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosioemosional yang positif didalam kelas. Definisi ini beranggapan, bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik.
e) Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif. Definisi kelima ini menganggap kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group proses) sebagai intinya. Pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok, tetapi belajar dianggap proses individual, maka kehidupan kelas dalam kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang sangat berarti terhadap kegiatan belajar. Tugas guru disini adalah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif (dalam Rohani, 2010, p. 44).
b. Definisi Operasional Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang baik dan mampu mengendalikan gangguan-gangguan dalam proses belajar mengajar. Adapun indikator pengelolaan kelas yang baik adalah sebagai berikut: 1) Kondisi belajar yang optimal, yaitu kondisi belajar yang nyaman,
tenang, sehingga sangat membantu perhatian siswa pada materi pelajaran.
2) Menunjukkan sikap tanggap, yaitu perilaku positif atau negatif yang muncul di dalam kelas harus disikapi dengan cara yang baik sehingga motivasi belajar dapat meningkat.
3) Memusatkan perhatian kelompok, karena dengan memusatkan perhatian secara rutin terhadap siswa akan mampu mempertahankan konsenrasi belajar.
4) Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas, kurangnya konsentrasi siswa yang sering terjadi dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh ketidakpahaman siswa terhadap arah dan sasaran yang khendak dicapai (Bahri & Zain, 2006, p. 187).
2. Minat Belajar
a. Definisi Konseptual Minat adalah kecendrungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu (Sabri, 2007, p. 84). b. Definisi Operasional Minat belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
berupa ranah kognitif saja, yang berdimensi pada pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3) karena yang dinilai yang berkaitan
dengan kemampua siswa dalam menguasai materi pelajaran. pada
penelitian ini minat belajar yang diharapkan adalah minat belajar pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Jenis Instrumen Instrumen yang dimaksud dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah alat yang digunakan oleh guru atau observer untuk mengukur dan
mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan keberhasilan
dari rencana tindakan yang dilakukan (Sumadayo, 2013, p. 73)
Di dalam peneletian PTK ini instrumen yang digunakan adalah:
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran.
Pengamatan ini dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan
(format, daftar cek) (Kunandar, 2011, p. 143). Data tentang penelitian
ini dikumpulkan dengan menggunakan lembar pengamatan.
Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
Instrumen observasi yang digunakan yaitu lembar
pengamatan (observasi) dalam bentuk check list atau daftar cek.
Lembar pengamatan (observasi) ini digunakan peneliti untuk
mengamati minat belajar siswa dalam menanggapi ceramah yang
diberikan oleh guru dengan mendengarkan, melihat dan memikirkan.
Lembar pengamatan ini digunakan peneliti untuk mengamati aktivitas
siswa pada saat proses belajar mengajar.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Aktivitas yang Diamati
No Item
1 Siswa masuk kelas tepat waktu. 1 2 Keantusiasan siswa dalam menjawab soal kuis yang diberikan guru. 1 3 Siswa yang termotivasi untuk belajar. 1 4 Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi
pelajaran. 1
5 Siswa tertib dalam membentuk kelompok. 1 6 Siswa membaca materi yang ada di buku. 1 7 Keberanian siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami. 1 8 Siswa aktif bekerja sama mengerjakan soal-soal di buku. 1 9 Siswa akif berdiskusi dalam kelompok. 1 10 Keberanian siswa dalam memberikan pertanyaan, menjawab
pertanyaan, menyampaikan pendapat, dan memberikan sanggahan. 1
11 Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil diskusinya. 1 b. Angket/Kuisioner
Angket/kuisioner merupakan metode pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan dan atau pernyataan kepada responden
atas pertanyaan dan atau pernyataan tersebut. Instrumen dari metode
angket dapat berupa lembar daftar pernyataan, checklist ataupun skala
(Umar, 2001, p. 49). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2
angket yaitu angket pengelolaan kelas dan angket minat belajar.
Angket pengelolaan kelas untuk mengukur sejauh mana pengelolaan
kelas telah diterapkan pada proses tindakan yang dilakukan dan
angket minat belajar untuk mengukur sebarapa tinggi minat belajar
siswa setelah guru mengelola kelas dengan baik pada saat tindakan
berlangsung.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Pengelolaan Kelas
Indikator No. Item a. Menyediakan fasilitas belajar b. Menggunakan fasilitas belajar c. Alat-alat belajar d. Kondisi bekerja dan belajar e. Interaksi belajar mengajar f. Membina dan membimbing
1 2 3,4 5 6,7 8,9
a. Ancaman b. Perubahan tingkah laku c. Hubungan sosial d. Kekuasaan e. Kebebasan
10 11 12 13 14
a. Hangat dan antusias b. Tantangan c. Penanaman disiplin
15 16 17,18
a. Kondisi kelas b. Sikap tanggap c. Membagi perhatian d. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas e. Teguran f. Memberi penguatan
19 20,21 22,23 24,25 26,27
g. Pengelolaan kelompok 28 29,30
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa
Indikator Pernyataan No Item
Item Positif
Item Negatif
a) Perasaan Senang
a. Senang pada mata pelajaran IPA
b. Senang mempelajari IPA karena bersangkutan dengan kehidupan sehari-hari dan sangat bermanfaat
c. Senang dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru
d. Senang membaca buku yang berkaitan dengan materi IPA
1 3,5 7 9
2 4,6 8 10
b) Ketertarikan Siswa
a. Berusaha hadir tiap ada jam pelajaran IPA
b. Penasaran terhadap materi yang akan dipelajari
c. Bertanya dan memberikan tanggapan saat pelajaran IPA di kelas
d. Mencari informasi mengenai pelajaran IPA
e. Memiliki banyak media informasi mengenai pelajaran IPA
11 13 15,17 19 21
12 14 16,18 20 22
c) Perhatian dalam Belajar
a. Memperhatikan saat guru menjelaskan materi
b. Menjawab soal dengan baik dari guru
c. Fokus saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
d. Konsentrasi saat mendengarkan penjelasan dari guru
23 25 27 29
24 26 28 30
d) Keterlibatan Siswa
a. Mengerjakan tugas kelompok bersama dengan teman-teman sekelas
b. Membantu guru menjelaskan materi yang telah dijelaskan kepada teman yang belum mengerti
31 33
32 34
c. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya tertulis
seperti buku-buku, dokumen nilai, catatan harian dan sebagainya.
Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan
data minat belajar biologi siswa kelas VIII D di SMP N 1 Muaro
Jambi.
4. Validasi Instrumen Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
validitas konstruk. Validitas konstruk adalah uji validitas dengan
meminta pendapa para ahli tentang instrumen yang telah disusun
(Sugiyono, 2016, p. 177). Secara teknis pengujian validitas konstruk
dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi
terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor
butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari
indikator. Dengan kisi-kisi instrumen, maka pengujian validitas dapat
dilakukan dengan mudah dan sistematis. Instrumen yang divalidasi dalam
penelitian ini yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar
observasi minat belajar siswa dan angket.
G. Keabsahan Data 1. Telaah Model Tindakan Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan
dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat
tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-
masing tahap adalah sebagai berikut:
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 3.1 Siklus Kegiatan PTK
(Arikunto et al., 2014, p. 74)
Rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya. Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal tersebut untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan.
Pelaksanaan tindakan I
Perencanaan tindakan I
Permasalahan
Refleksi I Pengamatan/pengumpulan data I
Permasalahan baru hasil refleksi
Pelaksanaan tindakan II
Perencanaan tindakan II
Pengamatan/pengumpulan data II
Refleksi II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat
dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar faktual terjadi dilapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalahnya cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan peneliti.
2. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK.
3. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pernyataan.
4. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan guru.
5. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.
6. Membuat secara rinci rancangan tindakan (Arikunto et al., 2014, pp. 75-76).
b. Tindakan
Tahap ini rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya telah “dilatihkan” kepada si pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan harus dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar. Pada PTK yang dilakukan oleh guru, pelaksanaan tindakan umunya dilakukan dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan sajian beberapa pokok bahasan dari mata pelajaran tertentu. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan, (b) kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru, (c) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data atau pemgamatan disertai dengan penjelesan rinci bagaimana menggunakannya.
c. Pengamatan atau observasi Tahap ini sebenarnya berjalan bersama dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti (atau guru
apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Instrumen yang umum dipakai adalah (a) soal tes, kuis, (b) rubrik, (c) lembar observasi, (d) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
d. Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi (Arikunto et al., 2014, pp. 78-80).
2. Validitas Data Sebelum kegiatan analisis data, dilakukan cheking untuk mengetahui tingkat keabsahan data. Teknik yang digunakan pada PTK biasanya triangulasi sumber atau waktu. Triangulasi sumber maksudnya data tersebut dilakukan recek kebenarannya dengan sumber lain yang dianggap paham berkaitan dengan data. Triangulasi waktu artinya data tersebut dicek pada responden pertama pada waktu yang berbeda (Sudijono, 2013, p. 121). Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi
metode. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Triangulasi sumber yaitu data atau informasi yang dikumpulkan
diperoleh dari berbagai sumber antara lain:
a. Narasumber terdiri dari guru dan siswa.
b. Arsip nilai (sebelum tindakan).
c. Hasil pengamatan pelaksana.
d. Minat belajar siswa (dilihat dari siklus yang sedang berlangsung).
2. Triangulasi metode yaitu mencari validitas data melalui teknik atau
metode pengumpulan data yang meliputi:
a. Observasi.
b. Angket/Kuisioner.
c. Dokumentasi.
H. Teknik Analisis Data Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitik yaitu
mendeskripsikan dan menganalisis semua hal yang menjadi fokus penelitian.
Analisis data kualitatif adalah menganalisa data yang bukan berupa
angka yang didapat dari metode-metode pengumpulan data seperti observasi,
angket dan dokumentasi. Analisis kualitatif ini hanya mendeskripsikan
kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari hasil penelitian. Data dapat
diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa, angket pengelolaan kelas dan
angket minat belajar. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data
sebagai berikut.
1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Data hasil observasi diperoleh selama proses pembelajaran
berlangsung melalui lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya.
Dengan demikian akan diketahui sejauh mana peningkatan yang dicapai
dalam proses pembelajaran. Hasil analisis data observasi kemudian disajikan
secara deskriptif kualitatif.
Tabel 3.6 Skala Penilaian Aktivitas Siswa
Skor Kriteria 0 Tidak Pernah 1 Jarang 2 Sering 3 Selalu
Rumus yang digunakan dalam lembar observasi sebagai berikut:
% = n x 100
N
Keterangan :
n = Skor yang diperoleh
N = Jumlah skor keseluruhan
Kemudian hasil persentase tersebut ditafsirkan dengan 5 kategori
interpretasi menurut Sugiono (2009) sebagai berikut:
Tabel 3.7 Kriteria Aktivitas Siswa
Persentase Kriteria 0 % – 9% Tidak aktif
20 % – 59 % Kurang aktif 60 % – 69 % Cukup aktif 70 % – 79 % Aktif
80 % – 100 % Sangat aktif
2. Angket (Kuisioner)
Angket yang peneliti buat menggunakan skala likert. Tiap item dibagi
ke dalam empat skala, yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.
Setiap pernyataan positif diberi bobot 4, 3, 2 dan 1. Sedangkan
pernyataan negatif diberi bobot 1, 2, 3 dan 4.
Tabel 3.8 Skor Penilaian Kuisioner Berdasarkan Skala Likert
Pilihan Jawaban Nilai Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Selalu 4 1 Sering 3 2 Jarang 2 3 Tidak pernah 1 4
Untuk mengetahui jumlah skor angket pengelolaan kelas dan angket
minat belajar siswa perorangan/individu, menggunakan rumus:
Skor keaktifan siswa: Jumlah skor siswa x 100
Skor total
Sedangkan untuk menghitung persentase angket pengelolaan kelas dan
minat belajar siswa dengan rumus:
Persentase angket pengelolaan kelas dan minat belajar siswa:
Jumlah siswa aktif x 100
Jumlah siswa keseluruhan
I. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan dalam melaksanakan kegiatan penelitian maka penelitian menggunakan jadwal yang
dilihat di bawah ini :
Tabel 3.9 Jadwal Penelitian Bulan Ke,Tahun 2018
No TAHAP Januari Februari Maret April Mei
Juni
Juli
Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Pengajuan judul proposal √
2 Pembuatan proposal √
3 Pengajukan dosen pembimbing
√
4 Bimbingan perbaikan proposal
√ √ √ √ √ √
5 Izin seminar proposal √
6 Perbaikan hasil seminar √
7 Pengajuan izin riset √
8 Pelaksanan riset √ √
9 Pengelolaan data √
10 Penulisan skripsi 11 Bimbingan BAB 1-BAB IV 12 Revisi BAB I - BAB IV 13 Revisi BAB III - BAB V 14 Revisi BAB I, II, III, V, IV,V 15 ACC agenda
Tabel 3.9 Jadwal penelitian ini sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
43 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 1
Muaro Jambi yang terletak di Simpang Sungai Duren, Kecamatan Jambi
Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. SMP Negeri 1 Muaro Jambi berdiri
pada tahun 1972 dengan nama SMP Pelita. Pada masa itu sekolah
memiliki tiga ruang kelas dan satu ruang guru. Pendiri SMP Pelita
diantaranya adalah Marga Mestong selaku Bupati Batanghari waktu itu
adalah H. Halik Sulaiman selaku Pasirah Masyarakat Sungai Duren. Pada
awal sekolah dibuka siswanya berjumlah 30 orang. Tanggal 14 Juli 1981
SMP Pelita berubah menjadi SMP Negeri dengan nama SMP Negeri
Sungai Duren sesuai dengan Surat Keputusan Kakanwil Depdikbud
Provinsi Jambi No. 0720/C/1981. Dan pada tanggal 09 Januari 2004
berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Kabupaten Muaro Jambi No.
800/14/PPD/2004 berubah menjadi SMP Negeri 1 Muaro Jambi. Saat ini
SMP Negeri 1 Muaro Jambi dipimpin oleh Bapak Syahnuar, S.Pd.
2. Deskripsi Subyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VIII D yang
berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 15 siswa
laki-laki.
Tabel 4.1 Daftar Inisial Siswa
No Inisial Siswa Jenis Kelamin 1 AS Perempuan 2 AF Perempuan 3 AAN Perempuan 4 AS Perempuan 5 AME Perempuan 6 CP Laki-laki 7 DNT Perempuan 8 FA Laki-laki 9 FA Laki-laki 10 FN Laki-laki 11 H Laki-laki 12 JS Laki-laki 13 KE Laki-laki 14 LGD Laki-laki 15 MR Laki-laki 16 MRAY Laki-laki 17 MS Laki-laki 18 NPR Perempuan 19 NH Perempuan 20 NF Perempuan 21 NAO Perempuan 22 P Perempuan 23 RP Laki-laki 24 RP Laki-laki 25 RS Laki-laki 26 SBW Perempuan 27 SS Perempuan 28 TN Perempuan 29 TOA Perempuan 30 TPS Perempuan 31 YAM Laki-laki 32 YA Perempuan
3. Deskripsi Hasil Penelitian
Sebelum melakukan siklus I, peneliti terlebih dahulu melakukan
kegiatan prasiklus, meliputi observasi dan diskusi dengan guru bidang
studi IPA. Pada tindakan siklus I dan siklus II peneliti menerapkan prinsip-
prinsip dan pendekatan yang ada pada pengelolaan kelas. Pada kegiatan
observasi peneliti berdiskusi tentang proses belajar mengajar yang
dilakukan guru, menelaah kurikulum yang digunakan disekolah tersebut,
merancang pelaksanaan pembelajaran bersama guru, dan mengamati
proses pembelajarannya. Dari hasil observasi diidentifikasi bahwa siswa
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kelas VIII D di SMP Negeri 1 Muaro Jambi mengalami kurangnya minat
dalam proses pembelajaran. Kurangnya minat belajar ditandai dengan
tidak adanya aktivitas siswa dengan kriteria minat. Selama proses
pembelajaran, terdapat banyak siswa yang mengantuk, melamun, sibuk
sendiri, kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru,
tidak terdapat aktivitas siswa bertanya kepada guru, dan siswa harus
ditunjuk ketika menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus
No Aktivitas yang Diamati
Jumlah siswa
Persentase (%)
Keterangan
1 Siswa masuk kelas tepat waktu. 27 84 Sangat Aktif 2 Keantusiasan siswa dalam
menjawab soal kuis yang diberikan guru.
15 46 Kurang Akitf
3 Siswa yang termotivasi untuk belajar.
10 31 Kurang Aktif
4 Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran.
17 53 Kurang Aktif
5 Siswa tertib dalam membentuk kelompok.
20 62 Cukup Aktif
6 Siswa membaca materi yang ada di buku.
22 68 Cukup Aktif
7 Keberanian siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
20 62 Cukup Aktif
8 Siswa aktif bekerja sama mengerjakan soal-soal di buku.
18 56 Kurang Aktif
9 Siswa aktif berdiskusi dalam kelompok.
19 59 Kurang Aktif
10 Keberanian siswa dalam memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyampaikan pendapat, dan memberikan sanggahan.
17 53 Kurang Aktif
11 Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil diskusinya.
14 43 Kurang Aktif
Jumlah 199 19,28 Rata-rata 18,09 % 9,10
Berdasarkan Tabel 4.2 dari hasil observasi aktivitas siswa
prasiklus di kelas VIII D dapat diketahui nilai rata-rata siswa yang sangat
aktif yaitu 9,10%, nilai rata-rata siswa yang cukup aktif 27,27% dan siswa
yang kurang aktif nilai rata-rata nya 63,63%. Jadi dapat disimpulkan hasil
tabel observasi aktivitas masuk dalam kategori kurang aktif.
Dari hasil angket yang telah peneliti bagikan dapat dilihat
pengelolaan kelas prasiklus di kelas VIII D pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Hasil Angket Pengelolaan Kelas Prasiklus
No Nama Skor % Kategori 1 AS 79 66 Cukup Baik 2 AF 73 61 Cukup Baik 3 AAN 46 38 Kurang Baik 4 AS 76 63 Cukup Baik 5 AME 49 40 Kurang Baik 6 CP 75 62,5 Cukup Baik 7 DNT 45 37 Kurang Baik 8 FA 35 29 Kurang Baik 9 FA 66 55 Kurang Baik 10 FN 41 34 Kurang Baik 11 H 78 65 Cukup Baik 12 JS 70 58 Kurang Baik 13 KE 75 62,5 Cukup Baik 14 LGD 77 64 Cukup Baik 15 MR 48 40 Kurang Baik 16 MRAY 35 29 Kurang Baik 17 MS 38 35 Kurang Baik 18 NPR 42 35 Kurang Baik 19 NH 39 32 Kurang Baik 20 NF 72 60 Cukup Baik 21 NAO 46 38 Kurang Baik 22 P 35 29 Kurang Baik 23 RP 32 26 Kurang Baik 24 RP 73 61 Cukup Baik 25 RS 50 41 Kurang Baik 26 SBW 78 65 Cukup Baik 27 SS 40 33 Kurang Baik 28 TN 48 40 Kurang Baik 29 TOA 78 65 Cukup Baik 30 TPS 41 34 Kurang Baik 31 YAM 75 62,5 Cukup Baik 32 YA 71 59 Kurang Baik Jumlah 1826 47,48 Rata-rata 57,06 % 37,5%
Dilihat hasil dari angket pengelolaan kelas terdapat 12 siswa yang
menilai pengelolaan cukup baik presentase nya hanya 37,5% dan terdapat
47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
20 siswa yang menilai pengelolaan masih kurang baik presentase nya 62,5
%. Jadi, prasiklus pengelolaan kelas pada kelas VIII D masih kurang baik.
Dari hasil angket yang telah peneliti bagikan dapat dilihat minat
belajar prasiklus di kelas VIII D pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil Angket Minat Belajar Siswa Prasiklus
No Nama Skor % Kategori 1 AS 73 61 Cukup Minat 2 AF 35 29 Kurang Minat 3 AAN 46 38 Kurang Minat 4 AS 71 59 Kurang Minat 5 AME 74 61 Cukup Minat 6 CP 38 31 Kurang Minat 7 DNT 45 37 Kurang Minat 8 FA 35 29 Kurang Minat 9 FA 77 64 Cukup Minat 10 FN 41 34 Kurang Minat 11 H 75 62,5 Cukup Minat 12 JS 42 35 Kurang Minat 13 KE 43 35 Kurang Minat 14 LGD 76 63 Cukup Minat 15 MR 48 40 Kurang Minat 16 MRAY 75 62,5 Cukup Minat 17 MS 38 35 Kurang Minat 18 NPR 42 35 Kurang Minat 19 NH 39 32 Kurang Minat 20 NF 80 66 Cukup Minat 21 NAO 46 38 Kurang Minat 22 P 35 29 Kurang Minat 23 RP 32 26 Kurang Minat 24 RP 48 40 Kurang Minat 25 RS 77 64 Cukup Minat 26 SBW 39 32 Kurang Minat 27 SS 40 33 Kurang Minat 28 TN 72 60 Cukup Minat 29 TOA 39 32 Kurang Minat 30 TPS 41 34 Kurang Minat 31 YAM 73 61 Cukup Minat 32 YA 44 36 Kurang Minat Jumlah 1669 43,56 Rata-rata 52,15 % 31,25
Dilihat pada tabel diatas terdapat 10 orang siswa yang cukup minat
dalam materi IPA presentase nya 31,25% dan terdapat 22 orang yang
kurang minat pada pelajaran IPA presentasenya 68,75%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa minat belajar siswa terhadap pelajaran IPA masih
kurang minat. Setelah mengetahui kondisi pembelajaran yang terjadi,
maka peneliti menerapkan pengelolaan kelas agar terciptanya proses
pembelajaran yang efektif agar dapat meningkatkan minat belajar IPA
siswa.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus,
masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Adapun deskripsi
kegiatan penelitian dari setiap siklus adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru. Siklus I
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan pada siklus I sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti peneliti mempersiapkan silabus pembelajaran,
RPP, lembar observasi, dan angket.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan adalah bentuk kegiatan atau tindakan yang dilakukan dari
semua yang telah dilaksanakan sebelumnya, dalam siklus I ini
pelaksanaan tindakannya yaitu sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
dilanjutkan dengan mengabsen siswa satu persatu.
2) Guru memberikan angket pengelolaan kelas untuk mengetahui
apakah pengelolaan kelas pada siklus I sudah baik atau belum.
3) Guru mengulas materi yang telah dipelajari sebelumnya dan
sesekali melemparkan pertanyaan kepada salah satu siswa, dan
siswa yang ditunjuk untuk menjawab pertanyaan tersebut harus
bisa menjawabnya.
4) Guru menjelaskan materi didepan siswa dan menggunakan gambar
yang sesuai dengan materi yang dijelaskannya.
49
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
5) Guru mengatur posisi duduk siswa menjadi beberapa kelompok,
setiap kelompok berjumlah 5 orang, dan masing-masing kelompok
diberikan gambar yang berhubungan dengan materi pelajaran dan
harus didiskusikan bersama.
6) Guru membimbing dan mengarahkan siswa agar lebih termotivasi
dalam berdiskusi didalam kelompok.
7) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusinya di depan kelompok lainnya.
8) Guru membimbing setiap kelompok untuk menyampaikan hasil
diskusinya tentang materi yang dipelajarinya.
9) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari materi
yang telah didiskusikan dari setiap kelompok.
10) Terakhir, guru memberikan angket minat belajar kepada siswa
untuk mengukur minat siswa setelah proses pembelajaran
dilaksanakan.
c. Tahap Observasi
Observasi atau pengamatan yaitu melakukan pengamatan secara
langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan. Observasi dilaksanakan dengan cara mengisi lembar observasi
yang telah dibuat. Dalam kegiatan observasi peneliti dibantu oleh guru
bidang studi IPA dan satu rekan mahasiswi UIN STS Jambi.
Observasi atau pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung untuk mengetahui aktivitas siswa dan mengamati beberapa
kegiatan belajarnya dengan menerapkan prinsip-prinsip pada pengelolaan
kelas. Adapun lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No Aktivitas yang Diamati
Jumlah siswa
Persentase (%)
Keterangan
1 Siswa masuk kelas tepat waktu.
28 88 Sangat Aktif
2 Keantusiasan siswa dalam menjawab soal kuis yang diberikan guru.
18 56 Kurang Aktif
3 Siswa yang termotivasi untuk belajar.
26 81 Sangat Aktif
4 Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran.
19 59 Kurang Aktif
5 Siswa tertib dalam membentuk kelompok.
23 71 Aktif
6 Siswa membaca materi yang ada di buku.
26 81 Sangat Aktif
7 Keberanian siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
24 75 Aktif
8 Siswa aktif bekerja sama mengerjakan soal-soal di buku.
21 65 Cukup Aktif
9 Siswa aktif berdiskusi dalam kelompok.
22 62 Cukup Aktif
10 Keberanian siswa dalam memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyampaikan pendapat, dan memberikan sanggahan.
25 78 Aktif
11 Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil diskusinya.
18 56 Kurang Aktif
Jumlah 250 24,12 Rata-rata 22,72 % 27,27
Berdasarkan Tabel 4.5 dari hasil observasi siklus I aktivitas siswa
di kelas VIII D dapat diketahui nilai rata-rata siswa yang sangat aktif yaitu
27,27%, nilai rata-rata siswa yang aktif 27,27%, siswa yang cukup aktif
nilai rata-rata nya 18,18% dan siswa yang kuran aktif nilai rata-rata nya
18,18%. Jadi dapat disimpulkan hasil tabel observasi aktivitas siswa siklus
I masuk dalam kategori aktif.
Guru menerapkan pengelolaan kelas dengan cara mengelola
lingkungan fisik dan lingkungan emosionalnya. Lingkungan fisik meliputi
(1) ruangan, (2) keindahan kelas, (3) pengaturan tempat duduk, (4)
51
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pengaturan sarana dan alat pembelajaran, (5) ventilasi dan pengaturan
cahaya. Lingkungan emosional meliputi (1) tipe kepemimpinan, (2) sikap
guru, (3) suara guru, (4) pembinaan hubungan yang baik. Dalam proses
penelitian guru telah mengelola hal-hal tersebut dengan baik sehingga
dapat menciptakan suasana kelas yang efektif dan bergairah dalam proses
pembelajaran di kelas VIII D dapat dilihat dari hasil angket peniliaian
siswa tentang pengelolaan kelas.
Dari hasil angket yang telah peneliti bagikan dapat dilihat
pengelolaan kelas siklus I di kelas VIII D pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Hasil Angket Pengelolaan Kelas Siklus I
No Nama Skor % Kategori 1 AS 88 73 Baik 2 AF 73 61 Cukup Baik 3 AAN 79 66 Cukup Baik 4 AS 79 66 Cukup Baik 5 AME 89 74 Baik 6 CP 99 82,5 Sangat Baik 7 DNT 92 76 Baik 8 FA 57 47,5 Kurang Baik 9 FA 69 57,5 Kurang Baik 10 FN 98 81 Sangat Baik 11 H 79 66 Cukup Baik 12 JS 89 74 Baik 13 KE 102 85 Sangat Baik 14 LGD 80 66 Cukup Baik 15 MR 73 60 Kurang Baik 16 MRAY 75 62,5 Cukup Baik 17 MS 73 61 Cukup Baik 18 NPR 76 63 Cukup Baik 19 NH 78 65 Cukup Baik 20 NF 72 60 Cukup Baik 21 NAO 72 60 Cukup Baik 22 P 64 53 Kurang Baik 23 RP 63 52,5 Kurang Baik 24 RP 78 65 Cukup Baik 25 RS 74 61 Cukup Baik 26 SBW 83 69 Cukup Baik 27 SS 78 65 Cukup Baik 28 TN 54 45 Kurang Baik 29 TOA 82 68 Cukup Baik 30 TPS 59 49 Kurang Baik 31 YAM 75 62,5 Cukup Baik
32 YA 72 60 Cukup Baik Jumlah 2474 64,28 Rata-rata 77,31 % 56,25
Berdasarkan hasil tabel pengeloalan kelas siklus I diatas dapat
dilihat bahwa kategori sangat baik terdapat 3 yaitu dengan persentase nya
9,3%, kategori baik terdapat 4 yaitu dengan persentase nya 12,5%,
kategori cukup baik terdapat 18 yaitu dengan persentase nya 56,25%, dan
kategori kurang baik terdapat 7 yaitu dengan persentase nya 21,95%. Jadi
dapat disimpulkan pengelolaan kelas di kelas VIII D pada siklus I
termasuk dalam kategori cukup baik meningkat dibanding hasil dari
prasiklus.
Dari hasil angket yang telah peneliti bagikan dapat dilihat minat
belajar siklus I di kelas VIII D pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Hasil Angket Minat Belajar Siklus I
No Nama Skor % Kategori 1 AS 84 70 Minat 2 AF 87 72,5 Minat 3 AAN 74 61 Cukup Minat 4 AS 85 70 Minat 5 AME 77 64 Cukup Minat 6 CP 85 71 Minat 7 DNT 88 73 Minat 8 FA 62 51 Kurang Minat 9 FA 89 74 Minat 10 FN 77 64 Cukup Minat 11 H 87 72,5 Minat 12 JS 77 64 Cukup Minat 13 KE 87 72,5 Minat 14 LGD 79 65 Cukup Minat 15 MR 55 45 Kurang Minat 16 MRAY 79 65 Cukup Minat 17 MS 88 73 Minat 18 NPR 91 75 Minat 19 NH 89 74 Minat 20 NF 80 66 Cukup Minat 21 NAO 78 65 Cukup Minat 22 P 60 50 Kurang Minat 23 RP 79 65 Cukup Minat
53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
24 RP 63 52,5 Kurang Minat 25 RS 95 79 Minat 26 SBW 88 73 Minat 27 SS 57 47,5 Kurang Minat 28 TN 79 65 Cukup Minat 29 TOA 93 77,5 Minat 30 TPS 77 64 Cukup Minat 31 YAM 87 72,5 Minat 32 YA 89 74 Minat
Jumlah 2401 66,48 Rata-rata 75,03 % 50
Berdasarkan hasil tabel minat belajar siklus I diatas dapat dilihat
bahwa kategori minat terdapat 16 dengan persentase 50%, kategori cukup
minat terdapat 11 dengan persentase 34,3% dan kategori kurang minat
terdapat 5 dengan persentase 15,7%. Jadi dapat disimpulkan, minat
belajar siswa kelas VIII D pada siklus I meningkat sedikit dibanding
prasiklus yaitu dengan kategori minat. Peningkatan presentase minat
belajar siswa pada siklus I ini meningkat hingga 18,75% dari hasil angket
minat belajar siswa prasiklus.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi atau upaya evaluasi yang dilakukan setelah
melakukan tindakan. Dalam proses refleksi siklus I peneliti menganalisis
hasil pengamatan dan evaluasi dari tahap-tahap dalam siklus pertama
mengenai kekurangan-kekurangan ataupun masalah-masalah yang belum
bisa diperbaiki atau dipecahkan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I.
Adapun kekurangan-kekurangan yang masih ada dalam proses
pembelajaran dengan menerapkan pengelolaan kelas untuk meningkatkan
minat belajar IPA siswa kelas VIII adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan guru dalam mengelola kelas perlu ditingkatkan
karena masih banyak terdapat siswa yang ribut didalam kelas dan
tidak konsentrasi mendengarkan penjelasan guru.
2. Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi masih kurang
bervariasi.
3. Saat berkelompok, guru kurang mengatur tempat duduk kelompok
sehingga kelas menjadi ramai dan siswa jadi bingung saat
berpindah tempat.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas peneliti dan guru
berusaha untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus
I dan untuk meningkatkan minat belajar dalam belajar maka perlu
dilanjutkan pada siklus II, dengan melakukan perbaikan-perbaikan sebagai
berikut:
a. Guru perlu memperbaiki keterampilan mengelola kelas agar siswa
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
b. Guru perlu meningkatkan kemampuan memberikan apersepsi agar
siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran.
c. Guru perlu menjadi tegas saat kelas menjadi ramai, agar terjadinya
proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat meningkatkan
minat belajar siswa.
2. Siklus II Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Adapun kegiatan
yang dilaksanakan pada siklus I sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan silabus pembelajaran, RPP,
lembar observasi, angket dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan adalah bentuk kegiatan atau tindakan yang dilakukan
dari semua yang telah dilaksanakan sebelumnya, dalam siklus II ini
pelaksanaan tindakannya yaitu sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
dilanjutkan dengan mengabsen siswa satu persatu.
2) Guru memberikan angket pengelolaan kelas untuk mengetahui
apakah pengelolaan kelas pada siklus II sudah baik atau belum.
3) Guru mengulas materi yang telah dipelajari sebelumnya dan
sesekali melemparkan pertanyaan kepada salah satu siswa, dan
55
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
siswa yang ditunjuk untuk menjawab pertanyaan tersebut harus
bisa menjawabnya.
4) Guru menjelaskan materi didepan siswa dan menggunakan gambar
yang sesuai dengan materi yang dijelaskannya.
5) Guru meminta beberapa siswa untuk menjelaskan kembali sedikit
materi yang telah dijelaskan oleh guru dengan menggunakan
gambar.
6) Guru meminta siswa untuk bertanya tentang materi yang belum
dimengerti.
7) Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama tentang materi yang
telah disampaikan oleh guru.
8) Guru memberikan lembar kerja siswa untuk evaluasi tentang
materi yang telah disampaikan.
9) Terakhir, guru memberikan angket minat belajar kepada siswa
untuk mengukur minat siswa setelah proses pembelajaran
dilaksanakan.
c. Tahap Observasi
Observasi atau pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung untuk mengetahui aktivitas siswa dan mengamati beberapa
kegiatan belajarnya dengan menerapkan prinsip-prinsip pada pengelolaan
kelas. Adapun lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I sebagai
berikut:
Tabel 4.8 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No Aktivitas yang Diamati
Jumlah siswa
Persentase (%)
Keterangan
1 Siswa masuk kelas tepat waktu.
30 94 Sangat Aktif
2 Keantusiasan siswa dalam menjawab soal kuis yang diberikan guru.
23 71 Aktif
3 Siswa yang termotivasi untuk belajar.
29 91 Sangat Aktif
4 Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan
24 75 Aktif
materi pelajaran. 5 Siswa tertib dalam
membentuk kelompok. 24 75 Aktif
6 Siswa membaca materi yang ada di buku.
28 87,5 Sangat Aktif
7 Keberanian siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
26 81 Sangat Aktif
8 Siswa aktif bekerja sama mengerjakan soal-soal di buku.
27 84 Sangat Aktif
9 Siswa aktif berdiskusi dalam kelompok.
24 75 Aktif
10 Keberanian siswa dalam memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyampaikan pendapat, dan memberikan sanggahan.
26 81 Aktif
11 Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil diskusinya.
20 62,5 Cukup Aktif
Jumlah 281 27,40 Rata-rata 25,54 % 45,45
Berdasarkan hasil tabel 4.8 lembar observasi aktivitas siswa siklus
II dapat diperoleh persentase sangat aktif 45,45%, persentase aktif 45,45%,
dan persentase cukup aktif 9,20%. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya
hasil observasi siswa siklus II masuk dalam kategori aktif dan meningkat
dari hasil observasi siklus I.
Dari hasil angket yang telah peneliti bagikan dapat dilihat
pengelolaan kelas siklus II di kelas VIII D pada tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9 Hasil Angket Pengelolaan Kelas Siklus II
No Nama Skor % Kategori 1 AS 89 74 Baik 2 AF 92 76 Baik 3 AAN 84 70 Baik 4 AS 87 72,5 Baik 5 AME 94 78 Baik 6 CP 109 90 Sangat Baik 7 DNT 100 83 Sangat Baik 8 FA 73 60 Cukup Baik 9 FA 78 65 Cukup Baik 10 FN 110 91 Sangat Baik
57
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
11 H 82 68 Cukup Baik 12 JS 94 78 Baik 13 KE 115 95 Sangat Baik 14 LGD 88 73 Baik 15 MR 92 76 Baik 16 MRAY 87 72,5 Baik 17 MS 78 65 Cukup Baik 18 NPR 99 82,5 Sangat Baik 19 NH 100 83 Sangat Baik 20 NF 79 65 Cukup Baik 21 NAO 91 75 Sangat Baik 22 P 93 77,5 Baik 23 RP 79 65 Cukup Baik 24 RP 87 72,5 Baik 25 RS 84 70 Baik 26 SBW 94 78 Baik 27 SS 94 78 Baik 28 TN 109 90 Sangat Baik 29 TOA 95 79 Baik 30 TPS 77 64 Cukup Baik 31 YAM 79 65 Cukup Baik 32 YA 80 66 Cukup Baik Jumlah 2892 61,23 Rata-rata 90,37 % 71,9%
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat hasil persentase kategori
sangat baik yaitu 25%, persentase baik 46,9% dan persentase cukup baik
yaitu 28,1%. Jadi dapat disimpulkan hasil angket pengelolaan kelas siklus
II meningkat dengan kategori baik dibanding dengan siklus I dengan
meningkatnya hasil angket siklus II ini bisa membuat proses pembelajaran
menjadi kondusif. Peningkatan presentase minat belajar siswa kelas VIII D
pada siklus II meningkat hingga 34,3% dari hasil angket minat belajar
siklus I.
Meningkatnya hasil angket penilaian siswa tentang pengelolaan
kelas pada siklus II dikarenakan guru telah berhasil menerapkan prinsip-
prinsip yang terdapat pada pengelolaan kelas, adapun prinsip-prinsip
pengelolaan kelas terdiri dari (1) hangat dan antusias, (2) bervariasi, (3)
keluwesan, (4) penekanan pada hal-hal yang positif, (5) penanaman
disiplin diri. Prinsip-prinsip pengelolaan kelas ini bertujuan agar dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada kelas VIII D.
Dari hasil angket yang telah peneliti bagikan dapat dilihat minat
belajar siklus II di kelas VIII D pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10
Hasil Angket Minat Belajar Siklus II
No Nama Skor % Kategori 1 AS 90 75 Minat 2 AF 99 82,5 Sangat Minat 3 AAN 89 74 Minat 4 AS 110 91 Sangat Minat 5 AME 100 83 Sangat Minat 6 CP 90 75 Minat 7 DNT 96 80 Sangat Minat 8 FA 82 68 Cukup Minat 9 FA 100 83 Sangat Minat 10 FN 89 74 Minat 11 H 97 81 Sangat Minat 12 JS 99 82,5 Sangat Minat 13 KE 107 89 Sangat Minat 14 LGD 89 74 Minat 15 MR 77 64 Cukup Minat 16 MRAY 85 71 Minat 17 MS 97 81 Sangat Minat 18 NPR 109 91 Sangat Minat 19 NH 99 82,5 Sangat Minat 20 NF 85 71 Minat 21 NAO 99 81 Sangat Minat 22 P 78 65 Kurang Minat 23 RP 90 75 Minat 24 RP 73 61 Cukup Minat 25 RS 110 91 Sangat Minat 26 SBW 99 82,5 Minat 27 SS 90 75 Minat 28 TN 90 75 Minat 29 TOA 93 77,5 Minat 30 TPS 79 66 Cukup Minat 31 YAM 94 78 Minat 32 YA 93 77,5 Minat Jumlah 2977 87,57 Rata-rata 93,03 % 84,3
59
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan tabel 4.10 hasil dari angket minat belajar siklus II
bahwa terdapat kategori sangat minat persentasenya 40,6%, kategori minat
persentasenya 43,7%, kategori cukup minat persentasenya 12,5% dan
kategori kurang minat 3,2%. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya minat
belajar siswa siklus II meningkat dengan kategori minat.
Meningkatnya hasil angket penilaian minat belajar pada siswa
dikarenakan guru telah berhasil menerapkan prinsip-prinsip yang terdapat
pada pengelolaan kelas sehingga guru telah berhasil meningkatkan minat
belajar siswa kelas VIII D dengan menggunakan penerapan prinsip-prinsip
pada pengelolaan kelas.
d. Refleksi
Berdasarkan pelaksanaan tindakan dan pengamatan siklus II,
pelaksanaan proses pembelajaran sudah optimal. Hal ini dapat dilihat dari
lembar pengamatan observer. Refleksi dapat dilakukan dengan melihat
data hasil pengamatan dan angket. Berdasarkan refleksi yang dilakukan
guru sebagai peneliti dan observer. Proses pembelajaran dengan
menerapkan pengelolaan kelas dapat berjalan dengan lancar. Siswa dapat
mengalami peningkatan minat belajar dalam setiap siklus.
Berikut ini disajikan data peningkatan persentase setiap indikator
lembar observasi aktivitas siswa.
Tabel 4.11
Persentase Peningkatan Lembar Observasi Aktivitas Siswa Setiap Siklus No Aktivitas yang
diamati Prasiklus Siklus I Siklus II Keterangan
% % % 1 Siswa masuk kelas
tepat waktu. 84 88 94 Meningkat
2 Keantusiasan siswa dalam menjawab soal kuis yang diberikan guru.
46 56 71 Meningkat
3 Siswa yang termotivasi untuk belajar.
31 81 91 Meningkat
4 Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran.
53 59 75 Meningkat
5 Siswa tertib dalam 62 71 75 Meningkat
membentuk kelompok.
6 Siswa membaca materi yang ada di buku.
68 81 87,5 Meningkat
7 Keberanian siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
62 75 81 Meningkat
8 Siswa aktif bekerja sama mengerjakan soal-soal di buku.
56 65 84 Meningkat
9 Siswa aktif berdiskusi dalam kelompok.
59 62 75 Meningkat
10 Keberanian siswa dalam memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyampaikan pendapat, dan memberikan sanggahan.
53 78 81 Meningkat
11 Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil diskusinya.
43 56 62,5 Meningkat
Jumlah 617 716 877 56,09% 65,09% 79,72%
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada
setiap siklus meningkat. Pada indikator 1 persentase aktivitas siswa
prasiklus 84% meningkat menjadi 88% pada siklus I dan meningkat lagi
menjadi 94% pada siklus II, pada indikator 2 persentase prasiklus 46%
meningkat menjadi 56% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 71%,
pada indikator 3 persentase prasiklus 31% meningkat menjadi 81% pada
siklus I dan meningkat lagi menjadi 91% pada siklus II, pada indikator 4
persentase aktivitas siswa pada saat prasiklus 53% meningkat menjadi 59
pada siklus I dan meningkat lagi 75% pada siklus II, pada indikator 5
persentase aktivitas siswa pada saat prasiklus 62% meningkat menjadi
71% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 75% pada siklus II, pada
indikator 6 persentase aktivitas siswa pada saat prasiklus 68% meningkat
menjadi 81% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 87,5% pada siklus
II, pada indikator 7 persentase aktivitas siswa pada saat prasiklus 62%
meningkat menjadi 75% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 81%
61
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pada siklus II, pada indikator 8 persentase aktivitas siswa pada saat
prasiklus 56% meningkat menjadi 65% pada siklus I dan meningkat lagi
menjadi 84% pada siklus II, pada indikator 9 persentase aktivitas siswa
prasiklus 59% meningkat menjadi 62% pada siklus I dan meningkat lagi
menjadi 75% pada siklus II, pada indikator 10 persentase aktivitas siswa
prasiklus 53% meningkat menjadi 78% dan meningkat lagi menjadi 81%
pada siklus II, pada indikator 11 persentase aktivitas siswa prasiklus 43%
meningkat menjadi 56% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 62,5%
pada siklus II.
Untuk lebih jelasnya lagi hasil observasi aktivitas siswa pada setiap
siklus dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:
Grafik 4.1
Hasil Peningkatan Presentase Lembar Observasi Aktivitas Siswa Persiklus
56.09%
65.09%
79.72%
Hasil Peningkatan Presentase Lembar Observasi Aktivitas Siswa Persiklus
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Tabel 4.12 Persentase Peningkatan Angket Pengelolaan Kelas Pada Setiap Siklus
No Nama Prasiklus Siklus I Siklus II Kategori % % %
1 AS 66 73 74 Meningkat 2 AF 61 61 76 Meningkat 3 AAN 38 66 70 Meningkat 4 AS 63 66 72,5 Meningkat 5 AME 40 74 78 Meningkat 6 CP 62,5 82,5 90 Meningkat 7 DNT 37 76 83 Meningkat 8 FA 29 47,5 60 Meningkat 9 FA 55 57,5 65 Meningkat 10 FN 34 81 91 Meningkat 11 H 65 66 68 Meningkat 12 JS 58 74 78 Meningkat 13 KE 62,5 85 95 Meningkat 14 LGD 64 66 73 Meningkat 15 MR 40 60 76 Meningkat 16 MRAY 29 62,5 72,5 Meningkat 17 MS 35 61 65 Meningkat 18 NPR 35 63 82,5 Meningkat 19 NH 32 65 83 Meningkat 20 NF 60 60 65 Meningkat 21 NAO 38 60 75 Meningkat 22 P 29 53 77,5 Meningkat 23 RP 26 52,5 65 Meningkat 24 RP 61 65 72,5 Meningkat 25 RS 41 61 70 Meningkat 26 SBW 65 69 78 Meningkat 27 SS 33 65 78 Meningkat 28 TN 40 45 90 Meningkat 29 TOA 65 68 79 Meningkat 30 TPS 34 49 64 Meningkat 31 YAM 62,5 62,5 65 Meningkat 32 YA 59 60 66 Meningkat Jumlah 1519,5 2057 2397,5 47,48% 64,28% 74,92%
Berdasarkan tabel 4.12 hasil dari angket pengelolaan kelas setiap
siklus dari masing-masing siswa meningkat, hal ini menunjukkan
bahwasanya peniliti dan guru telah berhasil mengelola kelas dengan baik
sehingga persentase dari setiap siklus menjadi meningkat.
Untuk lebih jelasnya lagi hasil persentase peningkatan dari
angket pengelolaan kelas siswa dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:
63
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Grafik 4.2
Hasil Peningkatan Persentase Angket Pengelolaan Kelas Persiklus
Grafik 4.13 Persentase Peningkatan Angket Minat Belajar Masing-masing Siswa Setiap Siklus
No Nama Prasiklus Siklus I Siklus II Kategori % % %
1 AS 61 70 75 Meningkat 2 AF 29 72,5 82,5 Meningkat 3 AAN 38 61 74 Meningkat 4 AS 59 70 91 Meningkat 5 AME 61 64 83 Meningkat 6 CP 31 71 75 Meningkat 7 DNT 37 73 80 Meningkat 8 FA 29 51 68 Meningkat 9 FA 64 74 83 Meningkat 10 FN 34 64 74 Meningkat 11 H 62,5 72,5 81 Meningkat 12 JS 35 64 82,5 Meningkat 13 KE 35 72,5 89 Meningkat 14 LGD 63 65 74 Meningkat 15 MR 40 45 64 Meningkat 16 MRAY 62,5 65 71 Meningkat 17 MS 35 73 81 Meningkat 18 NPR 25 75 91 Meningkat 19 NH 32 74 82,5 Meningkat 20 NF 66 66 71 Meningkat 21 NAO 38 65 81 Meningkat 22 P 29 50 65 Meningkat 23 RP 26 65 75 Meningkat 24 RP 40 52,5 61 Meningkat
47.48%
64.28%
74.92%
Hasil Peningkatan Presentase Angket Pengelolaan Kelas Persiklus
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
25 RS 64 79 91 Meningkat 26 SBW 32 73 82,5 Meningkat 27 SS 33 47,5 75 Meningkat 28 TN 60 65 75 Meningkat 29 TOA 32 77,5 77,5 Meningkat 30 TPS 34 64 66 Meningkat 31 YAM 61 72,5 78 Meningkat 32 YA 36 74 77,5 Meningkat Jumlah 1384 2127,5 2477 43,25% 66,48% 77,40%
Berdasarkan dari tabel diatas, hasil dari angket minat belajar
setiap siklusnya meningkat. Hal ini berhubungan dengan pengelolaan
kelas yang telah dikelola sedemikian rupa oleh guru sehingga dapat
meningkatkan minat belajar siswa dan membuat proses pembelajaran
menjadi kondusif dan efektif.
Untuk lebih jelasnya perbandingan persentase dari angket minat
belajar siswa pada setiap siklus dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:
Grafik 4.3
Hasil Peningkatan Presentase Angket Minat Belajar Siswa
Pada penelitian ini didapatkan hasil minat belajar siswa pada
kelas VIII D dengan menerapkan pengelolaan kelas dalam tindakan
penelitian nya, didapatkan hasil pada saat prasiklus minat belajar siswa
presentase nya 31,25% lalu pada tindakan siklus I minat belajar siswa
43.25%
66.48%
77.40%
Hasil Peningkatan Presentase Angket Minat Belajar Siswa
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
65
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
bertambah 18,75% yaitu menjadi 50% dan pada siklus II minat belajar
siswa bertambah 34,3% yaitu menjadi 34,3%. Hal ini dapat dilihat pada
grafik minat belajar siswa dibawah ini:
Grafik 4.4
Hasil Presentase Angket Minat Belajar Siswa Persiklus
Tabel 4.14 Hasil Skor Dari Angket Minat Belajar Siswa Persiklus
Skor Tertinggi Skor Terendah Skor Rata-rata Prasiklus 77 32 52,15 Siklus I 95 55 75,03 Siklus II 110 73 93,03
Berdasarkan tabel 4.14 didapatkan skor masing-masing pada tiap
siklus yaitu pada prasiklus skor tertinggi dari angket minat belajar yaitu
77, skor terendah 32 dan skor rata-ratanya 52,15 pada siklus II skor
tertinggi dari angket minat belajar siswa yaitu 95, skor terendah 55 dan
skor rata-ratanya 75,03 dan pada siklus II skor tertinggi dari hasil angket
minat belajar siswa yaitu 110, skor terendah 73 dan skor rata-rata 93,03.
Jadi, dapat disimpulkan berdasarkan tabel 4.14 bahwasanya skor minat
belajar siswa pada tiap siklusnya masuk dalam kategori meningkat. Hal
ini disebabkan karena guru telah berhasil dalam menerapkan pengelolaan
kelas dengan baik sehingga didapatkan hasil minat belajar siswa
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Prasiklus Siklus I Siklus II
31.25%
50%
84.30%
Hasil Presentase Angket Minat Belajar Siswa Persiklus
meningkat, hal ini sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran karena
dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.
Hasil dari skor angket minat belajar dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik 4.5 Hasil Skor Dari Angket Minat Belajar Siswa Persiklus
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pengelolaan kelas
dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII D di SMP N 1
Muaro Jambi. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa mengalami
peningkatan. Berdasarkan hasil dari pelaksanaan siklus I aktivits siswa,
pengelolaan kelas dan minat belajar siswa telah mengalami sedikit
peningkatan dilihat dari lembar observasi dan angket yang telah disediakan.
Hanya saja pada siklus I ini masih terdapat kekurangan-kekurangan yang
harus diperbaiki untuk tindakan selanjutnya.
Pada siklus II, dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan serta
kendala yang terdapat pada siklus I dan hasilnya pada siklus II mengalami
peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan minat
belajar siswa dengan menerapkan pengelolaan kelas telah mencapai target,
sehingga tindakan ini dberhentikan sampai siklus II. Alasan peneliti
77
95
110
32
55
73
52.15
75.03
93.03
0
20
40
60
80
100
120
Prasiklus Siklus I Siklus II
Angk
a Sk
or
Hasil Skor Dari Angket Minat Belajar Siswa Persiklus
Skor Tertinggi
Skor Terendah
Skor Rata-rata
67
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dihentikan pada tindakan siklus II karena pada siklus II siswa sudah bahwa
rata-rata persentase siswa kelas VIII D di SMPN 1 Muaro Jambi sudah berada
dalam kategori minat terhadap pembelajaran IPA.
Faktor utama yang mempengaruhi peningkatan minat belajar ini
adalah faktor internal, faktor eksternal dan sarana dan prasarana. Faktor
internal adalah faktor yang berkaitan dengan diri siswa, faktor internal lain
yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor psikis, yaitu kondisi
kejiwaan yang berkaitan dengan perasaan atau emosi, motivasi, dan bakat.
Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang mempengaruhi tumbuhnya minat
belajar siswa yang berada diluar diri siswa. Faktor eksternal terbagi atas
lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial yang
dimaksud adalah meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Sarana dan prasarana dalam proses pendidikan dapat
mempengaruhi minat belajar siswa apabila dapat memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Peningkatan minat belajar dalam penelitian ini juga disebabkan karena
dengan menerapkan prinsip-prinsip dan pendekatan dalam pengelolaan kelas.
Seperti mengatur tempat duduk siswa, ventilasi cahaya, mengatur tata letak
barang, keterampilan dalam mengelola kelas dengan baik sehingga siswa jadi
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Dengan menerapkan
pendekatan kekuasaan, pendekatan ancaman, pendekatan resep, pendekatan
pengajaran, pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan suasana emosi
dan hubungan sosial, pendekatan proses kelompok, pendekatan electis atau
pluralistik.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti
dengan menerapkan pengelolaan kelas secara maksimal bertujuan untuk
meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII D di SMP Negeri 1 Muaro
Jambi pada materi sistem gerak pada manusia dapat disimpulkan bahwa,
kelas yang dikelola dengan baik dapat meningkatkan minat belajar siswa
mencapai 85%. Dengan ini, guru harus bisa mengembangkan keterampilan
dalam mengola kelas dengan baik sebab guru yang profesional tidak hanya
pintar dalam menguasai materi tetapi juga harus ahli dalam mengelola kelas
dengan baik agar terciptanya proses pembelajaran yang efektif.
B. Implikasi 1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian secara teoritis dapat digunakan sebagai bahan
kajian dan referensi pada penelitian sejenis mengenai pengelolaan kelas
dalam meningkatkan minat belajar siswa.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi
guru dalam memberikan pembelajaran IPA yaitu dengan mengelola kelas
secara keseluruhan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang
aman dan nyaman.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka peneliti
dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Apersepsi pembelajaran yang digunakan selalu bervariasi, terutama
pembelajaran IPA agar siswa tidak mudah jenuh dalam belajar.
2. Kepada guru diharapkan untuk terampil dalam mengelola kelas, agar
tujuan pembelajaran yang diinginkan bisa tercapai dengan maksimal.
3. Diharapkan kepada siswa agar lebih giat dan aktif dalam belajar,
khususnya siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Muara
69
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jambi, karena minat belajar siswa tersebut dapat berjalannya suatu
proses belajar mengajar di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2008). Al-Qur'an dan Terjemahannya. Bandung: Diponegoro.
Departemen Agama RI.
Alma, B. (2010). Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.
Anonim. (2006). Tentang Guru dan Dosen Jakarta: Sinar Grafika.
Anonim. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Aqib, Z. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: CV. Yrama Widya
Arikunto, S. (1990). Manajemen Pengajaran secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2014). Penelitian Tindakan Kelas (Keempat ed.). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Bahri, S., & Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar (Kedua ed.). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Bahri, S., & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fakthurohman, P. (2007). Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT. Refika Aditama.
Hamalik, O. (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbullah. (2006). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Isjoni. (2007). Pembelajaran Visioner. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Komariah, A., & Triatna, C. (2005). Visionary Leader Ship Menuju Sekolah Efektif. Bandung: Bumi Aksara.
Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.
Poerwadarmita, W. J. S. (2002). Tim Penyusun Kamus Pusat Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purnomo. (2005). Strategi Pengajaran. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Purwanto, N. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
71
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran (Kedua ed.). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rohani, A. (2010). Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sabri, A. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Keempat ed.). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudijono, A. (2013). Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumadayo, S. (2013). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syah, M. (2001). Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Umar, H. (2001). Metode Penelitian untuk Skripsi Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Press.
Usman, U. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widayati, A. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol.VI No.01.
Yasin, S., & Hapsoyo, S. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesi, Praktis, Populer dan Kosa Kata Baru. Surabaya: Mekar.
SILABUS Nama Sekolah : SMP N 1 Muaro Jambi Mata Pelajaran : Biologi Materi Pokok : Sistem Gerak Pada Manusia
Kelas/Semester : VIII/1 (Ganjil)
KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Lampiran 1
73
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
3.1 Menganalisis gerak pada makhluk hidup, sistem gerak pada manusia, dan upaya menjaga kesehatan sistem gerak.
Sistem Gerak Pada Manusia
Menerapkan tujuan, prinsip-prinsip, dan pendekatan dalam pengelolaan kelas
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian sistem gerak.
2. Siswa mampu menjelaskan komponen penunjang tubuh.
3. Siswa mampu menjelaskan macam-macam tulang berdasarkan bentuknya.
4. Siswa mampu menjelaskan jenis-jenis otot manusia.
5. Siswa mampu menjelaskan kelainan-kelainan pada sistem gerak.
Tes tertulis
Bentuk Uraian & Pilihan Ganda
Contoh Soal Uraian: Mendata berbagai gangguan pada sistem gerak manusia dan cara mencegah/menghindarinya..
Contoh Soal Pilihan Ganda: Perhatikan gambar otot berikut!
Organ yang dibentuk otot tersebut antara lain .... a. tangan c. paru-paru b. usus besar d. jantung
4 x 40 Menit
Buku paket Sekolah Menengah Pertama kurikulum 2013
Jambi, 10 Oktober 2018
Mengetahui, Kepala Sekolah SMPN 1 Muaro Jambi Syahnuar, S.Pd NIP: 196206081986021001
Guru Bidang Studi Ir. Pretty Hasminingsih NIP: 196312922007012006
Peneliti
Rina Fitriana
TB. 140506
75 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMP N 1 Muaro Jambi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/semester : VIII / Gasal
Materi Pokok : Sistem Gerak pada Makhluk Hidup
Sub Materi : Sistem Gerak Pada Manusia
Pertemuan : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 4 JP (4 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Lampiran 2
B. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis sistem gerak pada makhluk hidup, sistem gerak pada
manusia dan upaya menjaga kesehatan sistem gerak.
C. Indikator Pembelajaran Pertemuan Pertama
3.1.1 Mendeskripsikan fungsi sistem gerak pada manusia.
3.1.2 Mendeskripsikan sistem rangka pada manusia.
3.1.3 Mendeskripsikan fungsi sistem rangka pada manusia.
3.1.4 Mengidentifikasi jenis tulang penyusun sistem gerak pada
manusia.
Pertemuan Kedua 3.1.5 Mengidentifikasi sendi-sendi yang bekerja dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran Pertemuan Pertama 3.1.1 Setelah mengamati tayangan video tentang sistem gerak, siswa dapat
mendeskripsikan fungsi sistem gerak pada manusia.
3.1.2 Setelah mengamati tayangan video tentang sistem gerak, siswa dapat
mendeskripsikan sistem rangka pada manusia.
3.1.3 Setelah mengamati tayangan video tentang sistem gerak, siswa dapat
mendeskripsikan fungsi sistem rangka pada manusia.
3.1.4 setelah mengamati tayangan video tentang sistem gerak, siswa dapat
mengidentifikasi jenis tulang penyusun sistem gerak pada manusia.
Pertemuan Kedua 3.1.5 Setelah mengamati tayangan video tentang sistem gerak, siswa dapat
mengidentifikasi sendi-sendi yang bekerja dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
E. Materi Pelajaran 1. Pertemuan Pertama
77 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sistem gerak pada manusia tersusun atas rangka, sendi dan otot. Fungsi
sistem gerak pada manusia ialah untuk memberikan bentuk tubuh,
memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas seperti berlari, berjalan, dan
menari. Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan
fisik pada makhluk hidup. Rangka tubuh memiliki beberapa fungsi yaitu (1)
memberikan bentuk dan mendukung tubuh, (2) melindungi organ dalam
misalnya tulang rusuk melindungi jantung dan paru-paru, tulang tengkorak
melindungi otak. (3) Tempat menempelnya otot yang merupakan alat gerak
aktif sehingga dapat menggerakan tulang. (d) Pada jenis tulang tertentu,
seperti tulang paha (femur) tulang juga berfungsi sebagai tempat
pembentukan sel darah. Sel darah dibentuk dibagian sumsum tulang, yaitu
jaringan lunak terdapat di bagian tengah tulang.
Tulang/rangka Tulang memiliki fungsi utama sebagai alat gerak pasif. artinya tulang
hanya bisa bekerja/bergerak apabila ada bantuan dari otot. Tulang atau rangka
pada manusia tergolong ke dalam alat gerak pasif dikarenakan tulang hanya
akan bisa bergerak apabila ada aktifitas yang terjadi pada otot. tulang sendiri
terbentuk oleh kandungan kalsium yang berbentuk garam yang merekat erat
dengan bantuan kolagen. di dalam masa perkembangannya, bentuk tulang
dapat berubah atau mengalami kelainan apabila ada gangguan yang dibawa
sejak lahir seperti adanya infeksi penyakit, faktor nutrisi dan gizi, ataupun
posisi tubuh yang salah. tulang yang satu dengan yang lain biasanya
terhubung oleh sendi-sendi. Kerangka pada manusia dapat dibagi ke dalam 3
kelompok yaitu: Bagian tengkorak, bagian badan, serta bagian anggota gerak.
1) Bagian Tengkorak Bagian tengkorak pada sistem gerak manusia tersusun atas tulang-tulang
pipih yang menjadi tempat terjadinya proses pembentukan sel-sel darah
merah dan putih. Bagian tengkorak pada manusia terdiri dari:
Masing-masing tulang tersebut berjumlah 2 buah kecuali tulang lidah, tulang
tengkorak, dan tulang dahi (1 buah).
2) Bagian Badan
Bagian rangka badan pada manusia dipisahkan ke dalam 5 kelompok yaitu
Ruas-ruas tulang belakang, tulang rusuk, tulang dada, gelang bahu, dan
Gelang panggul seperti dapat dilihat di dalam gambar berikut ini:
Source: Google Images
3) Bagian Anggota gerak Bagian ini juga terbagi lagi ke dalam 2 bagian yaitu anggota gerak atas dan
bawah:
a) Anggota gerak atas Anggota gerak ini terdapat pada tangan kanan dan tangan kiri, terdiri dari:
79 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Source: Google Images b) Anggota Gerak Bawah Untuk anggota gerak bawah tentunya merupakan rangka penyusun kaki kanan
dan kiri yang terdiri dari:
Source: Google Images
Jenis-jenis Tulang
Berdasarkan kepada jenisnya, tulang yang terdapat di dalam tubuh
manusia dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Tulang Rawan Tulang rawan merupakan tulang yang disusun oleh sel-sel tulang rawan.
Tulang ini bersifat lentur karena terdapat ruang pada antar sel tulang rawan.
Tulang ini mengandung zat kapur dan zat perekat. Diantara contoh tulang
rawan adalah ujung tulang rusuk, hidung, telinga, trakea, laring, bronkus, dan
di antara ruas-ruas tulang belakang.
b) Tulang Keras Seperti namanya, tulang keras memiliki tekstur yang lebih padat dan
bersifat keras daripada tulang rawan. Jenis tulang ini disusun oleh osteoblas
(sel pembentuk tulang). Terdapat banyak zat kapur diantara sel tulang keras
dengan sedikit zat perekat. itulah yang membuat jenis tulang ini menjadi
keras. Di dalam tulang keras kita dapat menjumpai saluran havers. di dalam
saluran havers ini terdapat pembuluh-pembuluh darah. Diantara contoh
tulang keras adalah: tulang kering, tulang lengan, dan tulang selangka.
Bentuk Tulang Tulang dibedakan menjadi 3 macam jika didasarkan kepada bentuknya, yaitu:
a) Tulang Pipa Bentuk tulang ini panjang dan bulat dengan rongga di tengahnya seperti
pipa. contoh tulang pipa adalah tulang jari tangan, tulang paha, dan tulang
lengan atas.
b) Tulang Pipih Bentuk tulang ini gepeng atau pipih. contohnya adalah tulang dada, tulang
belikat,dan tulang rusuk
c) Tulang Pendek Tulang yang berbentuk bulat dan pendek. contohnya adalah: ruas-ruas
tulang belakang, tulang pergelangan kaki, dan tulang pergelangan tangan.
Tulang pipih memiliki fungsi sebagai tempat terjadinya proses pembentukan
sel darah merah dan putih.
81 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Rangka manusia dewasa tersusun atas 206 tulang dengan ukuran dan
bentuk yang berbeda-beda. Tulang tersusun atas periosteum, sumsum
tulang, tulang kompak, tulang spons serta pembuluh darah.
2. Pertemuan Kedua
Sendi adalah tempat bertemunya dua tulang atau lebih. Sendi
memungkinkan tulang yang bersambungan dapat bergerak. Berdasarkan
banyak sedikitnya gerakan, sendi dibedakan menjadi tiga yaitu sinartrotis
(sendi yang tidak yang tidak dapat digerakkan) amfiartrosis (sendi yang dapat
digerakkan namun terbatas), dan diartrosis (sendi yang dapat digerakkan
dengan bebas).
Macam-macam Sendi Berdasarkan kepada sifat pergerakannya, sendi dibedakan kedalam 3 macam,
yaitu:
1) Sendi Mati (Sinartrosis) Sendi yang tidak mempunyai celah sendi sehingga tidak mungkin terjadi
pergerakan pada sendi tersebut. Contoh dari sendi mati adalah sendi-sendi
yang menghubungkan antar tulang pada bagian tengkorak.
2) Sendi Kaku (Amfiartrosis) Sendi yang dapat digerakkan namun terbatas. contohnya adalah sendi pada
ruas tulang belakang, sendi pada pergelangan tangan, serta sendi pada tulang
dada.
3) Sendi Gerak (Diartrosis) Sendi yang dapat digerakkan secara bebas. Sendi gerak dibedakan
menjadi:
a) Sendi engsel Seperti engsel pada pintu, sendi ini memungkinkan pergerakan
tulang pada satu arah. contoh sendi engsel adalah sendi pada lutut dan
siku.
b) Sendi Pelana Pada sendi pelana, salah satu tulang dapat digerakkan menuju dua
arah. contohnya adalah sendi yang menghubungkan ruas jari dengan
telapak tangan.
c) Sendi Geser
Sendi ini memungkinkan terjadinya gerakan pergeseran pada
tulang. contohnya adalah sendi-sendi pada ruas tulang belakang.
d) Sendi Putar Pada jenis sendi ini, salah satu tulang dapat bergerak karena
memiliki poros pada tulang yang lain. contohnya adalah sendi yang
menghubungkan tulang hasta dan tulang pengumpil.
e) Sendi Peluru Pada sendi ini salah satu tulang berbentuk bonggol sehingga tulang
itu dapat bergerak ke segala arah. contohnya adalah sendi yang
menghubungkan tulang lengan dengan tulang gelang bahu serta tulang
paha dan tulang gelang panggul.
F. Pendekatan/ Media/ Metode Pembelajaran a. Pendekatan : Scientific
b. Media Pembelajaran : Proyektor dan Gambar
c. Metode pembelajaran : Tanya jawab, diskusi, latihan, dan tugas.
G. Sumber, Alat dan Bahan Belajar : a. Buku paket
b. Gambar
c. Papan tulis
d. Penghapus
e. Spidol
83 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
H. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama (2x40 Menit)
No Kegiatan Pembelajaran Waktu Guru Siswa
1. Kegiatan Awal a. Mengucapkan salam b. Mengajak siswa berdoa
bersama susuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
c. Mengabsen kehadiran siswa.
d. Mengkondisikan tempat duduk siswa sebelum pembelajaran dimulai.
e. Memberikan angket pengelolaan kelas untuk mengetahui pengelolaan kelas sebelum pembelajaran dilaksanakan
f. Mengawali pembelajaran dengan memberikan apersepsi. Guru meminta salah satu peserta didik maju ke depan kelas. Guru bertanya kepada peserta didik: bagaimana cara temanmu sampai ke depan kelas? Anggota tubuh apakan yang digunakan untuk bergerak?
g. Mengarahkan peserta didik untuk mengenali bahwa alat gerak pada manusia adalah otot, sendi dan rangka.
h. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menjawab salam Berdoa bersama Mendengarkan dan menjawab absensi dari guru Mengikuti arahan guru Mengisi angket Menyimak penjelasan guru dan menjawab pertanyaan Menyimak penjelasan guru Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru
15 Menit
2. Kegiatan Inti a. Membagi siswa dalam 7
kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4 orang atau lebih.
b. Siswa duduk sesuai dengan
Mengikuti petunjuk guru Mengikuti petunjuk guru
50 Menit
nomor kelompoknya. c. Meminta siswa mengamati
tayangan video sistem gerak pada manusia.
d. Menjelaskan materi tentang sistem rangka pada manusia secara umum.
e. Meminta siswa membaca dan memahami materi sistem rangka yang ada pada buku dan bertanya mengenai materi yang belum dimengerti.
f. Menanyakan kesulitan yang dihadapi selama proses belajar mengajar.
g. Meminta masing-masing kelompok berdiskusi tentang soal-soal latihan yang telah diberikan.
h. Meminta masing-masing perwakilan kelompok maju satu persatu ke depan mempresentasikan hasil diskusinya.
i. Meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk memberikan pertanyaan, sanggahan atau kritikan kepada kelompok yang presentasi didepan.
j. Memberikan penguatan dan klarifikasi mengenai jawaban dari kelompok yang presentasi.
Mengamati tayangan video sistem gerak pada manusia Menyimak penjelasan dari guru Membaca materi dan menanyakan materi yang belum dimengerti Menjawab pertanyaan guru Berdiskusi tentang soal latihan Maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya Memberikan pertanyaan, sanggahan dan kritik kepada kelompok yang presentasi Menyimak penjelasan dari guru
3 Kegiatan Penutup a. Mengajak siswa untuk
membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
b. Memberikan angket pengelolaan kelas untuk mengetahui pengelolaan kelas setelah pembelajaran
c. Menginformasikan kepada
Membuat kesimpulan Mengisi angket Mendengarkan penjelasan guru
15 Menit
85 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
siswa bahwa pertemuan selanjutnya mempelajari tentang sendi memberikan soal tes tentang materi yang telah dipelajari
d. Menutup pelajaran dengan salam
Menjawab salam
Pertemuan Kedua (2x40 Menit) No Kegiatan Pembelajaran Waktu
Guru Siswa 1. Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam b. Mengajak siswa berdoa
bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
c. Mengkondisikan tempat duduk siswa sebelum pembelajaran dimulai
d. Mengabsen kehadiran siswa.
e. Memberikan angket untuk mengetahui minat belajar siswa sebelum pembelajaran dilaksanakan.
f. Mengawali pembelajaran dengan memberikan apersepsi kepada siswa “bagaimana jika kita tidak memiliki sendi, bagaimana kita bisa menggelengkan dan menganggukan kepala kita?”
g. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menjawab salam Berdoa bersama Mengikuti petunjuk guru Mendengarkan dan menjawab absensi dari guru Mengisi angket Menyimak penjelasan guru Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru
15 Menit
2. Kegiatan Inti a. Meminta siswa duduk sesuai
kelompok pada minggu sebelumnya
b. Meminta siswa untuk memperhatikan tayangan video tentang sendi pada proyektor didepan kelas
c. Meminta siswa bertanya mengenai materi yang belum dimengerti
d. Meminta masing-masing kelompok berdiskusi tentang soal-soal latihan yang telah diberikan
e. Memonitor aktivitas siswa dalam berdiskusi
Mengikuti petunjuk guru Mengamati tayangan video tentang sendi Memberikan pertanyaan kepada guru Mengerjakan soal dengan baik Berdiskusi dan mengerjakan soal latihan
50 Menit
87 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengerjakan soal-soal latihan
f. Meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
g. Meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk memberikan pertanyaan, sanggahan atau kritikan kepada kelompok yang presentasi didepan
k. Memberikan penguatan dan klarifikasi mengenai jawaban dari kelompok yang presentasi.
dengan baik Mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas Memberikan pertanyaan, sanggahan dan kritikan kepada kelompok yang presentasi Menyimak penjelasan guru
3 Kegiatan Penutup a. Mengajak siswa untuk
membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
b. Memberikan angket untuk mengetahui minat belajar siswa setelah pembelajaran
c. Menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya akan mempelajari tentang otot
d. Menutup pelajaran dengan salam
Membuat kesimpulan Mengisi angket Mendengarkan penjelasan guru Menjawab salam
15 Menit
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Tes : Tes tertulis bentuk essay (Terlampir). 2. Pengamatan : Angket pengelolaan kelas dan minat belajar siswa
(Terlampir).
Jambi, 10 Oktober 2018
Mengetahui, Kepala Sekolah SMPN 1 Muaro Jambi Syahnuar, S.Pd NIP: 196206081986021001
Guru Bidang Studi Ir. Pretty Hasminingsih NIP: 196312922007012006
LEMBAR KERJA SISWA
Judul : Sistem gerak pada manusia
Tujuan : Menjelaskan pengertian rangka, jenis tulang, alat gerak aktif dan
pasif, macam-macam sendi.
Kelas/Semester: VIII/I
Cara Kerja :
1. Carilah dari berbagai sumber yeng relevan (buku cetak, handout) tentang
sistem gerak.
2. Setelah itu kerjakan soal-soal dalam LKS ini.
3. Diskusikan hasil jawabanmu bersama kelompokmu.
4. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas.
Bahan Diskusi
1. Jelaskan fungsi sistem gerak pada manusia!
2. Jelaskan pengertian sistem rangka pada manusia!
3. Jelaskan fungsi sistem rangka pada manusia!
4. Lakukan diskusi dengan temanmu, untuk mengklasifikasikan 10 jenis
tulang berdasarkan ukuran dan bentuknya. Pada tabel dibawah ini!
No
Nama Tulang
Jenis Tulang
Tulang
Panjang
Tulang
Pendek
Tulang
Pipih
Tulang Tak
Beraturan
1 Tulang Lengan Atas
2 Tulang Pengumpil
3 Tulang Hasta
4 Tulang Betis
5 Tulang Kering
6 Tulang Ruas Jari
7 Tulang Tengkorak
8 Tulang Rusuk
9 Tulang Belikat
10 Tulang Punggung
5. Mengidentifikasi sendi yang bekerja pada aktivitas sehari-hari. Mintalah
salah satu anggota kelompokmu untuk melakukan beberapa aktivitas yang
89 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
terdapat pada tabel lalu identifikasilah sendi-sendi yang berperan dalam
setiap aktivitas tersebut! No Nama Aktivitas Sendi yang Berperan
1 Menggelengkan serta menganggukkan kepala
2 Memutar pergelangan tangan
3 Memegang pensil dan menulis
4 Berlari
5 Meluruskan tangan dan kemudian membengkokkan tangan ke atas
Kunci Jawaban No Jawaban Skor Ket
1 Fungsi sistem gerak pada manusia ialah untuk memberikan bentuk
tubuh, memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas seperti
berlari, berjalan, dan menari.
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
2 Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan
fisik pada makhluk hidup.
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
3 Rangka tubuh memiliki beberapa fungsi yaitu (1) memberikan bentuk
dan mendukung tubuh, (2) melindungi organ dalam misalnya tulang
rusuk melindungi jantung dan paru-paru, tulang tengkorak melindungi
otak. (3) Tempat menempelnya otot yang merupakan alat gerak aktif
sehingga dapat menggerakan tulang. (d) Pada jenis tulang tertentu,
seperti tulang paha (femur) tulang juga berfungsi sebagai tempat
pembentukan sel darah. Sel darah dibentuk dibagian sumsum tulang,
yaitu jaringan lunak terdapat di bagian tengah tulang.
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
4
No
Nama Tulang
Jenis Tulang
Tula
ng
Panj
ang
Tula
ng
Pend
ek
Tula
ng
Pipih
Tulang
Tak
Beratura
n
1 Tulang Lengan Atas √
2 Tulang Pengumpil √
3 Tulang Hasta √
4 Tulang Betis √
5 Tulang Kering √
6 Tulang Ruas Jari √
7 Tulang Tengkorak √
8 Tulang Rusuk √
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
9 Tulang Belikat √
10 Tulang Punggung √
5
No Nama Aktivitas Sendi yang Berperan
1 Menggelengkan serta
menganggukkan kepala
Sendi putar
2 Memutar pergelangan
tangan
Sendi geser
3 Memegang pensil dan
menulis
Sendi geser, sendi
pelana
4 Berlari Sendi pelana, sendi
geser, sendi engsel
5 Meluruskan tangan dan
kemudian membengkokkan
tangan ke atas
Sendi engsel
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
Jumlah 100
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
91 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SMP N 1 Muaro Jambi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/semester : VIII / Gasal
Materi Pokok : Sistem gerak pada Makhluk Hidup
Sub Materi : Sistem gerak Pada Manusia
Pertemuan : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 4 JP (4 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti 5 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
6 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
7 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
8 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Lampiran 3
B. Kompetensi Dasar 3.2 Menganalisis sistem gerak pada makhluk hidup, sistem gerak pada
manusia dan upaya menjaga kesehatan sistem gerak.
C. Indikator Pembelajaran Pertemuan Pertama
3.2.1 Mendeskripsikan fungsi otot pada manusia.
3.2.2 Mendeskripsikan jenis-jenis otot.
3.2.3 Menyebutkan jenis-jenis gerak yang melibatkan otot yang bekerja
dibawah kesadaran.
Pertemuan Kedua 3.2.4 Mendeskripsikan gangguan yang terjadi pada sistem gerak
3.2.5 Mendeskripsikan upaya menjaga kesehatan pada sistem gerak
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama 3.1.1 Setelah mengamati gambar, siswa dapat mendeskripsikan jenis-jenis
otot.
3.1.2 Setelah menyimak penjelasan guru, siswa dapat mendeskripsikan fungsi
otot pada manusia.
3.1.3 Setelah menyimak penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan jenis-jenis
gerak yang melibatkan otot yang bekerja dibawah kesadaran.
Pertemuan Kedua 3.1.4 Setelah mengamati gambar dan menyimak penjelasan guru, siswa dapat
mendeskripsikan upaya menjaga kesehatan pada sistem gerak.
E. Materi Pelajaran
1. Pertemuan Pertama Otot merupakan jaringan yang terdapat di dalam tubuh manusia yang
fungsinya adalah sebagai alat gerak aktif untuk membantu tulang agar
bisa bergerak. Tanpa adanya otot, tubuh manusia tidak akan bisa bergerak
karena ototlah yang bisa membuat tulang bergerak.
93 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fungsi otot adalah penggerak bagian-bagian tubuh, sehingga otot disebut
alat gerak aktif. Hampir 35 hingga 40 persen massa tubuh adalah jaringan
otot. Otot adalah jaringan yang dapat berkontraksi menjadi lebih pendek.
Proses kontraksi ini mengakibatkan bagian-bagian tubuh bergerak. Pada
saat kontraksi dibutuhkan energi. Tiga jenis jaringan otot manusia sebagai
berikut: (a) Otot Rangka, (b) Otot Polos, (c) Otot Jantung.
Otot yang bekerja dibawah kesadaran adalah otot yang kerjanya dapat
kamu kendalikan. Prinsip kerja otot ini adalah dapat dikendalikan, artinya
dapat mengendalikan apakah harus menggerakkan atau tidak
menggerakkan otot-otot tersebut. Sebagai contohnya, kerja otot pada saat
makan, menulis, berlari serta aktivitas-aktivitas lainnya yang dilakukan
secara sadar.
2. Pertemuan Kedua Beberapa contoh gangguan dan kelainan pada sistem gerak manusia
antara lain: (a) Riketsia, (b) Ostoeporosis, (c) Artritis, (d) Fraktura
(Patah Tulang), (e) Kifosis, Lordosis, dan Skoliosis.
(a) Riketsia, adalah gangguan yang terjadi saat anak-anak kekurangan
vitamin D, sehingga menyebabkan tulang tumbuh membengkok.
Vitamin D berperan dalam proses penyerapan kalsium dan fosfor
yang diperlukan dalam pengerasan tulang. Kekurangan vitamin D,
mengakibatkan penyerapan kalsium dan fosfor terganggu, sehingga
pengerasan tulang terganggu dan tulang tumbuh membengkok.
(b) Osteoporosis, adalah peristiwa berkurangnya massa tulang pada
orang dewasa karena proses pembentukan tulang kurang aktif.
Penyebab berkurangnya massa tulang adalah kurangnya kalsium dan
mineral penusun tulang lainnya serta menurunnya sintesis protein
jaringan ikat kolagen penguat tulang.
(c) Artritis adalah penyakit sendi. Penderita penyakit ini mempunyai
tulang rawan sendi yang rusak. Salah satu bentuk artritis adalah
rematik.
(d) Fratktur adalah keadaan patah tulang. Patah tulang dapat terjadi
karena tulang mengalami benturan yang keras, misalnya pada saat
kecelakaan atau jatuh dari tempat yang tinggi. Ada dua jenis fraktur,
yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup terjadi jika
tulang patah tetapi bagian ujung yang patah tidak menembus kulit.
Fraktur terbuka terjadi jika ujung tulang yang patah keluar
menembus kulit.
(e) Lordosis merupakan kelainan melengkungnya tulang belakang yang
berlebihan ke arah depan di bagian pinggang.
(f) Kifosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang belakang
yang berlebihan di bagian dada ke arah belakang.
(g) Skoliosis adalah melengkungnya tulang belakang ke arah samping.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sistem
gerak adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kandungan kalsium dalam asupan makanan. Makanan
yang banyak mengandung kalsium diantaranya susu, kangkung,
kedelai dan olahannya, ikan salmon, kacang almond, dan brokoli.
b. Berjemur pada sinar matahari pagi karena sinarnya sangat baik untuk
membantu pembentukan vitamin D yang sangat penting dalam
membantu penyerapan kalsium dalam makanan.
c. Memperhatikan asupan vitamin D dengan makan makanan yang
mengandung vitamin D. Makanan yang mengandung vitamin D
diantaranya telur, produk olahan dari kedelai, minyak ikan, ikan
berlemak, hati sapi, dan udang.
d. Memperhatikan aktivitas fisik yang cukup setiap harinya. Aktivitas
fisik seperti jalan kaki, jogging, tenis, menaiki tangga dapat
membantu tulang yang kuat dan memperlambat proses kerapuhan
tulang pada tubuh.
e. Menghindari kebiasaan sikap tubuh yang salah, misalnya dengan
cara duduk yang benar yaitu tulang belakang harus dalam posisi
95 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tegak (tidak membungkuk) saat tidur sebaiknya memakai alas yang
datar dan padat agar posisi tulang belakang tetap lurus.
F. Pendekatan/ Media/ Metode Pembelajaran d. Pendekatan : Scientific
e. Media Pembelajaran : Proyektor dan Gambar
f. Metode pembelajaran : Tanya jawab, diskusi, latihan, dan tugas.
G. Sumber, Alat dan Bahan Belajar : f. Buku paket
g. Gambar
h. Papan tulis
i. Penghapus
j. Spidol
H. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama (2x40 Menit)
No Kegiatan Pembelajaran Waktu Guru Siswa
1. Kegiatan Awal i. Mengucapkan salam j. Mengajak siswa berdoa
bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
k. Mengabsen kehadiran siswa.
l. Mengkondisikan tempat duduk siswa sebelum pembelajaran dimulai
m. Memberikan angket pengelolaan kelas untuk mengetahui pengelolaan kelas sebelum pembelajaran dilaksanakan.
n. Mengawali pembelajaran dengan memberikan apersepsi untuk memotivasi siswa agar tertarik dengan pembelajaran yang akan dilakukan hari ini dengan
Menjawab salam Berdoa bersama Mendengarkan dan menjawab absensi dari guru Mengikuti arahan guru Mengisi angket Menyimak apersepsi yang diberikan guru dan menjawab pertanyaan
15 Menit
mengaitkan materi pertemuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Dengan memberi pertanyaan “pertemuan sebelumnya kita sudah belajar tentang rangka dan sendi. Apakah hanya sendi yang membantu pergerakan tubuh? selain sendi, apa nama organ tubuh kita yang membantu bergerak?
o. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru
2. Kegiatan Inti l. Membagi siswa dalam 7
kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4 orang atau lebih.
m. Siswa duduk sesuai dengan nomor kelompoknya.
n. Meminta siswa mengamati tayangan video tentang otot pada manusia.
o. Menjelaskan materi tentang otot dan jenis jaringan pada otot.
p. Meminta masing-masing kelompok berdiskusi tentang soal-soal latihan yang telah diberikan.
q. Meminta masing-masing perwakilan kelompok maju satu persatu ke depan mempresentasikan hasil diskusinya.
r. Meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk memberikan pertanyaan, sanggahan atau kritikan kepada kelompok yang presentasi didepan.
s. Memberikan penguatan mengenai jawaban dari
Mengikuti petunjuk guru Mengikuti petunjuk guru Mengamati tayangan video tentang otot Menyimak penjelasan dari guru Berdiskusi tentang soal latihan Maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya Memberikan pertanyaan, sanggahan dan kritik kepada kelompok yang presentasi Menyimak penjelasan dari guru
50 Menit
97 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kelompok yang presentasi 3 Kegiatan Penutup
e. Membuat klarifikasi dan kesimpulan bersama siswa tentang materi yang telah dipelajari
f. Memberikan angket pengelolaan kelas untuk mengetahui pengelolaan kelas setelah pembelajaran
g. Menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya mempelajari tentang gangguan pada sistem gerak dan memberikan soal tes tentang materi yang telah dipelajari
h. Menutup pelajaran dengan salam
Membuat kesimpulan Mengisi angket Menyimak penjelasan guru Menjawab salam
15 Menit
Pertemuan Kedua (2x40 Menit)
No Kegiatan Pembelajaran Waktu Guru Siswa 1. Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam b. Mengajak siswa berdoa
bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
c. Mengabsen kehadiran siswa.
d. Mengkondisikan tempat duduk siswa sebelum pembelajaran dimulai
e. Memberikan apersepsi kepada peserta didik untuk mengawali pembelajaran tentang materi gangguan pada sistem gerak dan upaya mencegah serta mengatasinya dengan menampilkan gambar-gambar tentang penderita kelainan gerak.
Menjawab salam Berdoa bersama Mendengarkan dan menjawab absensi dari guru Mengikuti arahan guru Menyimak apersepsi yang diberikan guru dan menjawab pertanyaan
15 Menit
Menunjukkan gambar penderita kifosis dan bertanya “apa yang menyebabkan orang ini memiliki tubuh bengkok?”
f. Memberikan pengertian kepada peserta didik bahwa kebiasaan duduk yang keliru dapat menyebabkan kelainan pada tulang belakang.
g. Memberikan angket untuk mengetahui minat belajar siswa sebelum pembelajaran dilaksanakan.
h. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menyimak penjelasan guru Mengisi angket Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran dari guru
2. Kegiatan Inti h. Meminta siswa duduk
sesuai kelompok pada minggu sebelumnya
i. Menjelaskan tentang macam-macam gangguan dan kelainan pada sistem gerak serta cara penyembuhan dan pencegahnnya
j. Meminta siswa membaca dan memahami materi tentang macam-macam gangguan pada sistem gerak serta cara penyembuhannya yang ada pada buku dan bertanya mengenai materi yang belum dimengerti
k. Meminta masing-masing kelompok berdiskusi tentang soal-soal latihan yang telah diberikan
l. Memonitor aktivitas siswa dalam berdiskusi
Mengikuti petunjuk guru Menyimak penjelasan dari guru Membaca dan memahami materi dan bertanya mengenai materi yang belum dimengerti Berdiskusi tentang soal-soal latihan Mengerjakan soal dengan baik
50 Menit
99 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengerjakan soal-soal latihan
m. Meminta masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
n. Meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk memberikan pertanyaan, sanggahan atau kritikan kepada kelompok yang presentasi didepan
o. Memberikan penguatan mengenai jawaban dari kelompok yang presentasi
Mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas Memberikan pertanyaan, sanggahan dan kritikan kepada kelompok yang presentasi Menyimak penjelasan guru
3 Kegiatan Penutup a. Mengajak siswa bersama
membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
b. Memberikan angket untuk mengetahui minat belajar siswa setelah proses pembelajaran
c. Menutup pelajaran dengan salam
Membuat kesimpulan Mengisi angket Menjawab salam
15 Menit
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Tes : Tes tertulis bentuk essay (Terlampir). 2. Pengamatan : Angket pengelolaan kelas dan minat belajar siswa
(Terlampir).
Jambi, 10 Oktober 2018
Mengetahui, Kepala Sekolah SMPN 1 Muaro Jambi Syahnuar, S.Pd NIP: 196206081986021001
Guru Bidang Studi Ir. Pretty Hasminingsih NIP: 196312922007012006
TB. 140506
LEMBAR KERJA SISWA
Judul : Sistem gerak pada manusia
Tujuan : Menjelaskan pengertian otot, fungsi otot, jaringan otot manusia,
kelainan pada sistem gerak dan cara pencegahannya.
Kelas/Semester: VIII/I
Cara Kerja :
5. Carilah dari berbagai sumber yeng relevan (buku cetak, handout) tentang
sistem gerak.
6. Setelah itu kerjakan soal-soal dalam LKS ini.
7. Diskusikan hasil jawabanmu bersama kelompokmu.
8. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas.
Bahan Diskusi
1. Jelaskan fungsi otot pada manusia! 2. Sebutkan jenis-jenis otot yang bekerja dibawah kesadaran!
3. Mengamati jaringan otot! Coba kamu diskusikan perbedaan dari masing-masing jaringan otot,
tuliskan hasil diskusi pada tabel dibawah ini!
No Pembeda Otot rangka Otot polos Otot jantung
1 Bentuk
2 Jumlah inti
3 Letak inti sel
4 Reaksi
5 Sistem kerja
4. Sebutkan beberapa kelainan pada sistem gerak pada manusia! 5. Jelaskan cara penyembuhan dan pencegahan dari beberapa kelainan sistem
gerak pada manusia yang kamu ketahui!
101 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kunci Jawaban No Jawaban Skor Ket
1 Fungsi otot adalah penggerak bagian-bagian tubuh, sehingga otot
disebut alat gerak aktif. Hampir 35 hingga 40 persen massa tubuh
adalah jaringan otot. Otot adalah jaringan yang dapat berkontraksi
menjadi lebih pendek. Proses kontraksi ini mengakibatkan bagian-
bagian tubuh bergerak.
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
2 Otot yang bekerja dibawah kesadaran adalah otot yang kerjanya
dapat kamu kendalikan. Prinsip kerja otot ini adalah dapat
dikendalikan, artinya dapat mengendalikan apakah harus
menggerakkan atau tidak menggerakkan otot-otot tersebut. Sebagai
contohnya, kerja otot pada saat makan, menulis, berlari serta
aktivitas-aktivitas lainnya yang dilakukan secara sadar.
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
3
No Pembeda Otot rangka Otot polos Otot
jantung
1 Bentuk Silindris
memanjang
Gelendong Silindris
memanjan
g dan
bercabang
2 Jumlah inti Banyak 1 Lebih dari
satu
3 Letak inti sel Ditepi sel Ditengah sel Ditengah
sel
4 Reaksi Melekat
pada tulang
dengan
perantara
tendon
Dinding
lambung,
usus halus,
rahim,
kantung
empedu,
dan
pembuluh
darah
Jantung
5 Sistem kerja Bekerja
dibawah
kesadaran
Bekerja
tidak
dibawah
kesadaran
Bekerja
tidak
dibawah
kesadaran
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
4 Beberapa gangguan dan kelainan pada sistem gerak: (a) Riketsia, (b)
Ostoeporosis, (c) Artritis, (d) Fraktura (Patah Tulang), (e) Kifosis,
Lordosis, dan Skoliosis
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
5 (a) Riketsia, cara penyembuhan dan pencegahannya dengan
penambahan kalsium, fosfor, dan vitamin D ke dalam menu
15
5
Jawaban benar
Jawaban kurang
makan.
(b) Osteoporosis, cara penyembuhan dan pencegahannya dengan
mengonsumsi makanan yang seimbang
(c) Artritis, cara penyembuhan dan pencegahannya dengan
mengonsumsi makanan yang seimbang
(d) Fraktura, cara penyembuhan dan pencegahannya dengan
mengonsumsi makanan yang seimbang
(e) Kifosis, lordosis, dan skoliosis, cara penyembuhan dan
pencegahannya dengan mengonsumsi makanan yang seimbang
0
tepat
Jawaban salah
Jumlah 100
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
103 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
LEMBAR VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMPN 1 Muaro Jambi
Mata Pelajaran : IPA Terpadu Pokok Bahasan : Sistem Gerak Pada Manusia Nama Validator : Dwi Gusfarenie, M.Pd A. Petunjuk
1. Saya mohon kiranya ibu memberikan penilaian ditinjau dari beberapa
aspek, penilaian umum dan saran-saran untuk merevisi RPP yang saya
susun.
2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa aspek, dimohon ibu memberikan
tanda ceklist (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian ibu.
3. Untuk revisi-revisi, ibu dapat menuliskan langsung pada naskah yang
perlu direvisi, atau menuliskannya pada kolom saran yang telah
disediakan.
B. Skala Penilaian 1 : Sangat kurang 3 : Cukup 5 : Sangat baik
2 : Kurang 4 : Baik
C. Penilaian Ditinjau Dari Beberapa Aspek
No Uraian Penilaian
1 Format RPP 1 2 3 4 5
1. Sesuai format kurikulum 2013
2. Kesesuaian penjabaran kompetensi dasar
ke dalam indikator
3. Kesesuaian urutan terhadap pencapaian
KD
4. Kejelasan rumusan indicator
5. Kesesuaian antara banyaknya indikator
Lampiran 4
dengan waktu yang disedikan
2 Materi (isi) yang disajikan 1 2 3 4 5
1. Kesesuaian konsep dengan KD dan
indikator
2. Kesesuaian urutan kegiatan
pembelajaran
3. Kesesuaian uraian kegiatan siswa dan
guru untuk setiap tahap pembelajaran
dengan aktivitas pembelajaran
4. Kejelasan skenario pembelajaran (tahap-
tahap kegiatan pembelajaran,
pendahuluan, inti, penutup)
3 Bahasa 1 2 3 4 5
Penggunaan bahasa ditinjau dari kaidah
Bahasa Indonesia yang baku
4 Waktu 1 2 3 4 5
1. Kejelasan alokasi waktu setiap tahap
kegiatan atau fase pembelajaran
2. Rincian waktu untuk setiap tahap
pembelajaran
5 Sarana dan Alat bantu pembelajaran 1 2 3 4 5
Kesesuaian alat bantu dengan materi
pembelajaran.
6 Penilaian 1 2 3 4 5
Penilaian umum terhadap RPP
D. Saran-saran
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
105 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
E. Kesimpulan A : Dapat digunakan tanpa revisi
B : Dapat digunakan dengan revisi kecil
C : Dapat digunakan dengan revisi besar
D : Belum dapat digunakan
Validator
Dwi Gusfarenie, M.Pd
NIP:198408022011012009
LEMBAR KERJA SISWA
Judul : Sistem gerak pada manusia
Tujuan : Menjelaskan pengertian rangka, jenis tulang, alat gerak aktif dan
pasif, macam-macam sendi.
Kelas/Semester: VIII/I
Cara Kerja :
9. Carilah dari berbagai sumber yeng relevan (buku cetak, handout) tentang
sistem gerak.
10. Setelah itu kerjakan soal-soal dalam LKS ini.
11. Diskusikan hasil jawabanmu bersama kelompokmu.
12. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas.
Bahan Diskusi
6. Jelaskan fungsi sistem gerak pada manusia!
7. Jelaskan pengertian sistem rangka pada manusia!
8. Jelaskan fungsi sistem rangka pada manusia!
9. Lakukan diskusi dengan temanmu, untuk mengklasifikasikan 10 jenis
tulang berdasarkan ukuran dan bentuknya. Pada tabel dibawah ini!
No
Nama Tulang
Jenis Tulang
Tulang
Panjang
Tulang
Pendek
Tulang
Pipih
Tulang Tak
Beraturan
1 Tulang Lengan Atas
2 Tulang Pengumpil
3 Tulang Hasta
4 Tulang Betis
5 Tulang Kering
6 Tulang Ruas Jari
7 Tulang Tengkorak
8 Tulang Rusuk
9 Tulang Belikat
10 Tulang Punggung
Lampiran 5
107 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
10. Mengidentifikasi sendi yang bekerja pada aktivitas sehari-hari.
Mintalah salah satu anggota kelompokmu untuk melakukan beberapa
aktivitas yang terdapat pada tabel lalu identifikasilah sendi-sendi yang
berperan dalam setiap aktivitas tersebut!
No Nama Aktivitas Sendi yang Berperan
1 Menggelengkan serta menganggukkan kepala
2 Memutar pergelangan tangan
3 Memegang pensil dan menulis
4 Berlari
5 Meluruskan tangan dan kemudian
membengkokkan tangan ke atas
Kunci Jawaban No Jawaban Skor Ket
1 Fungsi sistem gerak pada manusia ialah untuk memberikan bentuk
tubuh, memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas seperti
berlari, berjalan, dan menari.
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
2 Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan
fisik pada makhluk hidup.
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
3 Rangka tubuh memiliki beberapa fungsi yaitu (1) memberikan bentuk
dan mendukung tubuh, (2) melindungi organ dalam misalnya tulang
rusuk melindungi jantung dan paru-paru, tulang tengkorak melindungi
otak. (3) Tempat menempelnya otot yang merupakan alat gerak aktif
sehingga dapat menggerakan tulang. (d) Pada jenis tulang tertentu,
seperti tulang paha (femur) tulang juga berfungsi sebagai tempat
pembentukan sel darah. Sel darah dibentuk dibagian sumsum tulang,
yaitu jaringan lunak terdapat di bagian tengah tulang.
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
4
No
Nama Tulang
Jenis Tulang
Tula
ng
Panj
ang
Tula
ng
Pend
ek
Tula
ng
Pipih
Tulang
Tak
Beratura
n
1 Tulang Lengan Atas √
2 Tulang Pengumpil √
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
3 Tulang Hasta √
4 Tulang Betis √
5 Tulang Kering √
6 Tulang Ruas Jari √
7 Tulang Tengkorak √
8 Tulang Rusuk √
9 Tulang Belikat √
10 Tulang Punggung √
5
No Nama Aktivitas Sendi yang Berperan
1 Menggelengkan serta
menganggukkan kepala
Sendi putar
2 Memutar pergelangan
tangan
Sendi geser
3 Memegang pensil dan
menulis
Sendi geser, sendi
pelana
4 Berlari Sendi pelana, sendi
geser, sendi engsel
5 Meluruskan tangan dan
kemudian membengkokkan
tangan ke atas
Sendi engsel
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
Jumlah 100
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
109 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
LEMBAR KERJA SISWA
Judul : Sistem gerak pada manusia
Tujuan : Menjelaskan pengertian otot, fungsi otot, jaringan otot manusia,
kelainan pada sistem gerak dan cara pencegahannya.
Kelas/Semester: VIII/I
Cara Kerja :
13. Carilah dari berbagai sumber yeng relevan (buku cetak, handout) tentang
sistem gerak.
14. Setelah itu kerjakan soal-soal dalam LKS ini.
15. Diskusikan hasil jawabanmu bersama kelompokmu.
16. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas.
Bahan Diskusi
6. Jelaskan fungsi otot pada manusia! 7. Sebutkan jenis-jenis otot yang bekerja dibawah kesadaran!
8. Mengamati jaringan otot! Coba kamu diskusikan perbedaan dari masing-masing jaringan otot,
tuliskan hasil diskusi pada tabel dibawah ini!
No Pembeda Otot rangka Otot polos Otot jantung
1 Bentuk
2 Jumlah inti
3 Letak inti sel
4 Reaksi
5 Sistem kerja
9. Sebutkan beberapa kelainan pada sistem gerak pada manusia! 10. Jelaskan cara penyembuhan dan pencegahan dari beberapa kelainan sistem
gerak pada manusia yang kamu ketahui!
Kunci Jawaban No Jawaban Skor Ket
1 Fungsi otot adalah penggerak bagian-bagian tubuh, sehingga otot
disebut alat gerak aktif. Hampir 35 hingga 40 persen massa tubuh
adalah jaringan otot. Otot adalah jaringan yang dapat berkontraksi
menjadi lebih pendek. Proses kontraksi ini mengakibatkan bagian-
bagian tubuh bergerak.
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
2 Otot yang bekerja dibawah kesadaran adalah otot yang kerjanya
dapat kamu kendalikan. Prinsip kerja otot ini adalah dapat
dikendalikan, artinya dapat mengendalikan apakah harus
menggerakkan atau tidak menggerakkan otot-otot tersebut. Sebagai
contohnya, kerja otot pada saat makan, menulis, berlari serta
aktivitas-aktivitas lainnya yang dilakukan secara sadar.
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
3
No Pembeda Otot rangka Otot polos Otot
jantung
1 Bentuk Silindris
memanjang
Gelendong Silindris
memanjan
g dan
bercabang
2 Jumlah inti Banyak 1 Lebih dari
satu
3 Letak inti sel Ditepi sel Ditengah sel Ditengah
sel
4 Reaksi Melekat
pada tulang
dengan
perantara
tendon
Dinding
lambung,
usus halus,
rahim,
kantung
empedu,
dan
pembuluh
darah
Jantung
5 Sistem kerja Bekerja
dibawah
kesadaran
Bekerja
tidak
dibawah
kesadaran
Bekerja
tidak
dibawah
kesadaran
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
4 Beberapa gangguan dan kelainan pada sistem gerak: (a) Riketsia, (b)
Ostoeporosis, (c) Artritis, (d) Fraktura (Patah Tulang), (e) Kifosis,
Lordosis, dan Skoliosis
15
5
0
Jawaban benar
Jawaban kurang
tepat
Jawaban salah
5 (f) Riketsia, cara penyembuhan dan pencegahannya dengan
penambahan kalsium, fosfor, dan vitamin D ke dalam menu
15
5
Jawaban benar
Jawaban kurang
111 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
makan.
(g) Osteoporosis, cara penyembuhan dan pencegahannya dengan
mengonsumsi makanan yang seimbang
(h) Artritis, cara penyembuhan dan pencegahannya dengan
mengonsumsi makanan yang seimbang
(i) Fraktura, cara penyembuhan dan pencegahannya dengan
mengonsumsi makanan yang seimbang
(j) Kifosis, lordosis, dan skoliosis, cara penyembuhan dan
pencegahannya dengan mengonsumsi makanan yang seimbang
0
tepat
Jawaban salah
Jumlah 100
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
111 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kisi-kisi Instrumen Pengelolaan Kelas
Variabel Dimensi Indikator No. Item Jumlah
Pengelolaan Kelas a. Tujuan Pengelolaan
Kelas
g. Menyediakan fasilitas belajar
h. Menggunakan fasilitas belajar
i. Alat-alat belajar
j. Kondisi bekerja dan belajar
k. Interaksi belajar mengajar
l. Membina dan membimbing
1
2
3,4
5
6,7
8,9
1
1
2
1
2
2
b. Pendekatan pengelolaan
kelas
f. Ancaman
g. Perubahan tingkah laku
h. Hubungan sosial
i. Kekuasaan
j. Kebebasan
10
11
12
13
14
1
1
1
1
1
c. Prinsip-prinsip
pengelolaan kelas
d. Hangat dan antusias
e. Tantangan
f. Penanaman disiplin
15
16
17,18
1
1
2
d. Keterampilan mengelola
kelas
h. Kondisi kelas
i. Sikap tanggap
j. Membagi perhatian
19
20,21
22,23
1
2
2
Lampiran 6
k. Memberikan petunjuk-
petunjuk yang jelas
l. Teguran
m. Memberi penguatan
n. Pengelolaan kelompok
24,25
26,27
28
29,30
2
2
1
2
113 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ANGKET PENGELOLAAN KELAS
Nama : ................................................ Kelas : ................................................ Hari/Tanggal : ................................................
Petunjuk Pengisian: 1. Tulislah nama dan kelasmu dengan lengkap!
2. Isilah angket ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan fakta!
3. Jawabanmu didalam angket ini tidak akan mempengaruhi hasil
pembelajaran IPA!
4. Berikanlah tanda √ pada tabel!
5. Periksakan kembali jawabanmu sebelum dikumpulkan!
Keterangan :
a. S = Selalu
b. SR = Sering
c. KD = Kadang-kadang
d. TP = Tidak Pernah
NO PERTANYAAN S SR KD TP 1. Guru mata pelajaran IPA menyediakan fasilitas
belajar yang bisa membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.
2. Guru mata pelajaran IPA menggunakan fasilitas belajar, mampu mendukung siswa untuk lebih kreatif belajar.
3. Dengan menggunakan alat-alat belajar yang di gunakan mampu mengembangkan kreativitas siswa.
4. Alat-alat belajar yang digunakan guru dalam pembelajaran membuat siswa menjadi jenuh.
5. Dengan kondisi belajar yang berisik apakah membuat siswa menjadi nyaman untuk belajar.
6. Saya akan berani bertanya kepada guru bidang studi IPA jika ada penjelasan materi yang tidak saya pahami.
7. Ketika guru bidang studi IPA sedang menjelaskan
Lampiran 7
materi, saya akan memperhatikan dan mendengarkan penjelasan tersebut dengan baik.
8. Guru bidang studi IPA memberi pembinaan dengan memotifasi siswa agar berani bertanya.
9. Guru mata pelajaran IPA tidak membimbing di saat pembelajaran berlangsung.
10. Guru mata pelajaran IPA memberi teguran kepada siswanya yang nakal dengan memberi ancaman, sehingga membuat siswa takut.
11. Perubahan tingkah laku yang tidak sesuai dengan aturan, guru menegur dengan tegas.
12. Terjalinnya hubungan antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa dengan baik.
13. Jika terjadi keributan guru mata pelajaran IPA menenangkan dan meminta siswa untuk tidak berisik atau gaduh.
14. Guru mata pelajaran IPA memberi kebebasan untuk mendapatkan bahan belajar dimana saja yang sesuai dengan materi.
15. Sebelum pembelajaran dimulai guru mata pelajaran IPA membuka pembelajaran dengan permainan atau tebak-tebakan, sehingga membuat siswa antusias untuk belajar.
16. Guru mata pelajaran IPA memberi tantangan apabila ada yang bisa menjawab pertanyaan, akan diberikan tambahan nilai.
17. Sebelum pembelajaran dimulai guru mata pelajaran IPA memeriksakan kondisi kelas dan siswa.
18. Sebelum pembelajaran dimulai guru mata pelajaran IPA membuat aturan dalam pembelajaran berlangsung tidak ada yang mengobrol.
19. Dengan kondisi kelas yang tidak bersih, apakah membuat siswa menjadi nyaman untuk belajar.
20. Guru mata pelajaran IPA memperhatikan segala aktivitas siswa di dalam kelas.
21. Guru mata pelajaran IPA memeriksa tugas-tugas sekolah yang siswa kerjakan.
22. Guru mata pelajaran IPA memberikan perhatian secara individu kepada siswa disaat mengajar di dalam kelas.
23. Ketika menerangkan pelajaran, apakah guru mata pelajaran IPA memberikan perhatian yang sama kepada semua siswa di kelas.
24. Apakah guru mata pelajaran IPA memberikan tugas dengan petunjuk-petunjuk yang jelas.
25. Guru mata pelajaran IPA menyampaikan pelajaran dengan bahasa yang mudah di mengerti oleh siswa.
26. Guru mata pelajaran IPA menegur hanya tertuju kepada siswa yang menganggu pelajaran.
27. Pada saat jam pelajaran sedang berlangsung, apakah
115 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
guru mata pelajaran IPA memberi teguran kepada siswa yang kurang aktif mengikuti pelajaran.
28. Teguran yang diberikan guru mata pelajaran berdampak positif terhadap tingkah laku siswa.
29. Selain tugas individu, apakah guru mata pelajaran IPA memberikan tugas kelompok kepada siswa nya.
30. Pada saat mengerjakan tugas kelompok, guru mata pelajaran IPA juga membagi perhatin yang sama kepada tiap-tiap kelompok.
Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar
Variabel Dimensi Indikator Pernyataan Jmlh
Positif No.
Soal
Negatif No.
Soal
+ -
Minat
Belajar
a. Perhatian,
kesukaan
(kecendrun
gan hati)
kepada
sesuatu,
keinginan
d) Perasaan
Senang
e. Senang pada mata
pelajaran IPA
f. Senang mempelajari IPA
karena bersangkutan
dengan kehidupan sehari-
hari dan sangat
bermanfaat
g. Senang dalam
mengerjakan tugas yang
diberikan guru
h. Senang membaca buku
yang berkaitan dengan
materi IPA
1
3,5
7
9
a. Bosan pada mata
pelajaran IPA
b. Lebih senang dengan
pelajaran lain dibanding
IPA dan tidak ada
manfaatnya
c. Jarang mengerjakan
tugas yang diberikan
guru
d. Membaca buku IPA
merupakan suatu hal
yang membosankan
2
4,6
8
10
5 5
b. Sebagai e) Ketertari f. Berusaha hadir tiap ada 11 a. Malas hadir tiap ada jam 12 5 5
Lampiran 8
117 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kekuatan
yang akan
mendorong
siswa untuk
belajar.
Siswa yang
berminat
kepada
pelajaran
akan
tampak
terdorong
terus untuk
tekun
belajar
kan
Siswa
jam pelajaran IPA
g. Penasaran terhadap materi
yang akan dipelajari
h. Bertanya dan memberikan
tanggapan saat pelajaran
IPA di kelas
i. Mencari informasi
mengenai pelajaran IPA
j. Memiliki banyak media
informasi mengenai
pelajaran IPA
13
15,17
19
21
pelajaran IPA
b. Tidak pernah penasaran
terhadap materi yang
akan dipelajari
c. Tidak pernah bertanya
serta tidak pernah
memberikan tanggapan
saat pelajaran IPA di
kelas
d. Tidak pernah mencari
informasi mengenai
pelajaran IPA
e. Tidak memiliki media
informasi mengenai
pelajaran IPA
14
16,18
20
22
c. Kecendrun
gan yang
menetap
dan
f) Perhatia
n dalam
Belajar
e. Memperhatikan saat guru
menjelaskan materi
f. Menjawab soal dengan
baik dari guru
23
25
a. Jarang memperhatikan
saat guru menjelaskan
materi
b. Tidak pernah menjawab
24
26
4 4
mengenang
beberapa
aktivitas
g. Fokus saat mengerjakan
tugas yang diberikan oleh
guru
h. Konsentrasi saat
mendengarkan penjelasan
dari guru
27
29
soal dengan baik dari
guru
c. Tidak pernah fokus saat
mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru
d. Tidak pernah konsentrasi
saat mendengarkan
penjelasan dari guru
28
30
d. Pendorong
siswa untuk
berbuat
dalam
mencapai
tujuan
e) Keterlib
atan
Siswa
c. Mengerjakan tugas
kelompok bersama dengan
teman-teman sekelas
d. Membantu guru
menjelaskan materi yang
telah dijelaskan kepada
teman yang belum
mengerti
31
33
a. Membiarkan teman yang
mengerjakan tugas
kelompok
b. Membiarkan teman yang
tidak mengerti karena
bagi saya itu tidak
penting
32
34
2 2
119 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ANGKET MINAT BELAJAR
Nama : ................................................ Kelas : ................................................
Hari/Tanggal : ................................................
Petunjuk Pengisian: 1. Tulislah nama dan kelasmu dengan lengkap!
2. Isilah angket ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan fakta!
3. Jawabanmu didalam angket ini tidak akan mempengaruhi hasil
pembelajaran IPA!
4. Berikanlah tanda √ pada tabel!
5. Periksakan kembali jawabanmu sebelum dikumpulkan!
Keterangan :
a. S = Selalu
b. SR = Sering
c. KD = Kadang-kadang
d. TP = Tidak Pernahs
No Pernyataan S SR KD TP 1 Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang
menyenangkan.
2 Saya bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
3 Saya terpaksa mengerjakan tugas yang diberikan sehingga saya mengerjakan tugas dengan asal-asalan.
4 Saya setiap malam belajar mengenai materi yang akan dipelajari selanjutnya.
5 Saya tidak suka mengulang pelajaran IPA dirumah. 6 Saya menanyakan materi yang belum saya mengerti
kepada guru.
7 Saya suka mengungkapkan pendapat saat guru menjelaskan materi IPA didepan kelas
8 Saya suka mencari informasi mengenai materi
Lampiran 9
pelajaran IPA diperpustakaan. 9 Saya tidak terlalu suka bertanya tentang materi
karena tidak begitu penting bagi saya.
10 Saya tidak terlalu suka mengeluarkan pendapat tentang materi karena tidak begitu penting bagi saya.
11 Saya suka memperhatikan guru saat sedang menjelaskan materi.
12 Saya mempunyai banyak media informasi tentang materi IPA sehingga pengetahuan saya tentang materi IPA sangat banyak.
13 Saya dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan baik.
14 Saya tidak terlalu suka memperhatikan guru saat sedang menjelaskan materi.
15 Saya tidak mempunyai banyak media informasi tentang materi IPA sehingga pengetahuan saya tentang materi IPA sangat sedikit.
16 Saya tidak pernah dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan baik.
17 Saya lebih senang mengerjakan tugas bersama teman kelompok.
18 Saya tidak suka ikut campur saat menjawab persoalan yang diberikan oleh guru bersama teman kelompok.
19 Saya senang mendengar pendapat teman terkait materi.
20 Saya tidak senang mendengar pendapat teman terkait materi.
121 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
LEMBAR PENILAIAN (VALIDASI)
INSTRUMEN TERHADAP VALIDASI ANGKET PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR
Satuan Pendidikan :Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Muaro Jambi. Judul :Efektivitas Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Mata Pelajaran :IPA Terpadu Kelas :VIII D Nama Validator :Ridwan, M. Pd. A. Tujuan:
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mendapatkan tes angket pengelolaan kelas dan minat belajar siswa yang valid.
B. Pertanyaan Penilaian 1. Petunjuk: a. Saya mohon kiranya Bapak untuk memberikan penilaian (memvalidasi)
beberapa aspek yang terdapat dalam angket gaya belajar.
b. Untuk Penilaian ditinjau dari beberapa aspek, dimohon Ibu memberikan
tanda ceklist (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian Bapak.
c. Bapak dimohonkan untuk memberikan komentar dan saran kepada penulis
guna perbaikan instrumen tersebut.
2. Skala Penilaian. 1 = Tidak Baik 3 = Cukup Baik 5=Sangat Baik 2 = Kurang Baik 4 = Baik Atas kesediaan Bapak berkenaan dengan pengisian lembar validasi ini,
saya ucapkan terima kasih.
Lampiran 10
2. Pertanyaan: No Pertanyaan Penilaian Komentar/ Saran
1 2 3 4 5
A. Kisi-kisi agket gaya belajar siswa. 1 Kisi-kisi angket minat belajar
sebagai acuan dalam
penyusunan instrumen angket
minat belajar siswa sudah
sesuai dengan kajian teori
yang ada pada kajian pustaka.
2 Sub variabel sudah sesuai
dengan variabel penelitian.
3 Indikator sudah sesuai
dengan sub variabel.
4 Pernyataan sudah sesuai
dengan indikator angket
minat belajar.
B. Kelengkapan angket gaya belajar siswa. 5 Pengantar dalam angket
sudah jelas dan dapat
dimengerti!
6 Petunjuk dan cara pengisian
angket sudah jelas dan mudah
dimengerti!
C. Redaksional yang diguankan dalam penyusunan angket 7 Menggunakan redaksional
dengan tepat.
Jika tidak sebutkan nomor
8 Menggunakan bahasa yang
efektif sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia.
Jika tidak sebutkan nomor
123 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
9 Tidak ada pernyataan yang
sama.
Jika ada sebutkan nomor
10 Pertanyaan yang digunakan
sudah jelas dan dapat
dipahami.
Jika tidak sebutkan nomor
11 Semua pernyataan dapat
dijawab dengan tanda ceklist
(√).
Jika tidak sebutkan nomor
Catatan:
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Kesimpulan: Instrumen berupa angket gaya belajar siswa ini dinyatakan: 1. Layak diuji coba lapangan tanpa revisi.
2. Layak untuk diuji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.
3. Belum layak diuji coba lapangan.
Validator,
Ridwan, M. Pd.
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PRASIKLUS
No Aktivitas yang
Diamati Jumlah siswa
Persentase (%) Keterangan
1 Siswa masuk kelas tepat waktu.
2 Keantusiasan siswa dalam menjawab soal kuis yang diberikan guru.
3 Siswa yang termotivasi untuk belajar.
4 Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran.
5 Siswa tertib dalam membentuk kelompok.
6 Siswa membaca materi yang ada di buku.
7 Keberanian siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
8 Siswa aktif bekerja sama mengerjakan soal-soal di buku.
9 Siswa akif berdiskusi dalam kelompok.
10 Keberanian siswa dalam memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyampaikan pendapat, dan memberikan sanggahan.
11 Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil diskusinya.
Jambi, Oktober 2018
Observer
(Rina Fitriana)
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I
Lampiran 11
125 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
No Aktivitas yang
Diamati Jumlah siswa
Persentase (%) Keterangan
1 Siswa masuk kelas tepat waktu.
2 Keantusiasan siswa dalam menjawab soal kuis yang diberikan guru.
3 Siswa yang termotivasi untuk belajar.
4 Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran.
5 Siswa tertib dalam membentuk kelompok.
6 Siswa membaca materi yang ada di buku.
7 Keberanian siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
8 Siswa aktif bekerja sama mengerjakan soal-soal di buku.
9 Siswa akif berdiskusi dalam kelompok.
10 Keberanian siswa dalam memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyampaikan pendapat, dan memberikan sanggahan.
11 Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil diskusinya.
Jambi, Oktober 2018
Observer
(Rina Fitriana)
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
No Aktivitas yang Diamati
Jumlah siswa
Persentase (%) Keterangan
1 Siswa masuk kelas tepat waktu.
2 Keantusiasan siswa dalam menjawab soal kuis yang diberikan guru.
3 Siswa yang termotivasi untuk belajar.
4 Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran.
5 Siswa tertib dalam membentuk kelompok.
6 Siswa membaca materi yang ada di buku.
7 Keberanian siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
8 Siswa aktif bekerja sama mengerjakan soal-soal di buku.
9 Siswa akif berdiskusi dalam kelompok.
10 Keberanian siswa dalam memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyampaikan pendapat, dan memberikan sanggahan.
11 Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil diskusinya.
Jambi, Oktober 2018
Observer
(Rina Fitriana)
119 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
84%
46%
31%
53% 62%
68% 62%
56% 59% 53%
43%
88%
56%
81%
59%
71% 81%
75% 65% 62%
78%
56%
94%
71%
91%
75% 75%
87.50% 81% 84%
75% 81%
62.50%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Persentase Peningkatan Aktivitas Masing-masing Siswa Tiap Siklus
Prasiklus Siklus I Siklus II
Lampiran 12
119 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
66% 61%
38%
63%
40%
62.50%
37%
29%
55%
34%
65%
58% 62.50% 64%
40%
29% 35% 35%
32%
60%
38%
29% 26%
62%
41%
65%
33%
40%
65%
34%
62.50% 59%
73%
61% 66% 66%
74%
82.50%
76%
47.50%
57.50%
81%
66%
74%
85%
66% 60%
62.50% 61% 63% 65% 60% 60%
53% 52.50%
65% 61%
69% 65%
45%
68%
49%
62.50% 60%
74% 76% 70% 72.50%
78%
90%
83%
60% 65%
91%
68%
78%
95%
73% 76%
72.50%
65%
82.50% 83%
65%
75% 77.50%
65%
72.50% 70%
78% 78%
90%
79%
64% 65% 66%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32Nomor Siswa
Presentase Peningkatan Angket Pengelolaan Kelas Masing-masing Siswa Persiklus
Prasiklus Siklus I Siklus II
119 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
61%
29%
38%
59% 61%
31%
37%
29%
64%
34%
62.50%
35% 35%
63%
40%
62.50%
35% 35% 32%
66%
38%
29% 26%
40%
64%
32% 33%
60%
32% 34%
61%
36%
70% 72.50%
61%
70%
64%
71% 73%
51%
74%
64%
72.50%
64%
72.50%
65%
45%
65%
73% 75% 74%
66% 65%
50%
65%
52.50%
79%
73%
47.50%
65%
77.50%
64%
72.50% 74% 75%
82.50%
74%
91%
83%
75% 80%
68%
83%
74%
81% 82.50%
89%
74%
64%
71%
81%
91%
82.50%
71%
81%
65%
75%
61%
91%
82.50%
75% 75% 77.50%
66%
78% 77.50%
Nomor Siswa
Persentase Peningkatan Angket Minat Belajar Siswa Masing-masing Siswa Tiap Siklus
Prasiklus Siklus I Siklus II
Dokumentasi
Gambar 01. Siswa Menyimak Penjelasan Petunjuk Sebelum Mengisi Angket Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 02. Siswa Mengisi Angket Sebelum Proses Pembelajaran Dimulai
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Lampiran 15
131 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 03. Peneliti Menjelaskan Materi Tentang Sistem Gerak Di Kelas VIII D Sumber: Dokumentasi Pribadi
(lanjutan)
(Lanjutan)
Gambar 04. Siswa Menyimak Penjelasan Guru Didepan Kelas Sumber: Dokumentasi Pribadi
133 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 05. Proses Penelitian Sedang Berlangsung Di Kelas VII D Sumber: Dokumentasi Pribadi
(Lanjutan)
(Lanjutan)
(Lanjutan)
135 (Lanjutan)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 06. Siswa Mengisi Angket Setelah Proses Pembelajaran
Sumber: Dokumentasi Pribadi
(Lanjutan)
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No Revisi Tgl. Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-03 25-02-2013 R-0 - 1 dari 1
Nama : Rina Fitriana NIM : TB.140506 Pembimbing : Fery Kurniawan, M.Si Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Judul : Efektivitas Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Jurusan/Program Studi : Pendidikan Biologi
No. Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan Pembimbing
1. Selasa, 12 Desember 2017
Penyerahan surat penunjukan dosen pembimbing
2. Kamis, 15 Maret 2018 Perbaikan proposal
3. Kamis, 22 Maret 2017 Perbaikan proposal
4. Jum’at, 13 April 2018 ACC seminar proposal
5. Kamis, 03 Mei 2018 Seminar proposal
6. Jum’at, 04 Mei 2018 Perbaikan hasil seminar proposal
7. Senin, 28 Mei 2018 ACC izin riset
8. Senin, 15 Oktober 2018 Bimbingan skripsi
9. Rabu, 17 Oktober 2018 Perbaikan skripsi
10. Jum’at, 19 Oktober 2018 Perbaikan skripsi
11. Rabu, 24 Oktober 2018 Perbaikan skripsi
12. Jum’at, 26 Oktober 2018
ACC skripsi dan tanda tangan nota dinas
Jambi, 31 Oktober 2018 Pembimbing II
Fery Kurniawan, M.Si NIP.198312102011011009
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No Revisi Tgl. Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-03 25-02-2013 R-0 - 1 dari 1
Nama : Rina Fitriana NIM : TB.140506 Pembimbing : Drs. Alfian, M.Pd Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Judul : Efektivitas Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Jurusan/Program Studi : Pendidikan Biologi
No. Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan Pembimbing
1. Kamis, 14 Desember 2017 Penyerahan surat penunjukan dosen pembimbing
2. Senin, 16 April 2018 Penyerahan dan bimbingan proposal
3. Kamis, 19 April 2018 ACC seminar proposal
4. Kamis, 03 Mei 2018 Seminar proposal
5. Selasa, 29 Mei 2018 Perbaikan hasil seminar proposal
6. Rabu, 30 Mei 2018 ACC izin riset
7. Jum’at, 02 November 2018 Bimbingan skripsi
8. Sabtu, 03 November 2018 Bimbingan skripsi
9. Selasa, 06 November 2018 Bimbingan skripsi
10. Kamis, 08 November 2018 Bimbingan skripsi
11. Senin, 06 November 2018 ACC skripsi dan tanda tangan nota dinas
Jambi, 06 November 2018 Pembimbing I
Drs. Alfian, M. Pd NIP.195709041979031007
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Rina Fitriana
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : Tungkal Ulu, 15 Februari 1997
Alamat Asal : Dusun Lamo, Sungai Bengkal, Kab. Tebo, Kec. Tebo Ilir, Prov. Jambi
Alamat Sekarang : RT 07 RW 03 Perumahan Mendalo Asri, Arza I, Kab. Muaro Jambi, Kec. Jaluko, Prov. Jambi
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat Email : [email protected]
No Kontak : 085212503148
Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal
1. SD Negeri 138/viii, Tamat tahun 2008. 2. SMP Negeri 5 Kabupaten Tebo, Tamat tahun 2011. 3. SMA Negeri 4 Kabupaten Tebo, Tamat tahun 2014. 4. S1 Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Tamat tahun ...
Motto Hidup
Bahagia itu, kita sendiri yang ciptain.
Jambi, 31 Oktober 2018
Rina Fitriana TB. 140506