efektivitas final

Upload: ahmad-naufal

Post on 08-Jul-2015

263 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EFEKTIVITAS SOSIALISASI PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 9 DAN NO. 8 TAHUN 2006 TENTANGPEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH DALAM PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA, PEMBERDAYAAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA, DAN PENDIRIAN RUMAH IBADAT Editor Dra. Kustini, M.Si. Penulis: Dr. Ir. Sumaryo Gs, M.Si. Dra. Kustini, M.Si. Dr. M.O. Royani, M.Si. DEPARTEMEN AGAMA RI BADAN LITBANG DAN DIKLAT PUSLITBANG KEHIDUPAN KEAGAMAAN 2009 ii iii EFEKTIVITAS SOSIALISASI PERATURAN BERSAMAMENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 9 DAN NO. 8 TAHUN 2006TENTANGPEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH DALAM PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA, PEMBERDAYAAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA, DAN PENDIRIAN RUMAH IBADAT Editor Dra. Kustini, M.Si. Penulis: Dr. Ir. Sumaryo Gs, M.Si. Dra. Kustini, M.Si. Dr. M.O. Royani, M.Si. Tim Peneliti: Ahmad Syafii M. Akmal Salim Ruhana Bashori A. Hakim Haidlor Ali Ahmad Fakhrudin Ibnu Hasan Muchtar Imam Syukani Kustini Lastriyah Mulyadi Mursyid Ali Reslawati Reza Perwira Suhanah titik Suwariyati Zaenal Abidin PUSLITBANG KEHIDUPAN KEAGAMAAN BADAN LITBANG DAN DIKLAT DEPARTEMEN AGAMAREPUBLIK INDONESIA2009 iv Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Tim PenelitiPuslitbang Kehidupan Keagamaan EfektivitasSosialisasiPeraturanBersamaMenteriAgama danMenteriDalamNegeriNo.9danNo.8Tahun2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil KepalaDaerahdalamPemeliharaanKerukunanUmat Beragama,PemberdayaanForumKerukunanUmat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat Cet. 1. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan2009 xix + 236 hlm;15 x 21 cm. ISBN : 978-979-18628-9-9 Hak ciptapada penulis Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, termasukdengancarapenggunaanmesinfotocopytanpaizinsahdari penerbit. Cetakanpertama,Oktober 2009 Editor : Dra. Hj. Kustini, M.Si.Hak penerbit pada Puslitbang Kehidupan Keagamaan,Jakarta Desain cover dan layout oleh : Suka, SE Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang Dan DiklatDepartemen Agama RI Gedung Bayt al-Quran dan Museum Istiqlal Komplek Taman Mini Indonesia Indah Telp./Fax. (021) 87790189Jakarta Dicetak oleh CV PRASASTI v vi SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANG DAN DIKLAT DEPARTEMEN AGAMA RI Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam NegeriNomor9danNomor8Tahun2006tentangPedoman PelaksanaanTugasKepalaDaerah/WakilKepalaDaerahdalam PemeliharaanKerukunanUmatBeragama,PemberdayaanForum KerukunanUmatBeragama,danPendirianRumahIbadat(sering disingkatdengansebutanPBM)merupakansalahsatu kebijakanPemerintahdalamrangkamemeliharakerukunan umatberagama.Salahsatufaktoryangmenjadilatar belakangterbitnyaPBMtersebutadalahsebagairesponatas beberapa permasalahan yang timbul di masyarakat khususnya terkait dengan masalah pendirian rumah ibadat.Sesuaijudulnya,PBMmerupakanpedomanbagipara kepaladaerah/wakilkepaladaerahdalampemeliharaan kerukunan umat beragama. Hal ini penting ditegaskan karena dalamUndang-UndangNomor32tahun2004tentang PemerintahanDaerah,agamatidaktermasukyang diotonomikan.Halinimenimbulkanpertanyaanapakah masalah kerukunan umat beragama bukan menjadi kewajiban kepaladaerah?PBMinimenegaskanbahwapemeliharaan kerukunan umat beragama adalah juga kewajiban pemerintah daerahkarenapemeliharaankerukunanumatberagama merupakanbagianpentingdarikerukunannasionalyang menurutUndang-UndangNomor32Tahun2004Pasal22 adalah tugas daerah.Sebagaisebuahkebijakanpemerintah,makaPBMini harussegeradisosialisasikanagardapatdipahamidan dijadikanpedomankhususnyaolehparakepala/wakilkepala daerah.Kamimenyambutbaikpenerbitanbukuiniyang vii diangkatdarihasilpenelitiantentangsosialisasiPeraturan Bersamatersebut.Meskipunsosialisasibarudilakukandi beberapa tempat dengan peserta terbatas, namun berdasarkan perhitunganstatistik,sebagaimanadapatdilihatdarihasil penelitian, ternyata sosialisasi memberi pengaruh yang cukup signifikan bagi pemeliharaan kerukunan umat beragama. Oleh karenaitukedepanprogram-programterkaitdengan sosialisasiharusterusdilakukandenganmeminimalisasi kekurangan yang ada pada sosialisasi sebelumnya. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasakamisenantiasamemohonbimbingandanpetunjuk agar kehidupan bangsa ini semakin harmonis dan damai. Jakarta, Oktober2009 Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, Prof. Dr. H. M. Atho Mudzhar NIP. 19481020 196612 1 001 viii PENGANTAR KEPALA PUSLITBANG KEHIDUPAN KEAGAMAAN PujisyukurkepadaAllahSWTkarenahanyadengan rakhmatdankaruniaNyamakapenerbitanbukuinidapat diselesaikan.Kamimenyambutbaikpenerbitanbukuini sebagaiupayasosialisasihasil-hasilpenelitiandan pengembangan.Sebagaisebuahlembagapenelitiandi lingkunganinstansiDepartemenAgama,makapenerbitan hasil-hasilpenelitiandalambentukbukumerupakansalah satukegiatanyangperluterusdilakukan.Melaluipenerbitan bukusepertiini,parapenelititelahmemenuhisalahsatu tanggungjawabakademiknyayaitumenyosialisasikanhasil-hasilpenelitiannyasehinggadapatbermanfaatsecaralebih luas.Padatahun2006MenteriAgamaRImengeluarkan beberapakebijakanpentingterkaitdengankehidupan keagamaan antara lain penerbitan Peraturan Bersama Menteri AgamadanMenteriDalamNegeriNomor9danNomor8 Tahun2006tentangPedomanPelaksanaanTugasKepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat BeragamaPemberdayaanForumKerukunanUmatBeragama,dan PendirianRumahIbadat.Jikadilihatdariprosessampai terbitnya kebijakan itu, maka peran Badan Litbang dan Diklat DepartemenAgama,khususnyaPuslitbangKehidupan Keagamaan sangat signifikan. Kebijakan itu berawal dari hasil kajianyangdilakukandiPuslitbangKehidupanKeagamaan.Olehkarenaitu,tindaklanjutpascapenerbitankebijakan MenteriAgamatersebutmerupakanprogramyangsama pentingnyadenganprosespenyusunansampaiterbitnya peraturan tersebut.KebijakanMenteriAgamayangdidasarikajianatau hasil penelitian merupakan satu indikasi bahwa lembaga atau ix unitpenelitiansepertiPuslitbangKehidupanKeagamaan memilikiperanstrategisdalammenyiapkandataatau informasibagipimpinandiDepartemen Agama.Olehkarena itukamimengharapkankedepanseluruhjajarandi PuslitbangKehidupanKeagamaanmerencanakankegiatan-kegiatanstrategislainnya,baikberupapenelitianmaupun kajianataupengembangan,yangsecaralangsungdapat dijadikan bahan bagi penyusunan kebijakan pimpinan.PenelitiantentangEfektivitasSosialisasiPeraturan BersamaMenteriAgamadanMenteriDalamNegerikami anggapmerupakansatutindaklanjutyangbaiksetelah dilakukansosialisasiPBM.Melaluipenelitianinidiketahui secarastatistikbahwasosialisasimemberipengaruhyang cukup signifikan sebesar 17,4%. Oleh karena itu, sebagaimana yangdirekomendasikandarihasilpenelitian,kedepan sosialisasiharusterusdilakukandengandiversifikasimetode ataucarapenyampaianmaterisehinggalebihefektif.Kami berharap hasil penelitian itu dapat terus ditindaklanjuti dalam program-program yanglebih terarah. KamimengucapkanterimakasihkepadaKepalaBadan Litbang dan Diklat Departemen Agama atas segala arahannya. Terimakasihkepadasemuapihakyangtelahmemberi kontribusi bagi kelancaran penerbitan buku ini. Jakarta, Oktober2009 Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Prof. H. Abd. Rahman Masud, Ph.D NIP. 19600416198903 1 005 x CATATAN EDITOR Bukuyangadadihadapanpembacainimerupakan salahsatunaskahyangberasaldarihasilpenelitianyang dilakukanPuslitbangKehidupanKeagamaantahun2006. DilihatdarijudulnyayaituEfektivitasSosialisasiPeraturan BersamaMenteriAgamadanMenteriDalamNegeriNomor9dan Nomor8Tahun2006tentangPedomanPelaksanaanTugasKepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat BeragamaPemberdayaanForumKerukunanUmatBeragama,dan PendirianRumahIbadat,makabisadiketahuibahwabukuini merupakanhasilpenelitianevaluatifterhadapsalahsatu kebijakanpemerintah,dalamhaliniDepartemenAgama, yang diwujudkan dalam Peraturan Bersama. BagiPuslitbangKehidupanKeagamaan,penelitian tentangEfektivitasSosialisasiPeraturanBersamaini memiliki makna penting setidaknya karena tiga hal.Pertama,Peraturan Bersama lahir sebagai tindak lanjut dari kajian yang dilaksanakanPuslitbangKehidupanKeagamaanterhadap KeputusanBersamaMenteriAgamadanMenteriDalam NegeriNo.01/BER/mdn-mag/1969tentangPelaksanaanTugas AparaturPemerintahandalamMenjaminKetertibandan KelancaranPelaksanaanPengembangandanIbadatAgamaoleh Pemeluk-Pemeluknya.Simpulanhasilkajianyangmenyatakan bahwaSKBNomor1Tahun1969mengandungbanyak kelemahandanmultitafsir.Olehkarenaituperludisusun peraturanpenggantinyayangkemudiandisepakati diterbitkanPeraturanBersama.Kedua,PuslitbangKehidupan Keagamaanmerasaperluuntukmemantauperkembangan danimplementasiPBMdidaerahyangakanmenjadibahan penyusunankebijakanterkaitdenganmasalahPBM.Hasil pantauanituakanmenjadibahanmasukanuntukmenyusun xi strategidanberbagaikebijakanagarPBMdapatmenjadi acuandidaerahdalamhalpemeliharaankerukunanumat beragama.Ketiga,darisegimetodologi,penelitianini merupakanimplementasidarikebijakanteknisKepalaBadan LitbangdanDiklatdalamhaldiversifikasimetodepenelitian. Sebagaimanadapatdilihatdarinaskahhasil-hasilpenelitian sebelumnya,penelitiandiPuslitbangKehidupanKeagamaan didominasi oleh penelitian dengan pendekatan kualitatif yang bertumpupadateori-teoriantropologi.Olehkarenaitu, penelitiantentanEfektivitasPBMyangmenggunakan pendekatankuantitatifmemberipengalamantersendiribagi parapenelitiPuslitbangKehidupanKeagamaanyangsedang menapak jalan menuju penguasaanmetode kuantitatif dalam berbagai penelitian. Penelitian tentang Efektivitas PBM memberi pengalaman tersendiribagiparapenelitidalammenyusundesain penelitiankuantitatif,menyusuninstrumentataukuesioner yangkemudiandianalisismelaluistatistiksertamelakukan keseluruhantahapanpenelitiankuantitatifsecaraterstruktur. Meskipunhanyamenggunakanstatistiksederhanayaituregresitetapicukupuntukmenjadialatujisehinggapada akhirpenulisanlaporandisimpulkanbahwasosialisasiPBM berpengaruhsecaranyataterhadapkerukunanumat beragama sebesar 17,4%. Untuk sebuah fenomena sosial tentu angkatersebutcukuptinggisebabsebagaimanakitaketahui bahwasetiapgejalaataufenomenasosialdiperngaruhioleh banyak faktor. Dalamkaitannyadenganfenomenakerukunanatau ketidakrukunan umat beragama, secara umum ada dua faktor yangmempengaruhiyaitufaktorkeagamaandannon keagamaan.Faktorkeagamaanadalahdoktrin-doktrinagama yangmengajarkankepadaumatnyauntukmeyakinibahwa xii agamayangdianutnyaadalahjalanhidupyangpalingbenar sehinggadapatmenimbulkanprasangkanegatifatausikap memandangrendahagamalain.Disampingituadafaktor keagamaanlainyangsecaratidaklangsungdapat menimbulkan konflik di antara umat beragama yaitu masalah penyiaranagama,bantuankeagamaandariluarnegeri, perkawinanantarpemelukagamaberbeda,pengangkatan anak,pendidikanagama,perayaanharibesarkeagamaan, perawatandanpemakamanjenazah,penodaanagama, kegiatankelompoksempalan,transparansiinformasi keagamaan,danmasalahpendirianrumahibadat (MuhammadM.Basyuni,KebijakandanStrategiKerukunan UmatBeragama).Jikadikaitkandenganmanfaatsosialisasi PBM,yangisinyaantaralainterkaitdenganmasalah pendirianrumahibadat,makapengaruhsebesar17,4%, merupakanangkayangcukupsignifikanuntukmenciptakan kerukunan.Kegiatanpenelitiansampaitersusunnyabukuini merupakanprosesyangcukuppanjangdanmelibatkan banyakpihak.Untukitupadakesempataninikami mengucapkanterimakasihkhususnyakepadaKepalaBadan LitbangdanDiklatDepartemenAgamasertaKepala PuslitbangKehidupanKeagamaanyangtelahmemberi arahanterhadapkegiatanpenelitianinisertadalamberbagai kesempatantelahmenyosialisasikanhasilpenelitianini. Terima kasih kepada Dr. Ir. Sumaryo Gs, M.Si. dan Dr. M. O. Royani,M.Si.yangtelahmembantuhampirkeseluruhan prosespenelitianinisampaidenganprosespenyusunannaskahbukuini.Terimakasihkepadaseluruhtimpeneliti lapanganyangtelahmengumpulkandatadanmemberikan masukan untuk penyusunan buku ini. xiii Akhirnya,kamimemohonkepadaAllahSWtsemoga usahapenerbitanbukuhasilpenelitianinidapatmemberi maknabagipeningkatankehidupankeagamaanyanglebih humanis dan dinamis serta berkeadaban. Jakarta, Oktober 2009 Editor Kustini xiv DAFTARISI Halaman SAMBUTANKEPALABADANLITBANGDAN DIKLAT DEPARTEMEN AGAMA RI .........................v PENGANTAR KEPALA PUSLITBANG KEHIDUPAN KE- AGAMAAN..............................................................................vii CATATAN EDITOR ........................................................ix DAFTARISI......................................................................xiii DAFTAR TABEL...............................................................xvi ABSTRAK..........................................................................xvii BAB IPENDAHULUAN A.Latar Belakang........................................1 B.Masalah Penelitian.................................3 C.Tujuan......................................................5 BAB IITINJAUANPUSTAKA,KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka ...................................7 1.Faktor-FaktoryangBerhubungan dengan Perubahan Perilaku...........7 2.Aspek Perilaku dan Perubahannya 17 3.Teori Peran........................................19 4.Diseminasi Informasi.......................20 5.Dinamika Kelompok/Organisasi...21 6.Kerukunan Umat Bergama.............25 B.Kerangka Berpikir..................................26 C.Hipotesis..................................................28 xv BAB IIIMETODE PENELITIAN A.Populasi dan Sampel..............................31 B.Rancangan Penelitian ............................32 C.Data dan Instrumentasi.........................32 D.Validasi dan Reliabilitas Pengukuran.33 E.Pengumpulan Data .................................33 F.Analisis Data...........................................34 BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN A.Karakteristik Responden ......................35 B.PersepsiMasyarakatterhadap Sosialisasi PBM.......................................38 C.Tingkat Pengetahuan tentang PBM.....39 D.Derajat Sikap terhadap PBM.................40 E.Diseminasi Informasi.............................42 F.Peraturan Gubernur terkait PBM.........44 G.Peran Pemda dalam KUB......................45 H.Peran Majelis Agama dalam KUB........47 I.Dinamika FKUB......................................48 J.PemenuhanSyaratPendirianRumah Ibadat........................................................49 K.TingkatToleransiAntarUmat Beragama.................................................50 L.HubunganKarakteristikResponden denganPersepsitentangSosialisasi PBM dan Perilaku Penerapan PBM.....52 M.PengaruhKarakteristikResponden terhadapPersepsitentangSosialisasi PBM dan Perilaku Penerapan PBM.....57 N.PengaruhPersepsiterhadapPerilaku Penerapan PBM......................................59 xvi O.PengaruhPerilakuPenerapanPBM terhadap Manfaat Sosialisasi PBM.......63 P.PengaruhManfaatSosialisasiPBM terhadap Kerukunan Umat Beragama64 Q.Faktor-FaktoryangMempengaruhi Pencapaian Tujuan Sosialisasi PBM.....65 BAB VKESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan.............................................70 B.Rekomendasi...........................................71 DAFTAR PUSTAKA........................................................74 LAMPIRAN1PROPOSAL PENELITIAN.................77 LAMPIRAN2 CATATANHASILWAWANCARA DAN PENGAMATAN.......................107 LAMPIRAN3KUESIONER PENELITIAN...............211 xvii DAFTAR TABEL No. Tabel JudulHalaman 1Populasi dan Sampel31 2Rataan Karakteristik Responden35 3SebaranPersepsiResponden Terhadap Sosialisasi PBM 38 4TingkatPengetahuanResponden tentang PBM 39-40 5DerajatSikapRespondenterhadap PBM 40-41 6Diseminasi Informasi PBM42 7KeberadaanPeraturanGubernur tentang PBM 44-45 8Peranan Pemda dalam KUB46 9Peran Majelis Agama dalam KUB47 10Dinamika FKUB48 11PemenuhanSyaratPendirianRumah Ibadat 49-50 12TingkatToleransiAntarUmat Beragama 51-52 13NilaiKorelasiantarVariabel Penelitian 53 14KorelasiantarKarakteristikdengan Persepsi dan Perilaku 55 15Pengaruh antar Variabel7 xviii ABSTRAK Salah satu isu penting dalam pemeliharaan kerukunan umatberagamaadalahpendirianrumahibadat. Memperhatikanhaltersebut,diterbitkanPeraturanBersama Menteri(PBM)AgamadanMenteriDalamNegeriNomor9 dan8Tahun2006tentangPedomanPelaksanaanTugas KepalaDaerah/WakilKepalaDaerahdalamPemeliharaan KerukunanUmatBeragama,PemberdayaanForum KerukunanUmatBeragama(FKUB),danPendirianRumah Ibadat. PBMtersebuttelahdiperkenalkankepadamasyarakat melaluikegiatansosialisasi.Sejakmulaidisosialisasikan sekitarsatutahunyanglalu,belumpernahadaumpanbalik yangdapatmenjelaskanbagaimanapencapaiantujuan sosialisasitersebut.Untukitudilakukanpenelitianevaluatif yangbersifatdekriptifdankorelasionaluntuk(1) mendeskripsikan,menentukanhubungandanpengaruh peubahkarakteristikresponden(X1),persepsiresponden terhadapsosialisasiPBM(X2),perilakupenerapanPBM(Y1), manfaatsosialisasi(Y2),kerukunanumatberagama(Y3);(2) mengidentifikasifaktor-faktorpenentuefektivitassosialisasi PBM; (3) merumsukan strategi sosialisasi yang efektif. PengumpulandatadilakukanpadabulanJuli Agustus2007di13kotapada13provinsiyaituMedan, Pekanbaru,Padang,PangkalPinang,Semarang,Denpasar, Banjarmasin,Palangkaraya,Pontianak,Ambon,Gorontalo, Mataram,Makassar.Dataprimerdiolahdari259orang respondenyangpernahmengikutisosialisasiPBMyang diselenggarakanolehDepartemenAgamabekerjasama denganDepartemenDalamNegeridanpemerintahdaerah setempat.Analisisdatakuantitatifyangdilengkapiolehdata kualitatif digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian. xix Karakteristik responden; jenis kelamin laki-laki (81 %), rata-ratausia45tahun,berpendidikantinggi,pekerjaanlebih banyaksebagaiPNS,hampirsetengahnyaberagamaIslam, rata-rataberpenghasilanmenengah(1,7jutarupiah). Persepsinyaterhadapsosialisasitergolongcukup;perilaku penerapanPBMuntukunsurpengetahuantentangPBMada dalam kategori kurang baik; sementara sikapnya lebih banyak beradapadatarafraguuntukmenerimaataumenolakPBM; manfaatsosialisasiuntukunsurdiseminasiinformasi, keberadaanperaturangubernur,peranpemdadanmajelis agama,dinamikaForumKomunikasiUmatBeragamaberada dalamkategorisedang;kondisikerukunanumatberagama yangdilihatberdasarkanpemenuhansyaratpendidirian rumahibadatdantoleransiantarumatberagamadapat digolongkansedangmengarahkekurangbaik.Karakteristik respondentidakberhubungannyatadenganpersepsitentang sosialisasi,danberhubungansangatnyatadenganperilaku penerapanresponden.Persepsiberhubungannyatadengan perilaku penerapan responden. Perilaku tersebut berpengaruh sangatnyatasebesar4,7%terhadapmanfaatsosialisasi. ManfaatsosialisasiPBMberpengaruhsangatnyatasebesar 17,4% terhadap kerukunan umat beragama. Faktorpendukungefektivitassosialisasiadalah kerjasamaantaraDepagdenganDepdagri,dukunganmajelis agama,ketersediaanprogramdandukungansumberdaya padapemerintahpusat,fasilitatormenguasaimateridengan baik. Sedangkan penghambatnya antara lain subyek sosialisasi masihtersegmentasiuntuklaki-laki,pegawainegerisipil, tokohagama,berpendidikantinggi;kurangvariasimetode; masihmenggunakanpendekatantunggalmelaluikelompok; belum didisain untuk perubahan keterampilan; belum tersedia xx cukupsumberdayabagiekspesertasosialisasiuntuk melakukansosialisasilanjutankepadakhalayakluas;belum semuaprovisnimempunyaiperaturangubernurtentang FKUB dan dewan penasehatnya. Strategisosialisasiyangefektifbertumpupadanon segmentasisubyeksosialisasi;menggunakanpendekatan beragammelaluimediamassa,kelompok,keluargadan sekolah;merancangkurikulumsecaralengkap;memilahdan menyesuaikanmateridengansubyeksosialisasi,variasi metode dan media belajar; evaluasi formatif dan sumatif. Kata Kunci: sosialisasi, perilaku, kerukunan umat beragama, pendirian rumah ibadat. 1 BAB IPENDAHULUAN A.Latar Belakang Keragamanbudayadanagamadapatmenjadisocialgluedalamkehidupanbermasyarakat.Namundemikian,apabila keragamantersebuttidakdikeloladenganarifdapatmenjadi penyebabterganggunyakehidupanbermasyarakatdan beragama.Salahsatuaspekyangdapatmengganggu terwujudnyakerukunanumatberagamaadalahpersoalan pendirianrumah ibadat.Masalahtersebut munculantara lain karenabelumadanyakejelasanmengenaipersyaratandan tata-carapendirianrumahibadat;prosesperizinanpendirian rumahibadatseringberlarut-larut;penyalahgunaanrumah tinggalataubangunanlainyangdifungsikansebagairumah ibadat;pendirianataukeberadaanrumahibadatyangtidak sesuai dengan prosedur yang berlaku dan tidak sesuai dengan aspirasimasyarakatsetempat;pengaturanolehmasing-masingpemerintahdaerah(pemda)sangatberagam,juga masih banyak pemda yangbelum memiliki peraturan tentang pendirianrumahibadat;sertakurangnyakomunikasiantar pemuka agama di suatu wilayah. Dalamrangkamengaturmasalahpendirianrumah ibadat,padamasalaluPemerintahtelahmengeluarkanSurat KeputusanBersamaNomor 1Tahun1969 tentangPelaksanaan TugasAparaturPemerintahdalamMenjaminKetertibandan KelancaranPelaksanaanPengembangandanIbadatAgamaoleh Pemeluk-Pemeluknya.Namundemikiandalampelaksanaandi lapangan masih tetap ditemui berbagai kendala. Hal itu terjadi karenabeberapafaktorantaralaindalamSKBterdapat kalimatmultitafsirsehinggatidakadakejelasansiapayang 2 disebut pemerintah daerah, tidak adanya kejelasan siapa yang disebut pejabat pemerintahan di bawahnya yang dikuasakan untukitu,tidakadanyakejelasansiapayangdisebut organisasi keagamaan dan ulama/ rohaniawan setempat, serta apayangdimaksuddengankata-kataplanologidan kondisi&keadaansetempat.Masalahpendirianrumah ibadat ini kembali mencuat khususnya padaakhir tahun 2004dan awal tahun 2005. Pro dan kontra di masyarakatpun terkait keberadaanSKBNomor1Tahun1969terlihatdiberbagai mediamassa.SebagianpemukaagamamengusulkanSKB Nomor1Tahun1989dicabut,sementarasebagianpemuka agama lainnya mengusulkan untuk tetap dipertahankan (lihat naskahSosialisasiPeraturanBersamaMenteriAgamadan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006). Untukmeresponpermasalahanini,pemerintah (Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri) bersama majelis-majelisagama(MUIPGI-KWIPHDI-WALUBI) telahsepakatbahwamasalahpengaturanpendirianrumah ibadatyangsebelumnyaberlaku,perluditataulang.Melalui prosespembahasandandialogyangrelatifintensif,serius, dan berulang-ulang, selama lebih kurang enam bulan, berhasil mencapaikesepakatan,yangkemudiandituangkandalam PeraturanBersamaMenteriAgamadanMenteriDalam NegeritentangPedomanPelaksanaanTugasKepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan UmatBeragama,PemberdayaanForumKerukunanUmat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadat (PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006).AgarPBMinidiketahui,dipahami,dihayati,dan diterapkanolehumat beragama,Pemerintahbersamadengan majelis-majelisagama,padatahun2006telahmelakukan 3 sosialisasiPBMbaikditingkatpusat,provinsidan kabupaten/kota.Pencapaiantujuansosialisasitersebutperlu diketahuisecaraakuratsehinggadapatdinilaiefektivitasnya dalam mengubah perilakuumat beragama untuk memelihara danmewujudkankerukunandalamkehidupanmasyarakat. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran melalui pengumpulan datasebagaibahankajianuntukperbaikankegiatanserupa padamasamendatang.Berbagaiinformasiyangberhasil dihimpunmelaluikajianini,bermanfaatsebagaibahan masukanbagipembuatkebijakanpadainstansipemerintah danlembaga-lembagasosialkeagamaanyangadadi masyarakat,pemimpinorganisasikeagamaan,danpihak-pihaklainyangberkepentingan,dalamrangkapenyusunan kebijakandanprogramuntukmemeliharadanmewujudkan kerukunan umat beragama. B.Masalah Penelitian Padatahun2006,PuslitbangKehidupanKeagamaan DepartemenAgama, telah melakukan sosialisasi PBM Nomor 9dan8Tahun2006kepadaaparatpemerintahdaerahdan tokohagamadibeberapaprovinsi.SosialisasiPBMNomor9 dan8Tahun2006 pada dasarnya merupakaninputberbentuk prosespendidikannonformalyangberupayamewujudkan kerukunan umat beragama, pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan pemenuhan syarat-syarat dalam pendirianrumahibadat.Ketigakondisitersebuttidakdapat terwujudbegitusaja,tetapimelaluiserangkaianpencapaian tujuan secara bertahap yaitu output dan outcome.Outputsosialisasiadalahtertanamnyanilai-nilaibaru yangakanmendasariperubahansuatuperilakuumat beragama.DengandemikianoutputsosialisasiPBMdapat 4 dikategorikandalamduakelompok.Pertama,tertanamnya nilai-nilaibarudalamkerukunanumatberagama,FKUB,dan pendirianrumahibadat.Kedua,kelompoktujuaninidapat dirinci menjadi dua aspek perilaku: (1) terjadinya peningkatan pengetahuantentangmateriPBMyangtelahdisosialisasikan; dan (2) terwujudnya sikap menerima terhadap aturan PBM.Outcomesosialisasimerupakanjembatanantaraoutput dan impact, sehingga merupakan kondisi yang harus ada agar impactdapatterwujud.Dengandemikiankategorioutcome yangakandicapaiadalah:(1)terjadinyadiseminasiinformasi tentangPBM;(2)pembuatandanditetapkannyaperaturan-peraturanditingkatprovinsi/kabupaten/kotasebagai pendukungpelaksanaanPBMdidaerah;(3)terwujudnya peranpemerintahdaerahdalampenciptaankerukunanumat beragama;(4)terwujudnyaperanmajelisagamadalam penciptaankerukunanumatberagama;dan(5)terjadinya dinamika FKUB. PascasosisalisasiPBMtersebut,belumdiketahuisecara jelassejauhmanakegiatantersebuttelahmencapaitujuan (output, outcome, impact).Untuk itu perlu dilakukan penelitian yangbersifatevaluatifuntukmengetahuisejauhmana pencapaiantujuantersebut.Bilahasilkajianternyatatujuan tercapai,berartisosialisasiyangdilakukansudahefektif,dan sebaliknya. Selain untuk mendapatkan informasi tentang pencapaian tujuantersebut,dalampenelitianinidiperlukanjuga informasitentangfaktor-faktoryangmempengaruhirespon sasaransosialisasiterhadapPBM.Faktor-faktortersebut meliputifaktorkarakteristikdanpersepsiterhadapsosialisasi PBM.Haliniakanbergunauntukmerumuskanstrategi sosialisasiyangmampumencapaitujuansecaraoptimal. 5 Selainitudiperlukanjugainformasikualitatifberupafaktor pendukung dan penghambat pencapaian tujuan sosialisasi. Daripaparandiatasdapatdiidentifikasibeberapa masalah pokok yang perlu dikaji: 1.Bagaimana karakteristik eks peserta sosialisasi PBM? 2.Bagaimana persepsi eks peserta terhadap sosialisasi PBM? 3.Sejauhmana pengetahuan dan sikap eks peserta sosialisasi PBMtentangpemeliharaankerukunanumatberagama, pemberdayaanForumKerukunanUmatBeragama (FKUB), dan persyaratan pendirian rumah ibadat? 4.ApadanseberapabesarkontribusisosialisasiPBM terhadap kerukunan umat beragama? 5.Apasajafaktor-faktoryangmempengaruhipencapaian tujuan sosialisasi PBM? C.Tujuan Selaras dengan permasalahan yang telah teridentifikasi di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1.Mendeskripsikankarakteristikresponden,persepsi tentangsosialisasi,perilakuekspesertasosialisasidalam penerapanPBM,manfaatsosialisasi,dankondisi kerukunan umat beragama. 2.Menetapkanhubungandanataupengaruhpeubahpeubahkarakteristik,persepsi,perilaku,manfaat sosialisasi PBM, dan kerukunan umat beragama. 3.MenetapkankontribusisosialisasiPBMterhadap kerukunan umat beragama. 4.Mengidentifikasifaktor-faktoryangmempengaruhi efektivitas pencapaian tujuan sosialisasi PBM. 5.Merumuskan strategi sosialisasi PBM yang efektif. 6 D.Manfaat Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1DepartemenAgama,khususnyaPuslitbangKehidupan Keagamaandalammenetapkandanmengimplementasi-kankebijakandalamrangkameningkatkanefektivitas sosialisasiPBMuntukmewujudkankerukunanumat beragama,pemberdayaanFKUB,sertapendirianrumah ibadat. 2Pemerintahdaerahdalammeningkatkanperannyauntuk mendukungkeberhasilansosialisasidanimplementasi PBM. 3ForumKerukunanUmatBeragamadalammelaksanakan tugasnya yang meliputi dialog keagamaan, penampungan danpenyaluranaspirasimasyarakat,melakukan sosialisasiPBM,sertarekomendasipendirianrumah ibadat. 4Masyarakatsecaraluasdalammeningkatkanpartisi-pasinya untuk memelihara kerukunan umat beragama. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka/Kajian Teoritis Untuk mendapatkangambaranteoritistentang peubah(variabel)yangakandikaji,diperlukansuatudasar yang kuat untuk menentukan bahwa peubah-peubah tersebut salingterkaitatausalingmempengaruhi.Dasartersebut diperolehmelaluikajianteoritisatautinjauanpustakayang memaparkan pendapat atau hasil penelitian para pakar terkait dengan peubah-peubah yang akan diteliti. 1. Faktor-faktoryangBerhubungandenganPerubahan Perilaku Beberapapakarmengemukakanbeberapafaktoryang berhubungandandapatmempengaruhiperilakuseseorang. Faktor-faktortersebutataralainumur,pendidikan,agama, statusatautingkatsosialekonomi,derajatpartisipasi, kekosmopolitanan, dan persepsinya terhadap sesuatu. Umurmenurutkronologidapatmemberikanpetunjuk untukmenentukantingkatperkembanganindividu,sebab umurrelatiflebihmudahdanakuratuntukditentukan (Salkind 1985: 31). MenurutSoedijanto Padmowihardjo (1994: 36) umur bukan merupakan faktor psikologis, tetapi apa yang diakibatkanolehumuradalahfaktorpsikologis.Umur seseorangbiasanyadibarengidenganpertumbuhansecara fisiologis(fisik),sehinggasampaiumurtertentu(30tahun) fisikseseorangakanmengalamipertumbuhanberatdan tinggi.Pertumbuhanfisiologisjugadiiringiperkembangan 8 psikologis(tingkatkedewasaan).Secaraumum,semakintua umurseseorangmakatingkatperkembanganpsikologisnya jugasemakinmeningkat(semakindewasa),namundemikian tingkatkedewasaanseseorangtidakselaluberbandinglurus dengan umurnya. Pendidikanadalahsuatuprosesterencanauntuk mengubahperilakuseseorangyangdilandasiadanya perubahanpengetahuan,keterampilam,dansikapnya (Lunandi1993:3).Senadadenganitu,MargonoSlamet(2003: 20)mendefinisikanpendidikansebagaiusahauntuk menghasilkanperubahan-perubahanpadaperilakumanusia. MenurutSoeitoe(1982:31)pendidikanmerupakansuatu proses yang diorganisir dengan tujuan mencapai sesuatu hasil yangtampaksebagaiperubahandalamtingkahlaku. Pendidikanmemberikannilai-nilaitertentubagimanusia, terutamadalammembukapikiransertamenerimahal-hal barudanjuga bagaimanacara berpikirsecara ilmiah. Dengan demikianmelaluipendidikanmakapengetahuandan keterampilan seseorang akan bertambah. Definisipendidikanjugadapatdirumuskandengan merujukkepadaUndang-UndangNomor20Tahun2003 tentangSistemPendidikanNasional.DalamUndang-Undangtersebut dijelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar danterencanauntuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaliandiri,kepribadian,kecerdasan,akhlakmulia, sertaketrampilanyangdiperlukandirinya,masyarakat, bangsa,dannegara(Undang-UndangNomor20Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I, Pasal 1, ayat 1). 9 Jalur,jenjang,danjenispendidikandapatdijelaskan sebagaiberikut.Jalurpendidikanterdiriataspendidikan formal,nonformal,daninformalyangdapatsaling melengkapidanmemperkaya.Jenjangpendidikanformal terdiriataspendidikandasar,pendidikanmenengah,dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD)danMadrasahIbtidaiyah(MI)ataubentuklainyang sederajatsertaSekolahMenengahPertama(SMP)dan MadrasahTsanawiyah (MTs)atau bentuk lain yang sederajat.Pendidikanmenengahmerupakanlanjutanpendidikandasar berbentukSekolahMenengahAtas(SMA),MadrasahAliyah (MA),SekolahMenengahKejuruan(SMK)danMadrasah AliyahKejuruan(MAK),ataubentuklainyangsederajat. Sedangkanpendidikantinggimerupakanjenjangpendidikan setelahpendidikanmenengahyangmencakupprogram pendidikandiploma,sarjana,magister,spesialis,dandoktor yangdiselenggarakanolehperguruantinggi(LihatUU Nomor20Tahun2003tentangSistemPendidikanNasional Bab VI, Pasal 13 sampai dengan Pasal 19).Pendidikannonformaldiselenggarakanbagiwarga masyarakatyangmemerlukanlayananpendidikanyang berfungsisebagaipengganti,penambah,dan/ataupelengkap pendidikanformaldalamrangkamendukungpendidikan sepanjanghayat.Satuanpendidikannonformalterdiriatas lembagakursus,lembagapelatihan,kelompokbelajar,pusat kegiatanbelajarmasyarakat,danmajelistaklim,sertasatuan pendidikanyangsejenis.Sedangkankegiatanpendidikan informaldilakukanolehkeluargadanlingkunganberbentuk kegiatan belajar secara mandiri.Agamamerupakansalahsatuidentitaspentingdalam kehidupanmasyarakatIndonesia.DalamkaryanyaThe 10 ElementaryFormofTheReligiousLifeEmileDurkeim memberikanbatasanataudefinisi tentang agama.A religion is aunifiedsystemofbeliefsandpracticesrelativestosacredthings, that is say, thinks set apart and forbidden- beliefs and practices wich unite in to one single moral community called Church, all those who adheretothem(Durkheim;1965:62).Daridefinisitersebutbisa dilihatbahwabagiDurkhiem,dalamsebuahagama mengandungtigaunsurpokokyaitu:sistemkepercayaan, bendasuci,danpraktekataurituskeagamaan.Pemikiran Durkheimtentangagamajugadapatditelusuridari pembedaanapayangdisebutsacreddanprofane.Semua keyakinanagama,baiksederhanamaupunkompleks, mempunyai satu ciri yang sama, berisikan satu penggolongan mengenaisesuatuyang baik,yang nyatamaupunyangideal. Halyangbersifatsakraladalahterkaitdenganritus-ritus terhadapbenda-bendasuci.Sedangkanprofanelebih menunjukkepadafaktasosialyangadadalamkehidupan keseharian individu sebagai bagian dari suatu jemaat. Durkheimjugamenjelaskanbahwatinggirendahnya ikatansosialatauintegrasidalamsetiapkelompokagama berpengaruh terhadap angka bunuh diri. Dalam Suicide (1897) Durkheimmenunjukkanbahwabunuhdiriterjadijika integrasi dalam kelompok sangat lemah, dan individu merasa tidakmemilikiartidalamkelompoknya.Durkheim memberikancontohbahwaangkabunuhdiripada masyarakatProtestanjauhlebihtinggidibandingkanangka bunuhdiripadamasyarakatKatholik.Peningkatanangka kasusbunuhdiritersebuttidakberkaitandengan pengetahuan.Bunuhdiriterjadikarenakehilanganikatan dengankelompok(jemaatnya).Integrasidalamjemaatyang beragama Protestan jauh lebih longgardibandingkan dengan jemaatdalamagamaKatholik.SecaraumumDurkheim 11 mengakuibahwasemuaajaranagamamemilikiefekcegah terhadapbunuhdiri.Dengankatalain,agamamemandang negatifterhadapfaktasosialbunuhdiri.Tingginyaangka bunuhdiripadajemaatProtestantidakterjadikarenaalasan teologis,tetapisemata-matakarenaorganisasigerejayang mengakibatkan integrasi antar jemaat menjadi longgar. Statussosial(socialstatus)merujukpadaposisiyang didudukiseseorang.Posisitersebutdapatmengandung prestise tinggi, atau mengandung prestise rendah. Kita semua mendudukiberbagaistatuspadawaktuyangbersamaan. Seseorangdapatsecarabersamaanmenjadilaki-laki(atau perempuan)sekaligusseorangpekerja,atauseorang mahasiswa.Parasosiologmenggunakanistilahperangkat status (status set) untuk merujuk semua status atau posisi yang didudukiseseorang.Statusseseorangmerupakankerangka dasar untuk hidup dalam masyarakat(Henslin: 2006; 92).Kedudukan(status)seseorangdalammasyarakatterkait denganposisiseseorangdalamstrukturmasyarakat.Mereka dapatberadapadalapisanatas,lapisanmenengahatau lapisanbawah.Perilakuanggotamasyarakatyangberada dalamlapisanatasbiasanyamenjadipanutanbagianggota masyarakat dalam lapisan di bawahnya. Perilakuseseorang(terutamauntukmengadopsisuatu inovasibaru)yangbersifatfisikbiasanyamemerlukanbiaya untukmendapatkaninovasi(teknologi)dimaksud.Dengan demikian,tingkat pendapatanseseorang dapat memperlancar ataumenghambatprosesadopsitersebut.Seseorangyang memilikitingkatpendapatantinggiakanlebihmudah menjangkau inovasi (teknologi) baru, sebaliknya mereka yang berpendapatanrendahuntukmengadopsisuatuteknologi 12 harusmenunggusampaiinovasi(teknologi)tersebutpada harga yang terjangkau. Partisipasiadalahketerlibatanseseorangdalam pengambilankeputusanmengenaitujuan,kelompoksasaran, pesan-pesan,metode,danevaluasikegiatan(vandenBan& Hawkins,1988).Lebihlanjutdikatakanbahwapartisipasi memungkinkan perubahan-perubahan yang lebih besar dalam caraberpikirmanusia.Perubahandalampemikirandan tindakanakanlebihsedikitterjadidanperubahan-perubahan initidakakanbertahanlamajikamerekamenurutisaran-saranagenpenyuluhandenganpatuh,daripadabilamereka ikut bertanggungjawab. Mubyarto(TaliziduhuNdraha,1990)mengartikan partisipasisebagaikesediaanuntukmembantuberhasilnya setiapprogramsesuaikemampuansetiaporangtanpaberarti mengorbankan kepentingan diri sendiri.Berbagai bentuk atau tahapanpartisipasisepertidikemukakanolehNdraha(1990) antara lain: a.Partisipasidalam/melaluikontakdenganpihaklain (contactchange)sebagaisalahsatutitikawalperubahan sosial. b.Partisipasi dalam memperhatikan/menyerap dan memberi tanggapanterhadapinformasi,baikdalamartimenerima (menaati,memenuhi,melaksanakan),mengiyakan, menerima dengan syarat, maupun dalam arti menolaknya. c.Partisipasidalamperencanaanpembangunan,termasuk pengambilankeputusan(penetapanrencana).Perasaan terlibatdalamperencanaanperluditumbuhkansedini mungkindidalammasyarakat.Partisipasidalamartiini termasukjugadalamhalpengambilankeputusan,baik 13 keputusanpolitikyangmenyangkutnasibmereka, maupun partisipasi dalam hal yang bersifat teknis. d.Partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan. e.Partisipasidalammenerima,memeliharadan mengembangkan hasil pembangunan.f.Partisipasidalammenilaipembangunan,yaitu keterlibatanmasyarakatdalammenilaisejauhmana pelaksanaanpembangunansesuaidenganrencanadan sejauhmanahasilnyadapatmemenuhikebutuhan masyarakat. Partisipasimasyarakat dalamproses pembangunan akan terwujudsebagaisuatukegiatannyataapabilaterpenuhi adanyatigafaktorutamayangmendukungnya,yaitu:(a) kemauan,(b)kemampuan,dan(c)kesempatanbagi masyarakatuntukberpartisipasi(Slamet,1992).Masyarakat perlumengalamiprosesbelajaragarmampumengetahui kesempatan-kesempatanuntukmemperbaikikehidupan. Setelahmengetahui,kemampuanatauketrampilanperlu ditingkatkanagardapatmemanfaatkankesempatan-kesempatanitu.Akhirnya,diperlukanusahakhususuntuk membuatmasyarakatmaubertindakmemanfaatkan kesempatan memperbaiki kehidupannya. Kemauanpartisipasibersumberpadafaktorpsikologis individu yang menyangkut emosi dan perasaan yang melekat pada diri manusia.Faktor-faktor yang menyangkut emosi dan perasaaninisangatkomplekssifatnya,sulitdiamatidan diketahuidenganpasti,dantidakmudahdikomunikasikan, akantetapiselaluadapadasetiapindividudanmerupakan motorpenggerakperilakumanusia.Faktoryangmenarik minatmasyarakatuntukberpartisipasidalamproses pembangunanapabiladenganberpartisipasiakan 14 memberikanmanfaat,dandenganmanfaatitudapat memenuhikeperluan-keperluanmasyarakatsetempat (GoldsmithdanBlustaindalamJahi,1988).Selainitu kebutuhanmasyarakatmerupakanfaktorpendorong timbulnyapartisipasimasyarakatdalamproses pembangunan. Tjokroamidjojo (1984) mengungkapkan ada tiga hal yang perludiperhatikandalamrangkapartisipasimasyarakat, yaitu:(a)masalahkepemimpinan,(b)komunikasi,dan(c) pendidikan.Peranankepemimpinansangatmenentukan karenapembangunanmemerlukanpemimpinyang mempunyaiataumenerimagagasanpembaharuan,mampu berkomunikasidanmenerjemahkanproses-prosesyang berlangsung.Untukmenggerakkanpartisipasimasyarakat diperlukanpemimpin-pemimpinformalyangmempunyai legalitas dan pemimpin-pemimpin informal yang mempunyai legitimitas.Komunikasimerupakansaranayang memungkinkangagasan,kebijakan,danrencana mencerminkankepentingandanaspirasimasyarakat.Komunikasidimaksudkanuntukmenumbuhkanberbagai perubahannilaidansikapyanginterndidalamproses pembaharuan.Selainmemberikankesadaran,pendidikan memberikanprasyaratkemampuansertapengembangan nilai-nilaidansikap-sikapyangbergunauntukmemperbaiki kualitas hidup seseorang. Perspektifsosiologimengamatipengaruh-pengaruh sosial-ekonomiterhadapmasyarakat,sedangkanperspektif ekonomimemusatkanperhatianpadapilihan-pilihanyang dibuatmasyarakat untuk mencapaitujuan-tujuannya.Bryant danWhite(1982)mengemukakanmodelekonomipartisipasi dengan rumus: 15 P = [(B x Pr) (DC + OC)] R Partisipasi (P) adalah sebuah fungsi dari manfaat (Benefits B) yangakandi-peroleh,dikalikandenganprobabilitasatau kemungkinanuntukbenar-benarmemetikmanfaatitu (ProbabilityPr),dikurangidenganduajenisbiayayakni biayalangsung(directcostsDC)danbiayaoportunitas (opportunitycostsOC);semuanyaitudikalikandengan besarnya resiko yang sanggup ditanggung (Risks R). Tingkatkekosmopolitanan(cosmopoliteness)merupakan gambaran sampai sejauh mana tingkat keterbukaan seseorang terhadapdunialuardansejauhmanatingkat keterendahannyaterhadapmedia(mediaexposure).Dengan demikian segala sesuatu yang memungkinkan seseorang lebih terbukaterhadapdunialuarakanmeningkatkan kekosmopolitananseseorang.Seseorangyanglebihsering berkunjung atau bepergian ke tempat lain akan meningkatkan kekosmopolitanannya,sebabmerekaakanmendapatkan informasidanrelasibaruyangdapatmemberitambahan pengetahuandanmemperluascakrawalaberfikirnya. Demikianhalnyadenganmediayangmerekamanfaatkan, semakinbanyakmerekamemanfaatkanatautersentuhmedia massaakanmenambahpengetahuandanmemperluas cakrawala berfikirnya pula. HasilpenelitianLiesFahimah(2001)tentangsikap pekerjasosialpantiterhadapetikakerjamenyatakanbahwa padatarafkepercayaan99%,kekosmopolitanberhubungan nyatasecarapositifdengansikap.Dalampenelitiantersebut yangdimaksuddengankekosmopolitanadalahfrekuensi melakukankontakdengansumberinformasi,frekuensi mengikutipelatihan,frekuensimengikutipembinaansecara 16 fungsional,danfrekuensimencariinformasimelaluimedia massa.Hasilpenelitiantersebutdapatdijadikandasardalam mencariinformasisejauhmanahubunganantara kekosmopolitanpesertasosialisasiPBMdenganaspek perilaku yang salah satunya adalah sikap. Persepsimerupakansuatuprosesyangdidahuluioleh penginderaan.Penginderaanmerupakansuatuproses diterimanyastimulusolehindividumelaluialatindera.Stimulusyangmengenaiindividutersebutkemudian diorganisasikan,diinterpretasikan,sehinggaindividu menyadaritentangapayangdiinderanya(BimoWalgito, 2003:45).Prosespenginderaanterjadisetiapsaatindividu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indera (penglihatan,pendengaran,penciuman,perabaan,dan pengecapan/perasaan).Stimulusdapatberupaobyekyang bersifatkonkretmaupunabstrak.Obyekkonkretberupa bendadapatmengenaisemuajenisinderamanusia, sedangkan obyek yang abstrak dapat diindera setelah melalui prosesaudialdanatauvisual.Selanjutnyadikatakanbahwa persepsimerupakanaktivitasyangintegrated,makaseluruh apayangadadalamdiriindividusepertiperasaan, pengalaman,kemampuanberpikir,kerangkaacuan,dan aspek-aspek lain yang ada dalam individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut. Secara rinci van den Bann & Hawkins (1996) menyatakan limaprinsipumumpersepsi,yangmencakuprelativitas, selektivitas,terorganisasi,arah,danperbedaankognitif.Dari limaprinsiptersebutdapatdipahamibahwa(1)persepsi seseorangterhadapsesuatubersifatrelatif,meskipun obyeknyasama,namunpersepsinyadapatberbeda-beda, dapat melebihi atau kurang dari yang sebenarnya; (2) persepsi 17 terhadap sesuatu bersifat selektif, hal ini disebabkan kapasitas memprosesinformasiyangdimilikiinderakitaterbatas;(3) persepsi kita terhadap sesuatu terorganisir yang didasari oleh pengalamanyangdimiliki;(4)persepsidapatmemilihdan mengatursertamenafsirkanpesanyangditangkapmelalui pengamatan;(5)karenaperbedaankognitif,persepsi seseorangdapatberlainansatusamalainmeskipundalam situasi yang sama. Obyek yang diindera akan dipersepsi oleh seseorang dan menjadidasarpemahamanseseorangterhadapsesuatu. Litterer(Asngari,1982:16)menyatakanbahwapersepsi seseorangindividudipengaruhiolehkeberadaannyadalam melihat situasi, fakta atau suatu aksi.Lebih lanjut dinyatakan bahwa ketika seseorang menangkap informasi maka terjadilah pembentukanpersepsi,kemudiandiikutipemilihanatau seleksi terhadap informasi, penutup, dan interpretasi terhadap obyekyangdiindera.Daripengertiantersebutdapat dipahamibahwabilamateriPBMdisosialisasikanmaka seseorangdapatmenangkapmaterinyamelaluiindera penglihatandanpendengaran,haliniselanjutnyaakan membentuk persepsi seseorang terhadap PBM tersebut. 2.Aspek Perilaku dan Perubahannya Dalamilmupsikologisosialdinyatakanbahwaperilaku seseorangdapatdibedakanmenjaditigaaspekpenyusunnya, yakni pengetahuan (aspek cognitif), sikap (aspek persuasif), dan keterampilan(aspekpsikomotorik).Pengetahuan adalah semua buahpikirandanpemahamankitatentangdunia,yang diperolehtanpamelaluidaurhipotetiko-dedukto-verifikatif (gabunganlogikadeduktifdanlogikainduktifdengan pengajuanhipotesa)atautanpametodeilmiah.Dengan 18 asumsibahwaPBMditetapkantanpamelaluimetodeilmiah, makasubstansiyangterkandungdalamPBMdanmenjadi materidalamsosialisasiadalahpengetahuan,yaitu pengetahuantentangpemeliharaankerukunanumat beragama, pemberdayaan FKUB, dan pendirian rumah ibadat. Sikapmerupakanfaktoryangadadalamdirimanusia yangdapatmendorongataumenimbulkanperilakutertentu, namundemikiansikapmempunyaisegi-segiperbedaan denganpendorong-pendoronglainyangadadalamdiri manusia itu.Hubungan antara sikap dan perilaku seseorang, menurutAjzen(1988)bahwakeyakinantentangkonsekuensi perilakudanpenilaiantentangkeyakinanakan menumbuhkansikapseseorangterhadapsesuatuobyek.Sikaptersebutbersama-samadengannormasubyektifyang merekamilikiselanjutnyamelahirkanintensiuntuk berperilaku.DalamTaksonomiBloom,keterampilaninimerupakan terjemahandaripsychomotoryaitukompetensiyangberkaitan dengan tugas dalam suatu sistem dan perilaku sistematis yang relevanuntukmencapaitujuan.Lebihspesifiklagi keterampilaninidapatbermaknakemampuan(ability)yang menggambarkansuatusifat(bawaanataudipelajari)yang memungkinkanseseoranguntukmelakukansesuatuyang bersifat mental atau fisik.Perilakusosialdapatdipandangdalamberbagai perspektif,sepertiperspektifsosiologi,atauperspektif psikologi.Beberapateorisosiologimenjelaskanketeraturan sosialmendasaryangberhubungandenganproses-proses sosialyangmeningkatkanintegrasidansolidaritas.Solidaritassosialdanintegrasimerupakanpermasalahan substantifyangdiperhatikanDurkheim.PandanganDurkeim 19 didasarkanpadaasumsibahwagejalasosialituriildan mempengaruhikesadaranindividusertaperilakunyayang berbedadarikarakteristikpsikologis,biologis,atau karakteristikindividulainnya.Dalampandangannya, kenyataanataufaktasosialbersifateksternal,memaksa individu,danharusdijelaskandenganfaktasosialyanglain.PandanganberbedadiungkapkanolehWeber,bahwa kenyataansosialsebagaisesuatuyangdidasarkanpada motivasiindividudantindakan-tindakansosial(Johnson, 1994). 3.Teori Peran Parasosiologmelihat peransebagai halyang hakikibagi kehidupansosial. Pada saatseseorangdilahirkan,peran(role) yangmencakupperilaku,kewajiban,danhak-hakyang melekatpadastatus,telahditentukanbagiorangtersebut. Masyarakatmenunggudenganulurantanganuntuk mengajarkankepadaorangtersebutbagaimanamasyarakat berharapagarberperilakusebagaianaklaki-lakiatauanak perempuan.Peranlaksanasebuahpagar.Peran memungkinkankebebasantertentubagikita,tetapibagi sebagianbesardiantarakita,kebebasantersebutbersifat terbatas. Arti penting sosiologis dari peran ialah bahwa peran memaparkanapayangdiharapkandarioranglain.Ketika individudiseluruhmasyarakatmenjalankanperanmereka, perantersebutsaling bertautuntuk membentuk sesuatu yang disebutmasyarakat(Henslin;2006:95).Peran(role) merupakanaspekdinamisdarikedudukan(status).Bila seseorangataulembagamelaksanakanhak-hakdan kewajiban-kewajibannyasesuaidengankedudukannyamaka ia sudah menjalankan suatu peranan. Hal yang terpenting dari 20 konsepperananadalahbahwahaltersebutdapatmengatur perilakuseseorangindividuataulembagadalamkehidupan bermasyarakat. 4.Diseminasi informasi Diseminasiinformasimerupakanupayapenyebarluasan informasidarisumberkepadakhalayaksasaran.Kegiatan diseminasidapatdilakukanmelaluipendekatanmassa, kelompok,maupunperorangan.MenurutRogers& Shoemaker(1987),penyebaraninformasidalamsistemsosial dapatdihambatataudipercepatolehstruktursosialyang formalataupuninformal.Kondisidemikiandikenalsebagai efeksistemataupengaruhsistem,sebabnorma-norma statussosialdanhirarkhiyangadadimasyarakatakan mempengaruhi perilaku anggota masyarakat. DalamkegiatansosialisasiPBM,prosesdiseminasi dilakukan oleh sumber (aparat Departemen Agama atau dinas instansiterkait)kepadakhalayaksasaran(masyarakatluas). Namunkarenaketerbatasantenaga,biaya,danwaktu khalayaksasaranterbataspadatokoh-tokohagamayangada diberbagaikotaterpilih,melaluipendekatankelompok, sasaransosialisasidikumpulkanpadasuatutempatuntuk mendapatkaninformasitentangPBMyangdisampaikan melaluiceramahdantanyajawab.Melaluipergaulandan kehidupansehari-haridalammasyarakatdiharapkanterjadi proseslanjutan,yaituprosesdifungsiartinyatokohagama yangtelahmengetahuiinformasitentangPBMdapat menyebarluaskan kepada anggota kelompoknya, dan anggota kelompokyangsudahmengetahuiinformasiPBMtersebut jugamenyebarluaskankepadaanggotamasyarakatyanglain, 21 begituseterusnyasampaisemuaanggotamasyarakat mengetahui materi PBM tersebut. 5.Dinamika Kelompok/Organisasi Pengertiandinamikakelompokdapatdiartikanmelalui asal katanya, yaitu dinamika dan kelompok.Dinamika adalah sesuatuyangmengandungartitenagakekuatan,selalu bergerak,berkembangdandapatmenyesuaikandirisecara memadaiterhadapkeadaan.Dinamikajugaberartiadanya interaksi dan saling ketergantungan antara anggota kelompok dengankelompoksecarakeseluruhan.Keadaaninidapat terjadikarenaselamaadakelompok,semangatkelompok (groupspirit)terus-menerusadadalamkelompokitu,oleh karenaitukelompoktersebutbersifatdinamis,artinyasetiap saatkelompokyangbersangkutandapatberubah.Slamet (2003)meyatakanbahwadinamikakelompokmerupakan aktivitas,sepakterjanganggota,kekuatan-kekuatanyang terdapatdidalamatauluarlingkunganyangmenentukan perilakuanggotadalammencapaitujuanbersamaatau kelompok. Kelompokadalahkumpulanorang-orangyang merupakankesatuansosialyangmengadakaninteraksiyang intensifdanmempunyaitujuanbersama.Beberapapakar mendefinisikankelompoksebagaibeberapaorangyang bergaulsatudenganyanglain.KurtLewinberpendapatthe essenceofagroupisnotthesimilarityordissimilarityofits membersbuttheirinterdependence.Kelompokadalahsuatu unityangterdapatbeberapaindividu,yangmempunyai kemampuanuntukberbuatdengankesatuannyadengancara dandasarkesatuanpersepsi.Interaksiantaranggota 22 kelompokdapatmenimbulkankerjasamaapabilamasing-masing anggota kelompok: (1)Mengertiakantujuanyangdibebankandidalam kelompok tersebut (2)Adanyasalingmenghomatidiantaraanggota-anggotanya (3)Adanya saling menghargai pendapat anggota lain (4)Adanyasalingketerbukaan,toleransidankejujurandi antara anggota kelompok MenurutReitz(Santosa:2004),kelompokmempunyai karakteristiksebagaiberikut:(1)terdiridariduaorangatau lebih,(2)berinteraksisatusamalain,(3)salingmembagi beberapatujuanyangsama,dan(4)melihatdirinyasebagai suatu kelompok. Dariberbagaipendapatahlipengertiankelompoktidak terlepasdarielemenkeberadaanduaorangataulebihyang melakukaninteraksiuntukmencapaitujuanyangtelah ditetapkanbersama. Kelompok merupakan suatu kumpulan yangterdiridariduaataulebihindividuyangmemiliki hubunganpsikologisecarajelasantaraanggotasatudengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama.Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagaikonsepyangmenggambarkanproseskelompokyang selalubergerak,berkembangdandapatmenyesuaikandiri dengankeadaanyangselaluberubah-rubah.Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain: (1)Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadapanggotakelompoklain,sehinggadapat menimbulkan rasa saling menghargai 23 (2)Menimbulkanrasasolidaritasanggotasehinggadapat salingmenghormatidansalingmenghargaipendapat orang lain (3)Menciptakankomunikasiterbukaterhadapsesama anggota kelompok (4)Menimbulkanadanyaitikadbaikdiantarasesama anggota kelompok. Dinamikakelompoktelahmenjadibahanperbincangan dariparaahlipsikologi,ahlisosiologi,ahlipsikologisosial, maupunahliyangmenganggapdinamikakelompoksebagai eksperimen.Haltersebutmembawapengaruhterhadap pendekatan-pendekatanyangadadalammempelajari dinamika kelompok: (1)Pendekatan oleh Bales dan Homans Pendekataninimendasarkanpadakonsepadanyaaksi, interaksi,dansituasiyangadadalamkelompok.Homans menambahkan, dengan adanya interaksi dalam kelompok, makakelompokyangbersangkutanmerupakansistem interdependensi, dengan sifat-sifat: 1)Adanya stratifikasi kedudukan warga. 2)Adanyadiferensiasidalamhubungandanpengaruh antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain. 3)Adanyaperkembanganpadasisteminternkelompok yangdiakibatkanadanyapengaruhfaktor-faktordari luar. (2)Pendekatan oleh Stogdill Pendekataninilebihmenekankanpadasifat-sifat kepemimpinandalambentukorganisasiformal.Stogdill menambahkanbahwayangdimaksudkepemimpinan adalahsuatuprosesmempengaruhiaktivitaskelompok 24 yangterorganisirsebagaiusahauntukmencapaitujuan kelompok.Kelompokterorganisiryangdimaksuddisini adalahkelompokyangtiap-tiapanggotanyamendapat tanggungandalamhubungannyadenganpembagian tugas untuk mencapai kerja sama dalam kelompok. (3)PendekatandariahliPsychoAnalysis(Freuddan Scheidlinger) Scheidlingerberpendapatbahwaaspek-aspekmotifdan emosionalmemegangperananpentingdalamkehidupan kelompok.Kelompokakanterbentukapabiladidasarkan padakesamaanmotifantaranggotakelompok,demikian pulaemosionalyangsamaakanmenjaditenaga pemersatu,sehinggakelompoktersebutsemakinkokoh. Freud berpendapat bahwa di dalam setiap kelompok perlu adakesatuankelompok,agarkelompoktersebutdapat berkembang dan bertahan lama. Kesatuan kelompok akan terbentukapabilatiap-tiapanggotakelompok melaksanakanidentifikasibersamaantaraanggotayang satu dengan yang lain. (4)Pendekatan dari Yennings dan Moreno Yenningsmengungkapkankonsepsinyatentangpilihan bebas,spontan,danefektifdarianggotakelompokyang satuterhadapangotakelompokyanglaindalamrangka pembentukanikatankelompok.Morenomembedakan antara psikhe group dan sosio group sebagai berikut: (a)Psikhegroupmerupakansuatukelompokyang terbentukatasdasarsuka/tidaksuka,simpati,atau antipati antar anggota (b)Sosiogroupmerupakankelompokyangterbentukatas dasar tekanan dari pihak luar. Yenningsmenambahkanbahwapelaksanaantugasakan lebihlancarapabilapembentukanSosiogroupdisesuaikan 25 denganPsikhegroup, denganmemperhatikan faktor-faktor efisiensi kerja dan kepemimpinan dalam kelompok. Analisisterhadapdinamikakelompokpadahakikatnya dapatdilakukanmelaluiduamacampendekatan,yakni pendekatansosiologisdanpendekatanpsikososial(Totok Mardikanto,1992:195-196).Pendekatansosiologis menganalisisbagian-bagianataukomponenkelompokdan analisisterhadapprosessistemsosial.Pendekatanpsikososial menganalisisfaktor-faktoryangmempengaruhidinamika kelompokitusendiri.Selanjutnyadikatakanbahwaditinjau dariprosessosial,analisisterhadapsuatukelompok/ organisasimencakup:komunikasi(communication),pemeli-haraanbatas(boundarymaintenance),kaitansistemik(systemic linkage),pelembagaan(institutionalization),sosialisasi (socialization), dan kontrol sosial (social control). 6.Kerukunan Umat Beragama Kerukunanumatberagamaadalahkeadaanhubungan sesamaumatberagamayangdilandasitoleransi,saling pengertian,salingmenghormati,menghargaikesetaraan dalampengamalanajaranagamanyadankerjasamadalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di dalam NegaraKesatuanRepublikIndonesiaberdasarkanPancasila danUndang-UndangDasarNegaraRepublikIndonesia Tahun1945(Pasal1PeraturanBersamaMenteriAgamadan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006). Terminologikerukunanumatberagamapertamakali dikemukakanolehK.H.MohammadDachlanpadaacara pembukaanMusyawarahAntarUmatBeragamayang dilaksanakantanggal30Nopember1967.Beliaumenyatakan: 26 adanyakerukunanantargolonganberagamaadalah merupakansyaratmutlakbagiterwujudnyastabilitaspolitik danekonomiyangmenjadiprogramKabinetAmpera.Oleh karenaitukamimengharapkansungguhadanyakerjasama antaraPemerintahdanmasyarakatberagamauntuk menciptakaniklimkerukunanumatberagamaini,sehingga tuntutanhatinuranirakyatdancita-citakitabersamaingin mewujudkanmasyarakatyangadildanmakmuryang dilindungiTuhanYangMahaEsaitubenar-benardapat terwujud(Sudjangi.1992/1992,8-9).Penyelenggaraan musyawarahdilatarbelakangiolehsituasiyangkurang menguntungkanbaikantaraumatberagama,khususnya antaraIslamdanKristen,maupunantaraumatberagama denganPemerintah.PembubaranPKIdanpenangkapanpara pengikutnyatelahmenimbulkankecenderunganretaknyahubunganantarpemelukagama,bahkantidakjarang berlanjutmenjadikonflikyangmenegangkan.(Kamal Muchtar.1998.dalamAzyumardiAzradanSyaifulUmum, 259).Dalamsejarahkehidupanberbangsadanbernegaradi Indonesia,masalahkerukunanumatberagamamenjadi sesuatu yang penting untuk diperhatikan sebagai konsekuensi daripluralitasmasyarakatkhususnyadilihatdaripemelukan agama.Olehkarenaitu,DepartemenAgamasebagaiinstansi yangbertugasmembantuPresidendalammelaksanakan pembangunanbidangagama,memberiperhatiandan prioritas terhadap berbagai program yang dapat menciptakan kondisirukun.Secarayuridisformal,pentingnyamasalah kerukunansebagaimasalahnasionaltelahdituangkandalam RencanaPembangunanJangkaMenengahNasionaltahun 20042009sebagaimanaditetapkanmelaluiPeraturan Presiden Nomor 25 tahun 2005. 27 B.Kerangka Berpikir SetelahditetapkannyaPBMNomor9dan8Tahun2006, prosessosialisasitelahdilakukanolehdepartemenmaupun dinas/instansiterkait.SasaranutamasosialisasiPBMdi tingkatprovinsi/kabupaten/kotaadalahaparatpemerintah dantokoh-tokohagamadidaerah.Setelahkuranglebihsatu tahunprosessosialisasidilakukan,perludiketahui keberhasilanatauefektivitassosialisasiPBMyangtelah dilakukan tersebut. Karakteristikseseorang(faktorinternal)yangmeliputi umur,agama,jeniskelamin,tingkatpendidikan,tingkat pendapatan,kekosmopolitan,partisipasidalamsosialisasi mempengaruhiperubahanperilakunya,termasukperubahan perilakunyasetelahseseorangmendapatkanataumengikuti sosialisasi materi PBM. PersepsiterhadapSosialisasiPBMyangmencakup kemampuanfasilitator,metode,danlain-lain,diharapkan mampumengubahperilakusasarantentangsubstansiPBM. Perubahanperilakusasarantersebutdapatdikelompokkan menjadiduaaspek,yaknipengetahuantentangsubstansi PBM,dansikapterhadapsubstansiPBM,sertakemampuan sasarandalammengimplementasikansubstansiPBMdalam kehidupan bermasyarakat. MateriPBMsebagaisuatuinovasidalamkehidupan bermasyarakathanyamengandungkomponenide(gagasan) dantidakmemilikikomponenobyek(fisik),sertadalam pelaksanaansosialisasihanyaberupaaspekpengetahuandan sikap,sehinggaperubahanperilakuyangterkaitdengan materiPBMhanyadapatkitaukurdariaspekpengetahuan 28 dan sikap sasaran sosialisasi terhadap materi PBM.Meskipun perubahanaspekketerampilantidakdapatdiukursecara langsungnamundapatdilihatdalamkehidupan bermasyarakatdalambentukoutcome[diseminasiinformasi PBM,peraturanterkaitPBM(prosedur),peranaparatPemda dalamKUB,peranmajelisagamadalamKUB,dinamika FKUB]. Manfaat yang dapat dirasakan dengan adanya sosialisasi PBMdiharapkanakanberdampakpadaterciptanyakondisi kerukunanumatberagama.SesuaisubstansiPBM,dampak tersebutdirasakanmelaluiadanyapemenuhansyarat-syarat pendirianrumahibadatdanmeningkatnyaderajattoleransi beragamadidaerah.Namundemikian,faktadimasyarakat dapatdijumpaiadanyafaktorpendukungdanfaktor penghambatterjadinyadampak(impact)sosialisasiPBM tersebut.Secaraskematis,hubunganantarperubahdalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram atau Gambar 1. C.Hipotesis Berdasarkankajianteoritisdankerangkaberfikir, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1.Karakteristikrespondenberhubungandanberpengaruh nyataterhadappersepsitentangsosialisasiPBM,serta terhadap perilaku penerapan PBM. 2.PersepsitentangsosialisasiPBMberhubungandan berpengaruh nyata terhadap perilaku penerapan PBM. 3.PerilakupenerapanPBMberpengaruhnyataterhadap manfaat sosialisasi PBM. 4.ManfaatsosialisasiPBMberpengaruhnyataterhadap kerukunan umat beragama. 29 30 Gambar 1.Hubungan antar variabel penelitian (X1) Karakteristik respondenUsia Jenis kelamin Pekerjaan Lama sekolah Jumlah pendapatan Agama Kekosmopolitan Frekuensi ikut sosialisasi Partisipasi dalam sosialisasi (X2)Persepsi terhadap Sosialisasi PBM -tujuan -materi -metode-media-kemampuan fasilitator -alat-bahan-tempat-sarana-prasarana -durasi (Y1) Perilaku penerapan PBM (output) - Tingkat Pengetahuan - Derajad Sikap (Y2) Manfaat sosialisasi (outcome) Tingkat diseminasi informasi PBM Peraturan terkait PBMPeran Pemda dalam KUB Peran majelis dan pemuka agama dalam KUB Dinamika FKUB Kerukunan beragama (dampak) -Pemenuhan syarat pendirian rumah ibadat -Tingkat toleransi antar umat agama Penghambat Penghambat PenghambatPendukung Pendukung Pendukung 31 32 BAB IIIMETODE PENELITIAN A.Populasi dan Sampel Populasipenelitianiniadalahekspesertasosialisasi PBM di 13 kota pada 13 provinsi yang seluruhnya berjumlah 650 orang. Dengan rumus Yamane (Jalaludin Rakhmat, 2002) padatingkatpresisi95%,jumlahsampelyangdiperlukan adalahsebanyak248orangyangkemudiandigenapkan menjadi 260 orang. Sampel ditarik dengan teknik proportional randomsampling,prosedurnyasebagaiberikut:populasi dikelompokkanmenurutlokasikota;proporsiuntuktiap lokasi sebesar 40%; dari tiap lokasi sampel ditarik secara acak sederhana. Hasilnya tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Populasi dan SampelNoLokasiJumlah populasiJumlah sampel 1Banda Aceh 5020 2Medan5020 3Padang5020 4Tanjung Pinang 5020 5Semarang 5020 6Surabaya 5020 7Denpasar 5020 8Kupang5020 9Pontianak5020 10Palangkaraya 5020 11Banjarmasin5020 12Kendari5020 13Ambon5020 Jumlah 650 260 33 B.Rancangan Penelitian Penelitianinimerupakanpenelitiansurvei,artinya penelitianyangmengambilsampeldarisatupopulasidan menggunakankuesionersebagaialatpengumpulandata yangpokok(MasriSingarimbun,1989:3).Senadadengan pendapattersebutKerlinger(2004:660)menyatakanbahwa penelitiansurveimengkajipopulasiyangbesarmaupun yangkecildenganmenyeleksisertamengkajisampelyang dipilihdaripopulasitersebutuntukmenemukaninsidensi, distribusi,daninterrelasirelatifdarivariabel-variabel sosiologis dan psikologis. Penelitianinibersifatdeskriptifkorelasional,artinya penelitianiniberusahamenggambarkansecaradeskriptif temuandatadilapangan,danberusahamencarihubungan antaradatayangbersifatbebas(independentvariable)dengan datayangbersifatterikat(dependentvariable).Penelitianini jugabersifatconfirmatory,artinyadatayangdikumpulkan dengancaramengkonfirmasidatayangsudahadakepada sampelataurespondendengancarawawancaralangsung (interview). C.Data dan Instrumentasi Datayangdikumpulkanmeliputikarakteristik responden,persepsirespondenterhadapsosialisasiPBM, tingkatpengetahuandanderajatsikap tentang PBM, tingkat diseminasiinformasiPBM,peraturandaerahterkaitPBM, peranpemerintahdaerahdanmajelisagamadalam kerukunanumatberagama,dinamikaFKUB,pemenuhan syaratpendirianrumahibadat,tingkattoleransiantarumat beragama. 34 Dataprimerdikumpulkandarirespondendengan berpedomanpadainstrumenkuesionerdanpedoman wawancarayangtelahdipersiapkansebelumnya.Data primerjugadilengkapidengancatatanhasilpengamatan olehpenelitiselamamelaksanakanpengumpulandata.Data ini diharapkan dapat melengkapi data dan gambaran umum tentangsampeldanwilayahpenelitian.Datasekunder dikumpulkandaridokumen-dokumenyangadapada lembagaataudinasinstansiyangterkaitdenganpenelitian ini. D.Validitas dan Reliabilitas Pengukuran Validitasmenunjukkansejauhmanasuatualat pengukuritumengukurapayangingindiukur.Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, maka kuesioner yang digunakanharusmengukurapayangingindiukur.Validitasalatpengumpuldatayangdigunakanadalah validitas isi (content validity). Validitas isi suatu alat pengukur ditentukanolehsejauhmanaisialatpengukurtersebut mewakilisemuaaspekyangdianggapsebagaiaspek kerangka konsep. Reliabilitasinstrumendihitungdengantekniksplithalf setelahpelaksanaanujicobakuesionerdiDKIJakarta.Dari perhitungantersebutdiperolehkoefisienreliabilitassebesar 0.857. Dengan demikian instrumen dianggap cukup reliabel. E.Pengumpulan Data Datadikumpulkanolehtenagapenelitidanlitkayasa PuslitbangKehidupanKeagamaanDepartemenAgamaRI padaakhirbulanJulisampaidenganawalAgustus2007. Petugaspengumpuldatasebelumnyatelahmengikuti pembekalan atau pelatihan pengumpulan data. 35 F.Analisis Data Deskripsiberbagaiperubahdalampenelitianini dilakukanmelaluidistribusifrekuensi.Hubunganvariabel berskalanominalyaitujeniskelamin,pekerjaan,sumber informasi,danagamadianalisisdenganmenggunakanuji Kontingensi(Siegel,1985).Hubunganvariabelberskala ordinal ke atas dianalisis dengan uji korelasi Rank Spearman dengan rumus sebagai berikut:rs= 1 - N NdNii=3126 Keterangan: N =jumlah sampel di=perbedaan antar kedua ranking Penentuanpengaruhvariabelbebasterhadapvariabel terikatmenggunakananalisisregresilineardenganbantuan perangkatlunakStatisticalPackageforSocialSciences(SPSS). Sebelumdianalisis,dataterlebihdahuludiolahmelalui verifikasi, skoring dan tabulasi.

36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat dari unsurusia,lamapendidikandalamtahun,jeniskelamin, penghasilanperbulan,frekuensiikutsosialisasi,dan penyebarluasaninformasi.Secarakuantitatifkarakteristik responden dapat dibaca pada tabel berikut. Tabel 2. Rataan Karakteristik RespondenNo.KarakteristikSatuan 1.Rataan usia (th)45 2.Rataan lama pendidikan (th)15 3.Rataan jenis kelamin (%) Laki-lakiPerempuan 81 19 4.Rataan penghasilan /bulan (rp)1.789.000 5.Rataan frekuensi ikut sosialisasi2 6.Rataan penyebarluasan informasi Seagama Tidak seagama 3 2 Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa: (1)Rata-rataumurrespondenadalah45tahunyangberarti respondenmasihtermasukdalamkategoriumur produktif; namun mendekati umur yang memiliki retensi (dayaserap)yangcukupterhadapmateripembelajaran. DengandemikiansasaransosialisasiPBMmasihcukup 37 mampumenyerapdanmemahamimateriPBM. Pemahamanyangmemadaidiharapkandapat disebarluaskan kepada anggota masyarakat secara benar, sehinggamateriPBMakantersebarmeluas(terdifusi) dalam masyarakat dalam waktu yang relatif cepat. (2)Rata-rata tingkat pendidikan responden adalah 15 tahun, yang berarti mereka telah mengenyam pendidikan tinggi.PendidikansasaransosialisasiPBMyangcukuptinggi memungkinkanpemahamansasaran sosialisasiterhadap materiPBMcukupbaik.Pemahamanyangcukupbaik tersebutdiharapkanmenjadimodalbaginyadalam menyebarluaskanpengetahuannyatentangPBMkepada anggota masyarakat di sekitarnya. (3)Responden sebagian besar (81%) adalah laki-laki.Hal ini menunjukkan keterlibatan kaum perempuan masih perlu ditingkatkan,mengingatpopulasipenduduknegarakita lebihdari50%adalahperempuan.Keseimbangan respondenberdasarkanjeniskelaminakandapat meningkatkanefektivitasprosesdifusiinformasimateri PBM di dalam masyarakat. (4)Rata-rata pendapatan responden sebesar Rp.1.789.000 per bulan;yangsebagianbesarmerekaadalahpegawai negeri.Hasilinimenunjukkansecarapersonalsasaran sosialisasiPBMtermasukdalamkelasekonomi menengah.Kondisitersebutmemungkinkanmereka tidakmenghadapikendalaekonomisdalamkeperluan penyebaran informasi materi PBM kepada masyarakat di lingkungannya. (5)Rata-ratarespondentelahmengikutisosialisasiPBM sebanyak2kali.Pengulanganmerupakansalahsatu 38 teknikmeningkat-kanefektivitaskomunikasi.Dengan adanyapengulangandalammenerimamateriPBM diharapkanpenguasaanmerekaterhadapmateriPBM akan semakin meningkat.Penguasaan materi PBM yang semakinbaikmenjadimodalberhargabaginyadalam upayamenyebarluaskanmateriPBMkepadaanggota masyarakat di lingkungannya. (6)Respondentelahmelakukanpenyebarluasaninformasi kepada umat seagama sebanyak 3 kali, dan kepada umat berbedaagamasebanyak2kali.Hasiltersebut menunjukkanfrekuensipenyebarluasaninformasi kepada umat seagamalebihtinggidibandingkan kepada umatberbedaagama.Namundemikian,penyebaran kepada umat berbeda agama sudah mencapai 2 kali atau 66,67persendarifrekuensipenyebarankepadaumat seagama.Halinimenunjukkanbahwaupayasaling pengertianantarumatberagamadalammemahami materi PBM sudah cukup baik. Dilihatdariagamayangdianutresponden,secara berturut-turut48%,17%,14%,11%,8%,dan2%beragama Islam,Kristen,Katholik,Hindu,Buddha,danKonghucu.Sementaraitu,jikadilihatdarijenispekerjaanresponden, secaraberturut-turutsebagaiPNS,karyawanswasta, rohaniawan,wiraswasta,pensiunan,wartawan,LSM,dan pedagang sebesar 62%, 13%, 9,5%, 7%, 6%, 1%, 1%, dan 5%. PartisipasirespondendalamsosialisasiPBM menunjukkanbahwamerekaberperansebagaipenerima (43%)sertasebagaipenerimadanpemberi(41%).Dengan katalain,sebanyak41persenrespondensetelahmengikuti sosialisasijugaberperansebagaipematerisosialisasikepada anggota kelompok masyarakat yang lain. 39 B. Persepsi Masyarakat terhadap Sosialisasi PBM PersepsirespondenterhadapsosialisasiPBM,tersaji padaTabel3.Daritabeltersebutdapatdipahamibahwa secaraumumpersepsirespondenmasihdalamkategori cukup,namunwaktupenyelenggaraansosialisasidirasakan masihkurangmencukupi.Olehkarenaitu,pelaksanaan sosialisasiseharusnyaditambahdurasinya.Penambahan waktutersebutdapatdigunakanuntukberdiskusi, pemahamanlebihlanjuttentangmateri,pemberian kesempatankepadapesertauntukmenanggapiatau bertanya,pembahasankasus,pemberianmaterimelalui simulasi atau role play, dan sebagainya. Tabel 3. Sebaran Persepsi Responden TerhadapSosialisasi PBM NoObyekSkorMakna 1Tujuan3.7Tujuandijelaskanoleh narasumber, dan hampir tercapai 2Materi3.8Agakmudahdipahami;hampir memadai untuk PBM 3Metode3.8Cukupsesuaidenganmateri; agak beragam 4Narasumber4.0Menguasaidanmenjelaskan materi dengan baik 5Tempat4.0Nyaman 6Alat bantu3.6Tersedia tetapi kurang lengkap 7Waktu3.2Kurangcukupuntukmemahami materi 40 8Media4.2Membantuuntukmemahami materi Keterangan: Skor dalam rentang 1-5 C. Tingkat Pengetahuan tentang PBM EmpatunsurpengetahuanrespondententangPBM masih berada dalam rentang kategori kurang sampai cukup, sehinggaperluditingkatkanmenjadibaik.Halini dimaksudkanagarmasyarakatlebihtelitidalam mengidentifikasimasalahyangmenjadipenyebab menurunnyakerukunanberagamadalammasyarakat,serta solusinya.Halinidisebabkanantaralainkurangnyawaktu sosialisasi,materiPBMbelumdiketahuisebelumnya,dan setelahsosialisasiminatrespondenuntukmendalamiPBM kurang.PengetahuantentangPBMmerupakansalahsatu indikatortingkatpenguasaanmateriPBMyangselanjutnya akan menjadi modal dalam proses penyebarluasan informasi kepadaumatdisekelilingnya.Olehkarenaituperlu diupayakan peningkatan daya serap materi PBM selama atau setelahkegiatansosialisasi.Peningkatantersebutdapat dilakukanmisalnyamelaluipenambahanwaktusosialisasi, pelaksanaandiskusiterkaitkasus-kasuskerukunanumat beragama,peningkatankualitasnarasumber,penggunaan media pembelajaran secara lebih efektif dan sebagainya. Tabel 4.Tingkat Pengetahuan Responden tentang PBM NoObyekSkorMakna 1Kerukunan umat beragama 2.7Mampu mengidentifikasi sebagian kecil ciri-ciri KUB 2Tugas kepala daerah dalam pemeliharaan KUB 2.9Mampu mengidentifikasi sebagian kecil tugas kepala daerah dalam pemeliharaan KUB 41 3Pemberdayaan FKUB 2.9Mampu menjelaskan sebagian kecil: makna FKUB; tugas FKUB; keanggotaan dan kepemimpinan FKUB; dewan penasehat FKUB 4Pendirian rumah ibadat 2.8Mampu mengidentifikasi sebagian kecil: penyebab masalah dalam pendirian rumah ibadat; prinsip dan syarat pendirian rumah ibadat,syarat penggunaan bangunan non rumah ibadat untuk rumah ibadat; upaya penyelesaian perselisihan akibat pendirian rumah ibadat Keterangan: Skor dalam rentang 1-4 D.Derajat Sikap terhadap PBM SikappesertasosialisasiterhadapmateriPBMsecara rinci disajikan pada Tabel 5 berikut. Tabel 5.Derajat Sikap Responden terhadap PBM NoObyekSkorMakna 1Syaratpendirianrumah ibadat 4.2Setuju/menerima2Pendirianrumahibadat agama minoritas 3.2Ragu-ragu 3Pendirianrumahibadat agama lain 3.6Ragu-ragu 4Penggunaanbangunannon rumahibadatuntukrumah ibadat 3.3Ragu-ragu 42 5Kewenangan bupati/walikotadalam pemberian/penolakanijin rumah ibadat 4.2Setuju/menerima 6Keberadaan FKUB4.4Setuju/menerima 7Kepemimpinanagama mayoritas dalam FKUB 3.6Ragu-ragu 8Keanggotaanagama mayoritas dalam FKUB 3.9Ragu-ragu Keterangan: Skor dalam rentang 1-5 DariTabel 5 dapat dimengerti bahwa ada dua halyang perludiperhatikan,yaitusikapragu-raguresponden terhadappendirianrumahibadatagamaminoritasdan terhadappenggunaanbangunannonrumahibadatuntuk rumahibadat.Sikaptersebutmenunjukkanbahwa masyarakatbelumsepenuhnyadapatmenerimapendirian rumahibadatdiwilayahnyabilaadapenganutagamayang minoritas.Halinidapatdipahamikarenaselamaini masyarakatmenganggapbahwarumahibadatdianggap sebagaisimbolkeberadaankelompokmayoritasagamadi suatuwilayah.Keraguanmasyarakatterhadappemanfaatan bangunannonrumahibadatuntukrumahibadat dilatarbelakangi olehseringnya terjadi penyalahgunaan oleh kelompokagamatertentu,sementarasebagianmasyarakatsekitarmenghendakiperaturandipatuhi.Masalahtersebut timbulkarenabeberapafaktor:masihrelatifkuatnya fanatismekeagamaankelompok,kurangnyawawasan multikultural,danterbatasnyakegiatankerjasamasosial lintas kelompok keagamaan. 43 Sementara itu sikap ragu-ragu peserta juga ditunjukkan terhadapkepemimpinanagamamayoritasdalamFKUBdan keanggotaan agama mayoritas dalam FKUB.Kondisi seperti iniharusdicarikansolusiyangtepatuntukmasing-masing daerahsebabkondisidankomposisiumatberagamadi setiapdaerahberagam.Kepemimpinanagamamayoritas dalamFKUBseharusnyatidakmenjadimutlak,tetapidapat ditentukansecarademokratisdalamprosespemilihannya. Halinidapatdigunakansebagaipembelajarandalamhidup bermasyarakatyangdimulaidariprosesdemokratisasi dalamFKUB.Keraguanterhadapkeanggotaanagama mayoritasdalamFKUBmenjadisalahsatupenguatan tentang perlunya Peraturan Gubernur atau peraturan lainnya yangmenjelaskantatacarapenentuanperwakilanmasing-masing penganut agama dalamkeanggotaan FKUB.E.Diseminasi Informasi Kegiatandiseminasiinformasiolehpesertasosialisasi kepadamasyarakattentangkewenangankepaladaerah dalamkerukunanumatberagama,FKUB,prosedurdan syaratpendirianrumahibadat,prosedurdansyaratpenggunaanbangunannonrumahibadat,serta penyelesaian perselisihan akibat pendirian rumah ibadat dilakukan secara tidak teratur/kadang-kadang (lihat Tabel 6).Tabel 6.Diseminasi Informasi PBM NoObyekSkor Makna 1Kewenangan kepala daerah2.7 Tidak teratur, kadang-kadang 2FKUB2.8 Sda 3Prosedurdansyaratpendirian2.9 Sda 44 rumah ibadat 4Prosedurdansyaratpenggunaan bangunannonrumahibadatuntuk rumah ibadat 2.6 Sda 5Penyelesaianperselisihanakibat pendirian rumah ibadat 2.6 Sda Keterangan: Skor dalam rentang 1-5 Tabeltersebutmenunjukkanbahwapascasosialisasi, pesertabelummemilikikesadarandalamartibelumsecara proaktifmenyebarkaninformasiPBMkepadamasyarakat sekitar.Faktorlainyangjugabisamempengaruhiadalah pendeknyarentangwaktuantarapelaksanaansosialisasi PBM dengan pelaksanaan penelitian ini. Sementara itu untuk wilayah-wilayahtertentu,kurangnyadiseminasiakibat wilayahgeografisyangkurangmendukungdankesibukan masing-masingpemukaagamadalammembinaumatnya.Beberapaindikasilainyangmenyebabkankondisitersebut terjadiadalahpesertasosialisasilebihdidominasiunsur pegawaiKanwilDepartemenAgamasetempat.Panitia sosialisasiPBMdidaerahtidakmaudipusingkandengan pertanggungjawabanadministrasipenyelenggaraanyang dianggapkurangberhasilakibatbeberapapesertayang diundang tidak hadir.Untuk memenuhi kuota peserta maka dicaripengganti,yaknipersonilyangberasaldaripegawai kanwilsetempat.Akibatikutannyadarikejadiantersebut adalahprosesdiseminasiinformasiPBMtidakberlangsung dikalanganumat,karenapesertapengganti(pegawai KanwilDepag)tidakmemiliki legitimasidarimasyarakatdi sekitartempattinggalnyasebagaipemimpinumat.Untuk perbaikankedepannya,undanganpesertasosialisasi ditambahkan jumlah persen rata-rata ketidakhadiran peserta padapelaksanaansosialisasisebelumnya.Ketidakhadiran 45 peserta dapat diantisipasi melalui: (a) penyebaran undangan dalamrentangwaktuyangcukupdariwaktupelaksanaan sosialisasi,(b)penentuanlokasiharusmempertimbangkan aksesibilitas yang tinggi, jangkauan sarana transportasi yang cukuptinggi,terutamauntukdaerahyangmemilikikondisi geografis cukup luas. F.Peraturan Gubernur terkait PBM Keberadaanperaturan,kesesuaianperaturandengan materiPBM,dankemampuanperaturandalammemelihara kerukunanumarberagamadisajikanpadaTabel7.Tabelini menjelaskanbahwakeberadaanPeraturanGubernurterkait PBM di beberapa daerah sangat kurang, hal ini menunjukkan bahwa respon pemerintah daerah terhadap keberadaan PBM perluditingkatkan.Daribeberapadaerahyangsudah memilikiperaturangubernurternyatamasihbelumsesuai dengan PBM dan belum tersosialisasi dengan baik. Halyang lebihmemprihatinkanadalahPeraturanGubernuryang sudahadadirasakanbelummampumemeliharakerukunan umatberagamadidaerah,karenaperaturantersebuttidak tersosialisasidenganbaik.Dengandemikian,pemerintah daerahtingkatprovinsiharuslebihproaktifdalam mendukungterciptanyakerukunanumatberagamamelalui peningkatankuantitasdankualitassosialisasiperaturan gubernuryangsudahada.Cukupdisayangkanapabila peraturangubernursudahada,namuntidakataubelum dipahamiolehsebagianbesarwargaumatberagamadi wilayahnya.Tabel 7.Keberadaan Peraturan Gubernurtentang PBM 46 NoObyekSkorMakna 1Keberadaan peraturan gubernur 0.6Belumsemuadaerahmemiliki pergub;daerahyangtelah memilikipergubbelum menyosialisasikannyadengan baik 2Kesesuaian peraturan gubernur dengan PBM 2.0Pergubdianggaptidaksesuai denganPBMkarenaperaturan tersebuttidaktersosialisasi dengan baik 3Kemampuan peraturan gubernur dalam memelihara KUB 2.1Pergubdianggaptidak memeliharakerukunankarena tidak tersosialisasi dengan baik Keterangan :Nomor 1, Skor dalam rentang 0-1Nomor 2 dan 3, Skor dalam rentang 1-5 G. Peran Pemda dalam KUB Perandandukungansumberdayadaripemerintah daerahpadaumumnyaberadadalamkategoritelah berperantetapibelumcukupbaikuntukmemeliharaKUB, kecuali Kanwil Depag yang masuk dalam kategori peran dan dukungannyatelahcukupbaik.Dengandemikian,maka Pemda(termasukKanwilDepartemenAgamadanKantor DepartemenAgamasebagaiaparatpusatyangadadi daerah)hendaknyalebihbanyakmengalokasikansumber daya(manusia,finansial,material,sosial,alamiah)untuk mewujudkandanmemeliharakerukunanumatberagama. Terkaitdenganprogramkerukunan,KanwilDepartemen Agamasejauhinitelahmelaksanakanberbagaikegiatan musyawarah intern dan antar umat beragama serta program kerukunanlainnya.Dukunganyangmasihperlu 47 ditingkatkanterutamadukungansumberdayadari pemerintah kota/kabupaten dan pemerintah provinsi.Untuk itu,pemerintahkota/kabupatendanprovinsiseharusnya membekaliaparatnyaterkaitmateriPBM,sebabsemua aparatpemerintahdaerah(kabupaten/kotadanprovinsi) jugapelayanmasyarakatdidaerahyangsewaktu-waktu berhubunganlangsungdenganmasyarakatdiwilayahnya. BilamasyarakatsetempatbertanyatentangmateriPBM, aparatpemerintahdaerahseharusnyajugadapat memberikan jawaban secara benar. Tabel 8.Peranan Pemda dalam KUB NoObyekSkorMakna 1Dukungan sumber daya dari pemprov untuk KUB 3.8Mendukung tetapi masih belum cukup baik untuk KUB 2Dukungan sumber daya dari pemkot untuk KUB 3.7Sda 3Dukungan sumber daya dari Kanwil Depag untuk KUB 4.0Mendukung dan cukup baik untuk KUB 4Dukungan sumber daya Kandepag untuk KUB 3.8Mendukung tetapi belum cukup baik untuk KUB 5Peran pemprov dalam pemeliharaan KUB 3.9Berperan tetapi belum cukup baik untuk KUB 6Peran pemkot dalam pemeliharaan KUB 3.9Berperan tetapi belum cukup baik untuk KUB 7Peran Kanwil Depag4.1Berperan dan cukup 48 dalam pemeliharaan KUB baik untuk KUB 8Peran Kandepag dalam pemeliharaan KUB 3.9Berperan tetapi belum cukup baik untuk KUB Keterangan: Skor dalam rentang 1-5 Sebagaimanadiketahui,PBMdisyahkanolehMenteri DalamNegeridanMenteriAgama.MenteriDalamNegeri adalah atasan langsung gubernur, dan setiap walikota/bupati mestimengikutiperaturangubernur.Dengandemikian semuastafatauaparatpemerintahdaerah(kabupaten/ kota/provinsi)harussejalandalammemahamidan menyukseskanpelaksanaannyadimasyarakatagartercipta kerukunan umat di wilayahnya. H. Peran Majelis Agama dalam KUB Majelisdanpemukaagamaselamainitelahberperan positifdalampemeliharaankerukunanumatberagama. (lihat Tabel 9). Tabel 9. Peran Majelis Agama dalam KUB NoObyekSkorMakna 1Peran majelis agama dalam pemeliharaan KUB 4.1Berperan dan cukup baik dalam memelihara KUB 2Peran pemuka agama dalam pemeliharaan KUB 4.1Berperan dan cukup baik dalam memelihara KUB Keterangan: Skor dalam rentang 1-5 49 Majelisagamasebagailembagayangmenaungiumat beragamasudahmenjalankanfungsidanperannyadalam memeliharakerukunanumatberagama.Demikianhalnya parapemukaagamatelahberperandanmenjalankan fungsinyadalamupayamemeliharakerukunanumat beragama.Kondisiiniharusdipertahankandandiusahakan meningkatlagi,agarkondisikerukunanumatberagama dapattetapterwujuddenganbaikmeskipunpermasalahan masyarakat di masa datang akan semakin kompleks.I. Dinamika FKUB ForumKerukunanUmatBeragama(FKUB)sebagai lembagayang merepresentasikanseluruh umat beragama di suatuwilayahsudahseharusnyamampumendorongumat beragamauntukberperilakusalingmenghargaidan terbinanyatoleransiantarumatberagama,sehingga keharmonisankehidupanumatberagamadapattercipta.Namundemikian,dinamikakehidupanmasyarakat menuntutdinamikaFKUBdalammenyikapidanmengatasi semuakemungkinanpermasalahanyangtimbulsewaktu-waktu.HasilpenelitianterhadapdinamikaFKUBtersaji pada Tabel 10. Tabel 10.Dinamika FKUB NoObyekSkorMakna 1Kerjasama FKUB provinsi 4Dapat bekerjasama2Program kerja FKUB provinsi 4Dapat memelihara kerukunan 3Pelaksanaan tugas2Baru melaksanakan 50 FKUB provinsisebagian kecil tugas 4Kerjasama FKUB kota 4Dapat bekerjasama 5Program kerja FKUB kota 4Dapat memelihara kerukunan 6Pelaksanaan tugas FKUB kota 2Baru melaksanakan sebagian kecil tugas Keterangan: Skor dalam rentang 1-5 ForumKerukunanUmatBeragamaprovinsidankota dinilaitelahdapatbekerjasamadanmempunyaiprogram kerjayangdapatmemeliharakerukunan,tetapibaru melaksanakansebagiankeciltugasnya.Haliniberartidari sisi kekuatan internal dan perencanaan program telah cukup baik,yangharusditingkatkanadalahproseseksekusidari rencanaprogramtersebut,sehinggaFKUBdapat melaksanakansemuatugas-tugasnyasecarabaiksesuai dengan PBM nomor 9 dan 8 tahun 2006. Belum maksimalnya peranFKUBantaralaindisebabkanFKUBbaruterbentuk sehinggaanggaranbelumtersedia,saranatermasukgedung atau ruang kesekretariatan belum ada.J.Pemenuhan Syarat Pendirian Rumah Ibadat DalamkehidupanberagamadiIndonesia,pengalaman yangadamenunjukkanbahwamasalahpendirianrumah ibadatmerupakansesuatuyangsangatsensitifdan seringkalimenjadipemicuterjadinyakonflik.Oleh karenanyapemahamanmasyarakatdanaparatpemerintah terhadapsyaratpendirianrumahibadatmenjadisesuatu yangmutlak.Hasilpenelitianterhadappemenuhansyarat pendirian rumah ibadat disajikan pada Tabel 11 berikut. 51 Tabel 11. Pemenuhan Syarat Pendirian Rumah Ibadat NoObyekSkorMakna 1Derajat kepahaman masyarakat tentang syarat 3,1Masyarakat kurang memahami syarat2Derajat kepahaman aparat pemerintah tentang syarat 3,4Aparat pemerintah kurang memahami syarat3Kemampuan pemenuhan syarat 2,9Dapat memenuhi sebagian kecil syarat 4Kesesuaian pendirian rumah ibadat dengan PBM 1,3Pendirian rumah ibadat belum sesuai dengan PBM Keterangan: Skor dalam rentang 1-5 Tabel11menunjukkanmasihbanyakketidaksesuaian syaratpendirianrumahibadatdenganPBM.Bila permasalahaninitidaksegeradiantisipasi,dapatmenjadi faktorpenentuinstabilitaskerukunanumatberagamadi suatuwilayah.Rendahnyakemampuanpemenuhansyarat pendirianrumahibadatharusdisikapisecaraarif,sebab seringkalipendirianrumahibadatdisuatuwilayah dijadikansebagaisimbolataulegitimasiumatterhadap eksistensi umat beragama tertentu meskipun secara kuantitas jumlahumatberagamadiwilayahtersebuttidakmemenuhi syaratpendirianrumahibadat.Kondisigeografisdengan jumlah penduduk tertentu di setiap wilayah memungkinkan tidakterpenuhinyasyaratjumlahumatbagipendirian rumahibadatdisuatudesa/kecamatan.Rendahnyaskor kesesuaian pendirian rumah ibadat dengan PBM disebabkan 52 umumnyarespondenmenilaisyaratpembangunanrumah ibadatsebelumterbitnyaPBMdengansyaratpendirian rumahibadatsetelahterbitnyaPBM.Kondisidemikian menuntutsikapbijakdanketegasanaparatpemerintah daerah dalam pemberian izin pendirian tempat ibadat. K. Tingkat Toleransi Antar Umat Beragama Tingkattoleransiantarumatberagama,secaraumum respondentidakmenolakpendirianrumahibadatdan toleransiterhadappemelukagamalaindalammenjalankan ritualibadatnyadalamlingkupyangrelatifjauh(lingkup desa/kelurahankecamatan).Namunmerekabersedia hidupbertetanggadenganpemelukagamalaindalam lingkupyanglebihdekat(rukunwargadesa/kelurahan) (lihatTabel12).Dalamhalkerjasamaantarumatberagama, mereka bersedia menghadiri undangan peringatan hari besar agamalaindanbersediamengundangpemelukagamalain dalamperingatanharibesarnya.Kondisiinibelumcukup memadaiuntukmencapaitingkatkerukunanumat beragamasecaraoptimal.Perludilakukanberbagaiupaya komprehensifyangbertujuanuntukmendekatkanjarak sosialantarumatberagama,sehinggaderajatpenerimaan terhadapkeberadaan pemelukagama lain, kebebasan dalam menjalankanibadatagama,sertakerjasamaoptimalyang diwujudkandalamtindakansalingbantu(materi,tenaga, pikiran).Upaya-upayayangdapatdilakukanantaralain: peningkatankerjasamasosialantarumatberagama, peningkatanwawasanmultikulturalmelaluipendidikan formaldaninformal.Hal-haltersebutdapatmembantu dalammewujudkankondisikerukunanantarumat beragama. Tabel 12. Tingkat Toleransi Antar Umat Beragama 53 NoObyekSkorMakna 1Toleransi terhadap pendirian rumah ibadat agama lain 2.5Tidak menolak pendirian rumah ibadat agama lain, asalkan dalam lingkungan yang relatif jauh (lingkup desa-kecamatan) 2Toleransi terhadap pemeluk agama lain dalam menjalankan ritual ibadatnya 2.7Menghargai kebebasan pemeluk agama lain untuk menjalankan ibadatnya, tetapi dalam lingkungan yang relatif jauh (lingkup desa-kecamatan) 3Toleransi dalam jarak fisik antar umat beragama 3.7Bersedia hidup bertetangga dengan pemeluk agama lain dalam lingkungan yang relatif dekat (lingkup rukun warga - desa/kelurahan) 4Tingkat kerjasama antar umat beragama dalam penyelenggaraan peringatan hari besar 2.7Bersedia menghadiri undangan peringatan hari besar agama lain; bersedia mengundang pemeluk agama lain dalam penyelenggaraan hari besar agamanya. Keterangan: Skor dalam rentang 1-5 L.HubunganKarakteristikRespondendenganPersepsi tentang Sosialisasi PBM dan Perilaku Penerapan PBM 54 HasilanalisisdatapenelitiansepertitersajipadaTabel 13 menunjukkan bahwa antara karakteristik responden yang bersifat nominal (jenis kelamin, pekerjaan, sumber informasi, danagama)tidakmenunjukkanadanyaperbedaannyata dalam mempersepsi PBMmaupun dalam berperilaku untuk penerapanPBM.Namundemikian,biladilihatdari besarnyakorelasi(nilaikontingensi),pekerjaan,sumber informasi,danagamaberhubungancukuperatdengan perilakuseseorangdalammenerapkanPBM.Implikasidari hasilujiiniterhadappelaksanaansosialisasiadalahtidak diperlukansegmentasiterhadapsasaransosialisasi.Secara tegasdapatdinyatakanbahwasemuaorangtanpamelihat karakteristiktersebutdiatas,dapatdijadikansubyek sosialisasiPBM.Haliniberkaitaneratdengansubstansi tujuan PBM untuk mewujudkan dan memelihara kerukunan umat beragama yang tentunya diperlukan oleh semua orang, baikitulaki-lakimaupunperempuan;pekerjakasaratau kantoran;yangmendapatinformasidaritokohagama, aparatpemerintah,mediamassa;sertasemuapemeluk agama. Tabel 13.Nilai Korelasi antar Variabel Penelitian No. Hubungan antar Variabel X2db Tabel X2 = 0,05 Konti-ngensi 1Jenis Kelamin-Persepsi23,142335,170,28 2Pekerjaan-Persepsi135,80161191,610,58 3Sumber info-Persepsi136,07161191,610,58 4Agama-Persepsi117,59115141,000,56 5Jenis kelamin-Perilaku71,746180,230,47 6Pekerjaan-Perilaku379,24427476,180,77* 7Sumber info-Perilaku441,96427476,180,79* 55 8Agama-Perilaku321,74305346,730,74* Keterangan:* = signifikan pada = 0,05 Hasilanalisiskarakteristikrespondenyangberskala rasio(pendidikan,pendapatan,frekuensimengikuti sosialisasi,dankekosmopolitan)sertaberskalainterval (partisipasidalamsosialisasi)menunjukkanbahwakelima jeniskarakteristiktersebuttidakberhubungandengan persepsitentangsosialisasiPBM.(Tabel14).Halini menambahinformasilagibahwasemuaorang (berpendidikanrendah,menengahmaupuntinggi;kaya, miskin;tidakpernah,jarangatauseringikutsosialisasi; seringataujarangberhubungandenganorang-orangdari komunitasberbedaatauagamaberbeda;apapunbentuk partisipasinyadalamsosialisasi)adalahsubyek-subyek pentingyangperludijadikansasaransosialisasi.Tentusaja denganpertimbanganefisiensi,makaorang-orangyang belumpernahikutsosialisasimerupakanprioritassasaran kegiatansosialisasi.Denganperkataanlain,sebaiknya dihindariterjadinyapengulanganseseorangmengikuti sosialisasilebihdarisatukali.Kejadianinibanyak ditemukanterutamaparatokohagamaatautokoh masyarakatlevelprovinsi,sehinggapadasaatkegiatan sosialisasiditingkatprovinsimaupuntingkat kabupaten/kotadiundangsebagaipeserta.Temuanini sangat penting apabila dikaitkan dengan fakta bahwa peserta sosialisasiyangselamainisudahdilakukan,lebihterfokus kepada laki-laki, pegawai negeri sipil dan tokoh agama, serta berpendidikantinggi.Sekalilagiperluditegaskanbahwa tidakperlusegmentasisasaransosialisasiberdasarkan karakteristiknya,karenasemuaorangmempunyaihakyang 56 samauntukmemperolehprosespendidikannonformal tentang kerukunan umat beragama melalui sosialisasi PBM. Berbedahalnyaterhadappersepsitentangsosialisasi PBM, hasil uji menunjukkan bahwa pendidikan, pendapatan, frekuensiikutsosialisasi,kekosmopolitandanbentuk partisipasidalamsosialisasiberhubunganpositifsecara sangatnyatadenganperilakunyadalampenerapanPBM (Lihat Tabel 14). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan,pendapatan,frekuensiikutsosialisasi, kekosmopolitan,danbentukpartisipasimakasemakinbaik perilakunyadalammenerapkanPBM,karenamereka mempunyaitingkatpengetahuandanderajatsikaptentang PBM yang semakin baik juga. Implikasi dari hasil uji ini tidak mengarahkepada pemilihansubyek sasaran sosialisasiPBM berdasarkankelimajeniskarakteristiktersebut,tetapi sebaiknya mengarah kepada penggunaanmetodesosialisasi Tabel 14. Korelasi antara Karakteristik dengan Persepsi dan Perilaku NoVariabel Karakteristik Persepsi Sosialisasi PBM Perilaku Penerapan PBM 1Pendidikan-0.0770.184** 2Pendapatan0.1800.191** 3Frekuensi ikut sosialisasi0.0560.277** 4Kekosmopolitan0.0890.194** 5Partisipasi dalam sosialisasi -0.0600.267** Keterangan : *= signifikan pada = 0,05 **= signifikan pada = 0,01 57 yangmampumengakselerasipeningkatanpengetahuandan sikaptentangPBMpadasubyeksasaransosialisasiyang berpendidikanrendah,berpenghasilankecil,tidakpernah ataujarangikutsosialisasi,kurangkosmopolit,danbentuk partisipasinya lebih bersifat sebagai penerima informasi, agar merekamempunyaikemampuanberperilakuyangsama baiknyadengansubyeksasaransosialisasiatauanggota masyarakatyangmempunyaikarakteristiklebihtinggi. Metodeyangmeminimalkankomunikasisatuarahdan mengoptimalkankomunikasikonvergen,yaituyangtidak didominasi oleh ceramah tetapi sebaiknya mengarah kepada diskusi,pembahasankasus,roleplay,simulasi,benchmarking sertateknik-tekniklainnyayangmampumeningkatkan aktivitasbelajarpesertasosialisasi,dapatmembantumereka yangberpendidikanrendahdanseterusnyaagarmemiliki tingkatpengetahuandanderajatsikapyanglebihbaik, sehinggaberperilakulebihbaikpuladalammenerapkan PBM.Selainitu,penggunaanteknik-tekniktersebut,dapat meningkatkanketerampilanpesertasosialisasidalam memecahkanmasalah(problemsolving)yangtimbuldalam kehidupanbermasyarakatyangterkaitdengankerukunan umat beragama. Karakteristik peserta sosialisasi yang tidak diteliti antara lainbakat,kematanganmental,kematanganfisik,sikap mental,kesehatan,dankemampuanevaluasi.Fasilitator sosialisasi seharusnya mengenali bakat, kesiapan mental, dan kondisikesehatanpesertasosialisasi.Umurpeserta pembelajaranyangidealdalammenyerapmateri pembelajaranadalah2