Download - Tugas makalah sosiologi agama
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
satu aspek terbesar yang memainkan peranan dalam kehidupan manusia sejagat
adalah politik. Hendak atau tidak, politik tetap berlaku dalam kehidupan setiap insan bagi
menjadikan kehidupan mereka normal dan teratur. Segala masalah yang berlaku dalam
masyarakat pada masa ini adalah berlaku akibat politik.
Politik yang tercipta dari perbuatan manusia sendiri ini mestinya memiliki panduan
supaya tidak terkeluar dari landasannya. Dengan hal ini agamalah satu-satunya panduan
yang dapat mencegah kenegativan dari peranan hidup manusia ini, karena agama
merupakan salah satu pemberian yang diberikan oleh tuhan yang maha kuasa yang
sudah tentu mengetahui segala-galanya dari semua ciptaannya. Apabila politik yang
dicipta oleh manusia dan panduannya ialah agama yang diciptakan oleh tuhan yang maha
esa dipisahkan, maka segala kebuntuan yang melanda umat manusia kini akan tidak
dapat diselesaikan.
Tidak kiralah sama ada politik itu dilihat dari segi pemerintahan atau kehidupan
manusia. Jadi wajar dikatakan bahwa politik dan agama itu tidak dapat dipisahkan, dan
tentunya agama yang dimaksud diatas ialah agama yang diciptakan oleh Allah SWT
yang diwahyukanya kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, dan bukan
agama yang diciptakan oleh manusia itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian agama, dan bagaimana pemaknaannya menurut para ahli ?
2. Apa pengertian politik, dan apa saja komponen-komponennya ?
3. Apa kontribusi agama dalam bidang politik ?
4. Mengapa agama dan politik tidak dapat dipisahkan ?
5. Apa saja masalah yang akan timbul apabila politik dan agama dipisahkan ?
6. Apa saja norma politik dalam Islam ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian agama, dan pemaknaannya menurut para ahli.
2. Untuk mengetahui pengertian politik, beserta komponen-komponennya.
3. Untuk mengetahui kontribusi agama dalam bidang politik.
4. Untuk mengetahui, agama dan politik tidak dapat dipisahkan.
5. Untuk mengetahui masalah-masalah yang akan timbul, apabila politik dan agama
dipisahkan.
6. Untuk mengetahui norma politik dalam Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama dan Pemaknaannya Menurut Para Ahli.
Kata agama awalnya berasal dari bahasa Sanksekerta, yaitu dari kata a yang artinya
“tidak” dan kata gama yang artinya “kacau”. Jadi agama artinya yang tidak kacau.
Agama merupakan kepercayaan kepada tuhan, dan sifat-sifat serta kekuasaan tuhan,
penerimaan ajaran dan perintahnya, atau kepercayaan kepada dewa yang dipuja, serta
dianggap sesuatu yang berkuasa. Sedangkan pendapat dari sebagian ahli fikih merupakan satu
system tauhid atau system kepercayaan terhadap sesuatu kewujudan absolute (mutlak), diluar
diri manusia, agama merupakan suatu sistem ritual atau peribadatan (penyembahan) dari satu
insane kepada suatu yang diberikan gelar yang mutlak, dan agama merupakan kaedah yang
menjadikan hubungan manusia antara sesame manusia serta pola hubungan dengan sang
pencipta (Ramli Awang, 1995).
Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, agama adalah sistem yang mengatur
tata keimanan atau kepercayaan dan peribatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia, dan manusia serta lingkungannya.
Durkheim dalam pengertiannya agama adalah, suatu sitem yang terpadu terdiri dari
keyakinan dan praktek yang berhubung dengan hal-hal yang suci, dan menyatukan semua
penganutnya dalam suatu komunitas moral yang dinamakan umat.
Sedangkan menurut H. Moenawar Chalil mengatakan bahwa, agama merupakan
perlibatan tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural sebagai
konsekuensi atas pengakuannya, hal ini sama seperti yang dipaparkan oleh Prof, Dr, M.
Drikarya bahwa agama adalah keyakinan adanya suatu kekuatan supranatural yang mengatur
dan menciptakan alam dan isinya.
Karl Marx dengan fahaman Marxnya mengatakan pula bahwa agama ialah rintihan
kekecewaan mahluk tertindas, atas sesuatu perasaan terhadap dunia yang kejam (Ramli
Awang, 1995).
Jadi bisa dikatakan bahwa gejala agama merupakan fitrah kodrati manusia yang
membuak-buak dalam diri manusia. Bahkan ditegaskan bahwa “Tidak ada sesuatu gejala
yang lebih jelas dan nyata, lebih berkesan dan berpengaruh didalam kehidupan manusia
selain dari pada gejala agama (Barnest Renon).
Parson & Bellah pun mengemukakan bahwa agama ialah tingkat yang paling tinggi dan
paling umum dari budaya manusia.
B. Pengertian Politik dan Komponen-komponennya.
Aristoteles (Syed Ahmad Hessein, 1995) mengatakan bahwa kita semua terlibat dalam
ilmu politik, dan ilmu politik itu ialah ibu dari segala ilmu, karena politik mengandung
beberapa ilmu diantaranya ialah : Sains Politik, Sejarah Politik, dan Sosiologi Politik.
Politik sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu politiek dan bahasa Inggris politics,
yang masing-masing bersumber dari bahasa Yunani (politika- yang berhubungan dengan
Negara) dan (polis- Negara kota). Secara etimologi kata “Politik” masih berhubungan dengan
polisi, kebijakan, dan politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara
konstitusional maupun secara nonkonstitusional.
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang
antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Seperti yang diungkapkan oleh Andrew Heywood, Politik ialah kegiatan suatu bangsa
yangbertujuan untuk membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan
umum yang mengatur kehidupan, yang tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerja
sama.
Rod Haguepun mengemukakan bahwa politik ialah kegiatan yang menyangkut cara
bagaimana kelompok-kelompok mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan
mengikat melalui usaha untuk mendamaikan perbedaan-perbedaan diantara anggota-
anggotanya. Sedangkan Litre memandang bahwa Politik ialah ilmu memerintah dan
mengatur Negara. Dan pandangan litre inipun sama seperti yang dikemukakan oleh Robert,
bahwa politik ialah seni memerintah dan mengatur manusia.
Sedangkan Ibnu Aqil mengatakan politik adalah hal-hal praktis yang lebih mendekati
kemaslahatan bagi manusia dan lebih jauh dari kerusakan meskipun tidak digariskan oleh
Rasulullah SAW.
komponen-komponen yang diperlukan dalam politik, yaitu :
- Masyarakat
- Kekuasaan
- Negara
Fungsi politik ialah :
- Perumusan kepentingan
- Pemanduan kepentingan
- Pembuatan kebijakan umum
- Pengawasan pelaksanaan kebijakan
Selain ini politik dapat juga ditilik (penglihatan dengan teliti) dari sudut pandang berbeda,
yaitu :
Politik adalah usaha yang ditempuh oleh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
bersama (teori klasik Aristoteles).
Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara .
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan dimasyarakat.
Politik adalah segala sesuatu tentang peroses perumusan dan pelaksanaan kebijakan
public.
Perilaku politik atau (Politic Behaviour) adalah perilaku yang dilakukan oleh insan/
individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan politik. Seorang
individu/ kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan kewajibannya guna
melakukan perilaku politik.
Dan adapun yang dimaksud dengan perilaku politik ialah :
Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat/ pemimpin
Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau
parpol, mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau lsm lembaga swadaya
masyarakat
Ikut serta dalam pesta politik
Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas
Berhak untuk menjadi pimpinan politik
Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna
melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar
dan perundangan hukum yang berlaku
Sedangkan dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial.
Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem
yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif
tetap di antara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa
dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada.
Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya
merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan
merupakan bagian lain dari suatu sistem politik.
Dengan mengubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat sebagai kebudayaan
politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik.
Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input) ke
dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi keluaran (output).
Dalam model ini masukan biasanya dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus
diolah oleh sistem politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan public yang diberi oleh
pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat.
Dalam perspektif ini, maka efektifitas sistem politik adalah kemampuannya untuk
menciptakan kesejahteraan bagi rakyat. Seperi yang di paparkan oleh joice micher dalam
bukunya Political Analysis and publik polyce, politik adalah pengambilan keputusan kolektif
atau kebijakan umum untuk seluruh masyarakat.
C. Kontribusi Agama Dalam Bidang Politik
Agama sangat penting disegala aspek kehidupan umat manusia dan selain itu agama
juga berperan untuk menenangkan jiwa dan raga, hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh
Karl Marx, yang mengatakan bahwa agama ialah rintihan kekecewaan mahluk tertindas, atas
sesuatu perasaan terhadap dunia yang kejam (Ramli Awang, 1995). Jadi dengan agama yang
kita yakini hidup akan lebih baik dan indah, karena dengan agama kita akan lebih bijak dalam
menyikapi sesuatu dan oleh karena itu agama dibutuhkan oleh setiap umat manusia.
Dalam hal ini agama yang dimaksudkan oleh penulis adalah islam, karena islam
adalah solusi. Solusi dari segala permasalahan didunia ini dengan kesempurnaan ajarannya.
Kesempurnaan ajaran islam dapat ditelaah dari sumber aslinya, yaitu Alqur’an dan
Sunnah yang mengatur pola kehidupan manusia, mulai dari hal yang terkecil sampai hal yang
terbesar yaitu mulai dari ekonomi, social, politik, hokum, ketatanegaraan, budaya, seni, dan
ahlak/ etika dan lain sebagainya.
Ajaran Islam merupakan rahmatan lil’alamin (rahmat bagi semesta alam). Artinya
islam selalu membawa kedamaian, keamanan, kesejukan, dan keadilan bagi seluruh mahluk
hidup yang berada diatas bumi ini. Islam tidak memandang bentuk atau rupa seseorang
bahkan tidak membedakan derajat atau martabat manusia dalam level apapun.
Islam bukan semata agama (a religion) namun juga sebagai system politik (a political
system), dan islam lebih dari sekedar agama. Islam mencerminkan teori-teori perundang-
undangan dan politik. Islam merupakan system peradaban yang lengkap, yang mencangkup
agama secara bersamaan (M. Dhiaduddin Rais, 2005:1)
Dalam hal politik, islam mengatur bagaimana seorang pemimpin harus bersikap
terhadap rakyatnya, dan bagaimana seorang pemimpin ada pertanggung jawaban atas apa
yang telah dilakukan terhadap rakyatnya diakhirat nanti, sehingga ada batas-batasan yang
diberikan terhadap seorang pemimpin.
D. Antara Politik dan Agama Tidak Dapat Dipisahkan
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap benda yang bernyawa maupun yang tidak
bernyawa mempunyai saling keterkaitan antara satu sama lain. Hal inipun sama seperti
agama dan politik. Karena politik merangkum makna yang cukup luas, dan bukan saja
sekedar tertumpu pada aspek pentabiran dan tata kenegaraan semata-mata, tetapi hubungan
sesama manusia, dan kehidupan sehari-hari dikatakan juga sebagai politik. Karena kegiatan
apa saja yang kita lakukan ialah masih mengandung unsur politik, dan mungkin saja kita bisa
keliru apa yang dimaksudkan dengan politik itu, namun inilah hakekat yang sesungguhnya.
Dan agama yang sebagai satu kepercayaan dan pegangan merupakan aspek utama
dalam kehidupan termaksud dalam kegiatan berpolitikkan. Karena apa saja yang kita
lakukan sangatlah perlu mengikuti jalan-jalan yang di tetapkan oleh agama, dan jika ini
bertentangan dengan agama maka otomatis akan terdapat masalah-masalah dan kerumitan
yang akan timbul nantinya.Karena dari itu, politik bertolak belakang dari pada aqidah dan
juga tidak beralaskan tasawur dan syumul yang ditetapkan.
Dari sinilah, islam tidak terpisahkan dari politik, dan politik tidak tersisihkan dari
agama, dan hakekat inilah yang melahirkan suatu ungkapan yang menggambarkan suatu
rumusan yang diakui oleh umat islam secara ij’mannya. Apa yang ada dalam agama sehingga
menyebabkan politik tidak tersisih darinya, hal ini membuat kita bertanya-tanya. Dan dalam
penjabaran jawabannya akan ada kata aqidah yang maknanya sangat mendalam, dan besar.
Karena dalam agama terdapat aqidah yang mendukungnya, dan aqidah merupakan asaz
dalam agama. Karena jika aqidah itu pincang, maka pincanglah agama itu sendiri.
Ciri-ciri aqidah Islam yang menyebabkan politik tidak tersisih daripada agama.
1. Aqidah Islam adalah aqidah yang menyeluruh (syumul).
Aqidah Islam yang menyeluruh membawa pengertian bagi semua aspek. Baik
dalam aspek rohaniah maupun jasmaniah, dan gabungan dari kedua aspek ini
memungkinkan kepada keutuhan politik dan agama. Dan disini tidak akan timbul
politik yang tersisih dari agama.
2. Aqidah Islam adalah aqidah yang kekal
Aqidah Islam merupakan aqidah yang kekal karena ia beralaskan kepada asas-
asas yang kekal. Hal ini berlainan dengan setengah agama ataupun ideologi yang
berdasarkan kepada materialisme semata. Yang selain mengasaskan kepercayaan
atau pegangan kepada asas-asas yang bersifat sementara, seperti kenegerian,
kebangsaan, maupun perkauman. Karena pegangan yang teguh dan erat
menyebabkan politik tidak akan tergelincir dari landasan agama untuk selama-
lamanya.
3. Aqidah Islam adalah aqidah yang sesuai sepanjang masa
Memang maunya kita politik itu bersesuai dengan jaman, dan dalam hal ini
Islam yang berlandaskan aqidah merupakan ajaran yang bersesuai dengan tempat dan
waktu. Kita tidak mau aspek politik yang kita uruskan itu, hanya sesuai dengan
masa-masa yang tertentu saja, dan tentunya keributan-keributann itu tidak berlaku
pada aspek politik jika aqidah yang di junjung itu sesuai sepanjang masa.
Dan inilah arah dan hala yang sedang dicari dan dituju oleh manusia-manusia
era moodernisme sekarang ini yang telah menyadari akan ketidak sesuaian berbagai
teori, ideologi dan kepercayaan yang direka dan dicipta oleh manusia yang
bercanggah (bercabang) dengan tabiat simulasi insan dan kehidupan.
4. Aqidah Islam penyelamat umat
Aqidah Islam dapat menyelamatkan manusia dari segala macam bentuk
penindasan, termasuk penindasan politik. Ini karena dalam Islam semua mahluk
(manusia) adalah sama dimata tuhan, tidak melihat keturunan maupun derajat.
Seperti yang disabdakan oleh nabi Muhammad SAW :
Manusia adalah sederajat, seperti gigi sikat, tidak ada kelebihan antara orang Arab
maupun orang Ajam, kecuali takwanya.
Menjadi kewajiban umat untuk menegur dan membetulkan penyelewengan dan
penyalahgunaan kuasa yang menyebabkan penindasan dan kezaliman diatas muka
bumi, seperti pemerintah dan rakyatnya. Karena Al-Qur’an telah merekamkan
banyak contoh yang waqii (yang benar-benar berlaku) sehingga menjadikan kita
benar-benar merasakan betapa tingginya aqidah Islam ini dalam ketinggian ilmu
serta kemuliaan hidup manusia.
5. Aqidah Islam penyusun nilai hidup
Dalam aqidah Islam, penyusunan dan pengaturan nilai-nilai hidup berlaku.
Berlainan dengan ideologi-ideologi yang lain, yang dimana meletakkan kekuatan dan
kekuasaan sebagai nilai utama, serta materialistik sebagai hal yang primer dalam
kehidupan. Jika ini berlaku sudah pasti aspek politik dalam Islam akan tercemar.
Aqidah Islam memusatkan alam semesta dan kehidupan manusia diatas asas
nilai-nilai yang mutlak, umum dan tetap hak serta hakiki, iaitu nilai keimanan kepada
yang maha penguasa (Allah).
E. Masalah-Masalah Yang Akan Timbul Apabila Agama dan Politik Dipisahkan.
Pemisahan sesuatu perkara dari induknya akan mendatangkan masalah dan kerumitan,
inipun akan berlaku pada politik itu sendiri. Apabila politik itu tidak berada pada dasar
agama, dan ini membuat haluan politik itu akan terombang ambing. Dan rintangan dan
halangan yang tertentu akan menjadikan politik itu terhanyut di telan masa (waktu). Dan
kemelut ini akan terus berkepanjangan jika tidak diambil tindakan yang segera.
Dan adapun masalah-masalah yang akan timbul, apabila politik dan agama dipisahkan
adalah :
1. Wujud ketidak adilan dalam politik
Setiap manusia didunia ini memiliki hak dan kewajibannya masing-masing, dan
hak ini tidak boleh dicampuri maupun dikotori oleh manusia-manusia lain karena
akan membuat ketimpangan dalam politik, yaitu akan terjadinya ketidak adilan antara
yang kuat dengan yang lemah, dan ketidak adilan simiskin dengan sikaya. Jika politik
itu tidak beralaskan dengan aqidah dengan agama maka akan terjadi ketimpangan itu.
Dan yang dapat mencegah semua ketimpangan itu hanyalah aqidah dan agama, yang
mengatur semua antara hak dan batil.
2. Wujud penyelewengan dalam politik
Dalam politik, amanah memainkan peranan yang sangat penting. Dan jika sifat
ini tidak ada dalam setiap diri individu maka akan terjadi penyelewengan dalam
politik. Hak seseorang individu itu pastinya akan dipergunakan oleh individu yang
lain untuk kepentingan mereka sendiri. Dan oleh sebab itu perlu adanya landasan
yang mengatur politik itu, yaitu aqidah dan agama. Karena kehidupan ini dikatakan
sebagai kehidupan yang bukan hakiki tetapi kehidupan yang bathil dan bersifat sesaat.
Perbuatan dan sangkaan yang tidak menghasilkan nilai-nilai yang baik (hakiki),
namun hanya menghasilkan kepalsuan, hanya ada kehampaan dan kesia-siaan.
3. Wujud keributan dalam politik
Sesuatu perkara yang tidak ditunjangi oleh agama dan aqidah, pasti nantinya
akan mendatangkan prahara dan keributan dalam kehidupan manusia itu sendiri, dan
bukan hanya sekedar itu saja namun bisa menghancurkan manusia itu sendiri.
Manusia akan mencari arah dan tujuan mereka, pada waktu itu keadaan mulai genting,
dan membuat manusia saling menuding kesalahan antara satu sama lainnya. Dan
nilai-nilai murni yang terbina atas dasar ukhuwah (persaudaraan) akan menjadi pudar
dan bisa juga hilang.
F. Norma Politik Serta Prinsip Politik Dalam Islam
Dalam pelaksanaan politik, Islam juga memiliki norma-norma yang harus
diperhatikan, karena norma-norma ini merupakan karakteristik pembeda politik Islam dari
sitem politik lainnya.
Norma Politik Islam diantaranya adalah:
1. Politik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan, dan bukan dijadikan
tujuan akhir satu-satunya.
2. Politik Islam berhubungan dengan kemaslahatan umat
3. Kekuasaan mutlak adalah milik Allah
4. Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur alam ini secara baik
5. Mengangkat pemimpin didasari atas prinsip musyawarah
6. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya, setelah taat kepada Allah dan Rasul
7. Islam tiddak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan negara.
Prinsip politik dalam Islam
1. Berdasaarkan atas 3 azas :
a. Tauhid, mengesakan Allah SWT sebagai pemilik kedaulatan yang tertinggi.
Pandangan Islam terhadap kekuasaan tidak terlepas dari ajaran tauhid, bahwa
penguasa tertinggi dalam kehidupan manusia, termaksud dalam kehidupan
politik dan bernegara adalah Allah SWT.
b. risalah, medium perantara penerimaan manusia terhadap hukum-hukum Allah
SWT.
Manusia baik dia pejabat pemerintah atau rakyat jelata adalah khalifahnya,
mandataris atau pelaksana amanahnya dalam kehidupan.
c. khalifah, pemimpin atau wakil Allah dibumi
pemerintah baru wajib dipatuhi kalau politik ddan kebijaksanaannya merujuk
kepada Alqur’an dan Al’hadist dan tidak bertentangan dengan keduanya
2. Atas dasar siasyah, meliputi :
- Musyawarah
- Pembahasan bersama
- Tujuan bersama, untuk mencapai suatu keputusan, dari suatu masalah yang
dihadapi bersama
- Keadilan
- Al-musawah (persamaan)
- Al- hurriyyah (kemerdekaan/ kebebasan)
- Perlindungan jiwa raga, dan harta masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan disusunnya makalah Agama dan Politik, penyusun menyimpulkan bahwa
agama dan politik tidak dapat dipisahkan karena dalam mengambil suatu kebijakan
maupun keputusan kita harus berlandaskan dengan aturan-aturan yang ditetapkan yaitu,
Al-qur’an dan Al-hadist guna mencapai ataupun mendapatkan hasil dan kebenaran
dalam kemaslahatan umat.
Apabila dalam kegiatan berpolitik tidak mengikuti ajaran-ajaran dalam Al-qur’an
dan Al-hadist maka akan terjadi pertimpangan dan penyelewengan antara manusia itu
dalam sebuah komunitas (Negara), karena bila kita hanya mengikuti nilai dunia dan
tidak menghendakki nilai yang hakiki (akhirat) maka hanya kesia-siaan bagi manusia
dan ini akan mendatangkan prahara besar dalam komunitas (Negara tersebut). Karena
agama (Islam) sudah mengatur nilai-nilai serta kehidupan yang harmonis guna mencapai
kesejahteraan dan kemaslahatan, baik yang bersifat duniawi maupun yang bersifat
hakiki.
B. Saran dan Kritik
Semoga dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan para pembaca serta
penulis khususnya dapat mengetahui cara berpolitikkan yang baik dan benar menurut
aqidah Islam, dan mengetahui kontribusi agama serta norma-norma dan aturan berpolitik
dalam agama (Islam) agar kita semua jauh dari prahara yang tidak diinginkan, dan guna
mencapai nilai-nilai yang hakiki untuk kemaslahatan kita nantinya.
Dan penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari apa
yang diharapkan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritikkan dari pembaca, rekan-
rekan mahasiswa, serta kepada dosen pembimbing mata kuliah Sosiologi Agama
khususnya, yang bersifat membangun guna dalam penyusunan makalah kedepannya bisa
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama(diakses,1-Desember-2013)
http://www.pitikkedu.net/2013/09/pengertian-agama-definisi-agama-secara.html(diakses,1-
Desember-2013)
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-agama-menurut-para-ahli.html(diakses,1-
Desember-2013)
http://clemensbudip.wordpress.com/2012/04/18/latar-belakang-politik/(diakses,3-Desember-
2013)
http://no19gangsa9.tripod.com/khazanah/politiknagama.htm(diakses,6-Desember-2013)
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum warrahmatullahi wabbarakatuh.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada penulis, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sosiologi
Agama tentang “Agama dan Politik”.
Dengan selesainya tugas makalah ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukkan-masukkan yang positif kepada penulis. Terutama kepada Dosen
Pembimbing, penulis mengucapkan banyak terimakasih juga kepada rekan-rekan yang telah
membantu penulis.
Makalah Sosiologi Agama tentang “Agama dan Politik” ini disusun bertujuan agar kita
mengetahui apa saja pengaruh serta kontribusi agama terhadap politik, dan berpolitik seperti
apa yang baik dalam aqidah Islam.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
baik dalam teknik penyajian maupun materi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangunn dari rekan-rekan guna untuk menyempurnakan makalah ini
untuk kedepannya.
Demikian makalah yang penulis susun, semoga dapat bermanfaat untuk para pembaca,
rekan-rekan mahasiswa, dan penulis khususnya.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabbarakatuh.
Bima, 8, Desember, 2013
(Kelompok IV)
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………...
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
BAB I…………………………………………………………………………………....
PENDAHULUAN………………………………………………...................................
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
BAB II…………………………………………………………………………………..
PEMBAHASAN………………………………………………………………………..
A. Pengertian Agama dan Pemaknaannya Menurut Para ahli.
B. Pengertian Politik Beserta Komponen-komponennya.
C. Kontribusi Agama Dalam Bidang Politik.
D. Antara Politik dan Agama Tidak Bisa Dipisahkan.
E. Masalah Yang Akan Timbul, Apabila Politik dan Agama Dipisahkan.
F. Norma Politik dan Prinsip Politik Dalam Islam.
BAB III…………………………………………………………………………………..
PENUTUP……………………………………………………………………………....
A. KESIMPULAN.
B. KRITIK DAN SARAN.
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
MAKALAH
SOSIOLOGI AGAMA
TENTANG
AGAMA DAN POLITIK
DOSEN PEMBIMBING : M. Tahir, S.ag
DI SUSUN OLEH : KELOMPOK IV (EMPAT)
KETUA : SALMAH
ANGGOTA : MUHAMMAD FITRAH
NURFITRIANI
TURAYA
FADLU RAHMAWATI
TARMIZIN
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN SOSIOLOGHI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( STKIP-BIMA )
TAHUN AJARAN 2013-2014