Download - Tgs m5 Roly
1. Format Laporan Mingguan:
2. Format Laporan Tugas Minggu 5 :
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Judul : BATUAN SEDIMEN
Disusun Oleh :
Nama :
NIM :
DOSEN PEMBINA : HERI PRABOWO, ST. MT.
PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI GEOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
PERTEMUAN 5
IDENTIFIKASI MINERAL BATUAN DAN BAHAN GALIAN
Maksud dan Tujuan
Latar Belakang Di bumi ini terdapat banyak sekali kandungan sumber daya alamnya, diantaranya yaitu batuan dan bahan tambang. Batuan dan bahan tambang mempunyai manfaat yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral, batuan penyusun kerak bumi berdasarkan kejadiannnya (genesis), tekstur, dan komposisi mineralnya dapat dibagi menjadi 3, yaitu : Batuan beku (Igneous Rocks), Batuan sedimen (Sedimentary Rocks), Batuan metamof/malihan (Metamorphic Rocks).
Batuan dan mineral merupakan sumber daya alam yang banyak dibutuhkan dan digunakan untuk kehidupan manusia, dan bahan dasar industri. Batuan terbentuk dari kumpulan magma yang membeku di permukaan bumi dan berakhir menjadi berbagai jenis batuan. Sedangkan mineral terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom yang tersusun secara teratur, mineral merupakan komponen batuan yang membentuk lapisan kerak bumi. Bahan tambang di Indonesia terdapat di darat dan di laut. Bahan tambang jika diolah memerlukan modal yang banyak, tenaga ahli dan teknologi yang tinggi. Sedangkan untuk memperolehnya, dapat juga dilakukan secara tradisional seperti mendulang emas dan lain-lain.
1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan disusunnya makalah ini adalah :
1. Menambah pengetahuan tentang defenisi batuan dan bahan tambang.
2. Mengetahui jenis-jenis batuan dan bahan tambang.
3. Mengetahui lebih dalam pemanfaatan batuan dan bahan tambang.
B. Manfaat
BAB II DASAR TEORI
A. Pengertian Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang
berupa bahan lepas. Hutton (1875; dalam Sanders, 1981) menyatakan Sedimentary rocks
are rocks which are formed by the “turning to stone” of sediments and that sediments, in
turn, are formed by the breakdown of yet-older rocks. O’Dunn & Sill (1986)
menyebutkan sedimentary rocks are formed by the consolidation of sediment : loose
materials delivered to depositional sites by water, wind, glaciers, and landslides. They
may also be created by the precipitation of CaCO3, silica, salts, and other materials from
solution (Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai
material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran
gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh
penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain. Menurut Tucker
(1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya
2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di
permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.
Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara
lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan
ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.
B. Golongan Detritus Halus
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal
sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu
lempung dan Napal.
B. Batuan Sedimen
1. Golongan Detritus
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal
sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu
lempung dan Napal.
Batuan sedimen ini diendapan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golonganbesar
dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuantersebut
berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat
ataudilingkungan air (laut).Batuan yang berukuran besar seperti breksi dapat terjadi
pengendapan langsung dariledakan gunungapi dan diendapkan dilingkungan air seperti
sungai, danau, atau laut. Batuankonglomerat biasanya diendapkan dilingkungan sungai
dan batuan batupasir dapat terjadidilingkungan laut, sungai, danau maupun delta. Semua
batuan tersebut di atas termasuk kedalam
golongan detritus kasar
, sedangkan
golongan detritus halus
terdiri dari batu lanau,serpih, batulempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini
pada umumnyadiendapkan dilingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam
2. Golongan Karbonat
Batuan sedimen karbonat terbentuk dari hasil proses kimiawi, dan juga proses biokimia.
Kelompok batuan karbonat antara lain adalah batugamping dan dolomit.
1. Mineral utama pembentuk batuan karbonat adalah:
a. Kalsit (Calcite) (CaCO3)
b. Dolomit (Dolomite) (CaMg(CO3)2)
2. Nama-nama batuan karbonat:
a. Mikrit (Micrite) (microcrystalline limestone), berbutir sangat halus, mempunyai warna
kelabu cerah hingga gelap, tersusun dari lumpur karbonat (lime mud) yang juga dikenali
sebagai calcilutite.
b. Batugamping oolitik (Oolitic limestone) batugamping yang komponen utamanya terdiri
dari bahan atau allokem oolit yang berbentuk bulat
c. Batugamping berfosil (Fossiliferous limestone) merupakan batuan karbonat hasil dari
proses biokimia. Fosil yang terdiri dari bahan / mineral kalsit atau dolomit merupakan
bahan utama yang membentuk batuan ini.
d. Kokina (Coquina) cangkang fosil yang tersimen
e. Chalk terdiri dari kumpulan organisme planktonic seperti coccolithophores; fizzes
readily in acid
f. Batugamping kristalin (Crystalline limestone)
g. Travertine terbentuk dalam gua batugamping dan di daerah air panas hasil dari proses
kimia
h. Batugamping intraklastik (intraclastic limestone), pelleted limestone
3. Golongan Silika
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan
foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang
terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di
lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada
lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya
tergantung pada material penyusunnya.
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk
lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah
diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan ini terhasil dari proses
kimiawi dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi
silika seperti diatomae, radiolaria dan sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat
menjadi batuan bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti
kalsium karbonat. Kelompok batuan silika adalah:
1. Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal dari
organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).
2. Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses lelehan,
masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah hingga
gelap. Rijang dapat terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok organisme bersilika,
atau dapat juga dari proses diagenesis batuan karbonat.
Batuan Sedimen Batubara/Sedimen Organik
Batuan ini terbentuk dari material organic yang berasal dari tumbuhan. Untuk batubara
dibedakan berdasarkan kandungan unsure karbon,oksigen, air dan tingkat
perkembangannya. Contohnya lignit, bituminous coal, anthracite.
4. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur – unsur organik yaitu dari tumbuh – tumbuhan.
Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang
tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan
terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan
sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
5. Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang
cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang
tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur – unsur tertentu. Dan
faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan
dari larutan tersebut. Batuan – batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip,
anhidrit, batu garam.
C. Penggolongan dan penamaan batuan sedimen
1. Batuan sedimen klastik
Pengelompokan batuan sedimen klastik didasarkan pada ukuran butir batuan sedimen
klastika yang umumnya mengikuti Skala Wentworth (1922, dalam Boggs, 1992).
Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara megaskopik. Ukuran butir
lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan tangan masih terasa ada butir seperti
pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa sangat halus dan lembut di
tangan, tidak terasa ada gesekan butiran seperti pada lanau, dan bila diberi air akan terasa
sangat licin.
Batulempung adalah batuan sedimen klastik yang ukuran butirnya ukuran lempung;
batulanau adalah batuan sedimen klastik yang berukuran lanau; batupasir adalah batuan
sedimen klastik yang ukuran butirnya pasir, sedangkan konglomerat dan breksi adalah
batuan sedimen klastik yang ukuran butirnya mulai dari lempung hingga bongkah.
Konglomerat dan breksi dibedakan berdasarkan perbedaan bentuk butirnya, dimana
bentuk butir konglomerat membundar sedangkan breksi memiliki bentuk butir yang
menyudut. Klasifikasi ukuran butir yang dipakai dalam pengelompokkan batuan sedimen
klastik menggunakan klasifikasi.Ukuran butir yang digunakan adalah skala Wenworth
(1922), yaitu :
Ukuran Butir (mm) dan Nama Butir Nama Batuan
> 256 Bongkah (Boulder) Breksi : jika fragmen
64-256 Berangkal (Couble) berbentuk runcing
4-64 Kerakal (Pebble) Konglomerat : jika membulat
2-4 Kerikil (Gravel) fragmen berbentuk membulat
1-2 Pasir Sangat Kasar(Very Coarse Sand)
1/2-1 Pasir Kasar (Coarse Sand)
1/4-1/2 Pasir Sedang (Fine Sand) Batupasir
1/8-1/4 Pasir halus (Medium Sand)
1/16-1/8 Pasir Sangat Halus( Very Fine Sand)
1/256-1/16 Lanau Batulanau
<1/256 Lempung Batulempung
Besar butir dipengaruhi oleh :
1. Jenis Pelapukan
2. Jenis Transportasi
3. Waktu/jarak transport
4. Resistensi
Batugamping ada yang bertekstur klastik,pembentukannya terbentuk dari sedimentasi dari
kalsit,batugamping ataupun mineral karbonatan lainnya.Batu gamping klastik terbagi lagi
berdasarkan ukuran butirnya yaitu menjadi:
Kalsirudit : butiran berukuran rudit (granule)
Kalkarenit : butiran berukuran arenit (sand)
Kalsilutit : butiran berukuran lutit (clay)
3. Batuan sedimen nonklastik
Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses kimiawi,
seperti batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan rijang sebagai proses
kimiawi. Batuan sedimen non-klastik dapat juga terbentuk sebagai hasil proses organik,
seperti batugamping terumbu yang berasal dari organisme yang telah mati atau batubara
yang berasal dari sisa tumbuhan yang terubah. Batuan ini terbentuk sebagai proses
kimiawi, yaitu material kimiawi yang larut dalam air (terutamanya air laut). Material ini
terendapkan karena proses kimiawi seperti proses penguapan membentuk kristal garam,
atau dengan bantuan proses biologi (seperti membesarnya cangkang oleh organisme yang
mengambil bahan kimia yang ada dalam air).
Dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat kompleks, dan sukar untuk dibedakan
antara bahan yang terbentuk hasil proses kimia, atau proses biologi (yang juga melibatkan
proses kimia secara tak langsung). Jadi lebih sesuai dari kedua-dua jenis sedimen ini
dimasukan dalam satu kelas yang sama, yaitu sedimen endapan kimiawi / biokimia. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah sedimen evaporit (evaporites), karbonat
(carbonates), batugamping dan dolomit (limestones and dolostone), serta batuan bersilika
(siliceous rocks), rijang (chert).
D. Tekstur batuan sedimen klastik
1. Ukuran butir
Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan ini terhasil dari proses
kimiawi dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi
silika seperti diatomae, radiolaria dan sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat
menjadi batuan bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti
kalsium karbonat. Kelompok batuan silika adalah:
1. Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal dari
organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).
2. Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses lelehan,
masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah hingga
gelap. Rijang dapat terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok organisme bersilika,
atau dapat juga dari proses diagenesis batuan karbonat.
Batuan Sedimen Batubara/Sedimen Organik
Batuan ini terbentuk dari material organic yang berasal dari tumbuhan. Untuk batubara
dibedakan berdasarkan kandungan unsure karbon,oksigen, air dan tingkat
perkembangannya. Contohnya lignit, bituminous coal, anthracite.
Kemas atau Fabrik
1. Kemas tertutup, bila butiran fragmen di dalam batuan sedimen saling bersentuhan
atau bersinggungan atau berhimpitan, satu sama lain (grain/clast supported). Apabila
ukuran butir fragmen ada dua macam (besar dan kecil), maka disebut bimodal clast
supported. Tetapi bila ukuran butir fragmen ada tiga macam atau lebih maka disebut
polymodal clast supported.
2. Kemas terbuka, bila butiran fragmen tidak saling bersentuhan, karena di antaranya
terdapat material yang lebih halus yang disebut matrik (matrix supported).
Gambar 3.4 memperlihatkan kemas di dalam batuan sedimen, meliputi bentuk
pengepakan (packing), hubungan antar butir/fragmen (contacts), orientasi butir atau arah-
arah memanjang (penjajaran) butir, dan hubungan antara butir fragmen dan matriks.
Gambar 3.4 Batuan sedimen berkemas butir: paking, kontak dan orientasi butir serta
hubungan antara butir matrik.
Pemilahan
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya
bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik.
1. Pemilahan baik, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen tersebut seragam. Hal ini
biasanya terjadi pada batuan sedimen dengan kemas tertutup.
2. Pemilahan sedang, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen terdapat yang seragam
maupun yang tidak seragam.
3. Pemilahan buruk, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen sangat beragam, dari
halus hingga kasar. Hal ini biasanya terdapat pada batuan sedimen dengan kemas terbuka.
Gambar 3.5 Pemilahan ukuran butir di dalam batuan sedimen.
Kebundaran
2. Shape
3. Porositas
Porositas (Kesarangan) adalah ruang yang terdapat diantara fragmen butiran yang ada
pada batuan. Jenis porositas pada batuan sedimen adalah Porositas Baik, Porositas
Sedang, Porositas Buruk.
4. Permeabilitas
Permeabilitas (Kelulusan) adalah sifat yang dimiliki oleh batuan untuk dapat meloloskan
air. Jenis permeabilitas pada batuan sedimen adalah permeabilitas baik, permeabilitas
sedang, permeabilitas buruk.
5. Kemas
Kemas (Fabric) adalah hubungan antara masa dasar dengan fragmen batuan / mineralnya.
Kemas pada batuan sedimen ada 2, yaitu : Kemas Terbuka, yaitu hubungan antara masa
dasar dan fragmen butiran yang kontras sehingga terlihat fragmen butiran mengambang
diatas masa dasar batuan. Kemas tertutup, yaitu hubungan antar fragmen butiran yang
relatif seragam, sehingga menyebabkan masa dasar tidak terlihat).
6. Matrik
7. Semen
Sementasi (Cement) adalah bahan pengikat antar butir dari fragmen penyusun batuan.
Macam dari bahan semen pada batuan sedimen klastik adalah : karbonat, silika, dan
oksida besi.
E. struktur batuan sedimen
1. Berdasarkan asalnya
a.struktur sedimen primer
Adapun struktur sedimen dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis :
1. Struktur Sebelum Endapan
Struktur sebelum endapan dapat ditemui diats lapisan, sebelum lapisan atau endapan yang
muda atau baru di endapkan. Merupakan struktur hakisan seperti terusan (chanel), 'scour
marks', 'flutes', 'grooves', 'tool marking' dan sebagainya. Struktur-struktur ini sangat
penting karena dapat memberikan arah aliran arus.
Adapun contoh struktur sedimen sebelum endapan ini dapat dilihat sebagai beriku
2. Struktur Semasa Endapan
Struktur yang terbentuk semasa proses endapan sedang berlaku termasuk lapisan
mendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro (micro-
crosslamination), yaitu kesan riak.
Adapun contoh struktur sedimen semasa endapan ini dapat dilihat sebagai berikut :
3. Struktur Setelah Endapan
Struktur ini terbentuk setelah sedimen terendap. Kemudian termasuklah strukur beban,
'pseudonodules' dimana sebahagian lapisan pasir jatuh dan masuk kedalam lapisan lumpur
di bawahnya, laminasi konvolut (convolute lamination) dan sebagainya. Struktur
nendatan, hasil dari pergerakan mendatar sedimen yang membentuk lipatan juga termasuk
dalam struktur setelah endapan. Nendatan terdapat di tebing sungai, delta dan juga laut
dalan dan sangat berguna untuk menentukan arah cerun kuno.
Adapun contoh struktur sedimen setelah endapan ini dapat dilihat sebagai berikut :
b. strruktur sedimen sekunder
c. Merupakan struktur yang terbentuk setelah proses sedimentasi dan sebelum
atau saat diagenesa. Hal ini juga menggambarkan keadaan lingkungan
pengendapannya, seperti : tracks,trails, and burrow, load cast, dll.
d. Klasifikasi Struktur Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
Inorganic Structures
Mechanical
(primer)
Chemical
(secondary)
Organic Structures
A. Bedding Geometry
1. Laminations
2. Wavy bedding
B. Bedding internal
structures
1. Cross bedding
2. Ripple bedding
3. Graded bedding
4. Growth bedding
C. Bedding plane
markings (on sole)
1. Scour or current
mark (flutes)
2. Tool marks
(grooves, and so
on)
D. Bedding plane
markings (on
surface)
1. Wave and swash
marks
A. Solution structures
1. Stylolites
2. Corrosion zones
3. Vugs oolicasts
and so on
B. Accretionary
structures
1. Nodules
2. Concretions
3. Crystal aggregate
(spherulites and
rosettes)
4. Veinlets
5. Color banding
C. Composite structure
1. Geodes
2. Septaria
3. Cone in cone
A. Petrifactions
B. Bedding (weedia and
other stromatolites)
C. Miscellaneous
1. Borings
2. Tracks and trails
3. Cast and molds
4. Fecal pellets and
coprolites
2. Pits and prints
(rain, so on)
3. Parting lineation
E. Deformed bedding
1. Load and founder
structures
2. Synsedimentary
folds an d
breccias
3. Sandtsne dikes
and sills
e. Genesa Struktur Batuan Sedimen : Laminasi, Silang siur, Gradasi,
dan Perlapisan
2. Berdasarkan keterbentukannya
a. Struktur organic
Batuan Sedimen Organik/organogen, yaitu batuan sediment yang dibentuk atau di endakan oleh organisme.
Contohnya adalah sebagai berikut.
Batu bara terbentuk dari timbunan sisa tumbuhan di dasar danau/ rawa-rawa, berubah menjadi gambut
selanjutnya menjadi batu bara muda/ batu bara
Endapan diatomae/ kerangka silica/kersik, kerangka tumbuhan bersel satu diatomeae yang banyak hidup
di laut atau didanau garam. Bangkainya tertimbun didasar laut/ danau membentuk batuan sediment
Karang dibangun oleh organisme algae calcareous dank oral. Binatang koral biasanya hidup dilaut yang
tidak dalam, kurang dari 50 meter, cahaya matahai masih tembus sampai ke dasar, temperaturnya t
b. Struktur anorganik
3. Berdasarkan waktu/saat terjadinya
a. Struktur syngenetik
1) Proses fisik
2) Proses biologi
b. struktur epigenetic
1) Proses fisik
2) Proses biologi
4. Genesa struktur-struktur batuan sedimen
a. massif
b. graded bedding
c. laminasi
d. cross laminasi
e. clastik imbricion
f. primary current lineatations
g. fosil orientation
h. load cast
i. flute cast
j. mud crack
k. tool mark
l. rain print
m. flame structure
n. convolute bedding
F. batuan sedimen nonklastik
1. batuan sedimen nonklastik kimiawi
a. batuan sedimen evaporit
1) batuan gips
2) batuan anhidrit
3) halit
b. batuan sedimen silica
- rijang
2. batuan sedimen nonklastik biologi
- Batuan karbonat
3. tekstur batuan sedimen klastik
4. Tekstur batuan sedimen nonklastik
5. batuan karbonat
a. tekstur batuan karbonat
1) besar butir
2) bentuk butir
3) semen
4) matrik
b. struktur batuan karbonat
c. komposisi batuan karbonat
d. tipe-tipe gamping utama
1) tipe gamping kristalin
Batu gamping kristalin merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang terbentuk dari batuan
sediment seperti yang kita kira, batuan sedimen terbentuk dari batuan sedimen, tidak
juga terbentuk dari clay dan sand, melainkan batuan ini terbentuk dari batu-batuan
bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di
laut yang dangkal. Sehingga sebagian perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari
kalsit, dan pada perlapisan yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang
membantu ketahanan dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Sehingga lapisan yang
gelap pada bagian atas batuan ini mengandung sejumlah besar fraksi dari silika yang
terbentuk dari kerangka mikrofosil, sehingga dimana lapisan pada bagian ini lebih tahan
terhadap cuaca.
2) tipe gamping afanitik
3) tipe gamping klastik
4) tipe gamping kerangka
e. proses pembentukan batuan karbonat
1) litifikasi sedimen karbonat
2) pengkristalan kalsium karbonat
3) penggantian material-material lain oleh kalsium karbonat
6. penamaan dan klasifikasi
a. Batuan sedimen klastik
b. Batuan sedimen nonklastik
BAB IV Contoh-contoh Batuan sedimen
klastik
CIRI BATUAN SEDIMEN
Pada umumnya batuan sedimen dapat dikenali dengan mudah dilapangan dengan adanya perlapisan. Perlapisan pada batuan sedimen disebabkan oleh (1) perbedaan besar butir, seperti misalnya antara batupasir dan batulempung; (2) Perbedaan warna batuan, antara batupasir yang berwarna abu-abu terang dengan batulempung yang berwarna abu-abu kehitaman. Disamping itu, struktur sedimen juga menjadi penciri dari batuan sedimen, seperti struktur silang siur atau struktur gelembur gelombang. Ciri lainnya adalah sifat klastik, yaitu yang tersusun dari fragmen-fragmen lepas hasil pelapukan batuan yang kemudian tersemenkan menjadi batuan sedimen klastik. Disamping itu kandungan fosil juga menjadi penciri dari batuan sedimen, mengingat fosil terbentuk sebagai akibat dari organisme yang terperangkap ketika batuan tersebut diendapkan.
TEKSTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIKPada hakekatnya tekstur adalah hubungan antar butir / mineral yang terdapat di dalam batuan. Sebagaimana diketahui bahwa tekstur yang terdapat dalam batuan sedimen terdiri dari fragmen batuan / mineral dan matrik (masa dasar). Adapun yang termasuk dalam
tekstur pada batuan sedimen klastik terdiri dari : Besar Butir, Bentuk Butir, Kemas (Fabric), Pemilahan (Sorting), Sementasi, Porositas (kesarangan), dan Permeabilitas (Kelulusan).
1. Besar Butir adalah ukuran butir dari material penyusun batuan sedimen diukur berdasarkan klasifikasi Wentword.2. Bentuk butir pada sedimen klastik dibagi menjadi : Rounded (Membundar ), Sub-rounded (Membundar tanggung), Sub-angular (Menyudut tanggung), dan angular (Menyudut).3. Kemas (Fabric) adalah hubungan antara masa dasar dengan fragmen batuan / mineralnya. Kemas pada batuan sedimen ada 2, yaitu : Kemas Terbuka, yaitu hubungan antara masa dasar dan fragmen butiran yang kontras sehingga terlihat fragmen butiran mengambang diatas masa dasar batuan. Kemas tertutup, yaitu hubungan antar fragmen butiran yang relatif seragam, sehingga menyebabkan masa dasar tidak terlihat).4. Pemilahan (Sorting) adalah keseragaman ukuran butir dari fragmen penyusun batuan.5. Sementasi (Cement) adalah bahan pengikat antar butir dari fragmen penyusun batuan. Macam dari bahan semen pada batuan sedimen klastik adalah : karbonat, silika, dan oksida besi.6. Porositas (Kesarangan) adalah ruang yang terdapat diantara fragmen butiran yang ada pada batuan. Jenis porositas pada batuan sedimen adalah Porositas Baik, Porositas Sedang, Porositas Buruk.7. Permeabilitas (Kelulusan) adalah sifat yang dimiliki oleh batuan untuk dapat meloloskan air. Jenis permeabilitas pada batuan sedimen adalah permeabilitas baik, permeabilitas sedang, permeabilitas buruk.
PENAMAAN BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Batuan sedimen klastik dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis batuan atas dasar ukuran butirnya. Klasifikasi ukuran butir yang dipakai dalam pengelompokkan batuan sedimen klastik menggunakan klasifikasi dari Wentword seperti yang diperlihatkan pada Tabel berikut :
Skala Ukuran Butir (Wentword)
SKALA WENTWORD
Ukuran Butir Nama
>256
64 – 256
4 – 64
2 – 4
1/16 – 2
1/256 – 1/16
1/256 <
Boulder
Cobble
Pebble
Granule
Sand
Silt
Clay
Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan Sedimen Klastik (berdasarkan ukuran dan bentuk butir)
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Tekstur Ukuran Butir Komposisi Nama Batuan
Klastik Gravel > 2 mm Fragmen batuan membundar
Konglomerat
Fragmen batuan menyudut Breksi
1/16 - 2 mm Mineral kuarsa dominan Batupasir Kuarsa
Kuarsa dan felspar Batupasir Arkose
Kuarsa, felspar, lempung dan fragmen batuan
Batupasir Graywacke
< 1/256 mm Laminasi Serpih
masif Lempung
Proses pelapukan akan memecah dan memisahkan bebatuan menjadi bagian yang lebih kecil, kemudian
diangkut oleh berbagai media dan pada akhirnya diendapkan dalam suatu cekungan dengan lingkungan
pengendapan tertentu. Hasil akhir yang berupa endapan ini akan mengalami proses diagesis atau
pembatuan, yang membuat endapan tersebut mengeras dan padu.
Ada suatu anggapan bahwa endapan atau sedimen adalah sesuatu benda dalam suatu cairan yang bergerak
turun dan berada pada dasar dimana cairan itu berada. Akan tetapi difinisi ini tidak sesuai lagi bagi endapan
dengan media transportasi angin atau eolian dan endapan yang terbentuk dan diendapkan pada tempat yang
sama (tidak mengalami transportasi), seperti terumbu koral. Lebih tepatnya, sedimen adalah suatu
akumulasi benda yang berada pada suatu dasar media transportasi atau pembentuknya. Seperti telah
diketahui bahwa media transportasi dapat berupa cairan, angin, udara, gravitasi atau es.
Berdasarkan asalnya (genesa), batuan sedimen dapat dikelompokan menjadi 5:
1. sedimen kimia, terbentuk langsung dari penguapan suatu cairan seperti gypsum, garam dan sebagian
batugamping;
2. sedimen organik, disusun oleh sisa kehidupan baik binatang maupun tetumbuhan, contohnya
batugamping cangkang dan batubara;
3. sedimen sisa, ini merupakan sisa pelapukan, contohnya laterit dan bouxit;
4. sedimen terigen, dimana partikelnya ditranspor dari tempat lain, contohnya batulanau, batupasir dan
konglomerat;
5. sedimen piroklastika, hasil endapan gunungapi, seperti tuf, pasir gunungapi dan aglomerat.
Ke lima kelompok sedimen ini dapat digolongkan kembali menjadi 2, yakni sedimen klastika
(allochthonous) dan sedimen non-klastika (autochthonous). Sedimen klastika mengalami transportasi dari
tempat asalnya ke dalam lingkungan dimana terendapankan. Sedangkan sedimen non-klastika adalah batuan
sedimen yang tidak mengalami transportasi. Dengan kata lain sedimen non-klastika terbentuk dan
terendapkan di lingkungan yang sama.
Batuan sedimen dibentuk oleh berbagai komponen, yang dapat digolongkan atas:
1. Terrigenous siliciclatic particles: semua partikel yang berasal dari daratan, berukuran dari lempung
sampai krakal. Umumnya berkomposisi silikat (kuarsa, feldspar dan mika).
2. Material kimia/biologis: ini berasal dari proses kimia dan biologis dalam cekungan sediment itu sendiri.
Termasuk di dalamnya adalah hasil ekstraksi air dalam cekungan yang menghasilkan mineral seperti
gipsum, kalsit, dan apatit, juga cangkang karbonat dan silika dari organisme.
3. Material karbonan: terdiri atas sisa tetumbuhan (darat dan laut) dan binatang serta bitumen yang
terkarbonkan.
4. Material authigenic: umumnya mineral yang terbentuk pada waktu proses diagenesis berlangsung. Jadi
mineral ini terbentuk “segera” setelah terjadi pengendapan batuan.
Batuan sedimen klastika dibentuk oleh 3 unsur, yakni komponen (fragmen atau kepingan atau butir),
matriks dan semen. Komponen merupakan unsur yang berukuran lebih besar dalam batuan sedimen
(Gambar V.1), sedangkan matriks mempunyai ukuran lebih kecil dari 0,03mm (Boggs, 1992). Semen
merupakan unsur yang berada di antara komponen dan berfungsi sebagai pengikat komponen dan matriks.
Semen ini terbentuk setelah terjadi pengendapan (post deposition). Pori adalah ruang kosong yang tidak
ditempati oleh butir, matriks maupun semen.
V.1 Tekstur
Tekstur merupakan pokok bahasan (subyek) yang sangat penting dalam batuan sedimen. Pemerian secara
lengkap dan rinci tekstur batuan sedimen akan sangat membantu dalam interpretasi lingkungan dan proses
pengendapan serta kondisi batuan asal atau induknya. Pada hakekatnya tekstur menggambarkan tentang
keadaan fisik kepingan (fragmen) dan hubungan yang terjadi diantara kepingan. Dalam beberapa hal
tertentu, tekstur difinisikan sebagai aspek geometri dari kepingan suatu batuan. Ada tiga faktor yang sangat
penting dalam tekstur, yakni: besar butir, bentuk butir dan fabrik (hubungan antar butir). Bentuk butir terdiri
atas bentuk butiran itu sendiri, kebundaran butir dan tekstur permukaan atau rona mikro dari butiran.
V.1.A Ukuran butir
Ukuran butir merupakan salah satu dari ciri batuan sedimen yang sangat penting. Pada batuan sedimen
klastik ukuran butir berkisar dari ukuran lempung sampai bongkah. Para ahli batuan sedimen pada
umumnya sangat memperhatikan tiga aspek dari ukuran butir (Boggs, 1995):
a. cara mengukur ukuran butir dan bagaimana menyajikannya,
b. metoda analisa data ukuran butir yang umumnya sangat banyak, dan bagaimana menyajikannya dalam
statistik sehingga mempermudah interpretasinya,
c. asal-muasal yang signifikan dari semua data itu.
Pada tahun 1922, C.K.Wenworth memperkenalkan suatu skala (sekarang terkenal dengan nama skala
Wenworth) yang sekarang dipakai sebagai standar ukuran butir (Tabel V.1).
Walaupun sudah ada skala besar butir dari Wentworth tetapi untuk menggambarkan statistik dengan baik
ukuran butir yang begitu beragam untuk batuan sedimen masih mengalami kesulitan. Hal lebih disebabkan
karena ukuran batuan sedimen magnitut dari setiap kelas berbeda dan juga lebih disebabkan umumnya
ukuran butir merupakan bilangan pecahan dalam milimeter. Hal ini tentu menyulitkan dalam penggambaran
dalam grafik. ) adalah skalaIni dapat dihindari dengan cara memakai logaritma. Phi ( logaritma yang
didasarkan pada rumus:
-log2S
adalah ukuran phi dan S merupakan ukuran butir dalam milimeter.dimana Dalam Tabel V.1 tampak
bahwa peningkatan nilai negatif phi menunjukkan peningkatan nilai ukuran dalam milimeter. Sebaliknya,
peningkatan nilai positif phi menunjukkan penurunan ukuran dalam milimeter.
Pada umumnya ukuran butir sedimen akan semakin halus searah dengan transportasi, sebaliknya akan
semakin kasar ke arah asal sedimen. Ukuran butir juga akan semakin halus sejalan dengan menurunnya
energi. Energi yang lebih kuat akan membawa butir yang lebih besar, sebaliknya energi yang lebih lemah
membawa butir yang lebih kecil.
Pemilahan atau sortasi butir batuan sedimen adalah kisaran ukuran butir di sekitar ukuran rata-rata. Di
lapangan atau di laboratorium pemilahan butir dapat diketahui dengan memakai lensa pembesar atau di
bawah mikroskop dengan acuan gambar baku (Gambar V.2).
Menurut Folk (1974), pemilahan dipengaruhi oleh beberapa faktor utama:
1. kisaran ukuran butir sedimen yang memasok lingkungan pengendapan, misalnya jika ombak menghantam
pantai yang dibentuk oleh sedimen glasial dengan butiran dari lempung sampai bongkah, maka sedimen
pantai juga akan mempunyai pemilahan yang jelek; atau suatu sungai beraliran putar (turbulen) yang
melewati suatu singkapan batupasir yang mudah lepas dan mempunyai pemilahan baik, maka endapan
gosong sungai akan mempunyai pemilahan yang baik pula;
2. tipe pengendapan, daerah bean spreading dimana arus bekerja secara kontinue pada lapisan yang tipis
akan terbentuk sedimen berpemilahan jauh lebih baik dibandingkan pada daerah city-dump dimana sedimen
seperti ditumpahkan ke bawah dan secara cepat ditimbun dengan sedimen lainnya.
3. sifat arus, arus yang relatif konstan akan menghasilkan pemilahan yang lebih baik dibandingkan dengan
arus yang mempunyai kekuatan yang berfluktuasi sangat besar dari lemah sampai kuat.
V.1.B Bentuk butir
Bentuk butir (shape) merupakan uraian yang mencakup morfologi butiran, termasuk bentuk keseluruan
(form), kebundaran (roundness) dan tekstur permukaan dari suatu butiran atau kepingan (fragmen). Bentuk
umum merupakan gambaran keseluruhan dari butir, sehingga akan menggambarkan secara tiga demensi
suatu butiran. Kebundaran umumnya diukur dari ketajaman bentuk ujung dari suatu butiran, umumnya
hanya digambarkan dalam dua demensi. Sedangkan tektur permukaan mengacu pada relief permukaan suatu
butir, seperti goresan dan lobang pada permukaan butiran. Perubahan dari bentuk butir ini dapat disebabkan
oleh abrasi terjadi pada waktu transportasi atau pelarutan atau sementasi pada waktu diagenesa. Hubungan
antara bentuk umum, kebundaran dan tekstur permukaan dapat dilihat pada Gambar V.3, sedangkan derajad
kebundaran pada Gambar V.4.
V.1.C Fabric
Fabrik merupakan sifat dari sekumpulan butir yang dipengaruhi oleh orientasi butir dan kemasan atau
packing. Kemasan terutama dipengaruhi oleh ukuran butir, bentuk butir dan derajat kekompakan. Orientasi
butir dan kemasan ini mempengaruhi sifat batuan sedimen secara keseluruhan seperti berat jenis,
kesarangan (porositas) dan kelulusan (permeabilitas).
Butiran dari batuan sedimen dapat berbentuk kepingan (platy) atau bulat lonjong (Boggs, 1995). Ke dua
bentuk ini mempunyai kecenterungan orientasi yang berbeda, yang kepingan akan cenderung terbaring
sejajar dengan bidang perlapisan atau permukaan pengendapan. Sedangkan butiran lonjong, sumbu
terpanjangnya cenderung sejajar dan mengarah ke tempat tertentu. Orientasi butir ini sangat tergantung dari
proses transportasi dan pengendapan, serta kecepatan arus dan kondisi lainnya di tempat pengendapannya.
Jika suatu butiran batuan sedimen mempunyai bentuk memanjang dengan salah satu ujungnya tumpul,
seperti tetesan air mata, maka bagian tumpul inilah yang merupakan bagian yang lebih stabil dibandingkan
ujung lainnya. Sehingga ujung tumpul ini akan mengarah asal arus atau ujung yang lebih runcing ke arah
aliran arus. Pasir dapat membentuk struktur pergentengan (imbrikasi) dengan sumbu panjangnya
membentuk sudut kecil (kurang 20o) dengan arah asal arus (Boggs, 1995).
V.2 Porositas dan permeabilitas
Seperti telah diterangkan di depan bahwa batuan sedimen klastik umumnya terdiri atas butir, matriks dan
semen. Di samping itu batuan sedimen sering kali mempunyai lubang atau pori yang tidak ditempati oleh
butir, matriks atau semen. Pori pori ini sangat penting artinya dalam eksplorasi minyak bumi dan air tanah.
Para ahli geologi yang mendalami minyak bumi (petroleum geologist) dan air tanah (geohydrologist) sangat
sadar pentingnya sifat-sifat pori ini.
V.2.A Difinisi
Kesarangan atau porositas dari suatu batuan adalah perbandingan antara jumlah total pori dan total volume,
mudahnya
Total pori
Kesarangan = ---------------- X 100%
Total volume
Kesarang yang dihasilkan dari rumus ini sering disebut kesarangan mutlak (absolute porosity). Para ahli
geologi yang berkecimpung dalam minyak bumi dan air tanah lebih senang dengan kesarang efektif
(effective porosity), yakni perbandingan antara jumlah pori-pori yang saling berhubungan dan volume
keseluruhan.
V.2.B Jenis Kesarangan
Klasifikasi kesarangan yang ditampilkan dalam Tabel V.2 menunjukkan bahwa kesarangan dapat
dikelompokan menjadi dua: kesarangan primer yang terbentuk pada waktu proses pengendapan batuan atau
segera setelah pengendapan dan kesarangan sekunder yang tumbuh setelah proses pengendapan
berlangsung. Kesarangan primer dipengaruhi oleh 5 faktor penting, yakni besar butir, pemilahan, bentuk
butir, kebundaran dan kemasan.
a. Kesarangan antar butir (intergranular)
Kesarangan antar butir adalah ruang (space) yang terdapat di antara butir-butir dalam batuan sedimen
(Gambar V.5a). Kesarangan jenis ini sangat penting dalam batuan sedimen dan hadir pada hampir semua
batuan sedimen. Meningkatnya diagenesa batuan biasanya diikuti menurunnya porositas jenis ini.
b. Kesarangan dalam butir (intragranular)
Dalam batuan karbonat kesarangan hadir dalam butir atau kepingan batuan. Ini dapat berupa rongga yang
ada pada fosil seperti moluska, koral, briozoa dan fosil renik lainnya seperti foraminifera (Gambar V.5b).
Kesarangan jenis ini akan cepat menurun setelah proses diagenesis berlangsung.
c. Kesarangan antar kristal (intercrystalline)
Kesarangan antar kristal terbentuk di antara individu kristal (Gambar V.5c). Porositas jenis ini sering
dijumpai pada batuan sedimen evavorasi, batuan beku dan batuan malihan. Sering juga dijumpai pada
batuan sedimen yang mempunyai pertumbuhan kristal baik seperti dolomit. Fenestral adalah ruang primer
pada kemasan batuan sedimen lebih besar dari celah pada batuan yang dikuasi butir (grain-supported).
Kesarangan jenis ini sangat umum dijumpai pada batuan karbonat, tidak saja pada karbonat berukuran pasir,
tetapi juga batuan halus dari endapan lagun atau intertidal. Dehidrasi, litifikasi dan keluarnya gas kehidupan
mengakibatkan perarian (laminae) mengkerut, sehingga membentuk fenestral di antara perarian.
. Kesarangan fenestral (Gambar V.5d)
Umumnya ditemukan pada batuan karbonat dan terbentuk karena dehidrasi, litifikasi dan pengeluarag gas;
sehingga membentuk rongga mendatar.
e. Kesarangan moldic (Gambar V.5e)
Mold adalah pori atau rongga yang disebabkan oleh pelarutan butir atau fragmen, umumnya akibat
sementasi. Pelarutan dapat terjadi secara terpilih, hanya pada satu jenis butir. Sehingga kesarangan moldic
ini dapat dibagi lagi, misalnya oomoldic, dan pelmoldic atau biomoldic.
f. Kesarangan vuggy (Gambar V.5f)
Seperti halnya kesarangan moldic, kesarangan vuggy terbentuk pada batuan karbonat. Kesarangan ini
dibedakan dengan kesarangan moldic, karena vuggy memotong fabrik pengendapan primer dari batuan.
Kesarangan vuggy cenderung lebih besar dari kesarangan moldic.
g. Kesarangan retakan (fragture)
Kesarangan jenis ini terbentuk oleh retakan, umumnya dalam batuan getas (brittle), yang disebabkan oleh
beberapa faktor, di antaranya tektonik.
h. Kesarangan stromatactis
Kesarangan stromatactis banyak ditemukan pada lereng “gundukan lumpur” (mudmound) Pleozoik di
seluruh dunia (Sellet, 1988),dengan panjang sekitar 10 cm dan tinggi 1-3 cm.
V.2.C Kelulusan (permeabilitas)
Pada dasarnya kelulusan adalah kemampuan suatu batuan yang sarang untuk dilalui cairan atau mudahnya
kemampuan batuan untuk meloloskan suatu cairan. Istilah ini diperkenalkan oleh Henri Darcy pada tahun
1856. Rumus yang terkenal dengan Rumus Darcy, adalah
LQ= K(P1 – P2)A
dimana Q = kecepatan aliran
K = kelulusan
P1- P2 = tekanan yang berkurang sepanjang media L
A = luas penampang
keketalan (viskositas) cairan
Kelulusan kuantitatif harus diukur di laboratorium, sedangkan kelulusan kualitatif (jelek, sedang dan baik)
dapat dilihat dilapangan dengan meneteskan air pada batuan.
V.3. KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Secara genetis batuan sedimen berasal dari: kimia, organik, residu, terigen dan piroklastika. Akan tetapi
batuan beberapa pengarang tidak memasukan batuan yang berasal dari kegiatan gunungapi (piroklastika) ke
dalam batuan sedimen. Sedangkan Boggs (1992) membagi batuan sedimen berdasarkan unsur pokok yang
membentuknya: terigen-silisiklastik (terrigeneous siliciclastic sediments), kimia/bio-kimia, karbonan dan
autigenik.
1. Unsur terigen-silisiklastik. Proses di daratan baik pada ledakan gunungapi maupun penyusunan kembali
batuan kemudian akan terlapukan dan menghasilkan kepingan berukuran lempung sampai brangkal yang
terdiri atas satu mineral atau lebih (yang disebut batuan). Mineral yang dihasilkan biasanya bersusunan
silika: kuarsa, felsfar dan mika. Sedangkan kepingan batuan dapat berupa batuan sedimen, malihan, beku
ataupun gunungapi. Kedua jenis kepingan yang berasal dari darat ini kemudian diendapkan pada suatu
cekungan. Karena sebagian besar berupa kepingan dari darat dan umumnya mempunyai komposisi silika
maka disebut sedimen terigen-silisiklastik (terrigeneous siliciclastic sediments). Batuan sedimen yang
terbentuk dari endapan seperti ini adalah konglomerat, batupasir, batulempung dan serpih (lihat Tabel 5.3).
2. Unsur kimia/biokimia. Dalam suatu cekungan sedimen, proses kimia dan biokimia dapat membentuk
batuan. Proses ekstraksi dari unsur yang terlarut dalam air cekungan dapat membentuk mineral seperti
kalsit, gipsum dan apatit. Sedangkan sisa kehidupan dapat berupa cangkang, baik yang bersusunan karbonat
maupun silika. Kemudian mineral dan/atau sisa kehidupan ini dapat membentuk batuan sedimen yang unsur
utamanya berasal dari dalam cekungan itu sendiri (intrabasinal sedimentary rocks), seperti batugamping,
rijang, garam dan fospor.
3. Unsur karbonan. Residu karbonan dari tetumbuhan darat dan laut, binatang, bersama dengan bitumen
membentuk sedimen karbonan. Material karbonan lembab dari sisa kayu tetumbuhan merupakan pembentuk
utama dari sebagian besar batubara. Sisa sapropelik (sapropelic residues) dari spora, polen, pito- dan
zooplankton serta serpihan maseral tetumbuhan dapat membentuk batubara jenis cannel dan oilshale.
Unsur autigenik. Mineral yang terbentuk dari presipitasi larutan dalam pori-pori batuan sedimen selama
proses diagenesa unsur sekunder atau autigenik, sebagai contoh kuarsa, fedlspar, lempung, kalsit, gipsum,
barit dan hematit. Unsur jenis ini tidak pernah menjadi unsur utama membentuk batuan sedimen.
Nonklastik
Sudah agak lama tidak membahas mengenai pendidikan dan referensi. Sekarang mau
meneruskan postingan sebelumnya mengenai Macam-macam Batuan sedimen
yaitu Batuan Sedimen Non Klastik.
Batuan Sedimen Non Klastik ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh
organisme atau dari suatu proses kimiawi. Dalam pengertian lain, Batuan Sedimen
Non Klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kegiatan atau aktifitas
organik dan kimiawi. Dan dia tidak tertransportasi seperti halnya Batuan Sedimen
Klastik.
Bicara tentang Batuan ini kita harus tahu strukturnya bagaimana sehingga dapat
membedakannya dengan batuan sedimen klastik.
Mengutip dari bukunya pa Suhartono >> (Suhartono, 1996 : 56-57)
terdapat bermacam-macam Struktur Batuan Sedimen Non Klastik
a. Fossilliferous
b. Oolitik
c. Pisolitik
d. Konkresi
e. Bioherm
f. Cone in cone
g. Biostrom
h. Septaria
i. Geode
j. Styolit
Klo ada pengertian musti ada contoh batuan
Contoh Batuan Sedimen Non Klastik adalah Batu Gamping Terumbu
proses pembentukan Batu Gamping Terumbu berasal dari penggumpalan plankton,
moluska, algae, yang kemudian membentuk terumbu. Jadi, Batu Gamping Terumbu
berasal dari organisme.
Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses kimiawi, seperti batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan rijang sebagai proses kimiawi. Batuan sedimen non-klastik dapat juga terbentuk sebagai hasil proses organik, seperti batugamping terumbu yang berasal dari organisme yang telah mati atau batubara yang berasal dari sisa tumbuhan yang terubah. Batuan ini terbentuk sebagai proses kimiawi, yaitu material kimiawi yang larut dalam air (terutamanya air laut). Material ini terendapkan karena proses kimiawi seperti proses penguapan membentuk kristal garam, atau dengan bantuan proses biologi (seperti membesarnya cangkang oleh organisme yang mengambil bahan kimia yang ada dalam air).Dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat kompleks, dan sukar untuk dibedakan antara bahan yang terbentuk hasil proses kimia, atau proses biologi (yang juga melibatkan proses kimia secara tak langsung). Jadi lebih sesuai dari kedua-dua jenis sedimen ini dimasukan dalam satu kelas yang sama, yaitu sedimen endapan kimiawi / biokimia. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah sedimen evaporit (evaporites), karbonat (carbonates), batugamping dan dolomit (limestones and dolostone), serta batuan bersilika (siliceous rocks), rijang (chert).Batuan Sedimen EvaporitBatuan evaporit atau sedimen evaporit terbentuk sebagai hasil proses penguapan (evaporation) air laut. Proses penguapan air laut menjadi uap mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia yang pada akhirnya akan menghablur apabila hampir semua kandungan air manjadi uap. Proses pembentukan garam dilakukan dengan cara ini. Proses penguapan ini memerlukan sinar matahari yang cukup lama.1. Batuan garam (Rock salt) yang berupa halite (NaCl).2. Batuan gipsum (Rock gypsum) yang berupa gypsum (CaSO4.2H20)3. Travertine yang terdiri dari calcium carbonate (CaCO3), merupakan batuan karbonat. Batuan travertin umumnya terbentuk dalam gua batugamping dan juga di kawasan air panas (hot springs).Batuan Sedimen KarbonatBatuan sedimen karbonat terbentuk dari hasil proses kimiawi, dan juga proses biokimia. Kelompok batuan karbonat antara lain adalah batugamping dan dolomit. Mineral utama pembentuk batuan karbonat adalah: Kalsit (Calcite) (CaCO3) dan Dolomit (Dolomite) (CaMg(CO3)2)Nama-nama batuan karbonat:
1. Mikrit (Micrite) (microcrystalline limestone), berbutir sangat halus, mempunyai warna kelabu cerah hingga gelap, tersusun dari lumpur karbonat (lime mud) yang juga dikenali sebagai calcilutite.
2. Batugamping oolitik (Oolitic limestone) batugamping yang komponen utamanya terdiri dari bahan atau allokem oolit yang berbentuk bulat
3. Batugamping berfosil (Fossiliferous limestone) merupakan batuan karbonat hasil dari proses biokimia. Fosil yang terdiri dari bahan / mineral kalsit atau dolomit merupakan bahan utama yang membentuk batuan ini.
4. Kokina (Coquina) cangkang fosil yang tersimen
5. Chalk terdiri dari kumpulan organisme planktonic seperti coccolithophores; fizzes readily in acid
6. Batugamping kristalin (Crystalline limestone)
7. Travertine terbentuk dalam gua batugamping dan di daerah air panas hasil dari proses kimia
8. Batugamping intraklastik (intraclastic limestone), pelleted limestone
Batuan SilikaBatuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan ini terhasil dari proses kimiawi dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang
berkomposisi silika seperti diatomae, radiolaria dan sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat menjadi batuan bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti kalsium karbonat. Kelompok batuan silika adalah:
Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal dari organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).
Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses lelehan, masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah hingga gelap. Rijang dapat terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok organisme bersilika, atau dapat juga dari proses diagenesis batuan karbonat.
Batuan OrganikEndapan organik terdiri daripada kumpulan material organik yang akhirnya mengeras menjadi batu. Contoh yang paling baik adalah batubara. Serpihan daun dan batang tumbuhan yang tebal dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan lingkungan daratan), apabila mengalami tekanan yang tinggi akan termampatkan, dan akhirnya berubah menjadi bahan hidrokarbon batubara.Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan Sedimen Non-klastik (berdasarkan genesa pembentukannya).
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK
Kelompok Tekstur Komposisi Nama Batuan
An-organik Klastik atau Non-klastik
Calcite, CaCO3 Batugamping Klastik
Klastik atau Non-klastik
Dolomite, CaMg(CO3)2 Dolomite
Non-klastik Mikrokristalin quartz, SiO2 Rijang (Chert)
Non-klastik Halite, NaCl Batu Garam
Non-klastik Gypsum, CaSO4-2H2O Batu Gypsum
Biokimia Klastik atau Non-klastik
Calcite, CaCO3 Batugamping Terumbu
Non-klastik Mikrokristalin Quartz Rijang (Chert)
Non-klastik Sisa Tumbuhan yang terubah
Batubara
BAB V. PENGOLAHAN batuan sedimen
BABVI. KEGUNAAN DAN PEMANFAATAN
BAB V. PEMASARAN.
BAB VI. PENYEBARAN batuan sedimen di sumbar
DAFTAR PUSTAKA