laporan b4 m5 kelompok 3

38
LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL Sistem Stomatognathy 1 Indera Kelompok 3 Andre Kusuma Ruslim 1310015116 Annisa Fairus Syafira 1310015094 Dera Armedita 1310015101 Fika Nor Aida 1310015093 Hosana A.M 1310015095 Mirsa Herdiani 1310015119 Madherisa Paulita 1310015099 Marini Andriyana 1310015092 M. Nadhir Alkaff 1310015106 Wilman Rante Marampa 1310015118 Dosen Tutor : drg. Listiyawati

Upload: majid-marco

Post on 15-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

hey

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan b4 m5 Kelompok 3

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL

Sistem Stomatognathy 1

Indera

Kelompok 3

Andre Kusuma Ruslim 1310015116

Annisa Fairus Syafira 1310015094

Dera Armedita 1310015101

Fika Nor Aida 1310015093

Hosana A.M 1310015095

Mirsa Herdiani 1310015119

Madherisa Paulita 1310015099

Marini Andriyana 1310015092

M. Nadhir Alkaff 1310015106

Wilman Rante Marampa 1310015118

Dosen Tutor : drg. Listiyawati

Program Studi Kedokteran Gigi

Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

2013

Page 2: Laporan b4 m5 Kelompok 3

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan

karunia-Nyalah laporan yang berjudul “Indera” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi kelompok kecil (dkk)

kami. Laporan ini secara garis besar berisikan tentang anatomi dan fisiologi dari indera

penglihatan, pendengaran dan penciuman.

Dalam proses penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. drg. Listiyawati selaku tutor kelompok III yang telah membimbing kami dalam

melaksanakan diskusi kelompok kecil di blok 4 modul 5 mengenai “Indera”

2. Dosen-dosen yang telah mengajarkan materi perkuliahan kepada kami sehingga

dapat membantu dalam penyelesaian laporan hasil diskusi kelompok kecil ini.

3. Teman-teman kelompok III yang telah mecurahkan pikiran dan tenaganya sehingga

diskusi kelompok kecil (dkk) 1 dan 2 dapat berjalan dengan baik dan dapat

menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok kecil (dkk) ini.

4. Teman-teman Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mulawarman angkatan 2013

dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Dan tentunya kami sebagai penyusun mengharapkan agar laporan ini dapat berguna baik

bagi penyusun maupun bagi para pembaca dikemudian hari.

Akhirnya, tak ada gading yang tak retak, tentunya laporan ini sangat jauh dari sempurna.

Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi

tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil diskusi kelompok kecil (dkk) ini.

Page 3: Laporan b4 m5 Kelompok 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................... 11.2. TUJUAN........................................................................................................ 11.3. MANFAAT.................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 STEP 1 : IDENTIFIKASI ISTILAH ASING................................................. 22.2 STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH.......................................................... 22.3 STEP 3 : ANALISIS MASALAH.................................................................. 32.4 STEP 4 : KERANGKA KONSEP.................................................................. 102.5 STEP 5 : IDENTIFIKASI SASARAN BELAJAR........................................ 102.6 STEP 6 : BELAJAR MANDIRI.................................................................... 102.7 STEP 7 : SINTESIS....................................................................................... 11

BAB III PENUTUP3.1. KESIMPULAN ............................................................................................. 223.2. SARAN........................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................23

Page 4: Laporan b4 m5 Kelompok 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem indera merupakan bagian tubuh manusia yang terdiri dari reseptor-reseptor yang

berfungsi untuk menangkap rangsang dari luar untuk diteruskan ke otak dan diubah menjadi

informasi yang akan digunakan untuk menanggapi rangsang tersebut. Sistem indera pada

manusia terbagi menjadi 5, yaitu penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung),

pengecapan (lidah) dan peraba (kulit).

1.2 Tujuan

Setelah melewati modul ini mahasiswa di harapkan mengetahui dan dapat menjelaskan :

- Anatomi dan fisiologi indera penglihatan.

- Anatomi dan fisiologi indera pendengaran.

- Anatomi dan fisiologi indera penciuman.

- Vaskularisasi dan inervasi indera penglihatan, pendengaran dan penciuman.

1.3 Manfaat

Agar mahasiswa dapat mengetahui anatomi dan fisiologi sistem indera dan perannya dalam

bidang kedokteran gigi serta mahasiswa dapat menggunakan ilmu yang didapat sebagai bekal

untuk mempelajari ilmu yang nanti akan dipelajari di blok-blok selanjutnya.

.

Page 5: Laporan b4 m5 Kelompok 3

BAB 2

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 SKENARIO

ADIK KECIL YANG LUCU

Wina mahasiswi kedokteran sangat senang bermain dengan Pandu adiknya yang berusia

1 tahun. Setiap pulang dari kampus wina menyempatkan diri untuk menemani adiknya bermain.

Ia begitu senang menatap mata adiknya yang memiliki iris kecoklatan dan sklera yang putih

bersih. Hari itu sepulang kuliah ia menggoda pandu dengan membunyikan kerincingan di telinga

kanan dan kirinya bergantian. Wina memperhatikan bahwa setiap kali kerincingan dibunyikan di

salah satu telinga maka adiknya akan melirik ke sisi yang sama. Apabila kerincingannya

dibunyikan di belakang kepala maka adiknya akan menolehkan kepala untuk melihat kerincingan

tersebut. Wina gemas dengan tingkah laku adiknya yang lucu. Dengan penuh sayang diciumnya

adiknya. Aroma bedak yang harum membuat wina berkali-kali mencium pipi pandu.

2.2 STEP 1

Identifikasi kata/kalimat yang asing dan sulit :

Iris = bagian berwwarna dari mata yang dapat meluas atau menyempit untuk

mengatur jumlah cahaya yang masuk.

Sklera = lapisan yang tersusun atas jaringan ikat fibrosa yang tampak sebagai bagian

putih pada mata

2.3 STEP 2

Identifikasi Masalah

1. Anatomi struktur indera?

2. Mekanisme pergeraakkan mata?

3. Apa yang menyebabkan keluarnya air mata?

Page 6: Laporan b4 m5 Kelompok 3

4. Mengapa iris mata pada setiap orang berbed?

5. Apa yang menyebabkan mata merah?

6. Proses terjadinya cidera mata?

7. Apa yang menyebabkan mata juling?

8. Proses mendengar?

9. Proses mencium?

10. Proses pengecapa?

11. Proses peraba?

12. Perlindungan diri pada indera?

13. Apabila salah satu indera mengalami gangguan, apakah berpengaruh bagi indera

lainnya?

2.4 STEP 3

Analisis Masalah

1. ~ MATA

Mata terletak di 1/3 rongga orbita, merupakan organ penglihatan yang menerima

rangsangan cahaya dan memiliki diameter 24 mm.

Bola mata terletak didalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak berbentuk

lonjong yang memiliki diameter 2,5 cm.

Disusun oleh os.maxilla, os. Zygomaticum, os. Lakrimale, os. Frontale, os.

Spinoidale dan os.Eitmoidale.

Mata terdiri dari 3 dinding :

Tunika Fibrosa (dinding dari luar kedalam) yang terdiri dari :

Kornea, yang merupakan perpanjangan anterior yang transparan dibelakang

skelera yang berfungsi menstransmisikan cahaya dan memfokuskan berkas

cahaya.

Page 7: Laporan b4 m5 Kelompok 3

Sklera, merupakan lapisan pembungkus jaringan ikat yamh kuat dan fibrosa,

membentuk putih mata dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah

jendela membran bening/kornea, berfungsi untuk melindungi struktur mata

yang sangat halus dan mempertahankan bentuk biji mata.

Tunika Vaskular (bagian tengah) yang terdiri atas :

Iris, merupakan perpanjangan sisi anterior koroid, berwarna bening dan berisi

jaringan ikat, otot radialis dan sirkulasi yang berfungsi mengendalikan

diameter pupil.

Korpus Siliaris, merupakan suatu penebalan dibagian anterior lapisan koroid,

yang mengandung pembuluh darah dan otot siliaris yang melekat pada

ligamen suspensorik, dan merupakan tempat pelekatan lensa mata. Otot ini

penting dalam akomodasi dari penglihatan atau kemampuan untuk mengubah

fokus benda.

Koroid, merupakan lapisan tengah dibawah skela, berpigmen dan

mengandung banyak pembuluh darah disebut lapisan vaskular yang

membentuk iris yang berlubang ditengahnya atau disebut pupil mata.

Pembuluh darah ini meberikan nutrisi bagi retina. Selaput berpigmen yang

terletak diseblah belakang iris yang memancarkan warna kornea dan berperan

dalam menentukan warna mata.Koroid ini bersambung pada bagian depan iris

dan tepat dibelakang iris.

Pupil, yang merupakan ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui

cahaya untuk dapat masuk kebagian anterior mata.

Tunika media yang terdiri atas :

Retina, yang merupakan lapisan paling dalam dibawah koroid, terdiri dari

sejumlah lapisan serabut (sel batang/rods dan sel kerucut/bones), sel-sel saraf,

sel reseptor/ fotoreseptor yang mengubah cahaya energi menjadi impuls saraf.

Sel batang pada retina bertanggung jawab pada penglihatan dimalam hari

untuk mendeteksi cahay dan banyak terdapat dibagian perifer retina,

Page 8: Laporan b4 m5 Kelompok 3

sedangkan sel kerucut untuk mendeteksi warna bertanggung jawab pada

penglihatan dimalam hari dan banyak terdapat ditengah retina.

Mata memiliki Struktur Aksesoris yang terdiri atas :

Otot-otot fasial, yang terdiri dari 2 pasang otot rektus dan sepasang otot obliq,

kedua otot ini memungkinkan mata untuk bergerak kearah horizontal, vertikal dan

menyilang.

Alis mata, yang melindungi mata dari keringat

Kelopak mata (palpebrae), untuk melindungi mata dari kekeringan dan debu

Konjungtiva, merupakan lapisan pelindung tipis epitelium yang melapisi setiap

kelopak (konjungtiva palpebrae) dan terlipat kembali keatas permukaan anterior

bola mata.

Aparatus Lakrimal, penting untuk produksi dan pengaliran air mata. Air mata

keluar melalui pangtum papila lakrimal yang menyambung kekantong lakrimal

yang membuka kedalam duktus nasolakrimal.

Orbita, yang merupakan lekukan tulang yang berisi bola mata, hanya 1/5 rongga

orbita yang berisi bola mata sisanya rongga berisi jaringan ikat dan adiposa. Ada

2 lubang pad aorbita yaitu foramen optik (untuk lintasan saraf optik dan arteri

optalmik), fissura orbital superior (untuk lintasan saraf dan arteri yang berkaitan

dengan otot mata).

Fissura Palpebrae, yang merupakan ruang antara kelopak mata atas dan bawah.

Kantus medial, yang terbentuk dari sambungan medial kelopak mata atas dan

bawah dan Kantus Lateral yang terbentuk dari sambungan lateral kelopak mata

atas dan bawah.

Karunkel, yang merupakan elevasi kecil pada sambungan medial berisi kelenjar

sebasea dan kelenjar keringat.

Bagian Mata terdiri dari :

Camera oculi anterior, yang berada diantara kornea dan iris yang berisi aqueous

humor (cairan bening yang diproduksi oleh prossesus siliaris untuk mencukupi

Page 9: Laporan b4 m5 Kelompok 3

kebutuhan lensa dan kornea. Cairan ini diserap kembali kedalam aliran darah

melalui vena halus yang dikenal dengan saluran Schlemn.

Camera oculi Posterior, yang terletak diantara iris dan lensa, berisi vitreus humor

(gel transparan) yang berperan untuk mempertahankan bentuk bola mata dan

posisi retina pada kornea.

Korpus Siliare, yang merupakan selaput yang menebal didaerah belakang iris

yang berada diantara iris dan koroid, berisi serabut otot silkuler dan jika

berkontraksi maka pupil juga akan ikut berkontraksi.

Bagian Ligamentum Suspensorius, yang berada didepan dan dibelakang lensa dan

berfungsi untuk mengaitkan lensa pada badan siliaris, apabila mengendor lensa

akan mengerut dan menebal bila ligamentum menebal maka lensa akan menjadi

gepeng.

~ TELINGA

Telinga memiliki tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

a. Telinga luar (auris eksterna)

Pada telinga luar terdapat daun telinga dan liang telinga.

Daun telinga (auricular)

Merupakan kerangka tulang rawan yang dilapisi kulit. Pada anteriornya

melekat erap pada perikondrium dan posteriornya melekat secara longgar.

Liang telinga (meatus akustikus eksterna)

Merupakan saluran yang menuju ke arah telinga tengah dan berakhir pada

membrane timpani. Memiliki diameter 0,5 cm dan panjang 2,5 - 3 cm.

b. Telinga tengah (auris media)

Merupakan ruang berisi udara dan terletak di dalam tulang temporal, semua ruangan

dilapisi oleh mukosa dan epitel selapis kubis.

c. Telinga dalam (auris interna)

Page 10: Laporan b4 m5 Kelompok 3

Telinga dalam terdiri dari dua organ, yaitu organ status atau alat imbang dan organ

auditus atau alat dengar.

~ HIDUNG

Hidung terbagi menjadi dua, yaitu hidung luar dan rongga hidung. Hidung luar atau nasus

eksterna adalah bagian hidung yang menonjol ke depan, serta terdapat lubang hidung atau nars

anterior kanan dan kiri. Rongga hidung atau nasus interna (cavum nasal) terdapat di kanan dan

kiri. Pada rongga hidung terdapat konkanasi yang merupakan tonjolan-tonjolan yang terdapat 3

pasang, dan meatusnasi yang terletak di bawah masing-masing konkanasi.

2. Mekanisme pergerakan mata diatur oleh 3 pasang otot :

a. Reaktus medialis dan lateralis

Berkontraksi timbal balik untuk menggerakan mata dari satu sisi ke sisi lainnya. Reaktus

medialis dipersarafi oleh nervus III dan reaktus lateralis dipersarafi oleh nervus VI.

b. Reaktus superior dan inferior

Menggerakan mata ke atas dan ke bawah, dipersarafi oleh nervus III.

c. Obliqus superior dan obliqus inferior

Memutar mata agar lapang pandang tetap pada posisi tegak. Obliqus superior dipersarafi

oleh nervus IV dan obliqus inferior oleh nervus III.

Reaktus medialis dan lateralis serta reaktus superior dan inferior merupakan otot lurus sedangkan

obliqus superior dan inferior merupakan otot melintang.

3. Penyebab keluarnya air mata

Air mata dapat keluar karena adanya refleks psikologis, mekanisme pertahanan, menjaga

kelembapan mata, serta tekanan otot disekitar mata saat menguap.

Page 11: Laporan b4 m5 Kelompok 3

4. Penyebab perbedaan warna pada iris

Iris dapat berbeda-beda warnanya karena adanya lapisan pigmen dan tekstur stroma. Pada

iris yang berwarna biru dan abu-abu memiliki sedikit pigmen, sedangkan iris yang berwarna

coklat mengandug melanofor. Pada penderita albino tidak mengandung pigmen pada stroma dan

epitel iris. Hereditas pigmen coklat lebih dominan daripada biru.

5. Penyebab mata merah

Mata merah di sebabkan oleh iritasi, trauma, infeksi, alergi atau peningkatan tekanan

pada mata. Penyebab tersering mata merah adalah konjungtivis. Infeksi terbesar pertama

disebabkan oleh bakteri sedangkan sebagian kecil disebabkan oleh virus.

6. Cidera mata menyebabkan mata merah atau iritasi yang biasanya disebabkan oleh infeksi,

trauma, alergi, atau reaksi tekanan pada mata.

7. Penyebab mata juling (strabismus) adalah

- sumbu bola mata yang serentak bergerak pada satu titik.

- otot kaku

- bisa karena bawaan sejak lahir atau di peroleh kemudian.

- pengobatan

8. Proses mendengarkan yaitu dimulai dari suara ditangkap oleh daun telinga, kemudian

sampai di gendang telinga menyebabkan getaran yang diteruskan oleh 3 tiga tulang

pendengaran lalu ke rumah siput (koklea) yang didalamnya terdapat cairan limfe yang (akan

bergetar) dan merangsang ujung saraf pendengaran menyebabkan implus saraf menuju ke

otak dan di olah di sana (otak) agar mengenali suara yang ditimbulkan.

Page 12: Laporan b4 m5 Kelompok 3

9. Proses pembauan dimulai dari selaput lendir yang mengandung sel- sel pembau. Pada sel-sel

pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus alfaktorius), yang

selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin

dengan serabut-serabut otak (bulbus olfaktorius). Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap

masuk bersama udara inspirasi mencapai reseptor pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir

hidung, sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian

timbul impuls yang menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi suatu

bundel yang disebut saraf I otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini menembus lamina cribosa

tulang ethmoid masuk ke rongga hidung kemudian bersinaps dengan neuron-neuron tractus

olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah pembau primer pada korteks otak untuk

diinterpretasikan

10. Proses pengecapan diatur oleh sel gustatory yang ada pada taste bud lidah. Ketika suatu zat

kimia yang terlarut mengenai reseptor pada taste bud lidah dan merangsang sel-sel kemudian

timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf VII dan syaraf IX otak untuk diteruskan ke

thalamus dan berakhir di daerah pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian

diinterpretasikan. Pengecapan pada manusia dapat merasakan 5 macam sensasi, yaitu manis,

asin, asam, pahit dan umami. Proses pengecapan sangat dipengaruhi oleh pembauan, apabila

fungsi pembauan terganggu maka fungsi pengecapan juga akan terganggu.

11. Pada kulit terdapat reseptor-resptor yang akan merubah stimulus sentuhan yang akan di

teruskan ke otak untuk diinterpretasikan, reseptor tersebut antara lain :

- Pacini : mendeteksi stimulasi dan tekanan, banyak terdapat jari tangan, payudara, dan

organ genetalia eksterna.

- Meissner: mendeteksi sentuhan

- Ruffini : respon terhadap tegangan

- Krause : tekanan sentuhan

12. Perlindungan diri pada indera

Page 13: Laporan b4 m5 Kelompok 3

- Mata : air mata, kelopak mata, alis, bulu mata.

- Hidung : silia hidung

- Telinga : silia, serumen

- Lidah : Saliva

- Kulit : Rambut, lapisan hipodermis

12. Iya, berpengaruh seperti indera pembau mempengaruhi indera pengecapan

2.5 STEP 4

Kerangka Konsep

2.6STEP 5

Identifikasi sasaran belajar

1. Mahasiswa mampu menjelaskan Anatomi dan fisiologi mata, telinga dan hidung

2. Mahasiswa mampu menjelaskan vaskularisasi dan inervasi mata, telinga dan hidung

INDERA

inervasi dan vaskularisasi

Anatomi

fisiologi

Page 14: Laporan b4 m5 Kelompok 3

2.7 STEP 6

Belajar Mandiri

2.8 STEP 7

Sintesis

ANATOMI MATA

Kornea, merupakan lapisan paling luar mata, berwarna bening, avaskuler, dan terdiri dari 6

lapisan (epitel, membran bowman, stroma, lapisan dua, membran descement, dan lapisan

endotelium), berfungsi untuk menstramisikan cahaya dan memfokuskan berkas cahaya.

Sklera, merupakan struktur mata yang memberi bentuk pada bola mata, perlekatan untuk

otot ekstrinsik, biasa disebut dengan putih mata, menyusun 5/6 bagian bola mata, tersusun

atas anyaman serabut kolagen, pada keadaan normal ukurannya mencapai 1 mm tetapi pada

irensi otot dapat menebal menjadi 3 mm.

Iris, merupakan jaringan berwarna berbentuk cincin , berfungsi untuk mengatur jumlah

cahaya yang masuk, merupakan lanjutan dari koroid dan tersusun atas lapisan vaskuler.

Memiliki 2 serabut otot polos untuk mengecilkan dan memperbesar pupil, terdiri dari otot

silkular (berbentuk serat otot seperti cincin didalam iris, disebut sebagai konstriktor karena

jika berkontraksi pupil akan mengecil dan jika terkena atau dalam keadaan terang untuk

mengurangi jumlah cahaya yang masuk) dan otot radial/ dilator yang merupakan serat otot

yang mengarah keluar dari pupil, serat otot memanjang dan pupil jadi lebih besar terjadi

pada cahaya malam hari agar sinar yang masuk lebih banyak.

Lensa merupakan struktur bikonveks (cembung depan belakang), transparan, dan terletak

dibelakang iris. Sebagai organ fokus utama yang membiaskan cahaya yang terpantul dari

benda yang terlihat yang menjadi bayang jelas pada retina. Lensa dilapisi oleh kapsul elastik

yang dikaitkan dengan korpus siliaris koroid, menempel pada ligamentum supersorium

Page 15: Laporan b4 m5 Kelompok 3

(cembung/datar yang mengatur lensa). Terjadi akomodasi visual dengan melihat benda yang

jauh atau dekat, semakin bertambah umur lensa warnanya semakin kuning dan bertambah

keras.

Koroid, merupakan lapisan tengah dibawah skela, berpigmen dan mengandung banyak

pembuluh darah disebut lapisan vaskular yang membentuk iris yang berlubang

ditengahnya atau disebut pupil mata. Pembuluh darah ini meberikan nutrisi bagi retina.

Selaput berpigmen yang terletak diseblah belakang iris yang memancarkan warna

kornea dan berperan dalam menentukan warna mata.Koroid ini bersambung pada bagian

depan iris dan tepat dibelakang iris.

Retina yang terdapat di 2/3 posterior bola mata, peka terhadap cahaya, mengandung sel

kerucut (mendeteksi warna) dan sel batang (penglihatan dalam gelap).

Memiliki lapisan dari luar kedalam yaitu (lapisan pigmen, lapisan batang dan

kerucut, membran pembatas luar, lapisan inti luar, lapisan fleksifromlunar,

lapisan inti dalam, lapisan pleksifrom dalam, lapisan ganglionik, lapisan

serabut saraf optik, dan membran pembatas dalam).

Terdapat macula yang terdiri dari banyak sel kerucut. Bagian tengah macula

disebut Vovea (lengkungan sentral macula lutea yang tidak memiliki sel

batang), merupakan pusat visual mata sehingga bayangan akan terfokus dan

terinterpretasi dengan jelas dan tajam.

Berfungsi mencegah pantulan dan pembuyaran sinar dalam mata,

menghantarkan impuls saraf dari luar menuju diskus optic (merupakan dimana

titik saraf optic meninggalkan biji mata atau disebut sebagai titik buta).

Struktur eksternal / aksesoris dari mata antara lain :

Otot-otot fasial, yang terdiri dari 2 pasang otot rektus dan sepasang otot obliq,

kedua otot ini memungkinkan mata untuk bergerak kearah horizontal, vertikal dan

menyilang.

Alis mata, yang melindungi mata dari keringat

Kelopak mata (palpebrae), untuk melindungi mata dari kekeringan dan debu

Page 16: Laporan b4 m5 Kelompok 3

Konjungtiva, merupakan lapisan pelindung tipis epitelium yang melapisi setiap

kelopak (konjungtiva palpebrae) dan terlipat kembali keatas permukaan anterior

bola mata.

Aparatus Lakrimal, penting untuk produksi dan pengaliran air mata. Air mata

keluar melalui pangtum papila lakrimal yang menyambung kekantong lakrimal

yang membuka kedalam duktus nasolakrimal.

Orbita, yang merupakan lekukan tulang yang berisi bola mata, hanya 1/5 rongga

orbita yang berisi bola mata sisanya rongga berisi jaringan ikat dan adiposa. Ada

2 lubang pad aorbita yaitu foramen optik (untuk lintasan saraf optik dan arteri

optalmik), fissura orbital superior (untuk lintasan saraf dan arteri yang berkaitan

dengan otot mata).

Fissura Palpebrae, yang merupakan ruang antara kelopak mata atas dan bawah.

Kantus medial, yang terbentuk dari sambungan medial kelopak mata atas dan

bawah dan Kantus Lateral yang terbentuk dari sambungan lateral kelopak mata

atas dan bawah.

Karunkel, yang merupakan elevasi kecil pada sambungan medial berisi kelenjar

sebasea dan kelenjar keringat.

(Sloane, 2003)

FISIOLOGI MATA

1. Refraksi

Refraksi pada kornea yang bertanggung jawab 70 % daya refraktif dan merupakan

penyesuaian kasar pada mata.

Refraksi pada lensa yang berperan sebagai refraksi yang bersisa dan merupakan alat

penyesuaian halus pada mata.

Refraksi pada aqueous humor dan vitreus humor yang berperan dalam reflex minimal.

2. Akomodasi, merupakan proses penyesuaian otomatis pada lensa untuk memfokuskan objek

secara jelas pada jarak beragam. Juga meningkatkan kekuatan lensa untuk melihat pada jarak

Page 17: Laporan b4 m5 Kelompok 3

dekat dan kekuatannya bergantung pada bentuknya dan dikendalikan oleh otot siliaris (struktur

khusus lapisan koroid pada bagian anterior).

3. Adaptasi Gelap dan Terang

Jika berada ditempat terang dalam waktu yang lama maka banyak fotokimiawi yang

terdapat pada sel batang dan sel kerucut menjadi berkurang karena dirubah jadi retinal dan opsin.

Sebagian besar retinal dalam sel batang dan sel kerucut akan dirubah menjadi vitamin A, kedua

efek ini mengubah konsentrasi bahan kimiafotosensitif yang menetap dalam sel batang dan sel

kerucut akan menjadi berkurang disebut sebagai adaptasi terang.

Jika berada ditempat gelap lama maka retinal dan opsin dalam sel batang dan sel kerucut

diubah kembali menjadi pigmen peka cahaya dan vitamin A diubah kembali menjadi retinal

untuk terus menyediakan lebih banyak pigmen peka cahaya dan batas akhirnya ditentukan oleh

jumlah opsin didalam sel batang dan sel kerucut dan bergabung dengan retinal sehingga disebut

sebagai adaptasi gelap.

Sel batang memiliki 2 pigmen berupa retinal dan opsin yang merupakan satu bentuk dari

redopsin yang terurai. Retinal menjadi 11 cis retinal bengkok dan all trans retinal lurus. Opsin

sendiri merupakan protein yang berikatan dengan 11 cis retinal bengkok.

Cahaya yang masuk keretina akan berubah menjadi retinal dan opsin yang berikatan akan

pecah menjadi all trans retinal lurus. All trans retinal lurus akan menyebabkan potensial saraf

kesel batang dan menstimulasi sel bipolar menuju ganglion dan diteruskan kesaraf optik menuju

keotak. Adaptasinya sendiri membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit.

(Sherwood, 2007)

ANATOMI TELINGA

Telinga memiliki tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

a. Telinga luar (auris eksterna)

Page 18: Laporan b4 m5 Kelompok 3

Pada telinga luar terdapat daun telinga dan liang telinga.

Daun telinga (auricular)

Merupakan kerangka tulang rawan yang dilapisi kulit. Pada anteriornya

melekat erap pada perikondrium dan posteriornya melekat secara longgar.

Liang telinga (meatus akustikus eksterna)

Merupakan saluran yang menuju ke arah telinga tengah dan berakhir pada

membrane timpani. Memiliki diameter 0,5 cm dan panjang 2,5 - 3 cm.

b. Telinga tengah (auris media)

Merupakan ruang berisi udara dan terletak di dalam tulang temporal, semua

ruangan dilapisi oleh mukosa dan epitel selapis kubis. Pada telinga tengah terdapat 2 otot

yang berfungsi untuk melindungi telinga dari suara yang keras, yaitu m.Stapedeus dan

m.Tensor timpany

c. Telinga dalam (auris interna)

Telinga dalam terdiri dari dua organ, yaitu organ status atau alat imbang dan

organ auditus atau alat dengar. Struktur telinga dalam juga terbagi menjadi 2, yaitu

labirin tulang dan labirin membranosa.

Labirirn tulang yang berisi cairan perilimfe,melubangi petrosus tulang temporal dan labirin

tulang terbagi menjadi

A. Vestibula

menghubungkan saluran semisirkular dan koklea

dinding lateral menghubungkan venestra vestibuli dan venestra koklea

B. Saluran semisirkular

Berfungsi menjaga keseimbangan tubuh

Page 19: Laporan b4 m5 Kelompok 3

C. Koklea

Skala media (tengah)

labirin membranosa terhubung kesakulus (kantong endilomfe) dan skala

media membentuk terowongan panjang pada koklea dan mencapai ujung

koklea

Skala vestibuli (atas)

Skala vestibuli dan skala media dipisahkan oleh membran

vestibular ,membran ini berfungsi mempertahankan cairan khusus dalam

skala media

Skala timpani (bawah)

Skala timpani dan skala media dipisahkan oleh membran basilar

Labirin membranosa adalah rangkaian tulang berongga dan kantong-kantong, labirin

membranosa memiliki sakulus dan utrikulus yang berhubungan dengan duktus endo limfe.

dan memiliki reseptor equiledum statis yang berfungsi sebagai penyesuaian kepala terhadap

gaya gravitaasi dan equiledum dinamis sebagai penyesuaiankepala saat bergerak/diam

Endolimfe cairan dalam duktus koklearis

Membran vestibularis(tipis) membentuk atap duktus koklearis dan memisahkannya dri

skala vestibular

Membran basilar membentuk lantai atap duktus koklearis dan memisahkannya dari

skala timpani

Sakulus berbentuk gluboid lebih besar dari utrikulus terletak didepan bawah labirin

membranosa

Utrikulus bebtuknya oval terletak dibelakang aras labirin membranosa

(Sloane, 2003)

Page 20: Laporan b4 m5 Kelompok 3

FISIOLOGI TELINGA

Pertama-tama sumber suara menghasilkan getaran yang akan dihantarkan oleh udara,

getaran yang dihantarkan oleh udara akan dierima oleh daun telinga dan masuk ke dalam meatus

akustikus eksterna hingga mencapai membran timpani. Membran timpani akan bergetar oleh

karena getaran yang dihasilkan oleh sumber bunyi dan kemudian akan menggerakkan tulang

pendengaran yang ada pada telinga tengah. Tulang stapes pada telinga tengah akan

menggetarkan oval window yang akan menyebabkan bergetarnya cairan perilimfe yang ada pada

telinga dalam. Bergetarnya cairan perilimfe akan membuat membran basilar bergetar dan akan

mengakibatkan sel-sel rambut pada organ corti bergetar. Getaran yang dihasilkan oleh sel rambut

akan mengasilkan aksi potensial yang akan dihantarkan ke otak melalui N. VIII.

(Guyton & Hall, 2006)

ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG

Kemoreseptor olfaktori adalah neuron khusus yang terletak pada epithelium olfaktori dan langit-

langit rongga nasal. Epithelium olfaktori mengandung sel penunjang, sel basal dan sel olfaktori

(neuron bipolar dendrite yang berakhir pada rambut halus olfaktori yang menonjol dan melapisi

rongga nasal). Hidung memiliki 5 juta reseptor dengan 1000 tipe berbeda.

Pengikatan sinyal bau tertentu dengan reseptor olfaktorius mengaktifkan protein G,

memicu jenjang reaksi intrasel dependen-cAMP yang menyebabkan terbukanya saluran Na+.

Perpindahan ion yang terjadi menyebabkan depolarisasi potensial reseptor yan menghasilkan

potensial aksi di erat aferen. Frekuensi potensial aksi bergantung pada konsentrasi molekul

kimiawi perangsang.

Serat-serat aferen yang berasal dari ujung reseptor di hidung berjalan melalui lubang-

lubang halus di lempeng tulang gepeng yang memisahkan mukosa olfaktorius dari jaringan otak

di atasnya. Serat-serat ini segera bersinaps di bulbus olfaktorius, suatu struktur saraf kompleks

Page 21: Laporan b4 m5 Kelompok 3

yang secara fungsional mirip dengan lapisan retina mata. Bulbus olfaktorius yang kembar, satu

di masing-masing sisi, berukuran buah anggur kecil. Masing-masing bulbus olfaktorius dilapisi

oleh taut-taut saraf kecil mirip-bola yang dikenal sebagai glomerulus (“bola kecil”). Di dalam

setiap glomerulus ini, ujung-ujung sel reseptor yang membawa informasi tentang komponen bau

tertentu bersinaps dengan sel berikutnya di jalur olfaktorius, sel mitral. Karena masing-masing

glomerulus menerima sinyal hanya dari reseptor yang mendeteksi komponen bau tertentu, maka

glomerulus berfungsi sebagai “arsip bau”. Komponen-komponen dari suatu bau disortir ke dalam

glomerulus yang berbeda-beda, satu komponen per arsip. Karena itu, glomerulus, yang berfungsi

sebagai stasiun pemancar pertama untuk pemrosesan informasi bau, berperan kunci dalam

pengorganisasian persepsi bau.

Sel mitral tempat, berakhirnya reseptor olfaktorius di glomerulus menyempurnakan

sinyal baud an memancarkannya ke otak untuk pemrosesan lebih lanjut. Serat-serat yang

meninggalkan bulbus olfaktorius berjalan dalam dua rute berbeda :

1. Sebuah rute subkorteks yang terutama menuju ke daerah-dareah system limbic,

khususnya sisi medial bawah lobus temporalis (diangap sebagai korteks penciuman

primer). Rute ini, yang mencakup hipotalamus, memungkinkan koordinasi erat antara

baud an reaksi perilaku yang berkaitan dengan makan, kawin, dan orientasi arah.

2. Sebuah rute melalui thalamus ke korteks. Seperti indera lain, rute korteks penting

untuk persepsi sadardan diskriminasi halus bau.

(Scanlon & Sanders, 2003)

Page 22: Laporan b4 m5 Kelompok 3

VASKULARISASI DAN INERVASI

MATA

Vaskularisasi: Innervasi :

a. Optalmica N. Okulomotorius

a. Lacrimalis N. Trochlearis

a. ciliaris posterior N. Abducens

a. eithmoidalis posterior dan anterior N. Nasociliaris

a. Supratochlearis Ganglion ciliare

a. Supraorbitalis

v. optalmica superior dan inferior

v. Corticosale

v. Supraorbitalis

v. Supratrochlearis

v. Nasofrontalis

v. Angulis

Page 23: Laporan b4 m5 Kelompok 3

TELINGA

Vaskularisasi:

a. onditori interna (cabang a. cerebralis anterior dan superior)

a. basilaris

a. auditori interna (cabang pertama yaitu a. vestibularis anterior yang memvaskularisasi

utrikulus dan sakulus bagian superior, dan cabang kedua yaitu a. cochlearis comunnis yang

memvaskularisasi semua bagian cochlea kecuali 1/3 bagian basal)

a. vestibularis anterior (memvaskularisasi utriculus dan saculus inferior serta canalis semikularis

bagian posterior)

a. cochlearis communis

v. cochlearis

v. scalae vestibule

v. scalae tympani

v. vestibularis

Innervasi:

N. facialis

N. acusticus

N. olfactorius

N. vestibulokokhlearis

Page 24: Laporan b4 m5 Kelompok 3

HIDUNG

Vaskularisasi:

a. sphenopalatina (cabang a. maxillaris interna)

a. eithmoidalis anterior (cabang a. optalmica, memvaskularisasi 1/3 bagian depan dinding

lateral, 1/3 bagian depan septum nasi)

a. eitmoidalis posterior (memvaskularisasi bagian superior a. facialis)

a. nasalis anterior (cabang a. eitmoidales, a. optalmica, a. carotis interna)

a. nasalis posterior (cabang a. sphenopalatina, a. maxillaris interna)

a. angularis (cabang a. facialis)

a. nasopalatina

v. sphenopalatina

v. facialis

Vv. Labiales

Vv. Eitmoidales anterior dan posterior

Innervasi:

n. Optalmicus (bercabang menjadi n. supratrochlearis, n. infratrochlearis)

n. maxillaris (n. eithmoidale anterior)

n. nasopalatinus

(Putz & Pabst, 2000)

Page 25: Laporan b4 m5 Kelompok 3

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa :

1. Mata merupakan organ yang berperan dalam fungsi penglihatan yang tersusun dari

kornea, sklera, iris, lensa, korpus siliari, koroid, retina dan beberapa organ-organ

aksesoris seperti alis, kelopak mata dan kelenjar air mata.

2. Mata dapat melakukan akomodasi untuk mengatur titik fokus mata, mengkontriksi dan

mendilatasi pupil untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk dan dapat melakukan

adaptasi terang dan gelap

3. Telinga merupakan organ yang berperan dalam fungsi pendengaran dan keseimbangan.

Telinga terbagi menjadi 3 bagian besar, yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga

dalam. Organ dari telinga yang mengatur fungsi pendengaran adalah koklea, sedangkan

fungsi keseimbangan diatur oleh kanalis semisirkularis.

4. Proses penciuman diatur oleh saraf kranial olfaktorius, zat kimia yang ada pada udara di

tangkap oleh kemoreseptor olfaktori yang ada pada hidung dan dilanjutkan ke otak

untuk diinterpretasikan.

1.2 Saran

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami

selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun.

Page 26: Laporan b4 m5 Kelompok 3

Daftar Pustaka

Sherwood, L. (2007). Fisiologi Manusia Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Evelyn, P. C. (2009). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis (2nd ed.). Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Scanlon, V. C., & Sanders, T. (2003). Essential of Anatomy and Physiology 4th edition.

Philadelphia: F.A.Davis Company.

Putz, R., & Pabst, R. (2000). Sobotta, Atlas of Human Anatomy

Guyton, A. C., & Hall J. E. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Sloane, E. (2003). Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.