Download - Referat Cerebral Palsy
PEMBIMBING Dr. Alinda Rubiati, Sp. A
By: Nita Nuranisa
?
American Academi for Cerebral Palsy 1. Spastik 2. Atetosis3. Rigiditas4. Ataksia5. Tremor6. Mix
Monoplegia Diplegia Triplegia Quadriplegia Hemiplegia
Derajat keparahan CP dibagi menjadi:9
Derajat I Penderita dapat berjalan tanpa hambatan, keterbatasan
terjadi pada gerakan motorik kasar yang lebih rumit.Derajat II Penderita dapat berjalan tanpa alat bantu, keterbatasan
dalam berjalan di luar rumah dan di lingkungan masyarakat.Derajat III Penderita dapat berjalan dengan alat bantu mobilitas,
keterbatasan dalam berjalan di luar rumah dan di lingkungan masyarakat.
Derajat IV Kemampuan bergerak sendiri terbatas, menggunakan alat
bantu gerak yang cukup canggih untuk berada di rumah dan di lingkungan masyarakat.
Derajat V Kemampuan bergerak sendiri sangat terbatas, walaupun
sudah menggunakan alat bantu yang canggih.
0
2
4
6
8
10
12
14
I II III IV V
Hemiplegia (n=19)
Diplegia (n=44)
Quadriplegia (n=16)
Dyskinetic (n=9)
Mixed (n=7)
Gangguan Mental Kejang atau Epilepsi Gangguan Pertumbuhan Gangguan Penglihatan dan
Pendengaran Sensai dan Persepsi Abnormal
Neurulisasi: kranioskisis totalis, anensefali, hidrosefalus
Migrasi: polimikrogiri. Agenesis korpus kalosum proliferasi:mirosefali dan makrosefali Mielinisasi Organisasi : translokasi genetik. Mgangguan
metabolisme
Neuropatologi Anoksia serebri sering merupakan komplikasi perdarahan
intraventrikuler dan subependim Kernikterus secara klinis memberikan gambaran kuning
pada seluruh tubuh dan akan menempati ganglia basalis, hipokampus, sel-sel nukleus batang otak; bisa menyebabkan cerebral palsy tipe atetoid, gangguan pendengaran dan mental retardasi.
Infeksi otak dapat mengakibatkan perlengketan meningen, sehingga terjadi obstruksi ruangan subaraknoid dan timbul hidrosefalus.
Perdarahan dalam otak bisa meninggalkan rongga yang berhubungan dengan ventrikel (porencephalic cavity).
Trauma lahir akan menimbulkan kompresi serebral atau perobekan sekunder.
Akibat trauma adalah terjadi sikatriks pada sel-sel hipokampus yaitu pada kornu ammonis, yang akan bisa mengakibatkan bangkitan epilepsi
Penyebab CP kongenital
Infeksi selama kehamilan Ikterus neonatorum Kekurangan oksigen berat (hipoksik
iskemik) Stroke
Prenatal Ibu dengan riwayat aborsi spontan, bayi lahir mati dan
adanya riwayat keluarga yang menderita CP awitan dini.1
Antenatal Bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi kurang bulan,
malformasi sistem saraf, kelahiran multipel, ibu hipertiroidisme atau mendapatkan hormon tiroid atau estrogen selama kehamilan, perdarahan antepartum atau proteinuria berat pada akhir kehamilan.1
Neonatal Bayi yang lahir dari ibu yang menderita korioamnionitis,
sepsis, apgar yang rendah, kernicterus, persalinan yang mengalami komplikasi dan kejang neonatal.1
Gambaran klinis Anamnesis Mengalami keterlambatan perkembangan,
misalnya tengkurap, duduk, merangkak, tersenyum atau berjalan.
Penurunan tonus otot (hipotonia); bayi tampak lemah dan lemas, kadang floppy
Kesulitan menelan, sekresi air liur berlebihan Epilepsi, Kelainan mata Retardasi mental. Faktor risiko terjadinya CP pada pasien.
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan lengkap mulai dari kepala
sampai kaki penting untuk mendeteksi abnormalitas yang dapat mempengaruhi perkembangan.
Asimetris tonus atau fungsi otot, hipertonia, gerakan involunter, ataksia
Refleks fisiologik seperti refleks moro dan tonic neck reflex pada anak usia 4 bulan
Gangguan penglihatan, pendengaran, dan bicara.
Pemeriksaan neurologik CT scan MRI USG
Pemeriksaan lain Pendengaran Penglihatan
Perkembangan motorik terlambat (delayed motor milestones)
Pemeriksaan neurologis abnormal Refleks primitif menetap Reaksi tubuh abnormal
Menyingkirkan penyakit lain yang menyebabkan masalah pergerakan
Masalah Utama Penderita CP Kelemahan dalam mengendalikan otot
tenggorokan, mulut dan lidah akan menyebabkan anak tampak selalu berliur.
Kesulitan makan dan menelan, yang dipicu oleh masalah motorik pada mulut, dapat menyebabkan gangguan nutrisi yang berat.
Inkontinentia Urin
•Dokter•Ortopedist•Terapis fisik•Terapis okupasi•Pelatih bicara dan bahasa•Pekerja sosial •Psikolog•Guru
Terapi Spesifik CP•Terapi Fisik, Perilaku dan Lainnya• Terapi Medikamentosa
Diazepam Baclofen Dantrolene Botulinum Toxin (BOTOX) Baclofen Intratekal
• Bedah
Berdasarkan tipe klinis CP, derajat kelambatan yang tampak pada saat diagnosis ditegakkan, adanya refleks patologis, dan yang sangat penting adalah derajat defisit intelegensia, sensorik dan emosional.