LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4
Sifat Biologi Tubuh Manusia
Tutor dr Tri Suciati MKes
Disusun Oleh
Kelompok L11
Alvidiani Agustina D
Amanda Putri Utami
Eddy Yuristo
Fauzan Ditiaharman
Hana Andrina
Hardiyanti Sri Utami
Intan Apriliana
Muhammad Iqbal M
Rafiqy Saadiy Faizun
Rizka Ramadhiyah
Sekarayu Putri Kencana
Stevanus Eliansyah H
Trie Vany Putri
Yunike
04121001112
04121001051
04121001009
04121001128
04121001024
04121001017
04121001003
04121001016
04121001140
04121001004
04121001038
04121001113
04121001008
04121001118
PENDIDIKAN DOKTER REGULER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
ANGKATAN 2012
2
Kata Pengantar
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial ini dengan baik dan tepat
waktu
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu dr Indri Seta Septadina MKes
selaku tutor yang membimbing dan mengawasi proses tutorial yang telah penulis lakukan
pada tanggal 12 dan 14 November 2012
Terima kasih pun tak lupa penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat
dalam penulisan dan penyusunan laporan ini
Penulis berharap laporan ini dapat memuaskan rasa keingintahuan dari pembaca
dengan laporan ini Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa maka dari itu
penulis memohon maaf apabila ada kesalahan yang terdapat dalam laporan ini Kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan penulis demi kebaikan sesama
Palembang 14 November 2012
Tim Penulis
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Petugas Kelompok
Skenario
Klarifikasi Istilah
Identifikasi Masalah
Analisis Masalah
Kerterkaitan antarmasalah
Learning Issues
Sintesis
Kerangka Konsep
Simpulan
Daftar Pustaka
2
3
4
4
4
5
5
16
16
17
49
49
50
4
I Petugas Kelompok
Tutor dr Tri Suciati MKes
Moderator Yunike
Sekretaris Eddy Yuristo NS (meja)
Amanda Putri Utami (papan)
Peserta Alvidiani Agustina D
Fauzan Ditiaharman
Hana Andrina
Hardiyanti Sri Utami
Intan Apriliana
Muhammad Iqbal M
Rafiqy Saadiy Faizun
Rizka Ramadhiyah
Sekarayu Putri Kencana
Stevanus Eliansyah H
Trie Vany Putri
II Skenario
Tuan Mularis usia 60 tahun bekerja sebagai tukang becak telah menikah dengan istrinya
Maryam usia 57 tahun Mereka mempunyai 3 orang anak 1 laki-laki dan 2 perempuan
Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya yang bernama
Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid Ciri-ciri fisik Sulastri
bertubuh pendek dan berleher pendek Selain itu Sulastri agak terganggu
pendengarannya sering sesak nafas jika melakukan aktivitas fisik yang berlebihan Saat
sesak nafas bibirnya kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka membawa
Sulastri ke RSUD Bari Palembang Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal
wanita tetapi pada pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari
pemeriksaan seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
III Klarifikasi Istilah
No Istilah Pengertian
1 Haid Keadaan fisiologi dan siklik berupa pengeluaran sekret yang
terdiri dari darah dan jaringan mukosa dari uterus non grafik
melalui vagina
2 Fisik Jasmani badan
3 Aneh Ganjil tidak seperti yang seharusnya
4 Aktivitas Fisik
yang Berlebihan
Aktivitas fisik yang memungkinkan menimbulkan cedera
5 USG Gambaran struktur dalam tubuh dengan mencatat gema
5
pulsa gelombang elektronik yang diarahkan ke dalam
jaringan dan dipantulkan oleh bidang jaringan
6 Ovarium Gonad perempuan salah satu dari kelenjar seksual
berpasangan pada perempuan sebagai tempat terbentuknya
oosit
7 Pemeriksaan Perbuatan proses dan cara memeriksa
8 Seks Kromatin Bentuk kromosom X pada perempuan yang bisa
diidentifikasi pada masa interfase sebagai masa berwarna
gelap
9 Kromatin Negatif Tidak adanya kromatin seks (Badan Barr)
10 Kromatin Kompleks asam nukleat dan protein (khususnya histon) di
dalam inti sel eukariota yang menyusun kromosom
IV Identifikasi Masalah
No Masalah Konsen
1 Tuan Mularis usia 60 tahun telah bekerja sebagai tukang becak telah
menikah dengan istrinya Maryam usia 57 tahun
vv
2 Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya
yang bernama Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan
haid
v
3 Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek v
4 Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak
nafas dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu
mereka membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
vvv
5 Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks
kromatin negatif
vv
V Analisis Masalah
A Tuan Mularis usia 60 tahun telah bekerja sebagai tukang becak telah
menikah dengan istrinya Maryam usia 57 tahun
1 Bagaimana hubungan usia tua dengan kelainan genetika
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel
induk yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi
nondisjunction disebabkan oleh faktor-faktor terputusnya benang-benang
spindel atau komponen-komponennya atau kegagalan dalam pemisahan
nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat masih dalam kandungan
yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat wanita tersebut akil
balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat wanita menjadi
tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan pada
waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami
pembelahan yang salah
6
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia
yang memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap
meiosis lebih lama memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat
pembentukan kiasma Hal ini menyebabkan kemungkinan terjadinya
nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan
kenaikan usia ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit
yang tidak berada dalam kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan
rekombinasi genetik yang merupakan dua faktor risiko penting dalam
nondisjunction kromosom 21 Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere
ketiga atau pericentromer region) rupanya memberikan ketidakstabilan
meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan kromosom
Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko
kelahiran anak dengan Sindrom Down13
Proses nondisjunction dapat dijelaskan sebagai berikut
a Pada anafase I meiosis I seharusnya kromosom homolog berpisah menuju
kutub yang berlawanan Pada peristiwa nondisjunction kromosom
homolog gagal berpisah dan keduanya bermigrasi ke kutub yang sama
b Pada anafase II meiosis II seharusnya kromatid berpisah dari
homolognya dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan Pada
peristiwa nondisjunction pasangan kromatid tersebut gagal berpisah dan
bermigrasi menuju ke kutub yang sama
c Peristiwa gagal berpisah tersebut mengakibatkan gamet yang dihasilkan
abnormal
d Jika terjadi fertilisasi antara gamet abnormal dengan gamet lain maka
akan dihasilkan zigot abnormal dan mengakibatkan abnormalitas pada
individu
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari
sperma laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan
genetik karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di
pihak perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi
pula risiko si anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome
dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia
laki-laki saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik
7
pada keturunannya Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan
sejumlah mutasi genetik pada usia tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang
diwariskan melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi
genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan
25 mutasi genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel
sperma akan mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik
karena faktor usia
2 Bagaimana hubungan usia tua dengan kehamilan
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi
oleh sperma dan pembuahan ovum tersebut berkembang sampai menjadi fetus
yang aterm
Lama kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari
atau 40 minggu dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) Kehamilan 40 minggu
ini disebut kehamilan matur (cukup bulan) Bila kehamilan lebih dari 43 minggu
disebut kehamilan postmatur Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur
Ditinjau dari tuanya kehamilan kehamilan dibagi atas 3 bagian masing-
masing (1) kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu) (2)
kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan (3) kehamilan
triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu) (Wiknjosastro 2002)
Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi kemudian dilanjutkan proses
implantasi dan kemudian embriogenesis
Bila dikalkulasikan usia ibu Maryam saat mengandung Sulastri adalah
kurang lebih 41 tahun sedangkan secara paralel usia Pak Mularis adalah kurang
lebih 44 tahun Kondisi kehamilan usia tua memiliki kaitan terhadap berbagai
resiko kelainan pada proses kehamilan yang dapat dijelaskan sebagai berikut
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi
janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun
jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi
sehat (25-30 tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan
maka kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) yang berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau
terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan buah kehamilan
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika
wanita hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini
harus benar-benar diwaspadai
8
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk
menerima bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan
keguguran plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar
kandungan (ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar
Kombinasi antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang
menyebabkan resiko meninggal atau cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi
bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
B Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya yang
bernama Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid
1 Kapan biasanya wanita mendapatkan menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang
terjadi pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama
Menarche merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal
yang merupakan salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami
perubahan di dalam dirinya dan juga disertai dengan berbagai masalah dan
perubahan - perubahan baik fisik biologi psikologis maupun sosial dan harus
dihadapi oleh remaja putri karena ini merupakan masa yang sangat penting
sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi
akibat proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima
rangsangan yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan
dengan hipofise melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang
folikel dan luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon
perangsang folikel (FSH) merangsang folikel primordial yang didalam
perjalanannya dominan mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah
terjadi haid pertama yaitu menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara
normal akan mengalami menarche pada usia 11-13 tahun
2 Apa saja faktor yang menyebabkan cepat lambatnya menarche
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia
dini
9
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek
dan gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada
gadis yang tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat
terjadinya menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi
lebih cepat daripada gadis yang hidup di desa
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat
terjadinya menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami
perceraian kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan
faktor eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan
keluarga tempat tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa
orang dewasa Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga
lingkungan pendidikan formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh
terhadap usia menarche
3 Bagaimana siklus menstruasi normal
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus
yang disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi
oleh sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45
hari dengan rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan
rata-rata 4-6 hari Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah
kehilangan darah tiap siklus berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel
yang mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose
menyintesis progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama
paruh pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada
sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya
Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur
biosintesis estrogen berlangsung dari progesteron dan pregnenolon
10
melalui 17-hidoksilasi turunan dari androstelenedion testosteron dan
estradiol Kandungan enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini
mempercepat perubahan androgen menjadi estrogen Di dalam folikel
oosit primer mulai menjalani proses pematangannya Pada waktu yang
sama folikel yang sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak
ke dalam system ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan
pelepasan LHRH melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal
kelenjar-kelenjar menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh
darah menjadi banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang
sama cepatnya Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus
dan berbentuk tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan
sitoplasma eosinofilik yang seragam dengan inti di tengah Stroma
cukup padat pada lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakin
longgar Pembuluh darah akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil
Lamanya fase proliferasi sangat berbeda-beda pada tiap orang dan
berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
11
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
4 Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
- Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
- Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
C Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek
1 Bagaimanakah ciri-ciri fisik normal wanita berusia 15 tahun
Ciri fisik wanita berusia 15 tahun
- Pinggul yang membesar dan membulat karena berkembangnya lemak
bawah kulit
- Buah dada dan puting susu tampak menonjol payudara menjadi lebih
besar dan bulat
- Tumbuhnya rambut di kemaluan ketiak lengan dan kaki dan kulit wajah
- Kulit menjadi lebih kasar lebih tebal agak pucat dan lubang pori-pori
bertambah besar
- Terjadi perubahan suara menjadi lebih merdu
- Kelenjar keringat lebih aktif dan klit lebih menjadi kasar dibandingkan
kulit anak
- Otot semakin kuat dan semakin besar sehingga memberikan bentuk pada
bahu Lengan dan tungkai kaki
2 Mengapa Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek dalam kaitan kelainan
genetik yang ia alami
Kelainan yang diderita Sulastri kemungkinan adalah Syndrome Turner
monosomi kromosom X Pada kromosom X teridentifikasi satu gen yang
disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan
12
tubuh pendek dan abnormalitas tulang pada wanita dengan Sindrom
Turener seperti Sulastri
D Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak nafas
dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka
membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
1 Bagaimanakah faktor yang dapat mrnyebabkan kelainan tersebut
Dikaitkan dengan penyakit Defek Sekat Atrium (Atrial Septal Defect ASD)
Abnormalitas genetik dapat disebabkan oleh mutasi gen tunggal (single gene
mutation) kelainan kromosomal (delesi trisomi monosomi) Mutasi gen tunggal
menyebabkan terbentuknya protein struktural maupun regulator serta protein
untuk pengaturan persinyalan molekular yang defek dan biasanya dapat
diprediksi pola penurunannya mengingat diturunkan dengan pola Mendelian
Kelainan kromosomal yang sering menyebabkan ASD di antaranya sindrom
Turner (45X) sindrom Down (trisomi 21) serta sindrom Miller Dieker (delesi
17p) Namun demikian perlu diingat bahwa banyak kelainan kromosomal dapat
menyebabkan penyakit jantung kongenital meskipun tidak spesifik menyebabkan
kelainan tertentu Kelainan jantung pada sindrom Down merupakan kelainan
yang paling jelas mekanismenya karena melibatkan anomali struktur yang
berasal dari bantalan endokardium (termasuk sekat atrioventrikular dan katup
jantung)
Gejala yang paling sering menyertai penderita ASD adalah sesak nafas dan
rasa lelah yang cepat timbul setelah aktivitas fisik Sesak nafas dapat terjadi pasa
aktivitas biasa disertai dengan berdebar-debar (takiartimia) Tanda-tanda
sianosis sentral (seperti kebiruan di kuku dan sekitar bibir) biasanya kurang
ditemukan kecuali defek terjadi dalam intensitas yang besar (suatu kondisi yang
jarang dapat disebabkan oleh bukaan yang sangat lebar akibat ketiadaan septum
interatrial disebut dengan istilah cor trilokulare biventrikulare1 dan sering
disertai defek fatal lain di daerah jantung) Semakin tua usia seseorang dengan
kelainan ini makin rentan mengalami gagal jantung kongestif (terutama dekade
keempat dan kelima) disertai dengan aritmia
Secara umum gangguan pendengaran yang dialami Sulastri adalah kelainan
pendengaran konginetal Gangguan ini terjadi pada telinga bagian tengah saat
embriogenesis Gangguan ini juga menyebabkan peluang terjadinya otitis media
lebih besar
E Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
1 Berdasarkan hasil pemeriksaan kelainan apa yang diderita oleh Sulastri
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan ciri-ciri fisik yang dimiliki Sulastri
maka ia dikategorikan sebagai penderita sindrom turner Sindrom turner
merupakan kelainan genetic yang terkait dengan kromosom X atau yang lebih
13
dikenal sebagai monosomi X dimana wanita dengan kelainan ini hanya memiliki
1 kromosom X dalam tubuhnya Sindrom turner merupakan satu-satunya
monosomi yang bisa bertahan hidup pada manusia Wanita dengan sindrom
turner tidak memiliki seks kromatin hal ini bisa ditandai dengan gejala yaitu
tidak terjadi menstruasi pada wanita seperti di dalam kasus ini
Pada saat ini faktor risiko dari sindrom turner masih sulit ditemukan Saat
ini tidak ada penyebab pasti yang dikenal untuk sindrom turner meskipun ada
beberapa teori seputar subjek Satu-satunya fakta yang solid yang dikenal saat
ini adalah bahwa selama konsepsi sebagian atau seluruh kromosom seks kedua
tidak ditransfer ke janin Faktor risiko lain dalam sindrom turner monosomi dua
pertiga hingga tiga perempat kasus koromosom X yang mereka dapatkan itu
berasal dari ibu dan yang lainnya berasal dari ayah mereka (Jacobs et al 1997)
Pada beberapa hasil penelitian lain 80 kasus Sindrom Turner merupakan
nondisjunction pada spermatogenesis ayah (Price dan Wilson 200227)
2 Bagaimana ciri lain seseorang yang menderita kelainan tersebut
a Garis rambut rendah atau tidak jelas
b Memiliki dada bidang
c Terjadi penyempitan aorta (pembuluh darah keluar jantung)
d Cenderung menderita hipertensi
e Minor masalah mata yang dikoreksi dengan kacamata
f Scoliosis (deformitas tulang belakang)
g Kelenjar tiroid menjadi kurang aktif menyebabkan kelainan imun
h Osteoporosis (dapat terjadi karena kurangnya estrogen)
3 Apa saja jenis-jenis pemeriksaan penunjang yang perlu diberikan kepada
Sulastri
a Pemeriksaan laboratorium CBC Tyroid stimulating hormone (TSH)
FSH amp LH MRI dan Radiograf
b Pemeriksaan karyotyping
c Pemeriksaan menggunakan USG
d Pemeriksaan menggunakan Echocardiography
Pada keadaan yang dialami Sulastri dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
untuk mengetahui apa yang diderita nya yaitu sebagai berikut
a Pemeriksaan fisik
Pada pasien sindrom turner dalam hal pemeriksaan fisik dapat dilakukan
inspeksi untuk melihat secara keseluruhan kelainan yang khas pada
penderita penyakit ini seperti terlihat limfedema perider saar lahir kubitus
valgus dada yang melebar dan puting susu yang saling menjauh garis
rambut posterior yang pendek dan leher seperti bersirip rambut pubis
sedikit Pada skenario dijelaskan bahwa sulastri belum mengalami haid
pada umur 15 tahun dan memiliki tubuh dan leher yang pendek
b Pemeriksaan penunjang
14
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan
penunjang di laboratorium yang dapat dilakukan
CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan
dari sample darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini
seringkali diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-
pengukuran enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH
berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa
ditandai dengan meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea
FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik
hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium
MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan
mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan
radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap
dilakukan Uji Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari
benda padat dengan menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar
gamma (γ) Gambar yang didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut
tanpa rincian kedalamannya Gambar direkam dalam film yang disebut
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
2
Kata Pengantar
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial ini dengan baik dan tepat
waktu
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu dr Indri Seta Septadina MKes
selaku tutor yang membimbing dan mengawasi proses tutorial yang telah penulis lakukan
pada tanggal 12 dan 14 November 2012
Terima kasih pun tak lupa penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat
dalam penulisan dan penyusunan laporan ini
Penulis berharap laporan ini dapat memuaskan rasa keingintahuan dari pembaca
dengan laporan ini Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa maka dari itu
penulis memohon maaf apabila ada kesalahan yang terdapat dalam laporan ini Kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan penulis demi kebaikan sesama
Palembang 14 November 2012
Tim Penulis
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Petugas Kelompok
Skenario
Klarifikasi Istilah
Identifikasi Masalah
Analisis Masalah
Kerterkaitan antarmasalah
Learning Issues
Sintesis
Kerangka Konsep
Simpulan
Daftar Pustaka
2
3
4
4
4
5
5
16
16
17
49
49
50
4
I Petugas Kelompok
Tutor dr Tri Suciati MKes
Moderator Yunike
Sekretaris Eddy Yuristo NS (meja)
Amanda Putri Utami (papan)
Peserta Alvidiani Agustina D
Fauzan Ditiaharman
Hana Andrina
Hardiyanti Sri Utami
Intan Apriliana
Muhammad Iqbal M
Rafiqy Saadiy Faizun
Rizka Ramadhiyah
Sekarayu Putri Kencana
Stevanus Eliansyah H
Trie Vany Putri
II Skenario
Tuan Mularis usia 60 tahun bekerja sebagai tukang becak telah menikah dengan istrinya
Maryam usia 57 tahun Mereka mempunyai 3 orang anak 1 laki-laki dan 2 perempuan
Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya yang bernama
Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid Ciri-ciri fisik Sulastri
bertubuh pendek dan berleher pendek Selain itu Sulastri agak terganggu
pendengarannya sering sesak nafas jika melakukan aktivitas fisik yang berlebihan Saat
sesak nafas bibirnya kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka membawa
Sulastri ke RSUD Bari Palembang Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal
wanita tetapi pada pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari
pemeriksaan seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
III Klarifikasi Istilah
No Istilah Pengertian
1 Haid Keadaan fisiologi dan siklik berupa pengeluaran sekret yang
terdiri dari darah dan jaringan mukosa dari uterus non grafik
melalui vagina
2 Fisik Jasmani badan
3 Aneh Ganjil tidak seperti yang seharusnya
4 Aktivitas Fisik
yang Berlebihan
Aktivitas fisik yang memungkinkan menimbulkan cedera
5 USG Gambaran struktur dalam tubuh dengan mencatat gema
5
pulsa gelombang elektronik yang diarahkan ke dalam
jaringan dan dipantulkan oleh bidang jaringan
6 Ovarium Gonad perempuan salah satu dari kelenjar seksual
berpasangan pada perempuan sebagai tempat terbentuknya
oosit
7 Pemeriksaan Perbuatan proses dan cara memeriksa
8 Seks Kromatin Bentuk kromosom X pada perempuan yang bisa
diidentifikasi pada masa interfase sebagai masa berwarna
gelap
9 Kromatin Negatif Tidak adanya kromatin seks (Badan Barr)
10 Kromatin Kompleks asam nukleat dan protein (khususnya histon) di
dalam inti sel eukariota yang menyusun kromosom
IV Identifikasi Masalah
No Masalah Konsen
1 Tuan Mularis usia 60 tahun telah bekerja sebagai tukang becak telah
menikah dengan istrinya Maryam usia 57 tahun
vv
2 Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya
yang bernama Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan
haid
v
3 Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek v
4 Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak
nafas dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu
mereka membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
vvv
5 Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks
kromatin negatif
vv
V Analisis Masalah
A Tuan Mularis usia 60 tahun telah bekerja sebagai tukang becak telah
menikah dengan istrinya Maryam usia 57 tahun
1 Bagaimana hubungan usia tua dengan kelainan genetika
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel
induk yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi
nondisjunction disebabkan oleh faktor-faktor terputusnya benang-benang
spindel atau komponen-komponennya atau kegagalan dalam pemisahan
nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat masih dalam kandungan
yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat wanita tersebut akil
balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat wanita menjadi
tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan pada
waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami
pembelahan yang salah
6
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia
yang memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap
meiosis lebih lama memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat
pembentukan kiasma Hal ini menyebabkan kemungkinan terjadinya
nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan
kenaikan usia ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit
yang tidak berada dalam kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan
rekombinasi genetik yang merupakan dua faktor risiko penting dalam
nondisjunction kromosom 21 Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere
ketiga atau pericentromer region) rupanya memberikan ketidakstabilan
meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan kromosom
Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko
kelahiran anak dengan Sindrom Down13
Proses nondisjunction dapat dijelaskan sebagai berikut
a Pada anafase I meiosis I seharusnya kromosom homolog berpisah menuju
kutub yang berlawanan Pada peristiwa nondisjunction kromosom
homolog gagal berpisah dan keduanya bermigrasi ke kutub yang sama
b Pada anafase II meiosis II seharusnya kromatid berpisah dari
homolognya dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan Pada
peristiwa nondisjunction pasangan kromatid tersebut gagal berpisah dan
bermigrasi menuju ke kutub yang sama
c Peristiwa gagal berpisah tersebut mengakibatkan gamet yang dihasilkan
abnormal
d Jika terjadi fertilisasi antara gamet abnormal dengan gamet lain maka
akan dihasilkan zigot abnormal dan mengakibatkan abnormalitas pada
individu
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari
sperma laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan
genetik karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di
pihak perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi
pula risiko si anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome
dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia
laki-laki saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik
7
pada keturunannya Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan
sejumlah mutasi genetik pada usia tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang
diwariskan melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi
genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan
25 mutasi genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel
sperma akan mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik
karena faktor usia
2 Bagaimana hubungan usia tua dengan kehamilan
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi
oleh sperma dan pembuahan ovum tersebut berkembang sampai menjadi fetus
yang aterm
Lama kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari
atau 40 minggu dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) Kehamilan 40 minggu
ini disebut kehamilan matur (cukup bulan) Bila kehamilan lebih dari 43 minggu
disebut kehamilan postmatur Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur
Ditinjau dari tuanya kehamilan kehamilan dibagi atas 3 bagian masing-
masing (1) kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu) (2)
kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan (3) kehamilan
triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu) (Wiknjosastro 2002)
Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi kemudian dilanjutkan proses
implantasi dan kemudian embriogenesis
Bila dikalkulasikan usia ibu Maryam saat mengandung Sulastri adalah
kurang lebih 41 tahun sedangkan secara paralel usia Pak Mularis adalah kurang
lebih 44 tahun Kondisi kehamilan usia tua memiliki kaitan terhadap berbagai
resiko kelainan pada proses kehamilan yang dapat dijelaskan sebagai berikut
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi
janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun
jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi
sehat (25-30 tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan
maka kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) yang berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau
terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan buah kehamilan
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika
wanita hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini
harus benar-benar diwaspadai
8
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk
menerima bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan
keguguran plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar
kandungan (ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar
Kombinasi antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang
menyebabkan resiko meninggal atau cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi
bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
B Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya yang
bernama Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid
1 Kapan biasanya wanita mendapatkan menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang
terjadi pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama
Menarche merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal
yang merupakan salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami
perubahan di dalam dirinya dan juga disertai dengan berbagai masalah dan
perubahan - perubahan baik fisik biologi psikologis maupun sosial dan harus
dihadapi oleh remaja putri karena ini merupakan masa yang sangat penting
sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi
akibat proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima
rangsangan yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan
dengan hipofise melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang
folikel dan luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon
perangsang folikel (FSH) merangsang folikel primordial yang didalam
perjalanannya dominan mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah
terjadi haid pertama yaitu menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara
normal akan mengalami menarche pada usia 11-13 tahun
2 Apa saja faktor yang menyebabkan cepat lambatnya menarche
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia
dini
9
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek
dan gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada
gadis yang tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat
terjadinya menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi
lebih cepat daripada gadis yang hidup di desa
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat
terjadinya menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami
perceraian kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan
faktor eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan
keluarga tempat tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa
orang dewasa Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga
lingkungan pendidikan formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh
terhadap usia menarche
3 Bagaimana siklus menstruasi normal
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus
yang disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi
oleh sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45
hari dengan rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan
rata-rata 4-6 hari Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah
kehilangan darah tiap siklus berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel
yang mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose
menyintesis progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama
paruh pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada
sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya
Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur
biosintesis estrogen berlangsung dari progesteron dan pregnenolon
10
melalui 17-hidoksilasi turunan dari androstelenedion testosteron dan
estradiol Kandungan enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini
mempercepat perubahan androgen menjadi estrogen Di dalam folikel
oosit primer mulai menjalani proses pematangannya Pada waktu yang
sama folikel yang sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak
ke dalam system ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan
pelepasan LHRH melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal
kelenjar-kelenjar menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh
darah menjadi banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang
sama cepatnya Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus
dan berbentuk tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan
sitoplasma eosinofilik yang seragam dengan inti di tengah Stroma
cukup padat pada lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakin
longgar Pembuluh darah akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil
Lamanya fase proliferasi sangat berbeda-beda pada tiap orang dan
berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
11
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
4 Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
- Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
- Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
C Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek
1 Bagaimanakah ciri-ciri fisik normal wanita berusia 15 tahun
Ciri fisik wanita berusia 15 tahun
- Pinggul yang membesar dan membulat karena berkembangnya lemak
bawah kulit
- Buah dada dan puting susu tampak menonjol payudara menjadi lebih
besar dan bulat
- Tumbuhnya rambut di kemaluan ketiak lengan dan kaki dan kulit wajah
- Kulit menjadi lebih kasar lebih tebal agak pucat dan lubang pori-pori
bertambah besar
- Terjadi perubahan suara menjadi lebih merdu
- Kelenjar keringat lebih aktif dan klit lebih menjadi kasar dibandingkan
kulit anak
- Otot semakin kuat dan semakin besar sehingga memberikan bentuk pada
bahu Lengan dan tungkai kaki
2 Mengapa Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek dalam kaitan kelainan
genetik yang ia alami
Kelainan yang diderita Sulastri kemungkinan adalah Syndrome Turner
monosomi kromosom X Pada kromosom X teridentifikasi satu gen yang
disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan
12
tubuh pendek dan abnormalitas tulang pada wanita dengan Sindrom
Turener seperti Sulastri
D Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak nafas
dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka
membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
1 Bagaimanakah faktor yang dapat mrnyebabkan kelainan tersebut
Dikaitkan dengan penyakit Defek Sekat Atrium (Atrial Septal Defect ASD)
Abnormalitas genetik dapat disebabkan oleh mutasi gen tunggal (single gene
mutation) kelainan kromosomal (delesi trisomi monosomi) Mutasi gen tunggal
menyebabkan terbentuknya protein struktural maupun regulator serta protein
untuk pengaturan persinyalan molekular yang defek dan biasanya dapat
diprediksi pola penurunannya mengingat diturunkan dengan pola Mendelian
Kelainan kromosomal yang sering menyebabkan ASD di antaranya sindrom
Turner (45X) sindrom Down (trisomi 21) serta sindrom Miller Dieker (delesi
17p) Namun demikian perlu diingat bahwa banyak kelainan kromosomal dapat
menyebabkan penyakit jantung kongenital meskipun tidak spesifik menyebabkan
kelainan tertentu Kelainan jantung pada sindrom Down merupakan kelainan
yang paling jelas mekanismenya karena melibatkan anomali struktur yang
berasal dari bantalan endokardium (termasuk sekat atrioventrikular dan katup
jantung)
Gejala yang paling sering menyertai penderita ASD adalah sesak nafas dan
rasa lelah yang cepat timbul setelah aktivitas fisik Sesak nafas dapat terjadi pasa
aktivitas biasa disertai dengan berdebar-debar (takiartimia) Tanda-tanda
sianosis sentral (seperti kebiruan di kuku dan sekitar bibir) biasanya kurang
ditemukan kecuali defek terjadi dalam intensitas yang besar (suatu kondisi yang
jarang dapat disebabkan oleh bukaan yang sangat lebar akibat ketiadaan septum
interatrial disebut dengan istilah cor trilokulare biventrikulare1 dan sering
disertai defek fatal lain di daerah jantung) Semakin tua usia seseorang dengan
kelainan ini makin rentan mengalami gagal jantung kongestif (terutama dekade
keempat dan kelima) disertai dengan aritmia
Secara umum gangguan pendengaran yang dialami Sulastri adalah kelainan
pendengaran konginetal Gangguan ini terjadi pada telinga bagian tengah saat
embriogenesis Gangguan ini juga menyebabkan peluang terjadinya otitis media
lebih besar
E Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
1 Berdasarkan hasil pemeriksaan kelainan apa yang diderita oleh Sulastri
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan ciri-ciri fisik yang dimiliki Sulastri
maka ia dikategorikan sebagai penderita sindrom turner Sindrom turner
merupakan kelainan genetic yang terkait dengan kromosom X atau yang lebih
13
dikenal sebagai monosomi X dimana wanita dengan kelainan ini hanya memiliki
1 kromosom X dalam tubuhnya Sindrom turner merupakan satu-satunya
monosomi yang bisa bertahan hidup pada manusia Wanita dengan sindrom
turner tidak memiliki seks kromatin hal ini bisa ditandai dengan gejala yaitu
tidak terjadi menstruasi pada wanita seperti di dalam kasus ini
Pada saat ini faktor risiko dari sindrom turner masih sulit ditemukan Saat
ini tidak ada penyebab pasti yang dikenal untuk sindrom turner meskipun ada
beberapa teori seputar subjek Satu-satunya fakta yang solid yang dikenal saat
ini adalah bahwa selama konsepsi sebagian atau seluruh kromosom seks kedua
tidak ditransfer ke janin Faktor risiko lain dalam sindrom turner monosomi dua
pertiga hingga tiga perempat kasus koromosom X yang mereka dapatkan itu
berasal dari ibu dan yang lainnya berasal dari ayah mereka (Jacobs et al 1997)
Pada beberapa hasil penelitian lain 80 kasus Sindrom Turner merupakan
nondisjunction pada spermatogenesis ayah (Price dan Wilson 200227)
2 Bagaimana ciri lain seseorang yang menderita kelainan tersebut
a Garis rambut rendah atau tidak jelas
b Memiliki dada bidang
c Terjadi penyempitan aorta (pembuluh darah keluar jantung)
d Cenderung menderita hipertensi
e Minor masalah mata yang dikoreksi dengan kacamata
f Scoliosis (deformitas tulang belakang)
g Kelenjar tiroid menjadi kurang aktif menyebabkan kelainan imun
h Osteoporosis (dapat terjadi karena kurangnya estrogen)
3 Apa saja jenis-jenis pemeriksaan penunjang yang perlu diberikan kepada
Sulastri
a Pemeriksaan laboratorium CBC Tyroid stimulating hormone (TSH)
FSH amp LH MRI dan Radiograf
b Pemeriksaan karyotyping
c Pemeriksaan menggunakan USG
d Pemeriksaan menggunakan Echocardiography
Pada keadaan yang dialami Sulastri dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
untuk mengetahui apa yang diderita nya yaitu sebagai berikut
a Pemeriksaan fisik
Pada pasien sindrom turner dalam hal pemeriksaan fisik dapat dilakukan
inspeksi untuk melihat secara keseluruhan kelainan yang khas pada
penderita penyakit ini seperti terlihat limfedema perider saar lahir kubitus
valgus dada yang melebar dan puting susu yang saling menjauh garis
rambut posterior yang pendek dan leher seperti bersirip rambut pubis
sedikit Pada skenario dijelaskan bahwa sulastri belum mengalami haid
pada umur 15 tahun dan memiliki tubuh dan leher yang pendek
b Pemeriksaan penunjang
14
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan
penunjang di laboratorium yang dapat dilakukan
CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan
dari sample darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini
seringkali diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-
pengukuran enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH
berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa
ditandai dengan meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea
FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik
hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium
MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan
mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan
radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap
dilakukan Uji Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari
benda padat dengan menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar
gamma (γ) Gambar yang didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut
tanpa rincian kedalamannya Gambar direkam dalam film yang disebut
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Petugas Kelompok
Skenario
Klarifikasi Istilah
Identifikasi Masalah
Analisis Masalah
Kerterkaitan antarmasalah
Learning Issues
Sintesis
Kerangka Konsep
Simpulan
Daftar Pustaka
2
3
4
4
4
5
5
16
16
17
49
49
50
4
I Petugas Kelompok
Tutor dr Tri Suciati MKes
Moderator Yunike
Sekretaris Eddy Yuristo NS (meja)
Amanda Putri Utami (papan)
Peserta Alvidiani Agustina D
Fauzan Ditiaharman
Hana Andrina
Hardiyanti Sri Utami
Intan Apriliana
Muhammad Iqbal M
Rafiqy Saadiy Faizun
Rizka Ramadhiyah
Sekarayu Putri Kencana
Stevanus Eliansyah H
Trie Vany Putri
II Skenario
Tuan Mularis usia 60 tahun bekerja sebagai tukang becak telah menikah dengan istrinya
Maryam usia 57 tahun Mereka mempunyai 3 orang anak 1 laki-laki dan 2 perempuan
Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya yang bernama
Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid Ciri-ciri fisik Sulastri
bertubuh pendek dan berleher pendek Selain itu Sulastri agak terganggu
pendengarannya sering sesak nafas jika melakukan aktivitas fisik yang berlebihan Saat
sesak nafas bibirnya kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka membawa
Sulastri ke RSUD Bari Palembang Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal
wanita tetapi pada pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari
pemeriksaan seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
III Klarifikasi Istilah
No Istilah Pengertian
1 Haid Keadaan fisiologi dan siklik berupa pengeluaran sekret yang
terdiri dari darah dan jaringan mukosa dari uterus non grafik
melalui vagina
2 Fisik Jasmani badan
3 Aneh Ganjil tidak seperti yang seharusnya
4 Aktivitas Fisik
yang Berlebihan
Aktivitas fisik yang memungkinkan menimbulkan cedera
5 USG Gambaran struktur dalam tubuh dengan mencatat gema
5
pulsa gelombang elektronik yang diarahkan ke dalam
jaringan dan dipantulkan oleh bidang jaringan
6 Ovarium Gonad perempuan salah satu dari kelenjar seksual
berpasangan pada perempuan sebagai tempat terbentuknya
oosit
7 Pemeriksaan Perbuatan proses dan cara memeriksa
8 Seks Kromatin Bentuk kromosom X pada perempuan yang bisa
diidentifikasi pada masa interfase sebagai masa berwarna
gelap
9 Kromatin Negatif Tidak adanya kromatin seks (Badan Barr)
10 Kromatin Kompleks asam nukleat dan protein (khususnya histon) di
dalam inti sel eukariota yang menyusun kromosom
IV Identifikasi Masalah
No Masalah Konsen
1 Tuan Mularis usia 60 tahun telah bekerja sebagai tukang becak telah
menikah dengan istrinya Maryam usia 57 tahun
vv
2 Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya
yang bernama Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan
haid
v
3 Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek v
4 Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak
nafas dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu
mereka membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
vvv
5 Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks
kromatin negatif
vv
V Analisis Masalah
A Tuan Mularis usia 60 tahun telah bekerja sebagai tukang becak telah
menikah dengan istrinya Maryam usia 57 tahun
1 Bagaimana hubungan usia tua dengan kelainan genetika
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel
induk yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi
nondisjunction disebabkan oleh faktor-faktor terputusnya benang-benang
spindel atau komponen-komponennya atau kegagalan dalam pemisahan
nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat masih dalam kandungan
yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat wanita tersebut akil
balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat wanita menjadi
tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan pada
waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami
pembelahan yang salah
6
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia
yang memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap
meiosis lebih lama memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat
pembentukan kiasma Hal ini menyebabkan kemungkinan terjadinya
nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan
kenaikan usia ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit
yang tidak berada dalam kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan
rekombinasi genetik yang merupakan dua faktor risiko penting dalam
nondisjunction kromosom 21 Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere
ketiga atau pericentromer region) rupanya memberikan ketidakstabilan
meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan kromosom
Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko
kelahiran anak dengan Sindrom Down13
Proses nondisjunction dapat dijelaskan sebagai berikut
a Pada anafase I meiosis I seharusnya kromosom homolog berpisah menuju
kutub yang berlawanan Pada peristiwa nondisjunction kromosom
homolog gagal berpisah dan keduanya bermigrasi ke kutub yang sama
b Pada anafase II meiosis II seharusnya kromatid berpisah dari
homolognya dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan Pada
peristiwa nondisjunction pasangan kromatid tersebut gagal berpisah dan
bermigrasi menuju ke kutub yang sama
c Peristiwa gagal berpisah tersebut mengakibatkan gamet yang dihasilkan
abnormal
d Jika terjadi fertilisasi antara gamet abnormal dengan gamet lain maka
akan dihasilkan zigot abnormal dan mengakibatkan abnormalitas pada
individu
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari
sperma laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan
genetik karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di
pihak perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi
pula risiko si anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome
dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia
laki-laki saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik
7
pada keturunannya Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan
sejumlah mutasi genetik pada usia tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang
diwariskan melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi
genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan
25 mutasi genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel
sperma akan mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik
karena faktor usia
2 Bagaimana hubungan usia tua dengan kehamilan
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi
oleh sperma dan pembuahan ovum tersebut berkembang sampai menjadi fetus
yang aterm
Lama kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari
atau 40 minggu dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) Kehamilan 40 minggu
ini disebut kehamilan matur (cukup bulan) Bila kehamilan lebih dari 43 minggu
disebut kehamilan postmatur Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur
Ditinjau dari tuanya kehamilan kehamilan dibagi atas 3 bagian masing-
masing (1) kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu) (2)
kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan (3) kehamilan
triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu) (Wiknjosastro 2002)
Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi kemudian dilanjutkan proses
implantasi dan kemudian embriogenesis
Bila dikalkulasikan usia ibu Maryam saat mengandung Sulastri adalah
kurang lebih 41 tahun sedangkan secara paralel usia Pak Mularis adalah kurang
lebih 44 tahun Kondisi kehamilan usia tua memiliki kaitan terhadap berbagai
resiko kelainan pada proses kehamilan yang dapat dijelaskan sebagai berikut
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi
janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun
jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi
sehat (25-30 tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan
maka kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) yang berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau
terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan buah kehamilan
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika
wanita hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini
harus benar-benar diwaspadai
8
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk
menerima bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan
keguguran plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar
kandungan (ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar
Kombinasi antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang
menyebabkan resiko meninggal atau cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi
bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
B Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya yang
bernama Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid
1 Kapan biasanya wanita mendapatkan menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang
terjadi pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama
Menarche merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal
yang merupakan salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami
perubahan di dalam dirinya dan juga disertai dengan berbagai masalah dan
perubahan - perubahan baik fisik biologi psikologis maupun sosial dan harus
dihadapi oleh remaja putri karena ini merupakan masa yang sangat penting
sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi
akibat proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima
rangsangan yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan
dengan hipofise melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang
folikel dan luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon
perangsang folikel (FSH) merangsang folikel primordial yang didalam
perjalanannya dominan mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah
terjadi haid pertama yaitu menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara
normal akan mengalami menarche pada usia 11-13 tahun
2 Apa saja faktor yang menyebabkan cepat lambatnya menarche
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia
dini
9
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek
dan gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada
gadis yang tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat
terjadinya menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi
lebih cepat daripada gadis yang hidup di desa
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat
terjadinya menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami
perceraian kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan
faktor eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan
keluarga tempat tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa
orang dewasa Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga
lingkungan pendidikan formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh
terhadap usia menarche
3 Bagaimana siklus menstruasi normal
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus
yang disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi
oleh sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45
hari dengan rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan
rata-rata 4-6 hari Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah
kehilangan darah tiap siklus berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel
yang mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose
menyintesis progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama
paruh pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada
sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya
Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur
biosintesis estrogen berlangsung dari progesteron dan pregnenolon
10
melalui 17-hidoksilasi turunan dari androstelenedion testosteron dan
estradiol Kandungan enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini
mempercepat perubahan androgen menjadi estrogen Di dalam folikel
oosit primer mulai menjalani proses pematangannya Pada waktu yang
sama folikel yang sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak
ke dalam system ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan
pelepasan LHRH melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal
kelenjar-kelenjar menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh
darah menjadi banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang
sama cepatnya Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus
dan berbentuk tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan
sitoplasma eosinofilik yang seragam dengan inti di tengah Stroma
cukup padat pada lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakin
longgar Pembuluh darah akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil
Lamanya fase proliferasi sangat berbeda-beda pada tiap orang dan
berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
11
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
4 Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
- Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
- Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
C Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek
1 Bagaimanakah ciri-ciri fisik normal wanita berusia 15 tahun
Ciri fisik wanita berusia 15 tahun
- Pinggul yang membesar dan membulat karena berkembangnya lemak
bawah kulit
- Buah dada dan puting susu tampak menonjol payudara menjadi lebih
besar dan bulat
- Tumbuhnya rambut di kemaluan ketiak lengan dan kaki dan kulit wajah
- Kulit menjadi lebih kasar lebih tebal agak pucat dan lubang pori-pori
bertambah besar
- Terjadi perubahan suara menjadi lebih merdu
- Kelenjar keringat lebih aktif dan klit lebih menjadi kasar dibandingkan
kulit anak
- Otot semakin kuat dan semakin besar sehingga memberikan bentuk pada
bahu Lengan dan tungkai kaki
2 Mengapa Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek dalam kaitan kelainan
genetik yang ia alami
Kelainan yang diderita Sulastri kemungkinan adalah Syndrome Turner
monosomi kromosom X Pada kromosom X teridentifikasi satu gen yang
disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan
12
tubuh pendek dan abnormalitas tulang pada wanita dengan Sindrom
Turener seperti Sulastri
D Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak nafas
dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka
membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
1 Bagaimanakah faktor yang dapat mrnyebabkan kelainan tersebut
Dikaitkan dengan penyakit Defek Sekat Atrium (Atrial Septal Defect ASD)
Abnormalitas genetik dapat disebabkan oleh mutasi gen tunggal (single gene
mutation) kelainan kromosomal (delesi trisomi monosomi) Mutasi gen tunggal
menyebabkan terbentuknya protein struktural maupun regulator serta protein
untuk pengaturan persinyalan molekular yang defek dan biasanya dapat
diprediksi pola penurunannya mengingat diturunkan dengan pola Mendelian
Kelainan kromosomal yang sering menyebabkan ASD di antaranya sindrom
Turner (45X) sindrom Down (trisomi 21) serta sindrom Miller Dieker (delesi
17p) Namun demikian perlu diingat bahwa banyak kelainan kromosomal dapat
menyebabkan penyakit jantung kongenital meskipun tidak spesifik menyebabkan
kelainan tertentu Kelainan jantung pada sindrom Down merupakan kelainan
yang paling jelas mekanismenya karena melibatkan anomali struktur yang
berasal dari bantalan endokardium (termasuk sekat atrioventrikular dan katup
jantung)
Gejala yang paling sering menyertai penderita ASD adalah sesak nafas dan
rasa lelah yang cepat timbul setelah aktivitas fisik Sesak nafas dapat terjadi pasa
aktivitas biasa disertai dengan berdebar-debar (takiartimia) Tanda-tanda
sianosis sentral (seperti kebiruan di kuku dan sekitar bibir) biasanya kurang
ditemukan kecuali defek terjadi dalam intensitas yang besar (suatu kondisi yang
jarang dapat disebabkan oleh bukaan yang sangat lebar akibat ketiadaan septum
interatrial disebut dengan istilah cor trilokulare biventrikulare1 dan sering
disertai defek fatal lain di daerah jantung) Semakin tua usia seseorang dengan
kelainan ini makin rentan mengalami gagal jantung kongestif (terutama dekade
keempat dan kelima) disertai dengan aritmia
Secara umum gangguan pendengaran yang dialami Sulastri adalah kelainan
pendengaran konginetal Gangguan ini terjadi pada telinga bagian tengah saat
embriogenesis Gangguan ini juga menyebabkan peluang terjadinya otitis media
lebih besar
E Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
1 Berdasarkan hasil pemeriksaan kelainan apa yang diderita oleh Sulastri
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan ciri-ciri fisik yang dimiliki Sulastri
maka ia dikategorikan sebagai penderita sindrom turner Sindrom turner
merupakan kelainan genetic yang terkait dengan kromosom X atau yang lebih
13
dikenal sebagai monosomi X dimana wanita dengan kelainan ini hanya memiliki
1 kromosom X dalam tubuhnya Sindrom turner merupakan satu-satunya
monosomi yang bisa bertahan hidup pada manusia Wanita dengan sindrom
turner tidak memiliki seks kromatin hal ini bisa ditandai dengan gejala yaitu
tidak terjadi menstruasi pada wanita seperti di dalam kasus ini
Pada saat ini faktor risiko dari sindrom turner masih sulit ditemukan Saat
ini tidak ada penyebab pasti yang dikenal untuk sindrom turner meskipun ada
beberapa teori seputar subjek Satu-satunya fakta yang solid yang dikenal saat
ini adalah bahwa selama konsepsi sebagian atau seluruh kromosom seks kedua
tidak ditransfer ke janin Faktor risiko lain dalam sindrom turner monosomi dua
pertiga hingga tiga perempat kasus koromosom X yang mereka dapatkan itu
berasal dari ibu dan yang lainnya berasal dari ayah mereka (Jacobs et al 1997)
Pada beberapa hasil penelitian lain 80 kasus Sindrom Turner merupakan
nondisjunction pada spermatogenesis ayah (Price dan Wilson 200227)
2 Bagaimana ciri lain seseorang yang menderita kelainan tersebut
a Garis rambut rendah atau tidak jelas
b Memiliki dada bidang
c Terjadi penyempitan aorta (pembuluh darah keluar jantung)
d Cenderung menderita hipertensi
e Minor masalah mata yang dikoreksi dengan kacamata
f Scoliosis (deformitas tulang belakang)
g Kelenjar tiroid menjadi kurang aktif menyebabkan kelainan imun
h Osteoporosis (dapat terjadi karena kurangnya estrogen)
3 Apa saja jenis-jenis pemeriksaan penunjang yang perlu diberikan kepada
Sulastri
a Pemeriksaan laboratorium CBC Tyroid stimulating hormone (TSH)
FSH amp LH MRI dan Radiograf
b Pemeriksaan karyotyping
c Pemeriksaan menggunakan USG
d Pemeriksaan menggunakan Echocardiography
Pada keadaan yang dialami Sulastri dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
untuk mengetahui apa yang diderita nya yaitu sebagai berikut
a Pemeriksaan fisik
Pada pasien sindrom turner dalam hal pemeriksaan fisik dapat dilakukan
inspeksi untuk melihat secara keseluruhan kelainan yang khas pada
penderita penyakit ini seperti terlihat limfedema perider saar lahir kubitus
valgus dada yang melebar dan puting susu yang saling menjauh garis
rambut posterior yang pendek dan leher seperti bersirip rambut pubis
sedikit Pada skenario dijelaskan bahwa sulastri belum mengalami haid
pada umur 15 tahun dan memiliki tubuh dan leher yang pendek
b Pemeriksaan penunjang
14
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan
penunjang di laboratorium yang dapat dilakukan
CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan
dari sample darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini
seringkali diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-
pengukuran enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH
berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa
ditandai dengan meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea
FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik
hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium
MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan
mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan
radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap
dilakukan Uji Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari
benda padat dengan menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar
gamma (γ) Gambar yang didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut
tanpa rincian kedalamannya Gambar direkam dalam film yang disebut
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
4
I Petugas Kelompok
Tutor dr Tri Suciati MKes
Moderator Yunike
Sekretaris Eddy Yuristo NS (meja)
Amanda Putri Utami (papan)
Peserta Alvidiani Agustina D
Fauzan Ditiaharman
Hana Andrina
Hardiyanti Sri Utami
Intan Apriliana
Muhammad Iqbal M
Rafiqy Saadiy Faizun
Rizka Ramadhiyah
Sekarayu Putri Kencana
Stevanus Eliansyah H
Trie Vany Putri
II Skenario
Tuan Mularis usia 60 tahun bekerja sebagai tukang becak telah menikah dengan istrinya
Maryam usia 57 tahun Mereka mempunyai 3 orang anak 1 laki-laki dan 2 perempuan
Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya yang bernama
Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid Ciri-ciri fisik Sulastri
bertubuh pendek dan berleher pendek Selain itu Sulastri agak terganggu
pendengarannya sering sesak nafas jika melakukan aktivitas fisik yang berlebihan Saat
sesak nafas bibirnya kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka membawa
Sulastri ke RSUD Bari Palembang Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal
wanita tetapi pada pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari
pemeriksaan seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
III Klarifikasi Istilah
No Istilah Pengertian
1 Haid Keadaan fisiologi dan siklik berupa pengeluaran sekret yang
terdiri dari darah dan jaringan mukosa dari uterus non grafik
melalui vagina
2 Fisik Jasmani badan
3 Aneh Ganjil tidak seperti yang seharusnya
4 Aktivitas Fisik
yang Berlebihan
Aktivitas fisik yang memungkinkan menimbulkan cedera
5 USG Gambaran struktur dalam tubuh dengan mencatat gema
5
pulsa gelombang elektronik yang diarahkan ke dalam
jaringan dan dipantulkan oleh bidang jaringan
6 Ovarium Gonad perempuan salah satu dari kelenjar seksual
berpasangan pada perempuan sebagai tempat terbentuknya
oosit
7 Pemeriksaan Perbuatan proses dan cara memeriksa
8 Seks Kromatin Bentuk kromosom X pada perempuan yang bisa
diidentifikasi pada masa interfase sebagai masa berwarna
gelap
9 Kromatin Negatif Tidak adanya kromatin seks (Badan Barr)
10 Kromatin Kompleks asam nukleat dan protein (khususnya histon) di
dalam inti sel eukariota yang menyusun kromosom
IV Identifikasi Masalah
No Masalah Konsen
1 Tuan Mularis usia 60 tahun telah bekerja sebagai tukang becak telah
menikah dengan istrinya Maryam usia 57 tahun
vv
2 Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya
yang bernama Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan
haid
v
3 Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek v
4 Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak
nafas dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu
mereka membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
vvv
5 Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks
kromatin negatif
vv
V Analisis Masalah
A Tuan Mularis usia 60 tahun telah bekerja sebagai tukang becak telah
menikah dengan istrinya Maryam usia 57 tahun
1 Bagaimana hubungan usia tua dengan kelainan genetika
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel
induk yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi
nondisjunction disebabkan oleh faktor-faktor terputusnya benang-benang
spindel atau komponen-komponennya atau kegagalan dalam pemisahan
nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat masih dalam kandungan
yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat wanita tersebut akil
balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat wanita menjadi
tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan pada
waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami
pembelahan yang salah
6
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia
yang memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap
meiosis lebih lama memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat
pembentukan kiasma Hal ini menyebabkan kemungkinan terjadinya
nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan
kenaikan usia ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit
yang tidak berada dalam kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan
rekombinasi genetik yang merupakan dua faktor risiko penting dalam
nondisjunction kromosom 21 Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere
ketiga atau pericentromer region) rupanya memberikan ketidakstabilan
meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan kromosom
Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko
kelahiran anak dengan Sindrom Down13
Proses nondisjunction dapat dijelaskan sebagai berikut
a Pada anafase I meiosis I seharusnya kromosom homolog berpisah menuju
kutub yang berlawanan Pada peristiwa nondisjunction kromosom
homolog gagal berpisah dan keduanya bermigrasi ke kutub yang sama
b Pada anafase II meiosis II seharusnya kromatid berpisah dari
homolognya dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan Pada
peristiwa nondisjunction pasangan kromatid tersebut gagal berpisah dan
bermigrasi menuju ke kutub yang sama
c Peristiwa gagal berpisah tersebut mengakibatkan gamet yang dihasilkan
abnormal
d Jika terjadi fertilisasi antara gamet abnormal dengan gamet lain maka
akan dihasilkan zigot abnormal dan mengakibatkan abnormalitas pada
individu
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari
sperma laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan
genetik karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di
pihak perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi
pula risiko si anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome
dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia
laki-laki saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik
7
pada keturunannya Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan
sejumlah mutasi genetik pada usia tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang
diwariskan melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi
genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan
25 mutasi genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel
sperma akan mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik
karena faktor usia
2 Bagaimana hubungan usia tua dengan kehamilan
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi
oleh sperma dan pembuahan ovum tersebut berkembang sampai menjadi fetus
yang aterm
Lama kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari
atau 40 minggu dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) Kehamilan 40 minggu
ini disebut kehamilan matur (cukup bulan) Bila kehamilan lebih dari 43 minggu
disebut kehamilan postmatur Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur
Ditinjau dari tuanya kehamilan kehamilan dibagi atas 3 bagian masing-
masing (1) kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu) (2)
kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan (3) kehamilan
triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu) (Wiknjosastro 2002)
Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi kemudian dilanjutkan proses
implantasi dan kemudian embriogenesis
Bila dikalkulasikan usia ibu Maryam saat mengandung Sulastri adalah
kurang lebih 41 tahun sedangkan secara paralel usia Pak Mularis adalah kurang
lebih 44 tahun Kondisi kehamilan usia tua memiliki kaitan terhadap berbagai
resiko kelainan pada proses kehamilan yang dapat dijelaskan sebagai berikut
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi
janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun
jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi
sehat (25-30 tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan
maka kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) yang berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau
terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan buah kehamilan
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika
wanita hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini
harus benar-benar diwaspadai
8
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk
menerima bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan
keguguran plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar
kandungan (ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar
Kombinasi antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang
menyebabkan resiko meninggal atau cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi
bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
B Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya yang
bernama Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid
1 Kapan biasanya wanita mendapatkan menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang
terjadi pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama
Menarche merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal
yang merupakan salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami
perubahan di dalam dirinya dan juga disertai dengan berbagai masalah dan
perubahan - perubahan baik fisik biologi psikologis maupun sosial dan harus
dihadapi oleh remaja putri karena ini merupakan masa yang sangat penting
sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi
akibat proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima
rangsangan yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan
dengan hipofise melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang
folikel dan luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon
perangsang folikel (FSH) merangsang folikel primordial yang didalam
perjalanannya dominan mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah
terjadi haid pertama yaitu menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara
normal akan mengalami menarche pada usia 11-13 tahun
2 Apa saja faktor yang menyebabkan cepat lambatnya menarche
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia
dini
9
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek
dan gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada
gadis yang tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat
terjadinya menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi
lebih cepat daripada gadis yang hidup di desa
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat
terjadinya menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami
perceraian kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan
faktor eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan
keluarga tempat tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa
orang dewasa Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga
lingkungan pendidikan formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh
terhadap usia menarche
3 Bagaimana siklus menstruasi normal
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus
yang disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi
oleh sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45
hari dengan rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan
rata-rata 4-6 hari Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah
kehilangan darah tiap siklus berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel
yang mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose
menyintesis progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama
paruh pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada
sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya
Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur
biosintesis estrogen berlangsung dari progesteron dan pregnenolon
10
melalui 17-hidoksilasi turunan dari androstelenedion testosteron dan
estradiol Kandungan enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini
mempercepat perubahan androgen menjadi estrogen Di dalam folikel
oosit primer mulai menjalani proses pematangannya Pada waktu yang
sama folikel yang sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak
ke dalam system ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan
pelepasan LHRH melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal
kelenjar-kelenjar menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh
darah menjadi banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang
sama cepatnya Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus
dan berbentuk tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan
sitoplasma eosinofilik yang seragam dengan inti di tengah Stroma
cukup padat pada lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakin
longgar Pembuluh darah akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil
Lamanya fase proliferasi sangat berbeda-beda pada tiap orang dan
berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
11
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
4 Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
- Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
- Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
C Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek
1 Bagaimanakah ciri-ciri fisik normal wanita berusia 15 tahun
Ciri fisik wanita berusia 15 tahun
- Pinggul yang membesar dan membulat karena berkembangnya lemak
bawah kulit
- Buah dada dan puting susu tampak menonjol payudara menjadi lebih
besar dan bulat
- Tumbuhnya rambut di kemaluan ketiak lengan dan kaki dan kulit wajah
- Kulit menjadi lebih kasar lebih tebal agak pucat dan lubang pori-pori
bertambah besar
- Terjadi perubahan suara menjadi lebih merdu
- Kelenjar keringat lebih aktif dan klit lebih menjadi kasar dibandingkan
kulit anak
- Otot semakin kuat dan semakin besar sehingga memberikan bentuk pada
bahu Lengan dan tungkai kaki
2 Mengapa Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek dalam kaitan kelainan
genetik yang ia alami
Kelainan yang diderita Sulastri kemungkinan adalah Syndrome Turner
monosomi kromosom X Pada kromosom X teridentifikasi satu gen yang
disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan
12
tubuh pendek dan abnormalitas tulang pada wanita dengan Sindrom
Turener seperti Sulastri
D Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak nafas
dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka
membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
1 Bagaimanakah faktor yang dapat mrnyebabkan kelainan tersebut
Dikaitkan dengan penyakit Defek Sekat Atrium (Atrial Septal Defect ASD)
Abnormalitas genetik dapat disebabkan oleh mutasi gen tunggal (single gene
mutation) kelainan kromosomal (delesi trisomi monosomi) Mutasi gen tunggal
menyebabkan terbentuknya protein struktural maupun regulator serta protein
untuk pengaturan persinyalan molekular yang defek dan biasanya dapat
diprediksi pola penurunannya mengingat diturunkan dengan pola Mendelian
Kelainan kromosomal yang sering menyebabkan ASD di antaranya sindrom
Turner (45X) sindrom Down (trisomi 21) serta sindrom Miller Dieker (delesi
17p) Namun demikian perlu diingat bahwa banyak kelainan kromosomal dapat
menyebabkan penyakit jantung kongenital meskipun tidak spesifik menyebabkan
kelainan tertentu Kelainan jantung pada sindrom Down merupakan kelainan
yang paling jelas mekanismenya karena melibatkan anomali struktur yang
berasal dari bantalan endokardium (termasuk sekat atrioventrikular dan katup
jantung)
Gejala yang paling sering menyertai penderita ASD adalah sesak nafas dan
rasa lelah yang cepat timbul setelah aktivitas fisik Sesak nafas dapat terjadi pasa
aktivitas biasa disertai dengan berdebar-debar (takiartimia) Tanda-tanda
sianosis sentral (seperti kebiruan di kuku dan sekitar bibir) biasanya kurang
ditemukan kecuali defek terjadi dalam intensitas yang besar (suatu kondisi yang
jarang dapat disebabkan oleh bukaan yang sangat lebar akibat ketiadaan septum
interatrial disebut dengan istilah cor trilokulare biventrikulare1 dan sering
disertai defek fatal lain di daerah jantung) Semakin tua usia seseorang dengan
kelainan ini makin rentan mengalami gagal jantung kongestif (terutama dekade
keempat dan kelima) disertai dengan aritmia
Secara umum gangguan pendengaran yang dialami Sulastri adalah kelainan
pendengaran konginetal Gangguan ini terjadi pada telinga bagian tengah saat
embriogenesis Gangguan ini juga menyebabkan peluang terjadinya otitis media
lebih besar
E Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
1 Berdasarkan hasil pemeriksaan kelainan apa yang diderita oleh Sulastri
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan ciri-ciri fisik yang dimiliki Sulastri
maka ia dikategorikan sebagai penderita sindrom turner Sindrom turner
merupakan kelainan genetic yang terkait dengan kromosom X atau yang lebih
13
dikenal sebagai monosomi X dimana wanita dengan kelainan ini hanya memiliki
1 kromosom X dalam tubuhnya Sindrom turner merupakan satu-satunya
monosomi yang bisa bertahan hidup pada manusia Wanita dengan sindrom
turner tidak memiliki seks kromatin hal ini bisa ditandai dengan gejala yaitu
tidak terjadi menstruasi pada wanita seperti di dalam kasus ini
Pada saat ini faktor risiko dari sindrom turner masih sulit ditemukan Saat
ini tidak ada penyebab pasti yang dikenal untuk sindrom turner meskipun ada
beberapa teori seputar subjek Satu-satunya fakta yang solid yang dikenal saat
ini adalah bahwa selama konsepsi sebagian atau seluruh kromosom seks kedua
tidak ditransfer ke janin Faktor risiko lain dalam sindrom turner monosomi dua
pertiga hingga tiga perempat kasus koromosom X yang mereka dapatkan itu
berasal dari ibu dan yang lainnya berasal dari ayah mereka (Jacobs et al 1997)
Pada beberapa hasil penelitian lain 80 kasus Sindrom Turner merupakan
nondisjunction pada spermatogenesis ayah (Price dan Wilson 200227)
2 Bagaimana ciri lain seseorang yang menderita kelainan tersebut
a Garis rambut rendah atau tidak jelas
b Memiliki dada bidang
c Terjadi penyempitan aorta (pembuluh darah keluar jantung)
d Cenderung menderita hipertensi
e Minor masalah mata yang dikoreksi dengan kacamata
f Scoliosis (deformitas tulang belakang)
g Kelenjar tiroid menjadi kurang aktif menyebabkan kelainan imun
h Osteoporosis (dapat terjadi karena kurangnya estrogen)
3 Apa saja jenis-jenis pemeriksaan penunjang yang perlu diberikan kepada
Sulastri
a Pemeriksaan laboratorium CBC Tyroid stimulating hormone (TSH)
FSH amp LH MRI dan Radiograf
b Pemeriksaan karyotyping
c Pemeriksaan menggunakan USG
d Pemeriksaan menggunakan Echocardiography
Pada keadaan yang dialami Sulastri dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
untuk mengetahui apa yang diderita nya yaitu sebagai berikut
a Pemeriksaan fisik
Pada pasien sindrom turner dalam hal pemeriksaan fisik dapat dilakukan
inspeksi untuk melihat secara keseluruhan kelainan yang khas pada
penderita penyakit ini seperti terlihat limfedema perider saar lahir kubitus
valgus dada yang melebar dan puting susu yang saling menjauh garis
rambut posterior yang pendek dan leher seperti bersirip rambut pubis
sedikit Pada skenario dijelaskan bahwa sulastri belum mengalami haid
pada umur 15 tahun dan memiliki tubuh dan leher yang pendek
b Pemeriksaan penunjang
14
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan
penunjang di laboratorium yang dapat dilakukan
CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan
dari sample darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini
seringkali diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-
pengukuran enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH
berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa
ditandai dengan meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea
FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik
hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium
MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan
mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan
radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap
dilakukan Uji Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari
benda padat dengan menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar
gamma (γ) Gambar yang didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut
tanpa rincian kedalamannya Gambar direkam dalam film yang disebut
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
5
pulsa gelombang elektronik yang diarahkan ke dalam
jaringan dan dipantulkan oleh bidang jaringan
6 Ovarium Gonad perempuan salah satu dari kelenjar seksual
berpasangan pada perempuan sebagai tempat terbentuknya
oosit
7 Pemeriksaan Perbuatan proses dan cara memeriksa
8 Seks Kromatin Bentuk kromosom X pada perempuan yang bisa
diidentifikasi pada masa interfase sebagai masa berwarna
gelap
9 Kromatin Negatif Tidak adanya kromatin seks (Badan Barr)
10 Kromatin Kompleks asam nukleat dan protein (khususnya histon) di
dalam inti sel eukariota yang menyusun kromosom
IV Identifikasi Masalah
No Masalah Konsen
1 Tuan Mularis usia 60 tahun telah bekerja sebagai tukang becak telah
menikah dengan istrinya Maryam usia 57 tahun
vv
2 Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya
yang bernama Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan
haid
v
3 Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek v
4 Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak
nafas dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu
mereka membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
vvv
5 Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks
kromatin negatif
vv
V Analisis Masalah
A Tuan Mularis usia 60 tahun telah bekerja sebagai tukang becak telah
menikah dengan istrinya Maryam usia 57 tahun
1 Bagaimana hubungan usia tua dengan kelainan genetika
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel
induk yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi
nondisjunction disebabkan oleh faktor-faktor terputusnya benang-benang
spindel atau komponen-komponennya atau kegagalan dalam pemisahan
nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat masih dalam kandungan
yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat wanita tersebut akil
balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat wanita menjadi
tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan pada
waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami
pembelahan yang salah
6
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia
yang memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap
meiosis lebih lama memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat
pembentukan kiasma Hal ini menyebabkan kemungkinan terjadinya
nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan
kenaikan usia ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit
yang tidak berada dalam kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan
rekombinasi genetik yang merupakan dua faktor risiko penting dalam
nondisjunction kromosom 21 Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere
ketiga atau pericentromer region) rupanya memberikan ketidakstabilan
meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan kromosom
Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko
kelahiran anak dengan Sindrom Down13
Proses nondisjunction dapat dijelaskan sebagai berikut
a Pada anafase I meiosis I seharusnya kromosom homolog berpisah menuju
kutub yang berlawanan Pada peristiwa nondisjunction kromosom
homolog gagal berpisah dan keduanya bermigrasi ke kutub yang sama
b Pada anafase II meiosis II seharusnya kromatid berpisah dari
homolognya dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan Pada
peristiwa nondisjunction pasangan kromatid tersebut gagal berpisah dan
bermigrasi menuju ke kutub yang sama
c Peristiwa gagal berpisah tersebut mengakibatkan gamet yang dihasilkan
abnormal
d Jika terjadi fertilisasi antara gamet abnormal dengan gamet lain maka
akan dihasilkan zigot abnormal dan mengakibatkan abnormalitas pada
individu
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari
sperma laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan
genetik karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di
pihak perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi
pula risiko si anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome
dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia
laki-laki saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik
7
pada keturunannya Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan
sejumlah mutasi genetik pada usia tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang
diwariskan melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi
genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan
25 mutasi genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel
sperma akan mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik
karena faktor usia
2 Bagaimana hubungan usia tua dengan kehamilan
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi
oleh sperma dan pembuahan ovum tersebut berkembang sampai menjadi fetus
yang aterm
Lama kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari
atau 40 minggu dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) Kehamilan 40 minggu
ini disebut kehamilan matur (cukup bulan) Bila kehamilan lebih dari 43 minggu
disebut kehamilan postmatur Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur
Ditinjau dari tuanya kehamilan kehamilan dibagi atas 3 bagian masing-
masing (1) kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu) (2)
kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan (3) kehamilan
triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu) (Wiknjosastro 2002)
Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi kemudian dilanjutkan proses
implantasi dan kemudian embriogenesis
Bila dikalkulasikan usia ibu Maryam saat mengandung Sulastri adalah
kurang lebih 41 tahun sedangkan secara paralel usia Pak Mularis adalah kurang
lebih 44 tahun Kondisi kehamilan usia tua memiliki kaitan terhadap berbagai
resiko kelainan pada proses kehamilan yang dapat dijelaskan sebagai berikut
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi
janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun
jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi
sehat (25-30 tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan
maka kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) yang berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau
terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan buah kehamilan
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika
wanita hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini
harus benar-benar diwaspadai
8
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk
menerima bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan
keguguran plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar
kandungan (ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar
Kombinasi antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang
menyebabkan resiko meninggal atau cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi
bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
B Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya yang
bernama Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid
1 Kapan biasanya wanita mendapatkan menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang
terjadi pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama
Menarche merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal
yang merupakan salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami
perubahan di dalam dirinya dan juga disertai dengan berbagai masalah dan
perubahan - perubahan baik fisik biologi psikologis maupun sosial dan harus
dihadapi oleh remaja putri karena ini merupakan masa yang sangat penting
sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi
akibat proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima
rangsangan yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan
dengan hipofise melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang
folikel dan luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon
perangsang folikel (FSH) merangsang folikel primordial yang didalam
perjalanannya dominan mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah
terjadi haid pertama yaitu menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara
normal akan mengalami menarche pada usia 11-13 tahun
2 Apa saja faktor yang menyebabkan cepat lambatnya menarche
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia
dini
9
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek
dan gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada
gadis yang tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat
terjadinya menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi
lebih cepat daripada gadis yang hidup di desa
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat
terjadinya menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami
perceraian kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan
faktor eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan
keluarga tempat tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa
orang dewasa Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga
lingkungan pendidikan formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh
terhadap usia menarche
3 Bagaimana siklus menstruasi normal
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus
yang disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi
oleh sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45
hari dengan rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan
rata-rata 4-6 hari Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah
kehilangan darah tiap siklus berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel
yang mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose
menyintesis progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama
paruh pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada
sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya
Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur
biosintesis estrogen berlangsung dari progesteron dan pregnenolon
10
melalui 17-hidoksilasi turunan dari androstelenedion testosteron dan
estradiol Kandungan enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini
mempercepat perubahan androgen menjadi estrogen Di dalam folikel
oosit primer mulai menjalani proses pematangannya Pada waktu yang
sama folikel yang sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak
ke dalam system ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan
pelepasan LHRH melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal
kelenjar-kelenjar menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh
darah menjadi banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang
sama cepatnya Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus
dan berbentuk tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan
sitoplasma eosinofilik yang seragam dengan inti di tengah Stroma
cukup padat pada lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakin
longgar Pembuluh darah akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil
Lamanya fase proliferasi sangat berbeda-beda pada tiap orang dan
berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
11
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
4 Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
- Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
- Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
C Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek
1 Bagaimanakah ciri-ciri fisik normal wanita berusia 15 tahun
Ciri fisik wanita berusia 15 tahun
- Pinggul yang membesar dan membulat karena berkembangnya lemak
bawah kulit
- Buah dada dan puting susu tampak menonjol payudara menjadi lebih
besar dan bulat
- Tumbuhnya rambut di kemaluan ketiak lengan dan kaki dan kulit wajah
- Kulit menjadi lebih kasar lebih tebal agak pucat dan lubang pori-pori
bertambah besar
- Terjadi perubahan suara menjadi lebih merdu
- Kelenjar keringat lebih aktif dan klit lebih menjadi kasar dibandingkan
kulit anak
- Otot semakin kuat dan semakin besar sehingga memberikan bentuk pada
bahu Lengan dan tungkai kaki
2 Mengapa Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek dalam kaitan kelainan
genetik yang ia alami
Kelainan yang diderita Sulastri kemungkinan adalah Syndrome Turner
monosomi kromosom X Pada kromosom X teridentifikasi satu gen yang
disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan
12
tubuh pendek dan abnormalitas tulang pada wanita dengan Sindrom
Turener seperti Sulastri
D Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak nafas
dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka
membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
1 Bagaimanakah faktor yang dapat mrnyebabkan kelainan tersebut
Dikaitkan dengan penyakit Defek Sekat Atrium (Atrial Septal Defect ASD)
Abnormalitas genetik dapat disebabkan oleh mutasi gen tunggal (single gene
mutation) kelainan kromosomal (delesi trisomi monosomi) Mutasi gen tunggal
menyebabkan terbentuknya protein struktural maupun regulator serta protein
untuk pengaturan persinyalan molekular yang defek dan biasanya dapat
diprediksi pola penurunannya mengingat diturunkan dengan pola Mendelian
Kelainan kromosomal yang sering menyebabkan ASD di antaranya sindrom
Turner (45X) sindrom Down (trisomi 21) serta sindrom Miller Dieker (delesi
17p) Namun demikian perlu diingat bahwa banyak kelainan kromosomal dapat
menyebabkan penyakit jantung kongenital meskipun tidak spesifik menyebabkan
kelainan tertentu Kelainan jantung pada sindrom Down merupakan kelainan
yang paling jelas mekanismenya karena melibatkan anomali struktur yang
berasal dari bantalan endokardium (termasuk sekat atrioventrikular dan katup
jantung)
Gejala yang paling sering menyertai penderita ASD adalah sesak nafas dan
rasa lelah yang cepat timbul setelah aktivitas fisik Sesak nafas dapat terjadi pasa
aktivitas biasa disertai dengan berdebar-debar (takiartimia) Tanda-tanda
sianosis sentral (seperti kebiruan di kuku dan sekitar bibir) biasanya kurang
ditemukan kecuali defek terjadi dalam intensitas yang besar (suatu kondisi yang
jarang dapat disebabkan oleh bukaan yang sangat lebar akibat ketiadaan septum
interatrial disebut dengan istilah cor trilokulare biventrikulare1 dan sering
disertai defek fatal lain di daerah jantung) Semakin tua usia seseorang dengan
kelainan ini makin rentan mengalami gagal jantung kongestif (terutama dekade
keempat dan kelima) disertai dengan aritmia
Secara umum gangguan pendengaran yang dialami Sulastri adalah kelainan
pendengaran konginetal Gangguan ini terjadi pada telinga bagian tengah saat
embriogenesis Gangguan ini juga menyebabkan peluang terjadinya otitis media
lebih besar
E Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
1 Berdasarkan hasil pemeriksaan kelainan apa yang diderita oleh Sulastri
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan ciri-ciri fisik yang dimiliki Sulastri
maka ia dikategorikan sebagai penderita sindrom turner Sindrom turner
merupakan kelainan genetic yang terkait dengan kromosom X atau yang lebih
13
dikenal sebagai monosomi X dimana wanita dengan kelainan ini hanya memiliki
1 kromosom X dalam tubuhnya Sindrom turner merupakan satu-satunya
monosomi yang bisa bertahan hidup pada manusia Wanita dengan sindrom
turner tidak memiliki seks kromatin hal ini bisa ditandai dengan gejala yaitu
tidak terjadi menstruasi pada wanita seperti di dalam kasus ini
Pada saat ini faktor risiko dari sindrom turner masih sulit ditemukan Saat
ini tidak ada penyebab pasti yang dikenal untuk sindrom turner meskipun ada
beberapa teori seputar subjek Satu-satunya fakta yang solid yang dikenal saat
ini adalah bahwa selama konsepsi sebagian atau seluruh kromosom seks kedua
tidak ditransfer ke janin Faktor risiko lain dalam sindrom turner monosomi dua
pertiga hingga tiga perempat kasus koromosom X yang mereka dapatkan itu
berasal dari ibu dan yang lainnya berasal dari ayah mereka (Jacobs et al 1997)
Pada beberapa hasil penelitian lain 80 kasus Sindrom Turner merupakan
nondisjunction pada spermatogenesis ayah (Price dan Wilson 200227)
2 Bagaimana ciri lain seseorang yang menderita kelainan tersebut
a Garis rambut rendah atau tidak jelas
b Memiliki dada bidang
c Terjadi penyempitan aorta (pembuluh darah keluar jantung)
d Cenderung menderita hipertensi
e Minor masalah mata yang dikoreksi dengan kacamata
f Scoliosis (deformitas tulang belakang)
g Kelenjar tiroid menjadi kurang aktif menyebabkan kelainan imun
h Osteoporosis (dapat terjadi karena kurangnya estrogen)
3 Apa saja jenis-jenis pemeriksaan penunjang yang perlu diberikan kepada
Sulastri
a Pemeriksaan laboratorium CBC Tyroid stimulating hormone (TSH)
FSH amp LH MRI dan Radiograf
b Pemeriksaan karyotyping
c Pemeriksaan menggunakan USG
d Pemeriksaan menggunakan Echocardiography
Pada keadaan yang dialami Sulastri dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
untuk mengetahui apa yang diderita nya yaitu sebagai berikut
a Pemeriksaan fisik
Pada pasien sindrom turner dalam hal pemeriksaan fisik dapat dilakukan
inspeksi untuk melihat secara keseluruhan kelainan yang khas pada
penderita penyakit ini seperti terlihat limfedema perider saar lahir kubitus
valgus dada yang melebar dan puting susu yang saling menjauh garis
rambut posterior yang pendek dan leher seperti bersirip rambut pubis
sedikit Pada skenario dijelaskan bahwa sulastri belum mengalami haid
pada umur 15 tahun dan memiliki tubuh dan leher yang pendek
b Pemeriksaan penunjang
14
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan
penunjang di laboratorium yang dapat dilakukan
CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan
dari sample darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini
seringkali diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-
pengukuran enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH
berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa
ditandai dengan meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea
FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik
hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium
MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan
mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan
radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap
dilakukan Uji Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari
benda padat dengan menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar
gamma (γ) Gambar yang didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut
tanpa rincian kedalamannya Gambar direkam dalam film yang disebut
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
6
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia
yang memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap
meiosis lebih lama memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat
pembentukan kiasma Hal ini menyebabkan kemungkinan terjadinya
nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan
kenaikan usia ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit
yang tidak berada dalam kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan
rekombinasi genetik yang merupakan dua faktor risiko penting dalam
nondisjunction kromosom 21 Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere
ketiga atau pericentromer region) rupanya memberikan ketidakstabilan
meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan kromosom
Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko
kelahiran anak dengan Sindrom Down13
Proses nondisjunction dapat dijelaskan sebagai berikut
a Pada anafase I meiosis I seharusnya kromosom homolog berpisah menuju
kutub yang berlawanan Pada peristiwa nondisjunction kromosom
homolog gagal berpisah dan keduanya bermigrasi ke kutub yang sama
b Pada anafase II meiosis II seharusnya kromatid berpisah dari
homolognya dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan Pada
peristiwa nondisjunction pasangan kromatid tersebut gagal berpisah dan
bermigrasi menuju ke kutub yang sama
c Peristiwa gagal berpisah tersebut mengakibatkan gamet yang dihasilkan
abnormal
d Jika terjadi fertilisasi antara gamet abnormal dengan gamet lain maka
akan dihasilkan zigot abnormal dan mengakibatkan abnormalitas pada
individu
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari
sperma laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan
genetik karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di
pihak perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi
pula risiko si anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome
dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia
laki-laki saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik
7
pada keturunannya Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan
sejumlah mutasi genetik pada usia tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang
diwariskan melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi
genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan
25 mutasi genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel
sperma akan mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik
karena faktor usia
2 Bagaimana hubungan usia tua dengan kehamilan
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi
oleh sperma dan pembuahan ovum tersebut berkembang sampai menjadi fetus
yang aterm
Lama kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari
atau 40 minggu dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) Kehamilan 40 minggu
ini disebut kehamilan matur (cukup bulan) Bila kehamilan lebih dari 43 minggu
disebut kehamilan postmatur Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur
Ditinjau dari tuanya kehamilan kehamilan dibagi atas 3 bagian masing-
masing (1) kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu) (2)
kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan (3) kehamilan
triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu) (Wiknjosastro 2002)
Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi kemudian dilanjutkan proses
implantasi dan kemudian embriogenesis
Bila dikalkulasikan usia ibu Maryam saat mengandung Sulastri adalah
kurang lebih 41 tahun sedangkan secara paralel usia Pak Mularis adalah kurang
lebih 44 tahun Kondisi kehamilan usia tua memiliki kaitan terhadap berbagai
resiko kelainan pada proses kehamilan yang dapat dijelaskan sebagai berikut
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi
janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun
jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi
sehat (25-30 tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan
maka kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) yang berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau
terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan buah kehamilan
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika
wanita hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini
harus benar-benar diwaspadai
8
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk
menerima bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan
keguguran plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar
kandungan (ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar
Kombinasi antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang
menyebabkan resiko meninggal atau cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi
bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
B Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya yang
bernama Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid
1 Kapan biasanya wanita mendapatkan menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang
terjadi pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama
Menarche merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal
yang merupakan salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami
perubahan di dalam dirinya dan juga disertai dengan berbagai masalah dan
perubahan - perubahan baik fisik biologi psikologis maupun sosial dan harus
dihadapi oleh remaja putri karena ini merupakan masa yang sangat penting
sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi
akibat proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima
rangsangan yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan
dengan hipofise melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang
folikel dan luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon
perangsang folikel (FSH) merangsang folikel primordial yang didalam
perjalanannya dominan mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah
terjadi haid pertama yaitu menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara
normal akan mengalami menarche pada usia 11-13 tahun
2 Apa saja faktor yang menyebabkan cepat lambatnya menarche
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia
dini
9
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek
dan gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada
gadis yang tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat
terjadinya menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi
lebih cepat daripada gadis yang hidup di desa
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat
terjadinya menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami
perceraian kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan
faktor eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan
keluarga tempat tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa
orang dewasa Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga
lingkungan pendidikan formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh
terhadap usia menarche
3 Bagaimana siklus menstruasi normal
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus
yang disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi
oleh sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45
hari dengan rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan
rata-rata 4-6 hari Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah
kehilangan darah tiap siklus berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel
yang mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose
menyintesis progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama
paruh pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada
sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya
Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur
biosintesis estrogen berlangsung dari progesteron dan pregnenolon
10
melalui 17-hidoksilasi turunan dari androstelenedion testosteron dan
estradiol Kandungan enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini
mempercepat perubahan androgen menjadi estrogen Di dalam folikel
oosit primer mulai menjalani proses pematangannya Pada waktu yang
sama folikel yang sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak
ke dalam system ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan
pelepasan LHRH melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal
kelenjar-kelenjar menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh
darah menjadi banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang
sama cepatnya Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus
dan berbentuk tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan
sitoplasma eosinofilik yang seragam dengan inti di tengah Stroma
cukup padat pada lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakin
longgar Pembuluh darah akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil
Lamanya fase proliferasi sangat berbeda-beda pada tiap orang dan
berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
11
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
4 Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
- Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
- Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
C Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek
1 Bagaimanakah ciri-ciri fisik normal wanita berusia 15 tahun
Ciri fisik wanita berusia 15 tahun
- Pinggul yang membesar dan membulat karena berkembangnya lemak
bawah kulit
- Buah dada dan puting susu tampak menonjol payudara menjadi lebih
besar dan bulat
- Tumbuhnya rambut di kemaluan ketiak lengan dan kaki dan kulit wajah
- Kulit menjadi lebih kasar lebih tebal agak pucat dan lubang pori-pori
bertambah besar
- Terjadi perubahan suara menjadi lebih merdu
- Kelenjar keringat lebih aktif dan klit lebih menjadi kasar dibandingkan
kulit anak
- Otot semakin kuat dan semakin besar sehingga memberikan bentuk pada
bahu Lengan dan tungkai kaki
2 Mengapa Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek dalam kaitan kelainan
genetik yang ia alami
Kelainan yang diderita Sulastri kemungkinan adalah Syndrome Turner
monosomi kromosom X Pada kromosom X teridentifikasi satu gen yang
disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan
12
tubuh pendek dan abnormalitas tulang pada wanita dengan Sindrom
Turener seperti Sulastri
D Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak nafas
dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka
membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
1 Bagaimanakah faktor yang dapat mrnyebabkan kelainan tersebut
Dikaitkan dengan penyakit Defek Sekat Atrium (Atrial Septal Defect ASD)
Abnormalitas genetik dapat disebabkan oleh mutasi gen tunggal (single gene
mutation) kelainan kromosomal (delesi trisomi monosomi) Mutasi gen tunggal
menyebabkan terbentuknya protein struktural maupun regulator serta protein
untuk pengaturan persinyalan molekular yang defek dan biasanya dapat
diprediksi pola penurunannya mengingat diturunkan dengan pola Mendelian
Kelainan kromosomal yang sering menyebabkan ASD di antaranya sindrom
Turner (45X) sindrom Down (trisomi 21) serta sindrom Miller Dieker (delesi
17p) Namun demikian perlu diingat bahwa banyak kelainan kromosomal dapat
menyebabkan penyakit jantung kongenital meskipun tidak spesifik menyebabkan
kelainan tertentu Kelainan jantung pada sindrom Down merupakan kelainan
yang paling jelas mekanismenya karena melibatkan anomali struktur yang
berasal dari bantalan endokardium (termasuk sekat atrioventrikular dan katup
jantung)
Gejala yang paling sering menyertai penderita ASD adalah sesak nafas dan
rasa lelah yang cepat timbul setelah aktivitas fisik Sesak nafas dapat terjadi pasa
aktivitas biasa disertai dengan berdebar-debar (takiartimia) Tanda-tanda
sianosis sentral (seperti kebiruan di kuku dan sekitar bibir) biasanya kurang
ditemukan kecuali defek terjadi dalam intensitas yang besar (suatu kondisi yang
jarang dapat disebabkan oleh bukaan yang sangat lebar akibat ketiadaan septum
interatrial disebut dengan istilah cor trilokulare biventrikulare1 dan sering
disertai defek fatal lain di daerah jantung) Semakin tua usia seseorang dengan
kelainan ini makin rentan mengalami gagal jantung kongestif (terutama dekade
keempat dan kelima) disertai dengan aritmia
Secara umum gangguan pendengaran yang dialami Sulastri adalah kelainan
pendengaran konginetal Gangguan ini terjadi pada telinga bagian tengah saat
embriogenesis Gangguan ini juga menyebabkan peluang terjadinya otitis media
lebih besar
E Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
1 Berdasarkan hasil pemeriksaan kelainan apa yang diderita oleh Sulastri
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan ciri-ciri fisik yang dimiliki Sulastri
maka ia dikategorikan sebagai penderita sindrom turner Sindrom turner
merupakan kelainan genetic yang terkait dengan kromosom X atau yang lebih
13
dikenal sebagai monosomi X dimana wanita dengan kelainan ini hanya memiliki
1 kromosom X dalam tubuhnya Sindrom turner merupakan satu-satunya
monosomi yang bisa bertahan hidup pada manusia Wanita dengan sindrom
turner tidak memiliki seks kromatin hal ini bisa ditandai dengan gejala yaitu
tidak terjadi menstruasi pada wanita seperti di dalam kasus ini
Pada saat ini faktor risiko dari sindrom turner masih sulit ditemukan Saat
ini tidak ada penyebab pasti yang dikenal untuk sindrom turner meskipun ada
beberapa teori seputar subjek Satu-satunya fakta yang solid yang dikenal saat
ini adalah bahwa selama konsepsi sebagian atau seluruh kromosom seks kedua
tidak ditransfer ke janin Faktor risiko lain dalam sindrom turner monosomi dua
pertiga hingga tiga perempat kasus koromosom X yang mereka dapatkan itu
berasal dari ibu dan yang lainnya berasal dari ayah mereka (Jacobs et al 1997)
Pada beberapa hasil penelitian lain 80 kasus Sindrom Turner merupakan
nondisjunction pada spermatogenesis ayah (Price dan Wilson 200227)
2 Bagaimana ciri lain seseorang yang menderita kelainan tersebut
a Garis rambut rendah atau tidak jelas
b Memiliki dada bidang
c Terjadi penyempitan aorta (pembuluh darah keluar jantung)
d Cenderung menderita hipertensi
e Minor masalah mata yang dikoreksi dengan kacamata
f Scoliosis (deformitas tulang belakang)
g Kelenjar tiroid menjadi kurang aktif menyebabkan kelainan imun
h Osteoporosis (dapat terjadi karena kurangnya estrogen)
3 Apa saja jenis-jenis pemeriksaan penunjang yang perlu diberikan kepada
Sulastri
a Pemeriksaan laboratorium CBC Tyroid stimulating hormone (TSH)
FSH amp LH MRI dan Radiograf
b Pemeriksaan karyotyping
c Pemeriksaan menggunakan USG
d Pemeriksaan menggunakan Echocardiography
Pada keadaan yang dialami Sulastri dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
untuk mengetahui apa yang diderita nya yaitu sebagai berikut
a Pemeriksaan fisik
Pada pasien sindrom turner dalam hal pemeriksaan fisik dapat dilakukan
inspeksi untuk melihat secara keseluruhan kelainan yang khas pada
penderita penyakit ini seperti terlihat limfedema perider saar lahir kubitus
valgus dada yang melebar dan puting susu yang saling menjauh garis
rambut posterior yang pendek dan leher seperti bersirip rambut pubis
sedikit Pada skenario dijelaskan bahwa sulastri belum mengalami haid
pada umur 15 tahun dan memiliki tubuh dan leher yang pendek
b Pemeriksaan penunjang
14
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan
penunjang di laboratorium yang dapat dilakukan
CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan
dari sample darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini
seringkali diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-
pengukuran enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH
berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa
ditandai dengan meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea
FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik
hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium
MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan
mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan
radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap
dilakukan Uji Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari
benda padat dengan menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar
gamma (γ) Gambar yang didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut
tanpa rincian kedalamannya Gambar direkam dalam film yang disebut
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
7
pada keturunannya Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan
sejumlah mutasi genetik pada usia tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang
diwariskan melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi
genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan
25 mutasi genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel
sperma akan mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik
karena faktor usia
2 Bagaimana hubungan usia tua dengan kehamilan
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi
oleh sperma dan pembuahan ovum tersebut berkembang sampai menjadi fetus
yang aterm
Lama kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari
atau 40 minggu dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) Kehamilan 40 minggu
ini disebut kehamilan matur (cukup bulan) Bila kehamilan lebih dari 43 minggu
disebut kehamilan postmatur Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur
Ditinjau dari tuanya kehamilan kehamilan dibagi atas 3 bagian masing-
masing (1) kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu) (2)
kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan (3) kehamilan
triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu) (Wiknjosastro 2002)
Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi kemudian dilanjutkan proses
implantasi dan kemudian embriogenesis
Bila dikalkulasikan usia ibu Maryam saat mengandung Sulastri adalah
kurang lebih 41 tahun sedangkan secara paralel usia Pak Mularis adalah kurang
lebih 44 tahun Kondisi kehamilan usia tua memiliki kaitan terhadap berbagai
resiko kelainan pada proses kehamilan yang dapat dijelaskan sebagai berikut
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi
janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun
jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi
sehat (25-30 tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan
maka kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) yang berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau
terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan buah kehamilan
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika
wanita hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini
harus benar-benar diwaspadai
8
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk
menerima bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan
keguguran plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar
kandungan (ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar
Kombinasi antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang
menyebabkan resiko meninggal atau cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi
bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
B Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya yang
bernama Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid
1 Kapan biasanya wanita mendapatkan menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang
terjadi pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama
Menarche merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal
yang merupakan salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami
perubahan di dalam dirinya dan juga disertai dengan berbagai masalah dan
perubahan - perubahan baik fisik biologi psikologis maupun sosial dan harus
dihadapi oleh remaja putri karena ini merupakan masa yang sangat penting
sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi
akibat proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima
rangsangan yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan
dengan hipofise melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang
folikel dan luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon
perangsang folikel (FSH) merangsang folikel primordial yang didalam
perjalanannya dominan mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah
terjadi haid pertama yaitu menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara
normal akan mengalami menarche pada usia 11-13 tahun
2 Apa saja faktor yang menyebabkan cepat lambatnya menarche
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia
dini
9
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek
dan gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada
gadis yang tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat
terjadinya menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi
lebih cepat daripada gadis yang hidup di desa
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat
terjadinya menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami
perceraian kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan
faktor eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan
keluarga tempat tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa
orang dewasa Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga
lingkungan pendidikan formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh
terhadap usia menarche
3 Bagaimana siklus menstruasi normal
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus
yang disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi
oleh sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45
hari dengan rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan
rata-rata 4-6 hari Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah
kehilangan darah tiap siklus berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel
yang mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose
menyintesis progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama
paruh pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada
sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya
Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur
biosintesis estrogen berlangsung dari progesteron dan pregnenolon
10
melalui 17-hidoksilasi turunan dari androstelenedion testosteron dan
estradiol Kandungan enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini
mempercepat perubahan androgen menjadi estrogen Di dalam folikel
oosit primer mulai menjalani proses pematangannya Pada waktu yang
sama folikel yang sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak
ke dalam system ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan
pelepasan LHRH melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal
kelenjar-kelenjar menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh
darah menjadi banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang
sama cepatnya Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus
dan berbentuk tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan
sitoplasma eosinofilik yang seragam dengan inti di tengah Stroma
cukup padat pada lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakin
longgar Pembuluh darah akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil
Lamanya fase proliferasi sangat berbeda-beda pada tiap orang dan
berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
11
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
4 Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
- Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
- Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
C Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek
1 Bagaimanakah ciri-ciri fisik normal wanita berusia 15 tahun
Ciri fisik wanita berusia 15 tahun
- Pinggul yang membesar dan membulat karena berkembangnya lemak
bawah kulit
- Buah dada dan puting susu tampak menonjol payudara menjadi lebih
besar dan bulat
- Tumbuhnya rambut di kemaluan ketiak lengan dan kaki dan kulit wajah
- Kulit menjadi lebih kasar lebih tebal agak pucat dan lubang pori-pori
bertambah besar
- Terjadi perubahan suara menjadi lebih merdu
- Kelenjar keringat lebih aktif dan klit lebih menjadi kasar dibandingkan
kulit anak
- Otot semakin kuat dan semakin besar sehingga memberikan bentuk pada
bahu Lengan dan tungkai kaki
2 Mengapa Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek dalam kaitan kelainan
genetik yang ia alami
Kelainan yang diderita Sulastri kemungkinan adalah Syndrome Turner
monosomi kromosom X Pada kromosom X teridentifikasi satu gen yang
disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan
12
tubuh pendek dan abnormalitas tulang pada wanita dengan Sindrom
Turener seperti Sulastri
D Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak nafas
dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka
membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
1 Bagaimanakah faktor yang dapat mrnyebabkan kelainan tersebut
Dikaitkan dengan penyakit Defek Sekat Atrium (Atrial Septal Defect ASD)
Abnormalitas genetik dapat disebabkan oleh mutasi gen tunggal (single gene
mutation) kelainan kromosomal (delesi trisomi monosomi) Mutasi gen tunggal
menyebabkan terbentuknya protein struktural maupun regulator serta protein
untuk pengaturan persinyalan molekular yang defek dan biasanya dapat
diprediksi pola penurunannya mengingat diturunkan dengan pola Mendelian
Kelainan kromosomal yang sering menyebabkan ASD di antaranya sindrom
Turner (45X) sindrom Down (trisomi 21) serta sindrom Miller Dieker (delesi
17p) Namun demikian perlu diingat bahwa banyak kelainan kromosomal dapat
menyebabkan penyakit jantung kongenital meskipun tidak spesifik menyebabkan
kelainan tertentu Kelainan jantung pada sindrom Down merupakan kelainan
yang paling jelas mekanismenya karena melibatkan anomali struktur yang
berasal dari bantalan endokardium (termasuk sekat atrioventrikular dan katup
jantung)
Gejala yang paling sering menyertai penderita ASD adalah sesak nafas dan
rasa lelah yang cepat timbul setelah aktivitas fisik Sesak nafas dapat terjadi pasa
aktivitas biasa disertai dengan berdebar-debar (takiartimia) Tanda-tanda
sianosis sentral (seperti kebiruan di kuku dan sekitar bibir) biasanya kurang
ditemukan kecuali defek terjadi dalam intensitas yang besar (suatu kondisi yang
jarang dapat disebabkan oleh bukaan yang sangat lebar akibat ketiadaan septum
interatrial disebut dengan istilah cor trilokulare biventrikulare1 dan sering
disertai defek fatal lain di daerah jantung) Semakin tua usia seseorang dengan
kelainan ini makin rentan mengalami gagal jantung kongestif (terutama dekade
keempat dan kelima) disertai dengan aritmia
Secara umum gangguan pendengaran yang dialami Sulastri adalah kelainan
pendengaran konginetal Gangguan ini terjadi pada telinga bagian tengah saat
embriogenesis Gangguan ini juga menyebabkan peluang terjadinya otitis media
lebih besar
E Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
1 Berdasarkan hasil pemeriksaan kelainan apa yang diderita oleh Sulastri
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan ciri-ciri fisik yang dimiliki Sulastri
maka ia dikategorikan sebagai penderita sindrom turner Sindrom turner
merupakan kelainan genetic yang terkait dengan kromosom X atau yang lebih
13
dikenal sebagai monosomi X dimana wanita dengan kelainan ini hanya memiliki
1 kromosom X dalam tubuhnya Sindrom turner merupakan satu-satunya
monosomi yang bisa bertahan hidup pada manusia Wanita dengan sindrom
turner tidak memiliki seks kromatin hal ini bisa ditandai dengan gejala yaitu
tidak terjadi menstruasi pada wanita seperti di dalam kasus ini
Pada saat ini faktor risiko dari sindrom turner masih sulit ditemukan Saat
ini tidak ada penyebab pasti yang dikenal untuk sindrom turner meskipun ada
beberapa teori seputar subjek Satu-satunya fakta yang solid yang dikenal saat
ini adalah bahwa selama konsepsi sebagian atau seluruh kromosom seks kedua
tidak ditransfer ke janin Faktor risiko lain dalam sindrom turner monosomi dua
pertiga hingga tiga perempat kasus koromosom X yang mereka dapatkan itu
berasal dari ibu dan yang lainnya berasal dari ayah mereka (Jacobs et al 1997)
Pada beberapa hasil penelitian lain 80 kasus Sindrom Turner merupakan
nondisjunction pada spermatogenesis ayah (Price dan Wilson 200227)
2 Bagaimana ciri lain seseorang yang menderita kelainan tersebut
a Garis rambut rendah atau tidak jelas
b Memiliki dada bidang
c Terjadi penyempitan aorta (pembuluh darah keluar jantung)
d Cenderung menderita hipertensi
e Minor masalah mata yang dikoreksi dengan kacamata
f Scoliosis (deformitas tulang belakang)
g Kelenjar tiroid menjadi kurang aktif menyebabkan kelainan imun
h Osteoporosis (dapat terjadi karena kurangnya estrogen)
3 Apa saja jenis-jenis pemeriksaan penunjang yang perlu diberikan kepada
Sulastri
a Pemeriksaan laboratorium CBC Tyroid stimulating hormone (TSH)
FSH amp LH MRI dan Radiograf
b Pemeriksaan karyotyping
c Pemeriksaan menggunakan USG
d Pemeriksaan menggunakan Echocardiography
Pada keadaan yang dialami Sulastri dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
untuk mengetahui apa yang diderita nya yaitu sebagai berikut
a Pemeriksaan fisik
Pada pasien sindrom turner dalam hal pemeriksaan fisik dapat dilakukan
inspeksi untuk melihat secara keseluruhan kelainan yang khas pada
penderita penyakit ini seperti terlihat limfedema perider saar lahir kubitus
valgus dada yang melebar dan puting susu yang saling menjauh garis
rambut posterior yang pendek dan leher seperti bersirip rambut pubis
sedikit Pada skenario dijelaskan bahwa sulastri belum mengalami haid
pada umur 15 tahun dan memiliki tubuh dan leher yang pendek
b Pemeriksaan penunjang
14
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan
penunjang di laboratorium yang dapat dilakukan
CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan
dari sample darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini
seringkali diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-
pengukuran enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH
berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa
ditandai dengan meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea
FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik
hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium
MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan
mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan
radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap
dilakukan Uji Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari
benda padat dengan menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar
gamma (γ) Gambar yang didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut
tanpa rincian kedalamannya Gambar direkam dalam film yang disebut
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
8
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk
menerima bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan
keguguran plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar
kandungan (ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar
Kombinasi antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang
menyebabkan resiko meninggal atau cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi
bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
B Mereka merasa ada yang aneh pada fisik anak perempuan bungsunya yang
bernama Sulastri yang sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid
1 Kapan biasanya wanita mendapatkan menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang
terjadi pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama
Menarche merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal
yang merupakan salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami
perubahan di dalam dirinya dan juga disertai dengan berbagai masalah dan
perubahan - perubahan baik fisik biologi psikologis maupun sosial dan harus
dihadapi oleh remaja putri karena ini merupakan masa yang sangat penting
sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi
akibat proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima
rangsangan yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan
dengan hipofise melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang
folikel dan luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon
perangsang folikel (FSH) merangsang folikel primordial yang didalam
perjalanannya dominan mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah
terjadi haid pertama yaitu menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara
normal akan mengalami menarche pada usia 11-13 tahun
2 Apa saja faktor yang menyebabkan cepat lambatnya menarche
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia
dini
9
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek
dan gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada
gadis yang tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat
terjadinya menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi
lebih cepat daripada gadis yang hidup di desa
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat
terjadinya menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami
perceraian kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan
faktor eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan
keluarga tempat tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa
orang dewasa Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga
lingkungan pendidikan formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh
terhadap usia menarche
3 Bagaimana siklus menstruasi normal
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus
yang disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi
oleh sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45
hari dengan rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan
rata-rata 4-6 hari Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah
kehilangan darah tiap siklus berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel
yang mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose
menyintesis progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama
paruh pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada
sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya
Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur
biosintesis estrogen berlangsung dari progesteron dan pregnenolon
10
melalui 17-hidoksilasi turunan dari androstelenedion testosteron dan
estradiol Kandungan enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini
mempercepat perubahan androgen menjadi estrogen Di dalam folikel
oosit primer mulai menjalani proses pematangannya Pada waktu yang
sama folikel yang sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak
ke dalam system ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan
pelepasan LHRH melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal
kelenjar-kelenjar menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh
darah menjadi banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang
sama cepatnya Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus
dan berbentuk tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan
sitoplasma eosinofilik yang seragam dengan inti di tengah Stroma
cukup padat pada lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakin
longgar Pembuluh darah akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil
Lamanya fase proliferasi sangat berbeda-beda pada tiap orang dan
berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
11
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
4 Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
- Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
- Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
C Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek
1 Bagaimanakah ciri-ciri fisik normal wanita berusia 15 tahun
Ciri fisik wanita berusia 15 tahun
- Pinggul yang membesar dan membulat karena berkembangnya lemak
bawah kulit
- Buah dada dan puting susu tampak menonjol payudara menjadi lebih
besar dan bulat
- Tumbuhnya rambut di kemaluan ketiak lengan dan kaki dan kulit wajah
- Kulit menjadi lebih kasar lebih tebal agak pucat dan lubang pori-pori
bertambah besar
- Terjadi perubahan suara menjadi lebih merdu
- Kelenjar keringat lebih aktif dan klit lebih menjadi kasar dibandingkan
kulit anak
- Otot semakin kuat dan semakin besar sehingga memberikan bentuk pada
bahu Lengan dan tungkai kaki
2 Mengapa Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek dalam kaitan kelainan
genetik yang ia alami
Kelainan yang diderita Sulastri kemungkinan adalah Syndrome Turner
monosomi kromosom X Pada kromosom X teridentifikasi satu gen yang
disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan
12
tubuh pendek dan abnormalitas tulang pada wanita dengan Sindrom
Turener seperti Sulastri
D Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak nafas
dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka
membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
1 Bagaimanakah faktor yang dapat mrnyebabkan kelainan tersebut
Dikaitkan dengan penyakit Defek Sekat Atrium (Atrial Septal Defect ASD)
Abnormalitas genetik dapat disebabkan oleh mutasi gen tunggal (single gene
mutation) kelainan kromosomal (delesi trisomi monosomi) Mutasi gen tunggal
menyebabkan terbentuknya protein struktural maupun regulator serta protein
untuk pengaturan persinyalan molekular yang defek dan biasanya dapat
diprediksi pola penurunannya mengingat diturunkan dengan pola Mendelian
Kelainan kromosomal yang sering menyebabkan ASD di antaranya sindrom
Turner (45X) sindrom Down (trisomi 21) serta sindrom Miller Dieker (delesi
17p) Namun demikian perlu diingat bahwa banyak kelainan kromosomal dapat
menyebabkan penyakit jantung kongenital meskipun tidak spesifik menyebabkan
kelainan tertentu Kelainan jantung pada sindrom Down merupakan kelainan
yang paling jelas mekanismenya karena melibatkan anomali struktur yang
berasal dari bantalan endokardium (termasuk sekat atrioventrikular dan katup
jantung)
Gejala yang paling sering menyertai penderita ASD adalah sesak nafas dan
rasa lelah yang cepat timbul setelah aktivitas fisik Sesak nafas dapat terjadi pasa
aktivitas biasa disertai dengan berdebar-debar (takiartimia) Tanda-tanda
sianosis sentral (seperti kebiruan di kuku dan sekitar bibir) biasanya kurang
ditemukan kecuali defek terjadi dalam intensitas yang besar (suatu kondisi yang
jarang dapat disebabkan oleh bukaan yang sangat lebar akibat ketiadaan septum
interatrial disebut dengan istilah cor trilokulare biventrikulare1 dan sering
disertai defek fatal lain di daerah jantung) Semakin tua usia seseorang dengan
kelainan ini makin rentan mengalami gagal jantung kongestif (terutama dekade
keempat dan kelima) disertai dengan aritmia
Secara umum gangguan pendengaran yang dialami Sulastri adalah kelainan
pendengaran konginetal Gangguan ini terjadi pada telinga bagian tengah saat
embriogenesis Gangguan ini juga menyebabkan peluang terjadinya otitis media
lebih besar
E Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
1 Berdasarkan hasil pemeriksaan kelainan apa yang diderita oleh Sulastri
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan ciri-ciri fisik yang dimiliki Sulastri
maka ia dikategorikan sebagai penderita sindrom turner Sindrom turner
merupakan kelainan genetic yang terkait dengan kromosom X atau yang lebih
13
dikenal sebagai monosomi X dimana wanita dengan kelainan ini hanya memiliki
1 kromosom X dalam tubuhnya Sindrom turner merupakan satu-satunya
monosomi yang bisa bertahan hidup pada manusia Wanita dengan sindrom
turner tidak memiliki seks kromatin hal ini bisa ditandai dengan gejala yaitu
tidak terjadi menstruasi pada wanita seperti di dalam kasus ini
Pada saat ini faktor risiko dari sindrom turner masih sulit ditemukan Saat
ini tidak ada penyebab pasti yang dikenal untuk sindrom turner meskipun ada
beberapa teori seputar subjek Satu-satunya fakta yang solid yang dikenal saat
ini adalah bahwa selama konsepsi sebagian atau seluruh kromosom seks kedua
tidak ditransfer ke janin Faktor risiko lain dalam sindrom turner monosomi dua
pertiga hingga tiga perempat kasus koromosom X yang mereka dapatkan itu
berasal dari ibu dan yang lainnya berasal dari ayah mereka (Jacobs et al 1997)
Pada beberapa hasil penelitian lain 80 kasus Sindrom Turner merupakan
nondisjunction pada spermatogenesis ayah (Price dan Wilson 200227)
2 Bagaimana ciri lain seseorang yang menderita kelainan tersebut
a Garis rambut rendah atau tidak jelas
b Memiliki dada bidang
c Terjadi penyempitan aorta (pembuluh darah keluar jantung)
d Cenderung menderita hipertensi
e Minor masalah mata yang dikoreksi dengan kacamata
f Scoliosis (deformitas tulang belakang)
g Kelenjar tiroid menjadi kurang aktif menyebabkan kelainan imun
h Osteoporosis (dapat terjadi karena kurangnya estrogen)
3 Apa saja jenis-jenis pemeriksaan penunjang yang perlu diberikan kepada
Sulastri
a Pemeriksaan laboratorium CBC Tyroid stimulating hormone (TSH)
FSH amp LH MRI dan Radiograf
b Pemeriksaan karyotyping
c Pemeriksaan menggunakan USG
d Pemeriksaan menggunakan Echocardiography
Pada keadaan yang dialami Sulastri dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
untuk mengetahui apa yang diderita nya yaitu sebagai berikut
a Pemeriksaan fisik
Pada pasien sindrom turner dalam hal pemeriksaan fisik dapat dilakukan
inspeksi untuk melihat secara keseluruhan kelainan yang khas pada
penderita penyakit ini seperti terlihat limfedema perider saar lahir kubitus
valgus dada yang melebar dan puting susu yang saling menjauh garis
rambut posterior yang pendek dan leher seperti bersirip rambut pubis
sedikit Pada skenario dijelaskan bahwa sulastri belum mengalami haid
pada umur 15 tahun dan memiliki tubuh dan leher yang pendek
b Pemeriksaan penunjang
14
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan
penunjang di laboratorium yang dapat dilakukan
CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan
dari sample darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini
seringkali diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-
pengukuran enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH
berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa
ditandai dengan meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea
FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik
hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium
MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan
mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan
radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap
dilakukan Uji Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari
benda padat dengan menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar
gamma (γ) Gambar yang didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut
tanpa rincian kedalamannya Gambar direkam dalam film yang disebut
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
9
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek
dan gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada
gadis yang tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat
terjadinya menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi
lebih cepat daripada gadis yang hidup di desa
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat
terjadinya menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami
perceraian kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan
faktor eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan
keluarga tempat tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa
orang dewasa Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga
lingkungan pendidikan formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh
terhadap usia menarche
3 Bagaimana siklus menstruasi normal
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus
yang disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi
oleh sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45
hari dengan rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan
rata-rata 4-6 hari Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah
kehilangan darah tiap siklus berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel
yang mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose
menyintesis progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama
paruh pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada
sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya
Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur
biosintesis estrogen berlangsung dari progesteron dan pregnenolon
10
melalui 17-hidoksilasi turunan dari androstelenedion testosteron dan
estradiol Kandungan enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini
mempercepat perubahan androgen menjadi estrogen Di dalam folikel
oosit primer mulai menjalani proses pematangannya Pada waktu yang
sama folikel yang sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak
ke dalam system ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan
pelepasan LHRH melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal
kelenjar-kelenjar menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh
darah menjadi banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang
sama cepatnya Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus
dan berbentuk tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan
sitoplasma eosinofilik yang seragam dengan inti di tengah Stroma
cukup padat pada lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakin
longgar Pembuluh darah akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil
Lamanya fase proliferasi sangat berbeda-beda pada tiap orang dan
berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
11
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
4 Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
- Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
- Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
C Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek
1 Bagaimanakah ciri-ciri fisik normal wanita berusia 15 tahun
Ciri fisik wanita berusia 15 tahun
- Pinggul yang membesar dan membulat karena berkembangnya lemak
bawah kulit
- Buah dada dan puting susu tampak menonjol payudara menjadi lebih
besar dan bulat
- Tumbuhnya rambut di kemaluan ketiak lengan dan kaki dan kulit wajah
- Kulit menjadi lebih kasar lebih tebal agak pucat dan lubang pori-pori
bertambah besar
- Terjadi perubahan suara menjadi lebih merdu
- Kelenjar keringat lebih aktif dan klit lebih menjadi kasar dibandingkan
kulit anak
- Otot semakin kuat dan semakin besar sehingga memberikan bentuk pada
bahu Lengan dan tungkai kaki
2 Mengapa Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek dalam kaitan kelainan
genetik yang ia alami
Kelainan yang diderita Sulastri kemungkinan adalah Syndrome Turner
monosomi kromosom X Pada kromosom X teridentifikasi satu gen yang
disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan
12
tubuh pendek dan abnormalitas tulang pada wanita dengan Sindrom
Turener seperti Sulastri
D Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak nafas
dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka
membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
1 Bagaimanakah faktor yang dapat mrnyebabkan kelainan tersebut
Dikaitkan dengan penyakit Defek Sekat Atrium (Atrial Septal Defect ASD)
Abnormalitas genetik dapat disebabkan oleh mutasi gen tunggal (single gene
mutation) kelainan kromosomal (delesi trisomi monosomi) Mutasi gen tunggal
menyebabkan terbentuknya protein struktural maupun regulator serta protein
untuk pengaturan persinyalan molekular yang defek dan biasanya dapat
diprediksi pola penurunannya mengingat diturunkan dengan pola Mendelian
Kelainan kromosomal yang sering menyebabkan ASD di antaranya sindrom
Turner (45X) sindrom Down (trisomi 21) serta sindrom Miller Dieker (delesi
17p) Namun demikian perlu diingat bahwa banyak kelainan kromosomal dapat
menyebabkan penyakit jantung kongenital meskipun tidak spesifik menyebabkan
kelainan tertentu Kelainan jantung pada sindrom Down merupakan kelainan
yang paling jelas mekanismenya karena melibatkan anomali struktur yang
berasal dari bantalan endokardium (termasuk sekat atrioventrikular dan katup
jantung)
Gejala yang paling sering menyertai penderita ASD adalah sesak nafas dan
rasa lelah yang cepat timbul setelah aktivitas fisik Sesak nafas dapat terjadi pasa
aktivitas biasa disertai dengan berdebar-debar (takiartimia) Tanda-tanda
sianosis sentral (seperti kebiruan di kuku dan sekitar bibir) biasanya kurang
ditemukan kecuali defek terjadi dalam intensitas yang besar (suatu kondisi yang
jarang dapat disebabkan oleh bukaan yang sangat lebar akibat ketiadaan septum
interatrial disebut dengan istilah cor trilokulare biventrikulare1 dan sering
disertai defek fatal lain di daerah jantung) Semakin tua usia seseorang dengan
kelainan ini makin rentan mengalami gagal jantung kongestif (terutama dekade
keempat dan kelima) disertai dengan aritmia
Secara umum gangguan pendengaran yang dialami Sulastri adalah kelainan
pendengaran konginetal Gangguan ini terjadi pada telinga bagian tengah saat
embriogenesis Gangguan ini juga menyebabkan peluang terjadinya otitis media
lebih besar
E Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
1 Berdasarkan hasil pemeriksaan kelainan apa yang diderita oleh Sulastri
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan ciri-ciri fisik yang dimiliki Sulastri
maka ia dikategorikan sebagai penderita sindrom turner Sindrom turner
merupakan kelainan genetic yang terkait dengan kromosom X atau yang lebih
13
dikenal sebagai monosomi X dimana wanita dengan kelainan ini hanya memiliki
1 kromosom X dalam tubuhnya Sindrom turner merupakan satu-satunya
monosomi yang bisa bertahan hidup pada manusia Wanita dengan sindrom
turner tidak memiliki seks kromatin hal ini bisa ditandai dengan gejala yaitu
tidak terjadi menstruasi pada wanita seperti di dalam kasus ini
Pada saat ini faktor risiko dari sindrom turner masih sulit ditemukan Saat
ini tidak ada penyebab pasti yang dikenal untuk sindrom turner meskipun ada
beberapa teori seputar subjek Satu-satunya fakta yang solid yang dikenal saat
ini adalah bahwa selama konsepsi sebagian atau seluruh kromosom seks kedua
tidak ditransfer ke janin Faktor risiko lain dalam sindrom turner monosomi dua
pertiga hingga tiga perempat kasus koromosom X yang mereka dapatkan itu
berasal dari ibu dan yang lainnya berasal dari ayah mereka (Jacobs et al 1997)
Pada beberapa hasil penelitian lain 80 kasus Sindrom Turner merupakan
nondisjunction pada spermatogenesis ayah (Price dan Wilson 200227)
2 Bagaimana ciri lain seseorang yang menderita kelainan tersebut
a Garis rambut rendah atau tidak jelas
b Memiliki dada bidang
c Terjadi penyempitan aorta (pembuluh darah keluar jantung)
d Cenderung menderita hipertensi
e Minor masalah mata yang dikoreksi dengan kacamata
f Scoliosis (deformitas tulang belakang)
g Kelenjar tiroid menjadi kurang aktif menyebabkan kelainan imun
h Osteoporosis (dapat terjadi karena kurangnya estrogen)
3 Apa saja jenis-jenis pemeriksaan penunjang yang perlu diberikan kepada
Sulastri
a Pemeriksaan laboratorium CBC Tyroid stimulating hormone (TSH)
FSH amp LH MRI dan Radiograf
b Pemeriksaan karyotyping
c Pemeriksaan menggunakan USG
d Pemeriksaan menggunakan Echocardiography
Pada keadaan yang dialami Sulastri dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
untuk mengetahui apa yang diderita nya yaitu sebagai berikut
a Pemeriksaan fisik
Pada pasien sindrom turner dalam hal pemeriksaan fisik dapat dilakukan
inspeksi untuk melihat secara keseluruhan kelainan yang khas pada
penderita penyakit ini seperti terlihat limfedema perider saar lahir kubitus
valgus dada yang melebar dan puting susu yang saling menjauh garis
rambut posterior yang pendek dan leher seperti bersirip rambut pubis
sedikit Pada skenario dijelaskan bahwa sulastri belum mengalami haid
pada umur 15 tahun dan memiliki tubuh dan leher yang pendek
b Pemeriksaan penunjang
14
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan
penunjang di laboratorium yang dapat dilakukan
CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan
dari sample darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini
seringkali diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-
pengukuran enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH
berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa
ditandai dengan meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea
FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik
hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium
MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan
mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan
radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap
dilakukan Uji Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari
benda padat dengan menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar
gamma (γ) Gambar yang didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut
tanpa rincian kedalamannya Gambar direkam dalam film yang disebut
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
10
melalui 17-hidoksilasi turunan dari androstelenedion testosteron dan
estradiol Kandungan enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini
mempercepat perubahan androgen menjadi estrogen Di dalam folikel
oosit primer mulai menjalani proses pematangannya Pada waktu yang
sama folikel yang sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak
ke dalam system ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan
pelepasan LHRH melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal
kelenjar-kelenjar menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh
darah menjadi banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang
sama cepatnya Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus
dan berbentuk tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan
sitoplasma eosinofilik yang seragam dengan inti di tengah Stroma
cukup padat pada lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakin
longgar Pembuluh darah akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil
Lamanya fase proliferasi sangat berbeda-beda pada tiap orang dan
berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
11
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
4 Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
- Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
- Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
C Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek
1 Bagaimanakah ciri-ciri fisik normal wanita berusia 15 tahun
Ciri fisik wanita berusia 15 tahun
- Pinggul yang membesar dan membulat karena berkembangnya lemak
bawah kulit
- Buah dada dan puting susu tampak menonjol payudara menjadi lebih
besar dan bulat
- Tumbuhnya rambut di kemaluan ketiak lengan dan kaki dan kulit wajah
- Kulit menjadi lebih kasar lebih tebal agak pucat dan lubang pori-pori
bertambah besar
- Terjadi perubahan suara menjadi lebih merdu
- Kelenjar keringat lebih aktif dan klit lebih menjadi kasar dibandingkan
kulit anak
- Otot semakin kuat dan semakin besar sehingga memberikan bentuk pada
bahu Lengan dan tungkai kaki
2 Mengapa Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek dalam kaitan kelainan
genetik yang ia alami
Kelainan yang diderita Sulastri kemungkinan adalah Syndrome Turner
monosomi kromosom X Pada kromosom X teridentifikasi satu gen yang
disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan
12
tubuh pendek dan abnormalitas tulang pada wanita dengan Sindrom
Turener seperti Sulastri
D Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak nafas
dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka
membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
1 Bagaimanakah faktor yang dapat mrnyebabkan kelainan tersebut
Dikaitkan dengan penyakit Defek Sekat Atrium (Atrial Septal Defect ASD)
Abnormalitas genetik dapat disebabkan oleh mutasi gen tunggal (single gene
mutation) kelainan kromosomal (delesi trisomi monosomi) Mutasi gen tunggal
menyebabkan terbentuknya protein struktural maupun regulator serta protein
untuk pengaturan persinyalan molekular yang defek dan biasanya dapat
diprediksi pola penurunannya mengingat diturunkan dengan pola Mendelian
Kelainan kromosomal yang sering menyebabkan ASD di antaranya sindrom
Turner (45X) sindrom Down (trisomi 21) serta sindrom Miller Dieker (delesi
17p) Namun demikian perlu diingat bahwa banyak kelainan kromosomal dapat
menyebabkan penyakit jantung kongenital meskipun tidak spesifik menyebabkan
kelainan tertentu Kelainan jantung pada sindrom Down merupakan kelainan
yang paling jelas mekanismenya karena melibatkan anomali struktur yang
berasal dari bantalan endokardium (termasuk sekat atrioventrikular dan katup
jantung)
Gejala yang paling sering menyertai penderita ASD adalah sesak nafas dan
rasa lelah yang cepat timbul setelah aktivitas fisik Sesak nafas dapat terjadi pasa
aktivitas biasa disertai dengan berdebar-debar (takiartimia) Tanda-tanda
sianosis sentral (seperti kebiruan di kuku dan sekitar bibir) biasanya kurang
ditemukan kecuali defek terjadi dalam intensitas yang besar (suatu kondisi yang
jarang dapat disebabkan oleh bukaan yang sangat lebar akibat ketiadaan septum
interatrial disebut dengan istilah cor trilokulare biventrikulare1 dan sering
disertai defek fatal lain di daerah jantung) Semakin tua usia seseorang dengan
kelainan ini makin rentan mengalami gagal jantung kongestif (terutama dekade
keempat dan kelima) disertai dengan aritmia
Secara umum gangguan pendengaran yang dialami Sulastri adalah kelainan
pendengaran konginetal Gangguan ini terjadi pada telinga bagian tengah saat
embriogenesis Gangguan ini juga menyebabkan peluang terjadinya otitis media
lebih besar
E Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
1 Berdasarkan hasil pemeriksaan kelainan apa yang diderita oleh Sulastri
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan ciri-ciri fisik yang dimiliki Sulastri
maka ia dikategorikan sebagai penderita sindrom turner Sindrom turner
merupakan kelainan genetic yang terkait dengan kromosom X atau yang lebih
13
dikenal sebagai monosomi X dimana wanita dengan kelainan ini hanya memiliki
1 kromosom X dalam tubuhnya Sindrom turner merupakan satu-satunya
monosomi yang bisa bertahan hidup pada manusia Wanita dengan sindrom
turner tidak memiliki seks kromatin hal ini bisa ditandai dengan gejala yaitu
tidak terjadi menstruasi pada wanita seperti di dalam kasus ini
Pada saat ini faktor risiko dari sindrom turner masih sulit ditemukan Saat
ini tidak ada penyebab pasti yang dikenal untuk sindrom turner meskipun ada
beberapa teori seputar subjek Satu-satunya fakta yang solid yang dikenal saat
ini adalah bahwa selama konsepsi sebagian atau seluruh kromosom seks kedua
tidak ditransfer ke janin Faktor risiko lain dalam sindrom turner monosomi dua
pertiga hingga tiga perempat kasus koromosom X yang mereka dapatkan itu
berasal dari ibu dan yang lainnya berasal dari ayah mereka (Jacobs et al 1997)
Pada beberapa hasil penelitian lain 80 kasus Sindrom Turner merupakan
nondisjunction pada spermatogenesis ayah (Price dan Wilson 200227)
2 Bagaimana ciri lain seseorang yang menderita kelainan tersebut
a Garis rambut rendah atau tidak jelas
b Memiliki dada bidang
c Terjadi penyempitan aorta (pembuluh darah keluar jantung)
d Cenderung menderita hipertensi
e Minor masalah mata yang dikoreksi dengan kacamata
f Scoliosis (deformitas tulang belakang)
g Kelenjar tiroid menjadi kurang aktif menyebabkan kelainan imun
h Osteoporosis (dapat terjadi karena kurangnya estrogen)
3 Apa saja jenis-jenis pemeriksaan penunjang yang perlu diberikan kepada
Sulastri
a Pemeriksaan laboratorium CBC Tyroid stimulating hormone (TSH)
FSH amp LH MRI dan Radiograf
b Pemeriksaan karyotyping
c Pemeriksaan menggunakan USG
d Pemeriksaan menggunakan Echocardiography
Pada keadaan yang dialami Sulastri dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
untuk mengetahui apa yang diderita nya yaitu sebagai berikut
a Pemeriksaan fisik
Pada pasien sindrom turner dalam hal pemeriksaan fisik dapat dilakukan
inspeksi untuk melihat secara keseluruhan kelainan yang khas pada
penderita penyakit ini seperti terlihat limfedema perider saar lahir kubitus
valgus dada yang melebar dan puting susu yang saling menjauh garis
rambut posterior yang pendek dan leher seperti bersirip rambut pubis
sedikit Pada skenario dijelaskan bahwa sulastri belum mengalami haid
pada umur 15 tahun dan memiliki tubuh dan leher yang pendek
b Pemeriksaan penunjang
14
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan
penunjang di laboratorium yang dapat dilakukan
CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan
dari sample darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini
seringkali diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-
pengukuran enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH
berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa
ditandai dengan meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea
FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik
hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium
MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan
mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan
radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap
dilakukan Uji Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari
benda padat dengan menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar
gamma (γ) Gambar yang didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut
tanpa rincian kedalamannya Gambar direkam dalam film yang disebut
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
11
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
4 Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
- Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
- Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
C Ciri-ciri fisik Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek
1 Bagaimanakah ciri-ciri fisik normal wanita berusia 15 tahun
Ciri fisik wanita berusia 15 tahun
- Pinggul yang membesar dan membulat karena berkembangnya lemak
bawah kulit
- Buah dada dan puting susu tampak menonjol payudara menjadi lebih
besar dan bulat
- Tumbuhnya rambut di kemaluan ketiak lengan dan kaki dan kulit wajah
- Kulit menjadi lebih kasar lebih tebal agak pucat dan lubang pori-pori
bertambah besar
- Terjadi perubahan suara menjadi lebih merdu
- Kelenjar keringat lebih aktif dan klit lebih menjadi kasar dibandingkan
kulit anak
- Otot semakin kuat dan semakin besar sehingga memberikan bentuk pada
bahu Lengan dan tungkai kaki
2 Mengapa Sulastri bertubuh pendek dan berleher pendek dalam kaitan kelainan
genetik yang ia alami
Kelainan yang diderita Sulastri kemungkinan adalah Syndrome Turner
monosomi kromosom X Pada kromosom X teridentifikasi satu gen yang
disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan
12
tubuh pendek dan abnormalitas tulang pada wanita dengan Sindrom
Turener seperti Sulastri
D Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak nafas
dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka
membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
1 Bagaimanakah faktor yang dapat mrnyebabkan kelainan tersebut
Dikaitkan dengan penyakit Defek Sekat Atrium (Atrial Septal Defect ASD)
Abnormalitas genetik dapat disebabkan oleh mutasi gen tunggal (single gene
mutation) kelainan kromosomal (delesi trisomi monosomi) Mutasi gen tunggal
menyebabkan terbentuknya protein struktural maupun regulator serta protein
untuk pengaturan persinyalan molekular yang defek dan biasanya dapat
diprediksi pola penurunannya mengingat diturunkan dengan pola Mendelian
Kelainan kromosomal yang sering menyebabkan ASD di antaranya sindrom
Turner (45X) sindrom Down (trisomi 21) serta sindrom Miller Dieker (delesi
17p) Namun demikian perlu diingat bahwa banyak kelainan kromosomal dapat
menyebabkan penyakit jantung kongenital meskipun tidak spesifik menyebabkan
kelainan tertentu Kelainan jantung pada sindrom Down merupakan kelainan
yang paling jelas mekanismenya karena melibatkan anomali struktur yang
berasal dari bantalan endokardium (termasuk sekat atrioventrikular dan katup
jantung)
Gejala yang paling sering menyertai penderita ASD adalah sesak nafas dan
rasa lelah yang cepat timbul setelah aktivitas fisik Sesak nafas dapat terjadi pasa
aktivitas biasa disertai dengan berdebar-debar (takiartimia) Tanda-tanda
sianosis sentral (seperti kebiruan di kuku dan sekitar bibir) biasanya kurang
ditemukan kecuali defek terjadi dalam intensitas yang besar (suatu kondisi yang
jarang dapat disebabkan oleh bukaan yang sangat lebar akibat ketiadaan septum
interatrial disebut dengan istilah cor trilokulare biventrikulare1 dan sering
disertai defek fatal lain di daerah jantung) Semakin tua usia seseorang dengan
kelainan ini makin rentan mengalami gagal jantung kongestif (terutama dekade
keempat dan kelima) disertai dengan aritmia
Secara umum gangguan pendengaran yang dialami Sulastri adalah kelainan
pendengaran konginetal Gangguan ini terjadi pada telinga bagian tengah saat
embriogenesis Gangguan ini juga menyebabkan peluang terjadinya otitis media
lebih besar
E Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
1 Berdasarkan hasil pemeriksaan kelainan apa yang diderita oleh Sulastri
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan ciri-ciri fisik yang dimiliki Sulastri
maka ia dikategorikan sebagai penderita sindrom turner Sindrom turner
merupakan kelainan genetic yang terkait dengan kromosom X atau yang lebih
13
dikenal sebagai monosomi X dimana wanita dengan kelainan ini hanya memiliki
1 kromosom X dalam tubuhnya Sindrom turner merupakan satu-satunya
monosomi yang bisa bertahan hidup pada manusia Wanita dengan sindrom
turner tidak memiliki seks kromatin hal ini bisa ditandai dengan gejala yaitu
tidak terjadi menstruasi pada wanita seperti di dalam kasus ini
Pada saat ini faktor risiko dari sindrom turner masih sulit ditemukan Saat
ini tidak ada penyebab pasti yang dikenal untuk sindrom turner meskipun ada
beberapa teori seputar subjek Satu-satunya fakta yang solid yang dikenal saat
ini adalah bahwa selama konsepsi sebagian atau seluruh kromosom seks kedua
tidak ditransfer ke janin Faktor risiko lain dalam sindrom turner monosomi dua
pertiga hingga tiga perempat kasus koromosom X yang mereka dapatkan itu
berasal dari ibu dan yang lainnya berasal dari ayah mereka (Jacobs et al 1997)
Pada beberapa hasil penelitian lain 80 kasus Sindrom Turner merupakan
nondisjunction pada spermatogenesis ayah (Price dan Wilson 200227)
2 Bagaimana ciri lain seseorang yang menderita kelainan tersebut
a Garis rambut rendah atau tidak jelas
b Memiliki dada bidang
c Terjadi penyempitan aorta (pembuluh darah keluar jantung)
d Cenderung menderita hipertensi
e Minor masalah mata yang dikoreksi dengan kacamata
f Scoliosis (deformitas tulang belakang)
g Kelenjar tiroid menjadi kurang aktif menyebabkan kelainan imun
h Osteoporosis (dapat terjadi karena kurangnya estrogen)
3 Apa saja jenis-jenis pemeriksaan penunjang yang perlu diberikan kepada
Sulastri
a Pemeriksaan laboratorium CBC Tyroid stimulating hormone (TSH)
FSH amp LH MRI dan Radiograf
b Pemeriksaan karyotyping
c Pemeriksaan menggunakan USG
d Pemeriksaan menggunakan Echocardiography
Pada keadaan yang dialami Sulastri dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
untuk mengetahui apa yang diderita nya yaitu sebagai berikut
a Pemeriksaan fisik
Pada pasien sindrom turner dalam hal pemeriksaan fisik dapat dilakukan
inspeksi untuk melihat secara keseluruhan kelainan yang khas pada
penderita penyakit ini seperti terlihat limfedema perider saar lahir kubitus
valgus dada yang melebar dan puting susu yang saling menjauh garis
rambut posterior yang pendek dan leher seperti bersirip rambut pubis
sedikit Pada skenario dijelaskan bahwa sulastri belum mengalami haid
pada umur 15 tahun dan memiliki tubuh dan leher yang pendek
b Pemeriksaan penunjang
14
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan
penunjang di laboratorium yang dapat dilakukan
CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan
dari sample darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini
seringkali diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-
pengukuran enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH
berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa
ditandai dengan meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea
FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik
hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium
MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan
mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan
radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap
dilakukan Uji Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari
benda padat dengan menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar
gamma (γ) Gambar yang didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut
tanpa rincian kedalamannya Gambar direkam dalam film yang disebut
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
12
tubuh pendek dan abnormalitas tulang pada wanita dengan Sindrom
Turener seperti Sulastri
D Selain itu Sulastri agak terganggu pendengarannya sering sesak nafas
dengan bibir kebiruan oleh karena kondisi Sulastri seperti itu mereka
membawa Sulsastri ke RSUD Bari Palembang
1 Bagaimanakah faktor yang dapat mrnyebabkan kelainan tersebut
Dikaitkan dengan penyakit Defek Sekat Atrium (Atrial Septal Defect ASD)
Abnormalitas genetik dapat disebabkan oleh mutasi gen tunggal (single gene
mutation) kelainan kromosomal (delesi trisomi monosomi) Mutasi gen tunggal
menyebabkan terbentuknya protein struktural maupun regulator serta protein
untuk pengaturan persinyalan molekular yang defek dan biasanya dapat
diprediksi pola penurunannya mengingat diturunkan dengan pola Mendelian
Kelainan kromosomal yang sering menyebabkan ASD di antaranya sindrom
Turner (45X) sindrom Down (trisomi 21) serta sindrom Miller Dieker (delesi
17p) Namun demikian perlu diingat bahwa banyak kelainan kromosomal dapat
menyebabkan penyakit jantung kongenital meskipun tidak spesifik menyebabkan
kelainan tertentu Kelainan jantung pada sindrom Down merupakan kelainan
yang paling jelas mekanismenya karena melibatkan anomali struktur yang
berasal dari bantalan endokardium (termasuk sekat atrioventrikular dan katup
jantung)
Gejala yang paling sering menyertai penderita ASD adalah sesak nafas dan
rasa lelah yang cepat timbul setelah aktivitas fisik Sesak nafas dapat terjadi pasa
aktivitas biasa disertai dengan berdebar-debar (takiartimia) Tanda-tanda
sianosis sentral (seperti kebiruan di kuku dan sekitar bibir) biasanya kurang
ditemukan kecuali defek terjadi dalam intensitas yang besar (suatu kondisi yang
jarang dapat disebabkan oleh bukaan yang sangat lebar akibat ketiadaan septum
interatrial disebut dengan istilah cor trilokulare biventrikulare1 dan sering
disertai defek fatal lain di daerah jantung) Semakin tua usia seseorang dengan
kelainan ini makin rentan mengalami gagal jantung kongestif (terutama dekade
keempat dan kelima) disertai dengan aritmia
Secara umum gangguan pendengaran yang dialami Sulastri adalah kelainan
pendengaran konginetal Gangguan ini terjadi pada telinga bagian tengah saat
embriogenesis Gangguan ini juga menyebabkan peluang terjadinya otitis media
lebih besar
E Hasil pemeriksaan dokter ciri-ciri fisik normal wanita tetapi pada
pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya ovarium dan dari pemeriksaan
seks kromatin di Bagian Biologi Kedokteran FK Unsri hasil seks kromatin
negatif
1 Berdasarkan hasil pemeriksaan kelainan apa yang diderita oleh Sulastri
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan ciri-ciri fisik yang dimiliki Sulastri
maka ia dikategorikan sebagai penderita sindrom turner Sindrom turner
merupakan kelainan genetic yang terkait dengan kromosom X atau yang lebih
13
dikenal sebagai monosomi X dimana wanita dengan kelainan ini hanya memiliki
1 kromosom X dalam tubuhnya Sindrom turner merupakan satu-satunya
monosomi yang bisa bertahan hidup pada manusia Wanita dengan sindrom
turner tidak memiliki seks kromatin hal ini bisa ditandai dengan gejala yaitu
tidak terjadi menstruasi pada wanita seperti di dalam kasus ini
Pada saat ini faktor risiko dari sindrom turner masih sulit ditemukan Saat
ini tidak ada penyebab pasti yang dikenal untuk sindrom turner meskipun ada
beberapa teori seputar subjek Satu-satunya fakta yang solid yang dikenal saat
ini adalah bahwa selama konsepsi sebagian atau seluruh kromosom seks kedua
tidak ditransfer ke janin Faktor risiko lain dalam sindrom turner monosomi dua
pertiga hingga tiga perempat kasus koromosom X yang mereka dapatkan itu
berasal dari ibu dan yang lainnya berasal dari ayah mereka (Jacobs et al 1997)
Pada beberapa hasil penelitian lain 80 kasus Sindrom Turner merupakan
nondisjunction pada spermatogenesis ayah (Price dan Wilson 200227)
2 Bagaimana ciri lain seseorang yang menderita kelainan tersebut
a Garis rambut rendah atau tidak jelas
b Memiliki dada bidang
c Terjadi penyempitan aorta (pembuluh darah keluar jantung)
d Cenderung menderita hipertensi
e Minor masalah mata yang dikoreksi dengan kacamata
f Scoliosis (deformitas tulang belakang)
g Kelenjar tiroid menjadi kurang aktif menyebabkan kelainan imun
h Osteoporosis (dapat terjadi karena kurangnya estrogen)
3 Apa saja jenis-jenis pemeriksaan penunjang yang perlu diberikan kepada
Sulastri
a Pemeriksaan laboratorium CBC Tyroid stimulating hormone (TSH)
FSH amp LH MRI dan Radiograf
b Pemeriksaan karyotyping
c Pemeriksaan menggunakan USG
d Pemeriksaan menggunakan Echocardiography
Pada keadaan yang dialami Sulastri dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
untuk mengetahui apa yang diderita nya yaitu sebagai berikut
a Pemeriksaan fisik
Pada pasien sindrom turner dalam hal pemeriksaan fisik dapat dilakukan
inspeksi untuk melihat secara keseluruhan kelainan yang khas pada
penderita penyakit ini seperti terlihat limfedema perider saar lahir kubitus
valgus dada yang melebar dan puting susu yang saling menjauh garis
rambut posterior yang pendek dan leher seperti bersirip rambut pubis
sedikit Pada skenario dijelaskan bahwa sulastri belum mengalami haid
pada umur 15 tahun dan memiliki tubuh dan leher yang pendek
b Pemeriksaan penunjang
14
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan
penunjang di laboratorium yang dapat dilakukan
CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan
dari sample darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini
seringkali diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-
pengukuran enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH
berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa
ditandai dengan meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea
FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik
hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium
MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan
mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan
radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap
dilakukan Uji Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari
benda padat dengan menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar
gamma (γ) Gambar yang didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut
tanpa rincian kedalamannya Gambar direkam dalam film yang disebut
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
13
dikenal sebagai monosomi X dimana wanita dengan kelainan ini hanya memiliki
1 kromosom X dalam tubuhnya Sindrom turner merupakan satu-satunya
monosomi yang bisa bertahan hidup pada manusia Wanita dengan sindrom
turner tidak memiliki seks kromatin hal ini bisa ditandai dengan gejala yaitu
tidak terjadi menstruasi pada wanita seperti di dalam kasus ini
Pada saat ini faktor risiko dari sindrom turner masih sulit ditemukan Saat
ini tidak ada penyebab pasti yang dikenal untuk sindrom turner meskipun ada
beberapa teori seputar subjek Satu-satunya fakta yang solid yang dikenal saat
ini adalah bahwa selama konsepsi sebagian atau seluruh kromosom seks kedua
tidak ditransfer ke janin Faktor risiko lain dalam sindrom turner monosomi dua
pertiga hingga tiga perempat kasus koromosom X yang mereka dapatkan itu
berasal dari ibu dan yang lainnya berasal dari ayah mereka (Jacobs et al 1997)
Pada beberapa hasil penelitian lain 80 kasus Sindrom Turner merupakan
nondisjunction pada spermatogenesis ayah (Price dan Wilson 200227)
2 Bagaimana ciri lain seseorang yang menderita kelainan tersebut
a Garis rambut rendah atau tidak jelas
b Memiliki dada bidang
c Terjadi penyempitan aorta (pembuluh darah keluar jantung)
d Cenderung menderita hipertensi
e Minor masalah mata yang dikoreksi dengan kacamata
f Scoliosis (deformitas tulang belakang)
g Kelenjar tiroid menjadi kurang aktif menyebabkan kelainan imun
h Osteoporosis (dapat terjadi karena kurangnya estrogen)
3 Apa saja jenis-jenis pemeriksaan penunjang yang perlu diberikan kepada
Sulastri
a Pemeriksaan laboratorium CBC Tyroid stimulating hormone (TSH)
FSH amp LH MRI dan Radiograf
b Pemeriksaan karyotyping
c Pemeriksaan menggunakan USG
d Pemeriksaan menggunakan Echocardiography
Pada keadaan yang dialami Sulastri dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
untuk mengetahui apa yang diderita nya yaitu sebagai berikut
a Pemeriksaan fisik
Pada pasien sindrom turner dalam hal pemeriksaan fisik dapat dilakukan
inspeksi untuk melihat secara keseluruhan kelainan yang khas pada
penderita penyakit ini seperti terlihat limfedema perider saar lahir kubitus
valgus dada yang melebar dan puting susu yang saling menjauh garis
rambut posterior yang pendek dan leher seperti bersirip rambut pubis
sedikit Pada skenario dijelaskan bahwa sulastri belum mengalami haid
pada umur 15 tahun dan memiliki tubuh dan leher yang pendek
b Pemeriksaan penunjang
14
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan
penunjang di laboratorium yang dapat dilakukan
CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan
dari sample darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini
seringkali diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-
pengukuran enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH
berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa
ditandai dengan meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea
FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik
hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium
MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan
mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan
radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap
dilakukan Uji Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari
benda padat dengan menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar
gamma (γ) Gambar yang didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut
tanpa rincian kedalamannya Gambar direkam dalam film yang disebut
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
14
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan
penunjang di laboratorium yang dapat dilakukan
CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan
dari sample darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini
seringkali diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-
pengukuran enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH
berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa
ditandai dengan meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea
FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik
hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium
MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan
mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan
radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap
dilakukan Uji Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari
benda padat dengan menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar
gamma (γ) Gambar yang didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut
tanpa rincian kedalamannya Gambar direkam dalam film yang disebut
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
15
radiograf atau biasa kita sebut film radiografi Nama lain yang kurang
popular ialah roentgenogram atau skiagra
c Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma
terutama hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar
control sesuai umur semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
4 Bagaimana cara mengidentifikasi kelainan genetika sejak dini
Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kelainan genetika sejak dini
Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida
Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua
(antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat
paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian
dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa
di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau
kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian
Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang
salah satunya mengakibatkan down syndrome Metode tes ini dilakukan
dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat
pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat
vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil
sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling
(CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau
minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat
Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China
mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah
kelainan penyakit bawaan pada janin Tes ini bekerja dengan cara
memeriksa DNA janin dalam darah ibu
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
16
VI Keterkaitan antar masalah
VII Learning Issues
No Learning
Issue What I know
What I donrsquot
know
What I have to
prove
How I will
learn
1 Kelainan
Genetika
1 Pengertian
Kelainan
Genetika
1 Macam
Kelainan Genetika
2 Sindrom Turner
3 Gejala Penderita
Sindrom Turner
4 Kaitan
Sindrom Turner
dengan Sesak
Nafas dengan
Sianosis
Tubuh Pendek
dan Gangguan
Pendengaran
2 Embriogenesis 1 Pengertian
Embriogenesis
1 Pembelahan Sel
Embrio
2 Tahap-tahap
Embriogenesis
3 Kelainan pada
Embriogenesis
4 Kaitan Usia Tua
dan Kelainan
Embriogenesis
e-book
textbook
jurnal
internet
dsb 3 Gametogenesis
1 Pengertian
Gametogenesis
1 Nondisjunction
pada
Spermatogenesis
2 Nondisjunction
pada Oogenesis
3 Kaitan Usia Tua
dan
Usia Orang Tua
Tidak Ada Ovarium Seks Kromatin Negatif
Belum Mengalami Haid Kelainan Fisik Terganggu
Pendengaran
Sesak Nafas
dengan Bibir
Kebiruan
Aktivitas Fisik
Berlebihan
Leher Pendek Badan Pendek
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
17
Nondisjunction
4
Sistem
Reproduksi
Wanita
1 Organ
Reproduksi
Wanita
1 Siklus
Menstruasi
2 Menarche
3 Faktor Cepat
Lambat Menarche
4 Ciri Fisik
Wanita
5 Faktor
Perkembangan
Organ Wanita
5 Pemeriksaan
Medis
1 Jenis
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan
Fisik
1 Macam
Pemeriksaan
Penunjang
2 Upaya
Pendeteksian
Kelainan Genetik
sejak Dini
6
Terapi dan
Konseling
Genetika
1 Pengertian
Terapi Genetika
2 Pengertian
Konseling
Genetika
1 Macam terapi
genetika untuk
Penderita Sindrom
Turner
2 Konseling
Genetika
VIII Sintesis
A Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi
genetik individu (genom) Macam-macam kelainan genetika adalah sebagai berikut
1 Single Gene Disorders
Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu
urutan DNA (gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola
penurunan Terdapat lebih dari 6000 kelainan gen tunggal yang terjadi
pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran Single gene disorders biasanya
mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns of inheritance)
Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang anggota
keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini Beberapa
contoh penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis anemia sel sabit
sindrom Marfan Penyakit Huntington dan hemochromatosis
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
18
Mendelian inheritance of single-gene disorders
Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance tergantung pada lokasi
kromosom pada gen (autosomal atau sex-linked)
a Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam
keadaan homozigot maupun heterozigot Pada pola penurunan ini
Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang
menderita pula ndash keadaan ini sering disebut bdquovertical inheritance‟
Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang
bukan penderita akan mempunyai anak normal (bukan penderita)
Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah
penderita maka rasio anak normal dan anak penderita adalah 11
b Autosomal recessive
Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam
keadaan homozigot saja Pada pola penurunan ini
Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif
normalkeadaan ini biasanya disebut bdquohorizontal inheritance‟
Penderita dengan pasangan yang normal maka semua anaknya akan menjadi
carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal maka ada kemungkinan 50
anak mereka akan menjadi carrier
Jika kedua orang tua bersifat heterozigot maka ada kemungkinan anak lahir
dengan kelainan dengan frekuensi 1 dari 4
c X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan
pola autosomal dominan kecuali bahwa jika penderita adalah pria maka ia akan
memiliki anak laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah
penderita
d X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut
Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
19
Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya
asymptomatic (tidak menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit
tertentu)
Jika ibu seorang carrier maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan
50 untuk menjadi penderita sedangkan anak perempuannya memiliki
kemungkinan 50 untuk menjadi carrier
Jika ayah adalah penderita maka tidak ada anak laki-laki yang menderita
kelainan tetapi semua anak perempuan akan menjadi carrier
e Y-linkedholandric
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y maka hanya pria yang
bisa menurunkan kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa
menjadi penderitanya
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu
SRY ndash sex-determining region
TDF ndash testis determining factor
DAZ ndash deleted in azoospermia
Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan
azoospermia atau masalah fertilitas pada pria
Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders
Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance Ada
beberapa mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini diantaranya
a Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat
kromosom atau alel tergantung orang tua yang membawa pola penurunan
(ayah atau ibu) Imprinting ini merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi
selektif gen dengan pola yang berbeda pada saat gametogenesis (baik pria
maupun wanita) Imprinting penting untuk aetiology Prader-Willi (PW)dan
Angelman Syndrom (AS) dimana kedua kelainan tersebut merupakan akibat
dari mikrodelesi chromosome 15q11ndash13 yang dikenal sebagai bdquocritical
region‟ Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang
dihapus pada critical region merupakan penurunan dari paternal atau
maternal
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
20
b Uniparental disomy
Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari
salah satu orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan
yang lain Misalnya uniparental disomy kromosom 15 pada ibu dapat
menyebabkan fenotif yang sama dengan PW tetapi tanpa delesi karena tidak
ada kontribusi kromosom 15 dari ayah BeckwithndashWiedemann syndrome
merupakan duplikasi pada kromosom 11p15
c Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak
mengkontribusikan mitokondria kepada zigot Sehingga pria penderita tidak
dapat mentransmisikan
kelainan kepada anaknya
atau dengan kata lain pria
penderita dengan wanita
normal akan mempunyai
anak yang seluruhnya
normal
d Mosaicism
Mosaic adalah individu
dengan multiple cells
Beberapa contoh kelainan
monogenic adalah
a Huntingtons disease (autosomal dominant)
b Marfan syndrome (autosomal dominant)
c Sickle‐cell disease (autosomal recessive)
d Cystic fibrosis (autosomal recessive)
e Aicardi syndrome (X‐linked dominant)
f Color blindness (X‐linked recessive)
g Lebers hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
21
2 Multifactorial and polygenic disorders
Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada
beberapa gen Misalnya perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap
kanker payudara telah ditemukan pada kromosom 6 11 13 14 15 17 dan 22
Kondisi ini membuat rumit untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan
kromosom Contoh yang termasuk pada kelainan ini adalah penyakit jantung
tekanan darah tinggi Penyakit Alzheimer arthritis diabetes kanker dan obesitas
Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat diwariskan seperti pola sidik
jari tinggi badan warna mata dan warna kulit
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam
keluarga dan lebih umum dari single gene disorders Penurunan multifactorial ini
melibatkan aetiology dari beberapa kondisi umum seperti
Kelaianancacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation)
Penyakit umum biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas diabetes
mellitus dll
Karakterciri orang normal seperti intelegensi dermatoglifi dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita Misalnya pada kasus
atherosclerosis dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan
sebesar 65 sedang yang 45 lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan
Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya pola makan
kebiasaan merokok dan pola olahraga
3 Chromosomal Disorders
Secara garis besar kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi dua kelainan
numerik dan kelainan struktural
Kelainan kromosom numerikal
Yaitu hilangnya atau bertambahnya satu kromosom atau secara keseluruhan
Terjadi karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau non disjunction
pada fase meiosis I dan II
1) Monosomi hilangnya satu kromosom pada sepasang kromosom Monosomi dapat
terjadi akibat non-disjunction atau anaphase lag
2) Trisomi bertambahnya satu kromosom pada sepasang kromosom Trisomi
biasanya dikarenakan terjadinya non-disjunction atau gagal berpisah pada
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
22
kromosom homolog saat meiosis I atau non-disjunction pada kromatid saat meiosis
II
3) Polyploidi dalam satu sel terdapat banyak kromosom haploid seperti 69 triploidi
atau 92 tetraploidi Poliploidi dapat merupakan sebab dari 1) fertilisasi oleh dua
sperma 2)sperma yang diploid akibat non-disjunction pada meiosis ovum yang
diploid akibat non-disjunction pada meiosis
4) Mosaik adanya dualebih macam sel pada individu atau jaringan yang berbeda
aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zygote yang sama jadi memiliki
asal genetik yang sama
Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom yaitu
1) Nondisjunction ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom entah terjadi
pada sebagian atau seluruhnya
2) Translokasi terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan berbeda
3) Mosaik terjadi salah mutasi pada mitosispembelahan di tingkat zigot
4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom
Kelainan kromosom sex
A Klinefelter syndrome
Biasanya kariotip menunjukkan adanya penambahan kromosom X Pada
sebagian kasus dapat ditemukan adanya keadaan mosaik (46 XY47 XXY) Kasus
ini dapat pula dijumpai pada laki-laki (48 XXXY atau 49 XXXXY) namun
jarang sekali terjadi
B Turner syndrome
Sindrom Turner (45X atau 45XO) terjadi sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup
perempuan (Price dan Wilson 200227) Jumlah ini merupakan angka kelahiran hidup
dimana diperkirakan dengan penelitian bahwa sekitar 99 janin dengan kariotipe ini
mengalami abortus spontan
Sindrom Turner ditemukan oleh Dr Henry Turner pada 1938 Sindrom Turner
merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh hilangnya secara lengkap atau sebagian
Kromosom X pada wanita Secara umum dapat diketahui ada tiga tipe penyebab sindrom
turner sebagai berikut
1 Monosomi X setiap sel pada penderita Sindrom Turner tipe ini memiliki satu
kopi kromosom X dimana wanita normal memiliki 2 kopi kromosom X
Penderita Sinrom Turner dengan monosomi X memiliki Kariotipe 45X Tipe
ini meliputi 50 penderita Sindrom Turner Kondisi ini dpaat terjadi
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
23
dikarenakan nondisjunction pada saat gametogenesis paternal Menurut Price
dan Wilson (200227) Nondisjunction paternal selama spermatogenesis
merupakan penyebab pada sekitar 80 kasus Sindrom Turner yang berarti
bahwa para pasien ini tidak menerima satu pun kromosom seks dari ayah
Beberapa literatur menyebutkan bahwa frac34 kasus sindrom turner terjadi akibat
nondisjuction pada oogenesis
2 Salah satu kromosom X hilang sebagian Kariotipe yang mungkin 46Xi(Xq)
46XXq- 46XXp- 46X r(X)
3 Mosaikisme Kromosom X dapat pula hilang selama fase-fase awal
embriogenesis menyebabkan beberapa selpada embrio hanya menerima satu
kromosom X Kondisi ini disebut Mosaikisme dan kondisi klinis penderita
Sindrom Turner tipe ini berkorelasi dengan persentase relatif dari jumlah sel
dengan kariotipe 45X Kariotipe wanita dengan Sindrom Turner tipe ini adalah
45X46XX
Rasio dari kasus sindrom turner yaitu sekitar 1 dalam 2500 sampai 5000 kelahiran
hidup wanita
Ciri-ciri penderita kelainan sindrom turner adalah sebagai berikut
1 Penampilan memiliki leher pendek garis rambut rendah dan tidak jelas pada
bagian belakang leher tangan dan kaki yang bengkak pada saat lahir dan kuku
yang lunak dan mengarah ke atas
2 Memiliki tinggi badan yang pendek Pada kromosom X teridentifikasi satu gen
yang disebut SHOX yang sangat penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan tulang Kehilangan salah satu kopi gen ini memungkinkan tubuh
pendek
3 Mengalami kehilangan fungsi ovarium pada awal masa kanak-kanak sehingga
mengalami pubertas yang terhambat atau tidak sama-sekali Lebih dari 90
remaja perempuan dengan sindrom turner memiliki kegagalan fungsi gonad
namun sekitar 30 akan mengalami pubertas spontan dan sekitar 2-5
mengalami haid yang tiba-tiba Mayoritas dikarenakan induksi pubertas
danatau pemberian terapi esterogen
4 Memiliki gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat dideteksi
sejak usia 6 tahun Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kehilangan fungsi
neurosensoris pendengaran yang progresif pada 50-90 kasus Sindrom Turner
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
24
Hal ini memiliki korelasi terhadap kesalahan saat embriogenesis Penderita
Sindrom Turner juga rentan terhadap otitis media
5 Memiliki kelainan kardiovaskular 30 wanita penderita Sindrom Turner
memiliki gangguan jantung bawaan yang disebabkan oleh anomali jantung
obstruktif bagian kiri Kelainan ini 12nya disebabkan oleh kelainan pada katup
bikuspidalis 30 dikarenakan kelainan penyempitan pembeluh aorta bawaan
lahir dan 5 dikarenakan pelebaran aorta yang berasosiasi dengan resiko
pecah pembuluh darah Kelainan bawaan ini juga biasanya diikuti dengan
gejala hipertensi
6 Penderita Sindrom Turner memiliki kecerdasan normal walaupun memiliki
masalah pada kecerdasan visual-spatial dan pembelajaran matematika Mereka
tidak menunjukkan ciri identifikasi gender yang ambigu Terdapat
kecenderungan bahwa penderita Sindrom Turner tidak memiliki keinginan
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
Pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan Namun beberapa terapi dapat
digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan Terapi yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
C XXX females
Survei menunjukkan bahwa 01 dari seluruh perempuan memiliki kariotipe 47
XXX Kasus ini biasanya terjadi karena kesalahan pada meiosis I Tampilan klinis
pada penderita saat lahir
D XYY males
Penambahan kromosom Y dapat kebayakan dikarenakan non-disjunction meiosis II
yang bersifat paternal atau post-zygotic event Tampilan klinis pada penderita saat
lahir
E Fragile X syndrome
Disebut juga dengan sindrom Martin Bell Penyakit diturunkan mengikuti hukum
mendel (X linked) Kasus ini biasanya diderita oleh laki-laki dan perempuan hanya
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
25
sebagai pembawa sifat Secara sitogenetik ampak adanya fragile site pada ujung
lengan kromosom X
Hubungan faktor usia dengan kelainan genetik
Penuaan sel telur wanita (aging of ova) dapat menyebabkan terjadinya
nondisjunction Ada pengaruh intrinsik maupun ekstrinsik (Iingkungan) dalam sel induk
yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction disebabkan
oleh faktor-faktor terputustnya benang-benang spindel atau komponen-komponennya
atau kegagalan dalam pemisahan nukleolus Sel telur wanita telah dibentuk pada saat
masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat
wanita tersebut akil balik (mengalami siklus menstruasi) Oleh karena itu pada saat
wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan
pada waktu dibuahi oleh spermatozoa dari laki-laki sel benih ini mengalami pembelahan
yang salah
Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme dari nondisjunction yakni
1 Production line Hypothesis
Pada hipotesis ini oosit matur pada usia dewasa identik dengan oogonia yang
memasuki fase meiosis pada saat fetal Oogonia yang memasuki tahap meiosis lebih lama
memungkinkan untuk mengalami kecacatan pada saat pembentukan kiasma Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya nondisjunction
2 Limited oocyte pool model
Pada hipotesis ini jumlah dari folikel akan menurun seiring dengan kenaikan usia
ibu Ketika jumlah folikel rendah hal ini memungkinkan oosit yang tidak berada dalam
kondisi optimal akan mengalami ovulasi
3 Abberant Recombination
Pada penelitian terdapat asosiasi antara usia ibu dan perubahan rekombinasi genetik
yang merupakan dua faktor risiko penting dalam nondisjunction kromosom 21
Rekombinasi kromosom 21 (pada telomere ketiga atau pericentromer region) rupanya
memberikan ketidakstabilan meiosis dibandingkan dengan perpindahan pada pertengahan
kromosom Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa sexual intercourse yang terlalu
cepat atau terlalu lama setelah terjadinya ovulasi meningkatkan risiko kelahiran anak
dengan Sindrom Down13
Meski akan terus diproduksi hingga lanjut usia sperma pada laki-laki akan
mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia Anak yang dihasilkan dari sperma
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
26
laki-laki lanjut usia diyakini 2 kali lebih berisiko mengalami gangguan genetik
karenanya
Selama ini risiko kelainan genetik lebih dikaitkan dengan usia reproduksi di pihak
perempuan Makin tua usia perempuan saat melahirkan anak makin tinggi pula risiko si
anak untuk mengalami kelainan genetik seperti Downs Syndrome dan sejenisnya
Namun penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature menunjukkan usia laki-laki
saat membuahi pasangan juga mempengaruhi risiko kelainan genetik pada keturunannya
Hal ini disebabkan karena sperma akan mewariskan sejumlah mutasi genetik pada usia
tertentu
Karena faktor tersebut sperma yang dihasilkan laki-laki akan semakin tidak
sempurna seiring dengan bertambahnya usia Jumlah mutasi genetik yang diwariskan
melalui sperma akan selalu bertambah banyak rata-rata 2 mutasi genetik setiap tahun
Sebagai contoh sperma yang dihasilkan seorang laki-laki baru mewariskan 25 mutasi
genetik di usia 20-an tahun Saat memasuki usia 40-an tahun sel sperma akan
mewariskan lebih banyak lagi hingga mencapai 65 mutasi genetik karena faktor usia
B Embriogenesis dan Kelainan Pada Embriogenesis
Embriogenesis Normal
Menurut Dorland‟s Illustrated Medical Dictionary Embriogenesis adalah
1produksi dari embrio 2perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara
seksual yaitu dari zigot Secara umum embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia Tepatnya embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman1994)
Perkembangan embrio meliputi fase-fase berikut yaitu
a Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopiiSpermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telurPergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi
otot-otot uterus dan tuba Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit mereka harus
mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman 1994) Supaya berhasil
fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
27
karena dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi sedangkan sperma dapat bertahan
72 jam di dalam tubuh wanita Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera setelah
tiba di saluran genital wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi akrosom untuk
memperoleh kemampuan ini
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam Sebagian besar dari pengondisian ini terjadi di tuba uterina
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida Hanya spermtozoa
yang terkapasitasi yang mampu menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi
dengan akrosom Tiga fase penetrasi oosit fase 1 Spermatozoa menembus sawar korona
radiata 2 Spermatozoa menembus zona pelusida fase 3 Satu spermatozoa menembus
membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri Inset memperlihatkan
spermatosit normal dengan tudung kepala akrosom Segera setelah spermatozoa masuk
ke dalam oosit oosit menuntaskan menuntaskan pembelahan miotikn keduanya dan
membentuk pronukleus wanita zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa lain kepala spermatozoa memisah dari ekornya dan membentuk
pronukleus pria Secara morfologis pronukleus pria dan pronukleus wanita tidak dapat
dibedakan keduanya berkontak erat dan kehilangan membran nukleusnya memisah
secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotik menghasilkan stadium dua sel
Hasil pembelahan adalah pemulihan diploid jumlah kromosom penentuan jenis kelamin
dan inisiasi pembelahan
b Cleavage(Pembelahan)
Pembelahan(clevageI) adalah serangkaian pembelahan mitotik yang
menyebabkan pertambahan jumlah sel dikenal sebagai blastomer yang semakin kecil
pada setip pembelahan Setelah tiga kali pembelahan blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan bagian lapisan
dalam dan lapisan bagian luar Blastomer yang telah padat ini membelah menghasilkan
morula 16 sel Terbentuk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista)
Kumpulan sel dalam bola (inner cell mass) akan membentuk embrioblas terletak di
salah satu kutub blaskotokista sedangkan outer cell mass yang mengelilingi masa sel
dalam dan rongga blastokista akan menjadi trofoblas
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
28
Blastosit blastula Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 1
minggu kehamilan Trofoblast mensekresikan hormon human Chorionic Gonadotrophin
(hCG) yaitu hormon yang memperkuat implantasi Polaritas dari embrio dapat terlihat
pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik Ha ini jelas terlihat
ZIGOT 2 SEL EMBRIO
MORULA
8 SEL EMBRIO 4 SEL EMBRIO
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
29
ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer
(Anonimus 2010)
Minggu ke-2 (Diskus Germativum Bilaminar)
sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan hipoblast
dan epiblast Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram
datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer Pada saat yang sama
terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast dan rongga ini membesar menjadi rongga
amnion (Langman 1994)
Pada hari ke-9 blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan luka
berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin pada masa ini terlihat
proses lakunaris dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk
lakuna-lakuna yang besar Sementara pada kutub anembrional sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif)
(Langman 1994) Pada hari ke-11 dan 12 blastokista telah tertanam sepenuhnya di
dalam stroma endometrium Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan
membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus
lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler
ibuPembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid
Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu mulai mengalir
melalui system trofoblast sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta (Langman 1994)
Semetara itu sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom Sel-sel ini berasal dari kantong
kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
30
ekstraembrional di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di
sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman 1994)
Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer terjadi
proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah) Gastrulasi
dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive) pada permukaan epiblast
(Langman 1994)
Gastrula
Pada manusia bagian kosong yang disebut rongga amnion (amniotic cavity) tampak di
atas inner cell mass Inner cell mass ini kemudian menjadi lempengan embrio yang
terdiri dari dua lapis lapisan atas (upper layer) yang dinamai ectoderm dan lapisan
bawah (lower layer) yang dinamai endoderm Selanjutnya lapisan bilayer tersebut
mengalami pemanjangan untuk membentuk primitive streak pada bagian tengah
(midline) embrio Morphogenesis terus berlanjut sampai bagian atas sel-sel pada
primitivestreak masuk ke bagian dalam dan menyebar di antara ectoderm dan endoderm
Sel-sel tersebut dinamakan lapisan mesoderm Proses differentiation akan segera
berlangsung sebab ectoderm mesoderm dan endoderm merupakan lapisan embrio yang
memungkinkan pertumbuhan untuk semua jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh
selanjutnya Gastrulation atau gastrulasi adalah pergerakan sel-sel yang menghasilkan
gastrula atau embrio yang sudah terdiri dari tiga lapisan
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
31
Lapisan Germinal
c Masa embrionik
Menurut Langman (1994) Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8
suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis masing-
masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik Menjelang masa akhir embrionik ini sistem-sistem organ telah terbentuk
Karena pembentukan organ ini bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama
bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan
mudigah Sebagai akibat pembentukan organ ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar (a) susunan saraf pusat (b) sistem saraf tepi (c) epitel
sensorik telinga hidung dan mata (d) kulit termasuk rambut dan kuku dan (e) kelenjar
hipofisis kelenjar mammae dan kelenjar keringat serta email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para
aksial intermediat dan lempeng lateral Mesoderm para aksial membentuk somitomer
yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan kaudal Somit membentuk miotom (jaringan otot) skeleton (tulang rawan
dan sejati) dan dermatom (jaringan subkutan kulit) yang semuanya merupakan jaringan
penunjang tubuh Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung pembuluh
nadi pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening Di samping itu
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
32
ia membentuk sistem kemih-kelamin ginjal gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih) Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan saluran
pernafasan dan kandung kemih Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid paratiroid
hati dan kelenjar pankreas Akhirnya lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius
juga berasal dari endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat cakram mudigah yang mula-mula
datar melipat kearah sefalokaudal sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing
melalui duktus vitellinus dan tali pusat
Embrio terbungkus dalam dua membran amnion (membran dalam) dan khorion
(membran luar)
Kantung amnion berisi liquor amnii (cairan amnion) yang berfungsi memberi tekanan ke
semua jurusan melindungi fetus memungkinkan fetus bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang Delapan minggu pertama khorion berhubungan langsung dengan darah
ibu
Gangguan abnormal dalam kaitan kelainan genetika
Embriologenesis dimulai dari fertilisasi hingga minggu kedelapan kehamilan Proses
yang terjadi saat embriogenesis meliputi prosesfertilisasi pembelahan implantasi dan
organogenesis Kelainan yang mungkin terjafi meliputi kelainan saat proses pembelahan
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
33
(kembar dempet) penurunan kekuatan rahim menerima embrio sehingga terjadi
keguguran atau hamil diluar rahim disfungsi dan ketidaksempurnaan perkembangan
organ Oleh sebab itu kemungkinan kelainan genetika tidak terjadi saat embriogenesis
tetapi saat gametogenesis Namun embriogenesis mungkin hanya memberi pengaruh
terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan dari kelainan genetika seperti tidak terbentuknya
ovarium
Abnormal Embriogenesis dan Risiko yang Ditimbulkan
a Saat pembelahan sel telur yang telah dibuahi
Apabila satu sel telur membelah dan berkembang menjadi 2 fetus maka terjadi kembar
identik Pada beberapa kasus sel telur yang sudah dibuahi gagal untuk membelah secara
utuh Bayi-bayi yang berkembang dari pemisahan yang gagal ini dinamakan kembar
dempet yang terjadi pada monozygot
b Saat implantasi
Apabila usia ibu hamil diatas 35 tahun maka kemampuan rahim untuk menerima embrio
akan menurun Hal ini dapat menyebabkan keguguran plasenta tidak menempel di
tempat semestinya dan hamil di luar kandungan (ektopik)
cSaat Periode Mudigah
Periode mudigah (organogenesis) berlangsung dari minggu ketiga hingga kedelapan
Pada periode ini lapisan germinativum seperti ektoderm mesoderm endoderm
menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesisifik Organ yang dihasilkan dari
perkembangan lapisan germinativum tersebut berupa sistem organ epitel-epitel dan
organ lainnya Mungkin saja saat perkembangan ini terjadi ketidaksempurnaan yang
menyebabkan disfungsi organ
Kaitan dengan Usia Tua
a Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin
b Pada proses pembuahan kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30
tahun) Jika pada proses pembuahan ibu mengalami gangguan maka kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang
berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau terjadinya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan buah kehamilan
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
34
c Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu maka jika wanita
hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai
d Pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun kemampuan rahim untuk menerima
bakal janin (embrio) akan menurun Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran
plasenta tidak menempel ditempat semestinya dan hamil di luar kandungan
(ektopik)
e Terjadinya penyakit jantung kanker diabetes menjadi lebih besar Kombinasi antara
penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi
f Berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom Akibatnya resiko
melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar
C Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet meliputi proses
pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan
dalam proses reproduksi yang pada pria disebut sebagai sel sperma sedangkan pada
wanita disebut sel telur ovum Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik
oleh kombinasi kromosom Pada pria 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Gametogenesis meliputi dua proses yaitu spermatogenesis dan oogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus Sel
spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
35
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis) selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari Terbagi menjadi tahap
1) Pembentukan golgi axonema dan kondensasi DNA
2) Pembentukan cap akrosom
3) pembentukan bagian ekor
4) Maturasi dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria
memerlukan waktu 60-70 hari Pada spermatogenesis 1 sel induk akan
menghasilkan 4 sel spermatozoa yang fungsional
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
a Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
HormonFSH) dan hormon lutein (Luteinizing HormonLH)
b LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron Pada masa pubertas
androgentestosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
c FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
d Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
36
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal oogonium) Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan yaitu di dalam ovari fetus perempuan Pada akhir bulan ketiga usia fetus
semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer Pada
perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara miosis tetapi
hanya sampai fase profase Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas Memasuki masa pubertas oosit melanjutkan
pembelahan miosis I Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer
Pada tahap selanjutnya oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II Pada saat itu oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
37
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
diantaranya
o Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone)
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi
o Pada masa pubertas progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder
FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen
memacu perkembangan folikel Hormon prolaktin merangsang produksi susu
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi maupun menghambat sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
38
Kelainan pada Gametogenesis
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA) akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah
Ada beberapa macam jenis mutasi gen antara lain sebagai berikut
1 Delesi hilangnya satu atau beberapa basa nitrogen
2 Addisi penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga
insersi)
3 Substitusi pertukaran pasangan basa nitrogen Bila pertukaran terjadi antar
pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain
disebut transisi Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS Bila pertukaran
terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan pirimidin-purin
disebut transversi Misalnya AT digantikan pasangan TA Perhatikan bagan di
bawah
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom (aberasigross mutation) dapat disebabkan karena perubahan struktur
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan
dan dapat juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau
radiasi Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut
a Delesi hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena
patah
b Duplikasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom homolognya
c Translokasi patahnya sebagian segmen kromosom lalu patahan tersebut
tersambung pada kromosom lain yang tidak homolog Ada dua jenis translokasi
yaitu translokasi resiprok (timbal balik) dan translokasi nonresiprok
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
39
d Inversi sebagian segmen kromosom patah lalu patahan tersebut tersambung
kembali tetapi dengan posisi terbalik Ada dua macam inversi yaitu inversi
perisentrik bila peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer Bila
peristiwa inversi tidak melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi
parasentrik
e Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran
Perubahan jumlah kromosom biasanya disebabkan nondisjunction (gagal berpisah)
yaitu anggota-anggota pasangan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar
saat meiosis 1 Kemungkinan lain kromatid-kromatid saudara gagal memisah saat
meiosis II Jika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet normal saat
fertilisasi zigot juga akan memiliki jumlah kromosom abnormal Kondisi ini dikenal
sebagai aneuplodi (aneuploidi) Aneuploidi bisa melibatkan lebih dari satu kromosom
Fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom tertentu akan
menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom (2n-1) atau sering disebut monosomik
(monosomic) Jika kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga) dalam
zigot (2n+1) atau disebut trisomik (trisomic)
Mitosis setelahnya akan meneruskan anomaly tersebut kepada semua sel embrio
Jika bertahan hidup organism tersebut biasanya memiliki sekumpulan sifat yang
disebabkan oleh dosis abnormal dari gen yang terkait dengan satu kromosom yang
berlebih atau kurang Gagal berpisah juga dapat terjadi saat mitosis Jika kesalahan
semacam itu terjadi saat perkembangan embrio dini maka kondisi aneuploid diteruskan
oleh mitosis ke banyak sel dan mungkin mendatangkan efek besar kepada organisme
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
40
D Sistem Reproduksi Wanita
1 Menarche
Menarche adalah saat terjadinya perdarahan pertama dari uterus yang terjadi
pada seorang wanita atau sering disebut sebagai haid yang pertama Menarche
merupakan proses pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal yang merupakan
salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya
dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik
biologi psikologis maupun sosial dan harus dihadapi oleh remaja putri karena ini
merupakan masa yang sangat penting sebagai masa peralihan ke masa dewasa
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh yang terjadi akibat
proses sistem hormonal yang kompleks Setelah panca indra menerima rangsangan
yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan dengan hipofise
melalui sistem fortal dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan
luteinizing hormon untuk merangsang indung telur Hormon perangsang folikel
(FSH) merangsang folikel primordial yang didalam perjalanannya dominan
mengeluarkan hormon esterogen sehingga mulailah terjadi haid pertama yaitu
menarche Dalam siklus hidup seorang wanita secara normal akan mengalami
menarche pada usia 11-13 tahun
Cepat atau lambat terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain
a Faktor hormonal
b Faktor genetik seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini
kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini
c Faktor bentuk badan seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan
gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang
tinggi dan kurus
d Faktor keadaan gizi keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya
menarche
e Faktor lingkungan gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan
ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih
cepat daripada gadis yang hidup di desa
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
41
f Faktor aktivitas fisik aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya
menarche
g Faktor rangsangan psikis emosi akan mempengaruhi siklus menstruasi
selanjutnya Gadis yang berasal dari keluarga yang mengalami perceraian
kemungkinan akan lebih cepat menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor
eksogen yaitu status sosial ekonomi keluarga status gizi keadaan keluarga tempat
tinggal kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa
Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan
formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap usia menarche
2 Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodic dab siklik uterus yang
disertai pelepasan endometrium Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma Siklus menstruasi pada umumnya berjarak sekitar 15 sampai 45 hari dengan
rata-rata 28 hari Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari
Darah menstruasi biasanya tidak membeku Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml
Siklus menstruasi dibagi menjadi dua siklus yaitu
Siklus Ovarium
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium Umumnya hanya satu yang terus
berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya Lapisan dalam yaitu sel-sel granulose menyintesis
progesteron yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh
pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya Estrogen
disintesis dalam sel-sel lutein pada tea interna Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17-hidoksilasi
turunan dari androstelenedion testosteron dan estradiol Kandungan
enzimaronatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
42
androgen menjadi estrogen Di dalam folikel oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya Pada waktu yang sama folikel yang
sedang berkembangmenyekresi estrogen lebih banyak ke dalam system
ini Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
melalui mekanisme umpan balik positif
Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang Tepat sebelum ovulasi
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya Kadar
estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH Kemudian kadar
estrogen mulai menurun Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf
lapisan granulose menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi berubah menjadi korpus luteumyang berwarna
kuning pada ovarium Korpus luteumterus menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal kelenjar-kelenjar
menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh darah menjadi
banyak sekali Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya
Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk
tubulus Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik
yang seragam dengan inti di tengah Stroma cukup padat pada lapisan
basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar Pembuluh darah akan
mulai berbentuk spiral dan lebih kecil Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada tiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi
Fase Sekresi
Setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat sehingga memberikan
gambaran seperti ldquogigi gergajirdquo Inti sel bergerak ke bawah dan
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
43
permukaan epitel tampak kusut Stroma menjadi edematosa Terjadi pula
infiltrasi leukosityang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar Lamanya fase sekresi sama pada setiap
perempuan yaitu 14 plusmn 2 hari
Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
28 hari dan kemudian mulai beregresi Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan esterogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi wanita
diantaranya yaitu
Gen
Gen adalah substansimateri pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
misalnya bentuk tubuh tinggi tubuh warna kulit warna bunga warna bulu
rasa buah dan sebagainya
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh Meskipun kadarnya
sedikit hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh
Hormon pada wanita yaitu hormon estrogenprogresteron mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita
E Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan medis dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis setelah dilakukan
pemeriksaan fisik Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang di laboratorium yang
dapat dilakukan
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
44
a CBC
CBC adalah tes untuk menghitung dan memeriksa tipe-tipe yang berbeda
dari sel-sel dalam darah Secara tradisi analisa CBC dilakukan oleh dokter atau
teknisi laboratorium dengan melihat kaca mikroskop yang disiapkan dari sample
darah dibawah mikroslop Sekarang ini banyak dari kerja ini seringkali
diotomatisasikan dan dilakukan oleh mesin-mesin Pengukuran-pengukuran
enam komponen membentuk tes CBC
1 Red blood cell (RBC) count atau perhitungan sel darah merah
2 Hematocrit
3 Hemoglobin
4 White blood cell (WBC) count atau perhitungan sel darah putih
5 Differential blood count (the diff)
6 Platelet count atau perhitungan platelet
b TSH
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid Pemeriksaan TSH berfungsi
untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid Hipotiroid yang biasa ditandai dengan
meningkatnya TSH menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea
c FSH dan LH
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan
hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme
Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang
mengakibatkan menopause dini sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme
dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium
d MRI
MRI adalah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif
Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk menilai
- Kelainan pada jaringan lunak seperti otak dan sumsum tulang belakang
- Kepala leher dan tulang belakang
- Rongga dada dan rongga hati
- Musculoskeletal
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
45
e Radiograf
Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan Uji
Radiografi adalah teknik mendapatkan gambar bayangan dari benda padat dengan
menggunakan daya tembus radiasi sinar-x atau sinar gamma (γ) Gambar yang
didapat merupakan bentuk proyeksi benda tersebut tanpa rincian kedalamannya
Gambar direkam dalam film yang disebut radiograf atau biasa kita sebut film
radiografi Nama lain yang kurang popular ialah roentgenogram atau skiagra
f Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma terutama
hormoneperangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur
semasabayi usia 6-8 tahun dan pada usia 10-11 tahun
Untuk mengenali kelainan genetika sejak dini dapat dilakukan beberapa cara
sebagai berikut
1 Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom yang
menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida Amniocentesis biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga
minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna
Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut
sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong
yang menyelimuti janin Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua
minggu kemudian
2 Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom yang salah
satunya mengakibatkan down syndrome
Metode tes ini dilakukan dengan dua cara Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum
yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari
plasenta yang disebut chorionic villi
Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai
ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel Hasil sampel ini kemudian
dianalisa di laboratorium Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal
kehamilan yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12 Hasil tes ini juga lebih akurat
dan lebih cepat
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
46
3 Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong China mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan
pada janin Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu
Pada kasus yang dialami Sulastri dalam skenario sindrom turner dapat deteksi dini
seperti berikut
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan
Kadang-kadang janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung kelainan ginjal hygroma kistik asites)
Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat konseling genetik sering
direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner Tes
yang disebut kariotipe atau analisis komposisi kromosom individ ini adalah tes pilihan
untuk mendiagnosis sindrom Turner
F Terapi dan Konseling Genetika
1 Terapi Genetika
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormalcacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit
Pada awalnya terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang
terjadi karena mutasi pada satu gen Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki
gen mutan Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi
karena mutasi di banyak gen seperti kanker Selain memasukkan gen normal ke dalam
sel mutan mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali
Untuk Sindrom Turner pengobatan yang menyembuhkan belum ditemukan
Namun beberapa terapi dapat digunakan untuk mengurangi dampak gejala yang
ditimbulkan Terapi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
1 Pemberian hGH (Human Growth Hormone) yang dilakukan pada masa awal
kanak-kanak yang dapat meningkatkan tinggi badan penderita beberapa inchi
ketika dewasa
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
47
2 Pemberian Esterogen Replacement Therapy (ERT) yang dapat membantu
untuk menginisiasi perkembangan seksual sekunder pada penderita yang
belum mengalami pubertas
2 Konseling Genetika
National Society of Genetics Councelors (dalam Rujito 201054) mendefenisikan
konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit
genetik dalam suatu keluarga Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau
beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atau individual dalam hal
a memahami fakta medis termasuk diagnosa prognostik dari penyakit dan manajemen
yang tersedia
b memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam
keluarga
c Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuh
d Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya
penyakit sesuai dengan tujuan keluarga etika agama dan standar-standar nilai yang
berlaku serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil
terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena
Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah
ini
1 Riwayat penyakit
Menggali secara mendalam tentang riwayat prenatal perinatal postnatal dan
riwayat keluarga Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah
memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses
genetik atau lingkungan Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa
kelainan seperti club foot atau digital amputations sebagai masalah genetik
tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band atau stres karena
oligohidramnion Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak
terdiagnosis dengan baik atau kasus abortus berulang yang bdquohanya‟ dikelola
sebagai kelainan TORCH tanpa melihat kelainan kromosom
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
48
2 Pemeriksaan fisik
Konselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan
fisik dalam maupun fisik luar Adalah umum konselor akan mengumpulkan
informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang
khasKonselor akan memeriksa kemungkinan short stature wide span
hypertelorisme up slanting simian crease dll
3 Pemeriksaan endokrine
Pada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital
Adrenal Hiperplasia (CAH) CompleteParsial Androgen Insuficiensi Syndrome
(CAISPAIS) konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk
mengkonfirmasikan diagnosa
4 Pemeriksaan Sitogenetik
Sitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan
pertimbangan keputusan jenis kelamin sindrom Turner dan Klenifeleter ataupun
Sindrom down Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus
retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom
5 Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit
penyakit genetik Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah
dapar diidentifikasi sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan
dengan baik Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau
polimorfisme baru tidak 100 penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik
ini
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
49
IX Kerangka Konsep
X Kesimpulan
Usia Tua Tuan Mularis dan Ny Maryam memungkinkan meningkatnya
kelainan gametogenesis dan kelainanan embriogenesis saat memiliki anak
bungsu bernama Sulastri Sulastri menderita Sindrom Turner yang menyebabkan
ia mengalami sesak nafas dengan sianosis gangguan pendengaran belum
mengalami ciri seks sekunder dan tubuh serta leher pendek
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
50
XI Daftar Pustaka
Anggraini Merry Tiyas 2008 Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche
dengan Usia Saat Timbulnya Menopause pada Wanita di Kecamatan Kartasura
(Online) (Dalam wwwjurnalunimusacid diakses 13 November 2012)
Anonim 2011 MRI (Magnetic Resonanace Imaging) Pemeriksaan Akurat Dengan Alat
Canggih (Online) (Dalam httpwwwmitrakeluargacomcibuburmri-magnetic-
resonance-imaging-pemeriksaan-akurat-dengan-alat-canggih diakses pada 13
November 2012)
AN 2010 Deteksi Kelainan Genetik pada Janin (Online) (Dalam
httpkesehatankompascomread2010010614330777DeteksiKelainanGenetikp
adaJanin diakses tanggal 13 November 2012)
Barlian Anggraini 2011 Gametogenesis (Online) (Dalam
httpwwwsithitbacidprofile1 pdfperkembangan-hewanGametogenesispdf
diakses 13 November 2012)
Campbell Neihl Reece Jane B 2008 Biologi Edisi Kedelepan Jilid 1 Terjemahan
Oleh Damaring Tyas Wulandari Jakarta Erlangga
Daneswari Prita 2011 Kenali Keistimewaan Syndrom Turner (Online) (Dalam
httpwwwmediaindonesiacom diakses 12 november 2012)
Harnowo Putro Agus 2012 3500 Kelainan Genetik Bisa Diketahui Sejak Dalam
Kandungan (Online) (Dalam
httphealthdetikcomread20120611152901193816012993500-kelainan-
genetik-bisa-diketahui-sejak-dalam-kandunganl1102755 diakses tanggal 13
November 2012)
National Institutes of Health and Government 2008 Turner Syndrome (Online) (dalam
medicinenetcom diakses tanggal 12 November 2012)
Pramudiarja AN Uyung 2011 Umur 30-an Tahun Paling Ideal untuk Bekukan Sperma
(Online) (Dalam
httphealthdetikcomread201208231225291996947763umur-30-an-tahun-
paling-ideal-untuk-bekukan-sperma22 diakses 13 November 2012)
Price Sylvia A Wilson Lorraine M 2002 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Price Silvia A Lorraine M Wilson 2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Terjemahan oleh Brahm U Pendit dkk Jakarta EGC
Pulungan Pebri Warita 2009 Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri SMP di
Kota Medan (Online) (Dalam wwwrepositoryusuacid diakses 13 November
2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)
51
Regar Evan 2011 Defek Sekat Atrium (Online) (Dalam httpphysiotherapy-
careblogspot comsearchlabelAtrial20Septal20Defect diakses 13 November
2012)
Rovet Joanne 2004 Turner Syndromepdf (Online) (dalam olmsctejhuedu diakses
tanggal 12 November 2012)
Rujito Lantip 2010 Konseling Genetik Strategi Mengontrol Penyakit Genetik di
Indonesia Mandala of Health (Online) Vol4 No1 (httpunsoedacid diakses 15
November 2012)
Sobari Ahadiat 2012 Penyusunan Program Pendidikan Seks Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB ABC Ibnu Sina Kabupaten Bandung (Online) (Dalam
httprepositoryupieduoperatoruploads_plb_0909488_chapter2pdf diakses 12
November 2012)
Staff UI 2011 Modul Embriologi (Online) (Dalam
httpstaffuiacidinternal132206698materialEookbioteknologipdsistemreproduksi
pdf diakses 12 November 2012)
Tan Marselina 2011 Pembelahan Sel dan Kromosom serta Gametogenesis (Online)
(Dalam http afffkhipbacidwp-
contentuploads20110802_Gametogenesis_Rev2011pdf diakses 13 November
2012)
Triwani 2012 Genetic Abnormality Presentasi diajarkan dalam Integrated Teaching
Blok 4 Pendidikan Dokter Kelas Reguler FK Unsri Angkatan 2012 tanggal 12
November 2012
TW Sadler 2010 Embriologi kedokteran Langman Edisi 10 JakartaEGC
Utomo Galih 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan (Online) (Dalam
httpmediabelajaronlineblogspotcom201107pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhlukhtml diakses 12 November 2012)