Download - Laporan PBL Keperawatan Paliatif
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
1/31
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
METODE SEVEN JUMP
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PALIATIF
Disusun untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Elekti ! Palliative Care / Pe"a#atan Paliati$
D%sen : Anna
Oleh:
Anis Ku"niah !&&'()&'**($
Fii Nu" Fe+"ianti !&&'()&'* $
Hen,"ik D#i Sa-ut"a !&&'()&'*&.$
R%hman /u,i Walu0a !&&'()&'* $
1ulita Lesta"i !&&'()&'* $
PRO2RAM STUDI S& KEPERAWATAN
STIKES INSAN 3ENDEKIA MEDIKA 4OM/AN2
)*&.
1
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
2/31
KASUS
Ny. F Seorang wanita berusia 89 tahun hidup mandiri di rumahnya. Dia seorang
janda, dan anak perempuan yan tinggal dekatnya rumahnya menjenguk untuk
memeriksa dirinya setiap hari. Dia bangga terhadap kemandiriannya. Pada dsaat
menjenguk rutin, untuk pertama kalinya anak perempuan Ny. F menemukan
ibunya diatas lantai, menangis menahan kesakitan, dan mengalami inkontinensia
urin. Dirumah sakit, saat pengkajian awal tampak sebuah fraktur pada pinggul
kirinya dan dokter bedah tulang yakin bahwa pasien telah mengalami pergeseran
pinggul karena sebelumnya ia dapat berjalan dan ukup bisa merawat diri. Setelahoperasi, Ny. F mengalami komplikasi dan kesehatannya menurun seara drastis.
!eluarganya kumpul bersama dan berdiskusi mengenai tujuan perawatan.
!eluarga melaporkan jika ibunya tidak menginginkan terapi yang agresif jika
kesehatannya menurun.
STEP I !KLARIFIKASI ISTILAH$
a. "nkontinensia urin # ketidakmampuan menahan air kening
b. Fraktur#terputusnya jaringan tulang yang biasanya drsebabkan oleh
benturan
. !omplikasi # perpaduan beberapa penyakit pada tubuh manusia yang
disebabkan atau ditimbulkan karena penyakit sebelumnya
d. $ujuan perawatan # suatu hal yan ingin diapai dalam suatu proses yang
dilakukan dalam kegiatan perawatan
e. $erapi yang agresif # terapi yang dilakukan seara terus menerus,
berkesinambungan demi terapainya tujuan perawatan
f. %enangis menahan kesakitan # suatu perilaku yang timbul sebagaikompensasi nyeri yang dirasakan
g. !emandirian # suatu keadaan dimana seseorang bisa melakukan segala
akti&itas tanpa membutuhkan bantuan orang lain
h. %erawat diri # kemampuan seseorang dalam mempertahankan atau
memenuhi kebutuhannya
STEP II !IDENTIFIKASI MASALAH$
a. !enapa Ny. F ditemukan di atas lantai'
b. (pa yang menyebabkan terjadinya inkontinensia urin'
2
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
3/31
. )agaimana mekanisme terjadinya fraktur'
d. (pa tanda dan gejala yang munul akibat terjadinya fraktur'
e. Penatalaksanaan apa yang diperlukan pada pasien dengan fraktur'f. (pa komplikasi dari fraktur'
g. (pa tujua perawatan pasien fraktur'
STEP III !ANALISIS MASALAH$
a. Sebelumnya Ny. F adalah seorang wanita yang mandiri. *ika ia ditemukan
di atas lantai dalam keadaan menangis menahan kesakitan, kemungkinan
Ny. F mengalami idera
b. Dokter bedah tulang meyakini pasien mengalami pergeseran pinggul
akibat dari idera yang terjadi. Dengan demikian ada kemungkinan
pergeseran pinggil menekan organ+organ di sampingnya termasuk bladder,
sehingga terjadilah inkontinensia urin
. %ekanisme Fraktur
!eadaan lingkungan yang bisa menyebabkan idera misa # lantai liin,
terjadi benturan keras pada tulang sehingga menyebabkan terjadinya
pergeseran tulang
d. $anda dan gejala fraktur #
+ kspresi kesakitan, menangis+ Perubahan fungsi tubuh, yang sebelumnya daoat berjalan namun
sekarang tergeletak
+ dema pada daerah yang fraktur
e. Penatalaksanaan
+ Fiksasi
+ Pembalutan dengan gips
+ $raksi
+ -perasi
f. !omplikasi
+ "nfeksi+ Fat embolisme syndrome
+ !ompartment syndrome
+ !erusakan arteri
+ -steomielitis
+ Syok
g. $ujuan perawatan fraktur
. %engembalikan posisi tulang yang bergeser
/. %engembalikan fungsi tulang
0. %enegah terjadinya komplikasi
3
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
4/31
STEP I5 !FORMULASI MASALAH : MIND MAPPING $
STEP 5 !SASARAN /ELA4AR 6 LEARNING ISSUE $
a. !onsep teori
+ Definisi
+ (natomi fisiologi tulang
+ tiologi
+ Patogisiologi
+ %anifestasi klinis+ Pemeriksaan penunjang
+ Penatalaksanaan
+ !omplikasi
b. (skep pasien dengan fraktur
. Perawatan paliatif pada pasien fraktur
STEP 5I !/ELA4AR MANDIRI$
&' /"unne" 7 Su,,a"th' )*&(' Ke-e"a#atan Me,ikal /e,ah8 e,' &)'
4aka"ta : E23
4
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
5/31
)' htt-:66m%9%s;'html
(' htt-s:66###'s9"i+,'9%m6,%96)(&??&..)6PALIATIF
STEP 5II !SINTESIS HASIL$
@KONSEP DASAR TEORI FRAKTUR DAN ASUHAN KEPERAWATAN
FRAKTUR PADA N1' F
Disusun %leh :
KELOMPOK < SEMESTER
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
6/31
ANIS KURNIAH
FIFI NUR FE/RI1ANTI
HENDRIK DWI SAPUTRA
ROHMAN /UDI WALU1A
1ULITA LESTARI
PRO2RAM STUDI S& ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TIN22I ILMU KESEHATAN
INSAN 3ENDEKIA MEDIKA
4OM/AN2
)*&.
KONSEP DASAR TEORI FRAKTUR
&'& Deinisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa
1Syamsuhidayat. /223# 8324.
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis
dan luasnya. 1)runner 5 Suddarth. /22 # /0674.
Fraktur (dalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa. 1%ansjoer, (rif, /2224.Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan
eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. Pernyataan
ini sama yang diterangkan dalam buku ukman and Sorensens %edial Surgial
Nursing.
&') Anat%mi Dan Fisi%l%gi
./. Struktur $ulang
6
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
7/31
$ulang sangat bermaam+maam baik dalam bentuk ataupun ukuran, tapi
mereka masih punya struktur yang sama. apisan yang paling luar disebut
Periosteum dimana terdapat pembuluh darah dan saraf. apisan dibawah
periosteum mengikat tulang dengan benang kolagen disebut benang sharpey,
yang masuk ke tulang disebut korteks. !arena itu korteks sifatnya keras dan tebal
sehingga disebut tulang kompak. !orteks tersusun solid dan sangat kuat yang
disusun dalam unit struktural yang disebut Sistem :a&ersian.
$ulang terdiri dari tiga sel yaitu osteoblast, osteosit, dan osteoklast.
-steoblast merupakan sel pembentuk tulang yang berada di bawah tulang baru.
-steosit adalah osteoblast yang ada pada matriks. Sedangkan osteoklast adalah
sel penghanur tulang dengan menyerap kembali sel tulang yang rusak maupun
yang tua. Sel tulang ini diikat oleh elemen+elemen ekstra seluler yang disebut
matriks. %atriks ini dibentuk oleh benang kolagen, protein, karbohidrat, mineral,
dan substansi dasar 1gelatin4 yang berfungsi sebagai media dalam difusi nutrisi,
oksigen, dan sampah metabolisme antara tulang daengan pembuluh darah. Selain
itu, didalamnya terkandung garam kalsium organik 1kalsium dan fosfat4 yang
menyebabkan tulang keras. 1)lak,*.%,et al,990 dan "gnata&iius, Donna.
D,9964.
././ $ulang Panjang
(dalah tulang yang panjang berbentuk silinder dimana ujungnya bundar
dan sering menahan beban berat 1"gnata&iius, Donna. D, 9964. $ulang panjang
terdiriatas epifisis, tulang rawan, diafisis, periosteum, dan medula tulang. pifisis
1ujung tulang4 merupakan tempat menempelnya tendon dan mempengaruhi
kestabilan sendi. Diafisis adalah bagian utama dari tulang panjang yang
memberikan struktural tulang. %etafisis merupakan bagian yang melebar dari
tulang panjang antara epifisis dan diafisis. %etafisis ini merupakan daerah
pertumbuhan tulang selama masa pertumbuhan. 1)lak, *.%, et al, 9904
./.0 Fungsi $ulang
.%emberi kekuatan pada kerangka tubuh.
/.$empat mlekatnya otot.
0.%elindungi organ penting.
7
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
8/31
3.$empat pembuatan sel darah.
6.$empat penyimpanan garam mineral.
1"gnata&iius, Donna D, 9904
./.3 *enis Fraktur#
a4 %enurut jumlah garis fraktur #
. Simple fraktur 1terdapat satu garis fraktur4
/. %ultiple fraktur 1terdapat lebih dari satu garis fraktur4
0. ;omminuti&e fraktur 1banyak garis fraktur m.
0. uka besar sampai ? 8 m, kehanuran otot, kerusakan neuro&askuler,
kontaminasi besar.
@ Fraktur tertutup 1fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar4
&'( Eti%l%gi
.0. !ekerasan langsung
!ekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan.
Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau
miring.
.0./ !ekerasan tidak langsung
!ekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari
tempat terjadinya kekerasan. Aang patah biasanya adalah bagian yang paling
lemah dalam jalur hantaran &ektor kekerasan.
.0.0 !ekerasan akibat tarikan otot
8
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
9/31
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. !ekuatan dapat berupa
pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan
penarikan. 1-swari , 9904
&'? Pat%isi%l%gi
$ulang bersifat rapuh namun ukup mempunyai kekeuatan dan gaya pegas
untuk menahan tekanan. $api apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar
dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang
mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. 1;arpnito, ynda
*uall, /2224.
Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam
korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan
terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula
tulang. *aringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. *aringan
yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang
ditandai denagn &asodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah
putih. !ejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang
nantinya 1)lak, *.%, et al, 9904
. Faktor+faktor yang mempengaruhi fraktur
a. Faktor kstrinsik
(danya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung
terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
b. Faktor "ntrinsik
)eberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan
untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas,
kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang.
1 "gnata&iius, Donna D, /222 4
/. )iologi penyembuhan tulang
$ulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur
merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan
membentuk tulang baru diantara ujung patahan tulang. $ulang baru dibentuk oleh
akti&itas sel+sel tulang. (da lima stadium penyembuhan tulang, yaitu#
9
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
10/31
Stadium Satu+Pembentukan :ematoma
Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah fraktur.Sel+sel darah membentuk fibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai
tempat tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast. Stadium ini berlangsung /3 B 38
jam dan perdarahan berhenti sama sekali.
Stadium Dua+Proliferasi Seluler
Pada stadium initerjadi proliferasi dan differensiasi sel menjadi fibro
kartilago yang berasal dari periosteum,Cendosteum,dan bone marrow yang telah
mengalami trauma. Sel+sel yang mengalami proliferasi ini terus masuk ke dalam
lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan terjadi proses
osteogenesis. Dalam beberapa hari terbentuklah tulang baru yang menggabungkan
kedua fragmen tulang yang patah. Fase ini berlangsung selama 8 jam setelah
fraktur sampai selesai, tergantung frakturnya.
Stadium $iga+Pembentukan !allus
SelBsel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan
osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk
tulang dan juga kartilago. Populasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast
dan osteoklast mulai berfungsi dengan mengabsorbsi sel+sel tulang yang mati.
%assa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus
atau bebat pada permukaan endosteal dan periosteal. Sementara tulang yang
imatur 1anyaman tulang 4 menjadi lebih padat sehingga gerakan pada tempat
fraktur berkurang pada 3 minggu setelah fraktur menyatu.
Stadium mpat+!onsolidasi
)ila akti&itas osteolast dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang berubah
menjadi lamellar. Sistem ini sekarang ukup kaku dan memungkinkan osteolast
menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat dibelakangnya
osteolast mengisi elah+elah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang
baru. "ni adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum
tulang kuat untuk membawa beban yang normal.
Stadium ima+emodelling
10
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
11/31
Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama
beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses
resorbsi dan pembentukan tulang yang terus+menerus. amellae yang lebih tebal
diletidakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang tidak
dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk struktur
yang mirip dengan normalnya.
1)lak, *.%, et al, 990 dan (pley, (.Eraham,9904
&'. Maniestasi Klinis
a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai
alamiah yang diranang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
b. Deformitas dapat disebabkan pergeseran fragmen pada eksremitas.
Deformitas dapat di ketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas
normal. kstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal
otot bergantung pada integritas tulang tempat melengketnya obat.
. Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah
tempat fraktur. Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain sampai /,6
sampai 6,6 m
d. !repitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya
derik tulang. !repitasi yang teraba akibat gesekan antar fragmen satu dengan
lainnya.
e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma
dan perdarahan yang mengikuti fraktur. $anda ini baru terjadi setelah beberapa
jam atau beberapa hari setelah edera.
&'> Peme"iksaan PenunBangadiologi #
+ay dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.
Genogram
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
12/31
Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui # :b, hematokrit sering rendah
akibat perdarahan, laju endap darah 1D4 meningkat bila kerusakan jaringan
lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan ;a dan P mengikat di dalam darah
&'< Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan konser&atif.
%erupakan penatalaksanaan non pembedahan agar immobilisasi pada patah
tulang dapat terpenuhi.
. Proteksi 1tanpa reduksi atau immobilisasi4. Proteksi fraktur terutama untuk
menegah trauma lebih lanjut dengan ara memberikan sling 1mitela4 pada
anggota gerak atas atau tongkat pada anggota gerak bawah.
/. "mobilisasi degan bidai eksterna 1tanpa reduksi4. )iasanya menggunakan
plaster of paris 1gips4 atau dengan bermaam+maam bidai dari plasti atau
metal. %etode ini digunakan pada fraktur yang perlu dipertahankan
posisinya dalam proses penyembuhan.
0. eduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi eksterna yang
menggunakan gips. eduksi tertutup yang diartikan manipulasi dilakukan
dengan pembiusan umum dan loal. eposisi yang dilakukan melawan
kekuatan terjadinya fraktur.penggunaan gips untuk imobilisasi merupakan
alat utama pada teknik ini.
3. eduksi tertutup dengan traksi kontinu dan ounter traksi. $indakan ini
mempunyai dua tujuan utama, yaitu berupa reduksi yang bertahap dan
imobilisasi.
b. Penatalaksanaan pembedahan.
. eduksi tertutup dengan fiksasi eksternal atau fiksasi perkutan dengan !+
Hire 1kawat kirshner4, misalnya pada fraktur jari.
/. eduksi terbuka dengan fiksasi internal 1-"F#-pen edution internal
FiIation4. %erupakan tindakan pembedahan dengan melakukan insisi pada
derah fraktur, kemudian melakukan implant pins, srew, wires, rods, plates
dan protesa pada tulang yang patah
&'; K%m-likasi "aktu"
.8. !omplikasi (wal
a4 !erusakan (rteri
12
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
13/31
Peahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi,
;$ menurun, yanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada
ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi
pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.
b4 !ompartement Syndrom
!ompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena
terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. "ni
disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh
darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan embebatan yang terlalu
kuat.
4 Fat mbolism Syndrom
Fat mbolism Syndrom 1FS4 adalah komplikasi serius yang sering terjadi
pada kasus fraktur tulang panjang. FS terjadi karena sel+sel lemak yang
dihasilkan bone marrow kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat
oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan pernafasan,
tahykardi, hypertensi, tahypnea, demam.
d4 "nfeksi
System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
trauma orthopedi infeksi dimulai pada kulit 1superfiial4 dan masuk ke dalam. "ni
biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan
bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.
e4 (&askuler Nekrosis
(&askuler Nekrosis 1(GN4 terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau
terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya
Golkmans "shemia.
f4 Shok
Shok terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya
permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. "ni
biasanya terjadi pada fraktur.
13
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
14/31
.8./ !omplikasi Dalam Haktu ama
a4 Delayed Jnion
Delayed Jnion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan
waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. "ni disebabkan karennKa
penurunan supai darah ke tulang.
b4 Nonunion
Nonunion merupakan kegagalan fraktur berkkonsolidasi dan memproduksi
sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah L+9 bulan. Nonunion ditandai
dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi
palsu atau pseudoarthrosis. "ni juga disebabkan karena aliran darah yang kurang.
4 %alunion
%alunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan meningkatnya
tingkat kekuatan dan perubahan bentuk 1deformitas4. %alunion dilakukan dengan
pembedahan dan reimobilisasi yang baik. 1)lak, *.%, et al, 9904
&'C Dam-ak Masalah
Ditinjau dari anatomi dan patofisiologi diatas, masalah klien yang
mungkin timbul terjadi merupakan respon terhadap klien terhadap penyakitnya.
(kibat fraktur terutama pada fraktur hunerus akan menimbulkan dampak baik
terhadap klien sendiri maupun keada keluarganya.
. $erhadap !lien
)io
Pada klien fraktur ini terjadi perubahan pada bagian tubuhnya yang
terkena trauma, peningkatan metabolisme karena digunakan untuk penyembuhan
tulang, terjadi perubahan asupan nutrisi melebihi kebutuhan biasanya terutama
kalsium dan Mat besi
Psiko
!lien akan merasakan emas yang diakibatkan oleh rasa nyeri dari fraktur,
perubahan gaya hidup, kehilangan peran baik dalam keluarga maupun dalam
14
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
15/31
masyarakat, dampak dari hospitalisasi rawat inap dan harus beradaptasi dengan
lingkungan yang baru serta tuakutnya terjadi keaatan pada dirinya.
Sosio
!lien akan kehilangan perannya dalam keluarga dan dalam masyarakat
karena harus menjalani perawatan yang waktunya tidak akan sebentar dan juga
perasaan akan ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan seperti kebutuhannya
sendiri seperti biasanya.
Spiritual
!lien akan mengalami gangguan kebutuhan spiritual sesuai dengan
keyakinannya baik dalam jumlah ataupun dalam beribadah yang diakibatkan
karena rasa nyeri dan ketidakmampuannya.
/. $erhadap !eluarga
%asalah yang timbul pada keluarga dengan salah satu anggota
keluarganya terkena fraktur adalah timbulnya keemasan akan keadaan klien,
apakah nanti akan timbul keaatan atau akan sembuh total. !oping yang tidak
efektif bisa ditempuh keluarga, untuk itu peran perawat disini sangat &ital dalam
memberikan penjelasan terhadap keluarga. Selain tiu, keluarga harus bisa
menanggung semua biaya perawatan dan operasi klien. :al ini tentunya
menambah beban bagi keluarga.
%asalah+masalah diatas timbul saat klien masuk rumah sakit, sedang
masalah juga bisa timbul saat klien pulang dan tentunya keluarga harus bisa
merawat, memenuhi kebutuhan klien. :al ini tentunya menambah beban bagi
keluarga dan bisa menimbulkan konflik dalam keluarga.
)'& DISLOKASI
A' PEN2ERTIAN
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya 1dari mangkuk
sendi4. Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis
15
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
16/31
membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya.
Dengan kata lain# sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu
dan sendi pinggul 1paha4. !arena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun
menjadi maet. Selain maet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah
mengalami dislokasi, ligamen+ligamennya biasanya menjadi kendor. (kibatnya,
sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
/' KLASIFIKASI DISLOKASI
Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut #
. Dislokasi ongenital #
$erjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
/. Dislokasi patologik #
(kibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang. "ni disebabkan oleh kekuatan tulang yang
berkurang.
0. Dislokasi traumati #
!edaruratan ortopedi 1pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami
stress berat, kematian jaringan akibat anoksia4 akibat oedema 1karena mengalami
pengerasan4. $erjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan
tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi,
ligamen, syaraf, dan system &askular. !ebanyakan terjadi pada orang dewasa.
)erdasarkan tipe kliniknya dibagi #
4 Dislokasi (kut
Jmumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan
pembengkakan di sekitar sendi.
/4 Dislokasi !ronik
04 Dislokasi )erulang
*ika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi
yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang.
Jmumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint.
16
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
17/31
Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang < fraktur yang
disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya
trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
3' ETIOLO2I
Dislokasi disebabkan oleh #
. ;edera olah raga
-lah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan
hoki, serta olah raga yang beresiko jatuh misalnya # terperosok akibat bermain ski,
senam, &olley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami
dislokasi pada tangan dan jari+jari karena seara tidak sengaja menangkap bola
dari pemain lain.
/. $rauma yang tidak berhubungan dengan olah raga
)enturan keras pada sendi saat keelakaan motor biasanya menyebabkan
dislokasi.
0. $erjatuh
$erjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang liin
3. Patologis #
terjadinya tearligament dan kapsul artiuler yang merupakan
kompenen &ital penghubung tulang
D' PATOFISIOLO2I
Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan .:umerus terdorong
kedepan ,merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid tera&ulsi.!adang+
kadang bagian posterolateral kaput hanur.%esti jarang prosesus akromium dapat
mengungkit kaput ke bawah dan menimbulkan luksasio erekta 1dengan tangan
mengarah Olengan ini hampir selalu jatuh membawa kaput ke posisi da bawah
karakoid4.
F' MANIFESTASI KLINIS
. Nyeri terasa hebat
/. Pasien menyokong lengan itu dengan tangan sebelahnya
0. segan menerima pemeriksaan apa saja
3. Earis gambar lateral bahu dapat rata
17
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
18/31
6. kalau pasien tak terlalu berotot suatu tonjolan dapat diraba tepat di bawah
kla&ikula.
2' PEMERIKSAAN DIA2NOSTIK
Dengan ara pemeriksaan Sinar B 1 pemeriksaan +ays 4 pada bagian
anteroposterior akan memperlihatkan bayangan yang tumpah+tindih antara kaput
humerus dan fossa Elenoid, !aput biasanya terletak di bawah dan medial
terhadap terhadap mangkuk sendi.
H' KOMPLIKASI
Dini
4 ;edera saraf # saraf aksila dapat edera O pasien tidak dapat mengkerutkan otot
deltoid dan mungkin terdapat daerah keil yang mati rasa pada otot tesebut
/4 ;edera pembuluh darah # (rteri aksilla dapat rusak
04 Fraktur disloksi
!omplikasi lanjut
4 !ekakuan sendi bahu#"mmobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan
sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 32 tahun.$erjadinya kehilangan
rotasi lateral, yang seara otomatis membatasi abduksi
/4 Dislokasi yang berulang#terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul terlepas
dari bagian depan leher glenoid
04 !elemahan otot
I'PENATALAKSANAAN
4 Dislokasi reduksi# dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi
jika dislokasi berat.
/4 !aput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke
rongga sendi.
04 Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga
agar tetap dalam posisi stabil.
34 )eberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 0+3
sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
64 %emberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.
18
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
19/31
)'( Pe"a#atan -aliati
Perawatan paliatif di rumah
. )eri penjelasan kepada keluarga tentang keadaan pasien
/. )eri penjelasan kepada keluarga tentang pentingnya dukungan keluarga
terhadap perawatan pasien
0. (njurkan kepada keluarga untuk membawa pasien tinggal bersama untuk
memudahkan perawatan
3. $anggulangi nyeri
6. Perawatan "nkontinensia urine
L. Perawatan luka pasa operasi
7. %emperhatikan kebutuhan fisik, psikis, sosial, dan spiritual pasien
)'? Asuhan Ke-e"a#atan
&' PengkaBian
a4 "dentitas !lien
o Nama # Ny. F
o (lamat # *ombang
o *enis !elamin # Perempuan
o
Jmur # 89 tahuno (gama # "slam
o Status Perkawinan # %enikah 1*anda4
o Pendidikan # SD
o Pekerjaan # )uruh $ani
o Suku< )angsa # *awa< "ndonesia
o No. egister # 22II
o $anggal %rs # / *anuari /26
o Diagnosa %edis # Fraktur
b4 !eluhan Jtama
Pasien mengatakan sangat nyeri pada pinggul bagian kiri.
4 iwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal / januari /26 pukul 8.02 H"), pasien masuk SJD
dengan keadaan umum puat, lemas, tampak menyeringai dan memegangi pinggul
kirinya. Pasien mengatakan sangat nyeri pada pinggul bagian kirinya, rasanya
seperti ditusuk B tusuk jarum dan berdenyut. Nyeri akan semakin parah saat
19
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
20/31
digunakan untuk bergerak dan mereda saat pasien diam. Pasien juga mengaku
bahwa dirinya jatuh karena lantai liin namun seketika saat pasien ingin bangun
tidak kuat dan sakit pada pinggul bagian kiri hingga pasien menangis dan
kemudian ditemukan oleh anak perempuan Ny. F.
d4 iwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yg sama dengan saat
ini. :anya saja dulu pernah pusing + pusing dan itupun karena keapekan saja,
jika dibawa istirahat juga sembuh sendiri.
e4 iwayat Penyakit !eluarga
pasien mengatakan dalam keluarganya tidak pernah menderita penyakit yg
sama atau berhubungan dengan penyakit yg dideritanya saat ini.
1. PolaPola !"#$%i &e%e'ata#
14 Pola Persepsi dan $ata aksana :idup Sehat
Pasian menyadari jika dirinya sudah tua dan juga mengalami banyak
penurunan fungsi organ. Jntuk itu pasien rutin mengikuti senam lansia di
desanya setiap minggu pagi yg diadakan remaja desa.
1/4 Pola Nutrisi dan %etabolisme
Di umah #
o Pasien setiap hari makan 0 I sehari dengan porsi keil 1piring4 yang
meliputi # nasi, sayur, lauk dan terkadang ada buah.o Pasien setiap hari kurang lebih menghabiskan ,6 liter air putih.
Di SJD #
o Pasien setiap hari makan 0 I sehari dengan porsi keil tidak habis
1piring4 yang meliputi # nasi, sayur, lauk dan buah.
o Pasien setiap hari kurang lebih menghabiskan 922 ml air putih.
104 Pola liminasi
20
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
21/31
Di Rumah Di RSUD
)()
o Frekuensi # I sehari
o !onsistensi # unak
o Harna # !uning
o )au # !has
)(!
o Frekuensi # L B 7 I sehari
o !onsistensi # ;air
o Harna # !uning
o )au # !has
)()
o Frekuensi # I duahari
o !onsistensi # unak
o Harna # !uning
o )au # !has
)(!
o Frekuensi # 3 B 6 I sehari
o !onsistensi # ;air
o Harna # !uning
o )au # !has
o %engalami inkontinensia urine
134 Pola $idur dan "stirahat
Di umah
o amanya $idur # siang 1mulai pukul 0.22 B 6.22 H")4
%alam 1 mulai pukul /2.22 B 20.02 H")4
o Suasana ingkungan # $enang
o !ebiasaan $idur # pasien saat akan tidur selalu menyalakan
adio
o !esulitan $idur # +
Di SJD
o amanya $idur # siang 1mulai pukul 2.22 B .22 H")4
%alam 1 mulai pukul /.22 B 2.02 H")4
o Suasana ingkungan # )isingo !ebiasaan $idur # pasien saat dirumah setiap akan tidur selalu
menyalakan adio sedangkan di SJD dilarang membawa radio
karena dapat mengganggu ketenangan pasien yg lain.
o !esulitan $idur # Pasien mengeluhkan pinggulnya yang
sakit.
164 Pola (kti&itas
21
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
22/31
Pasien mengatakan kesulitan melakukan akti&itasnya saat ini. )eda dengan
saat dirumah dulu pasien melakukan akti&itas seara mandiri tanpa bantuan
dari orang lain. Saat dirumah sakit semua akti&itas klien selalu dibantu oleh
keluarganya.
14 Pola Spiritual
Pasien beragama islam, saat dirumah pasien menjalankan dengan rutin
kewajibannya beragama 1sholat4, namun saat di S pasien kesulitan karena
keterbatasan gerak sehingga menjalankan 1sholat4 dengan semampunya.
. Peeri*%aa# !i%i*
a4 Eambaran Jmum
14!eadaan umum# baik atau buruknya yang diatat adalah tanda+tanda, seperti#
1a4 !esadaran penderita# komposmentis
1b4 !esakitan, keadaan penyakit# akut
14 $anda+tanda &ital
$D # 02
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
23/31
Hajah terlihat menahan sakit, menangis, tidak ada perubahan fungsi maupun
bentuk. $ak ada lesi, simetris, tak oedema.
(e) Mata
$idak ada gangguan seperti konjungti&a tidak anemis
(f) Telinga
$es bisik atau weber masih dalam keadaan normal. $idak ada lesi atau nyeri
tekan.
(g) Hidung
$idak ada deformitas, tak ada pernafasan uping hidung.
(h) Mulut dan Faring
$ak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak
puat.
(i) Thoraks
$ak ada pergerakan otot interostae, gerakan dada simetris.
(j) aru
o "nspeksi # Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung
pada riwayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru.
o Palpasi # Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.
o Perkusi # Suara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan
lainnya.
o (uskultasi # Suara nafas normal, tak ada wheeMing, atau suara
tambahan lainnya seperti stridor dan ronhi.
(k) !antung
o "nspeksi # $idak tampak iktus jantung.
o Palpasi # Nadi meningkat, iktus tidak teraba.o (uskultasi # Suara S dan S/ tunggal, tak ada mur+mur.
(l) "bdomen
o "nspeksi # )entuk datar, simetris, tidak ada hernia.
o Palpasi # $ugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak
teraba.
o Perkusi # Suara thympani, ada pantulan gelombang airan.
o (uskultasi # Peristaltik usus normal ± /2 kali
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
24/31
$idak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan )().
+. Peeri*%aa# Dia$#o%ti*
a4 Pemeriksaan adiologi
$idak terkaji
b4 Pemeriksaan aboratorium
$idak terkaji
,. A#ali%a Data
DATA ETIOLO2I PRO/LEM
DS # Pasien mengatakan nyeri
pada pinggul bagian kiri.
D- #
o $ampak emas
o Hajah tampak menyeringai
o Nyeri Skala 8
o $$G
$D # 02
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
25/31
S # 07,6 ;
# 8 I permenit
)' Diagn%sa Ke-e"a#atan
a. Nyeri
b. Eangguan mobilitas fisik b
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
26/31
K"ite"ia Hasil :
%ampu mengontrolnyeri 1tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri, menari
bantuan4
%elaporkan bahwa
nyeri berkurang
dengan menggunakan
manajemen nyeri
%ampu mengenali
nyeri 1skala,
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri4 %enyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
$anda &ital dalam
rentang normal
seara komprehensif
termasuk lokasi,karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
/4 -bser&asi reaksi non&erbal
dari ketidaknyamanan
04 Eunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
34 !aji kultur yang
mempengaruhi respon
nyeri
64 &aluasi pengalaman nyeri
masa lampau
L4 &aluasi bersama pasien
dan tim kesehatan lain
tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
74 )antu pasien dan keluarga
untuk menari dan
menemukan dukungan
84 !ontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, penahayaan dan
kebisingan
94 !urangi faktor presipitasi
nyeri
24 Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
1farmakologi, non
farmakologi dan inter
26
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
27/31
personal4
4 !aji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
inter&ensi
/4 (jarkan tentang teknik non
farmakologi
04 )erikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
34 &aluasi keefektifan
kontrol nyeri
64 $ingkatkan istirahatL4 !olaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
74 %onitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri
Analgesi9 A,minist"ati%n
4 $entukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
/4 ;ek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
04 ;ek riwayat alergi
34 Pilih analgesik yangdiperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
64 $entukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
L4 $entukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
27
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
28/31
dan dosis optimal
74 Pilih rute pemberian seara
"G, "% untuk pengobatan
nyeri seara teratur
84 %onitor &ital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
94 )erikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
24 &aluasi efekti&itas
analgesik, tanda dan gejala
1efek samping4
NO
'
D' KEP NO3 NI3
) Eangguan mobilitas fisik
b
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
29/31
kekuatan dan
kemampuan berpindah
%emperagakan
penggunaan alat
)antu untuk
mobilisasi
1walker4
untuk
menggunakantongkat saat
berjalan dan
egah terhadap
edera
34 (jarkan pasien
atau tenaga
kesehatan lain
tentang teknik
ambulasi
64 !aji kemampuan
pasien dalam
mobilisasi
L4 atih pasien
dalam
pemenuhan
kebutuhan (Ds
seara mandiri
sesuai
kemampuan
74 Dampingi dan
)antu pasien
saat mobilisasi
dan bantu penuhikebutuhan (Ds
ps.
84 )erikan alat
)antu jika klien
memerlukan.
94 (jarkan pasien
bagaimana
merubah posisi
29
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
30/31
dan berikan
bantuan jikadiperlukan
?' 3ATATAN PERKEM/AN2AN
NO' TAN22AL D' KEP' E5ALUASI
// B 2 + /26 NA" S # Pasien mengatakan nyeri pada pinggul
bagian kiri.
- #
o $ampak emaso Hajah tampak menyeringai
o Posisi berbaring dengan tangan kiri
terpasang infus
o Skala 8
o $$G
$D # 02
-
8/9/2019 Laporan PBL Keperawatan Paliatif
31/31
P # "nter&ensi dilanjutkan pada nomor 16+94
/0 B 2 /26 NA" S # Pasien mengatakan bahwa pinggulnya
terasa lebih nyeri lagi
- #
o !esadaran # komposmentis
o Puat
o -edem pada panggul
o $$G
$D # 22