Transcript
Page 1: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa-

peristiwa yang tejadi pada masyarakat. Melalui teori dapat diketahui hubungan

sebab - akibat dari peristiwa-peristiwa tersebut, dan dapat meramallcan puistiwa

atau keadaan yang m u w n akan teijadi dimasa datang. Walaupm studi ini

bersifat empirik, teori-tmri yang digambadcan berikut ini menrpakan suatu

prosedur sebagai basis dari tindakan yang alcan dilakukan.

Pada bab ini akan diuraikan terlebih dahulu pengertian wilayah, baik

wilayah perkotartn maupun wilayah perdesaan. Pengertian dm bentuk-bentuk

keterkaitan perkotaan - perdesaa~~, dan tKbcrapa teori keterkaitan perk- - perdesaan

Selanjutnya dijelaskan konsepsi pemikiran serta pendekatan model analisis

keterkaitan perkotaan - perdesaan antar wilayah dan intra wilayah.

3.1.1. Pcngerthn W i i a h

Berbagai defhki mengenai wilayah telah diberikan oleh para ahli perencana

wilayah. Mwutrt Giassol1(1974), wilayah merclpah area yang kodm yang

terletak mtara tingkat low dan tingkat nasional. Dinyatakan pula pendefiniian

wilayah itu sendki bergantung pada tyjuan d s i s atau tujuan perurnman

kebijaksanan pengembangan wilayah yang skan dimsun. Hal hi didukung oleh

pernyataan m i l l a (1981), yaqg tnenyatakan pilihan mengmai wilayah selaiu

menjadi persoahn bagi para pamcana -pun pmgambil keputusan. Perhatian

yang berbeda dari b e h g a ~ disiplin, sering merighasilkan kepentingan yang tidak

jelas, yang sulit untuk dipenuhi.

Menurut Haruo ( 2 0 , penggambaran wilayah dqat dilihat dalam dua tip,

ripe perfam yang sering diprakt* oleh geografer dan planner, berusaha

membatasi wilayah badadcan satu set Icriteria yang dapat diukur. Kriteria

terd~ut ditmtukan badasarkan tujuan penggambaran wilayah fipe M u

pnggambaran wilayah dilalarkan berdnsarkan batas administrasi.

Di Indonesia, pengertian wilayah telah didefinisikan dalam W no24 tahun

Page 2: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

1992 tentang penataan ruang, yaitu wilayah adalah mang yang merupakan

kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan

sistemny a ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek hngsional

(W No.24 tahun 1992). Wilayah juga dapat diartikan sebagai luasan geogcaf~s

beserta segenap unsur y ang terkait padanya yang mempunyai batasan-batasan

sesuai dengan lingkup pengamatm tertentu.

Jelaslah, pengertian wiiayah ditentuh berdasarkan tujuan dan kepent ingan

pendefinisian wilayah itu sendiri ha1 ini mengingat setiap disiplin ilmu akan

memberikan peddaan pengertian wilayah sesuai tujuannya. Oleh karena itu

sesuai dengan tujuan penelitian ini pengertian wilayah akan mencakup pengertian

keterkaitan perkotaan - perdesaan.

DaIam penelitian ini akan melihat wilayah dalam bentuk wilayah perkotaan

dan wilayah perdesaan, serta wilayah ymg melinglapi kdunya, untuk kemudian

menentukan keterkaitan pu-kdaan - perdeam. Sehingga pengertian wilayah

d a b penelitian ini dapat d i a r t i sebagai luasan geografis ~ESHU segenap

unsur yang t-t padanya, merupakan media tempat segda m t u berlokasi dan

rnehhkan interaksi. Wilayah mernpunyai ciri tertentu, dimam urmk medukung

tujuan penelitian ini sistemnya ditentukan berdasarkan batas administrasi dan

3.1.2. W h y r h Perkohan

Seperti halnya pengertian wilayah, pengertian wi1ayah perkotaan juga dapat

ditinjau dari berbagai sudut pandang., tetapi pada dasarnya w e r t i a n kota dapat

didekati dari segi fisik, sosial dan ekonomi. Secara fisik, kota merupakan area

terbangun dengan intensitas yang ti&., yang terus mewrun menjauhi wilayah

pusat kotanya. Hal ini seperti dinyatakan Branch (1 995), bahwa kota adalah

komunitas secara fisik, merupakan area-area terbangun di perkotaan yang terletak

saling berdekatan, yang meluas hingga ke daerah pingguan kota.

Dari segi sosial, kota dapat dilihat berdasarkan jumlah penduduk dan

kegiatan sosial di ddamnya. Suatu kota akan merupakm ternpat konsenirasi

penduduk dalam jumlah besar, yang rnembentuk Icepadatan penduduk yang tinggi,

sehingga hirarki kota dapat ditentukan melalui jumlah penduduknya. Kegiatan

soski yang terjadi sangat b e W a dengan desa, karena kegiatannya bersifat

Page 3: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

heterogen clan bertujuan untu k mendapatkan keuntungan sebagai dampak dari

aglomerasi dan konsentrasi secara spasial. Ini seperti dinyatakan Hamiiton (1994),

bahwa salah satu jawaban kenapa ada wilayah kota dalah karena orang-orang

menemukan keuntungan untuk melanjutkan berbagai aktivitas daiam suatu cara

konsentrasi yang bersi fat spasial .

Hal ini mendukung pengertian kota dari segi ekonorni, dimana kota

merupakan komentrasi kegiatan secara spasial, brtujuan meningkatkan

produktivitas, selanjutnya memunglunkan te jadinya anekaragam budaya,

intelektuai, dan segala kegiatan ekonorni, untuk mendukung kehidupan

penduduknya secara berkelanjutan.

Berkait dengan jumlah penduduk, yang kemudian dig& sebagai d .

penenturn hirarki kota, di Indonesia telah dilakukan kbagai studi seperti

National Urban Development Study/NUDS (2000) meagldasifikasih tingkat

perkembangan kota berdadcan besaran penduduknya, sebagai berikut :

(1) Kota kecil, adalah kota dengan jumiah penduduk di kwah 100.000

j iwa.

(2) Kota sedang, adalah koia dengan jumhh penduduk antrua 100.000 -

500.000 jiwa

(3) Kota bsm, arlala)l kota d m jumlah penduduk antma 500.001 -

1 .OOO.OOO jiwa.

(4) Kota metropolitan, adalah kota dengan jumlah penduduk di atas

1.000.000 jiwa.

tingkatan ulnrran perkembangan kota ini digunakan sebagai @man oleh

pemerintah Indonesia d h menenhikin kebijdcm perkotaannya.

Lebih jauh NUDS(2000) menjelaslran d a h sistem pkmutn @mmy,

besaran kota pada peringkat satu adaiah minimal 3 kali lebih besar dari besaran

kota pada peringkat dua.

Berdasarkan berbagai pengertian kota yang dijelaskan di atas, maka wilayah

perkotaan menlpakan wilayah dengan ko-i penduduk d m konsentrasi

bsngunan f sik yang semakin menurun intensitasnya dari pusat sampai ke pinggir

kota, konsentrasi kegiasan sosial-ekonomi y ang mempunyai kegiatan utama b h n

pertmian dm bersifat heterogen. Dengan struktur ruang sebagai tempat

pemukiman dan jasa pelayanan sosial, ekonomi dm pemerintahan. Hal ini seperti

Page 4: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

tertuang ddam W no. 22 tahun 1999 dimana pengertian kawamn perkotaan

adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertaniaq dengan

susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

sosial, dan kegiatan ekonomi.

Berbda dengan hirarki kota yang disebutkan di atas, wilayah perkotaan

yang mencakup berbagai ukuran kota dan wilayah beiakangnya dm membentuk

kesatuan yang kompak, akan merupakan sum kawasan perkotaan yang sangat

besar disebut megaurban. Megaurban &pat mewpalcan satu kota utama dengan

kota-kota kecil di sekitarnya, tetapi dapat pula terdiri atas kota metropolitan,

beberapa kota besar, d a n g dan kecil. Kota-kota tersebut dihubungkan oleh

jaringan tramportasi yang efisien yang mendukung kegiatan di dalamnya.

Seperti dinyatakan Mc.Gee (1991), dalam e x t e d d metropIis

rnenggambtukan megaurban d a g a i model ekonomi ruang (wtiuI-emmy),

yang terdiri atas lima wilayah utama (Ii hat Gambar 2) :

(1) Koh-kota uhma dalam suatu hirsFki pdotaan., ymg A n g sangat

dominan, dapat texdki atas satu atm dua km-kota yang sangat k.

(2) Wilayah peri-urban (dekat kota), y h wilayah sew kota-kota yang

dapai dicapsri dengan k m t e r seam harian Ice kota inti (kota utama)

Di bekapa b e a n Asia, wihyah ini dapt terhtaag sampai 30 km

dari kots inti.

(3) Wilayah yang disebut desa kotq yaitu witayah dimma kegiaian

pertanitin dan nonpertanian h m p u r seam intensif. Wilayah ini

sering tetbentang sqmjang koridor antam kota-kota inti yang besar.

Wilayah ini sebelumnya dicirikan adanya penduduk padat

d i g a h n g h dalam pertaniarr @iasanya pertanian padi sawah).

(4) Penduduk padat di wilayah rural, yang terjadi di banyak negara Asian,

khususnya yang mana kegiatannya pertanian padi sawah

(5) Tdchir, wilayah perbatasan (frontier) yang penduduknya terpencar

ditemukan di banyak n q Asia ymg menawarkan kernpatan untuk

kolonisasi lahan dm berbagai bentuk pengembangan pertanian.

Page 5: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

141 -tar& rural (51 b u l c l r rtmtier Srru4- c i r k wwr t w m C o r n m u m k c i o n m t r s

Gambar 2. Model Konfigurasi Hipotetis Mega Urban di Asia S u m k : Mc.Gee (1991)

Lebih jauh Mc.Gee menyatakan, ada tiga tipe transisi ekonomi ruaog yang

tejadi di wilayah-wilayah Asia. P e m addah wilayah yang terjadi p u n m a n

pada perrnukiman pwdamnm penggunaan lahan, dan penduduk m a n

kareaa penduduk pindah ke pusat-pusat perkotaan. Tipe yaitu

di r ikan d a g a i wilayah yang p a t a s n y a dicapai dari kegiatan

pertanian dm i nb t r i . Terjadi pergeseran dari kegiatan @an ke kegiatan

nonpertanian yang difokuh pda kota-kota inti dm wilayah yaag k w h e l d u .

Perubahan yang teajadi dikaitCcan dengan kemikan pendapatan rumah tangga,

pamghhn karh i&n tmqmrtasi dan peningkatan i n h t d t w . Juga tejadi

pertumbuhan e k d yang sangat -at dibandinglran dengan daerah lain di

negara temht .

Tipe btigu, wilayah dengan kepadatm tinggi tetapi pertumbuhan ekonomi

lambat. Wilayah y m g dicirikan dekat dengan pwat perkotaan sekunder yang

mempunyai pertumbuhan ekormomi yang lambat dm pertumbuhan pduduk yang

tingi dan terus menerw, surplus t e q a kerja, dm produktifitas rendah yang term

menerus baik kegiatan @an maupun non pertanian. Dari ketiga tipe tersebut,

megaurban Jalmdetakk termasuk dalarn kategori t i p kedusr.

Page 6: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

3.1.3. W ilaya h Perdmran

Desa dengan wilayah perdesaan, rnempunyai pengertian yang berbeda.

Surianingrat (1 985) menyatakan bahwa istilah desa berasal dari bahasa Sansekerta

sebagai sebutan untuk tempat tinggal, kelompok-kelompok rumah rakyat. Istilah

desa ti& berasal dari 1uar Indonesia, tetapi asli dan murni dari Indonesia yaitu

ke tompok tempat tinggal bersama.

Bintarto (1989) memandang desa drui segi geografi, adahh suatu hasil

perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkung annya. Hasil dari

perpaduan itu ialah suatu wujud kenampaka di muka bumi yang ditimbulkan

oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi dan kultural yang saling berinteraksi

antara unsur tersebut dan juga drrlam hubungannya dengan k a h d a m h lain.

Dalam W no. 32 tahun 2004 diberikan p e n g d n desa yaitu suatu

kesatuan rnasyamkat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang kwewng

untuk mengatur dan mengurus Irepenthgan masyankat setempat, berdasarkan

ad-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dm dihormati dalarn sistem

Pemerhtahan Negara Kaat tm republik Indonesia. Sedmg m e m t UU no. 22

tahun 1999, kelurahan srclalah wilayah keja lurah pemqkat k a h

kabupaten dadatstu daerah kota di bawah kecamatan.

Berdasarkan bebmpa pengertian daa, j e W desa rnaupakan wilayah

geogds tempat tin@ sekelompok matlusia yang mmpakm ktsatuan

masyarakat h h yang memiIiki Wnaagan wrPuk mengatur dan mengurus

kepent ingannya sendii, berdasarkan asal - usul dan adat istiadat setempat.

Berbeda dengan mat ian desa, yang lebih r n m e h h pads koadisi 6sik

dan sosiaI ekonomi, pengertian wilayah perdesaan lebih memandang desa dari

segi kegiatan utama yang wadi di wilayah M t . Hal ini s e p d dinyatakan

dalam W no. 22 tahun 1999, tentang pengertian Kawas~pl P e & m yaitu

kawasan yang rnempunyai kegiatan utama perhian, termasuk pengelohan

sumberdaya dam, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

pedesaan, pelayanan jasa pemerintahm, playanan sosial dan kqyatan ekonomi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelaslah kehidupan di desa pada

dasarnya berbeda dengan kehidupan di kota, dimma mayoritas mempakan

Page 7: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

golongan rnenengah ke bawah8 dengan jenis kegiatan utama yang reIatif sama

(homogen), seperti pertanian, nelayan dan sebagainya yang berorientasi pada

pengelolaan sumberdaya alam, dengan struktur wilayah antara lain tempat

permukiman perdesaan clan tata kehidupan masyarakat desa yang sifatnya

homogen, ierdiri atas pelayanm jasa pemerintahan, petayanan sosial dan kegiatan

ekonomi. Sedang untuk melaksadan kegiatannya selalu berkaitan dengrtn

wilayah perkotaaq yang intensitasnya bergantung pada fasilitas ketahtitan yang

t ersedia .

3.2.1. Pengerthn bterkaitan Pcrkotaan - Perdturn

Setiap b e a n wilayah mempunyai faktor e h m e n f yang khas dalam

bmtuk sumberdaya aiam maupun sumberdaya manusia. Untulc memenuhi

Irebutdm hidup, penduduk daiam wilayah tersebut sering harus mmenuhinya

dari d a y a h lain, oleh lrarena itu penduduk trarus melabkan pexjahm ke

wilayah lain sehingga membeivtuk hubungan antar wilayah. hbungan atau

kootak ini seam elcornmi dapat digambarkan sebagai proses permintaan - antar wilayah dapat & i t Jebagai k a & n fldng~s) antar

wilayah. K O I W atau hartrungan antar wilayah tmebut dapat juga diartikan

sebagai inter&. Secara harfiah imraksi dspat diartilurn sebagai 'hal yang saling

mempengaruhi ' . M e m t Rondinelli, proses-proses in tdcs i dibentulc oleh k e t e h h -

Page 8: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

32.2. Konsep Keterkaitan Perkohan - Perdesaaa

WiIayah dici ptakan dengan sumberdaya yang sangat berbeda, terdapat

wilayah yang kaya sumberdaya alam atau sumkdaya manusia, wilayah yang

miskin sumberdaya dam maupun miskin dari segi kemampuan atau U i t a s

sumberdaya manusia. Terdapat wilayah yang mempun yai kekayaan sumberdaya

alam berlimpah, tetapi h l i t a s sumberdaya manusia yang ada h a n g mampu

memanfaatkannya, sehingga sumberdaya dam twsebut larang mempunyai ndai

tambah.

Sebaliknya terdapat wilayah miskin sumberdaya dam, t&qi lcualitas

sumberdaya marmsia cukup baik. Bahkan dapat terjadi wilayah yang sama sekaIi

miskin baik sumberdaya darn maupun manus* dm kaya baik sumberdaya dam

maupun sumberdaya manusia.

Berpijak adanya pemenuhan kebuhhm hidup dan dispfitas wilayah seperti

digambarkan di atas, maka a h teijadi hubungan timbal bali k antar wilayah yang

&pat disebut keterkaim antar wilayah Wilayah itu sendiri dapat merupakm

wilayah perkotaan maupun wilayah perdaam

Fu (1981), m e q g m h r h keterkaaan antar wilayah sebagai akibstt

ketimpmgan dan kerniskinan. L juga menjelasksm terdapat tiga hubungan

dualistik dalam ~~ antar wilayah, y a h :

(1) Utm - Selatan, menggambarkan ke teh i tm antar d a y a h &lam suatu

negtuaymgmeqgmb~dua lrutub

(2) perkohm-perdesaan, menggambarkrtn ketmhitan intra wilayah

(3) formal-inford, ~~ keterkaitan antar wilayah yang

rnenehkm pada kegkhmya

ketiga huhngan duaiistik t&ut dihulmqk dan diiotegrasitl ddam suatu

tingkah lala yang kompleks, yang berbeda antara satu negara dengan negara lain

bergantung pada ernpat dominan faktoc dan sejarah masing-masing negara. Ke

empat faktor dominan tersebut adalah :

(1) resource eractowment : mineral dan sumber daya alam

lainnya;

(2) ~ e r i s t i k &mgr;rifi : kqadaian penduduk, tingkat p a t u m b u h

dm tingkat urbanisasi

Page 9: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

(3) feknologr : tipe-tipe teknologi yang diadopsi dan pembangunan modal

sumberdaya manusia; dm

(4) cieveloprnent i&oIqgy : ideologi daIam pembangunan negaranya.

Keterkaitan antar wilayah tidak dapat terjalin bi1a tidak didukung prasarana

dan sarana pmghubung antar kedua wiIayah yang saling berinteraksi. Dukungan

tersebut &pat rnerupakan prasarana dan sarana transportasi, dapat pula dalam

bentuk lain. Oleh karma itu keterbtan (linkages) antar wilayah adalah bentukan

dari proses interaksi antar wilayah yang diakibatkan adanya hubungan suppb

l i e d , yang didukung oleh kemudahan perhubungan antara kedllanya, m a

&pat menguntungkan, merugkan maupun saling menduhng salah satu maupun

kedua wilayah yang berinteraksi tersebut.

Menurut Pradhan (2003) keterkaitan perkotaan - perdesaan akm me1iputi

tiga elemen penting, yaitu wiIayah perkohm, wilayah pedesam dan bbungan

keterkaitan tersebut. Wilayah perdesaan meaupakan tempat dihasilkannya bahan

m e w produksi perhim, kmjinan tangan, tenaga kerja dan modal, sedang wilayah perkotaatl menrpakaa tempat pradulcsi bnrrang, playanan, thologi, ide-

ide dan t d a n y a m a a n . Uatuk menghubm&n wilayatt perkotaa~ dan

peadesaan tessedia jaringan jalan dan tmnsportasi serta sistem kelernbagaan.

Secara keselumh elmeo-clemen tersebut digambarkan pnda Gnmbar 3.

Gambar 3. Hubungan Perkotaan - Perdesaan dan Elemen-elemennya Sumber : Pradhan (2003)

Ditinjau secara zuang, keterkaitan antar wilayah dapat merupakan hubungan

daIam lingkup luas maupun terbatas. Keterkaitan antar wilayah mempakan

ketdaitan dalam lingkup luas, dalam hal ini wilayah perkotaan dan perdesaan

biia ditinjau sesuai batas adrninisirasi dapat setingkat kota atau kabupaten. Sedang

Page 10: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

dalam lingkup tdatas, keterkaitan perkotaan - perdesaan merupakan keterkaitan

intra wilayah, bila ditinjau sesuai batas administrasi yaitu keterkaitan desa - koia

&lam lingkup wilayah di atas.

Sdah satu bentuk keterkaitan antar witayah adalah keterkaitan p e r k o m -

perdesaan. Adanya disparitas arrtara wilayah perlrotaan dan wilayah perdam,

rnaka keterbitan perkotaan - perdesaan dapat terjadi secara vertical dan

MzonQZ. Bila dilihat berdasarkan batas administrasi, bentuk keterkaitan secara

vertikal berarti keterkaitan yang tejadi antara wilayah perlcotam yang

mempunyai hiradci lebih tinggi, dan perdesaan yang mernpunyai hirarki lebih

rendah. Sedang bila dilihat berdasarkan pemanfaatan sumberdaya, keterkaitan

vwtikal dapi berarti wilayah yang lebih tinggi (wilayah perk-) meIakukan

ebpIoitasi terhadap wilayah perdesaan. Keterkaitan secara horizontal dapat

berarti ketdaitan yang terjadi antm wiIayah perk- - perdesaan d i n g

mendukung.

Keterkaitan perkotaan - perdesaan yang selama ini terjalin lebih banyak

terjadi secara vertikal, dimam wifayah perk- melalcukan penyapuan

sumberdaya @ackn& eflecr) di wilayah IhinterIbmihya atau wilayab perdesaan di

sekhmya, hal ini terlihat dari hasiI keterlrah tersebut secara fisik dimana

perkman menjadi semakin meluas, pmbadngan jurnlah penduduk wilayah

pdcotaan semakjn besar dibanding wilayah perdesaan, sehingga pada gilirannya

ahin rnenimbulkan masalah pada kedua wilayah tmtht.

Apabila ket&tan antar wiIayah saling rnenduhng atau saling

memperlruat (muhailly reinj4~cirrg)~ atau gmmtiPO atau dishn partisipatif

(komp1ernenter), maka kedua wilayah tersebut &an mendapat htungan a m

d a a t d q adanya hubungan tcsebut. Tetapi bila ketdciitan antar dayah

D w g l a s s ( l ~ ) , ~ f u n & s i d ~ m k ~ - k a c a p o d a h a m n i r ~ e r m g w i l a y a h ~ g d a l a h b a s i I d a r i ~ ~ s e b a g s i ~ s e b a b - a E o ' b a t y a n g W s ; r t u a a h H d m g a n ~ - p r d c s s a a d a p t d i h U ~ " ~ a U n g ~ atau rnuluuIiy minfming, dam dapet "Saiing atau muhI ly &pn&rnt.

lo H a r r i s d a n H a d ( 1 9 8 4 ~ ~ 2 0 0 3 ) mejnbagihubmgmkotadanpedamdi ~ d s h m d u a t i p e , ' ~ d i m a n s ~ ~ ~ m a r ~ ~ s r n p l u s hmsmi yang pentiag mtuk medorong pumdnhm &ommi di wilayah Makangnya. Tipe kulua mengihrti keterhitra 'dqdoiW yailu pusat pasar p a d k terbdap alam kraut oderung rtalnm wilapbya biayanya mengpub sumbwdaya slam di wihyah beJahgnya.

Page 11: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

lebih berbentuk eksploitatif atau p ~ i t i k " maka a h terjadi suatu wilayah ymg

sernalcin kaya dan sernakin miskin.

3.2.3. Struktur Keterkaitrm Perkotrm - Perdesun

Pola keterkaitan perdesaan-perkotaan antara wilayah yang satu dengan yang

lainnya berbeda- beda tergantung kondisi alam, teknologi, sosial budaya dan

politik. Secara garis besar terdapat dm poIa keterkaitan perkotaan-perdesaan

digambarkan dalam struktur keterkaitan perkotaan-perdesaan pada Gambar 4

(Saefulhakim, 2004). Masing-masing dari pola tersebut menghadirkan impIikasi

yang berbeda dalam suatu wilayah.

PoIa keterkaitan pertama adalah pola asimetris. Dalarn pola keterkaitan

asimetris terjadi suatu bentuk eksploitasi kota-kota sebagai bagian di atas dari

hirarki terhadap dcsadesa sebagai bagian h i d di bawahnya. Tejadi ekspbrasi

dan penyapuan sumber daya alam ( b r s c b h eflect) besar-besaran di wilayah

hinterlandnya tanpa adanya timbal balik yang mernberikan keuntungan di

~ilayah~wilayah perdewan dibawahnya. Pola asimetris adalah suatu proses

eksploitatif yang lebih benifkt simbiosis parasitisma yang menguntungkan satu

pihak dan merugikan pihalc lain Suatu keadaan yang menciptaLan pembangunan

yang tidak berimbang, saling m e l d dan tidak MeIanjutan.

Pola k ~ ~ t a n kdua addah pola simetris yang memberikan proses

konrglernentatif antam kota-ba d a b him teratas deagan desadesa dalarn

hirarki di bawahnya- Terdapt suatu proses ymg h i f a t simbiosis mutualisma

yang memberih keuntungan di kedua belah pihak. Pola simetris ini &an

menciptakan pembangu~n yang bairnbang, saling mernperkuat (ntfltwl

s&ertgriaening) dan berkelanjutan.

Page 12: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa
Page 13: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

3.2.4. Tipe-tipe Keterkaitan Perkotaan - Perdesaan

Berbagai tipe keterkaitan perkotaan - perdesaan telah berkembang

yang diciptakan sesuai dengan tujuan keterlcaitan itu sendiri. Preston (1975,

dalam Pradhan, 2003) menggambarkan kategori utama interaksi aniara kota dm

perdesaan ada lima tipe :

(1) perpindahan penduduk atau migrasi - baik untuk jangka pendek

rnaupun jangka panjang

(2) arus barang, pelayanan dan energi

(3) perpindahan keuangan meldui perdapgan, pajak dm pengeluaran

dana negara bagian

(4) perpindab asset - halt kepemilikan alohi investasi negara bagim,

modal dalam bentuk-bentuk lain

(5 ) arus informasi - info& &is dan ide-ide sasid

Terlihat interaksi yang terjadi menekadm pada pergerakan penduduk

barang dan jasa, ekonomi keuangan dan inhrmasi. Pemilcim Preston h i

selanjutnya digunakan sebagai kenrnglra keterkaitan perkotaan - perdesam urrtuk

andisis lebih lanjut.

Menurut Rondinelli (1985), d a m pubangunan spasial, jenis-jenis

kettxkaitan y q utama dapat diLelompoWcan dalam 7 (tujuh) tipe, seperti terlihat

pada Tabel 6.

Bila m e l i hasil penikkm Preston di atas, maka hasil pemikiran

ketdaitan perkotaan - p e r d m oleh RondineIli rnenrpakan hasil penjabaran

pemikirm Preston, yang mana Rondinelli telah membagi keterkaitan dalarn tipe-

tipe fisik, ekonomi, pmgerakan penduduk, teknologi, in-I sosial, pelayam,

politilq administmi dau organisasi. Keterkaitan tekdogi yang sebelumnya tidak

tergambar, diperjelas dengan penggambmn yang lebih rinci.Demikian pda

keterkaitan politik, administrasi dan organisasi.

Pradhan (2003) menggambarkan ketedcaitan perk- dan perdesaan lebih

terperinci. Ia mernberilran 8 (delapan) tipe k e t d t a n perkohm - perdesaan

seperti terlihat psda Tabel 7.

Page 14: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

Tabel 6. Keterkaitan Utarna Dalam Pembangunan Spasial

Tipe Elernenelemen

1 . Keterkaitan Fisik Jaringan jalan Jaringan transportasi sungai dan air Jaringan Kereta api Kekrgammgan ekologis

2. Keterkaitan Ekonomi Pola-pola Pasar ~ r u s aha an Baku dan Barang anfara Arus Modal Keterkaitan P d u k s i - BQckward, forward dan Icrteral Pola Konsumsi dm Belanja Arus Pendapatan Arus komditi Sehoral dan Inferregimi "Cross Li&es"

3. Keterkaitan Migrasi- temporer dm pamanen Perp;erakan Penduduk Perjalanan kerja

4. Keterkaitan Teknologi Kebergantungan Teknologi Sistem - S istem TeIekomuni kasi

5 . Keterkaitan Pola Visiting Sosial Pola Kimhip

Kegiatan Rites, R i d s dan Keagamaan Interaksi Kelompok Sosial

6. Keterkaitan Deliwry Anrs dan laringan Energi Jari ngan KredS dm ~i&nsial Keterkaitan Pendidilran, training dan pengembangan System LkIiwety Pelayamn Kesehatan Pola Pelayamn h h i o d , Kommial dm Tehik Sistem Pelayanan Trmspomsi

7. K e t d t s n PoIitilq Hubungan Stndaral Administrasi dan Orgmisasi

Arus ~ " d ~ e t Pmerintah Ke- Organisasi Pola Otoritas-Approval-S~~~si Pola Tmmabi Inter-Ywidiksi

M a dengan Rondinelli, kategori ketdcaitan perkotaan - perdewan o1eh

Pradhan membagi atas spasidfisik, dimana bila melihat penjeiasan lebih rinci

dari segi transportasi Zarrang jeIas. Mengingat transportasi dap& m p a k a n

transportasi darat, laut dm udm. keterkaitau ekonomi. Dari penjelasan tersebut,

Pradhan lebi h menekankan pada keterkaitan sosial dan ekonomi .

Page 15: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

Tabel 7, Tipologi Keterkaitan Perk- - Perdesaan

Tipe-tipe Ket erangan 1 . SpriaU permukiman dengan berbagai ukuran

PhysicaI jaringan jalan dan jaringan kereta api linkages kebergantunpran ekologi

2. Economic pols P= linkages keterkaitan produksi

arus bahan balry barang-bamg, kendaraan dan modal pola belanja

3 . k i o - c u f tural migrasi penduduk linkages I pola-pola kedatangan dan perjalanan b e k e a

I upacara keagamaan (riies), kegiatan agama dan festival-festival kelompok sosial, kegiatan-kegiatan & pola-pala kidhip sewa menyewa Man,

4. Techraologv linkages sistem irigasi sistem telekomunikasi m s e w g i dan jaringan

5 . FimciaZ arus capital dan anus income

wgmpim3m keberp-1 lznhges arus anggmn belanja pemerintah

8. firvice &livery ketehitan pendidikan, kursus dan tambahan linkages mla2 amber hfomasi dan mvebaran

B d m r k m perkembangan p e r n i b tiptipe ketcrkaitan yang dijelahn

berdasarkan permasalahan, kondisi wilayah dan tujuan penelititin itu sendiri.

Dari gambaran keterkaitan antar wilayah dalam pembangunan spasial yang

dibeFikan oleh Rondinelli maupun Pradhan yang terdiri atas berbagai je&h pads

dasarnya keterkaitan antar wilayah dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) jenis

ketdcaitan, yaitu keterlcaitan fisik, ekonomi, sosial dan kdembagaan serta

teknologi. Keterkaitan fisik mempakan gambaran hubungan fisik antar wilayah

perkotaan - perdesaan. Keterkaitan ekonorni memberi gambaran hubungan

Page 16: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

ekonomi, sedang keterkaitan sosial dan kelembagaan memberikan gambaran

hubungan sosial dan kelembagaan antar wilayah perkotaan - perdesaan.

Keterkaitan teknologi memberi gambaran hubungan teknologi antar wilayah

perkotaan - perdew.

Dari selwuh keterkaitan perk- - perdesaan, kemudahan hubungan fisik

pada sektor transportasi akan meningkatkan intensitas hubungan antar wilayah

perkotaan - perdesaan. Sehingga keterkaitan jenis ini merupakan pdorong

te rjdinya keterkaitan lainnya.

3.2.5. Keterkaitan Perkohan - Perdesun Selctor Trrasportrsi

Disparitas wilayah dm kebergantungan antar wilayah menciptakan

keterkaitan antar wilayah. Ketedcaitan antar wilayah tidak dapat tejalin bila tidak

didukung hubungan antar kedua wilayah yang saling berintdsi . Hubungan

tersebut dapat merupakan prasarana dan sarana transportasi.

Prasarana dan sarana transportasi dapat mencakup sistem jdngan

transportasi darat, sistem jaringan transportasi laut dan sisrem jaringan

transportasi udara Sistem jaringaa transportasi d m t d i r i dapat mencakup

jaringm j jaringan re\ jaringan transportasi sungai, danau dan

sungai juga memegang peran pencing, terutama pada wilayah yang tidalc tasedia

jaringan jalan darat.

Anwar (1997) mengembkm bafiwa hilitas i n h s t d f m scperti jdan,

jembatm, transportasi, Iromunikasi, pasar, sekolah serta air bersih merupakan

unsur-unsur p i n g sebaq l a n h prime mowr &lam rnedhng

pembangunan wi layah12.

Rietveld dm Nijkamp (2000) menyabhn bahwa pembangunan wilayah

dapat dikenali tidak hanya merupakan hasil dari kombinasi faktar-&tor prnduksi

yang tepat, seperti tenaga kerja dan modal, tetapi juga intiastruldur secant umum,

I2~ada d a s a r n y a ~ a d a h h m p r o s e s ~ h r a l i t a s ~ ~ ~ ~ d i n i l a i k b i h l m i k d a r i ~ DalPlnpembsoguoanwilayahschin- t a r a f h i d u p ~ j u g a ~ ~ l ~ Sehingga- wiIayah m q m y a i arti lebih luas dalam mcndulnnrg tujuan pernbangunan.

Page 17: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

dan khususny a infrastruktur transportasi. Peningkatan infrastmkhu tnrnsportasi

akan membawa pada peningkatan produktifitas dari faktor-faktor prduksi swasta.

Sebali kn ya pengwangan infrastruktur akan rnembawa penurunan produlctifitas

dari berbagai faktor produksi.

m a h i t a n antara pelayanan i m , pertumbuhan clan m a n f a win1

dihubungkan dalam berbagai ketehitan seperti digambarkan pada Gambar 5

(Prud'homme, 2004 dalarn Briceno et.al., 2004). f i k a h h bahwa infmitmhr

akan m e n h i manfaat terfradap rumahtangga dm perusaham. Bagi rumah tangga

akan meningkatkan kesejahtertlan dm perluasan pasar, d m g bagi perusaham

=lain meningkatkan pasar juga menurunkan biaya. Kedua ha1 itu &an

menciptakan pertumbuhm yang pula akhirnya alum meningkath kesejahteraan

pada rumah t-.

Gambar 5 . Pmgmh Mmtnhr T d a d q Pembrurgunm Sumber : Briceno et.al. (2004)

Page 18: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

Dari pernyataan para p a h di atas, dapat ditarik kesimpulan infrastruktur

transportasi mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan wilayah

dm keterkaitan perkotaan - perdean. Kemudahan hubungan antar wilayah

memicu terjadinya interaksi antar wilayah. Kondisi sektor transportasi &pat

secara nyata menggambarkan hubungan antar wilayah.

3.3. Kemngka Taori Kctcrkaitm Perkohan - Perdesaan Beberapa teori dan model-model empiris telah dibangun untuk

menjelaskan keterkaitan perkotaan - perdesam, utamtinya dikaitkan dengan sektor

transportasi.

3.3.1, Permintarn dan Whyah Pasar

Menurut Blair (1991) daerah pasar adalah wilayah dimana h i 1 produksi

d i j d . Secara alamiah k a h p a w dapat dimarkan daim bentuk ruang.

Permintam p m secrua tradisiod digambarktin bahwa hrva pennintaan

menunjukkan k d t a s bar- yang akan dikonsumsi dm memungkinkan untuk

dibeli pada hare tertentu pada jmghm h q a sehma +ode d d u tertentu.

T i kestabilan p m h m bergantug pads (I) cita konsumn, (2)

penclapatan, (3) harga d i k d h d q a n p d k (komplementer dm substitusi), (4)

ukuPao pasar, dm (5) d a i harapam B*h salah satu dari faktor tmdmt, h a

pemdmm a h bergesa. Lebih jauh, nihi matu produk diketahui mempunyai

u t i l h tempt dan dan.

Berkaitan dengan utilitas tempat, dapat memberikan gambaran kaitan

permintaan pasar dalam rung, d i t u q j h oleh hrva pada Gambar 6. Bila

produk tidak dipeagaruhi oleh ongkos tramport d k h t 'pee on h r d ' (FOB),

rnaka bag^ konsumen yang berada pada pada jamk "d" dari iohi pabri4

permintaannya (sebesar Qd = A - b(P + dr)) h Iebih rendah dmipada

kowmen yang berada pada Iokasi produksi (Qd = A - bP).

Semakin jauh jarak konsumen dari Iokasi produksi, maka harga akan

semaIrin ti@ seperti digambarkan pada Gambar 7a. Dimana P 1 merupakan

FOB. Dengan memutar garis jarak-harga ke segala arah, akan dapat d i t e n k n

cerobong dari harga. Dimana pada garis Iinghan d m cerobng akan

Page 19: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

menrpakan wilayah dimana pada jar& yang sarna akan mempunyai harga yang

m a .

Gambr 6 Permintaan d m g m dan taapa Biaya T m Sumber : Blair (1 991)

~ a r 7 ~ a n a n t a r a H a r g a d a n J a t a k Surnk : Blair (1991)

B e r e gainbaran pamintam clan wiIayah pasar, maka kbaaP8

pabrik yang berlokasi pada suatu tempat, akan rne~nkmuk suatu koasentmi

wiIayah pasar, y m g airan d i i M okh konsmtrasi k e a t a n dam kon-

jumlah penduduk sehingga tercipta wilayah perkotaaa

Page 20: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

Gambar 8. Ambang dan LingtrUp Pasar S u m k : Blair (1991)

33.2. S k m Hirarki Kota-kota

Anww (1996) menyatakan provinsi yang M u clan h y a munpunyai sistem

kota-kota yang lebih terstnrlccur deagaa baik, dimana banyak dui kw-h yang

terdapat di p m W ini uhrrannya lebii besar dari ibukota pro* yang miskin

dan tedAahg Lebii jauh Anwar menyatahn, uktuat~ rrurtu ibubta pusat

k o t a u t a x n a ~ t a n d ~ ~ y a d e q m uhmmjumlahpenduduk

dm smktu ekonomi nasiod.

Lebih lanjut Anwar (1996) mmyatbu pesencrna dan perancasg kota

se-ya harus dapat memu bcrbagai unaur yang b d a b secm kompleks

dan dinamis yamg secs~s terus menerw rnqyhni p e r u b . Unsm-wmr

tersebut secara dinamik perlu dimdisis dan dipertimbansknrn untuL dimaddm

ke dalam suatu sistem tatakota yaag menyelumh Ummr-unsur i d h t n h w fisik

dari rarrrtu kota dapat dibagi ke dalam 4 (exupat) gdongan h, yaitu :

I) jaringan-jsringan jalan dan re1 kexeta api

2) b a n g u n m - w v- m-1 P=l-- - kawasm industri

3) tempat nraa% khuka (aylcn -1 4) a d perliadungan ymg perlu dikonservasi seperti jalur hijau atau h u m

kota serta tman relaeasi.

Page 21: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

Menurut Blair (1 9911, kombinasi wilayah paar akan membentuk kota dan

sistem perkotaan. Begitu produksi terkonsentrasi pada satu pusat pada wifayah

p a w tertentu, a h tdmtuk kota. Beberapa kegiatan ekonomi membentuk kota

kecil, karena hany a beberapa produksi dengan sedi kit skah ekonomi, Tetapi lebi h

jauh la@, kekuatan ekonomi dapat m e m a k h terjadinya susunan ukuran,

distribusi ruang dm hubungan antar kota-kota. Teori tempat sentral

menggambarb sistem pakoban dimaksud.

Tern' Tempt Senpal (Central Place ?hemy)

Twri ini bermaksud menghubungkan tempat sentml atau pusat dengan

wilayah beldtangny a, dan mendeftnisi kan tempat sentral sebagai sebagai suatu

pemukiman yang menyedialan jasa-jasa penduduk daerah klakaagnya. Teori

tempat sentral diintis oleh Christaller, kemudian dikembangkan oleh Dickinson,

Losch, Berry dan Garrison (Gbssun, 1974).

Komponen dasar dari system tempat sentral adalah h h k i , penduduk

ambang dan lingkup pasar. Peoduduk ambang addah jumlah minimum penduduk

yting harus rrda untuk dapat menopang kegiatm j a . Linglrup pasar :dari suatu

kq&m jaw adalah jar& yang ditempuh oieh peduduk m t d c mnm.pai tempat

penjuah jasa tersebut, dengan catatm~ bahwa penempuban jarak itu atas

W i a a n orang yang bersangbtan Tingkat tempat sentral b e r m pada jasa

yang t d di lohi t d u f sehingga m e m b m k "ti- rendah" sampai

tin@. Bila digambarkan dapat diIihat pads Gadar 9.

B e r d d c M ahernatif dari hirarki permukimm diorgmisasi dalam 3

(ti& prinsip. Pada prinsip p m m a m (K = 3), setiap perrnukimrtn inelayani diri

s e d i dan 2 (dua) pendciman di wilayah belakangnya yaag mempunyai ukuran

yang sama. Jadi rata-rats 1/3 dari setiap permukimttn yang lebih kecil

memanfaatIan setiap permukiman besar. Sehingga nilainya = 1 + 6 x 113 = 3.

Pads prinsip penganglcutan,rata-rata '/2 dari setiap perrnukiman yang lebi h

kecil memanfaatIan setiap permukiman besar. Sehingga nilainya = 1 + 6 x '/z =

4. P d a prinsip administrasi setiap permukiman yang lebih kecil rnemanfaatkan

setiap permdciman bew di d d n y a . Sehingga nil Jnya 1 + 6 = 7.

Page 22: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa
Page 23: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

Ketamgan : - C=ibukota(qiw - M - kota metropolitan (metropolis) - T=km(tawm) - V = desa (village)

Gambar 10. Distribusi Spasid Kota-kota Surnber : Blair (1985)

3.3.3. Agiomemi E konom i (AggIodon Economim)

Menurut Blair (1991), aglomerasi ekonomi blah b e r b g n y a biaya yang

te jadi karma kegiatan ekonomi di bawa pada satu t empat. Terdapat k h p a tipe

ag lomerasi , sepert i mi sal n ya aglomerasi ekonomi i n t d , keterkaitan antar

industri dan ekonomi lokalisasi.

Page 24: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

Aglomerasi ekonorni internal dimaksudkan sebagai pengurangan per unit

biaya (cost) yang akan menambah keuntungan pada suatu pemsahaan yang

mengembangkan kegiatannya pada satu titik tat&. Berbagai alasan di lalarkan

agiomerasi, diantaranya penghematan bia y a tetap bila output ditingkatkan,

peningkatan divisi tenaga kerja, m e m a t a n pembel ian barang, potensi

penggunaan thologi , dan penghematan pemanfaatan waktu para pimpinan

p e r t d u n .

Bila dua permahaan melakukan perdagangan satu sarna lain dan terjadi

saling menguntungkan akibat berada pada satu l o h i t a r t a m d a r n ha1

penghernatan biay a transport dan komuni kasi, maka terjadi aglomerasi . Keterkaitan antar industri dimaksudkan sebagai k d e f l l n g a n pepusahaan-

p e r u b n yang melakukan perdagangan d e w perusahan laimya berlokasi

pada satu wihyah. Aglomerasi antar industii tqadi meldui keterkaitan

kebelnrkang (&hard iinhges) dm keterkaitan kedepan (fd Iinhges).

Ketekaitan k-an melibatkam suppliers m d k pembeli, k e t a k a h

W a k a n g pembeli r n e e suppIiers (Blair, 1995).

Anwar (19%) menyatakirn yang mempmyai akses kepada pwa&pus& paw berkemzlngkinafl u& lebih p M f dibandingh

dengan perusabtran yang berlokasi di wilayab yang rekif jauh Selanjutnya

dengm lebih baiknya ~~ dan aksmiibilitas dari mal mendorong

intemksi dan q i l h r peng- antara ~~ maupun antam

p e r u h dan pusat-pusat penelitim, ditambah kedekatm dengan pemerimhm

dan institusi pe- dan lain-hiin mah psudum menjadi lebih produktif.

Anwar ( 1 996) juga menyatahn, dengan memmnnya biaya-biaya transport,

paduan-- mempunyai matu insentif untuk berkonsentrai kegiatm

produksinya dalam lohi - lohi yang jumlahnya sedikit, agar &pat mengurangi

biya-biya tetap (fixed cost). Hubungan antara ke1uasan konsentrasi spatial dan

biaya-biaya transport t a b t u k sepwti berupa bentuk lonceng (bell s+) atau

sejmb bentuk huruf U terbdik sepwti tedihat pada -bar 1 1 .

Page 25: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

/ Biaya transport -1

Se&ngkm ekommi lokdistrsi tejsdi bila matu kelompk p a d m n yang

beds p d a suah tempat meningkatkan output menyebabkm biaya (cost) yang

I e b i rendah bag pentsahaan-pmwhaan di 1- tmht. Anwar (1996)

menyntaJran d e w bdokasi yang mm ( d m ) dmi pamaha+

perwahsrandirlalamin~yangsamamembuat~itasyangmeaiagkatkan

produktivitas dari semua pem- di dahm idwtri M t .

Kumtmgm- ini meliputi be&@ tmaga keja tempi1 ymg kbllWlS

(~peci)5c dilled -1, M a g i secant dm-dim (facir) dsrn mematat

pengetahuan, kderkah intra-imhh, dan kesempatan uatuk mmbut mb-

kontrak Selanjutnya, mencolok kommasi yaag tin@ dari pawham-

~ d i d a l a m i n d u s t r i y a n g ~ a k a n m m h & a t b k e t m ~

kemungkinan untuk mmbuat hubungm lobby regwhbr atau berebut tawar

(@pining) --harp dari produk-produk inkme&&. Sehingga lokasi

berbasis extenalities ini menganduog orrti bahwa p a d a a n -

berkemwgkmm mendapat keuntungan dari pmeqabmya yang deb dengan

k o m i - k ~ ~ bcsar dari p e n r s a h n - p m ~ & ~ ~ ~ Iain dalam i n d u e

mereka sendiri.

Page 26: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

33.4. Model Pengcmbmgan Spuirrl

Kump Kutub Perturnbuh (Growth Pole)

Konsep h t u b peraunbuhan (g'uwth pole) bersumber dari faktor-fsktor

aglomerasi dan teori-teori lokasi terdahulu (Glasson, 1977), dengan dasar utarna

konsentrasi pertumbuhan ekonomi pa& spnsial (ruang) tertentu.

Inti konsep growth pole adalah kemajuan ekonomi tidak terjadi dimana-

mna padit w a b yang sama, tetapi muncul den- kekmtan besar membentuk

konsentrasi spasial untulr peralmbuhan ekonorni di sekitar satu titik awa1.

Dipercaya bahwa pembangunan menyebar ke seIumah wilayah sew hasil

pertumbuhan di pusatnya (Pradhaq 2003).

Dalam ketdcaitan perkohan - pwdesaan, konsep htub pertwnbuhan,

menunjukkan dalam suatu wiiayah terdapat tit* pusat sebagai wilayah @atam

dan wilayah bhhgnya, sebagai wihyab padesann. Dampak penetesan

kesejahteraan ke wilayah di sekitarnya ( fnck &wn eflect) yang diharapkan,

memmjukkm konsep hi sesuai dengan kddaitan perkotasn - perdesaan.

MdIAgropoIikm

Menurut Pradhan (2:2003), pende&an model ~~ perdesaaa di

China dimtllJ oleh Mao Tse Tung pada awal hhm l%Oan. Pnda dasarnya model

a g r ~ ~ t a n ~ ~ meletakkan pembasgunan wilayah teajadi pada wilayah teritaid,

rnisalnya d k i k agropolitan, daa me~)lak konsep witayah sebqai sistem yang

terbuka Peataaian rnenjadi amber utama dari kehidupan p d w h h y a

Agropolitan naerupalcan distrik pdudulr padat masyardcat pertanian, dicirikan

o l e h ~ n s m o o J i a l y a q g l a m b a t , ~ ~ p e n d u d u l c t i n g g i

perkotaan yang didasarkan industri yaag baru dimulai, &anal

ysng tioggi dan indeks kdakmmataan yang meniqgknt. Appolitan ini

menggambdm sk im tata rung wiIayah bejeyang, dimulai dari wilayah

perdesaan kota MI- agropolitan - selmjutnya kota besar.

Salah satu tujuaa penenrpan konsep 'mi adahh d a m memenuhi kebutuhan

hidupnyh p u h h k p e r h lebih berarientaJi pada kota-kota agqmlitan

di wihyahnya, termasuk dalm penyediaan bahan b a h agroindustri. K d i s i ini

Page 27: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

akan mengurangi pergemkan penduduk perdesaan ke kota besar. Akan terjadi

pemberdayaan wilayah perdesaan sekaligus rnemecahlran permasalahan di

perkatam. Di samping hirarki perkotaan akan menjadi semakin jelas, sehingga

permasalahan kota-kota besar dapat dikurangi dengan berkumngnya pergerakan

penduduk rnenuju ke kota besar melalui pergerakan menuju kota agropolitan.

33.5. Game Theory

Menurut Anwar (2002) teori pamainan (game h w y ) merupakan

penehahan mendasar yang m e n y a w interalrsi antara para pengambilan

keputusan terutama yang menyangkut intesaksi-irrtmibi stmegik yang tejadi

antara para peserta ekonomi. Teori ini menjadi penting karma dapat memberikan

landasan fundamental bagi setiap interaksi hubungan-habungan sosial dan

ekonomi antar manusia.

Lebih jauh Anwar (2002) menyatakan bahwa secara gauis besar, permainan

(gme) dapat dibag~ menjadi dua, y a h permahan yang tidnk bekerja sama (non

cooperafive) clan permainan yang bekerja sama ( q m ' w ) . Pesmainan

"Dilana Nampidana" merupakan kategori permainan yang tidak bekerja s a n q

yang diasumsikan kedua narapidana tidak rnehkukm interaLsi atau komunikasi

sebelumya, sampai tejadinya. peaemuaa. Dalam dilema mrapidma, untuk

mengah mehupaIcan suatu strategi. domi- clan apabih ksdw Narapidana

mengab, ha1 itu menrpaIcan suatu abmimxnt &- equilhintn .OM karena itu

kedua narapidana taebut tqmngkap pala suatu keadaan yang disebut

keseirnbangan strategi dominan" (him straiegy e q u i i i h ) .

Nash qulibriwn juga merupakan permainan yang ti& Merja sama (non

q&). fib ada w s dntegi-shtegi yrng v y a i kadteristik

dimana tidak satupun dari pemain yang dapat benmtmg d e w mefllbah

" ~ A n w ; r r ( 2 0 0 2 ) d c 6 n i s i ~ d r m i n r r ~ : ~ ~ ~ ~ dalam mengcvrluasi secam tnpisah uauk secipp k m & d sbrtegi-smegi yang d h b p y a , d a n d ~ L o m b i u a s i t m s d w t d i a m e m i l i b d a r i ~ ~ y a i t u ~ y a n g ~ ~ t g b e i k J i i ~ ~ s a m a t e l a t t d i p i l J l ~ ~ ---~ang--mdapatmcagCrdqribahwasbategi t e r s e k d ~ s u a d u U d a m i m s h u l l l e g ) r ~ g e m P i a ~ p a d a p a m r i o a n ~ ~ d c d n i s i ~ s t r a b e g i ~ ( ~ n u n f ~ c g u i i i ~ ) , j i k a A a l a m ~ ~ s e t i a p p e m a i n ~ a i d o ~ ~ , d a n s e t i a p p e e e r t r m c m a i n k m ~ ~ b e t . m a i n i & u n i m m t ~ , m o b k o m b i n r s i d p r i d o m i n r a t ~ d m ~ y a n g berkaim &qamya d i e diminant sfr&egye~ilibriurn untuk permainan e d n t

Page 28: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

strateginya, sementara pernain lain-lainnya juga tetap mempertahankan (tidak

rnengubah) strategi mereka, maka gugus strategi itu dan pahala yang berkaitan

dengannya disebut keseirnbangan Nash (Nasli EipiIibrium ). h g a n demikian

masing-masing strategi dari pemain (yang temmal kan) harus merupakan response

terbaik kepada strate-strategi teramalkan dari pihak-pihak pemain lainnya.

Ramalan tersebut dapat disebut sebagai megi yang stabil (strutegical& stable)

atau strategi yang dapat berjalan dengan seneiiiya (serf-e@ming), lcarena tidak

ada seorang dari pernain manapun yang mau bedah dari strategi seperti yang

telah diramalkann ya. (Anwar 2002).

Permainan rebut-tam (bargaining gmne) dari Nash adalah permainan dari

dua-pemain yang tidak bekerjasama (rrarr w w v), dimana kedua

pemain men& membagi sebuah barang. J i i permintaannya Mesesuaian

(-ti&), masing-masing pemain akan m d m a barang s e s d yang

dhintanya; namun bila tidak, set* pomaia tid& akan memima apapun Bentuk

sederfiana dari permainan bargaining dari Nash mengiwmsilcbn adanya fbngsi

utiJiq untuk masing-masing pemain yang bermtuknya disederhanakan sebagai

fUngJi bier dsri sejumiah barang yang mrcka perale& J d i selain sezam iatuisi

pwmhan hi meru* sesuatu ymg miod dapat dilahhm (rasional berarti

h y m n attilig bagi dkbya), tetnpi juga sebagsi se~uatu yang

dipandang diI untuk dilakukm o&r).

~~ peamainan Yaqg M&- (cmrperartive IF=), -n

landasan pareto optimum, yaitu jika suatu hasil ti& dapat diperbaiki kesdllannya

Metlurut p g e r h tessebuf d e q p peslEaurn lain jib tidak ada seseoFang yang

dapat dibuat lebih baik keadaaanya tanpa membuat w s e m q Inin menjadi febih

jelek maka kits dapat m t q a t a h bahwa hasil tersebut mmpkan matu pateto

qtimaI; yaitu matu keadanu yang talc dapat diperbaiki lagi dalam pengertian

Meria pareto. Apabila terjadi penrbahan dari krsAnnn pareto optima& m d u ini

akan tejadi kerugian untuk keselwhannya. (Anwar 2002).

Be& game ekstensif (mm farm game) menpakan satah satu dari

permainan yang bekeaja sama (capedive game). Menurut Anwar (2002)

representasi dari suatu bentuk pesmainan yang ekstensif mempunyai kekhususan

yaitu :

Page 29: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

1) ada pemain-pemain &lam permainan

2) bilamana masing-masing pemain berg& apa yang dapat diperbuat

oleh masing-masing pernain daiam kesempatannya untuk bergerak, apa

yang diketahui oleh masing-rnasing pemain pada kesempatannya untuk

bergerak

3) pahala Q ~ Y offs) y an8 diterima oleh masing-masing pemain untuk setiap

kombinasi gerakan-gerakan yang dapat dipiiih oleh pemain.

3.4. Koagepsi Pemikiraa

Keanekaragaman potensi dm sumberdaya darn yang dimiliki suatu negara

dengan lokasi yang ~ e d a ~ rnenciptdtan disparitas antar wilayafi pada

negara tersebut. Demikian pula negara h d o ~ ~ ~ i a , sebagai negara berkembang

yang mempunyai cakupan wilayah yang luas dan potensi lokasi sumberdaya

alam dan manusia yang tersebar tidak merata, telah meociptakan wilayahnya

menjadi wihyah y q maju m p a i wilayah yang rnengalarni tekauan (mi)

atau t&l&ang.

Terciptanya wilayah tetbelakang pada audu negara, d a i n disebabh oleh

m k k h y a sumber daya dam dm marmsia, dapat pula disebabh oleh kebijdm

p e m w n m Yang diterapkan w negara - =&@ k n g

ditemui suatu wilayah yang rnempunyai kekayaan sumber daya dam melimpah,

tetapi tingkst k e s e j a h t m waraka t rendah, d k b a b h mssyamkst

tidak dapat memanfaatkan atau menihati potensi wilayahnya

Adanya usaha untuk memenuhi kebutuhm hidup, d a a h terjadi

pergerakan dari wilayah miskin ke wilayah kaya dm d i k n y a , sehingga

menciptah keterkaitan (lirtkages) antar dayah, sedang k e t d a i h n itu sendiri

dapat m t u k kompiemerrter atau kompetitif.

Apabila dua wilayah sama iarat yang berkaitan secara kompetitif; rnaka

kedua wilayah tersebut akan saling menunjang menuju kemajuan bersama,

misalnya tejadi kornpetitif market, yang berarti mengarah pula kesejahtmm

optimal dari para peserta ekonomi tersebut.

Sistem p e m e r i n h s e d i s t i k dagai warisan kolonid dan dilanjutkan

pada masa orde lama dan orde barn, telah menciptaht kota-kota unggul (primate

city) dan wi1ayah sekitamya (hinkrhd), seperti Kota J W a , Kota Surabaya,

Page 30: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

Kota Bandung dan Magai kota lainnya. Strategi rung yang diterapkan sehingga

menjadi kota-kata unggul adalah konsep growthpole, diharapkan akan terjadi

penetesan (tricRIe chwn e&ct) kesejahtwaan dari kutub pwkunbuhan (gmwth

pole) ygtu kota-kota primat tcrhadap wilayah belakangnya, yaitu @esmn di

sekitarnya. Tetapi ternyata yang terjadi adalah penyapan sumberdaya di wi1ayah

blakangnya ( ~ h ~ efect). Wmgan antara pusat dm wilayah belakangnya

seperti d i g a m b h di atas, menrpah ketdmitan perkotaan - perde588n

bdentuk eksploitatif.

Selain faktor e h m e n t , keterksitan antar dan intm wilayah tmcipta oleh

dukungan penyediaan fasilitas transportasi ptnghubung antar wilayah

yang ding berkaitan tessebut. Penyediaan fasilitas transporhsi berupa jaringan

jdan, &an melahirkan hubuogan pakotaan - pcrdesaan yang saling diummgkm

dan dinrgikan.

Bila jalan utama (jalan uteri) tersedh di wilayab t- yang bafungsi

sebagai penghubuq antar dua pusat wilayab, maka dapat diduga damp& pasitif

pada wilayah sekitu jaian tersebYt relatif kccil, karma lalu lintas nneaorus

(thwgh W c ) yang terjadi alcan memberi mnbt pada pusat-pusat 'yang

dihubungkaq sedang wilayab yaag ditnluinya memberi dampak nc@f ltbih

besar dengan terjadinya kmwd Iaban ylns cepat dari peasgtuuuur lahan

peatanian kepada non pertaniaa Kondisi ini b u d h akan diilarti okhphrismi

lahan dm-- lahan, sebagai &bat pentbahaa kepemililmn l a b (land

y a n g ~ ~ - P - h .

Bagi wilayah yang kmdia jarhqan j h pengumpan @bder mod) biasanya menrpah jaIan k o b nuupla jalrn lM, yang b d n g s i

r n e ~ b u ~ wilayah p d - d q m jalau utama, pada awalnya akan

memberi dampak positif bagi petmi ymg bemda di s c k h jdan t&,

mengingat ongkos -tan sarana produksi dm hasil panen alcan berhuan& tetapi pada gilirannya dapat memberilcan damp& aegatic begitu laban praduktif

yang dimirilri petani berpindah kepemilikamya (Ihd temne). Ma@ alcibatnya

penduduk desa akm kehilangan surnba mata pencahsrian, yang bdampak pada

migrasi desa - kota ssbagar upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Muncul

pamadahan di perkatam seperti meluasnya wilayah launuh, kriminaiitas,

kernacetan Mu lintas dan lain-lain.

Page 31: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

Salah satu altematif pemecahan permasalahan prdesaan - perkotaan

sebagai akibat adanya keterkaitan yang berbentuk eksploitatif adalah

pembangunan agropotitan, yaitu membangun kota-kota menengah yang diber i

fasilitas sekelas kota menengah uee&r rmd, p a w low, jasa keuangan/Bank,

sekolah setingkat SLTA, rumah sakit tipe C dan lain-lain). Agropolitan tersebut

yang dilingkupi oleh wilayah perdesaan, akan mernberdayakan masyarakat

perdesaan melalui peningkatan prduhivitas rnelalui peningkat. nilai tambah

hasil produksi pada desadesa di wilayah sekitarnya. Sehingga diharaphn terjadi

pembangunan ymg lebih merata antara wilayah perkotaan dan wilayah perdesaan,

serta dapat memecahkan persoalan pada kedua wiIayah baik wilayah perkotaan

maupun wilayah perdesaan itu sendiri. Karena penduduk desa tidak perlu

me1dak.n migrasi ke wilayah perkotaan, sebagai akibat terpenuhinya kebutuhan

hidup di sekitar desanya (di kota agropolitm).

Badasadan teori dan konsepsi p e m i b keterkaitan pmbtaan -

p e r d m m a h dapat dimmuskan hipotesa Wai berilrut :

(1) Intensitas keterkaitan antar wilayah akan berpmgmb t-p

pengembangan wilayah kmg&an.

(2) Pada wilayrth yang belum berkembaag, ketekaitatl antar wilayah

bwgmtmg pada ketersediaan prasarana dan sarana pemmjang

ketdaitan tersebut serta jmk antar wiiayah yang d i n g melakukan

keterkaitan, tetapi pada wilayah yang lebih mju, kgantung pada

besamya hubungan (k-) antar wilayah yang melahkan

ketakaitan.

(3) W i a m jarhgm jalm utmu (art&) yang rnenghuhgkm antar

wilayah, memberikan pngaruh y m g lebih kecil tmhdap wihyah

sekitmya dibanding jaringan jdan low (fee& rmd).

Dari urtiian di atas, maka disusun Diagram Air Kerangka M k i r seperti

terlihat pada G-mbar 12.

Page 32: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

Osrnbar 12. Diagram AIIr Kerangka Btrf ikir

Ktterkaitan fisikl Transportasi

- r

Ktterkeitan sosint - ekonomi

Ketcrkahrn fbikf

Kebijoksnnaan b ) Pernbangunm Wilayah

KondtPi Wilayah ptnelitian

Petmnsntahan d l ptrkotran dan

perdewan

splsL1

- I

rnsial u

Kettrkaitan sorial - budnya

-

Ketttkmtnn ekonorni

Y

7

7

Keterkmtan Politik

-

Keetkaitan Teknologl

- -

- *-

Keterkaban ptlaynnan

Ktttrkailnl~ Admlnhtrlsidan

Orgnnlsasi

Kttcrkaitnn

Page 33: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

3.4. Pendekatrn Model Anrlisis Keterkaitan Perkotman - Perdtsran

Untuk melakukan kajian keterkaitan peekotaan - perdesaan di Jawa Barat

langkah-langkah yang akan dilakukan adala h sebagai M k u t :

1) Gam baran Umum Wilayah Penctitian

S&lum melakukan analisis ddam rangka mengetahui keterkaitan

perk- - perdaaan di wilayah penelitian, perlu diketahui gambam umum

wilayah penelitian. Hal-ha1 yang diteliti adalah kondisi fisik, ekonorni dan sosial

kemasyarakatan di wilayah penelitian.

2) T i m Wilayah

Tipoiogi wilayah di wiIayah penelitian &an dilakukan dengan

menggunakan dua model analisis. Perttuna adalah r n a g p d c a n model analisis

M i o n Qmtzent (LQ) dengan m e n g g u h data PDRB kabupatenlkota.

Hasilnya &an dgunakan dalam d i s i s h e h i t a n perk- - perdestlan secara

wdanintertrksispasiat.

Wilayah ~~ Jawa Barat meliprti Provhsi Jawa Barat, h v i n s i

Banten dan M n s i DKI Jakarta. Terdiri atas 7374 k a , 578 kecanmtm dan 3 1

kabupaten/kota. &iap dem, keamatm maupw kabupatdkota mempunyai

karmrkteristik tersendiri yang berbeds satu sama lain P d d a a n t& tidak

dapai dhngbm gatu pwsaty tautma mhdc tujuan p e d k ini. Oleh

-ya diperluh suatu pengelompoldclrn wilayah, yang bertujuan

menyederhamkan perbedsan yang mrda, tetapi tidak menghilatigkan -ik

kbas masing-masing wilayah terrebut. Pek~aan ini disebut tipologi wilayah.

Untuk metalarkan tipologi wihyah di whyah penelitb, merode analids

yang digunakan adalah mult ikafe W s , sedang data yang digunakan adalah

data lcecamatan b d s a d m data Potensi Desa (PODES). Melalui proses

ini akan dapat dikenali wilayah perdesaan dan pako$am di wilayah penelitian.

3) Keterkritm Antar Sektor

Untuk mmgetahui ket&tm perk- - p e r d e w seam agregat yaitu

basis perekonomian utama penduduk di wilayah pewtitian &an dilahkan

dengan analisis keterkaitan antar sektor, utamanya dalam huhngannnya dengan

Page 34: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

&or transportasi. Digumkan met& Sislem Neraca Sosial Ekor#lmi (SNSE)

atau met& SmiaI Accounting Matrice (SAM) sehingga dapat diketahui

keterkaitan antar sektor secara garis besar, baik faktor produksi, institusi clan

sektor produksi. Menggunakan indeks daya penyebaran dan indeks deraj at

k e p e h n , akan diketahi sektor-sektor yang mempunyai pengaruh besar tu-hadap

perkembangan &or lain dan sebaliknya, sektor-sektor yang peka terhadap

perkembangan sektor lain. A d i s i s mItipZier digunah untuk mengenali

dampak injeksi setiap sektor terfittdap *or laimya, utamanya sinjeksi &or

transporhsi.

Untuk mendukung adisis keterkaitan institusi, akan diiakukan adisis

kelembagaan yang bersumber dari yang diberhkukan di Indonesia

yang berpengm~h tehdap ketalcitm p a b h m - perdesaan.

4) Kctdtaitan Antar Wilayah

Setelah dilalarlcan analisis ket- antar s&or yang mernberi gambaran

ketahitanperkotaan - ~ s e c a r r r ~ ~ k ~ e k o n o m i

utarna penduduk, dan melihat &pan wilayah peditian yang admp lua$ maka

tabp k h t n y a adahh mel- hian k e t a h h perkotaan - p i e a m

secanr spasid, yaitu aatar kabupatealkota. Untuk tujuan terrebut akan dilakukan

kajian perkotaan - perdesaan autar wilayah dari qi fisik tmqmtmi

Magingat sthap wilayah b p a t m tlkemputrfai do- kegiatm ekooomi

utolma tertetltu, m a h d h h b n dmgm basil d h i i keterkaitan pabtaan - perdesaan antar wilayah di rltas, dilakukan adisis s e k t o r d dominan ymg

berpengarufi-hitas-tersebut

Model analisis yang lrkan dig& addah d l enircrpi i r r t m k i

+ d e w data d-tujm pxjdam hngkat bhptdkota Akan dtlpat

tergambar intensitas hubungan antar kabupatennGoPa melalui data -1-tujuan

pejdanan barsag dan penurnpan& kendamn barang dm ketmdaroran

penurnpang. Berilartnya dengan menggunakan data keterdiaan prasarana

jariqan jdaq a h d- keta-sedkn fasilim peoghubung antar wilayah

tersebut.

Page 35: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

Untuk mengetahui selaor-sektor dominan yang diduga mendukung

keterkaitan antar wilayah akan digunakan m&l Location Quotient (LQ. Data

yang digunakan adalah PDRB pada masing-masing kabupaten.

Suatu wilayah perdesaan a h tajadi keterkaitan dengan wilayah perk-

bila tmsedia prasarana perhubungan antara kedua wilayah tersebut. SaIah satu cara

identifikasi keterkaitan dengan menggunakan prasarana perhubungan adalah

dengan melihat dampak ketersedkn jaringan jalan di wiiayah perdesaan dan

jaringan jalan penghbung Ire wilayah perktaau. Oleh karena itu identifikasi

ketersediam jaringan jalan akan dilalahm dalam pendekatan penelitian ini.

K e t e r b intm wilayah pada desadesa yang di pilih sebagai desa sampel

dilafatkan dengan pendebtan pilihan bed+ jenis desa dikaitkan dengan

ketersediaan pmarma dm sarana trmsporhsi (khwmsnya jaringan jalan). Akan

dapat dikenali intensitas keterkaitan intra wilayah. Menggumh MultnumiaI

togit M d l a h dapat dirrrmalka~ pmhbi&tas yang akan wadi antar desa - kbta ?embut.

B a h h y a , d s i s Gaaae 27wwy afran dilduhn dalam m g k a

mendapatkan bagian kcuangan dari Pemaidah pusat tehadap wilayah kabupaten

yang mempunyai PDRB/kapita terendah sebagai w a n dari penqmian tujun

pmmataan Iresejshteraau di wilayah penelitiao.

Dari langkah-langlah tersebut di stas, mala G a m k 13 d i j p m b h Alur

Kemgka Penelitim .

Page 36: KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS III... · 111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa- peristiwa

mrpatllll den m

E M (SNSE}

/- rn w a r n -\ - urbmlwi

-MbW k a - k o t e \ --uImQ-dk )

4 Mo6sl P l H M W : Model

mfi 4

I- J-mm muargsl -w p d r m - trnpltat padldllcan - P- pw umrga

\ m /

- DEPPERHUB - DEPKIMPRA8Wlt

SUMBER DATA (a


Top Related