kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis iii... · pdf file111. kerangka pemikiran...
Post on 06-Mar-2019
224 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
111. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
Kerangka teori akan memberikan gambaran secara garis besar peristiwa-
peristiwa yang tejadi pada masyarakat. Melalui teori dapat diketahui hubungan
sebab - akibat dari peristiwa-peristiwa tersebut, dan dapat meramallcan puistiwa atau keadaan yang m u w n akan teijadi dimasa datang. Walaupm studi ini
bersifat empirik, teori-tmri yang digambadcan berikut ini menrpakan suatu
prosedur sebagai basis dari tindakan yang alcan dilakukan.
Pada bab ini akan diuraikan terlebih dahulu pengertian wilayah, baik
wilayah perkotartn maupun wilayah perdesaan. Pengertian dm bentuk-bentuk
keterkaitan perkotaan - perdesaa~~, dan tKbcrapa teori keterkaitan perk- - perdesaan
Selanjutnya dijelaskan konsepsi pemikiran serta pendekatan model analisis
keterkaitan perkotaan - perdesaan antar wilayah dan intra wilayah.
3.1.1. Pcngerthn W i i a h
Berbagai defhki mengenai wilayah telah diberikan oleh para ahli perencana
wilayah. Mwutrt Giassol1(1974), wilayah merclpah area yang kodm yang
terletak mtara tingkat low dan tingkat nasional. Dinyatakan pula pendefiniian
wilayah itu sendki bergantung pada tyjuan d s i s atau tujuan perurnman
kebijaksanan pengembangan wilayah yang skan dimsun. Hal hi didukung oleh
pernyataan m i l l a (1981), yaqg tnenyatakan pilihan mengmai wilayah selaiu
menjadi persoahn bagi para pamcana -pun pmgambil keputusan. Perhatian
yang berbeda dari b e h g a ~ disiplin, sering merighasilkan kepentingan yang tidak
jelas, yang sulit untuk dipenuhi.
Menurut Haruo ( 2 0 , penggambaran wilayah dqat dilihat dalam dua tip,
ripe perfam yang sering diprakt* oleh geografer dan planner, berusaha
membatasi wilayah badadcan satu set Icriteria yang dapat diukur. Kriteria
terd~ut ditmtukan badasarkan tujuan penggambaran wilayah fipe M u
pnggambaran wilayah dilalarkan berdnsarkan batas administrasi.
Di Indonesia, pengertian wilayah telah didefinisikan dalam W no24 tahun
1992 tentang penataan ruang, yaitu wilayah adalah mang yang merupakan
kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan
sistemny a ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek hngsional
(W No.24 tahun 1992). Wilayah juga dapat diartikan sebagai luasan geogcaf~s
beserta segenap unsur y ang terkait padanya yang mempunyai batasan-batasan
sesuai dengan lingkup pengamatm tertentu.
Jelaslah, pengertian wiiayah ditentuh berdasarkan tujuan dan kepent ingan
pendefinisian wilayah itu sendiri ha1 ini mengingat setiap disiplin ilmu akan
memberikan peddaan pengertian wilayah sesuai tujuannya. Oleh karena itu
sesuai dengan tujuan penelitian ini pengertian wilayah akan mencakup pengertian
keterkaitan perkotaan - perdesaan. DaIam penelitian ini akan melihat wilayah dalam bentuk wilayah perkotaan
dan wilayah perdesaan, serta wilayah ymg melinglapi kdunya, untuk kemudian
menentukan keterkaitan pu-kdaan - perdeam. Sehingga pengertian wilayah
d a b penelitian ini dapat d i a r t i sebagai luasan geografis ~ESHU segenap
unsur yang t-t padanya, merupakan media tempat segda m t u berlokasi dan
rnehhkan interaksi. Wilayah mernpunyai ciri tertentu, dimam urmk medukung
tujuan penelitian ini sistemnya ditentukan berdasarkan batas administrasi dan
3.1.2. W h y r h Perkohan
Seperti halnya pengertian wilayah, pengertian wi1ayah perkotaan juga dapat
ditinjau dari berbagai sudut pandang., tetapi pada dasarnya w e r t i a n kota dapat
didekati dari segi fisik, sosial dan ekonomi. Secara fisik, kota merupakan area
terbangun dengan intensitas yang ti&., yang terus mewrun menjauhi wilayah
pusat kotanya. Hal ini seperti dinyatakan Branch (1 995), bahwa kota adalah
komunitas secara fisik, merupakan area-area terbangun di perkotaan yang terletak
saling berdekatan, yang meluas hingga ke daerah pingguan kota.
Dari segi sosial, kota dapat dilihat berdasarkan jumlah penduduk dan
kegiatan sosial di ddamnya. Suatu kota akan merupakm ternpat konsenirasi
penduduk dalam jumlah besar, yang rnembentuk Icepadatan penduduk yang tinggi,
sehingga hirarki kota dapat ditentukan melalui jumlah penduduknya. Kegiatan
soski yang terjadi sangat b e W a dengan desa, karena kegiatannya bersifat
heterogen clan bertujuan untu k mendapatkan keuntungan sebagai dampak dari
aglomerasi dan konsentrasi secara spasial. Ini seperti dinyatakan Hamiiton (1994),
bahwa salah satu jawaban kenapa ada wilayah kota dalah karena orang-orang
menemukan keuntungan untuk melanjutkan berbagai aktivitas daiam suatu cara
konsentrasi yang bersi fat spasial .
Hal ini mendukung pengertian kota dari segi ekonorni, dimana kota
merupakan komentrasi kegiatan secara spasial, brtujuan meningkatkan
produktivitas, selanjutnya memunglunkan te jadinya anekaragam budaya,
intelektuai, dan segala kegiatan ekonorni, untuk mendukung kehidupan
penduduknya secara berkelanjutan.
Berkait dengan jumlah penduduk, yang kemudian dig& sebagai d .
penenturn hirarki kota, di Indonesia telah dilakukan kbagai studi seperti
National Urban Development Study/NUDS (2000) meagldasifikasih tingkat
perkembangan kota berdadcan besaran penduduknya, sebagai berikut :
(1) Kota kecil, adalah kota dengan jumiah penduduk di kwah 100.000
j iwa.
(2) Kota sedang, adalah koia dengan jumhh penduduk antrua 100.000 - 500.000 jiwa
(3) Kota bsm, arlala)l kota d m jumlah penduduk antma 500.001 -
1 .OOO.OOO jiwa.
(4) Kota metropolitan, adalah kota dengan jumlah penduduk di atas 1.000.000 jiwa.
tingkatan ulnrran perkembangan kota ini digunakan sebagai @man oleh
pemerintah Indonesia d h menenhikin kebijdcm perkotaannya.
Lebih jauh NUDS(2000) menjelaslran d a h sistem pkmutn @mmy,
besaran kota pada peringkat satu adaiah minimal 3 kali lebih besar dari besaran
kota pada peringkat dua.
Berdasarkan berbagai pengertian kota yang dijelaskan di atas, maka wilayah
perkotaan menlpakan wilayah dengan ko-i penduduk d m konsentrasi
bsngunan f sik yang semakin menurun intensitasnya dari pusat sampai ke pinggir
kota, konsentrasi kegiasan sosial-ekonomi y ang mempunyai kegiatan utama b h n
pertmian dm bersifat heterogen. Dengan struktur ruang sebagai tempat
pemukiman dan jasa pelayanan sosial, ekonomi dm pemerintahan. Hal ini seperti
tertuang ddam W no. 22 tahun 1999 dimana pengertian kawamn perkotaan
adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertaniaq dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
Berbda dengan hirarki kota yang disebutkan di atas, wilayah perkotaan
yang mencakup berbagai ukuran kota dan wilayah beiakangnya dm membentuk
kesatuan yang kompak, akan merupakan sum kawasan perkotaan yang sangat
besar disebut megaurban. Megaurban &pat mewpalcan satu kota utama dengan
kota-kota kecil di sekitarnya, tetapi dapat pula terdiri atas kota metropolitan,
beberapa kota besar, d a n g dan kecil. Kota-kota tersebut dihubungkan oleh
jaringan tramportasi yang efisien yang mendukung kegiatan di dalamnya.
Seperti dinyatakan Mc.Gee (1991), dalam e x t e d d metropIis
rnenggambtukan megaurban d a g a i model ekonomi ruang (wtiuI-emmy),
yang terdiri atas lima wilayah utama (Ii hat Gambar 2) :
(1) Koh-kota uhma dalam suatu hirsFki pdotaan., ymg A n g sangat
dominan, dapat texdki atas satu atm dua km-kota yang sangat k.
(2) Wilayah peri-urban (dekat kota), y h wilayah sew kota-kota yang
dapai dicapsri dengan k m t e r seam harian Ice kota inti (kota utama)
Di bekapa b e a n Asia, wihyah ini dapt terhtaag sampai 30 km
dari kots inti.
(3) Wilayah yang disebut desa kotq yaitu witayah dimma kegiaian
pertanitin dan nonpertanian h m p u r seam intensif. Wilayah ini
sering tetbentang sqmjang koridor antam kota-kota inti yang besar.
Wilayah ini sebelumnya dicirikan adanya penduduk padat
d i g a h n g h dalam pertaniarr @iasanya pertanian padi sawah).
(4) Penduduk padat di wilayah rural, yang terjadi di banyak negara Asian,
khususnya yang mana kegiatannya pertanian padi sawah
(5) Tdchir, wilayah perbatasan (frontier) yang penduduknya terpencar
ditemukan di banyak n q Asia ymg menawarkan kernpatan untuk
kolonisasi lahan dm berbagai bentuk pengembangan pertanian.
141 -tar& rural (51 b u l c l r rtmtier Srru4- c i r k wwr t w m C o r n m u m k c i o n m t r s
Gambar 2. Model Konfigurasi Hipotetis Mega Urban di Asia S u m k : Mc.Gee (1991)
Lebih jauh Mc.Gee menyatakan, ada tiga tipe transisi ekonomi ruaog yang
tejadi di wilayah-wilayah Asia. P e m addah wilayah yang terjadi p u n m a n
pada perrnukiman pwdamnm penggunaan lahan, dan penduduk m a n
kareaa penduduk pindah ke pusat-pusat perkotaan. Tipe yaitu
di r ikan d a g a i wilayah yang p a t a s n y a dicapai dari kegiatan
pertanian dm i nb t r i . Terjadi pergeseran dari kegiatan @an ke kegiatan
nonpertanian yang difokuh pda kota-kota inti dm wilayah yaag k w h e l d u .
Perubahan yang teajadi dikaitCcan dengan kemikan pendapatan rumah tangga,
pamgh