19
BAB II
KONSTRUKSI TEORITIS
A. Konsep Kebahagiaan Manusia Menurut Imam Al-Ghazali
Konsep kebahagiaan manusia tertuang dalam kitab karangan Imam Al-
Ghazali yang berjudul Kimiya’ As-Sa’adah (kimia kebahagiaan). Peneliti merujuk
konsep kebahagiaan Imam Al-Ghazali dari kitab Majmu’at Rasa`il Al-Imam Al-
Ghazali: Kimiya` As-Sa`adah Edisi ke-7 dan mengambil penjelasan lebih rinci dari
buku Kimia Kebahagiaan Al-Ghazali.
Gambar 1. Majmu’at Rasa`il Al-Imam Al-Ghazali: Kimiya` As-Sa`adah
1. Definisi Kebahagiaan
Definisi kebahagiaan secara sederhana menurut Imam Al-Ghazali adalah
merasakan kelezatan atau kenikmatan pada suatu kecenderungan yang menjadi
tabiat segala sesuatu. Tabiat segala sesuatu adalah berdasarkan tujuan
20
penciptaannya (Al-Ghazali, 2017; Hamka, 2018). Al-Ghazali (1984) memberi
contoh bahwa mata diciptakan bahagia dengan keindahan pemandangan, lidah
diciptakan bahagia dengan merasakan kenikmatan rasa dan telinga merasakan
kelezatan dalam mendengar suara atau nada.
2. Kebahagiaan Manusia (Kebahagiaan Hakiki)
Secara eksplisit, Imam Al-Ghazali menyebutkan kebahagiaan manusia dan
kenikmatan untuknya adalah makrifatullah (Mengenal Allah) (Al-Ghazali, 2017;
Nasrullah, 2017). Menggapai kebahagiaan ini membutuhkan kesadaran utama
bahwa resep dan tuntunan kebahagiaan ini bersumber dan diajarkan oleh Allah swt,
Tuhan Pencipta dan Pemelihara Alam Semesta, sebagaimana Nabi pernah bersabda
bahwa kebahagiaan adalah taat pada Allah sepanjang umur (Al-Ghazali, 1984;
Hamka, 2018). Kebahagiaan ini bersifat religius karena bersumber dari iman pada
Allah yang menjadi penentram dan sumber kelegaan batin/ruhani.
Kenikmatan tertinggi yang dapat dirasakan dari kebahagiaan mengenal
Allah adalah menampak Allah atau menyaksikan Allah serta keindahan luar biasa
di sisi-Nya dengan pandangan mata batin. Kebahagiaan ini dapat dirasakan di dunia
dan menjadi sangat nyata di akhirat karena akhirat adalah pengejawantahan dari
keindahan Allah, maka di akhirat kebahagiaan makrifatullah yang dirasakan oleh
manusia bertambah kuat (Al-Ghazali, 2017; Al Ghazali, 1984).
Kebahagiaan mengenal Allah ini disebut sebagai kebahagiaan orang orang
khawash (orang orang dengan kedudukan spesial dan berderajat tinggi di sisi
Allah). Derajat dan ketaatan yang dicapai oleh orang orang tersebut adalah derajat
(ketaatan) malaikat. Adapun orang orang yang belum mencapai kebahagiaaan
21
mengenal Allah, seperti masih mengharapkan kebahagiaan surgawi, atau beribadah
untuk tujuan kebahagiaan ukhrowi lainnya (tidak spesifik mengharapkan
perjumpaan dengan Allah) disebut dengan kebahagiaan orang awam, sebagaimana
dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali (Al-Ghazali, 2017; Al-Ghazali, 1984; Mursyid,
2009):
فكيمياء العوام هي استبدال المتاع الاخروي الباقي بالحطام الدنيوي الفاني و كيمياء الخواص هي
تخليص القلب عن الكون باستئثار المكون
Artinya:”Kimia/cara orang awam adalah menukar kebahagiaan ukhrowi
dengan dunia yang fana, sedangkan kebahagiaan orang khawash (khusus)
adalah membersihkan/mengosongkan hati dari alam semesta dengan
mengejar/mencari Sang Pencipta”
Kebahagiaan hakiki ini dapat diraih oleh semua manusia karena hati (ruh)
manusia diciptakan sebagai esensi (jati diri) manusia yang dapat merasakan
kebahagiaan mengenal Allah. Hati manusia diciptakan mulia dan akan dikekalkan
di alam akhirat (alam ruh) sehingga membawa kebahagiaan maupun kesedihannya
yang sejati (hakiki) ke alam akhirat (Mursyid, 2009; Al-Ghazali, 2017). Hati
memiliki tabiat atau watak merasa senang dengan pengetahuan. Pengetahuan
terbesar yang dapat membawa kebahagiaan tertinggi hati manusia adalah
pengetahuan mengenai Allah swt, Dzat Pencipta Alam Semesta yang Maha Besar,
Maha Kuasa, Maha Indah lagi Maha Sempurna. Allah merupakan objek
pengetahuan terbesar manusia yang Maha Dekat dengan hati manusia itu sendiri
(Al-Ghazali, 2017; Hamka, 2018).
Penjelasan eksplisit lainnya dari Imam Al-Ghazali mengenai kebahagiaan
hakiki manusia ini terkandung dalam beberapa kalimat berikut:
22
Tabel 1
Definisi Kebahagiaan Manusia Menurut Al-Ghazali
No Teks Terjemah
1
ولذته شيء كل سعادة أن اعلم
طبعه، بمقتضى تكون وراحته
له خلق ما شيء كل وطبع
Esensi kebahagiaan bagi masing masing adalah sesuai tabiat
dasarnya yang otomatis sesuai tujuan penciptaannya
2
الله بمعرفة خاصة القلب ولذة
مخلوق لأنه وتعالى سبحانه
.لها
Kenikmatan hati khusus dengan pengetahuan tentang Allah
karena hati diciptakan untuk mengenal Allah
3 آدم لابن والسعادة اللذة إن
وتعالى سبحانه الله معرفةKenikmatan dan kebahagiaan bagi manusia sesungguhnya adalah mengenal Allah
4 جمال لنظر مخلوق والقلب
.الإلهية الحضرة
Hati diciptakan untuk memandang keindahan hadirat Allah swt
5 التصديق فطرتهم في آدم بنو
بالربوبية
Fitrah manusia adalah membenarkan adanya Tuhan
6
الآخرة لعمل مخلوق والقلب
معرفة وسعادته لسعادته طلبا
وجل عز ربه
Hati diciptakaan untuk tujuan dan perbuatan Ukhrawi yang
mengantarkannya pada kebahagiaan, hati/ menuntut mencari
kebahagiaan, Kebahagiaannya adalah mengenal Tuhan pencipta
dan pemelihara dirinya yakni Allah swt
7
الله من أشرف موجودا وليس
شرف لأن وتعالى؛ سبحانه
وكل ومنه، به موجود كل
صنعته؛ آثار العالم عجائب
معرفته، من أعز معرفة فلا
معرفته، لذة من أعظم لذة ولا منظر من أحسن منظر وليس
حضرته
dan tidak ada hal yang lebih mulia dari Allah swt, dan
kemuliaan segala seuatu yang diciptakan itu berkat kemuliaan
allah dan dari kemuliaan Allah, seluruh keajaiban alam semsta
adalah karya Allah, maka tidak ada pengetahuan yang mulia
lebih mulia dari mengenal Allah, dan tidak ada kenikmatan
yang lebih lezat/indah daripada mengenal Allah, dan tidak ada pemandangan yang lebih baik dan indah daripada memandang
keindahan Allah swt
Potensi mendapatkan kebahagiaan hakiki ini sangatlah terbuka lebar bagi
setiap manusia karena masing-masing memiliki esensi ruh. Ruh berasal dari alam
ruh, dekat dengan Allah swt dan merupakan percikan cahaya dari keberadaan
cahaya Allah swt (Al-Ghazali, 1984; Al-Ghazali, 2017.). Kelezatan yang dirasakan
hati berkat adanya ruh tersebut ialah teguh ma’rifat (pengetahuan yang benar)
mengenai Allah karena Allah menjadikan hati bagi manusia untuk mengingat diri-
Nya (Hamka, 1993; Nasrullah, 2017). Mengenal Allah dan ketuhanan-Nya adalah
fitrah manusia (Al-Ghazali, 2017). Ruh adalah bagian dari manusia yang
mengalami perjalanan hidup, mendapatkan beban mengemban amanah (taklif) dari
Allah untuk beribadah menyembah-Nya, diciptakan dari alam ruh kemudian di
23
turunkan ke alam syahadah (alam dunia yang bertampak/berfisik) dan menjalani
kehidupan menuju alam akhirat (kembali alam ruh sebagai kehidupan abadi dan
terakhir). Hidup di dunia bagi manusia adalah lintasan sementara yang menjadi
sarana bekal kehidupan akhirat. Maka, ruh atau hati manusia tentunya dibekali
dengan berbagai perangkat untuk bisa berkendara menjalani kehidupan dunia dan
meraih posisi tertinggi di alam akhirat di sisi Allah swt (Al-Ghazali, 2017; Al-
Ghazali, 1984).
Dambaan menampak atau menyaksikan kebesaran Allah swt bukanlah
sesuatu yang mustahil bagi manusia yang mengharapkannya. Pandangan ruhani ini
menjadi sumber kebahagiaan hati yang tercerahkan atau terbuka ke alam malakut
(alam ilahiyah). Pandangan ini membuat kebahagiaan duniawi (dari kehidupan diri
sendiri dan orang lain) justru terlihat sebagai sumber kesedihan. Kebahagiaan
dalam menatap wajah Allah (menyaksikan Allah) menjadi anugerah terindah bagi
yang mengenal dan mencintai Allah, yang tidak dapat dirasakan oleh orang orang
yang tidak mencintai-Nya akibat lebih mencintai atau menyenangi kebahagiaan
duniawi (Al-Ghazali 1984).
Akan tetapi, tidak semua orang atau manusia dengan mudah mampu meraih
kebahagiaan hakiki ini. Hal ini karena tidak semua orang mengerti bahwa
kebahagiaan tertinggi manusia adalah jika mengenal Allah, dan sebagian besar
mereka masih berada dalam derajat pengetahuan awam yang mengharapkan
kebahagiaan surgawi bahkan kebahagiaan duniawi. Kebahagiaan surgawi adalah
kebahagiaan tertinggi bagi orang awam (derajat umum yang tidak mencapai
makrifatullah), sementara kebahagiaan tertinggi bagi orang-orang spesial
24
(khawash, derajat manusia manusia pilihan) adalah menggapai ridha Allah swt (Al-
Ghazali, 2017; Mursyid, 2009)
3. Jalan menuju kebahagiaan
Resep kebahagiaan hanya ada di cawan ilmu (khazanah) Allah swt.
Khazanah Allah di alam langit adalah esensi/jiwa para malaikat, sedangkan di muka
bumi diletakkan dalam sanubari para nabi kemudian hati para wali yang Arif Billah
(mengenal Allah). Jalan para wali ini berada dalam koridor agama Islam yang
dikenal dengan jalan atau ilmu tasawwuf pada masa kini (Al-Ghazali, 2017; Al-
Ghazali, 1984; Hamka, 2018). Petunjuk kebahagiaan telah lama ditunjukkan Allah
swt yang tersimpul dan terhimpun dalam Kitab suci Al-Qur’an dan diperjelas oleh
ajaran dan Hadits Nabi (Daradjat, 1988).
Kimia kebahagiaan ini tidak mungkin didapatkan manusia kecuali melalui
ajaran para nabi. Barang siapa yang mencari resep kebahagiaan tersebut pada selain
hati para nabi dan para wali tersebut maka orang tersebut telah mencari kebahagiaan
di jalan yang salah, karena mengira dirinya bahagia padahal akan menjadi orang
yang sengsara di hari kiamat. Para nabi diutus untuk mengajarkan manusia kimia
kebahagiaan tersebut, mengajarkan bagaimana membersihkan hati dari akhlak
tercela, menempatkan hati dalam poros mujahadah dan mengajarkan bagaimana
menuntun hati menuju jalan yang suci/bersih serta menjadikan sifat sifat malaikan
sebagai pakaian dan perhiasan manusia (Al-Ghazali, 2017; Al-Ghazali, 1984;
Hamka, 2018).
Tidak semua masyarakat muslim mau menerima ajaran tasawwuf pada masa
kini. Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali, jalan tasawwuf bukan hanya sebagai
25
jalan yang benar dalam beragama tetapi juga jalan yang mengantarkan transformasi
ruhani manusia pada kebahagiaan sejati manusia (Mursyid, 2009). Mengingat
sebagian besar umat Islam tidak memahami bahkan mengingkari kebenaran dari
ajaran makrifatullah atau ilmu tasawwuf, Imam Al-Ghazali menegaskan syarat
kepatutan tidak mengingkari kebenaran dari proses spiritual batiniyah ini apabila
tidak mengalaminya, agar manusia tetap memiliki peluang menuju kebahagiaan ini
dan tidak tertutup (mahjub) dari kebahagiaan ini di kemudian hari (Al-Ghazali,
2017).
Sulitnya mengenal Allah dan meraih kebahagiaan hakiki juga tidak dapat
lepas dari faktor hidayah. Kebahagiaan mengenal Allah (ma’rifatullah) merupakan
anugerah atas izin dan ridho Allah swt atas siapa yang dikehendakinya (Al-Ghazali,
2017; Hamka, 2018). Hidayah atau petunjuk makrifatullah yang dianugerahkan
Allah hanya bagi orang orang yang mujahadahnya mendapat ridho Allah swt.
Peluang mendapatkan hidayah dapat diusahakan dengan disiplin mengendalikan
kekuatan nafsu dan amarah sehingga akhlak mulia terbentuk menjadi kebiasaan dan
kekuatan akal manusia dapat mencerahkan atau berfungsi dengan baik (Al-Ghazali,
2017).
4. Definisi dan Elemen Kimia Kebahagiaan
Kimia kebahagiaan merupakan unsur-unsur, cara, elemen atau komponen
khusus dalam hati yang membawa perubahan ruhani untuk mencapai kebahagiaan
(Arifin, 2013; Al-Ghazali, 1984). Kimia kebahagiaan didefinisikan sebagai upaya
displin diri/menempa diri dengan menghindari/menjauhi sifat sifat tercela dan
26
mensucikan diri darinya serta mencari sifat-sifat baik dan penuh fadilah serta
berhias diri dengannya.
Sebagaimana dijelaskan dalam kalimat berikut:
وتزكيتها عنها واكتساب الفضائل و تحليتها بها تذهيب النفس باجتناب الرذائل
Artinya: “pendisiplinan diri dengan menjauhi hal hal tercela dan
mensucikan diri dari hal hal tercela tersebut, serta mencari hal hal baik dan
menghiasi diri dengan hal hal baik tersebut”
Tujuan dari kimia kebahagiaan ini adalah melepaskan diri dari akhlak dan
sifat sifat buruk dan memakai, membiasakan atau berhias dengan akhlak dan sifat
terpuji. Adapun sir atau rahasia utama dari kimia kebahagiaan ini adalah
meninggalkan dunia menuju Allah swt atau bersikap zuhud. Proses melepaskan
diri dari sifat-sifat tercela dan berhias dengan sifat-sifat mulia akan menciptakan
keseimbangan kekuatan nafsu dan amarah dan memberi peluang bagi kekuatan akal
dalam membimbing jiwa menuju kebaikan, kebenaran dan kemuliaan yang
kemudian disebut oleh Imam Al-Ghazali sebagai mujahadah. Mujahadah tersebut
dapat disebut atau diartikan sebagai jihad nafs (jihad melawan nafsu; jihan dalam
batin), sebuah proses pengekangan hawa nafsu dan amarah hingga sampai pada
tingkat keprihatian tertentu yang menjaga kesehatan jiwa (Hamka, 2018).
Kimia atau elemen kebahagiaan ini tempatnya adalah dalam hati manusia
sehingga sifat kebahagiaan ini adalah hakiki (sejati) (Al-Ghazali, 2017; Nasrullah,
2017). Pada dasarnya, kimia kebahagiaan ini adalah proses mengenali diri secara
hakiki agar dapat mengenali Allah secara hakiki (Ma’rifatullah).
27
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
من عرف نفسه عرف ربه
Artinya: “Barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal Allah”
Ma’rifatullah merupakan kebahagiaan tertinggi yang bisa dicapai manusia.
Kebahagiaan mengenal Allah tidaklah tercapai tanpa cinta kepada Allah. Cinta
adalah sumber ketertarikan dan kesenangan yang dapat dirasakan oleh jiwa, potensi
yang tidak dimilik oleh organ jasmani. Potensi cinta inilah yang menjadikan jiwa
manusia dapat meresapi kebahagiaan di dalam keindahan non jasmani, keindahan
yang ruhaniah yang tertinggi yakni keindahan bersama dan mengenal Tuhan (Al-
Ghazali, 1984). Peneliti menggambarkan pejelasan konsep kimia kebahagiaan
Imam Al-Ghazali dalam bentuk tahapan upaya mencapai kebahagiaan dengan
ilustrasi berikut:
Gambar 2. Kimia Kebahagiaan Menurut Imam Al-Ghazali
Berdasarkan buku Kimia Kebahagiaan Al-Ghazali (Al-Ghazali, 1984)
elemen kimia kebahagiaan dituang dalam empat Bab pengetahuan (pengetahuan
tentang diri, pengetahuan tentang Allah, pengetahuan tentang dunia dan
pengetahuan tentang akhirat) dan Bab mengenai cinta kepada Allah. Adapun
Mengenal Diri
(ma'rifatun nafs)
Jihad nafs (mujahadah)
Berpaling dari dunia menuju Allah (Zuhud)
Cinta kepada Allah
(Mahabbatullah)
Meraih Hidayah Allah; Kebahagiaan mengenal Allah
(Ma'rifatullah)
28
penjelasan kimia kebahagiaan dalam buku Kimiya’ As-Sa’adah (Al-Ghazali, 2017;
Al-Ghazali, t.t) tertuang dalam enam bab yang kemudian diperinci ke dalam 20
fasal atau subbab sebagai berikut:
Tabel 2
Bab-bab Kimia Kebahagiaan
No Bab-Bab Kimia Kebahagiaan
Teks Terjemahan
Mengenal diri النفس معرفة في فصل 1
Mengenal Hati dan Tentara / Instrumennya وعسكره القلب معرفة في فصل 2
Keajaiban- keajaiban Hati القلب عجائب في فصل 3
4 آدم لابن والسعادة اللذة إن في فصل وتعالى سبحانه الله معرفة
Kenikmatan dan kebahagiaan bagi manusia sesungguhnya adalah mengenal Allah
5
الجسد و منافع تركيب معرفة في فصل
الاعضاء التي يقال عنها في علم
التشريح
Mengenal susunan jasad dan manfaat organ tubuh yang
dibahas dalam ilmu bedah (kedokteran)
Rincian penciptaan manusia آدم بني خلقة تفصيل في فصل 6
Tabel 3
Subbab-subbab Kimia Kebahagiaan
No Subbab-Subbab Kimia Kebahagiaan
Teks Terjemahan
Mengenal diri النفس معرفة في فصل 1
Metode mengenal hakikat diri نفسك؟ تعرف كيف فصل 2
?Mengapa hati diciptakan القلب؟ خلق لماذا فصل 3
Mengenal Tentara atau Instrumen Hati القلب عساكر معرفة فصل 4
Mengenal Hati dan Tentara / Instrumennya وعسكره القلب معرفة في فصل 5
Tugas Hati القلب وظيفة فصل 6
Tiga Hal Fondasi Kebahagiaan السعادة عليها تبنى أشياء ثلاثة فصل 7
Hubungan Hati dengan Instrumen/ Tentaranya عسكره مع القلب أحوال فصل 8
9 والأخلاق الحسنة الأخلاق فصل
القبيحةAkhlak Baik dan Akhlak Buruk
للمعاني؟ تابعة الصور هل فصل 10Tampilan cerminan Esensi Terdalam (fisik mencerminkan
kondisi hati/batin)
Keajaiban- keajaiban Hati القلب عجائب في فصل 11
Hati bagai Cermin المرآة مثل القلب فصل 12
13 مطالعة عن القلب يحجب متى فصل
الملكوت؟ عالمKondisi Hati yang Tertutup dari Pandangan Alam Malakut
Kondisi Hati ketika dapat Melihat Alam Malakut الملكوت؟ عالم القلب يطالع متى فصل 14
وجد طلب من فصل 15Barangsiapa mencari dan berusaha akan mendapatkan
yang diminta
29
Kenikmatan yang paling Agung/Besar اللذات؟ أعظم هي ما فصل 16
Jiwa manusia miniatur alam semesta العالم من مختصرة النفس فصل 17
Mengenal susunan jasad الجسد تركيب معرفة في فصل 18
Rincian penciptaan manusia آدم بني خلقة تفصيل في فصل 19
Kondisi manusia yang lebih rendah dari Binatang آدم؟ ابن البهائم تفضل متى فصل 20
Penjelasan masing masing subbab adalah sebagai berikut:
a. Mengenal diri (فصل في معرفة النفس)
Mengenal diri sendiri secara hakikat akan mengantarkan pada
kesadaran manusia tentang apa kebahagiaan dan kesedihan hakiki manusia.
Mengenal diri tidak hanya mengenal diri secara fisik namun lebih
mengutamakan mengenal sisi atau wujud batin manusia, karena bagian batin
(jiwa) inilah yang mengandung ruh atau hati yang berperan sebagai
esensi/zat asli manusia dan pengantar kepada kebahagiaan maupun
kesedihan hakiki manusia. Adapun fisik manusia adalah elemen asing yang
ditambahkan dalam penciptaan manusia dan menjadi bagian dari alam dunia
yang akan musnah bersama kematian jasad (Al-Ghazali, 1984; Al-Ghazali,
2017).
Ruh berasal dari esensi yang sama dengan malaikat, yakni dari sisi
Allah swt, sehingga bersifat mulia sekaligus memiliki potensi menyaksikan
keindahan Allah swt (Al-Ghazali, 2017; Al-Ghazali; 1984). Mengingat
sumber ruh yang sama dengan malaikat, manusia memiliki sifat malaikat
dan memiliki kesenangan yang sama dengan malaikat yakni ketaatan dan
menyaksikan keindahan ilahiyah dan menjadi tempat ilmu mengenal Allah
swt. Sifat malaikat ini adalah sifat pokok jiwa manusia, di samping
30
keberadaan sifat hewani dan sifat setan. Manusia dapat berbahagia apabila
mengenali dan mengoptimalkan sifat-sifat malaikat dalam perjalanan hidup
di dunia dan kembali ke alam akhirat (alam ruh yang dekat dengan Hadirat
Allah swt) (Al-Ghazali, 2017). Penjelasan mengenai nafs atau jiwa manusia
tercantum dalam beberapa kalimat Imam Al-Ghazali pada tabel berikut:
Tabel 4
Mengenal diri
No Teks Terjemah
Kunci mengenal Allah adalah mengenal diri (jiwa) النفس معرفة هو تعالى الله معرفة مفتاح 1
2
صفات منها :صفات باطنك في جمعت وقد
صفات ومنها السباع، صفات ومنها البهائم،
الملائكة صفات ومنها الشياطين،
Di dalam batin/esensi manusia ada sifat hewan, sifat
ganas, sifat setan dan sifat malaikat
3 وسعادة غذاء هؤلاء من واحد لكل أن
Masing masing dari sifat itu memiliki makanannya
yang khas dan kesenangan/ kebahagiaan tersendiri
4
الحضرة جمال مشاهدة في الملائكة وسعادة
إليهم والشهوة للغضب وليس الربوبية،
طريق
Kebahagiaan malaikat adalah menyaksikan
keagungan ilahiyah, sedangkan amarah dan syahwat
tidak dapat mencapainya,
5
بالحقيقة؛ نفسك تعرف أن عليك فالواجب
جئت أين ومن أنت، شيء أي تدرك حتى
وبأي خلقت، شيء ولأي المكان، هذا إلى
.شقاؤك شيء وبأي سعادتك، شيء
Yang wajib adalah mengenal diri sehingga tahu siapa
dirimu sesungguhnya, dan darimana asalmu sebelum
ada di sini/dunia, dan untuk apa diciptakan, dan
dengan apa engkau merasa bahagia dan dengan apa
engkau merasa celaka atau sedih.
6
غريب يرهاوغ جوهرك حقيقة فالروح
جوهر من كنت عندك فإن وعارية منك، الملائكة،
Ruh adalah hakikat esensi manusia, adapun elemen
lain dari dirimu adalah hal asing di sisimu. Sebenarnya dirimu berasal dari esensi malaikat
7
تعرف حتى أصلك؛ معرفة في فاجتهد
إلى تبلغو الإلهية، الحضرة إلى الطريق
نفسك وتخلص والجمال، الجلال مشاهدة
،والغضب الشهوة قيد من
Maka berupayalah mengenali zat aslimu agar dapat
menemukan jalan menuju sisi Allah, dan mencapai
penyaksian keindahan dan keagungan-Nya,
melepaskan diri dari ikatan syahwat dan amarah,
8
المكان وذلك .سعادتك مكان إلى وارجع
وقرار الإلهية، الحضرة خواص قرار
.الجنة درجات العوام
dan kembalilah pada tempat kebahagiaanmu, yakni
tempat penyaksian keindahan ilahiyah (sis terdekat
dengan Allah), sedangkan orang orang awam hanya
sebatas surga (lebih rendah dari sisi terdekat dengan
Allah)
7
من فنصيبه المعاني هذه يعرف لم من
.محجوبا عنه يكون الحق لأن القشور؛
Barang siapa yang tidak mengenal esensi dan makna
dari semua ini, maka nasibnya hanyalah sebatas kulit,
karena kebenaran tertutup darinya
b. Metode mengenal hakikat diri (فصل كيف تعرف نفسك؟)
Mengenal ruh atau hati manusia sebagai esensi hakiki manusia
sekaligus wadah atau tempat penampung pengetahuan mengenai Allah swt
31
merupakan pengetahuan yang sulit. Maka, manusia harus berjuang dengan
sifat aslinya (sifat malaikat) untuk bermujahadah (disiplin diri) dengan cara
kembali merujuk pada pengetahuan agama (Islam). Langkah pertama adalah
mengenal hati dan tentara atau instrumennya di dalam tubuh manusia (Al-
Ghazali, 2017), sebagaimana tertuang dalam penjelasan berikut.
Tabel 5
Bagaimana Mengenal diri
No Teks Terjemah
1 القلب، هذا :الأول :شيئين من أنك فاعلم ،
والروح النفس يسمى :والثاني
Manusia terbuat dari dua hal/dua sisi, sisi jantung
dan sisi hati beserta ruh
2
الباطن، بعين تعرفه الذي القلب هو والنفس
الباطن وحقيقتك
Adapun nafs/sisi batin manusia adalah yang disebut
hati (hati nurani) yang engkau kenali dengan mata
batin. Hakikat /zat aslimu adalah hati yang batin ini
3
من لكنه العالم، هذا من فليس القلب، حقيقة
وتلك ،غريب العالم هذا في فهو الغيب؛ عالم
الجسد أعضاء وكل مركبة اللحمية القطعة
ومشاهدة الله ومعرفة الملك، وهو عساكره
عليه، والتكليف صفاته، الحضرة جمال
العقاب، وعليه الثواب، وله معه، والخطاب
الحيواني والروح تلحقانه، والشقاء والسعادة
ومعه تبعه شيء كل في
Hakikat hati berupa asalnya yang bukan dari alam
fana ini (dunia, alam syahadah, alam yang tampak)
melainkan dari alam ghaib, maka dialam ini ia
adalah penduduk asing sebenarnya, daging (jantung)
hanya tumpangannya, seluruh anggota tubuh adalah
alat atau tentaranya, sedangkan ia berperan sebagai
raja mereka. Sebagai raja, ia memiliki sifat mampu
mengenal keindahan Allah, menyaksikan/ menampak/ melihat Allah dengan pandangan batin,
tugas atau beban penciptaan dijatuhkan padanya,
firman Allah tertuju padanya, dikenakan padanya
pahala maupun siksa, kebahagiaan dan kesedihan
mengikutinya/ dirasakannya, sedangkan jiwa dan
hasrat hewani adalah pengikutnya dan
mengiringinya
4
الملائكة، جوهر جنس من عزيز جوهر لأنه
ذلك من الإلهية، الحضرة من معدنه وأصل
.يعود المكان ذلك وإلى جاء، المكان
Karena ruh dan nafs itu esensi yang berharga, dari
jenis esensi para malaikat (sama dengan asal usul
malaikat) dan sumbernya adalah muara keberadaan
ilahi (sisi terdekat dengannya), dan akan kembali
pada sisi tersebut
5
تبع آدم ابن وقالب آدم، ابن أصل هو فالروح له
معرفة محل وهو قلبا، سميناه الذي فالروح .
من هو بل عرض، ولا بجسم، ليس تعالى، الله
.الملائكة جنس
Ruh adalah zat asli/esensi /jati diri manusia itu sendiri, sedangkan fisik hanya tambahan yang
mengikuti keberadaan ruh
Ruh yang kita namakan dengan hati, adalah tempat
yang mampu menampung pengetahuan tentang
Allah, tidak berbentu dan tidak memiliki ukuran yng
kasat mata, karena sejenis dengan esensi malaikat
6 الدين في يرد لأنه جدا ؛ صعبة الروح ومعرفة
معرفته إلى طريق
Mengenal ruh ini sangat sulit, karena jalannya
merujuk kembali pada agama
7
مفتاح صفاته، ومعرفة حقيقته، ومعرفة
فعليك بالمجاهدة وتعال؛ سبحانه الله معرفة
تعرفه؛ حتى
Mengenal hakikat ruh sifatnya adalah kunci
mengenal Allah swt, maka wajib atasmu
32
علامة والمعرفة المجاهدة، هو الدين لأن الهداية
bermujahadah/berupaya sungguh sungguh hingga mengenal mereka,
Agama itulah jalan mujahadahnya, jalan
kesungguhan mencapai kebahagiaan, sedangkan
tercapainya pengetahuan tentangnya adalah tanda
anugerah ilahiyah, diberi hidayah/ petunjuk dijalan
mujahadah tersebut
8
القلب؛ عسكر تعرف أن المجاهدة أس وأول
له يصح لم العسكر يعرف لم إذا الإنسان لأن
.الجهاد
Langkah awal mujahadah tersebut adalah mengenal
tentara hati, karena jika tidak mengenal tentara hati
tidaklah sah dan sukses jihad/ upayanya tersebut
c. Mengapa hati diciptakan? (فصل لماذا خلق القلب؟)
Hati manusia diciptakan untuk menggapai kebahagiaannya
(mengenal Allah) swt melalui amal amal ukhrowi yang harus dilakukannya.
Hati bertugas melakukan amal amal tersebut dengan memanfaatkan
perangkat tubuh sebagai kendaraan dan instrumennya (Al-Ghazali, 2017),
sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
Tabel 6
Tujuan Penciptaan Hati
No Teks Terjemahan
1
طلبا الآخرة لعمل مخلوق والقلب
عز ربه معرفة وسعادته لسعادته
وجل
Hati diciptakaan untuk tujuan dan perbuatan Ukhrawi yang
mengantarkannya pada kebahagiaan, hati/ menuntut mencari
kebahagiaan. Kebahagiaannya adalah mengenal Tuhan
pencipta dan pemelihara dirinya yakni Allah swt
2
من له تحصل تعالى ربه ومعرفة عالمه، جملة من وهو الله، صنع
عجائب معرفة له تحصل ولا
الحواس، طريق من إلا العالم
والقالب القلب، من والحواس
مركبه
Mengenal Allah diperoleh dari ciptaan Allah, keseluruhan Alam semesta. Pengetahuan tentang keajaiban alam semestea
ditangkap melalui pancaindra, dan rasa yang diterima
pancaindra adalah persepsi hati, dan jasad adalah
perantaranya.
d. Mengenal Tentara atau Instrumen Hati (فصل معرفة عساكر القلب)
Instrumen atau tentara hati terdiri atas tentara dhohir (yang menjadi
output/gerakan tampak) dan tentara bathin (menerima input/bekerja tidak
tampak). Kedua golongan tentara ini secara alami mematuhi kehendak hati
sebagaimana para malaikat taat dan patuh pada perintah Allah swt. Oleh
33
karena itu, maka hati harus berupaya mengendalikannya untuk tujuan
menggapai kebahagiaan hakiki (Al-Ghazali, 2017). Penjelasan lebih rinci
terdapat dalam beberapa kalimat berikut:
Tabel 7
Mengenal Instrumen atau Tentara Hati
No Teks Terjemahan
1
العسكرين تعرف أن وتحتاج
الشهوة :هو الظاهر العسكر
اليدين، في ومنازلهم والغضب؛
والأذنين، والعينين، والرجلين،
الباطن، العسكر .الأعضاء وجميع
قوي وهو الدماغ، في فمنازله
والتذكر، والحفظ، والتفكر، الخيال،
.والوهم
Perlu engkau ketahui dua kelompok tentara hati. Yakni
tentara hati dari sisi luar: syahwat dan amarah, bertempat di
tangan, kaki, mata, telinga dan seluruh organ tubuh
Tentara hati dari dalam, bertempat di otak, berupa kekuatan
imajinasi, khayalan, nalar, memori, menghafal, dan dugaan
atau persepsi
2
عمل القوى هذه من قوة ولكل
منهم واحد ضعف فإن .خاص
الدارين في آدم ابن حال ضعف
Setiap dari tentara atau kekuatan tersebut memiliki tugas
khusu, jika lemah salah satu diantara mereka maka akan
lemah diri manusia di dunia maupun akhirat
3
القلب، في العسكرين هذين وجملة
أن اللسان أمر فإن ؛ أميرهما وهو تبطش أن اليد أمر وإن ذكر، يذكر
تسعى أن أمرالرجل وإن بطشت،
حتى الخمس الحواس وكذلك سعت،
نفسه؛ يحفظ
Persatuan seluruh tentara ini adalah dalam hati, dan hati
adalah pemimpinnya. Jika ia memerintah lisan untuk menyebut sesuatu maka lisan akan melakukannya, jika
memerintahklan tangan untuk memukul maka tangan akan
memukul, jika memerintahkan kaki untuk berjalan maka
kaki akan berjalan, begitu juga dengan pancaindra, hingga
hati dapat menyelamatkan dirinya (seluruh diri orang
tersebut)
4
أن كما للقلب، طائعون وهؤلاء
سبحانه للرب طائعون الملائكة
.أمره يخالفون لا وتعالى
Seluruh kekuatan tentara ini taat pada hati, sebagaimana
malaikat taat pada Tuhannya, dan tidak pernah melanggar
perintah-Nya
5
ويحصل الآخرة، للدار الزاد يدخر
بذر ويجمع التجارة، وتتم الصيد،
.السعادة
Hati itu mengumpulkan bekal untuk kehidupan akhirat,
mendapatkan tujuannya, berhasil perdagangannya
(rnenukar pengorbanan dengan kebahagiaan ukhrowi ) dan
mengumpulkan bibit kebahagiaan
e. Mengenal Hati dan Tentara / Instrumennya (فصل في معرفة القلب وعسكره)
Kedudukan hati adalah raja atau pemimpin bagi tentara-tentaranya
(tubuh, panca indra, emosi, amarah, syahwat). Hati bertempat dalam “kota”
jiwa, menstabilkan kondisi jiwa agar sehat dan tidak rusak akibat
kecenderungan syahwat dan amarah yang bersifat merusak dan bisa
mendominasi di atas kekuatan nalar manusia. Melalui kestabilan jiwa dan
34
kekuatan hati mendisiplinkan syahwat dan amarah, maka hati dapat
menggapai sebab-sebab kebahagiaan hakiki (peluang mengenal Allah).
Imam Al-Ghazali (2017) menjelaskan kota jiwa sebagai berikut:
Tabel 8
Mengenal Kedudukan Hati beserta Tentara-Tentaranya
No Teks Terjemahan
1
والقدمين واليدين كالمدينة، النفس إن
والقوة ضياعها، الأعضاء وجميع
شحنتها، الغضبية والقوة واليها، الشهوانية
والملك وزيرها والعقل ملكها، والقلب
وأحواله مملكته تستقر حتى يدبرهم
Nafs atau jiwa manusia itu bagaikan kota, kedua
tangan dan kaki dan seluruh anggota tubuh
bawahannya, kekuatan syahwat adalah walinya, dan
amarah adalah kendaraannya, hati sebagai rajanya
dan akal adalah menterinya
2
مخلط، فضولي كذاب الشهوة وهو الوالي
قتال شرير - الغضب وهو - والشحنة
عليه، هم ما على الملك تركهم فإن خراب
وخربت المدينة هلكت
Sifat syahwat itu pembohong, mau selalu
mengunggulkan diri dan amarah itu bersifat jahat,
pembunuh dan perusak, jika sang raja/hati
membiarkan mereka apa adanya, hancurlah kota itu
3
والشهوة، الغضب يد تحت العقل جعل ولو
الآخرة في شقيا قلبه وكان نفسه، هلكت
Jika nalar atau otak diletakkan dibawah
pengaruh/kendali amarah dan syahwat, rusaklah
jiwa manusia dan hatinya akan sengsara di akhirat
4
ويجعل الوزير، الملك يشاور أن فيجب ؛
فعل فإذا .الوزير يد تحت والشحنة لواليا وتعمرت المملكة أحوال استقرت ذلك
ويجعل العقل، يشاور القلب وكذلك .المدينة
تستقر حتى حكمه، تحت والغضب الشهوة
من السعادة سبب إلى ويصل النفس، أحوال
الإلهية الحضرة معرفة
Raja/hati haruslah bermusyawarah/meminta
pertimbangan dengan mentri/nalar, sedangkan raja harus menempatkan wali dan kendarannya dibawah
pengendalian mentri. Maka akan stabil kondisi
kerajaannya dan makmur kotanya, artinya akan
stabil jiwanya dan bisa sampai/memegang sebab
sebab kebahagiaan mengenal Allah
f. Tugas Hati (فصل وظيفة القلب)
Tugas hati adalah memimpin jiwa dan segala instrumennya untuk
bisa patuh dan berada di bawah kendalinya. Hati bertugas mendisiplinkan
syahwat dan amarah dan bukan membunuh atau melenyapkannya sama
sekali, karena keduanya memiliki kekuatan yang dibutuhkan oleh hati untuk
bisa naik ke derajat malaikat (derajat ketaatan yang tinggi) dan menggapai
kebahagiaan hakiki. Jika hati gagal atau membiarkan jiwa dikuasai oleh
syahwat dan amarah maka ia akan sengsara dan menerima hukuman atas
35
kelalaiannya (Al-Ghazali, 2017). Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam
Al-Ghazali dalam kalimat-kalimat berikut:
Tabel 9
Mengenal Tugas Hati
No Teks Terjemahan
1
الملك القلب وأعطيناه خلقنا إنا
مركبة؛ النفس وجعلنا والعسكر،
التراب عالم من عليه يسافر حتى
عليين أعلى إلى
kita ciptakan hati dan kita beri kepada hati kekuasaan dan
tentara-tentaranya, dan menjadikan nafs/jiwa tempatnya
berada hingga dapat bepergian dari alam debu/alam terendah
menuju tempat tertinggi diantara tempat tempat tinggi/mulia
2
النعمة، هذه حق يؤدي أن أراد فإذا
صدر في السلطان مثل جلس
الإلهية الحضرة وجعل مملكته،
وطنه الآخرة وجعل ومقصده، قبلته
والدنيا مركبه، والنفس وقراره، خدامه، والقدمين واليدين مترله،
عامله، والشهوة وزيره، والعقل
والحواس شحنته، والغضب
بعالم موكل واحد وكل .جواسيسه
.العوالم أحوال له يجمع العوالم من
كالنقيب الدماغ مقدم في الخيال وقوة
وقوة الجواسيس، أخبار عنده يجمع
صاحب مثل الدماغ وسط في الحفظ
النقيب يد من الرقاع يجمع الخريطة
على يعرضها أن إلى ويحتفظها
إلى الأخبار هذه بلغت فإذا .العقل على المملكة أحوال يرى الوزير
مقتضاها
Barang siapa yang ingin benar benar melaksanakan anugerah
tugas ini,maka ia harus duduk berperan sebagai kaisar di
tengah/dada/pusat kerajaannya, menjadikan hadirat Allah swt
sebagai tujuan dan kiblatnya, menjadikan akhirat sebagai
negara idamannya dan tempat tinggalnya, dan jiwa sebagai kendarannya, dan dunia sebagai lintasannya, kedua kaki dan
tangan adalah pelayannya, akal sebagai menterinya, syahwat
sebagai pelakasananya, amarah sebagai
kendarannya/kekuatannya, pancaindra sebagai mata-
matanya, dan setiap bagian menjadi wakilnya mengumpulkan
info alam ini. Kekuatan imajinasi dalam nalarnya menjadi
penghulu menerima kabar dari pancaindra, dan kekuatan
menghafal/mengingat memori ebagai peta yang merumuskan
segala petunjuk dari penghulu tadi, menyimpannya hingga
dibutuhkan oleh nalar untuk dipertimbangkan. Maka jika
semua informasi dari proses ini terkumpul di tangan mentri, hati dapat melihat kondisi kerajaannya sesuai ketentuannya
3
عصى قد منهم واحدا رأيت فإذا
فعليك والغضب، الشهوة مثل عليك،
لأن قتلهما؛ تقصد ولا بالمجاهدة،
فعلت فإذا .بهما إلا تستقر لا المملكة
النعمة، حق وأديت سعيدا ، كنت ذلك
وإلا وقتها، في الخلعة لك ووجبت
النكال عليك ووجب شقيا ، كنت
.والعقوبة
Jika engkau melihat salah satu dari mereka
melawanmu/melanggar hatimu, seperti pemberontakan
syahwat dan amarah, maka kau harus
bermujahadah/disipilinkan diri dan jangan berniat
membunuh keduanya, karena kerajaanmu tidak akan stabil
jika keduanya tak ada. Jika engkau bisa mendisiplinkan
mereka, maka engkau telah berbahagia, dan telah menunaikan
hak untuk mendapatkan kenikmatan, jika tidak engkau
disiplinka, engkau akan celaka dan susah/sedih, dan wajib
bagimu menerima akibatnya dan hukumannya
g. Tiga Hal Fondasi Kebahagiaan (فصل ثلاثة أشياء تبنى عليها السعادة)
Kesempurnaan kebahagiaan manusia tercapai apabila fondasinya
terkendali dengan baik. Fondasi kebahagiaan tersebut antara lain
keseimbangan kekuatan amarah, keseimbangan kekuatan syahwat dan
berfungsinya kekuatan ilmu dalam diri manusia. Keseimbangan amarah
36
membuat manusia mampu bersabar, bersikap berani dan memiliki
kebijaksanaan. Keseimbangan syahwat membuat manusia mampu menjaga
kehormatan diri dan memenuhi kebutuhan secukupnya (qana’ah).
Keseimbangan dua kekuatan ini memberikan jalan atau peluang bagi
kekuatan ilmu untuk mengantarkan hidayah Allah swt masuk ke dalam hati
manusia yang menjadi bibit kebahagiaan hakiki. Adapun
kekurangan/kelemahan dan kabar berlebihan dari kedua kekuatan itu hanya
akan membawa kesengsaraan (Al-Ghazali, 2017). Hal ini sebagaimana
tertuang dalam tabel di bawah ini.
Tabel 10
Tiga Fondasi Kebahagiaan Hati /Hakiki
No Teks Terjemahan
1
قوة :أشياء ثلاثة على مبني السعادة تمام
العلم قوة الشهوة، قوة الغضب،
تزيد لئلا متوسطا أمرها يكون أن فيحتاج
فيهلك، الرخص إلى فتخرجه الشهوة قوة
الجموح إلى فتخرجه الغضب قوة تزيد أو فيهلك
Kesempurnaan kebahagiaan berdiri di atas tiga fondasi,
kekuatan amarah, kekuatan syahwat dan kekuatan ilmu
Maka diperlukan kedua perkara itu dalam kondisi
seimbang, agar tidak meningkat kekuatan syahwat dan
menjadikan jiwa murah dan rusak, atau amarah menguasainya berlebihan hingga ia masuk dalam
kebodohan dan rusak
2
دل العلم قوة بإشارة القوتان توسطت فإذا
الهداية طريق على
عليه سهل زاد إذا الغضب وكذلك ،
الغيرة ذهبت نقص وإذا والقتل، الضرب
توسط وإذا والدينا، الدين في والحمية
والحكمة والشجاعة الصبر كان
الفسق كان زادت إذا الشهوة وكذا
العجز كان نقصت وإن والفجور،
والقناعة العفة كان توسطت إن والفتور،
ذلك وأمثال
Jika seimbang kadar kedua kekuatan itu sesuai arahan
kekuatan ilmu maka akan menunjukkan ke jalan hidayah
Begitu pula dengan amarah, jika berlebihan akan mudah
bagimu senang memukul dan membunuh, dan jika
berkurang kekuatan amarah, engkau tidak akan
merasakan kecemburuan dan pembelaan/posesif dalam
urusan agama dan dunia, jika ia moderat, akan timbul
kesabaran, keberanian dan hikmah.
Adapun syahwat jika berlebihan timbul kefasikan dan
kerusakan, jika rendah kadarnya akan melahirkan kondisi lemah dan lesu, jika moderat akan timbul sikap
menjaga kehormatan diri, sikap dan perasaan
cukup/tidak serakah dan lain sebagainya
37
h. Hubungan Hati dengan Instrumen/ Tentaranya ( فصل أحوال القلب مع
(عسكره
Hubungan hati manusia dengan sifat-sifatnya menimbulkan
beberapa kondisi akhlak yang dapat tampak secara dhohir (terlihat amalnya)
dan menjadi kebiasaan. Sifat sifat hewan dan sifat sifat setan melahirkan
perbuatan perbuatan buruk, kejahatan maupun kelalaian (keterlenaan
duniawi dan mengabaikan Allah dan akhirat) yang membentuk kebiasaan
atau akhlak buruk. Sedangkan sifat sifat malaikat mendorong munculnya
kebijaksanaan berpikir, kekuatan nalar dan perbuatan baik menuju Allah swt
yang disebut dengan akhlak baik atau terpuji. Akhlak yang baik
mengantarkan manusia pada kebahagiaan hakiki sedangkan akhlak buruk
akan mengantarkan pada kecelakaan/kesedihan yang hakiki (Al-Ghazali,
2017). Sebagaimana di uraikan dalam penjelasan Imam Al-Ghazali berikut:
Tabel 11
Kondisi Hati berupa Akhlak Baik dan Akhlak Buruk
No Teks Terjemahan
1
بعضها وصفات، أحوالا عسكره مع للقلب
أخلاق وبعضها السوء، أخلاق يسمى الحسن
أخلاق :أجناس أربعة تبلغ كلها وهذه
السباع، أخلاق البهائم، أخلاق الشياطين،
الأكل من :السوء فأعمال .الملائكة أخلاق
أخلاق هي والنكاح؛ والنوم، والشرب،
من :الغضب أعمال وكذلك .البهائم
أخلاق هي والخصومة والقتل، الضرب،
المكر، وهي :النفس أعمال وكذلك .السباع
أخلاق هي ذلك؛ وغير والغش، والحيلة،
.الشياطين
Bagi hubungan hati dengan tentaranya timbul
beberapa kondisi dan sifat, yang sebagian disebut akhlak buruk dan sebagian disebut akhlak yang baik.
Kesemua akhlak ini dapat dibagi jenisnya
berdasarkan sumbernya; akhlak setan, akhlak hewan
ternak, akhlak hewan buas, dan akhlak malaikat.
Amal amal buruk dari makan, minum tidur dan nikah
adalah dari akhlak hewan ternak. Amal buruk dari
amarah dari memukul, membunuh, dan berselisih
adalah akhlak hewan buas, adapun amal amal nafsu
yang berbuat makar, menipu, curang merupakan
akhlak setan
2
درجة يبلغ الحسنة فبالأخلاق
وخروجه هلاكه السيئة السعادة،وبالأخلاق
.للشقاء
Dengan akhlak mulia ia dapat mencapai derajat
kebahagiaan sejati dan dengan akhlak yang buruk ia
menjadi rusak dan akan keluar menuju kecelakaan/kesedihan di akhirat
38
3 الرحمة، هي التي العقل؛ أعمال وكذلك الملائكة أخلاق هي والخير؛ والعلم،
Begitu pula amal akal/nalar, yang menjadi jalan kasih sayang, ilmu dan kebaikan ia menjadi akhlak
malaikat
i. Akhlak Baik dan Akhlak Buruk (فصل الأخلاق الحسنة و الأخلاق القبيحة)
Akhlak baik menjadi kebiasaan dari sifat sifat malaikat dan
perbuatan perbuatan mulia. Sedangkan akhlak buruk adalah kebiasaan dari
sifat-sifat hewani dan sifat setan. Akhlak mulia atau akhlak baik menjadi
bibit kebahagiaan abadi sedangkan akhlak buruk menjadi bibit
kesengsaraan. Oleh karena itu, manusia diperintahkan untuk mengenali
keduanya dengan baik (memiliki ilmu/tidak bodoh) agar terhindar dari
fitnah dan tipu daya setan dan sifat sifat hewani tersebut (Al-Ghazali, 2017),
sebagaimana tertera dalam tabel kutipan berikut:
Tabel 12
Mengenal Akhlak Baik dan Akhlak Buruk
No Teks Terjemahan
1
الكلب، :أشياء أربعة آدم ابن جلد في أن
.الملك الشيطان، الخترير،
بمذموم وليس صفاته، في مذموم والكلب
والملائكة، الشيطان وكذلك .صورته في
في ذلك وليس صفاتهم، في ومدحهم ذمهم
مذموم الخترير وكذلك .وخلقهم صورهم
.خلقته في بمذموم وليس صفاته، في
Dalam kulit/fisik manusia ada tiga hal: anjing, babi,
setan dan raja
Anjing hina karena sifatnya dan bukan pada rupanya,
begitu pula babi. Adapun setan dan malaikat akan
tampak hina atau mulia berdasarkan sifatnya pula
bukan pada rupanya
2
الجهل ظلم يكشف بأن آدم ابن أمر وقد
الفتنة من خوفا العقل؛ بنور
يكونا أن ينبغي والغضب، الشهوة كذلك
بأمره، إلا شيئا يفعل فلا العقل، يد تحت الأخلاق، حسن له صح ذلك فعل فإن
السعادة بذر وهي الملائكة، صفات وهي
Telah diperintahkan pada manusia untuk membuka
tirai kegepalan kebodohan dengan cahaya nalar akal,
agar terhindar dari fitnah/tipu daya/kekeliruan
Begitu pula syahwat dan amarah harus tetap berada dibawah kuasa nalar, keduanya tidak boleh bertindak
kecuali atas perintah nalar. Jika ini berlaku maka akan
timbul sifat baik yakni sifat yang sama dengan sifat
sifat malaikat dan inilah bibit kebahagiaan
3
الشهوة فخدم ذلك، بخلاف عمل وإن .
القبيحة، الأخلاق له صح والغضب،
الشقاء بذر وهي الشياطين، صفات وهي
Jika ia melakukan yang sebaliknya, yakni melayani
syahwat dan amarah, maka menjadikannya berakhlak
buruk, yakni akhlak setan yang menjadi bibit/sebab
kesedihan/kecelakaan,
39
j. Tampilan Cerminan Esensi Terdalam (fisik mencerminkan kondisi
hati/batin) (فصل هل الصور تابعة للمعاني ؟)
Kondisi jiwa manusia baik kotor akibat akhlak buruk maupun bersih
dengan akhlak baik, akan nampak dalam mimpi seseorang, Kondisi jiwa
selama di dunia akan menjadi kondisi yang sama/menetap di akhirat nanti.
Maka, manusia dapat mengevaluasi kondisi jiwanya melalui gambaran yang
diterimanya di alam mimpi, agar ia tidak tampil dalam bentuk anjing atau
babi yang menggambarkan dominasi syahwat dan amarah terhadap hatinya
(Al-Ghazali, 2017). Kondisi jiwa atau diri inilah yang akan bertahan dan
ditampakkan di alam akhirat, yang menjadi bukti nyata atas capaian
kebahagiaan maupun kesengsaraan manusia. Penjelasan lebih rinci
terkandung dalam kalimat-kalimat berikut:
Tabel 13
Gambaran Kondisi Hati atau Jiwa
No Teks Terjemahan
1
السوء وأخلاق الزجاج، مثل وقلبه
ذلك إليه وصل فإذا والظلمة، كالدخان
وأخلاق .السعادة طريق عليه أظلم
وصل فإذا والضوء، كالنور الحسن
المعاصي ظلم من طهره القلب إلى
Hati manusia seperti kaca, sedangkan akhlak buruk bagai
asap dan kegelapan, jika mengenai hati akan menjadikan
gelap/ menghalangi jalan kebahagiaan, adapun akhlak
baik bagai cahaya dan sinar, jika sampai ke dalam hati
maka akan membersihkan hati dari kegelapan yang
disebabkan oleh dosa dosa
2
في صح ما نومه في النائم يبصر وإنما
قلبه في تحصل صفاته فإن ؛ باطنه
بقي وإن .القيامة يوم إلى معه وتبقى
فهو شيء الصالحات الباقيات جملة من
ذلك غير معه بقي وإن السعادة، بذر الشقاء بذر فهو
Orang yang tidur melihat dalam tidurnya apa yang ada
dalam batinnya, sifat batinnya melekat dalam hatinya dan
akan melekat hingga hari kimiat. Jika batinya menetap
sebagai batin yang baik maka itu menjadi bibit
kebahagiaan, namun jika sebaliknya maka itu akan menjadi bibit celaka/sedih
3
وغدا اليوم، آدم ابن صورة في الإنسان
في الصور فتكون المعاني، له تنكشف
.المعاني معنى
Manusia dalam bentuknya saat ini di dunia dan di hari
akhir akan terbuka wujud batinnya/maknawinya, maka
rupanya akan mengikuti wujud asli batinnya tersebut
4
فيقوم الغضب، عليه غلب الذي فأما
عليه غلب الذي وأما .الكلب صورة في
الخترير صورة في فيقوم الشهوة،
Orang yang dikalahkan/dikuasai amarah, maka akan
tampak bagai anjing, sedangkan yang dikuasai syahwat
maka tampilannya bagai babi
40
k. Keajaiban- keajaiban Hati ( عجائب القلبفصل في )
Hati manusia mampu bergerak dan bekerja dalam kondisi terjaga
dan tidur. Hati manusia memiliki pintu kemampuan melihat ke alam dunia
(dilihat saat terjaga) dan alam mimpi (dilihat dalam tidur). Hati mampu
melihat alam malakut (alam ghaib di sisi Allah; alam ilahiyah) sehingga
ditampakkan baginya gambaran isi lauhul mahfudz jika hatinya bersih dari
dunia (Al-Ghazali, 2017).
Tabel 14
Keajaiban Hati
No Teks Terjemahan
1 للأحلام، واحد :للعلوم بابين للقلب أن
اليقظة لعالم والثاني
Bagi hati ada dua pintu untuk mendapat pengetahuan, satu
pintu untuk dunia mimpi dan satu untuk alam nyata
2
له فيفتح الحواس، باب غلق نام فإن
عالم من غيب له ويكشف الباطن باب
فيكون المحفوظ؛ اللوح ومن الملكوت،
إلى كشفه احتاج وربما الضوء، مثل
كان ما وأما الأحلام تعبير من شيء
.اليقظة، به أن الناس فيظن الظاهر، من
Jika manusia tidru, tertutuplah pintu pancaindra,
kemudian terbuka pintu batin dan terbuka baginya perkara
ghaib dari alam malakut, dari lauhul mahfudz, dan itu
bagai cahaya, dan untuk membacanya membutuhkan pada
penafsiran mimpi Adapun yang tampak dari luar/secara
fisik jelas terlihat dalam mimpinya , manusia akan
mengira dirinya sedang terjaga.
l. Hati bagai Cermin (فصل القلب مثل المرآة)
Hati manusia sejatinya digambarkan bagaikan sebuah cermin. Ia
dapat memantulkan segala sesuatu yang tergambar dalam lauhul-mahfudz
apabila kebersihan dan kejernihannya terjaga melalui disiplin moral (Al-
Ghazali, 2017). Sebagai gambaran, keadaan ini dapat terjadi mendekati
ilham kenabian, yakni ketika intuisi hadir dalam pikiran tanpa pengaruh
pancaindra manapun. Manusia akan semakin peka terhadap intuisi intuisi
tersebut apabila berupaya memurnikan dirinya dari syahwat pemuas nafsu
dan memusatkan pikirannya pada Tuhan. Hal ini bertujuan agar bisa
41
menemukan kandungan hati/ruh yang sebenarnya, maka aliran pengetahuan
dari pancaindra/badan mesti dihentikan sesaat dan sampah atau dogma
eksternal yang ada dalam hati/ruh mesti dibersihkan. (Al-Ghazali, 1984).
Hal ini diuraikan sebagai berikut:
Tabel 15
Hati Bagaikan Cermin bagi Lauhul Mahfudz
No Teks Terjemahan
1 المحفوظ واللوح المرآة، مثل القلب أيضا المرآة مثل
Hati bagaikan cermin, dan lauhul mahfud juga sifatnya seperti cermin
2
من فارغا النوم حال في كان وإن
عالم جواهر طالع الحواس علائق
الصور بعض فيه فظهر الملكوت؛
المحفوظ اللوح في التي
Jika dalam kondisi tidur ia terlepas/kosong dari pengaruh
pancaindra dan melihat esensi/isi alam malakut, akan
muncul dalam pandangannya beberapa gambaran yang
terkandung di dalam lauhul mahfudz
3
اللوح في ما صور تظهر وكذلك
فارغا كان إذا القلب إلى المحفوظ
الدنيا، شهوات من
Maka muncul gambaran gambaran yang ada dalam lauhul
mahfudz di dalam hati, jika kondisi hati kosong dari
syahwat dunia
4 عالم بها كان مشغولا كان فإن ،
عنه محجوبا الملكوت
Jika hati sibuk dengan dunia, maka ilmu dari alam
malakut tertutup baginya/terhalang bagi hati
m. Kondisi Hati yang Tertutup dari Pandangan Alam Malakut
( يحجب القلب عن مطالعة عالم الملكوت؟فصل متى )
Hati manusia dapat terhalang kemampuannya melihat atau
menyaksikan alam malakut (alam ilahiyah) apabila lebih banyak disibukkan
atau mengutamakan informasi atau pengetahuan dari pancaindra
(mengutakanan ilmu dari alam syahadah daripada alam ghaib). Manusia
dapat mengenali dan melihat ke alam malakut apabila ia mencoba
menonaktifkan sinyal atau rasa yang didapatkan dari panca indranya.
Kondisi hati yang didominasi kesibukan urusan duniawi/alam nyata akan
sulit peka terhadap ilmu yang datang dari alam malakut (Al-Ghazali, 2017).
Kenikmatan ini akan menjadi sangat nyata di akhirat dan menyaksikan
42
Allah menjadi puncak kenikmatan bagi batin atau ruhani manusia. Dalam
tasawuf Imam Al-Ghazali, anugerah melihat pada alam malakut disebut
sebagai anugerah kasyaf, sedangkan nikmat menyaksikan Allah swt disebut
sebagai musyahadah (Jahja, 2009)
Tabel 16
Kondisi Hati Yang Tertutup Memandang Alam Malakut
No Teks Terjemahan
1
قلبه في ويدخل إلا أحد من ما أنه
على الحق وبيان المستقيم، الخاطر
الإلهام سبيل
Semua orang pasti hatinya pernah dimasuki ilmu jalan yang
lurus, dan jelasnya kebenaran yang menjadi jalannya
menerima ilham
2 أين من يعرف لا .القلب، في يدخل
الملكوت، عالم من القلب لأن جاء؛
Masuk ke diri ini melalui hati, tanpa tahu dari mana
sumbernya. Hal ini karena hati berasal dari alam malakut
3
الحواس، طريق من يدخل لا
عالم" العالم لهذا مخلوقة والحواس
عن حجابه يكون فلذلك . "الملك
فارغا يكن لم إذا العالم ذلك مطالعة
الحواس شغل من
Hal tersebut tidak masuk dari jalur pancaindra, pancaindra
hanyalah bagian dari alam fana ini, alam
kerajaan/tubuh/fisik. Maka itulah letak terhalangnya
pandangan mata batin dari melihat alam malakut (jika
bergantung/masih dipengaruhi pada pancaindra)
n. Kondisi Hati ketika dapat Melihat Alam Malakut ( متى يطالع القلب عالم
(فصل الملكوت؟
Fasal ini turut menjelaskan salah satu keajaiban hati yakni dapat
melihat pada alam ghaib yang disebut dengan alam malakut. Alam ini berisi
rahasia rahasia penciptaan Allah, ruh ruh para nabi dan para wali, penuh
kebenarann dan kejelasan tentang esensi dibalik segala sesuatu, dan terdapat
gambaran atau isi lauhul mahfudz. Kemampuan melihat alam malakut
dimiliki oleh setiap hati manusia di kala tidur dan saat ia telah mati, dan
dapat dirasakan atau dialami dalam kondisi terjaga apabila manusia
meningkatkan riyadhah dan mujahadah (disiplin diri) dan bisa melepaskan
diri dari ikatan/kendali syahwat, amarah dan akhlak buruk. Kemampuan ini
telah dicapai oleh para nabi dan para wali, dan ilmu dari alam malakut ini
43
hadir tanpa perantara makhluk. Prosesnya yang ghaib dan sangat pribadi ini
membutuhkan kepercayaan tidak bisa dibuktikan tanpa upaya mencoba
menapaki jalan mujahadah (Al-Ghazali, 2017)
Tabel 17
Kondisi Hati Yang dapat Melihat Alam Malakut
No Teks Terjemahan
1
بالنوم تنفتح الطاقة هذه أن تظنن ولا
لمن باليقظة تنفتح بل فقط، والموت
وتخلص والرياضة، الجهاد أخلص
والأخلاق والغضب الشهوة يد من
.الرديئة والأعمال القبيحة
Jangan engkau sangka kekuatan atau potensi melihat alam
malakut ini hanya dalam tidur dan pasca kematian saja,
tetapi bisa saja dalam kondisi terjaga terbuka peluang
melihatnya jika mengikhlaskan jihad dan disiplin diri
untuk mendapatkannya, melepaskan diri dari genggaman
syahwat dan amarah, dan akhlak buruk danamal amal
yang rendah/takbermoral
2
وعطل خال، مكان في جلس فإذا
الباطن عين وفتح الحواس، طريق
مناسبة في القلب وجعل وسمعه، الله - الله" :دائما وقال الملكوت، عالم
أن إلى لسانه، دون بقلبه، "الله -
من ولا نفسه، من معه خير لا يصير
الله إلا شيئا يرى لا ويبقى العالم،
الطاقة، تلك انفتحت وتعالى سبحانه
في يبصره الذي اليقظة في وأبصر
الملائكة، أرواح له فتظهر النوم؛
الجملية، الحسنة والصور والأنبياء،
السماوات ملكوت له وانكشف
شرحه يمكن لا ما ورأى والأرض،
وصفه ولا شيء، كل عن الانقطاع :معناه
شيء، كل من القلب وتطهير
بالكلية وتعالى سبحانه إليه والابتهال
Jika ia mencoba duduk di tempat yang sepi, menutup
semua jalur pancaindra, dan membuka mata dan telinga
hati, lalu menjadikan hati pantas dan siap menerima ilmu dari alam malakut, dan hati/bukan lisannya selalu
menyebut: Allah-Allah-Allah, hingga tidak terbersit apa
apa tentang dirinya maupun tentang alam semesta, dan
tidak apa yang dilihat/dirasakannya selain Allah swt, maka
kekuatan/potensi melihat ke alam malakut dan
memnampak Allah akan terbuka baginya , dan ia akan
bisa melihatnya dalam kondisi terjaga juga (tidak hanya
saat tidur), maka tampak baginya ruh ruh malaikat, para
nabi, hal hal indah dan baik, terbuka baginya rahasia dan
kebesaran langit langi dan bumi serta melihat hal hal yang
tak mampu di jelaskan atau dicirikan Artinya: melepaskan diri dari pengaruh segala hal,
menyucikan hati dari segala hal dan hanya bergerak
menuju Allah swt
3
كلها السلام عليهم الأنبياء علوم لأن
طريق من لا الطريق، هذا من كانت
الحواس
هذا في الصوفية طريق وهو
لأنه الأولياء؛ علم وكذلك الزمان،
من واسطة بلا قلوبهم في وقع
الحق حضرة
طريق فهو التعليم، طريق وأما .
الكبيرة الدرجة وهذه .العلماء النبوة طريق من مختصرة
Karena ilmu para nabi semuanya melalui jalan ini (ilmu
dari alam malakut yang diterima hati), bukan dari jalan
pancaindra, jalan ilmu para nabi inilah yang disebut jalan
sufi/tasawuf pada masa sekarang. Ilmu para nabi ini juga
ilmu para wali Allah, karena ilmu itu langsung jatuh ke
dalam hati tanpa perantara, yang datangnya dari Allah swt
Adapun jalan pendidikan itu jalan para orang alim, jalan
tersebut hanya bagian kecil/ miniatur dari jalan ilmu para
nabi diatas.
4
بالتجربة، إلا تفهم لا الطريق وهذه
تحصل لم بالذوق تحصل لم وإن
حتى بها التصديق والواجب .بالتعليم
من وهو سعادتهم، شعاع تحرم لا
لم يبصر لم ومن .القلب عجائب
يصدق
Jalan ini tidak akan bisa dipahami tanpa melalui
percobaan/mencoba, dan dalam mencoba jika tak
memiliki dzauq (rasa khas dalam hati), jidak akan
tampaklah/berhasil ilmu jalan ini. Sedangkan yang wajib
bagi manusia terkait ilmu ini adalah membenarkan
kebenarannya sehingga jalan jalan dan panduan menuju
kebahagiaan mereka (menuju Allah) tidak terharamkan
karena pengingkaran. Hal ini disebabkan oleh keajaiaban
44
hati (percaya atau ingkar mempengaruh kebahagiaannya), dan orang yang tidak bisa mencapainya/melihat
kemungkinannya cenderung tidak mau mempercayai hal
ini
o. Barangsiapa mencari dan berusaha akan mendapatkan yang diminta
(فصل من طلب وجد)
Manusia dapat mengenali dirinya dengan baik dan benar serta mampu
mengoptimalkan keajaiban keajaiban yang dimiliki hati karena ia telah
dibekali berbagai potensi sebagai makhluk dengan tujuan hidup mengenal
Allah. Potensi dan tujuan ini tidak hanya dimilki oleh para nabi dan para
wali saja melainkan seluruh umat manusia dengan sebab keberadaan hati
dan ruh sebagai esensi yang sama dan memiliki fitrah membenarkan
keberadaan tuhan. Namun, potensi berharga ini dapat lapuk bahkan rusak
jika dilalaikan atau dirusak oleh dosa dan syahwat serta akhak buruk (Al-
Ghazali, 2017).
Barang siapa yang berupaya untuk mengembalikan, mensucikan dan
mengoptimalkan potensi potensi hati agar dapat mencapai kebahagiaan
melihat keindahan dan keagungan Allah swt yang ditampakkan di alam
malakut, maka ia akan mendapatkannya atas izin dan bimbingan Allah swt.
Langkah utama dalam berupaya mendisiplinkan diri/bermujahadah
menggapai anugerah ini adalah mencari guru ruhani yang alim (berilmu),
baligh (berakal) dan arif (telah menapaki jalan mengenal Allah ini) (Al-
Ghazali, 2017).
Tabel 18
45
Upaya Mendapatkan Kebahagiaan
No Teks Terjemahan
1
بالأنبياء خاص هذا أن تحسب ولا
في آدم ابن جوهر لأن والأولياء؛
لهذا موضوع الخلقة أصل ينظر مرآة منه يعمل لأن كالحديد
العالم، صورة فيها
Jangan engkau anggap ilmu dan kemampuan ini hanya
dianugerahkan pada para nabi saja danpara wali, karena
sejatinya esensi manusia itu semua sama, dan tujuan/potensinya sama, semua bagai cermin yang bisa
memandang memantulkan alam semesta.
2 التصديق فطرتهم في آدم بنو
بالربوبية
Fitrah manusia adalah membenarkan adanya Tuhan
Para nabi dan wali sama dengan kita, manusia آدم بنو هم والأولياء والأنبياء 3
4
إجلاء، إلى فيحتاج صدأ الذي إلا
سبك أو صقل إلى فيحتاج جدب أو
تلف قد لأنه
الشهوات عليه غلب إذا قلب كل ,
الدرجة هذه يبلغ لم والمعاصي
Kecuali jika terhalang maka membutuhkan pertolongan
atau jika rusak maka butuh obat karena potensinya telah
lapuk.
Setiap hati jika dikalahkan /didominasi oleh syahwat dan
dosa tidak akan pernah sampai pada derajat mendapatkan
ilmu ini
5
مشى ومن حصد، زرع من فكل
وجد والطلب طلب ومن وصل،
طلب بالمجاهدة: إلا يحصل لا
هذا في مشى قد عارف بالغ شيخ
الطريق
Bagi yang menanam akan memanen, bagi yang berjalan
akan sampai pada tujuan , bagi yang menuntu atau mencari
akan mendapatkannya. Adapun menuntut/mencari
anugerah ini tentu tidak didapar hasilnya tanpa
bermujahadah/usaha dari hati dan fisik. Caranya adalah mencari syekh guru besar yang baligh, sudah sampai
ilmunya mengenal Allah dan telah melalui jalan
kebahagiaan/ilmu makrifatullah ini
6
له الله أراد فقد ، حصل وإذا
حتى أزلي بحكم والسعادة التوفيق
الدرجة هذه إلى يبلغ
Jika mendapatkannya, maka itu tanda Allah berkehendak
baginya kesuksesan dan kebahagiaan sesuai dengan hukum
allah yang azali/ada sejak dahulu, agar ia sampai pada
derajat/tingkatan nikmat tersebut
p. Kenikmatan yang paling Agung/Besar (فصل ما هي أعظم اللذات ؟)
Kebahagiaan tertinggi manusia adalah kesenangan yang dirasakan
dari merasakan kenikmatan teragung dan terindah di sisi Allah swt. Allah
merupakan Dzat yang Maha Esa lagi Maha Tinggi, Maha Besar, dan seluruh
keajaiban dan keindahan alam semesta adalah Maha karya-Nya. Tidak ada
keiunikan dan keagungan yang lebih indah daripada Allah swt (Al-Ghazali,
2017). Hamka (2018) menjelaskan uraian Al-Ghazali ini dengan
menerangkan kebesaran Allah sebagai pencipta manusia dan pemberi
petunjuk hidup, Maha Esa, tiada bandingannya di seluruh Alam Semesta,
tidak diciptakan namun menciptakan serta Maha Unik dan Indah segala
46
perbuatanNya. Maka, tidak ada kemuliaan yang lebih tinggi dari kemuliaan
Allah swt dan tidak ada kebahagiaan yang lebih besar daripada
makrifatullah.
Tabel 19
Kenikmatan yang Paling Agung
No Teks Terjemahan
1
ولذته شيء كل سعادة أن اعلم
وطبع طبعه، بمقتضى تكون وراحته
له خلق ما شيء كل
Esensi kebahagiaan bagi masing masing adalah sesuai
tabiat dasarnya yang otomatis sesuai tujuan penciptaannya
2
عرفه إذا آدم ابن يعرفه لم ما وكل
أكبر المعرفة كانت وكلما به فرح
أكبر اللذة كانت
Dan segala sesuatu yang belum diketahui oleh manusia,
jika kemudian diketahuinya akan membuatnya senang.
Dan setiap bertambah besar apa yang diketahuinya
semakin besar pula rasa nikmatnya/ bahagianya
3
الله بمعرفة خاصة القلب ولذة .
.لها مخلوق لأنه وتعالى سبحانه
الله معرفة آدم لابن والسعادة اللذة إن .وتعالى سبحانه
Kenikmatan hati khusus dengan pengetahuan tentang
Allah karena hati diciptakan untuk mengenal Allah
Kenikmatan dan kebahagiaan bagi manusia sesungguhnya adalah mengenal Allah
4
بالقلب، متعلقة الربوبية معرفة ولذة
يهلك لا القلب لأن بالموت؛ تبطل فلا
وضوؤه أكثر، لذته تكون بل بالموت،
إلى الظلمة من خرج لأنه أكبر؛
الضوء
Sedangkan kenikmatan/kebahagiaan mengenal konsep
ketuhanan berkaitan dengan hati/terikat dengan hati, dan
tidak lepas karena kematian, melainkan akan bertambah
kenikmatan itu setelah kematian, dan cahayanya akan
menjadi lebih besar bersinar, karena hatinya setelah
kematian keluar dari alam kegelapan (terikat dunia)
menuju alam cahaya (alam bebas dari dunia dan kembali
ke alam ruh)
5
سبحانه الله من أشرف موجودا وليس
به موجود كل شرف لأن وتعالى؛
صنعته؛ آثار العالم عجائب وكل ومنه،
لذة ولا معرفته، من أعز معرفة فلا
منظر وليس معرفته، لذة من أعظم حضرته منظر من أحسن
dan tidak ada hal yang lebih mulia dari Allah swt, dan
kemuliaan segala seuatu yang diciptakan itu berkat
kemuliaan allah dan dari kemuliaan Allah, seluruh
keajaiban alam semsta adalah karya Allah, maka tidak ada
pengetahuan yang mulia lebih mulia dari mengenal Allah, dan tidak ada kenikmatan yang lebih lezat/indah daripada
mengenal Allah, dan tidak ada pemandangan yang lebih
baik dan indah daripada memandang keindahan Allah swt
q. Jiwa manusia miniatur alam semesta (فصل النفس مختصرة من العالم)
Merenungkan jasad sebagai ciptaan artinya dapat meraba diri
sebagai miniatur kekuasaan sang pencipta. Jasad manusia secara fisik
memberikan gambaran tentang benda-benda di alam semesta dan fungsi-
fungsi organ tubuh menggambarkan fungsi-fungsi pergerakan di alam
semesta (Al-Ghazali, 2017). Semua pengetahuan ini mengantarkan manusia
47
pada sifat-sifat Allah swt. Maka, manusia sebagai ciptaan menyadari
kecintaan sang pencipta dan bersyukur atas nikmanya (Al-Ghazali, 1984).
Hal ini dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 20
Jiwa Manusia Miniatur Alam Semesta
No Teks Terjemahan
1
وفيها العالم، من مختصرة آدم ابن نفس
لأن منه؛ أثر العالم في صورة كل من
كالتراب، ولحمه كالجبال، العظام هذه
كالسماء، ورأسه كالنبات، وشعره
ذلك وتفصيل .الكواكب مثل وحواسه
.طويل
Jiwa manusia adalah miniatur alam semesta, setiap
gambaran dari alam terdapat contohnya dalam diri
manusia, tulang-tulangnya bagaikan gunung, dagingnya
bagai tanah bumi, rambutnya seperti tanaman, kepalanya
adalah langit, pancaindranya bagai planet dan bintang dan
lain sebagainya
2
لأن العالم؛ صناع باطنه في فإن وأيضا
في والتي كالطباخ، المعدة في القوة
الأمعاء في والتي كالخباز، الكبد
وتحمر اللبن تبيض والتي كالقصار، يطول ذلك وشرح .كالصباغ الدم
Termasuk bagian batin manusia merupakan miniatur
pergerakan yang ada di alam semesta, sebagai contoh
kekuatan lambung bagai para koki di dunia, kinerja hati
seperti tukang roti, dan lain sebagainya
3
من باطنك في كم تعلم أن والمقصود
بخدمتك، مشغولون كلهم مختلفة عوالم
لا وهم عنهم، غفلة في وأنت
ولا أنت، تعرفهم ولا يستريحون،
!!بهم عليك أنعم من تشكر
Tujuan mengetahui beragam elemen dan gerakan dalam
batinmu adalah untuk menyadari gerak mereka yang
melayanimu (hatimu), namun engkau lupa tentang
mereka, sedangkan mereka tidak pernah berhenti
bergerak, namun engkau tak juga mengenal mereka,
bahkan tidak mensyukuri Yang Menganugerahkan
mereka untukmu
r. Mengenal susunan jasad (فصل في معرفة تركيب الجسد)
Manusia dapat menyadari keserasiaan dan keberfungsian organ
organ tubuh yang begitu unik dan luar biasa, kemudian menyadari keinginan
dan kebutuhannya yang dipenuhi dari gudang penciptaan, diberikan sebagai
rahmat atau kasih sayang snag pencipta (Al-Ghazali, 1984). Ia dapat
menyadari luasnya rahmat Tuhan adalah sebesar kekuasaan dan
kebijakannya yang tak dapat dikira-kira. Kesadaran tersebut kemudian
menjadi fondasi dan keyakinan serta hasil dari setiap perenungan manusia
48
terhadap keajaiban karya Allah swt. Hal ini sebagaimana diringkas oleh Al-
Ghazali (2017) dengan penjelasan berikut:
Tabel 21
Mengenal Susunan Jasad
No Teks Terjemahan
1
في عنها يقال التي الأعضاء ومنافع
وكذلك عظيم، علم وهو التشريح علم
الطب علم
Manfaat dan fungsi organ tubuh disebutkan dalam ilmu
bedah yakni ilmu kedokteran, adalah ilmu yang sangat
dahsyat/penuh keajaiban
2
نفسه في ينظر أن أراد من فكل
يحتاج فيها تعالى الله صنع وعجائب
الصفات من أشياء ثلاثة معرفة إلى
:الإلهية الشخص خالق أن يعرف أن :الأولى
وهو بعاجز، وليس الكمال، على قادر
في عمل وليس .وتعالى سبحانه الله
ماء من الإنسان خلق من بأعجب العالم
الشخص بهذه هذا وتصوير مهين،
الموت بعد فإعادته ؛ العجيبة، الصورة
من أسهل الإعادة لأن عليه؛ أهون
الابتداء
Siapaun yang ingin melihat ke dalam dirinya dan pada
keajaiban ciptaan dan perbuatan Allah didalam dirinya itu,
ia butuh mengenal tiga hal dari sifat sifat Allah
Pertama, harus menyadari bahwa pencipta manusia itu Maha Mampu dan Maha Sempurna lagi
Menyempurnakan, tidak lemah. Tidak ada ciptaan yang
lebih indah dan tinggi kualitasnya dari[pada penciptaan
manusia yang bermula dari air, kemudian ditampilkannya
dengan bentuk yang unik. Maka dari itu, mengembalikan
penciptaanya setelah kematian jauh lebih mudah baginya,
apalagi mengulang penciptaan lebih mudah dari
menciptakan
3
وتعالى، سبحانه علمه معرفة :الثانية
هذه لأن كلها؛ بالأشياء محيط وأنه
بكمال إلا تمكن لا والغرائب العجائب
العلم
Kedua, mengenal keluasan Ilmu Allah, mengetahui segala
sesuatu dan menyelimutinya. Mengapa? Karena
keajaiban dan keunikan penciptaan tersebut tidak dapat
terwujud tanpa keMahaSempurnaan Ilmu Allah swt
4
ورحمته لطفه أن تعلم أن :الثالثة لا وأنها كلها، بالأشياء متعلقة وعنايته
والحيوان النبات في ترى لما لها؛ نهاية
وحسن القدرة سعة من والمعادن
والألوان الصور
Ketiga, harus engkau ketahui kelembutan, kasih sayang, dan pemeliharaan Allah meliputi segala sesuatu, tanpa
batas, sebagaimana dapat dilihat pada tanaman, hewan,
logam logam, baik dari sisi kadarnya, keindahannya dan
warna warninya
s. Rincian penciptaan manusia (فصل في تفصيل خلقة بني آدم)
Mengenali penciptaan manusia akan mengantarkan pada kesadaran
bahwa manusia sebelumnya tidak pernah ada dan ia diciptakan (Al-
Ghazali,1984). Kesadaran ini akan mengenalkan pada keberadaan sang
pencipta, yaitu Allah swt. Mengenali pencipta semakin tergambarkan
melalui pengetahuan mengenai hati (Al-Ghazali, 2017), sebagaimana
dijelaskan di bawah ini:
49
Tabel 22
Merenungi Rincian Penciptaan Manusia
No Teks Terjemahan
1
وذلك الإلهية، الصفات معرفة مفتاح
ومعرفة الإلهية، الصنائع عجائب معرفة
وهو .وقدرته - وتعالى سبحانه الله عظم
شريف؛ علم وهو القلب معرفة مختصر
الإلهية؛ الصنائع معرفة هو إذ
Kunci mengenal sifat sifat Allah tersebut adalah
mengenal keajaiban ciptaan Allah, beserta keagungan-
Nnya dan kekuasaan-Nya. Pengetahuan mengenai
keajaiban keajaiban tersebut miniatur pengetahuan
tentang Hati manusia
2
معرفة يدعي وهو نفسه، يعرف لم ومن له ليس الذي المفلس كالرجل فهو غيره،
فقراء يقوت أنه يدعي وهو لنفسه طعام
محال فهذا المدينة،
Dan yang tidak mengenal siapa dirinya/ kemudian mengakungaku mengetahui hal hal selain dirinya, maka
ia orang yang bangkrut yang tidak punya makanan tapi
mengaku membagi-bagikan makanan pokok pada para
fakir di kota. Ini adalah kondisi yang mustahil
t. Kondisi manusia yang lebih rendah dari Binatang
(فصل متى تفضل البهائم ابن آدم؟)
Pada fasal terakhir ini, Imam Al-Ghazali (2017) menunjukkan
definisi, sebab, dan indikator kegagalan mencapai kebahagiaan hakiki.
Manusia celaka atau tidak bahagia adalah manusia yang tidak mengenal
hakikat dirinya, tidak bermujahadah menggapai kebahagiaan hakiki, lebih
memilih memuaskan syahwat duniawi dan kemuliaan-kemuliaan semu di
dalamnya. Derajat orang yang celaka ini lebih rendah daripada binatang
pada hari kiamat. Sebaliknya orang yang bahagia dengan mengenal Allah,
ia telah meraih kebahagiaan hakiki, telah mengenal dirinya secara benar dan
mendapat kemuliaan tanpa kekurangan di akhirat.
Tabel 23
Kondisi Manusia yang Lebih Rendah dari Binatang
No Teks Terjemahan
50
B. Dinamika Kebahagiaan Manusia Menurut Al-Ghazali
Menurut Imam Al-Ghazali, hati , jiwa dan ruh adalah hal yang berbeda
berdasarkan ajaran agama Islam. Ruh adalah percikan Ilahi yang menjadi zat esensi
dalam penciptaan manusia, yang kemudian membawa sifat-sifat malaikat dalam
hati manusia. Hati (Qolbu) adalah diri manusia yang menjadi penggerak atau
pengendali jiwa manusia, yang dikenai taklif (beban iman), merasakaan
kebahagiaan dan kesedihan, memiliki kehendak dan mampu berpikir (memiliki
kekuatan akal). Jiwa adalah sisi batin manusia yang diibaratkan sebagai kota,
karena mencakup keberadaan dan kepemimpinan hati yang memfungsikan atau
mengendalikan amarah, nafsu, dan akal melalui instrumen tubuh manusia termasuk
pancaindra (Al-Ghazali, 2017). Ruh, jiwa dan hati ini disebut sebagai sisi batin
manusia. Berikut ilustrasi peneliti mengenai sisi batin manusia :
1
والشرف، العز، هذا تعرف إذا [وال والجمال، والكمال،
القلب جوهر عرفت أن بعد جلال،
لك، وهب قد عزيز، جوهر أنه
في عنك فاجتهد خفي ذلك وبعد
طلبه
Jika sudah kau kenali kehormatan dan kejayaan ini, kesempurnaa, keindahan dan keagungan ini (keagungan
Allah dan keagungan nikmat melihatnya) setelah kau
menggali dan mengenali esensi mu sebagai hal yang
berharga namun selama ini tertutupi dari pengetahuanmu,
Maka berjuanglah dalam mencari nilai dan kebahagiaan
esensimu
2
عنه، وغفلت تطلبه، لم فإن
عظيمة حسرة ذلك كان وضيعته،
القيامة يوم عليك
maka jika kau tetap tidak mau mengejarnya dan
menghilangkan nilai esensimu, akan menjadi kerugian
besar bagimu di hari kiamat
dan lepaskanlah kesibukan dunia seluruhnya كلها الدنيا أشغال اترك 3
4
الدنيا، شهوات إلى رجع فإن
القيامة؛ يوم البهائم عليه فضلت
هو ويبقى التراب، إلى تصير لأنها
العذاب في
Jika kau kembali pada syahwat duniawi, maka binatang
lebih baik darimu, karena dunia akan musnah menjadi debu
dan berubah menyisakan siksa
5
من طرح إذا غدا ، الشرف وإنما
حتى قلبه، جوهر على الكيمياء هذه
ويبلغ البهائم، شبه منه يخلص الملائكة درجة
فهو الدنيا، في يظهر لم شرف وكل
بلا وبقاء غم، بلا فرح الآخرة في
بلا ومعرفة عجز، بلا وقدرة فناء،
.عظيمان وجلال وجمال جهل
Adapun kemuliaan yang perlu dikejar adalah kemuliaan di
hari esok, yang didapat jika kimia kebahagiaan ini melekat
dalam hati hingga terlepas dari nafsu hewani dan mencapai derajat malaikat
Kemuliaan yang tidak tampak di dunia, menjadi
kebahagiaan tanpa kesedihan di akhirat, dan kebahagiaan
tanpa kehancuran, kesenangan tanpa kelemahan,
pengetahuan tanpa kebodohan dan menjadi kebahagiaan
agung lagi indah.
51
Gambar 3. Sisi Batin Manusia Merujuk pada Pemikiran Imam Al-Ghazali
Penjelasan Al-Ghazali tersebut, dijelaskan juga oleh ilmuan Psikologi
sekaligus Ahli Tasawwuf, Syekh Ragib Al-Jerrahi atau Robert Frager dalam
bukunya “Psikologi Sufi untuk Transformasi Hati, Jiwa dan Ruh (2014) bahwa ruh,
hati dan jiwa memiliki penekanan makna yang berbeda-beda yang bersumber dari
Al-Quran dan dikaji selama ribuan tahun. Hati merupakan hati spiritual yang
menyimpan kecerdasan dan kearifan yang mendalam dari diri manusia. Hati
menyimpan percikan ruh ilahiyah sehingga hati merupakan kuil Tuhan dalam diri
manusia sekaligus rumah cinta. Adapun jiwa disebut juga denga nafs/diri manusia
adalah aspek psikis manusia. Sebagai aspek psikis, jiwa menjadi musuh terburuk
manusia karena memiliki tingkatan tirani yang rendah sekaligus dapat tumbuh
menjadi alat yang tak ternilai harganya karena memiliki /mampu mencapai
tingkatan tertinggi yang suci/mulia. Nafs atau jiwa mengalami transformasi menuju
Tubuh Manusia;
Kota Jiwa
tentara lahir (nafsu;
amarah) tentara batin
(kekuatan akal)
Hati
Ruh
52
tingkatannya yang tertinggi, dan capaian ini sangat langka karena hanya dapat
ditemukan pada para Nabi dan orang suci lainnya.
Al-Ghazali mendeskripsikan kebahagiaan hakiki (mengenal Allah) sebagai
kebahagiaan yang sulit atau sukar jalannya bagai sukarnya senyawa kimia yang
mampu merubah logam rendah menjadi emas (Al-Ghazali, 1984). Hal ini karena
jalan menggapainya harus melalui upaya mujahadah di jalan agama (Islam)
sedangkan keberhasilannya sangat ditentukan oleh hidayah (bimbingan) dan
kehendak Allah swt (Al-Ghazali, 2017). Oleh karena itu, pengetahuan mengenal
diri dan mengenal Allah bukanlah pengetahuan spekulatif belaka (Al-Ghazali,
1984), dan mujahadah yang ditempuh bersifat jihad batin/jihad hati (Hamka,
2018), atau pergerakan batin yang menghasilkan perubahan kondisi hati (Arifin,
2013).
Jahja (2009) turut menerangkan bahwa menurut Al-Ghazali, tauhid yang
kuat dan tak tergoyahkan dapat dipercayai oleh seorang mukmin dengan melalui
pengalaman batin. Keyakinan yang kuat tentag Allah tersebut hanya diperoleh
melalui ilhma, intuisi setelah menjalani metode tertentu, sebagai anugerah Allah
kepada orang-orang yang di kehendaki-Nya. Puncak dari pencapaian pengalaman
batin ini adalah ketaqwaan (Arifin, 2013; Al-Ghazali, 1984) yang oleh imam Al-
Ghazali spesifik disebut Al-Qurb Ilallah (dekat dengan Allah). Adapun makna dari
“metode tertentu” adalah riyadhah (latihan) dan suluk tasawwuf (metode tarikat
tasawwuf) yang secara umum menampilkan upaya mujahadah menuju
ma’rifatullah.
53
Beberapa hal perlu diperhatikan dan dijaga dalam mujahadah menuju
ma’rifatullah antara lain:
1. Adanya usaha mencoba menggapai kebahagiaan dengan penuh keyakinan
sesuai ajaran agama (Islam). Kebahagiaan hakiki sejatinya adalah
kebenaran yang dapat dirasakan dalam pengalaman individual, bukan
sebatas pengetahuan nalar belaka. Kebahagiaan ini membutuhkan
keyakinan dan penumpasan keragu-raguan atas pengalaman dan ajaran para
nabi dan para wali serta pengalaman pembimbing ruhani. Ajaran ini berisi
ibadah, dzikir dan pengekangan nafsu badaniyah dalam batas tertentu yang
mengantarkan pada puncak ketaqwaan (Al-Ghazali, 2017; Nasrullah, 2017)
2. Percaya bahwa kebahagiaan hakiki ini tidak mustahil bagi setiap manusia,
mengingat hati seluruh manusia membawa potensi sifat mulia (Al-Ghazali,
2017; Al-Ghazali, 1984).
3. Tidak mengingkari prosesnya yang ghaib atau mengingkari peluang
kebahagiaan menyaksikan keindahan luar biasa (menyaksikan Allah;
melihat rahasia alam malakut; pertemuan dengan ruh para nabi) melalui
mata batin. Al-Ghazali menegaskan pentingnya kepatutan dan tidak
mengingkari kebenaran dari proses spiritual batiniyah ini apabila tidak
mengalaminya, agar jalan menuju kebahagiaan ini tetap memiliki peluang
dan tidak tertutup dari kebenaran dan kebahagiaan hakiki ini (Al-Ghazali,
1984; Al-Ghazali, 2017)
4. Melakukan mujahadah di bawah pengawasan dan bimbingan pembimbing
ruhani yang sudah menapaki jalan kebahagiaan ini. Sebagaimana Nabi
54
membimbing para sahabat, maka tidaklah mustahil bagi orang yang telah
mampu mengatur jasad dan jiwanya dengan baik dan mencapai tingkatan
khusus yang tinggi untuk mengatur jasadnya sendiri juga jasad orang lain
(Al-Ghazali, 1984; Al-Ghazali, 2017)
Mujahadah ditujukan untuk menguatkan sifat sifat mulia dan
mengendalikan nafsu, amarah dan sifat sifat tercela. Kebahagiaan yang dirasakan
manusia bergantung pada sifat yang paling mendominasi dirinya. Telah disebutkan
bahwa manusia terdiri dari berbagai unsur beserta sifat batiniyah yang
menyertainya, yakni unsur binatang, setan dan malaikat. Unsur mana yang paling
dominan dalam diri setiap orang, akan mempengaruhi bagaimana ia menggapai
kebahagiaan. Kebahagiaan tertinggi diraih oleh orang orang yang telah menguatkan
sifat sifat malaikat dalam dirinya dan mengendalikan sifat-sifat setan dan binatang
yang ada dalam dirinya (Al-Ghazali, 1984).
Manusia yang bahagia mengenal Allah maka derajatnya mulia,
sebagaimana derajat para malaikat. Pada derajat ini ia mendapatkan anugerah
kemuliaan tanpa cela, pengetahuan tanpa kebodohan, kekayaan tanpa kemiskinan,
kesenangan tanpa kesedihan, dan mendapat kejayaan dan keindahan yang sangat
agung. Derajat malaikat ini diperuntukkan bagi golongan khawash (orang orang
khusus/terpilih) karena telah mengenal dan mencintai Allah. Adapun golongan
awam memiliki derajat lebih rendah dengan menggapai kebahagiaan surgawi. Jika
manusia lebih memiliki condong atau merasa bahagia dengan kenikmatan dunia,
maka ia rendah derajatnya di bawah derajat binatang selama di akhirat dan menjadi
kesengsaraan abadi (Al-Ghazali, 2017).
55
Atas penjelasan Imam Al-Ghazali tersebut, Hamka (2018) menafsirkan
bahwa derajat dan kebahagiaan manusia bertingkat-tingkat sesuai dengan derajat
akalnya (nalar jiwa/hati). Hal ini karena akal yang berperan membedakan antara
yang baik dan yang buruk, yang menerangkan segala pekerjaan, mampu
menyelidiki hakikat dan segala kejadian hingga mengenai sesuatu yang dituju
dalam perjalanan ruhani di dunia ini (Allah). Semakin sempurna dan murni derajat
akal manusia semakin bertambah derajat kebahagiaan yang dicapai. Sebaliknya,
akal yang semakin sempit akan mendatangkan celaka dan menghilangkan
kebahagiaan. Kesempurnaan akal menjadi pangkal kesempurnaan kebahagiaan.
Batasan kebahagiaan tampak dari ketaatan pada Allah dan kesabaran atas
kehendak-Nya sedangkan tanda celaka atau kerugian terbesar (tidak bahagia)
adalah kemurkaan Allah swt.
Kebahagiaan mengenal Allah tidak mungkin dirasakan di akhirat jika tidak
disertai dengan cinta kepada Allah. Memahami esensi cinta kepada Allah ini dapat
dijelaskan dengan adanya sebab-sebab munculnya kecintaan. Sebab pertama adalah
kecintaan seseorang atas dirinya dan kesempurnaan sifatnya sendiri. Kecintaan
pada Allah memancar dari pengetahuan tentang-Nya dan kebodohan tentang Allah
tidak mengantarkan pada kecintaan pada Allah. Sebab kedua adalah kecintaan
manusia pada sesuatu yang berjasa padanya, dan satu-satunya yang berjasa padanya
adalah Allah (Al-Ghazali, 1984).
Sebab ketiga dari bangkitnya cinta kepada Allah adalah perenungan tentang
sifat-sifat Allah kekuasaan dan kebijaksanaannya dan membandingkannya dengan
keremehan kekuasaan manusia. Hal ini mirip dengan sebab kecintaan kita pada
56
orang orang terdahulu yang sholeh dan berjasa bagi agama. Sebab keempat adalah
adanya “persamaan” manusia dengan Allah. Allah menciptakan manusia dalam
beberapa kemiripan dengan sifat-sifatnya, sekalipun tidak dapat disebut sama (Al-
Ghazali, 1984).
Cinta kepada Allah tidak lepas kaitannya dari zuhud (berpaling dari dunia).
Hal ini karena cinta kepada Allah tidak dapat memenuhi hati manusia sebelum
hatinya disucikan dari cinta dunia (Al-Ghazali, 1984). Cinta pada Allah merupakan
kepuasan ruhani yang menjadi kebahagiian hakiki manusia. Hal ini kemudian
dismpulkan oleh Arifin (2013) bahwa konsep kebahagiaan Imam Al-Ghazali
memiliki dua aspek, yakni aspek negatif terhadap kepuasan duniawi dan aspek
positif terhadap kepuasaan ruhani.
Zuhud yang dimaksud bukan berarti tidak peduli dengan dunia dan
melemahkan diri sendiri dengan menolak rezeki dan segala yang halal dari dunia
(Hamka, 2018). Menurut Al-Ghazali, kebahagiaan tertinggi berupa kebahagiaan
akhirat. Kebahagiaan akhirat dapat diraih dengan takwa dan dipenuhi jika tingkatan
tingkatan kebahagiaan yang lebih rendah terpenuhi terlebih dahulu. Tingkatan
kebahagiaan tersebut antara lain kebahagiaan dengan keutamaan yang ada pada
tubuh (kesehatan dan keindahan rupa), keutamaan pada luar tubuh (harta benda,
kerabat, mulia keturunan, terhormat), keutamaan akal budi (kesempurnaan akal,
kehormatan diri mencakup wara’/menjahui maksiat, keberanian, dan keadilan) dan
keutamaan lantaran anufgerah taufik dari Allah (hidayah/petunjuk,
irsyad/pimpinan, tasdid/sokongan, dan ta’jid/bantuan). Harta benda duniawi tetap
diperlukan karena Nabi Muhammad saw pernah bersabda bahwa sebaik-baik
57
pertolongan bagi hamba yang sholeh adalah harta-benda (Hamka, 2018). Peneliti
mengilustrasikan hubungan cinta dunia dan cinta kepada Allah dalam konsep zuhud
dengan gambar berikut:
Gambar 4. Zuhud Merujuk pada Pemikiran Imam Al-Ghazali
Batasan pengetahuan yang semestinya dalam melihat ketakjuban atau
keajaiban-keajaiban dunia ini adalah mengingat/menyadari dan mengakui Allah
sebagai pencipta mereka dan menyadari diri mereka sebagai abdi-abdi Allah,
sehingga sudah sewajibnya manusia menaati syariat Allah swt. Kegagalan
mengenal Allah disebabkan oleh kejahilan manusia mengenai Allah yang
mengantarkan pada pelanggaran batasan batasan syariat yang ditetapkan Allah swt
sehingga menjadikan manusia menjadi dholim (menganiaya) pada diri sendiri. Hal
ini karena pelanggarannya menghalanginya mendapat pengetahuan yang benar
tentang Allah dan mencapai kebahagiaan hakiki. Kejahilan tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa hal berikut ini (Al-Ghazali, 1984):
1. Kegagalan menemukan Allah melalui pengamatannya, lantas
menyimpulkan Allah tidak ada dan dunia yang penuh keajaiban ini
menciptakan dirinya sendiri dari keabadian.
Mahabbatullah
(cinta pada Allah)
Hubbud Dunya
(cinta dunia)
58
2. Kejahilan akan sifat jiwa yang sesungguhnya mengantarkan pada penolakan
doktrin kehidupan akhirat yang menjadi tempat manusia dimintai
pertanggungjawaban dan diberi balasan baik ataupun hukuman
3. Iman yang lemah sehingga mempercayai Allah dan akhirat dicampuri
dengan ketidaktaatan dan hati yang tidak bersih
4. Kejahilan mengenai syariah yang menempatkan nafsu pada batasan-
batasannya guna menghindarkan manusia dari dosa dosa besar dan
mengantarkan pada pengampunan dosa-dosa kecil, membuat beberapa
orang menganggap pengekangan nafsu oleh syariat ini adalah suatu yang
mustahil dan nafsu manusia adalah pembawaan hitam yang sulit diubah
menjadi putih.
5. Menonjolkan kemurahan Allah seraya mengabaikan keadilannya, sehingga
menganggap dirinya bebas melakukan dosa apapun karena Allah Maha
Pemaaf. Ajaran ini merupakan ajaran setan yang hanya dikatakan oleh bibir
dan tidak dibenarkan oleh hati
6. Mengklaim telah mencapai tingkat kesucian tertentu sehingga dosa apa pun
tak berpengaruh lagi, sehingga contoh perilaku yang menonjol adalah dapat
menuntut hak berlebihan, ingin dihormati atau mendendam.
Maka, orang orang yang mampu mengekang nafsu dengan baik dan tidak
melanggar syariat dapat memahami atau mencapai suatu tingkatan kesucian yang
sebenarnya. Orang orang yang suci sejati menyadari bahwa orang yang tidak bisa
menguasai nafsunya bukanlah manusia sejati. Orang yang dengan senang hati mau
mengakui batas batas yang ditetapkan syariah adalah muslim sejati (orang yang
59
berserah diri dengan jujur). Orang yang berdalih dengan alasan apapun untuk
melanggar syariah adalah orang yang berada dalam pengaruh setan. Para menganut
paham ini berpura-pura telah tenggelam dalam ketakjuban (Al-Ghazali, 1984).
Selain sebab kejahilan dan ketidaktaatan manusia pada syariat dan
pengetahuan mengenai Allah swt, terdapat beberapa sebab lainnya yang dapat
mengantarkan manusia pada kesengsaraan di alam akhirat nanti, antara lain:
1. Dominasi nafsu dan amarah atas akal
Kondisi ini menjadikan hati atau jiwa rusak akibat memperturutkan
nafsu dan amarah, kekuatan keduanya terlalu berlebihan sehingga
kekuatan akal dan ilmu pengetahuan sebagai media masuknya hidayah
terhalang (Al-Ghazali, 2017; Al-Ghazali, 1984).
2. Akhlak buruk
Terbentuknya kebiasaan akhlak buruk ini akibat dari memperturutkan
sifat sifat hewani (sifat-sifat binatang ternak dan binatang buas) dan sifat
setan dalam diri, sehingga potensi sifat malaikat tidak berkembang
menjadi akhlak baik/terpuji. Akhlak buruk akan mengantarkan pada
dosa-dosa yang menggelapkan kesucian dan kebersihan hati. Dosa-dosa
tersebut akan menghalangi hati dari potensi melihat pada kebenaran di
alam malakut (alam ilahiyah) dan merasakan ilham-ilham kenabian
yang datang dari Allah swt. Hati yang dibiarkan rusak dan terkotori akan
menjadi karat (sulit untuk dimurnikan kembali) (Al-Ghazali, 2017; Al-
Ghazali, 1984).
3. Cinta dunia
60
Cinta dunia merupakan kondisi lebih menyenangi atau lebih memilih
dunia daripada Allah, agama, akhirat dan kebahagiaan yang lebih kekal.
Akibat dari cinta dunia adalah tidak merindukan kematian, tidak
merindukan Allah, tidak menaati atau bahkan mengingkari ajaran agama
terutama mengenai kematian dan kehidupan pasca kematian. Derajat
orang yang lebih memilih dunia atas kebahagiaan hakiki derajatnya
lebih rendah daripada binatang dan akan sengara di alam akhirat.
C. Gambaran Singkat Teori Kebahagiaan Menurut Imam Al-
Ghazali
Peneliti meringkas teori kebahagiaan menurut Imam Al-Ghazali adalah
sebagai berikut:
Definisi kebahagiaan adalah kenikmatan mengenal Allah swt yang
dirasakan hati manusia (ma’rifatullah). Sifat kebahagiaan ini adalah kebahagiaan
tertinggi manusia (ultimate happiness) karena dapat dicapai ketika telah mencapai
puncak ketaqwaan, derajat malaikat atau derajat khawash (manusia manusia pilihan
Allah) di sisi Allah Yang Maha Esa; merupakan kebahagiaan hakiki manusia sebab
sesuai dengan tujuan penciptaan manusia, serta merupakan kebahagiaan hakiki
(ultimate happiness) yang dapat dirasakan di alam dunia hingga ke alam akhirat.
Pembahasaan kebahagiaan hakiki ini dapat dikaji melalui dua sisi, yakni sisi
upaya pencapaian kebahagiaan hakiki dan sisi kenikmatan yang diperoleh dalam
kebahagiaan hakiki. Upaya-upaya yang dilakukan dalam menggapai kebahagiaan
antara lain:
1. Mengenal sisi batin manusia
61
Mengenal sisi batin manusia artinya memiliki pengetahuan mengenai ruh
dan tujuan penciptaan ruh, mengenal hati, mengenal jiwa, mengenal sifat-
sifat dalam diri manusia, serta mengenal keajaiban-keajaiban hati.
Mengenal sisi batin manusia akan mendorong pada kesenangan dalam
mengoptimalkan potensi ketaatan, keajaiban hati dan penguatan sifat-sifat
malaikat dalam diri.
2. Mujahadah (jihad nafs)
Mujahadah memiliki arti agama, atau dapat diartikan sebagai upaya
mendisiplinkan nafsu dan amarah sesuai tuntunan syariat agama,
mengupayakan kebiasaan berakhlak terpuji dan melepaskan akhlak atau
sifat sifat tercela yang menjerumuskan pada dosa dan maksiat. Hal ini
menuntut keyakinan (Iman) dan ketaatan seumur hidup.
3. Hidup dengan Zuhud
Zuhud artinya sikap hidup yang tidak memiliki cinta terhadap dunia,
memanfaatkan sebagian hal baik dari dunia hanya untuk bisa bertahan
hidup dan memprioritaskan seluruh perilaku dan niat dalam hati hanya
untuk beribadah kepada Allah.
4. Mencintai Allah (mahabbatullah)
Mencintai Allah secara garis besar ditandai dengan kerinduan terhadap
Allah, mencintai hal-hal yang dicintai Allah seperti mencintai Al-Quran
dan para Nabi serta para kekasih Allah, serta tidak takut menghadapi
kematian sebab ingin segera berjumpa dengan Allah swt.
62
Tujuan dari upaya-upaya tersebut tidak lain adalah mendapatkan
kebahagiaan hakiki dan segela kenikmatan yang diperoleh
bersamanya.Kenikmatan-kenikmatan tersebut antara lain:
1. Akhlakkul karimah (kebiasaan berperilaku terpuji)
Akhlak terpuji yang menjadi tanda tercapainya kebahagiaan hakiki secara
garis besar mengandung aspek negatif terhadap kesenangan duniawi (yang
dicintai nafsu dan amarah) dan mengandung aspek positif (kesenangan,
kecenderungan dan upaya pemenuhan kebutuhan) terhadap kenikmatan
rohani (spiritual), contohnya seperti wara’ (berhati-hati dari tipu daya
dunia, dosa dan maksiat), ikhlas (demi Allah), zuhud (tidak mencintai
dunia), rajin beribadah (taat), bijaksana, menjaga kehormatan diri (iffah)
dan lain sebagainya.
2. Kasyaf (melihat kebenaran dan rahasia ilahiyah)
Anugerah kasyaf ini tidaklah mustahil dianugerahkan Allah pada manusia
yang hatinya telah suci dari cinta kepada selain Allah, selalu dibersihkan
dari dosa dan maksiat sehingga potensi hati sebagai cermin alam malakut
(alam ghaib; lauhul mahfud) dapat dirasakan oleh hamba tersebut yang
membuka rahasia ilahiyah dan kebenaran di sisi Allah swt. Nikmat ini
mengantarkan pada keyakinan yang kuat tanpa keraguan, kebahagiaan
tanpa ada kesedihan, kebenaran ilmu tanpa ada kebohongan atau tipu daya,
kemuliaan tanpa ada kehinaan dan cinta serta kerinduan yang kuat pada
Allah swt.
3. Menyaksikan Allah (musyahadah)
63
Menyaksikan Allah artinya menampak Allah atau melihat wajah Allah
swt, yang telah dijanjikan Allah swt sebagai karunia bagi hamba hamba
pilihan di akhirat. Nikmat ini adalah nikmat tertinggi yang diinginkan
manusia dalam kebahagiaan tertingginya di alam akhirat.
64