perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN BULAT
MELALUI MEDIA NOMOGRAF PADA PESERTA DIDIK
KELAS IV SD NEGERI 02 DAGEN JATEN KARANGANYAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITA
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN BULAT
MELALUI MEDIA NOMOGRAF PADA PESERTA DIDIK
KELAS IV SD NEGERI 02 DAGEN JATEN KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
ARUM RATNANINGSIH
K7108096
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITA S SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN BULAT
MELALUI MEDIA NOMOGRAF PADA PESERTA DIDIK
KELAS IV SD NEGERI 02 DAGEN JATEN KARANGANYAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN BULAT
MELALUI MEDIA NOMOGRAF PADA PESERTA DIDIK KELAS IV
SD NEGERI 02 DAGEN JATEN KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh :
ARUM RATNANINGSIH
K7108096
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRAK
Arum Ratnaningsih. K7108096. PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA NOMOGRAF PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 02 DAGEN JATE N KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berhitung bilangan bulat melalui media Nomograf pada peserta didik kelas IV SD Negeri 02 Dagen Jaten Karanganyar.
Penelitian ini jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah semua peserta didik kelas IV SD Negeri 02 Dagen Jaten yang berjumlah 30 peserta didik. Sedangkan objeknya adalah kemampuan berhitung bilangan bulat. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan atau observasi, tes, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaksi.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Nomograf dapat meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat pada peserta didik kelas IV SD Negeri 02 Dagen Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada kondisi prasiklus sebelum dilaksanakan tindakan, nilai rata-rata kelas 39,67 dengan persentase ketuntasan klasikal 13,33%. Siklus I nilai rata-rata kelas dalam kemampuan berhitung bilangan bulat sebesar 72,75 dengan persentase ketuntasan klasikal 66,67%, siklus II nilai rata-rata kelas dalam kemampuan berhitung bilangan bulat sebesar 83,67 dengan persentase ketuntasan klasikal 85%, dan siklus III nilai rata-rata kelas dalam kemampuan berhitung bilangan bulat sebesar 87,58 dengan persentase ketuntasan klasikal 95%. Penerapan pembelajaran dengan media Nomograf ini dilakukan dengan presentasi kelas, pembentukan tim, dan pengadaan kuis. Dengan demikian, media Nomograf dapat meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat pada peserta didik kelas IV SD Negeri 02 Dagen Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012.
Kata Kunci: kemampuan berhitung, bilangan bulat, dan Nomograf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRACT
Arum Ratnaningsih. K7108096. THE IMPROVING OF THE INTEGERS COUNTING ABILITY THROUGH NOMOGRAPHS MEDIA IN FIFTH CLASS LEARNERS ELEMENTARY SCHOOL DAGEN 02 JATEN KARANGANYAR ACADEMIC YEAR 2011/2012 . Thesis: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University of Surakarta. January 2013.
The aim of this research was to improve learners ability in the integer counting through Nomographs media and to describe the learning process with Nomograph’s media in the integer counting in fifth class elementary school Dagen 02 Jaten Karanganyar Academic Year 2011/2012.
This research, the type of classroom action research with using cycle. This research consisted of three cycles. Each cycle had four steps are planning, action, observation, and reflection. The subject of this research was all of learners in fifth class elementary school Dagen 02 Jaten amount 30 learners. The object of this research was the integer counting ability. The data collection techniques were observation, test, documentation, and interview. The data technique analyzing was the interactive analysis model.
This result, it could be concluded that Nomograph’s media can improve the integer counting ability in fifth class elementary school Dagen 02 Jaten Karanganyar Academic Year 2011/2012. It could be proved in the pre cycles before the action, that the average value 39,67 with the classical completeness was 13,33%. The average value in first cycle on integers counting ability is 72,75 with a classical completeness of 66,67%. The average value in second cycle on the integer counting ability was 83,67 with the classical completeness was 85%, and the third cycle the average value was 87,58 with the classical completeness was 95%. The learning of implementation with Nomograph’s media was done by class presentation, team building, and procurement quizzes. Thus, it can be suggested that nomograph’s media can improve the integers counting ability in fifth class elementary school at 02 Dagen Jaten Karanganyar 2011/2012 Academic Year. Key Word: counting ability, integers, and Nomograph’s
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
MOTTO
“Perhatikan pikiranmu sebelum menjadi kata-kata
Perhatikan kata-katamu sebelum menjadi tindakan
Perhatikan perilakumu sebelum menjadi kebiasaan
Perhatikan kebiasaanmu sebelum menjadi karakter”
(Gus Gie)
“Ing ngarsa sung tuladha
Ing madya mangun karsa
Tut wuri handayani”
(K.H. Dewantara)
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”
(H.R. Ibnu Majah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segenap kebahagiaan dan rasa syukur dari hati yang paling dalam
kupersembahkan karya ini untuk :
~Ibunda dan Ayahanda, yang mulia telah mengasuhku dengan balutan cinta sejak
dalam kandungan hingga sekarang. Mereka berdua yang senantiasa memberikan
dukungan, bimbingan, motivasi, kasih sayang dan doanya yang tak henti-hentinya
dalam menyertai setiap hembusan nafas ini~
~Untuk para guru-guruku yang mulia, yang telah memberikan ilmu serta yang
telah mengajarkan kebijakan dan kebajikan dengan penuh keikhlasan~
~kakakku tersayang, yang telah memberikan semangat serta mengajarkan arti
sebuah kehidupan dan perjuangan~
~Bapak dan Ibu Dosen PGSD FKIP UNS Surakarta~
~Almamaterku tercinta~
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENINGKATAN KEMAMPUAN
BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA NOMOGRAF
PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 02 DAGEN JATE N
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012 .”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari selama pembuatan skripsi ini tidak
lepas dari bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran-saran dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Sekertaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberi
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. M. Shaifuddin, S.Pd, M.Pd, M.Sn selaku Pembimbing II yang telah
memberi dorogan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kepala SD Negeri 02 Dagen yang telah memberikan ijin kepada peneliti
untuk melaksanakan penelitian di SD Negeri 02 Dagen.
8. Tutik Hermoyowati, S.Pd selaku guru kelas IV SD Negeri 02 Dagen yang telah
banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
9. Orang tua di rumah yang telah memberikan restu, doa dan semangatnya
serta pengorbanan yang tulus selama ini.
10. Teman-teman kelas B angkatan 2008 terima kasih atas semangat dan
kebersamaannya selama ini.
11. Sahabat asrama PGSD angkatan 2008 blok C yang telah memberikan
semangat dan dukungannya selama ini.
12. Pihak-pihak lain yang tidak bisa peneliti sebutkan satu-persatu atas
bantuannya terhadap penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dala penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................. viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 7
1. Tinjauan Tentang Kemampuan Matematika ...................... 7
a. Pengertian Kemampuan .............................................. 7
b. Pengertian Berhitung .................................................. 7
c. Pengertian Kemampuan Berhitung ............................. 8
d. Pengertian Matematika ………………………………. 9
e. Fungsi Matematika …………………………………… 10
f. Tujuan Matematika ……………………………..…… 11
g. Pembelajaran Matematika ………..………..………..… 12
h. Pengertian Bilangan Bulat .............................................. 13
i. Sifat-sifat Bilangan Bulat .............................................. 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
j. Operasi Hitung Pada Bilangan Bulat ………………….. 16
2. Tinjauan Tentang Media Nomograf ..................................... 25
a. Pengertian Media Pembelajaran ..................................... 25
b. Fungsi Media Pembelajaran .......................................... 26
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran ...................................... 27
d. Kriteria Penggunaan Media …………………………... 29
e. Prinsip Umum Penggunaan Media ……………………. 31
f. Media Pembelajaran Nomograf ……………………….. 32
1) Pengertian Media Pembelajaran Nomograf ……….. 32
2) Langkah-langkah Penggunaan Media Nomograf ….. 33
3) Kelebihan Media Nomograf …………………….. 33
4) Kelemahan Media Pembelajaran Nomograf ……… 34
3. Tinjauan Tentang Karakteristik Peserta Didik Kelas IV …… 34
a. Pengertian Psikologi Perkembangan ………………… 34
b. Karakteristik Peserta Didik Kelas IV ………………… 35
4. Penerapan Pembelajaran Bilangan Bulat Melalui Media
Nomograf Pada Peserta Didik Sekolah Dasar Kelas IV ………... 36
B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 37
C. Kerangka Berfikir ................................................................... 38
D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 41
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 41
B. Subjek Penelitian …………………………………………… 41
C. Bentuk dan Strategi Penelitian .............................................. 41
1. Bentuk Penelitian ………………………………………. 41
2. Strategi Penelitian ………………………………………. 42
D. Sumber Data ……………………………………..…………. 43
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 43
F. Validitas Data ......................................................................... 45
G. Teknik Analisis Data .............................................................. 46
H. Indikator Kinerja ……………………………………………. 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
I. Prosedur Penelitian ………………………………………….. 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 57
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 57
1. Tempat Penelitian ……………………………………….. 57
2. Deskripsi Kondisi Awal …………………………………. 58
3. Deskripsi Hasil Penelitian ……………………………….. 60
a. Siklus I ……………………………………………… 60
b. Siklus II ……………………………………………… 75
c. Siklus III ……………………………………………… 90
B. Pembahasan Hasil Penelitian ……….………………………. 104
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 107
A. Simpulan .......................................................................................107
B. Implikasi ....................................................................................... 107
C. Saran ............................................................................................ 108
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 110
LAMPIRAN ................................................................................................ 113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Materi Bilangan Bulat
Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 02 Dagen Pada Prasiklus …….…. 58
2. Daftar Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung Penjumlahan
Bilangan Bulat melalui Media Nomograf Pada Siklus I
Pertemuan Pertama …………………………………….……….….… 69
3. Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung
Pengurangan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf Pada Siklus I
Pertemuan Kedua ……………………………………………………. 72
4. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat
melalui Media Nomograf Kelas IV Pada Siklus I ................................ 73
5. Perbandingan Persentase Ketuntasan Prasiklus dan Siklus I ……..…. 74
6. Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung
Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf pada Siklus II
Pertemuan Pertama ……………………………………………….…. 84
7. Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung
Pengurangan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf pada Siklus II
Pertemuan Kedua ….……………………………………………..….. 86
8. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat
melalui Media Nomograf Kelas IV pada Siklus II .……………..….... 88
9. Perbandingan Persentase Ketuntasan Prasiklus, Siklus I dan
Siklus II ……………………………………………………………... 89
10. Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung
Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf pada
Siklus III Pertemuan Pertama .…………………………………….…. 99
11. Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung
Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf pada
Siklus III Pertemuan Kedua …………………………………………. 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
12. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat
melalui Media Nomograf Kelas IV pada Siklus III ………………..... 102
13. Perbandingan Persentase Ketuntasan Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan
Siklus III .…………………………………………………….………. 103
14. Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat dan Persentase
Ketuntasan Klasikal pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan
Siklus III ………………………………………………..……………. 105
15. Perbandingan Aktivitas Peserta Didik dan Guru dalam Proses
Pembelajaran pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III ……………...…. 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1 Media Nomograf Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan
Bulat Positif …………………………………………………………… 17
2 Media Nomograf Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan
Bulat Negatif …….………….……………………………………...… 18
3 Media Nomograf Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan
Bulat Positif …………………………………………..…………….… 19
4 Media Nomograf Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan
Bulat Negatif ...……………………………………………………..… 20
5 Media Nomograf Pengurangan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan
Bulat Positif ………………………………………………………...… 21
6 Media Nomograf Pengurangan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan
Bulat Negatif ……………………………………………………….… 22
7 Media Nomograf Pengurangan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan
Bulat Positif ……………………………………...…………………… 23
8 Media Nomograf Pengurangan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan
Bulat Negatif ……………………………………………………….… 24
9 Kerangka Berpikir Pembelajaran Bilangan Bulat …………….……… 40
10 Komponen dalam Analisis Data ……………………………………… 47
11 Bagan Prosedur Penelitian …................................................................. 49
12 Grafik Nilai Matematika Bilangan Bulat Peserta Didik Kelas IV SD
Negeri 02 Dagen pada Prasiklus ……………………………………… 59
13 Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung Penjumlahan Bilangan
Bulat melalui Media Nomograf …………………………………….… 70
14 Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung Pengurangan Bilangan
Bulat melalui Media Nomograf pada Siklus I Pertemuan Kedua ……. 72
15 Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung Bilangan
Bulat melalui Media Nomograf Kelas IV pada Siklus I ………..……. 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
16 Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Kemampuan Berhitung
Bilangan Bulat pada Prasiklus dan Siklus I ……………………….…. 74
17 Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung Penjumlahan Bilangan
Bulat melalui Media Nomograf pada Siklus II Pertemuan Pertama …... 85
18 Data Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung
Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf pada Siklus II
Pertemuan Kedua …………………………………………….………. 87
19 Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung Bilangan
Bulat melalui Media Nomograf Kelas IV pada Siklus II ……..……... 88
20 Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Kemampuan Berhitung
Bilangan Bulat pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ………………... 89
21 Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung Penjumlahan Bilangan
Bulat melalui Media Nomograf pada Siklus III Pertemuan Pertama …. 99
22 Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung Pengurangan Bilangan
Bulat melalui Media Nomograf pada Siklus III Pertemuan Kedua …. 101
23 Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung Bilangan
Bulat melalui Media Nomograf Kelas IV pada Siklus III …….……... 102
24 Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung Bilangan
Bulat pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ……………..... 103
25 Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat dan Persentase
Ketuntasan Klasikal pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III .… 105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian .…………………………….... 113
2. Lembar Wawancara dengan Guru sebelum Menggunakan Media
Pembelajaran Nomograf (Prasiklus) ………………………….……. 114
3. Kisi-kisi Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Prasiklus ………... 115
4. Lembar Kerja Siswa Prasiklus ……………………………………... 116
5. Kunci Jawaban Lembar Kerja Prasiklus …………………………… 117
6. Hasil Tes Prasiklus Berhitung Bilangan Bulat Peserta Didik Kelas IV
SD Negeri 02 Dagen ………………………………………………. 118
7. Silabus ……………………………………………………………... 119
8. RPP Siklus I ………………………………………………………... 123
9. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I ………………………..... 139
10. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II ……………………....… 145
11. Kisi-kisi Soal Evaluasi Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat
Siklus I ……………………………………………………………... 151
12. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I …………………………….…... 153
13. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ………………………………... 159
14. Foto Penggunaan Media Nomograf pada Siklus I …………….…… 165
15. Nilai Matematika Materi Bilangan Bulat Peserta Didik Kelas IV
SD Negeri 02 Dagen Siklus I ………………………………………. 166
16. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran
Matematika menggunakan Media Nomograf Pertemuan I Siklus I …. 167
17. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran
Matematika menggunakan Media Nomograf Pertemuan II Siklus I … 168
18. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Matematika
Bilangan Bulat Siklus I …………………………………………..… 169
19. Pedoman Wawancara setelah Menggunakan Media Nomograf …..... 170
20. RPP Siklus II ….……………………………………………………. 171
21. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I ………………………... 188
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
22. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan II ……………………….. 194
23. Kisi-kisi Soal Evaluasi Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat
Siklus II ……………………………………………………………... 200
24. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I ……………………………….. 202
25. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II ..………………………..……. 208
26. Foto Penggunaan Media Nomograf pada Siklus II …………....…… 214
27. Nilai Matematika Materi Bilangan Bulat Peserta Didik Kelas IV
SD Negeri 02 Dagen Siklus II ………….…………………….……. 215
28. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran
Matematika menggunakan Media Nomograf Pertemuan I Siklus II … 216
29. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran
Matematika menggunakan Media Nomograf Pertemuan II Siklus II .. 217
30. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Matematika
Bilangan Bulat Siklus II …………………………………………..… 218
31. RPP Siklus III ………………………………………………………. 219
32. Lembar Kerja Siswa Siklus III Pertemuan I ……………………….. 237
33. Lembar Kerja Siswa Siklus III Pertemuan II ……………………..... 243
34. Kisi-kisi Soal Evaluasi Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat
Siklus III ……………………………………………………………... 249
35. Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan I ……………………….…..….. 251
36. Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan II …………………………….... 257
37. Foto Penggunaan Media Nomograf pada Siklus III ……………….. 263
38. Nilai Matematika Materi Bilangan Bulat Peserta Didik Kelas IV
SD Negeri 02 Dagen Siklus III ……………………………………. 264
39. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran
Matematika menggunakan Media Nomograf Pertemuan I Siklus III … 265
40. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran
Matematika menggunakan Media Nomograf Pertemuan II Siklus III ... 266
41. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Matematika
Bilangan Bulat Siklus III ……………………………………………. 267
42. Pedoman Penilaian Lembar Kinerja Guru dalam Pembelajaran ……... 268
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
43. Daftar Nilai Bilangan Bulat Kelas IV Tahun Ajaran 2008/2009 ….… 272
44. Daftar Nilai Bilangan Bulat Kelas IV Tahun Ajaran 2010/2011 ….… 274
45. Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ……………………………..…. 276
46. Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ….. 277
47. Permohonan Ijin Research/Try Out UNS ………………………….. 278
48. Permohonan Ijin Research/Try Out Kepala Sekolah SD ………..…… 279
49. Surat Kepada Kepala Sekolah ………………………………….…... 280
50. Surat Undangan Kepada Dosen Pembimbing I …………………….. 281
51. Surat Undangan Kepada Dosen Pembimbing II ……………………. 282
52. Surat Keterangan dari Sekolah Dasar 02 Dagen …………………..... 283
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan yaitu bagian dari
pendidikan dasar yang menyelenggarakan pendidikan enam tahun. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 tentang pendidikan dasar,
disebutkan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan sembilan tahun, yaitu
program pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan program pendidikan tiga
tahun di Sekolah Menengah Pertama (SMP) (Zainal Aqib, 2009: 1). Dengan
demikian, Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang
dianggap sulit oleh peserta didik. Padahal Matematika merupakan mata pelajaran
yang wajib diperoleh bagi peserta didik sejak Sekolah Dasar hingga Sekolah
Menengah Atas. Sedangkan untuk jumlah jam mata pelajaran Matematika juga
cukup banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
Menurut Ariesandi Setyono berpendapat, “Matematika adalah salah satu
ilmu yang sangat penting dalam hidup kita. Misalnya: mencari nomor seseorang,
menelpon, jual beli barang maupun menukar uang dan mengukur suhu badan.
Ilmu Matematika sangatlah penting, maka penanaman konsep dasar yang
diajarkan kepada peserta didik haruslah benar dan kuat” (2008: 1).
Jonson dan Rising (dalam Asep Jihad, 2008: 175) Matematika adalah
bahasa yang menggunakan istilah serta didefinisikan dengan cermat, jelas, akurat
dengan simbol yang padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai arti dari pada
bunyi, dan merupakan pengetahuan yang terstruktur serta terorganisasi. Sehingga
sifat-sifat dan teori-teori dibuat secara deduktif dan dibuktikan kebenarannya. R.
Soedjadi (dalam Heruman, 2008: 1) hakikat Matematika yaitu memiliki objek
tujuan abstrak, bertumpu pada kesempatan, dan pola pikir yang deduktif.
R. Soedjadi (dalam Raodatul Jannah, 2011: 27-29) ada beberapa alasan
yang menyebabkan Matematika sulit di mata peserta didik, yaitu persepsi awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
bahwa Matematika abstrak atau pikiran, kebenaran dibuktikan berdasarkan logika,
pembelajaran secara bertingkat dan kontinyu, serta menggunakan bahasa simbol.
Sehingga seharusnya guru dapat berinovasi mulai dari pembelajaran, media yang
digunakan dan cara penyampaian materi yang menarik serta dikaitkan ke
penggunaan Matematika dalam kehidupan sehari–hari.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar peserta didik, secara operasional
terdapat lima komponen yang dapat mempengaruhi serta berperan dalam kegiatan
belajar mengajar diantaranya yaitu tujuan, isi/materi, metode, media dan evaluasi
(Wina Sanjaya, 2009: 58). Kelima komponen tersebut apabila dapat berjalan
selaras maka dapat membantu dalam memprediksi keberhasilan kegiatan belajar
mengajar yang optimal. Namun dalam kenyataannya sampai saat ini nilai
Matematika yang dicapai peserta didik kelas IV SD Negeri 02 Dagen Jaten,
Karanganyar masih rendah.
Berdasarkan prasiklus di SD Negeri 02 Dagen Jaten Karanganyar dapat
dilihat pada lampiran 6 halaman 118, pada umumnya peserta didik mengalami
hambatan ketika mereka diberi tugas oleh guru untuk menyelesaikan soal
berhitung bilangan bulat. Mereka mengalami kesulitan dalam memahami soal dan
cara mengerjakannya. Hal ini terbukti dari 30 peserta didik di kelas IV SD Negeri
02 Dagen pada materi bilangan bulat banyak peserta didik yang mendapatkan nilai
dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Perolehan nilai dapat diketahui dari rata-rata nilai kelas IV yang
berjumlah 30 peserta didik antara lain: peserta didik yang memperoleh nilai ≤ 70
adalah 26 peserta didik atau 86,67% dan peserta didik memperoleh nilai ≥ 70
adalah 4 peserta didik atau 13,33%.
Hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa penyebab nilai rendah
dikarenakan oleh pembelajaran yang cenderung monoton, kegiatan belajar
mengajar belum berpusat pada peserta didik, dan jarangnya penggunaan media
pada pembelajaran. Sehingga mengakibatkan penguasaan serta pemahaman
peserta didik terhadap konsep–konsep Matematika menjadi lemah, peserta didik
menjadi pasif dan prestasi belajar peserta didik menjadi rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Dampak pembelajaran yang demikian ini jika tidak segera teratasi
dengan tepat antara lain: peserta didik akan merasa kesulitan dalam
menyelesaikan soal berhitung bilangan pecahan dimateri selanjutnya. Bahkan
permasalahan ini akan berlanjut hingga peserta didik tersebut kelas VI dan akan
mempengaruhi nilai Matematika dalam UASBN. Hal ini dikarenakan Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi ujian akhir nasional.
Hendaknya dalam setiap kesempatan pembelajaran Matematika di SD
Negeri 02 Dagen Jaten Karanganyar mengawalinya dengan pengenalan masalah
yang sesuai dengan situasi. Dengan pengajuan masalah nyata, peserta didik
diharapkan secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep Matematika,
terutama tentang hitungan bilangan bulat. Keefektivan dapat ditingkatkan melalui
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang inovatif dan lebih
mudah dipahami oleh peserta didik.
Berdasarkan permasalahan dalam pembelajaran berhitung bilangan bulat
di SD Negeri 02 Dagen Jaten Karanganyar maka diperlukan suatu alternatif
pemecahan agar dapat memberi perubahan yang lebih baik dalam menguasai
materi bilangan bulat. Salah satu media pembelajaran yang dapat dipergunakan
untuk meningkatkan kualitas dan proses hasil pembelajaran Matematika adalah
dengan menerapkan media pembelajaran Nomograf. Penerapan media Nomograf
ini diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam memahami konsep
menghitung bilangan bulat dan menunjang kegiatan belajar mengajar guru.
Berbagai macam metode pembelajaran yang tersedia juga harus dimanfaatkan
seefektif mungkin dan dikolaborasikan dengan media Nomograf oleh guru agar
tujuan pembelajaran tercapai. Sehingga guru seharusnya benar-benar memahami
makna dari media pembelajaran sebelum menggunakannya. Sri Anitah (2009:
124) media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang
dapat menciptakan kondisi yang dapat memungkinkan peserta didik menerima
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan atau isi
pelajaran pada saat itu. Selain itu, media pembelajaran juga dapat membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
peserta didik meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, memadatkan informasi, serta
membangkitkan motivasi dan minat peserta didik dalam belajar (Cecep kustandi,
2011: 21). Sedangkan menurut Sri Anitah (2009: 128–180) pengklasifikasian
jenis-jenis media pembelajaran secara umum dibagi menjadi 4 yaitu media visual,
media audio, media audio visual dan multimedia. Penggunaan media untuk
mengatasi permasalahan tersebut peneliti menggunakan media Nomograf.
Pengertian Nomograf menurut Riyadi (2011: 33) menyatakan Nomograf adalah
media pembelajaran yang terbentuk dari tiga buah garis bilangan yang diletakkan
sejajar dengan sifat skala pada garis bilangan yang terletak ditengah-tengah
besarnya sama dengan setengah kali skala pada garis bilangan yang mengapitnya.
Nomograf merupakan salah satu media berbasis visual yang konkret dan
mudah digunakan sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran berhitung
bilangan bulat. Keunggulan dari penggunaan media nomograf antara lain: sifatnya
konkret lebih realistik dibanding media verbal, dapat memperjelas masalah
berhitung bilangan bulat, relatif tidak mahal, dapat dipakai berulang kali dan tidak
memerlukan peralatan khusus dalam menyampaikannya (Sri Anitah, 2009: 129).
Dengan memperhatikan sifat dan keunggulan media Nomograf ke dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran maka peningkatan kemampuan berhitung bilangan
bulat diharapkan dapat tercapai pada peserta didik kelas IV SD Negeri 02 Dagen
Jaten Karanganyar.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dan guru
tersebut, penulis menawarkan solusi dengan penelitian dalam bentuk penelitian
tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kemampuan Berhitung Bilangan
Bulat melalui Media Nomograf pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 02
Dagen Jaten Karanganyar, Tahun Ajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka permasalahan
penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah penerapan media pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Nomograf dapat meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat pada peserta
didik kelas IV SD Negeri 02 Dagen Jaten Karanganyar, Tahun Ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Berpijak pada rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah:
“Meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media Nomograf
pada peserta didik kelas IV SD Negeri 02 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran
2011/2012”.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan kajian untuk meningkatkan penggunaan media pembelajaran
Nomograf.
b. Penggunaan media pembelajaran Nomograf diharapkan dapat memberikan
solusi alternatif bagi guru untuk mengatasi berbagai kesulitan dalam
mengajar bilangan bulat.
c. Penelitian ini disusun dengan harapan dapat menjadi acuan bagi peneliti
yang akan datang apabila melakukan penelitian dengan salah satu variabel
yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik
1) Meningkatnya kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal
berhitung bilangan bulat melalui media Nomograf.
2) Peserta didik akan merasakan pembelajaran yang menyenangkan dan
inovatif dengan media Nomograf.
3) Dapat memberikan solusi jika peserta didik menemui permasalahan
yang berkaitan dengan berhitung bilangan bulat dalam kehidupan
sehari–hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Bagi guru
1) Melalui media Nomograf guru dapat meningkatkan pembelajaran
Matematika bilangan bulat pada kelas IV.
2) Melalui media Nomograf guru dapat menemukan solusi permasalahan
dalam menyelesaikan soal berhitung bilangan bulat pada mata pelajaran
Matematika kelas IV Sekolah Dasar.
c. Bagi sekolah
1) Sebagai panduan untuk meningkatkan kemampuan berhitung bilangan
bulat pada peserta didik kelas IV.
2) Memberikan sumbangan yang positif dalam usaha perbaikan proses
belajar mengajar para guru.
3) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan
inovasi media pembelajaran di sekolah.
4) Sebagai usaha dalam meningkatkan prestasi sekolah di mata masyarakat.
5) Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan
di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat
a. Pengertian Kemampuan Menurut Desmita (2006: 257) ability (kemampuan, kecakapan)
suatu istilah umum yang berkenaan dengan potensi untuk menguasai suatu
keterampilan. Fatkhurohmah (2010: 26) menyatakan bahwa pengertian
kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan atau potensi
bawaan sejak lahir atau hasil latihan yang dapat digunakan untuk
melakukan suatu perbuatan.
Menurut Robbins (dalam jiunkpe Universitas Kristen Petra, 2008:
5) bahwa kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir,
atau merupakan hasil latihan atau praktik. Ia mengaatakan, bahwa
kemampuan (ability) adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu
keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan
atau praktik dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan
melalui tindakannya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang
merupakan bawaan sejak lahir untuk melakukan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan. Kemampuan awal peserta didik merupakan prasarat yang
diperlukan dalam mengikuti proses belajar mengajar selanjutnya. Proses
belajar mengajar kemampuan awal peserta didik dapat menjadi titik tolak
untuk membekali peserta didik agar dapat mengembangkan kemampuan
baru.
b. Pengertian Berhitung
Hasan Alwi (2003: 140) berpendapat bahwa “berhitung berasal
dari kata hitung yang mempunyai makna keadaan, setelah mendapat
awalan (ber-) akan berubah menjadi makna yang menunjukkan suatu
kegiatan menghitung (menjumlahkan, mengurangi, membagi, mengalikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dan sebagainya)”. Sementara itu menurut ahli lain, “Aritmatika yakni
semua hal” (Raodatul Jannah, 2011: 32) tentang penambahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Aritmatika merupakan cabang
matematika yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari–hari,
bahkan oleh orang yang tidak suka matematika sekalipun.
Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga
cabang, yaitu aritmatika, aljabar, dan geometri. Sedangkan menurut Dali S.
Naga (dalam Mulyono Abdurrahman, 2009: 253) aritmatika atau berhitung
adalah cabang matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-
hubungan bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama mengenai
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berhitung
merupakan pengetahuan tentang bilangan yang meliputi pengoperasian
sejumlah bilangan yang berbentuk angka (penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian dan sebagainya). Berhitung merupakan salah satu
keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam kurikulum
di Sekolah Dasar. Oleh karena itu sebagai orang tua dan pendidik
mengajari anak untuk berhitung sedini mungkin, dikarenakan berhitung
sangat erat dengan angka-angka.
c. Pengertian Kemampuan Berhitung
Nyimas Aisyah (2007: 6-5) kemampuan berhitung dalam
pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting
dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua
aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini. Peterson dalam
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP–UPI, (2007) menyatakan:
pemecahan masalah dalam Matematika tidak hanya merupakan bagian
yang terintegrasi dalam pembelajaran, melainkan harus menjadi dasar atau
inti dari kegiatan pembelajaran. Namun kenyataannya keterampilan
berhitung harus diajarkan terlebih dahulu sebelum pemecahan masalah
(hlm. 174).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Berdasarkan pendapat di atas, terlihat bahwa kemampuan
berhitung merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh peserta
didik pada jenjang sekolah dasar dan sebagai bekal ke jenjang selanjutnya.
Karena hal ini sangat penting untuk itu kemampuan berhitung harus benar-
benar ditekankan, meskipun seharusnya peserta didik mengetahui
pemecahan masalah sebelum mengenal berhitung.
d. Pengertian Matematika
Raodatul Jannah (2011: 26) Matematika dapat diartikan sebagai
suatu ilmu yang mempelajari bilangan, bangun, dan konsep-konsep yang
berkenaan dengan kebenarannya secara logika, menggunakan simbol-
simbol yang umum serta aplikasi dalam bidang lainnya. Riedesel (1996:
8) menyatakan bahwa mathematics is many things to many people. The
more we know about what people believe mathematics is all about, the
better we’ll be able to communicate with them. More important, the better
we understand mathematics, the better we’ll be able to help children learn.
Matematika merupakan alat komunikasi bagi semua orang, sehingga
semakin kita lebih memahami tentang Matematika maka semakin mudah
untuk kita dalam berkomunikasi dengan orang lain serta dapat membantu
anak-anak dalam belajar.
Menurut sudut pandang R. Soedjadi (2000: 11) beberapa definisi
atau pengertian Matematika yaitu cabang ilmu pengetahuan eksak yang
terorganisir secara sistematik, tentang bilangan, kalkulasi, bilangan
pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan.
Matematika dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang fakta-fakta
kuantitatif, masalah tentang ruang dan bentuk, pengetahuan tentang
struktur-struktur yang logika, pengetahuan tentang aturan-aturan yang
ketat.
Martin Harison (2011: 1) Mathematics is pervading every study and technique in our modern world, bringing ever more sharply into focus the responsibilities laid upon those whose task it is to teach it. Most prominent among these is the difficulty of presenting an interdisciplinary approach so that one professional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
group may benefit from the experience of others (International Journal of Mathematical Education in Science and Technology).
Matematika adalah melingkupi setiap penelitian dan teknik di
dunia modern, membawa semakin tajam ke dalam fokus tanggung jawab
serta dibebankan pada mereka yang tugasnya adalah untuk
mengajarkannya. Paling menonjol antara lain kesulitan menyajikan
pendekatan interdisipliner sehingga satu kelompok dapat mengambil
manfaat dari pengalaman orang lain.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
Matematika adalah merupakan cabang suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang bilangan yang terstruktur, bangun, konsep dengan
kebenarannya secara logika dan mempunyai aturan yang ketat serta
diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan
dengan angka-angka atau simbol-simbol. Sehingga semakin kita mengenal
dan memahami tentang Matematika, maka semakin mempermudah kita
untuk membantu peserta didik dalam menghadapi kesulitan belajar
Matematika.
e. Fungsi Matematika
Asep Jihad (2008: 153) fungsi Matematika adalah sebagai wahana
untuk: Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan
bilangan dan simbol serta mengembangkan ketajaman penalaran yang
dapat memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
Cornelius (dalam Mulyono Abdurrahman, 2009: 253)
mengemukakan lima alasan perlunya belajar Matematika karena
Matematika merupakan sarana:
1) Berpikir yang jelas dan logis.
2) Untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
3) Mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman.
4) Untuk mengembangkan kreativitas.
5) Untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Sedangkan menurut Hudoyo, dalam pembelajaran matematika di
sekolah dasar (2011: 1) Matematika berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-
simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan
menyelsesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Cockroft (dalam Mulyono Abdurrahman, 2009: 253)
mengemukakan bahwa Matematika perlu diajarkan kepada peserta didik
karena:
Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, semua bidang studi memerlukan keterampilan Matematika yang sesuai, merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, meningkatkan kemampuan berpikir logis, keteletian, dan kesadaran keruangan, serta memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
Matematika sangat besar perannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
memberikan bekal kepada peserta didik dalam berfikir logis, kritis,
meningkatkan kemampuan dalam usaha memecahkan masalah yang
menantang, sarana mengembangkan kreativitas, ketelitian dan sebagai
bekal kemampuan dasar untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya.
f. Tujuan Matematika
Asep Jihad (2008: 153) tujuan peserta didik mempelajari
Matematika yaitu memiliki kemampuan dalam menggunakan algoritma,
melakukan manipulasi secara Matematika, mengorganisasi data,
memanfaatkan simbol, tabel, diagram, serta grafik, mengenal dan
menemukan pola, menarik kesimpulan, membuat kalimat atau model
Matematika, membuat interpretasi bangun dalam bidang dan ruang,
memahami pengukuran dan satuan-satuannya, menggunakan alat hitung
dan alat bantu Matematika.
Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) (dalam R.
Soedjadi, 2000: 43-44), Matematika yang sekarang mempunyai tujuan
umum diberikannya Matematika di jenjang pendidikan dasar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pendidikan umum adalah: mempersiapkan peserta didik agar sanggup
menghadapi perubahan dalam kehidupan, melalui latihan dasar pemikiran
secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien, serta
mempersiapkan peserta didik menggunakan Matematika dan pola fikir
dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut GBPP Matematika yang khusus untuk pendidikan dasar
bahwa tujuan khusus pengajaran Matematika di Sekolah Dasar adalah:
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung, kemampuan
peserta didik yang dapat dialihkan melalui kegiatan Matematika,
mengembangkan pengetahuan dasar Matematika sebagai bekal di Sekolah
Menengah Pertama, membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan
disiplin.
Nyimas Aisyah (2007: 1-4) tujuan Matematika di Sekolah Dasar
agar peserta didik memiliki kemampuan yaitu: memahami konsep,
menjelaskan keterkaitan dan mengaplikasikan secara luwes, akurat,
efisiensi dan tepat, menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika, memecahkan masalah,
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, memiliki sikap menghargai
kegunaan Matematika dalam kehidupan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
kurikulum adanya Matematika adalah memberikan gambaran belajar tidak
hanya di bidang kognitif saja, tetapi meluas pada bidang psikomotor dan
efektif. Selain itu, dalam tujuan pembelajaran Matematika yaitu diarahkan
untuk pembentukan kepribadian, kemampuan berpikir, dan peserta didik
diharapkan siap menghadapi perubahan baik dalam pembelajaran maupun
dalam kehidupan sehari-hari.
g. Pembelajaran Matematika
Hujair AH. Sanaky (2009: 3) pembelajaran adalah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Sementara
menurut ahli lain, pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang
mengembangkan potensi dirinya. Utomo Dananjaya (2011: 27) peserta
didik dilibatkan ke dalam pengalaman yang difasilitasi oleh guru sehingga
belajar mengalir dalam pengalaman yang melibatkan pikiran, emosi,
terjalin dalam kegiatan yang menyenangkan dan menantang serta
mendorong prakarsa peserta didik.
Nyimas Aisyah (2007: 1-4) pembelajaran Matematika adalah
proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana
lingkungan memungkinkan peserta didik melaksanakan kegiatan belajar
Matematika dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar Matematika.
Pembelajaran Matematika merupakan upaya membangun persepsi positif
dalam mempelajari Matematika dikalangan peserta didik, sehingga
memberikan suasana peserta didik yang nyaman saat mempelajari
Matematika dengan harapan dapat menghasilkan prestasi yang
menggembirakan (Asep Jihad, 2008: 154).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Matematika adalah proses komunikasi pemberian
pengalaman belajar yang didalamnya terdapat proses penyampaian pesan
dari sumber pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media tertentu.
Sedangkan penyampaian pesan terjadi melaui proses yang terencana dan
berpusat pada peserta didik. Dengan demikian tujuan dapat tercapai dalam
kompetensi yang diharapkan serta akan terciptakan suasana yang kondusif
untuk kegiatan belajar Matematika.
h. Pengertian Bilangan Bulat
Gatot M. dalam pembelajaran Matematika SD (2011: 3.8)
bilangan bulat terdiri dari bilangan yang bertanda negatif (-1,-2,-3,-4…)
yang disebut bilangan bulat negatif, bilangan 0 (nol), dan bilangan yang
bertanda positif (1,2,3,4, …) disebut bilangan bulat positif.
Mengenai pengertian himpunan bilangan bulat, Riyadi (2011)
berpendapat, “himpunan bilangan negatif, himpunan bilangan nol, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
himpunan bilangan asli yaitu {…,-3,-2,-1,0,1,2,3,…} dengan tujuan agar
operasi pengurangan bersifat tertutup” (halaman 33).
Himpunan bilangan asli disebut himpunan bilangan bulat positif.
Jika bilangan diberi tanda (-) di depan bilangan, terbentuklah bilangan
bulat negatif. Jadi “-5” (dibaca negatif lima) adalah sebuah bilangan bulat
negatif. Himpunan bilangan bulat positif. Ditulis B+= {1,2,3,4,…}, maka
himpunan bilangan bulat negatif ditulis B-= {…,-3,-2,-1}. Sedangkan n (0)
= 0, bilangan bulat pula tetapi bukan bulat positif maupun bukan bulat
negatif (Purwoto, 2000: 36).
Bilangan bulat adalah penambahan tanda (+) di depan setiap
bilangan asli (dalam penggunaannya tanda ini sering tidak ditulis) untuk
membentuk bilangan bulat positif. Sedangkan penambahan tanda (–) di
depan setiap bilangan asli (tanda ini harus selalu ditulis) untuk membentuk
bilangan bulat negatif dan kita buat simbol 0, dibaca nol (Frank Ayres,
2004: 351).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bilangan
bulat adalah kumpulan bilangan asli/positif, bilangan negatif dan bilangan
nol. Jadi himpunan bilangan bulat menjadi {…,-3,-2,-1,0,1,2,3,…}.
i. Sifat-sifat Bilangan Bulat
Sistem bilangan bulat menurut Purwoto (2000: 36-37)
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1) Sifat tertutup terhadap penjumlahan Ada dengan tunggal (a + b) € B.
2) Sifat pindahan penjumlahan a + b = b + a
3) Sifat pengelompokkan penjumlahan (a + b) + c = a + (b + c)
4) Untuk setiap a € B ada dengan tanggal elemen 0 € B sehingga a + 0 = 0 + a = a, 0 disebut elemen identitas penjumlahan.
5) Untuk setiap a € B, ada dengan tunggal elemen (-a) € B sehingga a + (-a) = 0.
Sedangkan menurut Arita Marini, dkk (2011: 117-118), pada
semua bilangan p, q, dan r berlaku sifat-sifat berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
1) Tertutup untuk operasi penjumlahan p + q adalah bilangan bulat yang tunggal
2) Komutatif untuk operasi penjumlahan p + q = q + p
3) Asosiatif untuk operasi penjumlahan (p + q) + r = p + (q + r)
4) Ada elemen invers penjumahan yang tunggal Pada setiap bilangan bulat r, ada bilangan bulat yang tunggal, demikian sehingga r + (-r) = (-r) + r = 0
5) Ada elemen identitas penjumlahan yang tunggal Pada setiap bilangan bulat p, ada bilangan bulat yang tunggal yaitu 0, demikian sehingga p + 0 = 0 + p = p
Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, nol, dan
bilangan bulat positif. Rumus-rumus bilangan bulat dalam mengenal
Matematika (2010) yang dipelajari di kelas IV ini meliputi operasi
penjumlahan, pengurangan dan campuran. Sifat-sifat penjumlahan pada
bilangan bulat:
1) Sifat tertutup
Untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku a + b = c dengan c juga
bilangan bulat.
2) Sifat komutatif
Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu berlaku a + b = b + a.
3) Sifat asosiatif
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c selalu berlaku (a + b) + c = a +
(b + c).
4) Mempunyai unsur identitas
Untuk sembarang bilangan bulat, a selalu berlaku a + 0 = 0 + a.
Bilangan nol (0) merupakan unsur identitas pada penjumlahan.
5) Mempunyai invers
Untuk setiap bilangan bulat a, selalu berlaku a + (–a) = (–a) + a = 0.
Invers dari a adalah –a, sedangkan invers dari –a adalah a.
6) Jika a dan b bilangan bulat maka berlaku a – b = a + (–b).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sifat
bilangan bulat adalah tertutup, komutatif, asosiatif, Mempunyai unsur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
identitas, mempunyai invers, penyebaran kiri perkalian terhadap
penjumlahan, penyebaran kanan perkalian terhadap penjumlahan, identitas
perkalian, identitas penjumlahan dan elemen tunggal 0.
j. Operasi Hitung Pada Bilangan Bulat
Gatot Muhsetyo, dkk (2007: 1.10) menyatakan bahwa sesuai
dengan kebutuhan kurikulum, maka operasi hitung yang dibahas dalam
kegiatan pertama ini dibatasi hanya pada bentuk penjumlahan dan
pengurangan. Penjelasannya sebagai berikut:
1) Penjumlahan bilangan bulat Jika p dan q bilangan cacah, maka bentuk penjumlahan bilangan bulat sebagai berikut: a) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif. p + q = n (P � Q), jika p = n (P), q = n (Q), P � Q = �, P dan Q himpunan.
b) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. (-p) + (-q) = - (p + q)
c) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif. p + (-q) = (-q) + p = p- q, jika p > q
d) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. (-p) + q = q + (-p) = - (p –q), jika p > q
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Misalnya:
a) 2 + 5
Jawab:
Gambar 1: Media Nomograf Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dengan
Bilangan Bulat Positif.
Jadi 2 + 5 = 7
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b) 2 + (-5)
Jawab:
Gambar 2: Media Nomograf Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dengan
Bilangan Bulat Negatif.
Jadi 2 + (-5) = -3
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
10
9
8
7
6
5
4
3
2
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
5
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
4
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c) (-2) + 5
Jawab:
Gambar 3: Media Nomograf Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif
dengan Bilangan Bulat Positif.
Jadi (-2) + 5 = 3
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
10
9
8
7
6
5
4
3
2
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
5
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
4
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
d) (-2) + (-5)
Jawab:
Gambar 4: Media Nomograf Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif
dengan Bilangan Bulat Negatif.
Jadi (-2) + (-5) = -7
2) Pengurangan bilangan bulat Arita Marini, dkk (2011: 118-126) menyatakan bahwa pada p dan q bilangan bulat, maka selisih atau penguranga p dari q (ditulis p- q) adalah bilangan bulat r jika dan hanya jika p = q + r
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Misalnya:
a) 2 - 5
Jawab:
Gambar 5: Media Nomograf Pengurangan Bilangan Bulat Positif
dengan Bilangan Bulat Positif.
Jadi 2 - 5 = 3
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10 5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b) 2 - (-5)
Jawab:
Gambar 6: Media Nomograf Pengurangan Bilangan Bulat Positif
dengan Bilangan Bulat Negatif.
Jadi 2 – (-5) = 7
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10 5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5 5
4
3
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
c) (-2) - 5
Jawab:
Gambar 7: Media Nomograf Pengurangan Bilangan Bulat Negatif
dengan Bilangan Bulat Positif.
Jadi (-2) - 5 = -7
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10 5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
d) (-2) - (-5)
Jawab:
Gambar 8: Media Nomograf Pengurangan Bilangan Bulat Negatif
dengan Bilangan Bulat Negatif.
Jadi (-2) – (-5) = 3
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10 5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2. Tinjauan Tentang Media Nomograf
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Karena posisinya berada ditengah ia bisa juga disebut sebagai pengantar atau penghubung. Sehingga media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Yudhi Munadi, 2008: 6-8).
Hujair AH. Sanaky (2009: 4) media pembelajaran adalah sarana
pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses
pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai
tujuan pengajaran. Ia juga mengatakan, “pengertian secara lebih luas media
pembelajaran merupakan sebagai sarana” (Hujair AH. Sanaky, 2009: 21)
yang dapat digunakan untuk menampilkan atau menyampaikan pelajaran.
Menurut (Sri Anitah, 2009: 24), media pembelajaran adalah setiap
orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang
memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Sedangkan Cecep kustandi (2011: 9) media pembelajaran adalah alat yang
dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas
makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai
perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan
efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Media merupakan segala
sesuatu yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat
merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian peserta didik sehingga
proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media)
dengan peserta didik dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b. Fungsi Media Pembelajaran
Levie dan lentz (dalam Cecep Kustandi, 2011: 21-22) fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu: 1) Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian peserta
didik untuk berkosentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan.
2) Fungsi afektif, yaitu gambar atau lambang visual yang dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik.
3) Fungsi kognitif, lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi kompensatoris, yaitu media yang berfungsi untuk mengakomodasi peserta didik yang lemah atau lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara verbal. Wina Sanjaya, (2009: 169-171) media pembelajaran memiliki
fungsi dan peran untuk: menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa
tertentu, memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu, dan
menambah gairah dan motivasi belajar peserta didik.
Konyalioglu (2003: 3) Visualization can be alternative method and powerful resource for students doing mathematics, a resource that can upon the way to different ways of thinking about mathemathics than the linguistic and logico-propositional thinking of traditional and the symbol manipulation of traditional algebra (Konyalioglu et al.2003). Use of the visualization approach provides students to look at mathematics course, which was seen as a cumulation of abstract structures and concepts from a different perspective.
Artinya visualisasi dapat menjadi metode alternatif dan kuat
sumber daya untuk peserta didik melakukan matematika, sumber daya
yang dapat pada jalan ke berbeda cara berpikir tentang matematika dari
linguistik dan logika-proposional, berpikir tradisional dan manipulasi
simbol aljabar tradisional (Konyalioglu dkk. 2003). Penggunaan
pendekatan visualisasi memberikan peserta didik untuk melihat
matematika saja, yang dipandang sebagai penumpukan struktur abstrak
dan konsep dari berbagai perspektif.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
media pembelajaran visual adalah menarik perhatian peserta didik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
membangkitkan semangat, keinginan dan minat baru peserta didik, agar
lebih mudah untuk memahami suatu konsep dasar yang benar, nyata dan
tepat serta dapat mengatasi batas ruang kelas, terjadinya interaksi langsung
dengan peserta didik, menghasilkan keseragaman pengamatan, mengontrol
kecepatan belajar peserta didik, dan memberikan pengalaman secara
menyeluruh.
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 40) Media pembelajaran mempunyai ragam dan jenis yang sangat banyak. Seiring dengan cepatnya perkembangan ilmu cetak mencetak, behaviorisme, komunikasi dan lajunya perkembangan teknologi elektronik, maka media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai jenis dan format, seperti modul cetak, film, televisi, film slide, video, VCD, DVD, program radio, LCD, komputer, internet, dan sebagainya. Oleh karena itu perlu ada usaha pengelompokkan atau klasifikasi terhadap alat-alat tersebut menurut kesamaan ciri atau karakteristiknya.
Sedangkan pengklasifikasian bentuk informasi yang digunakan,
media penyaji dapat dikelompokkan lima yaitu media visual diam, media
visual gerak, media audio, media audio visual diam, dan media audio
visual gerak.
Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajiannya, kita mendapatkan suatu format klasifikasi yang meliputi tujuh kelompok media penyaji, yaitu kelompok kesatu: grafis, bahan cetak, dan gambar diam. Kelompok kedua: media proyeksi diam. Kelompok ketiga: media audio. Kelompok keempat: media audio. Kelompok kelima: media gambar hidup/film. Kelompok keenam: media televisi. Kelompok ketujuh: multimedia (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP–UPI, 2007: 209).
Sri Anitah, (2009: 128-185) pembagian jenis media pembelajaran
menjadi 4 yaitu:
1) Media visual
Media visual disebut juga media pandang, karena seseorang dapat
menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Media ini dapat
dibedakan menjadi 2 antara lain:
a) Media visual yang tidak diproyeksikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Contoh: gambar, ilustrasi, poster, bagan, grafik, peta datar, realia
dan model, serta berbagai jenis papan.
b) Media visual yang diproyeksikan
Contoh: OHP, slide, flimstrip, Opaque projector.
2) Media audio
Media audio merupakan media yang hanya dapat didengar. Oleh karena
itu media audio dibedakan menjadi 2 yaitu:
a) Media audio tradisional
Contoh: audio kaset, audio siaran, dan telepon.
b) Media audio digital
Contoh: media optik, media internet dan radio internet.
3) Media audio visual
Media audio visual merupakan media yang tidak hanya dapat melihat
atau mendengarkan saja, tetapi dapat melihat sekaligus mendengarkan
sesuatu yang divisualisasikan. Macam-macam media audio visual
antara lain: slide suara, televisi, kerucut-penngalaman, demontrasi,
field-trip (karya wisata), exhibits (pameran), televisi dan gambar
bergerak, gambar diam radio dan rekaman, lambang-lambang visual,
lambang-lambang kata.
4) Multimedia
Menurut pendapat Hefzallah (dalam Sri Anitah, 2009: 180) multimedia
digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan berbagai media secara
terpadu dalam menyajikan atau mengajarkan suatu topik mata
pelajaran. Konsep multimedia menurut Duffy, Mc Donald & Mizell
(dalam Sri Anitah, 2009: 180) yang merupakan kombinasi multipel
media dengan satu jenis media sehingga terjadi keterpaduan secara
keseluruhan.
Ibrahim (dalam Daryanto, 2011: 17), media dikelompokkan
berdasarkan ukuran dan kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas
lima kelompok yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa
proyeksi tiga dimensi, audio, media proyeksi (televisi, video), dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
komputer. Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran
tersebut, maka pemilihan media harus tepat pada waktu merencanakan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk itu agar sesuai dengan
tujuan, materi serta karakteristik pembelajaran maka kita harus mengetahui
karakteristik media yang akan kita gunakan.
Media dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar. Media pembelajaran dua dimensi meliputi grafis, media bentuk papan, dan media cetak yang penampilan isinya tergolong dua dimensi. Karena media Nomograf merupakan media yang terbuat dari papan maka termasuk dalam media papan. Sedangkan media papan terdiri atas papan tulis, papan tempel, papan flanel, dan papan magnet. Berdasarkan mcam-macam media papan, media nomograf lebih condong ke media tempel. Hal ini dikarenakan media tempel mempunyai fungsi sebagai tempat untuk menempelkan atau menempatkan pesan dan suatu tempat untuk menyelanggarakan suatu display yang merupakan bagian aktivitas penting suatu pembelajaran (Daryanto, 2011: 17 dan 20).
Pemilihan media tradisional salah satu macamnya antara lain:
media pajang yang pada umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi di depan kelompok kecil. Sedangkan macam-macam media
ini meliputi papan tulis, flip chart, papan magnet, papan kain, papan
buletin, dan pameran (Azhar Arsyad, 2010: 40).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembagian media secara umum ada empat yaitu media audio, media visual,
media audiovisual dan multimedia. Sedangkan media Nomograf
merupakan media yang termasuk pada jenis media visual yang tidak
diproyeksikan. Selain itu media Nomograf juga termasuk media dua
dimensi, karena memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu
bidang datar. Oleh karena itu media nomograf disebut juga dengan media
bentuk papan atau media panjang yang jenisnya termasuk papan tempel.
d. Kriteria Penggunaan Media
Penggunaan media agar efektif, harus direncanakan dan dirancang
secara sistematis. Untuk itu ada beberapa pola penggunaan media
pengajaran, yaitu pola penggunaan media untuk tatanan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1) Di dalam kelas
Pola penggunaan di dalam kelas, media itu digunakan dengan tujuan
untuk menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
2) Di luar kelas
pola penggunaan media di luar kelas, media itu digunakan tanpa
dikontrol atau diawasi dalam mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan prosedur penggunaan media pengajaran ada tiga
langkah yaitu langkah pertama persiapan, langkah kedua
pelaksanaan/penyajian/penerimaan, dan langkah ketiga tindak lanjut
(Ngadino Y, 2009: 75).
Hujair AH. Sanaky (2009: 31) Kriteria-kriteria pemilihan media yaitu
Tujuan pembelajaran, bahan pengajaran, metode mengajar, tersedianya alat yang dibutuhkan, jalannya pelajaran, penilaian hasil belajar, pribadi mengajar, minat dan kemampuan pembelajar, dan situasi pengajaran yang sedang berlangsung. Sedangkan Dick dan carey (dalam Hujair AH. Sanaky, 2009: 31-32) menyebutkan bahwa disamping kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, masih ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media yaitu: tersedia sumber setempat, apakah tersedianya dana, tenaga, dan fasilitas, kepraktisan dan ketahanan media untuk jangka waktu yang lama, serta faktor efektivitas dan efisiensi biaya, apabila dimanfaatkan untuk jangka waktu yang relatif lama.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kriteria
penggunaan media yang efektif dan efisien yaitu mempunyai tujuan
pembelajaran yang sesuai antara materi dengan media yang akan
digunakan, bahan pengajaran yang sesuai dengan media, mempunyai
langkah persiapan, penyajian atau pelaksanaan, tindak lanjut atau evaluasi,
sesuai dengan minat dan kemampuan peserta didik, dan sesuai dengan
pribadi pengajar. Sedangkan penggunaan media yang berbasis visual
adalah penggunaan alat visual yang mudah dipahami oleh peserta didik,
menyajikan konsep materi secara sederhana, media yang digunakan peserta
didik menarik, dan media yang ditampilkan nyata. Sehingga antara media
dengan faktor-faktor yang lainnya dalam proses pembelajaran tidak
terpisah tetapi saling menyatu satu dengan yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
e. Prinsip Umum Penggunaan Media
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media
pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan
diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam upaya
memahami materi pelajaran. Dengan demikian penggunaan media harus
dipandang dari sudut kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu agar media
pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan peserta didik,
maka menurut Wina Sanjaya, (2009: 173-174), ada sejumlah prinsip yang
harus diperhatikan diantaranya media yang akan digunakan: oleh guru
harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran, harus
sesuai dengan materi pembelajaran, sesuai dengan minat, kebutuhan, dan
kondisi peserta didik, memperhatikan efektivitas dan efisien dan sesuai
dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.
Menurut Sri Anitah, (2009: 207-208) dalam memilih media untuk
pembelajaran, guru sebenarnya tidak hanya cukup mengetahui tentang
kegunaan, nilai, serta landasannya, tetapi juga harus mengetahui bagaimana
cara menggunakan media tersebut. Adapun prinsip-prinsip umum
penggunaan media adalah sebagai berikut:
1) Penggunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran.
2) Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber. 3) Guru hendaknya memahami tingkat hirarki (sequence) dari jenis
alat dan kegunaannya. 4) Pengujian media pembelajaran hendaknya berlangsung terus,
sebelum, selama dan sesudah pemakaiannya. 5) Penggunaan multimedia akan sangat menguntungkan dan
memperlancar proses pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prinsip
umum penggunaan media adalah media yang digunakan harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, media yang digunakan
sesuai dengan materi pembelajaran, penggunaan media dipandang sebagai
satu kesatuan dari pembelajaran, pengujian media pembelajaran hendaknya
berlangsung terus, sebelum dan sesudah pemakaiannya, media yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
digunakan memperhatikan efektivitas dan efisiensi, media yang digunakan
menarik dan mudah dipahami peserta didik, serta media yang digunakan
sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikan.
f. Media Pembelajaran Nomograf
1) Pengertian Media Pembelajaran Nomograf
Nomograf menurut Shinta Dewi Diah Pitaloka (2011: 1),
berpendapat bahwa kata nomograph yang berasal dari Yunani dan
mempunyai arti aturan tertulis, dapat diterapkan dalam matematika
pada sebuah teknik dengan grafik untuk menghitung dan untuk
menyelesaikan persamaan tertentu. Nomograf dapat menjadi sumber
banyak eksperimen yang membawa kepada penemuan-penemuan dan
mengulang kembali keterampilan-keterampilan. Peserta didik
memperoleh pengalaman berharga dalam mengkontruksi grafik ini dan
membaca skalanya dalam memeriksa hasil dari persoalan-persoalan
perhitungan. Contoh paling sederhana adalah nomograf sejajar dengan
skala. Peserta didik yang pandai dapat membuatnya pada kertas biasa
dengan penggaris. Sedangkan menurut pendapat ahli lain, Nomograf
adalah media pembelajaran yang terbentuk dari tiga buah garis bilangan
yang diletakkan sejajar dengan sifat skala pada garis bilangan yang
terletak ditengah-tengah besarnya sama dengan setengah kali skala pada
garis bilangan yang mengapitnya (Riyadi, 2011: 33).
Seiring dengan pendapat Riyadi, dalam alat peraga matematika
(2011) Siti Kamsiyati juga berpendapat bahwa banyak alat peraga yang
dapat digunakan untuk memperjelas konsep, salah satunya dengan
menggunakan alat peraga Nomograf. Nomograf merupakan media
pembelajaran yang terbentuk dari tiga buah garis bilangan yang
diletakkan sejajar dengan garis bilangan yang terletak di tengah-tengah,
besarnya sama dengan setengah kali skala pada garis bilangan yang
mengapitnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media
nomograf adalah media yang mempunyai aturan tertulis dan terbentuk
dari tiga garis bilangan yang sejajar dengan sifat dan skala tertentu.
2) Langkah-langkah Pengguanaan Media Nomograf
Menurut Riyadi (2011: 34) menyatakan bahwa beberapa langkah-
langkah dalam penggunaan media Nomograf antara lain:
a) Beri tanda dengan spidol berwarna pada garis bilangan paling kiri pada posisi angka pertama yang akan dijumlahkan atau dikurangkan.
b) Beri tanda pula dengan spidol berwarna pada garis bilangan paling kanan pada posisi angka kedua yang akan dijumlahkan atau dikurangkan.
c) Hubungkan pada langkah 1 dan 2 dengan tali berwarna. Tariklah tali berwarna tersebut hingga lurus dan tegang.
d) Untuk melihat hasil penjumlahan atau pengurangan, perhatikan bilangan pada garis bilangan yang terletak di tengah yang dilalui tali berwarna tersebut.
3) Kelebihan Media Pembelajaran Nomograf
Media Nomograf merupakan salah satu media visual yang
tidak diproyeksikan, sedangkan keunggulan dari penggunaan media
Nomograf antara lain: dapat menarik perhatian peserta didik,
memperluas pengertian konsep bilangan bulat, mendorong kreativitas,
menghemat waktu, membangkitkan rasa keindahan, dan memupuk rasa
tanggung jawab (Daryanto, 2011: 20). Sedangkan menurut (Azhar
Arsyad, 2010: 42) kelebihan dari media ini antara lain: bermanfaat di
ruang manapun tanpa harus ada penyesuaian khusus, pemakai dapat
secara fleksibel membuat perubahan-perubahan sementara penyajian
berlangsung, mudah dipersiapkan dan materinya mudah digunakan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
kelebihan dari penggunaan media Nomograf adalah lebih menarik
perhatian peserta, mempermudah dalam pemahaman konsep,
menghemat waktu, mudah dibawa, aman untuk digunakan oleh peserta
didik, mudah penggunaannya, mudah dipersiapkan dan memupuk rasa
tanggung jawab serta percaya diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
4) Kelemahan Media Pembelajaran Nomograf
Daryanto, (2011: 20) kelemahan-kelemahan media ini yaitu: Sulit
memantau apakah semua peserta didik dapat memperhatikan,
kemungkinan terjadi gangguan kenakalan, dan membosankan jika
terlalu lama dipasang. Sementara itu menurut (Azhar Arsyad, 2010: 42)
keterbatasan lainnya adalah terbatasnya penggunaan pada kelompok
kecil, memerlukan keahlian khusus dari penyajinya, dan mungkin tidak
dianggap penting jika dibandingkan dengan media-media yang
diproyeksikan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
kelemahan-kelemahan yang dimiliki media Nomograf dapat disiasati
melalui berbagai model pembelajaran yang inovatif serta tampilan
Nomograf yang menarik dan kolaborasi antara peneliti dengan guru
kelas.
3. Tinjauan Tentang Karakteristik Peserta Didik Kelas IV
a. Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan mempunyai asal usul dari Yunani (Desmita,
2006: 1, 3) Psikologi merupakan:
Sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “psyche” yang berarti roh, jiwa atau daya hidup, dan logos yang berarti ilmu. Sedangkan perkembangan (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Hal ini dikarenakan perkembangan mempunyai beberapa konsep yang terkandung di dalamnya yaitu pertumbuhan, kematangan, dan perubahan. Menurut Elizabeth B. Hurlock (2010: 23) psikologi
perkembangan mempelajari masalah pertumbuhan dan kemunduran dari
masa pembuahan sampai kematian. Sedangkan menurut Desmita (2006: 3)
bahwa psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi yang
mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara
ontogenetik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi
perkembangan merupakan pertumbuhan, kematangan, dan kemunduran
jasmani manusia dari masa pembuahan sampai kematian.
b. Karakteristik Peserta Didik Kelas IV
Elizabeth B. Hurlock (2010: 146) akhir masa kanak-kanak (late
childhood) berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu
menjadi matang secara seksual, sedangkan permulaan masa akhir kanak-
kanak ditandai dengan masuknya peserta didik ke kelas satu. Sedangkan
menurut Nursidik Kurniawan, dalam karakteristik pendidikan usia SD
(2007: 1) menyebutkan, ada beberapa karakteristik peserta didik di usia
Sekolah Dasar yang perlu diketahui dengan tujuan dapat menerapkan
metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan peserta didik. Adapun
karakeristik dan kebutuhan peserta didik sebagai berikut:
1) Senang bermain
Karakteristik ini menuntut untuk melaksanakan kegiatan pendidikan
yang bernuatan permainan.
2) Senang bergerak
Karakteristik peserta didik usia SD senang bergerak, karena bagi
mereka duduk rapi untuk jangka waktu lama merupakan siksaan.
Sehingga peserta didik dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar
30 menit. Oleh karena itu dalam merancang model pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik berpindak dan bergerak.
3) Senang bekerja dalam kelompok
Dari pergaulan dengan kelompok sebaya, peserta didik belajar aspek-
aspek penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi
aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak bergantung
pada diterimya lingkungan, belajar menerima tanggung jawab, belajar
bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), dan mempelajari olah
raga.
4) Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara
langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, peserta didik SD memasuki
tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia
belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan yang lama.
Berdasarkan pengalaman ini peserta didik membentuk konsep-konsep
tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, dan
moral. Bagi peserta didik SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran
akan lebih dipahami jika peserta didik melaksanakan sendiri.
Pada usia Sekolah Dasar, pemahaman diri atau konsep diri anak
mengalami perubahan yang sangat pesat, yang meliputi:
a) Karakteristik internal Bahwa anak usia Sekolah Dasar lebih cenderung mendefinisikan dirinya melalui keadaan-keadaan dalam yang subjektif daripada melalui keadaan-keadaan luar.
b) Karakteristik aspek-aspek sosial Pada tahap perkembangan ini, peserta didik Sekolah Dasar seringkali menjadikan kelompok-kelompok sosial sebagai acuan dalam deskripsi diri mereka.
c) Karakteristik perbandingan sosial Pada tahap perkembangan ini, peserta didik cenderung membedakan diri mereka dengan orang lain secara komparatif dari pada absolut (Desmita, 2006: 181).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sesuai
dengan karakteristik peserta didik SD, terutama pada kelas IV yang senang
merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.
Peneliti cenderung menggunakan media pembelajaran Nomograf karena
media ini mengharuskan peserta didik merasakan atau melakukan/
memperagakan sesuatu secara langsung dan mendorong peserta didik
untuk menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil belajar yang
maksimal, dan khususnya tentang kemampuan berhitung bilangan bulat.
4. Penerapan Pembelajaran Bilangan Bulat melalui Media Nomograf pada
Peserta Didik Sekolah Dasar Kelas IV
Pada penelitian ini kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah
menyelesaikan masalah operasi berhitung bilangan bulat. Diharapkan ketika
menyelesaikan operasi bilangan bulat, peserta didik dapat menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
media Nomograf. Menurut Riyadi, (2011: 34) menyatakan bahwa untuk
menggunakan media Nomograf baik dalam berhitung bilangan bulat harus
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Persiapan
Guru membagikan kartu angka positif dan angka negatif kepada semua
peserta didik.
b. Setiap peserta didik diminta untuk memperhatikan kartu angka yang
dipegangnya.
c. Guru memberikan penjelasan dan contoh dalam menggunakan media
Nomograf.
d. Guru meminta seorang peserta didik untuk menyebutkan operasi bilangan,
misalnya 2 + (-5)
e. Peserta didik yang memegang kartu angka 2 dan -5 berlomba adu
kecepatan untuk maju ke depan.
f. Guru memberikan spidol dan pita berwarna kepada dua peserta didik yang
tercepat maju ke depan.
g. Setiap peserta didik yang maju dan mengerjakan yang tercepat serta benar
akan mendapatkan bintang.
h. Guru meminta peserta didik untuk berkelompok sesuai dengan kartu angka
yang dipegang masing-masing.
i. Guru memberikan tugas kelompok dan meminta untuk langsung
diselesaikan.
j. Setelah selesai, dikumpulkan kepada guru untuk diberi penghargaan
kepada kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi.
k. Guru memberi kuis kepada semua peserta didik.
l. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan sistematika tentang hasil-hasil
penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu serta sesuai dengan substansi yang
diteliti. Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian penulis adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Fatkhurohmah (2010) melalui model pembelajaran kooperatif (NHT)
meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat dengan peningkatan
ketuntasan peserta didik dari prasiklus sampai siklus III mencapai sebesar
34,28%. Betty Biliya Anggraheni (2010) bahwa melalui penggunaan media
manik-manik mampu meningkatkan kemampuan menghitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat dengan ketuntasan peserta didik sebesar 35%.
Amirullah (2009) bahwa penggunaan media Nomograf tergolong
efektif dalam rangka peningkatan hasil belajar matematika pada pembelajaran
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dikelas VII dengan
ketuntasan peserta didik mencapai 78,06%.
Dari ketiga penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan media
Nomograf dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan kemampuan dalam
berhitung bilangan bulat, dengan ketuntasan dari ketiga penelitian tersebut sebesar
34,28%, 35% dan 78,06%. Untuk itu, peneliti mengambil judul “Peningkatan
Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat melalui Media Nomograf pada Peserta
Didik Kelas IV SD Negeri 02 Dagen Jaten Karanganyar, Tahun Ajaran
2011/2012”.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori tersebut, pembelajaran Matematika yang
menggunakan logika, pembuktian logis, dan prosedur operasional dianggap paling
sulit untuk dipelajari. Hal ini terlihat dari kemampuan peserta didik yang masih
rendah dalam menyelesaikan soal berhitung bilangan bulat, karena kurangnya
kemampuan menyelesaikan soal tentang hal yang diketahui, dan mengenai
prosedur penyelesaiannya. Keadaan ini terjadi karena guru belum menggunakan
peralatan media, dalam pembelajaran guru masih banyak melakukan metode
ceramah dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu peneliti ingin mencoba
menggunakan media pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan berhitung bilangan bulat.
Pada kondisi awal, guru belum menggunakan media dalam pembelajaran
bilangan bulat. Hal ini dapat terlihat dari hasil prasiklus antara lain kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
peserta didik kelas IV dalam berhitung bilangan bulat rendah, dengan KKM 60
peserta didik yang meraih ketuntasan 13,33% sedangkan yang 86,67% masih
dibawah KKM.
Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti melakukan tindakan dengan
menggunakan media pembelajaran Nomograf yaitu dengan melakukan atau
memperagakan secara langsung dalam menyelesaikan soal berhitung bilangan
bulat. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan melaksanakan 3 siklus,
setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dan selalu diawali dengan perencanaan,
tindakan, observasi serta refleksi. Siklus yang telah dilakukan menggunakan
KKM 70, sedangkan hasil dari tiap siklus yaitu pada siklus I ketuntasan klasikal
peserta didik mencapai 66,67% sedangkan 33,33% masih dibawah KKM, siklus II
ketuntasan klasikal peserta didik mencapai 85% dan 15% masih dibawah KKM,
siklus III ketuntasan klasikal peserta didik mencapai 95% sedangkan 5% masih
dibawah KKM.
Pada kondisi akhir, terbukti bahwa melalui media Nomograf dapat
meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat. Dengan KKM 70, terjadi
peningkatan dari tiap siklus, dengan rincian sebagai berikut: pada prasiklus ke
siklus I terjadi peningkatan 53,34%, siklus I ke siklus II terjadi peningkatan
18,33%, siklus II ke siklus III terjadi peningkatan 10%.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat peneliti gambarkan kerangka berpikir
penelitian seperti gambar 9. berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Gambar 9. : Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis
penelitian tentang penggunaan media pembelajaran Nomograf pada pembelajaran
bilangan bulat adalah penerapan media pembelajaran Nomograf dapat
meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat pada peserta didik kelas IV
SD Negeri 02 Dagen Jaten Karanganyar, Tahun Ajaran 2011/2012.
Kondisi awal
Guru belum menggunakan media Nomograf dalam pembelajaran bilangan bulat.
1. Kemampuan berhitung bilangan bulat peserta didik kelas IV rendah.
2. 86,67% nilai peserta didik dibawah KKM.
Tindakan
Kondisi akhir
Dalam penyampaian materi bilangan bulat guru menggunakan media Nomograf dalam.
Siklus I
Siklus II
Kemampuan berhitung bilangan bulat peserta didik kelas IV tinggi.
Siklus III
Kemampuan berhitung bilangan bulat mengalami peningkatan.
Kemampuan berhitung bilangan bulat mengalami peningkatan.
Kemampuan berhitung bilangan bulat mengalami peningkatan.
Setelah menggunakan media Nomograf.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 02 Dagen Jaten
Karanganyar. Alasan memilih tempat penelitian yaitu SD tersebut sudah
menjadi SD mitra sehingga peneliti tidak sulit dalam membangun hubungan
kerjasama kembali, hubungan antar guru sangat erat, tempat mudah dijangkau
dan dekat lokasi peneliti berada dengan jarak tempuh melalui kendaraan
mencapai 45 menit.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran
2011/2012 selama enam bulan dari bulan Januari – Mei. Adapun rincian waktu
dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada lampiran 1 Halaman 113
B. Subjek Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang menjadi subjek penelitian
adalah peserta didik kelas IV SD Negeri 02 Dagen Jaten Karanganyar Tahun
Ajaran 2011/2012. Sedangkan peserta didik pada kelas IV berjumlah 30 peserta
didik, dengan peserta didik 15 laki-laki dan 15 peserta didik perempuan. Objek
penelitian dalam hal ini adalah kemampuan operasi hitung pada materi pokok
bilangan bulat.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas
atau dalam istilah bahasa inggris disebut dengan Classroom Action Research
(CAR). Hal ini dikarenakan penelitian tersebut merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suharsimi Arikunto, 2007:
2-3).
Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang bersifat
reflektif. Kegiatan penelitian diawali dari permasalahan riil yang dihadapi oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif
pemecahan masalah dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang
terencana dan terukur. Hal penting dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah
tindakan nyata (action) yang dilakukan guru (dan bersama pihak lain) untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Sehingga
tindakan ini harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat
keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut (Sarwiji Suwandi, 2009:
11).
Suharsimi Arikunto (2007: 20) dalam penelitian tindakan kelas
terdapat empat tahapan penting yaitu a) perencanaan, b) pelaksanaan, c)
pengamatan, d) refleksi. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut
adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan
beruntun, yang kembali ke langkah semula.jadi satu siklus adalah tahap
penyusunan rancangan sampai dengan refleksi atau evaluasi. Sehingga bentuk
penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal, melainkan
berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk
siklus (Suharsimi Arikunto, 2010: 20).
2. Strategi Penelitian
Suharsimi Arikunto (2010: 70) pada strategi penelitian tindakan kelas
ini menggambarkan rencana pelaksanaan tindakan pada setiap tahapan yang
dilaksanakan. Adapun menurut Suharsimi Arikunto (2010: 75-80) rincian
kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Merancang bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya yang disesuaikan
dengan konsep kontruktivistik, dalam hal ini peneliti akan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), merancang instrumen dan media
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran
akan diterapkan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya telah
dilatihkan kepada pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan harus
dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.
c. Tahap Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini, peneliti akan melakukan pengamatan dan mencatat semua
hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi atau
penilaian yang telah disusun, termasuk pengamatan secara cermat
pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya
terhadap proses dan hasil belajar peserta didik.
d. Tahap Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan
evaluasi untuk menyempurnakan tindakan berikutnya.
D. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2006: 129). Data penelitian yang dikumpulkan
berupa informasi tentang proses pembelajaran bilangan bulat, motivasi peserta
didik dalam menyelesaikan hitungan bilangan bulat, serta kemampuan guru dalam
menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran (termasuk
penggunaan strategi pembelajaran) di kelas (Sarwiji Suwandi, 2009: 56). Data
penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:
1. Informan atau nara sumber yaitu peserta didik dan guru.
2. Tempat dan peristiwa berlangsung yaitu ruang kelas IV SD Negeri 02 Dagen.
3. Dokumen atau arsip yaitu silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, arsip
nilai ulangan, buku penilaian ulangan harian, Foto tentang kegiatan
pembelajaran sebelum diadakan tindakan dan pada saat kegiatan penelitian
tindakan kelas dilakukan.
E. Teknik Pengumpulan Data Sarwiji Suwandi (2009: 57) menyatakan bahwa, teknik yang digunakan
untuk mengumpulkan data di atas meliputi pengamatan atau observasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
wawancara atau diskusi, kajian dokumentasi, perekaman foto, dan tes yang
masing-masing secara diuraikan berikut ini:
1. Pengamatan atau Observasi
Sarwiji Suwandi (2009: 38) bahwa pengamatan atau observasi adalah
segala upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama
tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 157) pengamatan/observasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan atau observasi langsung,
yaitu pengamatan atau observasi yang dilakukan secara langsung tanpa
perantara pada objek yang diteliti. Penelitian atau observasi ini dilakukan
langsung pada peserta didik dan guru kelas IV SD Negeri 02 Dagen Jaten
Karanganyar untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam berhitung
bilangan bulat dan penggunaan media Nomograf dalam pembelajaran
berlangsung.
2. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 150) Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok. Sarwiji suwandi (2009: 59) menyatakan bahwa pemberian tes
dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh peserta
didik setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes ini digunakan dengan model
tes yang diberikan yaitu tes berhitung bilangan bulat dengan Nomograf. Hal
ini untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan peserta didik dalam
berhitung dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan kemampuan
berhitung bilangan bulat dengan menggunakan media Nomograf pada peserta
didik kelas IV SD Negeri 02 Dagen Jaten Karanganyar. Dengan diketahui
hasil tes tersebut, maka peneliti dapat mengetahui tingkat keberhasilan pada
pelaksanaan tindakan dan dapat merencanakan kegiatan yang akan dilakukan
agar dapat memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
3. Dokumentasi
Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti akan
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto kegiatan pembelajaran, dan
daftar nilai kemampuan berhitung bilangan bulat sebelum dan sesudah
menggunakan media Nomograf. Metode dokumentasi ini merupakan metode
yang menggunakan pendekatan analisis isi (content analysis) sebagai cara
menemukan ragam sumber (Suharsimi Arikunto, 2006: 158-159).
4. Wawancara atau diskusi
Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil
pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau diskusi
dilakukan antara peneliti dan guru. Selain untuk mengidentifikasi
permasalahan, wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil
pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada
(Sarwiji Suwandi, 2009: 57-58).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan guru
wali kelas IV yang sekaligus mengampu mata pelajaran Matematika, untuk
mengetahui kondisi peserta didik, metode yang digunakan, kemampuan
berhitung peserta didik, pembelajaran yang dilaksanakan selama ini, dan hasil
yang dicapai peserta didik kelas IV SD Negeri 02 Dagen Jaten Karanganyar.
F. Validitas Data
Sugiyono (2009: 267) menyatakan bahwa, validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang akan
dilaporkan oleh peneliti. Sehingga data yang valid adalah data yang tidak berbeda
antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada objek penelitian. Sedangkan menurut Sarwiji Suwandi (2009: 60) bahwa
suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya
sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar
yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa
data antara lain adalah triangulasi dan review informan kunci. Menurut ahli lain,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Lexy J. Moleong (2009: 330) trianggulasi adalah teknik pemeriksaan validitas
data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding data itu. Sedangkan menurut Denzin dalam
lexy J. Moleong menyatakan bahwa untuk membedakan empat macam triangulasi
sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
penyidik, dan teori.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 128-129) triangulasi merupakan
proses memastikan sesuatu dari berbagai sudut pandang. Sehingga terdapat
beberapa macam triangulasi, yaitu triangulasi teori, triangulasi data, triangulasi
sumber, triangulasi metode, triangulasi instrument, dan triangulasi analitik.
Sedangkan teknik yang digunakan dalam menguji validitas penelitian ini yaitu
triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber yaitu mengambil
data dari berbagai nara sumber, dalam penelitian ini data diperoleh dari berbagai
sumber yang berbeda antara lain: peserta didik, guru, silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, arsip nilai ulangan harian, buku penilaian ulangan
harian dan foto kegiatan pembelajaran sebelum diadakan tindakan serta pada saat
kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan. Triangulasi metode yaitu
penggunaan berbagai metode pengumpulan data, data yang diperoleh dalam
penelitian ini antara lain menggunakan metode: pengamatan atau observasi, tes,
dokumentasi, dan wawancara.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009: 246)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), dan verifikasi (drawing/verification).
Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar 10. Sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar 10. Komponen dalam analisis data (interactive model)
(Sugiyono, 2009: 247)
1. Reduksi data (data reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Sedangkan menurut Miles dan Huberman dalam sugiyono (2009: 249) telah
melakukan data display selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa
grafik, matrik, network (jejaring kerja), dan chart.
3. Verifikasi (conclusion)
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukkan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
Data collection
Data reduction
Conclusions: Drawing/verification
Data display
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tahap pertama, peneliti mengumpulkan data yang berkaitan dengan
peserta didik yang berasal dari hasil observasi atau pengamatan dan hasil belajar
peserta didik, yang kemudian dianalisis kedua data tersebut. Tahap kedua, peneliti
menampilkan data tersebut dalam bentuk tabel dan grafik yang menggambarkan
hasil observasi atau pengamatan dan hasil belajar peserta didik yang dilengkapi
dengan narasi. Tahap ketiga, penarikan kesimpulan terhadap hasil belajar peserta
didik.
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang menjadi acuan dalam
menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi, 2009: 61).
Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan
peserta didik dalam berhitung bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 02 Dagen
Jaten Karanganyar dengan penggunaan media pembelajaran Nomograf, baik dari
aspek kinerja peserta didik dan nilai kuis. Indikator kinerja mengacu pada silabus
KTSP matematika kelas IV dan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 70.
Pada siklus I, siklus II, dan siklus III pembelajaran dikatakan berhasil
apabila kemampuan berhitung bilangan bulat peserta didik sudah mencapai
indikator kinerja 80% dari 30 peserta didik dengan nilai ≥ 70, jika belum
mencapai maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan sebuah rangkaian kegiatan untuk
pemecahan masalah, sedangkan jika dalam rangkaian kegiatan atau siklus tersebut
belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu)
maka kegiatan penelitian ini akan dilakjutkan pada siklus selanjutnya. Kegiatan
atau siklus tersebut meliputi: 1. Perencanaan (planning), 2. Pelaksanaan (acting),
3. Observasi (observing), dan 4. Refleksi (reflecting) (Suharsimi Arikunto, 2010:
117). Sedangkan daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan
perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan
mengevaluasi proses serta hasil tindakan (observation and evaluation), dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
melakukan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan
yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan) (Suharsimi Arikunto, 2010: 104).
Langkah-langkah prosedur penelitian ditunjukkan gambar 11. Sebagai berikut:
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 11. Bagan Prosedur Penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010: 74)
Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, dilakukan dengan
mengadakan pembelajaran yang akan dilakukan dalam satu siklus ada dua
kali pertemuan masing-masing pertemuan menggunakan waktu 2 x 35 menit.
Adapun prosedur penelitian tersebut dalam Penelitian Tindakan Kelas yang
akan dilaksanakan peneliti yaitu:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
matematika mengenai materi pengoperasian bilangan bulat.
Perencanaan Tindakan II
Pengamatan/Pengumpulan Data
Refleksi III Pengamatan/Pengumpulan Data
Refleksi III
Target penelitian telah tercapai dengan memuaskan pada siklus III, dengan persentase ketuntasan 95%. Sehingga pada siklus ini dihentikan.
Perencanaan Tindakan I
permasalahan
Refleksi I Pengamatan/Pengumpulan Data
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Pengamatan/Pengumpulan Data
Refleksi II
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan Tindakan III
Pelaksanaan Tindakan III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2) Merancang pembuatan media pembelajaran berupa media Nomograf.
3) Mengembangkan skenario pembelajaran.
4) Menyiapkan soal evaluasi sesuai dengan materi pembelajaran.
5) Menyusun lembar kerja siswa.
6) Menyusun instrument.
7) Menyiapkan sumber belajar.
8) Mengembangkan format evaluasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Penerapan tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana
pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Secara garis besar, tindakan
yang akan dilaksanakan yaitu kemampuan berhitung bilangan bulat dalam
pembelajaran Matematika. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan RPP, dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir atau penutup.
Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan I menggunakan media
pembelajaran Nomograf:
1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, guru mempersiapkan segala sesuatu yang
akan digunakan untuk pembelajaran berupa media pembelajaran. Guru
memberikan motivasi kepada peserta didik, selain itu guru juga
mempersiapkan peserta didik secara mental dan psikis agar siap
menerima pembelajaran bilangan bulat yang akan disampaikan oleh
guru. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
peserta didik.
2) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi.
a) Eksplorasi
Pada kegiatan eksplorasi guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran meliputi: (1) guru melakukan perkenalan materi dengan
berinteraksi pada peserta didik untuk menggali sebanyak-banyaknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
pengetahuan yang dimiliki peserta didik mengenai bilangan bulat.
Kegiatan ini dilakukan dengan tanya jawab kepada peserta didik
tentang materi bilangan positif dan negatif yang akan disampaikan
oleh guru melalui kartu angka positif dan negatif, (2) guru
menjelaskan bilangan bulat melalui presentasi di kelas. Disini Peserta
didik memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan bilangan
bulat melalui media Nomograf, (3) Guru memberikan contoh soal
penjumlahan dengan menggunakan media Nomograf, (4) beberapa
peserta didik mencoba melakukan penjumlahan bilangan bulat dengan
dibimbing oleh guru, (5) guru membagi peserta didik sesuai dengan
kartu angka menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri 5 peserta
didik dengan ragam heterogen.
b) Elaborasi
Pada kegiatan elaborasi guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran meliputi: (1) setiap kelompok diberi soal yang dan
peserta didik diminta berdiskusi bersama teman sekelompoknya untuk
mengerjakan soal sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru serta
sesuai dengan waktu yang ditentukan, (2) setelah waktu diskusi
kelompok habis, guru mengacak nomor urut peserta didik yang akan
menjawab soal, (3) guru memberikan bimbingan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan, (4) peserta didik mengumpulkan hasil kerja
kelompok.
c) Konfirmasi
Pada kegiatan konfirmasi, dilakukan pemeriksaan hasil
diskusi kelompok, pemberian reward tim, yaitu tim akan mendapatkan
penghargaan apabila skor rata–rata mereka mencapai kriteria yang
telah ditentukan. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada
peseta didik, kemudian dilanjutkan pemantapan materi yang telah
dipelajari atau disampaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3) Kegiatan Akhir atau Penutup
Pada kegiatan akhir atau penutup, guru dan peserta didik
mengambil kesimpulan secara keseluruhan tentang materi
penjumlahan bilangan bulat yang telah disampaikan dan mengadakan
evaluasi, untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai.
Guru juga memberikan penguatan atau motivasi kepada peserta didik,
pemberian PR dan menyampaikan materi untuk pertemuan
selanjutnya. PR berupa soal penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat.
Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan II menggunakan media
pembelajaran Nomograf:
1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, guru mempersiapkan segala sesuatu yang akan
digunakan untuk pembelajaran berupa media pembelajaran. Guru
memberikan motivasi kepada peserta didik, selain itu guru juga
mempersiapkan peserta didik secara mental dan psikis dengan mengingat
materi pembelajaran kemarin. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai peserta didik.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi.
a) Eksplorasi
Pada kegiatan eksplorasi guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran meliputi: (1) guru melakukan perkenalan materi dengan
berinteraksi pada peserta didik untuk menggali sebanyak-banyaknya
pengetahuan yang dimiliki peserta didik mengenai bilangan negatif.
Kegiatan ini dilakukan dengan tanya jawab kepada peserta didik
tentang materi bilangan negatif yang akan disampaikan oleh guru
melalui media Nomograf, (2) guru menjelaskan bilangan bulat
melalui presentasi di kelas. Di sini peserta didik memperhatikan
penjelasan guru tentang pengurangan bilangan bulat negatif melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
media Nomograf, (3) Guru memberikan contoh soal pengurangan
dengan menggunakan media Nomograf, (4) beberapa peserta didik
mencoba melakukan pengurangan bilangan bulat dengan dibimbing
oleh guru, (5) guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok,
setiap kelompok terdiri 5 peserta didik dengan ragam heterogen.
b) Elaborasi
Pada kegiatan elaborasi guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran meliputi: (1) setiap kelompok diberi soal yang dan
peserta didik diminta berdiskusi bersama teman sekelompoknya
untuk mengerjakan soal sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru
serta sesuai dengan waktu yang ditentukan, (2) setelah waktu diskusi
kelompok habis, guru mengacak nomor urut peserta didik yang akan
menjawab soal, (3) guru memberikan bimbingan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan, (4) peserta didik mengumpulkan hasil
kerja kelompok.
c) Konfirmasi
Pada kegiatan konfirmasi, dilakukan pemeriksaan hasil
diskusi kelompok, pemberian reward tim, yaitu tim akan
mendapatkan penghargaan apabila skor rata–rata mereka mencapai
kriteria yang telah ditentukan. Guru memberikan kesempatan
bertanya kepada peseta didik, kemudian dilanjutkan pemantapan
materi yang telah dipelajari atau disampaikan.
3) Kegiatan Akhir atau Penutup
Pada kegiatan akhir atau penutup, guru dan peserta didik
mengambil kesimpulan secara keseluruhan tentang materi
pengurangan bilangan bulat yang telah disampaikan dan mengadakan
evaluasi, untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran
tercapai. Guru juga memberikan penguatan atau motivasi kepada
peserta didik, pemberian PR dan menyampaikan materi untuk
pertemuan selanjutnya. PR berupa soal penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
c. Tahap Observasi
Observasi pada penelitian yang akan dilakukan pada saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran berlangsung untuk penelitian.
Pelaksanaan observasi dapat dibantu oleh guru kelas. Sasaran yang diamati
yaitu aktifitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran Nomograf.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan antara peneliti dengan
guru kelas IV dapat diperoleh dampak media Nomograf pada siklus I
pertemuan I dan II telah mencapai persentase ketuntasan klasikal sebesar
66,67%. Hasil dari evaluasi tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I
pembelajaran dikatakan belum berhasil, hal ini dikarenakan kemampuan
berhitung bilangan bulat peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 70 belum
mencapai 80%, maka perlu dilanjutkan ke siklus ke II.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan dalam siklus II ini akan dipersiapkan
rencana pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan dari rencana
pembelajaran siklus I. Materi yang diajarkan masih sama dengan materi
pada siklus I. Namun, perencanaan pada siklus II ini merupakan perbaikan
dari siklus I. Karena perencanaan pada siklus II ini merupakan perbaikan
dari kekurangan/kelemahan yang ada pada siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan penyempurnaan
dari pelaksanaan tindakan siklus I. Pada tahap ini guru mengoptimalkan
penggunaan media pembelajaran Nomograf untuk memperbaiki kekurangan
dan masalah yang muncul pada siklus I. Penggunaan ini dapat melibatkan
peserta didik dan mengaktifkan peserta didik dengan bimbingan guru,
sehingga aktivitas dan sikap dalam pembelajaran dapat diperbaiki dan dapat
meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3. Tahap Observasi
Pada tahap observasi pada siklus II hampir sama dengan observasi siklus I.
Hal ini dimaksudkan untuk melihat peningkatan hasil tes dan perubahan
perilaku atau aktivitas peserta didik.
4. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan antara peneliti dengan
guru kelas IV dapat diperoleh keefektivan penggunaan media pembelajaran
Nomograf dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data kaitannya dengan
indikator kinerja siklus II dalam kemampuan berhitung bilangan bulat serta
memperbaiki sikap atau perilaku peserta didik saat mengikuti pembelajaran.
Untuk melihat peningkatan kemampuan peserta didik dalam berhitung
bilangan bulat, dapat dilihat dari hasil evaluasi siklus II dengan persentase
ketuntasan klasikal 85%. Sedangkan indikator kenerja pada siklus II
pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan berhitung bilangan
bulat peserta didik memperoleh nilai ≥ 70 mencapai 80%. Berdasarkan
persentase tersebut, pada siklus II sudah memenuhi indikator kinerja, namun
beberapa peserta didik masih belum tuntas. Sehingga diharapkan dengan
dilanjutkan ke siklus III dapat meningkatkan kemampuan peserta didik yang
belum tuntas.
3. Siklus III
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan dalam siklus III ini dipersiapkan rencana
pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan dari rencana
pembelajaran siklus II. Materi yang diajarkan masih sama dengan materi
pada siklus II. Namun, perencanaan pada siklus III ini merupakan perbaikan
dari siklus II. Karena perencanaan pada siklus III ini merupakan perbaikan
dari kekurangan atau kelemahan yang ada pada siklus II.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus III merupakan penyempurnaan
dari pelaksanaan tindakan siklus II. Pada tahap ini guru mengoptimalkan
penggunaan media pembelajaran Nomograf untuk memperbaiki kekurangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
dan masalah yang muncul pada siklus II. Penggunaan ini dapat melibatkan
peserta didik dan mengaktifkan peserta didik dengan bimbingan guru kelas,
sehingga aktivitas dan sikap dalam pembelajaran dapat diperbaiki dan dapat
meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat.
3. Tahap Observasi
Pada tahap observasi pada siklus III hampir sama dengan observasi siklus II.
Hal ini dimaksuskan untuk melihat peningkatan hasil tes dan perubahan
perilaku atau aktivitas peserta didik.
4. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan antara peneliti dengan guru kelas
IV dapat diperoleh kefektivan penggunaan media pembelajaran Nomograf
dalam kemampuan berhitung bilangan bulat pada peserta didik kelas IV SD
Negeri 02 Dagen telah mencapai persentase ketuntasan 95%. Hasil dari
evaluasi tersebut menunjukkan bahwa, pada siklus III telah terjadi
peningkatan 10% dari siklus II dan telah melebihi indikator kinerja
perolehan nilai ≥ 70 sudah mencapai 80%. Dengan demikian, maka
penelitian tindakan kelas ini cukup dan diakhiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Dagen. Sekolah ini
terletak di Desa Dagen, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Sekolah
ini memiliki 1 kantor (terdiri dari ruang kepala sekolah dan ruang guru), 6
ruang kelas, 2 kamar kecil peserta didik, 1 kamar kecil guru dan 1 mushola.
Suasana di SD Negeri 02 Dagen nyaman, meskipun lokasi sekolah berdekatan
dengan jalan utama jadi suara bising kendaraan merupakan hal yang selalu
didengar. Sekolah ini memiliki jumlah peserta didik sebanyak 182 peserta
didik, dengan 99 peserta didik laki-laki dan 83 peserta didik perempuan,
dengan rincian kelas I sebanyak 24 peserta didik, kelas II sebanyak 42 peserta
didik, kelas III sebanyak 34 peserta didik, kelas IV sebanyak 30 peserta didik,
kelas V sebanyak 23 peserta didik, dan kelas VI sebanyak 29 peserta didik.
Peserta didik SD Negeri 02 Dagen berasal dari latar belakang sosial yang
bermacam-macam.
Ruang kelas IV SD Negeri 02 Dagen cukup luas dengan jumlah
peserta didik sebanyak 30 peserta didik, dengan rincian 15 peserta didik putra
dan 15 peserta didik putri. Di dalam kelas terdapat 2 lemari yang terletak di
depan berfungsi sebagai tempat menyimpan buku tugas peserta didik dan buku
paket, sedangkan lemari yang terletak di belakang berfungsi sebagai
menyimpan alat peraga. Selain itu di dalam ruang kelas tersebut terdapat
papan tulis dan kalender.
Karakter peserta didik kelas IV sebagai tempat penelitian, sebagian
besar menganggap matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sulit,
membosankan, dan antusiasme peserta didik dalam pembelajaran matematika
kurang optimal. Dalam pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri
02 Dagen, guru jarang menggunakan media dalam pembelajaran terutama
pada materi bilangan bulat. Hal ini menyebabkan rendahnya kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
peserta didik dalam menguasai materi bilangan bulat. Latar belakang ini yang
dijadikan pangkal dalam berbagai permasalahan dalam upaya meningkatkan
kemampuan berhitung bilangan bulat dalam mata pelajaran Matematika.
Penelitian ini diharapkan peserta didik SD Negeri 02 Dagen, Jaten,
Kabupaten Karanganyar lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar
Matematika, sehingga kemampuan peserta didik dalam berhitung bilangan
bulat pada mata pelajaran Matematika dapat meningkat.
2. Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi terhadap nilai mata pelajaran Matematika
pokok bahasan bilangan bulat kelas IV sebelum melakukan tindakan, dapat
diperoleh informasi sebagai data awal dari peserta didik kelas IV yang
berjumlah 30 peserta didik. Berdasarkan data yang diperoleh hanya terdapat 4
peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70.
Sedangkan yang mendapat nilai ≤ 70 terdapat 26 peserta didik. Agar lebih
jelas, hasil prasiklus tersebut dapat dilihat pada tabel 1 distribusi frekuensi
berikut:
Tabel 1. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Materi Bilangan Bulat
Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 02 Dagen Pada Prasiklus
Interval Nilai
Frekuensi Persentase
(%) Keterangan
10 – 19 2 6,67 di bawah KKM 20 – 29 3 10 di bawah KKM 30 – 39 12 40 di bawah KKM 40 – 49 6 20 di bawah KKM 50 - 59 3 10 di bawah KKM 60 - 69 0 0 di bawah KKM 70 – 79 3 10 di atas KKM 80 – 89 1 3,33 di atas KKM
Jumlah 30 100 -
Ketidaktuntasan = (26 : 30) x 100% = 86,67%
Ketuntasan klasikal = (4 : 30) x 100% = 13,33%
Nilai Rata-rata Kelas = 39,67
Dari tabel 1 dapat disajikan dengan grafik pada gambar 12 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 12. Grafik Nilai Matematika Materi
Kelas IV SD Negeri 02 Dagen pada Prasiklus
Berdasarkan gambar 12, dapat diketahui bahwa hasil prasiklus
materi bilangan bulat kelas IV sebelum menggunakan media Nomograf
diperoleh rata-rata nilai Matematika yang dicapai pese
yaitu 39,67 dan ketuntasan klasikal sebesar 13,33%. Adapun rincian
ketuntasan klasikal dalam materi bilangan bulat mata pelajaran Matematika
adalah sebagai berikut:
yang memperoleh nilai 10
yang memperoleh nilai 20
yang memperoleh nilai 30
yang memperoleh nilai 40
yang memperoleh nilai 50
yang memperoleh nil
yang memperoleh nilai 70
yang memperoleh nilai 80
Dari perincian di tabel 1, dapat dilihat bahwa peserta didik yang
mendapat nilai di bawah 70 (KK
sedangkan peserta didik yang mendapat nilai di atas 70 (KKM) ada 4 peserta
didik atau 13,33%. Dengan demikian nilai kemampuan Matematika materi
bilangan bulat kelas IV SD Negeri 02 Dagen masih rendah.
0123456789
10
10-19
6,67%
Fre
kuen
si
Gambar 12. Grafik Nilai Matematika Materi Bilangan Bulat Peserta Didik
Kelas IV SD Negeri 02 Dagen pada Prasiklus
Berdasarkan gambar 12, dapat diketahui bahwa hasil prasiklus
materi bilangan bulat kelas IV sebelum menggunakan media Nomograf
rata nilai Matematika yang dicapai peserta didik masih rendah
yaitu 39,67 dan ketuntasan klasikal sebesar 13,33%. Adapun rincian
ketuntasan klasikal dalam materi bilangan bulat mata pelajaran Matematika
adalah sebagai berikut:
yang memperoleh nilai 10 – 19 ada 2 peserta didik atau 6,67%.
memperoleh nilai 20 – 29 ada 3 peserta didik atau 10%.
yang memperoleh nilai 30 – 39 ada 12 peserta didik atau 40%.
yang memperoleh nilai 40 – 49 ada 6 peserta didik atau 20%.
yang memperoleh nilai 50 – 59 ada 3 peserta didik atau 10%.
yang memperoleh nilai 60 – 69 ada 0 peserta didik atau 0%.
yang memperoleh nilai 70 – 79 ada 3 peserta didik atau 10%
yang memperoleh nilai 80 – 89 ada 1 peserta didik atau 3,33%
Dari perincian di tabel 1, dapat dilihat bahwa peserta didik yang
mendapat nilai di bawah 70 (KKM) sebanyak 26 peserta didik atau 86,67%
sedangkan peserta didik yang mendapat nilai di atas 70 (KKM) ada 4 peserta
didik atau 13,33%. Dengan demikian nilai kemampuan Matematika materi
bilangan bulat kelas IV SD Negeri 02 Dagen masih rendah.
19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70- 7980
6,67%10%
40%
20%
10%
0%
10%
3,33%
Interval Nilai
59
Bilangan Bulat Peserta Didik
Berdasarkan gambar 12, dapat diketahui bahwa hasil prasiklus
materi bilangan bulat kelas IV sebelum menggunakan media Nomograf
rta didik masih rendah
yaitu 39,67 dan ketuntasan klasikal sebesar 13,33%. Adapun rincian
ketuntasan klasikal dalam materi bilangan bulat mata pelajaran Matematika
Dari perincian di tabel 1, dapat dilihat bahwa peserta didik yang
M) sebanyak 26 peserta didik atau 86,67%
sedangkan peserta didik yang mendapat nilai di atas 70 (KKM) ada 4 peserta
didik atau 13,33%. Dengan demikian nilai kemampuan Matematika materi
80-89
3,33%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Rendahnya nilai atau ketidaktuntasan kemampuan bilangan bulat
pada mata pelajaran Matematika berdasarkan observasi, disebabkan beberapa
faktor, diantaranya: 1) Pada saat pembelajaran Matematika, peserta didik
cenderung pasif, 2) Guru menggunakan model pembelajaran konvensional,
artinya guru menggunakan model pembelajaran yang relatif monoton
sehingga pembelajaran yang dilakukan kurang bermakna. Hal ini
mengakibatkan peserta didik tidak tertarik dalam proses pembelajaran, karena
peserta didik cenderung cepat jenuh atau mengalami kebosanan dalam
menerima materi pembelajaran, 3) Guru jarang menggunakan media dalam
pembelajaran, sehingga peserta didik kurang memahami konsep berhitung
bilangan bulat, 4) Kurang adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Oleh karena itu diperlukan suatu media yang tepat untuk mengatasi
permasalahan tersebut yaitu dengan penggunaan media Nomograf.
Diharapkan dengan penggunaan media Nomograf nilai kemampuan peserta
didik dalam berhitung bilangan bulat kelas IV akan mengalami peningkatan
sehingga ketuntasan belajar peserta didik dapat tercapai.
3. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Dimana setiap
siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan yaitu: 1) Perencanaan,
2) Pelaksanaan, 3) Pengamatan atau Observasi dan 4) Refleksi.
a. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan yaitu siklus pertama pada pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 21 Maret 2012 selama (2 x 35 menit). Pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 Maret 2012 selama (2 x 35
menit). Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan
Berdasarkan deskripsi data awal yang telah dipaparkan, guru
harus mempersiapkan segala perangkat yang diperlukan dalam proses
pembelajaran. Persiapan dilakukan sebaik mungkin agar kemampuan
berhitung bilangan bulat pada kelas IV SD Negeri 02 Dagen dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
meningkat. Hal-hal yang dipersiapkan dalam deskripsi perencanaan
siklus I antara lain sebagai berikut:
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung, seperti media untuk
pembelajaran, lembar kerja kelompok, soal evaluasi, serta kamera
digital sebagai sarana dokumentasi.
c) Menyiapkan materi dan sumber belajar.
d) Menyiapkan lembar penilaian untuk guru dan lembar pengamatan
untuk peserta didik.
Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala
aktivitas yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran Matematika
berlangsung. Lembar pengamatan terdiri dari lembar aktivitas peserta
didik dan kinerja guru. Lembar penilaian disusun berdasarkan
indikator dan tujuan pembelajaran. Dari nilai tersebut akan diketahui
seberapa besar kemampuan peserta didik dalam berhitung bilangan
bulat.
2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti bertindak sebagai
pengajar dan menerapkan pembelajaran dengan penggunaan media
Nomograf. Pada pembelajaran siklus I, pelaksanaan terdiri dari 2
pertemuan dan setiap pertemuan peserta didik dibagi menjadi 6
kelompok heterogen yang telah ditetapkan bersama pada pertemuan
awal siklus.
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 21 Maret
2012 pada jam ke 1–2 selama 2 x 35 menit. Pada pertemuan ini
materi yang diajarkan adalah operasi penjumlahan bilangan bulat
dengan indikator yang telah disusun pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
Kegiatan petama yang dilakukan guru adalah mengawali
pembelajaran dengan berdoa, presensi dan menanyakan kabar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Selanjutnya guru memberikan motivasi, tujuan pembelajaran dan
bernyanyi tek kotek-kotek (sebagai apersepsi).
Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab dengan
peserta didik tentang pengertian bilangan bulat dan bilangan
positif. Selanjutnya guru bersama peserta didik bersama-sama
memberikan contoh bilangan asli (1, 2, 3, 4, …), contoh bilangan
cacah (0, 1, 2, 3, 4, …), contoh bilangan negatif (-1, -2, -3, -4, …),
contoh operasi penjumlahan pada bilangan bulat (a. 2 + 5, b. 2 + (-
5), c. (-2) + 5, d. (-2) + (-5)) serta cara penggunaan media
Nomograf pada penjumlahan bilangan bulat. Kemudian guru
membagi peserta didik menjadi 6 kelompok, dengan masing-
masing kelompok terdiri dari 5 anggota heterogen (kemampuan
akademik dan jenis kelamin). Setiap kelompok diberi lembar kerja
kelompok dan diharuskan menyelesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan. Hasil diskusi kelompok kemudian ditbuktikan pada
media yang telah disediakan. Selanjutnya guru memberikan
penghargaan bagi kelompok yang mempunyai jawaban benar dan
sesuai dengan apa yang dibuktikan. Setelah itu guru memberikan
kesempatan untuk bertanya dan memberikan motivasi kepada
peserta didik.
Pada kegiatan akhir, guru dan peserta didik menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari bersama. Kemudian guru
memberikan soal evaluasi kepada peserta didik. Selanjutnya guru
memberikan tugas kepada peserta didik dan menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuannya berikutnya.
b) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 24 Maret
2012 pada jam ke 1–2 selama 2 x 35 menit. Pada pertemuan ini
materi yang diajarkan adalah operasi pengurangan bilangan bulat
dengan indikator yang telah disusun pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Kegiatan petama yang dilakukan guru adalah mengawali
pembelajaran dengan berdoa, presensi dan menanyakan kabar.
Selanjutnya guru memberikan motivasi, tujuan pembelajaran dan
mengulang materi yang lalu (sebagai apersepsi).
Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab dengan
peserta didik tentang pengertian bilangan bulat dan bilangan
negatif. Selanjutnya guru bersama peserta didik bersama-sama
memberikan contoh operasi pengurangan pada bilangan bulat (a. 2
- 5, b. 2 - (-5), c. (-2) - 5, d. (-2) – (-5)) serta cara penggunaan
media Nomograf pada pengurangan bilangan bulat. Kemudian guru
peserta didik berkelompok sesuai dengan kelompok pada
pertemuan pertama. Setiap kelompok diberi lembar kerja kelompok
dan diharuskan menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Hasil diskusi kelompok kemudian dibuktikan pada media yang
telah disediakan. Selanjutnya guru memberikan penghargaan bagi
kelompok yang mempunyai jawaban benar dan sesuai dengan apa
yang dibuktikan. Setelah itu guru memberikan kesempatan untuk
bertanya dan memberikan motivasi kepada peserta didik.
Pada kegiatan akhir, guru dan peserta didik menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari bersama. Kemudian guru
memberikan soal evaluasi kepada peserta didik. Selanjutnya guru
memberikan tugas kepada peserta didik dan menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuannya berikutnya.
3) Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini, pengamatan atau observasi dilakukan selama
pembelajaran Matematika berlangsung yang dilakukan oleh guru kelas
IV. Guru kelas memantau pelaksanaan proses pembelajaran peneliti
yaitu dengan menggunakan lembar penilaian kinerja guru. Tujuan
diadakannya observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian jalannya
pembelajaran terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dirancang sebelumnya. Selain itu guru kelas dan peneliti mengamati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Matematika menggunakan
media Nomograf. Kemudian dari lembar observasi aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran Matematika menggunakan media Nomograf
dapat diketahui seberapa besar tingkat keberhasilan (nilai tes peserta
didik) setelah menggunakan media Nomograf dalam meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berhitung bilangan bulat.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama
pembelajaran Matematika tentang kemampuan berhitung bilangan
bulat berlangsung diperoleh gambaran tentang kemampuan berhitung
bilangan bulat berlangsung, diperoleh gambaran tentang aktivitas guru
(penilaian kinerja guru) dan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
Matematika menggunakan media Nomograf pada siklus I dengan
rincian sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
(1) Observasi kinerja guru dalam pembelajaran Matematika
bilangan bulat.
(a) Memulai kegiatan pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
(b) Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan,
peserta didik, situasi dan lingkungan dalam kriteria baik.
(c) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan logis
dalam kriteria baik.
(d) Menerapkan media Nomograf dengan tepat dalam kriteria
sangat baik.
(e) Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan, peserta didik, situasi dan lingkungan dalam
kriteria sangat baik.
(f) Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi
pembelajaran dalam kriteria baik.
(g) Melakukan penilaian di akhir pembelajaran dalam kriteria
baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
(h) Memicu dan memelihara keterlibatan peserta didik dalam
kriteria baik.
(i) Keefektifan proses pembelajaran dalam kriteria baik.
Skor rata-rata aktivitas guru dalam siklus I pertemuan
pertama adalah 3,30 (sangat baik). Sedangkan untuk pedoman di
lampiran 42 halaman 270 dan lembar hasil penilaian di atas di
lampiran 18 pada halaman 169.
(2) Observasi aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
Matematika menggunakan media Nomograf.
(a) Perhatian peserta didik saat guru memberi penjelasan/
menyampaikan materi pelajaran dalam kriteria sangat baik.
(b) Keantusiasan dan keseriusan peserta didik untuk mengikuti
pelajaran dalam kriteria sangat baik.
(c) Respon peserta didik terhadap pertanyaan/tugas yang
diberikan oleh guru dalam kriteria baik.
(d) Keterliban/keaktifan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran dalam kriteria baik.
(e) Peserta didik mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
guru dengan benar dalam kriteria sangat baik.
(f) Peserta didik mau mengemukakan pendapat/jawaban dengan
bahasa yang benar dalam kriteria baik.
(g) Peserta didik mencatat kesimpulan dan materi yang
disampaikan dalam kriteria baik.
(h) Keterlibatan peserta didik dalam penggunaan media
pembelajaran dalam kriteria baik.
(i) Adanya interaksi positif antara peserta didik-guru, peserta
didik-peserta didik, dan peserta didik-media yang digunakan
dalam kriteria baik.
(j) Peserta didik mematuhi perintah dari guru dalam kriteria
sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
(k) Keberanian peserta didik untuk bertanya jika dirinya merasa
kurang jelas dalam kriteria baik.
(l) Tanggung jawab peserta didik dalam kriteria baik.
(m) Kejujuran peserta didik saat mengerjakan tes yang
diberikan oleh guru dalam kriteria baik.
Skor rata-rata aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
Matematika menggunakan media Nomograf siklus I pertemuan
pertama adalah 3,30 (sangat baik). Sedangkan untuk hasil penilaian
dapat dilihat di lampiran 16 halaman 167.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kinerja mereka dalam pembelajaran Matematika menggunakan
media Nomograf sesuai dengan prosedur yang benar.
b) Pertemuan Kedua
(1) Observasi kinerja guru dalam pembelajaran Matematika
bilangan bulat.
(a) Memulai kegiatan pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
(b) Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan,
peserta didik, situasi dan lingkungan dalam kriteria sangat
baik.
(c) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan logis
dalam kriteria baik.
(d) Menerapkan media Nomograf dengan tepat dalam kriteria
sangat baik.
(e) Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan, peserta didik, situasi dan lingkungan dalam
kriteria baik.
(f) Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi
pembelajaran dalam kriteria baik.
(g) Melakukan penilaian di akhir pembelajaran dalam kriteria
baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
(h) Memicu dan memelihara keterlibatan peserta didik dalam
kriteria baik.
(i) Keefektivan proses pembelajaran dalam kriteria baik.
Skor rata-rata aktivitas guru dalam siklus I pertemuan
kedua adalah 3,30 (sangat baik). Sedangkan untuk pedoman di
lampiran 42 pada halaman 270 dan lembar hasil penilaian di
atas di lampiran 18 pada halaman 169.
(2) Observasi aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
Matematika menggunakan media Nomograf.
(a) Perhatian peserta didik saat guru memberi penjelasan/
menyampaikan materi pelajaran dalam kriteria baik.
(b) Keantusiasan dan keseriusan peserta didik untuk mengikuti
pelajaran dalam kriteria baik.
(c) Respon peserta didik terhadap pertanyaan/tugas yang
diberikan oleh guru dalam kriteria baik.
(d) Keterliban/keaktifan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
(e) Peserta didik mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
guru dengan benar dalam kriteria baik.
(f) Peserta didik mau mengemukakan pendapat/jawaban dengan
bahasa yang benar dalam kriteria baik.
(g) Peserta didik mencatat kesimpulan dan materi yang
disampaikan dalam kriteria sangat baik.
(h) Keterlibatan peserta didik dalam penggunaan media
pembelajaran dalam kriteria baik.
(i) Adanya interaksi positif antara peserta didik-guru, peserta
didik-peserta didik, dan peserta didik-media yang digunakan
dalam kriteria baik.
(j) Peserta didik mematuhi perintah dari guru dalam kriteria
sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
(k) Keberanian peserta didik untuk bertanya jika dirinya merasa
kurang jelas dalam kriteria baik.
(l) Tanggung jawab peserta didik dalam kriteria sangat baik.
(m) Kejujuran peserta didik saat mengerjakan tes yang
diberikan oleh guru dalam kriteria sangat baik.
Skor rata-rata aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran Matematika menggunakan media Nomograf
siklus I pertemuan kedua adalah 3,38 (sangat baik). Sedangkan
untuk hasil penilaian dapat dilihat di lampiran 17 halaman 168.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar kinerja mereka dalam pembelajaran Matematika
menggunakan media Nomograf sesuai dengan prosedur yang
benar.
4) Refleksi
Pada tahapan ini peneliti dan guru kelas melakukan
pengolahan data yang diperoleh melalui pengamatan dan tes evaluasi.
Kinerja guru dalam siklus I belum menunjukkan keberhasilan dalam
pembelajaran menggunakan media Nomograf, kelemahan guru adalah
kurang keras suaranya, kurang pengkondisian kelas, pengorganisasian
alokaasi waktu yang dalam pembelajaran kurang sesuai dengan
kenyataan dan media yang digunakan angkanya kurang besar.
Sedangkan tes evaluasi dikumpulkan kemudian dianalisis. Sedangkan
hasil tes evaluasi soal bilangan bulat yang dilakukan di setiap akhir
tindakan, peneliti melakukan refleksi dengan cara mengumpulkan hasil
tes pertemuan pertama dan kedua selanjutnya dibuat rata-rata, setelah
dirata-rata kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Indikator kinerja pada penelitian ini yaitu 80% dari 30
peserta didik dalam mengerjakan operasi hitung bilangan bulat ≥ 70.
Berdasarkan dari permasalahan yang dihadapi pada saat itu,
maka peneliti mencari solusi dengan memperkeras suara saat
pembelajaran, mengkondisikan peserta didik dengan pemberian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
motivasi. Selain itu, peneliti juga memperbaiki media yang digunakan
agar peserta didik dapat dari segala arah, serta lebih mengkontrol
waktu. Adapun data yang diperoleh dari siklus I pertemuan pertama
dan kedua sebagai berikut:
a) Hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
Nomograf pada siklus I pertemuan pertama.
Data yang diperoleh dari hasil nilai kemampuan berhitung
bilangan bulat melalui media Nomograf yaitu tes evaluasi peserta
didik, yang dilaksanakan setelah pembelajaran Matematika selesai.
Aspek yang diukur adalah kemampuan peserta didik dalam
berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui media Nomograf.
Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 15
halaman 166.
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai evaluasi peserta didik
dalam berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui media
Nomograf pada pertemuan pertama pada lampiran 15, dapat
diperjelas dengan tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Data Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan
Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat melalui
Media Nomograf pada Siklus I Pertemuan Pertama
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan 25 – 39 2 6,67 di bawah KKM 40 – 54 5 16,67 di bawah KKM 55 – 69 5 16,67 di bawah KKM 70 – 84 6 20 di atas KKM 85 – 100 12 40 di atas KKM
Jumlah 30 100 -
Ketidaktuntasan = (12 : 30) x 100% = 40%
Ketuntasan klasikal = (18 : 30) x 100% = 60%
Nilai Rata-rata Kelas = 70,33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari tabel 2
Gambar 13. Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung
Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
Berdasarkan gambar 13, nilai evaluasi kemampuan
berhitung
pada siklus I pertemuan pertama memperoleh nilai rata
70,33 dan ketuntasan klasikal 60% dan ketidaktuntasan 40%.
Adapun rincian pada gambar 13 yaitu:
Peserta didik yang memperoleh nilai 25
didik atau 6,67%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 40
didik atau 16,67%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 55
didik atau
Peserta didik yang memperoleh nilai 70
didik atau 2
Peserta didik yang memperoleh nilai 85
didik atau
0123456789
10
Dari tabel 2 dapat disajikan grafik pada gambar 13 berikut ini:
Gambar 13. Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung
Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
pada Siklus I Pertemuan Pertama
Berdasarkan gambar 13, nilai evaluasi kemampuan
berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui media Nomograf
pada siklus I pertemuan pertama memperoleh nilai rata
70,33 dan ketuntasan klasikal 60% dan ketidaktuntasan 40%.
Adapun rincian pada gambar 13 yaitu:
Peserta didik yang memperoleh nilai 25 – 39 sebanyak 2 peserta
atau 6,67%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 40 – 54 sebanyak 5 peserta
atau 16,67%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 55 – 69 sebanyak 5 peserta
atau 16,67%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 70 – 84 sebanyak 6
atau 20%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 85 – 100 sebanyak 12 peserta
atau 40%.
25-39 40-54 55-69 70-84 85
6,67%
16,67% 16,67%20%
40%
Frekuensi
70
dapat disajikan grafik pada gambar 13 berikut ini:
Gambar 13. Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung
Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
Berdasarkan gambar 13, nilai evaluasi kemampuan
penjumlahan bilangan bulat melalui media Nomograf
pada siklus I pertemuan pertama memperoleh nilai rata-rata kelas
70,33 dan ketuntasan klasikal 60% dan ketidaktuntasan 40%.
ebanyak 2 peserta
54 sebanyak 5 peserta
69 sebanyak 5 peserta
84 sebanyak 6 peserta
100 sebanyak 12 peserta
85-100
40%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Dari hasil penelitian pada siklus I pertemuan pertama, nilai
hasil belajar peserta didik dalam kemampuan pengerjaan operasi
berhitung bilangan bulat telah mengalami peningkatan.
Peningkatan nilai dari sebelum dilaksanakan tindakan hanya
13,33% peserta didik yang mencapai KKM, sedangkan setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus I pertemuan pertama meningkat
menjadi 60% peserta didik yang telah mencapai KKM. Meskipun
pada siklus I pertemuan pertama telah terjadi peningkatan tetap
hasil evaluasi nilai kemampuan berhitung penjumlahan bilangan
bulat melalui media Nomograf belum mencapai indikator yang
diharapkan oleh peneliti yaitu ketuntasan klasikal 80% atau ≥ 70
(KKM). Sehingga perlu dilakukan lagi tindakan pada siklus I
pertemuan kedua.
b) Hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
Nomograf pada siklus I pertemuan kedua.
Data yang diperoleh dari hasil nilai kemampuan berhitung
bilangan bulat melalui media Nomograf yaitu tes evaluasi peserta
didik, yang dilaksanakan setelah pembelajaran Matematika selesai.
Aspek yang diukur adalah kemampuan peserta didik dalam
berhitung pengurangan bilangan bulat melalui media Nomograf.
Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 15
halaman 166.
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai evaluasi peserta didik
dalam berhitung pengurangan bilangan bulat melalui media
Nomograf pada pertemuan kedua pada lampiran 15, dapat
diperjelas dengan tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Data Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan
Berhitung Pengurangan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
pada Siklus I Pertemuan Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Interval Nilai
40 55 70 85 –
Jumlah
Dari tabel 3
Gambar 14. Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung Pengurangan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
berhitung pengurangan
pada siklus I pertemuan kedua memperoleh nilai rata
75,17 dan ketuntasan klasikal 73,33% dan ketidaktuntasan
26,67%. Adapun rincian pada gambar 13 yaitu:
Peserta didik yang memperoleh nilai 40
didik atau 13,34
Peserta didik yang memperoleh nilai 55
didik atau
0123456789
10
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
40 – 54 4 13,34 di bawah KKM55 – 69 4 13,34 di bawah KKM70 – 84 7 23,34 di atas KKM
– 100 15 50 di atas KKM
Jumlah 30 100
Ketidaktuntasan = (8 : 30) x 100% = 26,67%
Ketuntasan klasikal = (22 : 30) x 100% = 73,33%
Nilai Rata-rata Kelas = 75,17
Dari tabel 3 dapat disajikan grafik pada gambar 14 berikut ini:
Gambar 14. Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung Pengurangan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
pada Siklus I Pertemuan Kedua Berdasarkan gambar 14, nilai evaluasi kemampuan
berhitung pengurangan bilangan bulat melalui media Nomograf
pada siklus I pertemuan kedua memperoleh nilai rata
75,17 dan ketuntasan klasikal 73,33% dan ketidaktuntasan
26,67%. Adapun rincian pada gambar 13 yaitu:
Peserta didik yang memperoleh nilai 40 – 54 sebanyak
didik atau 13,34%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 55 – 69 sebanyak 4 peserta
atau 13,34%.
40-54 55-69 70-84 85-
13,34% 13,34%
23,34%
50%
Frekuensi
72
Keterangan
di bawah KKM di bawah KKM di atas KKM di atas KKM
-
Ketidaktuntasan = (8 : 30) x 100% = 26,67%
Ketuntasan klasikal = (22 : 30) x 100% = 73,33%
dapat disajikan grafik pada gambar 14 berikut ini:
Gambar 14. Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung Pengurangan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
Berdasarkan gambar 14, nilai evaluasi kemampuan
bilangan bulat melalui media Nomograf
pada siklus I pertemuan kedua memperoleh nilai rata-rata kelas
75,17 dan ketuntasan klasikal 73,33% dan ketidaktuntasan
54 sebanyak 4 peserta
69 sebanyak 4 peserta
-100
50%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peserta didik yang memperoleh nilai 70
didik atau 23,34
Peserta didik yang memperoleh nilai 85
peserta didik atau 5
nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
Nomograf, maka dapat dilihat perbandingan nilai pada
kemampuan berhitung bilangan bulat pada siklus I pertemuan
pertama da
pada tabel 4 berikut:
Tabel 4. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung
Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf Kelas IV pada Siklus I
Siklus I
Pertemuan PertamaPertemuan Kedua
Dari tabel 4
Gambar 15. Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan
Berhitung Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf
0102030405060708090
100
Nila
iAkt
ivita
sS
isw
a
Peserta didik yang memperoleh nilai 70 – 84 sebanyak 7 peserta
didik atau 23,34%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 85 – 100 sebanyak 15
peserta didik atau 50%.
Berdasarkan data nilai yang telah diperoleh pada aspek
nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
Nomograf, maka dapat dilihat perbandingan nilai pada
kemampuan berhitung bilangan bulat pada siklus I pertemuan
pertama dan pertemuan kedua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4 berikut:
Tabel 4. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung
Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf Kelas IV pada Siklus I
Siklus I Ketuntasan Ketidaktuntasan
Pertemuan Pertama 18 12 Pertemuan Kedua 22 8
Dari tabel 4 dapat diperjelas dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 15. Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan
Berhitung Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf
Kelas IV pada Siklus I
Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua
18% 22%12% 8%
Ketuntasan Ketidaktuntasan
73
84 sebanyak 7 peserta
100 sebanyak 15
Berdasarkan data nilai yang telah diperoleh pada aspek
nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
Nomograf, maka dapat dilihat perbandingan nilai pada
kemampuan berhitung bilangan bulat pada siklus I pertemuan
n pertemuan kedua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel 4. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung
Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf Kelas IV pada Siklus I
Rata-Rata 70,33 75,17
dapat diperjelas dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 15. Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan
Berhitung Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166, dapat diuraikan bahwa jumlah peserta didik yang telah
dinyatakan tuntas pada siklus I pertemuan pertama sebanyak 18
peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 22 peserta
didik. Sedangkan nilai r
mencapai 70,33. Ketidaktuntasan pada siklus I pertemuan pertama
sebanyak 12 peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 8
peserta didik. Sedangkan nilai rata
kedua sebanyak 75,17. Dari has
kedua ketuntasan hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat
melalui media Nomograf telah meningkat sebesar 13,33%.
sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dapat
perbandingan di tabel 5 berikut:
Dari tabel 5 diperjelas dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 16. Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan
Pre
esen
tase
(%
)
Berdasarkan gambar 15 dan indikator kinerja halaman
166, dapat diuraikan bahwa jumlah peserta didik yang telah
dinyatakan tuntas pada siklus I pertemuan pertama sebanyak 18
peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 22 peserta
didik. Sedangkan nilai rata-rata kelas pada pertemuan pertama
mencapai 70,33. Ketidaktuntasan pada siklus I pertemuan pertama
sebanyak 12 peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 8
peserta didik. Sedangkan nilai rata-rata kelas pada pertemuan
kedua sebanyak 75,17. Dari hasil Siklus I pertemuan pertama dan
kedua ketuntasan hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat
melalui media Nomograf telah meningkat sebesar 13,33%.
Dari data hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat
sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dapat
perbandingan di tabel 5 berikut:
Tabel 5. Pebandingan Persentase Ketuntasan Prasiklus dan Siklus I
Persentase Ketuntasan (%) Prasiklus 13,33 Siklus I 66,67
Dari tabel 5 diperjelas dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 16. Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat pada
Prasiklus dan Siklus I
0
10
20
30
40
50
60
70
Prasiklus Siklus I
13,33%
66,67%
Pre
esen
tase
(%
)
74
Berdasarkan gambar 15 dan indikator kinerja halaman
166, dapat diuraikan bahwa jumlah peserta didik yang telah
dinyatakan tuntas pada siklus I pertemuan pertama sebanyak 18
peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 22 peserta
rata kelas pada pertemuan pertama
mencapai 70,33. Ketidaktuntasan pada siklus I pertemuan pertama
sebanyak 12 peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 8
rata kelas pada pertemuan
il Siklus I pertemuan pertama dan
kedua ketuntasan hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat
melalui media Nomograf telah meningkat sebesar 13,33%.
Dari data hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat
sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dapat dilihat
Tabel 5. Pebandingan Persentase Ketuntasan
Gambar 16. Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan
Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada nilai
kemampuan berhitung bilangan bulat pada grafik di atas, bahwa
ketuntasan klasikal peserta didik pada prasiklus mencapai 13,33%
artinya 4 peserta didik yang telah mencapai KKM (70), sedangkan
pada siklus I telah mengalami tindakan dengan penggunaan media
Nomograf dan mencapai ketuntasan klasikal sebanyak 66,67%
artinya 20 peserta didik yang telah mencapai KKM (70).
Dari hasil penelitian pada siklus I, maka peneliti
mengulas secara cermat bahwa dilihat dari kinerja guru pada
pertemuan pertama dan kedua memperoleh nilai 3,0 atau rata-rata
3,30 (kriteria sangat baik) dalam pembelajaran bilangan bulat
menggunakan media Nomograf dan rata-rata nilai ketuntasan
kelas mencapai 66,65%, belum sesuai dengan target capaian 80%.
Namun ini sudah menunjukkan peningkatan persentase ketuntasan
peserta didik sebelum penggunaan media Nomograf. Ketercapaian
66,65% ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: 1) guru
belum maksimal dalam penggunaan media Nomograf, 2) peserta
didik kurang memahami soal kemampuan evaluasi, 3) peserta
didik kesulitan pada penggunaan Nomograf dalam soal
pengurangan, 4) dalam diskusi kelompok peserta didik cenderung
mengandalkan temannya untuk bekerja. Beberapa hal tersebut
membuat peserta didik kurang memahami penggunaan Nomograf
dalam operasi berhitung penjumlahan dan pengurangan. Dalam
hal ini kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
Nomograf sangat diperlukan. Maka dari itu pembelajaran
Matematika materi bilangan bulat perlu dilanjutkan ke siklus II
dengan berpedoman pada hasil refleksi siklus I.
b. Siklus II
Tindakan pada siklus II dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan yaitu siklus II pada pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012 selama (2 x 35 menit). Pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2012 selama (2 x 35
menit). Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan
Berdasarkan deskripsi data pada siklus I yang telah
dipaparkan, guru harus mempersiapkan segala perangkat yang
diperlukan dalam proses pembelajaran. Persiapan dilakukan sebaik
mungkin agar kemampuan berhitung bilangan bulat pada kelas IV SD
Negeri 02 Dagen dapat meningkat. Hal-hal yang dipersiapkan dalam
deskripsi perencanaan siklus II antara lain sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung, seperti media untuk
pembelajaran, lembar kerja kelompok, soal evaluasi, serta kamera
digital sebagai sarana dokumentasi.
c. Menyiapkan materi dan sumber belajar.
d. Menyiapkan lembar penilaian untuk guru dan lembar pengamatan
untuk peserta didik.
Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala
aktivitas yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran Matematika
berlangsung. Lembar pengamatan terdiri dari lembar aktivitas peserta
didik dan kinerja guru. Lembar penilaian disusun berdasarkan
indikator dan tujuan pembelajaran. Dari nilai tersebut akan diketahui
seberapa besar kemampuan peserta didik dalam berhitung bilangan
bulat.
2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti bertindak sebagai
pengajar dan menerapkan pembelajaran dengan penggunaan media
Nomograf. Pada pembelajaran siklus II, pelaksanaan terdiri dari 2
pertemuan dan setiap pertemuan peserta didik dibagi menjadi 6
kelompok heterogen yang telah ditetapkan bersama pada pertemuan
awal siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 28 Maret
2012 pada jam ke 1–2 selama 2 x 35 menit. Pada pertemuan ini
materi yang diajarkan adalah operasi penjumlahan bilangan bulat
dengan indikator yang telah disusun pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
Kegiatan petama yang dilakukan guru adalah mengawali
pembelajaran dengan berdoa, presensi dan menanyakan kabar.
Selanjutnya guru memberikan motivasi, tujuan pembelajaran dan
bernyanyi satu ditambah satu (sebagai apersepsi).
Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab dengan
peserta didik tentang contoh operasi penjumlahan pada bilangan
bulat (a. 2 + 5, b. 2 + (-5), c. (-2) + 5, d. (-2) + (-5)) serta cara
penggunaan media Nomograf pada penjumlahan bilangan bulat.
Kemudian guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok baru,
dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 anggota heterogen
(kemampuan akademik dan jenis kelamin). Setiap kelompok diberi
lembar kerja kelompok dan diharuskan menyelesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan. Hasil diskusi kelompok kemudian
dibuktikan pada media yang telah disediakan. Selanjutnya guru
memberikan penghargaan bagi kelompok yang mempunyai
jawaban benar dan sesuai dengan apa yang dibuktikan. Setelah itu
guru memberikan kesempatan untuk bertanya dan memberikan
motivasi kepada peserta didik.
Pada kegiatan akhir, guru dan peserta didik menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari bersama. Kemudian guru
memberikan soal evaluasi kepada peserta didik. Selanjutnya guru
memberikan tugas kepada peserta didik dan menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuannya berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
b) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Maret
2012 pada jam ke 1–2 selama 2 x 35 menit. Pada pertemuan ini
materi yang diajarkan adalah operasi pengurangan bilangan bulat
dengan indikator yang telah disusun pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
Kegiatan petama yang dilakukan guru adalah mengawali
pembelajaran dengan berdoa, presensi dan menanyakan kabar.
Selanjutnya guru memberikan motivasi, tujuan pembelajaran dan
mengulang materi yang lalu (sebagai apersepsi).
Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab dengan
peserta didik bersama-sama memberikan contoh operasi
pengurangan pada bilangan bulat (a. 2 - 5, b. 2 - (-5), c. (-2) - 5, d.
(-2) - (-5)) serta cara penggunaan media Nomograf pada
pengurangan bilangan bulat. Kemudian guru peserta didik
berkelompok sesuai dengan kelompok pada pertemuan I. Setiap
kelompok diberi lembar kerja kelompok dan diharuskan
menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Hasil diskusi
kelompok kemudian dibuktikan pada media yang telah disediakan.
Selanjutnya guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang
mempunyai jawaban benar dan sesuai dengan apa yang dibuktikan.
Setelah itu guru memberikan kesempatan untuk bertanya dan
memberikan motivasi kepada peserta didik.
Pada kegiatan akhir, guru dan peserta didik menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari bersama. Kemudian guru
memberikan soal evaluasi kepada peserta didik. Selanjutnya guru
memberikan tugas kepada peserta didik dan menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuannya berikutnya.
3) Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini, pengamatan atau observasi dilakukan selama
pembelajaran Matematika berlangsung yang dilakukan oleh guru kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
IV. Guru kelas memantau pelaksanaan proses pembelajaran peneliti
yaitu dengan menggunakan lembar penilaian kinerja guru. Tujuan
diadakannya observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian jalannya
pembelajaran terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dirancang sebelumnya. Selain itu guru kelas dan peneliti mengamati
aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Matematika menggunakan
media Nomograf. Kemudian dari lembar observasi aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran Matematika menggunakan media Nomograf
dapat diketahui seberapa besar tingkat keberhasilan (nilai tes peserta
didik) setelah menggunakan media Nomograf dalam meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berhitung bilangan bulat.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama
pembelajaran Matematika tentang kemampuan berhitung bilangan
bulat berlangsung diperoleh gambaran tentang kemampuan berhitung
bilangan bulat berlangsung, diperoleh gambaran tentang aktivitas guru
(penilaian kinerja guru) dan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
Matematika menggunakan media Nomograf pada siklus II dengan
rincian sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
(1) Observasi kinerja guru dalam pembelajaran Matematika
bilangan bulat.
(a) Memulai kegiatan pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
(b) Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan,
peserta didik, situasi dan lingkungan dalam kriteria baik.
(c) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan logis
dalam kriteria sangat baik.
(d) Menerapkan media Nomograf dengan tepat dalam kriteria
sangat baik.
(e) Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan, peserta didik, situasi dan lingkungan dalam
kriteria baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
(f) Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi
pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
(g) Melakukan penilaian di akhir pembelajaran dalam kriteria
baik.
(h) Memicu dan memelihara keterlibatan peserta didik dalam
kriteria baik.
(i) Keefektifan proses pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
Skor rata-rata aktivitas guru dalam siklus II pertemuan
pertama adalah 3,52 (sangat baik). Sedangkan untuk pedoman
lampiran 42 halaman 270 dan lembar hasil penilaian di atas di
lampiran 30 pada halaman 218.
(2) Observasi aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
Matematika menggunakan media Nomograf.
(a) Perhatian peserta didik saat guru memberi penjelasan/
menyampaikan materi pelajaran dalam kriteria baik.
(b) Keantusiasan dan keseriusan peserta didik untuk mengikuti
pelajaran dalam kriteria baik.
(c) Respon peserta didik terhadap pertanyaan/tugas yang
diberikan oleh guru dalam kriteria sangat baik.
(d) Keterliban/keaktifan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
(e) Peserta didik mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
guru dengan benar dalam kriteria baik.
(f) Peserta didik mau mengemukakan pendapat/jawaban dengan
bahasa yang benar dalam kriteria sangat baik.
(g) Peserta didik mencatat kesimpulan dan materi yang
disampaikan dalam kriteria sangat baik.
(h) Keterlibatan peserta didik dalam penggunaan media
pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
(i) Adanya interaksi positif antara peserta didik-guru, peserta
didik-peserta didik, dan peserta didik-media yang digunakan
dalam kriteria sangat baik.
(j) Peserta didik mematuhi perintah dari guru dalam kriteria
baik.
(k) Keberanian peserta didik untuk bertanya jika dirinya merasa
kurang jelas dalam kriteria baik.
(l) Tanggung jawab peserta didik dalam kriteria baik.
(m) Kejujuran peserta didik saat mengerjakan tes yang diberikan
oleh guru dalam kriteria sangat baik.
Skor rata-rata aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran Matematika menggunakan media Nomograf
siklus II pertemuan pertama adalah 3,53 (sangat baik).
Sedangkan untuk hasil penilaian dapat dilihat di lampiran 28
halaman 216.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar kinerja mereka dalam pembelajaran Matematika
menggunakan media Nomograf sesuai dengan prosedur yang
benar.
b) Pertemuan Kedua
(1) Observasi kinerja guru dalam pembelajaran Matematika
bilangan bulat.
(a) Memulai kegiatan pembelajaran dalam kriteria baik.
(b) Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan,
peserta didik, situasi dan lingkungan dalam kriteria baik.
(c) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan logis
dalam kriteria sangat baik.
(d) Menerapkan media Nomograf dengan tepat dalam kriteria
sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
(e) Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan, peserta didik, situasi dan lingkungan dalam
kriteria sangat baik.
(f) Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi
pembelajaran dalam kriteria baik.
(g) Melakukan penilaian di akhir pembelajaran dalam kriteria
baik.
(h) Memicu dan memelihara keterlibatan peserta didik dalam
kriteria baik.
(i) Keefektifan proses pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
Skor rata-rata aktivitas guru dalam siklus II pertemuan
kedua adalah 3,44 (sangat baik). Sedangkan untuk lembar hasil
penilaian di atas di lampiran 30 pada halaman 218.
(2) Observasi aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
Matematika menggunakan media Nomograf.
(a) Perhatian peserta didik saat guru memberi penjelasan/
menyampaikan materi pelajaran dalam kriteria baik.
(b) Keantusiasan dan keseriusan peserta didik untuk mengikuti
pelajaran dalam kriteria baik.
(c) Respon peserta didik terhadap pertanyaan/tugas yang
diberikan oleh guru dalam kriteria sangat baik.
(d) Keterliban/keaktifan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
(e) Peserta didik mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
guru dengan benar dalam kriteria baik.
(f) Peserta didik mau mengemukakan pendapat/jawaban dengan
bahasa yang benar dalam kriteria baik.
(g) Peserta didik mencatat kesimpulan dan materi yang
disampaikan dalam kriteria sangat baik.
(h) Keterlibatan peserta didik dalam penggunaan media
pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
(i) Adanya interaksi positif antara peserta didik-guru, peserta
didik-peserta didik, dan peserta didik-media yang digunakan
dalam kriteria sangat baik.
(j) Peserta didik mematuhi perintah dari guru dalam kriteria
baik.
(k) Keberanian peserta didik untuk bertanya jika dirinya merasa
kurang jelas dalam kriteria baik.
(l) Tanggung jawab peserta didik dalam kriteria sangat baik.
(m) Kejujuran peserta didik saat mengerjakan tes yang diberikan
oleh guru dalam kriteria sangat baik.
Skor rata-rata aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran Matematika menggunakan media Nomograf
siklus II pertemuan kedua adalah 3,46 (sangat baik). Sedangkan
untuk hasil penilaian dapat dilihat pada lampiran 29 halaman
217.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar kinerja mereka dalam pembelajaran Matematika
menggunakan media Nomograf sesuai dengan prosedur yang
benar.
4) Refleksi
Pada tahapan ini peneliti dan guru kelas melakukan
pengolahan data yang diperoleh melalui pengamatan dan tes evaluasi.
Kinerja guru dalam siklus II sudah menunjukkan keberhasilan dalam
pembelajaran menggunakan media Nomograf, kelemahan guru adalah
kurang pengkondisian kelas, sedangkan tes evaluasi dikumpulkan
kemudian dianalisis. Hasil tes evaluasi soal bilangan bulat yang
dilakukan di setiap akhir tindakan, peneliti melakukan refleksi dengan
cara mengumpulkan hasil tes pertemuan pertama dan kedua
selanjutnya dibuat rata-rata, setelah dirata-rata kemudian dibandingkan
dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator kinerja pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
penelitian ini yaitu 80% dari 30 peserta didik dalam mengerjakan
operasi hitung bilangan bulat ≥ 70.
Adapun data yang dipeoleh dari siklus II pertemuan pertama
dan kedua sebagai berikut:
a) Hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
Nomograf pada siklus II pertemuan pertama.
Data yang diperoleh dari hasil nilai kemampuan berhitung
bilangan bulat melalui media Nomograf yaitu tes evaluasi peserta
didik, yang dilaksanakan setelah pembelajaran Matematika selesai.
Aspek yang diukur adalah kemampuan peserta didik dalam
berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui media Nomograf.
Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 27
halaman 215.
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai evaluasi peserta didik
dalam berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui media
Nomograf pada pertemuan pertama pada lampiran 27, dapat
diperjelas dengan tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6. Data Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan
Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
pada Siklus II Pertemuan Pertama
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
40 – 54 1 3,33 di bawah KKM 55 – 69 2 6,67 di bawah KKM 70 – 84 5 16,67 di atas KKM 85 – 100 22 73,34 di atas KKM
Jumlah 30 100 -
Ketidaktuntasan = (3 : 30) x 100% = 10%
Ketuntasan klasikal = (27 : 30) x 100% = 90%
Nilai rata-rata kelas = 88,33
Dari tabel 6 dapat disajikan grafik pada gambar 17 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 17. Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung
Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
Berdasarkan gambar 17, nilai evaluasi kemampuan
berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui media Nomo
pada siklus II pertemuan pertama memperoleh nilai rata
88,33 dan ketuntasan klasikal 90% dan ketidaktuntasan 10%.
Adapun rincian pada gambar 17 yaitu:
Peserta didik yang memperoleh nilai 40
didik atau 3,33
Peserta didik yang memperoleh nilai 55
didik atau 6,67%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 70
didik atau 1
Peserta didik yang memperoleh nilai 85
didik atau 73,34
Dari hasil pen
nilai hasil belajar peserta didik dalam kemampuan pengerjaan
operasi berhitung bilangan bulat telah mengalami peningkatan.
Peningkatan nilai dari siklus I pertemuan pertama hanya 60%
0123456789
10
Gambar 17. Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung
Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
pada Siklus II PertemuanPertama
Berdasarkan gambar 17, nilai evaluasi kemampuan
berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui media Nomo
pada siklus II pertemuan pertama memperoleh nilai rata
88,33 dan ketuntasan klasikal 90% dan ketidaktuntasan 10%.
Adapun rincian pada gambar 17 yaitu:
Peserta didik yang memperoleh nilai 40 – 54 sebanyak 1 peserta
didik atau 3,33%.
didik yang memperoleh nilai 55 – 69 sebanyak 2 peserta
atau 6,67%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 70 – 84 sebanyak 5 peserta
didik atau 16,67%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 85 – 100 sebanyak 22 peserta
didik atau 73,34%.
Dari hasil penelitian pada siklus II pertemuan pertama,
nilai hasil belajar peserta didik dalam kemampuan pengerjaan
operasi berhitung bilangan bulat telah mengalami peningkatan.
Peningkatan nilai dari siklus I pertemuan pertama hanya 60%
40-54 55-69 70-84 85
3,33% 6,67%
16,67%
73,34%
Frekuensi
85
Gambar 17. Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung
Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
Berdasarkan gambar 17, nilai evaluasi kemampuan
berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui media Nomograf
pada siklus II pertemuan pertama memperoleh nilai rata-rata kelas
88,33 dan ketuntasan klasikal 90% dan ketidaktuntasan 10%.
54 sebanyak 1 peserta
69 sebanyak 2 peserta
84 sebanyak 5 peserta
100 sebanyak 22 peserta
elitian pada siklus II pertemuan pertama,
nilai hasil belajar peserta didik dalam kemampuan pengerjaan
operasi berhitung bilangan bulat telah mengalami peningkatan.
Peningkatan nilai dari siklus I pertemuan pertama hanya 60%
85-100
73,34%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
peserta didik yang mencapai KKM, sedangkan pada siklus II
pertemuan pertama meningkat menjadi 90% peserta didik yang
telah mencapai KKM. Karena masih ada yang belum tuntas
sehingga perlu dilakukan lagi tindakan pada siklus II pertemuan
kedua.
b) Hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
Nomograf pada siklus II pertemuan kedua.
Data yang diperoleh dari hasil nilai kemampuan berhitung
bilangan bulat melalui media Nomograf yaitu tes evaluasi peserta
didik, yang dilaksanakan setelah pembelajaran Matematika selesai.
Aspek yang diukur adalah kemampuan peserta didik dalam
berhitung pengurangan bilangan bulat melalui media Nomograf.
Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 27
halaman 215.
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai evaluasi peserta didik
dalam berhitung pengurangan bilangan bulat melalui media
Nomograf pada pertemuan kedua pada lampiran 27, dapat
diperjelas dengan tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 7. Data Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan
Berhitung Pengurangan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
pada Siklus II Pertemuan Kedua
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
25 – 39 2 6,67 di bawah KKM 40 – 54 2 6,67 di bawah KKM 55 – 69 2 6,67 di bawah KKM 70 – 84 8 26,67 di atas KKM 85 – 100 16 53,34 di atas KKM
Jumlah 30 100 -
Ketidaktuntasan = (6 : 30) x 100% = 20%
Ketuntasan klasikal = (24 : 30) x 100% = 80%
Nilai rata-rata kelas = 79
Dari tabel 7 dapat disajikan grafik pada gambar 18 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 18. Data Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan
Berhitung P
Berdasarkan gambar 18, nilai evaluasi kemampuan
berhitung pengurangan bilangan bulat melalui media No
pada siklus II pertemuan kedua memperoleh nilai rata
dan ketuntasan klasikal 80% dan ketidaktuntasan 20%. Adapun
rincian pada gambar 18 yaitu:
Peserta didik yang memperoleh nilai 25
didik atau 6,67
Peserta didik yang memperoleh nilai 40
didik atau
Peserta didik yang memperoleh nilai 55
didik atau 6,67%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 70
didik atau 2
Peserta d
didik atau 53,34
Berdasarkan data nilai yang telah diperoleh pada aspek
nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
Nomograf, maka dapat dilihat perbandingan nilai pada kemampuan
0123456789
10
Gambar 18. Data Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan
Berhitung Pengurangan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
pada Siklus II Pertemuan Kedua
Berdasarkan gambar 18, nilai evaluasi kemampuan
berhitung pengurangan bilangan bulat melalui media No
pada siklus II pertemuan kedua memperoleh nilai rata-rata kelas 79
dan ketuntasan klasikal 80% dan ketidaktuntasan 20%. Adapun
rincian pada gambar 18 yaitu:
Peserta didik yang memperoleh nilai 25 – 39 sebanyak 2 peserta
didik atau 6,67%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 40 – 54 sebanyak 2 peserta
atau 6,67%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 55 – 69 sebanyak 2 peserta
atau 6,67%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 70 – 84 sebanyak 5 peserta
didik atau 26,67%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 85 – 100 sebanyak 16 peserta
didik atau 53,34%.
Berdasarkan data nilai yang telah diperoleh pada aspek
nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
Nomograf, maka dapat dilihat perbandingan nilai pada kemampuan
25-39 40-54 55-69 70-84 85-100
6,67% 6,67% 6,67%
26,67%
53,34%
Frekuensi
87
Gambar 18. Data Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan
melalui Media Nomograf
Berdasarkan gambar 18, nilai evaluasi kemampuan
berhitung pengurangan bilangan bulat melalui media Nomograf
rata kelas 79
dan ketuntasan klasikal 80% dan ketidaktuntasan 20%. Adapun
39 sebanyak 2 peserta
54 sebanyak 2 peserta
69 sebanyak 2 peserta
84 sebanyak 5 peserta
100 sebanyak 16 peserta
Berdasarkan data nilai yang telah diperoleh pada aspek
nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
Nomograf, maka dapat dilihat perbandingan nilai pada kemampuan
100
53,34%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berhitung bilangan bulat pada siklus II pertemuan pertama dan
pertemuan kedua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5
berikut:
Tabel 8. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf Kelas IV pada Siklus II
Siklus II
Pertemuan PertamaPertemuan Kedua
Dari tabel 8
Gambar 19. Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan
Berhitung Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf Kelas IV
Berdasarkan gambar 19 dan indikator kinerja halaman
215, dapat diuraikan bahwa jumlah peserta didik yang telah
dinyatakan tuntas pada siklus II pertemuan pertama sebanyak 27
peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 24 peserta didik.
Sedangkan nilai
88,33. Ketidaktuntasan pada siklus II pertemuan pertama sebanyak
3 peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 6 peserta
didik. Sedangkan nilai rata
sebanyak 79. Dari hasil
ketuntasan hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui
media Nomograf telah meningkat sebesar 9,33%.
05
1015202530
Ban
yakn
ya P
eser
ta D
idik
g bilangan bulat pada siklus II pertemuan pertama dan
pertemuan kedua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5
Tabel 8. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf Kelas IV pada Siklus II
Siklus II Ketuntasan Ketidaktuntasan Rata
Pertemuan Pertama 27 3 Pertemuan Kedua 24 6
Dari tabel 8 dapat diperjelas dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 19. Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan
Berhitung Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf Kelas IV
pada Siklus II
Berdasarkan gambar 19 dan indikator kinerja halaman
215, dapat diuraikan bahwa jumlah peserta didik yang telah
dinyatakan tuntas pada siklus II pertemuan pertama sebanyak 27
peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 24 peserta didik.
Sedangkan nilai rata-rata kelas pada pertemuan pertama mencapai
88,33. Ketidaktuntasan pada siklus II pertemuan pertama sebanyak
3 peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 6 peserta
didik. Sedangkan nilai rata-rata kelas pada pertemuan kedua
sebanyak 79. Dari hasil Siklus II pertemuan pertama dan kedua
ketuntasan hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui
media Nomograf telah meningkat sebesar 9,33%.
05
1015202530
Pertemuan Pertama
Pertemuan Kedua
Ketuntasan
Ketidaktuntasan
88
g bilangan bulat pada siklus II pertemuan pertama dan
pertemuan kedua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5
Tabel 8. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf Kelas IV pada Siklus II
Rata-Rata 88,33
79
dapat diperjelas dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 19. Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan
Berhitung Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf Kelas IV
Berdasarkan gambar 19 dan indikator kinerja halaman
215, dapat diuraikan bahwa jumlah peserta didik yang telah
dinyatakan tuntas pada siklus II pertemuan pertama sebanyak 27
peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 24 peserta didik.
rata kelas pada pertemuan pertama mencapai
88,33. Ketidaktuntasan pada siklus II pertemuan pertama sebanyak
3 peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 6 peserta
rata kelas pada pertemuan kedua
Siklus II pertemuan pertama dan kedua
ketuntasan hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui
Ketuntasan
Ketidaktuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari data hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat
siklus I dan siklus II dapat dilihat perbanding
Tabel 9. Perbandingan Persentase Ketuntasan prasiklus,
Dari tabel 9 diperjelas dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 20.Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan
Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat pada Prasiklus,
Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada nilai
kemampuan berhitung bilangan bulat pada grafik di atas, bahwa
ketuntasan klasika
artinya 4 peserta didik yang telah mencapai KKM (70), sedangkan
pada siklus I telah mengalami tindakan dengan penggunaan media
Nomograf dan mencapai ketuntasan klasikal sebanyak 66,67%
artinya 20 peserta didik
siklus II penggunaan media Nomograf mengalami peningkatan
100
Per
sent
ase
Dari data hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat
siklus I dan siklus II dapat dilihat perbandingan di tabel 9 berikut:
Tabel 9. Perbandingan Persentase Ketuntasan prasiklus,
siklus I dan Siklus II
Persentase Ketuntasan (%) Prasiklus 13.33 Siklus I 66.67 siklus II 85
Dari tabel 9 diperjelas dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 20.Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan
Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat pada Prasiklus,
Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada nilai
kemampuan berhitung bilangan bulat pada grafik di atas, bahwa
ketuntasan klasikal peserta didik pada prasiklus mencapai 13,33%
artinya 4 peserta didik yang telah mencapai KKM (70), sedangkan
pada siklus I telah mengalami tindakan dengan penggunaan media
Nomograf dan mencapai ketuntasan klasikal sebanyak 66,67%
artinya 20 peserta didik yang telah mencapai KKM (70). Pada
siklus II penggunaan media Nomograf mengalami peningkatan
0
20
40
60
80
100
13,33%
66,67%85%
Prasiklus Siklus I Siklus II
89
Dari data hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat
an di tabel 9 berikut:
Tabel 9. Perbandingan Persentase Ketuntasan prasiklus,
Gambar 20.Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan
Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat pada Prasiklus,
Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada nilai
kemampuan berhitung bilangan bulat pada grafik di atas, bahwa
l peserta didik pada prasiklus mencapai 13,33%
artinya 4 peserta didik yang telah mencapai KKM (70), sedangkan
pada siklus I telah mengalami tindakan dengan penggunaan media
Nomograf dan mencapai ketuntasan klasikal sebanyak 66,67%
yang telah mencapai KKM (70). Pada
siklus II penggunaan media Nomograf mengalami peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
ketuntasan sebesar 18,33%, sedangkan ketuntasan mencapai 85%
artinya 25 peserta didik telah mencapai KKM (70).
Dari hasil penelitian pada siklus II, maka peneliti
mengulas secara cermat bahwa dilihat dari kinerja guru pada
pertemuan pertama memperoleh nilai 3,20 atau rata-rata 3,52
(kriteria sangat baik) dan pertemuan kedua memperoleh nilai 3,10
atau rata-rata 3,44 dalam pembelajaran bilangan bulat
menggunakan media Nomograf dan rata-rata nilai ketuntasan kelas
pada siklus II mencapai 85%, sudah melebihi target capaian 80%.
Walaupun ini sudah menunjukkan peningkatan persentase
ketuntasan peserta didik, namun tetap masih ada peserta didik yang
belum tuntas. Maka dari itu pembelajaran Matematika materi
bilangan bulat perlu dilanjutkan ke siklus III dengan berpedoman
pada hasil refleksi siklus II.
c. Siklus III
Tindakan pada siklus III dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan yaitu siklus III pada pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 04 April 2012 selama (2 x 35 menit). Pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 07 April 2012 selama (2 x 35
menit). Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan
Berdasarkan deskripsi data pada siklus II yang telah
dipaparkan, guru harus mempersiapkan segala perangkat yang
diperlukan dalam proses pembelajaran. Persiapan dilakukan sebaik
mungkin agar kemampuan berhitung bilangan bulat pada kelas IV SD
Negeri 02 Dagen dapat meningkat. Hal-hal yang dipersiapkan dalam
deskripsi perencanaan siklus III antara lain sebagai berikut:
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung, seperti media untuk
pembelajaran, lembar kerja kelompok, soal evaluasi, serta kamera
digital sebagai sarana dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
c) Menyiapkan materi dan sumber belajar.
d) Menyiapkan lembar penilaian untuk guru dan lembar pengamatan
untuk peserta didik.
Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala
aktivitas yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran Matematika
berlangsung. Lembar pengamatan terdiri dari lembar aktivitas peserta
didik dan kinerja guru. Lembar penilaian disusun berdasarkan
indikator dan tujuan pembelajaran. Dari nilai tersebut akan diketahui
seberapa besar kemampuan peserta didik dalam berhitung bilangan
bulat.
2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti bertindak sebagai
pengajar dan menerapkan pembelajaran dengan penggunaan media
Nomograf. Pada pembelajaran siklus III, pelaksanaan terdiri dari 2
pertemuan dan setiap pertemuan peserta didik dibagi menjadi 6
kelompok heterogen yang telah ditetapkan bersama pada pertemuan
awal siklus III.
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 04 April
2012 pada jam ke 1–2 selama 2 x 35 menit. Pada pertemuan ini
materi yang diajarkan adalah operasi penjumlahan bilangan bulat
dengan indikator yang telah disusun pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
Kegiatan petama yang dilakukan guru adalah mengawali
pembelajaran dengan berdoa, presensi dan menanyakan kabar.
Selanjutnya guru memberikan motivasi, tujuan pembelajaran dan
mengulang materi yang lalu (sebagai apersepsi).
Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab dengan
peserta didik tentang contoh operasi penjumlahan pada bilangan
bulat (a. 2 + 5, b. 2 + (-5), c. (-2) + 5, d. (-2) + (-5)) serta cara
penggunaan media Nomograf pada penjumlahan bilangan bulat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Kemudian guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok baru,
dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 anggota heterogen
(kemampuan akademik dan jenis kelamin). Setiap kelompok diberi
lembar kerja kelompok dan diharuskan menyelesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan. Hasil diskusi kelompok kemudian
dibuktikan pada media yang telah disediakan. Selanjutnya guru
memberikan penghargaan bagi kelompok yang mempunyai
jawaban benar dan sesuai dengan apa yang dibuktikan. Setelah itu
guru memberikan kesempatan untuk bertanya dan memberikan
motivasi kepada peserta didik.
Pada kegiatan akhir, guru dan peserta didik menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari bersama. Kemudian guru
memberikan soal evaluasi kepada peserta didik. Selanjutnya guru
memberikan tugas kepada peserta didik dan menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuannya berikutnya.
b) Pertemuan Kedua
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 07 April
2012 pada jam ke 1–2 selama 2 x 35 menit. Pada pertemuan ini
materi yang diajarkan adalah operasi pengurangan bilangan bulat
dengan indikator yang telah disusun pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
Kegiatan petama yang dilakukan guru adalah mengawali
pembelajaran dengan berdoa, presensi dan menanyakan kabar.
Selanjutnya guru memberikan motivasi, tujuan pembelajaran dan
mengulang materi yang lalu (sebagai apersepsi).
Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab dengan
peserta didik bersama-sama memberikan contoh operasi
pengurangan pada bilangan bulat (a. 2 - 5, b. 2 - (-5), c. (-2) - 5, d.
(-2) - (-5)) serta cara penggunaan media Nomograf pada
pengurangan bilangan bulat. Kemudian guru peserta didik
berkelompok sesuai dengan kelompok pada pertemuan I. Setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
kelompok diberi lembar kerja kelompok dan diharuskan
menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Hasil diskusi
kelompok kemudian dibuktikan pada media yang telah disediakan.
Selanjutnya guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang
mempunyai jawaban benar dan sesuai dengan apa yang dibuktikan.
Setelah itu guru memberikan kesempatan untuk bertanya dan
memberikan motivasi kepada peserta didik.
Pada kegiatan akhir, guru dan peserta didik menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari bersama. Kemudian guru
memberikan soal evaluasi kepada peserta didik. Selanjutnya guru
memberikan tugas kepada peserta didik dan menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuannya berikutnya.
c) Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini, pengamatan atau observasi dilakukan selama
pembelajaran Matematika berlangsung yang dilakukan oleh guru kelas
IV. Guru kelas memantau pelaksanaan proses pembelajaran peneliti
yaitu dengan menggunakan lembar penilaian kinerja guru. Tujuan
diadakannya observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian jalannya
pembelajaran terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dirancang sebelumnya. Selain itu guru kelas dan peneliti mengamati
aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Matematika menggunakan
media Nomograf. Kemudian dari lembar observasi aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran Matematika menggunakan media Nomograf
dapat diketahui seberapa besar tingkat keberhasilan (nilai tes peserta
didik) setelah menggunakan media Nomograf dalam meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berhitung bilangan bulat.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama
pembelajaran Matematika tentang kemampuan berhitung bilangan
bulat berlangsung diperoleh gambaran tentang kemampuan berhitung
bilangan bulat berlangsung, diperoleh gambaran tentang aktivitas guru
(penilaian kinerja guru) dan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Matematika menggunakan media Nomograf pada siklus III dengan
rincian sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
(1) Observasi kinerja guru dalam pembelajaran Matematika
bilangan bulat.
(a) Memulai kegiatan pembelajaran dalam kriteria baik.
(b) Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan,
peserta didik, situasi dan lingkungan dalam kriteria sangat
baik.
(c) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan logis
dalam kriteria sangat baik.
(d) Menerapkan media Nomograf dengan tepat dalam kriteria
sangat baik.
(e) Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan, peserta didik, situasi dan lingkungan dalam
kriteria sangat baik.
(f) Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi
pembelajaran dalam kriteria baik.
(g) Melakukan penilaian di akhir pembelajaran dalam kriteria
sangat baik.
(h) Memicu dan memelihara keterlibatan peserta didik dalam
kriteria baik.
(i) Keefektifan proses pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
Skor rata-rata aktivitas guru dalam siklus III pertemuan
pertama adalah 3,44 (sangat baik). Sedangkan untuk pedoman di
lampiran 42 halaman 270 dan lembar hasil penilaian di atas pada
lampiran 41 pada halaman 269.
(2) Observasi aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
Matematika menggunakan media Nomograf.
(a) Perhatian peserta didik saat guru memberi penjelasan/
menyampaikan materi pelajaran dalam kriteria baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
(b) Keantusiasan dan keseriusan peserta didik untuk mengikuti
pelajaran dalam kriteria baik.
(c) Respon peserta didik terhadap pertanyaan/tugas yang
diberikan oleh guru dalam kriteria sangat baik.
(d) Keterliban/keaktifan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
(e) Peserta didik mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
guru dengan benar dalam kriteria sangat baik.
(f) Peserta didik mau mengemukakan pendapat/jawaban dengan
bahasa yang benar dalam kriteria baik.
(g) Peserta didik mencatat kesimpulan dan materi yang
disampaikan dalam kriteria sangat baik.
(h) Keterlibatan peserta didik dalam penggunaan media
pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
(i) Adanya interaksi positif antara peserta didik-guru, peserta
didik- peserta didik, dan peserta didik-media yang
digunakan dalam kriteria sangat baik.
(j) Peserta didik mematuhi perintah dari guru dalam kriteria
sangat baik.
(k) Keberanian peserta didik untuk bertanya jika dirinya merasa
kurang jelas dalam kriteria sangat baik.
(l) Tanggung jawab peserta didik dalam kriteria sangat baik.
(m) Kejujuran peserta didik saat mengerjakan tes yang diberikan
oleh guru dalam kriteria sangat baik.
Skor rata-rata aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
Matematika menggunakan media Nomograf siklus III pertemuan
pertama adalah 3,76 (sangat baik). Sedangkan untuk pedoman dan
hasil penilaian dapat dilihat di lampiran 39 halaman 267.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kinerja mereka dalam pembelajaran Matematika menggunakan
media Nomograf sesuai dengan prosedur yang benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
b) Pertemuan Kedua
(1) Observasi kinerja guru dalam pembelajaran Matematika
bilangan bulat.
(a) Memulai kegiatan pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
(b) Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan,
peserta didik, situasi dan lingkungan dalam kriteria sangat
baik.
(c) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan logis
dalam kriteria sangat baik.
(d) Menerapkan media Nomograf dengan tepat dalam kriteria
sangat baik.
(e) Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan, peserta didik, situasi dan lingkungan dalam
kriteria sangat baik.
(f) Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan
isi pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
(g) Melakukan penilaian di akhir pembelajaran dalam kriteria
sangat baik.
(h) Memicu dan memelihara keterlibatan peserta didik dalam
kriteria baik.
(i) Keefektifan proses pembelajaran dalam kriteria baik.
Skor rata-rata aktivitas guru dalam siklus III pertemuan
kedua adalah 3,77 (sangat baik). Sedangkan untuk lembar hasil
penilaian di atas di lampiran 41 pada halaman 269.
(2) Observasi aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
Matematika menggunakan media Nomograf.
(a) Perhatian peserta didik saat guru memberi penjelasan/
menyampaikan materi pelajaran dalam kriteria sangat baik.
(b) Keantusiasan dan keseriusan peserta didik untuk mengikuti
pelajaran dalam kriteria baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
(c) Respon peserta didik terhadap pertanyaan/tugas yang
diberikan oleh guru dalam kriteria sangat baik.
(d) Keterliban/keaktifan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
(e) Peserta didik mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
guru dengan benar dalam kriteria sangat baik.
(f) Peserta didik mau mengemukakan pendapat/jawaban
dengan bahasa yang benar dalam kriteria baik.
(g) Peserta didik mencatat kesimpulan dan materi yang
disampaikan dalam kriteria sangat baik.
(h) Keterlibatan peserta didik dalam penggunaan media
pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
(i) Adanya interaksi positif antara peserta didik-guru, peserta
didik-peserta didik, dan peserta didik-media yang
digunakan dalam kriteria baik.
(j) Peserta didik mematuhi perintah dari guru dalam kriteria
sangat baik.
(k) Keberanian peserta didik untuk bertanya jika dirinya
merasa kurang jelas dalam kriteria baik.
(l) Tanggung jawab peserta didik dalam kriteria sangat baik.
(m) Kejujuran peserta didik saat mengerjakan tes yang
diberikan oleh guru dalam kriteria sangat baik.
Skor rata-rata aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
Matematika menggunakan media Nomograf siklus III pertemuan
kedua adalah 3,70 (sangat baik). Sedangkan untuk hasil penilaian
dapat dilihat di lampiran 40 halaman 268.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kinerja mereka dalam pembelajaran Matematika menggunakan
media Nomograf sesuai dengan prosedur yang benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
d) Refleksi
Pada tahapan ini peneliti dan guru kelas melakukan
pengolahan data yang diperoleh melalui pengamatan dan tes evaluasi.
Kinerja guru dalam siklus III sudah menunjukkan keberhasilan dalam
pembelajaran menggunakan media Nomograf, kelemahan guru adalah
peserta didik kurang berani bertanya, sedangkan tes evaluasi
dikumpulkan kemudian dianalisis. Hasil tes evaluasi soal bilangan
bulat yang dilakukan di setiap akhir tindakan, peneliti melakukan
refleksi dengan cara mengumpulkan hasil tes pertemuan pertama dan
kedua selanjutnya dibuat rata-rata, setelah dirata-rata kemudian
dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator
kinerja pada penelitian ini yaitu 80% dari 30 peserta didik dalam
mengerjakan operasi hitung bilangan bulat ≥ 70.
Adapun data yang dipeoleh dari siklus III pertemuan pertama
dan kedua sebagai berikut:
a) Hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
Nomograf pada siklus III pertemuan pertama.
Data yang diperoleh dari hasil nilai kemampuan berhitung
bilangan bulat melalui media Nomograf yaitu tes evaluasi peserta
didik, yang dilaksanakan setelah pembelajaran Matematika selesai.
Aspek yang diukur adalah kemampuan peserta didik dalam
berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui media Nomograf.
Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 38
halaman 266.
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai evaluasi peserta didik
dalam berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui media
Nomograf pada pertemuan pertama pada lampiran 38, dapat
diperjelas dengan tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 10. Data Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan
Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
pada Siklus III Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Interval Nilai55 – 70 – 85 – 100
Jumlah
Ketuntasan klasikal = (29 : 30) x 100% = 96,67%
Dari tabel 10 dapat disajikan grafik pada gambar 21 berikut ini:
Gambar 21Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
Berdasarkan gambar 21, nilai evaluasi kemampuan
berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui media Nomograf
pada siklus
88,33 dan ketuntasan klasikal 96,67% dan ketidaktuntasan 3,33%.
Adapun rincian pada gambar 21 yaitu:
Peserta didik yang memperoleh nilai 55
didik atau 3,33%.
Peserta didik yang
didik atau 30
Peserta didik yang memperoleh nilai 85
didik atau 6
0123456789
10
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan 69 1 3,33 di bawah 84 9 30 di atas KKM100 20 66,67 di atas KKM
Jumlah 30 100 -
Ketidaktuntasan = (1 : 30) x 100% = 3,33%
Ketuntasan klasikal = (29 : 30) x 100% = 96,67%
Nilai rata-rata kelas = 88,33
Dari tabel 10 dapat disajikan grafik pada gambar 21 berikut ini:
Gambar 21. Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
pada Siklus III PertemuanPertama Berdasarkan gambar 21, nilai evaluasi kemampuan
berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui media Nomograf
pada siklus III pertemuan pertama memperoleh nilai rata
88,33 dan ketuntasan klasikal 96,67% dan ketidaktuntasan 3,33%.
Adapun rincian pada gambar 21 yaitu:
Peserta didik yang memperoleh nilai 55 – 69 sebanyak 1 peserta
atau 3,33%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 70 – 84 sebanyak 9 peserta
didik atau 30%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 85 – 100 sebanyak 20 peserta
didik atau 66,67%.
55-69 70-84 85-100
3,33%
30%66.67%
Frekuensi
99
Keterangan bawah KKM
di atas KKM di atas KKM
-
Ketuntasan klasikal = (29 : 30) x 100% = 96,67%
Dari tabel 10 dapat disajikan grafik pada gambar 21 berikut ini:
. Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
Berdasarkan gambar 21, nilai evaluasi kemampuan
berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui media Nomograf
III pertemuan pertama memperoleh nilai rata-rata kelas
88,33 dan ketuntasan klasikal 96,67% dan ketidaktuntasan 3,33%.
69 sebanyak 1 peserta
84 sebanyak 9 peserta
100 sebanyak 20 peserta
66.67%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Dari hasil penelitian pada siklus III pertemuan pertama,
nilai hasil belajar peserta didik dalam kemampuan pengerjaan
operasi berhitung bilangan bulat telah mengalami peningkatan.
Nilai dari siklus II pertemuan pertama dan siklus III pertemuan
pertama tidak terjadi peningkatan, keduanya mencapai 88,33%
peserta didik yang mencapai KKM. Karena belum ada peningkatan
sehingga perlu dilakukan lagi tindakan pada siklus III pertemuan
kedua.
b) Hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
Nomograf pada siklus III pertemuan kedua.
Data yang diperoleh dari hasil nilai kemampuan berhitung
bilangan bulat melalui media Nomograf yaitu tes evaluasi peserta
didik, yang dilaksanakan setelah pembelajaran Matematika selesai.
Aspek yang diukur adalah kemampuan peserta didik dalam
berhitung pengurangan bilangan bulat melalui media Nomograf.
Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 38
halaman 266.
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai evaluasi peserta didik dalam berhitung pengurangan bilangan bulat melalui media Nomograf pada pertemuan kedua pada lampiran 38, dapat diperjelas dengan tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 11. Data Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung Pengurangan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
pada Siklus III Pertemuan Kedua Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
25 – 39 1 3,33 di bawah KKM 40 – 54 0 0 di bawah KKM 55 – 69 1 3,33 di bawah KKM 70 – 84 6 20 di atas KKM 85 – 100 22 73,33 di atas KKM
Jumlah 30 100 -
Ketidaktuntasan = (2 : 30) x 100% = 6,67%
Ketuntasan klasikal = (28 : 30) x 100% = 93,33%
Nilai rata-rata kelas = 86,83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari tabel 11 dapat
Gambar 22
Pen
Berdasarkan gambar 22, nilai evaluasi kemampuan
berhitung pengurangan
pada siklus III pertemuan kedua memperoleh nilai rata
86,83 dan ketuntasan klasikal 93,33% dan ketidaktuntasan 6,67%.
Adapun rincian pada gambar 22 yaitu:
Peserta didik yang memperoleh nilai 25
didik atau 3,33%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 40
didik atau 0%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 55
didik atau 3,33%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 70
didik atau
Peserta didik yang memperoleh nilai 85
didik atau 73,33%.
Berdasarkan data nilai yang telah diperoleh pada aspek
nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
0123456789
10
Dari tabel 11 dapat disajikan grafik pada gambar 22 berikut ini:
Gambar 22. Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung
Pengurangan Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
pada Siklus III Pertemuan kedua
Berdasarkan gambar 22, nilai evaluasi kemampuan
berhitung pengurangan bilangan bulat melalui media Nomograf
pada siklus III pertemuan kedua memperoleh nilai rata
86,83 dan ketuntasan klasikal 93,33% dan ketidaktuntasan 6,67%.
Adapun rincian pada gambar 22 yaitu:
Peserta didik yang memperoleh nilai 25 – 39 sebanyak
atau 3,33%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 40 – 54 sebanyak 0 peserta
atau 0%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 55 – 69 sebanyak 1 peserta
atau 3,33%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 70 – 84 sebanyak 6 peserta
atau 20%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 85 – 100 sebanyak 22 peserta
atau 73,33%.
Berdasarkan data nilai yang telah diperoleh pada aspek
nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
25-39 40-54 55-69 70-84 85
3,33% 0% 3,33%
20%
73,33%
Frekuensi
101
disajikan grafik pada gambar 22 berikut ini:
. Grafik Nilai Evaluasi Kemampuan Berhitung
an Bilangan Bulat melalui Media Nomograf
Berdasarkan gambar 22, nilai evaluasi kemampuan
bilangan bulat melalui media Nomograf
pada siklus III pertemuan kedua memperoleh nilai rata-rata kelas
86,83 dan ketuntasan klasikal 93,33% dan ketidaktuntasan 6,67%.
39 sebanyak 1 peserta
54 sebanyak 0 peserta
69 sebanyak 1 peserta
84 sebanyak 6 peserta
100 sebanyak 22 peserta
Berdasarkan data nilai yang telah diperoleh pada aspek
nilai kemampuan berhitung bilangan bulat melalui media
85-100
73,33%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Nomograf, maka dapat dilihat perbandingan nilai
berhitung bilangan bulat pada siklus III pertemuan pertama dan
pertemuan kedua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12
berikut:
Tabel 12. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung
Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf Kelas IV p
Siklus III
Pertemuan PertamaPertemuan Kedua
Dari tabel 12 dapat disajikan grafik pada gambar 23 berikut ini:
Gambar 23. Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung
Berdasarkan gambar 23 dan indikator kinerja halaman
266, dapat diuraikan bahwa jumlah peserta didik yang telah
dinyatakan tuntas pada siklus III pertemuan pertama sebanyak 29
peserta didik dan
Sedangkan nilai rata
88,33. Ketidaktuntasan pada siklus III pertemuan pertama
sebanyak 1 peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 2
peserta didik. Sedangkan n
kedua sebanyak 86,83. Dari hasil Siklus III pertemuan pertama dan
05
1015202530
Ban
yakn
ya P
eser
ta D
idik
Nomograf, maka dapat dilihat perbandingan nilai pada kemampuan
berhitung bilangan bulat pada siklus III pertemuan pertama dan
pertemuan kedua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12
Tabel 12. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung
Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf Kelas IV pada Siklus III
Siklus III Ketuntasan Ketidaktuntasan Rata
Pertemuan Pertama 29 1 Pertemuan Kedua 28 2
Dari tabel 12 dapat disajikan grafik pada gambar 23 berikut ini:
Gambar 23. Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf Kelas IV
pada Siklus III Berdasarkan gambar 23 dan indikator kinerja halaman
266, dapat diuraikan bahwa jumlah peserta didik yang telah
dinyatakan tuntas pada siklus III pertemuan pertama sebanyak 29
peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 28 peserta didik.
Sedangkan nilai rata-rata kelas pada pertemuan pertama mencapai
88,33. Ketidaktuntasan pada siklus III pertemuan pertama
sebanyak 1 peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 2
peserta didik. Sedangkan nilai rata-rata kelas pada pertemuan
kedua sebanyak 86,83. Dari hasil Siklus III pertemuan pertama dan
05
1015202530
Pertemuan Pertama
Pertemuan Kedua
Ketuntasan
Ketidaktuntasan
102
pada kemampuan
berhitung bilangan bulat pada siklus III pertemuan pertama dan
pertemuan kedua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12
Tabel 12. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Berhitung
ada Siklus III
Rata-Rata 88,33 86,83
Dari tabel 12 dapat disajikan grafik pada gambar 23 berikut ini:
Gambar 23. Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Bilangan Bulat Melalui Media Nomograf Kelas IV
Berdasarkan gambar 23 dan indikator kinerja halaman
266, dapat diuraikan bahwa jumlah peserta didik yang telah
dinyatakan tuntas pada siklus III pertemuan pertama sebanyak 29
pada pertemuan kedua sebanyak 28 peserta didik.
rata kelas pada pertemuan pertama mencapai
88,33. Ketidaktuntasan pada siklus III pertemuan pertama
sebanyak 1 peserta didik dan pada pertemuan kedua sebanyak 2
rata kelas pada pertemuan
kedua sebanyak 86,83. Dari hasil Siklus III pertemuan pertama dan
Ketidaktuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kedua ketuntasan hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat
melalui media Nomograf telah meningkat sebesar 1,5%.
Dari data hasil nilai kemampuan berh
prasiklus, siklus I, siklus II dan sikllus III dapat dilihat
perbandingan di tabel 24 berikut:
Tabel 13. Perbandingan Persentase Ketuntasan Prasiklus,
Dari tabel 1
Gambar 24.Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan
Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat pada Prasiklus,
Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada nilai
kemampuan berhitung bilangan bulat pada grafik di atas, bahwa
ketuntasan klasikal peserta didik pada prasiklus mencapai 13,33%
artinya 4 peserta didik yang telah mencapai KKM (70), sedangkan
pada siklus I te
Nomograf dan mencapai ketuntasan klasikal sebanyak 66,67%
Per
sent
ase
kedua ketuntasan hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat
melalui media Nomograf telah meningkat sebesar 1,5%.
Dari data hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat
prasiklus, siklus I, siklus II dan sikllus III dapat dilihat
perbandingan di tabel 24 berikut:
Tabel 13. Perbandingan Persentase Ketuntasan Prasiklus,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Persentase Ketuntasan (%) Prasiklus 13.33 Siklus I 66.67 Siklus II 85 Siklus III 95
Dari tabel 13 dapat disajikan grafik pada gambar 24 berikut ini:
Gambar 24.Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan
Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat pada Prasiklus,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada nilai
kemampuan berhitung bilangan bulat pada grafik di atas, bahwa
ketuntasan klasikal peserta didik pada prasiklus mencapai 13,33%
artinya 4 peserta didik yang telah mencapai KKM (70), sedangkan
pada siklus I telah mengalami tindakan dengan penggunaan media
Nomograf dan mencapai ketuntasan klasikal sebanyak 66,67%
0
20
40
60
80
100
Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III
95%85%
66,67%
13,33%
103
kedua ketuntasan hasil nilai kemampuan berhitung bilangan bulat
melalui media Nomograf telah meningkat sebesar 1,5%.
itung bilangan bulat
prasiklus, siklus I, siklus II dan sikllus III dapat dilihat
Tabel 13. Perbandingan Persentase Ketuntasan Prasiklus,
dapat disajikan grafik pada gambar 24 berikut ini:
Gambar 24.Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan
Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat pada Prasiklus,
Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada nilai
kemampuan berhitung bilangan bulat pada grafik di atas, bahwa
ketuntasan klasikal peserta didik pada prasiklus mencapai 13,33%
artinya 4 peserta didik yang telah mencapai KKM (70), sedangkan
lah mengalami tindakan dengan penggunaan media
Nomograf dan mencapai ketuntasan klasikal sebanyak 66,67%
Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
artinya 20 peserta didik yang telah mencapai KKM (70). Pada
siklus II penggunaan media Nomograf mengalami peningkatan
ketuntasan sebesar 85% artinya 25 peserta didik telah mencapai
KKM (70). Pada siklus III penggunaan media Nomograf
mengalami peningkatan ketuntasan sebesar 95%.
Dari hasil penelitian pada siklus III, maka peneliti
mengulas secara cermat bahwa dilihat dari kinerja guru pada
pertemuan pertama memperoleh nilai 3,10 atau rata-rata 3,44
(kriteria sangat baik) dan pertemuan kedua memperoleh nilai 3,40
atau rata-rata 3,77 dalam pembelajaran bilangan bulat
menggunakan media Nomograf dan rata-rata nilai ketuntasan kelas
pada siklus III mencapai 95%, sudah melebihi target capaian 80%.
Walaupun ini sudah menunjukkan peningkatan persentase
ketuntasan peserta didik, namun tetap masih ada peserta didik yang
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Dengan mempertimbangkan perolehan selama proses pembelajaran
serta diskusi dengan observer, maka peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan media Nomograf dapat meningkatkan
kemampuan berhitung bilangan bulat. Selain itu, pembelajaran ini sangat
menyenangkan karena dapat meningkatkan keaktifan dan keberanian dalam
pembelajaran serta memperkaya rasa tanggungjawab dirinya maupun
kelompok dan orang lain. Dari fakta tersebut maka penelitian tindakan kelas
ini cukup dan diakhiri pada siklus III.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang diolah dari data-data penelitian yang
ada, dapat diketahui bahwa ada peningkatan kemampuan berhitung bilangan bulat
pada peserta didik kelas IV SD Negeri 02 Dagen melalui media Nomograf.
Peningkatan terlihat dari sebelum tindakan dan stelah tindakan yaitu Siklus I,
Siklus II dan Siklus III yang masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Hal tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 14. Nilai RataPersentase Ketuntasan Klasikal pada Prasik
KKM
Nilai RataBerhitung Bilangan Bulat
Prasiklus Siklus
70 39,67 72,75Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata
kemampuan berhitung bilangan bulat peserta didik dari prasiklus sampai siklus III
telah mengalami peningkatan yang mulai dari prasiklus 39.67 atau 13,33%
menjadi 87,58 atau 95% pada siklus III. Hal ini m
media Nomograf pada peserta didik kelas IV dinyatakan berhasil, karena secara
klasikal menunjukkan adanya peningkatan nilai rata
bilangan bulat yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik kel
Adapun untuk lebih jelasnya dapat disajikan grafik sebagai berikut:
Gambar 25. Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat dan Persentase
Ketuntasan Klasikal pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Dari gambar 25 terlihat secara jelas peningkatan persentase ketuntasan
dari prasiklus hanya 13,33% yang kemudian meningkat pada Siklus I menjadi
66,67% atau telah terjadi peningkatan sebesar 53,34%. Sedangkan pada Siklus II
menjadi 85% atau telah terjadi p
menjadi 95% atau telah terjadi peningkatan sebesar 10%. Sedangkan yang belum
mencapai KKM pada siklus III mencapai 5%, hal ini dikarenakan peserta didik
tersebut acuh dan meremehkan pada saat pembelajaran.
0
20
40
60
80
100
Prasiklus
39.67
13.33
Tabel 14. Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat dan Persentase Ketuntasan Klasikal pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat
Persentase (%)
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Prasiklus Siklus
I Siklus
72,75 83,67 87,58 13,33 66,67 tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata
kemampuan berhitung bilangan bulat peserta didik dari prasiklus sampai siklus III
telah mengalami peningkatan yang mulai dari prasiklus 39.67 atau 13,33%
menjadi 87,58 atau 95% pada siklus III. Hal ini merefleksikan bahwa penggunaan
media Nomograf pada peserta didik kelas IV dinyatakan berhasil, karena secara
klasikal menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata kemampuan berhitung
bilangan bulat yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik kel
Adapun untuk lebih jelasnya dapat disajikan grafik sebagai berikut:
rata Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat dan Persentase
Ketuntasan Klasikal pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Dari gambar 25 terlihat secara jelas peningkatan persentase ketuntasan
dari prasiklus hanya 13,33% yang kemudian meningkat pada Siklus I menjadi
66,67% atau telah terjadi peningkatan sebesar 53,34%. Sedangkan pada Siklus II
menjadi 85% atau telah terjadi peningkatan sebesar 18,33%. Pada Siklus III
menjadi 95% atau telah terjadi peningkatan sebesar 10%. Sedangkan yang belum
mencapai KKM pada siklus III mencapai 5%, hal ini dikarenakan peserta didik
tersebut acuh dan meremehkan pada saat pembelajaran.
Siklus I Siklus II Siklus III
72.7583.67 87.58
13.33
66.67
8595
105
rata Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat dan lus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Persentase (%)
Siklus II
Siklus III
85 95 tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
kemampuan berhitung bilangan bulat peserta didik dari prasiklus sampai siklus III
telah mengalami peningkatan yang mulai dari prasiklus 39.67 atau 13,33%
erefleksikan bahwa penggunaan
media Nomograf pada peserta didik kelas IV dinyatakan berhasil, karena secara
rata kemampuan berhitung
bilangan bulat yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik kelas IV.
rata Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat dan Persentase
Ketuntasan Klasikal pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Dari gambar 25 terlihat secara jelas peningkatan persentase ketuntasan
dari prasiklus hanya 13,33% yang kemudian meningkat pada Siklus I menjadi
66,67% atau telah terjadi peningkatan sebesar 53,34%. Sedangkan pada Siklus II
eningkatan sebesar 18,33%. Pada Siklus III
menjadi 95% atau telah terjadi peningkatan sebesar 10%. Sedangkan yang belum
mencapai KKM pada siklus III mencapai 5%, hal ini dikarenakan peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Selain terjadi peningkatan kemampuan peserta didik dalam berhitung
bilangan bulat, aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dan aktivitas guru juga
mengalami peningkatan. Peningkatan ini dapat dilihat pada tabel 16, sebagai
berikut:
Tabel 15. Perbandingan Aktivitas Peserta Didik dan Guru dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Jenis Aktivitas Rata-rata
Siklus I Siklus II Siklus III Guru 3,30 3,48 3,60
Peserta Didik 3,34 3,50 3,73
Berdasarkan tabel tersebut dapat direfleksikan bahwa proses
pembelajaran Matematika khususnya tentang kemampuan berhitung bilanngan
bulat yang dilaksanakan oleh guru dapat dinyatakan berhasil karena terjadi
peningkatan aktivitas guru dan peserta didik pada setiap siklusnya. Aktivitas guru
pada siklus I memperoleh rata-rata skor 3,30 (kategori sangat baik), kemudian
pada siklus II memperoleh skor rata-rata 3,48 (kategori sangat baik) dan pada
siklus III memperoleh skor rata-rata 3,60 (kategori sangat baik). Aktivitas peserta
didik siklus I memperoleh rata-rata 3,34 dan ketuntasan peserta didik meningkat
sebanyak 16 peserta didik. Pada siklus II aktivitas peserta didik memperoleh rata-
rata 3,50 dan ketuntasan meningkat sebesar 5 peserta didik. Pada siklus III
aktivitas peserta didik memperoleh rata-rata 3,73 dan ketuntasan pada siklus ini
meningkat sebesar 3 peserta didik.
Disimpulkan bahwa, salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan
berhitung bilangan bulat pada peserta didik kelas IV SD Negeri 02 Dagen yaitu
dengan menggunakan media Nomograf. Hal ini terjadi karena penggunaan media
Nomograf dapat menjadikan pembelajaran Matematika lebih bermakna, sehingga
kemampuan peserta didik dalam berhitung bilangan bulat dapat meningkat. Jadi
penggunaan media Nomograf dapat meningkatkan kemampuan berhitung
bilangan bulat melalui media Nomograf pada peserta didik kelas IV SD Negeri 02
Dagen, Jaten, Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) simpulan
yaitu penggunaan media Nomograf dapat meningkatkan kemampuan berhitung
bilangan bulat pada peserta didik kelas IV SD Negeri 02 Dagen Jaten,
Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada kondisi sebelum
dilaksanakan tindakan mendapatkan nilai rata-rata kelas yaitu sebelum tindakan
sebesar 39,67 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 13,33%, siklus I nilai
rata-rata kemampuan berhitung bilangan bulat sebesar 72,75 dengan persentase
ketuntasan 66,67%, siklus II nilai rata-rata kemampuan berhitung bilangan bulat
sebesar 83,67 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 85%, dan siklus III
nilai rata-rata kemampuan berhitung bilangan bulat sebesar 87,58 dengan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 95%. Sehingga hasil dari penelitian, bahwa
penerapan media Nomograf dapat digunakan oleh guru sebagai upaya
memperbaiki kualitas pembelajaran Matematika, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berhitung bilangan bulat.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada penggunaan media Nomograf dalam pembelajaran bilangan bulat. Model
yang digunakan dalam penelitian ini adalah siklus, yang terdiri dari tiga siklus.
Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan yaitu
perencanaan, tindakan, pelaksanaan, dan refleksi. Sedangkan setelah
melaksanakan siklus I menuju Siklus berikutnya, sebelum melaksanakan tindakan
perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan dan kelemahan
siklus sebelumnya.
Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan media Nomograf dapat
meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat pada peserta didik kelas IV
SD Negeri 02 Dagen, Jaten, Karanganyar. Sehubungan dengan penelitian ini maka
dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
1. Saat menyajikan materi pelajaran, guru harus menggunakan media
pembelajaran yang tepat agar peserta didik mampu menguasai konsep-konsep
dalam pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan media
Nomograf dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berhitung
bilangan bulat.
2. Mendorong peserta didik untuk bekerjasama dan mengemban tanggungjawab
bersama dengan tim atau kelompok.
3. Menunjukkan pentingnya penggunaan media Nomograf dapat menarik
perhatian peserta didik, sehingga membuat peserta didik menjadi aktif.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada
beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah mengupayakan memperbanyak media pembelajaran pada
mata pelajaran Matematika khususnya dan media pembelajaran pada mata
pelajaran lainnya. Hal tersebut bertujuan agar dapat menunjang keberhasilan
dalam pembelajaran serta meningkatkan pemahaman konsep Matematika serta
pemberdayaan penggunaan media dalam proses pembelajaran, dan lebih
meningkatkan interaksi antar peserta didik dengan sumber belajar.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya mempersiapkan secara cermat sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam proses pembelajaran, karena hal tersebut sangat
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang akhirnya
berpengaruh pada peningkatan kemampuan peserta didik. Seharusnya guru
juga berusaha untuk lebih memahami karakteristik peserta didik. Karena
dengan guru memahami karakteristik peserta didik, maka proses belajar
mengajar akan berjalan dengan lancar. Selain itu, guru juga harus
mengoptimalkan penggunaan media dan penggunaan strategi belajar yang
bervariasi, sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
3. Bagi Peserta Didik
Peserta didik hendaknya lebih siap dalam mengikuti pembelajaran
(menyiapkan buku dan alat tulis lainnya), ikut berperan aktif dalam
pembelajaran, tidak malu untuk bertanya, dan berusaha meningkatkan hasil
tes.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih
cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan
pembelajaran yang menggunakan media Nomograf guna melengkapi
kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berhitung bilangan bulat yang belum
tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.
5. Bagi media Nomograf
Media Nomograf yang akan datang hendaknya dapat lebih berinovasi, baik dari
segi bentuk, maupun bahan yang digunakannya serta dapat lebih praktis, lebih
menarik, dan mudah digunakan oleh guru maupun peserta didik.