ditjen pdn/mjl/88/ix/2011...

48
KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA 10 39 22 Membangun Sistem Perdagangan dalam Negeri yang Berkesinambungan INFO Perdagangan Dalam Negeri DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDN

Upload: vuongminh

Post on 03-May-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

KEMENTERIAN PERDAGANGANREPUBLIK INDONESIA

10

39

22

Membangun Sistem Perdagangan dalam Negeri yang Berkesinambungan

INFOP e r d a g a n g a n D a l a m N e g e r i

DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011

PDN

Page 2: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 20112

PENGARAH : Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, GunaryoPENANGGUNG JAWAB : Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, MardjokoREDAKTUR : Lamtasim DasustraEDITOR : Ronny S.M. Marpaung KOORDINATOR PELAKSANA : A. Latif LahdjieREDAKSI : Anis Maftuhin/Agus Bachtiar/Danny Kosasih/Desy Arfi antyTIM ARTISTIK : Rafi Alief/ B. Jagat Setiawan/Edo AbdullahDITERBITKAN OLEH : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam NegeriALAMAT : Gedung Utama Lt. 8, Jl. M. I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110, email: [email protected]

Page 3: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

daftar isiLIPUTAN UTAMA> 100% ACI: Jamu Manis Penangkal Imbas Krisis Global .........................................4> Melek IT, Syarat UKM Memiliki Daya Saing Tinggi .............................7

PROFIL PASAR> Revitalisasi Pasar Skow: Kado Akhir Tahun Untuk Papua ....................10> PKL Bisa Ditata dan Menjadi Aset Berharga ...13

TOPIK BAHASAN> Jalan Tengah Kemendag Mengatasi Kebutuhan Garam ........................ 16

BERITA PASAR> Sentra Emas Cikini, Jakarta: Surga Belanja Emas Dari Masa ke Masa .........19> Gadget Lokal Kian Percaya Diri Bersaing di Pasar ...........................................22

DISTRIBUSI> Dinamika Distribusi Sayur-mayur ................... 25

KOLOM ANDA> Peluang E-Commerce Sebagai Penguat Pasar Dalam Negeri ............. 28

INFO SEMBAKO> Minyakita: Subsidinya Dioptimalkan, Volume Produksinya Ditingkatkan ................30

POTENSI UMKM> Event Organizer: Cocok Untuk Kaum Muda ....... 33> Ragam Peluang Bisnis Dari Si Merpati .............. 36

DAERAH UNGGULAN> Musi Rawas, Pulau Emas Nusantara ..............39

PRODUK UNGGULAN> Pasar Keramik di Dalam Negeri Semakin Kuat ................................................43

DA> M

PRO> Pa Se

“Atap rumah berjuang melawan hujan, tapi yang berteduh mengabaikannya”. Pepatah bijak yang datang dari Nigeria ini sangat tepat untuk menggambarkan perjuangan produsen gadget lokal dalam menundukkan pasar dalam negeri. Yakni, perjuangan untuk menjadikan produk-produk dalam negeri menjadi raja di negerinya sendiri.

Apalagi, belakangan ini ancaman krisis global masih terus membayangi semua negara di dunia ini. Dan Kemen-terian Perdagangan RI pun dengan ce-pat mengantisipasi, yaitu dengan tiga langkah strategis yang salah satunya adalah dengan berbagai upaya pengua-tan pasar dalam negeri.

Berkaitan dengan masalah di atas, pada edisi ini Info PDN akan menyajikan rangkaian informasi dengan tema pe-nguatan pasar dalam negeri dan pe-ningkatan daya saing produk lokal se ba gai upaya membendung imbas krisis ekonomi global. Tema ini kami kem bangkan di laporan utama dengan me nelisik peran stretagis kampanye 100% ACI sebagai program pendukung penguatan pasar dalam negeri.

Laporan itu kami lengkapi dengan sebuah topik menarik tentang peng-gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Dan untuk melihat fakta lapangan yang terjadi, pembaca kami ajak untuk melihat bagaimana peta pasar gadget lokal saat ini di pasar dalam negeri, yaitu di rubrik berita pasar.

Sederet informasi lain juga tetap kami suguhkan seperti biasa sebagai bagian dari tugas kami untuk memberi inspirasi. Laporan tentang potensi Kab.Musi Rawas yang kian cerdas memanfaatkan SDM, berbagai potensi Bisnis Burung Dara yang belum teroptimalkan, kisah sukses pengusaha Event Organizer, keasyikan berbelanja emas di Cikini sampai berita aktual tentang kebijakan Kemendag dalam mengatasi persoalan pasokan garam dalam negeri.

Akhir kata, semoga edisi kali ini tetap berkesan di hati pembaca.

Tabik...

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 3

Pengantar Redaksi

Page 4: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Agar krisis global tak berimbas pada perekonomian dalam negeri, Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan sejumlah kebijakan dan program. Salah satunya adalah penguatan pasar dalam negeri. Gerakan 100% Aku Cinta Indonesia menjadi ujung tombak yang akan terus dikampanyekan.

Jamu Manis Penangkal Imbas Krisis Global

100% ACI:

Imbas krisis ekonomi yang mendera kawasan Eropa dan Amerika Serikat saat ini mulai mendera nadi perekonomian

global. Gerak pertumbuhan perdagangan, konsumsi dan produksi industri perlahan-lahan terasa melambat. Pada pekan ketiga bulan September lalu, IMF pun melakukan revisi prediksi pertumbuhan ekonomi global dari 4,4%, menjadi 4% di 2011 dan dari 4,5% menjadi 4% di 2012.

Koreksi pertumbuhan itu secara umum un-

tuk negara-negara maju dan hanya sedikit berlaku bagi negara-negara kawasan Asia. Adapun Indonesia, fundamental perekonomian Indonesia saat ini dinilai pe me rintah masih cukup kuat untuk meng hadapi si tuasi perekonomian dunia tersebut. Meski demikian, pemerintah In-donesia tetap waspada.

“Pemerintah akan terus menyusun dan melak sanakan langkah-langkah antisipatif,” papar Menteri Perdagangan Mari Elka

Pangestu saat menyampaikan kebijakan pemerintah dalam rangka mengantisipasi dampak krisis perekonomian global, di hadapan sejumlah wartawan, Senin (26/9) lalu. Sebab, kata Mendag, kita akan tetap merasakan dampak negatif dari perekonomian dunia. “Sehingga Indonesia tetap harus serius merumuskan dan mengimplementasikan langkah-langkah untuk meminimalkan dampak perlambatan ekonomi global,” imbuhnya.

Belajar dari keberhasilan menghadapi situasi yang hampir sama pada tahun 2008/2009 lalu, pemerintah pun akan melakukan langkah-langkah yang tepat sehingga tetap mengalami pertumbuhan positif. Ada tiga langkah penting yang sudah disiapkan Kemendag demi me-

SEPATU PRODUK DALAM NEGERI: Semakin digemari konsumen dalam negeri

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 20114

Liputan Utama

Page 5: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

nangkis dampak krisis tersebut. Mendag menyebutkan Kementerian Perdagangan akan fokus pada diversifi kasi pasar ekspor, penguatan daya saing produk Indonesia dan penguatan pasar dalam negeri.

Banyak landasan yang menjadikan faktor penguatan pasar dalam negeri menjadi elemen penting dalam upaya menghalau dampak krisis global yang mungkin saja datang menerpa ini. Di antaranya, adalah keberhasilan kebijakan ini dalam meng antarkan Indonesia melewati krisis dengan aman pada tahun 2008 lalu. Seperti dimaklum, tingginya konsumsi da lam negeri (domestic consumption) waktu itu bisa menjadi penawar krisis yang cukup manjur.

Bahkan, dengan tegas Mendag menya-takan bahwa penguatan pasar dalam ne geri termasuk kebijakan prio ritas yang harus dijalankan dengan op ti mal. Pasalnya, dengan populasi 245 juta jiwa, Indonesia adalah pasar yang besar dan potensial. Hal ini telah dan akan terus menjadi kekuatan Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian per-ekonomian global. Pemerintah optimis ke bi jakan ini bisa dilakukan. Sebab, fakta lapangan menunjukkan daya beli ma-syarakat Indonesia dalam beberapa tahun ter akhir ini meningkat seiring de ngan pertumbuhan PDB yang relatif lebih tinggi.

“Jika kita mampu memanfaatkan pasar dalam negeri, maka pertumbuhan eko nomi Indonesia akan tetap terjaga,” tegas Mendag.

OPTIMALKAN GERAKAN 100% ACI

Ada dua hal yang akan dilakukan Kemendag untuk mendukung upaya penguatan pasar dalam negeri ini. Pertama, Kemendag akan menjalankan program pengamanan pasar dalam negeri yang tepat. Kedua, melakukan kegiatan promosi peningkatan mutu dan pengunaan produk dalam negeri.

Dari sisi pengamanan pasar dalam ne geri dari persaingan yang tidak sehat su dah banyak langkah yang dilakukan, di antaranya melalui penyempurnaan pengaturan anti dumping/safeguard, peng etatan dan implementasi labeling dan standar produk, dan perlindungan konsumen.

Adapun upaya untuk meningkatkan mutu dan standar ku alitas produk dalam ne -geri, dalam hal ini Kemendag akan te rus menjalankan pro gram-programnya se cara optimal. Salah satu program yang akan

FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR

PACKAGING PRODUK LOKAL: Kian kreatif

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 5

Page 6: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Prestasi Gerakan 100% ACI Layak Diapresiasi

bagai persepsi yang tidak tepat,” jelasnya.

Melalui gerakan ini, apresiasi dan rasa bangga rakyat Indonesia terhadap produk-produk dalam negeri diharapkan semakin mengakar, sehingga terjadi kenaikan ang-ka pembelian dan penggunaan produk-produk tersebut. Bila itu yang terjadi, maka dengan sendirinya pasar dalam negeri akan semakin kokoh dan mandiri. Sebab, hal itu akan berimplikasi pada perluasan se rapan pasar dalam negeri terhadap produk-produk lokal. Sehingga, kekuatan ekonomi di dalam negeri pun tidak akan mudah terkena imbas dari krisis global yang hingga kini masih mengancam sejumlah negeri.

Singkat kata, boleh dikata bahwa Gerakan ACI adalah seperti jamu manis untuk me nangkal dampak krisis global. Maka, alangkah rugi nya kita jika tidak mencintai

dan menggu na-kan produk da-lam negeri. (AMF)

alangkah rugi nya kita ji

“Jika kita mampu memanfaatkan pasar dalam negeri, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akantetap terjaga”

GAUNG Gerakan 100% ACI terus membahana ke seluruh pelosok negeri ini. Sambutan luar biasa terhadap gerakan yang dicanangkan oleh pemerin-tah pada 22 April 2009 lalu ini, ternyata datang dari pelbagai pihak. Sejumlah event, jargon, dan iklan-iklan layanan masyarakat diproduksi oleh pemerintah dan juga pihak-pihak swasta untuk mendukung kampanye ini.

Walhasil, setahun terakhir ini Info PDN seringkali harus berdecak bangga melihat sejumlah produk yang dijual di Mall-Mall besar di berbagai kota besar Indonesia tak malu-malu lagi mencantumkan Logo 100% ACI. Memang, logo tersebut masih sebatas menempel pada produk UKM semisal makanan kemasan, produk pakaian, se patu dan beberapa kerajinan tangan. Namun, sebagai sebuah gebrakan awal, program 100% layak untuk mendapat apresiasi.

Fenonema ini menandakan bahwa gerakan ini sudah cukup mendapatkan respon dan du-kungan dari para pelaku industri sendiri. Bah-kan, ada semacam kesan bahwa para produsen produk-produk berlabel 100% ACI itu memang

benar-benar bangga men cantumkan lo go yang memang di-gratiskan oleh pemerintah itu. Dengan adanya kebanggaan seperti ini, tak musta-hil ke depannya akan membuat para konsumen juga mulai risih bila tak membeli produk-produk yang berlabel 100% ACI.

Yang menarik, ditengah-tengah gesitnya logo 100% ACI menembus ke seluruh sendi-sendi perdagangan dalam negeri, terdengar kabar yang juga cukup membanggakan. Yakni, Iklan layanan masyarakat bertema 100% cinta Indonesia dengan judul Antara Kita memperoleh penghargaan Bronze Award pada Promotion Marketing Awards of Asia (PMAA) 2011 “The Dragons of Asia” untuk kategori Best Cause, Cha rity or Corporate Responsibility Marketing Campaign.

Prestasi ini cukup membanggakan. Pasalnya, Iklan tersebut selanjutnya akan kembali dinilai oleh juri-juri internasional yang tergabung dalam the Mar keting Agencies Association (MAA) Worldwide, New York Amerika Serikat untuk memenangkan penghargaan

Best of the Best Pro-motion Marketing.

“Ini membuktikan de-ngan berkarya dan berkreativitas

kita dapat meraih prestasi bahkan hingga tingkat internasional,” ujar Menteri Per da-gangan Marie Elka Pangestu menyambut gembira prestasi itu, pada awal September 2011 lalu. Dalam penilaian MAA Worldwide nanti, iklan 100% Cinta Indonesia berjudul Antara Kita akan bersanding bersama 51 kontenstan lain dari 11 negara di kawasan Asia lain yang mendapat peng hargaan Gold, silver, bronze Award dari PMAA 2011.

Dengan prestasi iklan layanan masyarakat yang dibuat oleh para insan kreatif yang ter-gabung dalam Rumah Produksi Celsius Creative Communications di Jakarta ini, diharapkan gera-kan ini pun akan semakin gencar sehingga mampu mengantarkan produk-produk dalam negeri, ter masuk elektronik, otomotif, furnitur dan lain sebagainya menjadi raja di negeri sendiri. Doa sukses untuk Gerakan Aku Cinta Indonesia. Amin!

(Berbagai Sumber)

dioptimalkan itu ada lah gerakan 100% Cinta In do nesia (ACI) yang telah dilun curkan sejak 2009 lalu.

Beberapa kegiatan sosialisasi gerakan ini terus dilakukan oleh Direktorat Dagang Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri Ditjen Perdagangan Dalam Negeri. Salah satunya adalah dengan mela kukan so sia lisasi ACI melalui jalur pendidikan. Bagi Kemendag, sosialisasi lewat jalur pendidikan seperti ini meru-pakan salah satu instrumen yang cukup penting untuk dilakukan.

“Kami menganggap sa ngat perlu membe-rikan be kal sedini mung kin terhadap anak-anak kita yang saat ini masih belajar di

ting kat pertama SMA bahkan Universitas.

Sebab, anak-anak ini ada lah asset penerus

bangsa, dan maju mun durnya bangsa akan ditentukan de-ngan kualitas pemuda dan pemudinya,” papar

Suhanto, Direktur DKM PDN. Untuk kegiatan ini,

Kemendag pun tahun ini me-ngalokasikan dana sebesar Rp 80,6

milyar dari anggaran peningkatan daya saing yang telah disetujui DPR RI, yaitu sebesar 140 milyar.

Tentang substansi Program ACI, da lam berbagai kesempatan Mendag mene-gaskan bahwa ACI bukan se ke dar gerakan un tuk mencintai dan meng unakan produk Indonesia. “Tetapi Gerakan ACI adalah gerakan untuk meningkatkan kesadaran, rasa bangga dan apresiasi kita terhadap Indonesia, serta mengubah ber-

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 20116

Page 7: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

30 Juta UKM di Indonesia belum melek teknologi informasi dan komunikasi. Padahal, faktor ini sangat penting untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar domestik maupun di luar negeri. Sebab, selain untuk memperluas pasar dan wadah promosi, IT juga dapat dioptimalkan manfaatnya untuk melakukan inovasi produk dan peningkatan kwalitas produksi.

Melek IT,Syarat UKM Memiliki Daya Saing Tinggi

FOTO: A

GUS BACHTIAR

Information and Communication Technology merupakan faktor penting yang harus diperhatikan untuk me-

ning katkan daya saing perdagangan In do-nesia, khususnya diantara negara-negara ASEAN. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu pada acara Regional Workshop Studying on Dynamics of Women in ICT of the ASEAN Mem ber States yang diselenggarakan pada tanggal 21-22 September 2011 di Hotel Sari Pan Pacifi c.

Peringatan itu, tentu saja ditujukan untuk seluruh pelaku perdagangan dalam negeri, terutama para pegiat dan pelaku bisnis UKM Indonesia. Sebab, sampai sekarang Usaha Kecil Menengah (UKM) masih ter-bukti memiliki peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi dan industri suatu negara. Boleh dikata, hampir 90% dari total usaha yang ada di dunia ini merupakan kontribusi dari UKM.

Bahkan, UKM juga mempunyai kontribusi yang sangat vital terhadap penyerapan tenaga kerja. Beberapa kajian dan pene li-tian menunjukkan bahwa UKM pada skala internasional merupakan sumber pen-ciptaan lapangan pekerjaan. Dengan kata lain, kontribusi UKM terhadap penye rapan tenaga kerja ini, baik di negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia, mempunyai peranan yang sig nifi kan dalam penanggulangan masalah pengangguran.

Besarnya peran yang dimainkan oleh UKM tersebut menjadikan setiap pelaku UKM ha rus terus melakukan perubahan dan ino vasi dalam rangka meningkatkan daya saingnya. Apalagi dalam menghadapi per-saingan di era ekonomi global seperti saat ini. Dan salah satu faktor penting yang akan menentukan daya saing UKM itu ada lah teknologi informasi (TI). Mengapa demi kian?

Tak lain, karena teknologi informasi memiliki peranan yang cukup penting dalam menunjang proses bisnis dan kemajuan sebuah perusahaan, termasuk usaha kecil dan menengah. Yang demikian,

karena penggunaan TI merupakan sarana transformasi bisnis melalui kecepatan, ketepatan dan efi siensi pertukaran infor-masi dalam jumlah yang besar. Hal ini dibuktikan oleh sebuah studi kasus di Eropa yang menghasilkan satu pernyataan bah wa lebih dari 50% pro-duk tivitas di capai me lalui investasi di bidang TI.

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 7

Liputan Utama

Page 8: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

menyebabkan UKM Indonesia masih belum banyak yang melek IT dan cenderung manualistis dalam manejemen produksi maupun pe masarannya. Di antara faktor-faktor ter sebut, menurut Tulus sebagian besar adalah karena faktor pendidikan, modal dan motivasi. Sejumlah pengamat UKM juga sepakat, bahwa rendahnya penggunaan IT oleh UKM itu terjadi karena kurangnya pemahaman para pelaku UKM terhadap peran strategis yang dapat dimainkan oleh TI terkait dengan pendekatan baru pemasaran, berinteraksi dengan kon sumen, dan bahkan pengembangan pro duk dan layanan.

Sebuah survei yang dilakukan terhadap UKM di Yogyakarta menyebutkan, alasan UKM yang belum menggunakan komputer adalah karena tidak merasa butuh (82,2%), dukungan fi nansial yang terbatas (41,1%), dan karena tidak memiliki keahlian untuk

Fungsi Internet Bagi UKM

Komputer sebagai pendukung administrasi

PENGGUNAAN TIOLEH UKM INDONESIA

Berdasarkan beberapa penelitian dan kajian yang pernah dipublikasikan, pe-manfaatan IT di sektor Usaha Kecil Me-nengah di Indonesia masih cukup ren dah. Tulus Tambunan, pengamat UKM dari Pusat Studi Industri, UKM dan Per sai ngan Usaha, Fakultas Ekonomi Trisakti, mengatakan bahwa peran besar IT belum dimanfaatkan

secara maksimal oleh UKM Indonesia. “Di b a n d i n g b e b e r a p a negara berkembang lainnya, pemanfaatan IT oleh UKM Indonesia masih sangat kecil persentasenya,” pa-parnya saat diwawancari Info PDN.

Ada beberapa faktor yang

SEBAGAI bagian dari media teknologi informasi (IT), internet memiliki peran yang cukup besar untuk menunjang proses bisnis UKM. Di antara fungsi-fungsi internet yang bisa dioptimalkan oleh UKM adalah sebagai berikut:

Pertama, sebagai media komunikasi. Inter-net merupakan sarana komunikasi modern dan tercanggih saat ini yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku UKM untuk memperlancar dan mempercepat komunikasi mereka dengan ber-bagai pihak, baik para suplier maupun pelang-gannya. Fasilitas komunikasi yang disediakan internet untuk memenuhi kebutuhan ini pun sangat banyak. Di antaranya adalah email (pos elektronik), chatting dan lain sebagainya.

Kedua, sebagai media promosi. Bagi UKM, Internet merupakan salah satu sarana yang cukup efektif untuk berpromosi. Sebab, selain cepat, berpromosi di internet juga memiliki jangkauan yang cukup luas, alias lintas dunia. Beberapa fi tur internet yang bisa digunakan sebagai wahana promisi adalah: website, Mailing list, e-mail, dan Chatting.

Ketiga, sebagai media untuk melakukan riset. Ini merupakan fungsi internet yang sangat penting dan belum banyak dimanfaatkan. Padahal, media ini sangat memudahkan para pelaku UKM untuk melakukan sebuah riset maupun perbandingan setiap saat. Pasalnya, era kompetisi saat ini meng-haruskan para pelaku UKM terus menerus mela-kukan riset agar bisa mengetahui seberapa jauh keunggulan produknya dibanding produk sejenis lain yang sudah ada.

Keempat, sebagai media searching inovasi. Dengan luasnya dunia maya, pelaku UKM bisa dengan mudah contoh-contoh bentuk dan inovasi baru untuk memperkuat mutu dari produk atau

jasa yang dimilikinya. (AMF/Berbagai sumber)

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 20118

Page 9: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

menggunakan (4,1%).

Fakta lain menunjukkan, dari UKM yang telah mempunyai komputer pun belum banyak yang menggunakannya untuk aktivitas strategis dan berorientasi ekster-nal. Sebagian besar UKM di Indonesia ber-ada pada tingkat belum menggunakan Internet. Fakta ini disimpulkan dari data yang menyebutkan bahwa sebanyak 68,9% UKM menggunakan komputer ha-nya untuk mengetik surat atau laporan, 66,67% untuk melakukan perhitungan, 34,5% untuk mengakses Internet, 43,7% untuk mendesain produk, 28,7% untuk menjalankan sistem informasi, dan 20,7% untuk melakukan presentasi.

Hal senada juga dipublikasikan oleh Arief Rahmana, mahasiswa Jurusan Teknik In-dustri, Fakultas Teknik,Universitas Wi dya-tama dalam artikel yang ia tulis berda-sarkan hasil penelitiannya terhadap

sejumlah UKM. Menurutnya, pada dasarnya setiap UKM yang ia teliti telah memiliki komputer. Adapun bidang penggunaan dan penerapan TI-nya saja yang masih cukup bervariasi level dan kualitasnya.

Yang paling besar, kata dia, hampir selu-ruh UKM telah menggunakan TI untuk administrasi. Penggunaan TI untuk desain produk dan pemasaran juga cukup banyak dilakukan. Namun, penggunaannya untuk proses produksi masih terbilang rendah dibanding bidang lainnya.

Kondisi ini tentu saja patut dipikirkan solusinya. Sebab, dari sisi manfaat, pe-manfaatan Teknologi Informasi jelas-jelas bisa memberikan dampak positif bagi UKM, terutama untuk peningkatan akses kepada pasar, informasi, efi siensi produksi dan lain sebagainya. Bahkan, penggunaan Teknologi oleh UKM pun dapat mendatangkan peluang-peluang usaha baru.

Berangkat dari problematika tersebut, beberapa sumber Info PDN menyebutkan perlunya upaya atau kampanye pentingnya IT bagi kemajuan sebuah UKM kepada para pelaku UKM. Dan bersamaan dengan itu, juga perlu diupayakan peningkatan keahlian pelaku UKM dalam pemanfaatan TI, yakni melalui berbagai pelatihan dan pendampingan.

Semua itu, tentu saja tidak akan berjalan bila hanya dilakukan oleh pihak pemerintah

saja. Pihak swasta dan lembaga swadaya masyarakat yang konsen terhadap per-soalan ini pun sangat penting perannya.

Dikabarkan, tahun ini PT Telekomunikasi Indonesia Tbk melalui Divisi Business Services menawarkan menawarkan be-ragam solusi untuk meningkatkan efi siensi pengelolaan bisnis melalui penerapan TI yang tepat, sehingga TI bisa menjadi bisnis enabler. Diantara solusi itu adalah berupa e-Toko, e-Ko pe rasi, e-Sekolah, e-Apotik, e-Ra dio, e-Puskesmas, e-Campus (SIA), dan e-Beng kel. Dengan solusi yang ditawar-kan ini, Telkom optimis nilai bisnis TI dari kalangan UKM dan koperasi tahun 2011 ini sudah bisa tumbuh 10,9 persen dengan omset mencapai Rp12,87 triliun.

Sementara pemerintah, dalam upaya mencapai target tersebut melalui BPPT bersama Kantor Menko Perekonomian memiliki sebuah program dalam rangka memberikan berbagai pelatihan kepada pengusaha-pengusaha UKM. Kepada wartawan, Kepala BPPT, Marzan Aziz Iskandar, mengatakan bahwa pelatihan tersebut dimaksudkan untuk mencetak pelaku UMKM yang berbasis teknologi dan menjadi inovator. “Jadi mereka bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam usaha merekam seperti bagaimana cara menjual produk lewat online, ba gai-mana merancang strategi pemasaran, memproduksi, dan lainnya,” ujarnya.

(AMF/berbagai sumber)

FOT

O-F

OT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 9

Liputan Utama

Page 10: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

FOTO-FOTO: RONNY MARPAUNG

Pasar Skow merupakan pasar perbatasan antara Papua seba-gai wilayah Indonesia dengan negara Papua New Guinea (PNG). Tahun 2010, pasar ini membu ku-kan omset sebanyak Rp 65 miliar dengan nilai ekspor men capai US$ 202.428.428,52. Dengan di-revitalisasi, pasar ini diharapkan menjadi salah satu pintu ger-bang andalan ekspor Indonesia.

Kado Akhir Tahun Revitalisasi Pasar Skow :

Banyak orang Indonesia tak me-nyang ka bila negeri ini memiliki se buah pasar tradisional berkelas

in ternasional. Pasar itu adalah Pasar Skow, sebuah pasar tradisional yang berada di di strik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, sebuah distrik yang berbatasan langsung de ngan kota Vanimo, Ibukota Provinsi Sundaun, Papua New Guinea (PNG).

Komoditas yang dijajakan di Pasar Skow ini pun terbilang cukup lengkap. Hampir se mua kebutuhan sehari-hari dan juga ke-per luan sekunder semisal barang elek tronik, dan bahan bangunan tersedia di pasar ini. Karena itu, tak mengherankan bila warga negara PNG banyak yang ber bondong-bondong berbelanja ke pasar ini. Bahkan, kabarnya mayoritas pembeli di pasar ini adalah para penduduk Vanimo tersebut.

Kondisi itu tentu saja menjadikan Pasar ini layak diperhitungkan sebagai gerbang eks por Indonesia ke PNG. “Selain har-ganya relatif murah, ketersediaan barang di Pasar Skow juga mendukung sehingga masyarakat Papua Nugini begitu senang berbelanja di sini,” kata Wakil Gubernur Papua Alex Hasegem kepada wartawan bulan Juni lalu.

Potensi itulah yang menjadi salah satu

pertimbangan Kementerian Perdagangan ber tekad bulat untuk merevitalisasi Pasar Skow ini melalui Program Pasar Per-contohan Nasional 2011. Yakni, dalam rang ka mengoptimalkan potensi yang se demikian besar itu demi kemakmuran war ga Papua.

“Selain renovasi dari aspek fi sik, asistensi teknis dan pemberdayaan pelaku pasar dari pemerintah pusat melalui Ditjen Per-dagangan Dalam Negeri Kemendag akan dilakukan untuk meningkatkan kua litas pengelolaan pasar untuk meningkatkan ke sejahteraan para pelaku perdagangan di pasar tersebut,” imbuh Mendag. Adapun

dana yang disediakan Kemendag untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 10 miliar.

Menteri Perdagangan yakin, dengan se-makin bagusnya kondisi fi sik dan penge-lolaan Pasar Skow maka akan semakin me narik banyak warga PNG untuk me-nye berang dan berbelanja memenuhi kebutuhannya. Sebab, program revitalisasi ini bisa menjadikan Pasar Skow sebagai rujukan utama warga PNG untuk me-menuhi kebutuhan sehari-hari mereka dan juga berbagai kebutuhan sekunder mereka semisal barang-barang elektronik dan lain sebagainya. Bahkan, tidak me-nutup kemungkinan pasar ini pun bisa

Fasilitas baru Pasar Skow

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201110

Profil Pasar

Page 11: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Untuk Papua

diberdayakan sebagai sa rana untuk memperkenalkan kuliner khas Indonesia ke pada masyarakat PNG.

Sebelum program dijalankan, beberapa kajian men dalam tentang Pasar Skow telah dilakukan Kemendag. Hasilnya, masih banyak kendala yang dihadapi pasar Skow dan membutuhkan pembenahan menyeluruh. Maka, dalam pandangan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, pembenahan itu bisa dilakukan melalui revi talisasi pasar tersebut secara integral, yaitu dari mu lai pembangunan fi sik sampai manajemen pe nge lolaannya.

Bahkan, selain perbaikan tata kelola, menurut Mari Elka Pangestu, ada tiga persoalan yang harus tersentuh dalam upaya revitalisasi terhadap pasar ini. Ketiga hal itu adalah; 1) Pembenahan kelancaran arus barang, 2)

Persoalan lahan dan 3) Pendataan pedagang.

Tentang kelancaran arus barang, dilaporkan bahwa kon disi pasokan barang di Pasar Skow sampai saat ini masih terbilang cukup terbatas bila dibandingkan de ngan jumlah potensi dan peluang omsetnya yang tumbuh setiap tahun. Data Marketing Point, Badan Pengelola Pasar Skow, menyebutkan rata-rata omset pe dagang pasar Skow yang berjumlah 161 orang perharinya bisa mencapai Rp 3-7 juta.

Umumnya, mereka itu adalah pedagang barang-ba rang kebutuhan sehari-hari seperti beras, baju, elek tronik dan kebutuhan pokok lain. Namun, untuk barang-barang tersebut stoknya masih terkendala dengan faktor ketergantungan dengan daerah di luar Papua, sehingga

Kami bermaksud untuk mere-lokasi seluruh pedagang yang berada di dua area yakni area titik pemasaran dan Lon Cin agar menempati sebuah pasar baru, sehingga ini menjadi kado buat mereka di akhir 2011.

Pasokan barang di Pasar Skow sampai saat ini masih terbilang cukup terbatas bila dibandingkan de ngan jumlah potensi dan peluang omsetnya yang tumbuh setiap tahun

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 11

Page 12: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

DARI berbagai sumber yang diperoleh Info PDN, Pasar Skow sering disebut-sebut oleh warga sekitar yang pernah ke Jakarta sebagai Tanah Abangnya Papua. Sebutan ini tentu saja tak berlebihan. Pasalnya, sebagaimana disebutkan oleh pihak pengelola pasar ini, yaitu Marketing Point, hampir 100 orang dari 163 pedagang yang ada di Pasar Skow adalah para pedagang pakaian jadi. Adapun sisanya adalah pedagang kebutuhan sehari dan juga pedagang kelontong, pakaian, elektronik dan bahan bangunan.

Dari segi omset, data yang dirilis Marketing

Pasar Skow, Tanah Abangnya PapuaPoint Mei 2011 menyebutkan bahwa omset pasar tersebut pada bulai Mei mencapai RP. 4.447 miliar. Yang menarik, dari jumlah tersebut, Rp. 2 miliar adalah sumbangan dari transaksi penjualan pakaian jadi. Dari omset tersebut, kabarnya satu orang pedagang bisa meraih omset minimal Rp 10 juta perharinya. Adapun konsumen terbesar mereka adalah warga Papua New Ginie, baik untuk dikenakan secara pribadi maupun untuk dijual lagi di negerinya.

Melihat besarnya potensi ini, tak mengherankan bila saat ini ada sejumlah pedagang pakaian dari

sejumlah daerah yang melirik pasar Skow sebagai lahan basah mereka untuk menikmati keuntungan. Pasalnya, jenis pakaian yang laku dijual di Pasar ini pun sangat banyak, mulai dari pakaian anak-anak, remaja hingga dewasa.

Berdasarkan penelusuran Info PDN, sebagian besar pasokan pakaian tersebut adalah berasal dari Tanah Abang, Jakarta dan sisanya berasal dari Bandung dan Surabaya. Maka, tak salah bila Pasar Skow pun sering diidentikkan warga sekitar sebagai Tanah Abangnya Papua.

(AMF/Dari berbagai sumber)

Lon Chin. “Kami bermaksud untuk merelokasi seluruh pedagang yang berada di dua area yakni area titik pemasaran dan Lon Cin agar menempati sebuah pasar baru, se hingga ini menjadi kado buat mereka di akhir 2011,” kata Menteri Perdagangan usai meninjau pasar Skow yang berada di di strik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, bulan Juni lalu.

Dengan langkah-langkah tersebut, di ha-rap kan omset Pasar Skow yang membu-kukan angka Rp 65 miliar pertahun plus 200 ribu dollar dari sisi ekspor bisa lebih ditingkatkan lagi. “Tahun depan, harusnya nilai perda gangan bisa mencapai Rp 80 miliar,” harap Bu Menteri. (Danny/AMF)

“Selain har ganyarelatif murah, keter-sediaan barangdi Pasar Skow juga men-du kung sehingga ma sya-rakat Papua Nuginibegitu senang ber -belanja di sini”

FOT

O: R

ON

NY M

AR

PAU

NGka dangkala arus barang ke pasar ini sering

terganggu. Maka dari itu, pihak pengelola Pasar Skow berharap agar ke depannya ke lancaran barang khususnya kebutuhan pokok bisa terpenuhi dalam jumlah cukup, tepat waktu dan harga terjangkau.

Sedangkan tentang masalah lahan, ba-ngu nan Pasar Skow seluas 2.300 m2 ini ber diri di atas tanah seluas 3,25 hek tar yang meru pakan hak ulayat. Maka dari itu, Men teri Perdagangan RI berharap agar pa sar ini benar-benar di kelola de ngan ba ik. “Kita harus me-mastikan hak ulayat telah dikelola dengan baik. Kedua, revitalisasi pasar harus dikelola de ngan baik oleh pe-merintah se tempat. I tu benar-benar ha rus dipastikan,” tan das Mari Elka Pa-ngestu di hadapan para pedagang Pasar Skow dalam kunjungannya Sabtu, 25 juni lalu.

Adapun tentang pendataan, Menteri Perdagangan mengingatkan bahwa kegia tan ini sangat penting dalam rangka membangun sebuah tata kelola yang baik dan menguntungkan semua pihak. Yak ni, agar dalam peng gunaannya nanti tidak me nim bulkan masalah sosial yang memicu

ketidak nyamanan para pe-dagang mau-

pun pe ngun jung.

Terkait hal ini, Mendag juga ber-harap kepada pihak pengelola nanti-

nya agar penataan pasar dan penempatan para pedagang harus sesuai dengan data dengan tidak melupakan pedagang asli setempat. Sebagai informasi, Pasar Skow yang baru nanti akan ditempati 185 peda-gang, baik yang berasal dari penduduk lokal dan pedagang dari luar Papua, dan 50 kaki lima.

Mereka adalah para pedagang Pasar Skow yang saat ini beraktivitas di dua lokasi, yaitu

di depan marketing point dan di area

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201112

Page 13: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

PKL Bisa Ditata dan PKL Bisa Ditata dan Menjadi Aset BerhargaMenjadi Aset BerhargaPedagang Kaki Lima berpotensi besar mendatangkan pendapatan asli daerah. Pemerintah Kota Solo telah membuktikannya. Selain Pendapatan asli daerah (PAD) naik, kebijakan penataan PKL-nya pun mengundang banyak investor untuk menanamkan modalnya di Solo.

Belajar dari kota Solo, PKL bukanlah se-buah persoalan yang harus menjadi be ban, tapi sebuah aset yang bisa

di berdayakan dengan berbagai tawaran kebijakan yang saling menguntungkan, baik untuk kepentingan para pedagang mau pun pemerintah setempat selaku pe-laksana kebijakan. Memang, tidak semua cara yang diterapkan Pemkot Solo bisa di-terapkan. Pasalnya, masing-masing daerah memiliki karakter dan kultur yang berbeda penanganannya.

Meski demikian, ada satu benang merah yang bisa menjadi acuan. Yakni, fakta bah-wasanya persoalan PKL merupakan sebuah masalah sosial yang bertumpu pada eko-nomi, atau pemenuhan kebutuhan materi. Maka, yang perlu dijadikan substansi atau jiwa penataan adalah pembentukan ke-sadaran bahwasanya melakukan praktek perdagangan di tempat-tempat publik

me rupakan bentuk pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.

Dengan menggunakan pola pendekatan per suasif atau pemenuhan kebutuhan da-sar para PKL tadi, niscaya persoalan PKL akan dapat diselesaikan. Dalam konteks ini, beberapa cara yang diterapkan Pemkot Solo bisa menjadi bahan kajian untuk di-pertimbangkan sebagai cara untuk me-nangani PKL. Beberapa alternatif yang da-pat dilakukan adalah: 1) Penyediaan la han khusus bagi PKL atau relokasi sesusi de-ngan rancangan tata kota. Strategi ini bisa men jadi tawaran solusi untuk membuat pa ra Pedagang Kaki Lima memahami dan mentaati hukum serta aturan-aturan yang diterapkan oleh pemerintah dalam rang ka menciptakan keterbitan sosial. Dan ten-tu saja, penerapan strategi ini harus te tap memperhatikan sisi-sisi humanis yang selama ini sering diabaikan dalam penanganan PKL.

2) Pembuatan rencana tata kota dan undang undang pendukung yang sesuai dengan ke butuhan dan perkembangan masyarakat kota disertai dengan pelaksanaan yang jelas dan tegas. Hal ini akan memberikan rasa keadilan dan kejelasan akan hak serta kewajiban warga masyarakat dalam memanfaatkan berbagai ruang publik yang ada.

3) Sosialisasi tentang pemanfaatan ruang publik bagi warga masyarakat. Dengan adanya sosialisasi yang aktif seperti ini, maka ketertiban bisa lebih diharapkan bisa berjalan secara kontinyu dan ber-kesinambungan. Ada beberapa langkah praktis untuk melakukan sosialisasi seperti ini. Misalnya pemanfaatan tempat-tempat umum (ruang konsumsi kolektif ) sebagai sasaran sosialisasi dengan brosur dan lain sebagainya ataupun dengan iklan layanan masyarakat melalui media elektronik.

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 13

Profil Pasar

Page 14: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

4) Kontrol sosial dari masyarakat kota. Ini merupakan sebuah kebijakan yang di lakukan dalam rangka memberikan rasa tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat terhadap terciptanya ketertiban lingkungan mereka. Pasalnya, strategi ini merupakan langkah yang me libatkan seluruh masyarakat, dimana cara ini dapat terlaksana ketika poin satu dan dua sudah berhasil. Bahwa kontrol so sial merupakan langkah kultural yang dihasilkan dari nilai-nilai satu dan dua yaitu sebuah kesadaran alami yang sejati.

KIAT PEMKOT SOLO MENATA PKL

Bagi banyak negara, terutama negara-negara di Asia Tenggara, persoalan PKL menjadi salah satu masalah serius yang se ring dihadapi. Namun, kesan PKL yang se lama ini dipandang sementara kalangan sebagai beban, ternyata berhasil diubah me njadi aset berharga yang sangat me nentukan nadi ekonomi sebuah daerah. Hal itu dibuktikan Pemkot Solo. Maka, tak mengherankan bila penanganan pedagang kaki lima di Kota Solo, Jawa Tengah akan ditiru di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Filipina, Kamboja, Vietnam, dan Thailand.

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal United Cities Local Government (UCLG) Asia Pasifi k, atau forum pemerintah kota/kabupaten se-Asia Pasifik, Hauter Rudolf, dalam rangkaian acara Asia Pacifi c Ministerial Conference on House and Urban Development (AMPCHUD) di Solo, tahun lalu. Menurut pandangannya, Pemerintah Kota Solo berhasil memindahkan PKL tanpa kekerasan dan memberdayakan mereka se hingga mampu meningkatkan taraf eko nomi mereka.

”Semua negara saat diceritakan mengenai kiat ini berminat. Pemindahan ini tidak hanya berhasil karena dilakukan tanpa ke kerasan, tetapi juga terbukti mampu me ningkatkan pendapatan ekonomi dan ini tidak hanya omong,” kata Hauter. Hauter menambahkan, setiap kota berupaya mencari terobosan masalah ini karena pu nya masalah serupa. Dalam beberapa penjelasannya kepada media, Walikota Solo Joko Widodo juga mengungkapkan bahwa dalam penanganan PKL tersebut Pemkot Solo banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa.

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201114

Page 15: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

FOT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R Salah satu keberhasilan yang cukup me-narik perhatian banyak kalangan itu, tak lain adalah keberhasilan Pemkot Solo dalam hal merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka. Boleh dibilang, proses relokasi terhadap PKL di wilayah ini berjalan mulus tanpa gejolak. Dan kiatnya, sebagaimana diberitakan banyak media, Joko melakukan komunikasi langsung se cara rutin dan terbuka (disiarkan oleh te levisi lokal) kepada masyarakat, khu-susnya kepada para PKL. Alkisah, se telah melakukan survei dan mempelajari karakter para PKL, Joko pun melakukan lobby dan negosiasi bisnis yang disebutnya “lobi me ja makan”.

Uniknya, proses lobi meja makan itu pun tidak berjalan cukup lama. Pada pertemuan pertama tidak ada pembicaraan mengenai relokasi. Joko sama sekali tidak membahas masalah relokasi dengan alasan belum waktunya disampaikan. Makan bersama seperti itu berlanjut hingga pertemuan yang ke 53, dimana Joko hanya makan ber-sama dan bersilaturahmi kepada para PKL. Akhirnya, baru pada jamuan ke-54 lah soal relokasi itu disampaikan. Pasalnya, saat itu semua PKL yang hendak dipindahkan hadir.

Pada kesempatan tersebut, Joko juga me-ngutarakan beberapa kompensasi yang akan diberikan sebagai para PKL bila ber-sedia direlokasi. Diantara hal-hal yang ditawarkan Pemkot saat itu adalah: 1) Pem-kot akan mempromosikan tempat berdagang baru itu selama empat

bulan di media lokal. 2) Pem-kot akan memperluas

jalan menu ju p a s a r

d a n m e m b u a t

satu trayek ang-k u t a n k o t a baru. Dan

j a n j i

itu pun di buk-tikan Pemkot.

Walhasil, dengan pola

pendekatan dan kebijakan seperti itu Pemkot Solo berhasil menata ulang bebe-rapa pasar yang ada. Di antaranya adalah Pasar Klitikan Notoharjo, Pasar Nusukan, Pasar Kembalang, Pasar Sidodadi, Pasar Gading, pusat jajanan malam Langen Bogan, serta pasar malam Ngarsapura.

Satu hal yang menarik saat relokasi di-lakukan, adalah Joko Widodo menggelar arak-arakan sepanjang jalan menuju Pasar Klitikan dengan iringan musik “kleningan” khas Solo. Joko juga menghadirkan Prajurit Keraton agar timbul rasa kebanggaan pada diri para PKL. Faktanya, para PKL sangat legowo saat pindah lokasi ke tempat yang baru. Bahkan konsumsi dan perlengkapan arak-arakan mereka biayai sendiri. Ini jarang terjadi di daerah lain yang biasanya relokasi selalu bersinggungan dengan kekerasan.

Demikianlah, akhirnya sebanyak 989 PKL dipindah tanpa gejolak, bahkan secara antusias para PKL itu mendukung program pemerintah dengan suka cita. Ini merupakan sebuah terobosan yang mengagumkan. Dalam salah satu wawancara dengan media lokal, Joko Widodo menyatakan bahwa para PKL itu bersedia pindah bukan karena mereka sudah diajak makan, namun karena para PKL itu merasa “dimanusiakan” oleh pemimpinnya. Strategi ini jelas unik dan konstruktif.

Berkat prestasinya itu, 3 Kementrian pun menyatakan apresiasinya dengan komitmen untuk membantu Kota Solo dalam Penanganan Pedagang Kaki Lima/

PKL. Ketiga Kementrian tersebut adalah: Kementrian Perdagangan, Kementrian Koperasi dan UKM

serta Kementrian Dalam Negeri.

Bahkan, Pemerintah Pu sat memutuskan untuk men-

jadikan PKL Solo sebagai pro -yek percontohan Nasional.

“Kota Solo dipilih sebagai proyek percontohan dikar enakan perkembangan PKL selama ini serta kepedulian dan keaktifan Pemerintah Daerah dalam menangani PKL,” papar Kepala Pusdiklat Perdagangan Kementrian Perdagangan Rahayu Budi pada acara Diklat Membangun Jiwa Kewirausahaan dan Kepemimpinan Pedagang Pasar, di Kusuma Sahid Prince Hotel Solo, bulan Februari lalu. (AMF)

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 15

Profil Pasar

Page 16: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Jika pasokan garam untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri ta-hun ini masih kurang, impor akan dilakukan untuk menutupi kebu-tuhan. Meski demikian, Kemendag akan menerapkan sistem dan peraturan yang ketat untuk mengatur pelaksanaan impor tersebut.

Jalan Tengah Kemendag Mengatasi Kebutuhan

Garam

Garam merupakan barang yang ber nilai strategis dan menyangkut ha jat kebutuhan seluruh rakyat

In donesia. Maka, dalam menyikapi per-soalan garam yang mencuat selama be-be rapa bulan terakhir ini, Kementerian Per dagangan pun berupaya mengatasinya dengan bijak dan melihat titik persoalannya secara utuh dari berbagai sisi.

Mengurangi impor dan mewujudkan swa sembada garam. Itulah komitmen pe merintah dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional sebagaimana yang dijelaskan oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, setelah me lakukan koordinasi dengan Menteri Per dagangan dan Menteri Kelautan dan Perikanan, awal Agustus 2011 lalu.

Ada beberapa langkah yang akan dilakukan pemerintah pusat untuk mendukung

komitmen tersebut. Pertama, pemerintah akan berupaya meningkatkan produksi garam dalam negeri. Hal ini akan dilakukan dengan memberikan intensif kepada pe tani garam kita supaya bisa cepat swa sembada. Kedua, pemerintah akan menetapkan harga yang wajar dengan tujuan mensejahterakan kehidupan para petani garam. “Hal ini dilakukan agar para petani bisa menikmati hasil panen,” jelas Hatta Rajasa. Dan ketiga, pemerintah akan melakukan impor bila diperlukan. Yakni, hanya jika pasokan dalam negeri dirasa sangat kurang. “Kecuali garam industri ya,” tandas Hatta Rajasa.

Wahasil, dalam Konferensi Pers Perkem-bangan Kebutuhan Pokok Ditjen Perda-gangan Dalam Negeri, Rabu, 14 September 2011, Kemendag menyatakan akan melakukan impor. Pasalnya, produksi garam tahun ini tidak seperti tahun-tahun

sebelumnya. Perubahan cuaca yang tidak menentu telah mengakibatkan terjadinya penurunan produksi.

Dilaporkan, produksi garam nasional pada tahun 2010 lalu hanya mencapai 30 ribu ton. Padahal, dalam keadaan normal estimasi prodoksi garam nasional bisa mencapai 1,4 juta ton. Sementara itu, rata-rata total kebutuhan garam di Indonesia adalah 3,4 juta ton per tahun. Yakni, 1,8 juta ton adalah untuk kebutuhan industri dan sisanya 1,6 juta ton adalah garam konsumsi rumah tangga.

Selama beberapa tahun ini, 100% garam untuk kebutuhan industri masih dipenuhi dengan garam impor. “Garam ada dua jenis, garam rakyat dan industri. Kalau industri memang 100% impor, karena tidak ada produsen dalam negeri yang bisa memenuhinya,” jelas Gunaryo.

Adapun untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga, menurut Gunaryo dapat dipenuhi oleh garam produk dalam negeri dan sedikit dari impor. “Bila cuaca normal, konsumsi dalam negeri untuk rumah

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201116

Topik Bahasan

Page 17: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Impor garam pada tahun 2011 ini sekitar 900 ribu ton. Tahap I januari-April 595 ribu ton, dan tahap II Mei-Juli sebanyak 445 ribu ton.

tangga dapat dipasok dari dalam negeri,” papar Gunaryo.

Melihat fakta di lapangan tahun ini, maka Kemendag pun memutuskan akan melakukan impor garam. “Impor garam pada tahun 2011 ini sekitar 900 ribu ton. Tahap I januari-April 595 ribu ton, dan tahap II Mei-Juli sebanyak 445 ribu ton,” imbuhnya.

Adapun untuk tahun 2012 nanti, jika produksi garam tahun 2011 ini bisa mencapai 1,4 juta ton maka kekurangan garam untuk kebutuhan konsumen rumah tangga diperkirakan hanya sekitar 100-200 ribu ton. Kondisi ini sama seperti yang terjadi pada tahun 2008 dan 2009 yang produksinya hanya mencapai 1,3 juta ton.

Artinya, angka tersebut pun masih mengindikasikan adanya kekurangan pasokan garam konsumsi rumah tangga atau garam iodisasi pada tahun 2012 nanti. Apalagi, bila anomali cuaca masih terjadi. “Karena itu kita akan menutupinya dengan impor,” tandas Gunaryo. Tentang jumlahnya, kata Gunaryo adalah bergantung pada jumlah yang dihasilkan oleh produksi dalam negeri. Meski demikian, Kemendag memperkirakan jumlah impor garam konsumsi akan mengalami penurunan dan tidak sebanyak tahun ini. “Tergantung pada cuaca yang terjadi,” tuturnya.

KEMENDAG ATUR IMPOR DENGAN KETAT

Meskipun tetap mengeluarkan kebijakan impor garam, Kementerian Perdagangan pun tetap akan menerapkan aturan-aturan yang ketat dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Yakni, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44/M-DAG/PER/10/2007 tentang Perubahan atas Permendag Nomor 20/M/DAG/PER/9/2005 tentang Ketentuan Impor Garam.

Dalam peraturan itu disebutkan, impor garam konsumsi dilarang pada satu bulan sebelum dan dua bulan sesudah panen raya. Dan tahun ini, berdasarkan kesepakatan pemerintah, panen raya garam ditetapkan berlangsung Agustus-Oktober 2011. Dengan demikian, kebijakan larangan impor berlaku Juli-Desember 2011. “Misalnya, panen garam pertengahan September, akhir garam impor masuk adalah pada 15 Agustus,” tegas Gunaryo.

Mengacu kepada kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan tersebut, maka Ditjen PDN Kemendag sangat mendukung tindakan tegas Bea Cukai yang telah melakukan penyegelan terhadap garam impor yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan tersebut. Sebab, menurut Gunaryo, para importir memang harus mematuhi seluruh aturan, termasuk batas waktu masuknya garam ke dalam negeri.

FOT

O-F

OT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

GARAM LOKAL: Perubahan cuaca yang tidak menentu telah mengakibatkan terjadinya penurunan produksi

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 17

Page 18: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Potensi Produksi Garam Indonesiaa

FOT

O-F

OT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

“Batas waktu masuk garam adalah 15 Agustus. Kalau masuk melewati adalah pelanggaran. Ini yang kita tegakan. Kewenangan ada di Bea Cukai. Perusahaan ini memang telah melakukan pelanggaran Permendag, waktu masuk impor,” tandas Gunaryo. Hal senada juga diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Kemendag, Adriansyah Parman. “Kalau ada hal-hal yang di luar ketentuan, ditegakkan saja,” tegasnya.

Sebagaimana diinformasikan sejumlah media, beberapa bulan lalu Bea Cukai

melakukan penyegelan terhadap

ADA beberapa daerah yang berpotensial untuk menjadi daerah pendukung swasembada garam nasional. Beberapa daerah sentra industri garam itu adalah Madura, Cirebon, Indramayu, Rembang, Bima, Sumbawa (NTB), Teluk Kupang, Ngada (NTT), Jeneponto, dan Takalar (Sulsel).

Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, jumlah lahan produksi garam di Indonesia mencapai 24 ribu hektare (ha), 24.800 ha dengan kapasitas produksi bisa mencapai 1,4 sampai 1,5 juta ton. Tercatat, Kabupaten Sampang merupakan daerah penghasil garam terbesar di Indonesia dengan total lahan

garamnya mencapai 4.246 hektar (ha). Dalam kondisi normal, dari jumlah lahan itu bisa dihasilkan 230 ribu ton per tahun.

Untuk meningkatkan produk-tifi tas garam petani, pemerintah pusat melalui Kementerian Kelau tan dan Perikanan telah meluncurkan Program PUGAR (Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat). Dana yang disiapkan sekitar Rp 96 miliar untuk 4.365 ha tambak garam. Melalui program ini, lahan-lahan tambak itu diharapkan dapat menghasilkan 349.200 ton garam.

Dengan hasil seperti itu, maka swasembada

garam akan bisa memenuhi kebutuhan garam konsumsi dalam negeri. Sedangkan untuk kebutuhan konsumen industri, Kementerian Perindustrian telah men-

canangkan program intensifi kasi industri garam di tiga sentra produksi garam, yaitu di Sampang, Cirebon dan Rembang. Program ini dimaksudkan untuk menekan importansi garam untuk kebutuhan industri, terutama industri Chlor Alkali Plant yang mencapai 1,5 ton lebih per tahunnya. (AMF)

29.050 ton garam impor di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara. Kabarnya, garam impor tersebut didatangkan dari India dengan menggunakan Kapal MV Good Princess. Sebelum itu, Bea Cukai juga telah menyegel sebanyak 11.600 ton garam impor asal India di Pelabuhan Ciwandan, Cilegon Banten, karena barang tersebut terdata masuk setelah 31 Juli 2011, batas akhir impor garam konsumsi.

Selain membatasi waktu impor, Kemen-dag juga memperketat izin impor dengan mengharuskan para perusahaan yang mendapat izin impor garam untuk menye-rap sebanyak 50 persen produksi garam

petani. Kebijakan ini,

tak lain adalah untuk menjaga harga di tingkat petani garam lokal. Dan sampai saat ini, ada 8 perusahaan yang sudah berkomitmen akan menyerap garam rakyat. Total realisasinya mencapai sekitar 920 ribu ton.

Dilaporkan, pada Agustus lalu, sudah terserap sebanyak 80.500 ton dan September 226 ribu ton. Adapun totalnya, secara bertahap akan mencapai angka 920.000 ton. “PT Garam rencana akan serap 200.000 ton, PT Garindo 150.0000 ton, PT Kasari 35.000 ton, realisasinya, sampai saat ini di Kemendag mencapai 10.000 ton, dan Agustus akan naik jadi 80.000 ton dan september 226.000 ton,” papar Gunaryo.

Pada sisi lain, Gunaryo juga menyatakan bahwa Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI tetap berkomitmen untuk terus menjaga harga garam di tingkat petani dan juga konsumen. Hal itu sudah dibuktikan de-ngan keluarnya Peraturan Dirjen Per da-gangan Luar Negeri tertanggal 5 Mei 2011 tentang standar harga garam.

Dalam peraturan itu disebutkan, bahwa pembelian garam kualitas satu dari petani oleh perusahaan garam adalah sebesar Rp 750 per kg. Patokan harga ini meningkat dua kali lipat dari harga sebelumnya yang hanya Rp 325 per kg. Sementara untuk ga ram kualitas dua, garam petani harus di beli dengan harga Rp 550 per kg, dari sebelumnya Rp 250 per kg. (AMF)

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201118

Topik Bahasan

Page 19: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

FOT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

RSentra Emas Cikini akan disulap menjadi tempat penjualan emas terbesar di Indonesia dengan nama Cikini Gold Centre (CGC). Bermodal pamor Pasar Emas Cikini yang telah melegenda, CGC berharap menjadi rujukan para pemburu emas dari seluruh nusantara dan mancanegara.

Jam masih menunjukkan pukul 10.30 saat Info PDN sampai di Pasar Emas Per mata Cikini, yang berada tepat di

se belah bekas Pasar Cikini Ampiun yang te ngah dibangun dan masih diselimuti seng di sekelilingnya. Kurang lebih ada 40-an toko perhiasan emas di tempat itu. Namun, pagi itu semuanya belum buka. Sebab, toko-toko di pasar ini memang buka agak siang, sekitar jam 11.00 sampai 12.00 siang.

Bermaksud mengisi kekosongan, In fo PDN pun menyapa salah seorang wa nita setengah baya yang terlihat mondar-mandir di depan sebuah toko sambil sesekali melihat layar telpon selularnya. Dewi (38 th). Demikian ibu itu mem perkenalkan namanya. Wanita yang tinggal di Kemayoran ini mengaku sampai di pasar itu sejak jam 10.00 pagi. “Saya bi asa beli emas di sini, harganya bagus. Emasnya juga sangat berkualitas,” ujarnya membuka kisah.

Ditanya tentang sejak kapan ia mengenal Pasar Emas Cikini, Dewi mengaku sudah la ma. Menurutnya, sejak kecil ia sudah se-ring diajak ibunya ke kawasan ini setiapkali membeli emas dan perhiasan. “Toko emas ini adalah langganan Ibu saya sejak dulu,” tu turnya sambil menunjuk ke salah satu toko di depan kami.

Itulah Pasar Emas Cikini. Pamornya sebagai sentra penjualan emas dan perhiasan sudah lama dikenal warga Jakarta dan sekitarnya. Tak sedikit pula orang-orang dari berbagai daerah seluruh Indonesia yang menjadi pe langgan setianya. Pasalnya, Pasar Cikini ini berdiri pada tahun 1962 dan sejak itu

sudah terkenal sebagai pusat perdagangan emas dan perhiasan di Ibu Kota.

Ada beberapa faktor yang membuat nama Pasar Emas Cikini begitu melegenda. Selain mutu emas yang dijajakan di tempat ini kualitasnya bagus, para pengunjung juga

MEMBELI EMAS: Salah satu pilihan investasi yang sedang digemari

Sentra Emas Cikini, Jakarta:

Surga Belanja Emas Dari Masa ke Masa

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 19

Berita Pasar

Page 20: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

garansi bahwa sistem tersebut aman. Sebab, semuanya bisa dipantau oleh nasabah sendiri melalui rekening elektronik. Terbukti, sejak tahun 2008 hingga sekarang sudah ada 7000 member. Menariknya lagi, dengan sistem tersebut Arie tidak hanya bisa menjaring konsumen dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri, semisal dari Los Angles (USA), Singapura dan juga Malaysia.

Ada hal lain yang membuat Pasar Emas Cikini tetap bertahan di hati warga hingga saat ini. Yakni, selain model-model perhiasan yang dijual di pasar ini sangat beragam dan bagus-bagus, para pedagang Emas Cikini juga sudah tersohor kemampuannya dalam menilai mutu sebuah perhiasan. “Pokoknya, tak perlu ragu dengan mutu emas di sini,” imbuh Dewi berbagi rasa.

Kemudian, dari pengamatan Info PDN, le tak Pasar Cikini yang cukup strategis ju ga ikut berperan menjadikan kawasan perdagangan emas ini dikunjungi banyak orang. Sebab, tempat ini sangat mudah dijangkau dan tidak sulit untuk mencari

le taknya, yaitu tepat berada di depan Stasiun Kereta Api Cikini. Makanya, tak meng herankan pula bila kawasan ini pada tahun 70 sampai 80-an pernah sangat berjaya: selalu ramai dikunjungi pembeli dan namanya terdengar di mana-mana. Dan sisa-sisa kejayaan itu pun masih terlihat sampai sekarang.

AKAN BERDIRI MEGAH DAN TERBESAR DI INDONESIA

Sentra emas yang sudah berumur hampir setengah abad ini, sekarang terpusat di dua lokasi: di Gedung Permata Cikini dan area apartemen Menteng Prada. Dalam hitungan jari Info PDN, ada sekitar 40-an to ko perhiasan emas yang menempati area Permata Cikini. Semua toko itu tidak ada yang besar. Rata-rata luasnya hanya 2,5 meter x 3 meter.

Berbeda halnya dengan toko-toko yang berada di Menteng Prada. Ada sekitar 20 toko yang terlihat lebih besar di areal ini. Semua berada di lantai satu dan terlihat lebih

LOGAM MULIA: Konsumen yang datang ke Pasar Cikini lebih banyak membeli emas dalam bentuk ba tangan dibandingkan membeli perhiasan

dimanjakan dengan ber -bagai macam mo del per hiasan yang sa ngat lengkap. Bagi pem buru logam mulia, Sentra Pa-sar Cikini pun me rupakan salah satu tem pat favorit mereka di Jakarta.

Bahkan, di saat pembelian emas ba-tangan sedang marak seperti be lakangan ini, sentra emas Cikini menjadi pilihan ba-nyak warga Jakarta dan se kitarnya. Hampir semua toko emas yang ada dipasar Cikini ini menyediakan logam mulia atau emas ba tangan ini. Kabarnya, sejak harga emas terus mengalami ke naikan selama setahun ini, konsumen yang datang ke Pasar Cikini un tuk membeli emas dalam bentuk ba-tangan lebih banyak dibandingkan mereka yang ingin membeli perhiasan.

Hal itu dibenarkan oleh beberapa pemilik toko emas di Cikini yang ditemui Info PDN. Menurut mereka, sejak setahun terakhir ini kebanyakan masyarakat yang datang ke Pasar Emas Cikini adalah bukan untuk membeli perhiasan emas, tetapi mencari emas dalam bentuk batangan dengan berat di bawah 100 gram.

Melihat peluang tersebut, Toko Emas Ibu Kota, salah satu toko emas terkemuka di Pasar Cikini, menawarkan sistem pembe lian emas batangan yang berbeda dari toko-toko yang lain. Menurut Arie Manurung, generasi ketiga pemilik toko emas Ibu Kota yang berdiri sejak tahun 1970, para pelanggannya bisa membeli logam mulia atau emas batangan dari tokonya secara online dengan sistem transaksi yang cukup menguntungkan konsumen.

Biasanya, jika seseorang ingin membeli 1 gram logam mulia seharga 578 ribu rupiah maka ia harus menyiapkan dana sebesar itu ditambah ongkos pembuatan. Sementara di Toko Emas Ibu Kota, logam mulia ini diperdagangkan secara tabungan. Sistem ini, kata Arie, sangat menguntungkan pembeli. Pasalnya, pembeli tidak terus menerus dibebani ongkos produksi. Ongkos produksi ini sudah ditentukan oleh Antam selaku pemegang hak cetak dan legalitas dari logam mulia yang dibeli.

Tak hanya itu, Arie pun juga memberikan

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201120

t

emas ba-

Page 21: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR

besar dari toko-toko yang ada di Permata Cikini, yaitu sekitar 15 meter persegian. Dari informasi yang kami dapat, toko-toko emas di Menteng Prada baru ada sekitar awal tahun 2000-an lalu. Kebanyakan, mereka adalah para pedagang pindahan dari Pasar

Cikini Am piun yang saat

ini tengah dibangun. Saat me-

ngunjungi kawasan ini pada pertengahan bulan (September 2011) lalu, Info PDN me-mang mendapatkan sebuah bangunan ge-dung setinggi 10 lantai tengah dibangun di area bekas Pasar Cikini Ampiun itu.

Kabarnya, bangunan itu nantinya akan menjadi pusat penjualan emas terbesar di Asia Tenggara. Oleh pengembangnya, pusat penjualan emas baru yang berada di atas lahan 2200 meter persegi ini diberi nama Cikini Gold Center (CGC). Proses pembangunannya sendiri sudah mulai sejak bulan November 2010 lalu. “Ditargetkan akan selesai pada bulan Juni 2012,” papar David Susanto, Arsitek PT. MAGNA TERRA yang mengerjakan proses pembangunan pasar ini kepada Info PDN.

Dalam rangka menambah daya tarik, pasar yang diharapkan dapat menjadi tempat wisata belanja perhiasan emas ini akan dilengkapi dengan ruangan khu sus un tuk memfasilitasi perajin emas lo kal. Mereka akan dijadikan sebagai ciri khas, karena pengunjung dapat melihat sendiri bagaimana para perajin emas itu men-ciptakan hasil karya mereka.

Sedangkan dari segi desain, pasar emas berkelas internasional ini nantinya akan di desain dengan konsep monokoridor, se-hingga semua toko bisa dilihat dari se luruh sudut pandangan mata para pengunjung. Untuk kebersihan dan ke indahan, pe-ngembang juga telah merencanakan tata kelola gedung ini dengan baik.

“Kami telah mendesainnya sedemikian rupa, sehingga system pembuangan limbah pasar tidak meng ganggu pe da gang lain dilantai d i a t a s -nya. De-n g a n

begitu, kesan eksklusif dari pusat perbe-lanjaan yang ingin ditampilkan Cikini Gold Center (CGC) tetap terjaga,” pa par David.

Demikianlah, untuk menyulap Pasar Ampiun Cikini yang belakangan terlihat kumuh, becek dan bau ini, PT Magna Terra (pengembang CGC) terlihat sangat serius. Menurut David, untuk proyek tersebut PT. MAGNA TERRA akan mengeluarkan dana sebesar 120 milyard rupiah. Adapun, system pengelolaan sendiri, kata David, nantinya adalah dengan sistem bagi hasil antara PD Pasar Jaya dan PT. MAGNA TERRA.

Terkait hal itu, Dirut PD Pasar Jaya, Djangga Lubis, dalam beberapa kesempatan wa-wancara dengan media selalu mengatakan bahwa pihaknya berharap rehabilitasi pa sar ini dapat berdampak positif pada lingkungan sekitar. Djangga juga optimis bahwa kehadiran pusat jual beli barang-barang mewah itu bisa menjadi menjadi pilihan masyarakat dari seluruh nusantara dan manca negara. Pasalnya, Pasar Cikini Am pion ini sudah melegenda sebagai tempat belanja barang-barang mewah di Ibu Kota.

Optimisme tersebut sepertinya menda-pat sambutan yang hangat dari sejumlah pedagang emas. Untuk lantai 1 saja, saat ini sudah terpesan semua. Oleh pengem-bang, los ini memang ditawarkan kepada para eks pedagang Pasar Cikini Ampiun dengan harga khusus. “Sambutan dari para pedagang sangat antu-sias. Bahkan seba-gian besar dari mereka sudah mulai men-cicil pemba-

yarannya,” u n g k a p David.(DC/AMF)

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 21

Berita Pasar

Page 22: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Gemerlap gadget lokal di tengah persaingan yang ketat

Jumlah pengguna telepon selular di Indonesia mencapai 180 juta orang atau 80% dari total penduduk Indonesia. Namun, seberapa besarkah produk-produk gadget lokal yang terserap oleh pasar yang sedemikian besar ini?

negeri selalu lebih baik dibandingkan dengan buatan dalam negeri. Ada banyak alasan yang menjadikan persepsi ini seolah sudah mengakar dan mentradisi.

Selain karena merek-merek luar negeri memang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam pasar dan kualitasnya sudah ba-nyak yang teruji, faktor gengsi juga masih menjadi salah satu penguat tumbuhnya persepsi tersebut. “Gengsi dan prestise masih menjadi kekuatan terbesar yang menjadi alasan orang membeli produk dari luar negeri,” papar Radja Erland

Gadget Lokal Kian Percaya

Tahun lalu, The Nielsen Company me rilis hasil survei mereka yang cukup menakjubkan. Yakni, 37 %

kon sumen Indonesia menggunakan ca-dangan uangnya untuk membeli produk teknologi baru, terutama ponsel. Tingginya minat masyarakat terhadap produk-produk gadget yang sangat besar ini merupakan ilustrasi betapa keberadaan gadget seperti telepon genggam dan komputer sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia.

Apalagi, perkembangan teknologi in-formasi dan komunikasi di Indonesia saat ini terasa begitu cepat dengan di-t a n d a i s e m a k i n m e n i n g k a t n y a ak tivitas online ma syarakat. Be-berapa data me -nyebutkan, pen-duduk Indo nesia yang ber ponsel saat ini sudah mencapai 180 juta lebih. Ini adalah sebuah pasar raksasa dan peluang potensial yang cukup menjanjikan bagi para perusahaan teknologi komunikasi.

Namun, kondisi pasar menunjukkan bah wa produk-produk luar negeri justru masih mendominasi arena pertempuran yang sedemikian luas itu. Sementara itu, kebanyakan vendor lokal masih mengambil posisi sebagai perakit atau distributor dari produk-produk merek luar negeri. Perkembangan industri gadget lokal seperti

handset dan kom puter, me-

nyusul potensi pasar nasional yang dinilai sangat besar.

Memang, ada tantangan besar yang dihadapi oleh produk-produk gadget lokal untuk menundukkan pasar dalam negeri. Mayoritas konsumen Indonesia memiliki persepsi bahwa buatan luar negeri lebih baik. Ini dibuktikan oleh survei yang dilakukan oleh Frontier. Menurut survei tersebut, sebagian besar responden menyatakan 90% produk buatan luar

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201122

Page 23: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Dari sisi inovasi produk, ka mi juga mengeluar-kan tipe zyrex anoa, yaitu komputer khusus pelajar dengan fi tur, kualitasdan hargayang baik.

Hamzah, S. Kom kepada Info PDN.

Menurut Dosen perkembangan teknologi komunikasi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta ini, masyarakat kita masih mempentingkan brand yang sudah terke nal, seperti Apple maupun Blackberry sebagai vendor smartphone asing. “Padahal, Nexian atau Zyrex juga memiliki produk smartphone yang tidak kalah jauh kualitasnya,” imbuhnya.

Analisa itu benar adanya. Okky Erryansah misalnya, Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi dari sebuah perguruan tinggi swasta ini mengaku lebih memilih I Phone karena alasan prestise. “Gengsi menjadi naik

Diri Bersaing di Pasar

FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR

dan ngga malu-maluin. Terlebih banyak fi tur yang bagus dan semua fi tur itu udah jadi kebutuhan gue,” tukasnya kepada Info PDN saat ditanya alasannya lebih memilih produk luar.

Okky juga mengatakan bahwa informasi tentang produk luar lebih banyak terekspos ketimbang produk dalam negeri sendiri. “Waktu gue searching buat beli smartphone yang keluar produk luar negeri semua. Gue malah ngga tau kalo Indonesia punya produk smartphone yang sama kaya apple atau android juga,” imbuhnya. Walhasil, ini menjadi faktor kenapa masyarakat Indonesia jadi lebih mengenal produk luar negeri dari pada produk dalam negeri.

Itulah beberapa alasan kuat mengapa produk-produk luar negeri tersebut begitu kuat mengakar di hati dan pikiran konsumen dalam negeri. Axioo, Zyrex maupun nexian, yang selama ini dikenal seba-gai produsen lokal sudah berupaya keras mencoba menembus pasar smartphone dan gadget Indonesia dengan mengusung bendera sebagai “buatan dalam negri”.

Meski belum begitu terasa hasilnya, berbagai terobosan dan inovasi vendor-vendor lokal ini layak dipuji. Paling tidak, berbagai strategi yang mereka lakukan saat ini akan menjadi sebuah investasi yang bakal menemukan momentumnya di kemudian hari.

Apalagi , secara kua litas produk-pro duk dalam ne - geri juga su dah banyak yang mem- buat pro dusen-produsen me rek ter nama dunia ber pik ir ke ras m e n g a t u r stra tegi agar te- tap kebagian “kue” pasar yang sa- ngat manis di negeri ini. Sebagai i n f o r -masi, banyak konsumen g a d -get di In donesia yang be- lum tahu bah wa Indo nesia memiliki pro duk note book pertama di du-nia yang menggunakan teknologi Processor Intel Core i7 generasi kedua.

Produk tersebut merupakan besutan Axioo International yang dilaunching ke pasar dengan nama Axioo Neon HNM. Dengan dukungan teknologi Proces sor Intel Core i7 ge-ne rasi kedua itu, performa kerja notebook ini

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 23

Berita Pasar

Page 24: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

FOT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

pun boleh dibanggakan. Selain yang tidak diragukan lagi kecepatan kerjanya, produk ini juga menyediakan fasilitas penyimpanan sampai 8 GB yang dipasang di dua slot memori SODIMM yang ada.

Luar biasa bukan? Minimal, fakta ini cukup memberikan bukti bahwa produk buatan dalam negeri bisa dipercaya, baik untuk memenuhi kepuasan masyarakat akan kebutuhan komunikasi yang terus berkembang, maupun untuk bersaing dengan produk-produk asing lain yang kian bebas menawarkan diri di pasar kita.

PERAN PEMERINTAH

Memang, mengikis persepsi bukan pekerjaan yang mudah untuk dijalani. Butuh waktu dan sinergi antar pihak terkait untuk menjadikan konsumen di negeri ini seperti konseumen Korea atau Jepang yang sangat “nasionalis” dalam menjatuhkan pilihan produk yang akan dibeli.

Sebagai gambaran, untuk be-berapa produk di kedua negara ini warganya masih lebih me-milih buatan negeri mereka sen-diri kendati mereka tahu buatan Amerika atau Eropa le bih baik. Kondisi semacam ini, tentu saja merupakan “pekerjaan rumah” bersama seluruh elemen bang sa ini. Sebab, kecintaan te r hadap produk-produk lo-kal merupakan suatu modal

yang akan le bih membangkitkan industri elektronik di negeri ini.

Dalam rangka membangun kepercayaan pasar lokal itu, langkah PT. Zyrexindo Mandiri Buana perlu dilirik oleh vendor-vendor lokal lainnya. Pabrikan gadget lokal yang menyebut dirinya sebagai produsen gadget lokal no 1 di Indonesia mencoba menembus pasar pemula, yaitu para pelajar dan mahasiswa. Untuk menjalankan strateginya ini, PT. Zyrexindo Mandiri Buana menawarkan produk

gadget alternative dari berbagai pilihan gadget asing dengan harga murah namun memiliki kualitas dan kapasitas yang tidak kalah dengan gadget asing.

“Kami fokus membidik pasar masa de-pan melalui jalur pendidikan,” ungkap Mar keting PT. Zyrexindo Mandiri Buana, Tirta, kepada Info PDN. Contohnya, saat ini produsen lokal ini berani memberikan diskon khusus untuk pelanggan yang menunjukkan kartu pelajar. “Dari sisi ino-vasi produk, kami juga mengeluarkan tipe zyrex anoa, yaitu komputer khusus pelajar de ngan fi tur, kualitas dan harga yang baik,” imbuhnya.

Sebagai upaya untuk mendongkrak image produk lokal di pasaran ini, pemerintah pun telah mengeluarkan beberapa kebijakan strategis untuk mendorong kemajuan in-dustri elektronik Indonesia dan sekaligus mem berikan kesempatan kepada para produsen lokal untuk membuktikan daya saing mereka. Salah satu kebijakan itu ada-lah Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 49 tahun 2009 (Permenperind No. 49/M-IND/PER/5/2009) yang menindaklanjuti Inpres No. 2 tahun 2009.

Dalam peraturan ini, pemerintah mewajibkan semua instansi di kalangan pe merintahan untuk menggunakan pro duksi dalam negeri yang memiliki Tingkat Kom ponen Dalam Negeri (TKDN) tertentu serta mem berikan preferensi har ga terhadap peru sahaan

peserta lelang yang memiliki sertifi kasi TKDN.

Pencanangan stan darisasi TKDN ini dimaksudkan un tuk mendongk rak peng gunaan industri da-lam negeri karena me-lihat tingginya tingkat kon sumsi masyarakat terhadap barang impor. Antisipasi seperti ini ha-rus di lakukan bukan ha-nya ditingkatan peme-r i n t a h s a j a , n a m u n ju ga masyarakat dan pe ngusaha pun harus sa-ma-sama terlibat dalam me ningkatkan minat pada pro duk dalam negeri.

(Danny/AMF)

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201124

Berita Pasar

Page 25: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Dinamika Distribusi Sayur-mayur

Komoditas yang satu ini memiliki ba nyak kerentanan. Yakni, bersifat mudah rusak, mutunya beragam, dan

pasokannya sering melimpah di saat panen bersama, sehingga harganya menjadi tak mudah dikendalikan. Di sisi lain, sayuran pun membutuhkan kecepatan distribusi agar tetap segar di tangan konsumen.

Singkatnya, agar tetap berdaya jual di pa sar maka sayuran harus tetap segar di tangan konsumen dan harganya pun sta bil. Tuntutan ini tentu tidak hanya me merlukan pengelolaan pasca panen,

FOT

O:

AG

US

BAC

HT

IAR

Sayur mayur merupakan komoditas utama yang dijual di pasar-pasar tradisional. Dinamika perkembangan harganya selalu menjadi perhatian. Memiliki bebera-pa jalur distribusi dan pasokan.

tetapi juga jaringan distribusi yang tepat. Beberapa penelitian membuktikan, bahwa pe-nanganan pascapanen yang tidak baik dan distribusi yang tidak efi sien sering menyebabkan produk mengalami penurunan mutu, busuk, layu, tidak tahan lama disimpan, dan tidak hygienis. Dan hal seperti ini menyumbang tingkat kehilangan hasil dari produk dipanen sampai produk diterima konsumen sampai 50%.

Lantas, bagaimanakah perjalanan distribusi

sayuran di pasar-pasar tradisional Indonesia saat ini? Berdasarkan pengamatan Info PDN di beberapa sentra perdagangan

Sayur, seperti di Pasar Induk Kramat Jati dan lain-

nya, jalur distribusi sayur ke pasar-pasar tradisional sangat

beragam. Hal itu juga dibenarkan oleh Yanward, direktur Dit Sayuran

dan Tanaman Obat-obatan, Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian RI.

“Setiap pasar berbeda-beda. Namun ke-banyakan pasar masih menggunakan jalur yang lama yaitu jalur panjang,” ungkapnya saat diwawancarai oleh Info PDN perte nga -h an September lalu. Menurutnya, Skema

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 25

Distribusi

Page 26: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Dengan dana Rp 203 miliar, sensus

ini akan difokus-kan terhadap

populasi sapi po-tong, sapi perah,

dan kerbau. Maka, program

swasembada sapi ini diharapkan akan menjadi

masa depan cerah pasar sapi

lokal di nege-rinya sendiri.

JALURTATA NIAGAYANG AGAK

PANJANG

PetaniProdusen

PedagangPengumpulKonsumen

Pengecer PedagangBesar

FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR

jalur distribusi sayur yang sering ditemukan adalah dari petani ke pengumpul (pedagang besar /tengkulak) lalu ke pedagang yang lebih besar lagi (semacam tengkulak juga) dan kemudian baru masuk ke pasar induk di tiap daerah.

Pola yang cukup panjang seperti itu bisa kita temukan di Pasar Cibinong, Jawa Barat. Di pasar ini, jalur pemasaran sayur-mayurnya melewati mata rantai yang cukup panjang, yaitu sejak dari petani, bandar, pedagang pasar induk, pedagang pasar Cibinong, pedagang keliling atau warung kelontong, baru sampai kepada konsumen.

Panjangnya jalur pemasaran seperti ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan harga sayur-mayur menjadi relatif tinggi ketika sudah harus dibeli oleh konsumen. Bahkan, jika terjadi keterlambatan pasokan di salah satu mata rantai tersebut, harga dipastikan mengalami lonjakan dikarenakan pedagang di pasar kesulitan menjual sayuran.

Lebih penting lagi, berdasarkan pantauan Info PDN, beragamnya tata niaga sayuran di sejumlah pasar

tradisional saat ini belum banyak berpihak kepada petani. Hal itu bisa dilihat dari

masih rendahnya harga sayuran di tingkat petani dan besarnya biaya distribusi yang harus ditanggung

k o n s u m e n ketika mem-beli.

Yang juga tak boleh dilupakan adalah faktor transportasi. Pengangkutan komoditi dari lahan petani ke pasar merupakan fungsi utama yang perlu diperhatikan dalam distribusi sayuran. Pasalnya, hampir semua sentra produksi sayuran terletak jauh dari daerah pemasaran sehingga memerlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk mempercepat pendistribusiannya. Yakni, agar tidak terjadi keterlambatan pasokan yang sangat rentan menimbulkan gejolak harga.

Betapa pun, keterlambatan distribusi sering menjadi penyebab melonjaknya harga sayuran. Bahkan, boleh dikata, masalahnya bukan pada mata rantainya yang beraneka ragam, tetapi lebih sering karena faktor gangguan alam dan kemacetan jalan.

BILA DISTRIBUSI SAYUR TERHAMBAT

Bicara soal sayuran, Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, tak bisa dilupakan. Sebab, pasar yang mempunyai luas 14,7 hektare dan menampung lebih dari 2.000 pedagang ini

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201126

Page 27: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

merupakan pusat agrobisnis sayur-mayur, buah-buahan, rempah, dan ubi terbesar di Jakarta. Info PDN pada akhir bulan September lalu berkunjung ke pasar ini untuk melihat lebih dekat dinamika pasar sayuran.

Supriatna (47 th), adalah salah seorang penjual sayuran, yang sempat ditemui Info PDN. Menurut informasi darinya, harga berbagai jenis sayur-mayur di Pasar Induk Kramat Jati, pada hari itu sudah mulai mengalami penurunan. “Soalnya pasokannya sudah mulai lancar, Bang. Tidak seperti beberapa pekan lalu yang sempat melonjak karena banyak petani yang masih merayakan lebaran,” katanya menjelaskan.

Dari beberapa pedagang, diperoleh informasi bila penurunan harga yang terjadi cukup beragam, ada yang banyak dan ada yang beberapa rupiah saja. Bahkan, ada

sejumlah komoditas yang harganya tetap stabil. Harga sawi putih misalnya, bila pekan sebelumnya berada di angka Rp 2450,-/kg maka hari itu harganya hanya turun Rp 50,- atau menjadi rp 2400,-. Demikian halnya dengan harga kol: hanya turun Rp 100,-, yaitu dari Rp2.100 pada pekan sebelumnya menjadi Rp2.000 per kilogram.

Sementara komoditas yang mengalami penurunan cukup lumayan adalah wortel dan tomat. “Minggu lalu harganya masih Rp3.500/kg dan sekarang sudah menjadi Rp3.000/kg,” ungkap Supriatna. Adapun yang stabil adalah buncis dan kembang kol. Yakni, Rp 9.000 per kilogram untuk buncis dan Rp7.000 per kilogram untuk kembang kol.

Itulah sekilas gambaran tentang dinamika harga sayuran pada pekan terakhir bulan September di Pasar Induk Kramat Jati yang

selama ini mendapat pasokan sayuran dari sejumlah daerah di Jawa Barat seperti Garut dan Tasikmalaya. Yang pasti, kata Supriatna, selama ini naik turunya harga sayuran selalu disebabkan oleh faktor pasokan. “Kalau lancar pasokannya, harganya pasti stabil. Kadangkala juga turun. Tapi, kalo sampai terlambat pasti harga-harga langsung melonjak,” imbuhnya.

Keadaan seperti itu pula yang terjadi di Banjarmasin pada pekan kedua bulan September lalu. Akibat gelombang laut naik, sejumlah kapal pengangkut sayuran tak berani berlayar. Walhasil, pasokan sayuran ke beberapa pasar tradisional pun tersendat hingga menyebabkan beberapa harga sayuran naik cukup lumayan. Harga bayam misalnya, bila biasanya seikat hanya Rp.2000,- waktu itu naik menjadi Rp 3000. Demikian pula dengan harga Sawi yang melonjak dari Rp5 ribu menjadi Rp8 ribu per ikat besar.

Begitulah, faktor keterlambatan begitu sig-nifi kan mempengaruhi dinamika dis tribusi sayuran. Karenanya, perlu diupayakan sys tem pengelolaan pasokan sayuran agar komoditas ini selalu stabil harganya ketika ada gangguan transportasi atau hambatan distribusi yang seringkali tak bisa diprediksikan. Misalnya, dengan me-ngembangkan sebuah gudang transit atau pusat distribusi regional yang secara khu-sus menangani komoditas sayuran. (AMF)

JALURTATA NIAGA

YANG RELATIVEPENDEK

PetaniProdusen

Pengecer

Konsumen PedagangBesar

RETAIL MODERN: Salah satu saluran distribusi sayuran

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 27

Distribusi

Page 28: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Oleh: Gunaryo (Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan RI)

E-Commerce meru-pakan satu peluang

dan tantangan bagi pertumbuhan

perdagangan dalam negeri kita. Perlu upaya dan kebi-

jakan yang dapat menjadikan peluang

ini menjadi satu potensi besar yang bisa dioptimalkan.

Data pengguna Internet Indonesia dari tahun 2006 sampai 2010 versi IDC, PT Telkom, dan Nokia Siemens Network mengatakan

terjadinya kenaikan yang sangat drastis. Yaitu, dari 20 juta orang pada tahun 2006, 25 juta orang (2007), 31 juta (2008), 40,4 juta (2009), dan 48,7 juta orang pada akhir tahun 2010. Jumlah ini masih diprediksi bakal mengalami pertumbuhan.

Data tersebut diperkuat oleh Taylor Nelson Sofres (TNS), sebuah perusahaan konsultan penelitian dan pemasaran papan atas dunia, yang menyebutkan bahwa pangsa pasar internet di Indonesia sangat menjanjikan seiring dengan tajamnya peningkatan pengguna internet di Indonesia pada tahun 2011 ini, terutama pengguna jejaring sosial “Facebook dan Twitter”.

Di ranah perdagangan, pertumbuhan pengguna internet dan perkembangan teknologinya yang sedemikian rupa telah memunculkan satu model transaksi bisnis dengan teknologi tinggi (high-tech improvement), atau yang lebih akrab disebut dengan E-Commerce (electronic commerce). Banyak kelebihan yang dimiliki model transaksi ini. Salah satunya, model ini menawarkan sebuah efi siensi waktu dan biaya, yakni karena kedua belah pihak tetap bisa bertransaksi langsung tanpa harus bertemu secara fi sik.

Yang menggembirakan, penggunaan tekhnologi internet sebagai media bisnis ini juga sudah cukup dikenal di Indonesia, hanya belum dimanfaatkan secara maksimal, terutama oleh kalangan UMKM. Padahal, bila kita analisa secara mendalam, pene-rapan e-commerce oleh para pelaku UKM di negara ini mempunyai masa depan yang sangat cerah dan berpotensi mempercepat peningkatan daya saing UKM nasional di level regional (ASEAN) maupun global (Internasional).

Fakta menyebutkan, pada tahun 2010 lalu UMKM telah berhasil menyumbang devisa bagi negara sebesar 183,8 triliun rupiah. Ini merupakan signal bila kontribusi UMKM masih bisa dioptimalkan lagi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi internet secara optimal. Dalam catatan penulis, transaksi bisnis via internet ini sudah mulai digunakan

pelaku bisnis Indonesia sejak tahun 1996 lalu, meski sempat down pada saat terjadi krisis moneter pada tahun 1997 lalu. Kemudian, pada awal tahun 2000-an dinamika e-commerce terlihat mulai bergairah kembali .

Dalam hal kebijakan, pemerintah RI pun telah mengeluarkan sejumlah kebijakan sebagai respon terhadap dinamika perkembangan dunia internet ini. Dua tahun lalu, pemerintah telah mengesahkan Undang-undang No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Bahkan, sebelum itu beberapa kegiatan yang berhubungan dengan e- commerce juga sudah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan seperti Undang- undang nomor 12 tahun 2002 tentang Hak Cipta, Undang-undang nomor 14 tahun 001 tentang Paten, Undang-undang nomor 15 tahun 2001 tentang Merek, Undang- undang Telekomunikasi nomor 36 tahun 1999, Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dan lain-lain.

Pengesahan undang-undang No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) tersebut memiliki implikasi positif yang sangat penting bagi pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Sebab, secara umum, UU tersebut telah memuat pengakuan transaksi elektronik dan dokumen elektronik dalam kerangka hukum perikatan dan hukum pembuktian, sehingga kepastian hukum transaksi elektronik dapat terjamin. Artinya, secara legal pemerintah telah memberikan jaminan kekuatan hukum bagi kegiatan e-commerce di Indonesia.

Namun, rupanya dalam perkembangan berikutnya masih ada beberapa celah hukum yang membuat para pelaku UMKM masih gamang memanfaatkan kemajuan IT ini, yakni dengan alasan masih khawatir terhadap perlindungan hukum yang ada, terutama dari sisi teknis ekonomi dan legalitas perdagangannya.

Dalam kerangka itulah, Kementerian Perdagangan mendapat satu amanat untuk melengkapi pengaturan transaksi elektronik yang termaktub UU ITE dengan suatu kesatuan Peraturan Pemerintah yang bisa

Peluang E-Commerce Sebagai

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201128

Kolom Anda

Page 29: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

memberikan jaminan perlindungan dan keamanan penerapan e-commerce, terutama dari sisi ekonomi dan perdagangan. Sebab, hal mendasar yang dibutuhkan untuk mensupport perkembangan e-commerce di Indonesia saat ini adalah ketersediaan perangkat keamanan sistem transaksi elektronik, khususnya perlindungan bagi konsumen dan produsen dari praktik perdagangan yang tidak wajar dan penyalahgunaan media elektronik untuk tindakan kriminal.

Mengacu pada amanat tersebut, saat ini Kemendag tengah menyusun rancangan peraturan pemerintah (RPP) perdagangan yang mengatur ketentuan mengenai electronic commerce tersebut. Yakni, dalam kerangka memberikan perlindungan dan jaminan legalitas bisnis bagi semua pihak yang terkait dalam proses transaksasi perdagangan yang terjadi pada proses e-commerce ini. Maka dari itu, satu hal yang akan menjadi titik tekan pada rancangan undang-undang perdagangan ini adalah pada aspek substansi perdagangannya, yaitu bagaimana melindungi keamanan pengguna jasa [e-commerce] dari badan hukum yang berorganisasi.

Upaya merancang peraturan pemerintah terkait e-commerce dari perdagangan dan ekonomi ini merupakan langkah penting sebagai upaya respon cepat dan dengan langkah yang tepat untuk mengantisipasi pertumbuhan teknologi internet yang juga kian cepat. Sebab, dari kajian yang ada, kemajuan IT merupakan satu kenyataan zaman yang harus bisa dimaksimalkan sebagai salah satu gerbang penguatan perekonomian dan perdagangan dalam negeri.

Ada beberapa nilai strategis dari langkah ini, yakni; 1) Mensupport dan menyambut penerapan NSW pada tahun 2012, integrasi pasar modal (2013), integrasi perdagangan (2015), dan integrasi pasar perbankan (2020). 2) Peraturan ini nantinya bisa diharapkan sebagai dorongan bagi pertumbuhan dan keberlangsungan e-commerce di Indonesia. 3) Peraturan ini ini akan berdampak positif bagi pemberdayaan potensi ekonomi dan perdagangan kita yang masih sangat besar dan belum tersentuh oleh e-commerce, terutama dari sektor UKM.

Tentang pentingnya perangkat hukum dalam kerangka mening-katkan daya saing dan kontribusi UMKM bagi ekonomi nasional, pengalaman negara-negara berkembang lain di Asia, semisal Korea Selatan bisa menjadi contoh. Korea (Selatan) boleh dikatakan telah mengatur e-commerce mereka dengan komprehensif. Ada 23 regulasi terkait e-commerce yang sudah diterapkan di negera tersebut, diantaranya perlindungan konsumen pada transaksi elektronik; transaksi fi nansial secara elektronik; promosi industri game, industri musik, industri perangkat lunak (software); pengembangan industri e-learning; perlindungan privasi lokasi; tandatangan digital; dan e-government.

Penguat Pasar Dalam Negeri

Dan yang paling perlu dicermati sebagai bahan landasan bertindak, pemerintah korsel memiliki sebuah kebijakan Pemerintah terkait Electronic Commerce Reources Centre (ECRC) yang memiliki tujuan untuk mendukung UKM demi meningkatkan volume perdagangan.

Hal seperti itu pula yang akan diupayakan pemerintah. Sebab, dari perjalanan pertumbuhan UMKM di negeri ini, menurut hemat penulis, pemberdayaan internet sebagai media perdagangan bisa menjadi salah satu faktor penguatan pasar dalam negeri, khususnya untuk kemajuan UKM dalam negeri yang umumnya berbasis pada industri kreatif.

Beberapa potensi berikut akan menggambarkan betapa Indonesia akan mampu menjadi negara yang mapan dan memiliki kemandirian ekonomi dengan berbasis pada pemberdayaan dan pengoptimalan E-commerce untuk penguatan perdagangan dalam negeri. Pertama, 230 juta penduduk Indonesia yang tersebar di berbagai daerah merupakan pasar potensial yang harus diberdayakan secara maksimal untuk menyerap produk-produk dalam negeri. Yakni, melalui berbagai aktifi tas promosi dan penyebaran informasi melalui jejaring internet yang penggunanya terus mengalami pertumbuhan.

Kedua, kekayaan sumber daya alam Indonesia memiliki sejuta peluang untuk diolah secara lebih kreatif oleh para pelaku UKM di daerah tersebut menjadi produk-produk bernilai jual tinggi yang bisa dipromosikan ke berbagai daerah melalui jaringan internet dan tekhnologi E-commerce.

Ketiga, Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau. Fakta geografi s ini menunjukkan bahwa internet merupakan sarana yang bisa dioptimalkan untuk meningkatkan kegiatan transaksi dan perdagangan antara pulau-pulau tersebut. Keempat, keaneka ragaman adat istiadat dan budaya yang dimiliki negeri ini merupakan modal besar untuk lebih banyak melakukan inovasi produk yang bisa ditukar informasikan melalui tekhnologi internet, terutama oleh para pelaku UKM kerajinan di berbagai daerah di Indonesia.

Singkat kata, potensi dan prospek E-Commerce untuk memperkuat perdagangan dalam negeri suatu keniscayaan untuk menjadi landasan pijak. Artinya, e-commerce adalah sebuah model transaksi mutakhir yang mau tak mau harus dikembangkan sebagai bagian dari tuntutan perkembangan zaman. Keseriusan pemerintah dalam memikirkan pranata hukum yang diharapkan pelaku bisnis merupakan wujud keaktifan pemerintah dalam merespon dan mengantisipasi segala bentuk perkembangan zaman, termasuk dalam soal perdagangan, khususnya dalam rangka meningkatkan daya saing. [ ]

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 29

Page 30: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Membebaskan masyarakat Indonesia dari minyak cu rah pada tahun 2014 nanti meru-pakan komitmen Ke men terian Perdagangan RI. Pada tahun 2012 sejum lah kebi jakan baru akan dikeluar kan untuk mendukung program ini.

Kesadaran masyarakat untuk me-ninggalkan minyak curah dan me ng gunakan minyak kemasan

mu lai tumbuh. Program Minyakita yang di-luncurkan sejak tahun 2009 lalu sepertinya sudah mendapatkan respon yang baik dari masyarakat. “Permintaan minyak goreng kemasan sederhana di berbagai daerah kian bertambah,” kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Gunaryo di sela-sela acara Pasar Murah menjelang Lebaran, bulan Agustus lalu.

Melihat hal itu, beberapa kebijakan tengah direncanakan Kemendag agar program ini tetap berjalan dan berkesinambungan, sehingga mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Salah satu kebijakan yang akan dilakukan adalah dengan mengoptimalkan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak kemasan sederhana “Minyakita”.

Beberapa alasan menjadi latar belakang rencana tersebut. Di antaranya, masih ren -dahnya penyerapan Minyakita ter hadap Pajak Pertambahan Nilai Di tang gung Pemerintah (PPN DTP) yang di alo kasikan untuk para produsen. Sebagai cata tan, subsidi tersebut telah diberikan pemeri ntah sejak tahun 2008. Kemudian, inten sif tersebut

dilanjutkan kembali pada tahun 2011 ini sejak bulan Februari lalu me lalui Peraturan Menteri Keuangan No: 6/PMK.011/2011.

Peraturan tersebut dikeluarkan dalam rang-ka mancapai tujuan ketahanan pangan, de ngan perbaikan kualitas bahan pangan masyarakat dengan harga yang terjangkau. Masa berlaku peraturan ini adalah sejak

tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011. Bahkan, fasilitas ini ren cananya akan terus diberikan sampai tahun 2014.

Penghapusan PPNDTP merupakan salah satu intensif dari pemerintah kepada para produsen minyak goreng agar terus meningkatkan partisipasinya pada program

Minyakita :

Subsidinya Dioptimalkan,Volume Produksinya Ditingkatkan

FOT

O-F

OT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

Sosialisasi dan promosi Minyakita terus dilakukan

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201130

Info Sembako

Page 31: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

“Melalui pro-gram ini, pada tahun 2014 nanti minyak goreng kemasan ditar-getkan sudah dapat meng-gantikan minyak goreng curah di pasar, atau minimal pangsa pasarnya sudah mencapai 80% dari peredaran minyak goreng curah saat ini”

pengalihan konsumsi masyarakat dari minyak goreng curah ke minyak kemasan, yaitu dengan memproduksi minyak goreng kemasan sederhana merk Pemerintah (Minyakita). Dengan intensif tersebut, produsen juga diharapkan dapat segera melakukan penjualan di pasar-pasar dan berbagai tempat penjualan lainnya.

“Penghapusan PPNDTP untuk produk Minyakita meru-pakan wujud nyata komitmen pemerintah terhadap masyarakat dalam menyediakan minyak goreng yang harganya terjangkau, higienis dan mudah diperoleh dengan adanya berbagai kemasan sesuai kebutuhan,” jelas Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu.

Namun, dalam PMK tersebut juga diputuskan bahwa subsidi PPN DTP itu juga diberikan kepada produsen minyak goreng curah. Menurut Gunaryo, pemberian subsidi kepada para produsen minyak curah itu juga menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya penye-rapan Minyakita. Pasalnya, dibukanya subsidi PPN DTP atas minyak goreng curah tersebut membuat produsen lebih bergairah memproduksi minyak goreng curah dibandingkan minyak goreng kemasan. “Baru 2% dari total PPN DTP yang terserap oleh Minyakita,” ungkap Dirjen PDN Gunaryo.

Maka dari itu, untuk mempercepat proses perbaikan kualitas pangan nasional melalui program Minyakita, pemerintah berencana akan menghapus subsidi berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) atas minyak goreng curah pada 2012 nanti dan subsidi tersebut akan difokuskan sepenuhnya untuk minyak goreng kemasan pemerintah yakni Minyakita.

“Dalam rangka menggenjot volume produksi minyak goreng kemasan, subsidi akan dialihkan untuk Minyakita seluruhnya,” ujar Gunaryo. Rencana tersebut mendapat sambutan positif dari kalangan produsen minyak goreng. Mereka yakin, pemberian subdisi PPN DTP terhadap produsen minyak goreng kemasan akan mendorong penyerapan Minyakita. “Rencana itu akan mendorong produsen Minyakita. Selama ini, minyak goreng curah juga masih terima subsidi sehingga sektor itu lebih bergairah,” tutur Ketua Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) Adi Wisoko Kasman.

JALAN PANJANG MINYAKITA

Peraturan Menteri Perdagangan No.02/M- DAG/PER-1/2009 merupakan tonggak bersejarah lahirnya prog ram Minyakita, sebuah program yang diluncurkan Kementerian Perda gangan dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas pangan rakyat Indo nesia. Minyakita merupakan minyak go reng sawit kemasan sederhana merek pemerintah yang dapat digunakan oleh pro dusen minyak goreng secara sukarela.

Berdasarkan ca ta -tan Kemendag, sudah ada 24 produsen mi-nyak goreng yang te lah berkomitmen

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 31

Page 32: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

untuk berpartisipasi dalam mensukseskan program ini. Total total ka pa sitas produksi dari ke 24 produsen ini di perkirakan mampu mencapai 73.000 ton per tahun.

Sementara itu, kebutuhan konsumsi mi-n yak goreng di Indonesia berdasarkan laporan Gabungan Industri Minyak Nabati In do nesia (GIMNI), mencapai 3,2 juta ton dengan perincian; 12 % adalah minyak go-reng kemasan, 25 % minyak goreng bulky yang dikemas dalam drum atau plastik, dan 63% minyak goreng curah. Dari segi produksi pun, proporsi minyak goreng curah yang diproduksi dan diedarkan di Indonesia adalah sekitar 70-75% dari total produksi minyak goreng yang ada.

Berangkat dari data ini, Kemendag menar-get Indonesia akan bebas dari minyak cu rah pada tahun 2014 nanti. “Melalui program ini, pada tahun 2014 nanti minyak goreng kemasan ditargetkan sudah dapat menggantikan minyak goreng curah di

pasar, atau minimal pangsa pasarnya sudah mencapai 80% dari peredaran minyak goreng curah saat ini,” ujar Retno Rukmawati, Direktur bahan Pokok dan Barang Strategis Dirjen Perdagangan Dalam Negeri.

Untuk mewujudkan target tersebut, Ke-mendag terus melakukan upaya sosialisasi, baik secara langsung maupun tidak lang-sung. Apalagi, tahun ini pemerintah juga mengharapkan 20% dari masyarakat peng guna minyak curah sudah beralih ke minyak kemasan. Memang, sebagaimana diakui oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Gunaryo, saat ini banyak masyarakat belum mengenal Minyakita. “Seolah-olah Min yakita itu minyak murahan. Padahal, meski murah sebenarnya minyak itu ber-kualitas. Kualitasnya sama dengan minyak goreng premium, hanya dengan kemasan sederhana,” tuturnya.

Bahkan, Mendag pun berulangkali me-negaskan, bahwa Minyakita, walaupun

harganya lebih murah daripada minyak kemasan bermerek lainnya, tidak berarti kualitasnya lebih rendah (secondary quality), karena Minyakita sudah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Adapun tujuan dari program Minyakita, dalam berbagai kesempatan, Gunaryo mengingatkan bahwa target dari program Minyakita adalah mendorong masyarakat agar terbiasa mengkonsumsi minyak ber kualitas, higienis, dan sehat. “Minyak curah, kan, enggak dijamin kebersihan dan higienitasnya,” imbuhnya.

Pada sisi lain, memasyarakatnya minyak kemasan ini pun diyakini Kemendag sebagai bagian dari faktor yang akan berpengaruh pada stabilitas harga minyak goreng di pasaran. Hal itu diungkapkan oleh Gunaryo dalam berbagai kesempatan wawancara dengan para wartawan. Menurutnya, kalau masyarakat terbiasa menggunakan minyak goreng kemasan, maka hal itu akan membantu di dalam stabilisasi harga. “Harga minyak goreng, khususnya curah itu gampang terkerek kalau ada fl uktuasi harga di dunia. Tapi, harga minyak dalam kemasan relatif stabil,” tandasnya.

Itulah beberapa alasan mengapa Ditjen PDN sangat mengharapkan program Minyakita ini bisa sukses. Dan pada tahun 2011 ini, menurut rencana akan dilakukan serangkaian acara sosialisasi Tahap Pertama di 8 kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makasar dan Medan.

Beberapa tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan sosialisasi ini adalah: 1) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang arti penting dan kelebihan minyak kemasan di banding minyak curah dari segi mutu dan kesehatan. 2) Membangun kesadaran masyarakat untuk segera beralih dari mengkonsumsi minyak curah ke minyak kemasan. 3) Mengurangi konsumsi masyarakat terhadap minyak curah secara bertahap tanpa menimbulkan gejolak sosial yang negative. 4) Mendorong para produsen minyak goreng untuk men du-kung kebijakan pemerintah dalam rangka pengalihan konsumsi dari minyak curah ke minyak kemasan dengan mengeluarkan produk minyak kemasan sederhana secara berkelanjutan. (AMF)

FOT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

MINYAKITA: Siap didistribusikan ke pasar

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201132

Info Sembako

Page 33: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Dengan bermodal kemauan, Bong Chandra berhasil menya bet gelar pengusaha termuda dan tersukses Indonesia. Usaha event organizer yang dilakoninya dengan gigih pun membuatnya bisa merambah ke bisnis properti yang bernilai milyaran rupiah.

Memulai bisnis tanpa mengeluarkan uang. Kalimat inilah yang selalu terlontar dari mulut Bong Chandra

(23 th), motivator termuda se-Asia dari In do-nesia. Kalimat itu pula yang selama ini men jadi magnet dan berhasil mengundang ribuan orang untuk datang menghadiri se minar-seminar motivasi yang diadakannya. “Sam pai saat ini, saya sudah berbicara di de pan 35 ribu peserta,” ungkapnya berbagi cerita.

Semua itu, tentunya tidak terjadi begitu saja. Ia benar-benar merangkak dari nol. Kegemarannya membaca buku-buku motivator kelas dunia telah membawanya terjun ke dunia bisnis seminar motivasi.

Alkisah, dengan berbekal wawasan yang diperolehnya dari buku-buku tersebut ia mencoba berbagai nasihat kepada sesama temannya yang tengah patah semangat. Tak dinyana, hampir semua teman yang mendengar nasihatnya pun tergugah se-mangatnya.

Hal itu Bong Chandra yang selalu ber-penampilan energik kian yakin dengan bakatnya memotivasi orang lain. Maka, pada bulan Mei 2008, ia bersama lima rekannya menyatukan tekad untuk mem-bangun sebuah bisnis event organizer spesialis seminar motivasi. Tahap demi tahap pun mereka lalui dengan percaya diri.

Pasar pertama mereka adalah orang-orang terdekat mereka, yaitu sesama rekannya satu jamaat di gereja. Setelah itu, dari mulut ke mulut kepiawaian Bong Chandra mulai tersiar ke mana-mana. Dan tak lama kemudian, ia dipercaya oleh sejumlah perusahaan untuk memotivasi karyawan pemasaran mereka.

Kepada Info PDN, Bong mengaku bahwa selama dua tahun pertama ia hanya me-mungut biaya operasional saja. “Karena, tujuan awal saya dari bisnis ini memang bukan untuk semata-mata mencari keun-tungan. Bagi saya, punya banyak koneksi dan pertemanan yang baik adalah kunci untuk menjadi orang sukses,” imbuhnya.

Untuk itu, melayani dan memberi yang terbaik pun menjadi semangatnya waktu itu. Berbagai inovasi dan pengembangan usaha terus ia lakukan. Bahkan, hingga

Event Organizer:

Cocok Untuk Kaum Muda

FOT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 33

Potensi UMKM

Page 34: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

pasar anak muda. Untuk memperkuat branding usahanya, ia pun melakukan kerjasama dengan berbagai stasiun radio dan televisi untuk menggelar berbagai acara talkshow motifasi.

Tak hanya itu, ia juga menulis beberapa buku motivasi. Kabarnya, bukunya yang berjudul Unlimited Wealth sudah terjual lebih dari 10 ribu kopi. Maka, tak mengherankan bila seminarnya tak pernah sepi. Rata-rata pesertanya berasal dari para pembaca bukunya dan juga para pendengar radio. Pangsa pasar Bong Chandra pun boleh dibilang sudah cukup mapan. Ia telah memiliki pelanggan tetap untuk EO motivatornya. Meraka berasal dari pelbagai kalangan: baik karyawan perusahaan swasta, pegawai instansi pemerintahan, pengusaha, perusahaan MLM, asuransi, hingga sekolah-sekolah dan Universitas.

Dalam setahun, ia mengadakan seminar rutin 3 bulan sekali. Peserta cukup membayar 300 ribuan rupiah untuk mengikuti seminarnya itu. Dan hasilnya pun tak mengecewakan. “Setiap kali seminar, pesertanya bisa mencapai ±1.000 orang,” imbuhnya. Dari kegiatan ini, Bong Chandra bisa mengantongi omset sebesar Rp. 300.000.000 per event. Bahkan, pada tahun 2009-2010, jumlah pe-sertanya pernah mencapai 2000 orang per event.

Ragam JenisEvent Organizer

Antusiasme peserta seminar

kini Bong masih terus berinovasi dalam rangka menghadapi persaingan yang kian ketat. Dengan mengambil spesialisasi EO penyedia jasa motivasi, ia menawarkan sebuah bentuk seminar motivasi yang harganya mudah terjangkau oleh banyak kalangan.

“Kami meniadakan konsumsi dalam event dan membuat sistem membership,” katanya menjelaskan kiatnya membuat harga seminar agar lebih terjangkau. Adapun untuk memberi nilai lebih pada seminar yang digelarnya, Bong Chandra dan team memberikan beberapa sentuhan kreatif pada setiap event. Untuk membuat para peserta tidak bosan dan ketagihan misalnya, EO Bong menawarkan suasana yang berbeda. Seminarnya selalu dilengkapi dengan pelbagai variasi entertain-ment, seperti DJ, dancer,full lighting. “Itulah beberapa inovasi yang kami lakukan agar suasana membuat peserta tetap semangat

dari pagi sampai sore,” katanya.

Bong juga memiliki berbagai terobosan baru agar usahanya tetap eksis dalam

persaingan bisnis EO motivasi. Di antaranya, ia kerap mengadakan pelatihan khusus untuk anak remaja dalam rangka membidik

One Stop Service Agency: EO. besar yang mampu meny e-lenggarakan berbagai jenis acara hingga skala internasional sekalipun.

MICE : Kependekan dari Mee-ting, Incentive, Convention, Exhibition). E.O. yang khusus bergerak di bidang penyeleng-garaan acara berbentuk pertemuan.

Brand Activation ; adalah EO yang secara spesifi k membantu client-nya untuk mempromosi-kan dalam rangka peningkatan penjualan, peningkatan pengenalan merk di kalangan konsumen, dengan berinteraksi langsung ke target marketnya.

Musik dan Hiburan: EO yang memiliki spesialisasi di bidang hiburan terutama musik.

Penyelenggara Pernikahan: EO. yang meng khususkan diri membantu klien mengadakan pesta pernikahan.

Penyelenggara Ulang Tahun: EO. yang ahli membuat pesta ulang tahun termasuk untuk anak-anak.

Penyelenggara Pribadi: EO khusus yang bergerak untuk pe nyelenggaraan pesta pribadi ter utama bagi orang kaya.

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201134

Ekonomi Kreatif

Page 35: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Singkat cerita, kerja keras Bong Chandra menggeluti usaha event organizer pun kini terlihat hasilnya. Saat ini, ia telah memiliki kantor sendiri di Plaza de Lumina Blok A-22, Cengkareng. Karyawannya pun sudah bertambah menjadi delapan orang karyawan tetap.

Kabar menariknya, selain Event Organizer, kini Bong pun telah merambah dunia property dan bisnis pencucian mobil. Konon, nilai proyek propertinya itu sampai ratusan milyar. Semua ini bisa diraih oleh Bong Chandra berkat kekuatan jaringan yang diperolehnya selama menekuni dunia EO motivasi selama tiga tahun ini.

MASA DEPAN BISNIS EO

Bisnis seminar motivasi yang dibidik Bong Chandra dan teamnya adalah hanya salah satu dari sekian banyak jasa yang bisa dikerjakan oleh Event Organizer. Sebab, sebagaimana dimaklumi, EO adalah sebuah usaha jasa profeisonal penyelenggaraan acara. Ini, menandakan bahwa lahan yang bisa digarap oleh usaha ini masih sangat terbuka luas, yakni sesuai dengan acara atau kegiatan yang diinginkan pelanggan.

Fakta itu dibenarkan oleh Ary Syahrial, admin dan kreatif Langkah Production, se buah industry Event Organizer yang ter-gabung dalam eventorganizerjakarta.com. “Peluang bisnis di dunia EO ini masih sangat menjanjikan,” ujarnya kepada Info PDN. Pasalnya, pada saat ini banyak perusahaan atau individu yang memiliki keterbatasan sumberdaya manusia atau waktu dalam mengerjakan kegiatan atau acara yang mereka inginkan.

Walhasil, jasa sebuah penyelenggara acara pun menjadi pilihan. Selain itu, alasan agar acara berjalan lebih bagus dan profesional juga sering mengemuka dari pelanggan jasa EO. “Saya kira prospek bisnis ini masih sa ngat cerah untuk kedepannya, karena ba-nyak orang yang ngga mau repot dan bu tuh tenaga professional,” imbuh Ary optimis.

Optimisme senada juga dilontarkan oleh Bong Chandra. Menurutnya, peluang usaha di bidang event organizer saat ini masih prospektif. Apalagi EO penyelenggara seminar motivasi. “Peluang dan potensinya masih terbuka bebas,” tutur motivator muda yang berwajah tampan ini. Mengapa demikian? Pasalnya, tak lain karena bidang

pendidikan dan motivasi masih akan terus dibutuhkan hingga kapanpun.

Bahkan, meski saat ini terus bermunculan Event Organizer- Event Organizer baru, bisnis ini diyakini para pelakunya tak akan pernah sepi. Ada banyak hal yang mendu-kung keyakinan itu. Di antaranya, yang paling logis adalah segala macam ajang promosi, event music, pernikahan, dan acara-acara seremonial lainnya akan terus berlangsung selama dunia ini masih ada.

Intinya, kunci sukses dalam menjalankan bisnis ini adalah kekuatan jaringan dan kejelian dalam menangkap peluang se-segera mungkin. Peluang akan selalu terbuka bagi mereka yang jeli melihatnya. Tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang baru saja atau akan memutuskan untuk memulai usaha dalam bisnis ini.

Namun, meski masih tersedia banyak pe luang dalam bisnis ini, kreatifi tas dan inovasi tetap menjadi karakter yang harus terus dikedepankan oleh para EO. Sebab, kreatifitas adalah bahan utama yang me mang men jadi jualan sebuah Event Organizer. (Danny/AMF)

FOT

O-F

OT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 35

Potensi UMKM

Page 36: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Burung merpati, atau si cerdas yang juga disebut burung dara ini tidak hanya menawarkan ke-senangan untuk dipiara sebagai hobi, tetapi juga bisa memberi-kan nilai ekonomi tinggi bila kita bisa mengeskplorasi po-tensi yang ia miliki.

Pati, Jawa Tengah ini termasuk orang yang sering ikut dalam lomba-lomba untuk jenis burung dara tinggian. “Dulu saya sering ikut lomba. Tapi, sekarang ini saya lebih banyak menernakkan burung dara untuk tinggian ini,” papar ayah tiga orang anak ini kepada Info PDN.

Menurut Kristianto, untuk menjadi dara balapan tinggian atau sering disebut juga dengan istilah “Kolongan”, seekor merpati harus benar yang berkualitas terbaik dan tidak semua burung dara bisa dijadikan burung dara tinggian. “Perlu kejelian dan ketelitian untuk mendapatkan bibit dara seperti ini,” imbuhnya.

Yang pasti, kata dia, burung dara tersebut harus benar-benar dari bibit yang unggul.

Ragam Peluang Bisnis

Jauh sebelum Samuel Finley Breese Morse atau Samuel Morse, ilmuwan Amerika menemukan Telegraf sebagai

alat komunikasi, burung merpati sudah lebih dahulu mengabdi kepada manusia sebagai “tukang pembawa berita” tercepat dan teraman di zamannya. Paling tidak, Merpati Nabi Sulaiman adalah sebagai bukti bahwa si burung dara yang bernama ilmiah Columba livia ini sudah biasa mem-b elah angkasa menuju suatu tempat yang nun jauh dalam waktu yang singkat.

Banyak orang menyebut Merpati sebagai Si Cerdas. Kemampuannya dalam mengingat sarangnya merupakan misteri yang masih terus dikaji oleh para peneliti. Bahkan, sam pai sekarang belum ada yang bisa menterjemahkan bagaimana Merpati mampu kembali kesarangnya meski sudah terbang ribuan mil jauhnya. Karena, kabarnya si Smart Pigeon ini mampu terbang sejauh 1689 mil atau sekitar 2.719 kilometer dan tak lupa kembali ke sarangnya.

Di Indonesia, burung Merpati termasuk salah satu jenis bu-rung yang masih banyak dipeli-hara dan dikembangkan, baik untuk hiburan maupun untuk kebutuhan konsumsi. Orang kita sering menye butnya dengan sebutan burung dara. Di beberapa da erah, bahkan burung ini seperti hewan piaraan bebas yang ada di rumah setiap penduduknya.

Bahkan, ada pula sejumlah komunitas pecinta bu rung dara ini dengan ang-gota yang terbilang cukup banyak. Salah

satu komunitas itu adalah komunitas penggemar burung dara tinggian (sebutan untuk burung dara yang

dilombakan kemampuan terbangnya dari sisi ketinggian). Anggota komunitas ini berasal dari seluruh penjuru tanah air. Mereka sering bertemu dan berkumpul

untuk berbagi cerita dan ilmu tentang cara memelihara serta merawat si

burung dara ini.

Kristianto adalah salah seorang anggota ko-

munitas tersebut. Penggemar burung dara “tinggian” asal

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201136

Budidaya

Page 37: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Dan biasanya, bibit unggul itu didapatkan dari keturunan burung dara yang memang pernah menang atau menjuarai suatu balapan. Meski begitu, Kristianto juga menjelaskan bahwa tidak semua keturunan burung yang pernah menang bisa menjadi bibit yang baik. “Meskipun sudah diambil dari gen terpilih belum tentu anakan yang dihasilkan akan menjadi seperti induknya,” ujarnya. Artinya, faktor yang menentukan setelah itu adalah segi perawatan dan pembinaannya. “Tantangan selanjutnya adalah ketika anakan ini sudah berusia 4 bulan,” katanya. Bila pada umur ini bibit ini dirawat dan dilatih dengan baik, kemungkinan besar burung dara ini baru bisa diandalkan untuk menjadi burung balapan tinggian terbaik.

Untuk menjadi peternak burung tinggian sebenarnya mudah. “Kita hanya perlu menyiapkan induk pilihan, dan makanannya pun juga tidak susah,” terang Kristianto. Makanan utamanya adalah Jagung, kacang

hijau, beras merah dan obat-obatan serta vitamin khusus untuk burung.

Soal harga, burung dara yang sudah siap diperlombakan biasanya dijual dengan harga 750 ribu rupiah sampai 2,5 juta rupiah. Bagi seorang Kristianto dalam sebulan bisa meraih untung 2 juta rupiah bersih. Tapi kadang kala, Kristianto juga mengalami kesulitan menemukan bibit unggul, sehingga tak jarang pula ia tidak memproduksi. “Kalau lagi tidak ada yang dibibit, saya pun ngga jual apa-apa!,” imbuhnya.

BURUNG DARA KONSUMSI

Lain Kristianto lain pula Agus Siswadi. Lelaki separoh baya dari Kuncen, Ungaran Semarang ini memilih menjadi supplier burung dara potong. Ia mengaku sudah 6 tahun menggeluti usahanya ini. Bahkan, kata dia, dirinya merupakan generasi ke-3 dari keluarganya

Dari Si Merpati

Dulu saya sering ikut lomba. Tapi, sekarang ini saya lebih banyak menernakkan bu-rung dara untuk tinggian ini.

FOT

O-F

OT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 37

Potensi UMKM

Page 38: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Kadang ada kadang tidak.

Apalagi jenis Hummer King

yang banyak dicari pelanggan.

Jadi kalau tidak ada Hummer

King, kita jual yang burung

dara biasa. Kalau tidak ada juga,

ya kami ngga jual masakan burung dara.

yang memang sejak dulu sudah menjadi supplier burung dara potong.

Agus mendapatkan burung dara dari para petani yang tinggal disekitar tempat tinggalnya. Tidak ada peternak khusus burung dara potong, Meski demikian, Agus mengatakan dirinya tak pernah kesulitan mendapatkan pasokan. Pasalnya, para petani di daerahnya banyak yang memelihara burung ini sebagai hewan piaraan rumahan seperti ayam dan bebek.

“Mereka sudah mengenal saya sebagai suplier burung dara ke warung-warung makan di Semarang dan sekitarnya,” imbuhnya. Maka dari itu, jika ada burung dara umur 40 hari para petani tersebut sudah pasti mendatangi Agus untuk menjual burung daranya. “Saya biasanya dapat sms dari para petani dan peternak rumahan. Tak sedikit dari mereka yang langsung datang ke rumah saya,” katanya.

Agus pun mengaku bila permintaan suplai burung dara ke dirinya juga datang dari luar kota dan luar daerah. Saat ini, Agus sudah bisa merambah pasar burung darang konsumsi di Pulau Kalimantan. Menurutnya, seminggu sekali ia mengirim burung dara potongnya melalui pengiriman Kapal.

Adapun kebutuhan lokal, yaitu kota Semarang dan sekitarnya, Agus menyebutkan bahwa dirinya bisa menyuplai sampai 200 potong perhari denga harga jual 20 ribu rupiah perpotong. “Saya dari dulu cuman jadi supplier burung dara saja, sudah lebih dari cukup hasil yang saya dapat,” ujar Agus ketika ditanya apakah tidak ingin mengganti usaha yang lain.

MUDAH DIBUDIDAYAKAN

Burung dara termasuk jenis burung yang sebenarnya mudah dibudidayakan. Selain tidak membutuhkan la han yang luas, sifat burung dara adalah jenis burung yang bersosialisasi, sehingga kandang yang diperlukan

pun tidak harus lebar. Bahkan, untuk pemeliharaannya pun tidak terlalu rumit dan tidak perlu tenaga khusus tapi.“Yang dibutuhkan adalah hanya tenaga yang terampil yang telaten,” papar Agus.

Secara biologi, kematangan seksual burung ini terjadi pada umur 5 sampai 6 bulan dan ia bisa berkembang biak sepanjang tahun. Siklus kembang biaknya juga pendek. Setiap 35 hari, burung dara ini bisa bertelur. Artinya, dalam setahun satu pasangan merpati bisa bertelur sampai 10 kali dimana setiap kali bertelur rata-rata adalah dua butir. Artinya, potensi ekonomi yang ditawarkan oleh burung dara ini pun cukup menjanjikan. Apalagi, serapan pasar komoditinya juga banyak.

Namun sayang, hingga saat ini belum ada kabar yang memberitakan adanya orang yang benar-benar serius mengembangkannya sebagai sebuah budidaya. Walhasil, beberapa restoran China Food yang disambangi Info PDN mengaku mereka kesusahan mendapatkan burung dara potong, terutama burung dara jenis Hummer King.

Achuan misalnya, pemilik China food dikawasan Blok M Jakarta mengaku susah mendapatkan burung dara konsumsi. “Kadang ada kadang tidak. Apalagi jenis Hummer King yang banyak dicari pelanggan. Jadi kalau tidak ada Hummer King, kita jual yang burung dara biasa. Kalau tidak ada juga, ya kami ngga jual

masakan burung dara,” ujarnya.

Sebenarnya, di Jakarta sendiri sudah banyak sentra penjualan burung dara sendiri.

Diantaranya adalah pasar burung Pramuka dan Jati Negara. Ardi, salah seorang penjual burung

dara di Jati Negara mengatakan dirinya sering mendapat order untuk menyuplai restoran-restoran di Jakarta. Tapi, hingga saat ini ia belum bisa memenuhinya. “Susah dapat burung daranya, banyak juga sih restoran

yang minta,” katanya. (Dc/AMF)

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201138

Budidaya

Page 39: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Inilah potret Kabupaten terluas kedua di Sumatera Selatan. De-ngan bermodal potensi kekayaan alamnya yang sangat melim pah, Musi Rawas terus berbenah untuk tampil menjadi mahkotanya Pu-lau Sumatera yang bergelar Swarnadwipa (Pulau Emas) Nusantara.

Musi Rawas,Musi Rawas,Pulau Emas NusantaraPulau Emas Nusantara

Menjadi tempat bertemunya hulu Sungai Musi dan aliran Sungai Rawas. Inilah yang menjadikan

kabupaten yang beribukota di Lubuk Linggau ini disebut dengan nama Musi Rawas. Selain menjadi kabupaten terluas kedua di Provinsi Sumatera Selatan, kabupaten ini memiliki ragam potensi sumber daya alam yang cukup seksi dan menantang untuk diberdayakan.

Musi Rawas sepuluh tahun yang lalu pun

berbeda jauh dengan Musi Rawas sekarang. Seolah tak ingin banyak ketinggalan, Musi Rawas terus menata pengelolaan SDM dan SDA-nya sedemikian rupa untuk me-raih mimpinya menjadi salah satu motor penggerak perkembangan ekonomi di Sumatera.

Ibarat perawan, kekayaan sumberdaya alam Musi Rawas memang sempat lama tak ada yang meminang, sehingga Kabupaten yang terbentang di atas tanah seluas

1.236.582,66 hektar ini, perkembangannya nyaris tertinggal di banding kabupaten lain di Sumatera Selatan. Namun, semua itu kini tinggal kenangan.

Musi Rawas kian cerdas mengembangkan potensinya. Selama tiga tahun terakhir, Musi Rawas gencar membuka akses dae-rah-daerah terisolir, melalui pembangunan infrastruktur terutama berupa jalan dari perbatasan. Jaringan irigasi pun di tambah, terutama untuk daerah-daerah yang me-miliki potensi pertanian dan perkebunan.

Ya, semua itu adalah dalam rangka mem-permudah para investor untuk melihat kemolekan dan kekayaan sumber daya alam Musi Rawas yang masih sangat me-

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 39

Daerah UnggulanDaerah Unggulan

Page 40: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

limpah dan belum terberdayakan secara optimal untuk kemajuan dan kemakmuran Musi Rawas.

Ada beberapa data kekayaan alam Musi Rawas yang cukup mencengangkan. Misalnya, Ditjen Migas, ESDM, pada tahun 2004 lalu melaporkan bahwa cadangan minyak bumi terbukti di Musi Rawas adalah sebesar 61.786.6 MSTB (Matric Stock Tank Barel) atau ribu barel. Sementara itu, cadangan mungkinnya sebesar 10.728,0 MSTB dan cadangan harapannya sebesar 11.356,0 MSTB.

Adapun simpanan gas buminya, terdata cadangan terbukti mencapai 585,94 BSCF (Bilion Square Cubic Feet) atau miliyar kaki kubik. Kemudian, cadangan mungkinnya sebesar 152,18 BSCF dan cadangan harapannya adalah : 14,17 BSCF. Potensi inilah yang kedepannya diharapkan dapat menjadi salah satu roket pendorong paling penting, dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi Musi Rawas.

Memang, kegiatan eksplorasi migas di Musi Rawas sudah dilakukan sejak jaman penjajahan Belanda dahulu. Namun, kegiatan itu sempat tidak dilakukan secara maksimal. Kemudian, baru beberapa tahun belakangan ini perusahaan energi besar kembali mengaktifkan pengeboran di areal yang mengandung minyak dan gas (migas) di Musi Rawas. Di antara perusahaan-perusahaan itu adalah PT Pertamina, PT Medco E & P Indonesia, PT Petro China Int’L Bangko, PT Seleraya Merangin II dan PT Tropik Energi Pandan.

Dalam peta pertambangan di Indonesia, potensi minyak Musi Rawas berada di peringkat dua terbesar di antara delapan kabupaten lain di Sumatera Selatan. Sementara itu, potensi gasnya berada di tiga besar dari 15 kabupaten yang memiliki potensi serupa. Lain dari pada itu, Musi Rawas ternyata juga menyimpan potensi besar lain, yaitu batu bara. Boleh dikata, cadangannya saat ini cukup besar, yaitu mencapai 1,235 miliar ton, dengan nilai kalori 5.000 sampai 6.000 kal/gel dan ketebalan 0,5 sampai 30 meter. Kandungan batu bara ini tersebar di beberapa wilayah kecamatan, seperti di Kecamatan Muara Kelingi, Muara Lakitan dan Rawas Ilir.

Bahkan, Musi Rawas pun memiliki beberapa wilayah yang berpotensi mengandung emas, perak, biji besi, dan timah hitam, yang siap untuk dieksplorasi. Serta masih banyak lagi kekayaan yang masih terbenam dan belum tergali dari Bumi “Lan Serasan Sekentenan” ini. Diantaranya marmer, fosfat, batu gamping, sampai andesit dan pasir.

AGROPOLITAN MUSI RAWAS

Selain dari sektor pertambangan, ada dua sektor lain yang juga menjanjikan untuk diberdayakan sebagai

Secara kese-luruhan, upaya

pengemba-ngan sektor

pertanian dan perkebunan Musi Rawas,

dibingkai dalam sebuah

program besar bernama

agropolitan center.

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201140

Page 41: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

penggerak ekonomi daerah ini. Kedua sektor itu adalah sektor pertanian dan perkebunan. Untuk sektor perkebunan misalnya, komoditi sawit merupakan salah satu andalan Musi Rawas yang cukup po-tensial untuk dikembangkan.

Menurut Pemkab setempat, saat ini se-dikitnya sudah ada tujuh perusahaan per kebunan besar swasta (PBS) yang ber main di sawit. Dari sisi penguasaan lahan, yang terbesar adalah PT Dendi Maker Indah Lestari (17.793,5 hektar) dan PT London Sumatera (13.698 hektar). Namun, peringkat itu akan terus berubah, karena setiap perusahaan sudah bersiap memperluas lahannya. Misalnya, PT Dwi Wira Mulia Utama, sudah mendapat izin lokasi se luas 20 ribu hektar.

Masih dari buah kelapa, Musi Rawas juga berpotensi menjadi sentra pengembangan industri buah kelapa. Dilaporkan, Musi Rawas memiliki lahan tanaman kelapa seluas 2.759,9 Ha dengan perkiraan produksi 3.327,62 ton pertahunnya. Dengan potensi yang cukup besar ini, Dinas Kehutanan setempat bertekad untuk memanfaatkannya secara optimal dengan cara menciptakan

pabrik pengelolaan buah kelapa secara terpadu pada skala rumah tangga.

Kabupaten Musi Rawas memiliki area yang cukup menjanjikan untuk pengembangan perkebunan karet, yaitu di Lubuk Linggau dan sekitarnya. Letak daerah ini memiliki ketinggian 129 meter dari permukaan laut dan terletak pada 20,00 LS-30,40 LS dan 102,0,00 BT-1030,45 BT. Mayoritas penduduk ini pun bermatapencaharian sebagai petani karet. Dan dari jumlah penggunaan seluruh lahan, tercatat wilayah perkebunan karet menempati seperempat wilayah itu atau sekitar 507 ribu hektar.

Dari sektor pertanian, kondisi tanah yang subur merupakan faktor penunjang pen-t ing yang dimiliki Musi Rawas. Bahkan tidak banyak yang tahu bahwa sudah sejak tahun 1981, kabupaten agraris ini sukses melakukan swasembada beras dan telah menjadi lumbung beras di Sumatera Selatan.

Adapun dari sisi kekayaan hutan, Musi Rawas memiliki area hutan yang membentang hingga 631.104 hektar. Sebagian area tersebut bisa dimanfaatkan sebagai hutan industri. Sebab, di hutan ini

KARET & KELAPA SAWIT: Komoditas potensial Musi Rawas

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 41

Daerah Unggulan

Page 42: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Selain untuk mendukung

sektor agribisnis, jaringan irigasi

juga menjadi sarana trans-

portasi, bahkan pengemba ngan

bidang komoditi per ikanan.

ada tujuh jenis kayu bulat yang menjadi andalan dan sejumlah bahan baku industri pulp yang melimpah.

Tapi, tentu saja Pemkab Musi Rawas sangat berhati-hati dalam memanfaatkan hutan untuk industri tersebut. Pemeliharaan melalui hutan lindung dan konservasi, menjadi perhatian utama. Pemkab juga gencar menjalankan program yang mengusung tema, “Kecil Menanam, Besar Memanen”, yang pelaksanaannya dinilai baik oleh Menteri Kehutanan.

Selain itu, kendati memiliki potensi hutan dan per-tambangan yang melim pah, Musi Ra was juga tidak menumpukan seluruh upayanya hanya untuk me-ngem bangkan di dua sektor tersebut. Sektor perta nian,

termasuk subsektor tanaman pangan (padi), juga men dapat perhatian. Bahkan, Pemkab Musi Rawas sudah menancapkan visinya untuk “meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah berbasis agraris.

Lagi pula, selain kekayaan hutan dan tambang, Musi Rawas juga merupakan lahan subur bagi tumbuhnya padi. Bukan sekadar angan, jika daerah ini kelak akan menjadi lumbung beras bagi Sumsel. Kalau untuk kebu tuhan sendiri, sejak 1981 Musi Rawas sudah menyan dang predikat swa sembada beras.

Langkah strategis yang dilakukan untuk menggenjot produksi beras, antara lain pembangunan jaringan irigasi secara besar-besaran, baik berupa perbaikan yang sudah ada maupun membangun jaringan baru. Selain untuk mendukung sektor agribisnis, jaringan irigasi juga menjadi sarana transportasi, bahkan pengembangan bidang komoditi per ikanan.

Kendati upaya ini masih berjalan, namun hasilnya sudah kelihatan. Pada 2006, produksi padi di Musi Rawas mencapai 236.886 ton, setara dengan produk-tivitas 4.186 ton per hektarnya. Angka itu merupakan

gabungan produksi padi sawah sebanyak 211.555 ton, dan padi gogo 25.331 ton. Produktivitas padi sawah yang didukung jaringan irigasi, tercatat 4.727 ton per hektar, sedangkan padi gogo 2.149 ton per hektar. Selain padi, hasil panen berupa palawija dan holtikultura juga cukup tinggi. Untuk palawija men capai 13.135 ton atau 4.230 ton per hektar, sedangkan holtikultura mencetak angka 51.794 ton, atau 3.414 ton per hektarnya.

Secara keseluruhan, upaya pengembangan sektor per-tanian dan perkebunan Musi Rawas, dibingkai dalam se buah pro g ram besar bernama agropolitan cen ter. Ini adalah sebuah konsep yang memperkenalkan penerapan teknologi pada sektor pertanian, hingga berkembang menjadi sebuah industri pertanian yang terinteg rasi. Di sini, sektor pertanian diga rap dari hulu sampai hilir. Sebagai lang kah awal, agropolitan center

pertama dipusatkan di Kecamatan Muara Beliti, yang selanjutnya akan dikembangkan di daerah lain

berdasarkan distrik.

Dalam rangka menunjang program agro-politan tersebut, pemerintah sete m pat men jadikan sektor pariwasata seba-gai ba gi an yang tak terpisahkan dalam

pro yek ini. Ada beberapa program-program yang telah digiatkan untuk memberdayakan sektor ini, yaitu pe-

ngembangan wisata outbond yang terletak di Kec Beliti, lalu pembuatan kawasan argo wisata salah

satunya di Kec Tugu Mulyo.

Dan tentunya, salah satu yang sektor yang terlupakan yang juga berpotensi mem bawa kemakmuran di daerah ini adalah sektor UKM. Salah satu produk UKM yang menonjol di Kabupaten Musi Rawas adalah usaha pengolahan makanan berbahan baku air tawar yang dikelola oleh Kelompok Wanita Tani Sri Rejeki. Usaha yang dirintis sejak tahun 2001 dan sekarang dijalankan oleh tiga belas ibu-ibu yang bermukim di Desa P.1 Mardiharjo Kecamatan Purwodadi.

Usaha olahan makanan yang dibawah pembinaan Dinas Perindustrian dan Per dagangan Kab. Musi Rawas dan kantor Ketahanan Pangan Kab. Musi Rawas ini dalam seharinya membutuhkan kurang lebih 60 (enampuluh) kilogram ikan air tawas yang selanjutnya diolah menjadi proyek seluang, abon ikan air tawar,ikan asin dan ikan goreng crispy.

Menurut Ibu wagiatmi selaku koordinator kelompok wanita tani Sri Rejeki ini, produk olahan makanan ini sudah dipasarkan dan bisa diperoleh di pasar-pasar tradisional dan supermarket di wilayah Kabupaten Musi Rawas dan Kotamadya Lubuk Linggau dengan harga yang terjangkau. Menarik bukan?

(Danny/AMF/www.musi-rawas.go.id)

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201142

Daerah Unggulan

Page 43: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Pada tahun 2010 lalu, nilai penjualan Keramik di Indonesia menembus angka Rp 17 Triliun, atau naik 30,7% dari tahun 2009 yang hanya berada di angka Rp 13 triliun. Kenaikan omset yang fantastik ini kian menguatkan keyakinan bahwa pangsa pasar dalam negeri sangat potensial dan menjanjikan. Terjadinya pertumbuhan yang pesat di sektor properti menjadi salah satu penyebabnya.

mengantikan posisi keramik. Maka dari itu, untuk memenuhi kebutuhan pada tahun ini Asaki menargetkan total produksi keramik ubin sebanyak 243 juta meter persegi dan sanitari sebanyak 5 juta pcs dan table-ware sebanyak 125 juta pcs.

Namun, menurut Ahcmad, perkiraan itu akan terwujud bila pasokan gas yang menjadi bahan bakar pembuatan keramik terpenuhi dengan baik. Sebagai informasi, sejak tiga tahun terakhir, produsen keramik nasional mengalami keterbatasan pasokan gas, baik dari kuantitas maupun kualitas. Padahal, gas merupakan kebutuhan dasar industri ini untuk membakar felspard dan pasir silica yang menjadi bahan baku keramik.

MASA DEPAN KERAMIK INDONESIA

Indonesia merupakan negara yang sangat potensi menjadi produsen keramik terbe-

Pasar Keramik di Dalam Pasar Keramik di Dalam Negeri Semakin Kuat Negeri Semakin Kuat

FOT

O-F

OT

O:

AG

US

BAC

HT

IAR

Data Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menunjukkan, bahwa porsi penjualan domestik

pada tahun lalu mencapai 95%. Itu, produ-sen keramik lebih memfokuskan penjualan dalam negeri. “Sisanya ekspor hanya 5%,” kata Ketua Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Achmad Widjaya, kepada wartawan pada bulan Mei 2011 lalu.

Dari segi volume, angka penjualan tersebut setara 180,05 juta meter persegi. Jumlah ini hampir mencapai target yang diren-canakan, yaitu sebesar 243 juta meter persegi. Menurut Achmad, wilayah yang mengalami pertumbuhan penjualan ter -tinggi di Indonesia adalah pulau Sumatera. Meski demikian, Jawa tetap menjadi pasar terbesar keramik domestik, yaitu sebesar 65% dari pangsa pasar yang tersedia.

Sementara itu, pada tahun 2011, penjualan keramik di Indonesia diperkirakan akan tumbuh 10-15% seiring dengan pertumbuhan sek-

tor properti yang terus berjaya.

Sampai de-n g a n

kuartal I 2011 lalu, angka tersebut sudah terpenuhi 61,2 juta m2, atau mengalami kenaikan 10,1% dari kuartal I 2010 yang hanya berada di angka 55 juta m2. Dari data penjualan yang terekam Asaki, angka penjualan itu diperoleh dari penjualan keramik jenis ubin keramik glazur sebanyak 687.000 m2, ubin lantai poles (homogenius) sebanyak 72.000 m2 dan keramik sanitari kamar mandi sebanyak 12.000 unit.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Achmad

Widjaya, faktor yang mendorong p e r t u m b u h a n pen jualan keramik ini adalah kondisi Indonesia sebagai negara tropis yang tidak memiliki ma-terial lain yang bisa

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 43

Produk Unggulan

Page 44: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

sar di dunia. Sebab, Indonesia memiliki bahan baku yang berlimpah, sumber daya manusia yang cukup, ketersedian sarana transportasi dan pasar yang sudah cukup memadai.

Sebagai ilustrasi, dari segi penyerapan tena-ga kerja, Industri keramik indonesia saat ini menyerap tenaga kerja lebih dari 400.000 orang dengan kapasitas produksi 55 juta meter kubik per tahun, atau setara dengan Rp 18,2 triliun. Kemudian, industri keramik di Indonesia juga pernah mengalami masa kejayaan di tahun 1980 sampai 1990-an, di mana waktu itu industri ini berkembang pesat hingga meliputi industri ubin, saniter, alat makan dan minum, keramik hias, bahan bangunan, refraktori dan lain.

Bahkan, sejarah mencatat bahwa sebelum terjadi krisis ekonomi yang melanda negeri ini tahun 1997, indusrti ubin keramik di Indonesia sempat menduduki peringkat kelima dunia setelah China, Italia, brasil dan Spanyol. Lebih dari itu, keramik pun bukan barang baru bagi warga Indonesia. Barang ini sudah dikenal sejak jaman Neolithikum, diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM–1000 SM.

Kemudian, pada zaman Penjajahan Belanda pun, teknologi pembuatan keramik boleh dibilang sudah cukup berkembang di ne geri ini. Hal itu dibuktikan dengan di-dirikannya Laboratorium Keramik atau “Het Keramische Laboratorium” pada tahun 1922 di Bandung. Dari inilah berbagai ino-

“Nilai produksi dan perdagangan keramik ini masih sangat mungkin untuk ditingkatkan. Apalagi, kita telah memiliki beberapa daerah yang po-tensi sebagai daerahsentra keramik”vasi produk keramik

berbahan baku khas Indonesia dikembangkan, termasuk diantaranya keramik sebagai bahan baku bahan-bahan bangunan seperti bata, genteng, saluran air dan sebagainya.

Masih di Zaman Belanda, di Plered Pur-wa karta juga telah didirikan sebuah pa-brik keramik yang dilengkapi dengan alat-alat produksi tercanggih waktu itu untuk mengolah bahan tanah liat. Dari pabrik inilah pelbagai tekhnik dan inovasi pembuatan keramik berkembang ke masyarakat Indonesia pada waktu itu.

Adapun saat Jepang masuk ke Indonesia, sektor industri keramik termasuk salah satu sektor yang tetap mereka perhatikan. Waktu itu Penjajah Jepang langsung mengubah nama pabrik keramik di Bandung menjadi “Toki Shinkenjo” yang sekaligus berfungsi sebagai laboratorium yang meneliti dan mengembangkan serta memproduksi barang-barang keramik dengan suhu bakar tinggi. Produknya antara lain: bata tahan api, botol sake, dan sebagainya. Barang-barang tersebut dibuat untuk keperluan bala tentara Jepang di Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, “Toki Shinkenjo” berubah nama menjadi Balai Penyelidikan Keramik (BPK). Sejak itu, operasionalnya mulai dilengkapi dengan alat-alat pengujian dan alat-alat produksi yang lebih modern. Fungsi dan tugas BPK semakin berkembang,

tidak hanya berproduksi barang-barang keramik, gelas, isolator listrik tetapi juga aktif melakukan kegiatan penelitian barang-barang mentah keramik hasil temuan bahan keramik di beberapa tempat.

Lalu, ketika bahan-bahan mentah yang melimpah seperti kaolin, felspard, kwarsa dan sebagainya ditemukan, maka sejak tahaun 1960-an bermunculan pabrik-

pabrik keramik di beberapa kota. Terlepas dari semua itu, yang

penting untuk menjadi catatan adalah bahwa hingga saat

ini keramik Indonesia ma sih terbatas pada pro duk-produk keramik konvensional seperti ke ramik hias (gerabah,

stoneware, dan porselin), bahan bangunan tanah liat

(genteng, bata, pipa tanah liat), ubin, gelas, saniter dan isolator. Se-

bagai catatan, diantara produk-pro duk tersebut ubin dan gelas merupakan produk utama industri keramik indonesia.

Padahal, produk-produk keramik hias dan ornamen masih berpotensi untuk dikembangkan sebagai produk ekspor yang bernilai tinggi. Mengapa demikian? Sebab, barang-barang seperti ini memiliki ciri khas Indonesia.

Hal itu menandakan bahwa nilai produksi dan perdagangan keramik ini masih sangat mungkin untuk ditingkatkan. Apalagi, kita telah memiliki beberapa dae rah yang potensi sebagai daerah sen tra keramik. Yakni, di daerah Jakarta, Banten (Serang dan Tangerang), Jawa Barat (Bekasi, Bogor,Majalengka, Cirebon, Banjar dan Indramayu), Jawa Tengah (Semarang), Jawa Timur (Gresik, Sidoarjo, Surabaya,Tulungagung dan Malang), Belitung serta Kalimantan Barat.

Selain itu, kondisi terakhir pun menunjukkan industri keramik Indonesia akan kembali bergairah, baik dari sisi produksi maupun pasarnya. Optimisme ini tentu saja tak berlebihan. Sebab, kita memiliki du kungan bahan baku, energi, sumber daya manusia dan pasar dalam negeri yang demikian potensial.

(AMF/Berbagai sumber: www.

studiokeramik.org dan lain-lain)

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201144

Produk Unggulan

Page 45: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Mendag Serahkan Cetak Biru: Pelestarian dan Pengembangan Batik Nasional

MENTERI Perdagangan RI Mari Elka Pangestu, Rabu (28/9), menyerahkan Cetak Biru: Pelestarian dan Pengembangan Batik Nasional kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada acara pembukaan World Batik Summit (WBS) 2011 di Jakarta Conven-tion Center, Jakarta. Acara tersebut dibuka oleh Presiden RI didampingi oleh beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yang diawali dengan pemukulan bambu.

Presiden sangat mengapresiasi penye-lenggaraan WBS 2011. Batik diharapkan da pat menjadi ikon Indonesia di dunia Internasional. Dalam sambutannya, Presiden mengatakan, “Saya cinta batik, saya suka batik, dan saya se-r ing memakai batik.” Perkembangan industri batik yang cukup pesat, tidak hanya berfungsi sebagai cara mempertahankan tradisi dan budaya bangsa, namun juga berpengaruh ke dalam aspek kehidupan bangsa lainnya seperti aspek eko nomi, lingkungan dan sarana diplomasi. Pre si den juga menyatakan bahwa tanggal 2 Oktober merupakan Hari Batik Nasional. (isal)

Mendag Fun Bike Bareng Masyarakat Industri PBK dan SRG

MENTERI Perdagangan Mari Elka Pangestu didampingi Kepala Badan Penga-was Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Syahrul Sampurnajaya Sabtu Pagi (8/10) melepas dan turut bersama dalam kegiatan Sepeda Santai (Fun Bike) yang berlangsung di JIExpo Kemayoran Jakarta.

Kegiatan yang mengambil tema Per da -ga ngan Berjangka dan Resi Gudang Ber pe-ran Aktif Menggerakkan Perekonomian Indo-nesia ini diikuti Wakil Menteri Perdaga ngan

Mahendra Siregar, para pejabat Eselon I dan II Kementeran Perdagangan, para kar yawan/ti serta masyarakat industri Perdaga ngan Ber jang ka Komoditi (PBK) dan Sistem Resi Gudang (SRG).

Pada kesempatan ini Mendag berharap dengan telah diamandemennya UU Perda ga-ngan Berjangka Komoditi dan UU Sis tem Resi Gudang, dapat memenuhi kebutu han pasar dan dapat meningkatkan perkem bangan per-da gangan berjangka komoditi dan sistem resi gudang sehingga dapat meng gerakkan pereko-nomian nasional un tuk menjadi lebih baik.

Kegiatan Sepeda Santai yang difasilitasi oleh Bappebti ini menempuh jarak 10 km de ngan rute dari Hall Niaga JiExpo Kema-yo ran dan berakhir di Ecopark Ancol. Selain olah raga sepeda santai, kegiatan ini juga diisi dengan panggung hiburan Second Band dan penampilan artis nasional serta pem be rian doorprize. Pada kesempatan ini Men teri Perdagangan secara simbolis juga menye rahkan seragam olah raga Kemen-terian Perdagangan kepada Sekretaris Jen-deral Ardian syah Parman. (apn)

Presentasi Calon Kandidat Pasar Percontohan 2012

INSPEKTUR Jenderal Eddy Suseno di-dam pingi Sekretaris Ditjen PDN Mardjoko, Direktur Logistik dan Sarana Distribusi Didi Sumedi hari Senin (26/09) memimpin Rapat dan Presentasi Calon Kandidat Pasar Percon-tohan Tahun 2012 yang berlangsung di ruang Anggrek Kantor Kementerian Perdagangan.

Rapat dan presentasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana detail perencanaan yang disiapkan oleh Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan revitalisasi pasar percontohan, dimana dalam pelaksanaannya benar-benar lebih optimal sesuai dengan anggaran yang tersedia dan peraturan Presiden 54 tahun 2010 dan peraturan Mendag serta peraturan lain yang menjadi pendukung pelaksanaan revitalisasi pasar.

Presentasi diikuti Sembilan Kepala Daerah/wakil daerah yang menjadi kandidat penerima Dana Tugas Pembantuan Revita-lisasi pasar yaitu Bupati Kulonprogo (DI Yogyakata), Bupati Sabu Raijua (NTT), Bu-pati Cirebon (Jawa Barat), Bupati Purba lingga (Jawa Tengah), Asisten 2 Kota Mata ram (NTB),

Wakil Bupati Belu (NTT), Bupati Belitung Timur (Babel), Sekda Kota Singkawang (Kalbar) dan Wakil Bupati Kediri (Jawa Timur). (apn)

Rapat Evaluasi Perkembangan Revitalisasi Pasar

DIREKTUR Jenderal Perdagangan Da-lam Negeri, Gunaryo didampingi Sek re taris Ditjen PDN Mardjoko, Direktur Log istik dan Sa ra na Distribusi Didi Sumedi dan Kepala Pu-sat Harmonisasi Kebijakan, Arlinda hari Se nin (19/09) memimpin Rapat Evaluasi Perkem ba-ngan Pelaksanaan Revitalisasi Pasar Tahun Ang-garan 2011 yang berlangsung di ruang Dah lia Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta.

Rapat evaluasi yang akan berlangsung selama dua hari ini bertujuan untuk meng-evaluasi perkembangan pelaksanaan pem-bangunan pasar di daerah yang menerima Dana Tugas Pembantuan. Dirjen PDN pada kesempatan tersebut mengingatkan bahwa sisa waktu pembangunan pasar tinggal 90 hari lagi dimana pembangunan fi sik pasar ha rus selesai pada tahun anggaran 2011 yaitu paling lambat pertengahan bulan Desember 2011.

Rapat evaluasi dihadiri para kepala Dinas Provinsi, Kabupaten serta Kotamadya yang daerahnya mendapat alokasi anggaran revitalisasi pasar. (apn)

Keadaan Pangan di Indonesia Stabil

SEKRETARIS Jenderal Adriansyah Parman, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Gunaryo dan Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Alberth Yusuf Tobogo, Rabu (14/9) jelaskan keadaan bahan pokok Indonesia yang stabil pasca Ramadhan dan Lebaran.

Selain itu juga dijelaskan seputar isu impor garam kepada mereka yang hadir dalam konferensi pers yang diselenggarakan di kantor Kementerian Perdagangan.

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 45

Agenda

Page 46: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Kerak telor special

BANYAK jalan menuju Roma. Demikian pula bagi kaum urban Jakarta: banyak

cara untuk menghidupi keluarga. Ibarat kata, tidak ada satu gerakan tubuh pun

yang tak laku di Jakarta. Hal itu dibuktikan oleh Pak Nardi (55 Th). Lelaki separoh baya

dari Cilacap ini memilih jasa las keliling sebagai mata pencaharian sehari-harinya.

Kampung demi kampung, gang demi gang dan komplek demi komplek ia susuri setiap

hari untuk mengais rejeki.

“Lumayan mas, bisa buat ngidupi keluarga,” ujarnya kepada Info PDN dengan gembira.

Menurutnya, kalau sedang mujur ia bisa dapat order sampai ratusan ribu dalam

seharinya. Namun, kadang-kadang juga apes tak bisa diduga. “ Pernah saya Cuma

dapat capek saja,” tukasnya berseloroh.

Cara Pak Nardi adalah hanya salah satu cara dari sekian kreatifi tas kaum urban

menengah ke bawah dalam upaya mempertahankan hidupnya di Ibu

Kota. Masih banyak cara-cara kreatif lain yang sering kita temukan di sekitar kita.

Misalnya, para penjaja jasa asah pisau, tukang permak jean, tukang sol sepatu,

dan tukang pijat keliling. Bahkan,ada pula sejumlah orang yang

mengandalkan hidupnya dari jasatimbang berat badan keliling.

Menariknya, omset mereka tak kalah jauh dengan para penjual bakso, siomay atau tukang buah keliling. Dengan bermodal ketekunan, kegigihan, tenaga dan nafas

panjang seolah mereka tak pernah bosan menyapa para pelanggannya. Kehadiran

mereka sungguh sangat dibutuhkan oleh warga Ibu Kota yang umumnya tak

punya banyak waktu dan membutuhkan kecepatan pelayanan dalam soal apa saja.

Boleh dikata, tanpa kehadiran mereka akan banyak warga Jakarta yang kerepotan dan

harus mengorbankan waktunya hanya untuk mengasah pisau atau memperbaiki

pagar rumahnya. Walhasil, tak ada salahnya bila para penjaja jasa keliling

ini mendapatkan perhatian dari kita semua agar lebih berkembang dan dapat

memberikan layanan yang prima.

NAFAS KEHIDUPANDi Balik Langkah Penjaja

Jasa Keliling di Sekitar Kita

TEKS DAN FOTO : AGUS BACHTIAR

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 201146

Frame

Page 47: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Menunggu pembeli Hujan bukan masalah

MAJALAH INFO PDN, SEPTEMBER 2011 47

Page 48: DITJEN PDN/MJL/88/IX/2011 PDNditjenpdn.kemendag.go.id/assets/publikasi/InfoPDN_September_2011.pdf · gu naan IT oleh para UKM kita sebagai satu sarana untuk meningkatkan daya saingnya

Diterbitkan Oleh :DIREKTORAT JENDERAL

PERDAGANGAN DALAM NEGERIhttp://ditjenpdn.kemendag.go.id

www.kemendag.go.id

Sebagai upaya untuk mendongkrak image produk lokal di pasaran ini,pemerintah pun telah mengeluarkan beberapa kebijakan strategis untuk mendorong

kemajuan industri elektronik Indonesia dan sekaligus memberikan kesempatankepada para produsen lokal untuk membuktikan daya saing mereka.

KEMENTERIAN PERDAGANGANREPUBLIK INDONESIA