perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/standard... · daftar lampiran halaman lampiran 1...

65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STANDARDISASI NORMA TES ATLETIK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KECAMATAN SRAGEN TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : PRASETYO NUGROHO NIM. K 4606049 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: lyminh

Post on 05-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STANDARDISASI NORMA TES ATLETIK PADA SISWA PUTRA

KELAS VIII SMP NEGERI SE-KECAMATAN SRAGEN

TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

PRASETYO NUGROHO

NIM. K 4606049

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STANDARDISASI NORMA TES ATLETIK PADA SISWA PUTRA

KELAS VIII SMP NEGERI SE-KECAMATAN SRAGEN

TAHUN 2010

Oleh :

PRASETYO NUGROHO

NIM. K 4606049

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Prasetyo Nugroho. STANDARDISASI NORMA TES ATLETIK PADA

SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KECAMATAN SRAGEN

TAHUN 2010, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari. 2011.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui kemampuan atletik pada

siswa putra kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Sragen, (2) untuk menyusun

standar / norma tes kemampuan atletik pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri

se-Kecamatan Sragen.

Penelitian ini menggunakan metode survey normatif. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 40% dari jumlah siswa putra kelas VIII di

masing-masing sekolah dari 6 SMP Negeri se-Kecamatan Sragen yang

berjumlah 230 siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian

ini dengan teknik tes dan pengukuran. Data yang dikumpulkan dalam penelitian

ini adalah tes kemampuan atletik yang meliputi : (a) Lari 100 meter dengan test

dan re-test, (b) Tolak peluru dengan tiga kali tolakan, (c) Lempar lembing dengan

tiga kali lemparan, (d) lompat jauh dengan tiga kali lompatan.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut : (1) Hasil

kemampuan atletik : (a) Lari 100 meter nilai tertinggi 13,07 detik, sedangkan nilai

terendah 19,41 detik. Norma: Kategori baik; < 66, cukup; 58-65, sedang; 46-57,

kurang; 30-45, kurang sekali; > 29. (b) Tolak peluru nilai tertinggi 6,95 meter,

nilai terendah 2,48 meter. Norma: Kategori baik; < 72, cukup; 56-71, sedang; 44-

55, kurang; 34-43, kurang sekali; > 33. (c) Lempar lembing nilai tertinggi 30.19

meter, nilai terendah 8,42 meter. Norma: Kategori baik; < 73, cukup; 56-72,

sedang; 45-55, kurang; 34-44, kurang sekali; > 33. (d) Lompat Jauh nilai tertinggi

5,54 meter, nilai terendah 2,73 meter. Norma: Kategori baik; < 68, cukup; 58-67,

sedang; 44-57, kurang; 32-43, kurang sekali; > 31. (2) Norma kemampuan atletik

dengan 5 kategori yaitu: kategori baik dengan nilai > 249, kategori cukup dengan

nilai 214-248, kategori Sedang dengan nilai 187-213, kategori kurang dengan nilai

155-186 ,kategori kurang sekali dengan nilai < 154.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

(Terjemahan Q.S. Al Mujadalah: 11)

Jadikan pengetahuan sebagai modal, ilmu sebagai senjata, sabar sebagai

pakaian, zuhud sebagai kekuatan dan lemah lembut sebagai kebanggaan.

( Al-Hadist )

Aku bukanlah orang yang pandai, tapi aku punya kemauan untuk bisa.

(Penulis)

Orang suskses bukanlah orang yang cerdas, melainkan orang yang bisa

memanfaatkan peluang yang ada.

(Penulis)

Tetesan air mampu melubangi bongkahan batu, begitu pula jika orang punya

kemauan.

(Penulis)

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan Kepada:

Bapak dan Ibu Tercinta yang selalu mendo’akanku

Adik Tersayang

Adinda RSD Tercinta

KMS Menwa 905 UNS

Rekan Prodi Penjaskesrek ’06

SMP Negeri Se-Kecamatan Sragen

Dan Almamater

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Dengan diucapakan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan

skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan,

tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada

yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Aus Margono, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

3. Drs. H. Sunardi, M.Kes sebagai Ketua Program Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Sarwono, M.S. sebagai pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Waluyo, S.Pd., M.Or. sebagai pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Kepala SMP Negeri se-Kecamatan Sragen, yang telah memberikan ijin

penelitian.

7. Siswa putra kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Sragen Tahun Pelajaran

2010/2011, yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

8. Rekan POK ”06 yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan

Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini

dapat bermanfaat.

Surakarta, Februari 2011

Penulis

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................................................................................................ i

PENGAJUAN ..................................................................................................... ii

PERSETUJUAN ................................................................................................ iii

PENGESAHAN .................................................................................................. iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

MOTTO .............................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR . ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 4

D. Rumusan Masalah ................................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

F. Manfaat Hasil Penelitian ....................................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 7

1. Pendidikan Jasmani .......................................................................... 7

2. Ruang lingkup Penjasorkes .............................................................. 7

3. Pengertian Atletik ............................................................................. 8

4. Ruang Lingkup Penilaian Atletik ..................................................... 9

a.Tolak Peluru.................................................................................... 9

b.Lari 100 Meter................................................................................ 13

c.Lempar Lembing............................................................................ 16

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

d.Lompat Jauh................................................................................... 19

5. Pengertian Tes, Pengukuran dan Evaluasi………………………… 26

a.Tes.................................................................................... .............. 26

b.Pengukuran................................................................................ .... 29

c.Evaluasi........................................................................... ............... 30

6. Penyusunan norma penilaian …………………………………....... 33

B. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 36

BAB III. METODE PENELITIAN................................................................... 39

A. Jenis dan Rancangan penelitian ............................................................. 39

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 39

C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 39

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 41

E. Teknik Analisis Data ............................................................................. 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN ....................................................................... 44

A. Deskripsi Hasil Kemampuan Tes Atletik .............................................. 44

B. Hasil Norma Penilaian .......................................................................... 46

BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 51

A. Simpulan ................................................................................................ 51

B. Implikasi ................................................................................................ 52

C. Saran ..................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………… ............ 55

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Atletik ............................................. 44

2 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data .......................................................... 45

3 Tabel Range Katagori Reliabilitas ................................................................ 45

4 Tabel Norma Kemampuan Lari 100 meter ................................................... 46

5 Tabel Norma Kemampuan Tolak Peluru ...................................................... 46

6 Tabel Norma Kemampuan Lempar Lembing ............................................... 47

7 Tabel Norma Kemampuan Lompat Jauh ...................................................... 48

8 Tabel Norma Kemampuan Atletik ................................................................ 48

9 Tabel Profil Kemampuan Lari 100 meter, Tolak Peluru, Lempar Lembing,

LompatJauh………………………………………………………….... ........ 50

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Pelaksanaan Start Jongkok Lari Capat 100 meter............. ......................... 12

Gambar 2 Teknik Dasar Lari.......................... ............................................................ 16

Gambar 3 Cara Masuk finis ........................................................................................ 16

Gambar 4 Ilustrasi Awalan Lompat Jauh .................................................................... 22

Gambar 5 Tumpuan Dalam Lompat Jauh ................................................................... 23

Gambar 6 Sikap Melayang di udara ............................................................................ 24

Gambar 7 Teknik Pendaratan Lompat Jauh ................................................................ 25

Gambar 8 Cara Memegang peluru .............................................................................. 50

Gambar 9 Cara Menolak Pelulu .................................................................................. 51

Gambar 10 Teknik Tolak Peluru ................................................................................... 51

Gambar 11 Pelaksanaan Start Jongkok ......................................................................... 52

Gambar 12 Cara Memegang Lembing .......................................................................... 53

Gambar 13 Cara Melempar Lembing ........................................................................... 53

Gambar 14 Gerakan Awal hingga Akir Lempar Lembing ........................................... 54

Gambar 15 Tumpuan Dalam Lompat Jauh ................................................................... 59

Gambar 16 Sikap Melayang di Udara ........................................................................... 59

Gambar 17 Teknik Pendaratan Lompat Jauh ................................................................ 59

Gambar 18 Pemanasan ................................................................................................. 125

Gambar 18 Pemanasan ................................................................................................. 126

Gambar 19 Pelaksanaan Tes Tolak peluru .................................................................... 127

Gambar 20 Pelaksanaan Tes Lopat jauh ....................................................................... 128

Gambar 21 Pelaksanaan Tes Lari 100 Meter ................................................................ 129

Gambar 22 Pelaksanaan Tes Lempar Lembing ............................................................ 130

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Petunjuk Pelaksanaan Tes Lari 100 M,Tolak Peluru, Lompat Jauh,

Lempar Lembing ..................................................................................... 50

Lampiran 2 Tabulasi Data Hasil Penelitian ................................................................ 56

Lampiran 3 Tabel Kerja Menghitung Reliabilitas ...................................................... 61

Lampiran 4 Tabel Kerja Menghitung T-Score ........................................................... 89

Lampiran 5 Tabel Kerja Penyusunan Norma ............................................................. 114

Lampiran 6 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 125

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usia Sekolah Menengah Pertama merupakan masa-masa yang sangat

menentukan di dalam kemungkinan pencapaian prestasi di kemudian hari, karena

pada masa ini anak-anak masih mempunyai waktu yang cukup panjang. Pada usia

ini para pendidik serta orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan

kematangan si anak didik. Namun kenyataannya di lapangan masih banyak para

pendidik dan orang tua yang belum memperhatikan perkembangan prestasi yang

dimiliki oleh anak. Indikatornya adalah belum adanya prestasi atletik yang diraih

jika mengikuti POPDA misalkan, Sragen kurang maksimal dalam cabang atletik.

Hal ini berdampak kurang baik bagi perkembangan olahraganya di kemudian hari.

Kurikulum yang semula dipandang sebagai sejumlah mata pelajaran,

kemudian beralih makna menjadi semua kegiatan dan semua pengalaman belajar

yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah untuk mencapai

tujuan pendidikan. Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu

didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya

yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi

sekolah atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau daerah memiliki cukup

kewenangan untuk merancang dan menentukan materi ajar, kegiatan

pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Untuk itu, banyak hal yang perlu

dipersiapkan oleh daerah karena sebagian besar kebijakan yang berkaitan dengan

implementasi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dilaksanakan oleh sekolah atau

daerah. Sekolah harus menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

atau silabusnya dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian Standar Isi

dan Standar Kompentensi Lulusan yang ditetapkan dengan Permendiknas No. 23

Tahun 2006. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan dijelaskan:

1). Kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang

sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dan menulis, kecakapan berhitung serta kemampuan berkomunikasi

(Pasal 6 Ayat 6).

2). Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,

mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya

berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan

di bawah supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang bertangung

jawab terhadap pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, serta

Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama

untuk MI, MTs, MA, dan MAK ( Pasal 17 Ayat 2).

3). Perencanan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanan

pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil

belajar (Pasal 20).

Berdasarkan ketentuan di atas, daerah atau sekolah memiliki ruang gerak

yang seluas- luasnya untuk melakukan modifikasi dan mengembangkan variasi-

variasi penyelengaraan pendidikan sesuai dengan keadaan, potensi, dan kebutuhan

daerah, serta kondisi siswa. Untuk keperluan di atas, perlu adanya panduan

pengembangan silabus untuk setiap mata pelajaran, agar daerah atau sekolah tidak

mengalami kesulitan. Adanya kebebasan sekolah untuk melaksanakan dan

memodifikasi pembelajaran ini menjadikan perbedaan penilaian pembelajaran

pendidikan jasmani. Penilaian ini dilakukan sebagai umpan balik untuk mengukur

pencapaian program yang telah diajarkan, dan yang lebih penting adalah untuk

dimanfaatkan bagi kepentingan anak, sekolah, guru dan orang tua untuk

mendapatkan hasil yang optimal. Cara penilaian pada mata pelajaran pendidikan

jasmani menggunakan acuan KTSP tahun 2006. Menurut Peraturan Menteri no 26

tahun 2006 bahwa cakupan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan

kesehatan pada SMP dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta

membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat, dengan standart

kompetensi siswa mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga,

serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dan kompetensi dasarnya siswa

mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar atletik serta nilai toleransi,

percaya diri, keberanian, menjaga keselamatan diri dan orang lain, bersedia

berbagi tempat dan peralatan.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Atletik adalah bagian dari pendidikan jasmani dan kesehatan, yaitu salah

satu mata pelajaran yang wajib diajarkan disekolah. Pendidikan jasmani terdiri

dari atletik, permainan dan senam. Masing – masing terbagi dalam standart

kompetensi dan kompetensi dasar yang berbeda. Disini hanya akan dikemukakan

tentang nomor-nomor atletik yang diajarkan di kelas VIII SMP sesuai dengan

kurikulum tingkat satuan pendidikan SMP yaitu: (1) Lari cepat, (2) Lompat jauh,

(3). Tolak peluru, (4). Lempar lembing.

Proses penilaian pendidikan jasmani dalam menentukan nilai rapor di

SMP adalah mengacu pada standar kompetensi yang tercantum dalam Peraturan

Menteri no 23 tahun 2006 bahwa standart kelulusan bidang studi pendidikan

jasmani di SMP meliputi 6 hal yaitu mempraktekkan variasi dan kombinasi teknik

dasar permainan, olahraga serta atletik dan nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya, mempraktekkan senam lantai dan irama dengan alat dan tanpa alat,

mempraktekkan teknik renang dengan gaya dada, gaya bebas, dan gaya punggung,

mempraktekkan teknik kebugaran dengan jenis latihan beban menggunakan alat

sederhana, mempraktekkan kegiatan-kegiatan di luar kelas seperti melakukan

perkemahan, penjelajahan alam sekitar dan piknik, memahami budaya hidup sehat

dalam kehidupan sehari-hari seperti perawatan tubuh serta lingkungan, mengenal

berbagai penyakit dan cara pencegahannya serta menjauhi narkoba.

Kendala yang dihadapi oleh guru di SMP Negeri se-Kecamatan Sragen

dalam melakukan penilaian terhadap hasil pembelajaran atletik pada siswa

disebabkan belum adanya standar norma penilaian antar sesama guru olahraga,

dan belum adanya standardisasi penilaian. Hal ini berakibat nilai sama atara SMP

satu dengan SMP yang lainnya belum tentu menunjukkan prestasi yang sama

dalam aktivitas pendidikan jasmani.

Sehubungan dengan kendala tersebut maka perlu diadakan standardisasi

norma penilaian terhadap kemampuan atletik siswa. Dengan diketahuinya tingkat

kemampuan atletik siswa, maka akan memberikan petunjuk atau pedoman bagi

para guru guru olahraga tentang kemampuan atletik siswa serta untuk mengambil

langkah lebih lanjut dengan tepat. Untuk siswa yang berprestasi nantinya dapat

dijadikan atlit di sekolahan apabila ada kejuaraan olahraga antar sekolah di cabang

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

atletik. Jika hasil dari tingkat kemampuan atletik diperoleh dibawah rata-rata,

harus segera dilakukan perbaikan program pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan atletik. Dan jika ternyata kemampuan atletik yang dimiliki siswa

cukup baik maka semestinya guru dapat mempertahankan program latihan atau

pembelajaran yang diberikan untuk menjaga agar kemampuan atletik siswa tidak

mengalami penurunan. Untuk itu penulis mengangkat judul “Standardisasi Norma

Tes Atletik pada Siswa Putra kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Sragen

Tahun 2010.”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Belum adanya norma penilaian cabang Atletik pada siswa putra kelas VIII

SMP Negeri se-Kecamatan Sragen.

2. Masih ada guru olahraga yang kurang memperhatikan perkembangan atletik.

3. Kurangnya pencapaian prestasi yang maksimal dari cabang atletik pada siswa

putra kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Sragen.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang lebih

dikemukakan diatas dan agar dalam penelitian ini tidak terlalu luas jangkauannya

maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Kemampuan Atletik siswa putra kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan

Sragen

2. Penyusunan norma Atletik pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri se-

Kecamatan Sragen.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan atletik pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri se-

Kecamatan Sragen?

2. Bagaimana cara menyusun /norma tes kemampuan atletik pada siswa putra

kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Sragen?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah tersebut diatas, maka dilakukan penelitian dengan

tujuan untuk :

1. Mengetahui kemampuan atletik pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri se-

Kecamatan Sragen.

2. Menyusun standar /norma tes kemampuan atletik pada siswa putra kelas VIII

SMP Negeri se-Kecamatan Sragen.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Bagi Guru Pendidikan Jasmani di SMP Negeri se-Kecamatan Sragen adalah

sebagai berikut :

a. Dapat dijadikan sebagai masukan untuk menambah wawasan bagi para

guru olahraga SMP Negeri se-Kecamatan Sragen tentang hasil belajar

atletik guna siswa yang berprestasi.

b. Sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan atletik

siswa.

2. Bagi sekolah, dapat menjadi pedoman SMP Negeri se-Kecamatan Sragen

dalam memberikan penilaian tentang kemampuan atletik siswanya.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

3. Bagi siswa, untuk menambah pengetahuan tentang norma atletik di SMP

Negeri se-Kecamatan Sragen.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai

individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan

sistemik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh

peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan

pembentukan watak (Ateng, 1989 : 104).

Dengan demikian dapat dikatakan disini bahwa pendidikan jasmani

sekolah bukan semata-mata ditekankan pada pencapaian kesegaran fisik,

pengembangan keterampilan, kemampuan motorik saja, namun menanamkan

gemar hidup sehat sejak anak-anak. Seseorang yang memiliki pemahaman sejak

usia dini tentang perencanaan program kesegaran, perilaku hidup sehat yang pada

gilirannya akan mampu berpartisipasi aktif dalam segala aktivitas, termasuk

aktivitas olahraga dalam masyarakat luas. Utuk itu oendidikan jasmani di Sekolah

Menengah Pertama hendaknya mampu mengembangkan keterampilan motorik,

fitnes dan karakter secara bersamaan.

2. Ruang Lingkup Penjasorkes

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan (Penjasorkes) untuk jenjang SMP / MTs sesuai Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

a. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan.

eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif,

atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis

meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya

b. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen

kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya

c. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,

ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

d. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam

aerobic serta aktivitas lainnya

e. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan

bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya

f. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan

lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung

g. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan

sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap

sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman

yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang

tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan

merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua

aspek.

3. Pengertian Atletik

Atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu athlon atau atlum yang artinya

pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan. Sedangkan orang yang

melakukan dinamakan athleta (atlit). Dengan demikian dapatlah dikemukakan,

bahwa atletik adalah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau

diperlombakan yang meliputi atas nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Di dalam

perlombaan atletik, ada nomor-nomor yang dilakukan di lintasan (track) dan ada

nomor-nomor yang dilakukan di lapangan (field). Oleh Karena itu atletik di

Amerika dinamakan “Track and Field” (Aip Syarifuddin, 1992 : 2)

Nomor-nomor Atletik

Nomor-nomor yang terdapat dalam cabang atletik menurut Aip

Syarifudin (1992:9) secara garis besar ada 3 bagian, yaitu: 1) Nomor jalan dan

Lari, 2) Nomor Lompat, 3) Nomor Lempar.Nomor tersebut dapat diperinci

sebagai berikut:

1) Nomor Jalan dan Lari

a) Nomor Jalan

Untuk Putri nomor yang diperlombakan adalah 5 km dan 10 km,

sedangkan untuk putra 10 km dan 20 km.

b) Nomor Lari

(1) Lari Jarak Pendek (100 m,200 m dan 400 m)

(2) Jarak Menengah ( 800 m, 1500 m, 3000 m)

(3) Jarak Jauh (5.000 m,10.000 m dan maraton 42,195 km)

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2) Nomor Lompat

a) Lompat Jauh (Long Jump atau Broad Jump)

b) Lompat Tinggi (HighJump)

c) Lompat Jangkit atau Lompat Tiga (Hop Step and Jump)

d) Lompat Tinggi Galah (Pole vault)

3) Nomor Lempar

a) Tolak Peluru (Shot Put)

b) Lempar Lembing (Javelin Throw)

c) Lempar Cakram (Discus Throw)

d) Lempar Martil (Hammer Throw)

4. Ruang Lingkup Penilaian Atletik di SMP/MTs

Dalam pembelajaran Penjasorkes untuk jenjang SMP / MTs sesuai

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun 2006 salah satunya adalah

Permainan dan olahraga yang meliputi: olahraga tradisional, permainan.

eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik,

kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis

lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.

Penelitian ini hanya di cabang olahraga atletik dikarenakan kemampuan

biaya serta waktu penelitian. Selain itu juga belum adanya standar penilaian yang

baku di cabang olahraga atletik, karena KTSP guru diberikan keleluasaan dalam

menentukan materi ajar maupun dalam penilaianya berdasar pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan BSNP. Untuk kelas VIII

SMP/MTs cabang olahraga atletik didalamnya terdapat beberapa item,

diantaranya tolak peluru, lari 100 meter, lempar lembing dan lompat jauh.

Penelitian ini digunakan untuk membantu guru penjasorkes di SMP Negeri se-

Kecamatan sragen guna memberikan penilaian dalam pembelajaran atletik.

a. Tolak Peluru

Tolak peluru merupakan salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga

atletik. Berdasarkan peraturan yang berlaku, peluru harus didorong atau ditolak

dari bahu dengan satu tangan. Dalam hal ini Aip Syarifudin (1992: 144)

mengemukakan “Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau

mendorong suatu alat yang bundar dengan berat tertentu yang terbuat dari logam

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

(peluru) yang dilakukan dengan bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak

sejauh jauhnya”.

Berat peluru yang digunakan atlet putra dengan atlet wanita adalah

berbeda. Menurut Soegito ( 1992: 22 ) bahwa :

Berat peluru yang digunakan dalam perlombaan- perlombaan resmi yang

diselengarakan PASI atau cabang- cabangnya bagi peserta pria digunakan

peluruseberat 7,25 kg dan bagi pesrta wanita 4 kg. Disekolah- sekolah menengah,

bagi anak laki laki digunakan peluru seberat 5 kg dan untuk anak perempuan

seberat 3 kg.

Tolak peluru dilakukan dalam lapangan tertentu yang sesuai dengan

ukuran- ukuran sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ukuran tolak peluru

menurut Soegito ( 1992: 23 ) sebagai berikut :

1) Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran dengan garis tengah 2,13 m.

Peserta tolak peluru boleh mengambil awalan hanya seluas lingakran, tidak

boleh menyaentuh garis lingkaran.

2) Sektor tolakan

Sudut sektor tolakan : 40°

Peluru yang ditolak harus jatuh didalam dua garis sektor. Bila saat peluru

jatuh ditanah menyinggung garis sektor atau diluarnya, tolakan diangap gagal

atau tidak sah.

3) Balok tolakan (stopboard)

Dibusur bagian depan terdapat baluk tolakan, dengan ukuran : panjang 1,22

m, Lebar 115 mm, tebal 100 mm. Gunanya untuk menahan kaki si penolak.

4) Di samping kiri dan kanan lingkaran ada garis sepanjang 0,75 m, untuk tanda

separuh lapangan. Gunanya : setiap peserta yang melakukan tolakan harus

meninggalkan lingkaran lewat separoh bagian belakang (tidak boleh ke muka

atau ke samping )

1) Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tolak Peluru.

Untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam tolak peluru dipengaruhi oleh

banyak faktor. Menurut U. Jonath, E. Haag & R. Krepel ( 1987: 44-45 ) faktor-

faktor terpenting yang mempengaruhi tolak peluru ialah:

a) Lintasan percepatan pelurunya.

b) Tinggi berangkat dan sudut berangkat peluru.

c) Putaran antara poros bahu dan poros pinggang.

d) Percepatan peluru pada waktu mulai ditolak.

e) Pengakhiran tolakan tenaga bagian secara bersama dan pada saat yang tepat,

dan terutama koordinasi antara gerak lengan kaki.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Sedangkan persyaratan untuk menjadi seorang atlet tolak peluruyang

baik menurut Aip Syarifudin ( 1992: 145 ) harus memiliki beberapa syarat antara

lain :

a) Harus memiliki pemahaman dan penguasaan terhadap prosedur gerakan

untuk melakukan tolak peluruserta konsep untuk melakukanya.

b) Harus memiliki kekuatan, daya ledak, kecepatan, daya tahan kelenturan dan

koordinasi gerakan.

c) Harus memiliki badan yang tinggi besar, serta lincah dalam melakukan

gerakan.

d) Harus memiliki semangat yang besar untuk selalu selalu melakukan latihan

secara teratur dan terus menerus.

Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan, seorang atlet tolak

peluru harus dapat memertimbangkan dan memprhitungkan hukum- hukum

biomokanika. Selain itu juga harus memiliki bentuk tubuh yang ideal dan

memiliki otot – otot yang kuat.

2) Gaya Tolak Peluru

Gaya dalam tolak peluru merupakan rangkaian gerakan yang bertujuan

untuk mendorong atau menolakkan peluru agar pelurur dapat terlontar sejauh –

jauhnya. Menurut Tamsir Riyadi (1985 : 126 ) gaya dalam tolak peluru dibedakan

menjadi empat macam yaitu : a). Gaya depan b). Gaya samping c). Gaya belakang

d). Gaya putaran cakram.

Dari keempat gaya tersebut diatas, gaya tolak peluru yang sering

digunakan oleh atlet – atlet tolak peluru yaitu gaya samping dan gaya belakang.

Untuk anak sekolah gaya tolak peluru yang sering digunakan yaitu gaya

menyamping. Hal ini dikarenakan gaya menyamping lebih sederhana

dibandingkan gaya membelakang.

3) Teknik Tolak Peluru Gaya Menyamping.

Untuk dapat menolakkan peluru sejauh- jauhnya,seorang atlet harus

dapat mengguasai teknik tolak peluru yang benar. Dalam hal ini Tamsir Riyadi (

1985 : 121 ) menyatakan “bagaimana menolak peluru yang benar, hal ini perlu

meninjau beberapa segi yang menyangkut masalah teknik menolak peluru secara

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

keseluruhan. Menurut Aip Syarifudin ( 1992: 145 ) teknik tolak peluru yaitu “(1)

cara memegang peluru, (2) sikap badan pada waktu akan menolak peluru, (3) cara

menolak peluru, (4) sikap badan setelah menolak peluru”.

Berdasarkan pendapat diatas menunjukan, teknik tolak peluru ada empat

bagian. Dari keempat teknik tersebut dalam pelaksanan gerakanya harus dirangkai

secara baik dan harmonis untuk memperoleh tolakan yang semaksimal mungkin.

Untuk lebih jelasnya teknik tolak peluru gaya menyamping diuraikan sebagai

berikut :

a) Cara Memegang Peluru

Peluru diletakkan pada telapak bagian atas atau pada ujung telapak

tangan, yang dekat dengan jari- jari tangan. Jari- jari tangan diregangakan atau

dibuka, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk untuk menahan dan memegang

peluru bagian belakang. Sedangakan jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk

memegang atau menahan peluru bagian samping, yaitu agar tidak tergelincir ke

dalam atau ke luar. Ke dalam ditahan dengan ibu jari dan keluar deitahan dengan

jari kelingking.

Setelah peluru itu dipegang dengan baik, kemudian letakkan pada bahu

(melekat) di leher. Siku diangkat kesamping agar tidak serong ke depan. Pada

waktu memegang dan meletakkan pada bahu, usahakan agar keadaan seleruh

badan dan tangan agar tidak kaku, tetapi harus dalam keadaan rileks. Tangan dan

lengan yang lain membantu keseimbangan.

b) Sikap Badan Pada Waktu Menolak

Berdiri tegak menyamping kearah tolakan, kedua kaki dibuka lebar atau

kangkang, kaki kiri lurus kedepan, kaki kanan dan lutut dibelokkan ke depan

sedikit agar seromg kesamping kanan. Berat badan pada kaki kanan, badan agak

condong kesamping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada bahu atau

pundak, tangan kiri dengan sedikit dibengkokkan berada di depan sedikit agak

serong ke atas rileks. Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga

keseimbangan. Pandangan diarahkan ke arah tolakan.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c) Cara Menolak Peluru

Bersamaan dengan memutar ke arah tolakan, siku ditarik serong ke atas

ke belakang (ke arah samping kiri),pinggul dan pinggan serta perut didorong ke

depan agak ke atas sehingga dada terbuka menghadap ke depan serong ke atas ke

arah tolakan. Dagu diangkat atau agak ditengadahkan, pandangan ke arah tolakan.

Pada saat seluruh badan (dada) menghadap tolakan, secepatnya peluru itu

ditolakkan sekuat- kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan (parabola) bersamaan

bantuan menolakkan kaki kanan dan melonjakkan seluruh badan ke atas serong ke

depan (kalau menolak dengan tangan kanan, sedangkan jika dengan tangan kiri

sebaliknya).

d) Sikap Akhir Setelah Menolak Peluru

Sikap akhir menolak peluru merupakan salah satu faktor yang

menentukan syah tidaknya tolakan yang dilakukan. Menurut Aip Syarifiddin

(1992: 150) cara melakukan gerakan dan sikap akhir setelah menolak sebagai

berikut :

(1) Setelah peluru ditolakkan atau di dorong itu lepas dari tangan, secepatnya

kaki yang digunakan untuk menolak itu diturunkan atau mendarat (kaki

kanan) dengan lutut agak dibengkokkan.

(2) Kaki kiri (kaki depan)diangakat kebelakang lurus dan rileks untuk

membantu keseimbangan.

(3) Badan condong ke depan, dagu diangkat, badan agak miring kesamping

kiri,pandangan kearah jatuhnya peluru.

(4) Tangan kanan dan siku agak dibengkokkan berada di depan sedikit agak

kebawah badan, tangan atau lengan kiri rileks lurus kebelakang untuk

membantu menjaga keseimbangan.

b. Lari 100 Meter

Lari cepat 100 M merupakan lari cepat yakni lari yang dilakukan mulai

dari garis start hingga garis finish dengan kecepatan maksimal, proses Kegiatan

pembelajaran olahraga yang di selenggarakan di SMP Negeri se-Kecamatan

Sragen, yang dilaksanakan satu kali tatap muka dengan siswa dalam satu minggu

memang sangat menarik perhatian siswa di antara kegiatan – kegiatan yang lain,

namun yang lebih menyenangkan adalah proses kegiatan pembelajaran olahraga

Atletik khususnya lari cepat 100 M, merupakan salah satu nomor yang di

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

perlombakan dalam cabang olahraga atletik yang aktifitasnya di awali dengan

mengambil awalan start bersama-sama kemudian lari secepat-cepatnya dengan

tujuan untuk memperoleh kecepatan yang paling cepat sampai garis finish,

selanjutnya dikatakan pencapaian hasil kecepatan yang baik dapat di capai melalui

pemantapan koordinasi gerakan dan teknik langkah serta ayunan tangan saat

berlari, yang meliputi mulai dari awalan atau start, teknik saat berlari serta teknik

saat memasuki garis finish.

Selanjutnya untuk mencapai hasil yang baik dalam lari cepat 100 M,

dapat dilalui dari berbagai pemantapan koordinasi gerak, teknik awalan / start,

teknik saat berlari serta teknik memasuki garis finish, yang masing-masing dari

teknik tersebut memiliki cara-cara tersendiri. Adapun teknik lari cepat 100 M ini

memiliki tiga macam faktor pembelajaran antara lain 1. Start, 2. Teknik lari, 3.

Teknik memasuki garis finis.

1) Langkah – langkah Pelaksanaan Lari 100 Meter

a) Teknik start

Tehnik start lari cepat 100 M, menggunakan start jongkok, dimana siswa

pada saat melakukan tehnik stard untuk stard ada 4 fase yang harus dilakukan oleh

siswa antara lain : posisi bersedia, posisi siap, gerak dorong lepas dari balok start

dan gerak percepatan langkah dengan tubuh badan naik ke atas lebih sedikit.

Posisi start yang standar, letak balok depan adalah dua panjang telapak kaki

dibelakang garis – start, letak balok belakang 1,5 panjang telapak kaki dibelakang

balok depan, atur balok depan lebih datar dari yang belakang letakkan kedua

tangan di tanah selebar bahu kedua lengan menopang berat badan. Letakkan lutut

belakang di tanah kedua lengan menopang berat badan, bahu diatas dan sedikit ke

depan dari kedua tangan. Angkat pantat sampai lutut depan membentuk sudut 900 .

(1) dan pantat diangkat sedikit lebih tinggi dari bahu (2). Gerak dorong depan dari

kaki depan, angkat tangan dari tanah pada saat serentak, tariklah kaki kiri kedepan

dengan cepat luruskan pinggang dan lutut sepenuhnya pada saat gerak dorong

berakhir, dorong kedepan dengan cepat dan penuh kekuatan, dari tanah.

Pertahankan posisi badan tegakkan togog badan dari sedikit ( IAAF ).

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(Pendidikan pelatihan. 1993). Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat

gambar dibawah ini.

Bersedia siap gerak dorong gerak percepatan

Gambar 1. pelaksanaan start jongkok lari cepat 100 M

(sumber IAAF Pedidikan Pelatihan, 1993)

Perlu diketahui dari posisi start siswa diharapkan selalu dapat

menempatkan posisi start dengan baik pandangan kedepan kira-kira berjarak 1

meter dari garis start sehingga pada saat bersedia badan condong kedepan berat

badan berada di kedua tangan sehingga dapat melaksanakan gerakan untuk berlari

dan saat itu perlu adanya power yang sangat besar untuk daya ledak pertama kali

untuk menghasilakan awalan saat lari.

b) Tehnik dasar lari cepat

(1) gerakan kaki

(a) Kaki melangkah selebar dan secepat mungkin

(b) Kaki belakang saat menolak dari tanah harus tertendang

lurus dengan cepat serta lutut ditekuk secara wajar agar paha

mudah terayun kedepan

(c) Pendaratan kaki pada tanah menggunakan ujung telapak

kaki dengan lutut agak menekuk

(2) gerakan ayunan lengan

(a) Lengan diayun kedepan atas sebatas hidung

(b) Sikut ditekuk kurang lebih membentuk sudut 900

(3) sikap badan

(a) Saat lari rileks dengan kepala segaris punggung

(b) Pandangan kedepan

(c) Badan condong kedepan

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Gambar 2. Teknik dasar

(Sumber Roji. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. 2006:64.65)

c) Teknik dasar masuk finish

Perlu diketahui seorang pelari pada saat memasuki finish, ada beberapa

teknik untuk menuju garis finish maka harus pandai-pandai untuk menjulurkan

anggota badannya ke garis finish, anggota badan tersebut antara lain bisa kepala,

dada dan pundak dengan cara menyamping,

Gambar 3. Cara masuk garis finish

(Sumber Roji. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. 2006:64.65)

c. Lempar Lembing

1) Pengertian Lempar Lembing

Melempar merupakan proses gerak seseorang melakukan gerakan

terhadap suatu benda agar benda tersebut dapat dipindahkan sejauh mungkin,

sedangkan lembing merupakan suatu benda yang terdiri dari mata lembing, badan

lembing, dan tali pegangan lembing. Mata lembing terbuat dari metal, badan

lembing terbuat dari kayu atau metal atau bambu. Badan lembing yang terbuat

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dari kayu atau metal dipergunakan dalam perlombaan internasional atau

perlombaan resmi, sedang untuk pelajaran atau pendidikan digunakan dari bambu.

Tali lembing terletak melilit pada titik pusat lembing. Unsur gerak dan tujuan dari

proses gerakan menjadi bagian dari kegiatan melempar. Kedua hal tersebut

merupakan kesatuan utuh dan berupa gerakan yang sering disebut teknik

melemparkan lembing.

Adapun ukuran lembing yang sesuai aturan dalam perlombaan menurut

Aip Syarifuddin (1992: 159) adalah :

a). Untuk Putra

Beratnya 600 gram (atau dengan variasi berat antara 605 sampai 620 gram) dan

panjangnya antara 2.20 sampai 2.30 meter.

b). Untuk Putra

Beratnya 800 gram(atau dengan variasi berat antara 805 sampai 825 gram) dan

panjangnya antara 2.60 sampai 2.70 meter.

Sedangkan teknik yang terdapat dalam lempar lembing, seperti yang

dikemukakan oleh Soegito, Bambang Wijanarko dan Ismaryati (1991 : 204 – 209)

adalah, “cara memegang lembing, cara membawa lembing, lempar lembing tanpa

awalan dan lempar lembing dengan awalan.”

2) Cara Memegang Lembing

Teknik memegang lembing menurut cara menempatkan jari-jari pada

lembing, cara memegang lembing dibedakan menjadi tiga cara, yaitu : cara

Amerika disebut juga pegangan telunjuk-ibu jari, karena ibu jari dan telunjuk

dibelakang lilitan sedangkan jari tengah, jari manis dan kelingking terletak tepat

pada lilitan. Cara Finlandia disebut juga pegangan jari tengah ibu jari. Jari manis

dan kelingking tepat pada lilitan lembing dan cara menjepit atau disebut juga

“pegangan Tang”, karena lembing diantara telunjuk dan jari tengah dan terletak

dibelakang lilitan.

Yang dimaksud dengan cara membawa lembing, adalah cara membawa

lembing pada saat melakukan lari mengambil awalan. Setiap atlet di sampig harus

menguasai cara memegang lembing, juga harus menguasai teknik atau cara

membawa lembing sewaktu melakukan awalan.m Ada tiga cara membawa

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

lembing, yaitu : cara membawa lembing di bawah, tangan yang membawa

lembing lurus kebelakang serong ke bawah. Lembing dipegang di samping badan

segaris dan menempel pada lengan, ujung lembing disamping dada. Cara

membawa lembing diatas bahu, tangan yang membawa lembing dilipat 900

lembing dipegang setinggi telinga dan tepat diatas bahu. Posisi lembing dapat

menuju serong atas atau serong bawah dan dapat pula lurus mendatar dan cara

membawa lembing diatas kepala,seperti yang kedua, tetapi sikap tangan yang

membawa lembing diangkat lebih tinggi lagi. Posisi lembing diatas kepala.

3) Lempar Lembing Tanpa Awalan

Teknik melakukan lempar lembing tanpa awalan dijelaskan oleh Soegito

dan A. Hamidsyah Noer (1994 : 67) sebagai berikut :

a) Lembing siap dipegang dan dibawa dengan cara yang benar.

b) Langkahkan kaki kanan ke belakang cukup lebar, disertai dengan memutar

badan kekanan. Luruskan tangan kanan kebelakang serong bawah. Tekuk

lutut kaki kanan sehingga berat badan pada kaki kanan , kaki kiri lurus

telapak kaki menghadap serong kanan. Saat lembing akan lepas telapak kaki

kiri menghadap serong kiri. Pandangan sebentar ke arah tangan kanan

kemudian melihat kearah samping kiri serong atas. Tangan kiri di angkat

setinggi bahu. Sikap ini dinamakan sikap lempar.

c) Gerakan lempar

Setelah mendapat sikap lempar dilanjutkan dengan gerakan melempar,

sebagai berikut :

(1). Tangan kanan yang lurus tadi segera ditekuk dengan disertai memutar

badan kekiri sehingga sikap badan menghadap kedepan. Meskipun

demikian posisi tangan tetap diangkat dan arah lembing menuju serong

ke atas depan, serta lewat di atas bidang bahu. Pandangan tertuju ke

arah sasaran.

(2). Gerakan berikutnya adalah meluruskan kaki belakang (kanan) dan

diteruskan meluruskan kaki kiri. Pada saat itu sikap tangan kanan sudah

mulai lurus dan sat itu pula lembing segera dilepas dari genggaman.

(3). Setelah lembing lepas dari genggaman, kaki kanan dilangkahkan

kedepan menggantikan posisi kaki kiri yang berada di belakang.

4) Lempar Lembing Dengan Awalan.

Dalam lempar lembing dengan awalan, ada dua macam gaya yang sangat

efisien, yaitu : gaya Finlandia atau gaya langkah silang, gaya hop step atau gaya

langkah jingkat.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dalam penelitian ini hanya akan dijelaskan teknik lempar lembing

dengan awalan menggunakan gaya jingkat (hop step). Aip Syarifudin (1992 : 96 )

menjelaskan sebagai berikut :

Cara melakukan awalan dengan gaya jingkat dan langkah dari tanda

pertama sampai tanda yang kedua sama seperti pada gaya langkah silang di depan.

Hanya sekarang dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Pada waktu kaki kanan menginjak atau sampai tanda yang kedua, kaki

kanan tersebut langsung melakukan gerakan jingkat kedepan. Pada saat

kaki kanan mendarat, lembing diturunkan di bawah ke belakang.

b) Sambil melangkahkan kaki kiri jauh kedepan lurus, badan diputar

kekanan, lutut kaki kanan dibengkokkan, kaki diputar keluar dan lengan

semakin diluruskan kencang kebelakang, hingga badan miring ke samping

kanan dan rendah.

c) Bersamaan dengan kaki kiri menginjak tanah, badan diputar ke arah

lemparan (ke kiri), tangan kanan (pergelangan tangan) diputar kedalam

dan dengan membengkokkan siku lembing dibawa ke atas kepala. Pinggul,

pinggang dan perut didorong ke depan serong keatas, siku kiri ditarik

kebelakang hingga dada terbuka menghadap kearah lemparan. Pada saat

itu pulalah lembing dilemparkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan,

pandangan mengikuti arah jalannya lembing.

d. Lompat Jauh

Lompat jauh merupakan rangkaian gerakan yang diawali dengan lari

cepat, menolak, melayang dan mendarat. Gerakan-gerakan dalam lompat jauh

tersebut harus dilakukan secara baik dan harmonis tidak diputus-putus

pelaksanaannya agar diperoleh lompatan sejauh-jauhnya. Seperti dikemukakan

Aip Syarifuddin ( 1992 : 90 ) bahwa, “Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan

melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat

badan selama mungkin di udara (melayang dudara) yang dilakukn dengan cepat

dan dengan jalan melalui tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang

sejauh-jauhnya”.

Lompat jauh gaya jongkok disebut juga gaya duduk di udara (sit down in

thi air). Dikatakan gaya jongkok karena gerakan yang dilakukan pada saat

melayang di udara membentuk sikap seperti orang jongkok atau duduk. Gerakan

jongkok atau duduk ini terlihat saat membungkuk badan dan kedua lutut ditekuk,

kedua tangan ke depan. Pada saat mendarat kedua kaki dijulurkan ke depan,

mendarat dengan bagian tumit lebih dahulu dan kedua tangan ke depan. Untuk

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menghindari kesalahan saat mendarat, maka diikuti dengan menjatuhakan badan

ke depan.

Lompat jauh gaya jongkok merupakan gaya yang paling mudah

dilakukan terutama pada anak-anak sekolah dan gaya yang paling mudah untuk

dipelajari. Lompat jauh gaya jongkok dianggap mudah karena tidak banyak

gerakan yang harus dilakukan pada saat melayang di udara, jika dibandingkan

dengan gaya lainnya.

1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Lompat Jauh

Keberhasilan untuk melopat sejauh-jauhnya dipengaruhi oleh banyak

faktor. Tamsir Riyadi ( 1985 : 95 ) menyatakan, “Unsur-unsur yang berpengaruh

terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh meliputi gaya

ledak, kecepatan, kekuatan, kelincahan, kelentukan, koordinasi dan

keseimbangan”. Sedangkan Jonath U, Haag E, dan Krempel R. ( 1987 : 196 )

persyaratan yang harus dipenuhi pelompat jauh yaitu: “Faktor kondisi fisik yaitu,

kecepatan, tenaga loncat, kemudahan gerak khusus, ketangkasan dan rasa irama.

Faktor teknik yang meliputi ancang-ancang, lepas tapak tahap melayang dan

pendaratan”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukan bahwa, untuk mencapai

prestasi lompat jauh dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik dan faktor teknik.

Ditinjau dari faktor kondisi fisik, komponen fisik yang dapat mempengaruhi

pencapaian prestasi lompat jauh antara lain: daya ledak, kecepatan, kekuatan,

kelincahan, kelentukan, koordinasi. Sedangkan ditinjau dari teknik melompat

meliputi awalan, tolakan, melayang diudara dan pendaratan. Prestasi yang tinggi

dapat dicapai, jika unsur-unsur kondisi fisik yang terlibat dikerahkan dengan

teknik yang benar.

2) Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok

Peningkatan prestasi dalam olahraga menuntut adanya perbaikan dan.

pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuannya. Teknik merupakan suatu

proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang

memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latiahan atau perlombaan.

Teknik lompat jauh merupakan faktor yang sangat penting dan harus

dikuasai seorang atlet pelompat. Teknik lompat jauh terdiri beberapa bagian yang

dalam pelaksanaannya harus dirangkaikan secara baik dan benar. Berkaitan

dengan teknik lopmat jauh Tamsir Riyadi ( 1985 : 95 ) menyatakan, “Tinjauan

secara teknis pada lompat jauh meliputi empat masalah yaitu, cara melakukan

awalan, tumpuan, melayang diudara dan cara melakukan pendaratan”. Menurut

Jonath et al. ( 1987 : 197 ) bahwa, “Lompat jauh dapat dibagi ke dalam ancang-

ancang, tumpuan, melayang dan mendarat”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukan bahwa, teknik lompat

jauh terdiri dari empat tahapan yaitu awalan, tumpuan, melayang dan mendarat.

Kempat tahapan tersebut harus dikuasai dan harus dilakukan dengan harmonis dan

tidak terputus-putus agar dapat mencapai prestasi yang optimal. Untuk lebih

jelasnya keempat teknik lompat jauh gaya jongkok dapat diuraikan secara singkat

sebagai berikut:

a) Awalan

Awalan merupakan tahap pertama dalam lompat jauh. Tujuan awalan

adalah untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada saat akan melompat dan

membawa pelompat pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan yang benar

merupakan prasyarat yang harus dipenuhi, untuk menghasilkan jarak lompatan

yang sejauh-jauhnya.

Awalan lompat jauh dilakukan dengan berlari secepat-cepatnya sebelum

salah satu kaki menumpu pada balok tumpuan. Jes Jerver ( 1999 : 34 )

menyatakan “Maksut berlari sebelum melompat ini adalah untuk meningkatkan

kecepatan horisontal secara maksimum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu

take of “. Jarak awalan tidak perlu terlalu jauh, tetapi sebagaimana pelari

mendapatkan kecepatan tertinggi sebelum salah satu kaki menolak. Jarak awalan

tersebut antara 30-35 meter. Berkaitan dengan awalan lompat jauh Tamsir Riyadi

( 1985 : 95 ) menyatakan:

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Jarak awalan tergantung dari masing-masing atlet. Bagi pelompat yang

dalam jarak relatif pendek sudah mampu mencapai kecepatan maksimal

(full speed) maka jarak awalan cukup dekat/pendek saja (sekitar 30-35

meter atau kurang dari itu). Sedangkan bagi atlet lain dalam jarak relatif

jauh baru mencapai maksimal, maka jarak awalan harus lebih jauh sekitar

40-45 meter atau lebih jauh dari itu. Bagi pemula sudah barang tentu

jarak awalan lebih pendek dari ancer-ancer tersebut.

Jarak awalan lompat jauh tidak ada aturan khusus, namun bersifat

individual tergantung dari masing-masing pelompat. Kecepatan awalan harus

sudah dicapai tiga atau empat langkah sebelum balok tumpuan. Tiga atau empat

langkah terakhir sebelum menumpu tersebut dimaksudkan untuk mengontrol saat

menolak dibalok tumpuan.

Awalan lompat jauh harus dilakukan dengan harmonis, lancar dan

dengan kecepatan yang tinggi, tanpa ada gangguan langkah yang diperkecil atau

diperlebar untuk memperoleh ketepatan bertumpu pada balok tumpuan. Menurut

Aip Syarifuddin ( 1992 : 91 ) bahwa, “Untuk menjaga kumingkinan pada waktu

melakukan awalan itu tidak cocok, atau ketidak tepatan antara awalan dan tolakan,

biasanya pelompat membuat dua buah tanda (cherkmark) antara permulaan akan

memulai melakukan awalan dengan papan tolakan”. Untuk lebih jelasnya berikut

ini disajikan ilustrasi pemberian tanda untuk membuat cherkmark untuk ketepatan

tumpuan sebagai berikut :

Bak Pasir

Tanda 30-35 m Tanda

pertama kedua

Papan tolak

Gambar 4. Ilustrasi Awalan Lompat Jauh

(Aip Syarifuddin, 1992:91)

b) Tumpuan

Tumpuan merupakan perubahan gerak horisontal ke gerak vertikal yang

dilakukan secara cepat. Tumpuan dilakukan dengan cara yaitu, sebelumnya

pelompat sudah mempersiapkan diri untuk tolakan sekuat-kuatnya pada langkah

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di udara. Tolakan

dilakukan dengan menjejakan salah satu kaki untuk menumpu tanpa langkah

melebihi papan tumpu untuk mendapatkan tolakan ke atas yang benar. Jes Jarver (

1999 : 35 ) menyatakan, “Maksud dari take off adalah merubah gerakan lari

menjadi suatu lompatan, dengan melakukan lompatan tegak lurus, sambil

memperahankan kecepatan horisontal badan ke depan membuat sudut lebih

kurang 45 dan sambil mempertahankan kecepatan saat badan dalam posisi

horisontal.

Daya dorong ke depan dan ke atas dapat diperoleh secara maksimal

dengan menggunakan kaki tumpu yang paling kuat. Ketepatan melakukan

tumpuan akan menunjang keberhasilan lompatan. Kesalahan menumpu ( melewati

balok tumpuan ), lompatan dinyatakan gagal atau diskualifikasi. Sedangkan jika

penempatan kaki tumpu jauh berada balok tumpuan akan sangat merugikan

terhadap pencapaian lompatan. Menurut Tamsir Riyadi ( 1985 : 96 ) teknik

menumpu pada lompat jauh sebagai berikut:

(1) Tolakan dilakukan dengan kaki yang terkuat.

(2) Sesaat akan menumpu sikap badan agak condong ke belakang (jangan

berlebihan) untuk membantu timbulnya lambungan yang lebih baik (

sekitar 45 )

(3) Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan.

(4) Saat bertumpu kedua lengan ikut serta di ayunkan ke depan atas.

Pandangan ke depan atas (jangan melihat ke bawah)

(5) Pada kaki ayun (kanan) diangkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi

lutut ditekuk.

Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan menumpu untuk menolak sebagai

berikut:

Gambar 5. Tumpuan dalam Lompat Jauh

(Tamsir Riyadi, 1985 : 98 )

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c) Melayang di Udara

Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan

kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu lepas dari papan

tolak, badan sipelompat dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang disebut “daya

penarik bumi”. Daya penarik bumi ini bertitik tangkap pada suatu titik yang

disebut berat badan (T.B./center of gravity). Titik berat badan ini letaknya kira-

kira pada pinggang si pelompat sedikit di bawah pusar agak kebelakang.

Salah satu usaha untuk mengatasi daya tarik bumi tersebut yaitu harus

melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya disertai dengan ayunan kaki dengan

kedua tangan kearah lompatan. Semakin cepat awalan dan semakin kuat tolakan

yang dilakukan, maka akan semakin lebih lama dapat membawa titik berat badan

melayang di udara. Dengan demikian akan dapat melompat lebih tinggi dan lebih

jauh, karena kedua kecepatan itu akan mendapatkan perpaduan (resultante) yang

menentukan lintasan gerak dari titik berat badan tersebut. Hal yang perlu

diperhatikan pada saat melayang di udara yaitu menjaga keseimbangan tubuh,

sehingga akan membantu pendaratan. Jonath et al (1987 : 200) menyatakan, “Pada

fase melayang bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan mempersiapkan

pendaratan”.

Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan melayang di udara lompat jauh

gaya jongkok sebagai berikut :

Gambar 6. Sikap Melayang di Udara

(Tamsir Riyadi, 1985 : 99 )

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

d) Pendaratan

Pendaratan merupakan tahap terakhir dari rangkaian gerakan lompat

jauh. Pendaratan merupakan prestasi yang dicapai dalam lompat jauh. Mendarat

dengan sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok yang harus

dipahami oleh pelompat. Mendarat dengan sikap badan hamper duduk dan kaki

lurus ke depan merupakan pendaratan yang efisien. Pada waktu mulai menyentuh

pasir, pelompat memegaskan lutut dan menggeserkan pinggang ke depan,

sehingga badan bagian atas menjadi agak tegak dan lengan mengayun ke depan.

Menurut Soegito (1992 : 41) teknik pendaratan sebagai berikut :

1) Pada saat badan akan jatuh di pasir lakukan pendaratan sebagai

berikut :

a) Luruskan kedua kaki ke depan.

b) Rapatkan kedua kaki sejajar.

c) Bungkukkan badan ke depan.

d) Ayunkan kedua tangan ke depan.

e) Berat badan dibawa ke depan.

2) Pada saat jatuh di pasir atau mendarat :

a) Usahakan jatuh pada ujung kaki rapat/sejajar.

b) Segera lipat kedua lutut.

c) Bawa dagu ke dada sambil mengayun kedua tangan ke bawah

arah belakang.

Berikut ini disajikan teknik gerakan mendarat lompat jauh gaya jongkok

sebagai berikut :

Gambar 7. Teknik Pendaratan Lompat Jauh

(Tamsir Riyadi, 1985 : 101 )

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

5. Pengertian Tes, Pengukuran dan Evaluasi

Dalam melaksanakan Penelitian, kita tidak akan bisa lepas dari statistika,

karena didalamnya terdapat hal-hal penting yang harus dipahami dalam

melaksanakan penelitian. Disini akan di sajikan beberapa hal terpanting dalam

melakukan penelitian,yaitu Tes dan Pengukuran.

a. Tes

Menurut Mulyono B(2010:2)”Suatu tes adalh suatu instrumen yang

digunakan untuk mendapatkan suatu informasi tentang individua tau objek-

objek”. Instrumen yang dipakai dalam tes dapat berupa wawancara, pengamatan

tentang ujuk kerja fisik, pengamatan tingkah laku malalui checklist, ataupun

catatan berupa anekdot. Yang manapun bentuk tes yang dipakai hendaknya

memiliki karakteristik tertentu Menurut Mulyono B. (2010: 25) beberapa

persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu tes meliputi unsur-unsur “(1) Validitas,

(2) Reliabilitas, (3) Objektivitas, (4) Diskriminitas, (5) Praktikabilitas”.

1) Validitas

Ada beberapa pengertian Validitas menurut para ahli,

Kirkendall(1987:53),”Validitas adalah seberapa baik sebuah tes mengukur apa

yang ingin diukur”.Sedangkan Mulyono B(2010:26) “ Suatu tes atau instrumen

pengukuran adalah valid apabila mengukur apa yang seharusnya diukur”.Rusli

L&Adans S(2000:50),”Konsep inti validitas adalah kesesuaian fungsi dan

kemampuan instrumen untuk memperoleh informasi atau mengukur atribut yang

ingin diukur”.

Ismaryati(2008:15-17) mengutarakan bahwa:

Jenis-jenis validitas, validitas langsung atau validitas logis didasarkan

atas pengertian seberapa jauh tes dapat dikatakan sesuai dengan putusan

profesi dan proses análisis logis yang dituntut oleh suatu tes. Validitas

logis dibedakan menjadi 2 macam yaitu validitas isi (content validity)

dan validitas konstruk (costruct validity), Validitas derivatif atau validitas

empiris didasarkan atas bukti empiris dan statistik yang berhubungan

dengan kriteria tes. Validitas empiris ini juga dibedakan menjadi 2, yaitu

validitas konkuren (concurrent validity) dan validitas prediktif

(predictive validity).

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2) Reliabilitas

Reliabilitas merupakan syarat penting bagi suatu tes,oleh sebab itu suatu

penelitian yang baik harus memiliki reliabilitas. Rusli L& Adang S(2000:56)

“Reliabilitas menggambarkan konsistensi dari hasil pengukuran terhadap orang

yang sama dengan alat ukur atau tes yang sama”.Ismaryati (2008:18)”Alat ukur

dikatakan mantap apabila alat ukur tersebut dalam pengukuran yang berulang kali

pada objek yang sama menghasilkan ukuran yang sama”.

a) Reliabilitas Tes-Retes

Istilah koefesien tes-retes dapat pula disebut koefesien stabilitas. Istilah

stabilitas dimaksudkan untuk menunjukan bahwa seseorang dapat berubah dari

waktu ke waktu. Hal itu bukan karena perubahan dalam tes, tapi fluktuasi dalam

beberápa aspek dari karakteristik yang diukur. Variasi yang terjadi di dalam

individu itu sendiri dan variasi antar individu yang diukur.

Reliabilitas tes-retes diperoleh dengan cara melaksanakan pengetesan dua

kali terhadap sekelompok subjek dengan memakai tes yang sama. Koefisian

reliabilitas tes-retes lebih tinggi daripada koefisien daripada tes berbentuk pararel,

karena dalam bentuk pararel mungkin saja isinya berbeda. Yang menjadi

persoalan dalam pengujian reliabilitas tes-retes ialah berapa lama selang waktu

antara tes pertama dan kedua. Kirkendal, dkk(1987) dalam Rusli L(2000:58)

mengemukakan, “Selang waktunya sebaiknya cukup lama agar subjek yang

bersangkutan tidak mengulang kesalahan, atau jangan terlalu lama sehingga yang

bersangkutan ada kesempatan untuk berlatih selama selang waktu tes pertama dan

kedua, termasuk lupa bagaiman cara melaksanakan atau menyelesaikan tes”.

Baumgartner (1969) dalam Rusli L(2000:58) ”Perhitungan reliabilitas tes-retes

yang dilaksanakan dihari yang sama cenderung menghasilkan koefisian

reliabilitas tes yang terlampau tinggi, karena itu disarankan pengetesan

dilaksanakan dihari yang sama”.

b) Reliabilitas Tes Bentuk Paralel (Bentuk Kembar)

Pendekatan tes berbentuk pararel (tes kembar) disukai sebagai metode

untuk menafsirkan koefisien reliabilitas suatu tes. Koefisien tersebut diperoleh

dengan cara memberikan tes yang isinya dianggap serupa. Bentuknya dianggap

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

atau disebut paralel jika skor seseorang sama untuk kedua bentuk tes itu. Jika

kesalahan standar dari pengukuran bentuk pertama sama dengan tes kedua.

c) Reliabilitas Belah Dua (Split-Half)

Untuk menghindari kelemahan pelaksanaan tes-retes atau penggunaan

bentuk paralel, maka tes dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama. Total skor

dari butir-butir tes bernomor gasal dikorelasikan dengan total skor tes bernomor

genap. Hasil korelasi tes yang dipecah menjadi dua ini, selanjutnya diramalkan

dengan rumus Spearman-Brown, guna memperoleh reliabilitas keseluruhan tes:

3) Objektivitas

Rusli L& Adang S(2000:63) mendevinisikan Objektivitas sebagai derajat

kesepakatan diantara beberapa orang pengetes. Suatu tes dikatakan Objektiv,

manakalaterdapat kesamaan skor yang diberikan oeh beberapa orang penilai.

Istilah lain bagi objektivitas ialah reliabilitas penilai., yakni konsistensi skor yang

diberikan oleh beberapa penilai terhadap suatu performan.

Ismaryati(2008:31)”Suatu tes dikatakan objektiv, bilamana dua orang pengetes

atau lebih memberi nilai yang sama dan bebas dari faktor subjektif dalam sistem

penilaian”. Dalam buku yang sama,Ismaryati menyatakan bahwa:

Agar diperoleh objektivitas yang tinggi di dalam pengukuran,perlu

diusahakan hal-hal sebagai berikut:

a) Petunjuk atau prosedur pengukuran harus dirumuskan dengan kata-

kata yang tepat dan terparinci.

b) Prosedur pengukuran diusahakan agar mudah dikerjakan oleh

pengetes dan yang dites.

c) Bila dimungkinkan, dalam pengukuran perlu digunakan alat pengukur

mekanik.

d) Pengetes yang berpengalaman perlu dipilih agar terjamin hasil

pengukuranya.

e) Pengetes harus memelihara sikap ilmiah selama pengukuran.

Reliabilitas =

Seluruh tes

2(reliabilitas 1/2 tes)

1 + (reliabilitas dari 1/2 tes)

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

4) Diskriminitas

Soal di dalam ujian atau tes diberikan kepada siswa dengan maksud

untuk membedakan mereka yang betul-betul belajar dengan mereka yang memang

malas belajar atau lebih tepat untuk membedakan mereka yang benar-benar

menguasai bahan pelajaran dengan mereka yang tidak menguasai bahan

pengajaran.

Mulyono B(2010:52)”Tes yang baik harus dapat membedakan

kemampuan siswa sesuai dengan tingkat keterampilan dan kepandaian mereka”.

Suatu tes yang sukar seningga siswa tidak bisa menjawab bukanlah tes yang baik,

sebaliknya tes yang sangat mudah sehingga siswa bisa menjawab semua adalh

kriteria tes yang baik. Sebab tes-tes yang demikian itu tidak memiliki kemampuan

membandingkan antara yang berkemampuan sangat jelek, jelek, cukup, baik dan

sangat baik.

5) Praktibilitas

Walaupun kriteria validitas dan reliabilitas tes merupakan hal terpenting

dari kriteria yang lainya, namun sejumlah pertimbangan yang bersifat praktis yang

dapat mempengaruhi tes perlu dipertimbangkan pula. Pertimbangan-pertimbangan

tersebut meliputi; waktu dan biaya, kemudian dalam pengadministrasiandan

kemudahan penginterprestasian.

b. Pengukuran

Menurut Mulyono B(2010:2), “Pengukuran adalah suatu proses

pengumpulan informasi “. Kita biasanya berpikir tetentang pengukuran sebagai

penentuan tujuan dari skor yang berupa angka yang didasarkan pada unjuk kerja.

Melalui pengukuran ditentukan tingkat pencapaian atau status sekarang para

peserta. Melakasanakan suatu tes adalah bagian dari proses pengukuran. Hasil dari

suatu pengukuran perlu diangkakan sehubungan dengan waktu, jarak, kuantitas,

atau jumlah tugas yang dibakukan dengan tepat. Akan tetapi sebagian besar dalam

pengukuran pendidikan jasmani tidak terlalu murni atau mutlak. Sebagai contoh,

sebagai pengganti mengatakan bahwa waktu yang dicatat untuk lari cepat 50 yard

mengukur kecepatan seorang pelari, adalah lebih tepat menyatakan bahwa

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

melaksanakan lari cepat 50 yard adalah suatu prosedur pengukuran yang memberi

suatu skor tes yang menunjukan kecepatan seseorang. Tentu saja pengukuran

waktu dalam lari cepat dapat dianggap suatu pengukuran yang lebih cocok dari

padaberbagai sumber informasi lainya yang biasanya digunakan dalam pendidikan

jasmani seperti penilaian subjektif. Tujuan akir kita adalah membuat pengukuran

setepat atau semurni mungkin, biarpun demikian pengukuran yang kurang murni

harus dikenali kemanfaatanya seperti juga keterbatasanya.

c. Evaluasi

Istilah evaluasi sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di

sekolah maupun di organisasi-organisasi. Evaluasi dapat diartikan sebagai

tindakan untuk mengoreksi dan memberikan penilaian terhadap suatu kegiatan

yang dilakukan. Ismaryati (2006:1) “Evaluasi adalah proses penentuan nilai atau

harga dari data yang terkumpul.

Pngertian evaluasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli pda dasarnya

hampir memiliki pengertian yang sama. Berdasarkan pengertian evaluasi dapat

disimpulkan, evaluasi merupakan suatu tindakan atau proses penentuan nilai atau

harga dari data yang terkumpul dengan tujuan untuk menentukan sampai sejauh

mana tujuan kegiatan yang dilakukan dapat dicapai. Rusli Lutan (1993:3)

menyatakan, “Penilaian bertujuan untuk menilai kembali seberapa jauh tujuan

yang telah dirumuskan telah tercapai”.

Konsep tentang evaluasi cukup luas, karena di dalamnya tercakup

masalah tes dan pengukuran. Berkaitan dengan hal tersebut, Rusli Lutan (1993: 3)

menyatakan, “Tes adalah alat untuk mengumpulkan informasi, sedangkan

pengukuran adalah proses pengumpuklan informasi”. Menurut Rusli Lutan dkk

(1992: 215) adalah “Suatu proses untuk memperoleh data secara objektif,

kuantitatif dan hasilnya dapat diolah secara statistik”.

Evaluasi merupakan proses memberikan nilai, yang di dalamnya terdapat

proses pengumpulan data. Untuk mendapatkan data yang relevan sesuai dengan

tujuan evaluasi diperlukan tindakan yang tepat dengan menggunakan instrumen

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

yang sesuai. Dalam hal inilah unsur tes dan pengukuran diperlukan dalam proses

evaluasi.

1) Fungsi Evaluasi

Evaluasi mempunyai peranan yang penting terhadap tujuan yang telah

ditetapkan. Melalui evaluasi dapat diketahui sampai sejauh mana pencapaian

tujuan yang dilaksanakan. Rusli Lutan (1993:4) menyatakan, “ Kegiatan penilaian

bukan hanya sekedar pengecekan tujuan. Berdasarkan penilaian perlu ditelaah,

apa kekurangan dan bahkan juga keunggulan yang ada. Hasil yang telah baik

perlu dipertahankan dan kekurangan perlu diperbaiki”. Menurut Mulyono B

(2001: 9-11) tujuan evaluasi antara lain: “(1) penentuan status, (2) klasifikasi ke

dalam kelompok-kelompok, (3) memiliki sedikit dari yang banyak, (4) motivasi,

(5) pemeliharaan standar, (6) memberikan pengalaman pendidikan, (7)

mengadakan penelitian”. Pendapat lain dikemukakan Zainal Arifin (1991:5)

fungsi dan tujuan evaluasi adalah:

1) Untuk mengetahui sejauh mana anak didik menguasai materi yang

telah diberikan.

2) Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan, keuletan dan

kemampuan anak didik terhadap materi pelajaran.

3) Untuk mengetahui derajat efisiensi dan efektifitas strategi pengajaran

yang telah digunakan, baik menyangkut metode maupun teknik belajar

mengajar.

Evaluasi pada prinsipnya memiliki fungsi untuk mengetahui sejauh mana

hasil yang dicapai dalam pendidikan. Dari hasil evaluasi yang dilakukan dapat

digunakan dasar untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan yang telah

dilakukan oleh guru. Selain itu, evaluasi dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi

guru untuk memperbaiki pola dan sistem pendidikan yang telah dilaksanakan.

Dengan hal ini diharapkan pada latihan berikutnya diperoleh hasil yang lebih

optimal.

2) Prinsip-Prinsip Pengukuran dan Evaluasi

Suatu prinsip hendaknya dianggap sebagai suatu peraturan yang

mempedomani tindakan. Menurut Rusli Lutan (2000: 9) prinsip pengukuran dan

evaluasi adalah “Panduan atau tuntunan dalam penyelenggaraan pengukuran dan

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

evaluasi agar tercapai fungsi yang diharapkan”. Untuk menetapkan dan

melaksanakan suatu program evaluasi harus mengetahui beberapa prinsip

pengukuran dan evaluasi. Menurut Mulyono B. (2010: 18-22) prinsip-prinsip

pengukuran dan evaluasi yaitu:

1) Suatu program pengukuran dan evaluasi seharusnya sesuai dengan

filosofi hidup dan pendidikan penilainya.

2) Agar dan mengevaluasi secara efektif, semua pengukuran harus

dilakukan sehubungan dengan tujuan-tujuan program.

3) Testing adalah bagian dari pengukuran, dan pengukuran hanyalah satu

tahap dari evaluasi.

4) Pengukuran dan evaluasi harus dilaksanakan dan diawasi oleh ahli

terlatih.

5) Hasil pengukuran dan evaluasi harus ditafsirkan sehubungan dengan

hidup keseluruhan seseorang termasuk dimensi sosial, emosional, fisik

dan psikologinya.

6) Pengukuran dan evaluasi adalah sarana pendidikan yang penting dan

memainkan peranan utama dalam proses pendidikan secara

keseluruhan.

7) Pengukuran dan evaluasi bertumpu pada dasar pemikiran, bahwa

apapun yang ada merupakan suatu penjumlahan, oleh karenanya dapat

diukur.

8) Tidak ada pengganti untuk pertimbangan dalam pengukuran dan

evaluasi

9) Kemampuan awal para peserta harus diukur untuk mendapatkan

pengetahuan tentang prestasi mereka dalam program pendidikan

jasmani.

Prinsip-prinsip pengukuran dan evaluasi ini sangat penting untuk

dipahami bagi seseorang yang akan pengadakan pengukuran dan evaluasi. Dengan

memahami prinsip-prinsip tersebut, kegiatan pengukuran dan evaluasi akan

diperoleh hasil sesuai seperti yang diharapkan.

3) Kriteria Tes Aletik di SMP

Pelaksanaan tes merupakan tahap yang paling penting dalam proses

pengukuran dan evaluasi. Kualitas informasi yang diperoleh tergantung pada

kualitas tes yang akan dipakai. Untuk itu perlu memahami apa kriteria yang dapat

dipakai untuk memilih tes. Di standar kompetensi dan kompetensi dasar SMP

terdapat cabang atletik, dan penjabaranya diserahkan kepada masing-masing guru

penjasorkes di setiap sekolah. Dalam melaksanakan pembelajaran, masih ada guru

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

penjasorkes yang belum/ kurang memperhatikan cabang atletik. Dan itu

berdampak pula dalam penilaian karena tes yang dilakukan belum maksimal.

Ditambah lagi belum adanya standar penilaian yang baku di cabang atletik. Tes

atletik yang baik mencangkup beberapa hal, antara sarana dan prasarana yang

memadai, alat tes yang valid, adanya norma penilaian serta objektivitas dalam

pemberian penilaian. Menurut Mulyono B. (2010: 25) beberapa persyaratan yang

harus dimiliki oleh suatu tes meliputi unsur-unsur “(1) Validitas, (2) Reliabilitas,

(3) Objektivitas, (4) Diskriminitas, (5) Praktikabilitas”.

6. Penyusunan Norma Penilaian

Menurut Mulyono B(2010:93), dalam berbagai bentuknya hasil-hasil

pengukuran dapat dinyatakan dalam penggolongan (klasifikasi), urutan jenjang

(rangking) atau dalam bentuk nilai (baik nilai dengan angka ataupun huruf).

Untuk keperluan ini harus dilaksanakan suatu usaha dengan mempergunakan

perhitungan-perhitungan statistik.

a. Penerapan PAN(Penilaian Acuan Norma)

Pada umumnya pendekatan PAN mendasarkan diri pada dua hal pokok

sebelum nilai akir pengikut ujian yang akan diluluskan dan penetapan batas lulus.

Dalam hal ini ada guru yang mempunyai “kebiasaan” meluluskan muridnya dalam

jumlah (persentase) tertentu, misalnya 80%. Bagaimana pun corak penyebaran

angka mentah yang diperoleh pengikut ujian, diluluskan akan berjumlah 80%.

Penetapan jumlah yang akan diluluskan ini sudah dengan sendirinya membawa

akibat penetapan batas lulus tertentu. Dalam penyebaran angka mentah yang telah

disusun dalam bentuk penyebaran frekuensi segera dapat diketahui sampai batas

angka mentah berapakah tenaga pengajar itu akn sampai jika dia mengambil 80%

jumlah murid dari mereka yang memperoleh angka mentah tertinggi berturut-turut

ke bawah. Batas inilah yang menjadi batas lulus.

Tenaga pengajar lain mungkin bertitik tolak dari batas lulus yang telah

ditetapkannya terlebih dahulu. Batas lulus ini dikaitkan dengan data statistik yang

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

diperoleh dari penyebaran angka mentah, yaitu rata-rata (x) dan angka simpangan

baku (s). Tenaga engajar tersebut akan memberi nilai akhir berdasarkan

peyimpangan angka mentah terhadap angka rata-rata.

b. Penerapan PAP (Penilaian Acuan Patokan)

Dalam pendekatan PAP penetapan batas lulus merupakan hal yang

pokok.tenaga pengajar harus sudah menetapkan sejak sebelum pengajaran dimulai

tentang batas kompetensi minimum yang diperlukan. Selanjutnya ketetapan ini

diterapkan hubungan antara derajat penguasaan kompetensi yang dimaksud

dengan nilai akhir yang akan diberikan misalnya sebagai berikut :

Derajat Penguasaan Nilai Akhir

90%-100% A

80%-89% B

65%-79% C

55%-64% D

Kurang dari 55% E

Pemakaian pedoman ini amatlah mudah, perhitungan statistik tidak

diperlukan. Jika kompetensi yang ingin dicapai telah diidentifikasi dengan tubtas,

dan jika ujian yang akan dipakai memang benar-benar telah dapat mengukur taraf

kemampuan penguasaan kompetensi yang dimaksud, maka angka mentah hasil

ujian yang telah dihaluskan (dalam bentuk persentase) dapat langsung diterapkan

dalam pedoman tersebut diatas.

c. Grading

Menurut Kirkendall, Joseph J, & Robert (1987:371) ”Dalam sistem

grading yang baik harus memenuhi tiga kriteria sebagai berikut: (1) Harus

memiliki tujuan, (2) Harus adil untuk semua siswa, (3) Harus jelas dan dipahami”.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, guru akan dapat memberikan nilai

secara objektif dan tepat kepada setiap siswanya. Maksud dan tujuan dalam

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

memberikan nilai harus jelas, ada alasan mengapa guru memberikan nilai kepada

siswanya. Hal itu akan menjadikan motivasi tersendiri bagi siswa apabila

mendapatkan nilai yang memuaskan serta sebagai acuan guru apabila akan

memberikan remidiasi jika dirasa kurang memuaskan. Rammers, Gage, and

Rummel dalam Kirkendall et.al (1987:374) mencatat tujuan grading / penilaian

sebagai berikut:

1) Informasi untuk orang tua tentang status murid atau kemajuanya.

2) Promosi dan graduation.

3) Motivasi kerja sekolah.

4) Bimbingan belajar pribadi.

5) Perencanaan bimbingan pendidikan dan kejuruan.

6) Bimbingan pengembangan pribadi.

7) Kehormatan.

8) Banyaknya partisipasi dalam kegiatan sekolah.

9) Laporan dan rekomendasi ke perusahaan.

10) Data untuk studi kurikulum.

11) Laporan ke sekolah untuk kenaikan tingkat siswa.

Dengan adanya maksud dan tujuan yang jelas, guru dapat memberikan

nilai yang sesuai dengan kemampuan siswa maupun batas nilai ketuntasan yang

akan diberikan.Pillips & Hornak.(1979:73), menerangkan bahwa ada beberapa

jenis norma untuk pendidikan jasmani, yaitu:” (1) Age Norms, (2) Grade Norms,

(3) Percentile Norms, (4) Standard Score Norms”. Kemudian dari beberapa janis

norma penilaian yang ada diatas, Standar score norms lah yang sering digunakan.

Standar score norms dapat dilakukan dengan beberapa cara, Pillips & Hornak

(1979:84)yaitu:” z-score, percentile, Z-score, T-score,Hull score dan stanine

score”.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan diatas dapat

dibuat skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

PJOK=Penjasorkes

SRG = Sragen

Gb. Skema Kerangka Pemikiran

PENJASORKES RUANG LINGKUP PJOK

KLS VIII

PENDIDIKAN LUAR KELAS

AKTIVITAS AIR

AKTIVITAS RITMIK

AKTIVITAS SENAM

KESEHATAN

PERMAINAN & OLAHRAGA

AKTIVITASPENGEMBANGAN

PERMAINAN BOLA BESAR

PERMAINAN BOLA KECIL

BELA DIRI ATLETIK

ATLETIK

LARI 100 M L. JAUH GAYA JONGKOK L. LEMBING GAYA HOP T. PELURU GAYA SAMPING

STANDARDISASI PENILAIAN

ADANYA NORMA ATLETIK

SURVEY NORMATIF

TES ATLETIK = SMP N 1 SRG,SMP N 2

SRG,SMP N 3 SRG,SMP N

4 SRG,SMP N 5 SRG,SMP N 6 SRG

POPULASI SISWA PUTRA =576 SISWA

SAMPEL 40%=230 SISWA

PROPORSIONAL RANDOM SAMPLING

TES DAN PENGUKURAN

TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMP NEGERI SRAGEN PERLU ADANYA

NORMA PENILAIAN ATLETIK

PENGETAHUAN= METODOLOGI

TES PENGUKURAN DAN

EVALUASI STATISTIK

SAMPLING

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Standardisasi Norma Tes Atletik Pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri

se-Kecamatan Sragen Tahun 2010.

Penjasorkes merupakan mata pelajaran yang diajarkan di semua lapisan

pendidikan formal,mulai dari SD ,SMP , SMA, dan bahkan sampai perguruan

tinggi. Hal ini dilakukan untuk penenaman ketrampilan gerak dasar dari usia dini

hingga gaya hidup sehat di lingkungan sekolah. Dengan demikian penjasorkes

sangatlah penting guna mendukung keberhasilan siswa dalam meraih prestasi

yang maksimal serta budaya hidup sehat.

Atletik merupakan cabang olahraga yang menjadi induk cabang olahraga

lain. Ini dikarenakan dalam cabang olahraga atletik mengandung semua unsur

gerakan cabang olahraga lainya. Untuk meningkatkan kemampuan atletik perlu

diadakan pembinaan sejak usia dini,hal ini dapat mendorong terbentuknya atlet-

atlet berkualitas di cabang atletik.

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan (Penjasorkes) untuk jenjang SMP / MTs sesuai Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

a. Permainan dan olahraga.

b. Aktivitas pengembangan.

c. Aktivitas senam.

d. Aktivitas ritmik.

e. Aktivitas air.

f. Pendidikan luar kelas.

g. Kesehatan.

Dalam pembelajaran cabang olahraga atletik, guru penjasorkes perlu

memperhatikan dan mengevaluasi secara kontinu kemampuan siswa. Ini

dilakukan guna mengembangkan kemampuan siswa yang diatas rata-rata dan

memotivasi jika ada siswa yang masih tertinggal. Untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan dalam proses kegiatan belajar mengajar dalam cabang olahraga

atletik, perlu dilakukan tes terhadap jenis olahraga yang telah diajarkan. Untuk

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

melakukan penilaian yang tepat dan penyamaan persepsi dalam penilaian terhadap

kemampuan atletik khususnya siswa putra kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan

Sragen.

Terdapat 6 SMP Negeri se-Kecamatan Sragen, yaitu :

1. SMP Negeri 1 Sragen

2. SMP Negeri 2 Sragen

3. SMP Negeri 3 Sragen

4. SMP Negeri 4 Sragen

5. SMP Negeri 5 Sragen

6. SMP Negeri 6 Sragen

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Proporsional

RandomSampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 40 % dari

keseluruhan jumlah siswa yang ada di SMP Negeri se-kecamatan Sragen yang

berjumlah 576 siswa. Sesuai dengan tujuan penelitian yang akan di capai maka

penelitian ini mengunakan metode survey normatif. Adapun instruman yang di

pakai adalah dengan tes dan pengukuran, dalam penelitian ini ada 4 item tes,yaitu

lari 100 meter, lompat jauh, tolak peluru, dan lempar lembing. Tes ini dilakukan

guna mengetahui kemampuan atletik pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri se-

Kecamatan Sragen tahun 2010. Setelah itu dibuatlah penyusunan Norma atletik

masing-masing item tes serta total kemampuan atletik dengan menggunakan tes

dan pengukuran. Penyusunan norma penilaian harus dilakukan secara seksama,

cermat dan teliti serta dapat mencerminkan pada keadaan yang sebenarnya.

Analisis yang dilakukanpun juga harus cermat dan tepat supaya norma penilaian

yang disusun dapat digunakan sebagai dasar dalam penilaian.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dapat diartikan sebagai prosedur atau cara yang

ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian yang

akan dicapai maka penelitian ini menggunakan metode survey normatif. Menurut

Thomas, JR dan Nelson J.K, (1990: 278) mengemukakan bahwa metode survey

normatif adalah “penelitian yang berpegang teguh pada norma atau aturan yang

digambarkan dengan cara mengelompokkan sesuai dengan usia atau jenis kelamin

meliputi penyusunan norma untuk kemampuan, penampilan, kepercayaan dan

sikap.” Dalam penelitian ini disusun norma mengenai kemampuan atletik yang

meliputi lari 100 meter, tolak peluru, lempar lembing dan lompat jauh.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Pengambilan data kemampuan atletik dalam penelitian ini dilaksanakan

di Stadion Taruna Sragen.

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada Selasa 14

Desember 2010.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang

ingin diteliti, atau keseluruhan subjek penelitian (Sugiarto et al,2001:200). Dalam

R & D, Sukmadinata (2008:2) membedakan populasi menjadi 2 yaitu populasi

terukur (accessible population) adalah populasi yang secara riil dijadikan dasar

dalam penentuan sampel dan secara langsung menjadi lingkup sasaran

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

keberlakuan keseluruhan, sedangkan populasi target adalah populasi dengan

alasan yang kuat (reasonable) memiliki kesamaan karakter dengan populasi

terukur. Dalam penelitian ini populasi target adalah seluruh siswa putra kelas VIII

SMP Negeri se-Kecamatan Sragen tahun 2010 yang berjumlah 576 siswa dari 6

sekolahan, sedangkan populasi terukurnya adalah 40% dari siswa putra kelas VIII

di masing-masing sekolah dari 6 SMP Negeri se-Kecamatan Sragen yang

berjumlah 230 siswa.

2. Sampel

Untuk pengembangan stándar penilaian, sekurang-kurangnya 200 orang

digunakan untuk menyusun norma (Lutan & Suherman, 2000:182). Untuk sekedar

ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua

sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah

subjeknya besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih(Suharsini

Arikunto, 1993:134). Pengambilan Sampel dalam penelitian ini adalah

proporsional random sampling. Sampel yang digunakan adalah 40% dari siswa

putra kelas VIII di masing-masing sekolah dari 6 SMP Negeri se-Kecamatan

Sragen yang berjumlah 230 siswa.

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Nama Sekolah Jumlah Siswa Putra Jumlah Sampel

SMP Negeri 1 Sragen 75 X 40% 30

SMP Negeri 2 Sragen 107 X 40% 43

SMP Negeri 3 Sragen 108 X 40% 43

SMP Negeri 4 Sragen 121 X 40% 48

SMP Negeri 5 Sragen 39 X 40% 16

SMP Negeri 6 Sragen 126 X 40% 50

Jumlah 576 230

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan

melaksanakan tes kemampuan atletik. Data yang dikumpulkan dalam penelitian

ini adalah tes kemampuan atletik yang meliputi :1). Lari 100 meter dengan test

dan re-test, 2). Tolak peluru dengan tiga kali tolakan, 3). Lempar lembing dengan

tiga kali lemparan, 4). Lompat jauh dengan tiga kali lompatan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan

statistik deskriptif. Sebagai berikut :

1. Mencari Reliabilitas Tes

Dalam análisis data ini mencari reliabilitas menggunakan program SPSS.

2. Mencari T-score

T Score = xX

1050

s

Mulyono B (1990 : 104)

Keterangan :

X : angka kasar

x : nilai rata-rata

s : simpangan baku

+ : + digunakan kalau angka kasar semakin besar, prestasi semakin

tinggi (misalnya lompat jauh)

- dipergunakan kalau angka kasar semakin kecil, prestasi semakin

tinggi (prestasi lari)

Skala T-score disusun sesuai hasil penghitungan T-score yang telah

disusun.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3. Menyusun Norma Penilaian

Norma yang disusun dalam penelitian ini adalah normal T-score seluruh

item tes.

Norma yang disusun dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Norma masing-masing item tes.

b. Norma total T-Score seluruh item tes.

Adapun langkah-langkah menyusun norma penilaian menurut Mulyono

B (2010:107) adalah :

Dalam menentukan norma, ditempuh langkah-langkah sebagai berikut

1. Mencari angka tertinggi (AT);

2. Mencari angka terrendah (AR);

3. Menghitung range (R), dengan rumus:

R = AT - AR

4. Menentukan kelas interval (ki);

5. Mencari Interval (i) dengan rumus:

ki

Ri ;

6. Menentukan angka pertama (Ic), dengan rumus:

i

ARI c ;

7. Menyusun tabel kerja;

8. Tetapkan norma hasil P masing-masing. Disusun norma dengan 5

kategori, maka jaraknya: 6 SD

5

9. Tetapkan persen untuk masing-masing klasifikasi. Gambarkan persentase

untuk masing-masing klasifikasi.

= 1,2 SD

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

10. Mencari nilai P yang ditentukan dengan rumus:

iYbYa

YbxBtPx

11. Membuat tabel kategori norma.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Kemampuan Tes Atletik Pada Siswa Putra Kelas VIII

SMP Negeri Se-Kecamatan Sragen Tahun 2010.

Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian. Penyajian penelitian

ini adalah berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data kemampuan atletik

pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Sragen Tahun 2010.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 6 (enam) SMP yaitu SMP

N 1 Sragen, SMP N 2 Sragen, SMP N 3 Sragen, SMP N 4 Sragen, SMP N 5

Sragen dan SMP N 6 Sragen. Tes kemampuan atletik yang dilakukan terdiri dari 4

item yaitu lari 100 meter, tolak peluru, lempar lembing, dan lompat jauh.

Tabel Validitas Tes :

Item Tes Validitas

Lari 100 meter 0.552001

Tolak peluru 0.513013

Lempar lembing 0.663932

Lompat jauh 0.620713

Data yang diperoleh dari penelitian dikelompokkan dan dianalisis dengan

stetistik, seperti terlihat dalam lampiran. Adapun deskripsi data secara

keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel seperti berikut.

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Atletik Pada Siswa Putra Kelas

VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Sragen Tahun 2010.

Item N Satuan Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Lari 100 meter 230 Detik 13,07 19,41

Tolak peluru 230 Meter 6,95 2,48

Lempar lembing 230 Meter 30,19 8,42

Lompat jauh 230 Meter 5,54 2,73

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Dalam penelitian ini dilakukan perhitungan reliabilitas dan hasil tes,

dengan maksud untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes yang diperoleh.

Adapun hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap hasil tes kemampuan atletik

pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Sragen Tahun 2010 dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data:

ANOVA

Tes Lari 100 meter

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 5.095 1 5.095 2.566 .110

Within Groups 909.375 458 1.986

Total 914.470 459

ANOVA

Tes Tolak Peluru

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.189 2 .595 .776 .461

Within Groups 526.504 687 .766

Total 527.693 689

ANOVA

Tes Lompat jauh

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .151 2 .076 .286 .751

Within Groups 181.784 687 .265

Total 181.935 689

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

ANOVA

Tes Lempar Lembing

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.967 2 .984 .064 .938

Within Groups 10480.446 687 15.255

Total 10482.414 689

B. Hasil Norma Penilaian.

Dalam analisis data hasil tes kemampuan atletik ini, tiap variabel diubah

ke dalam T-Score. Kemudian hasil tes yang diperoleh tiap sampel diberikan

penilaian sesuai dengan T-Score yang telah disusun. Selanjutnya melakukan

analisis dengan menyususn norma klasifikasi tingkat kemampuan atletik. Dalam

hal ini penyusun norma penilaian dilakukan terhadap tiap item tes kemampuan

atletik dan selanjutnya penyusunan terhadap norma penilaian total kemampuan

atletik.

Adapun hasil pengklasifikasian dan penyusunan norma penilaian

terhadap tiap item tes dan nilai total kemampuan atletik pada siswa putra kelas

VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Sragen Tahun 2010 yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut

Tabel 4. Norma Kemampuan Lari 100 meter Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri

Se-Kecamatan Sragen Tahun 2010.

No Nilai Kategori Jumlah Jumlah (%)

1 ≥ 66 Baik 6 2,61

2 58 - 65 Cukup 56 24,35

3 46 - 57 Sedang 99 43,04

4 30 - 45 Kurang 60 26,09

5 ≤ 29 Kurang Sekali 9 3,91

TOTAL 230 100

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 5. Standar Waktu lari 100 meter yang disarankan:

Interval Kategori

≤15,07 Baik Sekali

15,08 - 16,18 Baik

16,19 - 17,11 Cukup

17,12 - 17,98 Sedang

17,99 - 18,68 Kurang

≥18,69 Kurang Sekali

Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa norma kemampuan

lari 100 meter pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Sragen

Tahun 2010 kecenderungannya adalah Sedang.

Tabel 6. Norma kemampuan Tolak Peluru siswa putra kelas VIII SMP Negeri

Se-Kecamatan Sragen Tahun 2010.

No Nilai Kategori Jumlah Jumlah (%)

1 ≥ 72 Baik 7 3,04

2 56-71 Cukup 54 23,48

3 44-55 Sedang 109 47,39

4 34-43 Kurang 51 22,17

5 ≤ 33 Kurang Sekali 9 3,91

TOTAL 230 100

Tabel 7. Standar jarak tolak peluru yang disarankan:

Interval Kategori

≥6,36 Baik Sekali

5,37 - 6,35 Baik

4,48 - 5,36 Cukup

3,77 - 4,47 Sedang

3,11 - 3,76 Kurang

≤3,10 Kurang Sekali

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa norma kemampuan

tolak peluru pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Sragen

Tahun 2010 kecenderungannya adalah Sedang.

Tabel 8. Norma Kemampuan Lempar Lembing Siswa Putra Kelas VIII SMP

Negeri Se-Kecamatan Sragen Tahun 2010.

No Nilai Kategori Jumlah Jumlah (%)

1 ≥ 73 Baik 7 3,04

2 56-72 Cukup 53 23,04

3 45-55 Sedang 105 45,65

4 34-44 Kurang 56 24,35

5 ≤ 33 Kurang Sekali 9 3,91

TOTAL 230 100

Tabel 9. Standar Jarak lempar lembing yang disarankan:

Interval Kategori

≥25,26 Baik Sekali

21,03 - 25,25 Baik

17,52 - 21,02 Cukup

14,03 - 17,51 Sedang

10,45 - 14,02 Kurang

≤10,44 Kurang Sekali

Dari hasil tersebet dapat diambil kesimpulan bahwa norma kemampuan

lempar lembing pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Sragen

Tahun 2010 kecenderungannya adalah Sedang

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 10.Norma Kemampuan Lompat Jauh Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri

Se-Kecamatan Sragen Tahun 2010.

No Nilai Kategori Jumlah Jumlah (%)

1 ≥ 68 Baik 5 2,17

2 58-67 Cukup 46 20,00

3 44-57 Sedang 120 52,17

4 32-43 Kurang 53 23,04

5 ≤ 31 Kurang Sekali 6 2,61

TOTAL 230 100

Tabel 11. Standar jarak lompat jauh yang disarankan:

Interval Kategori

≥4,67 Baik Sekali

4,23 - 4,66 Baik

3,74 - 4,22 Cukup

3,24 - 3,73 Sedang

2,85 - 3,23 Kurang

≤2,84 Kurang Sekali

Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa norma kemampuan

lompat jauh pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Sragen

Tahun 2010 kecenderungannya adalah Sedang.

Tabel 12.Norma Kemampuan Atletik Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri Se-

Kecamatan Sragen Tahun 2010.

No Nilai Kategori Jumlah Jumlah (%)

1 ≥ 249 Baik 7 3,04

2 214-248 Cukup 51 22,17

3 187-213 Sedang 110 47,83

4 155-186 Kurang 55 23,91

5 ≤ 154 Kurang Sekali 7 3,04

TOTAL 230 100

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa norma kemampuan

Atletik pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Sragen Tahun

2010 kecenderungannya adalah Sedang

Dalam proses belajar mengajar selalu diperlukan evaluasi atau penilaian,

dengan adanya hal tersebut akan diperoleh informasi mengenai tingkat kemajuan

yang dicapai dalam proses belajar mangajar. Hasil evaluasi tersebut dapat

digunakan sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses belajar

mengajar berikutnya dan norma penilaian ini dapat digunakan sebagai pedoman

dalam memberikan penilaian terhadap keberhasilan dalam proses belajar mengajar

yang dilaksanakan.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,

dapat diperoleh simpulan bahwa kemampuan atletik pada siswa putra kelas VIII

SMP Negeri Se- Kecamatan Sragen Tahun 2010 dapat dinilai sebagai berikut :

Tabel 13. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Atletik Pada Siswa Putra Kelas

VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Sragen Tahun 2010.

Item N Satuan Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Lari 100 meter 230 Detik 13,07 19,41

Tolak peluru 230 Meter 6,95 2,48

Lempar lembing 230 Meter 30,19 8,42

Lompat jauh 230 Meter 5,54 2,73

Tabel 14. Norma Kemampuan Atletik Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri Se-

Kecamatan Sragen Tahun 2010.

No Nilai Kategori Jumlah Jumlah (%)

1 ≥ 249 Baik 7 3,04

2 214-248 Cukup 51 22,17

3 187-213 Sedang 110 47,83

4 155-186 Kurang 55 23,91

5 ≤ 154 Kurang Sekali 7 3,04

TOTAL 230 100

Tabel Profil Kemampuan Lari 100 meter, Tolak Peluru, Lempar Lembing,

Lompat Jauh dan Nilai Total T-Score Kemampuan Atletik Pada Siswa

Putra Kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Sragen Tahun 2010.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Standard... · DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk ... ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. ... dasar kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Kategori Lari 100

Meter

Tolak

Peluru

Lempar

Lembing

Lompat

Jauh

Total

Kemampuan

Atletik

Baik 6 7 7 5 7

Cukup 56 54 53 46 51

Sedang 99 109 105 120 110

Kurang 60 51 56 53 55

Kurang Sekali 9 9 9 6 7

TOTAL 230 230 230 230 230

B. Implikasi

Dari hasil penelitian ini dapat disusun norma penilaian kemampuan

atletik pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri Se- Kecamatan Sragen Tahun

2010, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa di sekolah yang bersangkutan.

Implikasi dari hasil penelitian ini bahwa dalam memberikan penilaian

terhadap tingkat kemampuan atletik siswa guru di SMP Negeri Se-Kecamatan

Sragen dapat menggunakan pedoman yang sesuai. Dalam hal ini guru di SMP

Negeri Se- Kecamatan Sragen dapat melihat norma yang ada, yaitu yang telah

dilakukan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dari implikasi yang

ditimbulkan, maka kepada para pengajar SMP Negeri Se- Kecamatan sragen,

disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Guru hendaknya selalu melakukan evaluasi program dan penilaian terhadap

tingkat kemampuan atltik yang dicapai siswanya dalam melakukan proses

belajar mengajar.

2. Guru dalam menentukan status kemampuan siswanya, hendaknya

menggunakan norma yang standar. Dalam hal ini dapat guru menggunakan

penelitian ini sebagai acuan.