dhabth mushaf al-qur`an riwayat qalun (studi …

49
DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi Komparatif Mushaf Madinah dan Mushaf Tunisia) Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: ANNISA SALSABILA NIM: 16210721 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 1440 H/2020 M

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

60 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN

(Studi Komparatif Mushaf Madinah dan Mushaf Tunisia)

Skripsi Ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama

(S.Ag)

Oleh:

ANNISA SALSABILA

NIM: 16210721

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)

JAKARTA

1440 H/2020 M

Page 2: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN

(Studi Komparatif Mushaf Madinah dan Mushaf Tunisia)

Skripsi Ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama

(S.Ag)

Oleh:

ANNISA SALSABILA

NIM: 16210721

Pembimbing:

Ahmad Hawasi, M. Ag.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)

JAKARTA

1440 H/2020 M

Page 3: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Dhabth Mushaf Al-Qur`an Riwayat Qalun: Studi

Komparatif Mushaf Madinah dan Mushaf Tunisia” yang disusun oleh

Annisa Salsabila Nomor Induk Mahasiswa: 16210721 telah diperiksa dan

disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 21 Agustus 2020

Pembimbing,

Ahmad Hawasi, M. Ag.

Page 4: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Dhabth Mushaf Al-Qur`an Riwayat Qalun: Studi

Komparatif Mushaf Madinah dan Mushaf Tunisia” oleh Annisa Salsabila

dengan NIM 16210721 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada

tanggal 21 Agustus 2020. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 21 Agustus 2020

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A.

Sidang Munaqasyah

Ketua sidang, Sekretaris Sidang,

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A. Mamluatun Nafisah, M.Ag.

Penguji I, Penguji II,

Dr. Romlah Widayati, M.Ag. Istiqomah, M.A.

Pembimbing,

Ahmad Hawasi, M. Ag.

Page 5: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

iii

Page 6: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

iv

MOTTO

“Jangan pergi mengikuti kemana jalan akan berujung. Buat jalanmu

sendiri dan tinggalkanlah jejak.”

Page 7: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

v

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:

Ayah dan Ibu, serta orang-orang yang tersayang;

Kepada diri penulis sendiri; serta,

Almamater Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Page 8: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

vi

بسم الله الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah swt,

yang berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusunan skripsi ini dapat

berlangsung dan selesai tepat waktu. Salawat penghormatan dan salam

pengagungan senantiasa tercurah kepada Rasulullah saw yang telah

membawa manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang

benderang.

Berbagai hambatan selalu hadir mulai dari awal hingga akhir

pengerjaan skripsi, baik internal maupun eksternal. Begitu pula dengan

motivasi/semangat yang senantiasa naik dan turun. Namun hal-hal

tersebut banyak memberikan pembelajaran kepada penulis untuk lebih

sabar dan optimis. Tentu saja semua itu bisa dilalui atas dorongan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

patutlah jika penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, M.A. selaku Rektor

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

2. Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah, SH, M.Hum (Warek I IIQ). Bapak

Dr. M. Dawud Arif Khan, SE, AK, MSI, CPA (Warek II IIQ), serta

Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M.A. (Warek III IIQ).

3. Bapak Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A. selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang

senantiasa memberikan dukungan kepada mahasiswi semester akhir

terkhusus Fakultas Ushuluddin.

Page 9: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

vii

4. Bapak Ahmad Hawasi, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang

telah meluangkan waktunya dan memberikan arahan, masukan

serta dukungan kepada penulis.

5. Instruktur Tahfizh Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, khususnya

Bapak K.H. Fathoni, Lc., M.A., Ibu Hj. Muthmainnah, M.A., Ibu

Hj. Atiqah, S.Th.I., Ibu Dra. Hj. Isti„anah Imran, kak Fitriani, S.Pd.,

kak Luthfatul Badriyah, S.Ag., yang telah membimbing penulis

untuk menyelesaikan program tahfizh di Institut Ilmu AlQur`an

(IIQ) Jakarta.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah mendampingi dan

membimbing penulis selama perkuliahan dari awal sampai akhir.

7. Seluruh staf Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah banyak membantu dalam proses

berlangsungnya kegiatan belajar selama perkuliahan.

8. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur`an

(IIQ) Jakarta, Perpustakaan Umum (PU) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Pusat Studi Qur‟an (PSQ) dan Perpustakaan Iman Jama

yang telah membantu penulis dalam mencari data dan rujukan

selama proses belajar dan perampungan skripsi.

9. Bapak Abdul Rasyid, M.A., Ibu Ruaedah, S.Th.I., serta seluruh staf

dan pengurus asrama Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, yang

telah memberikan banyak pengalaman dan menciptakan suasana

kekeluargaan selama penulis bertempat tinggal di lingkungan

asrama.

10. Yang teristimewa kedua orang tua: Ayahanda Mirwan, S.E. dan

Ibunda Dahlelawati, S.E. yang telah mendidik dan membesarkan

Page 10: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

viii

dengan penuh cinta dan kasih sayang, senantiasa mendoakan,

memberi dukungan serta kekuatan kepada penulis dalam setiap

perantauan.

11. Adik-adik penulis: Azri, Rahma, Hafizh dan saudara-saudara yang

selalu memberikan motivasi/semangat kepada penulis.

12. Muhammad Fitriadi, SQ, S.Ag., orang baik yang juga berperan

sangat besar dalam penyusunan skripsi ini, membantu penulis

dalam menata semangat, sebagai pelepas penat, juga pemberi solusi

dalam setiap masalah.

13. Siti Nadlifah, selaku teman sekamar, teman berpetualang dan

tempat untuk bertanya banyak hal. Adlina, Ikrimah, Mega,

Khoirotunnisa, dan teman-teman lainnya yang bersedia penulis

minta waktunya untuk bertanya dan dimintai pendapat, terkhusus

ketika berlangsungnya penulisan skripsi.

14. Teman-teman seperjuangan IAT/8 A yang telah saling

membersamai dan menguatkan dalam proses perkuliahan dari

semester 1 sampai 8.

15. Teman-teman angkatan 2016 yang senantiasa memberi kekuatan

dan dukungan satu sama lain selama berlangsungnya kegiatan dan

perkuliahan bersama.

16. Seluruh orang yang memberikan dukungan dalam pengerjaan

skripsi ini, semoga Allah membalas segala kebaikannya. Âmîn.

Jakarta, 21 Agustus 2020

Annisa Salsabila

Page 11: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan dengan penggantian huruf

dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, transliterasi Arab-Latin mengacu

pada berikut ini:

1. Konsonan

th : ط a : ا

zh : ظ b : ب

„ : ع t : ت

gh : غ ts : ث

f : ؼ j : ج

q : ؽ h : ح

k : ؾ kh : خ

l : ؿ d : د

m : ـ dz : ذ

n : ف r : ر

w : ك z : ز

h : ق s : س

` : ء sy : ش

y : م sh : ص

dh : ض

Page 12: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

x

2. Vokal

Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap

Fathah : a آ : â م ...: ai

Kasrah : i م : î ك ...: au

Dhammah : u ك : û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

al-Baqarah : البقرة

al-Madînah : المدينة

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya. contoh

as-Sayyidah : السيدة ar-rajul : الرجل

ad-Dârimî : الدارمي asy-syams : الشمس

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.

Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di

Page 13: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

xi

tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

Âmannâ billâhi : آ م نا بالله

Âmana as-sufahâ`u : آ م ن السف ه ا ء

Inna al-ladzîna : إف الذي ن

wa ar-rukka„i : ك الركع

d. Ta marbûthah (ة)

Ta marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (na‟at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf “h”. Contoh:

ة al-af`idah : ال ف ئد

مية ل al-Jâmi„ah al-Islâmiyyah : ا ل امع ة ا ل س

Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh:

Âmilatun Nâshibah„ : ع امل ةه ن اصب ةه

ال ك بػ ر لال ي ة : al-Âyat al-Kubrâ

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan

yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan

awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan

lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam

alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold)

dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali

Page 14: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

xii

dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal

nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-„Âridh,

al-„Asqallânî, al-Farmawî dan seterusnya. Khusus untuk penulisan

kata Alqur`an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf

kapital. Contoh: Al-Qur`an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan

seterusnya.

Page 15: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

xiii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS ..................................................................... iii

MOTTO ....................................................................................................iv

PERSEMBAHAN ...................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..............................................................................vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ...............................................................ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................xvi

ABSTRAK ............................................................................................ xvii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Permasalahan .................................................................................. 8

1. Identifikasi masalah ..................................................................... 8

2. Pembatasan masalah .................................................................. 10

3. Perumusan masalah ................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 12

E. Tinjauan pustaka ........................................................................... 12

F. Kerangka teori ............................................................................... 15

G. Metodologi penelitian ................................................................... 17

H. Teknik dan sistematika penulisan ................................................. 19

Page 16: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

xiv

BAB II : DISKURSUS DHABTH DAN QIRA`AT

A. Masa Pemberian Dhabth ............................................................... 21

1. Definisi Dhabth ......................................................................... 21

2. Sejarah dhabth ........................................................................... 24

3. Aspek-Aspek Dhabth................................................................. 32

B. Diskursus Qira`at .......................................................................... 46

1. Gambaran Umum Qira`at .......................................................... 46

2. Qira`at Riwayat Qalun ............................................................... 51

BAB III : GAMBARAN UMUM MUSHAF MADINAH RIWAYAT

QALUN DAN MUSHAF TUNISIA

A. Mushaf Madinah riwayat Qalun ................................................... 57

1. Profil mushaf Madinah .............................................................. 57

2. Ciri-ciri mushaf Madinah .......................................................... 61

3. Dhabth yang digunakan ............................................................. 62

4. Tanda waqf................................................................................. 64

5. Penomoran Ayat ........................................................................ 65

6. Tanda tahzib............................................................................... 65

7. Tanda sajdah .............................................................................. 65

B. Mushaf Tunisia ............................................................................. 67

1. Profil Mushaf Tunisia ................................................................ 67

2. Ciri-ciri Mushaf Tunisia ............................................................ 68

3. Dhabth yang digunakan ............................................................. 69

4. Tanda waqf................................................................................. 71

5. Penomoran ayat ......................................................................... 72

6. Tanda tahzib............................................................................... 72

7. Tanda sajdah .............................................................................. 73

Page 17: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

xv

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS

A. Komparasi Dhabth Kedua Mushaf ............................................... 76

1. Harakah ..................................................................................... 76

2. Sukûn.......................................................................................... 83

3. Mad ............................................................................................ 87

4. Mim jam‟ .................................................................................... 89

5. Hamzah ...................................................................................... 90

6. Isymâm ....................................................................................... 98

7. Ikhtilâs ....................................................................................... 99

8. Imâlah ...................................................................................... 100

9. Lam alif .................................................................................... 101

10. Huruf tambahan ....................................................................... 101

11. Huruf di hadzf .......................................................................... 102

B. Analisis Perbandingan Dhabth Kedua Mushaf ........................... 105

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 112

B. Saran ........................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 115

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................... 121

Page 18: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Cover depan Mushaf Madinah riwayat Qalun ......................66

Gambar 2. Halaman surah Al-Fatihah Mushaf Madinah ........................67

Gambar 3. Cover depan Mushaf Al-Qur‟an Tunisia ...............................73

Gambar 4. Halaman awal dan penjelasan warna Mushaf Tunisia ……..74

Gambar 5. Halaman surah Al-Fatihah dan awal surah Al-Baqarah Mushaf

Tunisia .....................................................................................................74

Gambar 6. Penjelasan qira‟at pada sisi Mushaf Tunisia ..........................75

Page 19: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

xvii

ABSTRAK

Qira`at dengan berbagai riwayat saat ini mulai dikenal dan

dipelajari oleh masyarakat, baik melalui halaqah-halaqah keilmuan

maupun di rumah. Qira`at mulai sering dilantunkan pada acara-acara

tertentu hingga menjadi salah satu materi wajib dalam ajang Musabaqah

Tilawah Al-Qur`an sejak tahun 2002. Oleh karena itu, banyak dari

masyarakat yang akhirnya tertarik untuk belajar membaca Al-Qur`an

dengan berbagai qira`at tersebut. Terlebih dengan akses internet yang

sangat luas sekarang ini, mushaf qira`at Al-Qur`an tidak hanya bisa

didapat dalam bentuk mushaf yang dibukukan, namun bisa berupa file

yang dapat diunduh hingga aplikasi digital.

Keragaman qira`at mempengaruhi penulisan dhabth pada mushaf

Al-Qur`an. Oleh karena itu, untuk menghindari kekeliruan dalam

membaca Mushaf Al-Qur`an dalam qira`at yang berbeda, skripsi ini akan

mengkaji mengenai dhabth pada mushaf Al-Qur`an riwayat Qalun yaitu

Mushaf Madinah Nabawiyah dan Mushaf Tunisia. Penelitian ini akan

berfokus pada aspek-aspek persamaan dan perbedaan dhabth pada kedua

mushaf serta menganalisa faktor-faktor yang menimbulkan pesamaan dan

perbedaan tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-

analisis, analisis-historis, dan analisis-komparatif. Penulis akan

memberikan pemaparan mengenai data-data yang diperoleh terlebih

dahulu, kemudian dianalisis menggunakan pendekatan sejarah untuk

menilik latar belakang dan perkembangan dhabth dan selanjutnya penulis

akan membandingkan dhabth antara Mushaf Madinah dan Mushaf

Tunisia.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aspek persamaan

dhabth pada mushaf Madinah dan mushaf Tunisia meliputi bentuk dan

penempatan dhabth pada harakah fathah, kasrah, tanda tanwîn, sukûn,

mad, hamzah ketika tahqîq, tashîl dan ibdâl, hamzah washal dan ibtidâ‟,

lafazh التورىة, huruf ziyadah, beberapa huruf hadzf yakni alif, waw, dan

ya` pada ha` dhamîr. Pada aspek perbedaan terletak pada bentuk

dhammah, tanwîn pada alif „iwadh, hadzf alif sebelumnya berupa huruf

lam, hadzf ya` pada selain ha` dhamîr, hadzf nun, lam alif, imâlah kubrâ,

isymâm, ikhtilâs, letak hamzah ketika dhammah. Adapun faktor penyebab

pada aspek persamaan ialah: 1) Periwayatan rasm. 2) Periwayatan

dhabth. 3) Qira`at. Kemudian faktor penyebab pada aspek perbedaan

ialah: 1) Faktor mazhab periwayatan dhabth yang digunakan antara

maghâribah dan masyâriqah. 2) Jenis mushaf. 3) Pola berpikir yang

digunakan oleh lajnah kedua mushaf.

Page 20: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur`an merupakan kitab suci umat Islam sebagai puncak

dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan

bagian dari rukun iman, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad

saw, melalui perantaraan malaikat Jibril.1 Pemeliharaan Al-Qur`an

pada masa awal yakni pada masa Rasulullah saw dilakukan dengan

dua cara, yaitu menghafalkan dan menuliskannya.2 Setiap wahyu

turun kepada Nabi Muhammad saw langsung disampaikan kepada

sahabat dan kemudian dihafalkan. Meskipun Rasulullah tidak pandai

baca tulis (al-ummî), akan tetapi beliau memiliki kemampuan yang

sangat kuat dalam hal menghafal dan mengingat.3 Hal ini dapat

mengangkat eksistensi Al-Qur`an sebagai kalam yang benar-benar

berasal dari Allah, bukan dari hasil rekayasa Nabi Muhammad

sendiri, lantaran diketahui bahwa Nabi Muhammad bukanlah

seseorang yang pandai membaca dan menulis.4

Selain menghafal, para sahabat juga biasa menuliskan Al-

Qur`an pada beberapa media yang ada pada masa itu, seperti kulit

binatang, lempengan batu, tulang belulang dan pelepah kurma.5

Setiap kali ayat turun, Nabi memerintahkan mereka untuk

1 Nasruddin, “Sejarah Penulisan Al-Qur`an: Kajian Antropologi Budaya”, dalam

jurnal Rihlah, Vol. 2 No. 1 Mei 2015, h. 55 2 Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur`an dan

Tafsir, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), h. 59 3 Asnil Aidah Ritonga, Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, (Bandung: Citapustaka Media

Perintis, 2013), Cet. ke-3, h. 2 4 Mukhlisin Purnomo, Sejarah Kitab-Kitab Suci, (Yogyakarta: FORUM, 2014),

Cet. ke-1, h. 339 5 Asnil Aidah Ritonga, Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, h. 3

Page 21: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

2

menulisnya dan menunjukkan tempat ayat tersebut dalam surah.

Bukan hanya pada lempengan tempat menulis yang harus tersusun

sesuai dengan yang ditunjukkan pada Nabi, namun juga pada hafalan

para sahabat. Jadi ada kecocokan antara hafalan dengan bukti fisik

dari ayat yang tertulis. sehingga penulisan pada lembar itu membantu

penghafalan di dalam hati.

Di samping itu sebagian sahabat juga menuliskan Al-Qur`an

yang turun itu atas kemauan mereka sendiri, tanpa diperintah oleh

Rasulullah saw.6 Namun Nabi juga mengisyaratkan agar penulisan

ayat-ayat tersebut tidak dicampurkan dengan lembaran yang sama

dengan ucapan beliau selain Al-Qur`an.7 Dikatakan bahwa jumlah

sahabat yang menulis Al-Qur`an waktu itu mencapai hingga 40

orang.8 Mereka di antaranya ialah Abu Bakar, Umar bin Khattab,

Utsman bin „Affan, Ali bin Abi Thalib, Mu„awiyyah bin Abi Sufyan,

Zaid bin Tsabit, Khalid bin al-Walid, Ubai ibn Qeis. Mereka inilah

yang betugas untuk menulis setiap ayat Al-Qur`an yang turun.9

Pengumpulan Al-Qur`an pada masa Rasulullah belum

berbentuk sebagai mushaf, masih berbentuk lembaran-lembaran serta

hafalan dari para sahabat. Hal ini dikarenakan Nabi Muhammad saw

masih hidup di tengah-tengah masyarakat dan selalu menanti

turunnya wahyu dari waktu ke waktu.10

Oleh karena itu penulisan

Al-Qur`an dilakukan setelah Al-Qur`an turun dengan sempurna yaitu

6 Nasruddin, “Sejarah Penulisan Al-Qur`an: Kajian Antropologi Budaya”, dalam

jurnal Rihlah, Vol. 2 No. 1 Mei 2015, h. 56 7 Daniel Juned, Antropologi Al-Qur`an, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 32

8 Mukhlisin Purnomo, Sejarah Kitab-Kitab Suci, h. 298

9 Asnil Aidah Ritonga, Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, h. 3

10 Mukhlisin Purnomo, Sejarah Kitab-Kitab Suci, h. 297-298

Page 22: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

3

dengan wafatnya Rasulullah, agar penulisannya tidak berubah-ubah

pada tiap waktu wahyu diturunkan.11

Setelah Rasulullah wafat, kepemimpinan diganti oleh khalifah

Abu Bakar. Pada masa ini terjadilah jam„ Al-Qur`an yang dilatar

belakangi oleh banyaknya penghafal Al-Qur`an yang gugur dalam

perang Yamamah (12 H), yaitu mencapai sekitar 70 orang, bahkan

dalam suatu riwayat dinyatakan sekitar 500 orang. Kekhawatiran

Umar akan hilangnya Al-Qur`an secara berangsur-angsur

mendorongnya untuk mendatangi Abu Bakar dan mengusulkan agar

melakukan pengkodifikasian terhadap Al-Qur`an.12

Pada awalnya

Abu Bakar menolak usulan Umar tersebut, karena hal ini tidak

dilakukan oleh Rasulullah Saw. Walaupun demikian, Umar tetap

membujuk Abu Bakar, hingga akhirnya Allah swt membukakan hati

Abu Bakar untuk menerima usulan dari Umar untuk melakukan

kodifikasi terhadap Al-Qur`an. Kemudian Abu Bakar membentuk

suatu kepanitiaan yang terdiri oleh Zaid bin Tsabit, Utsman bin

„Affan, Ali bin Abi Thalib dan Ubay bin Ka„ab.13

Selanjutnya pada masa kekhalifahan Umar, mushaf zaman Abu

Bakar disalin dalam lembaran (shahifah). Umar tidak menggandakan

lagi shahifah yang ada, karena awalnya memang digunakan sebagai

naskah asli, bukan sebagai naskah hafalan. Setelah selesai, naskah

tersebut diserahkan kepada Hafshah, istri Rasulullah, untuk

11

Nasruddin, “Sejarah Penulisan Al-Qur`an: Kajian Antropologi Budaya”, dalam

jurnal Rihlah, Vol. 2 No. 1 Mei 2015, h. 57 12

Asnil Aidah Ritonga, Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, h.4 13

Muhammad Ichsan, “Sejarah Penulisan dan Pemeliharaan Al-Qur`an Pada

Masa Nabi Muhammad saw dan Sahabat”, dalam jurnal Substantia, Vol. 14 No.1 2012,

h. 4-5

Page 23: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

4

disimpan. Pertimbangannya, selain istri Rasulullah, Hafshah juga

dikenal sebagai orang yang pandai membaca dan menulis.14

Selanjutnya pada masa Utsman, sahabat telah banyak

menyebar keluar Madinah, di antara mereka ada yang memiliki

mushaf dan mengajarkannya kepada penduduk. Namun terdapat

perbedaan dalam pelafalan dan pengucapan huruf-huruf Al-Qur`an,

sehingga terjadi perselisihan.15

Situasi seperti ini sangat

mencemaskan bagi khalifah Utsman, karenanya diperoleh

kesepakatan agar mushaf yang ditulis pada masa Abu Bakar disalin

kembali menjadi beberapa mushaf dengan dialek Quraisy. Utsman

menunjuk suatu tim yang terdiri dari Zaid bin Tsabit, Abdullah bin

Zubair, Sa‟id bin al-Ash, dan Abdurrahman bin al-Haris bin Hisyam.

Setelah itu mushaf original dikembalikan kepada Hafshah dan

beberapa mushaf hasil kerja tim tersebut dikirim ke berbagai kota

untuk dijadikan rujukan. Sementara itu mushaf-mushaf lainnya yang

ada pada saat itu dibakar atas perintah Utsman bin „Affan.16

Naskah mushaf Utsmani generasi awal adalah naskah yang

ditulis tanpa alat bantu tanda baca sebagaimana mushaf sekarang ini.

Hal ini bertujuan agar rasm tersebut dapat mengakomodasi ragam

qira`at yang diterima dan diajarkan oleh Nabi Muhammad saw.

Kemudian terjadilah perluasan dan pembukaan wilayah-wilayah

baru, sehingga banyak orang-orang non-Arab yang kemudian masuk

Islam. Akibatnya, terjadi banyak kekeliruan dalam menentukan jenis

14

Zainal Arifin, “Mengenal Rasm Usmani”, dalam jurnal Shuhuf, Vol. 5 No. 1

2012, h. 5 15

Eva Nugraha, “Konsep al-Nabi al-Ummi dan Implikasinya Pada Penulisan

Rasm”, dalam jurnal Refleksi, Vol. 13 No. 2 2012, h. 276 16

Munawir, “Problematika Seputar Kodifikasi Al-Qur`an”, dalam jurnal

Maghza, Vol. 3, No. 2, 2018, h. 155

Page 24: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

5

huruf serta membaca harakah.17

Oleh sebab itu demi memudahkan

pembaca Al-Qur`an dan terhidar dari kesalahan yang fatal, diberilah

tanda pada akhir huruf oleh Abu al-Aswad ad-Du`ali, kemudian

dilanjutkan dengan tanda titik pada huruf untuk dapat membedakan

antara ba`, ta`, tsa`, dan sebagainya oleh Nashr bin „Ashim dan

Yahya bin Ya„mar. Selanjutnya pemberian tanda baca berupa

harakah, sukûn, tasydîd, dan lain-lain oleh Khalil bin Ahmad al-

Farahidi.18

Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan masyarakat

terhadap Al-Qur`an semakin besar sehingga Al-Qur`an mulai dicetak

di berbagai negara. Penulisan Al-Qur`an tersebut disesuaikan dengan

kebutuhan masing-masing masyarakat, misalnya Indonesia. Mushaf

Al-Qur`an Standar Utsmani Indonesia dalam penulisannya disetting

untuk masyarakat Indonesia yang awam terhadap bacaan Al-Qur`an.

Sehingga pihak pentashih dan ulama Al-Qur`an berupaya untuk

mengenalkan Al-Qur`an, terutama tulisannya dengan gaya yang

berbeda dengan Mushaf Standar Utsmani sebagaimana dijadikan

pijakan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan masyarakat dalam

membaca Al-Qur`an.19

Dewasa ini, seringkali dijumpai kesalahpahaman serta

kebingungan pada masyarakat akan mushaf dengan bentuk tulisan

yang berbeda dari mushaf Al-Qur`an yang biasa dibaca, terutama

pada aspek tanda-tanda baca. Ini dikarenakan masyarakat kita asing

17

Mukhlisin Purnomo, Sejarah Kitab-Kitab Suci, h. 310-311 18

M. Zaenal Arifin, Khazanah Ilmu Al-Qur`an, (Tangerang: Pustaka Pelajar,

2018), h. 31 19

Atifah Thoharoh, “Mushaf Al-Qur`an Standar Utsmani Indonesia dan Mushaf

Madinah: Kajian Atas Ilmu Rasm”, Skripsi, fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah,

IAIN Tulungagung, 2017, h. 152

Page 25: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

6

terhadap huruf dan bahasa Al-Qur`an yang notabene menggunakan

bahasa Arab, sehingga belum terbiasa dengan bentuk-bentuk tanda

baca yang berbeda dari mushaf Al-Qur`an acuan yang biasa

digunakannya. Misalnya pada bacaan idghâm nâqish bi ghunnah,

yakni ya` atau waw yang terletak setelah nun mati atau tanwîn,

dalam Mushaf Madinah tertulis tanpa ada tanda tasydîd di atasnya

untuk menandakan bahwa nun mati atau tanwîn tersebut

tidak dilebur secara sempurna kepada huruf setelahnya. Berbeda

dengan bacaan idghâm kamîl bi ghunnah yang dibubuhi tasydîd pada

huruf setelahnya. Sedangkan dalam mushaf standar Indonesia,

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an menyesuaikan penulisannya

dengan kebutuhan masyarakat kita, sehingga semua bacaan idghâm

baik yang idghâm nâqish bi ghunnah maupun idghâm kamîl bi

ghunnah diberi tanda tasydîd pada setelahnya,20

untuk memudahkan

masyarakat dalam kaidah tajwid bahwa bacaan tersebut merupakan

bacaan idghâm. Hal ini menunjukkan bahwa pembahasan mengenai

dhabth ini sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dalam

membaca mushaf-mushaf dengan tanda baca yang berbeda tersebut.

Dalam kegiatan pembinaan pentashihan mushaf Al-Qur`an

pada instalasi/lembaga yang diselenggarakan oleh Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur`an di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)

Jakarta21

, Anton Zaelani, MA. Hum22

selaku pemateri “Dhabth dan

20

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, Tanya Jawab Tentang Mushaf Al-

Qur`an Standar Indonesia dan Layanan Pentashihan, (Jakarta: Kementrian Agama RI,

2019 ), Cet. 1, h. 11 21

Kegiatan tersebut diselenggarakan pada hari Selasa, 25 Februari 2020, pukul

13.00-14.30 wib.

Page 26: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

7

Syakl Dalam MSI” mengatakan bahwa keragaman qira`at juga

mempengaruhi penulisan dhabth pada mushaf Al-Qur`an. Seperti

pada QS. Al-Baqarah: 6, pada Mushaf Indonesia yang umumnya

menggunakan qira`at riwayat Hafsh dari „Ashim tertulis dengan

.karena riwayat Hafsh membaca dengan tahqîq hamzah ءانذرت هم

Namun pada Mushaf Al-Jamahiriyah Libya yang menggunakan

riwayat Qalun dari Nafi‟ tertulis dengan sebab riwayat

Qalun membaca dengan tashîl hamzah kedua dengan al-idkhâl.

Begitu pula dengan qira`at-qira`at lain yang membaca lafazh tersebut

dengan bacaan yang berbeda, maka akan berbeda pula pemberian

dhabth-nya pada mushaf.

Qira‟at dengan berbagai riwayat saat ini mulai dikenal dan

dipelajari oleh masyarakat, baik itu melalui halaqah-halaqah

keilmuan maupun di rumah.23

Bacaan qira`at tersebut mulai sering

dilantunkan pada acara-acara tertentu hingga menjadi salah satu

materi wajib dalam ajang Musabaqah Tilawah Al-Qur`an sejak

tahun 2002. Qira`at yang dimusabaqahkan di antaranya ialah qira`at

Imam Nafi riwayat Qalun dan Warsy, qira`at Ibnu Katsir riwayat Al-

Bazzi dan Qunbul, serta qira`at Abu „Amr riwayat ad-Duri dan as-

Susi. Menurut data yang penulis dapat dan amati, qirâ`ah sab„ah

menjadi salah satu golongan terfavorit dan bergengsi di MTQ

22

Anton Zaelani menjabat sebagai pengawas pentashihan di Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Qur`an (LPMQ) di bawah naungan Kementrian Agama Republik Indonesia.

Beliau juga aktif dalam berbagai organisasi keagamaan Nahdlatul „Ulama. 23

Di Indonesia, umumnya masyarakat menggunakan bacaan qira`at riwayat

Hafsh dari „Ashim, yang mana bacaan tersebut berasal dari mushaf Al-Qur`an yang

dicetak oleh pihak Lajnah berdasarkan jumlah pembaca riwayat qira‟at terbanyak di

Indonesia.

Page 27: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

8

Nasional tahun 2018 lalu.24

Antusiasme masyarakat sangat besar

terhadap bacaan-bacaan qira`at. Oleh karena itu, banyak dari mereka

yang akhirnya tertarik untuk belajar membaca Al-Qur`an dengan

berbagai qira`at tersebut. Terlebih lagi mushaf Al-Qur`an dengan

berbagai periwayatan qira`at sudah sangat mudah untuk didapat.

Dengan akses internet yang sangat luas sekarang ini, mushaf qira`at

Al-Qur`an tidak hanya bisa didapat dalam bentuk mushaf yang

dibukukan, namun bisa berupa file yang dapat diunduh hingga

aplikasi digital.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis akan mengangkat

tema mengenai tanda-tanda baca pada mushaf Al-Qur`an riwayat

Qalun. Ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa bacaan riwayat

Qalun banyak dipelajari oleh masyarakat sebab merupakan salah satu

bacaan yang digunakan dalam ajang MTQ golongan qirâ`ah sab„ah

dan merupakan bacaan dengan posisi pertama dalam urutan perawi-

perawi qira`at Al-Qur`an. Mushaf yang penulis pilih ialah Mushaf

Madinah dan Mushaf Tunisia, sebab merupakan mushaf yang paling

mudah ditemui terlebih lagi dengan akses internet yang sangat luas

jangkauannya saat ini.

B. Permasalahan

1. Identifikasi masalah

Dari latar belakang masalah tersebut, dapat timbul masalah

yang dapat diidentifikasi, yaitu:

a. Pengumpulan Al-Qur`an pada masa Nabi. Pada masa

Rasulullah Al-Qur`an dijaga dengan cara menghafalkan tiap

24

https://orbitdigitaldayly.com diakses pada Rabu, 8 Juli 2020 pukul 11.24 wib.

Page 28: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

9

ayat yang turun kepada sahabat dan menuliskannya pada

media-media yang ada pada masa itu.

b. Pengumpulan Al-Quran pada masa Abu Bakar. Setelah

Rasulullah wafat, dilakukan pembukuan terhadap Al-Qur`an

pada masa khalifah Abu Bakar atas keresahan Umar bin

Khathab mengenai banyaknya penghafal Al-Qur`an yang

gugur dalam perang yamamah.

c. Pengumpulan Al-Qur`an pada masa Utsman. Mushaf yang

ditulis pada masa Abu Bakar kembali disalin pada masa

Utsman bin „Affan, sebab terjadi perselisihan dalam pelafalan

huruf-huruf Al-Qur`an.

d. Kesalahan dalam membaca Al-Qur`an. Seiring berjalannya

waktu, persebaran Islam semakin luas, orang-orang non-Arab

banyak yang masuk Islam, sehingga mereka banyak melakukan

al-lahn dan al-ujmah dalam membaca Al-Qur`an.

e. Pemberian dhabth. Demi memudahkan pembaca Al-Qur`an

agar terhidar dari kesalahan yang fatal, diberilah tanda-tanda

baca pada mushaf oleh Abu Aswad ad-Du`ali, Nashr bin

„Ashim dan Yahya bin Ya` mar, serta Khalil bin Ahmad.

f. Al-Quran cetak. Al-Qur`an telah dicetak di berbagai negara

dengan penulisan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-

masing masyarakat dan riwayat qira`at terbanyak negara

tersebut.

g. Mushaf qira`at Al-Qur`an. Mushaf Al-Qur`an dalam berbagai

qira`at sekarang ini sangat mudah dijumpai, bukan hanya

dalam bentuk mushaf yang dibukukan, namun bisa berupa file

yang dapat diunduh ataupun aplikasi digital.

Page 29: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

10

h. Eksistensi qira`at. Keberadaan qira`at mulai melambung sebab

qira`at dengan berbagai riwayat mulai dipelajari masyarakat

baik dirumah maupun halaqah-halaqah keilmuan serta

diperdengarkan pada acara-acara besar.

i. Qira`at dalam MTQ. Qira`at riwayat Qalun menjadi salah satu

yang terbanyak dipelajari karena menjadi materi wajib dalam

ajang Musabaqah Tilawah Al-Qur`an serta merupakan bacaan

dengan posisi pertama dalam urutan perawi-perawi qira`at Al-

Qur`an.

2. Pembatasan masalah

Agar pembahasan skripsi ini dapat terarah dan memiliki

fokus dalam pembahasannya, maka penulis merasa perlu

memberikan batasan masalah yang merupakan upaya menentukan

aspek-aspek tertentu dari masalah yang akan diteliti. Batasan

tersebut diantaranya:

a. Dari banyaknya jenis qira`at, baik pada al-qirâ‟ât as-sab„,al-

qirâ‟ât al-„asyr, maupun al-qirâ‟ât al-arba„ al-„asyr, penulis

hanya memilih untuk meneliti bacaan riwayat Qalun dari Imam

Nafi‟. Hal tersebut dikarenakan bacaan riwayat Qalun ini

digunakan sebagai salah satu bacaan dalam perlombaan MTQ,

yang tentu saja banyak dipelajari oleh masyarakat.

b. Mushaf Al-Qur`an qira`at riwayat Qalun dicetak di berbagai

negara, khususnya negara-negara yang masyhur padanya

qira`at riwayat Qalun seperti, Libya, Tunisia, dan Qatar.

Namun pada penelitian ini hanya memilih mushaf Al-Qur`an

qira`at riwayat Qalun yang paling mudah dijumpai yaitu

Mushaf Madinah Nabawiyah dan Mushaf Tunisia sebagai

Page 30: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

11

pembandingnya yang penulis dapat dari internet. Ini dengan

pertimbangan bahwa dengan akses internet yang sangat luas

saat ini, maka akan sangat mudah bagi masyarakat untuk

mendapatkan kedua mushaf ini ketika mencari mushaf dengan

riwayat Qalun di internet.

c. Kemudian dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas,

untuk fokus penelitian penulis membatasi pada perbedaan

aspek dhabth-nya, yakni pada naqth al-i„râb-nya saja.

3. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah sebagaimana penulis

paparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam

bentuk pertanyaan, yaitu:

a. Bagaimana Perbandingan dhabth Mushaf Madinah riwayat

Qalun dan Mushaf Tunisia?

b. Apa faktor yang mempengaruhi persamaan dan perbedaan

dhabth dalam Mushaf Madinah riwayat Qalun dan Mushaf

Tunisia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa

rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, yakni sebagai

berikut:

1. Untuk mengidentifikasi perbedaan dhabth Mushaf Madinah

riwayat Qalun dan Mushaf Tunisia.

2. Untuk mengemukakan faktor penyebab persamaan dan perbedaan

dhabth dalam Mushaf Madinah riwayat Qalun dan Mushaf

Tunisia.

Page 31: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

12

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian yang telah disebutkan di

atas, maka tulisan ini diharapkan dapat memberikan beberapa

kontribusi sebagai berikut:

1. Secara akademis, manfaat penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi keilmuan dalam kajian ilmu Al-Qur`an,

khususnya yang berkaitan dengan mushaf Al-Qur`an, serta dapat

menjadi sumber inspirasi atau rujukan bagi peneliti lain yang

ingin mengkaji tema terkait.

2. Secara teoritis, manfaat penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi umat Islam khususnya penggiat ilmu qira`at

mengenai dhabth Al-Qur`an, serta menambah wawasan

masyarakat luas agar mengenal dan memahami bentuk tanda

baca yang digunakan pada Mushaf Madinah riwayat Qalun dan

Mushaf Tunisia sehingga dapat terhidar dari kekeliruan dalam

membaca mushaf.

E. Tinjauan pustaka

Untuk menghindari terjadinya kesamaan, penulis terlebih

dahulu menelusuri kajian-kajian yang pernah dilakukan yang

memiliki relevansi terhadap kajian yang akan dilakukan penulis, di

antaranya:

1. Mushaf Al-Qur`an Standar Utsmani Indonesia dan Mushaf

Madinah: Kajian Atas Ilmu Rasm oleh Atifah Thoharoh, jurusan

Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, fakultas Ushuluddin Adab dan

Dakwah, IAIN Tulungagung tahun 2017. Penelitian ini memiliki

kesamaan dengan yang akan penulis kaji yaitu mengenai

perbandingan mushaf, namun Atifah hanya mengkaji pada surah

Page 32: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

13

Al-Qiyamah dari aspek rasm dan sedikit membahas mengenai

aspek dhabth. Dari penelitiannya dapat diketahui bahwa faktor

penyebab perbedaan rasm dan dhabth mushaf ada dua, yakni yang

pertama, perbedaan pada periwayatan dan yang kedua, perbedaan

penyetingan mushaf pada masing-masing wilayah.25

2. Metode Kajian Rasm, Qira`at, Waqf, dan Dhabth Pada Mushaf

Kuno oleh Abdul Hakim dalam jurnal Shuhuf, volume 11, nomor

1, tahun 2018. Penelitian ini meneliti beberapa mushaf kuno dari

aspek ilmu Al-Qur`annya. Penelitian ini memiliki kesamaan

dengan yang akan penulis kaji, yaitu mengkaji mushaf dari aspek

dhabth, namun tidak dijadikan sebagai fokus utama. Abdul Hakim

juga mengkaji dari aspek rasm, qira`at dan tanda waqf-nya. Dari

penelitiannya dapat diketahui bahwa sebagian mushaf kuno yang

ada di Indonesia menggunakan rasm imla‟i. Namun tiga tahun

belakangan pendapat tersebut bergeser dan muncullah istilah rasm

campuran, maksudnya bukan merupakan rasm „utsmani maupun

rasm imla‟i. Kemudian muncul temuan baru lagi, bahwa

sebenarnya rasm mushaf kuno itu „utsmani, kecuali pada

beberapa kata yang berkaidah hadzf alif. Pergeseran kesimpulan

tersebut terjadi karena belum adanya kaidah standar penelitian

mushaf kuno terkait aspek rasm.26

3. Karakteristik Dhabth Mushaf Nusantara: Perbandingan Mushaf

Standar Indonesia dan Mushaf Aceh oleh M. Fitriadi, jurusan

Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, fakultas Ushuluddin, Institut PTIQ

25

Atifah Thoharoh, “Mushaf Al-Qur`an Standar Utsmani Indonesia dan Mushaf

Madinah: Kajian Atas Ilmu Rasm”, Skripsi, fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah,

IAIN Tulungagung, 2017 26

Abdul Hakim, “Metode Kajian Rasm, Qira‟at, Waqf, dan Dhabth Pada Mushaf

Kuno”, dalam jurnal Shuhuf, Vol. 11 No.1 2018.

Page 33: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

14

Jakarta, tahun 2019. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan

yang akan penulis kaji, yaitu mengkomparasikan mushaf Al-

Qur`an dari aspek dhabth-nya. Namun objek mushaf yang diteliti

berbeda. Fitriadi memaparkan perbedaan dhabth antara mushaf

standar Indonesia yang dan dua manuskrip mushaf Aceh. Dari

penelitiannya dapat diketahui bahwa terdapat beberapa perbedaan

dari mushaf-mushaf tersebut, seperti pada harakah, sukûn, tanda

mad, dan tanda waqf. contohnya pada Lafzh al-Jalâlah dalam

MSI ditulis menggunakan fathah berdiri, sedangkan pada mushaf

Aceh menggunakan fathah yang dikonsepkan oleh al-Khalil bin

Ahmad al-Farahidi. Kemudian untuk tanda waqf dalam MSI ada 6

sedangkan pada Mushaf Aceh tersebut tidak terdapat tanda

waqf.27

4. Karakteristik Dhabth Mushaf Riwayat Warsy: Perbandingan

Aplikasi Ayat dan Cetakan Madiah oleh Dedi Ahmad Irwanto,

jurusan Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, fakultas Ushuluddin, Institut

PTIQ Jakarta, tahun 2019. Penelitian ini memiliki kesamaan

dengan yang akan penulis kaji, yaitu mengenai perbandingan dua

mushaf Al-Qur`an qira`at dari aspek dhabth-nya. Akan tetapi

mushaf qira`at yang digunakan berbeda, penelitian ini

menggunakan mushaf Al-Qur`an qira`at riwayat Warsy yaitu

yang mushaf cetak Madinah dan mushaf digital ayat. Dari

penelitiannya dapat diketahui bahwa kedua mushaf tersebut

kebanyakan menggunakan tanda dhabth yang digagas oleh al-

Khalil. Perbedaan tanda dhabth pada keduanya diklasifikasikan

27

M. Fitriadi, “Karakteristik Dhabth Mushaf Nusantara: Perbandingan Mushaf

Standar Indonesia dan Mushaf Aceh”, Skripsi, fakultas Ushuluddin, Institut PTIQ

Jakarta, 2019.

Page 34: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

15

berdasarkan kaidah ushûliyyah pada penempatan fathah tanwîn,

mad „iwadh, lam alif dan imâlah.28

5. Keragaman Manuskrip Mushaf Al-Qur`an Koleksi Pura

Pakualaman: Kajian Filologi oleh Ahmad Ulil Albab, jurusan

Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, fakultas Ushuluudin dan Pemikiran

Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019. Ahmad dalam

penelitiannya menilik tentang sejarah manuskrip mushaf Al-

Qur`an Pura Pakualaman dan keragaman karakteristik dari tiap

mushaf tersebut seperti dari aspek rasm, dhabth, qira`at, dan lain-

lain. Dari penelitiannya diketahui bahwa keragaman yang terdapat

pada mushaf Al-Qur`an Pura Pakualaman merupakan keinginan

Pura Pakualaman untuk menjawab kebutuhan masyarakat di

sekitarnya. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan yang akan

penulis kaji, yaitu mencari tau karakteristik masing-masing

mushaf salah satunya dari aspek dhabth. Namun penelitian ini

dhabth tidak menjadi fokus utamanya.29

F. Kerangka teori

Pada penelitian ini, teori yang akan digunakan penulis dalam

mengkaji adalah teori sejarah. Dengan sejarah, segala peristiwa dapat

dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, di mana, apa

sebabnya, dan siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Bahkan

ketika mempelajari Al-Qur`an, kuntowijoyo menyimpulkan bahwa

kandungan Al-Qur`an itu terbagi dalam dua bagian, yang pertama

28

Dedi Ahmad Irwanto, “Karakteristik Dhabth Mushaf Riwayat Warsy:

Perbandingan Aplikasi Ayat dan Cetakan Madinah”, Skripsi, fakultas Ushuluddin,

Institut PTIQ Jakarta, 2019. 29

Ahmad Ulil Albab, “Keragaman Manuskrip Mushaf Al-Qur`an Koleksi Pura

Pakualaman: Kajian Filologi”, Skripsi, fakultas Ushuluudin dan Pemikiran Islam, UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019.

Page 35: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

16

berisi konsep-konsep, dan yang kedua berisi kisah-kisah sejarah dan

perumpamaan. Melalui sejarah seseorang diajak untuk memasuki

keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan suatu peristiwa.30

Tujuan penelitian dengan teori sejarah ini adalah untuk

membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif,

dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta

mensistematisasikan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan

memperoleh kesimpulan yang kuat, sehingga dapat memberikan ruh

tersendiri pada keseluruhan isi.31

Dengan itu, teori sejarah ini

diperlukan penulis untuk menilik latar belakang dan perkembangan

mushaf qira`at Al-Qur`an dari awal sampai pada penambahan dhabth

pada mushaf Al-Qur`an, mencakup kapan, di mana, apa sebabnya

dan siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut, serta

perkembangannya hingga sekarang agar tidak terjadi kekeliruan

dalam mempelajari dan memahami dhabth pada mushaf.

Setelah mengetahui latar belakang dari dhabth serta kedua

mushaf qira`at Al-Qur`an tersebut, yakni Mushaf Madinah dan

Mushaf Tunisia, penulis akan mengidentifikasi persamaan dan

perbedaan tanda baca yang digunakan pada kedua mushaf dengan

berpegang pada kitab “Irsyâd ath-Thâlibîn” karya Muhammad

Salîm Muhaisin.

30

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cet. ke-

20, h. 46-48 31

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, h. 174

Page 36: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

17

G. Metodologi penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan

(library research) karena sasaran penlitian ini adalah literatur-

literatur yang berkaitan dengan objek penelitian, yaitu mengenai

dhabth, qira`at serta berbagai literatur tentang Mushaf Madinah

riwayat Qalun dan Mushaf Tunisia. Serta penulis juga

menggunakan internet research untuk mencari bahan-bahan yang

sulit didapatkan.

2. Sumber data

Pengumpulan data terkait penelitian ini terbagi menjadi

dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun

data primer yang mendukung penelitian ini ialah Mushaf Al-

Qur`an al-Mu‟allim Tunisia dan Mushaf Madinah Nabawiyah

riwayat Qalun yang diterbitkan oleh Mujamma‟ al-Malik Fahd li

Thabâ‟ah al-Mushaf al-Syarîf.

Sedangkan sumber data sekunder diantaranya adalah Ushûl

ad-Dhabth, ath-Thirâz fî Syarh Dhabth al-Khirâz, as-Sabîlu Ilâ

Dhabthi Kalimât at-Tanzîl, Irsyâd ath-Thâlibîn, al-Muyassar, al-

Muhkam fî Naqth al-Mashâhifi, Ilmu Qira‟at Tujuh, buku-buku

lain, jurnal, skripsi, tesis yang berkaitan dengan tema yang diteliti.

3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini ialah teknik dokumentasi. Dalam hal ini mencakup seluruh

sumber-sumber tertulis yang memuat informasi mengenai Mushaf

Tunisia dan Mushaf Madinah Nabawiyah riwayat Qalun. Data-

Page 37: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

18

data yang diperoleh nantinya akan dianalisis, kemudian

dikomparasikan, dan disusun menjadi suatu kajian yang utuh dan

sistematis.

4. Analisis data

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah

menganalisis data-data tersebut. Adapun metode analisis yang

akan penulis gunakan ialah sebagai berikut:

a. Deskriptif-analisis

Metode ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan

berdasarkan data-data dengan menggunakan teknik deskriptif,

yaitu penelitian, analisa dan klasifikasi. Selain menyajikan

data, penelitian ini juga menganalisis dan menginterpretasi

sejumlah data.32

Dalam penelitian ini penulis bermaksud

menganalisa data-data yang didapat mengenai Mushaf

Madinah Nabawiyah riwayat Qalun dan Mushaf Tunisia,

kemudian memaparkannya.

b. Analisis historis

Setelah data-data diperoleh, maka penulis akan

mengambil langkah analisis dengan menggunakan pendekatan

historis. Metode ini bertujuan untuk menilik kembali latar

belakang dan perkembangan dhabth hingga penyebarannya

yang kemudian menimbulkan keberagaman.

c. Analisis komparatif

Kemudian setelah penulis menganalisis data, langkah

selanjutnya yaitu membandingkan penulisan dhabth antara

32

Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1994), h.

138-139

Page 38: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

19

mushaf Madinah Nabawiyah riwayat Qalun dan mushaf

Tunisia. Adapun tujuannya yaitu untuk mengetahui banyaknya

perbedaan dan persamaan yang terdapat pada kedua mushaf

tersebut.

H. Teknik dan sistematika penulisan

Untuk penulisan skripsi ini secara umum penulis berpedoman

pada buku petunjuk “Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan

Skripsi” yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,

2017. Adapun sistematika penulisan bertujuan untuk mempermudah

proses penelitian dan memberikan kerangka sederhana keseluruhan

isi dari penelitian ini sehingga dapat tersusun secara sistematis.

Bab satu, merupakan pendahuluan sebagai pengantar

munculnya masalah penelitian. Pada bab ini mencakup latar

belakang, identifikasi, pembatasan serta rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, kajian pustaka dari skripsi atau tesis maupun

tulisan yang relevan dengan penelitian, metodologi penelitian, dan

teknik penulisan serta sistematika penelitian.

Bab dua, merupakan pembahasan mengenai diskurus dhabth

meliputi definisi dhabth, sejarah dan perkembangan dhabth, serta

aspek-aspek dalam pembahasan dhabth. Kemudian dalam bab ini

juga akan dibahas mengenai qira`at mencakup definisi qira`at, ragam

qira`at, Imam qira`at tujuh, biografi Imam Qalun, kaidah-kaidah

ushûliyyah dan farsy al-hurûf pada qira`at riwayat Qalun, serta

mengenai mushaf-mushaf Qalun yang tersebar di dalam dunia Islam.

Bab tiga, merupakan pembahasan mengenai profil mushaf-

mushaf yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu Mushaf

Madinah Nabawiyah riwayat Qalun dan Mushaf Tunisia.

Page 39: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

20

Bab empat, merupakan memaparan hasil yang penulis dapat

dari penelitian. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai aspek-aspek

dhabth dari kedua mushaf, yaitu Mushaf Madinah Nabawiyah dan

Mushaf Tunisia dan kemudian akan dibandingkan serta dianalisa

dengan perspektif ilmu dhabth.

Bab lima, merupakan akhir dari pembasan penelitian, meliputi

kesimpulan menyeluruh pembahasan penelitian dari bab-bab

sebelumnya, dan saran-saran yang diperlukan.

Page 40: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

112

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah penulis paparkan dalam

bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagaimana

tertera pada rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

Pertama, persamaan dhabth pada Mushaf Madinah dan

Mushaf Tunisia meliputi bentuk dan penempatan dhabth pada

harakah fathah dan kasrah serta tanda tanwîn, sukûn, tanda mad,

hamzah ketika tahqîq, tashîl dan ibdâl, hamzah washal dan ibtidâ`,

dhabth pada lafazh التورىة, dhabth pada huruf-huruf tambahan pada

rasm, serta dhabth pada beberapa huruf yang dibuang pada rasm

yakni pada hadzf alif, hadzf waw, hadzf ya` pada ha` dhamir.

Kemudian perbedaan dhabth kedua mushaf terletak pada

bentuk dhammah, letak tanwîn pada alif „iwadh, huruf alif hadzf

sebelumnya berupa huruf lam, hadzf ya` pada selain ha` dhamir,

hadzf nun, lam alif, imâlah kubrâ, isymâm, ikhtilâs, penempatan

hamzah ketika dhammah.

Kedua, adapun faktor yang mempengaruhi pada aspek

persamaan kedua muhaf tersebut ialah 1) Faktor periwayatan rasm

yang digunakan pada kedua mushaf, yakni mentarjih pendapat Abu

Daud terutama pada huruf-huruf yang di-hadzf. 2) Faktor

periwayatan dhabth yang digunakan pada beberapa tanda baca,

yaitu pada harakah fathah dan kasrah, sukûn, tasydîd, mad, bentuk

hamzah, huruf tambahan serta hamzah washal dan ibtidâ`. 3)

Faktor qira`at, memberikan pengaruh pada pembubuhan tanda mad

dan hamzah ketika tahqîq, tashîl dan ibdâl.

Page 41: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

113

Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi adanya aspek

perbedaan pada kedua mushaf diantaranya: 1) Faktor perbedaan

mazhab periwayatan dhabth antara maghâribah dan masyâriqah.

Pada beberapa tempat Mushaf Madinah cenderung mengikuti

mazhab maghâribah sedangkan Mushaf Tunisia mengikuti

masyâriqah. 2) Jenis mushaf. Mushaf Tunisia merupakan mushaf

yang memberikan penjelasan pada bagian sisinya ketika qira`at

tersebut memiliki dua wajh, sehingga dapat memberikan perbedaan

pada pembubuhan dhabth. 3) Pola berpikir yang digunakan oleh

lajnah kedua mushaf pada tanda baca yang tidak mengikuti

periwayatan manapun.

B. Saran

Setelah menyelesaikan penelitian ini, Penulis menyadari

bahwa penelitian ini jauh dari kata cukup apalagi sempurna. masih

banyak pembahasan yang perlu dikaji kembali dari pemaparan yang

penulis sajikan. Sehingga kajian ini tidak dapat dikatakan telah

selesai, masih banyak hal yang dapat dikaji lebih dalam lagi pada

penelitian ini. Penulis menyarakan kepada beberapa pihak yang

berkeinginan dan berkomitmen untuk mengkaji beragam isu dan

perkembangan dalam ilmu dhabth khususnya, dalam berbagai

produk yang mampu mencerahkan wawasan masyarakat pada

umumnya. Adapun saran tersebut dikhususkan kepada:

1. Para peneliti. Penulis berharap, ada tindak lanjut dari

penelitian skripsi ini. Artinya para peneliti diharapkan

semakin giat dan gencar untuk meneliti mengenai hal perihal

tanda baca pada mushaf-mushaf Al-Qur`an yang ada.

Page 42: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

114

Mengingat, minimnya pengetahuan seputar dhabth dan

singkatnya pembelajaran mengenai dhabth di akademisi.

Adapun kitab-kitab rujukan ilmu dhabth juga perlu ditinjau

dan ditelusuri keberadaan dan kebenaran yang absolut. Selain

itu, penulis berharap para peneliti untuk melanjutkan

penelitian skripsi ini pada bahasan yang lebih luas, detil, dan

juga menjangkau beberapa ranah yang masih membutuhkan

penelitian lebih lanjut.

2. Pihak penulis dan pencetakan mushaf atau Lajnah, diharapkan

kajian ini dapat membantu pihak pemerhati dan pencetak

mushaf Al-Qur`an untuk mempertimbangkan keselarasan

tanda baca yang digunakan pada mushaf sesuai dengan qira`at

yang digunakan sebelum dipublikasikan.

3. Kepada masyarakat, diharapkan kajian ini dapat memberikan

manfaat dan wawasan untuk memperkaya pengetahuan

perihal dhabth mushaf Al-Qur`an, yang kurang mendapat

perhatian di mata masyarakat. Adapun dari adanya pemaparan

perbedaan penulisan dhabth pada dua mushaf tersebut, dapat

menjadi pertimbangan dan pedoman dalam menyikapi

perbedaan yang ada pada mushaf terutama mushaf Al-Qur`an

riwayat Qalun khususnya.

Page 43: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

115

DAFTAR PUSTAKA

Abu Zihtar, Ahmad Muhammad, As-Sabîlu ilâ Dhabthi Kalimât at-

Tanzîl, Cet. ke-1, Kuwait: Mahfuzah Jami„al Huqûq, 2009.

Albab, Ahmad Ulil, “Keragaman Manuskrip Mushaf Al-Qur`an Koleksi

Pura Pakualaman: Kajian Filologi”, Skripsi, fakultas Ushuluudin

dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019.

Al-Andalusi, Abu Abdullah Muhammad bin Syuraih al-Ru„aini, Al-Kafî

fî al-Qira`at al-Sab„, Beirut: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 2000.

AR, Didin Sorojuddin, Seni Kaligrafi Islam, Cet. ke-1, Jakarta: Amzah,

2016.

Arifin, M. Zaenal, Khazanah Ilmu Al-Qur`an, Tangerang: Pustaka

Pelajar, 2018.

Arifin, Zaenal, “Harakat dan Tanda Baca Mushaf Al-Qur`an Standar

Indonesia Perspektif Ilmu Dhabth”, dalam jurnal Shuhuf, Vol. 7

No. 1 2014.

, “Mengenal Rasm Usmani”, dalam jurnal Shuhuf, Vol. 5 No. 1

2012.

, Perbedaan Rasm Utsmani Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf

Madinah, Depok: Azza Media, 2018.

Ad-Dani, „Utsman bin Sa‟id, Al-Muhkam fî Naqth al-Mashâhifi,

Damaskus: Dar al-Fikr, 1997.

, „Utsman bin Said, Al-Muqni„ fî Ma„rifati Marsum Mashâhifi Ahli

al-Amshâr ma„a Kitâb al-Naqth, Beirut: Dar al-Bashair al-

Islamiyah, 2011.

Adh-Dhabba‟, Ali Muhammad, Samîr ath-Thâlibîn fî Rasm wa Dhabth

al-Kitâb al-Mubîn, Kuwait: Qitha‟u al-Masajid, t.t.

Page 44: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

116

Er, Muh. Kailâni, dkk., Pedoman Umum Penulisan dan Pentashihan

Mushaf Al-Qur`an Dengan Rasm Usmani, Cet. ke-1, Jakarta:

Puslitbang Lektur Agama Badan Litbang Agama Departemen

Agama, 1999.

Faizin, Hamam, “Pencetakan Al-Qur`an dari Venesia hingga Indonesia”,

dalam jurnal Esensia, Vol. 12 No.1 Januari 2011.

Al-Farmawi, „Abd al-Hayy, Qishshah al-Naqth wa asy-Syakl fî al-

Mushaf al-Syarîf, Kairo: Dâr al-Nahdhah al-„Arabiyyah, t.t.

, „Abd al-Hayy, Rasm Al-Mushaf wa Naqthuh, Cet. ke-1, Makkah:

Dâr Nur al-Maktabat, 2004.

Fathoni, Ahmad, “Studi Komparasi Bacaan Riwayat Qalun dan Riwayat

Hafsh QS. Al-Fatihah, Al-Baqarah dan Ali Imran”, Shuhuf, vol. 5,

no.1, 2002.

, Kaidah Qiraat Tujuh 1 dan 2, Tangerang Selatan: Yayasan Bengkel

Metode Maisuro dan Pesantren Takhasus IIQ Jakarta, 2016.

, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur`an Metode Maisuro, Cet. ke-

10, Tangerang Selatan: Yayasan Bengkel Metode Maisuro dan

Pesantren Takhasus IIQ Jakarta, 2017.

, Tuntunan Praktis Kalimat al-Farsyiyah Plus Surah Al-Baqarah s/d

Surah Ali Imran Qiraat Nafi„ Riwayat Qalun, Cet. ke-3,

Tangerang: IIQ Jakarta Press, 2018.

, Tuntunan Praktis Kalimat al-Farsyiyah Plus Surah Ibrahim s/d Al-

Kahfi Qira‟at Nafi„ Riwayat Warsy, Cet. ke-1, Tangerang Selatan:

Pesantren Takhassus IIQ Jakarta, 2018.

Fitriadi, M., “Karakteristik Dhabth Mushaf Nusantara: Perbandingan

Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Aceh”, Skripsi, fakultas

Ushuluddin, Institut PTIQ Jakarta, 2019.

Page 45: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

117

Hakim, Abdul, “Metode Kajian Rasm, Qira‟at, Waqaf, dan Dabt Pada

Mushaf Kuno”, dalam jurnal Shuhuf, Vol. 11 No.1 2018.

Al-Hamad, Ghanim Qadduri, Al-Muyassar fî „Ilm Rasm al-Mushaf wa

Dabthih, Cet. ke-2, Hayyu Rihab: Ma„had al-Imam al-Syathîbî,

2016.

Ibn al-Jazariy, Ghâyah al-Nihâyah fî Thabaqât al-Qurrâ`, Juz 1, Beirut:

Dâr al-Kitâb al-„ilmiyyah, 1971.

Ichsan, Muhammad, “Sejarah Penulisan dan Pemeliharaan Al-Qur`an

Pada Masa Nabi Muhammad saw dan Sahabat”, dalam jurnal

Substantia, Vol. 14 No.1 2012.

Irwanto, Dedi Ahmad, “Karakteristik Dhobt Mushaf Riwayat Warsy:

Perbandingan Aplikasi Ayat dan Cetakan Madinah”, Skripsi,

fakultas Ushuluddin, Institut PTIQ Jakarta, 2019.

Juned, Daniel, Antropologi Al-Qur`an, Jakarta: Erlangga, 2011.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, Tanya Jawab Tentang Mushaf

Al-Qur`an Standar Indonesia dan Layanan Pentashihan, Cet. ke-1,

Jakarta: Kementrian Agama RI, 2019.

Majma„ al-Lughah al-„Arabiyyah, Mu„jam al-Wasith, Cet. ke-4, Mesir:

Maktabah asy-Syuruq ad-Dauliyah, 2008.

Al-Marshafi, „Abd al-Fattah al-Sayyid „Ajami, Hidâyah al-Qârî ilâ

Tajwîd Kalâm al-Bârî, Madinah: Maktabah Thayyibah, t.t.

Muhaisin, Muhammad Salim, Irsyâd ath-Thâlibîn ilâ Dhabthi al-Kitâb

al-Mubîn, Kairo: Al-Maktabah al-Azhariyyah li at-Turf, 1989.

Munawir, “Problematika Seputar Kodifikasi Al-Qur`an”, dalam jurnal

Maghza, Vol. 3, No. 2, 2018.

Page 46: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

118

Nashoih, Afif Kholisun, “Problematika Qira‟at Al-Qur`an: Pintu Masuk

Munculnya Kajian Bahasa Arab”, dalam jurnal Dinamika, Vol. 1

No. 1 2016.

Nasruddin, “Sejarah Penulisan Al-Qur`an: Kajian Antropologi Budaya”,

dalam jurnal Rihlah, Vol. 2 No. 1 Mei 2015.

Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Cet. ke- 20, Jakarta: Rajawali

Pers, 2013.

Nugraha, Eva, “Konsep al-Nabi al-Ummi dan Implikasinya Pada

Penulisan Rasm”, dalam jurnal Refleksi, Vol. 13 No. 2 2012.

Purnomo, Mukhlisin, Sejarah Kitab-Kitab Suci, Cet. ke-1, Yogyakarta:

FORUM, 2014.

Al-Qattan, Manna, Mabahits fî „Ulum Al-Qur`an, Cet. ke-7, Kairo:

Maktabah Wahbah, t.t.

Ar-Rahman, „Abd bin Ismail bin Ibrahim, Ibrâz Ma„ânîy min Hirz al-

Amânîy fî al-Qirâ`at as-Sab„, tt.p.: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah, t.t.

Rayyasi, Abu „Abd ath-Tawwab „Abd al-Majid, Ilmu Rasm dan Dhabth,

terj. Adawat adh-Dhabth Al-Qurani oleh Abu Ya‟la Kurnaedi,

Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟i, 2017.

Ritonga, Asnil Aidah, Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, Cet. ke-3, Bandung:

Citapustaka Media Perintis, 2013.

Salim, Muhsin, Ilmu Qiraat Tujuh, Jakarta: Yayasan Tadris AL-

QUR`ANI YATAQI Jakarta, 2008.

Ash-Shiddieqy, Teungku M. Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-

Qur`an dan Tafsir, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009.

Sulaiman bin Najah, Ushûl adh-Dhabth wa Kaifiyyatuh „„alâ Jihah al-

Ikhtishâr, tt.p.: t.p., t.t.

Page 47: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

119

Surahmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito,

1994.

Suwaid, Aiman Rusydi, At-Tajwîd al-Mushawwar, Damaskus: Maktabah

Ibn Jazari, 2011.

As-Suyuthi, Jalaluddin, Al-Itqan fi „Ulum Al-Qur`an, Beirut: Dar el-Fikr,

2010.

At-Tanasi, Abu „Abdullah Muhammad bin „Abdullah, Ath-Thirâz fî

Syarh Dhabth al-Khirâz, Madinah: Mujamma‟ al-Malik Fahd li

Thabâ‟ah al-Mushaf al-Syarîf, 1420 H.

Thoharoh, Atifah, “Mushaf Al-Qur`an Standar Utsmani Indonesia dan

Mushaf Madinah: Kajian Atas Ilmu Rasm”, Skripsi, fakultas

Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Tulungagung, 2017.

Yusup, Bahtian, “Qira`at Al-Qur`an: Studi Khilâfiyah Qira`ah Sab„ah”,

dalam jurnal Tadabbur, Vol. 4 No. 2 2019.

“Imam Qalun dan Jalur Ilmu Qira`atnya”,

https://islam.nu.or.id/post/read/101242/imam-qalun-dan-jalur-ilmu-

ilmu-qiraatnya, diakses tanggal 28 Agustus 2020, pukul 06.33 wib.

“Qira‟at Imam Nafi‟ Riwayat Qalun Pada Mushaf Kuno ternate”,

https://lajnah.kemenag.go.id/artikel/559-qiraat-imam-nafi-riwayat-

qalun-pada-mushaf-kuno-ternate diaskes pada tanggal 13 Juli 2020,

pukul 23.20 wib

“Qira‟at Nafi Riwayat Qalun Perlu Dikembangkan di Indonesia”

https://iiq.ac.id/artikel/details/570/Qiraat-Nafi-Riwayat-Qalun-

Perlu-Dikembangkan-di-Indonesia diakses tanggal 17 mei 2020,

pukul 12.46 wib.

https://orbitdigitaldayly.com diakses pada Rabu, 8 Juli 2020 pukul 11.24

wib.

Page 48: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

120

https://qurancomplex.gov.sa/kfgqpc-quran-riwaiat/, diakses pada 27

Oktober 2019 pukul 19.23 wib

Mushaf al-Mu„allim: Al-Qur`an al-Karîm bi Riwâyah Qâlûn „an imâm

Nâfi‟ al-Madanî ma‟a Ibrâz Ahammi Qawâ‟idi at-Tartîli

Mushaf Madînah Riwâyah Qâlûn, Ta‟rîf Hâdzâ al-Mushaf

Page 49: DHABTH MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT QALUN (Studi …

121

BIOGRAFI PENULIS

Annisa Salsabila, lahir pada 9 Mei 1998 di Kota Kualasimpang,

Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh. Penulis merupakan anak pertama dari 4

bersaudara dan dari pasangan Bapak Mirwan dan Ibu Dahlelawati.

Penulis memulai pendidikan pertama dari orang tua secara tidak formal,

termasuk belajar membaca Al-Qur`an dari sang ibu. Pendidikan formal

dimulai pada usia 6 tahun di SDN No. 1 Kualasimpang dan lulus pada

tahun 2010. Kemudian penulis menempuh pendidikan di Pondok

Pesantren Ulumul Qur`an Stabat untuk jenjang pendidikan MTs dan MA,

serta lulus pada tahun 2016.

Setelah menempa pendidikan secara formal selama 12 tahun, akhirnya

pada tahun 2016 penulis mendaftarkan diri di Institut Ilmu Al-Qur`an

(IIQ) Jakarta dan diterima sebagai mahasiswi dengan jurusan Ilmu Al-

Qur`an dan Tafsir (IAT) fakultas Ushuluddin dan Dakwah.

Hubungi penulis:

[email protected]/[email protected]