cinta tanah air prespektif al-qur`an

46
CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN ( Studi Komparatif antara Tafsir Al-Huda dan Tafsir Al-Azhar) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Azzah Nuril Mudli’ah NIM: 14210567 FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH PRODI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 2018 M/ 1439 H

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

( Studi Komparatif antara Tafsir Al-Huda dan Tafsir Al-Azhar)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama

(S.Ag)

Oleh:

Azzah Nuril Mudli’ah

NIM: 14210567

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

PRODI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 2: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

( Studi Komparatif antara Tafsir Al-Huda dan Tafsir Al-Azhar)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama

(S.Ag)

Oleh:

Azzah Nuril Mudli’ah

NIM: 14210567

Dosen Pembimbing:

Ali Mursyid, M.Ag

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

PRODI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 3: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul Cinta Tanah Air Prespektif Al-Qur`an (Studi

Komparatif antara Tafsir Al-Huda dan Tafsir Al-Azhar)” yang disusun oleh

Azzah Nuril Mudli‟ah dengan Nomor Induk Mahasiswa 14210567 telah

melalui proses bimbingan dengan baik dan disetujui untuk diujikan pada

sidang munaqasyah.

Jakarta, 12 Agustus 2018

Pembimbing

Ali Mursyid, M.Ag

Page 4: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Cinta Tanah Air Prespektif Al-Qur`an (Studi

Komparatif antara Tafsir Al-Huda dan Tafsir Al-Azhar)” oleh Azzah Nuril

Mudli‟ah dengan NIM 14210567 telah diujikan pada sidang Munaqasyah

Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggal

Agustus 2018. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 18 Agustus 2018

Dekan Fakultas Ushuluddin

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Siti Ruqoyyah Tamami

Penguji I, Penguji II,

Drs. Arison Sani, MA Iffaty Zamimah, MA

Pembimbing

Ali Mursyid, M.Ag

Page 5: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Azzah Nuril Mudli’ah

NIM : 14210567

Tempat/tgl. Lahir : Tegal, 25 Februari 1996

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Cinta Tanah Air Prespektif Al-

Qur`an(Studi Komparatif antara Tafsir Al-Huda dan Tafsir Al-Azhar)”

adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah

disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya

menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 18 Agustus 2018

Azzah Nuril Mudli’ah

Page 6: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan untuk Ummi dan Abi

Yang telah bersedia menjadi tangan kanan Allah dalam mendidik Azzah,

merawat Azzah dengan penuh kasih dan sayang.

Yang doanya selalu mengalir untuk kebaikan dan keberhasilan Azzah.

untuk Abah, meski ragamu tak lagi disini,

Semoga sedikit dari apa yang Azzah berikan mampu menjadi penerang alam

kuburmu, dan mendapatkan tempat terindah disisi-Nya.

Tak lupa, untuk para penjaga kalam-Nya di Pondok Pesantren Putri

Tahfidzul Qur`an Miftahul Huda „Ceria, yang selalu histeris berjejer rapi di

balkon atas ketika Azzah harus berangkat lagi ke Jakarta. I Love You mbak-

mbak.

.

Page 7: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

v

MOTTO

Setiap kau menemukan persoalan dalam hidupmu, bacalah Al-Qur`an dan

mintalah kepada Allah agar menyelesaikan persoalan itu.

(Dr. K. H. Ahsin Sakho Muhammad, Renungan Kalam Langit)

Page 8: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas Rahmat Allah penulis mampu menyelesaikan

skripsi dengan judul “Cinta Tanah Air Prespektif Al-Qur`an (Studi

Komparatif Tafsir Al-Huda dan Tafisr Al-Azhar).”

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda

Nabi Muhammad s.a.w. Sang pendidik dan pembawa risalah agama Islam.

Hamdan lillah, tak henti-hentinya penulis haturkan kepada Sang Maha

Kuasa, sehingga atas Kuasa-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini

merupakan akumulasi dari perjuangan-perjuangan kecil penulis. Dalam

penyelesaian skripsi ini penulis harus mengkolaborasikan antara kesabaran

dan semangat, serta senantiasa menjaga keduanya agar tetap stabil selama

masa pengerjaan.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa karya sederhana ini sejatinya

bukanlah mutlak hasil dari kerja keras penulis seorang. Karna banyak sekali

sumbangsih orang lain dalam proses pengerjaannya. Untuk itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin menghaturkan terimaksih kepada:

1. Allah swt, yang Maha Baik atas setiap kemudahan dan kejutan-Nya

selama penulis mengerjakan skripsi ini.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaemah Tahido Yanggo, Lc, MA. Ibunda kita

semua, Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

3. Ibu Dr. Hj. Maria Ulfa, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, atas kesediaannya menyetujui

judul penulis.

4. Bapak Ali Mursyid, MA selaku dosen pembimbing terbaik penulis,

atas ketelatenannya dalam membimbing proses pembuatan skripsi ini,

sejak masih berbentuk proposal hingga menjadi skripsi yang utuh.

Page 9: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

vii

Terimakasih telah mengajarkan kami arti kesabaran menunggu,

sehingga dapat berwujud tanda tangan tanda disahkannya skripsi ini

untuk diujikan.

5. Ibu Atiqoh, Ibu Mahmudah, Kak A‟yuna, Ibu Muthmainnah, dan Ibu

Istiqomah. Instruktur tahfidz yang selalu memberikan dukungan serta

semangat penulis, sehingga penulis sampai pada titik ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an

(IIQ) Jakarta yang telah membagikan ilmunya pada penulis, sehingga

penulis mendapatkan dan memahami banyak hal terkait ilmu-ilmu Al-

Qur`an.

7. Seluruh staf Fakultas yang telah membantu tahap demi tahap proses

yang penulis lalui.

8. Pimpinan dan staf perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,

perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan PSQ,

perpustakaan Sadra, dan perpustakaan Iman Jama‟, terimakasih atas

kesempatannya untuk penulis dalam mencari bahan yang diperlukan

dalam menyusun skripsi.

9. Ummi Hj. Nur Mahfudloh dan Abi Syamsul Ma‟arif S.Sos.I,

terimakasih sebanyak-banyaknya Azzah sampaikan untuk Ummi dan

Abi, tanpa doa, dukungan, serta keikhlasan Ummi dan Abi, tak akan

mungkin Azzah mampu menyelesaikan hingga tahap ini. Ridhoi

setiap langkah Azzah Umi, Abi.

10. Abah H. M. Hadun Miftah (alm), meski kini engkau tak lagi bersama

kami, Abah. Azzah yakin engkau selalu mendoakan kami di alam

sana. Mendoakan untuk keberhasilan dan kesuksesan Azzah.

Terimakasih Abah, 12 tahun yang sangat berharga dan

membahagiakan. Azzah sayang Abah, Azzah rindu Abah.

Page 10: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

viii

11. Adik-adikku yang sholeh dan sholehah. Ismatul Izzah, terimakasih

telah menyemangati mbak selama ini, memberikan dukungan moral

yang berharga untuk mbak, semoga Allah memudahkan segala

langkahmu dik. Almira Kanzus Shofa dan Ahmad Adzhan Husem

Fawaz, calon Hafidzhah dan Hafidz kecil, Insya Allah. Terimakasih

untuk doa dan hiburan dikala penat dan suntuk melanda mbak,

sehingga mbak mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.

12. Arina Alfa Khasanatin, Ammah yang selalu ikhlas Azzah repotkan

dalam segala hal. Terimakasih Ammah, atas doa dan dukungan

semangat untuk Azzah. Tahun depan harus jadi comlude lagi ya.

13. Seluruh anggota Pasukan Asrama bu Ema, yang telah memberikan

atmosfer positif dan semangat yang luar biasa kepada penulis.

14. Teman-teman angkatan 2014 terkhusus untuk teman-teman

Ushuluddin A, atas kebersamaan, kerjasama dan semangatnya selama

masa perkuliahan hingga sekarang. Semoga silaturrahim tetap terjalin

diantara kita.

15. Asatidz-asatidzah Rumah Cinta Al-Qur`an (RCA) al-Islamiyyah,

Jakarta Utara. Terimakasih untuk kebersamaan selama satu tahun ini,

untuk pengalaman dan semangat membaranya kepada penulis.

16. Kak Egi Sukma Baihaqi, yang meminjami penulis Tafsir Al-Huda

karya Bakri Syahid, dimana Tafsir ini sangat dibutuhkan dalam

penyusunan skripsi ini.

17. Keluarga perantauan Jawa Tengah, terkhusus kang Fahmi, kang Faiq,

kang Ghozali, kang Muhib, mbakyu Echa. Terimakasih telah

memberikan kehangatan layaknya keluarga, yang selalu ada kapanpun

penulis butuhkan, untuk dukungan semangatnya, sehingga penulis

bisa mengikuti wisuda di tahun ini.

Page 11: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

ix

Tak lupa penulis ucapkan permohonan maaf kepada seluruh pembaca

jika terdapat kesalah fahaman dalam penulisan maupun penyusunan skripsi

ini. Penulis menyadari, masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan

skripsi ini. Karena kesempurnaan hanya milik Allah saw. dan kekurangan ada

pada diri penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini mampu memberikan

kontribusi positif di dunia akademis, serta memberikan pemahaman baru

pada masyarakat.

Jakarta, 18 Agustus 2018

Azzah Nuril Mudli‟ah

Page 12: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

x

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................ii

PERNYATAAN PENULIS........................................................................iii

PERSEMBAHAN........................................................................................iv

MOTTO.........................................................................................................v

KATA PENGANTAR.................................................................................vi

DAFTAR ISI.................................................................................................x

PEDOMAN TRANSLITERASI...............................................................xii

ABSTRAKSI...............................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah................................................................1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah......................13

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................14

D. Tinjauan Pustaka..........................................................................14

E. Metodologi Penelitian..................................................................18

F. Tehnik Sistematika Penulisan......................................................19

BAB II DISKURSUS TENTANG CINTA TANAH AIR

A. Pengertian Cinta Tanah Air.........................................................23

B. Cinta Tanah Air dalam sejarah islam...........................................26

C. Cinta Tanah Air dalam Al-Qur`an...............................................40

D. Cinta Tanah Air dalam Hadis......................................................48

BAB III MENGENAL TAFSIR AL-HUDA DAN TAFSIR AL-AZHAR

A. Profil Tafsir Al-Huda

1. Biografi Bakri Syahid............................................................51

2. Karya-karya Bakri Syahid.....................................................54

Page 13: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

xi

3. Profil Tafsir Bakri Syahid.....................................................54

B. Profil Tafsir Al-Azhar

1. Biografi Prof. Hamka.............................................................59

2. Karya-karya Prof. Hamka......................................................64

3. Profil Tafsir Prof. Hamka.......................................................67

BAB IV ANALISIS CINTA TANAH AIR MENURUT TAFSIR AL-

HUDA DAN TAFSIR AL-AZHAR

A. Penafsiran Bakri Syahid dan Prof. Dr. Hamka tentang Ayat

Terkait Cinta Tanah Air

1. Penafsiran kata “Bangsa”.......................................................75

2. Menyamakan level pengusiran dengan kematian...................82

3. Menguatkan kesamaan level antara terbunuh dan terusir.......89

4. Menyamakan level keterusiran seseorang dari negaranya

dengan pembunuhan...............................................................93

5. Jangan membuat kerusakan..................................................100

6. Doa Nabi Ibrahim a.s............................................................102

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................108

B. Saran-saran................................................................................109

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Skripsi ini ditulis dengan mneggunakan pedoman transliterasi sebagaimana

diuraikan di bawah ini. Trasliterasi ini ditulis dengan menggunakan pedoman

transliterasi huruf Arab ke huruf latin yang telah disusun oleh Institut Ilmu

Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Tahun 2017.

1. Konsonan

th : ط a : أ

zh : ظ b : ة

„ : ع t : ث

gh : غ ts : ث

f : ف j : ج

q : ق h : ح

k : ك kh : خ

l : ل d : د

m : م dz : ذ

n : ن r : ز

w : و z : ش

h : ي s : س

Page 15: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

xiii

` : ء sy : ش

y : ي sh : ص

dh : ض

2. Vocal

Vocal Tunggal Vocal Panjang : Vocal Rangkap:

Fathah: a أ: â ...ي : ai

Kasrah : i ي: î و…: au

Dhammah: uو: û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, Contoh:

Al-Mâidah :المبئدة Al-Baqarah : البقسة

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai dengan bunyinya. Contoh:

as-Sayyidah :السيدة ar-rajulu : السجل

مسالش : asy-Syams الدازمي: ad-Dârimî

c. Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan lambang

(_), sedangkan untuk alih aksara dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini

berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di

akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

Âmana as-Sufahâ’u :أمهالسفهبء Âmannâbillâhi :أمىبببلل

Page 16: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

xiv

الريه كع Inna al-ladzîna :إن waar-rukka’i : والس

d. Ta Marbûthah(ة)

Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh:

فئدةالأ : al-Af`idah الجبمعتالأسلاميت : al-Jâmiah al-Islâmiyah

Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh:

ÂmilatunNâshibah :عبملتوبصبت

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan

Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan

awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan

lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih

aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan

ketentuan lainya.

Page 17: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

xv

ABSTRAKSI

Azzah Nuril Mudli’ah (14210567)

Cinta Tanah Air Prespektif Al-Qur`an (Studi Komparatif antara Tafsir Al-Huda dan

Tafsir Al-Azhar)

Pada zaman sekarang media sosial sangatlah berperan penting dalam segala hal,

terutama dalam membagikan ilmu-ilmu sebagaiamana yang sudah banyak dilakukan oleh

para pendakwah masa kini. Salah satu alasan penulis mengambil judul ini, karena ada satu

pendakwah masa kini yang bernama Felix Siaw penah membuat opini bahwa "membela

nasionalisme, nggak ada dalilnya, nggak ada panduannya | membela Islam, jelas pahalanya,

jelas contoh tauladannya", padahal sudah jelas bahwa ada nasehat dari Hadlratusy Syaikh

KH. Hasyim Asy'ari terkait dengan Islam dan Nasionalisme. Beliau pernah mengatakan,

"Agama dan Nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme

adalah bagian dari Agama, dan keduanya saling menguatkan”. Sedangkan alasan penulis

memilih kedua tafsir diatas, karena kedua penafsir diatas memiliki jiwa nasionalisme yang

sangat tinggi, terlihat pada penafsiran Bakri Syahid terhadap surat al-Baqarah ayat 11 lafadz

وا Bakri Syahid menafsirkan: Janganlah membuat kerusakan dimuka bumi baik ,لاتفسد

kerusakan batin maupun kerusakan lahir, serta hal-hal yang merusak mental, yang hal ini

sangan ditakutkan. Sedangkan pemilihan Tafsir Al-Azhar karena hampir sebagian karya-

karya Prof. Hamka mengenai nasionalisme, seperti Falsafah Hidup, Tasawuf, Pandangan

Hidup Muslim, Pembela Islam, Adat Mingkabau dan Agama Islam. Karena itu penulis

tertarik untuk meneliti cinta tanah air menurut Al-Qur`an.

Pada skripsi ini penulis hanya membahas bagaimana penafsiran Bakri Syahid dan

Prof. Dr. Hamka dalam ayat-ayat cinta tanah air, serta bagaimana persamaan dan perbedaan

Cinta Tanah Air menurut Tafsir al-Huda dan Tafsir al-Azhar.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan komparatif. Dalam

penelitian ini, penulis mencoba menjawab permasalahan yang ada melalui studi dokumen

dan pustaka (library research) dengan merujuk pada data primer dan sekunder. Sumber

data primer yang penulis gunakan adalah Tafsir Al-Huda dan Tafsir Al-Azhar. Sementara

data sekundernya merupakan buku-buku Wawasan Al-Qur‟an, Membumikan Islam

Nusantara, Literatur Tafsir Indonesia dan tafsir-tafsir nusantara serta buku-buku dan jurnal

yang berkaitan dengan pembahasan. Adapun teknik analisis datanya yaitu teknik deskriptif

komparatif.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada ayat yang menunjukkan arti

cinta tanah air secara langsung, namun melihat kajian terdahulu, terdapat 7 ayat yang

merujuk pengertian cinta tanah air, diantaranya ayat yang menafsirkan kata “Bangsa”,

menyamakan level pengusiran dengan kematian, menguatkan kesamaan level antara

terbunuh dan terusir, menyamakan level keterusiran seseorang dari negaranya dengan

pembunuhan, jangan membuat kerusakan, dan doa Nabi Ibrahim a.s. Menurut penafsiran

Bakri Syahid, cinta tanah air adalah jangan merusak ajaran agama, yang fungsinya sebagai

unsur pembangunan bangsa dan karakter bangsa itu kewajiban bagi pemerintah dan

masyarakat, harus berjalan bersama, harus dijaga, dan dibina dengan baik. Jangan sampai

ada sikap jiwa menyepelekan ajaran agama. Sedangkan menurut penafsiran Prof. Hamka

adalah belum beriman seseorang sebelum taat kepada Rasul dan ridha menerima

hukumannya. Bahkan Allah memerintahkan untuk menguji ke Imanan seseorang dengan

membunuh dirinya, atau keluar dari negerinya, tinggalkan kampung halaman untuk

berjuang. Adapun dari penjelasan dua penafsir tersebut rupanya ayat-ayat terkait cinta tanah

air menurut Al-Qur`an mendukung nasehat yang disampaikan KH. Hasyim Asy‟ari.

Dengan begitu penelitian ini sangat membantah pernyataan Felix Siaw, karena

kenyataannya banyak ayat yang membahas mengenai cinta tanah air.

Page 18: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara kesatuan Republik Indonesia adalah suatu wilayah negara

kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau dan diapit oleh dua samudra dan dua

benua, serta didiami oleh ratusan juta penduduk. Selain itu Indonesia

memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang berlainan satu sama

lain, dan tercermin dalam satu ikatan yang terkenal dengan sebutan Bhineka

Tunggal Ika. Karena letak wilayah Indonesia di sekitar khatulistiwa, maka

Indonesia memiliki iklim tropis dan memiliki dua musim saja, yaitu musim

hujan dan musim kemarau.

Indonesia memiliki 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum

diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni). Di sini ada 2 dari 6

pulau terbesar di dunia yaitu Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Wilayah

Indonesia terbentang sepanjang 3.977 m diantara Samudra Hindia dan

Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia 1.922.570 km2.1

Sebagai bangsa yang telah mencapai kemerdekaan, Pancasila tercipta

sebagai dasar dan ideologi negara yang akan menuntun kita untuk bersikap

dan berperilaku layaknya warga negara yang baik.

Pancasila mengandung dasar dari cita-cita Indonesia merdeka.

Kemerdekaan sebagai hasil perjuangan bangsa Indonesia dengan persatuan,

haruslah dijaga kelangsungannya. Untuk itu Indonesia merdeka haruslah

mempunyai dasar, sebuah dasar yang diatasnya akan dibangun negara semua

untuk satu, dan satu untuk semua.2

1 www.academia.edu/7663694/Negara_Kesatuan_Republik_Indonesia_NKRI_ di

akses Tanggal 28September 2018 pukul 11:52 WIB 2Tashadi, Tokoh-tokoh Pemikir Paham Kebangsaan Ir. H. Soekarno dan KH.

Ahmad Dahlan, (Jakarta: CV Ilham Bangun Karya, 1999), h. 56

Page 19: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

2

Pancasila sendiri mengandung nilai-nilai luhur yang harus tertanam

pada diri seseorang sebagai warga negara yaitu nilai agama, nilai budaya,

nilai pendidikan dan nilai kebangsaan atau nasionalisme.

Cinta tanah air merupakan salah satu hal utama dalam membentuk

sebuah karakter warga negara, kemudian rasa memiliki, rasa menjaga, rasa

melestarikan, rasa ingin memajukan akan tumbuh dengan bermula dari sikap

cinta tersebut. Dengan sikap cinta itu pula keadaan negara akan menjadi

lebih baik. Sebagai seorang warga negara wajib baginya untuk

menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air tersebut karena di tanah air

itulah tempat ia berpijak baik secara kultural maupun historis. Oleh

karenanya, patutlah kita sebagai warga negara untuk mengabdikan diri

kepada negara kita sendiri bermula dengan menanamkan sikap cinta tanah

air. Bukan hanya diungkapkan secara verbal dalam bentuk kata-kata saja,

akan tetapi diwujudkan dalam upaya memperbaiki tatanan kehidupan

bangsa.

Tanah tumpah darah tempat kita dilahirkan, adalah daerah yang kita

cintai. Supaya tahu betapa mendalamnya cinta kita kepada tanah air, cobalah

tinggalkan sekali. Niscayalah terasa pada kita rindu kepadanya. Merantau

jauh-jauh, terbayanglah kampung halaman. Dan apabila bendera bangsa-

bangsa berkibar di gedung PBB di New York, maka yang terlebih dahulu

dicari oleh mata kita ialah di mana terletaknya “Merah-Putih”. Ketika itu kita

tidak berfilosofi, tetapi perasaanlah yang tersingung.

Mukhlas Samani dan Haryanto mengatakan, “Cinta tanah air adalah

cinta dan penuh pengabdian kepada negaranya dan peduli terhadap

pertahanannya, rela berkorban demi keutuhan negara”.3

3Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 127

Page 20: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

3

Menurut Akhmad Muhaimin Azzel, “Salah satu tanda bahwa seseorang

telah mempunyai sikap cinta terhadap tanah air adalah bisa menghargai

karya seni dan budaya nasional yang ada di Indonesia”.4

Seseorang yang bisa menghargai karya seni dan budaya biasanya

mempunyai sikap bisa menghargai karya orang lain, mempunyai kesabaran

dalam berproses, juga mempunyai kebijaksanaan dalam hidup. Hal tersebut

bisa menumbuhkan rasa cinta seseorang terhadap bangsa dan negeri sendiri.

Dengan demikian, akan tumbuh pula rasa nasionalisme.

Cinta kepada tanah air sama halnya dengan cinta antar sesama

manusia. Cinta seseorang kepada sesama juga merupakan wujud rasa cinta

kepada Allah. Saling menasihati, saling bersilaturahim, saling mengunjungi

dan saling memberi menunjukkan adanya saling mencintai. Kalau saja tidak

ada cinta diantara keduanya maka tidak akan ada saling menyambung,

bersilaturrahim, menasihati, mengunjungi maupun memberi. Banyak bentuk

kesenangan dan kenikmatan duniawi yang diperkenankan dan merupakan

sumber pahala.

Islam adalah agama universal yang menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan, termasuk di dalamnya terdapat nilai-nilai kemanusiaan yang

ditujukan untuk bangsa.5 Menurut M. Quraish Shihab, cinta tanah air

bukanlah sebagian dari iman. Cinta tanah air adalah naluri manusia.6 Sebagai

manusia, Nabi Muhammad saw. pun sangat cinta kepada kota Mekkah,

tempat kelahiran beliau. Pentingnya mencintai tanah air didasarkan pada

sebuah peristiwa terkenal saat Nabi saw diusir keluar dari Makkah. Saat

hendak meninggalkan Makkah, beliau menghadap ke arah Ka‟bah seraya

4Akhmad Muhaimin Azzel, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia,(Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2011), h. 75 5 Said Ismail Ali, Pelopor Pendidikan Islam Paling Berpengaruh, (Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar, 2010), h. 281 6 Quraish Shihab, M. Quraish Shihab Menjawab, (Jakarta: Penerbit Lentera Hati,

2009), cet ke-V, h. 424-425

Page 21: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

4

berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku mengetahui bahwa engkau adalah

tanah Allah yang paling Dia cintai, lembah terbaik yang ada di atas muka

bumi dan yang paling dicintai oleh Allah. Seandainya penduduk tidak

mengusirku, aku pasti takkan pernah meninggalkanmu.”7

Imam Fakhruddin Ar Razi (w.1209 M/ 1210 M) memiliki pandangan

yang bagus dalam memberikan dalil dari Al-Qur`an terkait cinta tanah air,

yang menegaskan bahwa cinta tanah air adalah dorongan fitrah yang sangat

kuat di dalam diri dan jiwa manusia. Beliau mengatakan hal itu ketika

menafsirkan firman Allah SWT :

“Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka

bunuhlah dirimu atau keluarlah dari kampungmu” (QS An Nisaa : 66)

Imam Fakhruddin Ar-Razi berkomentar, ”Allah menjadikan tingkatan

meninggalkan kampung halaman setingkat dengan bunuh diri”. Seakan Allah

SWT berfirman: “Seandainya Aku perintahkan kepada mereka salah satu

dari dua kesulitan terbesar di alam semesta, pasti mereka tidak akan

melakukannya. Dua kesulitan terbesar di alam semesta itu adalah bunuh diri

atau meninggalkan tanah air”. Allah menjadikan kesulitan untuk melakukan

bunuh diri sama persis dengan kesulitan meninggalkan tanah air.

Meninggalkan kampung halaman, bagi orang yang berakal adalah hal

yang sangat sulit dilakukan, sama sakitnya seperti bunuh diri. Hal ini

7 Said Ismail Ali, Pelopor Pendidikan Islam Paling Berpengaruh, (Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar, 2010), h. 281

Page 22: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

5

menunjukkan bahwa kecintaan pada tanah air mempunyai makna yang

sangat dalam bagi diri manusia.8

Syekh Wahbah al-Zuhaily (w. 8 Agustus 2015) dalam tafsirnya al-

Munir fil Aqidah wal Syari’ah wal Manhaj menyebutkan:

، وجعلو قرين ق تل وفي قولو: )أواخرجوامن دياركم( إيء إل حب الوطن وت علق الناس بو فس، . و 9 ة من الأوطان.صعوبة الهشجر الن

Artinya: “Di dalam firman-Nya )أواخرجوامن دياركم( terdapat isyarat akan

cinta tanah air dan ketergantungan orang dengannya, dan Allah

menjadikan keluar dari kampung halaman sebanding dengan bunuh

diri, dan sulitnya hijrah dari tanah air.”

Ayat Al-Qur`an selanjutnya yang menjadi dalil cinta tanah air menurut

ahli tafsir kontemporer, Syekh Muhammad Mahmud Al-Hijazi yaitu pada

Q.S At-Taubah: 122

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke

medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara

mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka

dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah

kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” (Q.S At-Taubah:122)

Syekh muhammad mahmud al-Hijazi (w. 1383 H) dalam Tafsir al-

Wadlih menjelaskan ayat diatas sebagai berikut:

“Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa belajar ilmu adalah suatu

kewajiban bagi umat secara keseluruhan, kewajiban yang tidak mengurangi

kewajiban jihad, dan mempertahankan tanah air juga merupakan kewajiban

8 majelissholawatbontang.org/detailpost/cinta-tanah-air-dalam-tinjauan-ulama

diakses tanggal 10 Mei 2018 9 Wahbah Al-Zuhaily, al-Munir fil Aqidah wal Syariah wal Manhaj, (Damaskus:

Dar Al-Fikr Al-Mu‟ashir, 1418 H), juz 5, h. 144

Page 23: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

6

yang suci. Karena tanah air membutuhkan orang yang berjuang dengan

pedang (senjata), dan juga berjuang dengan argumentasi dan dalil.

Bahwasannya memperkokoh moralitas jiwa, menanamkan nasionalisme dan

gemar berkorban, mencetak generasi yang berwawasan „cinta tanah air

sebagian dari iman‟, serta mempertahankannya (tanah air) adalah kewajiban

yang suci. Inilah pondasi bangunan umat dan pilar kemerdekaan mereka.”10

Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, MA juga mengatakan bahwa

salah satu ayat yang membahas mengenai kebangsaan terdapat pada Q.S Al-

Hujurat: 13.

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah

ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S Al-Hujurat: 13)

Menurut beliau, kata sya’ab juga diterjemahkan sebagai “bangsa”

seperti ditemukan dalam terjemahan al-Qur`an yang disusun oleh Departemen

Agama RI.11

Memang benar saat ini Indonesia sudah merdeka dari para penjajah,

akan tetapi Indonesia hanya merdeka dalam bentuk fisik saja, sedangkan

dalam bentuk moral Indonesia belum merdeka.

Pada era globalisasi ini, rasa cinta terhadap tanah air masih sangat

dibutuhkan. Kenapa? karena walaupun negara kita sudah merdeka dari

10

Muhammad Mahmud al-Hijazi, Tafsir al-Wadlih, (Beirut: Dar al-Jil al-Jadid,

1413 H), juz II, h. 30 11

Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur`an,(Bandung: PT. Mizan Pustaka,

2007), cet. I, h. 436

Page 24: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

7

penjajahan, kita masih memiliki kewajiban untuk menjaga kemerdekaan

tersebut, kita harus menjaga keutuhan bangsa ini yang telah diperjuangkan

oleh para pahlawan.

Memiliki rasa cinta terhadap tanah air itu tidak serta merta dimiliki saat

hendak menghadapi penjajah yang menjajah negara kita. Karena penjajahan

itu tidak hanya berbentuk fisik, akan tetapi dapat terjadi pula dengan bentuk

penjajahan terhadap moral suatu bangsa.

Perwujudan rasa cinta tanah air tidak hanya bagi warga negara

Indonesia kepada negara Indonesia, akan tetapi sebagai warga negara di

negara mana pun itu kita harus memiliki rasa cinta tanah air, misalnya Mesir.

Pada abad ke 19, seorang tokoh Mesir bernama Ath-Thahthawi (w. 27

Mei 1873) yang merupakan salah seorang tokoh pembaharu di bidang

pendidikan membawa pembaharuan terhadap pendidikan di Mesir pada waktu

itu, bahkan dikenal pula sebagai pioner pertama pembaharu pendidikan.

Beliau merumuskan sebuah konsep pendidikan yang menjelaskan gagasan

beliau mengenai pendidikan. Beliau berpendapat bahwasannya tujuan

pendidikan itu adalah untuk pembentukan kepribadian, tidak hanya untuk

kecerdasan. Lebih dari pada itu, tujuan pendidikan juga berupaya

menanamkan rasa patriotisme (hubb al-wathan).

Patriotisme merupakan dasar utama yang membawa seseorang untuk

membangun masyarakat maju. Wacana patriotisme yang dimaksudkan Ath-

Thahthawi adalah cinta pada tanah tumpah darah yaitu Mesir, bukan seluruh

dunia Islam. Pemikiran Ath-Thahthawi tentang tujuan pendidikan tidak jauh

berbeda dengan pemikiran yang berada di Indonesia, bahwasannya

pendidikan itu tidak hanya untuk menambahpengetahuan akan tetapi

ditunjukkan pula untuk kepentingan bangsa.12

12

Hamka, Pandangan Hidup Muslim, (Jakarta: P.T Bulan Bintang, 1984), Cet.3,

h.220

Page 25: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

8

Kita percaya kepada Tuhan dan kita mengabdi kepada Tuhan. Kita

bersyukur kepada-Nya karena kita dilahirkan di atas setumpuk dunia yang

indah. Tanah air adalah nikmat Ilahi kepada kita. Di atas bumi-Nya kita

dibesarkan, hasil buminya kita makan, airnya yang mengalir yang kita

minum.

Jadi dapat dikatakan, bahwasannya karena mencintai Tuhanlah maka

timbul cinta cinta kita kepada tanah air. Rumpun cinta yang seperti ini dari

Tauhid-lah asalnya.

Tetapi cinta itu terkadang terlepas dari uratnya, terbongkar dari asalnya,

sebagaimana juga pada segi-segi yang lain, cinta itu terlepas dari urat tauhid,

lalu menjadi musyrik.13

Jika cinta tanah air adalah naluri manusia, maka seorang mukmin

ataupun kafir selama masih naluri yang sehat pasti cinta kepada tanah airnya.

Dengan demikian cinta tanah air bukanlah bagian dari iman. Ungkapan حب

bukanlah hadis sahih. Hadis ini adalah palsu (maudhu’i) الوطن من الايمان

menurut penilaian ash-Shaghghani sebagaimana dikutip oleh ulama hadis

Muhammad Nashiruddin al-Albani (w. 4 Oktober 1999) dalam kitabnya yang

berjudul Silsilah al-Ahadits adh-Dha’ifah wa al-Mawhu’ah, jilid I, hlm.

110.14

Sebagai manusia yang diciptakan Allah dengan berbagai potensi yang

membedakannya dengan makhluk lainnya, adalah melakukan kewajiban

manusia itu sendiri untuk mengenal Allah dari dekat, sekaligus untuk

mengabdi kepada-Nya. Salah satu cara mengenal Allah yang banyak tidak

disadari oleh kita semua yaitu dengan cara mencintai tanah air kita sendiri,

13

Hamka, Pandangan Hidup Muslim, (Depok: Gema Insan Press, 1965)Cet.3,

h.220-221. 14

Quraish Shihab, M. Quraish Shihab Menjawab, (Jakarta:Penerbit Lentera

Hati,2009),cet.V, h.424-425

Page 26: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

9

seperti jargon yang suda ada sejak zaman penjajahan, yaitu “Hubbul Wathan

Minal Iman” yang artinya Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman.

Ada sejumlah hadis yang mengisyaratkan tentang kecintaan orang

beriman kepada tanah airnya. Misalnya hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Abi

Hatim.

ث نا أب، ثنا ابن أب عمر، قال: قال سفيان، فسمعناه من مقاتل منذ سبعين سنة، عن حدا خ اك، قال:"لم ة، الضح ة ف ب لغ الحفة اشتاق إل مك رج النب صلى اللو عليو وسلم من مك

ة". 15فأن زل اللو ت بارك وت عال عليو القرآن " لرادك إل معاد " إل مك“dari al-Dhahhak, beliau berkata: Ketika Rasulullah saw. keluar dari

kota Makkah, lalu sampai di al-Juhfar (tempat diantara Makkah dan

Madinah), beliau rindu dengan Makkah, maka Allah swt. Menurunkan

ayat: “...dan sungguh (Allah) akan mengembalikanmu ke tempat

kembali (yaitu ke Makkah).” ( H.R Ibn Abu Hatim al-Razi)

Hadis yang diriwayatkan Ibn Abu Hatim al-Razi (w. 890 M) didalam

tafsirnya ini, diamini oleh banyak penafsir Al-Qur`an, seperti al-

Thabathaba‟i, Ibn „Asyur (w. 12 Agustus 1975), dan Sayyid Quthub (w. 29

Agustus 1966) sebagaimana yang dijelaskan Quraish Shihab didalam tafsir

al-Misbah.

Fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini sebenarnya menunjukkan

kalau mencintai negara itu punya andil besar, dalam menjaga

keberlangsungan kehidupan dan pelaksanaan ajaran agama yang didasari

oleh keimanan. Pelajaran dari kearifan tokoh bangsa ketika menjadikan

ungkapan “Hubbul Wathan Minal Iman” adalah sarana meningkatkan

semangat juang rakyat, harus kita teladani dan ambil semangatnya pada hari

ini. Memakmurkan dan mengelola muka bumi ini adalah bagian dari ajaran

15

Abu Muhammad „Abdurrahman bin Muhammad bin Idris bin Mundzir at Tamimiy

al Handzaliy ar Razi bin Abi Hatim, Tafsir Al-Qur`anul „Adzim liabni Abi Hatim, (Kerajaan

Arab Saudi: Perpustakaan Nizar Mustafa el Baz),Cet III, h. 419

Page 27: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

10

islam, yaitu mensyukuri pemberian nikmat hidup di dunia ini, dengan

bekerja mencari nafkah yang halal. Memang, tanah air ini tidak hanya soal

kelahiran, ataupun kampung halaman. Mulla al-Qari (w. 1605 M)16

misalnya, menambahkan kalau al-wathan juga memiliki tafsiran makna

akhirat, karena kita semua akan kembali ke „kampung‟ akhiran, maka

pantaslah kalau kita merindukannya..

Atas dasar pandangan-pandangan diatas, merupakan suatu kewajiban

bagi umat Islam untuk memahami lebih jauh lagi ajaran Islam, sebelum kita

memahamkan orang lain dan membuktikannya dengan tindakan nyata bahwa

Islam adalah agama yang akan menebar kasih di muka bumi dan mencintai

tanah air bukan hanya tabiat, tetapi juga lahir dari bentuk keimanan kita.

Karenanya, jika kita mengaku diri sebagai orang yang beriman, maka

mencintai indonesia sebagai tanah air yang jelas-jelas penduduknya

mayoritas muslim merupakan keniscayaan. Inilah makna penting pernyataan

hubbul wathan minal iman (Cinta tanah air sebagian dari iman).

Pada dasarnya, kata cinta tanah air dalam Al-Qur`an tidak disebutkan

secara langsung. Namun nilai-nilai cinta tanah air banyak ditemukan dalam

Al-Qur`an. Nilai-nilai cinta tanah air tersebut juga tidak bertentangan dengan

konsep ajaran agama Islam yang menjadikan Al-Qur`an sebagai kitab

pedoman hidup. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah: (1) nilai persatuan

dan kesatuan, terdapat dalam Q.S. Al Anbiya‟: 92, Q.S. Al Hujurat: 13, Q.S.

Ali Imron: 103, dan Q.S.As Shaff: 4 (2) nilai rela berkorban, terdapat dalam

Q.S. Al Anfal: 60, Q.S. Qashsas: 7, dan Q.S. An Nisa‟: 135 (3) nilai

kesetiaan, terdapat dalam Q.S. An Nisa‟: 59, dan Q.S. Ali Imron: 103 (4)

nilai taat terhadap peraturan, terdapat dalam Q.S. An Nisa‟: 59, dan Q.S. An

16

Mulla al-Qari adalah seorang ulama ahli hadis yang bermadzhab Hanafi. Ketinggian

ilmu dan pribadi beliau diakui umat sehingga digelar sebagai “al-Imam Naashirus Sunnah

dan Pembasmi Bid‟ah- Imam Pembela Sunnah dan Pembasmi Bid‟ah”. Lihat

https://bahrusshofa.blogspot.com/2011/12/nur-muhammad-mulla-ali-al-qari.html?m=1

diaskes pada tanggal 12 September 2018 pukul 16:58

Page 28: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

11

Nisa‟: 135 (5) nilai toleransi antar umat beragama terdapat dalam Q.S. Al

Mumtahanah: 8, dan Q.S. Al An‟am: 108.17

Pada penulisan skripsi ini, penulis mencoba membandingkan antara

tafsir al-Huda18

karya Bakri Syahid (w. 1994) dengan tafsir al-Azhar19

karya

Prof. Dr. Hamka (w. 24 juli 1981). Alasan penulis memilih judul tersebut,

dikarenakan ada sebagian ulama yang menyatakan cinta tanah air bukanlah

sebagian dari agama, tidak ada dalil mengenai cinta tanah air, kemudian

sebagai syabab (anggota resmi) HTI, Felix siauw memiliki pandangan anti

terhadap Nasionalisme. Salah satu "fatwa" Felix yang cukup menyita

perhatian, bahwa Nasionalisme tidak ada dalilnya dari sisi agama. "membela

nasionalisme, nggak ada dalilnya, nggak ada panduannya | membela Islam,

jelas pahalanya, jelas contoh tauladannya", kicau Felix melalui akun

twitternya pada 29 November 2012 pukul 22:53. Inilah kesalahan fatal Felix,

ia berupaya mempertentangkan Islam dengan Nasionalisme, bahkan

menyebut pembelaan terhadap Nasionalisme tidak ada dalil dari sisi agama.

Hal itu tentu berbeda dengan pandangan para ulama yang justru berupaya

menanamkan nasionalisme dan tidak mempertentangkannya dengan Islam.

Memang, ada dua kutup terkait Islam dan Nasionalisme yaitu ada

kelompok Islamis dan ada kelompok Nasionalis. Tetapi dengan

kepiawaiannya, ulama mampu memadukan keduanya. Inilah yang dilakukan

oleh Nahdlatul Ulama (NU) sehingga nasionalisme tidak menjadi 'gersang'

tetapi berlandaskan pada agama. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul

17

http://journal2.um.ac.id/index.php/jppk diakses tanggal 10 Mei 2018 pukul 15:37 18

Salah satu dari 8 tafsir karya Bakri Syahid yang ditulis sebelum beliau menjabat

sebagai pejabat di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tafsir ini dicetak dalam satu jilid,

bersampul hijau dengan panjang 24 cm dan lebar 15,5 cm dengan ketebalan 5,5 cm dan

berjumlah 1.376 halaman. Sumber rujukan utama yang dipakai Bakri Syahid adalah al-

Qur`an dan terjemahannya yang dikeluatkan oleh Departemen Agama RI. 19

Salah satu dari sekian banyak karya Prof. Dr. Hamka yang ditulis ketika beliau

berada di tahanan selama kurang lebih dua tahun, lengkap 30 juz, yang kemudian di

terbitkan pada tahun 1967 dan dinamai dengan Tafsir Al-Azhar.

Page 29: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

12

Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siraj pernah mengatakan, NU telah berhasil

mengawinkan antara Agama dan semangat nasionalisme. NU telah

memberikan sumbangsih dalam menentukan bentuk negara Indonesia;

sebuah negara yang dijiwai nilai-nilai agama dan nasionalisme. Wakil Ketua

Umum PBNU H. As‟ad Said Ali membedakan antara nasionalisme yang

bertumpu pada nilai-nilai Islam dan nasionalisme yang sekuler. Hal itu yang

membedakan dengan NU. Ia menegaskan bahwa rasa kebangsaan NU

tumbuh dan dilandasi nilai-nilai keagamaan pesantren. Hal inilah yang

membedakan nasionalisme NU dengan nasionalisme sekuler. Dan berikut

nasehat Hadlratusy Syaikh KH. Hasyim Asy'ari terkait dengan Islam dan

Nasionalisme. Beliau pernah mengatakan, "Agama dan Nasionalisme adalah

dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari

Agama, dan keduanya saling menguatkan" Dengan semangat nasionalisme

juga, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama KH. Abdul Wahab Hasbullah

pernah membentuk organisasi Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air)

pada tahun 1916.20

Sedangkan alasan penulis memilih kedua tafsir diatas, karena kedua

penafsir memiliki jiwa nasionalisme yang sangat tinggi, terlihat pada

penafsiran Bakri Syahid terhadap surat al-Baqarah ayat 11 lafadz الات فسدو ,

Bakri Syahid menafsirkan: Janganlah membuat kerusakan dimuka bumi baik

kerusakan batin maupun kerusakan lahir, serta hal-hal yang merusak mental,

yang hal ini sangan ditakutkan. Sedangkan pemilihan Tafsir Al-Azhar karena

hampir sebagian karya-karya Prof. Hamka membahas terkait nasionalisme,

seperti Falsafah Hidup, Tasawuf Modern, Pandangan Hidup Muslim,

Pembela Islam, Adat Mingkabau dan Agama Islam.

20

http://www.muslimedianews.com/2015/02/nasehat-sang-kyai-untuk-felix-siauw.html

diakses tanggal 10 juli 2018 pukul 13:24

Page 30: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

13

Sehingga berdasarkan asumsi di atas, terlebih lagi sikap cinta yang

ditujukan untuk tanah air semakin berkurang. Maka penulis tertarik dan

memberanikan diri menganalisa lebih jauh terkait cinta tanah air untuk

diangkat menjadi sebuah skripsi yang berjudul “Cinta Tanah Air

Prespektif Al-Qur`an (Studi Komparatif antara Tafsir Al-Huda dan

Tafsir Al-Azhar)”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

I. Identifikasi Masalah

Ada beberapa aspek yang dapat disoroti sebagai problema sehingga

perlu mengangkat penelitian ini. Pertama, banyaknya asumsi-

asumsi yang mendasari bahwa cinta tanah air merupakan sistem

yang bertentangan dengan Islam, sebab menjauhkan persatuan umat

karena hanya akan mengkotak-kotakkan mereka. Berbeda dengan

Islam yang mengajarkan persatuan umat seluruh dunia. Sementara

ada beberapa kitab tafsir yang membahas mengenai cinta tanah air.

Kedua, menjabarkan bagaimana pengertian cinta tanah air menurut

Bakri Syahid dan Prof. Hamka.

II. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini agar lebih terarah

dan fokus membahas ayat-ayat terkait cinta tanah air dalam Tafsir

Al-Huda karya Bakri Syahid dan Tafsir Al-Azhar karya Prof. Dr.

Hamka, diantaranya: Q.S Al-Hujurat: 13, Q.S an-Nisa:66, Q.S al-

Baqarah:126, Q.S. al-Baqarah:11, Q.S al-Baqarah:84-85, dan Q.S

al-Anfal:30.

III. Rumusan masalah

Page 31: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

14

Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis akan menarik suatu

rumusan masalah agar pembahasan dalam skripsi ini lebih terarah

dan sistematis. Pokok masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penafsiran Bakri Syahid dan Prof. Dr. Hamka dalam

ayat-ayat terkait cinta tanah air?

2. Bagaimana persamaan dan perbedaan Cinta Tanah Air menurut

Tafsir al-Huda dan Tafsir al-Azhar?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk:

1. Ingin mengetahui bagaimana penafsiran Bakri Syahid dan Prof. Dr.

Hamka dalam ayat-ayat terkait cinta tanah air.

2. Ingin mengetahui bagaimana persamaan dan perbedaan Cinta Tanah

Air menurut Tafsir al-Huda dan Tafsir al-Azhar.

D. Tinjauan Pustaka

Dari hasil penelusuran yang dilakukan penulis terhadap literatur

yang ada, yang mengkolaborasikan tentang cinta tanah air cukup

banyak. Diantaranya jurnal yang berjudul “Nilai – Nilai Cinta Tanah

Air Dalam Perspektif Al-Qur’an” karya M. Alifudin Ikhsan, di

dalamnya memberikan penjelasan yang lengkap mengenai nilai-nilai

cinta tanah air, dimulai dari metode hingga tentang kajian ijtihad Ulama‟

“Hubb Al Wathan Minal Iman”.

Perbedaan penelitian ini dengan skripsi penulis adalah penulis lebih

terfokuskan pada sifat keumuman cinta taah air. Namun dengan begitu

penelitian ini sangat banyak memberikn kontribusi untuk skripsi yang

akan penulis buat.21

21

http://journal2.um.ac.id/index.php/jppk diakses tanggal 10 Mei 2018 pukul 15:37

Page 32: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

15

Selanjutnya skripsi karya Bahiyah Solihah yang berjudul “Konsep

Cinta Tanah Air Prespektif Ath-Thahthawi dan relevansinya dengan

pendidikan di Indonesia”, pada skripsi ini Bahiyah menjelaskan lebih

banyak konsep cinta tanah air yang berpengaruh pada bidang

pendidikan. Menurutnya konsep cinta tanah air prespektif Ath-

Thahthawi adalah sebagai penduduk atau bangsa yang baik yaitu akan

membela negaranya dengan seluruh manfaat dirinya, melayani dengan

mengorbankan seluruh yang apa dimiliki, mempertaruhkan nyawanya,

melindunginya dari segala sesuatu yang membahayakan sebagaimana

perlindungan seorang ayah terhadap anaknya. Terdapat 2 relevansi

konsep cinta tanah air prespektif Ath-Thahthawi dengan pendidikan di

Indonesia yaitu, terletak pada tujuan yaitu terleak pada tujuan dari pada

pendidikan dan kurikulum pendidikan ini merupakan komponen

terpenting pada pendidikan.

Perbedaan yang ada pada skripsi Bahiyah yaitu ia lebih menjelaskan

tentang konsep cinta tanah air terhadap pendidikan, sedangkan yang

penulis teliti ialah semua yang berkaiatan tentang cinta tanah air, tidak

hanya dalam segi pendidikannya. Dan persamaannya, skripsi Bahiyah

dan penulis sama-sama merujuk pada tujuan cinta tanah air. Dan skripsi

dari Bahiyah juga sidikit memberikan kontribusi untuk skripsi yang akan

penulis teliti.22

Kemudian buku karya Prof. Hamka yang berjudul “Pandangan

Hidup Muslim” yang mana di dalamnya terdapat satu pembahasan

mengenai cinta tanah air, kemanusiaan dan islam. Menurut beliau karena

mencintai Tuhanlah maka timbul cinta cinta kita kepada tanah air.

Rumpun cinta yang seperti ini dari Tauhid-lah asalnya. Tetapi cinta itu

22

Bahiyah Solihah,”Konsep Cinta Tanah Air Prespektif Ath-Thahthawi dan

Relevansinya dengan Pendidikan di Indonesia”, Skripsi, (Jakarta: UIN Jakarta, 2015),t.d

Page 33: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

16

terkadang terlepas dari uratnya, terbongkar dari asalnya, sebagaimana

juga pada segi-segi yang lain, cinta itu terlepas dari urat tauhid, lalu

menjadi musyrik. Pada buku karya Prof. Hamka ini hanya membahas

sedikit mengenai cinta tah air yang akan penulis teliti, sehingga penulis

harus menelti langsung pada tafsir al-Azhar karya beliau. Namun dengan

begitu, buku ini sudah sedikit memberi kontribusi untuk skripsi yang

akan penulis teliti.23

Selanjutnya sebuah penelitian tesis karya Lukman Hakim yang

berjudul “Analisis Penafsiran Kh Bisri Mustofa Tentang Nasionalisme

Dalam Tafsir Al-Ibriz”, penelitian ini menjelaskan secara rinci tentang

ayat-ayat al-Qur`an mengenai cinta tanah air menurut Kh. Bisri Mustofa.

Menurut peneliti Nasionalisme berasal dari akar kata nation yang berarti

bangsa dan isme adalah paham, kalau digabungkan arti dari

Nasionalisme adalah paham cinta bangsa (tanah air). Di dalam

Nasionalisme KH Bisri Mustofa terdiri dari beberapa unsur yaitu: cinta

tanah air, patriotisme, persamaan keturunan, pluralisme, persatuan dan

pembebasan.

Perbedaan yang ada pada penelitian diatas dengan penulisan skripsi

ini ialah penelitian di atas hanya berfokus pada pemikiran Kh. Bisri

Mustofa, sedangkan penulis akan membandingkan pemikiran Prof. Dr.

Hamka dengan Bakri Syahid. Namun begitu, penulis juga akan meneliti

mengenai cinta tanah air, sehinga penelitian di atas tentu sudah

memberikan kontribusi untuk penulisan skripsi ini.24

Kemudian skripsi lain karya Erni Nur Hidayati yang berjudul

“Upaya Meningkatkan Cinta Tanah Air”, pada skripsi ini menjelaskan

23

Prof. Dr. Hamka, Pandangan Hidup Muslim, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1984) ,cet.

Ke III 24

Luqman Hakim, “Tafsir Ayat-ayat Nasionalisme dalam Tafsir al-Ibriz karya KH

Bisri Mustofa”, Thesis,(Semarang:IAIN Walisongo, 2014),t.d

Page 34: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

17

nasionalisme secara umum melibatkan identifikasi etnis dan negara.

Adanya nasionalisme, masyarakat dapat meyakini bahwa bangsa adalah

sangat penting. Nasionalisme merupakan kata yang dimengerti sebagi

gerakan untuk mendirikan atau melindungi tanah air. Menurut

Kemendiknas dalam Wibowo (2012: 102) cinta tanah air merupakan

cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa dan

lingkungan.

Skripsi di atas lebih fokus pada cara meningkatkan karakter siswa di

lingkungan sekolah dan sekitar, sedangkan skripsi yang akan penulis

angkat lebih bersifat umum dan menyeluruh. Namun skripsi Erni sudah

memberi sedikit kontribusi untuk skripsi yang akan penulis buat.25

Selanjutnya skripsi karya Lia Marlinta yang berjudul “Pelaksanaan

Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Pada Resimen Mahasiswa

Unnes”, dalam skripsi Lia Marlinta dijelaskan Upaya untuk

menggalakkan kembali semangat Cinta Tanah Air untuk mewujudkan

mahasiswa yang baik dan memiliki peran tersebut adalah melalui

pendidikan karakter. Pendidikan karakter di lingkungan mahasiswa Unnes

dapat diterapkan dalam proses pembelajaran (akademik) dan melalui

pembinaan kemahasiswaan pada Unit kegiatan Mahasiswa (UKM). Salah

satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak dalam bidang pembinaan

mahasiswa yang telah mencoba menerapkan pendidikan karakter Cinta

Tanah Air adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Resimen Mahasiswa.

Penelitian skrispi Lia Marlinta lebih menjurus pada karakter

mahasiswa dalam menerapkan cinta tanah air, dicontohkan pada kegiatan-

kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

kampus Unnes. Sedangkan skripsi yang akan penulis teliti adalah

25

Erni Nur Hidayati, “Upaya Meningkatkan Cinta Tanah Air”, Skripsi, (Cilacap:UMP,

2016),t.d

Page 35: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

18

penafsiran cinta tanah air menurut tafsir al-Huda dan tafsir al-Azhar.

Namun dengan begitu, skripsi Lia Marlinta sedikit memberi kontribusi

untuk skripsi yang akan penulis teliti.26

E. Metodologi Penelitian

Agar suatu penelitian lebih terarah dan sistematis, tentunya

diperlukan suatu metodologi yang jelas. Begitu juga penelitian ini,

tentunya penulis gunakan untuk memaparkan, mengaji serta

menganalisis data-data yang ada untuk diteliti.

a. Jenis penelitian

Penulisan skripsi ini akan dilakukan dengan metode library

research (riset kepustakaan) dengan mengungkapkan dan

membandingan penjelasan dari Tafsir al-Huda dan Tafsir al-Azhar.

Penelitian ini berorientasi pada pengumpulan data-data yang

terdapat dalam berbagai sumber baca yang ada. Penelitian terhadap

cinta tanah air ini juga menggunakan telaah studi naskah dengan

teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi.

Yakni penelitian terhadap teks-teks Al-Qur`an yang membicarakan

tentang suatu masalah tertentu. Penulis juga akan berusaha

semaksimal mungkin untuk mengumpulkan bahan-bahan yang

dibutuhkan dalam pembuatan skripsi ini.

b. Sumber data

Karena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, maka

penulis mengambil sumber diantaranya:

Sumber data primer:

Tafsir al-Huda

26

Lia Marlinta, “Pelaksanaan Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Pada Resimen

Mahasiswa Unnes”,Skripsi,(Semarang:Unnes, 2013),t.d

Page 36: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

19

Tafsir al-Azhar

Sumber data sekunder:

Pandangan Hidup Muslim

Pelopor Pendidikan Islam Paling Berpengaruh

Wawasan Al-Qur‟an

Membumikan Islam Nusantara

Literatur Tafsir Indonesia

Corak Pemikiran Kalam Tafsir al-Azhar

Tasawuf Modern

Rujukan-rujukan jurnal dan buku lainnya.

c. Tehnik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, penulis memerlukan informasi mengenai

cinta tanah air dalam segala segi, yang nantinya bisa menjadi

pemicu semangat pembaca untuk lebih menyadari peranan dirinya

terhadap bangsa.

Untuk mendapatkan hal tersebut, penulis mengumpulkan data-

data yang ada dalam berbagai karya. Penulis sengaja memilih

penelitian ini karena informasi yang dibutuhkan lebih banyak

bersifat deskirptif yaitu, informasi yang berbentuk uraian dalam

suatu dokumentasi ilmiyah.

d. Metode Analisis Data

Data-data yang telah dikumpulkan akan dianalisa secara

deskriptif dan komparatif terhadap kedua tafsir tersebut.

F. Teknik dan Sistematika Penulisan

Dalam usaha untuk mempermudah pemahaman terhadap skripsi ini,

penulis berusaha semaksimal dan sebisa mungkin membuat sistem yang

sesuai dengan buku petunjuk yang ada. Untuk teknisi penulisan

Page 37: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

20

dalam penyusunan skripsi ini, penulis berpedoman kepada buku

Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Institut Ilmu Al-Qur`an

(IIQ) Jakarta Tahun 2017.

Sedangkan sistematika penulisannya, skripsi ini terbagi menjadi

lima bab pembahasan. Dimana masing-masing bab diuraikan dalam sub-

bab pembahasan dengan urutan sebagai berikut:

Bab pertama (Pendahuluan) menjelaskan Latar Belakang dahulu

untuk mengidentifikasi permasalahan yang memunculkan penelitian ini.

Kemudian dilanjutkan Pembatasan dan Perumusan Masalah, setelah itu

penulis mengungkapkan Tujuan dan Kegunaan Penelitian. Lalu

Tinjauan Pustaka yang merupakan uraian tentang posisi penelitian

penulis sendiri dengan karya terkait mengenai cinta tanah air.

Penguraian Metode Penelitian sangat penting, karna hal ini terkait

dengan bagaimana penelitian akan dilakukan dan prediksi hasil akhir

penelitian juga. Penulisan skripsi ini tentu mengacu pada Pedoman

Skripsi yang di keluarkan oleh Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

Bab kedua (Pembahasan) menguraikan diskursus tentang cinta

tanah air dalam Islam, mulai dari pandangan para pakar, cinta tanah air

dalam sejarah islam dan cinta tanah air dalam pengertian dalam Al-

Qur`an dan Hadis.

Bab ketiga (Pembahasan) penulis memperkenalkan tafsir yang akan

di teliti, yang mana didalamnya terdapat profil dari tiap-tiap tafsir.

Bab keempat (Pembahasan) membahas analisis cinta tanah air

menurut tafsir al-Huda dan tafsir al-Azhar, yang mana didalamnya

menjelaskan penafsiran tentang ayat cinta tanah air menurut Tafsir Al-

Huda dan Tafsir Al-Azhar, sampai persamaan dan perbedaan penafsiran

Bakri Syahid dan Prof. Dr. Hamka dalam Ayat yang menjelaskan Cinta

Tanah Air.

Page 38: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

21

Bab kelima, merupakan penutup dari pembahasan skripsi ini. Pada

bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA: Pada bagian akhir, penulis akan

mencantumkan daftar pustaka yang berkaitan dengan penulisan skripsi

ini agar pembaca dapat menelaah jauh hal-hal yang berkaitan dengan

cinta tanah air.

Page 39: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

108

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Cinta tanah air adalah salah satu dari hal yang sangat alami bagi

manusia. Pembawaan manusia adalah mencintai tempat dimana mereka

tumbuh di dalamnya.

Berdasarkan uraian bab-bab sebelumnya, penelitian ini dapat

disimpulkan ke dalam beberapa poin, sebagai berikut:

Pertama, cinta tanah air di dalam al-Qur`an ialah terjemahan tanah

air secara luas, bahwa di era globalisasi ini sesungguhnya tanah air itu

adalah alam semesta secara keseluruhan. Yang diistilahkannya sebagai al-

muwathanah al-alamiyyah (tanah air alam semesta). Maksudnya adalah

kewajiban menjaga dan mencintai alam semesta yang harus dimiliki oleh

setiap muslim. Oleh karena itu, setiap muslim dilarang merusak alam

semesta (wala tufsidu fil ardhi ba’da ishlahiha: jangan merusak bumi

setelah perbaikannya). Pemahaman terbaliknya adalah bahwa setiap

muslim harus mencintai dan melestarikan alam semesta. Atas dasar qiyas

awlawi, maka setiap muslim seharusnya lebih mencintai tanah air

tempatnya dilahirkan, dibesarkan, dan hidup. Lebih gampangnya begini:

kepada alam semesta saja muslim wajib mencintainya, apalagi kepada

tanah air tempatnya lahir dan tumbuh.

Kedua, cinta tanah air menurut penafsiran Bakri Syahid adalah

jangan merusak ajaran agama, yang fungsinya sebagai unsur

pembangunan bangsa dan karakter bangsa itu kewajiban bagi pemerintah

dan masyarakat, harus berjalan bersama, harus dijaga, dan dibina dengan

baik. Jangan sampai ada sikap jiwa menyepelekan ajaran agama.

Ketiga, cinta tanah air penafsiran Prof. Hamka adalah belum beriman

seseorang sebelum taat kepada Rasul dan ridha menerima hukumannya.

Page 40: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

109

Bahkan Allah memerintahkan untuk menguji ke Imanan seseorang dengan

membunuh dirinya, atau keluar dari negerinya, tinggalkan kampung

halaman untuk berjuang. Namun, maksud dari membunuh dirinya adalah

pergi ke medan perang, yang sudah pasti itu menghadang maut. Dan

mereka mengerjakan apa yang sudah di ajarkan kepada mereka, seperti

bersedia mati jika datang perindah, dan bersedia hijrah kalau datang

ajakan Rasul. Karena sesungguhnya meninggalkan kampung halaman

adalah satu hal yang sangat sulit untuk dilakukan, karena harus

meninggalkan badan dengan yang dicintai.

Perbedaan yang ada antara Tafsir Al-Huda dan Tafsir Al-Azhar

adalah, pada Tafsir Al-Huda penafsiran setiap ayatnya lebih sedikit dari

pada Tafsir Al-Azhar, karena pada dasarnya Tafsir Al-Huda hanya

menafsirkannya melalui catatan kaki, dan tidak semua ayat beliau

tafsirkan, sehingga tentu lebih sedikit penafsirannya daripada Tafsir Al-

Azhar yang sangat detail menceritakan setiap kejadiannya, bahkan

dikaitkan dengan kehidupan sekarang sehingga untuk pembaca yang

membaca Tafsir Al-Azhar akan lebih mudah memahami penafsiran yang

di maksud dan menjadikan Al-Qur`an sebagai pedoman sepanjang masa.

Dalam hal ini Tafsir Al-Huda menggunakan metode Mushafi, yang mana

cara menafsirkan Al-Qur`an dengan mengemukakan makna global

(mujmal), dan untuk Tafsir Al-Azhar sendiri menggunkan metode tahlili.

Sedangkan persamaan pada kedua penafsir ini ialah, mereka sama-sama

menjelaskan ayat-ayat yang terikat cinta tanah air, juga sama-sama

menggunakan corak bi al-Ra’yi.

B. Saran

Sebagai akhir dari pembahasan skripsi ini, penulis memberikan saran-

saran. Semoga melalui saran sederhana ini bisa menjadikan manfaat dan

masukan untuk kita semua

Page 41: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

110

Meski penafsiran cinta tanah air tidak diperlihatkan secara langsung,

namun ayat-ayat diatas sudah dapat membuktikan bahwa rasa cinta tanah

air sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad s.a.w. yang mungkin sampai

saat ini jarang sekali orang ketahui. Oleh karenaitu, setidaknya skripsi ini

bisa menjadi wawasan baru untuk para pembaca sekalian. Sehingga tidak

termakan opini-opini bohong di media sosial.

Perbedaan penafsiran dan pemahaman ayat Al-Qur`an merupakan

suatu keniscayaan yang tidak dapat terelakkan. Oleh karena itu, penulis

berharap penelitian sederhana ini mampu menghadirkan pemahaman yang

lebih bijak dalam memahami berbagai pendapat yang ada pada

pendakwah masa kini. Bukan untuk memecah belah umat, namun untuk

saling memberi tahu dan mengingatkan satu sama lain.

Page 42: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

112

DAFTAR PUSTAKA

A, Michael Riff, Kamus Ideologi Politik Modern, terj. M. Miftahuddin dan

Hertian Silawati, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995

Ali, Lukman, DKK, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1994

Amir, Mafri, Literatur Tafsir di Indonesia, Banten: Madzhab Ciputat, 2013

Azra, Azyumardi, Pergolakan Politik Islam: Dari Fundamentalisme,

Modernisme, hinggaPost-Modernisme, Jakarta: Paramadina, 1996

Depdikbud, Tokoh-tokoh Pemikir Paham Kebangsaan Ir. H. Soekarno dan

KH. Ahmad Dahlan, Jakarta: CV Ilham Bangun Karya, 1999

Hakim, Luqman, Tafsir Ayat-ayat Nasionalisme dalam Tafsir al-Ibriz karya

KH Bisri Mustofa, Thesis, IAIN Walisongo, 2014

Hamid, Abdul Al-Ghazali, Peta Pemikiran Hasan Al-Banna: Meretas Jalan

Kebangkitan Islam, Solo: Era Intermedia, 2001

Hamka, Falsafah Hidup, Jakarta: Republik Penerbit, 2015

Hamka, Kenang-kenangan Hidup, Jakarta: Bulan Bintang, 1979

Hamka, Pandangan Hidup Muslim, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1984

Hamka, Tafsir al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjiman, 1982

Hamka, Tasawuf Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas, 2007

Page 43: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

113

Haris, Yosaphat Nusarastriya. Sejarah Nasionalisme Dunia Dan Indonesia,

tt.p.:t.p.,t.t

Harjono, Anwar, Pemikiran dan Perjuangan M. Natsir, dalam Tarmid zi

Taher, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996

Hasan al-Banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslim, buku 1, Solo:Era

Intermedia, 2002

Hasan, Ali, al-‘Aridl, Sejarah dan Metodologi Tadsir, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 1994

http://journal2.um.ac.id/index.php/jppk diakses tanggal 10 Mei 2018 pukul

15:37

http://www.muhammadiyah.or.id/sejarah-muhammadiyah.html tanggal 30

mei 2018 jam 23:52

http://www.muslimedianews.com/2015/02/nasehat-sang-kyai-untuk-felix-

siauw.html diakses tanggal 10 juli 2018 pukul 13:24

https://bahrusshofa.blogspot.com/2011/12/nur-muhammad-mulla-ali-al-

qari.html?m=1 diaskes pada tanggal 12 September 2018 pukul 16:58

https://belanegarari.com/2016/03/23/pengertian-rasa-cinta-tanah-air/#more-

2598 diakses tanggal 26 Mei 2018 pukul 11:32

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Negara_Islam_Irak_dan_Syam. di akses

tanggal 28 Mei 2018 pukul 15:53

https://resistensia.org/religi/dalil-nasionalisme-dalam-al-quran-dansunnah/ di

akses tanggal 12 Juli 2018 pukul 22:55

Islami.co/rasulullah-juga-cinta-tanah-air/ diakses 03 juni 2018 pukul16:26

Page 44: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

114

Islamnusantara.com/belajar-cinta-tanah-air-dari-nabi-muhammad/ diakses 28

mei 2018 pukul 16:14

Ismail, Said Ali, Pelopor Pendidikan Islam Paling Berpengaruh, Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2010

Qorib, Ahmad, MA, Ushul Fiqh 2, Jakarta: PT. Nimas Multima, 1997

Quraish, M. Shihab, Membumikan al-Qur`an, Bandung: Mizan, 1992

Quraish, M. Shihab, Quraish Shihab Menjawab, Jakarta:Penerbit Lentera

Hati,2009

Quraish, M Shihab, Wawasan Al-Qur`an,Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007

M, Ira Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1999

M, Muchlis Hanafi, Moderasi Islam, Ciputat: pusat Studi Al-Quran, 2013

Mahmud, Muhammad al-Hijazi, Tafsir al-Wadlih, Beirut: Dar al-Jil al-Jadid,

1413 H

majelissholawatbontang.org/detailpost/cinta-tanah-air-dalam-tinjauan-ulama

diakses tanggal 10 Mei 2018

Marlinta, Lia, Pelaksanaan Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Pada

Resimen Mahasiswa Unnes, Skripsi: Unnes, 2013

Masykur, Ali Musa, Membumikan Islam Nusantara, Jakart: PT Serambi

Ilmu Semesta, 2014

Page 45: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

115

Muhaimin, Akhmad Azzel, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia,

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011

Muhammad, Abu ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Idris bin Mundzir at

Tamimiy al Handzaliy ar Razi bin Abi Hatim, Tafsir Al-Qur`anul

‘Adzim liabni Abi Hatim, Kerajaan Arab Saudi: Perpustakaan Nizar

Mustafa el Baz

Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin ad-dhahak, Sunan At-Tirmidzi,

Abu Isa, Sunan At-Tirmidzi, Bairut: Dar Ghorib al-Islami, 1998 M

Muhammad bin ‘Ismail abu Abdullah al Bukhori al Ju’fi, Shohih Bukhori,

Damaskus: Dar Tuq Al-Najat: 1422 H

Muhsin, Imam, Al-Qur`an dan Budaya Jawa, Yogyakarta: Elsaq Press, 2013

Muslim bin Hajaj Abul Hasan, Ensiklopedi Hadis Muslim, (Bairut: Daar ihya

at-Turats al-‘Arabi, tt

Mutiara, Ita Dewi. Nasionalisme dan Kebangkitan dalam Teropong. Mozaik

Vol.3 No. 3, Juli 2008 ISSN 1907-6126

Nur, Erni Hidayati, Upaya Meningkatkan Cinta Tanah Air , Skripsi: UMP,

2016

Samani, Muchlas dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011

Sanusi, Buntaran Nasir Tamara dan Vicent Djauhari, Hamka di Mata Hati

Umat, Jakarta: Sinar Harapan

Page 46: CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN

116

Simandjuntak, Marsillam, Pandangan Negara Integralistik: Sumber, Unsur,

dan Riwayat dalam Persiapan UUD 1945, Jakarta: Pustaka Utama

Grafiti. 2003

Solihah, Bahiyah, Konsep Cinta Tanah Air Prespektif Ath-ThahThawi dan

Relevansinya dengan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Skripsi UIN

Jakarta, 2015

Syahid, Bakri, Tafsir al-Huda Tafsir Al-Qur`an Bahasa Jawi, Yogyakarta:

Persatuan Perss, 1979

Thalhah, M. Ahmad Hakim, Politik Bermoral Agama: Tafsir Politik Hamka,

Yogyakarta: UII Press, 2005

Taniredja, Tukiran. Konsep Dasar Kewarganegaraan. Yogyakarta: Penerbit

Ombak, 2013

Tim Penyusun, Ensiklopedi Nasional Islam, Jakarta: Cipta Andi Pustaka,

1990

Wahbah Al-Zuhaily, al-Munir fil Aqidah wal Syariah wal Manhaj,

Damaskus: Dar Al-Fikr Al-Mu’ashir, 1418 H

www.academia.edu/7663694/Negara_Kesatuan_Republik_Indonesia_NKRI

_ di akses Tanggal 28September 2018 pukul 11:52

Yatim, Badri, Soekarno, Islam, dan Nasionalisme, Bandung: Nuansa, 2001

Yunan, M. Yusuf, Corak Pemikiran Kalam Tafsir al-Azhar, Jakarta:

Penamadani, 2003