deby ayuza - hubungan beberapa faktor risiko ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

Upload: muhammad-fadlilah

Post on 26-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

    1/13

    1

    ARTIKEL ILMIAH

    HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR RISIKO IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS

    GRAVIDARUM

    Disusun oleh :

    Silviana Sari

    G1A109025

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

    JAMBI

    2013

  • 7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

    2/13

    2

    Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

    Silviana Sari1, Firmansyah2, Armaidi Darmawan3

    1Mahasiswa FakultasKedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

    2Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologidi Bagian Obgin Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

    3Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Jambi

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan faktor risiko ibu

    hamil dengan hiperemesis gravidarum di bangsal obstetri dan ginekologi RSUD Raden Mattaher

    Jambi. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain case control tak

    berpadanan. Sampel penelitian ini terdiri dari 62 kasus dan 62 kontrol.Data diperoleh dengan

    mengambil rekam medik di bangsal obstetri dan ginekologi RSUD Raden Mattaehr.Dari 62

    sampel kasus dan 62 kelompok kontrol yang memenuhi kriteria inklusi, didapatkan hasil umur

    ibu risiko tinggi 2 responden (1,6%) kelompok kasus, dan 5 responden (4%) kelompok Kontrol.

    Primigravida 32 responden (25,8%) kelompok kasus, dan 19 responden (15,3%) kelompok

    kontrol. Umur kehamilan 16 minggu 53 responden (42,7%) kelompok kasus, dan 19 responden

    (15,3%) kelompok kontrol. Anemia 32 responden (25,8%) kelompok kasus, dan 16 responden

    (12,9%) kelompok kontrol. Terdapat hubungan bermakna antara primigravida dengan

    hiperemesis gravidarum (p=0,045. Terdapat hubungan bermakna antara umur kehamilan 16

    minggu (p=0,000). Terdapat pula hubungan yang bermakna antara anemia dengan hiperemesis

    gravidarum (p=0,006). Tidak didapati perbedaan yang bermakna antara umur ibu dengan

    hiperemesis gravidarum (p=0,436).

    Kata Kunci:anemia; gravida; hiperemesis gravidarum; umur ibu; umur kehamilan;

    PENDAHULUAN

    Mual dan muntah merupakan gejala

    yang paling terjadi sekitar 50-90% dari

    seluruh kehamilan.Hampir 90% gejala mual

    dan muntah terjadi pada trimester ke Idan

    3% pada trimester terakhir.Namun mulai

    timbul pada minggu ke-4 dan memberat

    pada minggu ke-8-12dan menurun pada

    minggu ke- 14-20.Dalam 1-10% dari

    kehamilan, gejala dapat berlanjut setelah 20

    sampai 22 minggu.Hiperemesis gravidarum

  • 7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

    3/13

  • 7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

    4/13

    4

    sampel yang diambil yaitu sebanyak 62

    kelompok kasus dan 62 kelompok

    kontrol.Adapun kriteria inklusi pada

    penelitian ini adalah semua ibu hamil yang

    mengalami hiperemesis gravidarum yang

    dirawat di Bangsal Obstetri dan Ginekologi

    RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2011-

    2012.Kriteria eksklusi dari penelitian ini

    yaitu: Ibu hamil dengan gangguan saluran

    cerna, dalam hal ini adalah gastritis, ulkus

    peptikum. Data status pasien kurang

    lengkap, dan status hilang. Data penelitian

    ini dicatat dalam lembar pengumpulan data,

    kemudian dilakukan pengolahan data

    dengan caraediting, coding, entry data, dan

    cleaning data. Analisis data dilakukan

    dengan programsoftwarekomputer.Analisis

    kesetaraan kelompok penelitian dengan uji

    chi square.Pengukuran kekuatan hubungan

    kausatif dengan penghitungan Odds Ratio

    (OR) dengan interval kepercayaan

    95%.Dilakukan analisis multivariat dengan

    metode regresi logistik bagivariabel

    independen yang menunjukkan kemaknaan

    pada analisa bivariat. Batas kemaknaan

    yang digunakan adalah 5%.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil penelitian ini disajikan dalam

    bentuk tabel beserta penjelasan.

    Tabel 1. Distribusi frekuensi faktor risiko

    penelitian

    Berikut ini adalah hasil analisis bivariat

    antara variabel hiperemesis gravidarum

    dengan beberapa faktor risikonya:

    Tabel 2. Hubungan antar beberapa

    faktor risiko dengan hiperemesis

    gravidarum

    Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum

    Kasus Kontrol

    Umur Ibu N % N %

    16 minggu 9 14,5 43 69,4

    Status Hb

    Anemia 32 51,6 16 25,8

    Tidak anemia 30 48,4 46 74,2

  • 7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

    5/13

    5

    Faktor

    RisikoOR 95% CI

    P-

    value

    Umur Ibu

    16 minggu Reference -

    Status Hb

  • 7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

    6/13

    6

    Prevalensi ibu dengan umur

    kehamilan 16 minggu yang mengalami

    kasus yaitu 85,4% (53) responden

    dibandingkan dengan kontrolnya 30,6% (19)

    responden. Mual dan muntah pada

    kehamilan lebih sering terjadi pada usia

    kehamilan 16 minggu, mual dan muntah

    ini disebabkan karena peningkatan kadar

    sekresi hCG dan estrogen yang dihasilkan

    oleh sel trofoblas blastosit pada 12-16

    minggu pertama kehamilan. hCG melewati

    kontrol ovarium di hipofisis dan

    menyebabkan korpus luteum terus

    memproduksi estrogen dan progesteron

    sehingga merangsang mual dan

    muntah.Hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Ardianti56.6% (43) responden.

    Prevalensi ibu hamil dengan anemia

    yang mengalamikasus yaitu 51,6% (32)

    responden dibandingkan dengan kontrolnya

    25,8% (16) responden.Hal ini disebabkan

    karena pada kehamilan, plasma darah

    bertambah sehingga darah mengalami

    pengenceran, akibatnya eritrosit dan Hb

    menurun. Adanya defisiensi Fe, vitamin B6

    dan B12

    serta Vitamin C yang ikut berperan

    dalam pembentukan sel darah merah turut

    menurunkan jumlah eritrosit sehingga

    terjadai anemia.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Ardianti66% (33) responden, dan

    Bezircioglu13,8% (5) responden. Hal ini

    disebabkan Karena penurunan asupan zat

    besi, dan kurangnya pengetahuan ibu

    tentang pemeriksaan anta natal care,

    penurunan jumlah penyerapan zat besi (Fe),

    perdarahan pada gastritis dan penggunaan

    zat besi oleh infeksiHelicobacter Pylori.

    Berdasarkan hasil analisis pada tabel

    4.6 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan

    risiko rendah yaitu umur 20 tahun lebih

    banyak dibandingkan dengan ibu hamil

    dengan risiko tinggi yaitu umur

  • 7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

    7/13

    7

    emosinya, cenderung labil dan belum siap

    untuk menjadi orang tua sehingga dapat

    memicu munculnya konflik mental atau

    stress yang membuat ibu tidak

    memperhatikan asupan nutrisinya sehingga

    dapat menyebabkan iritasi lambung

    sehingga menstimulasi aferen pada nervus

    vagus yang diteruskan pada chemoreceptor

    trigger zone sebagai pusat muntah di

    medulla oblongata yang mencetuskan mual

    dan muntah pada ibu hamil.

    Penelitian ini sama hasilnya dengan

    penelitian yang dilakukan oleh Asih DMR2

    (2009) yang dilakukan di RS Dr.Cipto

    Mangunkusumo, RS Fatmawati, dan

    penelitian yang dilakukan oleh Ardianti31

    di

    RS Bhakti Yuda Depok (2012)yaitu tidak

    terdapat hubungan yang bermakna antara

    faktor risiko umur ibu dengan hiperemesis

    gravidarum dengan nilai p value>0,05. Hal

    ini disebabkan karena jumlah ibu hamil

    yang berumur risiko tinggi (

  • 7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

    8/13

    8

    perempuan, yaitu >16 tahun. Seiring dengan

    perkembangan ilmu pengetahuan, banyak

    ilmukesehatan reproduksi yang

    membuktikan timbulnya berbagai faktor

    risiko kehamilan dan persalinan yang

    dihadapi oleh ibu usia muda. Pernikahan

    pada usia uda dapat merugikan kesehatan

    fisik dan psikis perempuan. Adanya

    perubahan cara pandang masyarakat bahwa

    perempuan yang menikah di usia muda

    dianggap sebagai hal tabu, dianggap

    menghancurkan masa depan, dan mencegah

    wanita untuk mendapatkan pengetahuan dan

    wawasan yang lebih luas. Dengan berbagai

    alasan tersebut, inilah yang membuat

    perubahan demografis usia perempuan yang

    menikah di atas usia 20 tahun menjadi lebih

    sedikit. Namun, perlu penelitian lebih lanjut

    dengan desain cohort untuk membuktikan

    bahwa faktor risiko usia muda < 20 tahun

    meningkatkan risiko terjadinya hyperemesis

    gravidarum.

    Penyebab pasti hiperemesis

    gravidarum multifactorial.Terdapat faktor

    lain yang mempengaruhi pada ibu hamil

    dengan umur risiko tinggi, dari faktor

    psikologisseperti penerimaan ibu terhadap

    jehamilannya,keinginan kuat memiliki anak,

    dukungan untuk hamil dari suami, kelurga

    dan orang-orang terdekat serta faktor lain

    yang dapat mempengaruhi faktor psikologis

    ibu sehingga dapat mengatasi masalah yang

    dapat memicu stress yang dapat

    menstimulasi pusat mual dan muntah di

    medulla oblongata. Faktor defisiensi

    nutrisiibu hamil. Kemungkinan lainnya yaitu

    pada ibu hamil dengan umur risiko rendah

    ditemukan adanya berbagai faktor risiko lain

    selain faktor umur ibu yang muncul seperti

    faktor psikologis, primigravida, defisiensi

    nutrisi (piridoksin dan Fe), pola dan jenis

    makanan yang tidak sesuaiyang dapat

    memicu mual dan muntah.

    Berdasarkan tabel 4.8, jumlah

    penderita hiperemesis gravidarum pada

    kelompok primigravida lebih banyak bila

    dibandingkandengan kelompok

    multigravida, dan setelah diuji dengan

    statistik didapatkan adanya hubungan antara

    gravida dengan hiperemesis gravidarum

    dengan p-value < 0,05.

    Literatur menyatakan bahwa

    hiperemesis gravidarum lebih sering terjadi

    pada ibu hamil primigravida bila

    dibandingkan dengan multigravida. Hal ini

    disebabkan karena pada primigravida

    memiliki kadar hormon estrogen yang lebih

    tinggi dibandingkan dengan multigravida.

    Ibu yang pertama kali hamil (primigravida)

    belum dapat beradaptasi dengan

    peningkatan humanChorionik

  • 7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

    9/13

    9

    Gonadotropin(hCG) dan hormon estrogen

    yang diduga menjadi penyebab hiperemesis

    gravidarum. Elabd MM28

    menjelaskan

    bahwa estrogen dapat menyebabkan

    peningkatan sensitivitas olfactorius

    (penciuman)terhadap aroma atau bau yang

    tidak enak yang dapat merangsangan mual

    dan muntah.Dijelaskan juga bahwa

    kehamilan pertama merupakan pengalaman

    baru bagi ibu hamil dimana ibu belum siap

    secara mental menghadapi kehamilannya,

    cemas dan takut dalam menghadapi

    kehamilan dan persalinan, dan tanggung

    jawab sebagai ibu sehingga kondisi

    demikian dapat menstimulasi stress yang

    mempengaruhi psikologis ibu.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan

    penelitian yang dilakukan oleh Henry

    (2010)33 dengan P-Value

  • 7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

    10/13

    10

    dengan umur kehamilan, hal ini disebabkan

    karena desain yang digunakan adalah Case

    controlberpadanan dengan umur kehamilan.

    Sehingga banyak kelompok kontrol dalam

    penelitian ini yang memiliki umur

    kehamilan berisiko sehingga tidak

    didapatkan hubungan yang bermakna antara

    hiperemesis gravidarum dengan umur

    kehamilan.

    Pada penelitian ini, terdapat

    hubungan antara hiperemesis gravidarum

    dengan umur kehamilan, data ini sesuai

    dengan literatur yang menyatakan bahwa

    hiperemesis gravidarum lebih sering terjadi

    pada minggu ke-6 sampai dengan minggu

    ke-16, dengan puncak sekitar 8-12 minggu

    dan berangsur-angsur akan menurun seiring

    dengan bertambahnya usia kehamilan.

    Berdasarkan analisis pada tabel 4.8,

    jumlah penderita hiperemesis gravidarum

    dengan status anemia (Hb< 11 g/dl) lebih

    banyak bila dibandingkan ibu hamil yang

    tidak mengalami anemia (Hb

    11g/dl).Setelah diuji dengan statistik chi-

    square diperoleh hasil yaitu terdapat

    hubungan yang bermakna antara

    hiperemesis gravidarum dengan faktor risiko

    anemia.

    Menurut literatur,Menurut WHO,

    kejadian anemia berkisar antara 20-89%

    dengan menetapkan Hb

  • 7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

    11/13

    11

    infeksiHelicobacter Pyloriserta perdarahan

    pada saluran cerna yang membuat Kadar Fe

    menurun.Ketidaktahuan ibu hamil akan

    pentingnya pemeriksaan Ante Natal Care

    (ANC) yang dilakukan minimal empat kali

    selama kehamilan, yaitu satu kali pada

    trimester pertama, satu kali pada trimester

    kedua, dan dua kali pada trimester ketiga

    menyebabkan pelayanan kesehatan yang

    seharusnya didapat menjadi tidak

    optimal.Sehingga anjuran mengkonsumsi

    zat besi (tablet Fe) dan vitamin yang

    seharusnya diberikan sesuai umur kehamilan

    tidak dapat diperoleh sehingga dapat

    meningkatkan risiko terjadinya hiperemesis

    gravidarum.

    Pada penelitian ini didapatkan

    hubungan yang bermakna antara

    hiperemesis gravidarum dengan faktor risiko

    anemia, hal ini sesuai dengan teori yang

    dijelaskan di atas. Hasil penelitian ini sesuai

    dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Ardianti N (2012)di RS Bhakti Yuda Depok

    sesuai dengan teori yang telah dijelaskan di

    atas dan penelitian yang dilakukan oleh

    Incim Bezirciogludengan p=0,003. Hal ini

    dikarenakan penurunan jumlah penyerapan

    zat besi (Fe), perdarahan pada gastritis dan

    penggunaan zat besi oleh infeksi

    Helicobacter Pylori.

    KESIMPULAN

    Dengan tingkat kepercayaan 95%, maka

    dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

    hubungan yang bermakna antarahiperemesis gravidarum dengan faktor risiko

    umur ibu hamil.

    Ibu hamil primigravida berisiko lebih

    tinggi untuk mengalami hiperemesis

    gravidarum. Pada ibu dengan usia

    kehamilan muda 16 minggu berisiko lebih

    tinggi untuk mengalami hiperemesisgravidarum. Pada Ibu hamil dengan anemia

    memiliki risiko lebih tinggi untuk

    mengalami hiperemesis gravidarum.

    SARAN

    Saran bagi peneliti lain agar dapat

    dilakukan penelitian lanjutan terhadap faktor

    risiko lainnya yang mempengaruhi

    hiperemesis gravidarum seperti pengaruh

    obesitas, faktor psikologis, infeksi

    Helicobacter Pylori, dan faktor lainnya.

    Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan

    desain cohort terhadap fakor risiko umur ibu

    dengan hiperemesis gravidarum.

  • 7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

    12/13

    12

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Saifuddin AB, Rachimhadi T,

    Winkjosastro GH. Ilmu KebidananSarwono Prawodihardjo. Ed. 4, cet. 3.

    Jakarta: PT Bina Pustaka SarwonoPrawodihardjo; 2011. hal.177-8, 213-22,

    775, 777, 815-8.2. Asih DMR, Kampono N, Prihartono J.

    Hubungan Pajanan Infeksi Helicobater

    Pylori Dengan Hiperemesis Gravidarum.

    Journal Indonesia. Jakarta: Dept.ObgynFKUI. 2009 November.

    Vol.33.No.3;144-50.

    3. Gunawan K, Paul Samuel KM, DwianaO. Diagnosis Dan Tatalaksana

    Hiperemesis Gravidarum. J Indon MedAssoc. 2011 November ; 61(11):1-7.

    4.

    Wirakusumah FF, Johanes CM, Budi

    Handono. Obstetri Patologi Ilmu

    Kesehatan Reproduksi. Ed.2. FK.Unpad.

    Jakarta: EGC; 2010. hal.64-67.5. Cunningham FG, Gant FG, Leveno KL,

    et al. Obstetry William. Edisi ke- 21.

    Jakarta: EGC. hal.181-213 ,1424-25.

    6. Manuaba IAC. Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan Dan Keluarga

    Berencana untuk Pendidikan Bidan.Ed.2. Jakarta: EGC; 2010. hal.94,107,210,233, 237-40,243.

    7. Manuaba, IBG. Pengantar Kuliah

    Obstetri. Jakarta: EGC; 2007. Hal.396-98. Mochtar, Rustam. Editor: Sofian A.

    Sinopsis Obstetri : obstetri fisiologi,

    obstetri patologi. Ed.3. Jakarta: EGC;

    2011. Hal.35, 196.9. Ogunyemi DA, Chelmow C, et al.

    Hyperemesis Gravidarum. Medscape;

    2010. Diunduh dari URL:http://emedicine.medscape.com/article/2

    54751-overview#showall.

    10.Lord LM, Palletier K. Editor. ParrishCR. Management of Hyperemesis.

    Gravidarum with Enteral Nutrition.

    Nutrition Issues In Gastroenterology.series 63. 2008; p.16-30.

    11.Mesics S. Hyperemesis Gravidarum.

    Am J Obstet Gynecol. 2008; p.3-17.

    12.Jacquelyn R. Hyperemesis Gravidarum.Severe Morning Sickness; Persistent

    Vomiting of Pregnancy; HG.

    Department of pediatrics. Ebsco:2011.p.1-5.13.Jueckstock JK, Kaestner R and Mylonas

    I, et al. Managing

    hyperemesisgravidarum: a multimodalChallenge. BMC Medicine. 2010. 8:46.

    14.Sandven I. The Case Control Method In

    Obstetrics And Gynecology: Etiology

    Of Hyperemesis Gravidarum. Series ofdissertation. Norway: Faculty Of

    Medicine, University Oslo; 2011.

    15.

    Mylonas I, Gingelmaier A, Kainer F.Review article. Nausea and Vomiting in

    Pregnancy. Dutsch Arztebl. 2007;

    104(25): a 18216.16.Philip BDO. Hyperemesis gravidarum:

    Literature review. Wisconsin Medical

    Journal. 2003. Vol.102. No.3.

    17.Buhling KJ. Matthias David. Nauseaand Hyperemesis. Gravidarum. Gynakol

    Geburstmed Gynacol Endokrinol; 2008.

    4(1): 36-48.

    18.Sheehan P. Hyperemesis GravidarumAssessment And Management.

    Australian Family Physician 2007; 36

    (9):698-701.19.Fell DB, Dodds L, Joseph KS, Allen,

    Victoria M; Butler B. Risk Factors for

    Hyperemesis Gravidarum RequiringHospital Admission During Pregnancy.

    Green J.2006;107(2). Part1.

    20.Mullin PM, Ching CY, Schoenberg F,

    Macgibbon K, Romero R, GoodwinTM& Fejzo MS Et al. Risk Factors,

    Treatments, And Outcomes Associated

    With Prolonged Hyperemesis

    Gravidarum. The Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine : 2011;1-5.

    21.Mullin PM, A Bray, F. Schoenberg KW.

    MacGibbon, R. Romero. et al. PrenatalExposure To Hyperemesis Gravidarum

    http://emedicine.medscape.com/article/254751-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/254751-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/254751-overview#showallhttp://pediatrics.med.nyu.edu/conditions-we-treat/conditions/hyperemesis-gravidarum?ChunkIID=14072#JacquelynRhttp://pediatrics.med.nyu.edu/conditions-we-treat/conditions/hyperemesis-gravidarum?ChunkIID=14072#JacquelynRhttp://journals.lww.com/greenjournal/toc/2006/02000http://journals.lww.com/greenjournal/toc/2006/02000http://pediatrics.med.nyu.edu/conditions-we-treat/conditions/hyperemesis-gravidarum?ChunkIID=14072#JacquelynRhttp://emedicine.medscape.com/article/254751-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/254751-overview#showall
  • 7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

    13/13

    13

    Linked To Increased Risk Of

    Pshycological And Behavioral Disorder

    In Adulthood. Journal of Developmentalof health and disease. 2011; p.1-5.

    22.Verberg MFG, Gillot DJ, AL-Fardan N,

    et al. Hyperemesis Gravidarum, ALiteratur Review.Oxford UniversityPress Of European Society Of Human

    Reproductive And Embryology. 2005:

    11(5);527-39.23.Lane CA, Arsenault MY. The

    Management Of Nausea and vomiting of

    pregnancy. J Obstet and Gyn. 2002;

    24(10):817.24.Bilir C, Akarsu S, Akdemir NB,

    Gokosmanoglu F. Increased Cys-C

    Levels in Hyperemesis Gravidarum. JClin Gynecol Obstet. 2012;1(1):10-14.

    25.Fejzo MS, Ching CY, Dchoenberg FP,

    Et Al. Change In Paternity And

    Recurrence Of HyperemesisGravidarum. The Journal Maternal-Fetal

    And Neonatal Medicine; 2012.

    24(8):1241-5.26.Morgan G Hamilton C. Obstetry Dan

    Gynaecologi: Panduan Praktik. Ed 2.

    Jakarta: EGC; 2009.

    27.Fells DB, Dodds L, Joseph KS, AllenVM, Butler B. Risc Factor for

    hyperemesis gravidarum Requiring

    Hospital Admission DuringPregnancy.Vol.107. No 2.(1). Feb, 2006:

    277-84.

    28.Elabd MM. Fawzy AA, et al. NewTreatment Of Hyperemesis Gravidarum

    A Randomized Study. Vol.42. No.1.

    2006.

    29.Tiran D. Mual Dan Muntah Kehamilan.Jakarta: EGC; 2008. hal. 2-35.

    30.

    Arisman MB. Gizi Dalam Daur

    Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi.

    Jakarta: Penerbit Buku KedokteranEGC; 2007. hal. 25-31.

    31.Ardianti N. Hubungan Karakteristik Ibu

    Hamil Dengan Tingkatan HiperemesisGravidarum Di RSU Bhakti Yudha

    Depok Periode Januari 2007 Desember 20011. (Skripsi FK). Jakarta:

    FK UPN. 2012.32.Razak. Hubungan Karakteristik Ibu

    Hamil Dengan Kejadian Hiperemesis

    Gravidarum di RS Jala AmmariMakassar. Skripsi YAMMA. 2010.33.Henry. Hubungan Antara Status Gravida

    Dengan Kejadian Hiperemesis

    Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I.Karang Rejo. 2010

    34.ncim Bezirciolu, Hatice BarnElveren, Ali Balolu, Merve Bier. Thepositivity of Helicobacter pylori StoolAntigen in patients with Hyperemesis

    gravidarum. J Turkish-German Gynecol

    Assoc. 2011; 12: 71-4.35.

    Tarwoto, Wasnidar. Buku Saku Anemia

    Pada Ibu Hamil Konsep dan

    Penatalaksanaan. Jakarta: Trans Info

    Media; 2007. hal.17.36.Haniff J, Das A, Teck L,Sun CW,

    Anemia In pregnancy in Malaysia: A

    Croos-Sectional Survey. Asia Pac J ClinNutr. 2007;16(3):527-36.