deby ayuza - hubungan beberapa faktor risiko ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
1/13
1
ARTIKEL ILMIAH
HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR RISIKO IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
Disusun oleh :
Silviana Sari
G1A109025
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
JAMBI
2013
-
7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
2/13
2
Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
Silviana Sari1, Firmansyah2, Armaidi Darmawan3
1Mahasiswa FakultasKedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
2Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologidi Bagian Obgin Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
3Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Jambi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan faktor risiko ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum di bangsal obstetri dan ginekologi RSUD Raden Mattaher
Jambi. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain case control tak
berpadanan. Sampel penelitian ini terdiri dari 62 kasus dan 62 kontrol.Data diperoleh dengan
mengambil rekam medik di bangsal obstetri dan ginekologi RSUD Raden Mattaehr.Dari 62
sampel kasus dan 62 kelompok kontrol yang memenuhi kriteria inklusi, didapatkan hasil umur
ibu risiko tinggi 2 responden (1,6%) kelompok kasus, dan 5 responden (4%) kelompok Kontrol.
Primigravida 32 responden (25,8%) kelompok kasus, dan 19 responden (15,3%) kelompok
kontrol. Umur kehamilan 16 minggu 53 responden (42,7%) kelompok kasus, dan 19 responden
(15,3%) kelompok kontrol. Anemia 32 responden (25,8%) kelompok kasus, dan 16 responden
(12,9%) kelompok kontrol. Terdapat hubungan bermakna antara primigravida dengan
hiperemesis gravidarum (p=0,045. Terdapat hubungan bermakna antara umur kehamilan 16
minggu (p=0,000). Terdapat pula hubungan yang bermakna antara anemia dengan hiperemesis
gravidarum (p=0,006). Tidak didapati perbedaan yang bermakna antara umur ibu dengan
hiperemesis gravidarum (p=0,436).
Kata Kunci:anemia; gravida; hiperemesis gravidarum; umur ibu; umur kehamilan;
PENDAHULUAN
Mual dan muntah merupakan gejala
yang paling terjadi sekitar 50-90% dari
seluruh kehamilan.Hampir 90% gejala mual
dan muntah terjadi pada trimester ke Idan
3% pada trimester terakhir.Namun mulai
timbul pada minggu ke-4 dan memberat
pada minggu ke-8-12dan menurun pada
minggu ke- 14-20.Dalam 1-10% dari
kehamilan, gejala dapat berlanjut setelah 20
sampai 22 minggu.Hiperemesis gravidarum
-
7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
3/13
-
7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
4/13
4
sampel yang diambil yaitu sebanyak 62
kelompok kasus dan 62 kelompok
kontrol.Adapun kriteria inklusi pada
penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum yang
dirawat di Bangsal Obstetri dan Ginekologi
RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2011-
2012.Kriteria eksklusi dari penelitian ini
yaitu: Ibu hamil dengan gangguan saluran
cerna, dalam hal ini adalah gastritis, ulkus
peptikum. Data status pasien kurang
lengkap, dan status hilang. Data penelitian
ini dicatat dalam lembar pengumpulan data,
kemudian dilakukan pengolahan data
dengan caraediting, coding, entry data, dan
cleaning data. Analisis data dilakukan
dengan programsoftwarekomputer.Analisis
kesetaraan kelompok penelitian dengan uji
chi square.Pengukuran kekuatan hubungan
kausatif dengan penghitungan Odds Ratio
(OR) dengan interval kepercayaan
95%.Dilakukan analisis multivariat dengan
metode regresi logistik bagivariabel
independen yang menunjukkan kemaknaan
pada analisa bivariat. Batas kemaknaan
yang digunakan adalah 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini disajikan dalam
bentuk tabel beserta penjelasan.
Tabel 1. Distribusi frekuensi faktor risiko
penelitian
Berikut ini adalah hasil analisis bivariat
antara variabel hiperemesis gravidarum
dengan beberapa faktor risikonya:
Tabel 2. Hubungan antar beberapa
faktor risiko dengan hiperemesis
gravidarum
Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum
Kasus Kontrol
Umur Ibu N % N %
16 minggu 9 14,5 43 69,4
Status Hb
Anemia 32 51,6 16 25,8
Tidak anemia 30 48,4 46 74,2
-
7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
5/13
5
Faktor
RisikoOR 95% CI
P-
value
Umur Ibu
16 minggu Reference -
Status Hb
-
7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
6/13
6
Prevalensi ibu dengan umur
kehamilan 16 minggu yang mengalami
kasus yaitu 85,4% (53) responden
dibandingkan dengan kontrolnya 30,6% (19)
responden. Mual dan muntah pada
kehamilan lebih sering terjadi pada usia
kehamilan 16 minggu, mual dan muntah
ini disebabkan karena peningkatan kadar
sekresi hCG dan estrogen yang dihasilkan
oleh sel trofoblas blastosit pada 12-16
minggu pertama kehamilan. hCG melewati
kontrol ovarium di hipofisis dan
menyebabkan korpus luteum terus
memproduksi estrogen dan progesteron
sehingga merangsang mual dan
muntah.Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ardianti56.6% (43) responden.
Prevalensi ibu hamil dengan anemia
yang mengalamikasus yaitu 51,6% (32)
responden dibandingkan dengan kontrolnya
25,8% (16) responden.Hal ini disebabkan
karena pada kehamilan, plasma darah
bertambah sehingga darah mengalami
pengenceran, akibatnya eritrosit dan Hb
menurun. Adanya defisiensi Fe, vitamin B6
dan B12
serta Vitamin C yang ikut berperan
dalam pembentukan sel darah merah turut
menurunkan jumlah eritrosit sehingga
terjadai anemia.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ardianti66% (33) responden, dan
Bezircioglu13,8% (5) responden. Hal ini
disebabkan Karena penurunan asupan zat
besi, dan kurangnya pengetahuan ibu
tentang pemeriksaan anta natal care,
penurunan jumlah penyerapan zat besi (Fe),
perdarahan pada gastritis dan penggunaan
zat besi oleh infeksiHelicobacter Pylori.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel
4.6 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan
risiko rendah yaitu umur 20 tahun lebih
banyak dibandingkan dengan ibu hamil
dengan risiko tinggi yaitu umur
-
7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
7/13
7
emosinya, cenderung labil dan belum siap
untuk menjadi orang tua sehingga dapat
memicu munculnya konflik mental atau
stress yang membuat ibu tidak
memperhatikan asupan nutrisinya sehingga
dapat menyebabkan iritasi lambung
sehingga menstimulasi aferen pada nervus
vagus yang diteruskan pada chemoreceptor
trigger zone sebagai pusat muntah di
medulla oblongata yang mencetuskan mual
dan muntah pada ibu hamil.
Penelitian ini sama hasilnya dengan
penelitian yang dilakukan oleh Asih DMR2
(2009) yang dilakukan di RS Dr.Cipto
Mangunkusumo, RS Fatmawati, dan
penelitian yang dilakukan oleh Ardianti31
di
RS Bhakti Yuda Depok (2012)yaitu tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara
faktor risiko umur ibu dengan hiperemesis
gravidarum dengan nilai p value>0,05. Hal
ini disebabkan karena jumlah ibu hamil
yang berumur risiko tinggi (
-
7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
8/13
8
perempuan, yaitu >16 tahun. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, banyak
ilmukesehatan reproduksi yang
membuktikan timbulnya berbagai faktor
risiko kehamilan dan persalinan yang
dihadapi oleh ibu usia muda. Pernikahan
pada usia uda dapat merugikan kesehatan
fisik dan psikis perempuan. Adanya
perubahan cara pandang masyarakat bahwa
perempuan yang menikah di usia muda
dianggap sebagai hal tabu, dianggap
menghancurkan masa depan, dan mencegah
wanita untuk mendapatkan pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas. Dengan berbagai
alasan tersebut, inilah yang membuat
perubahan demografis usia perempuan yang
menikah di atas usia 20 tahun menjadi lebih
sedikit. Namun, perlu penelitian lebih lanjut
dengan desain cohort untuk membuktikan
bahwa faktor risiko usia muda < 20 tahun
meningkatkan risiko terjadinya hyperemesis
gravidarum.
Penyebab pasti hiperemesis
gravidarum multifactorial.Terdapat faktor
lain yang mempengaruhi pada ibu hamil
dengan umur risiko tinggi, dari faktor
psikologisseperti penerimaan ibu terhadap
jehamilannya,keinginan kuat memiliki anak,
dukungan untuk hamil dari suami, kelurga
dan orang-orang terdekat serta faktor lain
yang dapat mempengaruhi faktor psikologis
ibu sehingga dapat mengatasi masalah yang
dapat memicu stress yang dapat
menstimulasi pusat mual dan muntah di
medulla oblongata. Faktor defisiensi
nutrisiibu hamil. Kemungkinan lainnya yaitu
pada ibu hamil dengan umur risiko rendah
ditemukan adanya berbagai faktor risiko lain
selain faktor umur ibu yang muncul seperti
faktor psikologis, primigravida, defisiensi
nutrisi (piridoksin dan Fe), pola dan jenis
makanan yang tidak sesuaiyang dapat
memicu mual dan muntah.
Berdasarkan tabel 4.8, jumlah
penderita hiperemesis gravidarum pada
kelompok primigravida lebih banyak bila
dibandingkandengan kelompok
multigravida, dan setelah diuji dengan
statistik didapatkan adanya hubungan antara
gravida dengan hiperemesis gravidarum
dengan p-value < 0,05.
Literatur menyatakan bahwa
hiperemesis gravidarum lebih sering terjadi
pada ibu hamil primigravida bila
dibandingkan dengan multigravida. Hal ini
disebabkan karena pada primigravida
memiliki kadar hormon estrogen yang lebih
tinggi dibandingkan dengan multigravida.
Ibu yang pertama kali hamil (primigravida)
belum dapat beradaptasi dengan
peningkatan humanChorionik
-
7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
9/13
9
Gonadotropin(hCG) dan hormon estrogen
yang diduga menjadi penyebab hiperemesis
gravidarum. Elabd MM28
menjelaskan
bahwa estrogen dapat menyebabkan
peningkatan sensitivitas olfactorius
(penciuman)terhadap aroma atau bau yang
tidak enak yang dapat merangsangan mual
dan muntah.Dijelaskan juga bahwa
kehamilan pertama merupakan pengalaman
baru bagi ibu hamil dimana ibu belum siap
secara mental menghadapi kehamilannya,
cemas dan takut dalam menghadapi
kehamilan dan persalinan, dan tanggung
jawab sebagai ibu sehingga kondisi
demikian dapat menstimulasi stress yang
mempengaruhi psikologis ibu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Henry
(2010)33 dengan P-Value
-
7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
10/13
10
dengan umur kehamilan, hal ini disebabkan
karena desain yang digunakan adalah Case
controlberpadanan dengan umur kehamilan.
Sehingga banyak kelompok kontrol dalam
penelitian ini yang memiliki umur
kehamilan berisiko sehingga tidak
didapatkan hubungan yang bermakna antara
hiperemesis gravidarum dengan umur
kehamilan.
Pada penelitian ini, terdapat
hubungan antara hiperemesis gravidarum
dengan umur kehamilan, data ini sesuai
dengan literatur yang menyatakan bahwa
hiperemesis gravidarum lebih sering terjadi
pada minggu ke-6 sampai dengan minggu
ke-16, dengan puncak sekitar 8-12 minggu
dan berangsur-angsur akan menurun seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan.
Berdasarkan analisis pada tabel 4.8,
jumlah penderita hiperemesis gravidarum
dengan status anemia (Hb< 11 g/dl) lebih
banyak bila dibandingkan ibu hamil yang
tidak mengalami anemia (Hb
11g/dl).Setelah diuji dengan statistik chi-
square diperoleh hasil yaitu terdapat
hubungan yang bermakna antara
hiperemesis gravidarum dengan faktor risiko
anemia.
Menurut literatur,Menurut WHO,
kejadian anemia berkisar antara 20-89%
dengan menetapkan Hb
-
7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
11/13
11
infeksiHelicobacter Pyloriserta perdarahan
pada saluran cerna yang membuat Kadar Fe
menurun.Ketidaktahuan ibu hamil akan
pentingnya pemeriksaan Ante Natal Care
(ANC) yang dilakukan minimal empat kali
selama kehamilan, yaitu satu kali pada
trimester pertama, satu kali pada trimester
kedua, dan dua kali pada trimester ketiga
menyebabkan pelayanan kesehatan yang
seharusnya didapat menjadi tidak
optimal.Sehingga anjuran mengkonsumsi
zat besi (tablet Fe) dan vitamin yang
seharusnya diberikan sesuai umur kehamilan
tidak dapat diperoleh sehingga dapat
meningkatkan risiko terjadinya hiperemesis
gravidarum.
Pada penelitian ini didapatkan
hubungan yang bermakna antara
hiperemesis gravidarum dengan faktor risiko
anemia, hal ini sesuai dengan teori yang
dijelaskan di atas. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ardianti N (2012)di RS Bhakti Yuda Depok
sesuai dengan teori yang telah dijelaskan di
atas dan penelitian yang dilakukan oleh
Incim Bezirciogludengan p=0,003. Hal ini
dikarenakan penurunan jumlah penyerapan
zat besi (Fe), perdarahan pada gastritis dan
penggunaan zat besi oleh infeksi
Helicobacter Pylori.
KESIMPULAN
Dengan tingkat kepercayaan 95%, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antarahiperemesis gravidarum dengan faktor risiko
umur ibu hamil.
Ibu hamil primigravida berisiko lebih
tinggi untuk mengalami hiperemesis
gravidarum. Pada ibu dengan usia
kehamilan muda 16 minggu berisiko lebih
tinggi untuk mengalami hiperemesisgravidarum. Pada Ibu hamil dengan anemia
memiliki risiko lebih tinggi untuk
mengalami hiperemesis gravidarum.
SARAN
Saran bagi peneliti lain agar dapat
dilakukan penelitian lanjutan terhadap faktor
risiko lainnya yang mempengaruhi
hiperemesis gravidarum seperti pengaruh
obesitas, faktor psikologis, infeksi
Helicobacter Pylori, dan faktor lainnya.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
desain cohort terhadap fakor risiko umur ibu
dengan hiperemesis gravidarum.
-
7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
12/13
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Saifuddin AB, Rachimhadi T,
Winkjosastro GH. Ilmu KebidananSarwono Prawodihardjo. Ed. 4, cet. 3.
Jakarta: PT Bina Pustaka SarwonoPrawodihardjo; 2011. hal.177-8, 213-22,
775, 777, 815-8.2. Asih DMR, Kampono N, Prihartono J.
Hubungan Pajanan Infeksi Helicobater
Pylori Dengan Hiperemesis Gravidarum.
Journal Indonesia. Jakarta: Dept.ObgynFKUI. 2009 November.
Vol.33.No.3;144-50.
3. Gunawan K, Paul Samuel KM, DwianaO. Diagnosis Dan Tatalaksana
Hiperemesis Gravidarum. J Indon MedAssoc. 2011 November ; 61(11):1-7.
4.
Wirakusumah FF, Johanes CM, Budi
Handono. Obstetri Patologi Ilmu
Kesehatan Reproduksi. Ed.2. FK.Unpad.
Jakarta: EGC; 2010. hal.64-67.5. Cunningham FG, Gant FG, Leveno KL,
et al. Obstetry William. Edisi ke- 21.
Jakarta: EGC. hal.181-213 ,1424-25.
6. Manuaba IAC. Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan Dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan.Ed.2. Jakarta: EGC; 2010. hal.94,107,210,233, 237-40,243.
7. Manuaba, IBG. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta: EGC; 2007. Hal.396-98. Mochtar, Rustam. Editor: Sofian A.
Sinopsis Obstetri : obstetri fisiologi,
obstetri patologi. Ed.3. Jakarta: EGC;
2011. Hal.35, 196.9. Ogunyemi DA, Chelmow C, et al.
Hyperemesis Gravidarum. Medscape;
2010. Diunduh dari URL:http://emedicine.medscape.com/article/2
54751-overview#showall.
10.Lord LM, Palletier K. Editor. ParrishCR. Management of Hyperemesis.
Gravidarum with Enteral Nutrition.
Nutrition Issues In Gastroenterology.series 63. 2008; p.16-30.
11.Mesics S. Hyperemesis Gravidarum.
Am J Obstet Gynecol. 2008; p.3-17.
12.Jacquelyn R. Hyperemesis Gravidarum.Severe Morning Sickness; Persistent
Vomiting of Pregnancy; HG.
Department of pediatrics. Ebsco:2011.p.1-5.13.Jueckstock JK, Kaestner R and Mylonas
I, et al. Managing
hyperemesisgravidarum: a multimodalChallenge. BMC Medicine. 2010. 8:46.
14.Sandven I. The Case Control Method In
Obstetrics And Gynecology: Etiology
Of Hyperemesis Gravidarum. Series ofdissertation. Norway: Faculty Of
Medicine, University Oslo; 2011.
15.
Mylonas I, Gingelmaier A, Kainer F.Review article. Nausea and Vomiting in
Pregnancy. Dutsch Arztebl. 2007;
104(25): a 18216.16.Philip BDO. Hyperemesis gravidarum:
Literature review. Wisconsin Medical
Journal. 2003. Vol.102. No.3.
17.Buhling KJ. Matthias David. Nauseaand Hyperemesis. Gravidarum. Gynakol
Geburstmed Gynacol Endokrinol; 2008.
4(1): 36-48.
18.Sheehan P. Hyperemesis GravidarumAssessment And Management.
Australian Family Physician 2007; 36
(9):698-701.19.Fell DB, Dodds L, Joseph KS, Allen,
Victoria M; Butler B. Risk Factors for
Hyperemesis Gravidarum RequiringHospital Admission During Pregnancy.
Green J.2006;107(2). Part1.
20.Mullin PM, Ching CY, Schoenberg F,
Macgibbon K, Romero R, GoodwinTM& Fejzo MS Et al. Risk Factors,
Treatments, And Outcomes Associated
With Prolonged Hyperemesis
Gravidarum. The Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine : 2011;1-5.
21.Mullin PM, A Bray, F. Schoenberg KW.
MacGibbon, R. Romero. et al. PrenatalExposure To Hyperemesis Gravidarum
http://emedicine.medscape.com/article/254751-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/254751-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/254751-overview#showallhttp://pediatrics.med.nyu.edu/conditions-we-treat/conditions/hyperemesis-gravidarum?ChunkIID=14072#JacquelynRhttp://pediatrics.med.nyu.edu/conditions-we-treat/conditions/hyperemesis-gravidarum?ChunkIID=14072#JacquelynRhttp://journals.lww.com/greenjournal/toc/2006/02000http://journals.lww.com/greenjournal/toc/2006/02000http://pediatrics.med.nyu.edu/conditions-we-treat/conditions/hyperemesis-gravidarum?ChunkIID=14072#JacquelynRhttp://emedicine.medscape.com/article/254751-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/254751-overview#showall -
7/25/2019 Deby Ayuza - Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
13/13
13
Linked To Increased Risk Of
Pshycological And Behavioral Disorder
In Adulthood. Journal of Developmentalof health and disease. 2011; p.1-5.
22.Verberg MFG, Gillot DJ, AL-Fardan N,
et al. Hyperemesis Gravidarum, ALiteratur Review.Oxford UniversityPress Of European Society Of Human
Reproductive And Embryology. 2005:
11(5);527-39.23.Lane CA, Arsenault MY. The
Management Of Nausea and vomiting of
pregnancy. J Obstet and Gyn. 2002;
24(10):817.24.Bilir C, Akarsu S, Akdemir NB,
Gokosmanoglu F. Increased Cys-C
Levels in Hyperemesis Gravidarum. JClin Gynecol Obstet. 2012;1(1):10-14.
25.Fejzo MS, Ching CY, Dchoenberg FP,
Et Al. Change In Paternity And
Recurrence Of HyperemesisGravidarum. The Journal Maternal-Fetal
And Neonatal Medicine; 2012.
24(8):1241-5.26.Morgan G Hamilton C. Obstetry Dan
Gynaecologi: Panduan Praktik. Ed 2.
Jakarta: EGC; 2009.
27.Fells DB, Dodds L, Joseph KS, AllenVM, Butler B. Risc Factor for
hyperemesis gravidarum Requiring
Hospital Admission DuringPregnancy.Vol.107. No 2.(1). Feb, 2006:
277-84.
28.Elabd MM. Fawzy AA, et al. NewTreatment Of Hyperemesis Gravidarum
A Randomized Study. Vol.42. No.1.
2006.
29.Tiran D. Mual Dan Muntah Kehamilan.Jakarta: EGC; 2008. hal. 2-35.
30.
Arisman MB. Gizi Dalam Daur
Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi.
Jakarta: Penerbit Buku KedokteranEGC; 2007. hal. 25-31.
31.Ardianti N. Hubungan Karakteristik Ibu
Hamil Dengan Tingkatan HiperemesisGravidarum Di RSU Bhakti Yudha
Depok Periode Januari 2007 Desember 20011. (Skripsi FK). Jakarta:
FK UPN. 2012.32.Razak. Hubungan Karakteristik Ibu
Hamil Dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum di RS Jala AmmariMakassar. Skripsi YAMMA. 2010.33.Henry. Hubungan Antara Status Gravida
Dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I.Karang Rejo. 2010
34.ncim Bezirciolu, Hatice BarnElveren, Ali Balolu, Merve Bier. Thepositivity of Helicobacter pylori StoolAntigen in patients with Hyperemesis
gravidarum. J Turkish-German Gynecol
Assoc. 2011; 12: 71-4.35.
Tarwoto, Wasnidar. Buku Saku Anemia
Pada Ibu Hamil Konsep dan
Penatalaksanaan. Jakarta: Trans Info
Media; 2007. hal.17.36.Haniff J, Das A, Teck L,Sun CW,
Anemia In pregnancy in Malaysia: A
Croos-Sectional Survey. Asia Pac J ClinNutr. 2007;16(3):527-36.