dakwah sirriyah

5
DAKWAH SIRRIYAH Dakwah sirriyah Dakwah sirriyah merupakan fase dimana pertama kali dakwah Rasulullah saw yang disebut juga dengan Marhalah Sirriyah (fase rahasia). Fase ini berlangsung selama 3 tahun. Waktu 3 tahun dalam sejarah tersebut, tidak menjadi patokan batasan waktu fase sirriyah. Berakhirnya fase sirriyah baru bisa terwujud setelah kaum muslimin memiliki basis kuat yang dapat melindungi mereka dari pemusnahan. Ada beberapa ciri yang menandai perjalanan fase sirriyah: 1. Titik tekan pada pembinaan aqidah , yaitu perbaikan dan pembinaan aqidah diprioritaskan secara intensif & tenang. 2. Bersembunyi di rumah Arqam, yaitu ia merupakan bani Makhzum (Abu Jahal), masih belia (umur 16 th), nasabnya dipertanyakan di bani Quraisy (Rasululah memahami sosiolog & watak bangsanya sehingga leluasa bergerak). 3. Pertemuan rutin & teratur --> mengikat jiwa prajurit dakwah dg komandannya, menumbuhkan rasa percaya (tsiqoh), menambah motivasi (Rasulullah memberi taujih, meluruskan yg salah, memuji apa yg dilakukan dengan baik). Seperti yang sudah diketahui bahwa kota Mekkah merupakan pusat agama bagi bangsa Arab. Disana terdapat para pengabdi ka’bah dan tiang sandaran bagi berhala dan patung-patung yang dianggap suci oleh seluruh bangsa Arab. Untuk mencapai sasaran perbaikan yang memadai terhadap kondisi yang ada nampaknya akan bertambah sulit dan keras jika jauh dari jangkauan kondisionalnya. Karenanya, kondisi tersebut membutuhkan tekad baja yang tak mudah tergoyahkan oleh beruntunnya musibah dan bencana yang menimpa; maka adalah bijaksana dalam menghadapi hal itu, memulai dakwah

Upload: ardita-rizky-putri-arcanggi

Post on 18-Jul-2016

49 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

jvkvi

TRANSCRIPT

Page 1: DAKWAH SIRRIYAH

DAKWAH SIRRIYAH

Dakwah sirriyah

Dakwah sirriyah merupakan fase dimana pertama kali dakwah Rasulullah saw yang disebut juga dengan Marhalah Sirriyah (fase rahasia). Fase ini berlangsung selama 3 tahun. Waktu 3 tahun dalam sejarah tersebut, tidak menjadi patokan batasan waktu fase sirriyah. Berakhirnya fase sirriyah baru bisa terwujud setelah kaum muslimin memiliki basis kuat yang dapat melindungi mereka dari pemusnahan.

Ada beberapa ciri yang menandai perjalanan fase sirriyah:1. Titik tekan pada pembinaan aqidah , yaitu perbaikan dan pembinaan aqidah diprioritaskan secara intensif & tenang.

2. Bersembunyi di rumah Arqam, yaitu ia merupakan bani Makhzum (Abu Jahal), masih belia (umur 16 th), nasabnya dipertanyakan di bani Quraisy (Rasululah memahami sosiolog & watak bangsanya sehingga leluasa bergerak).

3. Pertemuan rutin & teratur --> mengikat jiwa prajurit dakwah dg komandannya, menumbuhkan rasa percaya (tsiqoh), menambah motivasi (Rasulullah memberi taujih, meluruskan yg salah, memuji apa yg dilakukan dengan baik).

Seperti yang sudah diketahui bahwa kota Mekkah merupakan pusat agama bagi bangsa Arab. Disana terdapat para pengabdi ka’bah dan tiang sandaran bagi berhala dan patung-patung yang dianggap suci oleh seluruh bangsa Arab. Untuk mencapai sasaran perbaikan yang memadai terhadap kondisi yang ada nampaknya akan bertambah sulit dan keras jika jauh dari jangkauan kondisionalnya. Karenanya, kondisi tersebut membutuhkan tekad baja yang tak mudah tergoyahkan oleh beruntunnya musibah dan bencana yang menimpa; maka adalah bijaksana dalam menghadapi hal itu, memulai dakwah secara sirri(sembunyi-sembunyi) agar penduduk Mekkah tidak dikagetkan dengan hal yang (bisa saja) memancing emosi mereka.

Gelombang Pertama

Page 2: DAKWAH SIRRIYAH

Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam adalah menawarkan Islam kepada orang-orang yang dekat hubungannya dengan beliau, keluarga besar serta shahabat-shahabat karib beliau; mereka semua didakwahi oleh beliau untuk memeluk Islam. Beliau juga tak lupa mendakwahi orang yang sudah saling mengenal dengan beliau dan memiliki sifat baik dan suka berbuat baik, mereka yang beliau kenal sebagai orang-orang yang mencintai Allah al-Haq dan kebaikan atau mereka yang mengenal beliau Shallallâhu ‘alaihi wasallam sebagai sosok yang selalu menjunjung tinggi nilai kejujuran dan keshalihan.

Mereka ini dalam sejarah Islam dikenal sebagai as-Saabiquun al-Awwalluun (orang-orang yang paling dahulu dan pertama masuk Islam). Di barisan depan mereka terdaftar :

Isteri  Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid, Maula  (budak) beliau, Zaid bin Haritsah bin Syarahil al-Kalbi, Sepupu  beliau; ‘Ali bin Abi Thalib – yang ketika itumasih anak-anak dan hidup dibawah

tanggungan beliau – serta Shahabat  paling dekat beliau, Abu Bakr ash-Shiddiq.

Mereka semua memeluk Islam pada permulaan dakwah. Kemudian, Abu Bakr menjadi giat dan bersemangat dalam berdakwah mengajak manusia kepada Islam. Dia adalah sosok laki-laki yang lembut, disenangi, fleksibel dan berbudi baik. Para tokoh kaumnya selalu mengunjunginya dan sudah tidak asing dengan kepribadiannya karena kecerdasan, kesuksesan dalam berbisnis dan pergaulannya yang luwes. Dia terus berdakwah kepada orang-orang dari kaumnya yang dia percayai dan selalu berinteraksi dan bermajlis dengannya. Berkat hal itu, maka masuk Islam lah :

‘Utsman bin ‘Affana al-Umawi, az-Zubair bin al-’Awam al-Asadi, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’d bin Abi Waqqash az-Zuhriyan dan Thalhah bin ‘Ubaidillah at-Timi.

Wahyu turun secara berkesinambungan dan memuncak setelah turunnya permulaan surat al-Muddatstsir. Ayat-ayat dan penggalan-penggalan surat yang turun pada masa ini merupakan ayat-ayat pendek; memiliki pemisah-pemisah yang indah dan valid, senandung yang menyejukkan dan memikat seiring dengan suasana suhu domestik yang begitu lembut dan halus. Ayat-ayat tersebut membicarakan solusi memperbaiki penyucian diri ( tazkiyatun nufuus), mencela pengotorannya dengan gemerlap duniawi dan menyifati surga dan neraka yang seakan-akan terlihat oleh mata kepala sendiri. Juga, menggiring kaum Mukminin ke dalam suasana yang lain dari kondisi komunitas sosial kala itu.

Perintah Shalat

Page 3: DAKWAH SIRRIYAH

Termasuk wahyu pertama yang turun adalah perintah mendirikan shalat. Ibnu Hajar berkata:

شىء فرض هل اختلف ولكن أصحابه، وكذلك قطعًا يصلى اإلسراء قبل وسلم عليه الله صلى كان : وقبل الشمس طلوع قبل صالة كانت الفرض إن فقيل ال؟ أم الصلوات من الخمس الصلوات قبل

غروبها.

“sebelum terjadinya Isra’, beliau Shallallâhu ‘alaihi wasallam secara qath’i pernah melakukan shalat, demikian pula dengan para shahabat akan tetapi yang diperselisihkan apakah ada shalat lain yang telah diwajibkan sebelum (diwajibkannya) shalat lima waktu ataukah tidak?. Ada pendapat yang mengatakan bahwa yang telah diwajibkan itu adalah shalat sebelum terbit dan terbenamnya matahari”. Demikian penuturan Ibnu Hajar.

Al-Harits bin Usamah meriwayatkan dari jalur Ibnu Lahi’ah secara maushul ( disambungkan setelah sanad-sanadnya mu’allaq [terputus di bagian tertentu]) dari Zaid bin Haritsah bahwasanya pada awal datangnya wahyu, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam didatangi oleh malaikat Jibril; dia mengajarkan beliau tata cara berwudhu. Maka tatkala selesai melakukannya, beliau mengambil seciduk air lantas memercikkannya ke faraj beliau. Ibnu Majah juga telah meriwayatkan hadits yang semakna dengan itu, demikian pula riwayat semisalnya dari al-Bara’ bin ‘Azib dan Ibnu ‘Abbas serta hadits Ibnu ‘Abbas sendiri. Hal tersebut merupakan kewajiban pertama.

Ibnu Hisyam menyebutkan bahwa bila waktu shalat telah masuk, Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam dan para shahabat pergi ke perbukitan dan menjalankan shalat disana secara sembunyi-sembunyi jauh dari kaum mereka. Abu Thalib pernah sekali waktu melihat Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam dan ‘Ali melakukan shalat, lantas menegur keduanya namun manakala dia mengetahui bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang serius, dia memerintahkan keduanya untuk berketetapan hati (tsabat).

Kaum Quraisy Mendengar Perihal Dakwah Secara Global

Meskipun dakwah pada tahapan ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan bersifat individu, namun perihal beritanya sampai juga ke telinga kaum Quraisy. Hanya saja, mereka belum mempermasalahkannya karena Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallamtidak pernah menyinggung agama mereka ataupun tuhan-tuhan mereka.

Page 4: DAKWAH SIRRIYAH

Tiga tahunpun berlalu sementara dakwah masih berjalan secara sembunyi-sembunyi dan individu; dalam tempo waktu ini terbentuklah suatu jamaah Mukminin yang dibangun atas pondasi ukhuwwah (persaudaraan) dan ta’awun (solidaritas) serta penyampaian risalah dan proses reposisinya. Kemudian turunlah wahyu yang membebankan Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam agar menyampaikan dakwah kepada kaumnya secara terang-terangan; menentang kebatilan mereka serta menyerang berhala-berhala mereka.