dakwah done

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara teologis dakwah dianggap proyek berpahala kenyataan ini harus diakui benar bahwa Nabi Muhammad SAW mengatakan dalam pesannya “Sampaikan apa yang kamu terima dariku meski satu ayat ” karenanya wajar dalam pentas sejarah pendekatan kerja dakwah terus terlahir baik yang bersifat teknis operasional maupun yang konseptual tentu saja tidak bisa dilepas dengan konteks sosial, realitas yang spesifik, dakwah bersifat dinamis seiring dengan perkembangan laju persoalan dan kebutuhan masyarakat. Dakwah bil hal bukan lebih ditekankan pada sikap prilaku dan kegiatan-kegiatan nyata yang secara interaktif mendekatkan masyarakat pada kebutuhannya yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi peningkatan keberagamaan. Setiap muslim dilahirkan sebagai da’i yang memiliki kewajiban untuk berdakwah.Metode dakwah dapat diterapkan dalam berbagai bidang salah satunya adalah bidang keperawatan. B. Tujuan Makalah ini dibuat dengan tujuan : a. Memenuhi tugas AIK b. Mengetahui bahwa setiap uslim adalah da’i c. Mengetahui bahwa bekerja adalah ibadah 1

Upload: siti-kusnul-kotimah

Post on 07-Jul-2016

251 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dakwah bil hal

TRANSCRIPT

Page 1: Dakwah Done

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara teologis dakwah dianggap proyek berpahala kenyataan ini harus

diakui benar bahwa Nabi Muhammad SAW mengatakan dalam pesannya

“Sampaikan apa yang kamu terima dariku meski satu ayat” karenanya wajar

dalam pentas sejarah pendekatan kerja dakwah terus terlahir baik yang bersifat

teknis operasional maupun yang konseptual tentu saja tidak bisa dilepas dengan

konteks sosial, realitas yang spesifik, dakwah bersifat dinamis seiring dengan

perkembangan laju persoalan dan kebutuhan masyarakat.

Dakwah bil hal bukan lebih ditekankan pada sikap prilaku dan kegiatan-

kegiatan nyata yang secara interaktif mendekatkan masyarakat pada

kebutuhannya yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi

peningkatan keberagamaan.

Setiap muslim dilahirkan sebagai da’i yang memiliki kewajiban untuk

berdakwah.Metode dakwah dapat diterapkan dalam berbagai bidang salah

satunya adalah bidang keperawatan.

B. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan :

a. Memenuhi tugas AIK

b. Mengetahui bahwa setiap uslim adalah da’i

c. Mengetahui bahwa bekerja adalah ibadah

d. Mengetahui kewajiban mengembangkan ilmu keperawatan

e. Mengetahui hadist dan ayat yang relevan

1

Page 2: Dakwah Done

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Dakwah Bil Hal

a. Pengertian Dakwah

Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab “da’wah” (

Dakwah mempunyai tiga huruf asal, yaitu .(عوةالد dal, ‘ain, dan  wawu. Dari

ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna. Makna-

makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta tolong, meminta,

memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan,

mendatangkan, mendoakan, menangisi, dan meratapi.

Menurut Syaikh Muhammad al-Ghazali (dalam al-Bayanuni, 1993: 15),

dakwah adalah “ Program sempurna yang menghimpun semua pengetahuan

yang dibutuhkan oleh manusia di semua bidang, agar ia dapat memahami

tujuan hidupnya serta mnyelediki petunjuk jalan yang mengarahkannya

menjadi orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Sedangkann menurut HSM Nasaruddin Latif (1971: 11), dakwah adalah

“setiap usaha atau aktivitas dengan lisan, tulisan dan lainnya yang bersifat

menyeru, mengajak, memanggil manusia untuk beriman dan menaati

Allahsesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak Islamiyah”.

Secara umum, definisi dakwah yang dikemukakan para ahli di atas

menunjukkan pada kegiatan yang menunjuk pada kegiatan yang bertujuan

perubahan positif dalam diri manusia. Perubahan positif ini diwujudkan dengan

peningkatan iman, mengingat sasaran dakwah adalah iman. Berdasarkan pada

rumusan beberapa definisi di atas, maka secara singkat, Dakwah adalah

kegiatan penningkatan iman menurut syariat Islam.

b. Dakwah bil Hal

Ada beberapa pengertian tentang dakwah bil-hal. Secara harfiah dakwah

bil-hal berarti menyampaikan ajaran Islam dengan amaliah nyata1 dan bukan

tandingan dakwah bil-lisan tetapi saling melengkapi antara keduanya.

Dalam pengertian lebih luas dakwah bil-hal, dimaksudkan sebagai

keseluruhan upaya mengajak orang secara sendiri-sendiri maupun berkelompok

2

Page 3: Dakwah Done

untuk mengembangkan diri dan masyarakat dalam rangka mewujudkan tatanan

sosial ekonomi dan kebutuhan yang lebih baik menurut tuntunan Islam, yang

berarti banyak menekankan pada masalah kemasyarakatan seperti kemiskinan,

kebodohan, keterbelakangan dengan wujud amal nyata terhadap sasaran dakwah

Dalam Muyawarah Nasional pada 1985 dan Rakernas 1987, MUI telah

mengambil keputusan tentang program "dakwah bi al-hal". Salah satu

rumusannya disebutkan bahwa tujuan "dakwah bi al-hal", antara lain,"untuk

meningkatkan harkat dan martabat umat, terutama kaum duafa atau kaum

berpenghasilan rendah.

B. Setiap Muslim Adalah Da’i

KATAKANLAH : " Inilah jalan (agama ) ku, aku dan orang-orang

yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang

nyata ,Maha Suci Allah , dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik

( QS. Yusuf:108).

Ayat yang turun di Makkah ini secara tegas menyatakan bahwa dakwah

merupakan sunnah, jalan, dan cara hidup ( way of life ) Rasululah ,Ibnu Katsir

dalam tafsirnya menjelaskan , dengan ayat ini Allah  menyuruh Rasululah  agar

mendeglarasikan kepada jin dan manusia bahwa inilah satu-satu nya jalan

beliau.Yakni, menyeru kepada tauhid .Setiap orang yang mengikuti beliau pun

harus menyeru kepada apa yang diserukan beliau .

Setiap muslim adalah Da'i. Sebab, setiap muslim berkewajiban untuk

melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar. Hal ini senada dengan penegasan Allah

dalam lantunan firman-Nya, 

3

Page 4: Dakwah Done

"Kalian adalah sebaik-baiknya umat yang dilahirkan bagi manusia, kalian

menyuruh (berbuat) kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran dan kalian

beriman kepada Allah." (QS. Ali Imran [3] : 110).

Maksud utama dari ayat ini adalah menegaskan pentingnya amar ma'ruf

nahi munkar bagi umat ini. Karenanya perintah ini disebutkan lebih dahulu. Jadi

syarat utama agar umat ini menjadi lebih mulia daripada umat lainnya, maka kita

harus melakukan perintah tersebut. Andaikata tidak, maka tidaklah pantas bagi

kita memperoleh kehormatan.

Sayang, pemahaman kewajiban dakwah pada umumnya dipahami hanya

untuk orang tertentu yakni para ustadz atau kiayi. Maka pantas jika ada ungkapan

seseorang yang melihat kemaksiyatan, "Itu bukan urusan saya, tapi urusan ustadz

atau kiayi." Padahal merujuk ayat diatas jelas bahwa dakwah merupakan

kewajiban bagi setiap orang. Hal ini ditegaskan pula dalam hadits. 

Dari Abu Said Al-Khudri ra berkata, aku mendengar Rasulullah

bersabda, "Barang siapa melihat kemunkaran dilakukan dihadapannya maka

hendaklah ia mencegah dengan tangannya, jika tidak mampu cegahlah dengan

lidahnya, jika tidak mampu maka hendaklah dia merasa benci di dalam hatinya,

dan ini selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim).

Selain menegaskan kewajiban dakwah, hadits itu mejelaskan pula tentang proses

pelaksanaan dakwah yaitu sesuai kemampuannya.

Media Dakwah

Pemahaman yang kurang pas tentang kewajiban dakwah kita luruskan disini.

Persepsi yang kurang tepat ini menilai bahwa dakwah adalah ceramahnya

seseorang di atas mimbar atau di depan jemaah banyak. Tabligh akbar misalnya.

4

Page 5: Dakwah Done

Dari itu, mereka berpikir dirinya tidak wajib berdakwah karena tidak bisa seperti

yang para ustadz atau kiayi lakukan. Padahal, itu hanya salah satu bentuk media

dakwah saja dan dikaji sebagai level dakwah ummah.

Selama ini banyak orang memahami bahwa berdakwah adalah berceramah di

depan jemaah merupakan suatu bentuk media dakwah, yakni dakwah secara

langsung. Hanya saja levelnya bertingkat. Kita yang tidak mampu dakwah

langsung dihadapan jemaah banyak, masih tetap menyandang hukum wajib

berdakwah. Minimal kita harus mampu melaksanakan dakwah nafsiyah (diri

sendiri) dan dakwah fardiyah (orang per orang). Bukankah Allah menyuruh kita

untuk saling menasehati di antara kita. Sebagaimana firman-Nya,

"... Dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati

supaya menetapi kesabaran.(QS. Al-'Ashr [103] : 3).

Sederhananya, lakukanlah kewajiban dakwah kepada orang-orang terdekat,

terutama keluarga.

Bagi mereka yang tidak mampu dakwah secara langsung di depan jemaah,

mereka masih dapat melakukan dakwah lewat media lain. Media cetak itulah

bentuk kedua media dakwah yang bisa kita lakukan. Mereka yang gemar menulis,

lakukanlah dakwah lewat tulisan. Esensinya sama dengan dakwah langsung yaitu

menyampaikan ajaran-ajaran Islam. Masukan tulisan-tulisan kita ke media cetak

dengan harapan ilmu yang kita tulis diraih banyak orang.

Selain itu media dakwah adalah elektronik. TV, Film dan radio dapat kita jadikan

sebagai media transformasi ajaran Islam. Namun, kemungkinan hanya sedikit

mereka yang mampu melakukan dakwah dengan media elektronik.

5

Page 6: Dakwah Done

C. Bekerja Adalah Dakwah

Bekerja adalah bagian dari ibadah dan jihad, jika sang pekerja bersikap konsisten

terhadap peraturan Allah, suci niatnya, dan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

diri, keluarga bahkan masyarakat dan negara. Dengan bekerja , masyarakat dapat

melakukan tugas kekhalifahan, menjaga diri dari maksiat, dan meraih tujuan yang

lebih besar.

“…kalau ada seeorang keluar dari rumahnya untuk bekerja guna membiaya

anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha fisabilillah. Jikalau ia bekerja

untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itupun

fisabilillah. Tetapi apabila ia bekerja untuk pamer atau untuk bermegah-

megahan, maka itulah fisabili syaithan atau karena mengikuti jalan

Syaithan.” (HR. Thabrani)

Ketahuilah Sesungguhnya Bekerja Itu Adalah Ibadah. 

“Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku

penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari

kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku

tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu

Majah)

Dalam pandangan Islam, bekerja merupakan suatu tugas yang mulia, yang akan

membawa diri seseorang pada posisi terhormat, bernilai, baik di mata Allah SWT

maupun di mata kaumnya. Oleh sebab itulah, Islam menegaskan bahwa bekerja

merupakan sebuah kewajiban yang setingkat dengan Ibadah.

Orang yang bekerja akan mendapat pahala sebagaimana orang beribadah.

Lantaran manusia yang mau bekerja dan berusaha keras untuk menghidupi diri

sendiri dan keluarganya, akan dengan sendirinya hidup tentram dan damai dalam

masyarakat. Sedangkan dalam pandangan Allah SWT, seorang pekerja keras di

jalan yang diridhai Allah tentu lebih utama ketimbang orang yang hanya

melakukan ibadah (berdo’a saja misalnya), tanpa mau bekerja dan berusaha,

sehingga hidupnya melarat penuh kemiskinan

6

Page 7: Dakwah Done

Kerja adalah Ibadah, merupakan satu kesatuan yang tidak boleh terpisah Kita

tidak mengartikan bahwa kerja itu adalah untuk dunia sedangkan ibadah adalah

soal akhirat. Pekerjaan yang dilakukan diperusahaan ini juga berupa ibadah.

Bukan semata mencari materi kerja dan ibadah adalah satu hal yang tak boleh

terpisah.

Untuk mewujudkan bahwa kerja adalah ibadah dibutuhkan 5 pilar yaitu tauhid,

amanah, ikhlas, adil dan istiqamah.

1. Tauhid

Makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya yang benar dengan

segala kekhususannya. Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa

banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat,

para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun

seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu- satunya

sesembahan saja.

Sebagaimana Allah SWT berfirman yang artinya: 

“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaidah Kami

meminta pertolongan ”(QS. Al Fatihah: 5)

2. Amanah

Dalam Islam, amanah adalah tuntutan iman yang harus di pegang teguh.

Seseorang yang amanah akan berusaha untuk memenuhi dasar, kode etika,

undang-undang dan janji-janji mereka. Sabda Rasulullah Saw. menegaskan

tentang amanah yang artinya: “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan

amanah dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.”(Ahmad

dan Ibnu Hibban)

7

Page 8: Dakwah Done

3. Ikhlas

Seseorang yang ikhlas akan menghadap kepada Allah dengan hatinva dan hanya

ingin mendapatkan keridhaan Allah SWT atas setiap perbuatan, langkah, kata-

kata, dan doanya. Jadi, seseorang itu benar-benar yakin kepada Allah dan hanya

mencari kebajikan semata. Allah SWT berfirman tentang keiklasan yang

artinya: “ Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai

karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka

sempurnalah imannya.”(HR. Abu Dawud)

4. Adil

Adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran. Dengan

demikian orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan standar hukum baik

hukum agama, hukum positif (hukum negara),maupun hukum sosial (hukum

adat) yang berlaku.

Sebagaimana dalam Al Quran, kata adil dikatakan yang artinya: 

“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka

damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat

aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat

aniaya itu,sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah, jika golongan

itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya

dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang berlaku adil. ” (QS. Al Hujurat: 9).

8

Page 9: Dakwah Done

Dengan demikian, orang yang adil selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang

tidak memihak kecuali kepada kebenaran. Bukan berpihak karena pertemanan,

persamaan suku, bangsa maupun agama.

5. Istiqomah

Istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak

berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua

bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk

larangan Allah.

Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah finnan Allah Ta

‘ala,

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah ”

kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun

kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan

janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh)

surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. ”(QS. Fushilat: 30)

Bekerja untuk ibadah, ibadah yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah semata

akan membawakan keberkahan dalam ibadahnya. Dan yakinlah bahwa Allah tahu

apa yang kita butuhkan. Jika kita bekerja dengan ikhlas, Insya Allah rejeki akan

datang lebih banyak lagi dari jalan yang tidak di duga-duga.

Allah SWT berfirman yang artinya: 

9

Page 10: Dakwah Done

“Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan

semesta alam, ”(QS. AlAn’am : 162)

Manusia hidup untuk ibadah dan dakwah. Manusia yang beruntung yaitu yang

beriman, beramal shaleh dan juga saling mengingatkan atau dakwah. Segala

aktivitas berupa training, coaching, teaching adalah bagian dari dakwah juga.

Manusia diciptakan tujuannya untuk beribadah kepada Allah dengan

sebagaimana dengan firman Allah SWT yang artinya:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah-Ku”(QS. Adz Dzarriyat: 56)

Aktivitas hidup akan bernilai ibadah jika dikerjakan sesuai aturan. Islam

mengatur sampai hal yang kecil sampai ke hal yang besar seperti masuk toilet,

makan dan sebagainya. Semua ada aturannya. Hal ini sesuai dengan mengutip

firman Allah SWT yang artinya : 

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan

ulil amri di antara kamu.” (QS. An Nisa : 59) 

10

Page 11: Dakwah Done

Mengimplementasikan kerja merupakan ibadah ini dalam keseharian aktivitas

harus dimulai dari hal yang kecil. Rasanya masih banyak hal yang perlu

diperbaiki dalam aktivitas keseharian kita misalnya tentang tepat waktu.

Tiga kriteria kerja ibadah yaitu diawali dengan niat yang baik, dikerjakan dengan

cara yang baik dan digunakan untuk hal yang baik.

Beliau pun mengutip dua ayat dari Al Qur’an yaitu: “Ya Tuhanku, berilah aku

ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan

kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal

shaleh yang Engkau ridai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam

golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh ”.(QS. An Naml: 19)

“Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan

dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya

kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka

dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. ”(QS. An

Nahl: 97)

D. Kewajiban Mengembangkan dan Menyampaikan Ilmu Keperawatan

Profesi perawat merupakan pekerjaan yang mulia. Menurut hunderson, tugas unik

perawat ialah membantu individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit melalui

berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau

proses meninggal dengan damai.

Keperawatan juga merupakan manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan

kesehatan yang didasarkan pada keimanan, keilmuan, dan amal serta kiat

keperawatan bernbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-kultural-spiritual yang

komprehensif. Di dalam islam keperawatan tidak dapat di pisahkan dari ajaran

islam secara keseluruhan.

Seiring perkembangan kekhalifahan Islam, klasifikasi perkembangan dunia

keperawatan dalam dunia islam terbagi dalam:

1. Masa penyebaran islam (the islamic period) 570-632 M

11

Page 12: Dakwah Done

Pada masa ini keperawatan sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (hoy

wars), pada masa ini Rufaidah binti Sa’ad memberikan konstribusinya

kepada dunia keperawatan

2. Masa setelah Nabi (post prophetic era) 632-1000 M

Masa ini setelah nabi wafat. Pada masa ini lebih didominasi oleh kedokteran

dan mulai muncul tokoh-tokoh islam dalam dunia kedokteran seperti Ibnu

Sina (Avicenna), dan Abu Bakar Ibnu Zakariya Ar-Razi (Ae-Razi).

3. Masa pertengahan 1000-1500 M

Pada masa ini negara-negara di Jazirah Arab membangun rumah sakit dengan

baik dan memperkenalkan metode perawatan orang sakit. Di masa ini mulai

ada pemisahan antara kamar perawatan laki-laki dan perempuan dan sampai

sekarang banyak diikuti semua rumah sakit di seluruh dunia.

Dalam surat al-Isra' ayat 84 Allah berfirman :

"Katakanlah Tiaptiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing

maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya"

Dalam firman tersebut ada kata Syakilatih yang berarti keadaannya masing-

masing. Oleh Hamka kata "Syakilatih" diartikan bakat atau bawaan. Jika

dipahami secara mendalam dan dikaitkan dengan kondisi sekarang, bakat

bawaan seseorang yang didukung dengan situasi lingkungan dan

dikembangkan maka akan berubah menjadi kemampuan profesional. Jika

dihubungkan dengan dakwah bil-hal maka masing-masing muslim

hendaknya berdakwah menurut kemampuan dan profesi mereka. Seperti

dikatakan Muhammad Abu Zahroh, sebagai contoh, seorang dokter

berdakwah dengan keahliannya13 dalam masalah pengobatan medis,seorang

perawat berdakwah dengan keahliannya dalam merawat pasien.

12

Page 13: Dakwah Done

Perwujudan Dakwah dalam Keperawatan

1. Mendengarkan kekhawatiran,perasaan pasien

2. Menyediakan lingkungan yang aman dan mendengarkan ekspresi perasaan

dan pengalaman mengenai penyakit dan pengobatannya

3. Merujuk untuk kunjungan rohaniawan untuk binaan rhani seperti zikir,doa,dll.

4. Mengingatkan waktu sholat

5. Membaca kitab suci

6. Perawatan sebelum ajal,dll.

13

Page 14: Dakwah Done

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Tanamkanlah dalam diri kita masing-masing bahwa dakwah dapat kita

lakukan. Masalah media dan level dakwah kita kembalikan pada kemampuan

diri. Bagi mereka yang mampu langsung, media cetak atau elektronik lakukanlah

sekemampuannya. Jelas tidak ada kata untuk mengingkari kewajiban dakwah.

Kerja adalah Ibadah, merupakan satu kesatuan yang tidak boleh terpisah

Kita tidak mengartikan bahwa kerja itu adalah untuk dunia sedangkan ibadah

adalah soal akhirat. Pekerjaan yang dilakukan diperusahaan ini juga berupa

ibadah. Bukan semata mencari materi kerja dan ibadah adalah satu hal yang tak

boleh terpisah.

14

Page 15: Dakwah Done

DAFTAR PUSTAKA

Aplikasia, Jumal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. Ill, No. 2 Desember 2002:182-192

Al-Qur’an dan Tafsirnya

Aziz, Moh. Ali. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.

Hamka, To/sir Al-Azhar, Juz XV, (Surabaya : Pustaka Islam, 1984), p. 116.

Kumpulan Hadist

Muhammad Abu Zahroh, Al Dakwah Hal Islam, (Libanon: Dar al-Fikr, tt), p. 129

15