contoh bab i sampai bab iii karya tulis tentang bukit batu kasongan kalimantan tengah

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peradaban manusia dalam kehidupan sedikit demi sedikit mengalami perubahan. Perubahan tersebut disebabkan oleh pola hidup manusia yang semakin maju sesuai dengan perkembangan zaman. Agar tidak terisolasi dan tidak ketinggalan zaman semua orang pastinya harus mengikuti perkembangan zaman yang ada bukan ? Begitu pula kehidupan masyarakat di Kalimantan Tengah yang selalu mengikuti perkembangan zaman dan tren-tren yang ada. Dengan begitu, masyarakat Kalimantan Tengah tidak akan terisolasi dari perkembangan zaman yang ada. Namun, hal tersebut memiliki dampak negatif bagi kebudayaan daerah, khususnya terhadap aset-aset budaya daerah yang ada di Kalimantan Tengah. Dengan adanya tren- tren baru, masyarakat banyak yang melupakan aset-aset budayanya dan lebih beralih ke tren baru tersebut. Bahkan, ada di antara anak muda yang ada di Kalimantan Tengah tidak terlalu mengenal aset budaya yang ada di daerahnya. Terkait dengan pembahasan yang diatas maka, dalam penulisan karya tulis ini penulis ingin mengangkat judul karya tulis tentang “Taman Wisata Bukit Batu Kasongan Kabupaten Katingan”. 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan uraian yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan fokus penelitian dalam penulisan karya tulis ini yaitu “Bagaiamana sejarah asal usul 1

Upload: erwin-david

Post on 28-Jan-2016

40 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Contoh Karya Tulis Tentang Bukit Batu, Kasongan, Kalteng

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peradaban manusia dalam kehidupan sedikit demi sedikit mengalami perubahan.

Perubahan tersebut disebabkan oleh pola hidup manusia yang semakin maju sesuai

dengan perkembangan zaman.

Agar tidak terisolasi dan tidak ketinggalan zaman semua orang pastinya harus

mengikuti perkembangan zaman yang ada bukan ? Begitu pula kehidupan masyarakat di

Kalimantan Tengah yang selalu mengikuti perkembangan zaman dan tren-tren yang ada.

Dengan begitu, masyarakat Kalimantan Tengah tidak akan terisolasi dari perkembangan

zaman yang ada.

Namun, hal tersebut memiliki dampak negatif bagi kebudayaan daerah,

khususnya terhadap aset-aset budaya daerah yang ada di Kalimantan Tengah. Dengan

adanya tren-tren baru, masyarakat banyak yang melupakan aset-aset budayanya dan lebih

beralih ke tren baru tersebut. Bahkan, ada di antara anak muda yang ada di Kalimantan

Tengah tidak terlalu mengenal aset budaya yang ada di daerahnya.

Terkait dengan pembahasan yang diatas maka, dalam penulisan karya tulis ini

penulis ingin mengangkat judul karya tulis tentang “Taman Wisata Bukit Batu

Kasongan Kabupaten Katingan”.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, maka dapat

dikemukakan fokus penelitian dalam penulisan karya tulis ini yaitu “Bagaiamana sejarah

asal usul taman wisata bukit batu di Kasongan Kabupaten Katingan dan objek apa saja

yang ada di dalamnya”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dapat diambil dari uraian latar belakang dan fokus

penelitian di atas, maka dapat dikemukakan tujuan dalam penulisan karya tulis ini yaitu

“Untuk mengetahui bagaiaman sejarah asal usul taman wisata bukit batu di Kasongan

Kabupaten Katingan dan objek apa saja yang ada di dalamnya”.

1

Page 2: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka manfaat yang

penulis harapkan adalah sebagai berikut;

1. Bermanfaat bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan pada lembaga pendidikan

sekolah yang dipimpinnya.

2. Bermanfaat bagi siswa/siswi, sebagai salah satu bahan untuk menambah wawasan

tentang aset budaya yang ada di daerahnya.

2

Page 3: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Taman Wisata Bukit Batu

Cerita panjang yang melatar belakangi munculnya pertapaan Bukit Batu tersebut

diawali dengan kisah seorang penduduk desa Tumbang Liting yang bernama Burut Ules.

Ia seorang yang bakaji. Pada suatu hari, seorang diri ia pergi menuju ke suatu tempat

untuk membuka lahan perladangan. Tanpa kawan, ia kerja keras, membabat hutan,

membangun pondok untuk tempat beristirahat,  tanpa melupakan tradisi leluhurnya yaitu

memohon izin terlebih dahulu kepada segala mahluk yang tidak terlihat oleh mata

jasmani, penunggu daerah tersebut.

Suatu siang ketika Burut Ules merasa lelah, beristirahatlah ia sejenak di bawah

sebuah pohon rindang yang tinggi dan telah berusia ratusan tahun. Dengan posisi tiduran

sambil berbantalkan tangan, matanya menerawang jauh ke depan. Matahari bersinar

terik, namun karena  berada di rimba raya,  sepoi-sepoi  angin menyentuh lembut

kulitnya, sejuk  terasa, dan  kantuk mulai datang menyerang. Akan tetapi ketika Burut

Ules nyaris terlelap, ia terperanjat  dan langsung melompat bangkit. Dilihatnya tujuh

perempuan cantik yang sangat menawan turun dari langit langsung menuju telaga yang

ada didekatnya. Saat itu hujan rintik-rintik namun matahari masih bersinar dengan

teriknya. Menyaksikan hal tersebut dengan mengendap-ngendap Burut Ules mendekati

telaga.  Sambil bersembunyi ia mengintip rombongan kecil tersebut. Gadis-gadis itu

langsung membuka pakaian, besaluka  tanpa penutup dada,  dan terjun  berenang, ceria,

penuh tawa canda nan meriah. Burut Ules terpana, mata tak berkedip menyaksikan

pemandangan itu. Salah seorang yang nampak paling muda dalam kelompok itu, gerak

geriknya membuat Burut Ules sangat terpesona. Tanpa sepengetahuan si gadis, matanya

menatap tajam ke arah sang dara. Saat itu juga Burut Ules langsung jatuh cinta. Setelah

puas mandi dan berenang, kelompok kecil itu naik ke darat, kembali  berpakaian dan

melompat ke angkasa menuju langit. Sejak saat itu Burut Ules menjadi susah, resah,

gelisah. Ia sangat menyesali dirinya mengapa pada saat itu tidak langsung memeluk si

perempuan bungsu yang sedang mengenakan pakaiannya seusai mandi, padahal jarak

antara mereka tidak jauh. Rasa sesal tersebut sangat menderanya hingga tidur tak

nyenyak makan pun ia tak kenyang.

Suatu hari ketika matahari sedang bersinar terik dan turun hujan rintik-rintik,

bergegas Burut Ules ke semak-semak menunggu dan mengamati telaga tempat idaman

hatinya mandi. Usaha dan penantiannya tidak sia-sia, tidak lama kemudian di angkasa

terlihat buah hatinya dengan saudara-saudaranya menukik menuju telaga. Menyaksikan

3

Page 4: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

hal tersebut, jantung Burut Ules nyaris copot. Pelan-pelan Burut Ules menarik nafas

panjang untuk menenangkan diri. Kemudian Burut Ules melihat  adegan ulangan yang

pernah ia saksikan. Ketujuh dara yang baru tiba langsung membuka pakaian, dengan

ceria terjun ke telaga, mandi sambil berenang, penuh tawa ria. Namun ketika mereka

menginjak tanah kembali untuk berpakaian, ketika itu pula Burut Ules mendadak muncul

diantara mereka dan serta merta memeluk buah hatinya. Kepanikan pun terjadi,

kelompok kecil tersebut tergesa-gesa memakai pakaiannya masing-masing langsung

lompat menuju langit dengan meninggalkan si adik bungsu yang ketakutan dalam

pelukan erat Burut Ules. Ketika semua kakaknya telah pergi meninggalkannya, si bungsu

berkata kepada Burut Ules “Mengapa aku kau sekap? Apa salahku? Dan apa maumu?

Bila kau ingin membunuhku, silahkan bunuh aku, aku tak akan melawan”. Burut Ules

tak mampu menjawab pertanyaan beruntun itu, ia hanya menjawab singkat, bahwa ia

mencintai dan ingin menikahinya. Si bungsu langsung membalas pelukan Burut Ules dan

resmilah mereka menjadi suami isteri. Selanjutnya Burut Ules sibuk menyembunyikan

pakaian yang pernah dipakai oleh isterinya saat pertama mereka bertemu. Ia khawatir

isterinya akan meninggalkannya apabila pakaian tersebut dipakai lagi oleh isterinya.

Untuk selanjutnya pakaian baru yang terbuat dari kulit kayu, yang ia berikan kepada

isterinya. Singkat cerita, isteri Burut Ules hamil dan lahirlah seorang anak laki-laki.

Burut Ules hidup bahagia bersama anak dan isterinya.

Suatu hari muncul seorang pemuda, mamut menteng, hitam, tinggi besar

mengunjungi keluarga itu. Isteri Burut Ules mengenalkan kepada suaminya bahwa

pemuda tersebut adalah salah seorang saudaranya yang datang untuk mengunjungi

mereka. Burut Ules menerima kehadiran pemuda tersebut dengan baik, bahkan pemuda

itu diizinkan turut menginap di rumahnya.Namun, lama kelamaan Burut Ules merasa

curiga karena setiap mandi di telaga, mereka selalu pergi berdua, berenang ceria, dan

hanya berdua. Anak mereka yang masih bayi  ditinggal begitu saja di gubuk. Rasa

cemburu mulai muncul, namun apabila Burut Ules menanyakan hal tersebut, isterinya

selalu memberikan jawaban yang sama, bahwa pemuda tersebut benar saudaranya.

Teguran untuk mandi renang berdua di telaga telah diberikan, namun acara renang

bersama tetap juga berlanjut. Timbul kemarahan Burut Ules.

Suatu hari, pada saat yang tepat, Burut Ules menikam pemuda hitam  tinggi besar

tersebut dengan tombak hingga tewas dan seketika jasadnya gaib. Sekalipun tombak

yang dipakai untuk membunuh telah disembunyikan, namun hal itu diketahui juga oleh

isterinya. Ketika Burut Ules pulang ke rumah, dijumpainya isterinya berdiri di hejan 

sambil menggendong anak lelaki mereka satu-satunya. 

4

Page 5: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

Ketika melihat Burut Ules datang, dengan nada penuh duka  isterinya mengatakan bahwa

ia sangat sedih dan kecewa karena suaminya tidak lagi mempercayainya bahkan tega

membunuh saudaranya. Oleh karena itu ia bertekad untuk pulang ketempat asalnya

dengan membawa serta putra mereka. Sebelum pergi, masih sempat isterinya berpesan

bahwa kelak dikemudian hari apabila anak turunan Burut Ules membutuhkan

bantuannya, maka anak semata wayang mereka akan selalu siap membantu. Dikatakan

pula bahwa kelak apabila anak mereka telah dewasa, ia tidak dapat hidup dan berdiam di

alam dimana ibunya berada  karena ayah dan ibunya berasal dari alam yang berbeda.

Oleh karena itu apabila anak mereka telah dewasa, ia akan kembali ke alam ayahnya.

Setelah berkata demikian anak dan ibu lenyap dari pandangan mata Burut Ules dan Burut

Ules menjadi sedih tak terhingga. Sesal kemudian tak berguna. Burut Ules mencoba

bangkit dari kesedihannya. Hari-harinya ia habiskan untuk kerja keras, letih tidur dan

kerja lagi, kerja, kerja, dan terus bekerja. Begitu seluruh waktunya ia lalui untuk bekerja

mengurus ladang, menangkap ikan, dan banyak kegiatan lain yang ia lakukan. Waktu

berlalu, sedikit demi sedikit Burut Ules mampu bangkit kembali dari kesedihan akibat

ditinggal pergi oleh isteri dan anaknya. Kemudian kawinlah ia dengan anak Kutat. Dari

perkawinan ini lahirlah dua orang anak, seorang laki-laki dan seorang perempuan.

Diyakini bahwa hingga kini Burut Ules tidak pernah meninggal dunia tetapi gaib ke alam

lain.

Suatu hari di Teluk Derep, Tumbang Kasongan, terdengar suara gemuruh

halilintar memekakkan telinga. Petir kilat sambar menyambar. Saat itu sebuah batu besar

diturunkan dari langit. Diyakini bahwa anak Burut Ules yang telah gaib bersama isteri

pertamanya, saat itu telah dewasa. Sesuai janji, apabila telah  dewasa ia akan  kembali ke

alam tempat bapaknya bertempat tinggal, maka janji itu telah ditepati. Batu yang

diturunkan dari langit yang kemudian terkenal dengan nama Bukit Batu diyakini sebagai

tempat kediamannya, walau tak terlihat dengan mata jasmani, namun ia ada di sana

sebagai Raja dan penguasa daerah tersebut.

2.2 Pertapaan Cjilik Riwut

Riwut Dahiang yang bertempat tinggal di daerah Sungai Sala, sangat

mendambakan anak laki-laki. Keinginan tersebut demikian kuat dan mendalam. Walau

berkali-kali Piai Riwut isterinya telah melahirkan anak, namun apabila anak laki-laki

yang lahir, selalu saja meninggal dunia dalam usia balita. Keinginan yang sedemikian

kuat membawa Riwut Dahiang bermohon dengan khusuk kepada Hatalla . Maka pergilah

ia menuju ke suatu tempat keramat yaitu Bukit Batu. Di tempat itu Riwut Dahiang

balampah  dan bermohon untuk diberikan seorang putera laki-laki. Wangsit yang

5

Page 6: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

diperoleh menyatakan bahwa kelak di kemudian hari putra lelaki yang sangat

didambakan itu akan mengemban tugas khusus bagi masyarakat sukunya. Tanggal 2

Pebruari 1918, anak laki-laki yang sangat diharapkan lahir dengan selamat di sebuah

kebun durian Kampung Katunen Kasongan Kalimantan Tengah.

Sejak kecil oleh ayahnya, Tjilik Riwut sering diajak ke Bukit Batu sehingga bagi

Tjilik Riwut kecil tempat itu sudah tidak asing lagi baginya. Setelah melampaui usia

balita, ketika sedang bermain-main dengan teman seusia, terkadang Tjilik Riwut begitu

saja pergi meninggalkan teman-temannya menuju Bukit Batu. Entah apa yang ia lakukan

disana, tak seorang pun tahu. Ketika menginjak usia remaja, Tjilik Riwut mulai 

mengikuti tradisi orang tuanya, pergilah Tjilik Riwut seorang diri menuju Bukit Batu. Di

Bukit Batu ia balampah. Wangsit pertama yang ia peroleh mengarahkannya untuk

menyeberang laut menuju pulau Jawa. Ketika itu komunikasi dan transportasi dari

pedalaman Kalimantan ke Jawa  amatlah sulitnya. Dapat dikatakan hanya impian.

Jangankan ke pulau Jawa, menuju Banjarmasin yang juga berada di pulau yang sama

yaitu Kalimantan membutuhkan perjuangan. Tjilik Riwut tak kenal putus asa, halangan

dan kesulitan yang menghadang ia anggap sebagai tantangan. Segala macam cara telah ia

lakukan baik berjalan kaki menerobos rimba, naik perahu dan rakit, asalkan bisa

mencapai pulau Jawa. Akhirnya sampai juga ia ke Banjarmasin. Singkat cerita, ketika

sampai di Banjarmasin, Tjilik Riwut berusaha mendapatkan pekerjaan yang ada peluang

untuk menghantarkannya ke Pulau Jawa.

Pada tahun 1942 di Banjarmasin, tengah malam ketika semua orang sedang tidur,

Tjilik Riwut bangun dari tidurnya dan langsung membangunkan kawan-kawannya yang

sedang terlelap tidur. Dengan begitu yakin Tjilik Riwut mengatakan kepada kawan-

kawannya bahwa ayahndanya Riwut Dahiang malam ini telah dipanggil Yang Kuasa.

Tentu saja semua kawan-kawannya terheran-heran, tak satupun yang percaya bahkan

mengira bahwa Tjilik Riwut sedang mimpi. Namun dengan mantap dan penuh keyakinan

sekali lagi ia mengatakan bahwa semua ini benar karena penguasa Bukit Batu baru saja

datang menemuinya  menyampaikan pesan tersebut dan mengatakan bahwa sejak saat itu

Tjilik Riwut adalah teman terdekatnya. Tjilik Riwut meminta teman-temannya untuk

mencatat kejadian tersebut lengkap dengan tanggal dan jam terjadinya peristiwa.

Djainudin, Essel Djelau dan seorang teman lagi langsung mencatat walau tidak begitu

yakin bahwa apa yang dialami Tjilik Riwut tersebut benar terjadi. Untuk mengecek

kebenaran firasat tersebut hanya mungkin apabila ada seorang warga yang berasal dari

Kasongan datang ke Banjarmasin. Saat itu komunikasi tidak semudah saat ini.

6

Page 7: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

Belum ada telepon, belum ada layanan pos, pengiriman berita mungkin terjadi apabila

ada kenalan yang datang dari kampung halaman. Suatu hari ketika seorang kawan datang

dari Kasongan ke Banjarmasin, Tjilik Riwut bergegas menanyakan keadaan orang

tuanya. Memang benar pada saat firasat dirasakan, pada saat itulah ayah tercintanya pergi

menghadap ke hadirat Illahi.

Di masa Revolusi ketika Tjilik Riwut telah berhasil mencapai pulau Jawa bahkan

telah terlibat aktif dalam perjuangan menantang Belanda, dalam suatu kesempatan ia

pulang kampung dan balampah di Bukit Batu. Ia mohon petunjuk dalam perjuangannya

melawan penjajah. Dalam kesempatan itupun Tjilik Riwut bernazar untuk tidak menikah

sebelum Indonesia merdeka . Sesuatu ia peroleh begitu usai balampah yaitu sebuah batu

berbentuk daun telinga. Wangsit yang ia peroleh mengatakan bahwa batu tersebut dapat

digunakan untuk mendengarkan dan memonitor musuh apabila diletakkan pada daun

telinganya. Namun setelah kemerdekaan diperoleh oleh bangsa Indonesia, batu telinga

itu pun gaib.

7

Page 8: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

2.3 Objek-Objek Yang Dapat Ditemui Di Taman Wisata Bukit Batu Kasongan

Kabupaten Katingan

2.3.1 Batu Banama

Memasuki areal bukit batu ini kita akan disambut oleh sebuah batu yang

bernama BATU BANAMA – Banama dalam bahasa Sangiang artinya perahu besar.

Batu ini adalah pintu gerbang untuk masuk ke lingkungan Bukit Batu. Kalau dilihat dari

depan bentuknya mirip dengan peta Propinsi Kalimantan Tengah, dan batu ini juga

menunjukan jumlah anak sungai yang ada di Kalimantan yang berjumlah 9

2.3.2 Batu Keramat

BATU KERAMAT – Batu ini mempunyai hubungan erat dengan riwayat hidup

Pahlawan Nasional Tjilik Riwut dari Suku Dayak Kalimantan Tengah.

2.3.3 Batu Sial

8

Page 9: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

BATU SIAL – konon batu ini adalah tempat orang membuang sial, barang siapa yang

mempunyai kesialan hidup maka dia dapat membuangnya dengan cara berniat menaiki

batu ini. Sesampainya diatus batu dia “MELAHAP” – atau teriakan khas Dayak

sebanyak tiga kali.

2.3.4 Pasah Patahu

PASAH PATAHU -  Rumah kecil tempat menaruh sesaji untuk para roh yang ada

disana.

2.3.5 Batu Dewa

9

Page 10: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

BATU DEWA - konon apabila berniat baik memohon sesuatu dan bisa menaiki batu ini

niscaya akan terwujud.

2.3.6 Batu Penyang

BATU PENYANG – Batu ini berfungsi sebagai tempat meminta pegangan kekuatan

mental spiritual dan keberanian dalam menghadapi musuh atau masalah disepanjang kita

meyakini dengan niat baik.

2.3.7 Batu Darung Bawan

10

Page 11: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

BATU DARUNG BAWAN – Darung Bawan adalah orang yang paling gagah berani

dalam kebenaran setingkat dengan Bandar Rambang, termasuk orang gaib sebagai

penghuni dari Bukit Batu Manuah.

2.3.8 Batu Gaib/Bertapa

BATU GAIB/BERTAPA – Batu ini didiami oleh Roh gaib yang dapat menolong

manusia dalam bentuk wahyu dan memberikan barang pusaka. Apabila pantangan dalam

pemberian pusaka itu dilanggar maka barang pusaka akan hilang/gaib.

2.3. 9 Tempat Cjilik Riwut Bertapa

11

Page 12: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

Konon disinilah tempat Cjilik Riwut bertapa(Balampah)

2.3.10 Batu Nyapau

BATU NYAPAU(ATAP) – Menurut cerita rakyat sekitar, disinilah tempat Cjilik riwut

beristirahat setelah melakukan pertapaan.

2.3.11 Batu Raja

12

Page 13: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

BATU RAJA - Apabila seseorang berjodoh dari batu ini akan muncul berupa batu

kerikil. Jika seseorang pemimpin mendapatkan batu ini maka ia akan bersifat adil dan

bijaksana.

2.3.12 Batu Kamiak

BATU KAMIAK – Konon di atas batu ini tempat Burung Kamiak/Tambulanak

bertengger untuk menjaga alam sekitarnya. Orang-orang yang berkunjung ke Taman

Wisata ini tidak boleh berbicara hal-hal yang kurang baik, karena dia selaku penjaga

disitu tidak menyukainya. Burung Kamiak ini akan marah apabila pantangannya

dilanggar.

2.3.13 Batu Tingkes/Nenung Pambelum

13

Page 14: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

BATU TINGKES/NENUNG PAMBELUM – Apabila dapat masuk dan keluar dari

batu ini maka kehidupan akan senang dan bahagia serta terkabul keinginannya.

2.3.14 Balai Keramat

BALAI KERAMAT – Apabila orang bernazar dan ingin mendapatkan pangkat yang

tinggi dalam pekerjaannya, dan apabila terkabul cita-citanya maka ia akan mendirikan

Balai Keramat ini.

2.3.15 Telaga Bawin Kameloh

14

Page 15: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

TELAGA BAWIN KAMELOH – Telaga/sumur ini adalah tempat mandi Bawin

Kameloh yang airnya tidak pernah kering walaupun musim kemarau. Menurut

kepercayaan masyarakat setempat apabila kita mencuci/membasuh wajah dengan air dari

telaga ini dengan niat yang tulus maka bagi perempuan akan berwajah cantik serta

mudah mendapat jodoh, bagi yang laki-laki akan terpandang, dihormati dan disukai oleh

kaum hawa.

2.3.16 Telapak Kaki Raja

TELAPAK KAKI RAJA – Menurut cerita rakyat sekitar ini adalah bekas dari

telapak kaki Raja penguasa Bukit Batu.

15

Page 16: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan temuan dan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

Wisata Taman Bukit Batu adalah tempat yang sangat tidak asing bagi

warga Kalimantan Tengah, bukit ini sangat dikenal karena merupakan

tempat BALAMPAH atau bertapanya Tjilik Riwut – salah satu pahlawan

nasional dan pendiri propinsi ini. Disamping terkenal sebagai suatu

tempat mistis, tempat ini juga menawarkan keindahan alam dan pesona

hamparan batu alam yang tersusun apik.

Objek-Objek Yang Dapat Ditemui Di Taman Wisata Bukit Batu

Kasongan Kabupaten Katingan diantaranya :

o Batu Banama

o Batu Keramat

o Batu Sial

o Pasah Patahu

o Batu Dewa

o Batu Penyang

o Batu Darung Bawan

o Batu Gaib/Bertapa

o Tempat Cjilik Riwut Bertapa

o Batu Nyapau

o Batu Raja

o Batu Kamiak

o Batu Tingkes/Nenung Pambelum

o Balai Keramat

o Telaga Bawin Kameloh

o Bekas Telapak Kaki Raja Penguasa Bukit Batu

3.2 SARAN – SARAN

Sebagai implikasi hasil temuan peneliti tersebut di atas, dikemukakan beberapa

saran sebagai berikut:

Untuk pengelolaan taman wisata bukit batu, bisa lebih di tingkatkan baik

itu menyangkut fasilitas umum untuk pengunjung misalnya tempat parkir

kendaraan, tempat istirahat, tempat kamar buang air besar/kecil (wc).

16

Page 17: Contoh BAB I sampai BAB III Karya Tulis tentang Bukit Batu Kasongan Kalimantan Tengah

Untuk kepala sekolah beserta staf penganjar, kegiatan – kegiatan yang

diadakan seperti mengunjungi tempat wisata khususnya di bidang

kebudayaan agar di tingkatkan, supaya ikut melertarikan dan memelihara

kebudayaan milik daerah masing-masing.

Untuk siswa/siswi, agar menambah wawasan tentang budaya sendiri dan

ikut melestarikan kebudayaan di daerah kita.

17