cnth susunan laporan rtbl

Upload: pratama-rizki

Post on 17-Oct-2015

154 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

buku rtbl

TRANSCRIPT

  • KATA PENGANTAR

    Laporan Akhir RTBL Klaster Sosio Humaniora Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    ii

    KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

    Nya sehingga RTBL klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard dapat tercetak dengan baik.

    RTBL adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk

    mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi

    pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan,

    rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan

    pengembangan lingkungan/kawasan.

    RTBL Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard diterbitkan untuk dapat memudahkan

    engembangan kawasan Sekip-Bulaksumur-Boulevard khususnya dan kawasan UGM pada

    umumnya, agar membentuk lingkungan akademik yang lebih kondusif sehingga tercipta

    suasana yang nyaman untuk mahasiswa dan masyarakat umum.

    Selanjutnya, semoga RTBL dapat bermanfaat bagi semua pihak.

    Yogyakarta, Desember 2011

    Tim Penyusun

  • Daftar Isi

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    ii

    Daftar Isi

    KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

    ii iv v

    Bab I Pendahuluan

    1.1. Latar Belakang .................................................................................................. I-1 1.1.1. Pengertian dan Posisi RIPK (Rencana Induk Pengembangan Kampus) . I-1 1.1.2. Pengertian RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) ... I-3 1.1.3. Pengertian Klaster UGM . I-3 1.1.4. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Klaster UGM .. I-6 1.2. Tujuan dan Sasaran Perencanaan Fisik RTBL Klaster SBB I-7 1.2.1. Tujuan Perencanaan Fisik ....................................................................... I-7 1.2.2. Sasaran Perencanaan Fisik ...................................................................... I-7 1.3. Tinjauan dan Acuan Kebijakan Terkait Rencana Pengembangan UGM .......... I-8 1.3.1. Tinjauan Kebijakan Terkait Rencana Pengembangan UGM .................. I-8 1.4. Hasil Keluaran ................................................................................................. I-9 1.5. Rencana Lingkup Perencanaan ....................................................................... I-9 1.6. Metodologi Perencanaan ....................................................................... .......... I-10 1.6.1. Pendekatan Perencanaan .......................................................................... I-10

    1.6.2. Tahapan Perencanaan .............................................................................. I-12 Bab II Deskripsi Profil

    2.1. Profil Klaster SBB .. ............................................................. II-1 2.2. Kondisi Eksisting ........................................................... II-10

    Bab III Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan

    3.1. Evaluasi Terhadap Materplan/RIPK Terdahulu .................................................. III-1 3.1.1. Pemanfaatan Lahan Eksisting ................................................................... III-4 3.1.2. Fasilitas Pelayanan .................................................................................... III-5 3.1.3. Transportasi dan Aksesibilitas .................................................................. III-6 3.1.4. Analisis Lokasi dan Aspek Lahan ............................................................. III-6

    3.1.5. Potensi Sumberdaya .................................................................................. III-7 3.2. Evaluasi Kebutuhan Ruang ................................................................................. III-11 3.2.1. Zona Temu Ilmiah dan Kebudayaan (MICE) ................................... III-11 3.2.2 Zona Layanan Masyarakat III-12 3.2.3. Zona Riset Plasa .................. ..................... 3.2.4. Zona Hunian Perumahan dan Asrama .. 3.2.5. Zona Arboretum

    III-13 III-15 III-16

    Bab IV Pendekatan Perencanaan 4.1. Acuan Perencanaan ............................................................................................ IV-1 4.1.1. Konsep Educopolis .................................................................................. IV-1

  • Daftar Isi

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    iii

    4.1.2. Peraturan Kementrian Umum tentang RTBL ............................... IV-2 4.2. Rencana Induk Pengembangan Kampus tentang RTBL . 4.3. Analisis Keterkaitan Acuan dengan Kondisi Eksisting Klaster Sekip-

    Bulaksumur-Boulevard .. 4.3.1. Analisis Peruntukkan Lahan . 4.3.2. Analisis Intensitas Pemanfaatan Lahan . 4.3.3. Analisis Tata Bangunan 4.3.4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung 4.3.5. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau . 4.3.6. Analisis Tata Kualitas Lingkungan ..

    IV-7 IV-11 IV-11 IV-12 IV-16 IV-17 IV-17 IV-18

    Bab V Konsep Perancangan 5.1. Struktur Peruntukkan Lahan ....................................... V-1 5.2. Intensitas Pemanfaatan Lahan . 5.3. Tata Bangunan 5.4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung .. 5.5. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau ...

    V-2 V-2 V-8 V-11

  • Daftar Gambar

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    iv

    Daftar Gambar

    Gambar 1.1. Pembagian Klaster dan Zona dalam Masterplan UGM (1984) .... I-4 Gambar 1.2. Rencana Pembagian Klaster pada Masterplan UGM yang Baru .. I-5 Gambar 3.1. Skema Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan ... III-2 Gambar 3.2. Rencana Tata Lansekap Landmark, Pedestrian Plaza ... III-3 Gambar 3.3. Eksisting Klaster SBB .. III-5 Gambar 3.4 Klaster SBB ... III-7 Gambar 3.5 Sumbu Imajiner RTBL Klaster SBB ...... III-10 Gambar 5.1. Pengelompokkan Zona Klaster . Gambar 5.2. Tata Bangunan .. Gambar 5.3. Jalur Sirkulasi. Gambar 5.4. Tata Vegetasi Klaster

    V-5 V-7 V-10 V-11

  • Daftar Tabel

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    v

    Daftar Tabel

    Tabel 3.1. Perkembangan Pencemaran di Lingkungan Kampus UGM, 1993-2000 .. III-8 Tabel 3.2. Luas Bangunan Eksisting Zona MICE . III-11 Tabel 3.3. Luas Bangunan Eksisting Zona Layanan Masyarakat .. III-12 Tabel 3.4. Luas Bangunan Eksisting Zona Riset Plasa .. III-13 Tabel 3.5. Luas Bangunan Eksisting Zona Hunian Perumahan dan Asrama . III-15 Tabel 5.1. Tabel Zona Rancangan Baru Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard ... V-1

  • Pendahuluan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab I

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    I-1

    BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

    Sebagai sebuah kampus perguruan tinggi yang memiliki jumlah fakultas terbanyak di

    seluruh Indonesia, kampus Universitas Gadjah Mada secara fisik telah mengalami

    perkembangan yang relatif pesat, yang tidak terlepas dari perkembangan kegiatan

    akademiknya, yang ditengarai dengan berkembangnya jurusan dan program studi.

    Termasuk pula dalam hal ini adalah jumlah mahasiswanya yang hingga saat ini

    mencapai sekitar 49.000 orang. Perkembangan fisik yang sedemikian pesat juga terkait

    dengan perkembangan kota dan wilayah perkotaan Yogyakarta, di mana kampus

    Universitas Gadjah Mada tidak lagi berkedudukan sebagai kawasan yang berada di

    pinggiran kota sebagaimana masih dirasakan sekitar dua dekade yang lalu. Akan tetapi

    kampus Universitas Gadjah Mada sudah merupakan kawasan yang bersifat urban,

    dengan segala konsekuensi dan kompleksitas kegiatan dan lingkungan secara fisik.

    Dari beberapa fakultas di wilayah kampus Universitas Gadjah Mada tersebut terbentuk

    kelompok atau yang sering disebut sebagai Klaster. Dalam perkembangannya, klaster-

    klaster tersebut telah menunjukkan adanya peningkatan kegiatan yang sangat

    menyolok. Hal ini tentu saja dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan akan sarana

    dan prasarana penunjang kegiatan tersebut. Secara fisik, penambahan fasilitas terutama

    yang berupa lahan, bangunan, dan lansekap tentunya memerlukan penataan yang

    terencana dengan baik.

    Melihat fakta tersebut maka sangat dibutuhkan sebuah evaluasi masterplan secara

    berkala untuk mengetahui arah pengembangan fisik Universitas Gadjah Mada agar

    perkembangan fisik yang terjadi memiliki arah yang jelas dan memiliki konsep yang

    baik untuk jangka waktu yang panjang.

    1.1.1. Pengertian dan posisi RIPK (Rencana Induk Pengembangan Kampus) Rencana Induk Pengembangan Kampus adalah acuan bagi pelaksanaan,

    pengembangan dan peningkatan fisik yang efisien, fungsional dan nyaman

  • Pendahuluan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab I

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    I-2

    bagi universitas, baik yang mencakup tata guna lahan, integrasi yang serasi

    antara bangunan dengan ruang terbuka, peralatan dan jaringan pelayanan yang

    memadai, serta sistem transportasi dan sarana pejalan kaki yang aman dan

    aksesibel.

    Fungsi Rencana Induk Kampus (sesuai dengan Rencana Induk Kampus, yaitu

    tertuang pada Bab XVII Pasal 102) :

    1. Sebagai acuan bagi pelaksanaan tanggungjawab Pimpinan Universitas

    untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan fisik yang efisien,

    fungsional dan nyaman, dalam rangka melaksanakan misi dan mencapai

    tujuan universitas, yang antara lain mencakup tata guna lahan, integrasi

    yang serasi antara bangunan dengan ruang terbuka, peralatan dan jaringan

    pelayanan yang memadai, serta sistem transportasi dan sarana pejalan kaki

    yang aman dan aksesibel

    2. Disusun dalam suatu instrumen yang bersifat imperatif, dengan tujuan

    untuk menciptakan tatanan masyarakat universitas dan lingkungan kampus

    yang tertib

    3. Ditinjau kembali setiap jangka waktu 10 (sepuluh) tahun untuk memenuhi

    kebutuhan penyesuaian terhadap perkembangan yang terjadi, dan

    penyusunannya berdasarkan atas hasil kajian ilmiah terbaik pada saat itu

    Tetapi didalam Rencana Induk Pengembangan Kampus tersebut, bahasan

    mengenai wawasan lingkungan atau pengembangan yang tanggap terhadap

    aspek ekologi belum termuat secara langsung. Padahal kedua aspek tersebut

    relatif penting bagi pengembangan UGM karena pengembangan kampus turut

    memberikan kontribusi dan dampak cukup besar terhadap kawasan di

    sekitarnya, baik secara fisik maupun sosial ekonomi. Keberadaan dan

    perkembangan kampus UGM tersebut pada kurun waktu tertentu telah

    memberikan pengaruh terhadap tata ruang kawasan, baik secara internal pada

    lingkungan kampus maupun secara eksternal yaitu terkait dengan lingkungan

    sekitarnya.

    Sehingga dibutuhkan pula perencanaan yang baik dengan mempertimbangkan

    tata letak bangunan dan lingkungan, pengaturan jalur-jalur sirkulasi, perbaikan

  • Pendahuluan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab I

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    I-3

    sarana dan prasarana penunjang, yang kedepannya dapat digunakan sebagai

    satu instrumen dalam pengendalian perkembangan wilayahnya.

    Pencapaian keselarasan suatu kawasan yang baik, harus merupakan satu

    kesatuan sistem organisasi yang mampu mengakomodasi kegiatan-kegiatan

    sosial, ekonomi, budaya, edukasi, dan memiliki citra fisik maupun non fisik

    yang kuat, serta estetika visual yang terencana secara terpadu. Untuk

    meningkatkan pemanfaatan tata ruang suatu wilayah atau kawasan yang

    terkendali, maka produk tata ruang suatu wilayah harus dilengkapi dengan

    Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

    1.1.2. Pengertian RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) RTBL adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang

    dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan

    dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan

    lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi,

    ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan

    pengembangan lingkungan/kawasan.

    Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

    (RTBL) adalah untuk memberikan:

    1. Masukan rencana dan program pembangunan fisik di lingkungan

    Universitas Gadjah Mada dalam penanganan penataan kawasan.

    2. Masukan teknis dalam bentuk rincian penataan perwujudan bangunan dan

    lingkungan di kawasan Universitas Gadjah Mada.

    3. Panduan untuk terciptanya suatu sistem penataan bangunan dan

    lingkungan yang berkelanjutan, sesuai dengan arahan Rencana Strategis

    (Renstra) UGM 2008-2012, dan Rencana Induk Pengembangan Kampus

    (RIPK) UGM 2005-2015.

    1.1.3. Pengertian Klaster di UGM Klaster merupakan kumpulan, kelompok, himpunan, atau gabungan obyek

    tertentu yang memiliki keserupaan atau atas dasar karakteristik tertentu.

  • Pendahuluan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab I

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    I-4

    Dalam konteks akademika, klaster merupakan kumpulan fakultas yang di

    dalamnya terdapat kesamaan bidang ilmu. Sistem klaster bertujuan untuk

    menata bidang-bidang ilmu yang memiliki kesamaan ke dalam suatu kawasan

    tertentu.

    Sistem klaster di Universitas Gadjah Mada telah dimulai sejak 1984. Di tahun

    tersebut, fakultas-fakultas di UGM terbagi menjadi empat bidang ilmu, yaitu :

    Klaster Sains dan Teknik Klaster Kesehatan Klaster Agro Klaster Sosial-Humaniora

    Gambar 1.1. Pembagian Klaster dan Zona dalam Masterplan UGM (1984)

    Seiring berjalannya waktu,, kampus Universitas Gadjah Mada mengalami

    perkembangan yang pesat, di antaranya mengenai pertumbuhan jumlah

    mahasiswa, kebutuhan fasilitas akademik dan non-akademik. Hal-hal tersebut

    mendorong adanya perubahan-perubahan yang terjadi di kampus UGM.

  • Pendahuluan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab I

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    I-5

    Gambar 1.2. Rencana Pembagian Klaster pada Masterplan UGM yang baru

    Dalam rencana tata klaster UGM yang baru nantinya, sistem klaster terbagi

    menjadi klaster akademik dan klaster non-akademik.

    Klaster akademik terdiri dari :

    Klaster Kesehatan Klaster Teknik Klaster Sosio-Humaniora Klaster Sains Klaster Agro Klaster Vokasi Klaster Pasca Sarjana Sedangkan klaster non-akademik terdiri dari :

    Klaster Komersil Klaster Boulevard dan Riset Plaza

  • Pendahuluan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab I

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    I-6

    Klaster Perumahan Klaster MICE Klaster Administrasi Klaster Rumah Sakit Sistem klaster yang baru ini adalah salah satu upaya untuk menjawab

    permasalahan kebutuhan luasan ruang yang terus meningkat seiring

    meningkatnya populasi mahasiwa di UGM serta progresif Ruang Terbuka

    Hijau (RTH) yang dipenuhi.

    Dengan adanya sistem klaster UGM yang baru, maka diperlukan pembaharuan

    terhadap Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

    1.1.4. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Klaster UGM Pencapaian keselarasan suatu kawasan yang baik, harus merupakan satu

    kesatuan sistem organisasi yang mampu mengakomodasi kegiatan-kegiatan

    sosial, ekonomi, budaya, edukasi, dan memiliki citra fisik maupun non fisik

    yang kuat, serta estetika visual yang terencana secara terpadu. Untuk

    meningkatkan pemanfaatan tata ruang suatu wilayah atau kawasan yang

    terkendali, maka produk tata ruang suatu wilayah harus dilengkapi dengan

    Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

    Dalam pengembangan sistem klaster UGM, diperlukan pula perangkat

    pengendali laju pertumbuhan dan penataan lahan peruntukan, serta panduan

    terhadap penataan bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan yang

    memiliki kekuatan hukum tetap. Panduan tersebut berupa dokumen Rencana

    Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

    Penataan klaster UGM melalui RTBL Klaster ini mampu memberikan arahan

    terhadap pemanfaatan lahan dan pencapaian kualitas lingkungan yang lebih

    baik.

  • Pendahuluan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab I

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    I-7

    1.2. Tujuan dan Sasaran Perencanaan Fisik Masterplan Klaster Sosio-Humaniora

    1.2.1. Tujuan Perencanaan Fisik Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Klaster SBB

    Tujuan kegiatan dari perencanaan fisik Rencana Tata Bangunan dan

    Lingkungan (RTBL) Klaster Sosio-Humaniora adalah untuk mengevaluasi

    kembali efektifitas pemanfaatan lahan serta meninjau kembali pentahapan

    pengembangan fisik sesuai visi strategi UGM sehingga didapat kelayakan

    investasi fisik untuk dibangun, dioperasikan, dihuni, mampu dirawat, dan

    berkesinambungan (right-sizing the facilities), khususnya pada klaster Sosio-

    Humaniora. Dalam waktu jangka panjang, diharapkan kegiatan ini dapat

    dijadikan sebagai acuan bagi perancangan fisik kampus UGM khususnya

    perancangan fisik Klaster Sosio-Humaniora yang memiliki kondisi sebagai

    berikut:

    Mampu memenuhi kapasitas kebutuhan kampus UGM Meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan, upaya pemanfaatan ruang

    secara optimal yang tercermin pada penentuan jenjang fungsi ruangnya.

    Memberikan arahan pembangunan dalam pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan.

    Mengakomodasikan kegiatan di sekitar kampus UGM dan sekitarnya yang tercermin dalam pola intensitas penggunaan ruang.

    Menetapkan syarat-syarat ruang dan lingkungan fisik serta mengendalikan dan mengarahkan perkembangan fisik di Kawasan Lingkungan Kampus UGM,

    terutama pada lingkup kawasan Klaster Sosio-Humaniora dan sekitarnya.

    Menciptakan suasana educopolis, yaitu suatu lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan kolaborasi

    multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologi demi mencapai visi universitas.

    1.2.2. Sasaran Perencanaan Fisik Sasaran kegiatan dari evaluasi efektifitas pemanfaatan lahan dan perencanaan

    fisik Klaster Sosio-Humaniora adalah untuk mengevaluasi kembali dan

  • Pendahuluan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab I

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    I-8

    mendukung upaya sistem penataan bangunan dan lingkungan di Klaster Sosio-

    Humaniora.

    1.3. Tinjauan dan Acuan Kebijakan Terkait Rencana Pengembangan UGM

    1.3.1. Tinjauan Kebijakan Terkait Rencana Pengembangan UGM Berbagai kebijakan yang ditinjau sebagai acuan rencana pengembangan UGM

    secara substansial dan operasional adalah:

    Rencana Induk Pengembangan Kampus (RIPK) Universitas Gadjah Mada. Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 6 tahun 2007 tentang pedoman

    Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

    Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

    KPTS Menteri PU No. 640 tahun 1986, tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota

    Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 tahun 1987, tentang pedoman penyusunan Rencana Kota

    Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 59 tahun 1988, tentang juklak Permendagri No. 2 tahun 1987

    Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan dan Evaluasi Rencana Kota di Daerah,

    Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri, Juni

    1994

    Peraturan daerah No. 23 tahun 1994, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman, beserta reviewnya

    Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah

    Aturan-aturan tentang Perencanaan Tata Ruang yang mengikat khususnya di Kabupaten Sleman

  • Pendahuluan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab I

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    I-9

    Rencana Umum Tata Ruang Kecamatan

    1.4. Hasil Keluaran Hasil keluaran atau output yang diharapkan dari penyusunan perencanaan fisik dan

    Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Klaster Sosio-Humaniora UGM

    adalah:

    Rencana kawasan atau masterplan khususnya kawasan klaster Sosio-Humaniora UGM yang secara teknis dapat dipahami dan dimengerti sebagai suatu perencanaan

    maupun sebagai suatu implementasi.

    Output ini nantinya akan menjadi dasar penyusunan:

    Dokumen teknis perencanaan yang berupa analisa kawasan dan rencana kegiatan Program Jangka Pendek dan Program Jangka Panjang.

    Daftar indikasi program yang bisa ditindaklanjuti menjadi Program Jangka Menengah (RPJM) dan Jangka Panjang.

    1.5. Rencana Lingkup Perencanaan Lingkup wilayah Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah kawasan

    kampus UGM khususnya Klaster Sosio-Humaniora yang mencakup Fakultas Ilmu

    Budaya, Fakultas Psikologi, Fakultas Filsafat, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis, serta Fakultas Isipol. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) akan

    disesuaikan dengan kondisi dan peraturan setempat yang memerlukan penanganan

    khusus.

    Dalam Penetapan ruang lingkup perencanaan wilayah secara konkrit, hasil diskusi

    harus dikonsultasikan dengan Tim Teknis Universitas Gadjah Mada dan seluruh pihak

    terkait.

    Berikut adalah lingkup tugas kegiatan dalam penyusunan RTBL Klaster SOsio-

    Humaniora UGM:

    Pengumpulan data: mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber primer maupun sekunder sebagai bahan analisis, menyajikan peta kawasan, dan

    melakukan analisis data sebagai bahan untuk merumuskan masalah.

    Perumusan potensi dan masalah berdasarkan analisis lapangan, metode pendekatan pemecahan dengan analisis SWOT.

  • Pendahuluan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab I

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    I-10

    Penjabaran peruntukan lahan yang ditetapkan untuk jangka waktu tertentu, terkait dengan jenis, jumlah, besaran, dan luas bangunan. Meliputi penetapan

    fungsi-fungsi bangunan/peruntukan lahan mikro, kebutuhan ruang terbuka/open

    space, aktivitas umum dan fasilitas sosial.

    Program bangunan dan lingkungan meliputi: faktor kelayakan yang ditinjau dari faktor ekonomi, sosial, dan budaya.

    Rencana umum (designplan) meliputi: rencana tapak, rencana peruntukan lahan mikro, rencana sistem pergerakan, rencana wujud bangunan.

    Rencana detil bangunan (design guidelines) meliputi: rencana teknis tata bangunan yang menegaskan pencapaian kualitas minimal visual dan lingkungan

    yang responsif, serta menjelaskan dimensi gubahan dan peletakan bangunan,

    komponen bangunan, sarana dan prasarana lingkungan, open space, serta pedestrian

    dan lain-lain.

    1.6. Metodologi Perencanaan

    1.6.1. Pendekatan Perencanaan Pendekatan yang holistik menekankan pada pemahaman mengenai jaringan

    interaksi yang integral antara elemen dengan lahan. Pada pemikiran holistik,

    integrasi adalah lebih dari sekedar gabungan antar bagian. Pendekatan ini melihat

    lahan tidak hanya sebagai material fisik/ biologis atau hanya sebagai aset estetis

    tetapi merupakan total entitas ruang dan entitas visual dari tata kehidupan yang

    mengintegrasikan geosphere, biosphere, noosphere dan artefak buatan manusia,

    orang, tanaman, binatang dan materi abiotik merupakan bagian sistem yang saling

    tak terpisahkan dari sistem yang lebih besar.

    Konsep perencanaan tata ruang secara holistik tidak dapat dilepaskan dari wacana

    akademis tentang konsep keseimbangan ekosistem. Ekosistem yang merupakan

    kependekan dari frase eco-system (sistem ekologi) ini lahir dan berkembang

    berdasar prinsip-prinsip ekologi yang menekankan pemahaman mengenai hubungan

    makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya. Sebagai disiplin ilmu, ekologi

    itu sendiri merupakan reaksi terhadap biologi dan botani yang terlalu memfokuskan

    pada spesies secara individu. Sedangkan studi-studi yang berkait dengan fenomena

  • Pendahuluan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab I

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    I-11

    tata lingkungan menuntut pengkajian tidak hanya terhadap karakter dan perilaku

    spesies itu sendiri namun juga berkaitan dengan tata hubungan antar spesies, bahkan

    antara spesies dengan lingkungan abiotiknya. Hal inilah yang membuat studi-studi

    ekologi menjadi komplek.

    Untuk menghadapi kompleksitas ini, kemudian para intelektual mulai

    mengembangkan suatu metode pendekatan yang disebut pendekatan sistem (system

    approach). Sistem sendiri adalah kumpulan elemen-elemen yang memiliki satu

    hubungan atau lebih dalam rangka membentuk satu entitas komponen yang

    berinteraksi secara aktif. Dalam konsep sistem, bagian-bagian itu memiliki peran

    yang signifikan, tetapi interaksi mutual antara bagian itu merupakan aspek yang

    lebih penting untuk kelangsungan sistem itu sendiri.

    Keseimbangan adalah penentu keberlanjutan suatu ekosistem. Makna keseimbangan

    itu sendiri yang secara sederhana kita mengerti sebagai suatu kondisi kestabilan

    yang terjadi pada tata hubungan antara unsur-unsur yang berlawanan bukanlah

    dalam pengertian yang statis. Keseimbangan ekosistem adalah keseimbangan dalam

    kerangka proses yang dinamis dan memiliki kontinuitas.

    Metode perencanaan dalam rangka menyusun Penyusunan Master Plan Zona

    Klaster Sosio-Humaniora, Universitas Gadjah Mada ini mengikuti suatu konsepsi

    kerangka pikir berdasarkan hasil temuan analisis dan konsep dasar perencanaan

    kawasan yang mencakup : kebijakan spasial, pengembangan penduduk, sumber

    daya alam dan lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya sehingga didapat rumusan-

    rumusan :

    Kebijakan dan arah pengembangan Tata guna lahan Pertumbuhan kawasan Pengembangan kegiatan Sistem transportasi Penataan bangunan Kelembagaan dan program pembangunan

  • Pendahuluan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab I

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    I-12

    1.6.2. Tahapan Perencanaan Metodologi Pekerjaan Penyusunan Master Plan Zona Klaster Sosio-Humaniora,

    Universitas Gadjah Mada meliputi seluruh pekerjaan mulai dari persiapan

    survey lapangan sampai perumusan rencana yang merupakan landasan

    pelaksanaan pembangunan yang mencakup tahapan dan rincian pekerjaan

    sebagai berikut :

    Tahap Survey dan Penelitian Persiapan survey lapangan yakni persiapan dasar yang meliputi penyusunan

    metode pelaksanaan studi literatur, dan pendalaman materi yang terkait

    dengan materi kawasan perencanaan serta persiapan teknis berupa persiapan

    peta, daftar pertanyaan atau amatan, dan peralatan survey yang akan

    digunakan.

    Tahap survey dan penelitian yang meliputi jenis kegiatan yaitu: Identifikasi bangunan yang dilengkapi peta meliputi fungsi utama

    bangunan atau fungsi lainnya

    Kondisi bangunan terkait kondisi fisik bangunan (permanen/semi/nonpermanen), jenis konstruksi, banyak lantai dan

    lainnya.

    Koefisien Dasar Bangunan (KDB), garis sempadan jalan, ketinggian bangunan.

    Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Bentuk dan corak/tekstur bangunan.

    Identifikasi Utilitas (dilengkapi peta), meliputi: Jaringan listrik mencakup daya yang tersalur pada klaster tersebut, gardu

    dan titik-titik sambungan, penerangan jalan dan sebagainya.

    Jaringan telepon mencakup pelanggan pada kawasan tersebut. Jaringan air bersih Jaringan pembuangan dan pengelolaan air limbah. Sistem pembuangan sampah Jaringan pembuangan air hujan

  • Pendahuluan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab I

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    I-13

    Identifikasi Sumber Daya Alam/Lingkungan yang meliputi: Identifikasi Ruang terbuka Hijau (taman, hutan dan pertanian)

    Tahap Analisis Pekerjaan analisis meliputi penilaian terhadap seluruh aspek yang dapat

    terinci pengukurannya yaitu:

    Penilaian terhadap situasi klaster Sosio-Humaniora dan lingkungan sekitarnya, meliputi penegasan masing-masing fakultas dalam struktur

    yang lebih luas.

    Penilaian terhadap faktor fisik dasar dengan mengukur ketersediaan lahan/ruang serta melihat batasan pada kawasan perencanaan

    Penilaian terhadap aspek buatan, meliputi penilaian terhadap hasil karya manusia sebagai dasar mengenali ciri/karakter terhadap masing-masing

    bangunan.

    Penilaian terhadap kualitas kehidupan manusia pada area perencanaan yang meliputi kegiatan pendidikan, perekonomian, dan transportasi di

    sekitar klaster.

    Penilaian terhadap kualitas sumber daya alam/lingkungan yang berada pada area perencanaan.

    Penilaian terhadap estetika lingkungan yang menunjukkan tingkat hubungan manusia dengan alam lingkungannya, keserasian kehidupan

    manusia pada area perencanaan.

    Penyusunan Rencana dan Rancangan Rencana rancangan merupakan kegiatan rencana untuk mendapatkan susunan

    tata ruang dan bangunan yang terinci dengan komposisi optimal dalam setiap

    pengaturan komponennya.

    Sifat dari rancangan masih berupa konsep matang dan siap diajukan pada

    diskusi terbatas. Rencana rancangan tersebut berupa:

    Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan Rencana sistem transportasi

  • Pendahuluan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab I

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    I-14

    Rencana sistem jaringan utilitas: sistem jaringan air bersih, sistem jaringan air kotor limbah, sistem jaringan listrik, sistem jaringan air

    hujan, dan sistem jaringan sampah.

  • Profil dan Eksisting Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard

    Bab II

    LaporanAkhirRTBLKlasterSBBUniversitasGadjahMada

    II1

    BAB II

    PROFIL DAN KONDISI EKSISITING

    2.1. Profil Klaster SBB Klaster SBB merupakan Klaster yang memiliki beberapa fungsi yakni Fungsi

    Kemahasiswaan, Perumahan dan Fungsi Pelayanan Umum. Berikut ini adalah

    Fungsi-Fungsi yang diwadai pada Klaster SBB untuk saat ini:

    1. Kemahasiswaan

    Penyaluran hobi, minat dan bakat mahasiswa diwadahi dalam Unit Kegiatan

    Mahasiswa (UKM). Di Universitas Gadjah Mada tercatat 51 UKM, yang 47 di

    antaranya aktif, yakni 23 Unit Olahraga, 11 Unit Kesenian, 5 Unit Kerohanian, 6 Unit

    Khusus dan 2 Unit Penalaran. Daftar UKM adalah:

    - Unit kegiatan olah raga: :Renang, Selam, Karate Inkai, Kempo, Karate Kala

    Hitam, Pencak Silat Merpati Putih, Pencak Silat Periasi Diri, Pencak Silat Pro

    Patria, Pencak Silat Setia Hati Teratai, Tae Kwon Do, Judo, Hockey, Sepak Bola,

    Soft Ball, Bola Voli, Bola Basket, Atletik, Berkuda, Bridge, Bulu tangkis, Catur,

    Tenis Lapangan, dan Tenis Meja.

    - Unit kegiatan kesenian: Kesenian Gaya Yogyakarta (SWAGAYUGAMA),

    Kesenian Gaya Surakarta, Tari Bali, Tari Kreasi Baru, Fotografi, Gama Band,

    Marching Band, Keroncong, Paduan Suara Mahasiswa, Teater, dan Seni Rupa.

    - Unit kerohanian: Unit Kerohanian Islam (Jama'ah Shalahuddin), Unit Kerohanian

    Katholik, Unit Kerohanian Kristen, Unit Kerohanian Hindu, dan Unit Kerohanian

    Budha.

  • Profil dan Eksisting Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard

    Bab II

    - Unit kegiatan khusus: Badan Penerbit Pers Mahasiswa, Mapagama, Unit

    Kesehatan Mahasiswa, Pramuka, Satmenwa, dan Koperasi Mahasiswa "KOPMA

    UGM".

    - Unit kegiatan penalaran: Unit Penalaran llmiah Interdisipliner dan Unit Penalaran

    Gama Cendekia.

    Unit kegiatan mahasiswa (UKM) memiliki pusat kegiatan di Boulevard UGM

    Gelanggang Mahasiswa, Gelanggang Mahasiswa terdiri dari ruang sekretariat, ruang

    rapat dan ruang Hall. Ruang Sekretariat digunakan untuk sekretariat Unit Kegiatan

    Mahasiswa. Ruang Hall selain digunakan untuk kegiatan olahraga Basket, Bolavoli,

    Bulutangkis dan Bela Diri juga untuk kegiatan pameran dan pentas seni

    2. PPTIK

    Unit Penunjang Universitas PPTIK ini terletak di Jalan Pancasila Bulaksumur yang

    dulu dikenal sebagai Boulevard Universitas Gadjah Mada. Unit ini diresmikan

    penggunaannya pada tanggal 18 Februari 1978 dengan nama Pusat Komputer

    Universitas Gadjah Mada. Unit ini bertanggung jawab langsung kepada Rektor.

    UPU PPTIK mempunyai tugas menyediakan fasilitas dan layanan dibidang teknologi

    informasi dan komunikasi bagi mahasiswa, dosen, karyawan dan seluruh unit kerja

    dilingkungan UGM.

    3. UC UGM

    University Club (UC UGM) adalah hotel & convention. Berbagai tamu dari dalam

    maupun luar negri ingin merasakan atmosfer pendidikan di lingkungan Universitas

    Gadjah Mada. Dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan, kami mencoba memberikan

    kepuasan dan pengalaman yang tidak terlupakan selama berada di Yogyakarta sebagai

    Kota Pendidikan. Beberapa fasilitas yang disediakan oleh UC adalah Ruang Rapat,

    Hall Room berkapasitas 400 orang, Restaurant, Wireless High-speed Internet Access

    (Hotspot Area)

    4. GAMAnet

    Universitas Gadjah Mada sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi di Indonesia

    memiliki kampus yang terpadu namun terpisahkan oleh jarak yang cukup jauh antara

    fakultas satu dengan yang lain, maka keberadaan jaringan akan sangat dibutuhkan.

  • Profil dan Eksisting Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard

    Bab II

    LaporanAkhirRTBLKlasterSBBUniversitasGadjahMada

    II3

    Keberadaan suatu jaringan komunikasi data berbasis komputer diperlukan untuk

    memperlancar arus penyebaran informasi dalam kampus maupun diluar kampus.

    GAMA-net dikelola UPT Pusat Komputer. GAMA-net sendiri dirintis sejak tahun

    1986, bekerjasama dengan UI, ITB, ITS, dan UNHAS, membentuk suatu sistem

    jaringan antar kampus di Indonesia yang disebut dengan UNI-net. Fasilitas yang

    tersedia hanya sebatas penggunaan elektronik-mail (E-mail). Penggunaan sistem

    tersebut masih terbatas di lingkungan UPT Pusat Komputer UGM. Mulai tahun 1991

    penggunaan sistem ini diperluas, sehingga disambungkan dengan beberapa lembaga

    dan fakultas di lingkungan UGM, diantaranya adalah Pusat Studi Kependudukan,

    Kantor Rektor, Unit Informasi Kesehatan Fakultas Kedokteran, MIPA, Teknik,

    Peternakan, Isipol, Kehutanan, dan lainnya melalui infrastruktur jaringan telepon

    kampus.

    Saat ini GAMA-net bergabung dengan IPTEK-net dan salah satu provider swasta

    (Lintas Arta) sehingga GAMA net berfungsi sebagai penghubung antara sesama pusat

    informasi data base maupun perorangan di dalam kampus, baik dalam negeri maupun

    luar negeri. Saat ini GAMA-net mampu menangani informasi dengan baik lewat

    Internet.

    5. Perumahan

    Dalam laporan yang disampaikan oleh Presiden Universitit Prof. Dr. M. Sardjito

    dalam Rapat Senat Terbuka Universitit Gadjah Mada di Sitihinggil, 19 September

    1953 tersebut, dipaparkan tentang pembangunan tiga rumah guru yang sudah didiami

    dan proses pembangunan 12 rumah guru dari luar negeri, yang merupakan realisasi

    dari usaha bersama antara UGM, Djawatan Gedung-gedung dengan Yayasan Guna

    Dharma.

    Rumah-rumah di Komplek Bulaksumur dan Sekip dibangun dalam berbagai bentuk,

    tampilan dan ukuran.

  • Profil dan Eksisting Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard

    Bab II

    Seluruh rumah dosen yang terdapat di Komplek Bulaksumur dan Sekip ini diatur

    dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan No. 056a/M/1979, dan disebut sebagai

    Rumah Dinas Golongan II pada Universitas Gadjah Mada. Dalam surat keputusan

    tersebut, yang saat ini tersimpan di Kantor Arsip UGM, sedikitnya disebutkan tentang

    keberadaan 187 unit rumah, berikut tahun pembuatannya, yaitu mulai tahun 1951

    sampai tahun 1976.

    Di antara para dosen yang mendiami rumah di Komplek Bulaksumur dan Sekip juga

    terdapat konvensi tidak tertulis, yang lahir sekitar tahun 1960-an. Bunyinya, rumah

    dinas tersebut tidak bisa dibeli maupun diperjual-belikan, dan bisa didiami sampai

    isteri atau suami dari dosen yang bersangkutan meninggal dunia.

    Saat ini peruntukkan rumah dinas diatur dalam kebijakan pimpinan universitas.

    Semasa Prof. Dr. Ichlasul Amal MA menjabat sebagai Rektor misalnya, rumah yang

    telah kosong tidak lagi diperuntukkan bagi rumah dosen, tetapi diubah fungsinya

    menjadi kantor, misalnya kantor pusat studi. Demikian pula saat Prof. Dr. Sofian

    Effendi, MPIA menjabat sebagai Rektor, beberapa rumah yang telah kosong

    difungsikan sebagai rumah dinas pejabat struktural universitas dan fakultas.

    6. Pusat Studi

    Universitas memiliki fasilitas berupa Pusat studi yang berkegiatan dalam penelitian

    yang terbagi dalam bidangnya masing-masing.

    - PS Sumberdaya Lahan,

    - Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan ,

    Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan berdiri pada April, 1973 sebagai pusat

    studi pertama yang berada di UGM. Pusat Studi ini bergerak pada penelitian

    tentang pertumbuhan populasi penduduk, kelahiran, kematian, pertumbuhan dan

    hal yang berkaitan dengan kependudukan

    - PS Pedesaan dan Kawasan,

    - PS Transportasi dan Logistik,

    - PS Keamanan dan Perdamaian,

    Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada (UGM),

    muncul dalam konteks konfigurasi politik dunia yang berubah, khususnya pasca

    Perang Dingin. Situasi dan tantangan baru tersebut menuntut pengembangan

  • Profil dan Eksisting Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard

    Bab II

    LaporanAkhirRTBLKlasterSBBUniversitasGadjahMada

    II5

    konsep dan ideide baru tentang perdamaian dan keamanan. PSKP UGM didirikan

    pada tanggal 1 Oktober 1996 untuk mempertajam konsep dan pemikiran mengenai

    keamanan dan perdamaian, dengan tujuan memperluas dan memperdalam

    pemahaman masyarakat tentang isu-isu keamanan dan perdamaian dalam lingkup

    nasional dan

    regional. PSKP mendasarkan aktivitasnya pada bidang riset aksi (action

    research). Dengan demikian sebagai pusat studi, PSKP memiliki komitmen yang

    kuat terhadap aksi-aksi advokasi, fasilitasi, pelatihan, serta pendampingan sebagai

    bentuk pengabdian kepada masyarakat di dalam transformasi pembangunan.

    Sebagai lembaga riset, PSKP UGM mencoba untuk menpromosikan nilai-nilai

    dan konsep-konsep perdamaian melalui pendidikan secara formal dan nonformal.

    Secara non-formal PSKP UGM mempromosikannya melalui institusi-institusi

    yang telah ada

    - PS Bencana,

    - PS Pariwisata ,

    PUSPAR UGM merupakan salah satu bagian dari Lembaga Penelitian Universitas

    Gadjah Mada, yang merupakan universitas tertua dan terbesar di Indonesia.

    Lembaga ini berdiri pada tanggal 23 Juli 1994 dengan Surat Keputusan Rektor

    UGM No. UGM/92/4576/UM/01/37. USPAR merupakan lembaga non profit yang

    bergerak dalam bidang penelitian dan pengembangan pariwisata dunia umumnya

    dan kepariwisataan Indonesia khususnya.

    Dalam perkembangan selanjutnya, sebagai salah satu pusat penelitian di

    lingkungan UNIVERSITAS GADJAH MADA, PUSPAR menjalin kerjasama erat

    dengan pusat-pusat penelitian yang lain seperti Pusat Penelitian Pedesaan dan

    Kawasan, Pusat Studi wanita, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan berbagai

    Pusat Penelitian yang lain.

  • Profil dan Eksisting Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard

    Bab II

    Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR) merupakan bagian dari Universitas Gadjah

    Mada, oleh karena itu visi dan misi pusat ini tidak terlepas dari visi dan misi

    universitas dengan menjadikan pariwisata sebagai media aktualisasinya. Untuk

    melakukan pengkajian dan penelitian dibidang pariwisita secara antar disiplin.

    - PS Ilmu Teknik,

    - PS Jerman,

    Kerja sama antara universitas Gadjah Mada dengan universitas-universitas di

    Jerman baik formal maupun informal telah berjalan realtif lama. Kerja sama

    tersebut seperti misalnya dengan universitas Karlsruhe, Stuttgart, Oldenburg,

    Giessen, Berlin dll. Demikian juga kerja sama antara universitas Gadjah Mada

    dengan German Academic Exchange Service (Deutscher Akademischer

    Austauschdienst, DAAD), Badan Kerjasana Teknik Jerman (Gesellschaft fuer

    Technische Zusammenarbeit, GTZ) dan juga dengan Badan Penelitian Jerman

    (Deutsche Forschungsgesellschaft, DFG) dll.

    Selama jangka waktu tersebut telah diselenggarakan berbagai macam kegiatan

    yang dilakukan oleh universitas Gadjah Mada. Diantaranya adalah kegiatan

    seminar dan kuliah umum yang dilakukan oleh Prof. Dr.-Ing. Dr. h.c. mult Franz

    Nestmann, Prof. Dr. sc.agr. Dieter Prinz, Prof. Dr.-Ing. Norbert Einsenhouer, Prof.

    Dr. Steinbach dan profesor-professor dari Jerman lainnya di universitas Gadjah

    Mada serta kunjungan Rektor Universitas Gadjah Mada dan Pembantu Rektor IV

    ke Jerman. Pada bulan maret juga ada kunjungan dari Parlemen Jerman dan juga

    kunjungan menteri Penelitian dan Pendidikan Jerman Mrs. Edelgard Buhlmann

    sengaja berkunjung ke UGM, 18 Maret 2005 untuk mengetahui apa saja kiprah

    alumni Jerman di UGM.

    Kegiatan konstruktif lainnya adalah seminar dan lokakarya kerja sama UGM dan

    Universitas Karlsruhe; Sustainable Resource Development (SURED). SURED I

    diselenggarakan dibawah Jurusan Teknik Sipil UGM Yogyakarta tahun 2000 dan

    SURED II pada tahun tahun 2001 diselenggarakan langsung dibawah Universitas

    Gadjah Mada. Kegiatan seminar ini kemudian melahirkan berbagai macam ide

    kerja sama baru antara Universitas Gadjah Mada dan universitas-universitas di

    Jerman serta dengan badan-badan donor Jerman lainnya.

  • Profil dan Eksisting Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard

    Bab II

    LaporanAkhirRTBLKlasterSBBUniversitasGadjahMada

    II7

    - PS Korea,

    - PS Pangan dan Gizi,

    - PS Farmakologi Klinik & Kebijakan Obat,

    - PS Sosial Asia Tenggara,

    - PS Lingkungan Hidup,

    Menyelenggarakan dan memfasilitasi kajian kritis dan holistik mengenai

    lingkungan hidup, mendiseminasikan dan mengaplikasikan hasil kajian tersebut,

    dalam kerangka Tri Dharma Perguruan Tinggi, meliputi pendidikan, penelitian

    dan pengabdian masyarakat, dengan mengutamakan dharma penelitian.

    - PS Pancasila,

    usat Studi Pancasila (PSP-UGM) dibentuk sebagai tempat berkarya para pakar

    dalam mengembangkan Pancasila melalui pendekatan multidisipliner untuk

    memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

    bernegara. Disamping memusatkan perhatian pada penelitian, PSP-UGM juga

    bergerak dalam kegiatan lain seperti pelatihan, advokasi, diskusi, seminar dan

    publikasi.

    - PS Wanita,

    PSW UGM merupakan bagian dari masyarakat yang berpartisipasi aktif dalam

    pembangunan yang berkelanjutan dan dan menyiapkan sumber daya manusia

    yang berkualitas. PSW UGM berupaya untuk menegakkan hak-hak perempuan

    dan laki-laki atas kesempatan yang sama, pengakuan yang sama, dan penghargaan

    yang sama di masyarakat dalam proses pembangunan, akses yang sama terhadap

    pelayanan serta memiliki status sosial dan ekonomi yang simbang (Kesetaraan dan

    keadilan Gender). Sumber daya manusia laki-laki dan perempuan meresap dalam

    empat fungsi utama manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,

    dan evaluasi sehingga dilaksanakan Pengarusutamaan Gender (PUG) atau Gender

    Mainstreaming.

  • Profil dan Eksisting Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard

    Bab II

    - PS Ekonomi dan Kebijakan Publik,

    - PS Perencanaan & Pembangunan Regional ,

    - PS Bioteknologi,

    Pusat Studi Bioteknologi awalnya bernama Pusat Antar Universitas (PAU)

    Bioteknologi yang didirikan pada tahun 1985, dengan SK Menteri Pendidikan dan

    Kebudayaan RI No.909/D/T/1996.

    Tujuan pendirian PAU Bioteknologi ini untuk mengembangkan bioteknologi di

    Indonesia melalui kegiatan penelitian, seminar, lokakarya, magang penelitian,

    kursus singkat dan pengiriman tenaga pengajar ke berbagai universitas di luar

    negeri untuk program doktor dan master.

    - PS Ekonomi Kerakyatan,

    Pembentukan Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM dipicu oleh keprihatinan

    terhadap perkembangan ilmu dan sistem ekonomi di Indonesia. Dalam beberapa

    dekade belakangan ini, perkembangan ilmu dan sistem ekonomi di Indonesia,

    tidak hanya semakin jauh dari cita-cita proklamasi tetapi juga semakin

    meminggirkan rakyat dalam proses penyelenggaraan ekonomi.

    Secara resmi, Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM yang lahir dengan nama

    Pusat Studi Ekonomi Pancasila, dibentuk pada tanggal 17 Oktober 2002

    berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada No.

    177/P/SK/HKTL/2002, dengan Kepala Prof. Dr. Mubyarto (Alm) . Perubahan

    nama menjadi Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan terjadi pada tanggal 3 April 2006

    yaitu dengan terbitnya SK Rektor Universitas Gadjah Mada No.

    176/P/SK/HT/2006.

    - PS Sumberdaya & Teknologi Kelautan,

    - PS Pengendalian Hayati,

    - PS Kebudayaan,

    sejak tahun 2000 institusi ini resmi menggunakan nama Pusat Studi Kebudayaan

    Universitas Gadjah Mada (PSK-UGM). kajian-kajian kebudayaan dikembangkan

    terutama dengan merengkuh semua pelaku budaya pusat-pinggiran. Saat

    Prof.Dr.Umar Kayam mengelola institusi ini, beliau antara lain mencetuskan ide

    Pasar Seni Gadjah Mada atau yang lebih dikenal dengan Gama Fair.

  • Profil dan Eksisting Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard

    Bab II

    LaporanAkhirRTBLKlasterSBBUniversitasGadjahMada

    II9

    - PS Asia Pasifik ,

    Menjadi pusat studi yang berkelas internasional berkaitan dengan Asia dan Pasifik

    melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya secara multi, lintas atau

    interdisiplin sehingga dapat mendukung mewujudkan visi universitas sebagai

    universitas riset yang bertaraf internasional, unggul, terkemuka, berorientasi pada

    kepentingan bangsa dan berdasarkan Pancasila.

    - PS Perdagangan Dunia

    Usulan kegiatan ini didasarkan pada keperluan untuk memperluas dan melengkapi

    kegiatan-kegiatan yang dirancang oleh PSPD UGM dalam skema WTO Chairs

    Programme 2010-2013.

    - PS Jepang,

    - PS Agroekologi,

    - PS Energi

    Pusat Studi Energi ( PSE ) UGM adalah lembaga penelitian yang bergerak di

    bidang rekayasa dan implementasi teknologi di bidang energi , khususnya energi

    terbarukan, seperti solar cell( photovoltaic) , mikrohidro, kincir angin, daan lain-

    lain. Selain itu

    PSE juga melakukan berbagai pelatihan/ kursus yang berkaitan dengan

    manajemen energi, AMDAL, RUKD, audit energi, dll.

    Guna meningkatkan kemampuan aplikatif di bidang instrumentasi dan energi ,

    PSE juga melaksnakan kegiatan pelatihan Mikrokontroller Tingkat Dasar,

    Mikrokontroller Tingkat Lanjut Untuk Akuisisi data, Komputer Interfacing Untuk

    Kontrol dan Akuisisi data. Untuk bidang energi terbarukan PSE melaksanakan

    pelatihan antara lain Workshop Perencanaan, Instalasi, dan Perawatan Pembangkit

    Listrik tenaga Surya, pembangkit Listrik tenaga angin, Pembangkit Listrik

    Mikrohidro dan lain-lain.

  • 2

    .2. Kondisi

    Kondisi s

    dengan fu

    Eksisting

    saat ini Klast

    ungsi peruma

    ter SBB did

    ahan. Dan be

    dominasi ole

    ebrapa bang

    Kla

    eh bangunan

    unan memil

    Paster Sekip-Bulak

    n 1 lantai ya

    iki ketinggia

    Profil dan Eksistiksumur-Bolueva

    akni banguna

    an 3 lantai

    ng ard

    Bab II

    an

  • LaporanAkhRTBLKlasteUniversitas

    hirrSBBGadjahMada

    Sesuai de

    dapat diha

    engan Keten

    apus (demol

    ntuan bahwa

    lish) untuk d

    a bangunan

    dapat memen

    Kla

    dengan keti

    nuhi kebutuh

    Paster Sekip-Bulak

    inggian diba

    han dimasa m

    Profil dan Eksistiksumur-Bolueva

    II11

    awah 2 lant

    mendatang.

    ng ard

    Bab II

    tai

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-1

    BAB III

    Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan

    Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    3.1. Evaluasi Terhadap Masterplan/RIPK Terdahulu Salah satu arahan mendasar yang menjadi basis dalam proses perancangan Rencana Tata

    Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Klaster Sekip Bulaksumur Boulevard Universitas

    Gadjah Mada adalah review terhadap masterplan atau Rencana-Rencana Induk

    Pengembangan Kampus (RIPK) terdahulu. Pada RIPK 1996, tercatat titik kelemahan

    utama dalam masterplan ini, yakni terkait rancangan dalam hal efektifitas pemanfaatan

    lahan dan optimalisasi lahan hijau di lingkungan kampus, tata sirkulasi dan pemanfaatan

    lahan parkir, serta tata massa terkait performa integrasi antar fungsi bangunan terhadap

    bangunan lainnya. Hal ini secara sistemik menurunkan kualitas keterhubungan aktifitas

    akademik antar fakultas dan menurunkan kualitas lingkungan hijau kampus. Kelemahan

    ini disebabkan kurang terdefinisi secara baik pengaturan pemanfaatan lahan dalam RIPK

    1996 tersebut.

    Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan didasarkan pada studi dan ketentuan serta

    kebijakan terkait yang ada yaitu RIPK UGM 2005-2015 yang berisi tentang ketentuan

    pembangunan gedung baru yang tidak dibangun di atas ruang terbuka hijau, tetapi di atas

    bangunan lama yang berupa bangunan gedung berlantai 1 (satu) dan atau 2 (dua).

    Sehingga efisiensi lahan diharapkan akan tercapai di antaranya melalui rancangan

    bangunan dengan ketinggian minimal 3 lantai. Dalam ketentuan tersebut, untuk

    mengefektifkan sirkulasi antar bangunan direkomendasikan adanya penghubung antar

    bangunan berupa koridor atau jejalur. Di dalam melakukan evaluasi, juga didasarkan

    pada pedoman rencana tata bangunan yang tertuang pada PERATURAN MENTERI

    PEKERJAAN UMUM NOMOR 06/PRT/M/2007 PEDOMAN RTBL tentang KDB

    (Koefisien Dasar Bangunan), KLB (Koefisien Lantai Bangunan), dan KDH (Koefisien

    Daerah Hijau).

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-2

    Gambar 3.1. Skema Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan

    Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster SBB juga terkait dengan rencana tata

    lansekap Universitas Gadjah Mada yang menerapkan kebijakan open system dan closed

    system. Open system (OS) ditujukan sebagai tempat parkir atau tempat kegiatan lain

    yang dinaungi oleh pohon-pohon tinggi, besar dan beragam. Closed system (CS)

    ditujukan sebagai daerah resapan air dan penyejukan udara dan dalam jangka panjang

    seharusnya dapat menggantikan fungsi air conditioner di tiap blok zonasi sub-klaster.

    Wilayah studi adalah Klaster SBB yang termasuk dalam kawasan UGM Yogyakarta;

    yang berkonsep Educopolis yaitu kampus dengan kondisi lingkungan yang kondusif

    untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan sinergi interdisiplin dan

    tanggap terhadap isu ekologis. Untuk itu, UGM telah melakukan penanaman pohon-

    pohon penghijauan yang sesuai dengan konsep kampus educopolis.

    Pada dasarnya konsep Rencana Induk Pengembangan Kampus (RIPK) UGM telah

    memiliki strategi pengembangan yang cukup baik namun perlu disusun kembali

    kerangka acuan RTBL meruntut pada kebutuhan masing-masing klaster secara spesifik

    khususnya pada kasus studi Klaster SBB sehingga perlu dipertimbangkan hal-hal

    berikut:

    1. Peletakan entrance dan besaran, terutama karena entrance Klaster SBB merupakan

    main entrance UGM

    2. Peletakan tata unit dan orientasi bangunan

    3. Pengaturan sirkulasi, jarak, dan besaran baik untuk pejalan kaki dan kendaraan.

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-3

    4. Jarak pencapaian dari halte bus menuju ke main entrance harus dekat.

    5. Aksesibilitas dan besaran lahan parkir yang mencukupi dalam konteks berkelanjutan

    6. Ruang terbuka/shared placed menjadi optimal terintegrasi dengan fungsi-fungsi

    bangunan disekitarnya.

    7. Efektifitas lahan dan ruang yang ditingkatkan dengan rencana pembangunan gedung

    minimal 5 lantai

    3.1.1. Pemanfaatan Lahan Eksisting

    Pemanfaatan lahan pada perencanaan Klaster SBB untuk menghasilkan suatu produk

    baru yang lebih optimal sebagai penunjang fasilitas pendidikan tanpa mengurangi

    potensi bangunan sekitar. Pemanfaatan lahan di dalamnya mengandung unsur-unsur

    penggunaan lahan yang telah ada dan arahan pengembangan pemanfaatan lahan yang

    lebih optimal berdasarkan evaluasi sumberdaya lahan dan kesesuaian pemanfaatan.

    Evaluasi sumber daya lahan dan kesesuaian pemanfaatan diusahakan sedemikian rupa

    sehingga beberapa area-area pada Klaster SBB yang pada mulanya kurang terpelihara

    dapat dikembangkan sebagai area fungsional. Dalam evaluasi sumberdaya lahan pada

    klaster ini nantinya sangat ditekankan pada pengelompokan fungsi-fungsi bangunan ke

    dalam susunan zona atau sub-klaster, yaitu Zona Temu Ilmiah dan Kebudayaan

    (MICE), Zona Layanan Masyarakat (Komersial), Zona Riset Plasa, Zona Hunian

    Perumahan dan Asrama, serta Zona Arboretum. Upaya pemanfaatan lahan-lahan atau

    bangunan-bangunan yang tidak terpakai dikembangkan menjadi fasilitas-fasilitas

    pendidikan berdasarkan perkembangan program pendidikan yang telah disesuaikan

    untuk beberapa masa yang akan datang.

    Berdasarkan kompleksitas permasalahan yang ada, akan mempermudah analisis fungsi

    kawasan perencanaan nantinya, yang akan menjadi acuan dalam perencanaan nantinya.

    Kondisi/konstruksi bangunan eksisting secara umum adalah bangunan permanen.

    Masih terdapat pula beberapa bangunan dengan konstruksi non permanen yang

    berfungsi sebagai tempat parkir dan food court. Umur bangunan dalam klaster ini

    umumnya tergolong cukup tua, karena klaster ini termasuk dalam blok yang pertama

    dibangun di lingkungan UGM.

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-4

    Dari kondisi yang akan dipetakan dibawah ini, dapat menjadi materi usulan tentang

    beberapa bangunan yang akan diganti (demolition), yang merupakan bangunan

    berlantai 1 dan 2, dijadikan bangunan berlantai tiga ke atas dengan dasar kebijakan

    RIPK yang berlaku saat ini.

    Gambar 3.2. Eksisting Klaster SBB

    3.1.2. Fasilitas Pelayanan

    Umumnya fasilitas pelayanan kampus UGM berada dalam Klaster ini. Misalnya Sub-

    klaster Boulevard yang memberi fasilitas untuk kemahasiswaan dan UC, serta Sub-

    klaster Sekip dan Bulaksumur yang mayoritas merupakan bangunan hunian.

    Fasilitas pelayanan yang lebih kecil seperti aula, mushola, dll tersedia pada tiap

    bangunan. Penempatan parkir pada klaster ini sekarang tersebar pada tiap-tiap

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-5

    bangunan karena antara bangunan satu dan yang di sebelahnya umumnya tidak

    berkaitan fungsi dan memiliki pengguna yang berbeda-beda pula.

    3.1.3. Transportasi dan Aksesibilitas

    Akses utama dalam klaster ini yang juga merupakan main entrance dari kampus

    Universitas Gadjah Mada adalah Sub-klaster Boulevard itu sendiri. Selain itu juga

    terdapat Jalan Kaliurang yang membelah Klaster SBB.

    Saat ini, kondisi system transportasi dalam klaster telah mengakomodasi kebutuhan

    ruang sirkulasi kendaraan dengan cukup baik, terutama untuk civitas akademika UGM.

    Namun tidak demikian untuk sirkulasi pejalan kaki. Tidak adanya trotoar atau pergola

    khusus mengurangi kenyamanan bagi pejalan kaki. Vegetasi pun kurang memberikan

    kenyamanan karena hanya memberi keteduhan di bagian-bagian tertentu saja.

    3.1.4. Analisis Lokasi dan Aspek Lahan

    Klaster SBB yang terdiri dari Sub-klaster Sekip, Bulaksumur, dan Boulevard ini

    berdiri diatas lahan seluas 270.000 m2 dengan batas lahan sebagai berikut:

    Utara: Graha Sbha Pramana dan Klaster Kesehatan Barat: Permukiman umum Sendowo Timur: Masjid Kampus UGM Selatan: Kawasan komersial umum

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-6

    Gambar 3.3. Klaster SBB

    3.1.5. Potensi Sumber Daya

    Pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumberdaya dapat menentukan keberhasilan

    pengembangan fungsi pada suatu kawasan. Hal ini dimaksudkan untuk

    mengoptimalkan fungsi pemanfaatan kawasan dengan resiko sekecil mungkin dan

    penanganan potensi kendala yang ada sebagai alternatif pemecahan masalah.

    a. Sumber Daya Alam

    Kondisi tanah di lingkungan Klaster SBB relatif subur dan cukup tersedia air,

    sehingga mendukung pengembangan lansekap dan penanaman beberapa pohon

    sebagai peneduh. Potensi ruang terbuka hijau tersebut diharapkan tidak menjadi

    kendala pengembangan di lingkungan Klaster SBB, tetapi justru akan menjadi

    potensi kekayaan di masa sekarang dan mendatang, karena fungsinya sebagai paru-

    paru kota.

    Terkait dengan masalah tata hijau dan lansekap yang merupakan bagian dari

    penataan sumber daya alam ini adalah kualitas lingkungan kampus, khususnya yang

    berhubungan dengan terdapatnya sejumlah bahan polutan di dalam udara di kampus.

    Pengukuran yang dilakukan pada dua kurun waktu (1993 dan 1999/2000)

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-7

    menunjukkan hasil yang cukup mengkhawatirkan dalam hal kandungan Karbon

    Monoksida, sedangkan untuk jenis-jenis polutan lain sudah mendekati batas ambang

    maksimal. Adapun untuk pencemaran lingkungan yang berupa kebisingan, angka

    yang didapatkan pada tahun 1999/2000 sedikit berada di atas batas ambang

    maksimal yang dipersyaratkan. Keseluruhan data pencemaran tersebut

    menunjukkan masih diperlukannya upaya pencegahan dengan membatasi peluang

    terproduksinya bahan-bahan polutan tersebut di lingkungan kampus, yang juga

    harus disertai dengan berbagai penyelesaian teknis lansekap kampus sehingga

    angka-angka yang telah melebihi batas ambang tersebut dapat dikurangi seminimal

    mungkin, hingga berada di bawah batas ambang.

    Tabel 3.1. Perkembangan Pencemaran di Lingkungan Kampus UGM, 1993-2000

    No.

    Jenis polutan yang

    diukur

    Batas maksimal

    yang

    diperbolehkan

    Des 1993

    1999/2000

    1. Karbonmonoksida (CO) 2,6 ppm Tak terdeteksi 8 ppm

    2. Karbon dioksida 247 -

    3. Hidrokarbon 0,24 ppm Tak terdeteksi -

    4. Sulfur dioksida (SO2) 0,3 ppm Tak terdeteksi 0,025 ppm

    5. Nitrogen dioksida

    (NO2)

    0,2 ppm 0,0006 ppm 0,0016 ppm

    6. kebisingan 70 dba 57,4 dba 70,7 dba

    Sumber: RIP Kampus 2005-2015

    Permasalahan kondisi tata lansekap:

    Taman di seluruh kampus yang sangat gersang terutama disaat musim kemarau, sangat tidak terawat, dan pada saat musim hujan air hujan melimpah

    menggenangi area lansekap dan;

    Kampus tidak semuanya terasa sejuk, rindang, damai, tenang, dan nyaman untuk belajar maupun kegiatan lainnya. Taman belum ditata dan dirawat dengan baik.

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-8

    b. Sumber Daya Buatan

    Bangunan yang potensial saat ini di lingkungan Klaster SBB adalah bangunan

    MICE, yang terdiri dari Graha Sbha Pramana, Purna Budaya, University Club,

    Kagama, dsb. Bangunan tersebut secara fungsional akan memberikan kehidupan

    bagi kegiatan ilmiah dan kebudayaan dalam kawasan kampus. Potensi lain dari

    aspek bangunan kampus adalah kemampuan menciptakan bentuk bangunan dengan

    dasar estetika dan lingkungan kampus UGM sehingga salah satu bangunan kampus

    akan menjadi landmark bagi bangunan kampus sekitarnya.

    Bentuk bangunan di Klaster SBB relatif sama. Untuk mempertahankan keselarasan

    dan konsistensi bentuk antara bangunan yang telah ada dan bangunan yang akan

    dibangun, diperlukan adanya arahan-arahan yang berupa guidelines, yang dapat

    menunjukkan ciri-ciri atau karakter pada setiap bangunan di kampus UGM pada

    umumnya, dan pada Klaster SBB pada khususnya. Dengan terciptanya ciri-ciri atau

    karakter pada semua fasad bangunan di seluruh kampus UGM, akan terwujud unsur

    kemenerusan yang menjadi bagian urban design kota Yogyakarta.

    Dalam usaha menciptakan guidelines yang selaras dengan kota Yogyakarta, pada

    pengembangan RTBL Klaster SBB nantinya UGM juga mengambil konsep sumbu

    imajiner dalam sirkulasinya.

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-9

    Gambar 3.4. Sumbu Imajiner RTBL Klaster SBB

    c. Sumber Daya dan Kelembagaan

    Potensi SDM di lingkungan Klaster SBB mengalami kenaikan dari segi kuantitas

    maupun kualitas, baik dari sisi mahasiswa, dosen dan karyawan. Meskipun tingkat

    perkembangan SDM-nya terus meningkat, namun kualitas SDM perlu pembinaan

    lebih jauh berkaitan searah dengan perkembangan program pendidikan/ kurikulum.

    Di sisi lain, lokasi UGM di Yogyakarta memiliki peluang untuk mendukung

    atmosfer akademik, dengan suasana yang penuh rasa kebersamaan, memiliki

    moralitas relatif tinggi, adanya rasa memiliki, saling menghormati dan menghargai,

    serta lingkungan kerja yang baik.

    Klaster SBB tidak terlepas dengan university governance di UGM yang berstatus

    sebagai PT BHMN, atau lebih dikenal dengan otonomi pengelolaan kampus.

    Otonomi universitas yang dikaitkan dengan kebijaksanaan pembiayaan sendiri

    memungkinkan peningkatan kesejahteraan staf, yang diantaranya ditujukan untuk

    peningkatan kreatifitas tenaga akademik, sehingga kualitas proses pembelajaran

    dapat ditingkatkan.

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-10

    Isu lain tentang university governance adalah penegakan hukum yang masih lemah

    untuk beberapa peraturan, serta birokrasi dan prosedur yang tidak jelas sehingga

    menghambat beberapa kegiatan. Organisasi yang besar cenderung menurunkan

    efisiensi dan produktifitas.

    Sejalan dengan arahan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan keterkaitan

    dan kesepadanan antara penelitian dengan pengabdian masyarakat maka kegiatan

    pengabdian masyarakat yang sementara ini banyak dilakukan oleh Lembaga

    Pengabdian Masyarakat perlu diubah pendekatannya.

    Fasilitas akademik mencukupi untuk pengembangan kegiatan, tetapi di sisi lain

    terdapat penggunaan ruang dan fasilitas yang tidak efisien, karena waktu

    pemanfaatannya belum optimal, maupun adanya sejumlah fasilitas pendidikan

    dengan ruang dan peralatan yang sudah tidak layak. Isu yang terkait dengan

    pengelolaan sarana-prasarana ini adalah belum adanya kesepakatan pendistribusian

    kewenangan.

    3.2. Evaluasi Kebutuhan Ruang

    3.2.1. Zona Temu Ilmiah dan Kebudayaan (MICE)

    MICE ("Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition" atau Pertemuan, Insentif,

    Konvensi, dan Pameran) atau The Meetings Industry, merupakan suatu jenis kegiatan

    pariwisata di mana suatu kelompok besar, biasanya direncanakan dengan matang,

    berangkat bersama untuk suatu tujuan tertentu [Wikipedia Indonesia]. Zona MICE

    dalam perencanaan RTBL Klaster SBB UGM sendiri dimaksudkan sebagai zona yang

    memfasilitasi serangkaian kegiatan MICE, mulai dari kegiatan konferensi atau

    seminar hingga peristirahatan.

    Tabel 3.2. Luas Bangunan Eksisting Zona MICE

    Nama Bangunan Luas Lt Dasar Juml Lantai Luas Total Lantai

    UC Guest House 1691.1 3 5073.3

    UC 1 1258.8 3 3776.4

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-11

    UC 2 4787.4 2 9574.8

    UC 3 4459.9 2 8919.8

    Purna Budaya 5857.8 1 5857.8

    Total 18055 33202.1

    Sumber : Daftar Barang Milik Negara Unit Kerja UGM Kawasan Bulaksumur (DPPA) dan

    Olah Data Tim Blokplan

    Dalam klaster SBB eksisting, sudah terdapat University Club (UC UGM) dan Wisma

    Kagama yang memfasilitasi berbagai kegiatan MICE dalam lingkungan kampus

    UGM. Bersama Grha Sabha Pramana, ketiga fasilitas ini sudah dimanfaatkan dalam

    rangkaian kegiatan exhibition, expo, ataupun pernikahan.

    Sesuai dengan peraturan RIPK 2005-2015, bangunan yang perlu diganti adalah

    bangunan 1 dan 2 lantai. Dalam zona ini, bangunan UC seluruhnya dipertahankan

    karena termasuk bangunan baru dan satu kesatuan. Dan untuk Purna Budaya, bagian

    yang dilestarikan adalah Pendopo Purna Budaya karena termasuk dalam bangunan

    heritage, sedangkan untuk bagian yang lain diganti.

    3.2.2. Zona Layanan Masyarakat (Komersial)

    Maksud dari Zona Komersial disini adalah zona yang berisikan fasilitas-fasilitas yang

    memberikan pelayanan pada masyarakat pada umumnya dan pada civitas akademika

    UGM pada khususnya. Selain melayani masyarakat, zona ini juga sebagai pendukung

    Zona MICE. Antara lain dengan fasilitas bank, fasilitas kesehatan atau klinik, restoran

    atau food court, serta koperasi.

    Klaster SBB kini telah memiliki berbagai fasilitas, baik yang berada dibawah

    pengelolaan dan pengawasan UGM maupun pihak luar yang bekerjasama dengan

    UGM. Fasilitas tersebut antara lain terdapat dalam tabel di bawah ini.

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-12

    Tabel 3.3. Luas Bangunan Eksisting Zona Layanan Masyarakat

    Lokasi Nama Bangunan Luas Lt Dasar Juml Lantai

    Luas Total

    Lantai

    BLOK A10 Kantor SMEDC 129.35 1 129.35

    BLOK A11

    GMUM PT. BPR Duta

    Gama 323 1 323

    BLOK A14 Kantor Kosudgama 225.55 1 225.55

    BLOK A15 Kantor Kosudgama 225.55 1 225.55

    GMUM Kantor Pos UGM 349.7 1 349.7

    BLOK H4

    Kantor Bank Negara

    Indonesia 275.7 1 275.7

    BLOK H5

    Kantor GMUM

    (Swaragama) 299.7 1 299.7

    BLOK H6 Kantor GMC lama 409.7 1 409.7

    BLOK H8 KOPMA UGM 590 1 590

    BLOK K2 Jogja Medianet 321.8 1 321.8

    BLOK L3 Kantor GMC 311.55 1 311.55

    BLOK L4 Kantor Bank Niaga 333.6 1 333.6

    BLOK L6 Kantor Bank Mandiri 309.5 1 309.5

    Total 4104.7 4104.7

    Sumber : Daftar Barang Milik Negara Unit Kerja UGM Kawasan Bulaksumur (DPPA) dan

    Olah Data Tim Blokplan

    Bangunan-bangunan berlantai satu di atas direncanakan untuk diganti dengan

    bangunan berlantai tinggi sesuai dengan ketentuan RIPK 2005-2015. Selain itu, UGM

    juga telah memiliki fasilitas baru berlantai tinggi Gama Bookstore yang belum dapat

    digunakan sekarang.

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-13

    3.2.3. Zona Riset Plasa

    UGM memiliki visi untuk menjadi universitas riset kelas dunia yang unggul, mandiri,

    bermartabat, dan dengan dijiwai Pancasila mengabdi kepada kepentingan dan

    kemakmuran bangsa. Kegiatan-kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian

    kepada masyarakat, yang didukung dengan fasilitas yang berbasis Teknologi

    Informasi dan Komunikasi, sistem manajemen modern, dan sumberdaya manusia

    yang berkualitas tinggi difokuskan untuk mencapai visi tersebut.

    Namun sayangnya keberadaan Pusat-Pusat Studi yang menampung kegiatan

    pembelajaran dan penelitian di lingkungan UGM tersebut masih bersifat sporadic,

    tidak terkoordinasi dan terpadu dalam sebuah wadah aktivitas riset. Kondisi tersebut

    cukup menyulitkan koordinasi antar Pusat Studi. Karena itu diperlukanlah suatu

    upaya untuk mengoptimalkan koordinasi yang lebih baik dalam rangka membuka

    peluang kerjasama dan sinergisme dalam aktivitas riset antar Pusat studi di

    lingkungan UGM. Lalu tercetuslah gagasan UGM untuk menyatukan Pusat-Pusat

    Studi tersebut menjadi sebuah wadah aktivitas riset kolaborasi multidisiplin, yang

    kemudian dinamakan sebagai International Research Plaza (IRP), yang kemudian

    dalam Laporan RTBL Klaster SBB ini diistilahkan dengan Zona Riset Plasa.

    Tabel 3.4. Luas Bangunan Riset Eksisting UGM

    Lokasi

    Nama Bangunan

    Luas Lt

    Dasar

    Juml

    Lantai

    Luas Total

    Lantai

    BLOK A4 Kantor Pusat Sumber Daya dan Tek.

    Kelautan 116 1 116

    BLOK B2 Kantor Pusat Studi Ekonomi Pancasila 116 1 116

    BLOK B7 Kantor Pusat Studi Pengendalian

    Hayati 116 1 116

    BLOK B9 Pusat Studi Korea 116 1 116

    BLOK

    B11 Kantor Pusat Studi Jerman 162.4 1 162.4

    BLOK Kantor Pusat Studi Jepang 162.4 1 162.4

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-14

    B12

    BLOK

    B13 Kantor Pusat Studi Asia Pasifik 205.25 1 205.25

    BLOK

    B19 SKKK 663.4 1 663.4

    BLOK

    B20 Kantor Managemen Parkir 157 1 157

    BLOK

    B21 Kantor Majalah Balairung 113.5 1 113.5

    BLOK C7 Kantor Pusat Studi Perdagangan

    Dunia 116 1 116

    BLOK C9 Pusat Studi Pariwisata (JTTC) 116 1 116

    BLOK

    C16 Kantor Pusat Studi Bencana Alam 116 1 116

    BLOK

    D13 Pusat Studi Agro Ekologi 116 1 116

    BLOK

    D22 Kantor Pusat Studi Pancasila 133.88 1 133.88

    BLOK E9 Kantor PUSTRAL 138 1 138

    BLOK

    E12 Kantor Magister Hukum 236.8 1 236.8

    BLOK

    F12

    Kantor Pusat Studi Farmakologi dan

    Kebijakan Obat 205.25 1 205.25

    BLOK

    F13 Kantor Internasional Student Housing 116 1 116

    Pos MENWA 338.1 1 338.1

    BLOK J3 Kantor Pusat Studi Pariwisata 420.37 1 420.37

    BLOK J7 Kantor Koperasi Keluarga Gadjah

    Mada 420.37 1 420.37

    BLOK Kantor Pusat Studi Energi 300 1 300

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-15

    K1a

    BLOK K5 Kantor PPS. Wanita 306.05 1 306.05

    BLOK K7 Unit Pencegahan Penyalahgunaan

    Narkoba 288.8 1 288.8

    BLOK K8 Kantor PSPMPT 288.8 1 288.8

    BLOK K9 Kantor Pusat Studi Keamanan dan

    Perdamaian 367.8 1 367.8

    BLOK M3 Pusat Studi Transportasi dan Logistik 300.3 1 300.3

    BLOK M5 Kantor Darma Wanita 300.3 1 300.3

    BLOK N2 Kantor Pusat Pengembangan

    Kebijakan Industrialisasi 182 1 182

    DAA 1043.25 1 1043.25

    PPTIK 1126 2 2252

    GELANGGANG MAHASISWA 10119.28 1 10119.28

    Pusat Studi Kependudukan dan

    kebijakan UGM 791.6 2 1583.2

    Total 19814.9 21732.5

    Sumber : Daftar Barang Milik Negara Unit Kerja UGM Kawasan Bulaksumur (DPPA) dan

    Olah Data Tim Blokplan

    3.2.4. Zona Hunian Perumahan dan Asrama

    Universitas menyediakan fasilitas hunian bagi para pengajar dan mahasiswanya, serta

    bagi para peserta pelatihan, latihan ataupun tamu yang memiliki kepentingan di dalam

    UGM. Antara lain adalah hunian perumahan Sekip dan Bulaksumur, Bulaksumur

    Residence, Cemaralima Residence, Darmaputera Residence, serta Ratnaningsih

    Residence. Keempat residence tersebut tersebar dalam penjuru kota Yogyakarta,

    sedangkan hunian perumahan Sekip dan Bulaksumur berada dalam kawasan kampus

    UGM, tepatnya di Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard.

    Berdasarkan data DPPA UGM, jumlah hunian dalam Blok Sekip dan Bulaksumur

    berjumlah total 281 bangunan, termasuk di dalamnya adalah flat heritage serta

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-16

    bangunan yang kini dialihfungsikan menjadi Pusat Studi, kantor, penginapan GMUM,

    bangunan komersial, ataupun bangunan kosong.

    Gambar 3.5. Zona Hunian Perumahan Sekip dan Bulaksumur Eksisting UGM

    Tergambarkan dalam gambar di atas bahwa zona hunian perumahan eksisting

    mencapai lebih dari setengah luas Klaster SBB. Tentu saja hal ini membuat

    pemanfaatan kawasan tidak dapat maksimal, apalagi zona ini didominasi oleh

    bangunan satu lantai.

    Tabel 3.5. Luas Bangunan Eksisting Zona Hunian Perumahan dan Asrama

    Nama Bangunan Luas Lt Dasar Juml Lantai Luas Total Lantai

    Blok A 2200.3 1 2200.3

    Blok B 1740.19 1 1740.19

    Blok C 2943.56 1 2943.56

    Blok D 3162.05 1 3162.05

    Blok E 1933.9 1 1933.9

    Blok F 488.25 1 488.25

  • Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab III

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    III-17

    Blok G 991.4 1 991.4

    Blok J 840.74 1 840.74

    Blok K 1691.55 1 1691.55

    Blok L 1336.1 1 1336.1

    Blok M 1801.8 1 1801.8

    Blok N 11149.8 1 11149.8

    Blok S 558.5 1 558.5

    Blok T 1411.3 1 1411.3

    Blok U 1182.9 1 1182.9

    Total 33432.34 33432.34

    Sumber : Daftar Barang Milik Negara Unit Kerja UGM Kawasan Bulaksumur (DPPA) dan

    Olah Data Tim Blokplan

    3.2.5. Zona Arboretum Pada kondisi saat ini, dalam Klaster SBB belum ada tempat yang khusus dialokasikan

    sebagai arboretum. Pada rencana RTBL ke depannya, ada beberapa lokasi yang akan

    dialihfungsikan sebagai arboretum.

  • Pendekatan Perencanaan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab IV

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    IV-1

    BAB IV

    PENDEKATAN PERENCANAAN Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Pada bab IV ini didasarkan pada Permen No.06 Tahun 2007 RTBL yang menjadi acuan

    dalam membuat rancangan RTBL Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard yang baru.

    4.1. Acuan Perancangan

    4.1.1. Konsep Educopolis Dalam kajian Rencana Stratejik Universitas Gadjah Mada dapat dikemukakan prinsip

    dasar yang terkait dengan perkembangan fisik kampus sebagai suatu sistem interaksi

    sosial yang khas masyarakat akademis, mandiri, berwawasan internasional dalam

    jiwa kebangsaan yang tinggi. Sebagai suatu sistem sosial, kawasan kampus dapat

    diibaratkan sebagai kota atau dalam istilah kemasyarakatan jaman Yunani disebut

    dengan polis. Kawasan kampus UGM harus mampu mewadahi dan menjamin

    keberlangsungan proses pembelajaran masyarakat akademis yang sudah dicanangkan

    dalam rencana stratejik universitas. Dengan demikian sangat tepat jika visi dan arah

    pengembangan fisik kampus Universitas Gadjah Mada adalah mewujudkan

    Educopolis, A conducive environment for learning within ecological and

    multidiciplinary colaborative developed setting towards the achievement of the

    universitys vision

    (Educopolis, suatu lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam

    konteks pengembangan kolaborasi multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologi

    demi mencapai visi universitas).

    Pengembangan fisik Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard yang terkait dengan

    aspek akademik dan administratif hendaknya diarahkan, agar memiliki fasilitas dan

    infrastruktur dengan kapasitas yang mampu :

    memberikan pelayanan untuk berlangsungnya proses belajar mengajar secara efektif dan efisien;

  • Pendekatan Perencanaan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab IV

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    IV-2

    memberikan pelayanan menuju terwujudnya sinergi proses belajar-mengajar, penelitian dan pelayanan profesional pada masyarakat untuk menghasilkan

    proses penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas secara berkelanjutan; dan

    memberikan pelayanan optimal dengan mengacu pada struktur (komposisi) dan manajemen program studi, baik secara vertikal (level program studi) dan

    horisontal (jumlah dan bidang ilmu) yang telah disepakati sebagai strategi

    pengembangan akademik menuju universitas riset.

    4.1.2. Peraturan Kementrian Umum tentang RTBL a. Struktur Peruntukan Lahan

    Struktur Peruntukan Lahan adalah merupakan komponen rancang kawasan yang

    berperan penting dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna lahan

    yang telah ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkan

    ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah.

    Peruntukkan Lahan Makro Peruntukan Lahan Makro, yaitu rencana alokasi penggunaan dan pemanfaatan

    lahan pada suatu wilayah tertentu yang juga disebut dengan tata guna lahan.

    Peruntukan ini bersifat mutlak karena telah diatur pada ketentuan dalam

    rencana tata ruang wilayah.

    Peruntukkan Lahan Mikro Peruntukan Lahan Mikro, yaitu peruntukan lahan yang ditetapkan pada skala

    keruangan yang lebih rinci (termasuk secara vertikal) berdasarkan prinsip

    keragaman yang seimbang dan saling menentukan. Hal-hal yang diatur adalah:

    i. Peruntukan lantai dasar, lantai atas, maupun lantai besmen;

    ii. Peruntukan lahan tertentu, misalnya berkaitan dengan konteks lahan

    perkotaan-perdesaan, konteks bentang alam/lingkungan konservasi, atau

    pun konteks tematikal pengaturan pada spot ruang bertema tertentu.

    Dalam penetapan peruntukan lahan mikro ini masih terbuka kemungkinan untuk

    melibatkan berbagai masukan desain hasil interaksi berbagai pihak seperti

    perancang/penata kota, pihak pemilik lahan, atau pun pihak

    pemakai/pengguna/masyarakat untuk melahirkan suatu lingkungan dengan

  • Pendekatan Perencanaan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab IV

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    IV-3

    ruang-ruang yang berkarakter tertentu sesuai dengan konsep struktur

    perancangan kawasan.

    Penetapan ini tidak berarti memperbaiki alokasi tata guna lahan pada aturan

    rencana tata ruang wilayah yang ada, namun berupa tata guna yang diterapkan

    dengan skala keruangan yang lebih rinci, misalnya secara vertikal per lantai.

    b. Intensitas Pemanfaatan Lahan

    Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai

    maksimum bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya. Komponen penataan

    intensitas pemanfaatan lahan meliputi:

    Koefisien Dasar Bangunan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan

    antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan

    luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.

    Koefisien Lantai Bangunan Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan

    antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan

    luas lahan/ tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.

    Koefisien Daerah Hijau Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentase perbandingan antara

    luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi

    pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang

    dikuasai.

    c. Tata Bangunan

    Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta

    lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek

    termasuk pembentukan citra/karakter fisik lingkungan, besaran, dan konfigurasi

    dari elemen-elemen: blok, kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan

    elevasi lantai bangunan, yang dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai

    kualitas ruang kota yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada,

    terutama yang berlangsung dalam ruang-ruang publik.

  • Pendekatan Perencanaan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab IV

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    IV-4

    Tata Bangunan juga merupakan sistem perencanaan sebagai bagian dari

    penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya, termasuk sarana dan

    prasarananya pada suatu lingkungan binaan baik di perkotaan maupun di

    perdesaan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dengan aturan tata ruang

    yang berlaku dalam RTRW Kabupaten/Kota, dan rencana rincinya.

    Tata bangunan meliputi beberapa komponen diantaranya:

    Pengaturan Blok Lingkungan, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam kawasan menjadi blok dan jalan, dimana blok terdiri atas petak lahan/kaveling

    dengan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: Bentuk dan Ukuran

    Blok, Pengelompokan dan Konfigurasi Blok, Ruang terbuka dan tata hijau.

    Pengaturan Kaveling/Petak Lahan, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam blok menjadi sejumlah kaveling/petak lahan dengan ukuran, bentuk,

    pengelompokan dan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: Bentuk

    dan Ukuran Kaveling, Pengelompokan dan Konfigurasi Kaveling, Ruang

    terbuka dan tata hijau.

    Pengaturan Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan massa bangunan dalam blok/kaveling. Pengaturan ini terdiri atas: Pengelompokan Bangunan, Letak

    dan Orientasi Bangunan, Sosok Massa Bangunan, Ekspresi Arsitektur

    Bangunan.

    Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan ketinggian dan elevasi bangunan baik pada skala bangunan tunggal

    maupun kelompok bangunan pada lingkungan yang lebih makro

    (blok/kawasan). Pengaturan ini terdiri atas: Ketinggian Bangunan, Komposisi

    Garis Langit Bangunan, Ketinggian Lantai Bangunan.

    d. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung

    Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan,

    sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan

    informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat

    penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir,

    perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung.

  • Pendekatan Perencanaan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab IV

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    IV-5

    Penataan sistem sirkulasi dan jalur penghubung dapat memberikan beberapa

    manfaat:

    Mengoptimalkan efisiensi pemanfaatan prasarana jalan dengan jenis arus pergerakan yang terjadi.

    Mendapatkan distribusi atau penyebaran pergerakan yang selaras dengan jenis aktivitas yang diwadahi sehingga dicapai ketertiban.

    Mencapai kinerja fungsi serta keseimbangan, kaitan, keterpaduan dari berbagai elemen pergerakan, lingkungan dan sosial, antara kawasan

    perencanaan dan lahan di luarnya.

    e. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau

    Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakan komponen rancang kawasan,

    yang tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa

    setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan

    sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan sistem

    ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk

    karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif

    dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehingga

    mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik.

    Prinsip-prinsip penataan Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau:

    Pelestarian ruang terbuka kawasan Aksesibilitas publik Keragaman fungsi dan aktivitas Skala dan proporsi ruang yang manusiawi dan berorientasi bagi pejalan kaki Sebagai pengikat lingkungan/bangunan Sebagai pelindung, pengaman dan pembatas lingkungan/bangunan bagi

    pejalan kaki.

    f. Tata Kualitas Lingkungan

    Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasa elemen-elemen

    kawasan yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kawasan atau subarea

    dengan sistem lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki

    orientasi tertentu. Komponen penataan lingkungan meliputi:

  • Pendekatan Perencanaan Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard

    Bab IV

    Laporan Akhir RTBL Klaster SBB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    IV-6

    Konsep Identitas Lingkungan, yaitu perancangan karakter (jati diri) suatu lingkungan yang dapat diwujudkan melalui pengaturan dan perancangan

    elemen fisik dan nonfisik lingkungan atau subarea tertentu.

    Konsep Orientasi Lingkungan, yaitu perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pemakai

    untuk berorientasi dan bersirkulasi.

    Wajah Jalan, yaitu perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan berskala manusia pemakainya, pada suatu ruang publik berupa

    ruas jalan yang akan memperkuat karakter suatu blok perancangan yang lebih

    besar.

    g. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan

    Sistem prasarana dan utilitas lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu

    lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi

    dan berfungsi sebagaimana semestinya. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan

    mencakup jaringan air bersih dan