rtbl malioboro
DESCRIPTION
Rencana Tata Bangunan LingkunganTRANSCRIPT
-
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNANDAN LINGKUNGAN ( R T B L )
Kawasan MALIOBORO
LAPORAN AKHIR
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTADINAS PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH( KIMPRASWIL ) KOTA YOGYAKARTA
-
TAHAP PERSIAPAN
TAHAP PENGUMPULAN DATA
TAHAP ANALISIS
Data SekunderHasil Survey Lapangan :
DiagramGrafikPetaPeta tematik, dll
1 DATA
2 PROGRAM BANGUNAN & LINGUNGAN Analisis kawasan & Wilayah Perencanaan
Analisis pengembangan pembangunan berbasis peran masyarakat
VISI PEMBANGUNAN
KONSEP DASAR PERANCANGAN
TATA BANGUNAN & LINGKUNGAN
TAHAP PERUMUSAN & PENGEMBANGAN PERANCANGAN
3 RENCANA UMUM & PANDUAN RANCANGAN
RENCANA UMUM
Peruntukan Lahan Makro & Mikro
Rencana Tapak
Ruang Terbuka Hijau
Rencana Wujud Visual 3D
Rencana Prasarana & Sarana Lingkungan
PANDUAN RANCANGAN
Ketentuan Dasar Implementasi Rancangan
Prinsip-prinsip Pengembangan Rancangan Kawasan
4 RENCANA INVESTASI5 KETENTUAN PENGENDALIAN RENCANAPEDOMAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN
TAHAP PENGEMBANGAN &
DUKUNGAN PELAKSANAAN
PERA
N M
ASYA
RAKA
T
LAPO
RAN
PEND
AHUL
UAN
LAPO
RAN
ANTA
RALA
PORA
N AK
HIR
Rencana Sistem Pergerakan & Aksesibilitas Lingkungan
Taha
pan
Pek
erja
an
1 BU
LAN
1,5
BULA
N1,
5 BU
LAN
-
Pengurangan volume trafik kendaraan bermotor dan penambahan kantong2 parkir
Penggunaan moda transportasi tradisional ramah lingkungan
Pengembangan area khusus pejalan kaki (pedestrian)
Pengelolaan infrastruktur lebih baik untuk penanganan limbah
Pengembangan ruang terbuka hijau publik yang lebih banyak malalui akuisisi lahan privat
Pembatasan kendaraan pribadi Perlindungan terhadap konversi
lahan dengan penataan intensitas, ketinggian dan fasad bangunan
Pengolahan bangunan untuk meningkatkan fungsi, terutama pada area persimpangan (hook)
Urban renewal perkampungan
Penguatan Sumbu Filosofis di Koridor Utama Kaw. Malioboro melalui penguatan vegetasi dan manajemen trafik
Pengaturan Reklame, Fasad, Skyline dan Setback bangunan dengan memasukkan elemen kearifan lokal
Revitalisasi fungsi BCB & kampung wisata yang diarahkan tidak hanya untuk fungsi / aktivitas murah meriah
solusi solusi solusi
Masalah Energi dan Infrastruktur
Masalah Lahan dan Tata Bangunan & Lingkungan
Masalah Konservasidan Preservasi
Konsumsi energi kendaraan bermotor
Polusi Asap Kendaraan Kemacetan Pembuangan limbah PKL tidak
dikelola dengan baik Pembuangan sampah (organis-
non organis) tidak dikelola baik
Keterbatasan ruang terbuka Keterbatasan lahan parkir Perubahan tata guna lahan
menjadi Komersial Jasa Skala Besar (high comercial diversity)
Masih ada tata guna lahan koridor ventilasi tidak optimal
Lingkungan permukiman kampung yang padat & cenderung kumuh
Memudarnya citra kawasan yang penuh nilai nilai luhur sebagai poros sumbu filosofis
Wajah kawasan tertutup reklame BCB yang tidak terawat dan tidak
memiliki nilai fungsi / manfaat Kampung-kampung wisata belum
bertema
Pencemaran Udara & Pencemaran Air
Degradasi Lahan & Lingkungan
Memudarnya Citra Kota
Humanis & Berbudaya
kons
ep u
mum
Vi
si K
awas
an
-
Ramah Lingkungan
Pencemaran Lingkungan Kenyamanan Sirkulasi dan
bertransportasi Kenyamanan Pejalan Kaki
Penurunan nilai-nilai luhur poros sumbu filosofis
Penurunan kualitas visual wajah kawasan baik sektor formal maupun informal
Kualitas infrastruktur buruk dan tidak terintegrasi
Kurangnya ruang publik untuk berkreatifitas
Kondidi tata bangunan yang buruk Kualitas lingkungan yang buruk Kurangnya ruang terbuka dan RTH
10 Isu Permasalahan KawasanPenataan Koridor
Sistem Sirkulasi &Transportasi
Permukiman
Berbudaya
Terintegrasi
Berkelanjutan
Layak Huni
Manusiawi
Visi Kawasan Malioboro
Kata kunci Perumusan VisiKawasan Malioboro :
Mewujudkan Kawasan Malioboro Sebagai Pusat Pelayanan Jasa
yang Berbasis Budaya, Humanis, Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan
kons
ep u
mum
Vi
si K
awas
an
-
1. Peruntukan Lahan MakroA Arahan Kawasan
RTRW Provinsi - Pengembangan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi tingkat provinsi.- Pelestarian kawasan strategis sosial budaya.
RTRW Kota - Pengembangan kawasan pusat pelayanan kota.- Pelestarian kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.- Pengembangan kualitas ruang dan fasilitas sebagai kawasan pariwisata.
Perwal No. 25 Tahun 2013 - Blok Malioboro sebagai kawasan pembatas dan jalur bercitra budaya pariwisata dan atau perjuangan dengan dukungan stasiun tugu serta fasilitas perdagangan dan jasa.
2. Peruntukan Lahan MikroA. Koridor Jalan - Penambahan fungsi pada bangunan dimungkinkan selama fungsi utama tetap dominan
dengan tetap mengikuti aturan intensitas bangunan.- Pemberlakuan insentif dan disinsentif pada lahan-lahan tidur.- Optimalisasi fungsi pada bangunan yang tidak beroperasi.- Penataan pola peruntukan yang menggunakan model space sharing seperti pembagian
ruang bagi PKL, pejalan kaki, parkir, dan sebagainya.
B. Bangunan Cagar Budaya - Revitalisasi dan optimalisasi fungsi pada bangunan cagar budaya yang pemanfaatannya kurang optimal.
C. Distrik - Penciptaan lingkungan permukiman yang tertata baik dengan infrastruktur dasar memadai dan pengendalian ZONA PERUMAHAN intensitas sedang
D. Ruang Terbuka - Pembagian ruang yang seimbang dan proporsional dengan keragaman aktivitas untuk menghidupkan ruang terbuka.
E. Persimpangan - Penambahan fungsi pada bangunan dimungkinkan selama fungsi utama tetap dominan dengan tetap mengikuti aturan intensitas bangunan.
- Optimalisasi bangunan pada persimpangan sebagai respon terhadap node kawasan
Ren
cana
Um
un &
Pan
duan
Ran
cang 1. Struktur Peruntukan Lahan
-
Ren
cana
Um
un &
Pan
duan
Ran
cang 1. Struktur Peruntukan Lahan
-
Ren
cana
Um
un &
Pan
duan
Ran
cang
A. Koridor Jalan
Koridor Utama - Selain bangunan cagar budaya, ketinggian bangunan maksimal 18 meter sampai kedalaman 60 meter dari garis batas luar rumija dan membentuk sudut 45 dari as jalan.
- Sedangkan untuk sebelah dalam/belakangnya lebih dari 60 meter dari garis batas luar rumija diperbolehkan untuk dibangun lebih tinggi lagi dari ketentuan ketinggian bangunan pada lahan di depannya, dengan membentuk sudut pandang 45 dari titik ketinggian yang diperkenankan dan apabila dikehendaki lain (sudut pandang >45) harus ada persetujuan dari Walikota Yogyakarta; ketinggian maksimum sebesar 32 (tiga puluh dua) meter.
Koridor Pelingkup dan Ventilasi
- Distribusi intensitas harus tetap mempertahankan karakter streetscape kawasan dengan mengacu aturan intensitas lahan.
B. Bangunan Cagar Budaya - Distribusi intensitas harus tetap mempertahankan karakter bangunan dan streetscapekawasan dengan mengacu aturan intensitas lahan.
C. Distrik - Distribusi intensitas memperhatikan daya dukung lingkungan dengan mengacu aturan intensitas lahan.
- Orientasi pembangunan bangunan baru atau perbaikan ke arah bangunan vertikal, jika memungkinkan bersifat komunal (rumah susun).
D. Ruang Terbuka - Pengaturan intensitas rendah untuk keseimbangan daya dukung lingkungan.
E. Persimpangan - Distribusi intensitas harus tetap mempertahankan karakter streetscape kawasan dengan mengacu aturan intensitas lahan.
2. Intensitas Pemanfaatan Lahan
-
Ren
cana
Um
un &
Pan
duan
Ran
cang 3. Tata Bangunan
A. Koridor Jalan
Koridor Utama - Tata bangunan dan kualitasnya membentuk sense of place dan identitas koridor.
- Tiap blok / penggal koridor diatur dengan tema tertentu untuk memunculkan citra ruang yang khas melalui pengaturan fasade dan street furniture.
Koridor Pelingkup dan Ventilasi
- Tata bangunan dan kualitasnya membentuk sense of place dan identitas koridor
B. Bangunan Cagar Budaya - Tata bangunan dan kualitasnya membentuk identitas yang khas sebagai warisan budaya lokal melalui gaya arsitektur, material bangunan, dan sebagainya
C. Distrik - Tata bangunan permukiman diatur secara seimbang dan proporsional dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan.
- Kampung-kampung yang berperan sebagai kampung wisata dikembangkan dengan penentuan tema atau keunikan tertentu dan hirarki yang jelas.
D. Ruang Terbuka - Penataan bangunan pendudkung sebagai elemen pelengkap yang selaras dengan desain kawasan
E. Persimpangan - Tata bangunan dan pengolahan massa bangunan harus menjaga daerah bebas pandang.
- Tata bangunan yang membingkai persimpangan jalan mampu menonjolkan/mempertegas persimpangan.
-
Ren
cana
Um
un &
Pan
duan
Ran
cang 4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung
A. Koridor JalanKoridor Utama - Kemudahan akses dan pergerakan bagi orang, barang, dan kendaraan
- Penetapan fungsi jalan sebagai jalur pedestrian penuh (full pedestrian) secara bertahap, semi pedestrian, dan jalur kendaraan.
- Kontinuitas jalur pedestrian dan jalur kendaraan non-motoris untuk mendukung keamanan dan kenyamanan pergerakan.
- Street furniture dikoordinasikan dalam desain, warna, dan skala yang mendukung karakter koridor dan tema tata bangunan.
- Pengaturan titik-titk parkir kendaraan.
- Pengaturan space sharing.
Koridor Pelingkup dan Ventilasi
- Kemudahan akses dan pergerakan bagi orang, barang, dan kendaraan.
- Pengaturan titik-titk parkir kendaraan.
- Pengaturan titik-titik parkir komunal kendaraan.
- Pengaturan space sharing.
B. Bangunan Cagar Budaya - Kemudahan akses dan pergerakan bagi orang,dan kendaraan.
- Pengaturan parkir bagi BCB yang telah memiliki daya tarik atau yang akan dikembangkan.C. Distrik - Kemudahan akses dan pergerakan bagi orang, barang, dan kendaraan.D. Ruang Terbuka - Pola penataan sirkulasi yang menarik dan merata untuk pengunjung E. Persimpangan - Pengembangan jalur pedestrian dan jalur kendaraan non-motoris yang menerus.
-
Ren
cana
Um
un &
Pan
duan
Ran
cang 5. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau
A. Koridor Jalan - Pengembangan koridor sebagai ruang terbuka publik mampu menciptakan identitas koridor.
- Pengembangan jalur hijau menerus guna meningkatkan kenyamanan pejalan kaki, berupa vegetasi perindang maupun vegetasi rendah (perdu).
- Pengembangan vegetasi di koridor utama disesuaikan dengan tema tata bangunan agar memperkuat cirikhas tiap blok koridor.
B. Distrik - Penyediaan ruang terbuka hijau yang seimbang untuk meningkatkan daya dukung lingkugan permukiman sekaligus berorientasi sebagai ruang terbuka publik.
C. Ruang Terbuka - Pengembangan ruang terbuka terdiri dari hard and soft landscape yang seimbang.
- Pengembangan vegetasi beragam, disamping menjaga fungsi ekologis juga sebagai elemen arsitektural.
D. Persimpangan - Pengembangan vegetasi rendah pada daerah bebas pandang (perdu).
-
Ren
cana
Um
un &
Pan
duan
Ran
cang 6. Tata Kualitas Lingkungan
A. Koridor Jalan - Penataan signage untuk membuat hidup streetscape dann menambah karakter bangunan dan lingkungan.
- Skala signage yang manusiawi agar dapat diapresiasi oleh pejalan kaki dengan mudah melalui aturan bentuk dan dimensi.
- Pengaturan wajah jalan (faade) sesuai dengan tema blok koridor untuk memperkuat citra streetscape.
B. Distrik - Penataan signage mempertimbangkan tujuannya sebagai pelengkap lingkungan permukiman.
- Bagi kawasan kampung wisata desain signage disesuaikan dengan tema wisata dan karakter uniknya.
C. Ruang Terbuka - Penataan street furniture disesuaikan dengan desain yang memperkuat karakter ruang terbuka.
D. Persimpangan - Pengaturan skala signage yang dapat diapresiasi dengan mudah namun tidak merusak kualitas dan karakter lingkungan.
- Pengaturan material dan pencahayaan pada signage terkait kemanan bagi pengguna jalan.
- Penempatan signage menghindari persaingan dengan rambu-rambu lalulintas dan public yang memang diperlukan.
-
kons
ep u
mum
PedestrianParkir Non Motor
Jalur KendaraanNon Motor
Pedestriansharing place
PedestrianArcadePersilToko
Persilnon-arcade
1Low Commercial Diversity
High Commercial Diversity
Entry Point
Stasiun Tugu Akses Antar Kota & Provinsi
Menurut C.P. Wolff Schoemaker, Arsitektur Indis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Sosok bangunan yang umumnya simetris Memiliki ritme vertikal dan horisontal yang relatif sama kuat Konstruksi bangunannya disesuaikan dengan iklim tropis terutama
pada pengaturan ruang, ventilasi masuknya sinar matahari dan perlindungan hujan.
welcoming corridorTerdapat BCB dengan gaya arsitektur indis (Indo-Belanda)perpaduan antara budaya barat dengan budaya lokal (timur)
-
kons
ep u
mum
PedestrianParkir Non Motor
Jalur KendaraanNon Motor
Pedestriansharing place
ArcadeArcadePersilToko
PersilToko
Low Commercial Diversity
Low Commercial Diversity
High Commercial Diversity
High Commercial Diversity
2
2 Mall Malioborosebagai social mall
sarana rekreatif & interaksi
Kepatihan mewakili arsitektur Jawa
social corridorTerdapat BCB Kepatihan dengan arsitektur tradisionalJawa dan beberapa BCB lainnya mengusung arsitektur indis
kepala
badan
kaki
3
3
-
kons
ep u
mum
PedestrianParkir Non-Motor
Jalur KendaraanNon Motor
Pedestriansharing place
ArcadeArcade
Medium Commercial Diversity
Medium Commercial Diversity 34
34
Kampung Ketandan Kultur Cina yang kuat
Kampung Pajeksan dihuni etnis Cina; arsitektur Cina kurang kuat
culture corridorTerdapat BCB ruko Pecinan dengan arsitektur Cina;Kampung Ketandan serta Ngupasan kental nuansa Cina
Ciri Arsitektur Cina : jenis atap pelana dengan ujung
melengkung ke atas yang disebut sebagai model Ngang Shan
warna merah dan kuning keemasan paling banyak dipakai
-
kons
ep u
mum
56
Gedung Agung BCB
Vredeburg BCB
5 67
7 Gedung Societet BCB
Jalur KendaraanNon Motor
PedestrianRuang Terbuka Publik
Ruang Terbuka Publik& RTH
PedestrianRuang Terbuka Publik
preservation corridorTerdapat lebih dari 1 BCB yang menjadi landmark Malioboro dengan gaya arsitektur indis
Ciri arsitektur indis pada BCB ini : denah yang simetris, satu lantai dan ditutup
dengan atap perisai. adanya barisan pilar atau kolom (bergaya
Yunani) yang menjulang ke atas terdapat gevel dan mahkota di atas serambi
depan dan belakang.(Handinoto, 1996: 132-133).
-
kons
ep u
mum
Pengembangan vegetasi pengarah
sesuai dengan temakoridor utama
Pengembangan Pipa underground yang
terintegrasi
Saluran Pembuangan Limbah(Riol Kota) terintegrasi
dengan limbah PKL
SaluranDrainase
Pemilihan material memperkuat jalur
khusus pejalan kaki
Pengolahan FasadSesuai Tema
(warna, ornamen, dll)Papan Nama
Pengaturan Ketinggian & Intensitas Bangunan( KDB, KLB, KDH )
Perwal 25 Th 2013
Pengaturan Reklame, signage, papan nama
Masterplan Reklame 2013
Pengaturan Konsep& Identitas Wajah Jalan Gaya Arsitektural &
Khasanah Budaya Dinas Kebudayaan
-
kons
ep u
mum
bentuk place sharingdan time sharing
Pengembangan vegetasi pengarah
sesuai dengan temakoridor utama
Pemilihan material memperkuat jalur
khusus pejalan kakiSaluran Pembuangan Limbah
(Riol Kota) terintegrasi dengan limbah PKL
Pengaturan Lahan PKL dengan jelasdesain tenda yang tidak
mengganggu pejalan kaki
-
kons
ep u
mum
Pengolahan Bangunan Suddut
Sebagai Respon Terhadap Persimpangan / Node
-
Ren
cana
Um
un &
Pan
duan
Ran
cang 7. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan
A. Koridor Jalan - Penataan sistem prasarana dan jaringan utilitas yang terpadu.
- Penataan sistem prasarana dan jaringan utilitas yang mempertimbangkan potensinya sebagai elemen lingkungan seperti penempatan bak/tong sampah yang didesain sebagai elemen street furniture.
- Penataan sistem prasarana dan jaringan utilitas bagi pelaku sektor informal.
B. Distrik - Penataan sistem prasarana dan jaringan utilitas yang terpadu.
- Penataan sistem prasarana dan jaringan utilitas yang mempertimbangkan potensinya sebagai elemen lingkungan seperti penempatan bak/tong sampah yang didesain sebagai elemen street furniture.
C. Ruang Terbuka - Penataan sistem prasarana dan jaringan utilitas yang terpadu.
- Penataan sistem prasarana dan jaringan utilitas yang mempertimbangkan potensinya sebagai elemen lingkungan seperti penempatan bak/tong sampah yang didesain sebagai elemen street furniture.
D. Persimpangan - Penataan sistem prasarana dan jaringan utilitas yang terpadu.
- Penataan sistem prasarana dan jaringan utilitas yang mempertimbangkan potensinya sebagai elemen lingkungan seperti penempatan bak/tong sampah yang didesain sebagai elemen street furniture.
-
MATUR NUWUN