airport pangsuma rtbl lp

71
KATA PENGANTAR Laporan ini merupakan laporan pertama konsultan dalam rangka penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau yang dilaporkan kepada Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu (Bappeda) terutama memuat tentang kemajuan pekerjaan yang diperintahkan kepada konsultan sampai pada akhir Bulan September 2009. Laporan Pendahuluan ini dimaksudkan untuk menyampaikan gagasan konsultan mengenai pentingnya penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Putussibau serta seluruh substansi pekerjaan tersebut antara lain mengenai persiapan perencanaan dan rencana kerja yang akan dilaksanakan, dilengkapi dengan pemahaman awal terhadap potensi dan permasalahan ruang di wilayah perencanaan serta pengertian dasar pekerjaan. Secara sistematis, pada bagian awal dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan pengembangan kawasan, pengertian, dan ruang lingkup pekerjaan. Pada bab-bab selanjutnya dipaparkan metodologi penyusunan rencana dan rencana kerja. Di samping itu, pada Bab 2 khusus dijelaskan mengenai kemajuan tim dalam melakukan pemahaman terhadap potensi dan permasalahan fisik Wilayah Perencanaan melalui serangkaian survey lapangan yang dilakukan selama dua minggu. Dengan laporan ini diharapkan terjadi persamaan persepsi antara konsultan dan seluruh stakeholder yang berkepentingan dalam pengembangan kawasan ini tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses perencanaan kawasan ini, terutama mengenai visi dan misi pengembangan kawasan serta konsep dasar poengembangan kawasan. Terima kasih. Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN i

Upload: agus-parthama-putra

Post on 30-Nov-2015

153 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Airport Pangsuma Rtbl Lp

KATA PENGANTAR

Laporan ini merupakan laporan pertama konsultan dalam rangka penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau yang dilaporkan kepada Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu (Bappeda) terutama memuat tentang kemajuan pekerjaan yang diperintahkan kepada konsultan sampai pada akhir Bulan September 2009.

Laporan Pendahuluan ini dimaksudkan untuk menyampaikan gagasan konsultan mengenai pentingnya penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Putussibau serta seluruh substansi pekerjaan tersebut antara lain mengenai persiapan perencanaan dan rencana kerja yang akan dilaksanakan, dilengkapi dengan pemahaman awal terhadap potensi dan permasalahan ruang di wilayah perencanaan serta pengertian dasar pekerjaan. Secara sistematis, pada bagian awal dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan pengembangan kawasan, pengertian, dan ruang lingkup pekerjaan. Pada bab-bab selanjutnya dipaparkan metodologi penyusunan rencana dan rencana kerja.

Di samping itu, pada Bab 2 khusus dijelaskan mengenai kemajuan tim dalam melakukan pemahaman terhadap potensi dan permasalahan fisik Wilayah Perencanaan melalui serangkaian survey lapangan yang dilakukan selama dua minggu.

Dengan laporan ini diharapkan terjadi persamaan persepsi antara konsultan dan seluruh stakeholder yang berkepentingan dalam pengembangan kawasan ini tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses perencanaan kawasan ini, terutama mengenai visi dan misi pengembangan kawasan serta konsep dasar poengembangan kawasan.

Terima kasih.

Pontianak, September 2009

Konsultan

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN i

Page 2: Airport Pangsuma Rtbl Lp

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................i

DAFTAR ISI...................................................................ii

1. PENDAHULUAN........................................................11.1 Latar Belakang.................................................................11.2 Maksud Dan Tujuan..........................................................21.3 Pengertian Dasar..............................................................21.4 Kedudukan RTBL...............................................................51.5 Maksud, Tujuan dan Manfaat............................................6

1.5.1 Maksud................................................................61.5.2 Tujuan....................................................................

61.5.3 Manfaat................................................................7

1.6 Ruang Lingkup Perencanaan............................................71.6.1 Lingkup Wilayah...................................................71.6.2 Lingkup Materi.....................................................7

1.7 Landasan Hukum............................................................101.8 Sistematika Pembahasan...............................................11

2. GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN............132.1 Orientasi Kawasan..........................................................132.2 Kondisi Fisik Kawasan.....................................................13

2.2.1 Topografi............................................................132.2.2 Klimatologi.........................................................132.2.3 Hidrologi............................................................142.2.4 Geologi dan Jenis Tanah.....................................14

2.3 Pola Penggunaan Lahan.................................................142.4 Akses dan Jaringan Jalan................................................152.5 Infrastruktur Kawasan....................................................152.6 Kajian Kelayakan Tapak..................................................15

3. METODOLOGI.........................................................173.1 Tahapan Kegiatan...........................................................173.2 Metodologi Pendekatan..................................................22

3.2.1 Review Kebijaksanaan Pembangunan Kota........223.2.2 Pengkajian Potensi Dan Permasalahan Wilayah

Perencanaan......................................................223.3 Penetapan Konsep dan Pedoman Perencanaan..............38

4. RENCANA OPERASIONAL.........................................454.1 Jadwal Penyelesaian Pekerjaan Dan Teknik Presentasi. . .45

4.1.1 Tahapan Kegiatan..............................................454.1.2 Jangka Waktu Penyelesaian dan Pelaporan........464.1.3 Teknik Penyajian................................................47

4.2 Organisasi Pelaksanaan Proyek......................................48

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN ii

Page 3: Airport Pangsuma Rtbl Lp

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dinamika Kota Putussibau yang cepat baik secara sosial ekonomi maupun perkembangan bentuk fisik menuntut adanya pedoman penataan ruang dalam pemanfaatan, pengawasan maupun pengendalian perkembangan kota. Dalam hal ini produk perencanaan tata ruang harus lebih bersifat operasional, terutama pada kawasan-kawasan yang memiliki karakteristik khusus seperti kawasan yang dimungkinkan mengalami percepatan perkembangan, kawasan cagar budaya dan kawasan yang berpotensi menjadi icon kota. Rencana tata ruang tersebut perlu lebih didetailkan menjadi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, yang lebih ditekankan bagaimana desain suatu kawasan, agar penataannya sesuai dengan arahan rencana tata ruang kota baik secara mikro maupun makro kawasan serta sesuai dengan karakteristik kawasan tersebut.

Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibauyang baru dibangun beberapa waktu lalu, merupakan Kawasan yang cenderung berkembang cepat karena Kawasan ini telah mulai terlihat membentuk suatu karakter aktifitas sebagai kawasan pengembangan perumahan dan berbagai fungsi yang cenderung membuat kawasan ini menjadi kawasan mix-used. Kawasan ini menjadi sangat menarik bagi pengembangan permukiman terutama karena aksesnya ke wilayah eksternal Kota Putussibau sangat tinggi (jalur lalu lintas regional). Perkembangan perumahan penduduk di tahap awal pasti cenderung diikuti oleh perkembangan fungsi lain yang berkaitan langsung dengan fungsi perumahan seperti perdagangan dan jasa, serta fasilitas-fasilitas pendukung permukiman lainnya, dan kemudian berkembang dengan pesat, seiring dengan aktifitas huniannya.

Kawasan yang sebelumnya dan saat ini masih didominasi lahan pertanian dan lahan-lahan-lahan kosong yang tak termanfaatkan harus segera ditata lebih rinci, terutama kawasan yang berada pada areal pengawasan jalan regional Putussibau – Kartyasa dan sekitarnya untuk mencegah perkembangan fisik kawasan terbangun yang semrawut tanpa konsep penataan yang jelas. Pembangunan kawasan terbangun yang tidak terkendali dan tidak teratur akan cenderung menurunkan kualitas lingkungan di kemudian hari. Karena korodor ini adalah Kawasan jalan regional, maka kegiatan-kegiatan yang sifatnya lokal seperti perumahan penduduk harus dibatasi dan diamankan dari lalu lintas regional yang umumnya padat dengan kecepatan lalulintas yang tinggi. Perkembangan kawasan yang tidak terencana dengan baik juga akan cenderung menciptakan kawasan yang secara estetis kurang baik.Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN 1

Page 4: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 2

Berdasarkan hal-hal di atas maka kawasan tersebut perlu direncanakan lebih detail, baik aktifitas maupun desain rinci yang dituangkan dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Sehingga diharapkan produk Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau dan sekitarnya ini bisa dijadikan acuan bagi pengimplementasian penataan di kawasan tersebut.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau dimaksudkan untuk menata / mengatur dan mengendalikan perkembangan fisik pemanfaatan ruang dalam kawasan Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau di Kota Putussibau, untuk menjamin harmonisasi dan sinkronisasi antar kegiatan / pemanfaatan ruang, kesinambungan tata ruang Kota Putussibau, serta pedoman jelas dan pasti bagi rencana investasi di kawasan ini. Untuk mencapai maksud tersebut, perencanaan ini memiliki beberapa tujuan yang nantinya dituangkan dalam rencana teknik ruang kawasan ini yaitu :

1) Membuat suatu konsep penataan kawasan (urban design) dengan menciptakan kawasan terbangun penunjang kota yang memiliki kualitas lingkungan dan keindahan yang baik.

2) Menata kawasan dengan mempertimbangkan aspek arsitektural (visual), fungsional, pola penataan lingkungan yang sesuai dengan kebijakan dan arah perencanaan, baik lingkup mikro (kawasan) maupun makro (kota dan regional).

3) Pengimplementasian konsep tersebut dalam perencanaan tapak, tata letak, pergerakan, landscape, pola lingkungan, dan building use secara 2 dimensi dan 3 dimensi.

4) Tersusunnya zoning regulasi mikro serta skenario investasi dan indikator program

5) Mewujudkan wajah kawasan yang sesuai dengan karakter dan kondisi lingkungan.

6) Integrasi penataan lingkungan sekitar untuk kegiatan hunian dan kegiatan lainnya.

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 5: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 3

1.3 Pengertian Dasar

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6/PRT/2007, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.

Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan, secara lebih detail diartikan sebagai berikut :

1) RTBL adalah rencana teknik dan program tata bangunan serta pedoman pengendalian pembangunan, sebagai salah satu alat pengendalian pemanfaatan ruang yang diberlakukan secara khusus pada bangunan atau kelompok bangunan pada suatu lingkungan/kawasan. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bangunan Khusus (PBK).

2) RTBL merupakan suatu rencana yang didalamnya menuangkan beberapa panduan rancang bangun (design guidance) suatu lingkungan bangunan, untuk mengendalikan suatu Kawasan tertentu dalam rangka menciptakan dan mengendalikan wujud struktural pemanfaatan ruang kota dan dilengkapi dengan pedoman penataan yang bersifat lebih detail seperti pengendalian terhadap ketinggian bangunan, jarak antar bangunan, garis langit dan sebagainya.

3) RTBL adalah rencana yang memberikan rancangan spesifik pada bangunan dan lingkungan pada kawasan perencanaan yang memuat rencana detail dan rencana pengelolaannya, sehingga secara teknis akan siap dijadikan pegangan pokok bagi pelaksanaan pembangunan dan menjadi instrumen pengendalian bagi Pemerintahan Daerah, pihak swasta dan masyarakat dalam pembangunan kota.

4) RTBL adalah suatu dokumen yang memuat penetapan penggunaan lahan, bangunan di dalam maupun di luar kapling, blok, lengkap dengan intensitas dan kapasitasnya secara detail, terperinci serta rencana utilitas lingkungan, wujud bangunan dan ruang terbuka. Dokumen ini merupakan landasan bagi pemberian IMB.

5) Inti dari perencanaan tata ruang kota adalah untuk mengatur penggunaan ruang. kriteria perencanaan kota berdasarkan

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 6: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 4

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang, yaitu :

a) Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan mempunyai wilayah perencanaan yang mencakup sebagian atau seluruh kawasan tertentu yang dapat merupakan satu atau beberapa unit lingkungan perencanaan.

b) Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan berisi tentang rumusan rencana tapak pemanfaatan ruang kota, pra rencana teknik jaringan utilitas, pra rencana teknik jaringan jalan, pra rencana teknik bangunan gedung, pra rencana teknik bukan bangunan gedung dan ruang terbuka beserta rencana indikasi proyek. Berikut ini adalah penjabaran dari masing-masing rumusan rencana tersebut yang menjelaskan kedalaman materi, yaitu :

Rencana tapak pemanfaatan ruang, mencakup rumusan geometrik tata letak bangunan dan bangunan pada setiap blok peruntukan dan jaringan pergerakan serta utilitas

Pra rencana pola dan konstruksi jaringan jalan, mencakup arahan geometrik pra detail kerekayasaan jaringan jalan untuk setiap ruas jalan yang digambarkan secara terinci bagi setiap jenis jalan dan kelas jalan.

Pra rencana bentuk dan konstruksi jaringan utilitas, mencakup arahan geometrik pra detail kerekayasaan jaringan air bersih, jaringan air kotor, jaringan gas, jaringan listrik, jaringan telephone pada setiap blok peruntukan.

Pra rencana bentuk dan konstruksi bangunan gedung, mencakup arahan geometrik pra detail kerekayasaan bangunan gedung untuk setiap blok peruntukan yang digambarkan secara rinci bagi setiap bangunan.

Pra rencana bentuk dan konstruksi bangunan bukan gedung, mencakup arahan geometrik pra detail kerekayasaan bangunan bukan gedung untuk setiap blok peruntukan yang digambarkan secara terinci bagi setiap bangunan.

c) Jangka waktu Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan adalah 1 tahun. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dilengkapi pula dengan gambar rencana pada peta rencana

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 7: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 5

dengan skala sama dan atau lebih besar dari 1:1000. Dalam pembuatan peta untuk RTBL dibuat sekurang kurangnya-rangkap 5 dengan berwarna dan menggunakan legenda yang sama dengan RDTRK dan dihimpun dalam bentuk album (Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1988). Gambar peta rencana tersebut merupakan Rencana Teknis Tata Ruang yang antara lain adalah:

1) Rencana tata guna lahan2) Rencana perpetakan lahan 3) Rencana intensitas penggunaan ruang

a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)c. Ketinggian dan jarak bangunand. Kepadatan bangunane. Bidang muka bangunan (fasade)f. Garis Sempadan Bangunan

4) Rencana sirkulasi dan transportasia. Jaringan jalanb. Moda tranportasi

5) Rencana Ruang Terbuka Hijau 6) Rencana Signage7) Rencana Street Furniture8) Rencana pengembangan sistem utilitas perkotaan

a. Air bersihb. Drainasec. Listrikd. Telepone. Sanitasi dan sampah

9) Peraturan pembangunan

Penataan kota dengan memanfaatkan potensi dan ruang perkotaan sangat dibutuhkan sebagai salah satu upaya untuk mengikuti perkembangan kota yang kian pesat. Perlu dilakukan pengembangan infrastruktur untuk menunjang segala kegiatan kota yang akan dikembangkan. Sektor transportasi yang menjadi salah satu aspek penting dalam perkembangan suatu kota juga perlu diperhatikan dalam penataan ruang sarana prasarana pendukungnya.

6) Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Putussibau telah disusun pada tahun 2000 yang telah disahkan menjadi PERDA pada Tahun Anggaran 2001. Dalam RUTRK Putussibau tersebut telah direncanakan Kota Putussibau sebagai Ibukota Kabupaten, dimana telah ditetapkan beberapa ruas jalan eksternal yang menghubungkan Kota Putussibau dengan kota-kota lain di sekitarnya. Salah satunya yang terpenting adalah ruas Bandara Pangsuma dan Sekitarnya sebagai jalan lingkar selatan-barat di

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 8: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 6

Desa Saing Rambi, yang merupakan lokasi wilayah perencanaan pada studi ini

7) Rencana Detail Tata Ruang Kota Putussibau sampai saat ini belum tersusun sehingga Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau ini diharapkan nantinya menjadi masukan dalam proses penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota, khususnya untuk Bagian Wilayah kota C.

1.4 Kedudukan RTBL

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dapat memberikan suatu kebijaksanaan khusus yangperlu diambil untuk memberikan kejelasan rencana secara teknis, dimana cakupan wilayahnya lebih spesifik dan mendetail daripada rencana-rencana tata ruang yang lain seperti RDTRK maupun RTRW. Dengan kata lain RTBL merupakan penjabaran dari rencana-rencana tersebut. Namun RTBL dapat disusun tanpa mengikuti hirarki rencana tata ruang seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 1987 dimana penyusunannya disesuaikan menurut kebutuhan dan kepentingan dengan syarat harus mendapatkan persetujuan dari Menteri Dalam Negeri.

RTBL sebagai dokumen yang mempunyai konsep atau strategi umum untuk menangani atau mengendalikan bentuk pola atau tata bangunan, memiliki konsep dasar, yaitu konsep peruntukan lahan, konsep kebutuhan bangunan dan lingkungan, konsep sirkulasi (antar lingkungan dan bangunan) untuk kendaraan, pejalan kaki dan parkir, konsep ruang terbuka hijau, serta konsep bangunan dan lingkungan. Sehingga laporan ini lebih bersifat detail pada bentuk persil dari tiap-tiap bangunan yang ada.

Gambar 1 : Kedudukan RTBL dalam Rencana Tata Ruang

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 9: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 7

PROSES IMB DAN PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG

DAN LINGKUNGAN

Penataan Ruang Penataan Bangunan dan LIngkungan

RTR PULAU

RTR KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

RTR KAWASAN STRATEGIS PROVINSI

RDTR KOTA

RTR KAWASAN STRATEGIS KOTA

RTR KAWASAN PERKOTAAN

RDTR KABUPATEN

RTR KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN

RTR KAWASAN PERDESAAN

RTR KAWASAN AGROPOLITAN

RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

PERBAIKAN KAWASAN

PENGEMBANGAN KEMBALI KAWASAN

PEMBANGUNAN BARU KAWASAN

PELESTARIAN/ PERLINDUNGAN KAWASAN

PERATURAN DAERAH BANGUNAN GEDUNG

RTRW NASIONAL

RTRW PROVINSI

RTRW KABUPATEN

* RTRW KOTA

*

1.5 Maksud, Tujuan dan Manfaat

1.5.1 MaksudRTBL dimaksudkan sebagai dokumen panduan umum yang menyeluruh dan memiliki kepastian hukum tentang perencanaan tata bangunan dan lingkungan dari suatu kawasan tertentu baik di perkotaan maupun di perdesaan.

1.5.2 TujuanSebagai dokumen pengendali pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan untuk suatu lingkungan/kawasan tertentu supaya memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan meliputi:

a. Pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan;b. Peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas

lingkungan dan ruang publik;

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 10: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 8

c. Perwujudan pelindungan lingkungan, serta;d. Peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.

1.5.3 ManfaatManfaat dokumen RTBL adalah :

a) Mengarahkan jalannya pembangunan sejak dini;b) Mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna,

spesifik setempat dan konkret sesuai dengan rencana tata ruang wilayah;

c) Melengkapi peraturan daerah tentang bangunan gedung;d) Mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas

bangunan gedung dan lingkungan/kawasan;e) Mengendalikan pertumbuhan fisik suatu lingkungan/kawasan;f) Menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi

dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan lingkungan/ kawasan yang berkelanjutan;

g) Menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pascapelaksanaan, karena adanya rasa memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil pembangunan.

1.6 Ruang Lingkup Perencanaan

1.6.1 Lingkup WilayahPada Tahun Anggaran 2009 ini penyusunan RTBL difokuskan pada kawasan Kawasan Bandara Pangsuma dan sekitarnya di Kelurahan Kedamin Hulu Kecamatan Kedamin Kota Putussibau Selatan. Batasan wilayah lebih lanjut akan disajikan dalam suatu Data Survey dan Pengukuran, Setelah melalui perhitungan kebutuhan lahan secara riil di lapangan dengan memperhatikan kebutuhan lahan perkotaan sesuai dengan proyeksi penduduk dan skala kegiatan perdagangan dan jasa yang akan berlangsung di dalamnya. Kawasan tersebut ditata sampai pada tingkat rencana teknik ruang (siteplan) berskala peta 1 : 1.000.

Gambar 2 menunjukkan orientasi lokasi wilayah perencanaan dalam lingkup Kota Putussibau.

1.6.2 Lingkup MateriBatasan materi dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibauadalah tetap mengacu pada kebijaksanaan tata ruang yang lebih tinggi yaitu RTRW Kabupaten Kapuas Hulu, RUTR Kota Putussibau, RDTRK, RTRK dan produk rencana yang ada, akan tetapi harus dikaji kesesuaiannya dengan prospek pengembangan wilayah

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 11: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 9

perencanaan. Lebih rinci muatan materi yang akan dibahas di dalam kegiatan penyusunan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau ini adalah :

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 12: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 9

1) Identifikasi karakteristik Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau, yang meliputi:

a) Mengetahui tata guna lahan Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau berdasarkan fungsi guna lahan dan perpetakan bangunan.

b) Mengetahui intensitas pembangunan dengan mengetahui:

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dengan cara menghitung luas lahan dan luas bangunanKoefisien Lantai Bangunan (KLB) dengan cara menghitung jumlah lantai, luas lantai keseluruhan, luas kaplingGaris Sempadan Bangunan (GSB) dengan cara menghitung jarak muka bangunan dengan as jalanGaris Muka Bangunan (GMB) dengan cara menghitung jarak muka bangunan dengan pagarGaris Sempadan Samping Bangunan (GSsB) dengan cara menghitung jarak bangunan dengan kaplingGaris Sempadan Belakang Bangunan (GSbB) dengan cara menghitung jarak bangunan belakang dengan kaplingFisik bangunan dengan cara mengetahui tampilan bangunan yaitu dilihat dari fasade bangunan, mengetahui kesan bangunan dan lingkunagan, sifat dan kondisi bangunan, bentuk estetika dan struktur bangunan.

c) Mengetahui sirkulasi di Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau baik sirkulasi kendaraan maupun sirkulasi pejalan kaki. Untuk sirkulasi kendaraan dengan cara mengetahui laju harian rata-rata (LHR) kendaraan, volume kendaraan, arah lalu lintas, dan moda yang melalui Kawasan jalan. Sedangkan untuk sirkulasi pejalan kaki dengan cara mengetahui laju harian rata-rata (LHR) pejalan kaki, volume pejalan kaki, arah pejalan kaki, penyediaan pedestrian yang berupa trotoar, ukuran dan kapasitas trotoar.

d) Mengetahui tempat parkir dengan cara mengetahui peletakan parkir, kapasitas parkir, elemen- elemen parkir, bangkitan dan tarikan.

e) Mengetahui tempat penyebrangan yang ada disepanjang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibauseperti zebra cross.

f) Mengetahui karakter Kawasan dengan cara mengetahui geometrik jalan (Rumaja, Rumija, Ruwisja), panjang jalan, hirarki jalan, jalur dan lajur, median jalan, marka jalan, dan persimpangan.

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 13: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 10

g) Mengetahui unsur-unsur penunjang bangunan dan lingkungan yang ada di dalam Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau, meliputi signage, penghijauan dan street furniture (halte, penerangan jalan, bis surat, boks telepon, PKL, tempat sampah, rambu-rambu lalu lintas, traffict light).

h) Mengetahui Ruang Terbuka Hijau yang ada di Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau, baik itu di dalam tapak maupun di luar tapak.

i) Mengetahui jaringan utilitas yang masih ada di dalam Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau. Utilitas yang perlu diketahui adalah:

Jaringan Listrik; yang terdiri dari seluruh jaringan kabel listrik, lokasi gardu induk, lokasi tiang listrik, jarak antar tiang, jumlah tiang.Jaringan air bersih; yang terdiri dari Jaringan pipa, lokasi menara penampungan, lokasi hydran umum, lokasi hydran kebakaran, lokasi kran umum.Jaringan telepon; yang terdiri dari seluruh jaringan kabel telpon, lokasi tiang, jarak antar tiangJaringan drainase; lokasi saluran, hirarki saluran, bentuk saluran

2) Konsep Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang digunakan sepanjang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau terdiri dari:

a) Konsep Rencana Penggunaan Lahan b) Konsep Rencana Perpetakan Lahan c) Konsep Rencana Intensitas Pembangunand) Konsep Rencana bangunan dan lingkungane) Konsep Rencana Sirkulasi dan Linkage Sistemf) Konsep Rencana Street Furnitureg) Konsep Rencana Ruang Terbuka Hijauh) Konsep Rencana Penataan Jaringan Utilitas i) Konsep Pengembangan Wilayah

3) Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang digunakan dalam Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau terdiri dari:

a) Rencana Penggunaan Lahan b) Rencana Perpetakan Lahan c) Rencana Intensitas Pembangunand) Rencana bangunan dan lingkungane) Rencana Sirkulasi dan Linkage Sistemf) Rencana Street Furnitureg) Rencana Ruang Terbuka Hijau

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 14: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 11

h) Rencana Penataan Jaringan Utilitas i) Rencana Program-program pembangunan

1.7 Landasan Hukum

Dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau, kebijaksanan yang dituangkan dalam program-program pembangunan ditunjang oleh usaha-usaha pengarahan, pengendalian dan pengawasan. Oleh karena itu perlu adanya pemantapan terhadap perundang-undangan dan peraturan yang mendukung. Landasan Hukum yang dipergunakan untuk menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau, antara lain :

1) Undang-undang Nomor 5 tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

2) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;

3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;

4) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup;5) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;6) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah;7) Undang-undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan.8) Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.9) Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisa

Dampak Lingkungan.10) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

11) Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2006 tentang Tata Pengaturan Air.

12) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota.

13) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1987, tentang Penetapan Batas Wilayah Kota.

14) Permen PU No. 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kawasan Siap Bangun Dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri

15) Permen No. 32 Tahun 2006 Petunjuk Teknis Kawasan Siap Bangun Dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri

16) Permen PU No. 33 Tahun 2006 tentang Pedoman Tatacara Penunjukan Badan Pengelola Kawasan Siap Bangun Dan Penyelenggara Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 15: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 12

17) Permen PU No. 20 / PRT / M Tahun 2007 Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang

18) Permen PU No. 41 / PRT / M Tahun 2007 Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya

19) Permen PU No. 05 / PRT / M Tahun 2008 Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

20) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1988, tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 1987.

21) Keputusan Menteri Kimpraswil no. 327/KPTS/M/2002, tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan

22) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan.

23) Kebijaksanaan Pemerintah yang berkaitan dengan deregulasi perijinan lokasi.

1.8 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan yang digunakan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:

1) Bab 1 : PendahuluanBab ini berisi tentang latar belakang penyusunan RTBL; pengertian dan kedudukan RTBL; rumusan masalah, tujuan dan sasaran penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau; ruang lingkup; landasan hukum; sistematika pembahasan, dan kerangka pemikiran.

2) Bab 2 : Gambaran Umum Wilayah StudiBab ini berisi tentang gambaran umum Kota Putussibau; gambaran umum Kecamatan Kedamin dan gambaran umum Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau

3) Bab 3 : Metodologi Perencanaan Dan Tinjauan KebijakanBab ini menguraikan tentang ruang lingkup dan Langkah Kegiatan; Metodologi Penelitian; Input-Output; Desain Survey dan tinjauan kebijakan.

4) Bab 4 : Rencana OperasionalBab ini menguraikan mengenai struktur organisasi serta jadwal kegiatan survey.

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 16: Airport Pangsuma Rtbl Lp

2.GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

2.1 Orientasi Kawasan

Wilayah perencanaan seperti diperlihatkan pada Gambar 2 terletak di tenggara Kota Putussibau, yang secara geografis terletak antara 0°49'41.39" hingga 0°50'23.44" LU dan 112°55'55.36 hingga 112°57'12.87" BT. Batas-batas wilayah perencanaan ini telah ditetapkan dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota Putussibau sebagai Kawasan Strategis Bandara dan Sekitarnya, menghubungkan Kota Putussibau dengan ibukota propinsi di Pontianak (Gambar 3).

Tapak termasuk dalam wilayah Desa Kedamin Hulu. Luas kawasan perencanaan ini sekitar 257 Ha.

2.2 Kondisi Fisik Kawasan

2.2.1 TopografiKawasan yang direncanakan secara umum merupakan dataran rendah dengan kemiringan yang sangat rendah (landai), berupa dataran aluvial sungai. Kawasan ini berada pada ketinggian 30 sampai 32 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan lahan hanya 0-2% saja. Kawasan yang lebih tinggi berada pada bagian selatan dan barat sedangkan bagian utara dan dan timur relatif lebih rendah. Kondisi topografi demikian sangat menguntungkan bagi pengembangan fisik kawasan ke semua bagian, asalkan ditunjang dengan pengembangan sistem drainase yang memadai karena genangan akibat hujan maupun pasang air sungai relatif lebih sulit dialirkan pada kawasan yang sangat landai.

2.2.2 KlimatologiIklim Mikro kawasan tidak berbeda jauh dengan iklim Kota Putussibau secara umum, yaitu beriklim tropis yang mengalami dua pergantian musim setiap tahunnya yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Data tahun 20098 menunjukkan curah hujan di Kota Putussibau sebesar 2.846 mm dengan 172 hari hujan dalam setahun. Bulan Januari sampai Juli curah hujan cukup tinggi, demikian pula antara Bulan Oktober sampai Nopember. Sedangkan frekuensi hujan tinggi terjadi pada Bulan Januari, Februari, April, Juni, Juli, Oktober dan Nopember. Adapun suhu rata-rata adalah 27,30C.

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN 13

Page 17: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 14

Kecepatan angin rata-rata 4,0 sampai 10,4 knots. Arah angin secara umum di bulan Januari sampai Maret mengarah ke utara dan Timur Laut dengan kecepatan rata-rata 7,8 hingga 9,2 knots. Di bulan April arah angin kebanyakan menuju ke arah barat dengan kecepatan rata-rata 7,9 knots, sedangkan tiga bulan berikutnya angin berubah arah ke tenggara dengan kecepatan antara 4,0 – 8,5 knots

2.2.3 HidrologiKondisi hidrologi kawasan sangat dipengaruhi oleh topografi yang sangat datar dan keberadaan Sungai Kapuas serta beberapa saluran drainase buatan yang langsung menuju Sungai Kapuas. Keberadaan sungai dan saluran ini sangat membantu sistem drainase kawasan. Air pasang sungai juga tidak terlalu bermasalah bagi sistem hidrologi kawasan ini, karena hanya kawasan-kawasan sempit di beberapa lokasi yang tersebar secara sporadis yang tergenang selama pasang. Kawasan-kawasan tergenang setelah hujan banyak tersebar di utara dan timur kawasan.

2.2.4 Geologi dan Jenis TanahSecara umum kondisi batuan dasar yang terdapat di Kota Putussibau umumnya dipengaruhi oleh kondisi geologi wilayah regionalnya. Bentuk morfologi wilayahnya merupakan dataran. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa batuan dasar yang ada di Kota Putussibau berasal dari material nonvulkanik. Jenis tanah yang tersebar di kawasan perencanaan merupakan tanah aluvial. Jenis tanah aluvial gleik berwarna kelabu, coklat dan hitam yang tidak peka terhadap erosi serta dapat di gunakan sebagai lahan pertanian. Tanah ini bertekstur halus/liat berlempung dan selalu jenuh terhadap air, dengan daya dukung relatif rendah.

2.3 Pola Penggunaan Lahan

Pola penggunaan lahan kawasan terbagi menjadi 3 bagian utama yaitu 1. bagian kawasan yang digunakan untuk berbagai fasilitas sisi udara

bandara, terdiri dari : landasan pacu sepanjang 1.400 meter dengan lebar 30 meter, strip landasan selebar 150 meter sepanjang 1500 meter, overrun sepanjang 23 meter, lebar 30 meter di kedua ujung

landasan, taxiway sepanjang 120 meter dan lebar 18 meter, apron (80x45 m2).

2. Kawasan yang digunakan untuk berbagai fasilitas sisi darat, terdiri dari :

a. Zona publik terdiri dari : Terminal penumpang seluas 640 m2

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 18: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 15

Terminal VIP seluas 96 m2 Parkir seluas 800 m2

b. Zona Teknis terdiri dari : Bangunan Administrasi seluas 200 m2 Bangunan Operasional : 50 m2 Menara Pengawas : 112 m2 PKP-PK : 96 m2 Rumah Genset : 2x24 m2 Rumah Pompa Bangunan Meteorologi Workshop : 72 m2 Gudang : 72 m2

c. Zona Penunjang terdiri dari : Rumah Dinas Jaringan Jalan dalam Bandara

3. Areal sekitar Bandara yang terdiri dari perumahan/permukiman, semak belukar, ladang, sawah dan kebun campuran.

2.4 Akses dan Jaringan Jalan

Kawasan perencanaan memiliki aksesibilitas cukup tinggi karena merupakan pintu gerbang Kota Putussibau yang menghubungkan ibukota Kabupaten Kapuas Hulu ini dengan ibukota propinsi Pontianak, kemudian ke kota-kota lain di pesisir Kalimantan Barat bahkan ke luar Kalimantan Barat. Pintu masuk ke kawasan Bandara Pangsuma ini melalui jalan utama yaitu Jalan Adi Sucipto yang berada di bagian utara kawasan. Selain itu, kawasan ini juga dapat dijangkau melalui jalur Sungai Kapuas yang mengalir di hanya sekitar 850 meter di utara kawasan dan sekitar 1600 meter ke arah timur (dihitung dari posisi terminal).

2.5 Infrastruktur Kawasan

Infrastruktur yang telah ada di wilayah perencanaan, selain jalan dan saluran drainase, adalah listrik PLN, air bersih PDAM dan saluran telepon PT Telkom. Kondisi eksisting menunjukkan bahwa satu-satunya sumber tenaga yang dapat diharapkan untuk mendukung pengembangan kawasan ini adalah PLTD Putussibau yang saat ini kapasitasnya sekitar 7,95 Mega Watt. Memperhatikan luas kawasan yang akan dikembangkan maka di masa depan PLTD Putussibau dengan kapasitasnya sekarang harus ditingkatkan.

Sedangkan layanan air bersih yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan air bersih Kawasan Bandara berasal dari IPA-PDAM di Kedamin Hilir, dengan kapasitas terpasang 10 liter perdetik. Jaringan pipa PDAM terdekat berada di sebelah selatan Jalan Adi Sucipto.

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 19: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 16

2.6 Kajian Kelayakan Tapak

Kondisi tapak dengan topografi datar dengan kemiringan 0-2 % sangat cocok untuk pengembangan semua kegiatan perkotaan, akan tetapi karena statusnya sebagai kawasan Bandara, maka ada beberapa kegiatan yang memang sebaiknya tidak dialokasikan diod alam kawasan ini, terkait dengan kebisingan dan keselamatan penerbangan. Kendala yang cukup penting diperhatikan dalam pengembangan kawasan ini, selain pertimbangan-pertimbangan keselamatan penerbangan adalah sistem drainase yang baik karena kawasan ini sangat dipengaruhi pasang surut Sungai Kapuas dan kondisi lahannya yang sangat datar.

Beberapa input penting dalam pematangan lahan hanya terbatas pada usaha peninggian level tanah untuk menghindari ketinggian pasang tertinggi Sungai Kapuas. Dari aspek aksesibilitas dan posisi geografis kawasan ini juga sangat menguntugkan bila dikembangkan sebagai kawasan permukiman dengan segala kegiatan penunjangnya, sehingga sangat perlu dilakukan penataan secara dini untuk menghindari terjadinya pertumbuhan kawasan yang tak terkendali, yang dapat meninmbulkan berbagai permasalahan di masa yang akan datang.

Masalah hidrologi tata air akan menjadi sangat penting untuk diperhatikan dan menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan kawasan/tapak ini. Kemiringan tanah yang rendah harus disiasati dengan pengembangan lebih banyak saluran drainase, sambil di beberapa cekungan dilakukan penimbunan, sampai pada level yang aman dari genangan pasang dan sesaat setelah hujan. Kendala lain yang juga nantinya akan menjadi penghambat keleluasaan pengembangan kawasan ini adalah adanya beberapa permukiman penduduk yang memang harus deperhatikan secara cermat sehingga tidak menimbulkan konflik di kemudian hari antara lalu lintas regional yang akan terjadi dan berkembang dengan permukiman setempat.

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 20: Airport Pangsuma Rtbl Lp

3. METODOLOGI

3.1 Tahapan Kegiatan

Terdapat beberapa tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Secara garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut terdiri atas 6 tahap utama yang meliputi:

Persiapan SurveyPenyusunan Laporan Pendahuluan (Inception Report)Tahap Survey dan Observasi Lapangan, Kegiatan Analisis Penyusunan Laporan Akhir/Rencana (Final Report)

Secara lebih terinci, uraian mengenai proses perencanaan dan ruang lingkup materi pekerjaan dari setiap tahapan akan disajikan di bawah ini :

1) Persiapan Survey

Dalam proses persiapan ini, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Persiapan dasarBerupa studi literatur dan pengkajian materi yang tercantum dalam rencana dalam skala yang lebih luas. Disamping itu dilakukan pula penelaahan peraturan-peraturan pemda, kebijaksanaan pembangunan pada skala kota maupun regional serta masukan lain dari berbagai sumber.

b) Persiapan teknik surveiBerupa penyiapan peta dasar, kerangka studi bagi teknik survei, daftar data dan pertanyaan, serta persiapan administrasi.

2) Penyusunan laporan pendahuluan

Laporan ini merupakan laporan awal dalam penyusunan RTBL yang akan membahas mengenai latar belakang, maksud, tujuan, lingkup dan batasan pembahasan; kebijaksanaan pembangunan Kota Putussibau, teori-teori yang mendukung penyusunan RTBL; cakupan/ruang lingkup, langkah, dan alokasi waktu kegiatan; struktur organisasi serta pembagian kerja pelaksana kegiatan.

3) Tahap Survey dan Observasi Lapangan

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN 17

Page 21: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 18

Kegiatan ini meliputi kegiatan survei dan kompilasi data yang pada intinya adalah proses inventarisasi dan kompilasi data-data primer dan sekunder. Pekerjaan yang dilakukan meliputi:

a) Survei data instansional

Berupa pengumpulan dan kompilasi data dari instansi terkait. Informasi ini tersaji dalam bentuk gambar, peta, dan angka yang menjelaskan data-data regional dalam wilayah studi.

b) Survei lapangan

Kegiatan ini bertujuan untuk menyesuaikan data yang diperoleh dari instansi dengan kondisi lapangan yang ada. Hasilnya berupa peta-peta observasi lapangan. Data-data primer tersebut terdiri dari:

i) Pola penggunaan lahan, perpetakan lahan, dan sistem pusat-pusat pelayanan, kepadatan dan distribusi penduduk

ii) Pola pemanfaatan ruang yang meliputi kawasan kawasan terbangun dan tak terbangun, kawasan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa (perniagaan, pemerintahan, fasilitas umum, transportasi, pariwisata, dll), kawasan perindustrian.

iii) Sistem Transportasi/ Pergerakan meliputi sirkulasi, jalan, pedestrian, parkir, halte, penyeberangan.

iv) Wujud Bangunan dan Intensitas Pembangunan meliputi garis sempadan bangunan (garis sempadan samping/belakang dan muka bangunan; Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan, Koefisien Daerah Hijau, Koefisien Tapak Basement, Ketinggian Bangunan, Elevasi/Peil, Orientasi Bangunan, Bentuk Dasar Banguna, Bahan bangunan Eksterior, Pertandaan/Signage,

v) Fasilitas Lingkungan meliputi fasilitas pendidikan, peribadatan, kesehatan, perkantoran, dan bangunan umum serta ruang terbuka hijau.

vi) Utilitas Lingkungan meliputi listrik, air bersih, telepon, gas, drainase dan pengelolaan sampah serta sanitasi.

4) Kegiatan Analisis

Semua data yang telah diinventarisir dalam langkah sebelumnya dianalisis berdasarkan prinsip-prinsip pendekatan dan metode analisis perenanaan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisa ini antara lain:

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 22: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 19

a) Analisa guna lahan

Langkah ini berisi analisa mengenai keterkaitan peruntukan lahan secara mikro dalam wilayah studi dengan peruntukan lahan pada skala yang lebih besar. Disamping itu tercakup pula analisa kemungkinan atau kecenderungan perubahan fungsi lahan secara mikro.

b) Analisa perpetakan

Langkah analisa perpetakan berisi mengenai blok perencanaan yang terdiri dari gabungan beberapa persil atau kapling tanah dan sistem kavling atau tanah persil tanah.

c) Analisa nilai intensitas

Berisi analisis mengenai daya dukung lahan yang dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas, potensi, daya dukung lahan, sumber daya, serta perkembangan teknologi dan analisa intensitas ini meliputi Analisa komponen bangunan yang meliputi komponen bangunan, ketinggian dan jarak bangunan, kepadatan bangunan, kooefisien dasar, KDB, KLB, GSB, kemunduran bangunan, GMB, GSmB, GSbB, elevasi, amplop bangunan dan perpetakan tanah.

d) Analisa sistem perhubungan

Analisa yang dilakukan merupakan analisa hubungan keterkaitan fungsi dan sarana-sarana pergerakan pada wilayah studi serta besaran masing-masing sarana tersebut yang meliputi jalan, parkir, pedestrian way, intermoda, penyeberangan, dan pemberhentian.

e) Analisa penyediaan ruang terbuka

Langkah ini dilakukan untuk menganalisa program kebutuhan hutan kota yang meliputi taman, ruang terbuka hijau yang memperhatikan aspek-aspek fungsional, sosial, dan ekologi.

f) Analisa bangunan dan lingkungan

Tahap ini berisi analisa mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan bangunan dan lingkungan pada wilayah perencanaan. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi analisa aspek-aspek sebagai berikut :

i) Aspek lingkungan dari segi orientasi, sirkulasi udara, sinar matahari, view, iklim mikro, struktur geologi tanah/daya serap tanah, dan topografi

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 23: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 20

ii) Indikasi sarana dan prasarana dari segi air bersih, pematusan, drainase, listrik, telepon, pemadam kebakaran, reklame, dsb.

iii) Elemen-elemen bangunan dan lingkunganiv) Indikasi tipologi bangunan dari nilai-nilai budaya/arsitektural

tradisional/lingkunganv) Umur rata-rata bangunanvi) Kondisi bangunan (material, bahan, kondisi)vii)Non fisik; merupakan analisa dari segi dampak sosial,

psikologi, dan ekonomi.

Selain analisis-analisis diatas, dilakukan juga analisa atau kajian panduan-panduan sebagai berikut:

a) Panduan rancangan elemen-elemen spesifik yang meliputi kajian terhadap:

i) Rancangan wujud bangunan/tipologiii) Rancangan ruang terbukaiii) Rancangan pedestrianiv) Rancangan parkirv) Rancangan tempat penyeberangan (jembatan, zebra cross)vi) Rancangan pemberhentian/haltevii)Rancangan utilitas lingkungan

b) Panduan peraturan tentang bangunan pada wilayah perencanaan yang meliputi kajian terhadap

i) Pengaturan bangunan (building code sector)ii) Pengaturan RTBL (zoning code sector)iii) Pengaturan administrasi pelaksanaan/program dan

pengendalian pembangunan serta peran swastaiv) Pengaturan kemungkinan-kemungkinan insentif dan

disinsentifv) Pengaturan perijinan bangunan vi) Peraturan pemanfaatan bangunan atau fungsi bangunan

Setelah proses analisa selesai dilaksanakan, maka didapatkan konsep terhadap masing-masing komponen yang telah dibahas dalam bentuk Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

Konsep tersebut meliputi:

a) Konsep umum atau strategis penataan bangunan wilayah perencanaan

b) Konsep rencana pemanfaatan ruang lingkungan perkotaan mencakup:i) Konsep penataan guna lahan

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 24: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 21

ii) Konsep tata letak dan pemanfaatan bangunan & lingkunganiii) Konsep penataan jaringan utilitas lingkungan iv) Konsep penataan jaringan sirkulasi v) Konsep penataan RTH dan penghijauanvi) Konsep rancangan detail

Penyusunan rancangan rencana ini juga berisikan rumusan rencana yang meliputi:

a) Rancangan rencana tapak pemanfaatan ruang

i) Rancangan rencana perpetakan lahan lingkungan perkotaanii) Rancangan rencana tata letak bangunan dan pemanfaatan

bangunaniii) Rancangan rencana tata letak jaringan pergerakan hingga

pedestrian dan jalan setapak, perpakiran, halte dan penyeberangan

iv) Rancangan rencana tata letak jaringan utilitasv) Rancangan rencana ruang hijau dan penghijauan

b) Arahan pelaksanaan pembangunan

i) Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik) bangunan gedung dan bangunan bukan gedung

ii) Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik) jaringan pergerakan

iii) Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik) jaringan utilitas

iv) Ketentuan (Pra Rencana Teknik) sempadan bangunan, KDB, KLB, ketinggian bangunan, elevasi, bentuk dasar bangunan, selubung bangunan, pertandaan, bahan bangunan, dan ketentuan bangunan lainnya.

5) Penyusunan Laporan Akhir/Rencana

Merupakan tahap akhir dalam penyusunan RTBL yang dilakukan. Berupa tindak lanjut dari hasil kegiatan diskusi dan seminar yang telah dilakukan, merevisi kekurangan-kekurangan yang ditemukan dan memantapkan usulan-usulan konsep yang ada. Kegiatan ini mencakup dua usulan pokok yaitu:

a) Usulan rencana penataan bangunan

Pada langkah ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:

i) Program bangunan dan lingkungan yang terdiri dari:(1) Macam-macam bangunan(2) Luasan tiap bangunan(3) Jumlah tiap jenis bangunan

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 25: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 22

ii) Pengendalian program dan pelaksanaan

iii) Program investasi

iv) Rencana, yang meliputi:(1) Rencana penataan guna lahan termasuk didalamnya

rencana perpetakan lahan(2) Rencana tata letak dan pemanfaatan bangunan dan

lingkungan, yang meliputi ketinggian dan kedalaman bangunan, garis sempadan bangunan, KDB dab KLB, elevasi/peil, gubahan bassa, orientasi bangunan, bentuk dasar bangunan, selubung bangunan, skyline, dan material exterior

(3) Rencana tata letak jaringan pergerakan lingkungan perkotaan yang terdiri dari rencana sirkulasi, jalan, pedestrian, parkir,dan jembatan penyeberangan.

(4) Rencana tata letak utilitas lingkungan perkotaan yang meliputi jaringan-jaringan utilitas kota seperti jaringan listrik, telepon, air bersih, dan drainase

(5) Rencana ruang hijau dan penghijauan yang meliputi pertamanan, pola ruang luar, dan amenity/kelengkapan jalan

(6) Rencana detail

b) Usulan Pedoman penataan bangunan

Pada langkah ini kegiatan pokok yang dilakukan adalah penyusunan usulan pedoman penataan bangunan yang mencakup dua pokok panduan yaitu :

i) Panduan rancangan wujud bangunan(1) Rancangan pedestrian(2) Rancangan parkir(3) Rancangan jembatan penyeberangan dan halte(4) Rancangan utilitas lingkungan(5) Rancangan wujud bangunan(6) Rancangan ruang terbuka (lingkungan luar)

ii) Panduan penyusunan peraturan tentang bangunan pada wilayah perencanaan, yang meliputi :

1. Pengaturan keselamatan bangunan

2. Pengaturan teknis mengenai bangunan dan lingkungan yang meliputi persyaratan komponen bangunan (bukaan jendela, pintu, halaman, dsb), ketinggian bangunan, garis sempadan bangunan, fasade bangunan, KDB dan KLB, orientasi bangunan, selubung bangunan dan persyaratan material eksterior.

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 26: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 23

3.2 Metodologi Pendekatan

3.2.1 Review Kebijaksanaan Pembangunan KotaPengkajian kebijaksanaan pembangunan kota ini dimaksudkan untuk mengetahui arah dan tujuan serta maksud pembangunan regional yang telah dicanangkan. Informasi mengenai kebijaksanaan ini deperoleh dari RUTRK Putussibau Tahun 2003-2013 dan Rencana Detail Tata Ruang Kota Putussibau Selatan Tahun 2010-2030.

3.2.2 Pengkajian Potensi Dan Permasalahan Wilayah Perencanaan

Pengkajian potensi dan permasalahan wilayah perencanaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan situasi eksisting wilayah perencanaan ditinjau dari beberapa aspek, yang berkaitan dengan rencana yang akan disusun. Untuk mendapatkan informasi yang optimal, pada tahapan ini dilaksanakan hal-hal sebagai berikut:

A. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Melakukan persiapan pengumpulan data yang terbagi menjadi dua macam persiapan dasar yaitu :

a) Persiapan dasar berupa studi literatur dilakukan dengan cara penelaahan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK), Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah daerah setempat serta data – data yang berkaitan dengan kawasan studi seperti Kota Dalam Angka dan Monografi Kecamatan.

b) Persiapan teknik survei berupa penyiapan peta-peta dasar (skala 1:1000), penyiapan kerangka studi dalam teknik survei, penyiapan daftar data yang diperlukan serta pertanyaan-pertanyaan mengenai keadaan kota, kawasan studi, potensi dan masalah, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan studi perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang akan dilaksanakan, penyiapan administratif berupa surat survei dan lain-lain.

2. Melakukan inventaris data yaitu pengumpulan data-data yang berkaitan dengan kawasan studi :

a) Rencana Tata Ruang (RDTRK,RUTRK)b) Peraturan Daerah

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 27: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 24

c) Program pembangunan prasarana dan sarana lingkungan atau infrastruktur teknis yang sedang dilaksanakan

d) Kebijaksanaan Pemerintah Kota yang akan diberlakukan pada kawasan studi

e) Inventarisasi bangunan yang ada pada wilayah perencanaan yang dapat dijadikan titik awal perencanaan

f) Telaah arsitektural atau sumber-sumber lain arsitektural tradisional yang menunjukkan identitas kawasan yang studi

g) Informasi-informasi yang berkaitan dengan kawasan studi.

3. Melakukan pengamatan lapangan, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran gambaran tentang kondisi eksisiting kawasan dan memperoleh data-data lapangan yang tidak dapat diperoleh dari studi literatur. Langkah-langkah yang dilakukan pada pengamatan lapangan adalah sebagai berikut:

a) Pengambilan gambar-gambar obyek-obyek terpilih yang mendukung penyusunan rencana (potret, video kamera ataupun slide)

b) Gambar eksisiting tata bangunan dari kawasan dengan skala 1 : 1000 dan dalam kondisi data terbaru yang nantinya akan dicek kebenarannya.

c) Sketsa-sketsa gambar, potret ataupun foto montase dari bangunan-bangunan baik mengenai tata letak, bentuk, ornamen-ornamen, ataupun arsitektural yang khas yang memberikan nilai identitas kawasan.

d) Identifikasi lahan yang mencakup fisik dasar, status kepemilikan tanah, dan penggunaan lahan.

e) Identifikasi lingkungan, yang meliputi identitas lingkungan, ruang terbuka, perabot kota.

f) Identifikasi bangunan, yang meliputi kondisi bangunan, kemunduran bangunan, jumlah lantai, KDB faktual, wajah bangunan, penggunaan bangunan, kesejahteraan.

g) Identifikasi sistem sirkulasi, yaitu mengenai kondisi, fungsi, arus lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki serta perhitungan LHR, kapasitas dan volume jalan.

h) Identifikasi utilitas, terdiri dari :(i) Sistem jaringan telpon dan listrik

Pada sistem jaringan lisrik mencakup lokasi, jenis tegangan dan kabel sedangkan pada telpon meliputi sistem jaringannya

(ii) Sistem jaringan air bersihSistem jaringan air bersih terdiri dari sistem sumber, transmisi dan distribusi air bersih disepanjang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau.

(iii)Sistem jaringan drainaseSistem jaringan drainase meliputi lebar drainase, lokasi drainase, kedalaman (ketinggian), hirarkhi drainase,

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 28: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 25

panjang drainase, bentuk dari drainase, jenis drainase dan bahan salurannya.

i) Identifikasi perabot kota, seperti penghijauan, reklame, PKL, boks telpon, halte, identitas lingkungan dan lainnya.

j) Identifikasi potensi dan permasalahan, yang meliputi potensi-potensi wilayah perencanaan yang dapat mendukung identitas kawasan seperti adanya bangunan-bangunan bersejarah maupun adanya landmark dan skluptur. Selain itu perlu juga diperhatikan mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan wilayah perencanaan baik itu yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap wilayah perencanaan dan kawasan-kawasan lain disekitarnya, misalnya adanya permasalahan yang berdampak pada munculnya bangkitan lahan lanjutan (multipler effect), adanya perubahan atau penyimpangan tata guna lahan, atau permasalahan yang menimbulkan kegiatan-kegiatan baru.

B. Analisis Data

Tahap analisis berisi pengkajian data dari sumber-sumber yang ada, baik berupa potensi atau masalah untuk merumuskan usulan alternatif konsep RTBL. Tahap analisis dalam RTBL antara lain :

1. Analisis Deskriptif - Evaluatif

Analisis ini digunakan untuk dapat menyusun karakteristik wilayah studi yang mencakup guna lahan, intensitas, jaringan utilitas lingkungan, system perhubungan, RTH, bangunan dan lingkungan. Adapun analisis yang digunakan untuk memperoleh setiap karakteristik tersebut yaitu :

a) Analisis Guna Lahan

Analisis guna lahan meliputi analisis lahan makro dan analisis lahan mikro. Metode pendekatan yang digunakan dalam analisis lahan makro yakni dengan meninjau dokumen RUTRK Kota Putussibau, dan rencana-rencana yang telah di-perdakan. Sedangkan analisis lahan mikro menggunakan metode pendekatan superimposed yakni melakukan overlay dari peta tematik dengan yaitu peta hasil survey primer di lapangan, sehingga dapat di peroleh derajat deviasi dari Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau.

b) Analisis Perpetakan Lahan

Metode pendekatan yang digunakan dalam analisis perpetakan lahan adalah dengan mengklasifikasikan perpetakan tanah berdasar Keputusan Menteri Kimpraswil

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 29: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 26

nomor 327/KPTS/M/2002 Bab VI, yang membagi 7 klasifikasi petak peruntukan dan penggal jalan sebagai berikut :

Tabel 1 : Klasifikasi Petak Tanah

Klasifikasi Keterangan Luasan (dalam m2)

I Sistem Blok > 2500

II Kapling Sangat Besar 1000 - 2500

III Kapling Besar 600-1000

IV Kapling Sedang 250-600

V Kapling Kecil 100-250

VI Kapling Sangat Kecil 50-100

VII Rumah Susun < 50Sumber: Kepmen Kimpraswil Nomor 327/KPTS/M/2002 Bab VI

Metode yang dapat dipakai dalam analisis peretakan yaitu dengan memaskkkan perpetakan masing-masing bangunan dalam klasifikasi yang sesuai dengan pengklasifikasian diatas dan mengukur prosentase perpetakan bangunan.

c) Analisis Nilai Intensitas Bangunan

Aspek-aspek penilaian intensitas dianalisis secara umum yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut:

(i) Kepadatan Bangunan

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis evaluatif dengan memperbandingkan antara luas lahan keseluruhan dengan luas persil bangunan yang menyangkut aspek jarak dan kerenggangan antar bangunan yang terkait dengan banyaknya bangunan yang ada di wilayah studi, sehingga dapat menentukan apakah wilayah studi temasuk pada wilayah dengan kepadatan bangunan tinggi atau rendah.

(ii) Bidang Muka (fasade) Bangunan

Metode yang digunakan adalah analisis foto series dari hasil pengamatan survey primer untuk mengendalikan arah hadap dan bentuk muka bangunan yang ada di wilayah studi.

(iii)Garis Sempadan Bangunan

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 30: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 27

Metode yang digunakan adalah metode analisis evaluatif dengan mengoperasionalkan rumus untuk menentukan garis sempadan bangunan, sehingga dapat mengetahui bangunan-bangunan yang melampaui garis sempadan.

Umumnya pengaturan sempadan ini merupakan 0,5 dari Ruang Milik Jalan (Rumija), khusus untuk daerah perencanaan dilakukan dengan menggunakan standar ideal jarak antara pagar dengan bangunan, yaitu dengan rumus :

L = lebar jalanD = jarak pagar bangunan

Rumus tersebut merupakan penggunaan untuk kondisi ideal bagi penentuan sempadan bangunan pada kawasan yang masih tersedia dan belum terbangun. Pada kawasan yang telah dibangun, perencanaan sempadan jalan dan bangunan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan jaringan yang telah terbentuk, sehingga dengan demikian harus dilakukan penyesuaian jarak sempadan dengan bangunannya.

(iv) Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan evaluatif. Analisis deskriptif dengan metode estimasi KDB di wilayah studi. Sedangkan analisis evaluatif dengan cara membandingkan kesesuaian antara KDB hasil survey primer dengan ketentuan KDB di dalam RDTRK. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) merupakan nilai perbandingan antara area terbangun dengan luas kapling yang ada, atau:

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 31: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 28

kaplingLuas

terbangunAreaKDB

(v) Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan evaluatif. Analisis deskriptif dengan metode estimasi KLB di wilayah studi. Sedangkan analisis evaluatif dengan cara membandingkan kesesuaian antara KLB hasil survey primer dengan ketentuan KLB di RDTRK. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) merupakan nilai perbandingan antara luas lantai keseluruhan dengan luas kapling, atau :

kaplingLuas

nkeseluruhalantaiLuasKLB

(vi) Garis Muka Bangunan (GMB)

Garis Muka Bangunan di kawasan perencanaan memberikan arahan mengenai jarak antara bagian paling depan dari bangunan dengan pagar halaman.

(vii) Garis Samping Bangunan (GSmB)

Merupakan garis batas samping suatu persil dengan lahan terbangunnya.

(viii) Garis Belakang Bangunan (GSsB)

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 32: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 29

Merupakan garis batas belakang suatu persil dengan lahan terbangunnya

(ix) Ampelop bangunan (building envelope)

Adalah merupakan batasan maksimum ruang yang diijinkan untuk dibangun. Batas maksimum ruang tersebut adalah perkalian faktor luas lantai yang diijinkan dengan faktor ketinggian maksimum bangunan dalam wilayah kota, di mana tapak berada.

(a) Jarak bangunan

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis evaluatif dengan mengoperasionalkan rumus jarak bangunan 1 dengan bangunan 2 sehingga dapat mengetahui dan mengendalikan jarak antar bangunan.

Jarak bangunan yang dimaksudkan di sini adalah jarak antar bangunan yang berada di dalam persil yang sama. Sesuai konsep yang dirumuskan, jarak bangunan untuk berbagai ketinggian, diusulkan sebagai berikut :

12

25,015,0

hhd

Dimana :

d = jarak bangunan 1 dengan bangunan 2 (dalam meter) h1 = tinggi bangunan 1 (dalam meter) h2 = tinggi bangunan 2 (dalam meter)

(b) Ketinggian maksimal bangunan

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis evaluatif dengan cara mengoperasionalkan rumus tinggi puncak bangunan makimum sehingga

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 33: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 30

dapat mengetahui dan mengendalikan ketinggian bangunan yang ada di wilayah studi.

Tinggi maksimum bangunan pada umumnya ditentukan berdasarkan ketentuan:

dh2

11

Dimana:

h = tinggi puncak bangunan maksimum.d = jarak antara proyeksi puncak bangunan pada lantai dasar

terhadap sumbu jalan yang berdampingan.

Jika lebar jalan yang berdampingan < 20 m maka titik sudut ditetapkan pada as jalan.

Jika lebar jalan yang berdampingan > 20 m maka titik sudut ditetapkan 10 m dari garis sempadan pagar ke jalan.

Keterangan:

h = tinggi puncak bangunan maksimumd = jarak antara proyeksi puncak bangunan yang dicari

pada lantai dasar dengan sumbu (as) jalan yang berdampingan

h dan d merupakan variabel dari fungsi sudut dan

(x) Bidang Muka (fasade) Bangunan

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 34: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 31

Metode yang digunakan adalah analisis foto series dari hasil pengamatan survey primer untuk mengendalikan arah hadap dan bentuk muka bangunan yang ada di wilayah studi.

d) Analisis Sistem Hubungan (Linkage System)

Adapun aspek-aspek yang akan dianalisis berupa kaitan/besaran antara lain:

(i) Jaringan Jalan

Metode analisis deskriptif yang digunakan adalah observasi lapangan dengan pengukuran dimensi jalan dan mengklasifikasikan hirarkhi jalan berdasarkan standart hirarkhi jalan.

Dimensi jalan atau pola penampang melintang jalan terdiri dari tiga variabel, seperti diperlihatkan pada Tabel 2.

(a) Ruang Manfaat Jalan (Rumaja)

Segmen Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) berdasarkan : Konstruksi : badan jalan, saluran tepi jalan (drainase) dan ambang pengamannya diperuntukkan bagi median jalan, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, trotoar, gorong-gorong, jembatan dan bangunan pelengkap jalan.Fungsi : berdasarkan sifat dan pergerakan dan batasan muatan lalu lintas dalam sistem jaringan jalan primer dan sekunder, fungsi jalan dibedakan: jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, jalan lingkungan.

Tabel 2 : Standar Perencanaan Hirarkhi Jalan

Arteri primer Arteri sekunder

Kolektor primer

Kolektor sekunder

Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.

Kec

Jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder

Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat

Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 35: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 32

epatan rencana paling rendah 60 km/jam

Lebar badan jalan paling sedikit 11 meter

Mempunyai kapasitas yang lebih besar dari kapasitas rata-rata

Lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal

Jumlah jalan masuk dibatasi

Tidak terputus walaupun memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan pengembangan perkotaan

kesatu dengan kawasan sekunder kedua.

Kecepatan rencana paling rendah 30 km/jam

Lebar badan jalan paling sedikit 11 meter

Mempunyai kapasitas yang lebih besar dari kapasitas rata-rata

Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat

kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal

Kecepatan rencana paling rendah 40 km/jam

Lebar badan jalan paling sedikit 9 meter

Jumlah jalan masuk dibatasi

Tidak terputus walaupun memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan pengembangan perkotaan

kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal

Kecepatan rencana paling rendah 40 km/jam

Lebar badan jalan paling sedikit 9 meter

Jumlah jalan masuk dibatasi

Tidak terputus walaupun memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan pengembangan perkotaan

Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2006

(b) Ruang Milik Jalan (Rumija)

Terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur dengan batasan tanah tertentu di luar Ruang manfaat Jalan, merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, kedalaman dan tinggi tertentu.

Ketentuan lebar ruang manfaat jalan sebagai berikut :

Jalan bebas hambatan/ jalan tol : 30 meter Jalan raya : 25 meter Jalan sedang : 15 meter Jalan kecil : 11 meter

(c) Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja)

Merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang pemanfaatannya ada di bawah Pengawasan Pembina Jalan, diperuntukkan bagi pandangan dan pengaman konstruksi/ fungsi jalan. Larangan-larangan dalam Ruwasja merupakan larangan yang dapat mengganggu pandangan bebas para pengguna jalan dan konstrusi jalan.

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 36: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 33

Ketentuan lebar Ruwasja dari batas badan jalan paling luar sebagai berikut :

Jalan Arteri Primer : 15 meter Jalan Kolektor Primer : 10 meter Jalan Lokal Primer : 7 meter Jalan Lingkungan Primer : 5 meter Jalan Arteri Sekunder : 15 meter Jalan Kolektor Sekunder : 5 meter Jalan Lokal Sekunder : 3 meter Daerah untuk Jembatan : 100 meter ke arah

hulu dan hilir

(ii) Tingkat Pelayanan Jalan

Metode yang digunakan dalam analisis tingkat pelayanan jalan adalah analisis evaluatif dengan mengoperasionalkan rumus yang berkaitan dengan kecepatan operasi jalan, yang diperoleh dari perbandingan antara volume kendaraan dengan kapasitas jalan, dirumuskan sebagai berikut:

LOS =

C

V

Dengan:- V = Volume Kendaraan- C = Kapasitas Jalan

Sesuai dengan standar Highway Capacity Manual, klasifikasi tingkat pelayanan jalan disusun sebagai berikut:

(a) Tingkat pelayanan A: arus bebas, kecepatan kendaraan dikendalikan oleh keinginan pengemudi, batas kecepatan dan kondisi fisik jalan

(b) Tingkat pelayanan B: arus stabil, kecepatan operasi kendaraan kendaraan mulai sedikit terbatas dalam bergerak karena kendaraan lain (biasanya jalan antar kota)

(c) Tingkat pelayanan C: arus tidak stabil, kecepatan dan kemampuan bergerak kendaraan semakin terbatas (biasanya jalan antar kota)

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 37: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 34

(d) Tingkat pelayanan D: arus tidak stabil, kebebasan bergerak kecil sementara kecepatan relative rendah

(e) Tingkat pelayanan E: arus mulai tidak stabil (tersendat-sendat) atau volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan, kendaraan sering berhenti pada waktu-waktu tertentu serta kemampuan bergerak sangat terbatas.

(f) Tingkat pelayanan F: arus terhambat (forced flow), kecepatan operasi sangat rendah, berhenti dan terbentuk antrian kendaraan atau kemacetan

Untuk standar tingkat pelayanan jalan adalah sebagai berikut:

Tabel 3 : Standar Tingkat Pelayanan Jalan

Tingkat Pelayanan

A B C D E F

V/C 0-0,2 0,2-0,45 0,45-0,7 0,7-0,85 0,85-1,0 >1,0

Sumber: MKJI, 1997

(iii)Volume Lalu Lintas Harian (LHR)

Metode yang digunakan dalam analisis lalu lintas harian adalah analisis evaluatif dengan mengoperasionalkan rumus yaitu membandingkan jumlah lalu lintas selama pengamatan dengan lamanya pengamatan. LHR adalah hasil jumlah kendaraan yang diperoleh selama pengamatan dengan lamanya pengamatan.

jumlah lalu lintas selama pengamatanLHR = --------------------------------------------------------------

Lamanya pengamatan

Dalam pengukuran volume lalu lintas, jumlah kendaraan yang diukur perjam tersebut dinyatakan sebagai satuan mobil penumpang (smp). Nilai smp tiap jenis klasifikasi kendaraan menurut Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan dari Direktorat Jenderal Bina Marga, Direkotrat Pembangunan Jalan Kota tahun 1992 adalah sebagai berikut:

Sepeda = 0,5

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 38: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 35

Sepeda motor = 1Mobil Penumpang = 1Truk Ringan = 2Truk Sedang (5-10 ton) = 2,5Truk Berat (>10 ton) = 3Bus = 3Kendaraan Tak Bermotor = 0,8Sistem Parkir

(iv) Sistem Perparkiran

Masalah utama pada perparkiran di kota adalah fasilitas jalan telah dimanfaatkan sebagai fasilitas parkir. Pemakaian jalan sebagai tempat parkir karena belum cukupnya sarana parkir. Terutama gedung-gedung besar yang memerlukan areal parkir yang belum cukup menyediakan areal parkirnya.

Menurut cara penempatannya terdapat dua cara penataan parkir, yaitu :

(a) Parkir ditepi jalan (on street parking)

Parkir ditepi jalan ini mengambil tempat disepanjang jalan, dengan atau tanpa melebarkan jalan untuk pembatas parkir. Parkir ini baik untuk pengunjung yang ingin dekat dengan tujuannya, tetapi untuk lokasi dengan intensitas penggunaan lahan yang tinggi, cara ini kurang menguntungkan.

Bila ditinjau dari posisi parkir dapat dibagi menjadi :

Parkir sejajar dengan sumbu jalan (bersudut 1800) Parkir bersudut 300, 450 dan 600 terhadap sumbu jalan.Parkir tegak lurus dengan sumbu jalan (bersudut 900)

(b) Parkir tidak di jalan (off street parking)

Cara parkir ini menempati pelataran parkir tertentu diluar badan jalan, baik di halaman terbuka maupun didalam bangunan khusus untuk parkir. Bila ditinjau posisi parkirnya, maka dapat dilakukan seperti pada on street parking, hanya saja pengaturan sudut parkir ini banyak dipengaruhi oleh luas dan bentuk pelataran parkir.

(v) Pedestrian (trotoar)

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 39: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 36

Trotoar dapat dibuat sejajar jalan dan terletak pada ruang manfaat jalan (Rumaja). Pada keadaan tertentu trotoar dapat tidak sejajar jalan karena topografi setempat atau karena adanya pertemuan dengan fasilitas lain. Trotoar dapat juga terletak di ruang milik jalan.

Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah deskriptif observasi dan evaluatif yakni dengan membandingkan lebar trotoar berdasarkan hasil observasi lapangan di wilayah studi dengan ketentuan lebar trotoar menurut SK SNI S-03,1990.

Dalam perencanaan trotoar yang perlu diperhatikan ialah kebebasan kecepatan berjalan untuk mendahului pejalan kaki lainnya tanpa bersinggungan. Lebar minimum trotoar yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4 : Lebar Trotoar Sesuai Dengan Penggunaan Lahan Sekitarnya

Penggunaan lahan Lebar minimum

Perumahan 1,50

Perkantoran 2,00

Industri 2,00

Sekolah 2,00

Terminal/pemberhentian bus 2,00

Pertokoan/perbelanjaan 2,00

Jembatan/terowongan 1,00

Sumber:SK SNI S-03,1990

e) Analisis mengenai RTH

Analisis ini bertujuan untuk membandingkan penggunaan eksisting ruang terbuka hijau lokasi studi dengan standar fungsinya serta untuk mengetahui dimensi/besaran ruang-ruang terbuka pada wilayah perencanaan yang mencakup taman-taman kota, ruang terbuka hijau (dengan memperhatikan aspek fungsional, sosial dan ekologis). Analisis ini didukung oleh standar ukuran ruang terbuka hijau yang harus dipenuhi oleh sebuah ruas jalan berdasarkan beberapa peraturan perundangan yang berlaku. Variabel

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 40: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 37

dalam analisis RTH ini meliputi : Luas RTH, Fungsi RTH, Jenis tanaman dan Jarak antar tanaman.

f) Analisis bangunan dan lingkungan

Bertujuan untuk menentukan konsep-konsep rancangan serta rekomendasi-rekomendasi bagi kebijakan yang akan diambil pada lingkup wilayah perencanaan. Disamping itu, analisis terhadap kondisi bangunan dan lingkungan ini bertujuan juga untuk meningkatkan fungsi lahan yang disesuaikan dengan kemampuan lahan di wilayah perencanaan serta untuk meningkatkan nilai estetika di wilayah perencanaan. Aspek-aspeknya mencakup hal-hal sebagai berikut:

Sifat dan kondisi bangunanKesan lingkungan dan bangunanIdentitas bangunanTampilan bangunan/fasade bangunanGaris langit/Sky lineUnsur-unsur penunjang bangunan dan lingkunganAspek lingkungan dari segi orientasi, sirkulasi udara, sinar matahari, view, iklim mikro, daya serap tanah, dan topografi.Indikasi sarana dan prasarana dari segi air bersih, limbah, atau drainase, hidran, telepon, listrik, reklame, dan sarana umum yang lain.Elemen-elemen bangunan dan elemen-elemen lingkungan Pengelompokan bangunan dalam komposisi jenis bangunan.Indikasi bentuk-bentuk jenis bangunan dan bentuk-bentuk yang mencerminkan karakter atau budaya lingkungan.Umur rata-rata bangunan.Kondisi material pada bangunan.

Yang juga perlu diperhatikan dalam analisa bangunan dan lingkungan adalah menyangkut:

Gubahan massaPenataan perletakan massa-massa bangunan pada satu lingkungan permukiman tertentu dengan mempertimbangkan kondisi fisik, non fisik, serta dengan waktu tertentu.Orientasi bangunanPenataan arah bangunan yang dipertimbangkan terhadap kondisi fisik dan non fisik lokasi perencanaan.Estetika bangunan

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 41: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 38

Penampilan visual bangunan yang seimbang atas dasar pertimbangan fisik dan non fisik. Pertimbangan fisik yaitu keseimbangan antara bentuk dasar vertikal dan horizontal atau pola keseimbangan antara konstruksi dan bahan bangunan yang digunakan. Pertimbangan non fisik misalnya adanya muatan konsep identitas arsitektur lokal.Material exteriorPerencanaan atas penggunaan material luar bangunan yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti iklim, panas, hujan, ketahanan bahaya kebakaran, pengaruh yang diakibatkan karena adanya refleksi cahaya dan refleksi penyebaran panas matahari.

2. Analisis Development

Merumuskan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada lokasi wilayah studi untuk pemecahan masalah yang ada di lokasi wilayah studi. Adapun rumusan rencana tersebut tertuang dalam muatan RTBL. Materi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi :

a) Penentuan Konsep dan strategi pengembangan wilayah yang meliputi:

Konsep dan strategi pengendalian intensitas bangunan terkait dengan konsep sky lineKonsep dan strategi sirkulasi transportasi terkait dengan sistem parkirKonsep dan strategi prasarana transportasi terkait dengan ruang kebutuhan parkirKonsep dan strategi ruang terbuka hijauKonsep dan strategi penataan arsitektural bangunan dan lingkungan terkait dengan street furniture dan signage

b) Tujuan Pembangunan Lingkungan

Tujuan pembangunan lingkungan dan massa bangunan dirumuskan sesuai dengan permasalahan dan massa bangunan dirumuskan urgensi/keterdesakan penanganan lingkungan tersebut.

c) Rencana Pemanfaatan Ruang Lingkungan Perkotaan

Rencana penataan bangunan yang dimaksud adalah memuat konsep dasar Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang termasuk didalamnya meliputi :

o Rencana Penataan Guna Lahan

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 42: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 39

Rencana penataan guna lahan ini merupakan rencana penggunaan lahan lingkungan di wilayah studi yang dapat berpengaruh terhadap upaya pengembangan lingkungan perkotaan.

o Rencana perpetakan lahan lingkungan perkotaan (kavling)

Rencana perpetakan lahan lingkungan perkotaan meliputi rencana yang berkaitan dengan luasan petak bangunan yang dapat berpengaruh terhadap upaya penataan bangunan dan lingkungan perkotaan.

o Rencana Tata Letak dan Pemanfaatan Bangunan dan Lingkungan

Rencana ini berisi kemungkinan tata letak bangunan-bangunan sehingga dapat diantisipasi bentuk dan tapak bangunan secara keseluruhan dalam suatu rancangan, yang juga mempertimbangkan luasan yang dibutuhkan untuk setiap jenis bangunan atau kelompok fungsi bangunan, jumlah maksimum tiap jenis bangunan atau kelompok fungsi bangunan yang dibutuhkan, dan gubahan bangunan

o Rencana Penataan Jaringan Utilitas Lingkungan Perkotaan

Jaringan utilitas lingkungan yang akan direncanakan meliputi rencana jaringan listrik, rencana jaringan telepon, rencana jaringan gas, rencana hidran, rencana air bersih, rencana drainase, rencana persampahan, rencana air limbah.

o Rencana Penataan Jaringan Pergerakan (sirkulasi) lingkungan perkotaan

Rencana dari sistem pergerakan serta berbagai sarana yang diperlukan untuk berbagai macam kegiatan transportasai manusia dan barang pada kawasan RTBL adalah :

Rencana sistem sirkulasi, terdiri dari: Rencana sistem jalan Rencanan jaringan pedestarian

Rencana parkir Rencanan peletakan halte Rencana peletakan penyeberangan

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 43: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 40

o Rencana Penataan Ruang Terbuka Hijau dan Penghijauan meliputi rencana RTH dalam tapak dan RTH luar tapak.

o Rencana Detail

Meliputi Rancangan wujud bangunan, rancangan ruang terbuka, rancangan parkir, pedestrian, jembatan/halte dan rancangan utilitas lingkungan.

d) Arahan Pelaksanaan Pembangunan Lingkungan Perkotaan

Arahan pelaksanaan pembangunan lingkungan perkotaan meliputi :

Ketentuan Letak dan Penampang Bangunan Gedung dan Bukan Gedung dan materi yang diatur meliputi penampang tiga dimensi bangunan gedung, ketinggian bangunan, elevasi/peil, orientasi bangunan, bentuk dasar bangunan, selubung bangunan, arsitektur bangunan dan pertandaan (signage).

Ketentuan Letak dan Penampang Bangunan bukan Gedung materi yang diatur meliputi penampang tiga dimensi bangunan gedung, letak koordinat bangunan bukan gedung, ketinggian bangunan bukan gedung, elevasi/peil dan bentuk dasar bangunan bukan gedung.

Ketentuan Letak dan Penampangan Jaringan Jalan dan materi yang diatur meliputi penampang tiga dimensi jalan, letak koordinat, elevasi/peil, bentuk dasar jaringan.

Ketentuan Letak dan Penampang Jaringan Utilitas dan materi yang diatur meliputi penampang tiga dimensi jaringan utilitas, letak koordinat, elevasi/peil, bentuk dasar jaringan.

e) Pedoman Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan Lingkungan Perkotaan.

Adapun pedoman pengendalian pelaksanaan pembangunan lingkungan perkotaan meliputi :

Ketentuan administrasi pengendalian pelaksanaan rencana dan program.

Ketentuan pengaturan operasionalisasi penerapan pola insentif, disinsentif, hak pengalihan intensitas bangunan, hak bangunan diatas tanah/dibawah tanah.

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 44: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 41

Arahan pengendalian pelaksanaan berupa ketentuan penatalaksanaan/manajemen pelaksanaan bangunan.

Mekanisme pelaporan, pemantauan, dan evaluasi program, serta pengenaan sanksi.

3.3 Penetapan Konsep dan Pedoman Perencanaan

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kimpraswil No: 327/ KPTS/M/2002 tanggal 12 Agustus 2002, bahwa untuk perkembangan wilayah propinsi, kabupaten/kota dan kawasan perkotaan perlu penanganan yang tersendiri sesuai dengan tingkat kebutuhan pengaturannya. Adapun bentuk pengaturan tersebut tertuang dalam Rencana Struktur Tata Ruang Perkotaan Metropolitan (RSTR), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK), dan Rencana Teknik Ruang Kawasan Perkotaan (RTRK) atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Konsep umum strategi RTBL dapat dibedakan menjadi dua bagian:

A. Strategi penanganan/ pengendalian tata bangunan

Pedoman yang digunakan untuk mengatur dan mengendalikan rencana bangunan, mengacu pada Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dari Direktorat Tata Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum serta Pedoman dan Ketentuan Umum Tata Bangunan yang berlaku di beberapa kota di Indonesia. Pedoman yang digunakan dalam RTBL antara lain komponen bangunan, tinggi bangunan, kemunduran bangunan, KDB, KLB, dan elemen pendukung.

B. Strategi perwujudan tata bangunan (yang terarah). Finalisasi konsep dasar RTBL :

1. Konsep tata letak dan pemanfaatan bangunan & lingkungan

Konsep umum tata letak dan pemanfaaatan bangunan dan lingkungan dapat dibagi menjadi beberapa konsep yang lebih spesifik, diantaranya:

a) Konsep Tata Bangunan

Tata bangunan pada kawasan perencanaan diarahkan linier dengan penyesuaian terhadap fungsi, karakter fisik serta kondisi eksisting kawasan perencanaan.

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 45: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 42

Bentuk dan massa bangunan diarahkan menggunakan bentukan dasar segiempat dengan memperhatikan keselarasan dengan lingkungan. Pengurangan bagian massa bangunan hingga diperoleh kemunduran muka bangunan diterapkan pada bangunan yang memiliki jarak terlalu dekat dengan daerah milik jalan. Sehingga muka bangunan memiliki kesan ruang yang lega dan lapang di dalam Kawasan.

b) Konsep Ketinggian Bangunan

Ketinggian bangunan diarahkan pada ketinggian maksimal bangunan untuk tiap guna lahan pada kawasan perencanaan, pembagian dan pengaturan ketinggian maksimal bangunan pada kelompok-kelompok fungsi yang nantinya dijadikan sebagai pembentukan garis langit pada kawasan perencanaan.

c) Konsep Jarak Antar Bangunan

Jarak antar bangunan disesuaikan dengan fungsi dan luasan bangunan. Jarak antar bangunan ditentukan berdasarkan perhitungan lebar (D) dan tinggi (H) bangunan. Untuk bangunan dengan perhitungan D/H=1 didapat jarak antar bangunannya rapat dan berdempet. Karakteristik jarak antar bangunan di setiap guna lahan yang ada di dalam Kawasan diarahkan menyesuaikan dengan tinggi bangunan.

d) Konsep sky line dalam penataan intensitas bangunan yang meliputi ketinggian bangunan dan jarak bangunan

2. Konsep penataan jaringan sirkulasi

Rencana pengembangan sistem sirkulasi disesuaikan dengan pola aktivitas dan pergerakan penduduk dalam kawasan perencanaan. Secara umum elemen sirkulasi direncanakan dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna elemen tersebut. Adapun elemen sirkulasi terdiri dari jalan, pedestrian dan parkir.

a) Jalan

Pada kawasan perencanaan diarahkan dari Bundaran Tugu Selamat Datang menuju jembatan Sungai Putussibau hingga ke seberang, dengan arahan kebijakan rencana peningkatan hirarki jalan dari kolektor sekunder menjadi arteri primer.

b) Pedestrian

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 46: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 43

Pedestrian diletakkan di dalam Kawasan jalan untuk mewadahi aktivitas pejalan kaki. Keamanan dan kenyamanan pejalan kaki menjadi prioritas utama perancangan jalur pedestrian. Kemanan dicapai dengan perbedaan tinggi jalur pedestrian dengan jalur aspal. Kenyamanan dicapai dengan penempatan vegetasi sebagai peneduh sepanjang jalur pedestrian dan penggunaan ramp di setiap titik penurunan jalur pedestrian.

c) Parkir

Sarana parkir pada kawasan perencanaan menggunakan parkir on street dan off street. Untuk parkir on street penataan yang dilakukan menggunakan penataan parkir seri. Parkir seri dapat menampung kendaraan pada fasilitas yang tidak memiliki areal parkir dalam site, seperti pada fasilitas perdagangan dan jasa. Dengan penataan parkir seri kebutuhan lebar jalan relatif lebih kecil dibandingkan dengan model parkir yang lain. Pada kawasan perdagangan, jasa, pariwisata sistem parkir diarahkan dalam site.

3. Konsep penataan RTH dan penghijauan

Ruang terbuka hijau dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu fungsi pengarah, penyangga, dan estetika. RTH sebagai pengarah menggunakan jenis vegetasi yang memiliki karakter vertikal dan sedikit cabang. Untuk RTH yang berfungsi sebagai penyangga menggunakan jenis vegetasi dengan karakter rindang dan menaungi. Vegetasi yang memiliki nilai estetis digunakan untuk mempekuat kesan RTH sebagai estetika kawasan. Penataan RTH diletakkan disepanjang Kawasan jalan baik dipinggir Kawasan, atau ditengah (sebagai median jalan).

4. Unsur-Unsur Penunjang Bangunan Dan Lingkungan

Pembahasan di sini akan mencakup komponen-komponen lingkungan yang melengkapi unsur-unsur binaan. Termasuk di sini ialah; papan iklan, penempatan bis surat dan boks telepon, tempat sampah, dan pedagang kaki lima.

a) Penandaan/Iklan

Secara umum tanda digunakan sebagai alat komunikasi antara subyek dengan obyek sehingga pengamat (subyek) akan mengenal secara keseluruhan makna dan informasi dari tanda tersebut. Secara lebih rinci penandaan yang ada dikawasan perencanaan adalah: rambu lalu-lintas, reklame, nama gedung (identifikasi primer), papan pengumuman, nama jalan, petunjuk arah dan lain sebagainya. Penandaan

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 47: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 44

sebetulnya berperan sebagai unsur pemberi informasi bagi pengamat yang sedang berjalan atau berkendaraan. Bahkan dewasa ini, selain peran memberi informasi, reklame sudah berubah menjadi unsur pengganggu kualitas visual lingkungan kota Oleh karena itu, reklame menjadi pokok bahasan utama pada subab ini, selain tanda-tanda yang lain.

Reklame sebetulnya bisa menjadi elemen untuk memperindah kesan lingkungan, selain sebagai pemberi informasi dan sumber pendapatan asli daerah. Sehingga dalam konteks pengendalian perencanaan bangunan, masalahnya yang penting ialah bagaimana menata berbagai unsur penandaan agar tak saling mengganggu, bisa menjadi tanda wilayah, meningkatkan nilai visual lingkungan, dan tak mengurangi daya informasi rambu-rambu lalu-lintas dan tanda-tanda umum lain di wilayah publik. Di kawasan perencanaan, unsur penandaan yang ada bisa dikelompokkan atas beberapa jenis:

(i) Reklame Pada Tiang

Unsur ini merupakan penandaan yang berdiri konstruksi tiang besi yang didirikan di pinggir jalan, dengan posisi tegak lurus jalan, sehingga bisa dilihat dari kejauhan. Di sini setiap reklame bersaing untuk memberikan informasi.

(ii) Reklame Papan Pada Areal Usaha

Tanda semacam ini pada umumnya ditemukan Kota Putussibau terutama di kawasan yang merupakan kawasan perdagangan dan jasa. Reklame biasanya menempel dan kadang-kadang sampai menutup konstruksi atap bangunan.

(iii)Reklame Papan Yang Berada di Pinggir Jalan

Bentuk konstruksi tiang atau rangka yang berdiri di pinggir jalan.

b) Penandaan dengan Lampu

Penandaan dengan lampu yang ada di kawasan perencanaan menggunakan lampu dengan berbagai jenis variasi agar mudah terlihat di malam hari. Seperti pada penandaan-penandaan lain, di sini informasi publik non komersial tenggelam dalam reklame lampu. Pada reklame lampu, selain teknologi juga digunakan kreativitas dalam design. Sehingga wujudnya mulai dari yang sekedar menyala sampai yang menggunakan efek gerak dalam olahan warna. Bila

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 48: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 45

ditata dengan baik, olahan semacam ini bisa memperindah lingkungan dan bahkan sebagai identitas/tanda suatu wilayah.

c) Tanda Sebagai Pengatur Sirkulasi Transportasi

Tanda ini digunakan untuk mengatur pergerakan lalu lintas kendaraan sehingga terjadinya, kemacetan, kesemrawutan di jalan bisa dikurangi. Tanda semacam ini dikenal sebagai tanda rambu-rambu lalu lintas.

d) Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima merupakan aktivitas yang secara mendasar berisi sekumpulan kriteria umum, yang mengarahkan kepada kepentingan pergerakan (importance of movement), kegembiraan / kesenangan (exitement), dan dimensi street life dari lingkungan kota, melalui penyediaan fasilitas-fasilitas yang beraneka ragam dan bersifat spesifik pula. Keterkaitan antara ruang umum dan kegiatan yang berlangsung didalamnya merupakan dua hal yang penting untuk menghadirkan kaki lima tersebut. Ruang-ruang umum yang dimaksud adalah ruang atau bangunan yang diperuntukan bagi kepentingan umum. Dengan demikian bentuk fisiknya tidak terbatas pada jalur pedestrian atau didepan pasar, melainkan juga sangat beragam misalnya, taman-taman terbuka, dibawah pohon tepi jalan, dsb.

Kaki lima pada prinsipnya adalah kegiatan-kegiatan penunjang yang menghubungkan dua atau lebih pusat-pusat kegiatan utama yang berada di kota. Bentuk kegiatan tersebut antara lain dapat berupa:

Penjual makanan (food services)Penjual majalah/koran, buku (bekas)Penyedia jasa otomotif seperti bengkelPenjedia fasilitas kebutuhan sehari-hari rokok, sabun, permen, dsb).

Keberadaan dari kaki lima ini sangat dilematis bagi kawasan perkotaan karena tumbuhnya sangat sukar untuk diprediksikan, serta apabila tidak ditata dan dirancang penempatannya keberadaan kaki lima ini akan cenderung semrawut dan berkesan kumuh. Di Kota Putussibau umumnya kondisi kaki lima ini sangat menonjol adalah munculnya banyak kios-kios, warung-warung diantara areal pertokoan, perdagangan dan perkantoran, jasa, bahkan di kawasan permukiman. Perkembangan di masa yang akan datang pertu dialokasikan penempatan kaki lima tersebut

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 49: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 46

terutama di kawasan yang direncanakan berkembang bagi peruntukan perdagangan dan jasa.

e) Boks Telepon Umum

Fasilitas lain sebagai penunjang kegiatan lingkungan perumahan yang ada di kawasan perencanaan adalah Telepon Umum dimana berdasarkan hasil pengamatan di lapangan temyata tidak ditemukan adanya boks telepon. Walaupun perkembangan pemakaian telepon seluler secara signifikan telah menggantikan keberadaan box telepon, tetapi keberadaan box telepon secara umum tetap masih diperlukan.

f) Tempat Sampah

Tempat sampah merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penataan ruang kawasan. Pada lokasi studi diperiukan adanya penataan ulang pada desain tempat sampah yang terdapat di pinggir jalan pada seluruh Kawasan perencanaan. Tempat sampah dipisahkan dan ditata sedemikian rupa agar terlihat jelas, memiliki daya tampung yang sesuai dengan kebutuhan dan mudah dipindahkan ke gerobak pengangkut sampah. Untuk lokasi Kawasan yang banyak terdapat pusat kegiatan masyarakat, perlu diberikan tempat sampah dengan desain tersendiri, yang selain untuk fungsi kebersihan juga sebagai unsur estetika kota. Peletakan bak sampah perlu diatur sedemikian rupa untuk memudahkan dalam hal membuang sampah dan pengangkutan, tetapi tidak menimbulkan kesan Kawasan jaian yang penuh dengan bak sampah.

g) Sarana Utilitas

Sebagai sarana kelengkapan, dikawasan perencanaan juga dibahas jaringan utilitas kota yang meliputi, air bersih, listrik, dan telepon. Yang akan dibahas di sini adalah unsur-unsur dari masing-masing utilitas yang turut menentukan kualitas wajah lingkungan.

(i) Air Bersih

Untuk penataan wajah kota terkait pengadaan utilitas umum, maka pada penataan utilitas air bersih perlu ditekankan beberapa hal; yaitu:

Dalam pembangunan jaringan air bersih berupa perpipaan yang diletakkan di bawah jaringan jalan perlu disinkronkan dengan rencana dinas lain selain dari PDAM, seperti Dinas Kimpraswil dan Dinas

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 50: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 47

Perhubungan, karena rencana pembangunan yang tidak sinkron akan merusak jaringan jalan dan menghamburkan biaya.Pembangunan hidran untuk pemadam kebakaran perlu disesuaikan dengan rencana tata ruang kota, dimana peletakannya diarahkan pada tempat-tempat yang padat, pusat keramaian dan rawan kebakaran.

(ii) Listrik

Dalam penataan jaringan listrik yang perlu diperhatikan adalah penataan tiang dan kabel listrik. Tiang listrik ditata sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kesan Kawasan yang penuh dengan tiang. Sedangkan kabel listrik perlu diperhatikan agar tidak nampak berseliweran menggantung di udara, memiliki jarak aman dan tidak terlalu banyak bersinggungan dengan pepohonan. Jika tiang listrik juga ditempeli dengan PJU kota, maka jarak tiang diatur sedemikian rupa agar pencahayaan di malam hari dapat tersebar secara merata.

(iii)Telepon

Sama halnya seperti pengadaaru air bersih dan listrik, ditinjau dari kebutuhan kuantitasnya bagi daerah studi sudah terpenuhi dan tak ada masalah. Namun dari segi kualitas wajah Lingkungan, beberapa hal perlu diperbaiki. Yang pertama ialah kabel-kabel udara sistem jaringan telepon masih banyak yang belum teratur. Pemasangan tiang yang ada juga belum sesuai kaidah rancangan kota, sehingga belum menyatu dengan lingkungan.

(iv) Drainase

Pengembangan system drainase di wilayah perencanaan diarahkan pada kombinasi saluran terbuka dan tertutup. Saluran tertutup akan dikembangkan pada sub kawasan dengan intensitas kegiatan tinggi sedangkan di luar sub kawasan itu dikembangkan saluran terbuka.

(v) Sanitasi

Untuk jaringan sanitasi di Kawasan sebaiknya menggunakan sistem sanitasi dengan saluran IPAL yang terintegrasi dengan saluran drainase. Dengan pemisahan limbah, dan berada di bawah permukaan jalan. Selain itu juga dilengkapi dengan bak-bak pemerinksa fungsi saluran. Dalam perkembangannya nanti perlu dirawat

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 51: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 48

kinerjanya, karena letak saluran yang tumpang tindih dengan saluran drainase.

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 52: Airport Pangsuma Rtbl Lp

4. RENCANA OPERASIONAL

4.1 Jadwal Penyelesaian Pekerjaan Dan Teknik Presentasi

Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Putussibau, diperkirakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk proses penyusunan rencana ini, hingga menghasilkan laporan akhir adalah selama 120 hari kalender (atau ± 4 bulan). Kegiatan penyusunan Rencana dalam jangka waktu tersebut meliputi enam tahapan kegiatan, seperti dijelaskan berikut ini.

4.1.1 Tahapan KegiatanTahapan kegiatan terbagi dalam enam bagian, yaitu persiapan, pengumpulan data, analisis dan permumusan masalah, penyusunan rencana, seminar, dan penyempurnaan rencana akhir. Penjabaran dari setiap tahap kegiatan adalah sebagai berikut ini.

I. Tahap Persiapan / Pendahuluan

Tahapan ini memiliki bobot 6% dari keseluruhan pekerjaan, dan dapat diselesaikan dalam waktu satu minggu. Tercakup dalam tahapan ini antara lain: pemahaman secara seksama petunjuk pelaksanaan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Putussibau, penjadwalan pekerjaan, penyusunan rencana kerja, dan survai pendahuluan (reconaissance survey).

II. Tahap Survey dan Pengolahan Data

Setelah rancangan pengerjaan ditetapkan, pada tahap kedua ini dilakukan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan alat analisis yang dipergunakan. Tahap ini memiliki bobot 22 % dari keseluruhan proses perencanaan dan diselesaikan dalam jangka waktu enam minggu. Beberapa kegiatan yang tercakup dalam tahapan ini adalah: penyusunan daftar tilikan (checklist) data yang dibutuhkan, seleksi data awal yang tersedia (data sekunder), pengumpulan data-data yang belum didapatkan, survai lapangan untuk pengenalan wilayah perencanaan, dan kompilasi data.

III. Tahap Analisis dan Perumusan Masalah

Tahapan analisis ini memiliki bobot 42 % dari keseluruhan pekerjaan, dan pada dasarnya terdiri dari dua kelompok

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN 49

Page 53: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 50

kegiatan, yaitu kegiatan analisis itu sendiri dan perumusan / identifikasi permasalahan. Kegiatan identifikasi lebih merupakan kegiatan yang sangat tergantung pada hasil analisis yang dilakukan sebelumnya. Analisis yang dilakukan pada dasarnya terdiri dari dua aspek, yaitu kajian terhadap internal dan kajian eksternal (keterkaitan dengan kawasan sekitarnya). Diperkirakan tahapan ini diselesaikan dalam waktu lima minggu.

IV. Tahap Penyusunan Rencana

Tahapan ini merupakan tahapan akhir proses perencanaan sebelum dilakukan seminar. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini antara lain: penetapan arah, tujuan, strategi, dan kebijaksanaan pengembangan kawasan, penyusunan konsepsi tata ruang, rencana struktur tata ruang, rencana alokasi pemanfaatan ruang, rencana pengembangan fasilitas dan utilitas, rencana pengembangan bagian wilayah kota, rencana pengembangan obyek khusus, dan rencana pelaksanaan yang mencakup indikasi program, mekanisme pelaksanaan dan pembiayaan pembangunan kota. Mengingat pentingnya penyusunan rancangan rencana ini, maka tahapan ini memiliki bobot 12 % dari keseluruhan proses perencanaan dan diselesaikan dalam waktu empat minggu.

V. Seminar

Seminar merupakan pembahasan terhadap hasil sementara perencanaan tata ruang dihadapan instansi / lembaga pemerintahan yang berwewenang di daerah tingkat II. Di dalam seminar ini, apa yang telah dihasilkan dapat diteliti dan diuji keakuratan dan kebenarannya. Seminar direncanakan diselenggarakan pada minggu ke-13.

VI. Penyusunan Rencana Akhir

Setelah dilakukan seminar, kemudian rancangan rencana disempurnakan sesuai dengan perbaikan dan masukan yang diperoleh dari seminar tersebut. Tahapan ini diperkirakan akan memakan waktu satu minggu, dan memiliki bobot sebesar 16 % dari keseluruhan pekerjaan. Rencana akhir inilah yang menjadi pedoman dan acuan bagi Pembangunan Kawasan.

4.1.2 Jangka Waktu Penyelesaian dan PelaporanSeperti telah dikemukakan sebelumnya, pelaksanaan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Putussibau ini adalah 17 minggu (120 hari), terhitung dari minggu kedua Juni 2009 hingga akhir minggu pertama Oktober Tahun 2009. Dalam jangka waktu tersebut, pelaksana pekerjaan menyampaikan laporan kemajuan kerja

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 54: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 51

sebanyak tiga kali. Jenis laporan dan jangka waktu penyelesaiannya dijelaskan berikut ini.

1) Laporan pertama berisikan tanggapan terhadap materi pekerjaan serta rencana operasional penanganan pekerjaan. Laporan pertama ini disebut dengan Laporan Pendahuluan. Laporan pertama ini diserahkan pada minggu pertama, pada saat akumulasi pekerjaan mencapai 6 persen.

Tabel 5 : Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

2) Laporan Kedua berisikan rumusan rancangan rencana berdasarkan potensi dan permasalahan kota yang telah dikaji dalam proses pengumpulan data dan analisis data. Laporan ini merupakan bahan utama untuk Seminar di daerah untuk mendapat masukan dan penyempurnaan lebih lanjut. Laporan akhir sementara atau Buku Rancangan Rencana ini diserahkan pada minggu ke 13 saat akumulasi pekerjaan mencapai 84 %.

3) Laporan terakhir, yang merupakan laporan utama penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Putussibau, adalah produk Laporan Akhir atau Buku Rencana setelah dilakukan revisi berdasarkan pembahasan pada seminar. Buku Rencana ini dilengkapi dengan Album Peta yang merupakan kumpula peta-peta rencana skala 1 : 1.000. Dengan dimasukkannya laporan ini pada minggu ke-17, maka seluruh pekerjaan selesai.

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 55: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 52

Gambaran selengkapnya penjadwalan, jangka waktu pengerjaan, dan sistem pelaporan dapat dilihat pada Tabel 5.

4.1.3 Teknik PenyajianSeperti yang telah dikemukakan di atas, pekerjaan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Putussibau ini akan menghasilkan tiga laporan yaitu Laporan Pendahuluan, Rancangan Rencana dan Buku Rencana sebagai Laporan Akhir serta lampirannya Album Peta.

Penyajian buku-buku laporan dan hasil pekerjaan akan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Pengetikan dilakukan satu spasi dengan teknik cetak menggunakan inkjet printer berwarna di atas kertas HVS 80 gram

2) Kulit Buku berwarna putih dengan tulisan dan gambar sampul cetakan warna

3) Ukuran kertas yang dipakai pada tiap-tiap laporan adalah sebagai berikut :a) Laporan Pendahuluan : kwarto sebanyak 10 bukub) Rancangan Rencana : kwarto sebanyak 20 bukuc) Buku Rencana : kwarto sebanyak 10 bukud) Album Peta : A1 sebanyak 5 albume) Laporan Digital dalam CD : 5 keping/copy

4) Skala peta-peta yang disajikan di dalam buku laporan skalanya disesuaikan dengan ukuran kertas laporan sedangkan skala peta pada Album Peta adalah 1: 1.000.

5) Peta-peta, gambar-gambar, skema dan diagram baik yang disajikan di dalam buku laporan maupun dalam Album Peta disajikan berwarna dengan teknik cetak menggunakan inkjet printer setelah terlebih dahulu peta-peta tersebut dibuat dalam bentuk data digital. Dengan demikian peta-peta tersebut akan sangat mudah dicetak kembali bila diperlukan. Semua data digital tersebut disimpan secara aman dalam Compact Disk-ROM.

6) Dalam forum Seminar/Diskusi, konsultan menyiapkan bahan-bahan presentasi yang disajikan menggunakan Multimedia Projector, dimana preparatnya berupa gambar, skema, diagram dan peta-peta serta animasi berwarna melalui komputer diproyeksikan ke layar menggunakan teknologi Multimedia.

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 56: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 53

4.2 Organisasi Pelaksanaan Proyek

Penyusunan Rencana Kawasan Pusat Perdagangan dan Jasa Komersial Kota Putussibau ini akan dikerjakan oleh sebuah tim kerja dengan struktur organisasi seperti terlihat pada Gambar 4. Tim ini dipimpin oleh seorang ketua tim yang dibantu oleh beberapa ahli dari berbagai disiplin ilmu dalam hal teknis dan seorang administrator proyek dalam hal administrasi proyek. Staf ahli dibantu oleh beberapa asisten ahli dan pada jenjang terbawah, seluruh pekerjaan ditunjang oleh staf penunjang yang terdiri dari juru ketik, juru gambar, surveyor dan operator komputer. Tugas masing-masing anggota tim adalah sebagai berikut :

A. Ketua Tim

Tugas utama ketua tim adalah mengkoordinasikan seluruh proses pelaksanaan proyek baik teknis maupun administratif. Ketua tim harus dapat mengarahkan jalannya proses perencanaan sesuai dengan jadwal dan network yang telah ditetapkan. Ketua tim, yang dalam proyek ini

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 57: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 50

dirangkap oleh Ahli Planologi, bertanggung jawab langsung kepada Direktur Perusahaan.

B. Ahli Planologi

Selain seorang Ahli Planologi yang merangkap sebagai ketua tim di atas, pekerjaan ini ditangani pula oleh satu orang ahli planologi lain yang tugas utamanya adalah menyusun rencana kerja, meyusun kerangka pendekatan dan rincian proses perencanaan dari awal sampai akhir, mempersiapkan materi persiapan survey, menyusun outline setiap laporan serta secara teknis melakukan kajian-kajian ketataruangan.

C. Ahli Muda Teknik Geodesi

Tugas utama ahli geodesi ini adalah membuat peta dasar dan peta tematik wilayah perencanaan dengan ketelitian dan kelengkapan informasi sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan oleh perencana kota. Peta-peta tersebut terutama dibuat berdasarkan kondisi lapangan yang diperoleh secara langsung dengan pengukuran-pengukuran di lapangan.

D. Ahli Teknik Sipil

Ahli Teknik Sipil bekerja sama dengan arsitek dan perencana kota serta ahli teknik lingkungan mendisain sistem transportasi kota dan berbagai utilitas yang direncanakan.

E. Ahli Arsitektur

Arsitek bekerja sama dengan ahli teknik lingkungan dan teknik sipil bertugas merumuskan ciri khas arsitektur kota dan potensi alami yang estetis arsitektural serta dalam tahap rencana menyusun desain tata letak dan ketinggian bangunan beserta lansekapnya.

F.. Ahli Teknik Lingkungan

Tugas utama ahli teknik lingkungan adalah menyusun rencana sistem pembuangan limbah, pengeringan air hujan, pola distribusi air bersih bagi tapak-tapak yang telah didesain oleh arsitek.

Tabel 6 : Mobilisasi Demobilisasi Personil

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN

Page 58: Airport Pangsuma Rtbl Lp

RENCANA OPERASIONAL 51

NO TIM PENYUSUN1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Ketua Tim / Ahli Planologi 4.00 0.25 0.25 0.25 0.25 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

2 Ahli Teknik Sipil 1.00 0.25 0.25 0.25 0.25

3 Ahli Geodesi / Pemetaan 2.50 0.25 0.25 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.25 0.25 0.25 0.25

4 Ahli Arsitektur 1.75 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

5 Ahli Teknik Lingkungan 1.75 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

JUMLAH (ORANG-BULAN) 11.00 0.25 0.25 0.50 0.50 0.40 0.40 0.40 1.15 1.15 1.00 1.00 0.75 1.00 0.25 0.25 0.50 1.25

AKUMULASI (ORANG-BULAN) 0.25 0.50 1.00 1.50 1.90 2.30 2.70 3.85 5.00 6.00 7.00 7.75 8.75 9.00 9.25 9.75 11.00

OBMINGGU KE -

G. Staf Pendukung

Staf pendukung terdiri dari seorang administrator proyek, dua orang asisten ahli, seorang juru gambar (ahli CAD), dan seorang operator komputer (word processor & spreadsheet), bertugas mendukung keseluruhan proses penyelesaian pekerjaan dari tahap persiapan sampai tahap penyelesaian laporan akhir baik teknis maupun admisitratif. Di samping itu, untuk kegiatan pengukuran/survey lapangan dikerahkan 6 orang surveyor dan beberapa tenaga lokal untuk membantu Ahli Teknik Geodesi.

Pengerahan tenaga kerja disusun berdasarkan network dan tugas masing-masing personil yang telah ditetapkan. Mobilisasi dan demobilisasi serta beban personil (load) dapat dilihat pada Tabel 6.

Rencana Tata Ruang Kawasan Lapangan Udara Pangsuma Putussibau LAPORAN PENDAHULUAN