cdk-207 vol40 no08 th2013 ok2 - kalbemed.com filer *44/ 9 r $%, wpm op r "hvtuvt r iuuq xxx...

1
565 CDK-207/ vol. 40 no. 8, th. 2013 BERITA TERKINI Crofelemer untuk Terapi Diare Non- Infeksius Pasien HIV/AIDS TINJAUAN PUSTAKA Faktor Genetik Penyakit Paru Obstruktif Kronik PROFIL "Dokter Harus Mempunyai Jiwa Entrepreneurship" 572 604 633 Akreditasi IDI Kolestasis Intrahepatik 567 Continuing Medical Education Artikel CME dr. Achmad Hudoyo, SpP (K) Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyakit paru yang berhubungan erat dengan kebiasaan merokok. Penyakit ini menyebabkan angka kematian serta kesakitan yang tinggi di seluruh dunia, dan diprediksi akan terus meningkat dari penyebab kematian keenam menjadi ketiga di seluruh dunia pada tahun 2020. Prevalensi PPOK di Indonesia belum diketahui. Sampai saat ini, tidak ada terapi efektif yang mampu mengubah progresivitas, dan baru sedikit pengetahuan tentang mekanisme molekular yang dapat menjelaskan penyakit ini. Mengingat masalah di atas, beberapa bahasan mengenai PPOK mengisi edisi ini agar Sejawat dapat mengenalinya dan menanganinya dengan lebih baik. Seperti biasa, dilengkapi dengan laporan kasus dan opini, diharapkan dapat membawa tambahan pencerahan atas misi profesi kita bagi masyarakat. Selamat membaca. Redaksi Editorial

Upload: phamdien

Post on 12-May-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

565CDK-207/ vol. 40 no. 8, th. 2013

BERITA TERKINI Crofelemer untuk Terapi Diare Non-

Infeksius Pasien HIV/AIDS

TINJAUAN PUSTAKA Faktor Genetik Penyakit Paru

Obstruktif Kronik

PROFIL "Dokter Harus Mempunyai Jiwa

Entrepreneurship"

572 604 633

Akreditasi IDI

Kolestasis Intrahepatik

567

Continuing Medical Education

Artikel CME

dr. Achmad Hudoyo, SpP (K)

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyakit paru yang berhubungan erat dengan kebiasaan merokok. Penyakit ini menyebabkan angka kematian serta kesakitan yang tinggi di seluruh dunia, dan diprediksi akan terus meningkat dari penyebab kematian keenam menjadi ketiga di seluruh dunia pada tahun 2020.

Prevalensi PPOK di Indonesia belum diketahui. Sampai saat ini, tidak ada terapi efektif yang mampu mengubah progresivitas, dan baru sedikit pengetahuan tentang mekanisme molekular yang dapat menjelaskan penyakit ini. Mengingat masalah di atas, beberapa bahasan mengenai PPOK mengisi edisi ini agar Sejawat dapat mengenalinya dan menanganinya dengan lebih baik.

Seperti biasa, dilengkapi dengan laporan kasus dan opini, diharapkan dapat membawa tambahan pencerahan atas misi profesi kita bagi masyarakat.

Selamat membaca.

Redaksi

Editorial