buku 3 post modern

10
Michael Hutapea MEMBENTUK KEROHANIAN ANAK MUDA DI ZAMAN POSTMODERN Bab 1. Perjalanan Hidup Melangkah bersama adalah bahasa kasih yang tidak hanya dipakai untuk merujuk pada bagaimana menjadi orang tua yang efektif tetapi juga bagi pelayanan anak muda yang efektif. Melangkah bersana mengharuskan kita untuk mendengar hati anak muda, tidak hanya sekadar mendengar kata-kata dan perilaku mereka saja. Melangkah bersama menghasilkan rasa percaya. Rasa percaya menghasilkan relasi. Suatu relasi menghasilkan hubungan timbal balik dalam kehidupan rohani. Hubungan timbal balik itu merupakan wilayah Roh Kudus berkarya melalui hidup seorang pembimbing rohani Kristen untuk mengubah hidup anak muda dalam kekekalan. Dikatakan bahwa “semakin biasa atau semakin kuat kelihatannya anak muda, semakin dia membutuhkan orang dewasa yang membimbing untuk melangkah bersamanya. Pembimbing rohani pada umumnya cenderung bersikap memberitahu nbukannya melangkah bersama mereka. Karena tidak seorang pun bisa hanya memberitahukan seseorang dan kemudian orang itu menjadi dewasa. Mundur dan tidak lagi menyatakan kebenaran tentu saja merupakan pelanggaran terhadap kitab suci. Yesus adalah seseorang yang mau melangkah bersama. Membimbing mengharuskan kita berbicara kebenaran dalam kasih kepada orang lain. Pembimbing tidak berusaha memberitahukan apa yang harus mereka pikirkan, rasakan, atau lakukan, tetapi pembimbing menerjemahkan dan mengkomunikasikan kebenaran dalam caara yang bermakna di tengah pikiran, perasaan, dan pilihan-pilihan anak-anak muda. Melangkah bersama kemudian membimbing adalah tanggung jawab para orang dewasa yang melayani sebagai pembimbing rohani. Melangkah bersama adalah sikap yang mau

Upload: michael-raymond-hutapea

Post on 24-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

w

TRANSCRIPT

Page 1: Buku 3 Post Modern

Michael Hutapea

MEMBENTUK KEROHANIAN ANAK MUDA DI ZAMAN POSTMODERN

Bab 1. Perjalanan Hidup

Melangkah bersama adalah bahasa kasih yang tidak hanya dipakai untuk merujuk pada

bagaimana menjadi orang tua yang efektif tetapi juga bagi pelayanan anak muda yang efektif.

Melangkah bersana mengharuskan kita untuk mendengar hati anak muda, tidak hanya sekadar

mendengar kata-kata dan perilaku mereka saja. Melangkah bersama menghasilkan rasa percaya. Rasa

percaya menghasilkan relasi. Suatu relasi menghasilkan hubungan timbal balik dalam kehidupan

rohani. Hubungan timbal balik itu merupakan wilayah Roh Kudus berkarya melalui hidup seorang

pembimbing rohani Kristen untuk mengubah hidup anak muda dalam kekekalan. Dikatakan bahwa

“semakin biasa atau semakin kuat kelihatannya anak muda, semakin dia membutuhkan orang dewasa

yang membimbing untuk melangkah bersamanya. Pembimbing rohani pada umumnya cenderung

bersikap memberitahu nbukannya melangkah bersama mereka. Karena tidak seorang pun bisa hanya

memberitahukan seseorang dan kemudian orang itu menjadi dewasa. Mundur dan tidak lagi

menyatakan kebenaran tentu saja merupakan pelanggaran terhadap kitab suci. Yesus adalah seseorang

yang mau melangkah bersama. Membimbing mengharuskan kita berbicara kebenaran dalam kasih

kepada orang lain. Pembimbing tidak berusaha memberitahukan apa yang harus mereka pikirkan,

rasakan, atau lakukan, tetapi pembimbing menerjemahkan dan mengkomunikasikan kebenaran dalam

caara yang bermakna di tengah pikiran, perasaan, dan pilihan-pilihan anak-anak muda. Melangkah

bersama kemudian membimbing adalah tanggung jawab para orang dewasa yang melayani sebagai

pembimbing rohani. Melangkah bersama adalah sikap yang mau secara tulus memahami apa yang

sedang dipikirkan, dirasakan, dan dialami oleh anak-anak muda.

Bab 2. Perjalanan para Musafir Postmodern

Para pembimbing rohani yang mau melangkah bersama dan kemudian membina adalah

teladan-teladan dan pelayan hidup bagi pengharapan. Kerohanian abad ke-21 ini tidak banyak

berbicara mengenai tujuan dari generasi muda tetapi lebih banyak berbicara tentang apa yang telah

ditinggalkan oleh anak-anak muda ini. Para pencari postmodern yang sejati mengikuti semangat

zaman ini, mereka telah menjadi pengumpul pemikiran dan pengalaman dari berbagai macam agama.

Setelah menolak Allah yang ada dalam Alkitab, para pencari iman postmodern memilih menciptakan

allah nya sendiri. Pendekatan sinkretis di masa kini terhadap kepercayaan rohani menciptakan

lingkungan yang sangat membingungkan bagi anak muda yang sedang berusaha mencapai

kedewasaan rohani sebagai orang dewasa. Belum pernah terjadi dalam sejarah dunia satu generasi

Page 2: Buku 3 Post Modern

anak muda sangat membutuhkan para pembimbing rohani yang bisa melangkah bersama mereka dan

kemudian membimbingan mereka. Budaya postmodern menyediakan lingkungan yang sempurna bagi

pertumbuhan yang sesuai dengan cara hidup anak muda. Pengaruh keseluruhan dari gaya hidup anak

muda bagi kehidupan mereka tidak bisa diukur sepenuhnya. Meskipun ada keterbatasan seperti itu

namun kita masih bisa menemukan pola-pola yang muncul dalam pengalaman anak-anak muda masa

kini. Ada 3 hal pengalaman hidup yang saling terkait namun sangat mengkhawatirkan: (1)cara

pandang dunia secara indrawi semata, (2) kesenangan pragmatis, dan (3) keterikatan palsu.

Cara pandang indrawi adalah hasil logis dari meresapnya budaya indrawi yang merupakan

pergeseran dari tahapan idesional yang menjadi akarnya. Didalam suatu budaya indrawi, kebutuhan

yang di penuhi dengan mengkonsumsi pengalaman-pengalaman yang menyenangkan atau produk-

produk yang menjanjikan hasil yang menyenangkan. Cara pandang dunia indrawi menghasilkan

“pengejaran kesenangan yang gila-gilaan” sebagai tujuan utama dari hidup. Individu yang sudah

terikat dengan cara pandang hidup indrawi ini telah menjadi orang-orang yang mencari “kesenangan

pragmatis”. Tahap awal dari kesenangan pragmatis bisa dirangkum oleh perkataan “jika enak,

lakukanlah”. Pengaruh menyeluruh bagi masyarakat adalah perubahan moralitas. Perubahan moralitas

dapat diamati di setiap media yang berbasis anak muda. Budaya postmodern, dengan cara pandang

dunianya yang hanya didasarkan pada indra serta kesenangan pragmatisnya, hanya memberikan

harapan kecil untuk secara berarti menentukan nilai dari identitas diri. Hasilnya, individu-individu

tersebut melihat pada keterikatan palsu untuk mendatangkan makna bagi hidup mereka. Tanpa

keterikatan yang benar dengan Kristus dan orang lain, keterikatan palsu telah menjadi gaya hidup

dalam budaya konsumerisme dunia saat ini. Membimbing anak-anak muda postmodern untuk

bertumbuh, memiliki hubungan yang intim dengan Kristus dimulai ketika para pembimbing rohani

mulai melangkah bersama dengan anak-anak muda tersebut didalam keluarga, gereja, dan komunitas

mereka. Melangkah bersama dan kemudian membimbing telah ditukar dengan pemuridan populer

sebagai jalan pintas- dengan mengorbankan kesejahteraan rohani dari generasi masa kini. Hubungan

antara pembimbing rohani dengan anak muda harus dilihat sebagai ubungan persahabatan antar

generasi dan juga antar budaya. Mereka yang menjawab panggilan Allah untuk melangkah bersama

anak-anak muda akan mengalami alas kaki mereka dikotori oleh kotoran dalam usaha

menghubungkan hati anak-anak muda kepada Yesus yang telah bangkit.

Bab 3. Teologi dari Metode Melangkah Bersama, Kemudian Membimbing

Model melangkah bersama kemudian membimbing dalam memupuk kedewasaan rohani

anak-anak muda didasarkan pada keyakinan bahwa kehidupan anak-anak muda itu sendiri merupakan

konteks bagi pertumbuhan rohani. Namun, pertumbuhan rohani bukanlah masalah penjumlahan dan

pengurangan. Pertumbuhan rohani adalah masalah transformasi pribadi,. Proses transformasi itu,

karya penebusan Allah dalam kita dengan tujuan membuat kita semakin dan semakin serupa dengan

Page 3: Buku 3 Post Modern

Allah. Menjadi seorang kristen yang baik bukan tujuan Allah bagi anak-anak muda,. Transformasi

menjadi serupa dengan serupa dengan Kristus merupakan suatu proses menyeluruh bagi setiap

pribadi. Tujuan dari pembimbing rohani adalah membimbing agar bisa mengalami transformasi

pribadi yang menyeluruh dari Allah di dalam kehidupan nyata. Relasi antara manusia bukan

merupakan pilihan yang bisa di tolak bagi perjalanan rohani orang dewasa maupun anak muda.

Menerima dan memberi yang diwakili oleh relasi itu merupakan kebutuhan mendasar yang

ditanamkan di dalam kita oleh Pencipta kita. Saat pembimbing rihani masuk kedalam lingkungan

anak muda seringkali suatu hubungan antara hati anak muda dan hati Allah menjadi terhalang atau

hilang. Ketika seorang anak tidak mengalami Allah bekerja dalam seluruh kehidupannya, dia juga

akan terjebak untuk menjadi manusia yang sekadar menjalani kehidupan beragam dalam usahanya

sendiri untuk mengenal., berhubungan, dan menaati Allah. Tindakan membimbing disini adalah

mengarahkan anak muda untuk menghubungkan pikiran, emosi, dan pilihannya setia hari kepada

Allah yang bekerja untuk mengubah seluruh hidupnya menjadi serupa dengan Yesus. Membimbing,

seperti melangkah bersama, adalah bagian dari perjalanan itu sendiri. Fokus kita disini pada hidup

secara keseluruhan dalam relasi dengan Allah yang nyata dalam dunia yang nyata.

Bab 4. Bagaimana Mendengar SebelumMembimbing

Mendengar dengan baik adalah proses melangkah bersama. Melangkah bersama melalui

mendengar dengan baik terdiri dua tindakan relasi yang kudus: melangkah bersama dengan empati

dan melangkah bersama dengan doa. Melangkah bersama dengan empati sama seperti realitas virtual

antar pribadi. Melangkah dengan empati tidak bisa direduksi hanya kepada serangkaian keahlian

semata. Namun melangkah bersama dengan empati didalamnya terdapat serangkaian perilaku

relasional yaitu menegaskan, merefleksikan, menjelaskan, menunggu, dan mengosongkan diri dalam

prosesnya. Ketrampilan mendengar diperoleh melalui belajar. Di dalam hidup kita dan hidup anak-

anak muda yang kita kasihi, kita selalu masuk kedalam suatu pekerjaan yang sedang berada dalam

proses. Lalu yang kedua adalah melangkah bersama dangan doa, dengan doa yang berfokus pada

melangkah bersama dengan Roh Allah yang sedang bekerja dalam bagian hidup yang tidak terlihat

dari seseorang. Melangkah bersama belum sempurna sampai hati dari orang yang berdoa

mendapatkan jawabannya. Terkadang suara Allah didengar melalui Firman Tuhan, ketika membaca

kitab suci, berusahalah mengena Dia. Dalam proses pembimbingan rohani sehari-hari kita mendengar

bersama Allah saat kita merenungkan perilaku anak muda yang menunjukan kebutuhan akan Allah

atau Allah sedang bekerja disana. Saat membimbing pertama-tama kita harus mendengar dalam suatu

relasi melangkah bersama dengan doa.

Ada dua perangkah utama yang merusak proses melangkah bersama. Pertama, secara tersirat:

lebih berfokus pada menyelesaikan daripada melangkah bersama, melangkah bersama dengan doa

tidak berfokus pada meminta Tuhan untuk menyatakan tugas-tuda bimbingan rohani yang baru.

Kedua, muncul ketika dalam melangkah bersama dengan doa adalah memaksakan kehendak kita

Page 4: Buku 3 Post Modern

kepada anak-anak muda. Oleh karena itu ketika kita percaya Allah sedang memberi kita pandangan ke

dalam dunia batin seorang anak muda, sikap hati kita terus mendengarkan, melangkah bersama

dengan empati. Tantangan terbesar bukanlah dalam hal membimbing.

Bab 5. Bagaimana Mengatakan Kebenaran dalam Kasih

Yesus bukan hanya mengatakan dan mengajarkan kebenaran, dia menyatakandiri-Nya “jalan

kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6). Para pembimbing rohani harus menyatakan kebenaran sesuai

dengan kebutuhan yang terlihat dari hati anak muda tersebut. Ada prinsip-prinsip untuk membimbing

dengan kebenaran. Yesus mengatakan kebenaran dalam suatu relasi melangkah dengan kehidupan

batin seseorang. Prinsip yang pertama adalah kesadaran diri yang relektif, Tujuan yang benar dan

harapan yang benar, Kepercayaan yang cukup, Waktu yang tepat, Melangkah bersama dengan empati

yang tepat, Hormati anak muda, Tindak lanjut hubungan, Komunikasi yang jelas,dan prinsip terakhir

Mempresentasikan Allah dan kitab suci secara otentik. Melalui kata-kata yang empatik dan tepat dari

kebenaran, melalui waktu yang digunakan untuk mewujudkan kebenaran itu kedalam realitas pribadi

dan melalui doa bersama dengan Bapa yang mengasihi yang sedang bekerja dalam kehidupan anak-

anak muda. Para pembimbing rohani harus sadar tidak bisa memberi pemberian lebih besar kepada

anak-anak muda selain mereka sendiri mengalami kebenaran Allah dalam kasih.

Bab 6. Bagaimana Menghadapi dan Mengatasi Konflik

Penyelesaian konflik seringkali sejalan dengan teguran. Teguran muncul ketika pembimbing

rohani mengatakan kebenaran kepada hidup anak-anak muda untuk menantang suatu perilaku, pola

pikir atau kelakuan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Teguran dan konflik adalah seperti

laboratorium uji bagi pembimbing yang baik. Kita bisa tau sekuat apa sebuah relasi ketika tekanan

dari pertikaian menguji komitmen yang ada. Prinsip untuk menegur dan menyelesaikan konflik,

ketika pada sampai pada satu titik bila relasi itu berlanjut dan keteraturan bisa dipulihkan, para

pembimbing rohani perlu mencari cara untuk menemukan masalahnya. Prinsip pertama: melangkah

bersama, kemudian membimbing, prinsip kedua: Perjuangkan suatu hubungan, prinsip ketiga: Sadar

diri, Prinsip keempat: bicara mewakili diri sendiri, prinsip kelima: menegur dengan hati-hati, prinsip

keenam: Spesifik dengan masalahnya, prinsip ketujuh: Bekerja dalam suatu kerjasama, prinsip

kedelapan: Andalan yang menjadi orang dewasanya, prinsip kesembilan: Hargai inidividualitas,

prinsip kesepuluh: Terus-menerus menyelidiki diri anda sendiri. Meskipun teguran para pembimbing

rohani sendiri ditolak, pembimbing rhani harusnya tak pernah menyesal telah mengatakan apa saja

yang di percaya adalah kebenaran.

Bab 7. Bagaimana Memupuk Moral dalam Diri Anak Muda

Page 5: Buku 3 Post Modern

Untuk mengembangkan pribadi yang memiliki moral dewasa serta berusaha memeenuhi

kehendak Allah, maka anak-anak muda bertumbuh dalam ketiga wilayah ini: relasi (Keterikatan yang

erat), pemikiran (alasan dibalik halangan yang ada), dan pengambilan tanggung jawab. Moralitas

selalu didapat melalui ‘teladan’ daripada ‘pengajaran’. Masa muda adalah masa yang baik untuk

menumbuhkanpemikiran moral yang baik yang mampu bertahan menghadapi unsur-unsur keras dari

budaya yang mengutamakan pengalaman indrawi. Dalam model melangkah bersama kemudian

membimbing, para pembimbing rohani berusaha mengembangkan kedewasaan moral melalui

memupuk relasi, pemikiran, dan pengambilan tanggung-jawab. Keamanan dari keterikatan dalam

kasih sayang, hikmat dari kebaikan moral, dan kekuatan dari nilai dan kemampuan yang dirasakan

seseorang didasarkan hubungan dengan Allah dan umatNya. Para pembimbing rohani yang efektif

melangkah bersama anak-anak muda dalam mengatasi beragam kelemahan batin yang mengancam

untuk menggalkan pengambilan keputusan yang tindakan moral yang tidak dewasa. Mengetahui

perilaku yang benar merupakan awal dari pemupukan moral dalam visi melangkah bersama kemudia

membimbing. Lebih banyak mendengar, menuntun, menegur, dan berdoa bersama akan terus

dibutuhkan dalam perjalanan ke arah seorang pribadi yang dewasa secara moral.

Bab 8. Bagaimana Menciptakan Ruang bagi Perjalanan Rohani di Zaman Postmodern

Melangkah bersama kemudian membimbing adalah sebuah keharusan dalam dunia

postmodern. Karena Allah telah membuat ruang bagi kita dan Dia memanggil kita untuk membuat

ruang bagi Dia. Para pembimbing rohani adalah pembuat ruang. Ini adalah contoh dasar bagi para

pembuat ruang rohani: Ruang yang aman bagi suatu relasi, Ruang belajar yang bermakna, Ruang

pengalaman ibadah, Ruang doa antar pribadi, Ruang pengaruh budaya. Pemimpin yang aman

menciptakan ruang yang nyaman. Langkah pertama untuk menciptakan ruang yang aman adlah

menyediakan orang-orang yang aman sebagai pembimbing rohani. Orang-orang postmodern sangat

membutuhkan para ayah dan ibu, orang-orang yang mengasihi mereka, orang orang yang mau

memfokuskan diri mereka tanpa syarat, bukan karena motivasi lain tetapi karena kasih Yesus. Orang-

orang Kristen postmodern yang percaya Firman Tuhan akan tetap menjadi orang-orang yang terus

berusaha mendapatkan pemahaman yang pribadi akan kebenaran. Belajar kebenaran secara bermakna

bermulai ketika kebenaran itu dihubungkan dengan pertanyaan-pertanyaan anak-ank muda yang

bermakna bagi mereka. Jika kebenaran tidak dinyatakan melalui hati seorang pembimbing, maka

perkataannya hanya menyampaikan informasi tentang Tuhan dan FirmanNya.

Anak-anak muda harus menemukan hubungan antara kisah mereka dan kisah Allah. Para

pembimbing rohani juga perlu memupuk disiplin mendengar kisah-kisah anak-anak muda sebagai

unsur sentral dari relasi melangkah bersama mereka. Ketika para pembimbing rohani masuk kedalam

karya Allah yang berlangsung dalam kehidupan anak-anak muda, mereka bisa mulai membimbing

anak-anak muda tersebut kepada kepekaan akan Allah yang sedang bekerja di dalam kehidupan

Page 6: Buku 3 Post Modern

mereka. Anak-anak muda abad dua puluh satu membutuhkan pengajaran Alkitab dalam kisah hidup.

Namun ketika kita sedang mengajarkan Kitab Suci kepada anak-anak muda dizaman postmodern, kita

erlu menjaga komitmen yang kuat terhadap apa yang diajarkan Alkitab. Dalam pengenalan,

keberadaan, dan tindakan yang merupakan hasil dari mempraktikkan disiplin rohani ini dalam

hubungan dengan Firman dan Roh Allah, maka muncul suatu kesadaran hidup yang menentukan:

ketika kita mendapatkan pengetahuan akan kebenaran yang bermakna secara pribadi dalam hubungan

dengan Dia yang adalah kebenaran maka saya mendapatkan kebebasan yang sejati (Yoh 8:23).

Doa yang terbaik ketika melibatkan hati seorang anak dengan hati seorang Bapa. Pertama,

pembimbing rohani ini perlu mengembangkan suatu kehidupan doa yang kaya. Kedua, pembimbing

rohani membimbing anak-anak muda ini tentang hal inti dan seni dari doa. Ketiga, para pembimbing

rohani perlu menciptakan sebuah budaya doa antar pribadi. Peran kita saat ini adalah melangkah

bersama mereka kemudian membimbing mereka ke dalam kehidupan yang otentik secara utuh dengan

Tuhan, menyediakan ruang-ruang untuk memupuk relasi mereka dengan Tuhan. Bahkan, sekarangpun

jika kita melangkah bersama mereka kemudian membimbing dengan baik, kita akan menemukan diri

kita mengikuti mereka saat mereka menunjukkan jalan kepada pelayanan pendmaian bagi generasi

postmodern.

Bab 9. Menjaga Kesehatan Rohani Pribadi

Kedalaman dari suatu pembimbingan rohani muncul dari suatu perjalanan hidup bersama

Tuhan. Mereka yang berhasil dalam unsur-unsur eksternal pembimbingan rohani anak-anak muda

namun mengabaikan perjalanan rohani mereka sendiri akan menghadapi kehancuran pribadi yang

mendadak. Untuk mendorong dan dan membimbing para pembimbing rohani untuk merawat

kesehatan rohani pribadi, ada empat disiplin: Menilai perjalanan rohani diri sendiri, Menciptakan

ruang bagi kehidupan pribadi dengan Tuhan, Melibatkan diri dalam komunitas secara mendalam, dan

menghadapi rasa sakit dan luka.

Menghadapi rasa sakit dan luka kita merupakan perjalanan seumur hidup. Namun hidup benar

dengan Allah berarti terus hidup sebagai pribadi yang telah dipulihkan. Bagaiman caranya, pertama

kita merangkul rasa sakit sebagai bagian dari pertumbuhan kita dalam anugerah.langkah kedua untuk

hidup sebagai seorang yang telah dipulihkan adalah mengintegrasikan secara aktif ketiga disiplin

pertama yang sebelumnya di sebutkan. Ketika Allah bisa dilihat secara nyata dalam situasi kita ketika

terluka dan kehilangan, anak-anak muda postmodern tidak akan menolak keberadaanNya.