buku 3 post modern
DESCRIPTION
wTRANSCRIPT
Michael Hutapea
MEMBENTUK KEROHANIAN ANAK MUDA DI ZAMAN POSTMODERN
Bab 1. Perjalanan Hidup
Melangkah bersama adalah bahasa kasih yang tidak hanya dipakai untuk merujuk pada
bagaimana menjadi orang tua yang efektif tetapi juga bagi pelayanan anak muda yang efektif.
Melangkah bersana mengharuskan kita untuk mendengar hati anak muda, tidak hanya sekadar
mendengar kata-kata dan perilaku mereka saja. Melangkah bersama menghasilkan rasa percaya. Rasa
percaya menghasilkan relasi. Suatu relasi menghasilkan hubungan timbal balik dalam kehidupan
rohani. Hubungan timbal balik itu merupakan wilayah Roh Kudus berkarya melalui hidup seorang
pembimbing rohani Kristen untuk mengubah hidup anak muda dalam kekekalan. Dikatakan bahwa
“semakin biasa atau semakin kuat kelihatannya anak muda, semakin dia membutuhkan orang dewasa
yang membimbing untuk melangkah bersamanya. Pembimbing rohani pada umumnya cenderung
bersikap memberitahu nbukannya melangkah bersama mereka. Karena tidak seorang pun bisa hanya
memberitahukan seseorang dan kemudian orang itu menjadi dewasa. Mundur dan tidak lagi
menyatakan kebenaran tentu saja merupakan pelanggaran terhadap kitab suci. Yesus adalah seseorang
yang mau melangkah bersama. Membimbing mengharuskan kita berbicara kebenaran dalam kasih
kepada orang lain. Pembimbing tidak berusaha memberitahukan apa yang harus mereka pikirkan,
rasakan, atau lakukan, tetapi pembimbing menerjemahkan dan mengkomunikasikan kebenaran dalam
caara yang bermakna di tengah pikiran, perasaan, dan pilihan-pilihan anak-anak muda. Melangkah
bersama kemudian membimbing adalah tanggung jawab para orang dewasa yang melayani sebagai
pembimbing rohani. Melangkah bersama adalah sikap yang mau secara tulus memahami apa yang
sedang dipikirkan, dirasakan, dan dialami oleh anak-anak muda.
Bab 2. Perjalanan para Musafir Postmodern
Para pembimbing rohani yang mau melangkah bersama dan kemudian membina adalah
teladan-teladan dan pelayan hidup bagi pengharapan. Kerohanian abad ke-21 ini tidak banyak
berbicara mengenai tujuan dari generasi muda tetapi lebih banyak berbicara tentang apa yang telah
ditinggalkan oleh anak-anak muda ini. Para pencari postmodern yang sejati mengikuti semangat
zaman ini, mereka telah menjadi pengumpul pemikiran dan pengalaman dari berbagai macam agama.
Setelah menolak Allah yang ada dalam Alkitab, para pencari iman postmodern memilih menciptakan
allah nya sendiri. Pendekatan sinkretis di masa kini terhadap kepercayaan rohani menciptakan
lingkungan yang sangat membingungkan bagi anak muda yang sedang berusaha mencapai
kedewasaan rohani sebagai orang dewasa. Belum pernah terjadi dalam sejarah dunia satu generasi
anak muda sangat membutuhkan para pembimbing rohani yang bisa melangkah bersama mereka dan
kemudian membimbingan mereka. Budaya postmodern menyediakan lingkungan yang sempurna bagi
pertumbuhan yang sesuai dengan cara hidup anak muda. Pengaruh keseluruhan dari gaya hidup anak
muda bagi kehidupan mereka tidak bisa diukur sepenuhnya. Meskipun ada keterbatasan seperti itu
namun kita masih bisa menemukan pola-pola yang muncul dalam pengalaman anak-anak muda masa
kini. Ada 3 hal pengalaman hidup yang saling terkait namun sangat mengkhawatirkan: (1)cara
pandang dunia secara indrawi semata, (2) kesenangan pragmatis, dan (3) keterikatan palsu.
Cara pandang indrawi adalah hasil logis dari meresapnya budaya indrawi yang merupakan
pergeseran dari tahapan idesional yang menjadi akarnya. Didalam suatu budaya indrawi, kebutuhan
yang di penuhi dengan mengkonsumsi pengalaman-pengalaman yang menyenangkan atau produk-
produk yang menjanjikan hasil yang menyenangkan. Cara pandang dunia indrawi menghasilkan
“pengejaran kesenangan yang gila-gilaan” sebagai tujuan utama dari hidup. Individu yang sudah
terikat dengan cara pandang hidup indrawi ini telah menjadi orang-orang yang mencari “kesenangan
pragmatis”. Tahap awal dari kesenangan pragmatis bisa dirangkum oleh perkataan “jika enak,
lakukanlah”. Pengaruh menyeluruh bagi masyarakat adalah perubahan moralitas. Perubahan moralitas
dapat diamati di setiap media yang berbasis anak muda. Budaya postmodern, dengan cara pandang
dunianya yang hanya didasarkan pada indra serta kesenangan pragmatisnya, hanya memberikan
harapan kecil untuk secara berarti menentukan nilai dari identitas diri. Hasilnya, individu-individu
tersebut melihat pada keterikatan palsu untuk mendatangkan makna bagi hidup mereka. Tanpa
keterikatan yang benar dengan Kristus dan orang lain, keterikatan palsu telah menjadi gaya hidup
dalam budaya konsumerisme dunia saat ini. Membimbing anak-anak muda postmodern untuk
bertumbuh, memiliki hubungan yang intim dengan Kristus dimulai ketika para pembimbing rohani
mulai melangkah bersama dengan anak-anak muda tersebut didalam keluarga, gereja, dan komunitas
mereka. Melangkah bersama dan kemudian membimbing telah ditukar dengan pemuridan populer
sebagai jalan pintas- dengan mengorbankan kesejahteraan rohani dari generasi masa kini. Hubungan
antara pembimbing rohani dengan anak muda harus dilihat sebagai ubungan persahabatan antar
generasi dan juga antar budaya. Mereka yang menjawab panggilan Allah untuk melangkah bersama
anak-anak muda akan mengalami alas kaki mereka dikotori oleh kotoran dalam usaha
menghubungkan hati anak-anak muda kepada Yesus yang telah bangkit.
Bab 3. Teologi dari Metode Melangkah Bersama, Kemudian Membimbing
Model melangkah bersama kemudian membimbing dalam memupuk kedewasaan rohani
anak-anak muda didasarkan pada keyakinan bahwa kehidupan anak-anak muda itu sendiri merupakan
konteks bagi pertumbuhan rohani. Namun, pertumbuhan rohani bukanlah masalah penjumlahan dan
pengurangan. Pertumbuhan rohani adalah masalah transformasi pribadi,. Proses transformasi itu,
karya penebusan Allah dalam kita dengan tujuan membuat kita semakin dan semakin serupa dengan
Allah. Menjadi seorang kristen yang baik bukan tujuan Allah bagi anak-anak muda,. Transformasi
menjadi serupa dengan serupa dengan Kristus merupakan suatu proses menyeluruh bagi setiap
pribadi. Tujuan dari pembimbing rohani adalah membimbing agar bisa mengalami transformasi
pribadi yang menyeluruh dari Allah di dalam kehidupan nyata. Relasi antara manusia bukan
merupakan pilihan yang bisa di tolak bagi perjalanan rohani orang dewasa maupun anak muda.
Menerima dan memberi yang diwakili oleh relasi itu merupakan kebutuhan mendasar yang
ditanamkan di dalam kita oleh Pencipta kita. Saat pembimbing rihani masuk kedalam lingkungan
anak muda seringkali suatu hubungan antara hati anak muda dan hati Allah menjadi terhalang atau
hilang. Ketika seorang anak tidak mengalami Allah bekerja dalam seluruh kehidupannya, dia juga
akan terjebak untuk menjadi manusia yang sekadar menjalani kehidupan beragam dalam usahanya
sendiri untuk mengenal., berhubungan, dan menaati Allah. Tindakan membimbing disini adalah
mengarahkan anak muda untuk menghubungkan pikiran, emosi, dan pilihannya setia hari kepada
Allah yang bekerja untuk mengubah seluruh hidupnya menjadi serupa dengan Yesus. Membimbing,
seperti melangkah bersama, adalah bagian dari perjalanan itu sendiri. Fokus kita disini pada hidup
secara keseluruhan dalam relasi dengan Allah yang nyata dalam dunia yang nyata.
Bab 4. Bagaimana Mendengar SebelumMembimbing
Mendengar dengan baik adalah proses melangkah bersama. Melangkah bersama melalui
mendengar dengan baik terdiri dua tindakan relasi yang kudus: melangkah bersama dengan empati
dan melangkah bersama dengan doa. Melangkah bersama dengan empati sama seperti realitas virtual
antar pribadi. Melangkah dengan empati tidak bisa direduksi hanya kepada serangkaian keahlian
semata. Namun melangkah bersama dengan empati didalamnya terdapat serangkaian perilaku
relasional yaitu menegaskan, merefleksikan, menjelaskan, menunggu, dan mengosongkan diri dalam
prosesnya. Ketrampilan mendengar diperoleh melalui belajar. Di dalam hidup kita dan hidup anak-
anak muda yang kita kasihi, kita selalu masuk kedalam suatu pekerjaan yang sedang berada dalam
proses. Lalu yang kedua adalah melangkah bersama dangan doa, dengan doa yang berfokus pada
melangkah bersama dengan Roh Allah yang sedang bekerja dalam bagian hidup yang tidak terlihat
dari seseorang. Melangkah bersama belum sempurna sampai hati dari orang yang berdoa
mendapatkan jawabannya. Terkadang suara Allah didengar melalui Firman Tuhan, ketika membaca
kitab suci, berusahalah mengena Dia. Dalam proses pembimbingan rohani sehari-hari kita mendengar
bersama Allah saat kita merenungkan perilaku anak muda yang menunjukan kebutuhan akan Allah
atau Allah sedang bekerja disana. Saat membimbing pertama-tama kita harus mendengar dalam suatu
relasi melangkah bersama dengan doa.
Ada dua perangkah utama yang merusak proses melangkah bersama. Pertama, secara tersirat:
lebih berfokus pada menyelesaikan daripada melangkah bersama, melangkah bersama dengan doa
tidak berfokus pada meminta Tuhan untuk menyatakan tugas-tuda bimbingan rohani yang baru.
Kedua, muncul ketika dalam melangkah bersama dengan doa adalah memaksakan kehendak kita
kepada anak-anak muda. Oleh karena itu ketika kita percaya Allah sedang memberi kita pandangan ke
dalam dunia batin seorang anak muda, sikap hati kita terus mendengarkan, melangkah bersama
dengan empati. Tantangan terbesar bukanlah dalam hal membimbing.
Bab 5. Bagaimana Mengatakan Kebenaran dalam Kasih
Yesus bukan hanya mengatakan dan mengajarkan kebenaran, dia menyatakandiri-Nya “jalan
kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6). Para pembimbing rohani harus menyatakan kebenaran sesuai
dengan kebutuhan yang terlihat dari hati anak muda tersebut. Ada prinsip-prinsip untuk membimbing
dengan kebenaran. Yesus mengatakan kebenaran dalam suatu relasi melangkah dengan kehidupan
batin seseorang. Prinsip yang pertama adalah kesadaran diri yang relektif, Tujuan yang benar dan
harapan yang benar, Kepercayaan yang cukup, Waktu yang tepat, Melangkah bersama dengan empati
yang tepat, Hormati anak muda, Tindak lanjut hubungan, Komunikasi yang jelas,dan prinsip terakhir
Mempresentasikan Allah dan kitab suci secara otentik. Melalui kata-kata yang empatik dan tepat dari
kebenaran, melalui waktu yang digunakan untuk mewujudkan kebenaran itu kedalam realitas pribadi
dan melalui doa bersama dengan Bapa yang mengasihi yang sedang bekerja dalam kehidupan anak-
anak muda. Para pembimbing rohani harus sadar tidak bisa memberi pemberian lebih besar kepada
anak-anak muda selain mereka sendiri mengalami kebenaran Allah dalam kasih.
Bab 6. Bagaimana Menghadapi dan Mengatasi Konflik
Penyelesaian konflik seringkali sejalan dengan teguran. Teguran muncul ketika pembimbing
rohani mengatakan kebenaran kepada hidup anak-anak muda untuk menantang suatu perilaku, pola
pikir atau kelakuan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Teguran dan konflik adalah seperti
laboratorium uji bagi pembimbing yang baik. Kita bisa tau sekuat apa sebuah relasi ketika tekanan
dari pertikaian menguji komitmen yang ada. Prinsip untuk menegur dan menyelesaikan konflik,
ketika pada sampai pada satu titik bila relasi itu berlanjut dan keteraturan bisa dipulihkan, para
pembimbing rohani perlu mencari cara untuk menemukan masalahnya. Prinsip pertama: melangkah
bersama, kemudian membimbing, prinsip kedua: Perjuangkan suatu hubungan, prinsip ketiga: Sadar
diri, Prinsip keempat: bicara mewakili diri sendiri, prinsip kelima: menegur dengan hati-hati, prinsip
keenam: Spesifik dengan masalahnya, prinsip ketujuh: Bekerja dalam suatu kerjasama, prinsip
kedelapan: Andalan yang menjadi orang dewasanya, prinsip kesembilan: Hargai inidividualitas,
prinsip kesepuluh: Terus-menerus menyelidiki diri anda sendiri. Meskipun teguran para pembimbing
rohani sendiri ditolak, pembimbing rhani harusnya tak pernah menyesal telah mengatakan apa saja
yang di percaya adalah kebenaran.
Bab 7. Bagaimana Memupuk Moral dalam Diri Anak Muda
Untuk mengembangkan pribadi yang memiliki moral dewasa serta berusaha memeenuhi
kehendak Allah, maka anak-anak muda bertumbuh dalam ketiga wilayah ini: relasi (Keterikatan yang
erat), pemikiran (alasan dibalik halangan yang ada), dan pengambilan tanggung jawab. Moralitas
selalu didapat melalui ‘teladan’ daripada ‘pengajaran’. Masa muda adalah masa yang baik untuk
menumbuhkanpemikiran moral yang baik yang mampu bertahan menghadapi unsur-unsur keras dari
budaya yang mengutamakan pengalaman indrawi. Dalam model melangkah bersama kemudian
membimbing, para pembimbing rohani berusaha mengembangkan kedewasaan moral melalui
memupuk relasi, pemikiran, dan pengambilan tanggung-jawab. Keamanan dari keterikatan dalam
kasih sayang, hikmat dari kebaikan moral, dan kekuatan dari nilai dan kemampuan yang dirasakan
seseorang didasarkan hubungan dengan Allah dan umatNya. Para pembimbing rohani yang efektif
melangkah bersama anak-anak muda dalam mengatasi beragam kelemahan batin yang mengancam
untuk menggalkan pengambilan keputusan yang tindakan moral yang tidak dewasa. Mengetahui
perilaku yang benar merupakan awal dari pemupukan moral dalam visi melangkah bersama kemudia
membimbing. Lebih banyak mendengar, menuntun, menegur, dan berdoa bersama akan terus
dibutuhkan dalam perjalanan ke arah seorang pribadi yang dewasa secara moral.
Bab 8. Bagaimana Menciptakan Ruang bagi Perjalanan Rohani di Zaman Postmodern
Melangkah bersama kemudian membimbing adalah sebuah keharusan dalam dunia
postmodern. Karena Allah telah membuat ruang bagi kita dan Dia memanggil kita untuk membuat
ruang bagi Dia. Para pembimbing rohani adalah pembuat ruang. Ini adalah contoh dasar bagi para
pembuat ruang rohani: Ruang yang aman bagi suatu relasi, Ruang belajar yang bermakna, Ruang
pengalaman ibadah, Ruang doa antar pribadi, Ruang pengaruh budaya. Pemimpin yang aman
menciptakan ruang yang nyaman. Langkah pertama untuk menciptakan ruang yang aman adlah
menyediakan orang-orang yang aman sebagai pembimbing rohani. Orang-orang postmodern sangat
membutuhkan para ayah dan ibu, orang-orang yang mengasihi mereka, orang orang yang mau
memfokuskan diri mereka tanpa syarat, bukan karena motivasi lain tetapi karena kasih Yesus. Orang-
orang Kristen postmodern yang percaya Firman Tuhan akan tetap menjadi orang-orang yang terus
berusaha mendapatkan pemahaman yang pribadi akan kebenaran. Belajar kebenaran secara bermakna
bermulai ketika kebenaran itu dihubungkan dengan pertanyaan-pertanyaan anak-ank muda yang
bermakna bagi mereka. Jika kebenaran tidak dinyatakan melalui hati seorang pembimbing, maka
perkataannya hanya menyampaikan informasi tentang Tuhan dan FirmanNya.
Anak-anak muda harus menemukan hubungan antara kisah mereka dan kisah Allah. Para
pembimbing rohani juga perlu memupuk disiplin mendengar kisah-kisah anak-anak muda sebagai
unsur sentral dari relasi melangkah bersama mereka. Ketika para pembimbing rohani masuk kedalam
karya Allah yang berlangsung dalam kehidupan anak-anak muda, mereka bisa mulai membimbing
anak-anak muda tersebut kepada kepekaan akan Allah yang sedang bekerja di dalam kehidupan
mereka. Anak-anak muda abad dua puluh satu membutuhkan pengajaran Alkitab dalam kisah hidup.
Namun ketika kita sedang mengajarkan Kitab Suci kepada anak-anak muda dizaman postmodern, kita
erlu menjaga komitmen yang kuat terhadap apa yang diajarkan Alkitab. Dalam pengenalan,
keberadaan, dan tindakan yang merupakan hasil dari mempraktikkan disiplin rohani ini dalam
hubungan dengan Firman dan Roh Allah, maka muncul suatu kesadaran hidup yang menentukan:
ketika kita mendapatkan pengetahuan akan kebenaran yang bermakna secara pribadi dalam hubungan
dengan Dia yang adalah kebenaran maka saya mendapatkan kebebasan yang sejati (Yoh 8:23).
Doa yang terbaik ketika melibatkan hati seorang anak dengan hati seorang Bapa. Pertama,
pembimbing rohani ini perlu mengembangkan suatu kehidupan doa yang kaya. Kedua, pembimbing
rohani membimbing anak-anak muda ini tentang hal inti dan seni dari doa. Ketiga, para pembimbing
rohani perlu menciptakan sebuah budaya doa antar pribadi. Peran kita saat ini adalah melangkah
bersama mereka kemudian membimbing mereka ke dalam kehidupan yang otentik secara utuh dengan
Tuhan, menyediakan ruang-ruang untuk memupuk relasi mereka dengan Tuhan. Bahkan, sekarangpun
jika kita melangkah bersama mereka kemudian membimbing dengan baik, kita akan menemukan diri
kita mengikuti mereka saat mereka menunjukkan jalan kepada pelayanan pendmaian bagi generasi
postmodern.
Bab 9. Menjaga Kesehatan Rohani Pribadi
Kedalaman dari suatu pembimbingan rohani muncul dari suatu perjalanan hidup bersama
Tuhan. Mereka yang berhasil dalam unsur-unsur eksternal pembimbingan rohani anak-anak muda
namun mengabaikan perjalanan rohani mereka sendiri akan menghadapi kehancuran pribadi yang
mendadak. Untuk mendorong dan dan membimbing para pembimbing rohani untuk merawat
kesehatan rohani pribadi, ada empat disiplin: Menilai perjalanan rohani diri sendiri, Menciptakan
ruang bagi kehidupan pribadi dengan Tuhan, Melibatkan diri dalam komunitas secara mendalam, dan
menghadapi rasa sakit dan luka.
Menghadapi rasa sakit dan luka kita merupakan perjalanan seumur hidup. Namun hidup benar
dengan Allah berarti terus hidup sebagai pribadi yang telah dipulihkan. Bagaiman caranya, pertama
kita merangkul rasa sakit sebagai bagian dari pertumbuhan kita dalam anugerah.langkah kedua untuk
hidup sebagai seorang yang telah dipulihkan adalah mengintegrasikan secara aktif ketiga disiplin
pertama yang sebelumnya di sebutkan. Ketika Allah bisa dilihat secara nyata dalam situasi kita ketika
terluka dan kehilangan, anak-anak muda postmodern tidak akan menolak keberadaanNya.