biologi penyakit tenggorokan
DESCRIPTION
penyakit penyakit pada tenggorokan dan esofagusTRANSCRIPT
Penyakit pada Kerongkongan dan Esofagus
1. Akalasia Esofagus, atau dikenal juga dengan nama Simple ectasia,
Kardiospasme, Megaesofagus, Dilatasi esofagus difus tanpa stenosis atau
Dilatasi esofagus idiopatik adalah suatu gangguan neuromuskular. Istilah
achalasia berarti “gagal untuk mengendur” dan merujuk pada
ketidakmampuan dari lower esophageal sphincter (cincin otot antara
esophagus bagian bawah dan lambung) untuk membuka dan membiarkan
makanan lewat kedalam lambung. Kegagalan relaksasi batas
esofagogastrik pada proses menelan ini menyebabkan dilatasi bagian
proksimal esofagus tanpa adanya gerak peristaltik. Penderita akalasia
merasa perlu mendorong atau memaksa turunnya makanan dengan air atau
minuman guna menyempurnakan proses menelan. Akalasia biasanya
mulai pada dewasa muda walaupun ada juga yang ditemukan pada bayi
dan sangat jarang pada usia lanjut. Biasanya gejala yang ditemukan adalah
disfagia, regurgitasi, rasa terbakar dan nyeri substernal, penurunan berat
badan dan rasa penuh pada substernal. Diagnosis Akalasia Esofagus
ditegakkan berdasarkan gejala klinis, gambaran radiologik, esofagoskopi
dan pemeriksaan manometrik. Pada pemeriksaan radiologik, tampak
dilatasi pada daerah dua pertiga distal esofagus dengan gambaran
peristaltik yang abnormal serta gambaran penyempitan di bagian distal
esofagus atau esophagogastric junction yang menyerupai seperti bird-beak
like appearance. Sifat terapi pada akalasia hanyalah paliatif, karena fungsi
peristaltik esofagus tidak dapat dipulihkan kembali. Terapi dapat
dilakukan dengan memberi diet tinggi kalori, medikamentosa, tindakan
dilatasi, psikoterapi, dan operasi esofagokardiotomi (operasi Heller).
Pembedahan memberikan hasil yang lebih baik dalam menghilangkan
gejala pada sebagian besar pasien dan seharusnya lebih baik dilakukan
daripada pneumatic dilatation apabila ada ahli bedah yang tersedia.
2. Disfagi atau kesulitan menelan makanan yang dimakan dari faring,
merupakan gejala utama penyakit faring atau esofagus. Disfagi jangan
disalahtafsirkan dengan globus histerikus(perasaan adanya “gumpalan
dalam tenggorokan”), yang dapat disebabkan oleh faktor emosi dan dapat
terjadi tanpa harus menelan.
Disfagi terjadi pada gangguan non-esofagus yang disebabkan oleh
penyakit otot atau neurologis. Penyakit-penyakit ini adalah gangguan
peredaran darah otak (stroke, penyakit serebrovaskular), miastenia gravis,
distrofi otot, dan poliomielitis bulbaris. Keadaan ini memicu peningkatan
risiko tersedak minuman atau makanan yang tersangkut dalam trakea atau
bronkus.
Disfagi esofageal mungkin dapat bersifat obsrrukrif atau disebabkan oleh
motorik. Penyebab obstruksi adalah striktura esofagus dan tumor-rumor
ekstrinsik atau intrinsik esofagus, yang mengakibatkan penyempitan
lumen. Penyebab motorik disfagi dapat disebabkan olehberkurangnya,
tidak adanya, atau terganggunya peristaltik atau disfungsi sfingter bagian
atas atau bawah. Gangguan motorik yang sering menimbulkan disfagi
adalah akalasia, skleroderma, dan spasme esofagus difus.
3. Pirosis (nyeri ulu hati) adalah gejala lain penyakit esofagus yang sering
terjadi. Pirosis ditandai oleh sensasi panas, terbakar yang biasanya sangat
terasa di epigastrium atas atau di belakang prosesus xifoideus dan
menyebar ke atas. Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh refluks asam
lambung atau sekret empedu ke dalam esofagus bagian bawah, ke duanya
mengiritasi mukosa. Refluks yang menetap disebabkan oleh inkompetensi
sfingter esofagus bagian bawah dan dapat terjadi dengan atau tanpa hernia
hiatus atau esofagitis. Nyeri ulu hati merupakan keluhan lazim selama
kehamilan.
4. Odinofagi didefinisikan sebagai nyeri telan dan dapat terjadi bersama
dengan disfagi. Odinofagi dapat dirasakan sebagai sensasi ketat atau nyeri
membakar, tidak dapat dibedakan dari nyeri ulu hati di bagian tengah
dada. Odinofagi dapat disebabkan oleh spasme esofagus akibat peregangan
akut, atau dapat terjadi sekunder akibat peradangan mukosa esofagus.
5. Regurgitasi adalah aliran balik isi lambung ke dalam rongga mulut.
Bedanya dengan muntah adalah karena regurgitasi tidak membutuhkan
tenaga dan tidak disertai oleh mual. Gangguan ini dirasakan dalam
tenggorokan sebagai rasa asam atau cairan panas yang pahit. Regurgitasi
tanpa tenaga ini cukup sering terjadi pada bayi akibat perkembangan
sfingter esofagus bawah yang tidak sempurna. Pada orang dewasa,
regurgitasi mencerminkan adanya inkompetensi sfingter esofagus bagian
bawah dan kegagalan sfingter esofagus bagian atas untuk bertindak
sebagai sawar regurgitasi. Water brash merupakan refleks hipersekresi
saliva akibat adanya esofagitis peptik atau disfagi, dan tidak sama dengan
regurgitasi. Water brash terjadi pada sekitar 15 % dari waktu pada saat
seseorang menderita disfagi.
6. Spasme esofagus difus merupakan keadaan yang sering terjadi dan
dicirikan dengan kontraksi esofagus yang tidak terkoordinasi, non
propulsif (peristaltik tersier) dan timbul bila menelan. Kelainan ini
terutama mencolok pada duapertiga bawah organ, tetapi dapat menyerang
seluruh esofagus. Kedua sfingter bekerja normal. Spasme esofagus difus
merupakan penyakit yang penyebabnya tidak diketahui dan tampaknya
lebih sering terjadi pada pasien berusia tua. Gangguan motilitas yang sama
dapat timbul akibat esofagitis refluks atau obstruksi esofagus bagian
bawah, misalnya pada karsinoma (biasanya hasil pemeriksaan manometrik
pada karsinoma stadium dini adalah normal).
Spasme esofagus difus primer biasanya terjadi pada pasien berusia di atas
50 tahun. Respons menelan nonperistaltik sering ditemukan pada
pemeriksaan radiologis dengan barium, dan meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Gambaran radiologisnya disebut “corkscrew
esophagus” (esofagus pembuka botol), “rosary bead
esophagus” (esofagus tasbih), “curling”(keriting) dan berbagai sebutan
lain yang biasanya tidak banyak memiliki arti klinis. Dasar patogenik
spasme difus hanya diketahui sedikit. Spasme dapat mewakili degenerasi
neuron lokai (karena beberapa penderita memberi respons yang positif
terhadap obat kolinergik) seperti pada akalasia.
Spasme esofagus difus biasanya bersifat asimtomatis, tetapi pada beberapa
kasus, kontraksi dapat menimbulkan gejala. Gejala yang paling sering
timbul adalah disfagi intermiten dan odinofagi, yang diperberat oleh
menelan makanan dingin, bolus yang besar, dan ketegangan saraf. Bila
terdapat nyeri dada intermiten, spasme esofagus difus mungkin disalah
tafsirkan sebagai angina pektoris, khususnya bila gejala tidak berkailan
dengan makan. Yang membuat keadaan ini lebih membingungkan adalah
hilangnya rasa nyeri akibat spasme bila diberi nitrogliserin. Akibatnya,
beberapa penderita spasme esofagus dims salah didiagnosis sebagai
penyakit jantung. Pemeriksaan motilitas memperlihatkan pola kontraksi
non peristaltik hipermotil, yang akan membantu menegakkan diagnosis
(lihat Gbr. 23-2, C).
Pengobatan terdiri atas manipulasi diet (makan sedikit danhindari
makanan dingin), antasida, sedatif, dan nitrogliserin untuk menghilangkan
spasme. Bfla gejala menetap dan menyusahkan, dapat dianjurkan dilatasi
esofagus. Sebagai usaha terakhir, dapat dilakukan miotomi longitudinal
esofagus distal.
7. Skieroderma. Disfungsi motorik esofagus terjadi pada lebih dari
duapertiga penderita skleroderma sistemik progresif (skleroderma). Dasar
kelainan pada saluran gastro instestinal adalah atrofi otot polos bagian
bawah esofagus. Diagnosis dapat diduga melalui pemeriksaan radiografik
dengan barium, tetapi baru dipastikan setelah dilakukan gambaran
manometrik. Tanda khas penyakit ini adalah adanya aperistaltik atau
peristaltik yang lemah pada setengah sampai duapertiga distal esofagus,
serta berkurangnya tekanan sfingter esofagus bagian distal.
Inkompetensi sfingter esofagus distal sering menyebabkan terjadinya
esofagitis refluks dengan pembentukan striktur pada esofagus bagian
bawah. Walaupun refluks gastroesofagus dan esofagitis sering terjadi pada
skleroderma, nyeri ulu hati bukanlah gejala yang sering ditemukan.
Disfagi adalah gejala yang mencolok bila esofagitis mengakibatkan
pembentukan striktur.
8. Esofagitis. Peradangan mukosa esofagus dapat bersifat akut atau kronis,
dan dijumpai dalam berbagai keadaan termasuk dalam gangguan motilitas
yang baru dibicarakan. Suatu jenis esofagitis yang tidak berbahaya dapat
terjadi setelah menelan cairan panas. Sensasi panas substernal biasanya
terjadi dalam waktu singkat dan dikaitkan dengan edema superfisial dan
esofago spasme. Bentuk esofagitis yang paling sering dijumpai disebabkan
oleh refluks asam lambung, yang sering terjadi bersamaan dengan hernia
hiatus. Di samping iru, terdapat pula esofagitis yang dapat menular, yaitu
yang disebabkan oleh Candida albicans (sariawan), virus herpes simpleks,
virus varisela zoster, sitome galovirus (hanya mengenai pasien gangguan
imun), human immunodeficiency virus (HIV), dan Helicobacter
pylori.Esofagitis yang dapat menular (infeksius) lazim terjadi pada
penderita imunodefisiensi berat, seperti pada sindrom imunodefisiensi
didapat (AIDS).
Bentuk esofagitis berat yang akut dapat terjadi setelah menelan basa atau
asam kuat. Basa kuat sering ditemukan pada sebagian besar rumah tangga
dalam bentuk cairan pembersih, bila terminum akan menyebabkan
terjadinya nekrosis kolikuativa berat pada mukosa. Terminumnya zat ini
secara kebetulan paling sering terjadi pada anak kecil, tetapi kadang-
kadang zat ini digunakan dalam percobaan bunuh diri. Gejala-gejala yang
segera timbul adalah odinofagi berat, demam, keracunan dan kemungkinan
perforasi esofagus disertai infeksi mediastinum dan kematian. Efek jangka
panjang pada pasien adalah terbenruknya jaringan parut dan strikrur
esofagus yang memerlukan dilatasi periodik dengan bougie selama sisa
hidupnya. Pengobatan harus cepat dan intensif, antara lain pemberian
antibiotika, steroid, cairan intravena, dan kemungkinan pembedahan. Pada
penderita cedera kaustik tidak boleh diinduksi terjadinya muntah sebagai
penanganan kedaruratan, karena tindakan ini akan kembali melukai
esofagus dan orofaring.
9. Esofagitis Refluks Kronis dan Hernia Hiatus. Esofagitis refluks kronis
merupakan bentuk esofagitis yang paling sering ditemukan secara klinis.
Gangguan ini disebabkan oleh sfingter esofagus bagian bawah yang
bekerja dengan kurang baik dan refluks asam lambung atau getah alkali
usus ke daiam esofagus yang berlangsung dalam waktu yang lama.
Sekuele yang terjadi akibat refluks adalah peradangan, perdarahan, dan
pembentukan jaringan parut dan striktur. Esofagitis refluks kronis sering
dihubungkan dengan hernia hiatus. Terdapat sedikit hubungan antara
beratnya gejala dengan beratnya derajat esofagitis. Sebagian penderita
nyeri ulu hati hanya memiliki sedik't bukti adanya esofagitis, sementara
penderita lain dengan refluks kronis bisa saja asimtomatis sampai
terbentuk striktur. Pasien berusia lebih dari 40 tahun dengan keluhan nyeri
ulu hati selama 10 tahun, sebaiknya dipertimbangkan untuk menjalani
pemeriksaan esofagoskopi untuk mendeteksi adanya esofagus
Barrett. Esofagus Barrett adalah penggantian progresif mukosa berepitel
gepeng bagian distal yang tererosi dengan epitel metaplastik, yang lebih
tahan terhadap digesti peptikum. Epitel metaplastik lebih cenderung
mengalami transformasi maligna dan karsinoma esofagus.
10. Tumor (Kanker Esofagus). Tumor jinak esofagus jarang
dijumpai. Tipe yang paling sering adalah leiomioma (tumor otot polos).
Leiomioma kadang-kadang mengeluarkan darah tetapi biasanya kurang
memiliki makna klinis dan ditemukan secara kebetulan.
Sebaliknya, kanker esofagus sering dijumpai, dan mengakibatkan kira-kira
4% dari semua kematian akibat kanker di Amerika Serikat dari tahun 1990
hingga 1996. Kanker esofagus diperkirakan merupakan 23% kanker yang
melibatkan sistem digestif (American Cancer Society, 1999). Pria berusia
antara 50 sampai 70 tahun merupakan kelompok yang paling sering
terserang penyakit ini. Faktor predisposisinya adalah banyak merokok,
banyak minum alkohol, dan refluks gaster kronis (esofagus
Barrett). Karsinoma sel gepeng merupakan jems tumor yang paling sering
dan sangat bersifat maligna. Tumor dapat timbul di setiap bagian esofagus,
tetapi sebagian besar berada pada duapertiga bawah. insiden sangat tinggi
di daerah Pemeriksaan radiologis dengan barium, pemeriksaan sitologi,
dan biopsi dengan esofagoskopi merupakan tindakan-tindakan penting
dalam menentukan diagnosis. Daya tahanhidup 5 tahun kurang dari 10%.
Penyebab prognosis yang buruk ini adalah adanya penyebaran limfatik
yang dim dan lambatnya gejala yang timbul. Gejala pertama biasanya
berupa disfagi, tetapi gejala ini biasanya tidak timbul sebelum tumor
menyerang seluruh lingkaran esofagus.
Penyinaran dan reseksi bedah adalah bentuk penatalaksanaan yang paling
umum. Lesi yang berada di bagian atas esofagus tidak mungkin direseksi
dan lesi diobati dengan penyinaran. Untuk memperlebar lumen dapat
dimasukkan bougie atau protese dari plastik. Tindakan ini dimaksudkan
agar penderita tetap dapat makan. Pengobatan paliatif yang lebih baru
adalah dengan menggunakan sinar laser untuk menghancurkan bagian
tengah tumor yang menyumbat, dengan demikian lumen tetap terbuka dan
makanan dapat masuk.
11. Faringitis (Radang Tenggorokan). Faringitis adalah suatu
peradangan pada tenggorokan (faring). Faringitis bisa disebabkan oleh
virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus
penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV. Bakteri
yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A,
korinebakterium, arkanobakterium,Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia
pneumoniae. Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu
nyeri tenggorokan dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi faring
mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang
berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.
Gejala lainnya adalah:
- demam
- pembesaran kelenjar getah bening di leher
- peningkatan jumlah sel darah putih.
Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri,
tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.
2 jenis faringitis
Faringitis Virus Faringitis Bakteri
Biasanya tidak ditemukan
nanah di tenggorokanSering ditemukan nanah di tenggorokan
Demam ringan atau tanpa
demamDemam ringan sampai sedang
Jumlah sel darah putih normal
atau agak meningkat
Jumlah sel darah putih meningkat ringan
sampai sedang
Kelenjar getah bening normal
atau sedikit membesar
Pembengkakan ringan sampai sedang
pada kelenjar getah bening
Tes apus tenggorokan
memberikan hasil negatif
Tes apus tenggorokan memberikan hasil
positif untuk strep throat
Pada biakan di laboratorium Bakteri tumbuh pada biakan di
tidak tumbuh bakteri laboratorium
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika
diduga suatu strep throat, bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus
tenggorokan.
Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri
(analgetik), obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat.
Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia
dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.
Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Untuk
mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi (misalnya demam rematik),
jika penyebabnya streptokokus, diberikan tablet penicillin. Jika penderita
memiliki alergi terhadap penicillin bisa diganti dengan erythromycin atau
antibiotik lainnya.
12. Laringitis. Definisi Laringitis adalah salah satu penyakit
tenggorokan, dimana sesuai namanya adalah merupakan suatu kondisi
medis yang melibatkan kotak suara atau laring. Maka dari itu diberi nama
laringitis yang merupakan suatu kondisi dimana terjadi peradangan pada
kotak suara yang terjadi karena infeksi yang berlebihan atau iritasi oleh
bakteri. Kondisi medis ini bisa berlangsung akut dalam waktu singkat atau
kronis yang memiliki efek secara jangka panjang. Penyebabnya ditentukan
dari kedua keadaan tersebut.
Gejala: Gejala yang terlihat dari laringitis adalah kualitas suara orang
yang menderitanya. Pita suara yang merupakan salah satu dari dua pasang
selaput lendiri terletak di dalam laring. Maka dari itu jika laring
mengalami peradangan, maka suara akan terdistorsi dan menjadi berbeda
daripada saat normal. Gejala yang terlihat antara lain adalah suara menjadi
serak, ada perasaan geli pada tenggorokan, terasa sakit di tenggorokan dan
tenggorokan terasa kering. Pada beberapa kasus, suara seseorang yang
menderita laringitis menjadi sangat lemah dan tidak dapat didengar oleh
orang lain. Orang tersebut bisa juga menderita batuk kering dan pada anak-
anak bisa menderita kesulitan bernafas. Tenggorokan terasa mampet dan
dorongan untuk terus membersihkan tenggorokan adalah sebuah gejala
umum.
Penyebab: Penyebab laringitis tergantung pada jenis kondisinya, sehingga
bisa sangat bervariasi. Penyebab akut antara lain adalah infeksi virus flu,
penggunaan suara yang berlebih atau berteriak, penyakit campak, gondok
dan difteri. Penyebab ini sudah terbukti bertanggung jawab atas laringitis
akut. Sedangkan penyebab dari laringitis kronis antara lain adalah penyakit
gastroesphageal reflux (GERD), penyalahgunaan alkohol, merokok, asap
bahan kimia yang terhirup, alergen dan iritan yang lainnya. Penggunaan
suara yang berlebih juga dapat memicu timbulnya laringitis kronis. Pada
suatu kondisi tertentu, infeksi bakteri, jamur, kanker, infeksi parasit atau
lumpuhnya pita suara dapat juga terdeteksi sebagai penyebab potensial,
namun pada kasus yang sangat jarang terjadi.
Pengobatan penyakit laringitis berpusat pada sebab penyakit. Sebagian
besar kasus laringitis adalah infeksi virus dan bisa terobati dengan
sendirinya oleh sistem kekebalan tubuh dalam seminggu atau lebih. Pada
kondisi lain, dokter akan memberikan pengobatan berupa antibiotik,
kortikosteroid dan obat refluks asam tergantung penyebab penyakit
laringitis tersebut. Hal yang harus dilakukan antara lain adalah:
- Sebelum anda meminum obat, anda bisa melakukan perawatan diri
supaya lebih nyaman. Caranya adalah dengan menghirup uap dari
semangkuk air panas yang disarankan untuk penderita laringitis.
- Gunakan suara anda seperlunya ketika anda sedang dalam masa
pemulihan dari penyakit laringitis, apalagi berteriak-teriak hingga otot
leher menegang.
- Anda harus menjaga kadar air dalam tubuh anda dengan meminum air
1-1,5 liter setiap hari.
- Pada pagi hari saat tenggorokan terasa iritasi, maka anda dapat
berkumur air hangat yang diberi garam dapur atau ditambahkan
cengkeh dan jahe.
- Hindari merokok dan konsumsi minuman beralkohol karena dapat
memperburuk gejala lebih lanjut.
13. Varises Esofagus. Varises esofagus adalah penyakit yang ditandai
dengan pembesaran abnormal pembuluh darah vena di esofagus bagian
bawah. Esofagus adalah saluran yang menghubungkan antara
kerongkongan dan lambung.Varises esofagus terjadi jika aliran darah
menuju hati terhalang. Aliran tersebut akan mencari jalan lain, yaitu ke
pembuluh darah di esophagus, lambung, atau rectum yang lebih kecil dan
lebih mudah pecah. Yidak imbangnya antara tekanan aliran darah dengan
kemampuan pembuluh darah mengakibatkan pembesaran pembuluh darah
(varises).
Varises esophagus biasanya tidak bergejala, kecuali jika sudah robek dan
berdarah.
-
14. Kanker tenggorokan adalah tumor ganas yang berkembang di
area tenggorokan, larynx (kotak suara), dan tonsil. Bagaimana gejalanya?
Kanker tenggorokan memiliki gejala yang samar dan mencakup hal-hal
yang cenderung kurang serius sehingga penderitanya mengabaikan tanda-
tanda tersebut. Ketika batuk Anda mengeluarkan darah atau ketika
mengalami sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh hingga dua
minggu lamanya, waspadalah dan segera kunjungi dokter.
Gejala-gejala kanker tenggorokan yang lain adalah Anda akan
mengeluarkan bunyi melengking saat bernafas, susah untuk menelan
selama periode yang panjang, sakit pada bagian telinga, turunnya berat
badan secara drastis, serta adanya benjolan di sekitar area leher. Sebagian
besar orang menganggap sakit saat menelan yang berkepanjangan adalah
hal yang wajar sehingga mereka tidak melakukan tindakan apapun. Di lain
pihak, meski tidak kanker tenggorokan disebabkan merokok dan alkohol,
alangkah baiknya bagi Anda yang merokok dan peminum alkohol untuk
memeriksakan diri secara rutin. Semakin cepat penyakit kanker ditemukan
dalam tubuh Anda maka semakin besar peluang untuk disembuhkan.
Jika telah ditemukan kanker pada tenggorokan secara positif, maka dokter
akan menyarankan beberapa metode penyembuhan yang umum
digunakan. Pilihan pengobatan yang tepat sangat bergantung dari tempat
tumbuhnya kanker dan level stadium kanker.
Penyembuhan dapat berupa:
-Terapi radiasi
Menggunakan partikel berenergi tinggi seperti X-ray untuk menyampaikan
radiasi ke sel yang tumbuh dengan ganas. Ketika radiasi ini berhasil maka
sel-sel yang ganas tersebut akan mati. Terapi radiasi adalah metode
pengobatan penyakit kanker yang paling baik untuk kanker tenggorokan
stadium awal.
-Pembedahan
Ada beberapa jenis pembedahan yang penerapannya sangat tergantung
dari lokasi tumbuhnya sel kanker dan stadium kanker. Pada stadium awal,
pembedahan akan dilakukan dengan endoskopi yakni memasukkan suatu
alat ke dalam tenggorokan sehingga bagian-bagian yang terkena kanker
bisa dibedah atau dipotong. Untuk stadium lanjut, misalnya kanker
tenggorokan pada pita suara, tidak ada jalan lain selain mengambil
keseluruhan atau sebagian dari pita suara. Tetapi dokter akan berusaha
untuk mempertahankan agar penderita kanker tetap bisa berbicara dan
bersuara.
-Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan bahan kimia yang
dimasukkan ke dalam tubuh agar sel-sel kanker mati. Pada banyak kasus,
kemoterapi kemudian dikombinasikan dengan terapi radiasi. Karena
setelah mendapat kemoterapi biasanya sel-sel kanker akan sangat sensitif
terhadap radiasi.
-Terapi obat yang ditargetkan
Untuk kasus kanker tenggorokan, obat yang digunakan sebagai terapi
adalah Cetuximab. Biasanya penderita kanker tenggorokan
mengombinasikan obat ini dengan kemoterapi dan terapi radiasi.
Kanker tenggorokan memang tak sepopuler kanker payudara atau darah
namun Anda tetap harus waspada terhadap gejalanya. Terlebih Anda yang
merokok dan minum minuman beralkohol. Karena tenggorokan adalah
aset manusia yang berharga sebagai bagian dari sistem pencernaan dan
produksi suara.