bilazim contoh kes

21
CONTOH KES MUHDALENA HIDAP KEMURUNGAN PSIKOTIK – PAKAR http://utusan.com.my/utusan/Mahkamah/20121106/ma_05/Muhdalena- hidap-kemurungan-psikotik---Pakar Oleh NORLIZAH ABAS PUTRAJAYA 6 Nov. - Mahkamah Sesyen di sini diberitahu, Muhdalena Ahmad yang didakwa melakukan ugutan jenayah dalam kejadian amuk di Jabatan Perdana Menteri (JPM), menghidap gejala penyakit mental iaitu kemurungan psikotik. Penyakit tersebut menjadikan wanita berusia 28 tahun itu tidak waras dan tidak sedar terhadap kesan perbuatannya pada masa kejadian yang didakwa berlaku pada Julai lalu. Bagaimanapun, Muhdalena didapati kini stabil untuk dibicarakan di mahkamah dan membela diri terhadap semua tuduhan yang dihadapinya. Demikian status laporan yang dikeluarkan oleh Dr. Rabaiah Mohd. Salleh yang merupakan Pengarah dan Pakar Perunding Forensik, Hospital Bahagia Tanjung Rambutan, Ulu Kinta, Perak. Hakim Mohd. Kamil Nizam yang berpuas hati dengan kandungan laporan tersebut serta tahap kewarasan mental Muhdalena menetapkan perbicaraan didengar selama tiga hari bermula 7 Januari tahun depan. Timbalan Pendakwa Raya, Kalmizah Salleh hadir bagi pihak pendakwaan manakala peguam M. Visvanathan mewakili tertuduh. - UTUSAN.

Upload: syahnorain-mustafa

Post on 16-Apr-2015

68 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

CONTOH KES

MUHDALENA HIDAP KEMURUNGAN PSIKOTIK – PAKAR

http://utusan.com.my/utusan/Mahkamah/20121106/ma_05/Muhdalena-hidap-

kemurungan-psikotik---Pakar

Oleh NORLIZAH ABAS

PUTRAJAYA 6 Nov. - Mahkamah Sesyen di sini diberitahu, Muhdalena Ahmad yang

didakwa melakukan ugutan jenayah dalam kejadian amuk di Jabatan Perdana

Menteri (JPM), menghidap gejala penyakit mental iaitu kemurungan psikotik.

Penyakit tersebut menjadikan wanita berusia 28 tahun itu tidak waras dan tidak

sedar terhadap kesan perbuatannya pada masa kejadian yang didakwa berlaku

pada Julai lalu.

Bagaimanapun, Muhdalena didapati kini stabil untuk dibicarakan di mahkamah dan

membela diri terhadap semua tuduhan yang dihadapinya.

Demikian status laporan yang dikeluarkan oleh Dr. Rabaiah Mohd. Salleh yang

merupakan Pengarah dan Pakar Perunding Forensik, Hospital Bahagia Tanjung

Rambutan, Ulu Kinta, Perak.

Hakim Mohd. Kamil Nizam yang berpuas hati dengan kandungan laporan tersebut

serta tahap kewarasan mental Muhdalena menetapkan perbicaraan didengar

selama tiga hari bermula 7 Januari tahun depan.

Timbalan Pendakwa Raya, Kalmizah Salleh hadir bagi pihak pendakwaan manakala

peguam M. Visvanathan mewakili tertuduh. - UTUSAN.

Artikel Penuh:

http://utusan.com.my/utusan/Mahkamah/20121106/ma_05/Muhdalena-hidap-

kemurungan-psikotik---Pakar#ixzz2Huviu6n8

© Utusan Melayu (M) Bhd

GANGGUAN PSIKOTIK DAN SKIZOFRENIA

Manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak keterbatasan kerapkali mengalami

perasaan takut, cemas, sedih, bimbang, dan sebagainya. Dalam psikologi,

gangguan atau penyakit kejiwaan akrab diistilahkan psikopatologi. Ada dua macam

psikopatologi yakni neurosis dan psikosis. Sementara dr. H. Tarmidzi membagi

psikopatologi menjadi enam macam, selain dua yang telah tersebut, ia

mengemukakan yang lainnya yaitu psikosomatik, kelainan kepribadian, deviasi

seksual, dan retardasi mental.

Psikosis adalah penyakit kejiwaan yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak

lagi sadar akan dirinya. Pada penderita psikosis umumnya ditemukan ciri-ciri

sebagai berikut:

• Mengalami disorganisasi proses pikiran

• Gangguan emosional

• Disorientasi waktu, ruang, dan person

• Terkadang disertai juga dengan halusinasi dan delusi

Psikosis bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya:

a) Schizophrenia, penyakit jiwa yang ditandai dengan kemunduran atau kemurungan

kepribadian

b) Paranoia, gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya

c) Maniac depressive psychosis, perasaan benar atau gembira yang mendadak bisa

berubah sebaliknya menjadi serba salah atau sedih

Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar

pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Kadang-kadang berasa bahwa

dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar. Penyakit ini timbul akibat

ketidakseimbangan pada salah satu sel kimia dalam otak. Skizofrenia adalah

gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau

respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali

diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinan (persepsi tanpa ada

rangsang pancaindra).

Kalau pada remaja, perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor

predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan

berlebihan dan biasanya menganggap semua orang sebagai musuh. Gangguan

kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah

pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki

perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran

magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa,

pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci

dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan

inkoheren.

Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu

menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu

memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan.

Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia.

Keluarga perlu mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh.

Simptom-simptom skizofrenia, antara lain:

1. Gangguan isi pikiran, delusi: kepercayaan yang salah macamnya:

• Delusi referensi: kepercayaan bahwa tingkah laku orang lain atau obyek tertentu

atau kejadian tertentu diacukan kepada dirinya.

• Delusi persekusi : kepercayaan bahwa ada orang atau orang-orang akan

mencelakan dirinya, keluarganya atau kelompoknya.

• Delusi grandeur : merasa dirinya penting.

• Delusi kemiskinan : merasa tidak mempunyai hal yang berharga.

• Delusi menyalahkan diri.

• Delusi control : merasa dirinya dikontrol oleh orang lain.

• Delusi nihilisme : merasa dirinya, orang lain mupun dunia tidak ada.

• Delusi ketidak setiaan : kepercayaan yang salah bahwa orang yang dicintai tidak

setia.

• Delusi lain bahwa pikiran dapat disiarkan, diubah atau ditarik dari pikiran oleh

orang atau kekuatan luar.

• Delusi somatic : kepercayaan yang keliru mengenai kerja badan, percaya otaknya

dimakan semut.

2. Gangguan gaya berfikir, berbahasa dan komunikasi :

• Proses kognitif tidak teratur dan tidak fungsional, sehingga tidak ada hubungan dan

tidak logis.

• Pengekspresian ide, piker dan bahasa begitu terganggu hingga tidak dapat

dimengerti.

• Gangguan kognitif :

Inkoherensi : bicara ngawur

Tidak ada asosiasi

Neologisme : membuat kata-kata baru atau pengrusakan kata-kata yang ada.

Bloking : tidak dapat melanjutkan pembicaraan (beberapa detik – beberapa menit)

Isi pembicaran yang sangat kurang.

Apa yang dikatakan atau yang ditulis tidak berarti.

Kadang mereka seperti bisu sampai berhari-hari.

3. Gangguan persepsi : halusinasi.

• Halusinasi : persepsi palsu yang mencakup kelima pancaindera.

• Bagi orangnya nampak nyata, terjadi secara spontan.

4. Gangguan afek. (afek : keadaan emosi)

• Keadaan emosi yang berlawanan dengan rangsangnya.

5. Gangguan psikomotor

• Tingkah laku aneh

• Menunjukkan gangguan katatonik berupa :

Stupor katatonik : keadaan tidak respponsif terhadap rangsang luar.

Kekakuan katatonik : sikap badan yang kaku dan menolak usaha untuk

dipindahkan.

Excitement yang katatonik : gerakan badan yang tidak ada tujuannya dan diulang-

ulang.

6. Gangguan hubungan Interpersonal

• Karena tingkah lakunya, orang tidak berinteraksi denagn penderita – ia tidak

mampu berinteraksi dengan cara yang umum – hidup dalam dunia fantasi dan

delusi.

7. Gangguan perasaan diri:

• Bingung mengenai siapa dirinya, percaya bahwa dirinya dikontrol orang atau

kekuatan luar.

8. Gangguan motivasi

• Tidak ada motivasi karena kurang dorongan atau perhatian atau karena

kebingungan adanya pilihan-pilihan yang mungkin.

• Jika gangguan mitivasi dibarengi pikiran lacau dan obsesif maka orang ini tidak

akan dapat digerakkan.

Fase-fase schizophrenia, adalah:

1. Fase prodromal : periode sebelum periode aktif :

• Individu menunjukkan gangguan- gangguan berfungsi social dan interpersonal

yang progresif.

• Perubahan yang terjadi dapat berisi : penarikan sosial, ketidak mampuan bekerja

secara produktif, eksentrik, pakaian yang tidak rapi, emosi myang tidak sesuai,

perkembangan pikiran dan bicara yang aneh, kepercayaan yang tidak biasa,

pengalaman persepsi yang aneh, hilangnya inisiatif dan energi.

2. Fase aktif : paling sedikit satu bulan.

• Individu mengalami simtom psikotik : hakusinasi dan delusi, bicara yang tidak

teratur, demikian pula tingkah lakunya, tanda-tanda penarikan diri.

3. Fase residual : simtom seperti pada fase sebelumnya ada, tetapi tidak parah dan

tidak mengganggu.

Sakit jiwa berat (psikologis atau gila) adalah suatu gangguan jiwa. Pasien

kehilangan daya nilai realistik atau reality test terganggu. Bukti nyata reality test

terganggu adalah adanya waham, halusinasi dan pola perilaku yang kacau, tidak

masuk akal dan tak bermanfaat disertai tilikan yang buruk.

1. Gangguan Psikotik

Mungkin terdapat beda penafsiran tentang psikotik dengan apa yang dihayati

masyarakat. Gila dalam masyarakat adalah mereka yang mengamuk, merusak atau

tak bisa merawat diri sehingga compang-camping, dan akhirnya menggelandang.

Apa yang dihayati oleh masyarakat itu sebenarnya adalah daya nilai reality test

terganggu sudah dalam tahap akhir. Karena pada dasarnya pasien psikotik

(khususnya kelompok skizofrenia) bila tidak tepat dalam penanganannya akan

berlanjut dan dapat terjadi hal-hal tidak diinginkan. Seseorang yang mengidap

gangguan psikotik, khususnya skizofrenia bisa melakukan tindakan yang tak

terduga, walaupun sebelumnya tak menunjukkan perilaku yang agresif.

Ganggguan psikotik lain :

1. Gangguan psikotik singkat :

Simtom psikotik singkat : 1 hari – 1 bulan.

Kemudian dapat berfungsi secara normal (waktu terbatas)

Ada stressor yang diketahui ada yang tidak.

Di DSM IV ada yang disebut gangguan reaktif singkat yang kejadiannya setelah

melahirkan.

Perlakuan gangguan psikotik : kombinasi pengobatan dan psikoterapi.

2. Gangguan schizofreniform

Ada simtom psikotik, tetapi lama dan keparahannya kurang daripada pada

psikosis reaktif yang singkat (1-6 bulan, kalau lebih dari 6 bulan, harus di diagnosis

schizophrenia)

Simtom psiko – afektif :

• Apabila ada simtom-simtom yang sifatnya schizofrenik dan afektif.

• DSM IV: ada simtom depresi mayor atau periode manik dan simtom delusi dan

halusinasi.

3. Gangguan delusional

Penderita dapat berfungsi sesuai, hanya ada satu gejala yaitu delusi. Delusi

sistematik dan menonjol, tettapi tidak aneh seperti pada schizophrenia.

Ada 5 subtipe :

1) Erotomania: delusi bahwa orang lain biasanya orang penting sangat mencintai

dirinya. Disamping itu biasanya ada simtom depresi atau mania.

2) Gangguan delusi kebesaran : merasa bahwa dirinya orang yang sangat penting

(merasa dirinya ratu adil).

3) Gangguan delusi iri : ada delusi bahwa pasangannya tidak setia.

4) Gangguan delusi persekutori : merasa bahwa dirinya akan dianiaya, merasa

dirinya akan dibunuh.

5) Gangguan delusi somatic : merasa bahwa dirinya mempunyai penyakit yang

membahayakan atau bahwa akan mati. Kepercayaan ini ekstrim dan tidak dapat

diubah.

4. Gangguan psikotik bersama.

Bila seorang atau lebih banyak orang mengembangkan system delusional sebagai

akibat hubungan yang dekat dengan orang yang delusional. Kalau dua orang

disebut folie a deux. Sering terjadi tiga orang atau lebih, atau seluruk keluarga . jadi

seakan-akan orang terjangkit karena dekat, kalau pisah yang terjangkit dapat

kembali normal.

2. Perilaku Kacau

Kewajiban umum dan dasar manusia dalam masyarakat lingkungan kehidupan serta

rumah tangga adalah bekerja untuk mendapatkan nafkah, atau bekerja sesuai

fungsinya, walaupun bukan untuk mendapatkan uang atau materi. Kewajiban dalam

rumah tangga, kehidupan sosial dalam masyarakat yaitu bersosialisasi dan

penggunaan waktu senggang.

Pada penderita psikotik fungsi pekerjaan sering tak bisa dijalankan dengan

seksama, tak mau bekerja sesuai kewajiban dan tanggungjawab dalam keluarga,

atau tak mampu bekerja sesuai dengan tingkat pendidikan. Sering terjadi tak mau,

tak mampu bekerja dan malas.

Dalam kehidupan sosial sering ada penarikan diri dari pergaulan sosial atau

penurunan kemampuan pergaulan sosial. Misalnya setelah sakit stres berat menarik

diri dari organisasi sosial kemasyarakatan, atau sering terjadi kemunduran

kemampuan dalam melaksanakan fungsi sosial dan pekerjaannya.

Pada penggunaan waktu senggang orang normal bisa bercengkrama dengan

anggota keluarga atau masyarakat, atau membuat program kerja rekreasi dan dapat

menikmatinya. Namun pada penderita gangguan jiwa berat keadaan tersebut

dilewatkan dengan banyak melamun, malas, bahkan kadang-kadang perawatan diri

sehari-hari dilalaikan seperti makan, minum, mandi, dan ibadah.

3. Waham

Waham adalah isi pikir (keyakinan atau pendapat) yang salah dari seseorang.

Meskipun salah tetapi individu itu percaya betul, sulit dikoreksi oleh orang lain, isi

pikir bertentangan dengan kenyataan, dan isi pikir terkait dengan pola perilaku

individu. Seorang pasien dengan waham curiga, maka pola perilaku akan

menunjukkan kecurigaan terhadap perilaku orang lain, lebih-lebih orang yang belum

dikenalnya. Bisa terjadi kecurigaan kepada orang sekitarnya akan meracuni atau

membunuh dia. Akibat waham curiga ini pada orang yang sebelumnya bersifat

emosional agresif. Ia bisa membunuh orang karena wahamnya kalau tidak dibunuh,

ia akan dibunuh. Atau ia akan diracuni dan dibuat celaka oleh orang yang

dibunuhnya.

4. Halusinasi

Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa ada rangsangan. Pasien merasa

melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun tak ada

sesuatu rangsang pada kelima indera tersebut.

Halusinasi dengar adalah gejala terbanyak pada pasien psikotik (99 %). Pasien

psikotik yang nalar (ego)-nya sudah runtuh, maka halusinasi tersebut dianggap real

dan tak jarang ia bereaksi terhadap halusinasi dengar. Bila halusinasi berisi perintah

untuk membunuh ia pun akan melaksanakan pembunuhan. Ini memang banyak

terjadi pada pasien psikotik yang membunuh keluarganya sendiri. Sebaliknya

halusinasi yang memerintah untuk bunuh diri tak jarang pasien pun akan bunuh diri.

5. Illusi

Illusi adalah sensasi panca indera yang ditafsirkan salah. Pasien melihat tali bisa

ditafsirkan sebagai seekor ular. Illusi ini sering terjadi pada panas yang tinggi dan

disertai kegelisahan, dan kadang-kadang perubahan kesadaran (delirium). Illusi juga

sering terjadi pada kasus-kasus epilepsi (khususnya epilepsi lobus temporalis), dan

keadaan-keadaan kerusakan otak permanen.

Misalnya seorang petinju di Malang terungkap di pengadilan ia menderita epilepsi. Ia

membunuh anaknya sendiri yang masih tidur di kasur dengan parang, karena

menganggap anaknya adalah seekor kucing yang sedang tidur. Juga kasus seorang

ibu yang menyiram anak balitanya dengan air panas di Semarang beberapa waktu

yang lalu, dan akhirnya si anak meninggal dunia. Ia melihat dan merasa menyiram

hewan.

6. Tilikan Yang Buruk

Pasien psikotik merasa dirinya tidak sakit, meskipun sudah ada bukti adanya

perubahan perilaku yang jelas tidak wajar. Pasien tak mau minum obat atau tak mau

diajak berobat, atau bila ada waham dianggap mau diracuni. Keadaan merasa tidak

sakit ini yang mempersulit pengobatan, apalagi keluarga juga mengiyakan karena

merasa tak sakit ia tak mau mencari pengobatan.

Tilikan yang buruk ini merupakan ciri khas pasien psikotik. Di sini peran keluarga

penting, kalau memang menemukan gejala tersebut seperti waham, halusinasi dan

illusi, segera berkonsultasi kepada tenaga kesehatan jiwa.

7. Psikosis di Masyarakat

Menurut penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu

sampai tiga permil penduduk. Misalnya Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang

30 juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari

penderita perlu pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus dirawat.

Tetapi tidak semua bisa dirawat karena kapasitas pelayanan perawatan psikiatrik di

Jateng masih di bawah 1.000 tempat tidur. Sisa yang tidak terawat berada dalam

masyarakat dan pasien ini seharusnya perlu pengawasan yang seksama. Pasien

psikotik yang mungkin tenang terkadang tak terduga akan menjadi agresif tanpa

stressor psikososial yang jelas.

Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda semua pasien psikotik (skizofrenia)

dirawat di Rumah Sakit Jiwa seumur hidup (dibuat koloni). Hal ini sekarang menjadi

stigma masyarakat, bahwa RSJ identik dengan gila. Tetapi sekarang situasi sudah

berbeda, tidak semua pasien dapat dirawat di RSJ. Mereka yang fase aktif

gangguan psikotiknya dirawat, sedang yang tenang dipulangkan namun masih

dalam pengawasan dalam bentuk perawatan jalan. Fase aktif adalah pasien-pasien

yang menunjukkan perilaku yang membahayakan diri atau membahayakan

lingkungannya, dan mudah dikenali gejalanya. Pada fase tenang pasien dapat

beradaptasi dengan lingkungannya, meskipun terbatas.

Perjalanan psikiatrik tidak terbatas pada Rumah Sakit Jiwa yang ada, tetapi di

Rumah Sakit Umum pun ada pelayanan psikiatrik yang dilakukan oleh psikiater.

Yakni pelayanan integrasi dan konsultasi psikiatri di RSU, mengingat jumlah

psikiater yang ada belum memadai sesuai kebutuhan.

Ciri-ciri penderita psikotik antara lain:

1. Penarikan diri dari pergaulan sosial, banyak di dalam rumah, malu keluar rumah.

2. Tak mampu bekerja sesuai dengan fungsinya. Di rumah tak mau bekerja, atau

bekerja sekedarnya saja karena diperintah, setelah itu tak mau mengerjakan tugas

yang diberikan.

3. Berpikir aneh, dangkal, berbicara tak sesuai dengan keadaan situasi keseharian,

bicara ngelantur.

4. Dalam pergaulan ada riwayat gejala waham atau halusinasi dan illusi.

5. Perubahan perilaku yang nyata, misalnya tadinya ceria menjadi melamun,

perilaku aneh-aneh yang sebelumnya tidak pernah dijalani.

6. Kelihatan menjadi murung dan merasa tak berdaya.

7. Sulit tidur dalam beberapa hari, atau bisa tidur yang terlihat oleh keluarganya,

tetapi pasien merasa sulit atau tidak bisa tidur.

BAB II

KASUS

Epilepsi Perlu Pengobatan Intensif

Sewaktu kecil Sadid adalah seorang anak yang aktif, banyak bicara, mudah marah,

dan suka berkelahi. Demikian pula di sekolah, Sadid sering bolos dan bila marah

merusak barang-barang yang ada di dekatnya seperti membanting gelas atau piring.

Sejak usia 10 tahun Sadid sering mengalami pengalaman yang aneh, seperti

bermaksud ke rumah Hafidz, tetapi tanpa disadari ke rumah Seno. Ketika sadar di

rumah Seno, ia segera kembali ke rumah Hafidz. Ia sering merasa asing di

kamarnya sendiri dan ketika berada di rumah orang yang dikenalinya dengan baik.

Ketika bersepeda ia sering jatuh tanpa disadarinya.

Keluhan yang disampaikan Sadid adalah sakit kepala. Semasa remaja, Sadid juga

masih sering melakukan perbuatan tanpa disadarinya, misalnya naik pohon

kemudian kebingungan tidak bisa turun atau nyemplung ke dalam kolam tanpa

tujuan yang jelas. Meskipun semasa kecilnya terkenal nakal, namun untuk mengaji

dan shalat cukup rajin.

Menjelang dewasa, Sadid mulai berubah menjadi pendiam dan sulit bergaul. Sejak

dua tahun lalu, tingkah laku Sadid semakin aneh seperti mengurung diri di kamar,

bicara mulai kacau dan sulit dimengerti. Suatu hari, Sadid pernah mencoba untuk

terjun ke dalam sumur, dan ketika ditanya takut karena ada yang akan

membunuhnya. Sadid mengatakan ia sering bermimpi merasa dikepung, ada orang

yang mengejar dan akan membunuhnya. Kakek Sadid juga menderita gangguan

jiwa dan pernah dirawat di rumah sakit jiwa sebanyak lima kali.

BAB III

ANALISA KASUS

Psikotik adalah gangguan jiwa yang dapat diturunkan. Menurut statistik yang dibuat

oleh Kalman, jika salah seorang orang tua menderita psikotik (misal skizofrenia),

kemungkinan anak-anaknya menderita psikotik adalah sebesar 12%. Anak-anak lain

yang tidak menderita psikotik tetap mengandung bibit penyakit tersebut dan

mempunyai risiko untuk mengalami gangguan yang lebih besar. Bibit itu akan

diturunkan pada generasi berikutnya. Inilah yang dialami Sadid. Selain itu, timbulnya

penyakit ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

Gejala-gejala psikotik yang ditemukan pada Sadid antara lain adanya bicara kacau

yang dapat berupa gangguan asosiasi, merasa curiga ada yang mengejar dan akan

membunuhnya (waham) dan adanya penarikan diri dari lingkungan sosial (social

withdrawl).

Adanya waham kejar ini memungkinkan seorang penderita dapat melakukan

tindakan membahayakan, bagi dirinya sendiri seperti terjun ke dalam sumur atau

membahayakan orang lain yaitu menyerang orang lain.

Meskipun Sadid mengalami penurunan kesadaran dan gangguan jiwa berat

(psikotik), namun masih mampu salat dan membaca Alquran. Hal ini menjadi bukti

bahwa gangguan jiwa berat atau psikotik tidak mempengaruhi kemampuan dan

keterampilan yang dimilikinya. Namun demikian, pasien tidak mampu menggunakan

kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk sesuatu yang berguna.

Penurunan kesadaran yang dialami oleh Sadid besar kemungkinan adalah suatu

serangan yang dahulu dikenal sebagai epilepsi atau yang oleh masyarakat awam

disebut sakalor atau ayan.

Epilepsi ada yang disertai dengan gejala kejang-kejang, mula-mula berteriak lalu

pingsan seluruh badan dan keluar ludah berbusa. Kadang-kadang berdarah karena

lidah tergigit. Sesudah kira-kira satu menit penderita bernapas kembali dan sadar.

Epilepsi tipe lain gejalanya berupa serangan penurunan kesadaran dalam beberapa

detik. Kadang ia bergumam, masih mendengar apa yang dibicarakan tetapi tidak

dapat menjawab. Setelah beberapa detik, ia sadar kembali melanjutkan pekerjaan.

Epilepsi tipe psikomotor atau epilepsi lobus temporalis kadang-kadang langsung,

tidak didahului oleh serangan kejang-kejang atau penurunan kesadaran. Gejala-

gejala gangguan psikiatrik menonjol, sehingga sering kali sulit dibedakan dengan

gangguan psikotik yang fungsional.

Semasa kecil Sadid adalah anak nakal. Pada epilepsi sering dijumpai apa yang

disebut psikopatisasi, terutama bila gangguan telah dijumpai dalam waktu yang lama

dan frekuensi serangan tinggi.

Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan mungkin Sadid adalah

seorang penderita eplepsi psikomotor dengan disertai gejala-gejala psikotik.

Gangguan ini telah dideritanya sejak kecil, sering mengalami brown out (lebih ringan

dari black out) dan sering pula mengalami "keadaan mimpi" atau "kedaaan dini".

Dalam keadaan mimpi, pasien dapat melakukan tindakan yang merusak atau gejala-

gejala aneh lainnya. Sesudah melakukan perbuatan, pasien mengalami "amnesia

sempurna".

Gejala-gejala yang dialami Sadid dapat dikategorikan dalam psikotik. Psikotik dapat

muncul dalam beberapa bentuk, yaitu:

1. Skizofrenia adalah penyakit jiwa yang ditandai kemunduran atau kemurungan

kepribadian. Berdasarkan fase Sadid telah berada pada fase aktif. Karena individu

mengalami simtom psikotik, halusinasi, delusi, bicara dan tingkah laku tidak teratur

serta tanda-tanda penarikan diri.

2. Paranoid adalah gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya. Individu yang

mempunyai kepribadian paranoid kemungkinan terdapat waham, namun gejala itu

hanya sekilas.

3. Maniac depressive psychosis adalah kondisi inidividu di mana perasaan gembira

yang mendadak bisa berubah sebaliknya.

Upaya yang perlu dilakukan adalah segera membawa Sadid ke fasilitas psikiatri

untuk menentukan diagnosis kemungkinan dan pengobatan yang adekuat.

Perawatan yang intensif (rawat inap), tampaknya diperlukan bagi Sadid. Berbagai

pemeriksaan akan dilakukan sesuai indikasi, misalnya pemeriksaan Electro

Enceplalografi dan CT Scan, atau bahkan bila diperlukann MRI (Magnetic

Resonance Imaging). Dokter yang memeriksa akan menentukan apakah gejala-

gejala psikotik yang ditampilkan merupakan bagian dari epilepsinya atau merupakan

gangguan yang terpisah.

BAB III

KESIMPULAN

Psikosis adalah penyakit kejiwaan yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak

lagi sadar akan dirinya. Pada penderita psikosis umumnya ditemukan ciri-ciri

sebagai berikut:

mengalami disorganisasi proses pikiran

gangguan emosional

disorientasi waktu, ruang, dan person

terkadang disertai juga dengan halusinasi dan delusi

Psikosis bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya:

a) Schizophrenia, penyakit jiwa yang ditandai dengan kemunduran atau kemurungan

kepribadian

b) Paranoia, gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya

c) Maniac depressive psychosis, perasaan benar atau gembira yang mendadak bisa

berubah sebaliknya menjadi serba salah atau sedih

Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar

pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Penyakit ini timbul akibat

ketidakseimbangan pada salah satu sel kimia dalam otak. Skizofrenia adalah

gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau

respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali

diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinan (persepsi tanpa ada

rangsang pancaindra).

Dari uraian tersebut di atas diketahui bahwa gejala-gejala psikotik yang diderita pada

subjek antara lain adanya bicara kacau yang dapat berupa gangguan asosiasi,

merasa curiga ada yang mengejar dan akan membunuhnya (waham) dan adanya

penarikan diri dari lingkungan sosial (social withdrawl). Sehingga dapat disimpulkan

subjek adalah seorang penderita eplepsi psikomotor dengan disertai gejala-gejala

psikotik. Gangguan ini telah dideritanya sejak kecil, sering mengalami brown out

(lebih ringan dari black out) dan sering pula mengalami "keadaan mimpi" atau

"kedaaan dini". Dalam keadaan mimpi, pasien dapat melakukan tindakan yang

merusak atau gejala-gejala aneh lainnya. Sesudah melakukan perbuatan, pasien

mengalami "amnesia sempurna".

DAFTAR PUSTAKA

Arif Setiadi Imam. (2006). Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien.

Bandung: Aditama.

Firdaus Jimmi, Muhammad Syukri, dkk. (2005). SCHIZOPHRENIA, sebuah panduan

bagi keluarga skizofrenia. Yogyakarta: Dozz.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/05/ragam1.htm

http://chikastuff.wordpress.com/2007/03/26/skizofrenia-penyakit-spliting-personality/

http://klinis.wordpress.com/