beranda.doc

24
Teori Belajar : PENGUATAN B.F Skinner A. SEJARAH MUNCULNYA TEORI KONDISIONING OPERAN B.F SKINNER Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori S-R. Istilah-istilah seperti cues (pengisyratan), purposive behavior(tingkah laku purposive) dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk memunculkan atau memicu suatu respon tertentu. Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya. Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan. B. KAJIAN UMUM TEORI B.F SKINNER Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan) yaitu sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut: 1. Belajar itu adalah tingkah laku. 2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan. 3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di

Upload: suma893181

Post on 03-Feb-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Beranda.doc

Teori Belajar : PENGUATAN B.F Skinner

A. SEJARAH MUNCULNYA TEORI KONDISIONING OPERAN B.F SKINNER

Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori

S-R. Istilah-istilah seperti cues (pengisyratan), purposive behavior(tingkah laku purposive)

dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus

untuk memunculkan atau memicu suatu respon tertentu. Skinner tidak sependapat dengan

pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat

kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan

tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan

lingkungannya.

Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov

dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup

kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung jawab

atas munculnya respons atau tingkah laku operan.

B. KAJIAN UMUM TEORI B.F SKINNER

Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan) yaitu

sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan

dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk

kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai

berikut:

1.     Belajar itu adalah tingkah laku.

2.     Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam

kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.

3.     Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau

sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di

observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.

4.     Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat

di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

Page 2: Beranda.doc

TEORI PENGUATAN OLEH SKINNER

A. Bentuk Teori Skinner

B.F. Skinner (104-1990) berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris

dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan meyakini bahwa

perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Gaya mengajar guru dilakukan

dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui

pengulangan (drill) dan latihan (exercise).

Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi

perilaku (behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu

memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada

perilaku yang tidak tepat.

Operant Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan

perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku

tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.

Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas

berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena

adanya stimulus tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah:

anak kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas

melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula

tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan

permen adalah penguat positifnya.

Skinner membuat eksperimen sebagai berikut: dalam laboratorium, Skinner

memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “Skinner box”, yang

sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan,

penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri

listrik.

Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari

makanan. Selama tikus bergerak kesana-kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia

menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara

bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut

shaping.

Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati, Skinner

menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement).

Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulu-respon akan

semakin kuat bila diberi penguatan.

Page 3: Beranda.doc

Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif. Penguatan

positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu

sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau

menghilang. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado,

makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk

tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-

bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan,

memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng,

kening berkerut, muka kecewa dll).

Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain:

1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika

benar diberi    penguat.

2.  Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

3.  Materi pelajaran, digunakan sistem modul.

4.  Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

5. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu

diubah,    untuk menghindari adanya hukuman.

6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah

diberikan dengan   digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.

7. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran

    1. Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.

 2. Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika

benar diperkuat.

 3. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

 4. Materi pelajaran digunakan sistem modul.

 5. Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.

 6. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

 7. Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.

 8. Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran

agar tidak menghukum.

 9. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.

 10. Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)

 11. Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.

 12. Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.

Page 4: Beranda.doc

 13. Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.

 14. Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.

 15. Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut

waktunya    masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik

atau tamat   sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi

kompleks.

  

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Skinner

1. Kelebihan

Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini

ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya

pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan

terjadinya kesalahan. 

2. Kekurangan

Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak

didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan

menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery

learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.

Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan

hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner

hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya.

Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari

kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan,

cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.

Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi

pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak

menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai

dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak

penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa: misalnya

penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau olahraga.

Page 5: Beranda.doc

TEORI BELAJAR SKINNERJenis Perilaku dan Belajar

Menurut Skinner, hampir semua perilaku manusia diidentifikasi jatuh ke dalam dua

kategori yaitu perilaku responden dan perilaku operan. Perilaku respondenadalah

perilaku tanpa sengaja (refleks) dan hasil dari rangsangan lingkungan khusus. Agar perilaku

responden terjadi, pertama perlu bahwa stimulus diterapkan pada organisme. Stimulus

dari binatang kecil yang mengganggu terhadap mata Anda akan menyebabkan anda berkedip,

suatu peristiwa memalukan dapat menyebabkan anda bermuka merah, dan flash cahaya terang

akan mengakibatkan anda berkedip mata. Itu beberapa perilaku kita adalah perilaku responden.

Sebagian besar perilaku kita adalah perilaku operan, yang tidak otomatis, dapatdiprediksi,

atau terkait dalam setiap cara yang dikenal dengan mudah diidentifikasi

oleh rangsangan . Skinner percaya bahwa perilaku tertentu hanya terjadi, dan bahkan jika

disebabkan oleh tertentu (tapi sulit untuk mengidentifikasi) rangsangan, rangsangan ini adalah

tidak penting untuk mempelajari perilaku.

Kata "operan" menjelaskan seluruh sikap perilaku yang beroperasi pada lingkungan untuk

menghasilkan peristiwa atau tanggapan dalam lingkungan. Jika kejadian atau tanggapan yang

memuaskan, kemungkinan bahwa perilaku operant akan diulang biasanya meningkat.

Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku

(behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi

penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang tidak

tepat.

Operant Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku

operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat

berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.

Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda

dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya stimulus

tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil yang tersenyum

mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung

mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut. Tersenyum

adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.

Baik perilaku responden dan operan bisa diajarkan dan dipelajari. Mengajar dan

belajar prilaku responden mensyaratkan penyajian stimulus yang akan menyebabkan perilaku

yang diinginkan terjadi, sedangkan perilaku operan adalah belajar melalui penguatan yang tepat

(baik penguatann positif atau penguatan negatif) yang diberikan segera atau terjadi secara

spontan perilaku operan. Pemberian penguatan kepada seseorang dari perilaku yang diinginkan

biasanya meningkatkan kemungkinan bahwa ia akan mengulangi perilaku tersebut. Jika

Page 6: Beranda.doc

penguatan berupa hukuman, diharapkan bahwa individu akan belajar untuk menahan diri dari hal

yang tidak diinginkan.

Pengkondisian operan, sebagaimana ditentukan oleh Skinner, dapat digunakan untuk

mempromosikan leaming oper-semut. Pengkondisian Operan untuk belajaroperan dikendalikan

dengan mengikuti suatu perilaku dengan suatu rangsangan. Rangsangan , yang disajikan

setelah adanta tanggapan biasanya disebut penguatan. Hal ini dapat berupa penguatan positif atau

negatif, karena baik positif maupun negatif dapat digunakan untuk meningkatkan kemungkinan

bahwa perilaku akan diulang.

Penguatan

Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif dan pengutan

negative. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan

tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau

menghilang. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan,

dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan,

mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-bentuk penguatan

negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau

menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).

Skinner mendefinisikan penguatan positif sebagai stimulus yang ketika disajikan

mengikuti perilaku oleh pelajar, cenderung meningkatkan kemungkinanbahwa prilaku

tertentu akan terulang, yaitu perilaku yang menguatkan. Siswa yangmenjawab dengan benar di

kelas, pujian guru meningkat kemungkinan bahwa siswamenanggapi pertanyaan guru, sehingga

reaksi yang menyenangkan guru berfungsi sebagai penguat positif bagi siswa. Pernyataan yang

tidak menyenangkan guru menyusul kegagalan siswa dalam menanggapi pertanyaan juga guru

bertindak sebagai penguat positif, karena diperkuat perilaku siswa yang tetap diam ketika ditanya

oleh guru. perilaku itu, adalah dianggap sebagai penguat positif oleh Skinner.

 

Page 7: Beranda.doc

Burrhus Frederic Skinner (1904-1990).

Burrhus Frederic Skinner lahir 20 Maret 1904, di kota kecil Pennsylvania Susquehanna.

Ayahnya adalah seorang pengacara, dan ibunya yang kuat dan cerdas ibu rumah

tangga. Asuhan-Nya telah tua dan bekerja keras.

Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner mengadakan pendekatan

behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938, Skinner menerbitkan

bukunya yang berjudul The Behavior of Organism. Dalam perkembangan psikologi

belajar, ia mengemukakan teori operant conditioning. Buku itu menjadi inspirasi

diadakannya konferensi tahunan yang dimulai tahun 1946 dalam masalah “The

Experimental an Analysis of Behavior”. Hasil konferensi dimuat dalam jurnal berjudul

Journal of the Experimental Behaviors yang disponsori oleh Asosiasi Psikologi di

Amerika (Sahakian,1970) 

B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan

pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui

proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku

organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif

besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning

klasik.

Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah

dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan.

Menajemen Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku

antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang

diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yanag tidak tepat. Operant

Conditioning adalah suatu proses perilaku operant ( penguatan positif atau negatif)

yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang

sesuai dengan keinginan.

Skinner membuat eksperimen sebagai berikut :

Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang

disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan yaitu tombol,

alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu yangdapat diatur nyalanya, dan

lantai yanga dapat dialir listrik. Karena dorongan lapar tikus beruasah keluar untuk

mencari makanan. Selam tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak

sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan

secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini

Page 8: Beranda.doc

disebut shapping.

Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner

mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya

adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat

bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan

positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku,

atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak

memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak

senang.

Percobaan B. F. Skinner

Untuk menguraikan teori pengkondisian, B. F. Skinner memperkenalkan konsep

pengkondisian operan. Untuk memahami pengkondisian operan, perlu dibedakan apa

yang disebut Skinner sebagai perilaku respon dan perilaku operan. Perilaku respon

adalah respon langsung pasa stimulus, seperti pada respon yang tidak dikondisikan

dalam pengkondisiana klasik. Sebaliknya, perilaku operan dikendalikan oleh akibatnya.

Pada mulanya hal itu terjadi dengan sendirinya: yaitu munculnya lebih bersifat spontan

daripada merupakan respon stimulus tertentu.

Adapun percobaan Skinner untuk mendemonstrasikan pengkodisian operan adalah

sebagai berikut:

Seekor tikus yang lapar diletakan dalam sebuah kotak yang disebut “kotak Skinner”. Di

dalam kotak Skinner tersebut tidak terdapat apa-apa kecuali sebuah jeruji yang

menonjol di mana terdapat piring makanan di bawahnya. Sebuah lampu kecil di atas

jeruji dapat dinyalakan menurut kehendak perlaku eksperimen.

Tikus yang dibiarkan sendiri dalam kotak, berjalan kesana kemari menjelajahi keadaan

sekitar. Kadang-kadang tikus melihat jeruji tersebut dan menekannya. Lalu penekanan

tikus pertama terhadap jeruji merupakan peringkat dasar dasar penekanan jeruji.

Setelah menentukan peringkat dasar, pelaku eksperimen menggerakkan bubuk

makanan yang diletakkan di luar kotak Skinner. Setiap kali tikus menekan jeruji, butir-

butir halus makanan terluncut jatuh ke piring makanan. Tikus memakannya dan segera

menekan jeruji lagi. Makanan menguatkan (reinforce) penekann jeruji dan laju

penekanan meningkat secara drastic. Bila tempat makanan tidak dihubungkan dengan

jeruji sehingga penekanan jeruji tidak lagi mengeluarkn makanan, laju penekanan jeruji

akan berkurang. Berarti respon operan mengalami pemadaman (extinction) tanpa

adanya penguatan.

Pelaku eksperimen dapat menetapkan diskriminasi dengan menyediakan makanan jika

jeruji ditekan dan lampu menyala, tetapi tidak ada makanan bila lampu mati. Penguatan

Page 9: Beranda.doc

selektif ini mengkondisikan tikus untuk menekan jeruji hanya pada saat lampu menyala.

Dalam hal ini, lampu berfungsi sebagai stimulus diskriminatif (discriminative stimulus)

yang mengendalikan respon.

Dengan demikian, pengkondisian operan meningkatkan kemungkinan adanya respon

dengan menertakan penguat (reinforce) setelah kejadiannya dan bisa bersaku

sebaliknya (extinction).

D. Pengaruh Teori Skinner dalam Kehidupan sehari-hari

Teori Skinner tentang pengkondisian ini sangat minati saat ini karena memang memiliki

fungsi ayng sangat membantu manusia. Melalui teori ini oran-orang dapat melatih

hewan peliharaan (kucing, anjing, burung dll.) maupun hewan-hewan yang berguna

dalam membantu manusia (merpati, anjing polisi dll.).

Dalam pengkondisian operan menurut Skinner ini, para pelaku eksperimen dapat

mendorong perilaku baru dengan mengambil manfaat dari perbedaan tindakan subyek.

Untuk melatih seekor anjing,agar bisa menekan bel dengan moncongnya, seorang

penyelidik dapat memberikan imbalan setiap kali anjing tersebut mendekati kawasan

bel, serta member isyarat bagi anjing untuk menyentuh bel. Dan jika akhirnya bel

tersentuh, kembali diberi imbalan (penguatan).

Dengan cara ini juga burung dara dapat dilatih dengan membentuk respon operan

untuk menemukan lokasi orang-orang yang hilang di laut; ikan lumba-lumba dilatih

untuk menarik peralatan di bawah air.

Teori Skinner ini juga sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan, dimana rata-rata

system pendidikan saat ini menerapkan system pengkondisian Skinner. Saat

sensitifnya masalah hak asasi manusia (HAM), maka penerapan hukuman di dunia

pendidikan mulai dikurangi dan beralih ke cara yang dperkenalkan Skinner yaitu bahwa

hukuman tidak perlu, yang diperlukan adalah member hadiah bagi yang berprestasi

untuk merangsang anak-anak yg tidak berprestasi untuk belajar lebih baik lagi.

http://athenlengkong.blogspot.com/2010/12/teori-psikologi-behaviorisme-menurut-b.html

Burrhus Frederic SkinnerPrinsip-prinsip utama pandangan Skinner:

1. Descriptive behaviorism, pendekatan eksperimental yang sistematis pada perilaku yang

spesifik untuk mendapatkan hubungan S-R. Pendekatannya induktif. Dalam hal ini

pengaruh Watson jelas terlihat.

Page 10: Beranda.doc

2. Empty organism, menolak adanya proses internal pada individu.

3. Menolak menggunakan metode statistical, mendasarkan pengetahuannya pada subyek

tunggal atau subyek yang sedikit namun dengan manipulasi eksperimental yang

terkontrol dan sistematis.

Sumbangan Skinner sebagai seorang psikolog

1. Salah seorang psikolog yang pandangannya paling berpengaruh dan banyak dirujuk oleh

para psikolog lainnya

2. Mengembangkan sejumlah prinsip-prinsip psikologis yang cukup terbukti aplikatif

terhadap masalah-masalah perilaku yang nyata karena didukung oleh hasil-hasil

eksperimen yang jelas

3. Memberikan ide kreatif dan baru bagi metode dalam belajar dan terapi yang konvensional

Konsep-konsep utama yang dikembangkan oleh B. F Skinner adalah sebagai berikut:

Proses operant conditioning:

1. Perilaku namun dalam kadar peningkatan dan intensitas yang berbeda-beda.

2. Discrimination : organisma dapat diajarkan untuk berespon hanya pada suatu stimulus

dan tidak pada stimulus lainnya. Caranya adalah secara konsisten memberi reinforcement

hanya pada respon bagi stimulus yang diinginkan dan tidak pada respon terhadap

stimulus.

Memilah perilaku menjadi respondent behavior dan operant behavior. Respondent terjadi pada

kondisioning klasik, dimana reinforcement mendahului UCR/CR. Dalam kondisi sehari-hari

yang lebih sering terjadi adalah operant behavior dimana reinforcement terjadi setelah response.

3. Positive dan negative reinforcers [kehadirannya PR menguatkan perilaku yang muncul,

sedangkan justru ketidakhadiran NR yang akan menguatkan perilaku].

4. Extinction: hilangnya perilaku akibat dari dihilangkannya reinforcers

5. Schedules of reinforcement, berbagai variasi dalam penjadwalan pemberian

reinforcement dapat meningkatkan lainnya.

6. Secondary reinforcement, adalah stimulus yang sudah melalui proses

pemasangan/kondisioning dengan reinforcer asli sehingga akhirnya bisa mendapatkan

efek reinforcement sendiri. Dalam kenyataan riil kehidupan manusia, hampir semua yang

kita anggap sebagai reinforcement adalah secondary reinforcer.

Page 11: Beranda.doc

7. Aversive conditioning, proses kondisioning dengan melibatkan suasana tidak

menyenangkan. Hal ini dilakukan dengan punishment. Reaksi organisme adalah escape

atau avoidance.

http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/burrhus-frederic-skinner

TEORI BELAJAR

KONDISIONING OPERAN B.F SKINNER

PENDAHULUAN

Banyak  teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai sekarang ini. Pada

awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan memberi banyak sumbangan terhadap

para ahli psikologi adalah teori belajar tingkah laku (behaviorisme)yang awal mulanya

dikembangkan  oleh psikolog Rusia Ivan Pavlav (tahun 1900-an) dengan teorinya yang dikenal

dengan istilah pengkondisian klasik (classical conditioning)dan kemudian teori belajar tingkah

laku ini dikembangkan oleh beberapa ahli psikologi yang lain seperti Edward Thorndike, B.F

Skinner dan Gestalt.

Teori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.

Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.

Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku

yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang

sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau Penilaian didasari atas perilaku yang

tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak memberikan ceramah,tetapi instruksi singkat

yang diikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi.

Di awal abad 20 sampai sekarang ini teori belajar behaviorisme mulai ditinggalkan dan banyak

ahli psikologi yang baru lebih mengembangkan teori belajar kognitif dengan asumsi dasar bahwa

kognisi mempengaruhi prilaku. Penekanan kognitif menjadi basis bagi pendekatan untuk

pembelajaran. Walaupun teori belajar tigkah laku mulai ditinggalkan diabad ini, namun

mengkolaborasikan teori ini dengan teori belajar kognitif dan teori belajar lainnya sangat penting

untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang cocok dan efektif, karena pada dasarnya tidak

ada satu pun teori belajar yang betul-betul cocok  untuk menciptakan sebuah pendekatan

pembelajaran yang pas dan efektif.

Dalam makalah ini akan dibahas sebuah teori belajar dari aliran behaviorisme yaitu teori belajar

kondisioning operan B.F Skinner yang terdiri dari beberapa hal yaitu:

1. Sejarah munculnya teori kondisioning operan B.F Skinner.

Page 12: Beranda.doc

2. Kajian umum teori B.F Skinner.

3. Aplikasi teori skinner terhadap pembelajaran.

4. Analisis perilaku terapan dalam pendidikan

5. Kelebihan dan kekurangan teori skinner

PEMBAHASAN

1. A. SEJARAH MUNCULNYA TEORI KONDISIONING OPERAN B.F SKINNER

Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori

S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. pada waktu itu model kondisian klasik dari Pavlov

telah memberikan pengaruh yang kuat  pada pelaksanaan penelitian. Istilah-istilah

seperti cues (pengisyratan), purposive behavior (tingkah laku purposive) dan drive

stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk

memunculkan atau memicu suatu respon tertentu.

Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana

stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan

S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana

organisme berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan begitu, banyak tingkah laku menghasilkan

perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap organisme

dan dengan begitu mengubah kemungkinan organisme itu merespon nanti.

Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John Watson.

Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah laku harus dijadikan fokus

penelitian psikologi. Tidak seperti halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya, Skinner menghindari

kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning

instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup kedua jenis respon

itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya

respons atau tingkah laku operan.

Page 13: Beranda.doc

B. KAJIAN UMUM TEORI B.F SKINNER

Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan).

Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari

prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang

membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-

asumsi itu adalah sebagai berikut:

1. Belajar itu adalah tingkah laku.

2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan

dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.

3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan

kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya

dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.

4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi

yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

Tabel Perbandingan Respons Elisit dan Tingkah-Laku Operan

Respons Elisit ( Refleks ) Respons Emisi atau Operan

Ada korelasi yang dapat diamati antara stimulus

dan respons; Respons yang terpancing keluar

terutama untuk menjaga kesejahteraan organisme.

Ada respons bertindak mengenai lingkungan yang

menimbulkan konsekuensi yang berpengaruh pada

organisasi, dan dengan demikian mengubah tingkah-laku

yang akan datang; Tidak ada korelasi nya dengan

stimulus sebelumnya.

Di kondisikan dengan substitusi stimulus;

Kondisioning Tipe S

Di kondisikan melalui konsekuensi respons yang

memperbesar peluang merespons; Kondisioning Tipe R.

1. Tingkah-laku organisme secara individual merupakan sumber data yang cocok.

2. Dinamika interaksi organisme dengan lingkungan itu sama untuk semua jenis mahkluk

hidup.

Page 14: Beranda.doc

Berdasarkan asumsi dasar tersebut menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting

dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).

Penguatan dan Hukuman.

Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu

perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan

probabilitas terjadinya suatu perilaku.

Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi penguatan ini

menjadi dua bagian:

-      Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons

meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk

penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum,

menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau

penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).

-       Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons

meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan).

Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan

tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka

kecewa dll).

Satu  cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan negatifadalah

dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif,

ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif

dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan

probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya

perilaku. Berikut ini disajikan contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W

Santrock, 274).

Penguatan positif

Perilaku

Murid mengajukan pertanyaan yang

bagus

Konsekuensi

Guru menguji murid

Prilaku kedepan

Murid mengajukan lebih banyak

pertanyaan

Page 15: Beranda.doc

Penguatan negatif

Perilaku

Murid menyerahkan PR tepat waktu

Konsekuensi

Guru berhenti menegur murid

Prilaku kedepan

Murid makin sering menyerahkan

PR tepat waktu

Hukuman

Perilaku

Murid menyela guru

Konsekuensi

Guru mengajar murid langsung

Prilaku kedepan

Murid berhenti menyela guru

Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua bentuk itu, konsekuensi

meningkatkan prilaku. Dalam hukuman, perilakunya berkurang.

Kupasan yang dilakukan Skinner menghasilkan suatu sistem ringkas yang dapat diterapkan pada

dinamika perubahan tingkah laku baik di laboratorium maupun di dalam kelas. Belajar, yang

digambarkan oleh makin tingginya angka keseringan respons, diberikan sebagai fungsi urutan

ketiga unsure (SD)-(R)-(R Reinsf). Skinner menyebutkan praktek khas menempatkan binatang

percobaan dalam “kontigensi terminal”. Maksudnya, binatang itu harus berusaha penuh resiko,

berhasil atau gagal, dalam mencari jalan lepas dari kurungan atau makanan. Bukannya demikian

itu prosedur yang mengena ialah membentuk tingkah-laku binatang itu melalui urutan Sitimulus-

respon-penguatan yang diatur secara seksama.

Dikelas, Skinner menggambarkan praktek “tugas dan ujian” sebagai suatu contoh menempatkan

pelajar yang manusia itu dalam kontigensi terminal juga. Skinner menyarankan penerapan cara

pemberian penguatan komponen tingkah laku seperti menunjukkan perhatian pada stimulus dan

melakukan studi yang cocok terhadap tingkah laku. Hukuman harus dihindari karena adanya

hasil sampingan yang bersifat emosional dan tidak menjamin timbulnya tingkah laku positif yang

diinginkan. Analisa yang dilakukan Skinner tersebut diatas meliputi peran penguat berkondisi

dan alami, penguat positif dan negative, dan penguat umum.

Dengan demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara lain:

Page 16: Beranda.doc

-      Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar

diberi penguat.

-      Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

-      Materi pelajaran, digunakan sistem modul.

-      Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

-      Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah,

untuk menghindari adanya hukuman.

-      Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan

dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.

-      Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

Disamping itu pula dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya

terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus

penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

b. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses

conditioning  itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun

bahkan musnah.

C. APLIKASI TEORI SKINNER TERHADAP PEMBELAJARAN.

Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

-      Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.

-      Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar

diperkuat.

-      Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

-      Materi pelajaran digunakan sistem modul.

-      Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.

-      Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

-      Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.

-      Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran

agar tidak menghukum.

-      Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.

-      Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)

-      Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.

Page 19: Beranda.doc

Teknik Karya Wisata

Teknik Home Room

Teknik Diskusi Kelompok

Teknik Bermain

Remidial Teaching

Kepustakaan

Kepribadian Konselor

Proksemik, kinesik, wajah dan Paralinguistik.

Self Esteem

Locus Of control

Overview Teori Jung Tentang Tipe Kepribadian

16 Indikator Tipe Kepribadian

Tes Bakat Skolastik

Tes IQ

Teori Belajar Albert Bandura

Teori belajar Edward Lee Thorndike

Teori Belajar Edwin Ray Guthrie

Teori Belajar : PENGUATAN B.F Skinner

Konseling Lintas Budaya

Motivasi Berprestasi

Bimbingan Karir di SLTA

Bimbingan Karir di Perguruan Tinggi

UNCERACHIEVER

Slow Learner

LEARNING DISABILITIES

Learning Disorder

Murid Cepat Belajar

Learning Disfunction

Konseling Post Modern

Konseling Bermain

Rahasia Para Genius