barākatu 'd-du’ā -hadhrat mirza ghulam ahmad as

Upload: thaifurrahman

Post on 02-Apr-2018

247 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    1/83

    1 of 83 pages

    BARAKTU 'D-DU

    BERKAT-BERKAT DOAKARYA

    ARAT MIRZ GHULM AMAD

    IMM MAHD-DAN-ISA ALMASIH YANG DIJANJIKAN (MASMAUD) A.S.

    Penerjemah: Maulana H. ABDUL BASITH-Wahid, Sy.

    Materi ajar untuk kelas Muolaah Buku-buku arat MasMaud a.s. TahunIV/2012; @Lantai Dasar Mesjid Alhidayah Kebayoran Lama Selatan, Jakarta

    Selatan. Narasumber: FAZZAL-e-MUJEEB (anggota JAI Kebayoran; ponsel

    +62818849407).

    CATATAN: Kelas Muolaah Buku-buku arat MasMaud a.s. ini berdiri pada

    hari Sabtu tanggal 5 Januari 2008. Kelas ini mengkaji khusus buku-buku yangditulis oleh arat Mas Maud a.s.. Menginjak pada tahun yang keempat ini,kajian sudah membahas tiga buku, yaitu: Filsafat Ajaran Islam(Urdu: Islm UlK Filsaf), Alwasiyat (Urdu: Al-Waiyyat), dan Penampakan Kebesaran Tuhan(Urdu: Tajalliyat-i-Ilahiyyah). Softcopy terjemahan buku Barkatu 'd-Du' inidiperoleh dari Maulana DILDAAR AHMAD DARTONO (ponsel

    +6281288449211, muballigh dan anggota Dewan Naskah JAI), di Kemang, Bogor,

    Sabtu pagi, 4 Februari 2012. Softcopy tersebut ditik dan diedit kembali oleh

    RUHDIYAT AYYUBI AHMAD (ponsel +628567545701; wakafin Sekretariat PB

    JAI di Kemang, Bogor; pada {Raman}, Jumat, 14 Juli 2007). Terjemahan ini

    diedit kembali oleh RAHMAT ALI (anggota JAI Kebayoran; ponsel+6285810678106 dan +6287872081958; email [email protected]; di

    Kebayoran Lama Selatan, 28 Feberuari 2012 M (15 Rbiu 'l-Awwal 1433 H.Q.)),untuk keperluan akademik Kelas Muolaah Buku-buku arat MasMaud a.s.di JAI Kebayoran. Editan terjemahan ini masih jauh dari sempurna & disarankan

    untuk tidak menjadi bahan rujukan.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    2/83

    2

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    3/83

    3

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    4/83

    4

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    5/83

    5

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    6/83

    6

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    7/83

    7

    (Terjemahan Halaman Judul)

    BERKAT-BERKAT DOAPENYANGKALAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN

    SAYYID AMAD KHN, K.C.S.I.

    ditulis dan diterbitkan demi manfaatmasyarakat umum

    oleh

    Mirz Ghulm Amad a.s.

    Almasih Yang Dijanjikandan Mujadid Abad XIV

    pada bulan suci Raman tahun 1310 Hijriah

    Dicetak di Riy Hind Press Qdiyndibawah pengawasan Tuan Syaikh Nr Amad

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    8/83

    8

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    9/83

    9

    Contoh Sebuah Pengabulan Doa

    Keberatan suratkabarAns-i-Hind Mrah ) ) atas Nubuwatan kami

    SAYA telah menerima satu kopi dari suatu suratkabar

    yang terbit pada tanggal 25 Maret 1893, yang mengandung

    kritikan atas nubuwwatan saya tentang Laikh-Rm dari [kota]Paisyawar. Selain dari itu juga, menerima beberapa

    suratkabar lain dengan isi yang sama. Rupanya, kalimah

    kebenaran ini telah menghebohkan beberapa suratkabar. Halini sungguh menyenangkan karena orang-orang yang

    memusuhi saya, merekalah yang menyebarkan

    nubuwatan saya.

    Untuk menjawab keberatan itu, untuk sementara

    waktu, cukuplah bagi saya dengan mengatakan bahwa apa-

    apa yang telah saya tulis atau saya katakan adalah sesuai

    dengan hal itu. Jika dikatakan bahwa kabar gaib semacam ini

    tidak ada gunanya dan keraguan masih tetap ada di dalamnya,

    untuk keberatan semacam ini, saya hanya mengatakan bahwa

    keberatan itu belum waktunya timbul.

    Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, dan di sini

    saya mengatakan sekali lagi, jika seperti pengeritik-pengeritik

    katakan, akibat dari kabar gaib itu hanya berupa serangan

    biasa atau semacam sakit, atau hanya berupa kolera yang

    akan sembuh kemudian, maka kabar gaib itu bukanlahnubuwatan yang benar. Tanpa diragukan lagi adalah hanya

    sebuah penipuan belaka. Penyakit semacam ini biasa datang

    dan tidak seorang pun kebal terhadap penyakit-penyakit

    tersebut. Kalau keadaannya demikian, maka saya patut

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    10/83

    10

    menerima hukuman yang telah saya sebutkan. Tetapi, jika

    kabar gaib itu sempurna dengan cara yang terang

    memperlihatkan tanda kemurkaan Tuhan, maka ingatlahbahwa azab itu datang dari zat-Nya.

    Hakikat yang sebenarnya ialah bahwa kebesaran

    wahyu nubuwatan dan kehebatannya tidak bergantung pada

    penentuan hari maupun waktu. Tetapi, cukup dengan

    menentukan batas waktu penurunannya. Maka, apabila

    nubuwatan itu tampak sempurna disertai dengan kebesaran-

    Nya, dengan cara yang menggetarkan hati, dengan sendirinya

    kabar gaib itu akan menarik hati manusia ke arah-Nya.Semua pikiran dan keberatan yang timbul dalam hati

    sebelumnya akan hilang sirna. Dan orang-orang yang

    bertabiat jujur, dengan rasa malu, akan menarik keragu-

    raguannya. Mari kita ingat bahwa hamba yang lemah ini pun

    hanya seorang manusia biasa yang tidak lepas dari hukum

    kodrat Ilahi seperti yang lainnya. Jika kita bisa memberi suatu

    nubuwatan yang tidak mendasar, yang hanya mengandung

    kabar gaib tentang penyakit yang diduga-duga saja dansebagainya, maka orang yang tersangkut dalam nubuwwat itu

    pun bisa mengeluarkan kabar gaib yang sama tentang saya.

    Saya bisa memanjangkan waktu berlakunya nubuwatan

    itu jadi sepuluh tahun, tidak enam tahun seperti yang saya

    umumkan sebelumnya. [Usia] Laikh-Rm pada saat sekarangini tidak lebih dari tigapuluh tahun. Beliau masih muda, gagah,

    dan sehat sekali. Sedang hamba ini, sekarang lebih darilimapuluh tahun, lemah, dan sering terserang bermacam

    penyakit. Meskipun demikian, akan ketahuan dengan nyata

    apa-apa yang dari manusia dan apa yang dari Tuhan.Mengatakan, seperti yang dikatakan pengritik bahwa zaman

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    11/83

    11

    sekarang dan hanya perkataan biasa yang keluar dari mulut

    orang. Menurut pendapat saya, justru sekaranglah waktunya

    untuk menerima kebenaran yang hakiki dan sempurna,[yakni] waktu yang tidak pernah ada sebelumnya.

    Memang, pada waktu sekarang ini, penipuan, kelicikan,

    tidak akan tumbuh subur. Bahkan, yang demikian merupakan

    hal yang menggembirakan bagi penuntut-penuntut kebenaran

    yang tulus. Sebab, orang yang dapat membedakan antara yang

    benar dan bathil ialah orang yang menghormati kebenaran

    dengan tulus hati dan memeluknya bila ia menemukan

    kebenaran itu. Kebenaran mempunyai daya tarik yang hebat,yang membuat orang untuk mau-tidak mau

    harus menerimanya.

    Janganlah berusaha untuk mencela dan mengalahkan

    zaman di manapun kita hidup. Ratusan perkara-perkara

    sekarang terbukti benar yang [dulunya] tidak pernah

    diketahui kebenarannya oleh nenek-moyang kita. Pengubahan

    semacam ini tidak mungkin terjadi jika tidak ada rasa dahaga

    atas kebenaran pada umumnya secara menyeluruh, sepertiapa yang kita dapatkan pada masa sekarang ini. Orang-orang

    mencintai kebenaran hakiki. Bukan membencinya.

    Mengatakan bahwa orang-orang sekarang jauhbertambah pandai dan lebih berpikir, masa bagi orang-orang sederhana telah berlalu, merupakan satu penghinaanterhadap masa di mana kita hidup. Apakah masa kita sudah

    begitu buruk sehingga dia tidak mau menerima satukebenaran yang sudah terang telah tampak kebenarannya?

    Saya tidak akan mengatakan demikian. Sekali-kali

    tidak! Karena, saya mendapatkan justru kebanyakan orang

    yang terpelajarlah yang memberikan perhatiannya kepada

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    12/83

    12

    saya dan mengambil faedah dari saya. Beberapa di antara

    mereka ada yang bertitel B.A. dan M.A.. Saya melihat di

    dalam diri mereka semangat dan kedambaan yang besaruntuk menerima kebenaran. Bukan hanya mereka saja,

    bahkan ada sekelompok orang kulit putih Eurasia yang baru

    masuk Islam di Madras, masuk jemaah kami, dan mempunyai

    keyakinan atas kebenaran kami.

    Saya rasa apa yang sudah saya tulis di sini cukup untuk

    menolong orang-orang yang dalam dirinya mempunyai rasa

    takut kepada Allah swt. untuk mengerti. Orang-orang Asia

    mempunyai kebebasan untuk memberi komentar atas tulisanini seperti yang mereka kehendaki.

    Saya tahu, saat sekarang ini, memuji nubuwatan sama

    seperti mencelanya. Jika ini datang dari Tuhan seperti yang

    saya ketahui benar-benar bahwa memang ini dari Tuhan

    datangnya, tentu akan zahir dengan penuh kedahsyatan dan

    akan menggerakkan hati orang-orang. Tetapi, jika kabar gaib

    ini bukan dari zat-Nya, maka hanya akan menjadi satu

    kehinaan bagi saya, jika saya berusaha menutupi kehinaan inidengan membuat argument-argumen yang lemah, maka hal

    itu akan mengakibatkan kehinaan yang lebih besar lagi

    bagi saya.

    Tuhan Yang Abadi, Maha Suci, dan Maha Agung, Yang

    menguasai segalanya, tidak sekali-kali akan menghormati

    pendusta. Satu hal yang tidak benar ialah mempunyai pikiran

    bahwa antara saya dan Laikh-Rm ada permusuhan pribadi.Saya tidak mempunyai permusuhan pribadi dengan siapa pun.Tetapi, sebetulnya, dia memusuhi dan membenci kebenaran

    serta menghina wujud sempurna lagi suci (aratRasulullahsaw.) yang merupakan mata air segala kebenaran. Oleh

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    13/83

    13

    karenanya, Allah swt. menghendaki untuk mengangkat

    derajat orang yang dicintai-Nya.

    [wa's-salmu al manit-tabaa 'l-hud'] (keselamatanlah bagi orang yangmengikuti petunjuk)!![]

    -------oooOooo-------

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    14/83

    14

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    15/83

    15

    (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang; [mari]

    kita memuji-sanjung-Nya dan berselawat atas rasul-Nya yang

    muliaolla'l-Lhu alaihi wa lihi wa sallam!!)

    Tinjauan Buku

    Ad-Du wa 'l-Istijbah (Doa danPengabulannya) dan Tarr F Uli 't-Tafsr (Prinsip-prinsip Penafsiran

    Alquran Karim) karya Sir Sayyid AmadKhn, K.C.S.I.

    [Syair Bahasa Farsi]:

    Hai orang yang terbelenggu oleh logika-anehmu,jangan bangga akan kekuatanmu.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    16/83

    16

    Karena pada cakrawala ajaib ini

    telah diperlihatkan kepada orang banyak

    seperti engkau.Manusia yang asing terhadap Tuhan tidak berani

    memasuki perumahan Ilahi.

    Rahasia Langit akan diungkapkan oleh

    orang-orang samawi.

    Sia-sialah belaka menyatakan engkau dapat mencapai

    arti hakiki Alquran dengan kemampuanmu.

    Barangsiapa yang mengartikan sendiri, sesungguhnya

    dia membawa yang palsu dan barang matiyang busuk.

    DALAM bukunya tersebut di atas, Tuan Sayyid telah

    mengemukakan keyakinannya tentang doa bahwa:

    Pengabulan doa-doa tidak berarti bahwa setiapapa yang diminta atau dimohonkan dalam doa itu akan

    dikabulkan. Karena, jika pengabulan doa-doa itudiartikan demikian, maka ada dua kesukaran

    yang timbul.

    Pertama, ribuan doa yang dipanjatkan denganmerendahkan diri dan tulus, tetapi apa yang diminta

    kepada Tuhan tetap saja tidak tercapai; berarti, doa-

    doa itu tidak dikabulkan. Padahal, Tuhan telah

    menjanjikan pengabulan setiap doa yang dipanjatkan.Keduabahwa, hal-hal yang sudah ditakdirkanakan terjadi tentu akan terjadi juga dan perkara-perkara yang ditakdirkan tidak akan terjadi tetaptidak akan terjadi, betapapun usaha manusia untuk

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    17/83

    17

    mengubahnya; yakni, tidak akan ada perubahan-

    perubahan apapun yang telah ditakdirkan Tuhan.

    Jadi, jika pengabulan doa itu mempunyai artiterkabulnya setiap permintaan, maka janji Tuhan yangtercantum dalam ayat (udn astajib-lakum)artinya, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akanKu-perkenankan bagi kamu1 akan menyalahi hal-halyang sudah ditakdirkan tidak akan terjadi; berarti,bahwa janji Tuhan tersebut akan terbukti sia-sia sebab

    hanya bagian permintaan yang-sudah-ditakdirkan-

    kejadiannya itulah yang akan dikabulkan. Kitamengetahui bahwa janji pengabulan doa itu bersifat

    umum bagi setiap orang tanpa ada pengecualian.

    Dari beberapa ayat, tampak nyata bahwaperkara-perkara yang sudah ditakdirkan tidak akantercapai adalah jelas tidak akan dikabulkan olehTuhan. Tetapi, terbukti pula dari beberapa ayat bahwa

    tidak ada satu doa pun yang ditolak atau tidak diterima;

    yang berarti, semua doa dikabulkan seperti yang

    dijanjikan Allah swt. artinya, Berdoalah

    kepada-Ku niscaya Aku perkenankan (kabulkan)

    bagi kamu.Di sini tampak nyata satu kontradiksi dalam

    ayat-ayat tersebut, dan kita tidak bisa menghindari

    kontradiksi ini selain dengan mengartikan pengabulan

    doa hanyalah merupakan suatu ibadah. Sebab, denganmengartikan bahwa berdoa hanya semata-mata suatutindakan ibadah sajalah kita bisa mengartikan bahwa

    1 QS [al-Mu'min] 40:61

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    18/83

    18

    doa itu dikabulkan seperti apa yang dijanjikan oleh

    Allah swt., dengan syarat doa itu dikerjakan dengan

    khusyuk dan merendahkan diri.Jadi, pengabulan doa hanyalah merupakanpengabulan suatu ibadah, dan kita akan mendapatkan

    sesatu ganjaran rohani. Jika sudah ditakdirkan bahwa

    suatu akan didapat atau berhasil diperolehdansecara kebetulan kita berdoa untuk hal tersebutmaka, jelaslah perkara itu akan tercapai. Akan tetapi,

    berhasilnya itu bukan semata-mata karena doa,

    melainkan karena sudah ditakdirkan lebih dahulu.Faedah yang kita peroleh dari berdoa itu adalah

    bahwa doa bisa membangkitkan dan menumbuhkan

    kesabaran dan istiqll pada kita apabila pada waktuberdoa itu hanya ada satu pikiran yang terlintas dalam

    hati, yaitu kekuasaan, kebesaran, serta qudrat Ilahi.

    Pikiran semacam inilah yang mengalahkan dan

    mengantisipasi pikiran yang menimbulkan kegelisahan

    dalam hati sanubari kita. Keadaan jiwa serta pikiransemacam ini merupakan akibat yang wajar dari ibadah

    ketika hanya wujud dan kebesaran Tuhan-lah yang

    timbul dalam pikiran orang yang melakukan ibadah

    tersebut. Inilah yang dikatakan Pengabulan Suatu Doa.

    Selanjutnya, Tuan Sayyid menulis dalam bukunya bahwa:

    Orang-orang yang tidak mengerti akan hakikat doa-doa tersebut dan tidak tahu akan hikmah yang

    terkandung di dalamnya, tentu dapat mengatakan

    Apakah faedah dan gunanya doa jika hal-hal yang-

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    19/83

    19

    sudah-ditakdirkan-tidak-tercapai tetap tidak akan

    didapat meski ribuan doa dipanjatkan ke hadirat Ilahi;

    demikian juga hal-hal yang-sudah-ditakdirkan-akan-tercapai tetap akan didapat dengan doa maupun tanpa

    doa. Kalau demikian halnya, maka mendoa merupakanhal yang sia-sia.

    Menjawab persoalan tersebut, Tuan Sayyid

    mengatakan bahwa:

    Hasrat keinginan untuk memohon pertolongan kepadaTuhan dalam keadaan susah dan terdesak merupakan

    salah satu bagian dari fitrah dan sifat manusia. Oleh

    karena itu, berdoa merupakan hal naluriah, yakni

    dikerjakan dengan tanpa memikirkan apakah akan

    berhasil atau tidak, dan fitrah insani itulah yang

    mendesak manusia untuk meminta kepada Tuhan.

    DENGAN pernyataan di atasyang sengaja kami kutipsebagai ringkasan, nyata terbukti bahwa Tuan Sayyid

    mempunyai keyakinan atau akidah bahwa doa bukan

    merupakan satu jalan atau cara untuk mencapai sesuatu

    maksud tertentu, dan doa sama sekali tidak mempunyai

    pengaruh atau hubungan apa-apa dalam mencapai

    suatu maksud.

    Jika seseorang mendoa dengan niat untuk mencapaisesuatu tujuan atau maksud, maka menurut Tuan Sayyid, hal

    ini merupakan hal yang sia-sia belaka. Karena hal-hal yang

    sudah ditakdirkan akan terjadi, maka berdoa tidak diperlukan

    lagi. Dan bagi hal-hal yang sudah ditakdirkan tidak akan

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    20/83

    20

    terjadi, maka berdoa dengan merendahkan diri dan sungguh-sungguh juga merupakan suatu yang tidak berguna.

    Pendeknya, dengan tulisan tadi, jelas sekali bagaimanakeyakinan Tuan Sayyid tentang doa bahwa doa hanya

    merupakan ibadah semata yang tidak mempunyai hubungan

    apa-apa dalam mencapai sesuatu dan menetapkan doa

    sebagai jalan untuk mencapai suatu maksud duniawi adalah

    pikiran yang sia-sia.

    Sekarang jelaslah bahwa telah terjadi kekeliruan yang

    besar pada diri Tuan Sayyid dalam memahami ayat-ayat suci

    Alquran, tetapiinsy' Allhakan kami perlihatkan padabagian akhir buku ini mengapa Tuan Sayyid bisa mengalami

    kekeliruan semacam itu.

    DENGAN sangat menyesal dan sedih, sekarang kami

    tunjukkan di sini bahwa seandainya Tuan Sayyid tidak

    mampu memahami arti dan makna serta hikmah-hikmah ayat

    suci Alquran, tidakkah beliau melihat dan menyadari hukum

    alam yang diyakini benar-benar oleh beliau sebagai petunjukTuhan yang nyata dan sebagai kunci untuk penafsiran

    rahasia-rahasia yang tersembunyi dari Alquran ketika

    menulis karangan tadi?

    Apakah Tuan Sayyid tidak mengetahui bahwa

    meskipun kebaikan dan keburukan tidak lepas dari takdir,

    akan tetapi hukum dan kodrat alam menetapkan sarana-

    sarana sedemikian rupa untuk mencapainya sehingga orangyang berpikiran sehat akan menganggap penggunaan cara

    dan ikhtiar merupakan suatu hal yang perlu dan benar untuk

    mencapai sesuatu?

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    21/83

    21

    Untuk menjelaskan hal ini baiklah kita ambil contoh:

    orang sakit. Misalnya, sekali pun berdasarkan hukum takdir

    baik menggunakan obat atau pun tidak mempergunakan,pada hakikatnya adalah sama dengan berdoa atau pun tidak

    berdoa. Namun, apakah Tuan Sayyid akan berani mengatakan

    bahwa ilmu kedokteran serta ilmu ketabiban adalah ilmu

    yang salah atau keliru dan Allah swt. tidak menaruh khasiat

    dalam obat untuk menyembuhkan? Oleh karena itu, jika Tuan

    Sayyiddi samping percaya pada adanya takdirjugamengakui akan kemanjuran obat-obatan, mengapa beliau

    membedakan sebagian hukum Tuhan dengan yang lainnyayang sama dan sejajar?

    Apakah Tuan Sayyid tetap berpendirian bahwa Tuhan

    mempunyai kekuasaan untuk memberikan khasiat yang kuat

    dalam trapethum, scammonia, senna dan biji croton sebagai

    obat pencuci perut, atau Tuhan berkuasa untuk memberikan

    kepada zat arsenik dan acconite atau zat-zat beracun yang

    kuat dengan suatu khasiat yang mematikan namun Dia tidak

    mempunyai kekuasaan untuk memberikan khasiat pada doa-doa lebih-lebih doa orang-orang suci yang dipanjatkan dengan

    merendahkan diri dan sungguh-sungguh?

    Apakah Tuhan tetap juga mengabaikan doa-doa orang

    semacam itu sebagai sesuatu yang tidak berjiwa tanpa ada

    daya pengaruh apa pun?

    Apakah mungkin Allah swt. tidak memberikan khasiat-

    khasiat dalam doa yang berfaedah bagi manusia seperti yangterkandung dalam obat-obatan? Tidak. Sama sekali tidak

    mungkin. Sesungguhnya, Tuan Sayyid tidak

    mengetahui/memahami sama sekali falsafah hakiki tentang

    doa. Juga, beliau sama sekali tidak mempunyai pengalaman

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    22/83

    22

    tentang pengaruh doa yang hebat pada sesuatu. Keadaan

    beliau persis sama seperti seseorang yang mempergunakan

    obat yang sudah kadaluwarsa, obat yang sudah habiskemanjurannya karena melihat obat itu tidak memberikan

    pengaruh dan khasiat, kemudian ia mengatakan bahwa obat

    itu tidak mempunyai pengaruh dan khasiat, dan ia

    mengatakan bahwa obat itu sama sekali tidak ada gunanya.

    Begitu juga keadaan beliau, karena tidak melihat

    pengaruh dan khasiat doa, maka beliau menolak khasiat doa.

    Sayang seribu sayang, meskipun sudah mencapai usia

    lanjut, namun Tuan Sayyid, hingga sekarang, tidakmempunyai pengertian mengenal falsafah hukum alam,

    betapa eratnya hubungan antara hukum sebab-akibat, dan

    betapa sempurnanya hukum alam itu. Oleh sebab itu, begitu

    mudah Tuan Sayyid menaruh kepercayaan bahwa sesuatu

    bisa terjadi tanpa sebab-sebab lahiriah atau sebab batiniah,

    sebab apa-apa yang telah ditakdirkan tentu akan terjadi.

    DALAM dunia ini kita mengetahui bahwa tidak ada satubenda pun yang lepas dari kudrat Ilahi yang telah ditentukan

    oleh Allah swt.. Semua benda mempunyai khasiat dan

    pembawaannya masing-masing, misalnya: api, air, tanah,

    gandum, tanam-tanaman, bintang-bintang, logam, mineral,

    dan semua benda yang dipergunakan sehari-hari itu

    dipergunakan sesuai dengan khasiat dan pembawaan yang

    terkandung di dalamnya.Mencoba mengambil faedahnya tanpa mengindahkan

    khasiat-khasiat yang terkandung di dalamnya merupakan hal

    yang bodoh, mengingkari penggunakan cara dan ikhtiar, sama

    dengan mengingkari kudrat Ilahi. Barangsiapa yang

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    23/83

    23

    mempunyai keyakinan bahwa suatu benda bisa diperoleh

    tanpa sebab-sebab lahiriah dan rohaniah, seolah-olah dia

    mengingkari hikmah hukum kudrat Ilahi.Pendeknya, Tuan Sayyid hanya ingin mengemukakan

    bahwa di mana-mana selalu terjadi hukum sebab dan akibat,

    atau hukum upaya dan akibatnya. Tetapi, hukum tersebut

    tidak berlaku dalam doa. Doa sama sekali tidak mempunyai

    pengaruh apa-apa. Pengingkaran terhadap doa sebagai suatu

    cara untuk mencapai suatu maksud telah mencapai taraf

    ekstrim dalam kepercayaan Tuan Sayyid.

    Seandainya dibicarakan di hadapan Tuan Sayyidtentang khasiat api, beliau tidak akan mengingkari bahwa

    seseorang yang telah ditakdirkan akan terbakar, maka tanpa

    sebab apa pun ia akan terbakar. Oleh karena itu, saya benar-

    benar heran, mengapa Tuan Sayyid sebagai seorang muslim

    mengingkari pengaruh doa yang juga mempunyai khasiat

    seperti api, yang kadang-kadang menyinari kegelapan atau

    membakar orang-orang yang aniaya.

    Apakah dalam kedua hal itu tidak berlaku hukum takdiryang sama? Lalu, mengapa beliau tidak ingat akan hukum

    kudrat itu sewaktu berdoa, padahal beliau percaya akan

    hukum sebab dan akibat dalam benda-benda yang lain secara

    fanatik. Sampai-sampai beliau yakin bahwa lalat pun

    mempunyai khasiat dan pengaruh. Apakah dalam doa tidak

    ada sedikit pun pengaruh dan khasiat?

    Hakikat sebenarnya ialah, Tuan Sayyid tidak tahu apayang dapat dihasilkan oleh doa. Beliau tidak mempunyai

    pengalaman dalam hal ini, dan tidak mempunyai hubungan

    dengan orang-orang yang mempunyai pengalaman dan

    pengetahuan tentang doa.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    24/83

    24

    SEKARANGdemi kepentingan umummarilah kita

    kembali kepada pokok pembicaraan, yakni doa dan artisebenarnya dari pengabulan doa itu.

    Masalah pengabulan doa adalah sebagian dari masalah

    hakikat doa. Dan, ini merupakan satu hal yang prinsip bahwa

    seseorang yang tidak mengerti dan memahami asal hakikat

    doa, maka bagaimana dia akan mengerti apa sebenarnya arti

    pengabulan doa itu? Oleh sebab itu, pertama-tama, marilah

    kita berusaha untuk memahami apa sebenarnya doa itu.

    Tanpa pengertian sepenuhnya tentang doa, akan timbulkesalahpahaman seperti yang telah terjadi pada diri Tuan

    Sayyid.

    Doa adalah adalah suatu hubungan timbal-balik antara

    Tuhan dengan hamba-Nya yang patuh. Tahap pertama,

    rahmat dan karunia Allah swt. menarik seorang hamba ke

    arah Dia Yang bersifat ramn. Kemudian, [ii] rasaterimakasih dan syukur si hamba akan anugerah, karunia, dan

    rahmat-Nya, menarik dia lebih dekat kepada Allah swt., danTuhan menarik dia ke arah-Nya.

    Dalam doa, hubungan semacam ini mencapai tahap

    sedemikian rupa sehingga menimbulkan pengaruh yang luar

    biasa. Misalnya, [pada] seseorang [yang] berada dalam

    kesukaran yang sangat hebat. Dengan penuh keyakinan,

    penuh pengharapan, penuh kecintaan, penuh kesetiaan, dan

    dengan penuh usaha menghadapkan diri ke hadirat Allah swt.dan menjatuhkan diri di haribaan-Nya.

    Selanjutnya, [iii] ia akan mencapai kesadaran yang luar

    biasa, kesadaran yang akan menembus tabir-tabir kegelapan,

    kemalasan, dan kelengahan. Ia terus maju menuju medan

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    25/83

    25

    kefanaan/kesirnaan diri dan akhirnya akan sampai ke

    haribaan Ilahi, Tuhan yang tidak mempunyai sekutu. Jiwanya

    rebah di hadapan singgasana Allah swt..Selanjutnya, [iv] kemampuan untuk menyerap rahmat

    Ilahi yang terkandung dalam dirinya, [membuat ia mampu]

    menarik rahmat serta karunia-Nya. Dalam keadaan demikian,

    Allah Yang Maha Kuasa berpaling ke arahnya dan berkenan

    mengabulkan doanya. Barulah, doa akan menampakkan

    pengaruhnya dan khasiatnya.

    Pengaruh doa, yang pertama ialah, Allah swt.

    menggerakkan sarana-sarana yang akan menjadi penyebabuntuk tercapainya suatu tujuan. Misalnya, jika doa itu untuk

    meminta hujan, berkesesuaian dengan terkabulnya doa itu

    Allah swt. akan menjadikan suatu sebab alami supaya hujan

    turun [seperti angin, awan, dan lain-lain]. Jika doa itu untuk

    kelaparan, maka Tuhan akan menciptakan sebab-sebab alami

    yang diperlukan untuk menimbulkan kelaparan, misalnya

    bencana alam, serangan hama, musim kemarau panjang, dan

    lain-lain.[Yang kedua]. Orang-orang suci yang mempunyai

    pengalaman rohani semacam itu telah membuktikan bahwa

    dalam doa yang sempurna terkandung suatu daya

    menciptakan, yakni dengan seizin Allah, doa itu

    menggerakkan benda-benda kasar seperti dalam dunia

    rohani. Benda-benda kasarseperti air, api, udara, bumi,

    bahkan alam samawi, hati, serta kehendak manusiadapatdipengaruhi dan digerakkan ke arah yang dikehendakinya.Tidak kurang contoh-contoh semacam itu [yang] terdapat

    dalam Kitab-kitab suci. Apa yang disebut mukjizat semata-

    mata merupakan contoh dari pengabulan doa.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    26/83

    26

    RIBUAN mukjizat para nabi dan wali yang disaksikan

    sejak dahulu kala hingga sekarang, merupakan contoh yanghidup dari pengabulan doa pula. Suatu hal ajaib yang telah

    terjadi di padang pasir tanah Arab yang gersang, ialah ratusan

    ribu manusia yang mati telah hidup kembali dalam waktu

    yang pendek. Mereka yang benar-benar telah mati rohaninya

    dari generasi ke generasi, berubah menjadi insan-insan yang

    berakhlak, suci lagi saleh. Yang buta mulai melihat. Yang tuli

    dan bisu mulai menerangkan kebenaran-kebenaran Ilahi

    sekali lagi di dunia. Revolusi rohani yang kehebatannyaseperti itu tidak pernah terjadi sebelumnya, tidak pernah

    mata memandangnya, dan tidak pernah telinga

    mendengarnya.

    Apakah Anda tahu apa penyebab kesemuanya itu?

    Penyebab kesemuanya itu tiada lain adalah doa di malam

    gelap gulita dari seorang fan fi'l-Lh (sirna/larut di dalamAllah) yang menggemparkan seluruh dunia, doa-doa yang

    menggoncangkan arasy Ilahi dan mengakibatkan revolusiyang begitu hebat sehingga tidak seorang pun bisa

    menghubungkannya dengan seorang yang buta huruf dan

    seorang diri seperti Rasulullah saw.. Setiap orang pasti

    mengatakan revolusi semacam ini sesuatu yang tidak

    mungkin dilakukan oleh seorang yang buta huruf lagi

    yatim piatu.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    27/83

    27

    [Allhumma oll wa sallim wa brik alaihi walih biadadi hammih wa ghommih wa uznih

    lihdzihi 'l-ummati wa azil alaihi anwroromatika ila 'l-abad(i)].Ya Tuhan, turunkanlah keselamatan

    serta berkat atas beliau dan atas pengikut-

    pengikut beliau, sebanyak perhatian dan

    keprihatinan beliau serta kesedihan beliau atas

    umat ini, dan turunkanlah nur-nur rahmat

    Engkau atas beliau untuk selama-lamanya.

    SAYA melihat atas dasar pengalaman pribadi saya

    sendiri. Pengaruh doa itu lebih kuat daripada pengaruh api

    dan air. Bahkan, merupakan satu tanda dalam rangkaian

    kenyataan bahwa tidak ada sarana alami yang lebih hebat lagi

    daripada doa.

    Apabila diragukan bahwa doa kadang-kadang meleset

    dan tidak memiliki efek/pengaruh sama sekali, maka jawaban

    saya ialah bahwa keadaan itu sama seperti obat-obatan.Apakah obat-obatan sanggup menutup pintu kematian? Atau,

    apakah ada orang yang bisa mengatakan bahwa obat-obat itu

    selamanya berfaedah dan tidak mungkin meleset?

    Memang benar, bahwa segala sesuatu terjadi sesuai

    hukum dan takdir yang telah ditentukan. Tetapi, hal itu tidak

    berarti bahwa hukum dan takdir membuat ilmu pengetahuan

    tidak berarti dan tidak berguna. Juga, tidak berarti bahwausaha dan ikhtiar merupakan sesuatu yang tidak dapat

    dipercaya.

    Jika kita mempergunakan pikiran dengan seksama,

    akan nampak bahwa sarana jasmani dan rohani tidak lepas

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    28/83

    28

    dari takdir Ilahi. Misalnya, seorang pasien ditakdirkan akan

    sembuh, maka sebab-sebab untuk kesembuhan akan muncul

    sepenuhnya, dan keadaan tubuh si pasien pun sanggup untukmenyerap dan menerima khasiat obat-obatan itu, barulah

    obat akan tepat mengenai sasarannya. Begitulah juga, faedah

    doa akan berkumpul menjadi satu, satu iradah (kehendak)

    Ilahi yang menginginkan terkabulnya doa itu, Allah swt.

    menjadikan niam (tatanan) rohani dan jasmani dalam satusilsilah/rangkaian hukum sebab dan akibat yang serupa.

    Kesalahan fatal yang dibuat Tuan Sayyid ialah beliau

    menerima dan mengakui adanya tatanan jasmani tetapimengingkari adanya tatanan rohani.

    Bilakhir, saya merasa perlu mengatakan bahwa jika

    Tuan Sayyid tidak mau bertobat dari pandangan yang keliru

    mengenai hal itu dan tetap mengatakan Apa buktinya bahwadoa mempunyai khasiat dan pengaruh?, maka saya diutusuntuk menghapuskan kekeliruan ini. Saya berjanji untuk

    memberi tahu Tuan Sayyid terlebih dahulu sebelum terbukti

    pengabulan beberapa doa saya. Tidak hanya memberi tahu,bahkan akan saya cetak dan siarkan. Akan tetapi, dengan

    syarat, Tuan Sayyid berjanji akan meninggalkan kepercayaan

    yang salah itu, sesudah terbukti doa saya dikabulkan.

    TUAN Sayyid berpendapat bahwa seakan-akan di

    dalam Alquran Allah swt menjanjikan bahwa semua doa akan

    dikabulkan, padahal ternyata tidak semua doa dikabulkanTuhan. Inilah kesalahpahaman besar beliau. Sebenarnya ayat

    tidak menunjang pandangan beliau, karena di

    dalam ayat ini terkandung suatu perintah untuk berdoa, tetapi

    yang dimaksud dengan doa di sini bukan doa biasa melainkan

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    29/83

    29

    ibadah-ibadah yang telah diwajibkan kepada manusia, karena

    bentuk perintah dalam ayat itu adalah ,

    menunjukkan kewajiban yang tidak bisa ditolak. Dan terbukti,bahwa tidak dalam setiap doa terkandung suatu kewajiban.

    Bahkan, Allah swt. pada beberapa tempat memuji orang-

    orang yang tetap bersabar jika ditimpa kesusahan dan

    menerima nasib buruknya, mereka puas dengan hanya

    mengatakan, Inn li'l-Lhi (sesungguhnya kami kepunyaanAllah).

    Perintah yang terkandung di dalam ayat itu adalah

    perintah untuk beribadah yang dikuatkan dengan perintahberdoa. Perintah berdoalah kepada-Ku mengingatkankepada perintah untuk beribadah, dan kegagalan beribadah

    diancam dengan azab atau hukuman

    (inna 'l-ladzna yastakbirna an ibdatsayadkhulna jahannama dkhirn[a])artinya,Barangsiapa yang merasa tinggi hati dan takabbur untuk

    beribadah kepada-Ku mereka akan masuk neraka dankeadaan hina (QS 40:61).

    Ancaman dan peringatan semacam ini tidak terdapat

    dalam (berkenaan) doa-doa lainnya, karena kadang-kadang

    nabi-nabi juga ditegur berkenaan dengan suatu doa, terbukti

    dari ayat Alquran, (inn aiuka a

    takna mina 'l-jhiln[a])artinya, Sesungguhnya, Aku

    memperingatkan kepada engkau supaya engkau tidaktermasuk orang-orang yang jahil (tidak berpengetahuan) (QS11:47).

    Seandainya benar bahwa doa merupakan ibadah,

    mengapa Nabi Nuh a.s. ditegur (fal tas'aln[i])

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    30/83

    30

    artinya, Janganlah minta kepada-Ku (QS 11:47). Dankadang-kadang, wali-wali dan nabi-nabi menganggap bahwa

    meminta kepada Tuhan merupakan suatu perbuatan kuranghormat. Orang-orang yang saleh selalu minta fatwa kepada

    hati nuraninya sendiri sebelum berdoa semacam itu. Mereka

    beramal sesuai dengan apa yang dikatakan hati kecilnya.

    Yakni, jika ada dalam keadaan musibah, hati kecilnya

    memberi fatwa untuk berdoa, maka dia akan berdoa; dan

    kalau kata hatinya mengatakan harus bersabar, maka dia akan

    bersabar dan mengelak dari berdoa.

    Selain dari itu, Allah swt. tidak menjanjikanpengabulan doa-doa biasa, yang pengabulannya tergantung

    dari kehendak Tuhan sendiri. Dengan jelas Allah swt.

    berfirman dalam Alquran, (bal

    iyyhu tadna fayaksyifu m tadna ilaihi i sy'[a])artinya, Bahkan, hanya Dia-lah Yang kamu seru maka Diaakan menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa

    kepada-Nya, jika Dia menghendaki. (QS [al-Anm] 6:42)Dan, seandainya saja, kata Berdoalah ini kita artikan

    sebagai doa biasa seperti lazimnya, maka tidak ada pilihan

    lain bagi kita selain harus menerima bahwa doa yang

    diperintahkan di sini bukan doa biasa melainkan doa yang

    mengandung syarat-syarat. Sedangkan, untuk memenuhi

    syarat-syarat tersebut adalah di luar kekuatan manusia, tidak

    mungkin bagi seseorang untuk memenuhi syarat-syarat itu

    kecuali dengan karunia dan pertolongan Allah swt..Juga perlu diingat, bahwa hanya kerendahan diri tidak

    cukup dalam berdoa, melainkan banyak hal-hal yang harus

    dipenuhi untuk itu, seperti ketakwaan, kecintaan, dan

    pemusatan pikiran yang sempurna.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    31/83

    31

    Satu syarat lagi ialah sesuatu yang diminta dalam doa

    itu dalam pandangan Allah swt. berfaedah bagi dia, baik di

    dunia ini maupun di akhirat nanti. Misalnya, seorang anaktersayang meminta kepada ibunya sepotong bara api atau

    seekor anak ular, atau si anak meminta racun yang

    mematikan. Apakah sang ibu akan memberikannya? Sekali-

    kali tidak. Meskipun barang yang diminta tersebut sangat

    menarik bagi si anak. Seandainya sang ibu memberikannya,

    lalu andaikata si anak bisa diselamatkan dari kematian karena

    makan racun itu, namun badannya telah cacat untuk

    selamanya, maka setelah si anak besar dia tidak akanmengampuni sang ibu atas kebodohannya.

    Selain syarat-syarat tersebut di atas masih banyak

    syarat-syarat lain yang diperlukan untuk pengabulan suatu

    doa, dan sebelum syarat-syarat tadi terpenuhi maka doa tidak

    akan dikabulkan. Dan, selama doa itu tidak disertai oleh jiwa

    rohani dari orang-orang yang berdoa dan orang-orang yang

    didoakankedua-duanya tidak memiliki kemampuanminimal untuk itu, maka doa-doa mereka tidak akandikabulkan. Dan, sebelum adanya kehendak Tuhan untuk

    mengabulkan doa itu, maka segala syarat-syarat untuk

    tercapainya suatu doa tidak akan terpenuhi juga, dan orang

    itu tidak dapat pula memusatkan pikiran, keteguhan dan

    ketabahan hati.

    TUAN Sayyid percaya bahwa ganjaran-ganjaran diakhirat nanti, seperti karunia, nikmat-nikmat, kelezatan,

    kesenangan, dan kegembiraan, dan yang dapat diartikan

    sebagai najat (keselamatan), semua ini adalah buah dari doa

    yang dikuatkan oleh iman. Kalau memang demikian, maka

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    32/83

    32

    Tuan Sayyid harus menerima tanpa keraguan lagi bahwa doa

    orang-orang suci mempunyai khasiat dan dapat menjauhkan

    bahaya dan merupakan kunci tercapainya suatu maksud. Jikadoa mempunyai khasiat dan pengaruh di dunia ini, maka

    terlebih lagi nanti di akhirat.

    Wahai orang-orang, berpikirlah dengan sungguh-

    sungguh. Jika benar doa merupakan sesuatu yang tidak

    mempunyai khasiat apa-apa dan tidak menjauhkan bahaya

    musibah dalam kehidupan dunia ini, mengapa di Hari

    Pembalasan nanti mempunyai khasiat dan pengaruh?

    Jelaslah, jika doa mempunyai khasiat untuk menolakdan menjauhkan sesuatu musibah dan bisa menyelamatkan

    kita dari malapetaka, maka sudah seharusnyalah khasiat doa

    itu tampak di dunia ini juga, supaya keimanan kita bertambah

    besar dan supaya kita akan lebih giat lagi berdoa untuk

    keselamatan di akhirat nanti.

    Jika benar bahwa doa adalah sesuatu yang tidak

    mempunyai khasiat sama sekaliseperti yang dikatakanTuan Sayyiddan tidak berguna untuk menjauhkan musibahdunia, maka jelas doa tetap tidak akan berpengaruh pada

    kehidupan akhirat nanti. Dan dengan demikian, menaruh

    harapan pada doa untuk keselamatan akhirat adalah suatu hal

    yang sia-sia belaka.

    Sekarang, saya tidak akan menulis lebih panjang lagi

    tentang hal ini, karena pembaca yang mempunyai hati bersih

    dan jujur mengerti bahwa saya telah membuktikan betapakelirunya Tuan Sayyid dalam mengartikan doa. Jika Tuan

    Sayyid masih bertahan pada pendiriannya, maka saya telah

    mengajukan suatu cara untuk menjelaskannya. Jika benar-

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    33/83

    33

    benar ini mencari kebenaran, tentu akan menerima usul saya

    tadi.

    BUKU kedua yang ditulis Tuan Sayyid ialah Tarr fUuli 't-Tafsr (Tulisan Tentang Dasar-dasar Penafsiran),betul-betul berbeda dan berlawanan dengan bukunya yang

    pertama ad-Du' wa 'l-Istijbah (Doa dan Pengabulannya).Begitu berbeda dan bertentangan, seolah-olah Tuan Sayyid

    menulis kedua buku itu dalam keadaan mabuk.

    Dalam buku tentang doa, Tuan Sayyid lebih

    mempercayakan dan mementingkan pada takdir tanpa maumengindahkan dan mengikuti akan adanya usaha dalam

    mencapai suatu maksud. Oleh sebab itu, beliau mengingkari

    dan tidak mempercayai pengabulan doa, padahal doa

    merupakan salah satu jalan untuk mencapai suatu maksud,

    yang sudah terbukti kebenarannya oleh lebih dari seratus

    ribu nabi dan jutaan wali.2 Sarana utama apalagi yang berada

    2 Wali suci besar, sang Qub-i-Rabbn( ) dan Ghauts-i-Subn( ),

    [arat] Sayyid Abdu 'l-Qdir Jailn r.a., berdasar atas pengalaman [rohani]beliau sendiri, telah menulis dalam buku beliau Futu 'l-Gha'ib tentangpengaruh rohani orang suci dan bagaimana doanya dikabulkan oleh Tuhan.

    Untuk kepentingan pembaca, kami kutipkan satu bagian dari buku itu berikut

    terjemahannya. Karena, kesaksian seorang ahli dalam bidangnya akan lebih

    terpercaya daripada kesaksian orang lain. Oleh karena itulah seseorang akan

    mempunyai hak lebih besar untuk berbicara tentang pengabulan doa jika dia

    mempunyai pengalaman pribadi dan mempunyai hubungan cinta dan kesetiaan

    dengan Allah swt..

    Tuan Sayyid Ahmad Khan sama sekali tidak berhak untuk berbicara

    tentang hal-hal yang qudus ini. Bertanya tentang falsafah suci ini kepada Tuan

    Sayyid, sama keadaannya seperti menanyakan tentang pengobatan penyakit

    manusia kepada baiar ( ), yakni penjual minum-minuman yang enak dan

    harum.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    34/83

    34

    Tuan Sayyid adalah seorang yang ahli dalam hal pemerintahan dunia

    dan rakyatnya beserta segala masalahnya. Tanpa keraguan beliau memang

    seorang ahli dalam bidang itu dan orang yang tepat menerangkannya. Tetapi,berbicara tentang hubungan antara Tuhan dan manusia, hanya orang-orang suci

    dan orang-orang saleh yang bisa menerangkan dan mengetahuinya.

    Sayyid Abdul Qadir Jailani r.h. menulis:

    Artinya, bahwaJika engkau ingin menjadi kekasih Tuhan, makaingatlah bahwa: Tangan engkau, kaki engkau, lidah engkau, mata engkau, dan

    semua wujud engkaubeserta seluruh bagiannyaadalah patung-patung

    berhala; dan di antara makhluk hidup lainnya adalah: anak-anak engkau, istriengkau, dan segala apa yang engkau cintai di dunia ini seperti harta, kehormatan

    dunia, ketenaran nama, tamak keduniaan, dan kepercayaaan kepada dunia,

    semuanya merupakan berhala. Tawakkal pada teman engkauZaid dan Bakar,atau takut kepada Khalid atau Walid, semua ini adalah patung-patung berhala

    yang menghalangi di jalan engkau. Janganlah sekali-kali memperhatikan berhala

    ini, janganlah engkau terjerumus untuk mengikutinya, janganlah sekali-kali

    tergoda dengan benda ini. Berilah mereka ini tempat semestinya sesuai dengan

    syariat Islam dan sesuai dengan contoh orang-orang saleh dan suci.

    Jika engkau melakukan hal itu sesuai dengan jalan yang dibenarkan,

    maka engkau akan menjadi bagaikan sulfur merah yang terkenal, martabatengkau akan begitu tinggi sampai tidak nampak. Allah swt. akan menjadikan

    engkau pewaris nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya, yakni ilmu makrifat. Dan, berkat-

    berkat mereka yang telah punah akan diwariskan kembali kepada engkau. Dan,

    engkau akan mencapai derajat kewalian. Dan, tidak ada lagi wali yang lebih

    tinggi dari engkau di masa yang akan datang. Karena, doa engkau, keteguhan,

    dan berkat-berkat engkau, akan menjauhkan segala kesusahan dan penderitaan

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    35/83

    35

    di tangan para nabiuntuk mengatasi rintangan-rintanganyang harus dihadapinyakecuali doa?

    Tetapi, dalam buku beliau yang kedua, Tulisan TentangDasar-dasar Penafsiran, seolah-olah Tuan Sayyid tidak

    menganggap takdir sebagai sesuatu yang berguna, karena

    beliau mengatakan bahwa segala sesuatu yang berada di

    dunia ini dianggap sebagai sesuatu yang berdiri sendiri (sui

    generis), seolah-olah semua benda itu telah keluar dari

    kekuasaan Allah swt. dan Dia tidak memiliki kekuasaan untuk

    mengubahnya. Seolah-olah Tuhan-nya Tuan Sayyid adalah

    Tuhan yang kekuasaan-Nya terbatas pada suatu bidang saja.Kekuasaan-Nya untuk ikut campur dan menentukan di alam

    ini hanya ada pada masa lalu, sekarang tidak ada lagi.

    Keadaan yang berlaku pada benda-benda semuanya

    bukan merupakan takdir-Nya, melainkan merupakan khasiat

    dan pembawaan benda-benda itu sendiri, tanpa ada campur

    tangan dari kodrat Ilahi. Jika Tuhan tidak dapat mengubah

    orang-orang. Doa engkau akan menjadi penyebab hujan bagi orang-orang yang

    kelaparan, menumbuhkan tanam-tanaman serta kebun-kebun yang kering dan

    gersang menjadi hijau. Segala macam kekhawatiran, kesusahan, bahkan

    kesulitan raja-raja akan hilang sirna karena doa-doa engkau.Tangan-tangan kodrat akan selalu bersama-sama engkau. Ke mana saja

    bergerak ke situlah engkau akan bergerak, suara abadi akan selalu membimbing

    engkau, apa saja yang engkau katakan adalah perkataan Tuhan dan akan

    diberkati, engkau akan duduk mewarisi ilmu orang-orang suci sebelum engkau.

    Engkau akan menguasai tatanan semesta ini, keinginan, dan doa-doa engkau

    akan membawa pengubahan dalam tatanan alam ini. Jika engkau menghendakikehancuran benda-benda yang ada atau menghendaki benda-benda yang tidak

    ada, maka semuanya akan terjadi sesuai dengan kehendak engkau. Mukjizat-

    mukjizat akan terjadi di tangan engkau, engkau akan di anugerahi ilmu-ilmu

    rohani dan rahasia-rahasia ghaib. Semua ini adalah anugerah dan pemberian

    Allah swt. dan rahasia-rahasia ilmu rohani serta makrifat-makrifat ajaib yangengkau akan dianggap patut menerimanya akan dianugerahkan kepada engkau.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    36/83

    36

    khasiat pada benda-benda, maka khasiat-khasiat itu tidak

    dapat disebut takdir Ilahi, sebab khasiat-khasiat itu tidak

    mungkin diubah-Nya kembali.Takdir mewajibkan adanya Muqadir (wujud yang

    menakdirkan) yakni Wujud yang bebas untuk menentukan.

    Jadi jelas, jika di dalam khasiat benda-benda itu tidak ada

    kekuasaan Tuhan sedikitpun, maka bagaimana bisa dikatakan

    bahwa semua itu merupakan takdir-Nya? Jika masih berada

    dalam kekuasaan Tuhan, berarti khasiat benda-benda itu bisa

    tetap berubah sesuai dengan kehendak Ilahi.

    Pendeknya, Tuan Sayyiddalam bukunya yangkeduabenar-benar menghilangkan kekuasaan hakikiMuqadir atas benda-benda. Sehingga, menurut kepercayaan

    Tuan Sayyid, benda-benda itu sama sekali tidak terpengaruh

    lagi oleh keinginan dan kehendak Allah swt.. Keadaannya

    sama seperti hak-hak penyewa turun-temurun, yang

    diberikan oleh orang-orang Inggris kepada mereka, yakni

    pemilik tanah tidak mempunyai hak untuk memperlakukan

    seenaknya, dan tidak mempunyai hak untuk mengontrolkeadaan diri mereka.

    Dengan penyewa yang turun-temurun inilah, Tuan

    Sayyid menyamakan benda-benda di bumi, seperti api, air dan

    lain-lain. Bahkan, menurut Tuan Sayyid, hukum takdir lebih

    kejam dari hukum Inggris. Karena, seandainya penyewa tidak

    berhasil membayar lunas pajak penghasilanbagaimana pun

    kecilnyaselama satu tahun, maka hak dia dapat ditiadakan.Tetapi, Tuan Sayyid benar-benar menghabiskan(menghilangkan) hak-hak Pemilik, yakni Tuhan, dan ini

    merupakan aniaya besar.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    37/83

    37

    TUAN Sayyid telah mengundang lawan debatnya untuk

    menyebut satu-per-satu kriteria yang benar sebagai landasan

    untuk menafsirkan Alquran. Tetapi, di sini saya perlu sedikitberkhidmat kepada Tuan Sayyid, semata-mata terdorong oleh

    keinginan menunjukkan jalan kepada orang yang keliru, dan

    hal ini saya anggap sebagai kewajiban/keterpanggilan. Maka,

    ketahuilah bahwa:

    Kriteria pertama untuk penafsiran yang benar adalah

    Alquran sendiri. Harus dicamkan benar-benar bahwaAlquran tidak seperti kitab-kitab [suci] lainnya yang

    memerlukan kesaksian kitab lain untuk membuktikankebenarannya. Alquran adalah suatu bangunan kokoh serta

    sempurna bentuknya, setiap batu-batanya terletak pada

    posisinya masing-masing. Memindahkan satu saja dari batu-

    batanya akan mengganggu susunan bangunan itu secara

    menyeluruh. Tidak ada suatu kebenaran yang tidak ditunjang

    oleh paling sedikit sepuluh atau duapuluh kesaksian yang

    terdapat di dalam Alquran sendiri.

    Oleh karena itu, jika kita mengartikan satu ayatAlquran, maka kita harus melihat apakah di tempat lain ada

    ayat Alquran mengukuhkan arti itu atau tidak. Apakah ayat-

    ayat yang lain menunjang dan memberi kesaksian atas

    kebenaran arti itu atau tidak? Jika ayat-ayat lain tidak

    menunjang dan tidak memberikan kesaksian atas kebenaran

    arti itubahkan menentangnya, maka tidak ada jalan lain

    bagi kita selain menolak arti yang pertama itu danmenganggap arti itu salah sama sekali. Karena, satu hal yang

    tidak mungkin di dalam Alquran ialah adanya pertentangan di

    antara satu ayat dengan ayat yang lain. Tandanya bagi arti

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    38/83

    38

    yang benar ialah ayat-ayat Alquran yang lainnya mendukung

    dan mengukuhkannya.

    Kriteria kedua adalah tafsir dari aratRasulullah saw.sendiri. Tidak diragukan lagi bahwa orang yang palingmengerti dan paham akan maksud Alquran adalah nabi besar

    kita, arat Rasulullah saw.. Jika satu arti dari ayat Alquranterbukti diartikan oleh Rasulullah saw., maka kewajiban

    seluruh umat Islam untuk menerima arti itu tanpa keraguan

    dan keseganan sedikitpun. Jika dia tidak mau menerima tafsir

    dan arti yang diberikan oleh Rasulullah saw., maka ia akan

    menderita karena kekurangan iman dan kecintaan yangberlebih-lebihan terhadap filsafat dunia.

    Kriteria ketiga adalah tafsir yang diberikan para

    Sahabat r.a.. Tidak diragukan lagi bahwa para Sahabat r.a.

    merupakan pewaris utama dan pertama dari nur ilmu-ilmu

    nubuwat Rasulullah saw.. Merekalah yang menerima cahaya

    rohani dari Rasulullah saw., juga karunia Allah swt. yang

    besar menyertai mereka. Dalam memahami Alquran, Allah

    swt. selalu menolong kekuatan pemahaman mereka. Merekatidak hanya membaca dan bicara, tetapi ajaran Alquran telah

    mendarahdagingi mereka, dan mereka memiliki pengalaman

    rohani.

    Kriteria keempat adalah merenungkan isi Alquran

    dengan nafs (jiwa) sendiri yang telah mencapai kesucian.

    Sebab, nafs yang suci mempunyai keserasian dengan Alquran

    seperti yang difirmankan Allah swt., (lyamassah illa 'l-muohharn[a])artinya, Tidak seorangpun bisa menyentuh Alquran kecuali orang-orang yang

    disucikan. (QS [Al-Wqiah] 56:80)

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    39/83

    39

    Yakni, ilmu hakikat dan makrifat Alquran akan terbuka

    bagi orang-orang yang hatinya bersih dan suci. Karena, antara

    kesucian hati dan kehalusan ilmu makrifat Alquranmempunyai hubungan yang erat satu sama lain. Dia akan

    mengenalnya, merasakannya, dan hati nuraninya akan

    mengatakan, Inilah arti yang benar.Cahaya hati nuraninya merupakan batu-ukuran keras

    (kuat/kokoh) untuk menguji mana yang benar mana yang

    salah, dan merupakan satu alat (sarana) untuk mencapai

    kebenaran Alquran. Oleh karena itu, janganlah seseorang

    dengan sombong dan takabur mengaku-ngaku dirinyaberpura-pura sebagai ahli Alquran sebelum ia melewati jalan

    lurus dan sempit yang telah dilalui para nabi sebelumnya dan

    sebelum ia mempunyai pengalaman-pengalaman rohani. Jika

    ia tidak memperhatikan hal itu, maka tafsirnya akan menjadi

    tafsir birra'yi (penafsiran berdasarkan pendapatnya sendiri)

    yang dilarang oleh [arat] Rasulullah saw., Ma-fassara 'l-Qur'na bir'yih fa'aba faqod akh'u (Barangsiapamenafsirkan Alquran dengan pendapatnya sendiri, sekali punbetul dalam pandangannya, maka sungguh/tetap dia

    melakukan kekeliruan).Kriteria kelima adalah Bahasa Arab sendiri sebagai

    bahasa yang dipergunakan dalam Alquran. Ini juga satu batu

    ujian meskipun kita tidak perlu mempergunakannya dengan

    seksama/berlebihan karena kata-kata Alquran sendiri cukup

    untuk mengartikan ayat-ayat lain. Jadi, tidak perlu untukmenyelidiki ilmu Bahasa Arab. Namun pengetahuan tentang

    Bahasa Arab memang dapat menambah pengertian, bahkan,

    adakalanya, dengan menggali ilmu bahasa akan mendorong

    untuk mengenal rahasia Alquran yang tersembunyi.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    40/83

    40

    Kriteria keenam adalah untuk memahami niam rohanidiperlukan pula memahami niam jasmani. Karena, di antara

    kedua niam Allah swt., ini terjadi hubungan kebersamaandan keselarasan.Kriteria ketujuh adalah wahyu para wali, orang suci,

    mimpi, serta kasyaf para muadditsn.3 Kriteria ini seolah-olah

    3 DALAM SALAH satu bukunya, Tuan Sayyid menyatakan bahwa wahyu tidakmerupakan kriteria untuk membuktikan suatu kebenarandan memang beliautidak bersedia mengakuinya. Hal ini tidak lain karena Tuan Sayyid tidak

    memandang wahyu nubuwwat (wahyu kenabian) dan wahyu walayat (wahyukewalian) dengan pandangan hormat sebagaimana mestinya; tetapi,

    menganggapnya sebagai pembawaan alamiah manusia. Alangkah baiknya, di

    sini, untuk menyinggung sedikit pandangan Tuan Sayyid tentang wahyu:

    Pertama-tama, satu kesalahan besar sekali yang bisa menyesatkan

    manusia: menganggap wahyu yang datang dari Allah swt. merupakan sekadar

    pembawaan atau keahlian yang diberikan oleh alam semesta kepada manusia.

    Adalah nyata bahwa semesta telah memberikan kepada manusia semua

    pembawaan ini, yakni bermacam-macam keahlian seperti kemampuan dan

    bakat. Misalnya, ada sebagian orang lebih cenderung dan berbakat pada

    matematika, ada sebagian lagi pada ilmu kedokteran, dan sebagian lagi ada padailmu logika dan ilmu kalam (ilmu tata cara pembahasan).

    Tetapi, memiliki bakat dan kemampuan dalam satu bidang tidak cukup

    untuk membuat dia betul-betul ahli dalam bidang itu. Bakat dan kemampuan

    masih tetap terpendam sebagai suatu potensi sampai pada suatu saat ia akan

    keluar dan berkembang atas bimbingan sang guru. Menjadi ahli matematik,

    menjadi ahli ilmu alam, ahli ilmu aljabar, adalah setelah bakat serta kemampuan

    yang terpendam tadi dilatih dan diasuh oleh para guru.

    Seorang Guru yang bijaksana akan terus memberikan semangat kepada

    muridnya yang berbakat itu untuk terus belajar dan berlatih dalam bidang yang

    sesuai dengan bakatnya tersebut. Seperti dikatakan oleh seorang penyair:Setiap orang dengan pembawaannya masing-masingia dilahirkan;Ditanamkan semesta dalam dirinya sebagai fitrat[itu] kecenderungan.

    Pendidikanlah yang mempengaruhi semua bakat alamiah yang terpendam itu,

    yang akan berkecambah dan mekar dan memperlihatkan potensinya.

    Setelah melalui pendidikan, maka bakat-bakat alamiah, kemampuan

    yang diberikan alam akan berkembang dan memperlihatkan kemampuannya.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    41/83

    41

    Barulah, pada tahap berikutnya, hal-hal yang semula sukar dimengerti dan halus

    dari ilmu, itu akan timbul di dalam dirinya. Dan, hal-hal baru yang Allah swt.

    tanamkan dalam pikirannya bisa dikatakan inspirasi atau ilham. Karena, segala

    sesuatu yang baru dan ide yang berguna ada dimasukkan ke dalam pikiran oleh

    Allah swt.. Bukankah Tuhan berfirman (fa'alhamah

    fujroh wa taqwh)artinya, maka Dia mengilhamkan pada jiwa itu jalankefasikan dan ketakwaannya. (QS [Asy-Syams] 91:9)?

    Maksudnya, baik pikiran yang jahat maupun yang baik, yang terlintas

    dalam pikiran manusia, semuanya, adalah datang dari Tuhan sebagai ilham.

    Orang-orang yang baik karena memiliki tabiat atau fitrah yang baik, akan keluar

    juga hal-hal yang baik dari mulutnya. Begitu pula sebaliknya, orang-orang yang

    jahat karena memiliki tabiat yang jahat, tidak akan aneh jika dari mulutnyakeluar hal-hal yang tidak baik. Perbedaan ini, semata-mata karena perbedaan

    bakat, fitrat, dan pembawaan alamiah. Bakat dan pembawaan alamiah inilah

    yang menimbulkan tulisan karya-karya agung dan pidato-pidato yang berguna,

    dan kemampuan serta bakat yang buruk memproduksi karangan-karangan serta

    karya-karya jahat dan tidak suci.

    Perbedaan Wahyu Ilahi dengan Inspirasi

    Yang jadi persoalan sekarang adalah apakah asal hakikat dari wahyunabi-nabi pun serupa dengan itu? Apakah wahyu-wahyu itu juga asalnya dari

    pembawaan alamiah yang ditanam dan dikembangkan melalui latihan bisikankalbu? Jika demikian keadaannya, kita menjerumuskan diri sendiri ke dalam

    kesukaran besar.

    Seandainya wahyu dan ilham nabi-nabi itu berasal dari pembawaan

    alamiah, maka bagaimanakah kita bisa membedakan nabi-nabi dan rasul-rasul

    dengan orang-orang yang dikatakan juga memperoleh inspirasi dan ilham?

    Mungkin Tuan Sayyid akan mengatakan bahwa memang ada semacam wahyu

    yang merupakan kata-kata yang dapat dikatakan atau diucapkan dengan lisan

    seperti Alquran.

    Saya rasa, saya mengerti dan memahami cara Tuan Sayyid

    mengemukakan argumennya. Wahyu secara lisan yang beliau yakini berbedadengan wahyu lisan yang kita percayai. Pada umumnya, inspirasi atau timbulnya

    ide-ide itu melalui bisikan kalbu, biasanya berupa kata-kata, dan artinya

    biasanya tidak lepas serta terpisah dari kata-kata.

    Coba perhatikan perbedaan antara Alquran dan Hadis. Karena adanya

    perbedaan itulah, kita tidak bisa mengatakan bahwa sumber kata-kata dalam

    hadits sama dengan sumber kata-kata dalam Alquran. Alquran berasal dari

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    42/83

    42

    sumber yang lain dan hadis adalah dari sumber lain yang berbeda pula;

    meskipun, jika ditinjau menurut pengertian umum tentang ilham dan inspirasi,

    kedua-duanyayaitu Alquran dan Hadisberasal dari Tuhan juga. Pandangankami dikuatkan oleh ayat Alquran sebagai berikut, (wa m

    yaiqu ani 'l-haw)artinya, Dan tidaklah apa yang diucapkan itu menurutkemauan nafsunya. (QS [An-Najm] 53:4).

    Sekali lagi di sini kami ingin mengingatkan kembali, bahwa segala

    macam inspirasibagaimana pun bentuknyaselalu disertai dengan kata-kata.Misalnya seorang penyair yang sedang merenung satu bait dalam syairnya. Jika

    ada inspirasi dalam pikirannya, maka inspirasi tentu dengan kata-kata, tidak

    mungkin tanpa kata-kata.Sekarang, setelah persoalannya menjadi jelas bahwa ahli-ahli filsafat,

    ahli tasawuf, dan penyair juga sering mendapatkan inspirasi dari Tuhan,

    inspirasi yang berbentuk kata-kata atau ilham lisan dalam arti yang lebih luas.

    Demikian pula orang-orang suci serta orang-orang jahat dua-duanya dianugerahi

    pembawaan yang sama sesuai dengan fitrat alamiah masing-masing. Mereka

    selalu mendapat inspirasi sesuai dengan pembawaan masing-masing. Misalnya,

    orang yang menemukan kereta api, jika dia mendapatkan inspirasi yang serupa

    untuk menemukannya, begitu juga orang yang menemukan listrik. Maka, dengan

    demikian, keberatan terhadap pandangan kami itu akan berlaku pula terhadap

    pendapat Tuan Sayyid.Kalau Tuan Sayyid mengatakan bahwa sifat inspirasi yang datang

    kepada nabi-nabi, ahli ilmu pengetahuan, orang yang beriman dan orang-orang

    kafir pada prinsipnya sama, tetapi inspirasi pada nabi-nabi dan rasul-rasul selalu

    benar adanya, maka jawaban demikian akan memaksa Tuan Sayyid untuk

    mengakui, bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan antara wahyu-wahyu dan

    inspirasi yang datang kepada nabi-nabi, dengan catatan inspirasi nabi-nabi

    selalu bebas dari kesalahan, sedang inspirasi Aristoteles, Plato, dan ahli filsafat

    lainnya tidak lepas dari kesalahan.

    Wahyu Nabi-nabi Murni Kalam Ilahi dan Cara Wahyu Ilahi TurunPengakuan (pendapat) semacam ini sama sekali tidak berdasar, bahkan

    tidak bisa dibuktikan dengan dalil, karenajika demikian, maka kita harusmengakui bahwa sebagian besar nasihat yang baik, hal-hal yang baik tentang

    akhlak yang terdapat dalam buku ahli filsafat yang bersih dari kesalahan, yang

    selaras dengan Alquran, semuanya merupakan kalam Ilahi, sama derajat dan

    sifatnya dengan Alquran yang merupakan kalam Ilahi.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    43/83

    43

    Kalau benar demikian, maka tulisan ahli filsafat yang mengandung

    kesalahan dapat dikatakan sebagai satu kesalahan pertimbangan, seperti pulahalnya para nabi yang juga ada kalanya ijtihad mereka tidak luput dari kesalahan

    biasa terjadi pada para nabi, sehingga dengan dasar ini ahli filsafat atau malah

    orang-orang kafir bisa disamakan dengan nabi-nabi.

    Sekarang, jelaslah paham yang membahayakan semacam ini merusak

    kepercayaan Islam sejati. Hampir saja iman Tuan Sayyid akan rusak dan sia-sia

    karenanya. Malah mungkin, suatu waktu Tuan Sayyid akan mengatakan bahwa

    inspirasi ahli filsafat seperti Newton dan lain-lain lebih tinggi derajatnya

    daripada wahyu Ilahi.

    Sayang, seandainya Tuan Sayyid menjadikan Alquran sebagai batu ujian

    untuk memahami arti Alquran, niscaya dia akan selamat dari jurang kehancuran.Alquran tidak pernah menggambarkan dan menerangkan wahyu-wahyunya

    sebagai mata air yang keluar dari dasar bumi, tetapi Alquran selalu memisalkan

    wahyu-wahyunya sebagai hujan yang turun dari langit.

    Kalau saja Tuan Sayyid menanyakan kepada orang yang pernah

    mengalami menerima wahyu apa wahyu itu dan bagaimana turunnya, tentu

    beliau akan selamat dari kekeliruan ini. Tetapi karena persepsi salah yang beliau

    sebarkan ini, sehingga Tuan Sayyid telah merusak dan menghancurkan sebagian

    besar iman orang-orang Islam, menjadikan mereka orang-orang atheis dan

    agnostik (tidak percaya adanya Tuhan maupun akhirat). Beliau telah

    menurunkan derajat dan martabat wahyu nubuwat, menyamakannya sebagaipembawaan alamiah dan inspirasi. Karena itu, tidak ada perbedaan antara orang

    beriman dan orang kafir, semuanya sama kalau ditinjau dari sudut itu.

    Pada saat ini, demi Allah, saya hanya ingin menyampaikan pengalaman

    pribadi saya sendiri. Mudah-mudahan, Allah swt. menurunkan rahmat dan

    karunia-Nya kepada Tuan Sayyid.

    Tuan Sayyid yang terhormat! Saya bersumpah dengan nama Allah Yang

    [Maha] Agung atas kebenaran ini bahwa wahyu Ilahi turun dari atas [ke dalam]

    hati manusia sama keadaannya seperti sinar matahari jatuh menimpa dinding.

    Hal ini saya alami tiap hari.

    Pada saat di mana wahyu Ilahi akan mulai turun, hal pertama yangterjadi pada diri saya ialah keadaan setengah tidur. Dalam keadaan demikian,

    saya merasakan diri saya seolah-olah bukan diri saya lagi, meskipun saya tetap

    mempunyai perasaan, daya cercap serta kesadaran, tetapi saya merasa bahwa

    ada satu Zat Yang Maha kuat menguasai diriku sepenuhnya, dan saya merasa

    wujud saya dengan segala pembuluh darahnya ada di dalam genggaman-Nya,

    dan segala yang ada pada saya semuanya menjadi milik-Nya.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    44/83

    44

    Jika telah mencapai tahap demikian, maka pertama-tama Allah swt.

    menampakan di hadapan mata saya segala pikiran saya yang Dia hendakmenyinarinya dengan nur kata-kata-Nya. Misalnya, tentang Zaid yang sedang

    sakit, terlintas dalam pikiran saya apakah dia akan sembuh atau tidak? Dengan

    tiba-tiba sepotong kalam Ilahi jatuh turun seperti sebuah sinar, dan acap kali

    seluruh badan saya bergetar dengan jatuhnya kalam Ilahi itu.

    Sesudah berlalunya persoalan ini, pikiran kedua datang. Bersamaan

    dengan pikiran itu jatuh pula seberkas sinar Kalam Ilahi. Begitu seterusnya,

    seolah-olah seorang pemanah melepaskan anak panahnya ke suatu sasaran

    secara berturut-turut. Aku merasakan pada saat itu bahwa rangkaian semacam

    itu timbul dari pembawaan alamiah, tetapi kalam yang jatuh di atasnya datang

    dari Allah swt..Benar, bahwa setelah berfikir, inspirasi biasa pula datang pada seorang

    penyair, tetapi kedua-duanya tidak bisa disamakan. Mensejajarkan wahyu Ilahi

    dengan inspirasi yang timbul pada seorang penyair adalah suatu yang kurang

    ajar dan tidak hormat. Inspirasi penyair adalah usaha yang keras dan olah daya

    pikir. Jika inspirasi datang dia tetap dalam keadaan sadar diri dan tetap dalam

    batas-batas manusia biasa, baik pikiran maupun jasmaninya, tetapi wahyu Ilahi

    datang ketika semua wujud si penerima berada dalam keadaan kekuasaan

    Tuhan, meskipun dia tetap sadar, tetapi semua kesadaran, indera dan seluruh

    anggota badan ada dalam keadaan genggaman-Nya. Seolah olah lidah bergerak

    tidak atas kemauannya melainkan atas kehendak Zat Yang Mahakuat yangmenggerakkannya. Keadaan semacam ini yang saya terangkan tadi membuat

    jelas perbedaan antara inspirasi manusia dan wahyu Ilahi.

    Terakhir, aku berdoa ke hadhirat Ilahi, semoga pikiran naturalistis yang

    tertutup ini dicuci bersih dari setiap hati orang-orang Islam sampai tidak

    meninggalkan bekas sedikitpun, karena berkat-berkat Islam tidak akan jelas

    kelihatan oleh mata sebelum asap naturalisme hilang sirna dari pandangannya.

    Wahai pemuja hukum duniawiDari segala penjuru, datang bahaya hasil pekerjaan tangan engkau ini

    Betapa besar duka cita yang engkau bawa pada kamiSiapa yang memilih keserongan jalan engkau, tidak pernah kembali pada

    jalan yang benar ini

    Ketika aku selidiki dengan cermat, musibah yang terjadi ini hanyalah

    musibah, yang kita buat sendiri.

    Telah lepaskan ajaran Alquran pada kita

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    45/83

    45

    mencakup seluruh kriteria, karena penerima wahyu

    muhaddatsah merupakan refleksi yang benar dari nabi yang

    dianutnya.

    Dan sejak hari itulah bencana-bencana mengelilingi kita

    Tiada kesalahan dalam ilmu hukum alampada dasarnyaNamun, karena salah kaprah, keimanan suram dan hilanglah cahaya

    pengertian kita

    Mereka mengerubuti setitik air, samudera yang terhamparmerekajauhkan

    Mereka menertawakan hari akhirat, surga, hari pembalasan dan hari

    pengumpulan

    Hal ini di luar akal sehat manusia!sambil mereka katakanDan jika disebutkan tentang malaikat, Ini di luar akal sehat manusia!

    mereka katakan

    Oh Tuan Sayyid, pemimpin rasionalis!

    Awas waspadalah kaki engkautidak di atas jalan yang logis

    Dalam senja hidup, yang menguasai pikiran engkauapakah gerangan?Pergilah dan bertobat, ini arah bukan jalan kesucian.

    Aku khawatir dengan mengikuti faham ini,

    Mungkin engkau akan menyatakan pada suatu hari:

    Paham tentang Tuhan juga suatu yang sia-sia.Wahai sang pemimpin, sadarila'!

    Membiarkan daya pikir menilai karya-karya Ilahi tanpa kendali

    merupakan semacam hal yang gila.

    Yang engkau peroleh dengan merenung secara bebasapa gerangan?Duduklah sebentar, saat ini bukanlah berontak dan untuk melawan.

    Wahai hamba, carilah ilmu hakiki dari Tuhan

    Tidak murah dan gampang untuk mencapai rahasia Tuhan.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    46/83

    46

    MUADDATS melakukan peranan seorang nabi dan iadiberi semua sifat dan hal-hal yang diberikan kepada seorang

    nabi, kecuali sifat kenabian. Dan ia tidak membawa hukumbaru. Dan akan diperlihatkan kepadanya ajaran yang benar.

    Tidak hanya itu saja; bahkan, semua hal-hal yang terjadi pada

    [arat] Rasulullah saw., pula terjadi padanya sebagai suatukarunia dan rahmat Ilahi. Dia tidak bicara secara spekulasi,

    melainkan atas dasar pengetahuan dan pengalaman. Ia

    membicarakan sesudah melihat dan mendengar.

    Jalan untuk melihat karunia dan mendengar ucapan

    Tuhan ini masih tetap terbuka bagi umat[arat] Rasulullahsaw.. Tidak mungkin tiada pewaris hakiki dari beliau saw..

    Siapakah yang bisa menjadi ahli warisnya? Bukankah hamba

    dunia yang tertarik akan gemerlapan dunia adalah hidup

    mencari ketenaran saja?

    Janji Tuhan sangat jelas dalam hal ini bahwa orang-

    orang yang bersih hatinya sajalah yang akan dianugerahi ilmu

    suci rohani sebagai pewaris nabi-nabi. Adalah penghinaan

    terhadap ilmu suci tersebut jika setiap orang mendakwakandiri sebagai pewaris nabi, padahal dia terjerumus ke dalam

    lumpur keduniawian. Dan juga, merupakan suatu kebodohan

    besar untuk mengingkari akan adanya [eksistensi] wujud-

    wujud ilmu rohani nabi-nabi serta mempercayai bahwa

    rahasia nubuwat/kenabian hanya merupakan kisah di masa

    lampau, sekarang tidak ada lagi di hadapan kita, dan suatu

    yang tidak mungkin untuk mendapatkannya serta tidak adacontoh tentang hal itu.

    Jika keadaannya demikian, maka Islam tidak bisa

    dikatakan sebagai agama yang masih hidup, tetapi Islam akan

    merupakan agama mati seperti agama-agama lainnya, dan

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    47/83

    47

    masalah kenabian juga merupakan kisah umat Allah yang

    masa lalu saja. Allah swt. tidak menginginkan demikian,

    karena Dia tahu bahwa bukti kebenaran Islam sebagai agamahidup, dan hakikat nubuwwat yang meyakinkan akan terus

    diperlukan. Demikian pula bukti yang membungkam mulut

    orang yang selalu mengingkari wahyu pada setiap zaman

    akan tetap muncul. Silsilah (rangkaian) ini akan berlangsung

    dalam bentuk muaddatsiyah dan demikianlah yang Diaperbuat.

    Siapakah orang-orang muaddatsiyah itu? Mereka ialah

    orang-orang yang menerima wahyu Ilahi. Pikiran dan jiwamereka serupa dengan pikiran dan jiwa nabi-nabi (a.s.).

    Mereka merupakan tanda hidup bagi sifat-sifat kenabian yang

    ajaib supaya masalah turunnya wahyu yang sangat halus ini

    jangan hanya tinggal merupakan kisah saja pada setiap

    zaman. Dan satu kesalahan besar, jika berpendapat bahwa

    para nabi wafat begitu saja tanpa meninggalkan ahli waris,

    dan berbicara tentang hal itu hanyalah berbicara tentang hal

    yang mati dan tiada.Bahkan pewaris rohani dari para nabi terus lahir pada

    setiap seratus tahun sesuai dengan keperluan. Dan untuk

    abad ini, Allah swt. telah mengutus hamba yang lemah ini

    untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah merusak

    ke dalam kepercayaan umat Islam pada zaman ini. Kesalahan-

    kesalahan tersebut tidak bisa dilenyapkan tanpa karunia khas

    Allah swt. supaya bukti-bukti adanya Tuhan Yang Hidup tetapada bagi orang-orang yang ingkar, juga kebesaran, keagungan,

    serta hakikat Islam dapat dibuktikan dengan tanda-tanda Ilahi

    yang segar. Semua ini tetap berlangsung. Makrifat-makrifat

    Alquran tetap tampak. Keindahan, kehalusan, dan kebenaran

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    48/83

    48

    Alquran yang mendalam terus terbuka. Tanda-tanda Langit

    [dan] mukjizat-mukjizat terus tampak. Keindahan berkat-

    berkat dan nur Islam di dunia inisekali lagidiperlihatkanTuhan.Biarlah orang-orang mempunyai mata untuk

    melihatnya. Biarlah orang yang mempunyai sedikit kecintaan

    kepada Allah swt. dan rasul-Nya datang mencoba. Dan biarlah

    ia masuk dalam Jemaat yang Dia ridai, Jemaat yang fondasinya

    diletakkan sendiri oleh Allah swt.. Mengatakan bahwa

    jalan/pintu wahyu Ilahi telah tertutup dan tidak akan ada lagi,

    doa-doa tidak dikabulkan lagi; ini hanyalah jalan kehancurandan bukan jalan keselamatan.

    Jangan sekali-kali menolak rahmat Tuhan. Bangkit dan

    cobalah. Jika Anda menemukan seseorang yang sedangberbicara ini hanya seorang biasa, dengan pengertian danakal biasa, mengatakan hal-hal yang biasa, janganlah

    menerimanya. Tetapi, jika kamu menemukan sesuatu yang

    luar biasa padanya, serta menyaksikan sinar dari tangannya

    yang senantiasa telah menampakan diri dalam wujud-wujudyang membela haq (kebenaran) dan menerima kalam/wahyu

    Ilahi, maka tidak ada jalan lain bagi kamu selain

    menerimanya.

    Ingatlah bahwa karunia Allah swt. yang paling besar

    kepada hambanya ialah Dia tidak menghendaki Islam sebagai

    agama yang mati seperti agama-agama lainnya. Tetapi Dia

    tetap menginginkan Islam sebagai suatu kepercayaan yangmemberikan keyakinan, mengalirkan ilmu-ilmu Ilahi dan

    selalu siap siaga melawan orang-orang yang mengingkari

    serta orang-orang yang berusaha memperkecil dan

    mengurangi martabatnya.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    49/83

    49

    Coba perhatikan! Jika bertemu orang-orang yang

    mengingkari wahyu nubuwwat dan mengatakan bahwa

    wahyu hanyalah khayalan belaka, bagaimana kamu dapatmenutup mulutnya selain mengemukakan contoh orang yang

    menerima wahyu itu sendiri? Tidak ada dalil lain selain dari

    itu.

    Apakah itu suatu kabar gembira ataukah kabar buruk

    bahwa berkat-berkat samawi hanya beberapa tahun saja

    tinggal di dalam Islam, kemudian sumber mata airnya kering

    dan menjadi agama mati, tanpa bisa memberikan kehidupan

    lagi? Inikah tanda sebuah agama yang benar?

    PENDEKNYA, inilah kriteria-kriteria penafsiran yang

    benar, dan tidak ragu lagi bahwa banyak penafsiran Tuan

    Sayyid tidak memenuhi syarat kriteria yang tujuh ini. Namun,

    bukan maksud kami di sini untuk mengajukan keberatan-

    keberatan mengenai karya beliau. Tuan Sayyid merasa sangat

    bangga mengenai hukum kodrat, namun hukum itu beliau

    lupakan dalam tafsirnya.Misalnya, menurut beliau, wahyu hanyalah merupakan

    pembawaan alamiah, lain tidak. Antara si penerima dan

    Tuhan tidak ada malaikat sebagai perantara. Betapa

    bertentangannya paham ini dengan hukum alam dari Tuhan.

    Dengan nyata kita melihat bahwa untuk perkembangan

    jasmani kita memerlukan perantara dari langit. Allah swt.

    telah menundukkan bulan, matahari, dan bintang-bintanguntuk faedah kita. Limpahan-limpahan dari zat, mata rantai

    dari segala sebab, sampai kepada kita melalui perantara-

    perantara dan sarana-sarana.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    50/83

    50

    Memang semua kebajikan dan kebaikan itu datang dari

    Allah swt., sang Penyebab dari segala sebab-musabab. Namun,

    hal itu tidak begitu saja sampai kepada kita tanpa perantara.Misalnya, mata kita menerima cahaya. Memang cahaya itu

    datang dari Tuhan; tetapi, cahaya sampai pada kita melalui

    matahari, dan mataharilah sebagai perantara. Kita tidak

    melihat satu bendapun dalam niam jasmani iniyang Tuhananugerahkan kepada kita dengan tangan-Nya sendiritanpamelalui perantara.

    Semua benda sampai kepada kita melalui zat perantara.

    Organ pengertian, akal, dan pikiran kita tidak sempurna,tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan, tidak seperti konsep

    pemikiran Tuan Sayyid tentang pembawaan alamiah dari

    wahyu. Mereka tetap memerlukan pendorong dan perangsang

    dari luar layaknya matahari. Oleh karenanya, apa yang

    dikatakan Tuan Sayyid tidak selaras dengan dunia lahiriah.

    Di samping itu, kesaksian dari pengalaman-pengalaman

    yang merupakan kesaksian yang paling kuat, menolak dengan

    sangat pandangan Tuan Sayyid. Hamba yang lemah ini,sekarang sudah sebelas tahun lamanya dianugerahi untuk

    menerima wahyu Ilahi. Saya tahu benar dengan seyakin-

    yakinnya bahwa wahyu turun dari Langit. Seandainya ia

    dimisalkan dengan salah satu benda dunia, maka hampir

    serupa dengan aliran listrik yang kuat, yang selalu

    memperlihatkan perubahan-perubahan yang dialaminya.

    Saya melihat, di saat wahyu yang turun kepada sayasebagai wahyu wali-wali, saya merasa ada satu kekuatan dari

    luar yang menguasai diri saya, dan kadang-kadang begitu

    hebatnya kekuatan itu menarik saya ke dalam kekuatannya.

    Sehingga, kekuatan rohani betul-betul menguasai diri saya

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    51/83

    51

    dan terserap ke dalam kekuatan-Nya yang tidak tertahankan.

    Dalam saat-saat itulah, saya mendengar kalam Allah swt.

    dengan jelas dan terang.Kadang-kadang, saya melihat malaikat.4 Dan, saya

    merasakan, melihat keagungan serta pengaruh dari kejadian

    itu. Kadang-kadang, kabar yang saya terima berhubungan

    dengan hal-hal gaib. Sumber kejadian itu dari luar, yang bisa

    membuktikan adanya wujud Tuhan. Mengingkari hal ini

    berarti mengingkari kebenaran yang jelas dan nyata.

    SUDAH sepatutnya Tuan Sayyid menerima kebenaranini sebelum saat kematian datang. Sungguh mengherankan

    sekali, beliau melihat niam lahiriah tetapi menolakkeselarasan antara niam jasmani dan rohani. Apakah beliautidak mengerti bahwa Allah swt. menjadikan niam jasmanisedemikian rupa sehingga sinar matahari jatuh pada kita dari

    langit, dan Sumber HakikiPenyebab segala-galanyamenurunkan pengaruhnya yang berguna untuk kekuatan

    jasmani kita: akal, pikiran dan lain-lain melalui perantaraanlangit.

    Bukan kebiasaan-Nya memberikan anugerah-Nya

    kepada kita tanpa melalui perantara. Kalau demikian halnya,

    bagaimana Allah swt. memutuskan kita dari silsilah perantara

    (media) ini dalam niam rohani kita? Apakah kita betul-betulterputus secara jasmani dari silsilah ini? Atau, terikatkah kita

    oleh serentetan perantara-perantara yang sampai kepada kitamelalui hukum sebab dan akibat? Apakah tidak ada media

    jasmani dalam niam jasmani? Tentu saja ada. Niam alam

    4 Malaikat kadang-kadang bisa dilihat dan adakalanya menyampaikan wahyu

    dengan perantaraan kalam (kata-kata) saja.

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    52/83

    52

    mempunyai pengaruh kepada kita melalui silsilah penyebab

    yang sampai kepada kita dimulai dari Penyebab Utama, yakni

    Tuhan.Untuk mempelajari lebih dalam tentang hal ini cobalah

    lihat buku kita Tau-i-Maram dan 'nah Kamlt-i-Islmterutama tentang malaikat. Konsep Islam tentang malaikat

    yang terinci bisa ditemui dalam buku yang terakhir, suatu

    pembahasan semacam itu tidak ada dalam buku yang lain.

    Untuk mengetahui bagaimana konsep Tuan Sayyid

    tentang Tuhan, cukuplah kita mengetahui dari perkataannya

    bahwa Tuhan Yang Maha Menentukan tidak mempunyaikedaulatan dan kekuasaan pada makhluk-makhluk-Nya. Tuan

    Sayyid tidak mengetahui bahwa ketuhanan Tuhan

    berhubungan erat dengan Kekuasaan-Nya yang sempurna.

    Kekuasaan baru dapat dikatakan satu kekuasaan jika

    mempunyai kekuasaan untuk campur-tangan dalam urusan

    makhluk-makhluk-Nya setiap saat. Kekuasaan Tuhan tidak

    terbatas. Dia-lah Pencipta segala-galanya.

    Peristiwa penciptaan semua makhluk itu bersesuaiandengan sifat-sifat-Nya yang tidak terbatas. Dia tetap

    mempunyai kekuasaan dalam Tangan-Nya, kekuasaan yang

    tidak terbatas untuk tetap ikut campur dalam kehidupan

    makhluk-makhluk-Nya, supaya dalam satu saat pun tidak

    dapat dikatakan bahwa kekuasaan-Nya sudah tidak berlaku

    lagi.5 Kalau seandainyanadzu bi'l-Lhkeyakinan

    5 Jika kita mengetahui bahwa hikmah-hikmah Tuhan yang tidak terbatas

    memberikan Dia kekuasaan yang tidak terbatas untuk ikut campur-tangan dalam

    jalannya alam yang normal, ini akan menimbulkan satu keberatan bahwa kita

    tidak bisa lagi mempercayai khasiat, pembawaan, dan sifat alamiah benda-benda

    yang ada di alam ini. Misalnya, seandainya Tuhan dianggap mempunyai

    kekuasaan penuh untuk mengubah sifat-sifat air melalui sebab-sebab yang

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    53/83

    53

    tersembunyi dalam pengetahuan-Nya, atau membuat tanah bisa menjadi emas

    dalam lapisan bumi yang tertentu dengan kekuasaan-Nya, atau sebaliknya, emas

    menjadi tanah, tentu dengan kekuasaan yang sewenang-wenang seperti ini,

    semua ilmu alam dan ilmu pengetahuan akan hancur berantakan.

    Jawaban soal tadi ialah, bahwa mempunyai pikiran seperti itu benar-

    benar salah. Karena, kita melihat ratusan pengubahan dan pembentukan baru

    terjadi di alam ini. Semua ada dalam hikmah rahasia-rahasia-Nya yang tidak

    terbatas. Coba ambil bumi sebagai contoh. Pengubahan-pengubahan dan

    pembentukan-pembentukan baru terus berlangsung dan akan terus terjadi.

    Bumi mendapatkan khasiat-khasiat baru. Sesuai dengan itu, ia mengeluarkan

    zat-zat baru. Keluarlah dari perutnya arsenik, bezoar, batu-batuan, emas, perak,

    dan permata, semua keluar dari perut bumi tadi. Juga sudah terbukti, kadang-

    kadang abu turun dari atmosfir bumi.

    Apakah dengan keadaan dan pengubahan ini, ilmu pengetahuan menjadi

    batil atau terjadi kehebohan/kekacauan dalam tertib alam? Kalau Andamengatakan bahwa Allah swt. telah memberikan kemampuan dalam fitrat-fitrat

    itu sebelumnya, maka jawaban kita ialah kapankah kita mengatakan bahwa

    dalam benda-benda itu tidak memiliki potensi untuk mengadakan pengubahan

    dan pembentukan baru? Mereka semua mempunyai potensi-potensi yang

    diberikan oleh Allah swt. sebagai fitrah dan pembawaan alamiah masing-masing.

    Kepercayaan yang benar menuntut kita untuk mempercayai bahwa

    Tuhan itu Esa dalam zat-Nya. Dia menjadikan semua makhluk seperti satu

    macam untuk menggambarkan keesaan Pencipta-nya. Oleh karena itulah, Allah

    swt.karena keesaan-Nya dan tuntutan kodrat/kekuasaan-Nya yang tidakterbatasDia memberikan potensi dalam benda-benda untuk mengadakanpengubahan, penggantian, dan pembentukan baru.

    Hanya satu pengecualian, yaitu ruh-ruh. Karena keberuntungannyaatau kemalangannyatetap tidak berubah, mereka mendapat sifat yang lestaridi Akhirat nanti, seperti yang dijanjikan oleh Allah swt., (khlidna

    fh abad[n])artinya, Mereka akan kekal di dalamnya. (QS [al-Jinn] 72:24)

    Janji Tuhan inilah yang menjadikan ruh-ruh tidak mengalami pergantiandan pembentukan baru dalam sifat dan pembawaannya. Selain dari itu semua

    makhluk tidak lepas dari hukum pergantian (law of change) ini.

    Kalau kita perhatikan benar-benar, maka tubuh kita juga selalu

    mengalami pergantian sel dan pembentukan sel-sel baru setiap saat. Malah,

    menurut penyelidikan sains, tubuh kita mengalami pergantian total tiga tahun

    sekali. Partikel-partikel lama menghilang, hancur, dan partikel-partikel baru

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    54/83

    54

    muncul menggantikannya. Air dan api juga mengalami pergantian, paling tidakdua cara pergantian terjadi dalam dua zat ini:

    Pengubahan yang pertama ialah, sebagian partikel hilang dan sebagian

    yang baru muncul menggantikan yang yang hilang. Pengubahan yang kedua

    ialah, partikel-partikel yang hilang sesuai dengan kemampuannya mendapatkan

    wujud-wujud baru dengan sifat-sifat yang baru.

    Dunia yang fana ini, merupakan sebuah adegan pemandangan dari

    pergantian yang konstan dan berantai, dan ini merupakan sunah Ilahi. Kalau kita

    perhatikan benar-benar, maka pengubahan dan pergantian semua ini dan semua

    benda-benda yang berubah, mempunyai satu Sumber dari mana mereka

    mendapatkan sifat alamiah. Tidak seorang ahli kimia yang bisa menguasai betul-betul tentang ilmu pengubahan dan pergantian ini. Allah swt. Yang Maha

    Bijaksana tidak membagi rahasia-rahasia dan arti halus dari ciptaan-Nya kepada

    seorang pun. Hanya Dia-lah Yang mengetahui rahasia-rahasia tersebut.

    Jika Anda menanyakan apakah benda-benda samawi juga mengalami

    pengubahan atau pergantian? Jawaban saya: Iya. Mereka juga berubah

    mengalami pergantian, bahkan mengalami kerusakan, meskipun kita tidak tahu

    bagaimana. Oleh karena itulah, pada suatu saat semuanya akan hancur. Dengan

    melihat pada pergantian dan pembentukan baru yang terjadi para ribuan benda,

    kita bisa mengambil kesimpulan bahwa tidak satu benda pun yang bisa terlepas

    dari pergantian dan pembentukan baru. Anda baru bisa bicara tentangpengubahan langit beserta isinya jika telah menguasai masalah bumi:

    Sudahkah engkau menguasai betul masalah Bumi,

    sehingga engkau ingin menerbitkan Samawi?Pendeknya, jika pergantian dan pengubahan dari bermacam-macam

    benda setiap hari tampak nyata dan keesaan Tuhan pun menuntut bahwa

    Sumber dari semua benda-benda ini adalah satu adanya, dan ketuhanan Allah

    swt. yang sempurna pun dapat mantap jika semua partikel di alam ini secara

    menyeluruh dikuasai-Nya.Keberatan yang mengatakan bahwa dengan pergantian dan

    pembentukan di luar kebiasaan akan merusakkan tertib alam dan ilmu

    pengetahuan akan sia-sia, merupakan keberatan yang salah dan tidak

    mempunyai dasar. Apabila kami katakan bahwa Tuhan itu Maha Kuasa, Dia

    berkuasa untuk membuat air bekerja seperti api, atau mengubah sifat api

    sedemikian rupa sehingga ia bisa berbuat seperti air. Ini tidak berarti bahwa

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    55/83

    55

    Tuhan tidak akan menggunakan hikmah-Nya yang tidak terbatas itu, atau tidakakan menggunakan cara sesuai dengan kudrat alam.

    Apa yang kami maksud di sini ialah, jika Tuhan menghendaki api

    mengerjakan pekerjaan air atau sebaliknya, Dia mengerjakan itu melalui proses

    pergantian dan pembentukan baru, yaitu dengan hikmah-Nya yang tidak

    terbatas, yang menguasai dan meliputi seluruh partikel di alam ini, walau pun

    akal kita menjangkau hal itu atau tidak. Dan jelas, sesuatu yang terjadi dengan

    hikmah-Nya tentu tidak akan merusakan dan menghancurkan ilmu pengetahuan.

    Malah, dengan itu, sains akan bertambah maju, yakni dengan pengetahuan baru

    tentang proses pergantian dan pembentukan baru yang terjadi dalam benda-

    benda tadi ilmu pengetahuan akan bertambah maju. Coba saja lihat, pembuatanes dari air di pabrik, atau cahaya dari aliran listrik, adalah kejadian sehari-hari.

    Apakah dengan kejadian semacam ini tertib alam dan ilmu pengetahuan akan

    hancur dan sia-sia?

    ADA satu hal yang patut disinggung dan patut diingat, yakni mukjizat

    wali-wali, seperti tidak tenggelam dalam air atau tidak terbakar oleh api. Rahasia

    mukjizat ialah pengubahan-pengubahan halus yang sukar dipahami oleh akal

    manusia terjadi dalam pembawaan alamiah dan sifat-sifat biasa dari benda-

    benda itu, sebagai reaksi dari pengaruh yang didapatkan oleh orang suci sebagai

    anugerah dari Tuhan.Ini merupakan sebagian dari hikmah-hikmah Ilahi yang rahasia-

    rahasianya tidak terbatas dan tidak bisa terjangkau oleh akal manusia. Pengaruh

    ini bisa datang dari makhluk alam atau dari sifat-sifat pembawaan api yang

    tersembunyi, yang menyebabkan api kehilangan khasiatnya untuk membakar,

    atau mungkin juga badan manusia mendapatkan sifat pembawan baru untuk

    tahan terhadap panasnya api, atau campuran dari kedua sifat tersebut, sehingga

    sifat khasiat membakar dari api untuk sementara tertahan.

    Pengubahan-pengubahan khas semacam ini terjadi akibat dari doa atau

    akibat dari pengaruh halus. Ini tidak menimbulkan pengubahan dalam sifat dan

    pembawaan alamiah normal dari benda-benda tadi, atau melenyapkan ilmupengetahuan, bahkan kita mengenal satu ilmu rohani baru dengan prinsip-

    prinsipnya, yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu Ilahi. Api akan tetapi

    mendapatkan (memiliki) sifat-sifatnya seperti biasa setelah pengaruh rohaniyaitu pengaruh ruhani yang mempunyai dasar prinsip tersendiri, pengaruh

    ruhani yang menguasai sifat pembawaan alamiah api untuk sementara.

    Rahasia-rahasia yang tidak dapat diketahui oleh akal manusia ialah:

  • 7/27/2019 Barkatu 'd-Du -Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

    56/83

    56

    golongan Hindu Arya itu benar, yakni golongan yang

    mengatakan bahwa Tuhan tidak memiliki kekuasaan untuk

    ikut-campur dalam sifat dan pembawaan alamiah benda-benda, boleh jadi Dia bisa ikut-campur seraya ambil bagian

    Sebagaimana seorang insan kamil merupakan manifestasi sifat danwujud Allah swt., apabila pada suatu waktu datang kepadanya saat-saat di mana

    Allah swt. mengaruniakan sifat-sifat-Nya, maka pada waktu itulah seorang insan

    kamil akan mendapatkan kekuatan, kekuasaan, dan pengaruh khusus.

    Semua benda akan tunduk kepada keinginan-keinginannya sepertitunduk kepada kehendak Allah swt., dan semua benda akan takut kepadanya.

    Pada saat itulah, seorang insan kamil jika dilemparkan ke depan hewan buas

    atau dimasukkan ke dalam api yang sedang menyala, dia tetap tidak akan

    terluka, karena pada saat itu, sifat Tuhan meliputinya. Dan, karena semua benda

    adalah hidup dan bergerak dalam ketakutan terhadap Allah swt., maka benda-

    benda itu tidak dapat berbuat apa-apa terhadap wujud yang dilindungi Allah.Inilah rahasia terakhir dari semua kehidupan, hal ini tidak mudah

    dipahami tanpa mengadakan hubungan dengan seorang insan kamil. Masalah ini

    begitu halus dan sangat jarang terjadi. Oleh karena itu, tidak semua akal dapat

    mengerti akal falsafah ini. Tetapi ingatlah, bahwa: Semua benda mendengar

    suara Allah Taala, semua berada di bawah kekuasaan-Nya, dan bisa diperlakukan

    sesuai kehendak-Nya. Akhir dari semua benda itu ada di tangan Tuhan.

    Hikmah-Nya tidak terbatas. Hikmah-Nya mencapai akar dasar setiap

    partikel sampai kepada bagian sedala