bantahan dan hujah ulama terhadap kritikan orientalis

Upload: mukhlis-isz

Post on 10-Jan-2016

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ilmiah

TRANSCRIPT

Bantahan dan hujah Ulama terhadap Kritikan OrientalisKritik dan tuduhan yang dilontarkan oleh orientalis tentang kesahihan hadis banyak mendapat jawapan dari ulama hadis, sebagai cara membetulkan kritik dan tuduhan tersebut.Di antara ulama yang melakukan kritik dan hujah terhadap pendapat para orientalis tersebut adalah Musthafa al-Sibai, Muhammad Ajjaj al-Khatib, Shubhi al-Shalih dan Muhammad Musthafa Azami.berkait dengan tuduhan mereka tentang adanya larangan penulisan hadis oleh Nabi dan tidak adanya peninggalan tertulis, Shubhi Al-Shalih mengatakan bahwa larangan penulisan tersebut disampaikan secara umum pada masa awal turunnya wahyu al-Quran karena Nabi khuatir hadis tercampur dengan Al Quran. Tetapi setelah sebahagian besar Al Quran diturunkan, maka Nabi mengizinkan penulisan hadis secara umum kepada para sahabat. Kenyataan ini diperkuat dengan dikemukakannya catatan-catatan hadis pada masa Nabi seperti catatan Said ibn Ubaddah, Samrah ibn Jundub, Jabir ibn Abd Allah, Abd Allah ibn Umar ibn al Ash, dan Abd Allah ibn al-Abbas.Tuduhan orientalis bahawa sanad dan matan hadis merupakan rekaan umat Islam abad pertama, kedua, dan ketiga Hijriah,Musthafa Azami membantah sebagai berikut.1.Kenyataan sejarah membuktikan bahawa permulaan pemakaian sanad adalah sejak masa Nabi, seperti anjurannya kepada para sahabat yang menghadiri majlis Nabi untuk menyampaikan hadis kepada yang tidak hadir.2.Majoriti pemalsuan hadis terjadi pada tahun keempat puluh tahun Hijriah yang didorong oleh persoalan politik, kerana di antara umat Islam saat itu ada yang lemah keimanannya sehingga membuat hadis untuk kepentingan politik atau golongan mereka.3.Objek penelitian para orientalis di bidang sanad tidak dapat diterima kerana yang mereka teliti bukan kitab-kitab hadis melainkan kitab-kitab fiqh dansirah.4.Teori(al-qadhf al khalfi) yang dijadikan dasar argumentasi beserta contoh-contoh hadis yang dijadikan contoh, kerananya menjadi gugur dengan banyaknya jalan periwayatan suatu hadis.5.Tidak pernah terjadi perkembangan dan perbaikan terhadap sanad seperti membuatmarfuhadis yangmawquf atau menjadikanmuttashilhadis yang mursal.Demikian pula, tuduhan bahawa sanad hanya dipakai untuk menguatkan suatu pendapat atau suatu madzhab merupakan tuduhan yang tidak mempunyai bukti dan melawan catatan sejarah.6.Penelitian dan kritik ulama hadis atas sanad dan matan hadis, dengan segala kemampuan mereka, dilakukan atas dasar keikhlasan dan tanpa kepentingan duniawi.Dalam kaitannya dengan tuduhan Ignaz Goldziher tentang pemalsuan al-Zuhri terhadap hadis: (janganlah melakukan perjalanan kecuali pada tiga masjid) menurut Azami, tidak ada bukti yang memperkuat tuduhan tersebut, kerana pada satu bahagian hadis tersebut diriwayatkan dengan 19 sanad termasuk al-Zuhri. Kelahiran al-Zuhri sendiri masih diperselisihkan oleh ahli sejarah antara tahun 50 H dan 58 H, dan ia tidak pernah bertemu dengan Abd Malik ibn Marwan sebelum tahun 81 H.Di bahagian lain, pada tahun 68 H, orang-orang dinasti Umayyyah berada di Mekkah menunaikan ibadah haji, Palestin pada tahun tersebut belum berada di bawah kekuasaan Bani Umayyah (Malik ibn Marwan), dan pembangunan Qubbah al-Sakhrah dimulai tahun 69 H (saat itu al-Zuhri berumur antara 10-18 tahun), dan baru selesai tahun 72 H.Kerana itu, tidak mungkin Abd Malik ibn Marwan bermaksud mengalihkan umat Islam berhaji dari Mekkah ke Palestin dan tidak mungkin al-Zuhri membuat hadis palsu dalam usia antara 10 sampai 18 tahun. Menurut Musthafa Azami, teori Scacht tentangal-qadhf al khalfiitu dijawab dengan penjelasan, bahwa fiqh sudah berkembang sejak masa Nabi. Fiqh adalahijtihad.Oleh sebab itu, susah untuk menerima pendapat Schacht bahwa fiqh baru berkembang saat pengangkatan qadhi pada masa Dinasti Umayyah.