bahasa beraras-tinggi (high-level language if untuk ... · adalah bahasa pemograman yang...
TRANSCRIPT
8
1. Bahasa Beraras-tinggi (High-Level Language)
Adalah bahasa pemograman yang berorientai kepada bahasa manusia.
Program dibuat menggunakan bahasa pemograman yang mudah dipahami manusia.
Biasanya menggunakan bahasa inggris, misalnya IF untuk menyatakan “jika” dan
AND untuk menyatakan “dan”. Termasuk dalam kelompok bahasa ini yaitu Java,
C++, Pascal, dan BASIC.
2. Bahasa beraras-rendah (Low-Level Language)
Adalah bahasa pemogrman yang berorientasi kepada mesin. Bahsa ini
menggunakan kode biner (yang hanya mengenal kode 0 dan 1), atau suatu kode
sederhana untuk menggantikan kode-kode tertentu dalam system biner. Yang
tergolong dalam kelompok bahasa ini adalah bahasa mesin dan bahasa rakitan.
3. Basis Data
Menurut (Kadir, 2014) dalam jurnal (Azis & Sarmidi, 2018) mengemukakan
bahwa “Basis data adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data saling terkait
sehingga memudahkan aktifitas untuk memperoleh informasi”.
Tujuan basis data sebagai berikut:
1. Kecepatan serta kemudahan dalam menyimpan, maemanipulasi atau
jugamenampilkan kembali data tersebut.
2. Efsiensinya ruang penyimpanan. Karena dengan basis data, redudansi data
akan bisa dihindari.
3. Keakuratan (Accurancy) data.
4. Ketersediaan (Availability) data.
9
5. Kelengkapan(Completleness) data, bisa melakukan perubahan struktur dalam
basis data, baik dalam penambahan objek baru (tabel) atau dengan
penambahan field-field baru pada table.
6. Keamanan (Security) data, dapat menentukan pemakai yang boleh
menggunakan basis data beserta objek-objek yang ada didalamnya serta
menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.
Menurut (Ni Ketut & Ni Kadek, Teori Basis Data, 2018:2) Basis data
didefinisikan sebagai “sekumpulan data yang terintegrasi, yang diorganisasi untuk
memenuhi kebutuhan pada pemakai didalam suatu organisasi” . maksud dari
terintegrasi adalah, setiap data akan memiliki hubungan dengan data yang lainnya.
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tersimpan didalam perangkat keras computer dan
digunakan perangakat lunak untuk memanipulasinya. Database merupakan salah
satu komponen yang sangat penting dalam system informasi, karena merupakan basis
dalam menyediakan informasi bagi para pemakai. Penerapan dalam database dalam
system informasi disebut dengan database system. Sistem basis data (database
system) adalah suatu system informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data
yang saling berhubungan satu dan yang lainnya dan membuatnya tersedia untuk
beberapa aplikasi yang bermacam-macam didalam suatu organisasi.
Menurut Priyanto Hidayatullah (2017:175) “ MySQL (My Structure Query
Language) adalah suatu aplikasi DBMS yang sudah banyak digunakan oleh para
pemogram aplikasi web. Contoh DBMS lainnya adalah: PostgreSQL (freeware),
SQL server, MS Access, dari Microsoft, Oracle dan Oracle Corp, Dbase, Foxpro.
SQL (Structure Query Language) menurut (Abdul Kadir,2014:242) adalah
bahasa yang digunakan untuk mengakses basis data yang tergolong relasional.
10
4. Model Pengembangan Perangkat Lunak
Model SLDC air terjun (waterfall) sering juga disebut model Linear
Sequential Model. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan.
Disebut waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya
tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Menurut (Rossa A.S dan Shalahuddin,
2016:29-30) ” tahapan dalam model waterfall adalah analisis kebutuhan perangkat
lunak, desain perangkat lunak, pembuatan kode program, pengujian, pendukung dan
pemeliharaan”. Berikut adalah gambar model air terjun
Sumber : Rekayasa Perangkat Lunak (Rosa A.S dan M. Shalahuddin:2016)
Gambar II.1
Ilustrasi Model Waterfall
1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk
menspesifikasikan kebutuhan perangakat lunak agar dapat dipahami
perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user.
2. Desain
Merupakan proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program
perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak,
representasi antarmuka, dan prosedur pengkodean. Tahap ini mentranslasi
kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi
desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap
selanjutnya.
11
3. Pembuatan kode program
Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari
tahap ini adalah program computer sesuai dengan desain yang telah dibuat
pada tahap desain.
4. Pengujian
Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi logic dan fungsional
dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan yang diinginkan.
2.2 Tools Program
A. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut rosa dan M. Shalahuddin dalam yulia (2017:29), mengemukakan
bahwa “ERD adalah bentuk paling awal dalam melakukan perancangan basis data
rasional”.
Menurut Brady dan Loonam dalam sumantri (2016:23), Entity Relationship
Diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan
data dari suatu organisasi, biasanya oleh Sistem Analis dalam tahap persyaratan
proyek pengembangan system
1. Entitas (Entity)
Menurut Kronke dalam Pratama dan Junianto (2015:215), Entity yaitu suatu
entitas yang dapat berupa orang, tempat, atau kejadian yang dianggap penting
bagi perusahaan, sehingga segala atributnya harus dicatat dan disimpan dalam
basis data.
12
2. Atribut
Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas
3. Atribut kunci primer
Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas dan digunakan
sebagai kunci akses record yang diinginkan biasanya berupa id.
4. Atribut multinilai / multivalue
Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas yang dapat
memiliki nilai lebih dari satu. Menurut Ladjamudin dalam Rahmayu (2015:161),
“Atribut merupakan sifat-sifat (property) sebuah entity atau tipe relationship”.
Ada dua jenis atribut:
a. Identifier (key) digunakan untuk menentukan suatu entity secara unik
(primary key)
b. Descriptor (nonkey atribute) digunakan untuk menspesifikasikan
karakteristik dari suatu entity yang tidak unik.
5. Relasi (Relationship)
Menurut Rommey dalam Pratama dan Junianto (2015:215), “Relationship adalah
hubungan antara dua atau lebih entitas yang saling berkaitan”.
6. Asosiasi
Penghubung antara relasi dan entitas dimana dikedua ujungnya memiliki
multiplicity kemungkinan jumlah pemakaian.
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:50-51), simbol-simbol yang
digunakan pada ERD sebagai berikut:
13
Tabel II.1
Komonen ERD
Simbol Deskripsi
Entitas/entity
Entitas merupakan data inti yang akan
disimpan; bakal tabel pada basis data; benda
yang memiliki data dan harus disimpan
datanya agar dapat diakses oleh aplikasi
komputer; penamaan entitas biasanya lebih
ke kata benda dan belum merupakan nama
table
Atribut
Field atau kolom data yang butuh disimpan
dalam suatu entitas
Atribut kunci primer
Field atau kolom data yang butuh disimpan
dalam suatu entitas dan digunakan sebagi
kunci akses record yang diinginkan;
biasanya berupa id; kunci primer dapat lebih
dari satu kolom, asalkan kombinasi dari
beberapa kolom tersebut dapat bersifat unik.
Atribut multinilai/multivalue
Field atau kolom data yang butuh disimpan
dalam suatu entitas yang dapat memiliki nilai
lebih dari satu
Relasi
Relasi yang menghubungkan antar entitas;
biasanya diawali dengan kata kerja
nama_entitas
nama_atribut
nama_kunci-primer
nama_atribut
nama_relasi
14
Asosiasi/assosiation
N
Penghubung antara relasi dan entitas dimana
dikedua ujungnya memiliki multiplicity
kemungkinan jumlah pemakaian.
Kemungkinan jumlah maksimun
keterhubungan antara entitas satu dengan
entitas yang lain disebut dengan kardinalitas.
Sumber: Sukamto dan Shalahuddin (2015:50-51)
Hubungan antar entitas ditandai pula oleh derajat karnialitas. Fungsi dari
derajat karninalitas ini adalah untuk menentukan entitas kuat dan lemah. jenis
derajat kardinalitas adalah:
1. One to one
Jika dua tabel berelasi one-to-one artinya setiap record di entitas pertama
hanya akan berhubungan dengan satu record di entitas kedua begitu pula
sebaliknya. Dilambangkan dengan 1:1
Gambar II.2
Derajat kardinalitas One-to-one
15
2. One to Many
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berelasi dengan banyak
entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap
himpunan entitas pada himpunan entitas B berhubungan paling banyak
dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
Gambar II.3
Derajat kardinalitas One-to-many
3. Many to one
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan
paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak
sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan
dengann paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.
Gambar II.4
Derajat kardinalitas Many-to-one
16
4. Many to many
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan
dengan banyak entitas pada himpunan entitas B dan demikian juga
sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan enetitas B dapat
berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.
Gambar II.5
Derajat kardinalitas Many-to-many
5. Logical Record Structure (LRS)
Menurut Pratama (2014:50), “ LRS merupakan transformasi dari
penggambaran ERD dalam bentuk yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami.
Penggambaran LRS hampir mirip dengan penggambaran normalisasi file, hanya saja
tidak digambarkan symbol asterix(*) sebagai symbol primary key (kunci untama)
dan foreign key (kunci tamu).
Dalam pembuatan LRS terdapat 3 hal yang dapat mempengaruhi, yaitu:
1. Jika tingkat hubungan (cardinality) satu pada satu (one-to-one),maka
digabungkan dengan entitas yang lebih kuat (strong entity), atau digabungagkn
dengan entitas yang memiliki atribut yang lebih sedikit.
2. Jika tingkat hubungan (cardinality) satu pada banyak (one-to-many), maka
hubungan relasi atau digabungkan dengan entitas yang tingkat hubungannya
banyak.
17
3. Jika tingkat hubungan (cardinality)banyak pada banyak (many-to-many), maka
hubunga relasi tidak akan digabungkan dengan entitas manapun, melainkan
menjadi sebuah LRS.
B. Pengkodean
Menurut Jogiyanto dalam Junianto dan Primahesa (2015:444) “ suatu susunan
digit (angka), huruf dan karakter-karakter khusus yang dapat dirancang dalam bentuk
kode”. Kode digunakan untuk mengklasifikasikan data memasukkan data ke dalam
komputer dan untuk mengambil bermacam-macam informasi yang berhubungan
dengannya.
Dari pemakaiannya, kita bisa membedakan adanya pengkodean eksternal
(user-defined coding) dan pengkodean internal (system coding). Pengkodean
eksternal mewakili pengkodean yang telah digunakan secara terbuka dan dikenal
denga baik oleh para pemakai awam (end-user).
Ada 3 (tiga) bentuk pengkodean yang dapat kita pilih, yaitu:
1. Sekuensial
Dimana pengkodean dilakukan dengan mengasosiasikan data dengan kode
terurut (biasanya berupa bilangan asli atau abjad), mislanya data nilai mutu
kuliah (‘Sempurna’, ‘Baik’,’Cukup’,’Buruk’)
Dikodekan dengan ‘A’,’B’,’C’,’D’ dan ‘E’.
2. Mnemonik
Mnemonik (Mnemonic Code) ialah dimana pengkodean dilakukan dengan
membentuk suatu tinggkatan dari data yang ingin dikodekan, misalnya data
jenis kelamin (‘Laki-laki’ dan ‘Perempuan’) dikodekan dengan ‘L’ dan ‘P’.
18
3. Blok
Kode Blok (Block Code) ialah diamana pengkodeannya dinyatakan dalam
format tertentu, misalnya data no. Induk mahasiswa dengan format XXYYYY
yang terbentuk atas XX = dua dijit terkahir angka tahun masuk dan YYYY =
no.urut mahasiswa.
C. HIPO (Hierarchy Input Process Output)
1. Pengetian
HIPO sebenarnya adalah alat dokumentasi program yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan bebeerapa pengguna untuk kepentingan berbeda-beda.
HIPO berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul didalam sistem digambarkan oleh
fungsi utamanya.
Menurut Mustakini (2014:787) “HIPO (Hierarchy Input Process Output)
merupakan metodologi yang dikembangakan dan didukung oleh IBM. HIPO
sebenarnya adalah alat dokumntasi program. Akan tetapi sekarang HIPO juga banyak
digunakan sebagai alat desain dan teknik dokumentasi dalam sisklus pengembangan
sistem”.
2. Tingkatan Diagram HIPO
HIPO menggunakan tiga macam diagram untuk masing-masing
tinggkatannya, yaitu:
a. Visual Table Of Content (VTOC)
Diagram ini menggambarkan hubungan dari fungsi-fungsi sistem secara
berjenjang.
19
b. Overview Diagrams
Overview Diagrams menunjukan secara garis besar hubungna dari input, proses,
dan output. Bagian input menunjukan item-item data yang akan digunakan oleh
bagian proses. Bagian proses berisi sejumlah langkah-langkah yang
menggambarkan kerja dari fungsi. Bagian output berisi dengan item-item data
yang dihasilkan atau dimodifikasi oleh langkah-langkah proses.
c. Detail Diagram
Merupakan diagram tingkatan yang paling rendah di diagram HIPO. Diagram ini
berisi elemen-elemen dasar dari paket yang menggambrakan secara rinci kerja
dari fungsi.
D. Diagram Alir Program (Flowchart)
1. Pengertian
Diagram alir data (flowchart) merupakan bagan yang menunjukan alur kerja
atau apa yang sedang dikerjakan didalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan
urutan dari prosedur-prosedur yang ada didalam sistem, dengan kata lain, flowchart
ini merupakan deksripsi secara grafik dari urutan prosedurprosedur yang
terkombinasi yang membentuk suatu sistem.
Menurut Jogiyanto (2014:795) “Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart)
yang menunjukan alir (flow) di dalam program prosedur sistem secara logika. Bagan
alir (flowchart) digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk
dokumentasi”. Flowchart terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses
yang mentransformasikan data itu.
20
2. Bentuk Flowchart
Adapun bentuk Flowchart yaitu:
a) Program Flowchart
Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang menjelaskan
secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir dibuat dari
verivikasi bagan alir sistem. Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam,
yaitu bagan alir logika program (program logic flowchart) dan bagan alir
program komputer terinci (detail computer program flowchart). Bagan alir
program logika digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam
program komputer secara logika. Bagan alir program komputer terinci
digunakan untuk menggambarkan intruksi-instruksi program komputer secara
terinci.
b) System Flowchart
System flowchart dapat didefinisikan sebagai bagan yang menunjukan arus
pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan
dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem
menunjukan apa yang dikerjakan sistem.
3. Teknik Pembuatan
Adapun teknik pembuatan flowchart yaitu:
a) General Way
Teknik pembuatan flowchart dengan cara ini lazim digunakan didalam
menyusun logika suatu program, yang menggunakan pengulangan proses
secara tidak langsung (non direct loop).
21
b) Iteretion Way
Teknik pembuatan flowchart denga cara ini biasanya dipakai untuk logika
program yang cepat serta bentuk permsalahan yang kompleks. Dimana
pengulangan proses yang terjadi bersifat langsung (direct loop).
E. Implementasi dan Pengujian Unit
Black box testing menurut Pratama (2014:50) “Blackbox testing disebut
pengujian disisi pengembangan dilakukan oleh pengembang / programmer dari
aplikasi bersangkutan atau mereka yang mengerti dan terlibat dalam pengembangan
sistem tersebut” .
Black box testing meupakan pengujian yang dilakukan hanya mengamati
hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Jadi
dianalogikan seperti kita melihat suatu koatak hitam, kit hanya bisa melihat
penampilan luarnya saja, tanpa tau ada apa dibalik bungkus hitam nya. Sama seperti
pengujian black box, mengevaluasi hanya dari tampilan luarnya (interface),
fungsionalitasnya tanpa mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi dalam proses
detilnya (hanya mengetahui input dan output).
Metode uji dapat diterapkan pada semua tingkat pengujian perangkat lunak
unit, integrasi, fungsional, sistem dan penerimaan. Pengujian pada black box
berusaha menemukan kesalahan seperti fungsi yang tidak benar atau hilang,
kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data, kesalahan kinerja dan kesalahan
terminasi.