babii.minggus
TRANSCRIPT
-
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN EMBUNG
Embung merupakan suatu bangunan yang berfungsi untuk menampung air
hujan dan digunakan pada musim kemarau pada suatu masyarakat kelompok
desa. Setiap akhir musim hujan sangat diharapkan kolam Embung (storage) dapat
terisi penuh dengan air sesuai design kapasitasnya, dimana air ini akan
didistribusikan lewat jaringan pipa secara gravitasi ke bak-bak pelayanan.
Kehadiran Embung dimaksud untuk mengantisipasi masalah kekurangan di
daerah semi kering umumnya dan khususnya di NTT yang dikenal sebagai daerah
kering, yang mana telah dibangun 300 unit Embung kecil tersebar di pulau-pulau kecil dan besar. (Sumber : Laporan Akhir Perencanaan Embung Kecil Di
Pulau Timor Dan Pulau Flores TA. 2003, Proyek PPSA-NTT, PT. Maha Charisma
Consultan).
Adapun manfaat dari embung kecil selain menampung air hujan selama
musim hujan juga sebagai sarana air baku bagi masyarakat di desa pada musim
kemarau dengan tujuan mendekatkan jarak pengambilan air bagi masyarakat
pada jarak 500 m, dibanding jarak pengambilan sebelumnya (2-3) km. Pada setiap Embung biasanya dibentuk Kelompok Pemakai Air (KPA), yang
berfungsi untuk mengatur dan mengelolah penggunaan air Embung sehingga
terpenuhilah setiap keperluan air baik untuk minum, mandi, mencuci, memasak,
menyiram dan memberi minum ternak.
Setiap kelompok pemakai air Embung biasanya berkisar 40 kepala keluarga
(KK) sampai dengan 80 KK, dengan ternak piaraan per-KK lerbih kurang (5 10)
ekor ternak besar dan kecil) dan lahan pekarangan untuk tanaman lebih kurang
0,50 Ha. (Sumber : Laporan Akhir Perencanaan Embung Kecil Di Pulau Timor Dan
Pulau Flores TA. 2003, Proyek PPSA-NTT, PT. Maha Charisma Consultan).
-
7
Pengambilan air dari embung dengan pengambilan secara grafitasi, dimana
air mengalir dari intake melalui pipa tansmisi dengan ujung pipa yang berada
dalam storage dipasang pelampung. Pipa transmisi tersebut dipasang pada bagian
dasar dari tanggul dan sampai pada kaki tanggul dipasang stop kran, selanjutnya
air didistribusikan ke pipa pipa distribusi dan menuju ke bak bak pelayanan
(bak air minum, bak kebun dan bak hewan). Jenis pipa yang dipakai untuk
embung embung kecil adalah pipa plastik bertekanan tinggi yaitu HDPE (High
Density Poly Ethylene) dan MDPE (Medium Density Poly Ethylene).
Karakteristik pipa HDPE dan MDPE yaitu memiliki sifat elastisitas tingggi,
tahan terhadap panas, tekanan dan penyinaran matahari, bersifat mlentur dan
tidak mudah pecah kecuali di potong. Bila dipasang dalam tanah sebagai jaringan
pipa air maka sangat fleksibel karena mudah dibentuk atau dibengkokan sesuai
topografi yang ada, kecuali bentuk sudut lebih kecil dari 300.
Jenis pipa ini terdiri dari tiga macam SDR (Standard Dimention Ratio) yang
disarankan untuk dipakai dalam pembgangunan Embung Kecil yaitu SDR 17, SDR
21 dan SDR 26 dengan besar diameter 1, 2 dan 2 (Sumber : Pedoman
Kriteria Design Embung Kecil untuk daerah Semi Kering di Indonesia).
B. Kebutuhan air dan tampungan hidup
Penelitian tentang kebutuhan air untuk keperluan penduduk, ternak dan kebun
pada suatu kelompok masyrakat pemakai air Embung oleh puslitbang pengairan
pada tahun 1993/1994 terhadap 5 buah Embung kecil di pulau timor dapat
dijadikan patokan perhitungan kebutuhan air bagi sutu kelompok pemakai air
Embung sebagai berikut :
Kebutuhan air untuk penduduk Qp = 150 L/hari/KK Kebutuhan air untuk ternak Qt = 200 L/hari/KK Kebutuhan air untuk kebun Qk = 450 L/hari/KK Sehingga total kebutuhan air Qtot = 800 L/hari/KK
-
8
Dengan asumsi 1 (satu) kepala keluarga (KK) dianggap memiliki 20 ekor ternak,dan
1 KK dapat dianggap menggarap kebun poekarangan 200 m2 dimana 1 KK terdiri
dari 5-7 orang.
Angka diatas dianggap dapat mewakili kebutuhan air di daerah semi kering lainnya
di indonesia.
Dengan demikian total tampungan hidup (Vu) untuk suatu kelompok
pemakai air Embung dapat di hitung dengan persamaan sebagai berikut :
Vu = Jh x JKK x Qu
Dimana :
Vu = total tampungan air yang hidup didalam Embung
Jh = Jumlah hari selama musim kemarau,(untuk propinsi NTT 8 bulan
x 30 hari = 240 hari )
JKK = Jumlah KK perdesa atau perkelompok pemakai air Embung
Qu = total kebutuhan air yang diperlukan untuk penduduk, ternak dan
kebun
Dengan demikian sehingga total tumpangan air yang harus mengisi suatu
kolam embung adalah sebesar :
Vu = 240 x JKK x 800
= 192 x JKK (liter)
= 192 x JKK (m3)
C. Macam-Macam Aliran
Berdasarkan cara pergerakan zat cair dibedakan dua macam aliran :
a. Aliran Laminer
Yaitu aliran yang seakan-akan setiap partikal zat cair yang mengalir bergerak
sendiri-sendiri (misalnya aliran air dalam tanah)
-
9
b. Aliran Turbulen
Yaitu suatu aliran yang seakan-akan setiap partikel zat cair mengalir saling
bercampur / bertumbukan)
Sedangkan berdasarkan cara pengaliran,dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Pengaliran tetap (steadi flow).
Yaitu suatu aliran dimana pada suatu titik tertentu besarnya tekanan dan
kecepatan tidak berubah dengan waktu .
P= f1(X1 y , z) v= f2 (x,y,z )-----dp/dt=0 dv/dt=0
b. Pengaliran tidak tetap (unsteady flow )
Yaitu suatu pengaliran dimana pada suatu titik tertentu besarnya tekanan dan
kecepatan selalu berubah dengan waktu.
P = F1(x,y,z ) V = F2 (x,y,z )
Dp/dt 0 dv/dt 0 Misalnya pengaliran pada sebuah lubang pada didnding bejana dimana volume
air makin lama makin kurang
Pengaliran semacam ini hampir sama dengan pengaliran pada kolam embung
dimana penggunaan air Embung pada saat tertentu akan makin berkurang
sesuai dengan weeaktu pemakaian (menurut Ir. Yuwono Nur, Hidrolika I,
1977).
Ho
Ht
-
10
Dalam menganalisa lebih jauh tentang Hidrolik jaringan pipa, diperlukan pula
pemahaman tengan kekentalan zat cair (viskositas), angka gesekan pipa,
bilangan Reynold dan grafik Moody.
D. Analisis Hidrolik Jaringan Pipa
Sistem jaringan merupakan komponen utama dari suatu sistem distribusi air
bersih/air minum disuatu tempat/perkotaan. Suatu jaringan pipa yang telah terpasang
lama dan bahkan memakan waktu tertentu, akan memimbulkan kemungkinan-
kemungkinan terjadinya permasalahan misalnya kebocoran, kerusakan pipa
terpotong, sambungan terlepas, sering terjadi kehilangan energi yang besar, bahkan
dapat menyebabkan tingkat layanan penyediaan air bersih menurun secara drastis.
Hal ini akan diperparah apabila terjadi lagi sambungan sambungan baru ke
daerah-daerah pemukiman baru, tanpa memperhatikan kemampuan ketersediaan air
didalam kolam Embung dengan sistem jaringan pipa yang ada. Hal demikian sangat
menuntut perlunya Evaluasi menyangkut aspek hidrolik tingkat layanan terhadap
konsumen, pengembangan dan operasionalnya. Ada dua faktor utama dalam
mendesain dan menganalisa suatu jaringan pipa yaitu kebutuhan air dan besarnya
tinggi tekanan.
Kebutuhan air tergantung pada ukuran dan type sistem distribusi (125
Ltr/org), sedangkan tekanan menjadi lebih penting karena apabila tekanan rendah
menyebabkan masalah terhadap distribusi jaringan pipa sebaliknya apabila
tekanannya tinggi/besar akan memperbesar kehilangan energi.
Dalam perhitungan dan atau analisis hidrolik pada jaringan pipa tersebut,
awalnya perlu kita ketahui tentang berbagai bentuk pengaliran pada saluran dan
pipa. Ada dua macam pengaliran yang dapat ditinjau aspek hidrolisnya yaitu
pengaliran pada saluran terbuka dan pengaluran pada saluran pipa. Perbedaan
mendasar antara aliran pada saluran terbuka dan pada saluran pipa yaitu pada
saluran terbuka selalu ada pemakaian yang bebas berupa udara sedangkan pada
saluran pipa selamanya tidak ada, bila aliran dalam pipa tidak penuh diameter pipa,
-
11
maka sifat dan karakteristiknya sama dengan saluran terbuka. Atau pada saluran
terbuka mempunyai kedalaman air Y, sedangkan pada saluran pipa kedalaman air
ditranformasikan berupa P/. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.1
EGL
HGL HGL
Dasar Saluran
La Lb
Gambar 2.1. Garis Sistem Pengaliran Saluran Terbuka Dan Saluran Tertutup
Dimana :
EGL = Energi Grade Line
HGL = Hydrolic Grade Line
Y = Kedalaman = P/ Z = Ketinggian dasar saluran (saluran terbuka)
O = Titik berat pipa (saluran pipa)
Total energi untuk masing-masing saluran dapat dituliskan sebagai berikut :
Untuk saluran terbuka : H = (V2/2g) + Y = z Untuk saluran pipa : H = (V2/2g) + P/ = z Yang perlu dilakukan analisis dalam hal ini adalah pengaliran dalm pipa plastik
bertekanan tinggi (HDPE).
Z2
P2/
v2/2g
V1/2g
P1/
Z1
H
a. Saluran Terbuka
Z2
v2/2g
V1/2g
P1/
Z1
H
b. Saluran Tertutup
EGL
-
12
E. Macam-Macam Kehilangan Energi
Faktor yang paling dominan untuk diperhatikan ,pada aliran didalam pipa yaitu
besarnya tinggi kehilangan tenaga.
Ada dua kelompok kehilangan enegri yaitu :
a. Mayor Losses yaitu kehilangan enegri sebagai akibat dari gesekan aliran dengan
dinding pipa.
b. Minnor Losses yaitu kehilangan energi sebagai akibat dari sambungan-sambungan,
belokan-belokan, volve dan accesoris lainnya
1. Kehilangan energi akibat accesoris pipa (Minor Losser)
a. Akibat penyempitan
(pipa berdiameter besar ke pipa berdiameter kecil)
b. Akibat pelebaran tiba tiba
Oleh borda dioreksi menjadi
V2 V1
A1 A2
Rumus Blenger gVVhf
2
22
21 =
V2 V1
A2
A1
gVxhf.2
50,02
1=
gV
gVVhf
.291
2
21
22
21
+=
-
13
c. Pada ujung pipa yang berakhir kolam
d. Pada lubang pemasukan pipa
e. Pada belokan
20 0 400 600 800 900 K = 0,04 0,14 0,36 0,74 0,98
V1 V2 = 0 gVhf
.2
21=
V1 = 0 V2 = 0
=
gVhf
.250,0
22
=
gVkhf.2
.2
-
14
2. Kehilangan Energi Akibat Gesekan (Mayor Losses)
Dapat dihitung dengan persamaan Darcy-Weisbach
Hf = f. (L/D).(V2/2g)
Dimana :
hf = Tinggi Kehilangan Energi Akibat Gesekan (Friction).
f = Faktor Gesekan (Friction Factor)
L = Panjang Pipa (Length)
D = Diameter Pipa
V = Kecepatan Aliran
g = Percepatan Gravitasi (Gravitation)
Faktor gesek (f) dapat ditentukan menurut persamaan Colebrook White :
Dimana :
k = Kekerasan Efektif
D = Diameter Pipa
Re = Bilangan Reynold
= Kekentalan Kinematik Cairan
variabel f terdapat pada ruas kiri dan ruas kanan dari persamaan siatas yang cukup
implisif. Untuk memudahkan perhitungan, biasanya menggunakan grafik Moody
(1944).
+=
fDk
f Re51,2
70,3log21
f
-
15
F. Perhitungan Tinggi Tekanan Air (HGL) dan Tinggi Tenaga (EGL)
Dalam analisis jaringan pipa ini digunakan pendekatan analisis menurut Hukum
Kekekalan Energi dengan tetap memperhatikan komponen-komponen yang perting
dalam analisis perpipaan, dalam hal ini Persamaan Energi dan Persamaan
Kontinuitas.
a. Persamaan Energi
Hal ini dapat dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan energi seperti
gambar berikut :
Dimana :
( 0l/R) = Kehilangan energi akibat gesekan = HL R = jari-jari hidrolik = a/p=(1/4D2) (D) =1/4 D L = panjang pipa dari titik 1 titik 2 D = diameter pipa
0RL
ZP
g2V
Zpg2
V 02
122
11
21 =
++
++
ZPg
VH ++= 1
21
21
ZPg
VH ++= 1
22
21
-
16
Dimana : v = kecepatan geser C* = koefisien geser = 15-35 (steffler 1991)
V = kecepatan rata-rata
f = faktor gesekan darcy weisbach
= 0,01- 0,10
= 0,02 ( steffler 1991 )
atau dapat ditulis
H1 = H2+Hf
= H2 +f .
atau
H2 = H1 Hf
Untuk menentukan tinggi Hidrolik Grade Line (HGL) pada jringan pipa Embung
Oelomin dibutuhkan penurunan rumus diatas hingga memperolehtinggi
tekanan air pada masing-masing bak pelayanan,atau dengana persamaan
tinggi hidrolik pada tiap bak sebesar :
HGL = H2 - (untuk tiap bak)
b. Persamaan kotinuitas
Kecepatan aliran V dan Debit aliran Q menurut Hazen Williams (Robertson
dkk,1998) yang sering digunakan di Amerika Serikat adalah persamaan berikut:
V = 1,318 ch. R0,63 .S0,54
***.. 2
cvVV
DLHL ===
gv
DLfHf
fC
28*
2
==
gV
DL
2.
2
gV2
22
-
17
Dimana :
V = Kecepatan rata-rata (ft/det)
Ch = Koefisien geseran Hazen Williams (lihat tabel kekasaran pipa)
R = Jari-jari hidrolik (ft)
S = Hl/L (kemiringan geser/garis energi)
L = Jarak yang di tinjau
Besarnya kehilangan energi dapat dihitung dalam persamaan :
Hl = 3,02. LD-1,167 .(v/ch)1,85
Atau dapat dicari dengan metode seperti pada gambar berikut :
Untuk pengaliran pada pipa yang berhubungan 2 buah kolam, disini Embung
dianggap sebagai kolam c dan bak air sebagai kolamd c H1 d B H2
A C
Kehilngan tenaga yang terjadi di A,B dan C
Kehilangan tenaga di A hf
Kehilangan tenaga di B
Kehilangan tenaga di C
Besar kehilangan tenaga :
Hf = hfA + hfB + hfC
H
gVxhf2
5.02
=
gVx
DLxhf
25.0
2
=
gVhf2
2
=
gV
gV
DLf
gV
22.
25,0
222
++=
gV
DLf
gV
2.
25,0
22
+=
-
18
Persamaan Bernoulli untuk titik c dan d
Untuk pipa pendek : f.(L/D) diabaikan Untuk pipa panjang : 1,50 diabaikan Debit Q
Q = A.V
(Persamaan Debit Q yang mengalir dalam pipa)
hfg
VPZg
VPZ ++=++22
1 2222
2
1
gDvLf
gVAHAH
225,100
22
21 ++++=+
gDvLf
gVHH
225,1
22
21 +=
+=DLf
gVH 50,12
2
gDvLf
gVH
2205,1
22
+=
+=DLfvgH 50,12 2
+=
DLf
gHxAQ50,1
2
+=
DLf
gHxDQ50,1
24/1 2