babii tinjauan pustaka a. demam berdarah dengue (dbd)repository.ump.ac.id/4189/3/mawatdah yusoh bab...
TRANSCRIPT
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
A. Demam Berdarah Dengue (DBD)
1. Pengertian
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut
dengan ciri-ciri demam manifestasi perdarahan dan bertendasi
mengakibatkan kejang yang dapat menyebabkan kematian
(Ayu&Zulfito,2010).Menurut Webmaster dalam Misnadiarly (2009),
penyakit demam berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus. Sedangkan Demam Bedarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF) .
Dinkes Provinsi Jawa Tengah (2012) menyatakan bahwa Demam
ditularkan oleh vector nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar
menyerang anak berumur <15 tahun, namun dapat juga menyerang orang
dewasa. Sedang menurut Minnadiarly (2009) DBD adalah penyakit menular
berbahaya yang disebabkan oleh Virus Dengue, menyebabkan gangguan
pada pembuluh darah kapiler dan system pembekuan darah sehingga
mengakibatkan perdarahan, dapat menimbulkan kkematian.
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang dapat
berakibat fatal dalam waktu yang relative singkat (Hastuti, 2008). Demam
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang di
sertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis
hemorogik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit ) atau penumpukan cairan di
rongga tubuh. Sedangkan manifeatasi terberat DBD adalah DSS yang
ditandai oleh renjatan/syok (Depkes, 2006).
2. Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus,
familyFlaviviridae. DBD ditularkan kemanusia melalui gigitan nyamuk
Aedes yang terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue penyebab Demam
Dengue (DD), Demam Berdarah Dngue (DBD) dan Dengue Shock Syndrom
(DSS) termasuk dalam lelompok B Arthropod Virus(Arbovirosis) yang
sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviride, dan
mempunyai 4 jenis serotype, yaitu: Den-1, Den2 ,Den-3 ,Den-4 (Kemenkes
RI, 2010).
Menurut Dinkes Jateng (2005) Penyebab penyyakit DBD ada 4 tipe
(Tipe1,2,3,dan 4), termasuk dalam group B AntropodBorne
virus(Arbovirus). Dengue tipe-3 merupakan serotip virus yang dominan
yang menyebabkan kasus yang berat. Masa inkubasi penyakit demam
berdarah dengue diperkirakan <7 hari. Penularan penyakit demam berdarah
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
dengue umumnya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty
meskipun dapat juga ditularkan oleh Aedes Albopictus yang hidup dikebun.
Penyakit demam berdarah dengue mengenai seseorang melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang menularkan penyakit adalah nyamuk
betina dewasa. Nyamuk betina memerlukan darah manusia atau binatang
untuk hidup dan berkembang baik. Apabila disekitar tempat sarang nyamuk
tersebut dijumpai seseorang yang sedang sakit demam berdarah penyakit
demam berdarah dengue ringan atau berat. Sebaliknya, apabila daya tahan
tubuh rendah seperti pada anak-anak, penyakit infeksi dengue ini dapat
menjadi berat bahkan dapat mematikan (Misnadiarly, 2009).
3. Tandadan Gejala
Menurut Hastuti (2008) tanda dan gejala pada penderita penyakit demam
berdarah adalah sebagai berikut:
a. Demam
b. Perdarah /bintik-bintik merah pada kulit
c. Perdarahan lain: mimisan, perdarahan gusi
d. Keluhan pada saluran peernapasan: batuk, pilek
e. Keluhan pada saluran pencernaan ataupun sakit waktu menelan.
Sedangkan menurut Dinas Kesehatan DKI dalam Misnadiarly (2009)gelaja
penyakit DBD antara lain :
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
a. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah lesu,suhu badan
antara 38-40 ˚C.
b. Tampak bintik-bintik merah pada kulit dan jika direnggangkan maka
bintik merah itu tidak hilang.
c. Kadang-kadang perdarahan di hidung(mimisan).
d. Mungkin teerjadi muntah darah atau berak darah.
e. Tes tourniquet positif.
f. Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpuria.
g. Kadang-Kadang nyeri ulu hati karena terjadi perdarahan di lambing.
h. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin,
berkeringat,perdarahan selaput lender mukosa, alat cerna/gastro internal
tempat suntukan ataudi tempat lainnya.
i. Hematemesis atau melena.
j. Pembasan plasma yang erat hubunggannya dengan kenaikan
permeabilitas dinding pembuluh darah. Ditandai dengan munculnya atau
lebih dari:
1) Kenaikan nilai 20% hematocrit atau lebih tergantung umur dan jenis
kelamin.
2) Menurunnya hemotokrit dari nilai dasar 20% atau lebih sesudah
pengobatan.
4. Derajat dan Klasifikasi Penyakit Demam Berdarah
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Menurut World Health Organization (2009), DBD di klasifikasikan
menjadi 4 tingkat keparahan :
Derajat I :Demam disetai dengan gejala konstitusional non-spesifik, satu-
satunya manifestasi perdarahan adalah tes torniket positifdan
muntah memar.
Derajat II :Perdarahan spontan selain manifestasi pasien pada Derajat I,
biasanya pada bentuk perdarahan kulit atau perdarahan lain.
Derajat III :Gagal sirkulasi dimanifestasikan dengan nadi cepat dan lemah
serta penyampitan tekanan nadi atau hipotensi,dengan adanya
kulit dingin dan lembab serta gelisah.
Derajat IV : Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terrdeteksi.
Klasifikasi DBD menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(2010) yaitu:
a. Dengue tanpa tanda bahaya dan dengue dengan tanda bahaya (dengue
without warning signs). Kriteria dengue tanpa tanda bahaya dan dengue
dengan tanda bahaya:
1) Bertempat tinggal di atau bepergian ke daerah endemik dengue.
2) Demam disertai 2 dari hal berikut: Mual, muntah, ruam,sakit dan nyeri,
uji torniket positif, leukopenia, adanya tanda bahaya.
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
3) Tanda bahaya adalah nyeri perut atau kelembutannya, muntah
berkepanjangan, terdepat akumulasi cairan, perdarahan mukosa,
letargis,lemah, perbesaran hati >2 cm, kenaikan hemotokrit seiring
dengan penurunan jumlah trombosit yang cepat.
4) Dengue dengan konfirmasi laboratorium (penting bila bukti kebocoran
plasma tidak jelas).
b. Dengue berat (severe dengue). Kriteria dengue berat :kebocoran plasma
berat, yang dapat menyebabkan syok (DSS), akumulasi cairan dengan
distress pernafasan. Perdarahan hebat, sesuai peertimbangan
klinisigangguan organ berat, hepar. Untuk mengetahui adanya
kecederungan perrdarahan dapat dilakukan uji tourniquet.
5. Cara Pencegahan Penyakit
Beberapa metode pengendalian vektor telah banyak diketahui dan
digunakan oleh program pengendalian DBD ditingkat pusat dan di daerah
yaitu:
a. Manajemen lingkungan
Manajemen lingkungan adalah upaya pengelolaan lingkungan untuk
mengurangi bahkan menghilangkan habitat perkembangbiakan nyamuk
vector sehingga akan mengurangi kepadatan populasi. Manajemen
lingkungan hanya akan berhasil dengan baik kalau dilakukan oleh
masyaraka, lintas sktor, para pemegang kebijakan dan lembaga swadaya
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
masyarakat melalui program kemitraan. Sejarah keberhasilan manajemen
lingkungan telah ditunjukan oleh Kubadan Panamaserta Kota Purwokerto
dalam pengendalian sumber nyamuk.
b. Pengendalian Biologis
Pengendalian secara Biologis merupakan upaya pemanfaatan agent
biologi untuk pengendalian vektor DBD. Beberapa agenbiologis yang
sudah digunakan dan terbukti mampu mengendalikan populasi larva
vector DB/DBD adalah dari kelompok bakteri, predator seperti ikan
pemakan jentik dan cyclops (Copepoda).
c. Pengendalian kimiawi
Pengendalian secara kimiawi masih paling popular baik bagi
program pengendalian DBD dan masyarakat. Penggunaan insektisida
dalam pengendalian vector DBD bagaikan pisau bermata dua, artinya bisa
menguntungkan sekaligus merupakan. Insektisida kalau digunakan secara
tepat sasaran, tepat dosis, tepat waktu dan cakupan akan mampu
mengendalikan vector dan mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan dan organisme yang bukan sasaran.
d. Partisipasi masyarakat
Partipasi masyarakat merupakan proses panjang dan memerlukan
ketekunan, kesabaran dan upaya dalam memberikan pemahaman dan
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
motivasi kepada individu, kelompok, masyarakat, bahkan pejabat secara
berkesinambungan. Program yang melibatkan masyarakat adalah
mengajak masyarakat mau dan mampu melakukan 3 M plus atau PSN
dilingkungan mereka.
e. Perlindungan Individu
Untuk melindungi pribadi dari risiko penularan virus DBD dapat
dilakukan secara individu dengan menggunakan repellent, menggunakan
pakaian yang mengurangi gigitan nyamuk. Baju lengan panjang dan
celana panjang bisa mengurangi kontok dengan nyamuk meskipun
sementara. Untuk mengurangi kontak dengan nyamuk di dalam keluarga
bisa memasang kelambu pada waktu tidur dan kasa anti nyamuk.
Insektisida rumah tangga seperti semprotan aerosol dan repellent: obat
nyamuk bakar, vaporize mats (VP), dan repellent oleh anti nyamuk bisa
digunakan oleh individu. Pada 10 tahun terakhir dikembangkan kelambu
berinsektisida atau dikenal sebagai insecticide treated nets (ITNs) dan
tirai berinsektisida yang mampu melindungi gigitan nyamuk.
Menurut Kementrian kesehatan Republik Indonesia (2011), cara
pencegahan DBD yaitu dengan PSN DBD melalui 3 M plus:
1) Menguras tempat penampungan air sekurangnya seminggu sekali.
2) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
3) Mengubur, mengumpulkan, memanfaatkan atau menyingkirkan
barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleeng
bekas, plastic bekas, dll.
4) Plus
a) Ganti air vas bunga, tempat minuman burung dan tempat lainnya
seminggu sekali.
b) Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer atau rusak
c) Tutup lubang pada potongan bambu, pohon, dan lainya misalnya
dengan tanah.
d) Menaburi racun pembasmi jentik (larvasidasi) khususnya bagi
tempat penampungan air yang sulit dikuras atau daerah sulit air.
e) Menebur ikan pemakan jentik seperti kepala timah, gepi, ditempat
penampungan air yang ada disekitar rumah.
f) Tidur memakai kelambu.
g) Memakai obat nyamuk.
h) Memasang kawat kasa pada lubang angina dirumah.
Sedangkan menurut misnadiarly (2009), pencegahan penyakit
demam berdarah mencakup antaralain:
a. Terhadap nyamuk perantara
Pemberantasan nyamuk aedes aegypti induk dan telurnya.
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
b. Terhadap diri kita
Memperkuat daya tahan tubuh dan melindungi dari gigitan nyamuk.
c. Terhadap lingkungan
Mengubah perilaku hidup sehat terutama kesehatan lingkungan.
6. Tempat perkembangbiakan
Menurut Depkes RI (2008), jenis tempat perkembang-biakan nyamuk
Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti:
b. Drum, tangki reservoir, tempayan, bak mandi atau wc, dan ember.
c. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti:
d. Tempat minum burung, vasbungan, perangkap semut dan barang-barang
bekas (ban, kaleng, botol, plastik danlain-lain).
e. Tempat penampungan air alamiah seperti: lobang pohon, lobang batu,
pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu.
B. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah
Dengue (DBD)
1. Agen (Penyebab)
Menurut Dinkes Jateng (2005), Penyebab penyakit DBD ada 4 tipe
(Tipe 1, 2, 3 dan 4), termasuk dalam group B Antropod Borne Virus
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
(Arbovirus). Dengue tipe 3 merupakan serotip virus yang dominan yang
menyebabkan kasus yang berat. Penularan penyakit demam bedarah dengue
umumnya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti meskipun dapat
juga ditularkan oleh Aedes Albopictus hidup dikebun. Selain itu, apesis
Aedes Polynesiensis dan beberapa spesies dari komplek Aedes scutellaris
juga dapat berperan sebagai vector yang mentransmisikan virus dengue
(Djunaedi, 2006)
2. Host (penjamu)
a. Umur
Menurut Djunaedi (2006),selama tahun1986-1973 sebesar kurang
dari 95% kasus DBD adalah anak dibawah umur 15 tahun. Selama tahun
1993-1998 meskipun sebagian besar kasus DBD adalah anak berumur 5-
14 tahun, namun Nampak adanya kecenderungan peningkatan kasus
berumur lebih dari 15 tahun. Dengan kata lain, DBD banyak dijumpai
pada anak berumur 2-15 tahun. DBD lebih banyak menyerang anak-anak,
tetapi dalam decade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan kenaikan
proporsi penderita penyakit DBD pada orang dewasa (Dinkes
Jateng,2005).
b. Jenis kelamin
Sejauh ini tidak ditemukan perbedaan kerentanan terhadap serangan
DBD dikaitan dengan perbedaan jenis kelamin (gender). Di
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
philiphinsdilaporkan bahwarasio antarajenis kelamin adalah 1:1.
Demikian pula di Thailand dilaporkan tidak ditemukan perbedaan
kerentanan terhadap serangan DBD antara anak laki-laki dan perempuan
(Djunaedi,2006).
c. Faktor interna manusia (Perilaku manusia)
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas yang
timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung (Sunaryo,2004). Menurut Notoatmodjo
(2007) perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia marupakan salah satu
factor yang banyak memegang peranan dalam menentukan darejat
kesehatan suatu masyarakat(Noor,2008).
3. Environment (lingkungan)
a. Lingkungan fisik yaitu keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh
terhadap manusia baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan
biologis dan lingkungan social manusia (Noor,2008). Faktor lingkungan
fisik yang berpengaruh terhadap kejadian DBD antara lain: suhu udara.
Nyamuk dapat bertahan pada suhu udara rendah, tetapi
metabolismenyamenurun atau bahkan berhenti bila suhunya turun
dibawah suhu krisis. Pada suhu yang lebih tinggi 35 ˚C juga mengalami
perubahan dalam arti lebih lambat prosese-proses fisiologis, rata-rata
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
suhu optimim untuk pertumbuhan nyamuk adalah 25 ˚C - 30 ˚C.
Pertumbuhan nyamuk akan berhenti sama sekali bila suhu kurang 10 C
atau lebihdari 40 C (Depkes RI,2008).
b. Lingkungan Bioligis yaitu terdiri dari mahkluk hidup yang bergerak, baik
yang dapat dilihat maupun tidak (manusia, hewan, kehidupan akuatik,
amuba, virus, plangton). Mahkluk hidup tidak bergerak (tumbuhan,
karang laut, bakteri, dll). Faktor lingkungan biologis yang berpengaruh
terhadap kejadian DBD antara lain, (Keberadaan jentik, kontainer,
tanaman hias atau tumbuhan, indeks jentik (host indeks, container indeks,
bteatu indeks).
c. Lingkungan social yaitu bentuk lain selain fisik dan biologis. Faktor
lingkungan social yang DBD adalah kepadatan penduduk dan mobilitas.
Kepadatan penduduk yang tinggi akan mempermudah terjadinya infeksi
virus dengue, karena daerah yang berpenduduk padat akan meningkatkan
jumlah insiden kasus DBD tersebut. Mobilitas penduduk memegang
peranan penting pada transmisipenularan infeksi virus dengue. Salah satu
factor yang mempengaruhi penyebaran epidemic dari Queenslandke New
South Wales pada tahun1942 adalah perpindahan personilmiliter dan
angkatan udara, karena jalur transportasi yang dilewati merupakan jalul
penyebaran virus dengue (Sutaryo, 2005).
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
C. Pengetahuan
1. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari “Tahu” dan terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu obyek. Penginderaan
terjadi melalui panca indera yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman
rasa dan raba. Namun sebagian besar pengetahuan seseorang didapat melalui
panca indera mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).
2. Tingkatan Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan dalam revisi Toksonomi Bloom adalah sebagai
berikut (Anderson and Krathwohl, 2001; dalam Wikipidia):
a. Remembering (mengingat)
Kemampuan menyebutkan kembali informasi / pengetahuan yang
tersimpan dalam ingatan.
b. Understanding (memahami)
Kemampuan memahami instuksi dan menegaskan
pengertian/makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk
lisan, tertulis, maupun grafik/diagram
c. Applying (menerapkan)
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep
dalam situasi tertentu.
d. Analyzing (menganalisis)
Kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen dan
menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas
konsep tersebut secara utuh.
e. Evaluating (menilai)
Kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma,
kriteria atau patokan tertentu.
f. Creating (mencipta)
Kemapuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru
yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil.
3. Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan teknik
wawancara atau kuisoner yang menanyakan isi materi yang akan diukur dari
subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2012).
Pengukuran tingkat pengetahuan menurut Budiman (2013) terbagi
menjadi :
a. Tingkat pengetahuan baik bila nilai ≥75
b. Tingkat pengetahuan cukup bila nilai 56 – 74
c. Tingkat pengetahuan kurang bila nilai ≤55
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
D. Sikap
1. Definisi
Menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan kesiapan untuk
bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek.
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur
melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah
terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan
dengannya. (Widayatun,T.R, 2009).
2. Tingkatan Sikap
Pembagian domain ini disusun oleh Taksonomi Bloom
1) Penerimaan (Receiving/Attending)
Kemampuan untuk menunjukan atensi dan penghargaan terhadap orang
lain.
2) Responsif
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Kemampuan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan selalu
termotivasi untuk segera bereaksi dan mengambil tindakan atas suatu
kejadian.
3) Nilai yang dianut
Kemampuan menunjukan nilai yang dianut untuk membedakan mana
yang baik dan kurang baik terhadap suatu kejadian/objek, dan nilai
tersebut dieksperasikan dalam perilaku.
4) Organisasian (Organization)
Kemampuan membentuk system nilai dan budaya organisasi dengan
mengharmonisasikan perbedaan nilai.
5) Karakterisasi (Characterization)
Kemampuan mengendalikan perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan
memperbaiki hubungan intrapersonal, interprasonal dan social.
E. Praktek dan Pencegahan
1. Praktek
a. Pengertian
Pembagian domain ini disusun oleh Taksonomi Bloom
1) Persepsi
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Kemapuan menggunakan saraf sensori dalam menginterpretasikannya
dalam memperkirakan sesuatu .
2) Kesiapan
Kemapuan untuk mempersiapkan diri, baik mental, fisik, dan emosi
dalam menghadapi sesuatu.
3) Reaksi yang diarahkan
Kemampuan untuk memulai ketrampilan yang kompleks dengan
bantuan / bimbingan dengan meniru dan uji coba.
4) Reaksi natural (mekanisme)
Kemampuan untuk melakukan kegiatan pada tingkat ketrampilan tahap
yang lebih sulit.
5) Reaksi yang kompleks
Kemampuan untuk melakukan kemahirannya dalam melakukan
sesuatu
6) Adaptasi
Kemampuan mengembangkan keahlian, dan memodifikasi pola sesuai
dengan dibutuhkan.
7) Kreativitas
Kemampuan untuk menciptakan pola baru yang sesuai dengan
kondisi/situasi tertentu dan juga kemampuan mengatasi masalah
dengan mengeksplorasi kreaktivitas diri.
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
2.Faktor yang mempengaruhi praktek
Menurut Lowrence green dalam Notoatmodjo (2005),
mengemukakan bahwa untuk mencoba menganalisis praktik manusia dari
tingkat kesehatan orang dapat dipengaruhi 3 faktor yaitu:
1) Faktor predisposisi
Terbentuknya suatu praktik baru, dimulai pada cognitive domain
dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa
materi sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subyek tersebut
selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subyek
terhadap pengetahuan. Pengetahuan dan sikap subyek terhadap
diharapkan akan membentuk praktik (psikomotor).
2) Faktor pendukung atau pemungkin
Hubungan antara konsep pengetahuan dan praktik, kaitannya
dalam suatu materi kegiatan biasanya mempunyai anggapan yaitu
adanya pengetahuan tentang manfaat suatu hal yang akan
menyebabkan orang mempunyai sikap positif terhadap hal tersebut.
Selanjutnya sikap positif ini akan mempengaruhi untuk ikut dalam
kegiatan ini. Niat ikut serta dalam kegiatan ini akan menjadi tindakan
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
apabila mendapat dukungan sosial dan tersedianya fasilitas, kegiatan
ini disebut praktik. Berdasarkan teori WHO menyatakan bahwa yang
menyebabkan seseorang berpraktik adatiga alasan diantaranya adalah
sumber daya (Resourcer) meliputi fasilitas, pelayanan kesehatan dan
pendapatan keluarga.
3) Faktor pendorong
Faktor yang mendorong untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang terwujud dalam dukungan keluarga.
2.Pencegahan
Menurut KBBI, mencegah adalah menahan agar sesuatu tidak
terjadi, menegahkan, tidak menurutkan, merintangi, melarang,
mengikhtiarkan supaya jangan terjadi, sedangkan pencegahan adalah
proses, cara, perbuatan mencegah, penegahan, penolakan.
Pencegahan menurut Notosoedirdjo dan Latipun (2005 : 145)
Pencegahan adalah upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
terjadinya ganggguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau
masyarakat.
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Sedangkan pengertian pencegahan menurut Nasry (2006)
menjelaskan bahwa Pencegahan adalah mengambil suatu tindakan yang
diambil terlebih dahulu sebelum kejadian, dengan didasarkan pada data /
keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil
pengamatan / penelitian epidemiologi.
F. Endemis
Menurut Kemenkes endemis yaitu secara tetap terdapat di tempat-tempat
atau di kalangan orang-orang tertentu dan terbatas pada mereka saja (seperti
penyakit malaria di daerah pesisir, penyakit cacing tambang di kalangan buruh
tambang).
Endemis adalah istilah yang dipakai pada penyakit-penyakit yang sudah
lama ada disuatu tempat, istilah ini dipakai juga untuk keberadaan mahluk
hidup tertentu misalnya tumbuhan atau binatang yang sudah lama berada
disuatu tempat dimana saja dimuka bumi ini. Ukuran tentang waktu yang
dianggap sudah lama dapat berarti sudah tahunan, bulanan, atau mingguan
tergantung dari pola hidup dan usia mahluk atau penyakit yang dianggap
endemis tersebut. Jika masa inkubasi dari penyakit sangat pendek atau dalam
hitungan beberapa hari atau beberapa jam maka penyakit dapat dikatakan sudah
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
lama ada jika disuatu daerah dimana penyakit itu ada terus setelah sebulan atau
beberapa masa inkubasi. Penyakit endemik adalah suatu penyakit asli yang
mawabah atau penyebaran penyakit pada banyak orang atau beberapa daerah
dalam lingkup yang sangat luas.
Luas wilayah yang terjangkit juga sangat menentukan karena penyakit
menular cenderung berpindah dari satu wilayah kewilayah lain terutama
wilayah yang berdekatan, jika dipakai ukuran Kabupaten maka penyakit bisa
jadi sangat lama berputarpindah dari desa ke desa terutama bila pemerintah
daerah tidak melakukan tindakan apa-apa. Jika suatu penyakit tiba-tiba ada
muncul disuatu tempat dimana sebelumnya belum pernah ada maka ini disebut
epidemi atau KLB (Kejadian Luar Biasa) penyakit.
Indonesia dikenal sebagai wilayah yang endemis terhadap berbagai
penyakitmenularyang sejak dulu ada dan tidak pernah berhasil dihabiskan oleh
Negara dan masyarakat.
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
G. Kerangka Teori Penelitian
Faktor Host (Manusia)
- Umur
- Jenis Kelamin
- Sikap
- Pengetahuan tentang DBD
- Praktik atau tindakan pencegahan DBD
Faktor Agen (Penjamu)
-Nyamuk Aedes Aegepty
-Nyamuk Aedes Albopictus
-Nyamuk Aedes Polynesiensis
KEJADIAN
DEMAM
BERDARAH
DENGUE
- Mengingat
- Memahami
- Menerapkan
- Menganalisis
- Menilai
- Mencipta
- Persepsi
- Kesiapan
- Reaksi yang diarahkan
- Reaksi natural
- Reaksi yang kompleks
- Adaptasi
- Kreaktivitas
- Penerimaan
- Responsif
- Nilai yang dianut
- Organisasia
- Karakterisasi
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Gambar 2.1 Karangka Teori Penelitian
Sintesa dari: Noor,(2008)., Notoatmodjo,(2013,2007)., Sunaryo,(2004).,
Djunaedi,(20060., Sutaryo,(2005).,Misnadiarly,(2009).
G. Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan tentang DBD
Praktek pencegahan DBD
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
H. Hipotesis Penelitian
Faktor Environment (Lingkungan)
-lingkungan fisik
-Lingkungan biologis
-Lingkungan sosian
Demam berdarah
Dengue
Pengetahuan tentang DBD
Praktik pencegahan DBD
Endemis
Non Endemis
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat
kebenarannya (Setiawan dan Saryono, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini
penulis rumuskan sebagai berikut:
1. Pengetahuan
a. Ho : Tidak ada perbedaan pengetahuan DBD pada ibu di wilayah
endemis dan non endemis Kecamatan Padamara Kabupaten
Purbalingga.
b. Ha : Ada perbedaan pengetahuan DBD pada ibu di wilayah endemis
dan non endemisKecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga.
2. Praktek
a. Ho : Tidak ada perbedaan praktek pencegahan DBD pada ibu di
Wilayah endemis dan non endemisKecamatan Padamara Kabupaten
Purbalingga.
b. Ha : Ada perbedaan praktek pencegahan DBD pada ibu di Wilayah
endemis dan non endemisKecamatan Padamara Kabupaten
Purbalingga.
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017