bab3 dasar matematik
TRANSCRIPT
BAB 3 Dasar-Dasar Matematika http://staff.ums.ac.id/effendy Marwan Effendy 21
BAB III
DASAR-DASAR MATEMATIKA
Dasar-dasar untuk keperluan analisis dan perancangan sistem pengendalian
adalah Teorema Transpormasi Laplace, Transpormasi Z, Transpormasi Fourier, dan
matrik. Dalam bab ini akan dipaparkan tranformasi Laplace, alih bentuk Laplace dan
bagaimana menentukan determinan suatu matrik.
3.1. Transformasi Laplace
Transformasi Laplace sangat besar peranannya dalam analisis sistem
pengendalian kontinyu, terutama yang berkaitan dengan analisis respon transien,
analisis respon frekuensi, analisis kestabilan Routh-Hurwitz, dan sebagainya.
Transformasi Laplace mentransformasikan persamaan matematika dalam
domain waktu(t) menjadi domain Laplace(s). Untuk merubah dari domain waktu ke
domain s dipergunakan formulasi:
~
0
st- dtf(t).eF(s)f(t)L , t 0 ................................ ............................. [3.1]
dengan
f(t) : persamaan domain waktu untuk t < 0 maka f(t) = 0
s : variabel kompleks
L : simbol operasional Laplace
F(s) : persamaan domain s
Contoh 3.1 Fungsi tangga (step). Ubahlah sinyal step f(t)=1 menjadi bentuk laplac e
~
0
st- dtf(t).eF(s)f(t)L
~
0
st- dt1.eF(s)f(t)L
s
1e
s
1-F(s)f(t)
~
0
st- L
BAB 3 Dasar-Dasar Matematika http://staff.ums.ac.id/effendy Marwan Effendy 22
Terlihat proses pengubahan bentuk fungsi waktu menjadi fungsi laplace cukup
rumit, maka untuk memudahkannya saat ini sudah tersedia tabel tranformasi laplace
yang mampu dipergunakan langsung. Bentuk perubahan bisa dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Tabel Transformasi Laplace
3.2. Teorema Transformasi Laplace (Alih bentuk Laplace)
1. Superposisi (Penjumlahan dan pengurangan)
Apabila dua persamaan matematika doma in waktu f1(t) dan f2(t) yang
mempunyai bentuk laplace f 1(s) dan f2(s) dijumlahkan atau dikurangkan, akan
didapatkan:
(s)F(s)F(t)f(t)f 2121 L ................................ ................................ .. [3.2]
BAB 3 Dasar-Dasar Matematika http://staff.ums.ac.id/effendy Marwan Effendy 23
2. Linearitas (perkalian dengan konstanta k)
Jika k adalah konstanta yang dikalikan denga n persamaan f(t), maka bentuk
laplacenya akan didapatkan:
F(s)..f(t) kk L ................................ ................................ .................... [3.3]
3. Turunan (derivatif)
Bentuk transformasi laplace jika fungsi f(t) diturunkan terhadap t adalah:
)f(0-sF(s)t
f(t)
d
dL ................................ ................................ .......... [3.4]
dimana: f(0+) adalah nilai awal f(t)pada 0 dari arah positif pada sumbu t
Sedangkan turunan ke-n dasi fungsi f(t) adalah:
)f(0-)sf(0-.....-)f(0s-)f(0s-)f(0s-F(s)st
f(t) 3-n2-n1-nnn
n
d
dL ..... [3.5]
4. Integrasi
Jika fungsi f(t) diintegralkan terhadap t, maka bentuk laplacenya adal ah:
0f(t)dt
s
1F(s)f(t)dt
tsL ................................ .............................. [3.6]
dimana 0
f(t)dtt
integral f(t) terhadap t pada t=0 +
5. Pergeseran (shifting)
Jika fungsi f(t) digeser (ditunda= delayed) dengan waktu tunda T, maka fungsi
tersebut menjadi f(t-T), bentuk laplacenya adalah:
.F(s)eT-tT).u-f(t -sTL , T≥0 ................................ .......................... [3.7]
dimana: u(t-T) sinyal unit step ----u(t-T)=1
6. Teorema Nilai Awal
Jika transformasi laplace daei f(t) adalah F(s) dan sF(s)lim0s
ada nilainya, maka
nilai awal dari fungsi waktu diberikan oleh:
sF(s)limf(t)lim~s0t
................................ ................................ ................... [3.8]
7. Teorema Nilai Akhir
Jika transformasi laplace dari f(t) adalah F(s) dan f(t)lim~t
ada nilainya, maka
nilai awal dari fungsi waktu diberikan oleh:
sF(s)limf(t)lim0s~t
................................ ................................ ................... [3.9]
BAB 3 Dasar-Dasar Matematika http://staff.ums.ac.id/effendy Marwan Effendy 24
8. Perkalian f(t) dengan e -at
Jika fungsi e-at maka bentuk tranformasi laplacenya adalah:
s)F(f(t).e t- L ................................ ................................ ............ [3.10]
dimana: α=absisca convergence
9. Perubahan Skala Waktu
Jika fungsi f(t) skala waktunya berubah, misalnya dengan skala A, maka akan
menjadi f(t/A), bentuk laplacenya adalah :
AF(As))A
tf(
L ................................ ................................ .............. [3.11]
10. Perkalian kompleks (Integral Konvolusi)
Apabila dua fungsi f1(t-σ) dan f2(σ) dapat dikalikan, kemudian diintegralkan
dari σ =0 sampai σ =t, didapat:
(t)f*(t)fd)).f(-(tf 211 L ................................ ........................... [3.12]
Bentuk persamaan disebelah kanan tanda sama dengan disebut dengan integral
konvolusi. (t)f*(t)f(t)f*(t)f 1221
bentuk integral dari integral konvolusi ini adalah:
(s)F.(s)F(t)f*(t)f 2121 L ................................ ................................ ... [3.13]
3.3. Transformasi Laplace Balik
Terkadang diperlukan suatu transformasi dari domain S ke domain waktu.
Proses matematik dalam mengubah eksp resi variabel kompleks menjadi ekspresi waktu
disebut transformasi balik. Untuk transformasi ini digunakan hubungan:
jc
j-c
stdsF(s).ej2
1f(t)F(s)1-L , t0................................ .................. [3.14]
dimana
c = absis konvergensi
jω=nilai imajiner pada sumbu jω
Transformasi dari fungsi F(s) ke domain waktu dengan menggunakan
persamaan 3-16 ini akan banyak mengalami kesulitan, oleh karena itu biasanya
digunakan tabel transformasi laplace.
BAB 3 Dasar-Dasar Matematika http://staff.ums.ac.id/effendy Marwan Effendy 25
Suatu fungsi F(s) dalam sistem pengendalian biasanya dapat dituliskan dalam
bentuk:
m321
m321
ps........pspsps
zs......zszszsK
sA
sBF(s)
, n ≥ m ....................... [3.15]
dimana: z1, z2, z3,…..…zm disebut zero
p1, p2, p3,…….pn disebut pole (akar-akar karakteristik)
zero maupun pole dapat berupa bilangan real maupun imajiner atau merupakan akar
kompleks.
Apabila persamaan 3.15 ditransformasikan ke domain waktu, maka dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
3.3.1. Uraian pecahan parsial j ika F(s) melibatkan pole berbeda
Apabila semua pole pada persamaan 3.15 tersebut di atas berbeda nilainya,
artinya p1≠ p2≠ p3≠ ….≠ pn, maka persamaan tersebut dapat dirubah menjadi:
n3
3
2
2
1
1
ps......
pspspssAsB
F(s)
naaaa...................... [3.16]
dimana nilai a1, a2, a3,…, an adalah residue F(s) ke-1, 2, 3…..n pada s= -p1, s= -p2,
s=-p3, …, s=-pn dan nilai-nilai residue tersebut dapat dicari dari hubungan:
1-ps
11 pssAsB
a
2-ps
22 pssAsB
a
-p3s
33 pssAsB
a
:
:
:
n-ps
nn pssAsB
a
Dan domain waktu dari persamaan 3-19 adalah:
t-pn
t-p3
t-p2
t-p1
n321 .ea.......ea.ea.eaf(t)F(s) -1L ...................... [3.17]
BAB 3 Dasar-Dasar Matematika http://staff.ums.ac.id/effendy Marwan Effendy 26
Contoh 3.2 Carilah tranformasi laplace balik dari
1s2s
3sF(s)
Persamaan F(s) bisa diurai menjadi pecahan parsial
1s2s1s2s
3sF(s) 21
aa
dimana nilai a1 dan a2 ditentukan dengan
12s1s2s
3sa
-2s
1
21s1s2s
3sa
-1s
2
Jadi tranformasi laplace balik
t-2t- e2e1s
22s
1-F(s)f(t)
1-1-1- LLL
3.3.2. Uraian pecahan parsial jika F(s) melibatkan pole yang bernilai sama
Jika pada persamaan 3.15 ada r buah pole yang bernilai sama, misalnya p 1= p2=
p3= ….= pr, sedangkan pole sisanya semuanya berbeda, artinya pr≠ pr+1≠ pr+2≠ ….≠ pn
dan r < n maka persamaan 3.15 dapat diubah menjadi:
n2r
2
1r
1
1
1
1
2
1
1
1 ps......
pspsps......
pspspssAsB
F(s)
nrrrr
rr
rr
r aaabbbb . [3.18]
dimana:
1-ps
1r pssAsB
b
r
1-ps
11-r pssAsB
b
r
ds
d
1-ps
12
2
2-r pssAsB
2!1
b
r
ds
d
:
:
1-ps
1j-r pssAsB
j!1
b
r
j
j
ds
d
BAB 3 Dasar-Dasar Matematika http://staff.ums.ac.id/effendy Marwan Effendy 27
dan bentuk domain waktu dari persamaan 3.18 adalah:
tp-
ntpr-
2tpr-
1p-
122r1r n211 .ea.......ea.eaebtb......t
!2b
t!1
bF(s)
rr
trr
rr1-L . [3.19]
Contoh 3.3 Carilah tranformasi laplace balik dari
32
1s
32sF(s)
s
Persamaan F(s) bisa diurai menjadi pecahan parsial
11
22
33
3
2
1s
b
1s
b
1s
b
1s
32sF(s)
s
dimana nilai b3, b2 dan b1 ditentukan dengan
232s1s
1s
32sb 1
2
1
3
3
2
3
s
s
ss
02232s
ds
d1s
1s
32s
ds
db 11
2
1
3
3
2
2
ss
s
sss
12
2
132s
ds
d
!2
11s
1s
32s
ds
d
!1-3
1b
1
22
2
1
3
3
2
2
2
1
ss
ss
Jadi tranformasi laplace balik
t-23
e1t1s
1
1s
2F(s)f(t)
1-1-1- LLL
3.3.3. Uraian pecahan parsial jika F(s) melibatkan pole kompleks konyugasi
Misalnya p1 dan p2 pada persamaan 3.15 merupakan akar kompleks konyugas i,
sedangkan p3, p4, …, pn merupakan pole ynag berbeda semuanya maka persamaan 3.15
dapat dibentuk menjadi:
n3
3
21
21
ps......
pspspss
sAsB
F(s)
naa
.......................... [3.20]
Untuk mencari α1 dan α2 dilakukan dengan cara sebagai berikut:
11
21n
213
321
21
21
-ps
21 pspsps
..pspsps
pspspsps
spsps
sA
sB
ps
n
BAB 3 Dasar-Dasar Matematika http://staff.ums.ac.id/effendy Marwan Effendy 28
Dari persamaan tersebut akan dihasilkan:
21
-ps
21 spspssAsB
1
................................ ...................... [3.21]
nilai α1 dan α2 dapat dicari dari persamaan 3.21 dengan memasukkan nilai s= -p1 dan
menyamakan suku yang mengandung nilai imajiner dan yang real. Bentuk domain
waktu dari persamaan 3.20 selanjutnya dicari dari tabel transformasi laplace.
Contoh 3.4..Carilah tranformasi laplace balik dari
1ss
1sF(s)
2
Persamaan F(s) bisa diurai menjadi pecahan parsial
1ss1ss
1sF(s)
22
dimana nilai s ditentukan dengan
866,05,0s866,05,0s1ss 2 jj
866,05,0s j
dimana nilai α dan β ditentukan dengan
866,05,0s866,05,0s
ss
1sj
j
866,05,0866,05,0
866,05,0j
j
j
866,05,075,0866,025,0866,05,0 jjj
5,05,05,0
866,0866,0866,0
jadi
0dan1
1ss1ss
01F(s)
22
ss
Jadi tranformasi laplace balik
tts
866,0cose866,0sine578,01s
s-F(s)f(t) 0,5t-0,5t-
2
1-1- LL
BAB 3 Dasar-Dasar Matematika http://staff.ums.ac.id/effendy Marwan Effendy 29
3.4. Matrik
Matrik didefinisikan suatu susunan segiempat yang berupa elemen bilangan
nyata, kompleks, fungsi atau operator. Matrik a berikut memiliki m baris dan n kolom.
A =
mnmm
n
n
aaa
aaa
aaa
A
21
22221
11211
................................ ........................ [3.22]
3.4.1. Transpose Matrik
Jika matrik A m x n ditukar menjadi matrik n x m maka disebut tranpose A.
Tranpose matrik A dinyatakan dengan A’.
A’ =
mnnn
m
m
aaa
aaa
aaa
21
22212
12111
................................ ................................ . [3.23]
Matrik A dan A’ mempunyai determinan yang sama. Berikut ini akan dibahas proses
penentuan determinan untuk matrik orde 2 x 2 hingga 4 x 4.
3.4.2. Determinan matrik ordo 2 x 2
122122112221
121122 .. aaaa
aa
aax ................................ .................. [3.24]
3.4.3. Determinan matrik ordo 3 x 3
3231
2221
1211
333231
232221
131211
333231
232221
131211
33
aa
aa
aa
aaa
aaa
aaa
aaa
aaa
aaa
x .......................... [3.25]
33211232231131221332211332231233221133 ............ aaaaaaaaaaaaaaaaaax atau
2221
121133
33
2321
131132
23
2322
131231
1333 111
aa
aaa
aa
aaa
aa
aaax
12212211331321231132122223123133 ...... aaaaaaaaaaaaaaax
BAB 3 Dasar-Dasar Matematika http://staff.ums.ac.id/effendy Marwan Effendy 30
3.4.4. Determinan matrik ordo 4 x 4
44434241
34333231
24232221
14131211
44
aaaa
aaaa
aaaa
aaaa
x ................................ .......................... [3.26]
333231
232221
131211
4444
343231
242221
141211
4334
343331
242321
141311
4224
343332
242322
141312
4114
44 1111
aaa
aaa
aaa
a
aaa
aaa
aaa
a
aaa
aaa
aaa
a
aaa
aaa
aaa
ax
Untuk meneruskan langkah selanjutnya lihat penyelesaian ordo 3 x 3
Dalam kaitannya dengan teknik kendali, matrik banyak di terapkan untuk
menganalisis sistem kestabilan. Teori yang bersentuhan dengan matrik adalah metode
Routh-Hurwitz.
3.5. Soal-soal latihan
1. Ubahlah sinyal step f(t) = 2 menjadi bentuk laplace!
2. Ubahlah sinyal step f(t) = t2 menjadi bentuk laplace!
3. Tentukan laplace dari persamaan tL !
4. Tentukan laplace dari persamaan e -atL !
5. Ubahlah sinyal step f(t)= 2e -3t menjadi bentuk laplace!
6. Carilah tranformasi laplace balik dari 5s4s
3sF(s)
!
7. Carilah tranformasi laplace balik dari 3
2
2s
32sF(s)
s
!
8. Carilah tranformasi laplace balik dari
2s3s
1sF(s)
2
!
9. Carilah tranformasi laplace balik dari 5s4s
2sF(s)
!
10. Carilah tranformasi laplace balik dari 3
2
2s
34sF(s)
s
!
11. Carilah tranformasi laplace balik dari
2s3s
3sF(s)
2
!
BAB 3 Dasar-Dasar Matematika http://staff.ums.ac.id/effendy Marwan Effendy 31
12. Selesaikan matrik43
21!
13. Selesaikan matrik
963
852
741
!
14. Selesaikan matrik
1234
2123
3212
4321
!
15. Selesaikan matrik
21000
32100
03210
00321
00032
!
DAFTAR PUSTAKA
Distefano, J.J., Stubberud, A.R., and Williams, I.J., 1992, Teori dan Soal-soal SistemPengendalian dan Umpan Balik (Terjemahan Herman Widodo Soemitro) SeriScaum, Edisi SI, Erlangga, Jakarta.
Ogata, Katsuhiko., 1997, Teknik Kontrol Otomatik , Edisi 2 Jilid 1/2, Erlangga Jakarta
Pakpahan, Sahat, 1986, Kontrol Otomatik Teori dan Penerapan , Penerbit Erlangga,Jakarta.