bab iii riwayat hidup hamka dan an-nabhani a. riwayat...

28
69 BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat Hidup dan Karya Hamka 1. Riwayat Hidup Hamka HAMKA (1908-1981), adalah akronim dari Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amarullah. Ia adalah seorang ulama terkenal, penulis produktif dan mubalig besar yang berpengaruh di Asia Tenggara. 1 Ia dilahirkan pada hari Ahad tanggal 16 Februari 1908M./13 Muharam 1326 H. di Sungai Batang, Maninjau, Sumatera Barat, Hindia Belanda (saat itu) dari kalangan keluarga yang taat beragama. 2 Ayahnya adalah Haji Abdul Karim bin Amarullah atau dikenali sebagai Haji Rasul, seorang pelopor kebangkitan Kaum Mudo 3 dan tokoh Muhammadiyah di Minangkabau. 4 Sementara ibunya bernama Siti Shafiyah Tanjung binti Haji Zakaria (w. 1934). 5 Dari geneologis ini dapat diketahui 1 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, jil. 2, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2008), h. 75. 2 Hamka, Kenang-kenangan Hidup, jil. 1, (Selangor: Pustaka Dini, 2009), h. 9. 3 Hamka, Ayahku, (Selangor: PTS Publications, 2015), h. 79. 4 Ibid., h. 192. 5 Hamka, Kenang-kenangan Hidup, jil. 1, h. 71.

Upload: duongcong

Post on 18-Aug-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

69

BAB III

RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI

A. Riwayat Hidup dan Karya Hamka

1. Riwayat Hidup Hamka

HAMKA (1908-1981), adalah akronim dari Haji Abdul

Malik bin Abdul Karim Amarullah. Ia adalah seorang ulama terkenal,

penulis produktif dan mubalig besar yang berpengaruh di Asia

Tenggara.1 Ia dilahirkan pada hari Ahad tanggal 16

Februari 1908M./13 Muharam 1326 H. di Sungai Batang, Maninjau,

Sumatera Barat, Hindia Belanda (saat itu) dari kalangan keluarga

yang taat beragama.2 Ayahnya adalah Haji Abdul Karim bin

Amarullah atau dikenali sebagai Haji Rasul, seorang pelopor

kebangkitan Kaum Mudo3 dan tokoh Muhammadiyah di

Minangkabau.4 Sementara ibunya bernama Siti Shafiyah Tanjung

binti Haji Zakaria (w. 1934).5 Dari geneologis ini dapat diketahui

1Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, jil. 2, (Jakarta:

Ichtiar Baru Van Hoeve, 2008), h. 75. 2Hamka, Kenang-kenangan Hidup, jil. 1, (Selangor: Pustaka Dini, 2009),

h. 9. 3Hamka, Ayahku, (Selangor: PTS Publications, 2015), h. 79. 4Ibid., h. 192. 5Hamka, Kenang-kenangan Hidup, jil. 1, h. 71.

Page 2: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

70

bahwa ia berasal dari keturunan yang taat beragama dan memiliki

hubungan dengan generasi pembaharu Islam di Minangkabau pada

akhir abad XVIII dan awal abad XIX. Ia lahir dalam struktur

masyarakat Minangkabau yang menganut sistem matrilineal. Oleh

karena itu, dalam silsilah Minangkabau ia berasal dari suku Tanjung,

sebagaimana suku ibunya.

Hamka menerima dasar-dasar agama dan membaca al-Quran

langsung dari ayahnya. Ketika usia enam tahun, ia dibawa ayahnya

ke Padangpanjang. Pada usia tujuh tahun, ia dimasukkan ke sekolah

desa hanya sempat dienyam sekitar tiga tahun, dan malam harinya ia

belajar mengaji dengan ayahnya sampai khatam.

Tatkala ia berusia 12 tahun, kedua orang tuanya bercerai.

Perceraian kedua orang tuanya ini merupakan pengalaman pahit yang

dialaminya.

Pendidikan formal yang dialami sangat sederhana. Mulai

tahun 1916 sampai 1923, ia belajar agama pada lembaga pendidikan

Diniyah School di Padangpanjang, serta Sumatera Thawalib di

Padangpanjang dan di Parabek.

Page 3: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

71

Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah

seorang otodidak; ia tidak pernah tamat sekolah rakyat dan juga tidak

selesai di surau. Kenyataan ini berkaitan dengan krisis dalam

keluarganya; ia kelihatannya lebih senang mencari ilmu dengan

jalannya sendiri daripada mengikuti keinginan ayahnya yang

terobsesi untuk menjadikannya sebagai ulama.6

Hamka belajar otodidiak dalam berbagai bidang ilmu

pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik,

baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang

tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di

Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad,

Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga,

beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman

seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold

Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx dan Pierre Loti. Hamka juga

rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh

terkenal Jakarta seperti HOS Tjokroaminoto, Raden

6Azyumardi Azra, Historiografi Islam Kontemporer, ed: Idris Thaha,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 267.

Page 4: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

72

Mas Soerjopranoto, Haji Fachrudin, AR Sutan Mansur dan Ki Bagus

Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang

ahli pidato yang handal.

2. Organisasi dan Karir Hamka

Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada tahun

1927 di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama diPadang

Panjang pada tahun 1929. Hamka kemudian dilantik sebagai dosen

di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah,

Padang Panjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958. Setelah itu,

beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan

Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun

1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri

Agama Indonesia, tetapi meletakkan jabatan itu ketika Sukarno

menyuruhnya memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat

dalam politik Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).

Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi

Muhammadiyah. Ia mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai

tahun 1925 untuk melawan khurafat, bid’ah, tarekat dan kebatinan

sesat di Padang Panjang. Mulai tahun 1928, beliau mengetuai cabang

Page 5: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

73

Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka

mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun

kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makassar.

Kemudian beliau terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan

Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah,

menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Ia menyusun

kembali pembangunan dalam Kongres Muhammadiyah ke-31

di Yogyakarta pada tahun 1950.

Pada tahun 1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan

Pusat Muhammadiah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia,

Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai ketua umum Majlis

Ulama Indonesia tetapi beliau kemudiannya meletak jawatan pada

tahun 1981 karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah

Indonesia.

Kegiatan politik Hamka bermula pada tahun 1925 ketika

beliau menjadi anggota partai politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945,

beliau membantu menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke

Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerilya di dalam

hutan di Medan. Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi ketua

Page 6: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

74

Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia. Ia menjadi anggota

Konstituante Masyumi dan menjadi pemidato utama dalam Pilihan

Raya Umum 1955. Masyumi kemudian diharamkan oleh pemerintah

Indonesia pada tahun 1960. Dari tahun 1964 hingga tahun 1966,

Hamka dipenjarakan oleh Presiden Sukarno karena dituduh pro-

Malaysia. Semasa dipenjara, beliau mulai menulis Tafsir al-Azhar

yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari

penjara, Hamka diangkat sebagai anggota Badan Musyawarah

Kebajikan Nasional, Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji

Indonesia dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional, Indonesia.

Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, Hamka

merupakan seorang wartawan, penulis, editor dan penerbit. Sejak

tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah akhbar

seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan

Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah

Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan

menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar. Hamka juga pernah

menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan

Gema Islam.

Page 7: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

75

Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya

kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah

Tafsir al-Azhar.Di antara novel-novelnya mendapat perhatian umum

dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura,seperti

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka'bah

dan Merantau ke Deli.

Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat

nasional dan antarabangsa seperti anugerah kehormatan Doctor

Honoris Causa, Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa,

Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelar Datuk Indono dan

Pengeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.

Hamka telah pulang ke rahmatullah pada 24 Juli 1981, namun

jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam

memartabatkan agama Islam. Ia bukan saja diterima sebagai seorang

tokoh ulama dan sasterawan di negara kelahirannya, malah jasanya

di seluruh alam Nusantara, termasuk Malaysia dan Singapura, turut

dihargai.

Page 8: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

76

3. Karya Hamka

Hasil penelusuran Samsul Nizar,7 di antara karya-karya

Hamka berupa fiksi (novel dan roman) adalah Si Sabariah, Laila

Majnun, Salahnya Sendiri, Toean Direktoer, Keadilan Ilahi,

Angkatan Baroe, Cahaya Baroe, Menoenggoe Bedoek

Berboenji,Teroesir, Di Dalam Lembah Kehidoepan, Di Bawah

Lindoengan Ka’bah, Dijempoet Mamaknja, Cermin Kehidoepan, dan

Tenggelamnya Kapal Van der Wijk.

Karyanya yang berupa autobiografi adalah Kenang-kenangan

hidup, 4 jilid. Sedangkan karya yang berupa biografi adalah Ayahku:

Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Amrullah dan Perjuangannya.

Karya Hamka dalam bidang filsafat dan keagamaan adalah

Khatib al-Ummah, 3 jilid, Islam dan Adat, Kepentingan Melakoekan

Tabligh, Bohong di Doenia, Agama dan Perempuan, Pedoman

Moebaligh Islam, Hikmat Isra’ Mi’raj, Negara Islam, Islam dan

Demokrasi, Revolusi Pikiran, Dibandingkan Ombak Masjarakat,

Moehammadijah Melaloei Tiga Zaman, Revolusi Agama, Sesoedah

7 Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran

Hamka tentang Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 251-257.

Page 9: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

77

Naskah Renville, “Paham Soekarno”, dalam A. Muchlis (ed.),

Tindjaoean Islam Ir. Soekarno, Falsafah Hidup, Falsafah Ideologi

Islam, Oerat Toenggang Pantjasila, Pelajaran Agama Islam, K.H.A.

Dahlan, Perkembangan Tasawoef dari Abad ke Abad, Pribadi,

Pandangan Hidup Muslim, Lembaga Hidup, 1001 Tanya Jawab

tentang Islam, Cemburu, Angkatan Baru, Exspansi Ideologi,

Pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia, Sayyid Jamaluddin al-

Afghani, Lembaga Hikmat, Dari Lembah Cita-Cita, Hak-hak Azasi

Manusia Dipandang dari Segi Islam, Gerakan Pembaruan Agama di

Minangkabau, Hubungan antara Agama dengan Negara Menurut

Islam, Islam, Alim-Ulama dan Pembangunan, Islam dan Kebatinan,

Mengembalikan Tasawuf ke Pangkalnya, Beberapa Tantangan

terhadap Umat Islam di Masa Kini, Kedudukan Perempuan dalam

Islam, Muhammadiyah di Minangkabau, Tanya Jawab Islam, 2 jilid,

Studi Islam, Aqidah, Syariah, Ibadah, Perkembangan Kebatinan di

Indonesia, Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya, Ghirah dan

Tantangan Terhadap Islam, Kebudayaan Islam di Indonesia,

Lembaga Budi, Tasawuf Modern, Doktrin Islam yang Menimbulkan

Kemerdekaan dan Keberanian, Islam: Revolusi Ideologi dan

Page 10: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

78

Keadilan Sosial, Iman dan Amal Shaleh, Renungan Tasawuf, Filsafat

Ketuhanan, Keadilan Sosial dalam Islam, Tafsir Al-Azhar, Juz I –

XXX, Prinsip-prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, dan

Tuntunan Puasa, Tarawih dan Idul Fitri.

Adapun karyanya yang membahas tentang adat dan

kemasyarakatan adalah Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi,

dan Islam dan Adat Minangkabau. Karya Hamka tentang kisah

perjalanan adalah Mengembara di Lembah Nil, Di Tepi Sungai

Dajlah, Mandi Cahaya di Tanah Suci, Empat Bulan di Amerika, 2

jilid, dan Merantau ke Deli.

Karya Hamka dalam bidang sejarah Islam di antaranya

Pembela Islam (Tarikh Sayyidina Abubakar Shiddiq), Ringkasan

Tarikh Ummat Islam, Sedjarah Islam di Soematra, Dari

Perbendaharaan Lama, Antara Fakta dan Khayal Tuanku Rao, dan

Sejarah Umat Islam, 4 jilid.

Karya Hamka berupa terjemahan adalah Sullam al-Wushul;

Pengantar Ushul Fiqh, terjemahan karya Dr. H. Abdul Karim

Amrullah, danMargaretta Gauthier, terjemahan karya Alexander

Dumas Jr.

Page 11: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

79

Beberapa di antara karya Hamka, di samping dicetak dan

dipublikasikan di dalam negeri, juga ada di antara karya-karyanya

yang dicetak dan dipublikasikan di luar negeri, yaitu Malaysia dan

Singapura. Di antara karya-karyanya adalah:Karena Fitnah,

Pelajaran Agama Islam, “Pengaruh Islam dalam Sastera Melayu”,

dalam Islam dan Kebudayaan Melayu, Dari Perbendaharaan Lama,

Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, dan Tafsir Al-Azhar, Jilid

I-X.

B. Riwayat Hidup dan Karya An-Nabhani

1. Riwayat Hidup An-Nabhani

Taqiyuddin an-Nabhani yang dikenal dengan an-Nabhani,

nama lengkapnya adalah Abu Ibrahim Taqiyuddin Muhammad bin

Ibrahim bin Musthafa bin Ismail bin Yusuf bin Hasan bin

Muhammad bin Nasiruddin an-Nabhani. Ia dinisbahkan kepada

kabilah Bani Nabhan, yang termasuk orang Arab penghuni padang

Page 12: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

80

sahara di Palestina. Mereka bermukim di desa Ijzim,bagian selatan

kota Haifa di Palestina Utara.8

An-Nabhani dilahirkan di daerah Ijzim pada tahun 1909.

Beliau mendapat didikan ilmu dan agama di rumah dari ayah beliau

sendiri, Syaikh Ibrahim an-Nabhani seorang syaikh yang faqih fi ad-

din. Ayah beliau seorang pengajar ilmu-ilmu syari’ah di Kementerian

Pendidikan Palestina. Ibunya juga menguasai beberapa cabang ilmu

syariah.9

Kakek an-Nabhani adalah Yusuf bin Ismail bin Yusuf bin

Hasan bin Muhammad An Nabhani al-Syafi’i atau dikenal dengan

Syaikh Yusuf an-Nabhani. Julukannya Abu al-Mahasin. Dia adalah

seorang penyair, sufi, dan termasuk salah seorang kadi10 yang

terkemuka. Dia menangani peradilan di Qusbah Janin, yang termasuk

wilayah Nablus. Kemudian beliau berpindah ke Konstantinopel

(Istanbul) dan diangkat sebagai kadi untuk menangani peradilan di

8Muhammad Muhsin Rodhi, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam

Mendirikan Negara Khilafah, terj. Muhammad Bajuri & Romli Abu Wafa, (Bogor:

Al-Azhar Press, 2012), h. 57-58. 9Rodhi, Tsaqofah ..., h. 58. 10Kadi adalah hakim, terutama yang mengadili perkara yang bersangkut

paut dengan agama Islam. Lihat: Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 614.

Page 13: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

81

Sinjiq yang termasuk wilayah Mosul. Dia kemudian menjabat

sebagai ketua Mahkamah Jaza’ di al-Ladziqiyah, kemudian di al-

Quds. Selanjutnya dia menjabat sebagai ketua Mahkamah Huquq di

Beirut. Dia menulis banyak kitab dalam bidang tasawuf, sastra, hadis,

sejarah dan tafsir.11

Pertumbuhan an-Nabhani dalam suasana keagamaan yang

kental seperti itu, ternyata mempunyai pengaruh yang besar dalam

pembentukan kepribadian dan pandangan hidup beliau. Beliau telah

hafal al-Qur’an seluruhnya dalam usia yang amat muda, yaitu di

bawah usia 13 tahun. Beliau banyak mendapat pengaruh dari kakek

beliau, Syaikh Yusuf an-Nabhani, dan menimba ilmu beliau yang

luas. An-Nabhani juga sudah mulai mengerti masalah-masalah

politik yang penting, di mana kakek beliau mengalami langsung

peristiwa-peristiwanya karena mempunyai hubungan erat dengan

para penguasa Daulah Usmaniyah saat itu. Beliau banyak menarik

pelajaran dari majelis-majelis dan diskusi-diskusi fiqih yang

diselenggarakan oleh kakek beliau, Syaikh Yusuf an-Nabhani.12

11Ihsan Samarah, Biografi Singkat Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani, terj.

Muhammad Shiddiq Al Jawi, (Bogor: Al-Azhar Press, 2002), h. 4. 12Rodhi, Tsaqofah ..., h. 59.

Page 14: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

82

Kecerdasan dan kecerdikan an-Nabhani yang nampak saat

mengikuti majelis-majelis ilmu tersebut telah menarik perhatian

kakeknya. Oleh karenanya, kakek beliau begitu memperhatikan an-

Nabhani dan berusaha meyakinkan ayah beliau –Syaikh Ibrahim bin

Mustafa– mengenai perlunya mengirim an-Nabhani ke al-Azhar

untuk melanjutkan pendidikan beliau dalam ilmu syari’ah.

An-Nabhani menerima pendidikan dasar-dasar ilmu syari’ah

dari ayah dan kakek beliau, yang telah mengajarkan hafalan al-

Qur’an sehingga beliau hafal al-Qur’an seluruhnya sebelum balig. Di

samping itu, beliau juga mendapatkan pendidikan di Sekolah Dasar

daerah Ijzim.

Kemudian beliau berpindah ke sekolah di Akka untuk

melanjutkan pendidikannya ke jenjang menengah. Sebelum beliau

menamatkan sekolahnya di Akka, beliau telah bertolak ke Kairo

untuk meneruskan pendidikannya di al-Azhar, guna mewujudkan

dorongan kakeknya, Syaikh Yusuf an-Nabhani.

An-Nabhani kemudian meneruskan pendidikannya di

Tsanawiyah Al-Azhar pada tahun 1928 dan pada tahun yang sama

beliau meraih ijazah dengan predikat sangat memuaskan. Lalu beliau

Page 15: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

83

melanjutkan studinya di Kulliyah Darul Ulum yang saat itu

merupakan cabang Al-Azhar. Di samping itu beliau banyak

menghadiri halaqah-halaqah ilmiyah di Al-Azhar yang diikuti oleh

syaikh-syaikh Al-Azhar, semisal Syaikh Muhammad al-Hidir Husain

–rahimahullah– seperti yang pernah disarankan oleh kakek beliau.

Hal itu dimungkinkan karena sistem pengajaran lama Al-Azhar

membolehkannya.

Meskipun an-Nabhani menghimpun sistem Al-Azhar lama

dengan Darul Ulum, akan tetapi beliau tetap menampakkan

keunggulan dan keistimewaan dalam kesungguhan dan ketekunan

belajar. An-Nabhani telah menarik perhatian kawan-kawan dan

dosen-dosennya karena kecermatannya dalam berpikir dan kuatnya

pendapat seta hujjah yang beliau lontarkan dalam perdebatan-

perdebatan dan diskusi-diskusi pemikiran, yang diselenggarakan

oleh lembaga-lembaga ilmu yang ada saat itu di Kairo dan di negeri-

negeri Islam lainnya.

An-Nabhani menamatkan kuliahnya di Darul Ulum pada

tahun 1932. Pada tahun yang sama beliau menamatkan pula

kuliahnya di al-Azhar al-Syarif menurut sistem lama, para

Page 16: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

84

mahasiswa dapat memilih beberapa syaikh al-Azhar dan menghadiri

halqah-halqah mereka mengenai bahasa Arab, dan ilmu-ilmu

syari’ah seperti fiqih, usul fiqih, hadis, tafsir, tauhid (ilmu kalam),

dan yang sejenisnya.

Dalam forum-forum halqah ilmiyah tersebut, an-Nabhani

dikenal oleh kawan-kawan dan sahabat-sahabat terdekatnya dari

kalangan al-Azhar, sebagai sosok dengan pemikiran yang genial,

pendapat yang kokoh, pemahaman dan pemikiran yang mendalam,

serta berkemampuan tinggi untuk meyakinkan orang dalam

perdebatan-perdebatan dan diskusi-diskusi fikriyah. Demikian juga

beliau sangat bersungguh-sungguh, tekun, dan bersemangat dalam

memanfaatkan waktu guna menimba ilmu dan belajar.

2. Organisasi dan Karir An-Nabhani

Setelah menyelesaikan pendidikannya, an-Nabhani kembali

ke Palestina untuk kemudian bekerja di Kementerian Pendidikan

Palestina sebagai seorang guru di sebuah sekolah menengah atas

negeri di Haifa. Di samping itu beliau juga mengajar di sebuah

Madrasah Islamiyah di Haifa.

Page 17: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

85

Beliau sering berpindah-pindah lebih dari satu kota dan

sekolah semenjak tahun 1932 sampai tahun 1938, ketika beliau

mengajukan permohonan untuk bekerja di Mahkamah Syari’ah.

Beliau ternyata lebih mengutamakan bekerja di bidang peradilan

karena beliau menyaksikan pengaruh imperialis Barat dalam bidang

pendidikan, yang ternyata lebih besar daripada bidang peradilan,

terutama peradilan syar’iy. Dalam kaitan ini beliau berkata:

“Terhadap kelompok intelektual, penjajah Barat

memasukkan sekolah-sekolah misionaris, sebelum pada

akhirnya menduduki dan memasuki semua sekolah. Hal ini

ditempuh dengan cara menciptakanmetode-metode

pengajaran dan tsaqafah berlandaskan falsafah peradaban,

dan pemahaman Barat. Proses ini terus berlangsung hingga

kepribadian Barat dijadikan sebagai asas kehidupan Islam.

Pada gilirannya akan mencabut tsaqafah Islam yang selama

ini kita pakai. Barat juga menjadikan sejarah, ruh

kebangkitan, dan lingkungannya sebagai sumber pokok nilai-

nilai yang menjejali akal kita. Tidak cukup dengan itu saja,

Barat juga memasukkan ruh ini ke dalam berbagai metode

secara rinci, hingga tidak satu pun tsaqafah Islam mampu

keluar dari landasan pemikiran umum yang menjadi falfasah

dan peradabannya. Proses ini merata ke seluruh aspek

tsaqafah Islam, hingga merasuk ke dalam pelajaran agama

dan sejarah Islam.”13

13Taqi al-Din al-Nabhani, al-Daulah al-Islāmiyyah, (Beirut: Dar al-Umah,

2002), h. 200; Taqiyuddin an-Nabhani, Daulah Islam, Terj. Umar Faruq, dkk.,

(Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia, 2012), h. 271-272.

Page 18: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

86

Oleh karenanya, an-Nabhani lalu menjauhi bidang

pengajaran dalam Kementerian Pendidikan, dan mulai mencari

pekerjaan lain dengan pengaruh peradaban Barat yang relatif lebih

sedikit. Beliau tak mendapatkan pekerjaan yang lebih utama selain

pekerjaan di Mahkamah Syar’iyah yang dipandangnya merupakan

lembaga yang menerapkan hukum-hukum syara’. Dalam hal ini

beliau berkata:

“Adapun al-niẓam al-Ijtimā’iy, yang mengatur hubungan pria

dan wanita, dan segala hal yang merupakan konsekuensinya

(yakni al-aḥwal al-syakhṣiyyah), tetap menerapkan syari’at

Islam sampai sekarang, meskipun telah berlangsung

penjajahan dan penerapan hukum-hukum kufur. Tidak

diterapkan sama sekali selain Syari’at Islam di bidang itu

sampai saat ini…”14

Maka dari itu, an-Nabhani sangat berkeinginan untuk bekerja

di Mahkamah Syar’iyah. Dan ternyata banyak kawan beliau –yang

pernah sama-sama belajar di al-Azhar– bekerja di sana. Dengan

bantuan mereka, an-Nabhani akhirnya dapat diangkat sebagai

sekretaris di Mahkamah Syar’iyah Beisan, lalu dipindah ke Tabriya.

14Taqi al-Dīn Al-Nabhani, Niẓām al-Islām, (ttp: Hizb at-Tahrir, 2001), h.

46.

Page 19: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

87

Namun demikian, karena beliau mempunyai cita-cita dan

pengetahuan dalam masalah peradilan, maka beliau terdorong untuk

mengajukan permohonan kepada al-Majlis al-Islamy al-A’la, agar

mengabulkan permohonannya untuk mendapatkan hak menangani

peradilan. Dalam hal ini beliau menganggap bahwa dirinya

mempunyai kecakapan untuk menangani masalah peradilan.

Setelah para pejabat peradilan menerima permohonannya,

mereka lalu menempatkan beliau ke Haifa dengan mengangkat beliau

sebagai Kepala Sekretaris (Basy Katib) di Mahkamah Syar’iyah

Haifa. Kemudian pada tahun 1940, beliau diangkat

sebagai musyawir (asisten kadi) hingga tahun 1945, yakni saat beliau

dipindah ke Ramallah menjadi kadi di Mahkamah Ramallah sampai

tahun 1948. Setelah itu, beliau keluar dari Ramallah menuju Syam

sebagai akibat jatuhnya Palestina ke tangan Yahudi.

Pada tahun 1948 itu pula, sahabatnya Anwar al-Khatib

mengirim surat kepada beliau, yang isinya meminta beliau agar

kembali ke Palestina untuk diamanahi sebagai kadi di Mahkamah

Syar’iyah al-Quds. An-Nabhani mengabulkan permintaan itu dan

Page 20: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

88

kemudian beliau diangkat sebagai kadi di Mahkamah Syar’iyah al-

Quds pada tahun 1948.

Kemudian, oleh Kepala Mahkamah Syar’iyah dan Kepala

Mahkamah Isti’naf saat itu –yakni Abdul Hamid al-Sa’ih– beliau

diangkat sebagai anggota Mahkamah Isti’naf sampai tahun 1950.

Beliau mengajukan permohonan mengundurkan diri karena

mencalonan diri untuk menjadi anggota Majelis Niyabi (Majelis

Perwakilan).

Pada tahun 1951, an-Nabhani mendatangi kota Amman untuk

menyampaikan ceramah kepada para pelajar sekolah menengah di

Kulliyah Ilmiyah Islamiyah. Hal ini terus berlangsung sampai awal

tahun 1953, ketika beliau mulai sibuk dalam Hizbut Tahrir, yang

telah beliau rintis antara tahun 1949 hingga 1953.

Sejak remaja an-Nabhani sudah memulai aktivitas politiknya

karena pengaruh kakeknya, Syaikh Yusuf an-Nabhani, yang pernah

terlibat diskusi-diskusi dengan orang-orang yang menurut Syaikh

Yusuf an-Nabhani sudah terpengaruh peradaban Barat – seperti

Muhammad Abduh, para pengikut ide pembaharuan, tokoh-tokoh

Page 21: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

89

Freemasonry, dan pihak-pihak lain yang merongrong dan

membangkang terhadap Daulah Utsmaniyah.

Perdebatan-perdebatan politik an-Nabhani dan aktivitas

geraknya di antara para mahasiswa di Al-Azhar dan Kulliyah Darul

Ulum, telah menyingkapkan kepeduliannya akan masalah-masalah

politik. Beberapa sahabatnya telah menceritakan sikap-sikapnya

yang menggaungkan seruan-seruan yang bersifat menantang, yang

mampu memimpin situasi Al-Azhar saat itu. Di samping itu, beliau

juga melakukan berbagai perdebatan dengan para ulama Al-Azhar

mengenai apa yang harus dilakukan dengan serius untuk

membangkitkan umat Islam.

Ketika an-Nabhani kembali dari Kairo ke Palestina dan ketika

beliau menjalankan tugasnya di Kementerian Pendidikan Palestina,

beliau sudah melakukan kegiatan yang cukup menarik perhatian,

yakni memberikan kesadaran kepada para siswa yang diajarnya dan

orang-orang yang ditemuinya, mengenai situasi yang ada saat itu.

Beliau juga membangkitkan perasaan geram dan benci terhadap

penjajah Barat dalam jiwa mereka, di samping memperbaharui

semangat mereka untuk berpegang teguh terhadap Islam. Beliau

Page 22: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

90

menyampaikan semua ini melalui khutbah-khutbah, dialog-dialog,

dan perdebatan-perdebatan yang beliau lakukan. Pada setiap topik

yang beliau sodorkan, hujjah beliau senantiasa kuat. Beliau memang

mempunyai kemampuan yang tinggi untuk meyakinkan orang lain.

Ketika beliau pindah pekerjaan ke bidang peradilan, beliau

pun lalu mengadakan kontak dengan para ulama yang beliau kenal

dan beliau temui di Mesir. Kepada mereka beliau mengajukan ide

untuk membentuk sebuah partai politik yang berasaskan Islam untuk

membangkitkan kaum muslimin dan mengembalikan kemuliaan dan

kejayaan mereka.

Untuk tujuan ini pula, beliau berpindah-pindah dari satu kota

ke kota lain di Palestina dan mengajukan ide yang sudah mendarah

daging dalam jiwa beliau itu kepada tokoh-tokoh terkemuka, baik

dari kalangan ulama maupun para pemikir. Kedudukan beliau di

Mahkamah Isti’naf di al-Quds sangat membantu aktivitas beliau

tersebut.

Dengan demikian, beliau dapat menyelenggarakan berbagai

seminar dan mengumpulkan para ulama dari berbagai kota di

Palestina. Dalam kesempatan itu, beliau mengadakan dialog dengan

Page 23: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

91

mereka mengenai metode kebangkitan yang benar. Beliau banyak

berdebat dengan para pendiri organisasi-organisasi sosial Islam

(Jam’iyat Islamiyah) dan partai-partai politik yang bercorak

nasionalis dan patriotis. Beliau menjelaskan kekeliruan langkah

mereka, kesalahan pemikiran mereka, dan rusaknya kegiatan mereka.

Selain itu, beliau juga sering melontarkan berbagai masalah

politik dalam khutbah-khutbah yang beliau sampaikan pada acara-

acara keagamaan di masjid-masjid, seperti di masjid al-Aqsha,

masjid al-Ibrahim al-Khalil (Hebron), dan lain-lain.

Kiprahnya dalam dunia politik yang paling menonjol adalah

ketika ia mendirikan partai politik berasas Islam, Hizbut Tahrir, yang

telah dirintisnya antara tahun 1949 hingga 1953. Hizbut Tahrir secara

resmi dideklarasikan pada tahun 1953 di Al-Quds (Yerusalem).

Keberadaan Hizbut Tahrir dimaksudkan untuk

membangkitkan kembali umat Islam dari kemerosotan yang amat

parah, membebaskan umat dari ide-ide, sistem perundang-undangan,

dan hukum-hukum kufur. Selain itu, juga untuk membebaskan

mereka dari cengkraman dominasi dan pengaruh negara-negara kafir.

Berlandaskan tujuan ini, Hizbut Tahrir bermaksud membangun

Page 24: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

92

kembali Daulah Khilafah Islamiyah di muka bumi, sehingga hukum

yang diturunkan Allah swt. dapat diberlakukan kembali.

Walhasil, aktivitas politik merupakan aspek paling menonjol

dalam kehidupan an-Nabhani. Bahkan sampai-sampai ada yang

berpendapat bahwa beliau adalah Hizbut Tahrir itu sendiri, karena

kemampuan beliau yang tinggi untuk melakukan analisis politik,

sebagaimana yang nampak dalam kecermatan selebaran politik yang

dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir. Beliau juga banyak menelaah

peristiwa-peristiwa politik, lalu mendalaminya dengan amat cermat,

disertai pemahaman sempurna terhadap situasi-situasi politik dan

ide-ide politik yang ada.

Maka, mereka yang mencermati selebaran-selebaran politik

yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir, juga kitab-kitab mengenai

politik yang ditulis oleh an-Nabhani, serta garis-garis besar langkah

politik yang beliau susun untuk membina pemikiran politik syabab

Hizbut Tahrir, akan dapat menyimpulkan bahwa an-Nabhani

memang benar-benar mempunyai kemampuan luar biasa dalam

masalah politik. Sungguh, beliau termasuk salah seorang pemikir dan

politikus terulung pada abad XX.

Page 25: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

93

3. Karya An-Nabhani

An-Nabhani wafat tahun 1398 H/ 1977 M dan dikuburkan di

Pekuburan al-Auza’i di Beirut. Beliau telah meninggalkan kitab-

kitab penting yang dapat dianggap sebagai kekayaan pemikiran yang

tak ternilai harganya. Karya-karya ini menunjukkan bahwa an-

Nabhani merupakan seorang yang mempunyai pemikiran brilian dan

analisis yang cermat. Beliaulah yang menulis seluruh pemikiran dan

pemahaman Hizbut Tahrir, baik yang berkenaan dengan hukum-

hukum syara’, maupun yang lainnya seperti masalah ideologi,

politik, ekonomi, dan sosial. Inilah yang mendorong sebagian

peneliti untuk mengatakan bahwa Hizbut Tahrir adalah Taqiyyuddin

an-Nabhani.

Kebanyakan karya an-Nabhani berupa kitab-

kitab tanẓiriyah (penetapan pemahaman/pandangan)

dan tanẓimiyah (penetapan peraturan), atau kitab-kitab yang

dimaksudkan untuk mengajak kaum muslimin untuk melanjutkan

kehidupan Islam dengan mendirikan Daulah Islamiyah.

Oleh karena itu, kitab-kitab an-Nabhani terlihat istimewa

karena mencakup dan meliputi berbagai aspek kehidupan dan

Page 26: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

94

problematika manusia. Kitab-kitab yang membahas aspek-aspek

kehidupan individu, politik, kenegaraan, sosial, dan ekonomi

tersebut, merupakan landasan ideologis dan politis bagi Hizbut

Tahrir, di mana an-Nabhani menjadi motornya.

Karena beraneka ragamnya bidang kajian dalam kitab-kitab

yang ditulis oleh an-Nabhani, maka tak aneh bila karya-karya beliau

mencapai lebih dari 30 kitab. Ini belum termasuk memorandum-

memorandum politik yang beliau tulis untuk memecahkan

problematika-problematika politik. Belum lagi banyak selebaran-

selebaran dan penjelasan-penjelasan mengenai masalah-masalah

pemikiran dan politik yang penting.

Karya-karya an-Nabhani, baik yang berkenaan dengan politik

maupun pemikiran, dicirikan dengan adanya kesadaran, kecermatan,

dan kejelasan, serta sangat sistematis, sehingga beliau dapat

menampilkan Islam sebagai ideologi yang sempurna dan

komprehensif yang di-istinbaṭ dari dalil-dalil syar’i yang terkandung

dalam al-Quran dan al-Sunnah. Karya-karya beliau dapat dikatakan

sebagai buah usaha keras pertama yang disajikan oleh seorang

pemikir muslim pada era moderen ini di dalam jenisnya.

Page 27: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

95

Karya-karya an-Nabhani yang paling terkenal, yang memuat

pemikiran dan ijtihad beliau antara lain: Niẓām al-Islām, al-Takattul

al-Ḥizbī, Mafāhīm Ḥizb al-Taḥrīr, al-Niẓām al-Iqtiṣādī fi al-Islām,

al-Niẓām al-Ijtimā’ī fi al-Islām, Niẓām al-Ḥukm fi al-Islām, al-

Dustūr, Muqaddimah al-Dustūr, al-Daulah al-Islāmiyyah, al-

Syakhṣiyyah al-Islāmiyyah (3 jilid), Mafāhīm Siyāsiyyah li Ḥizb al-

Taḥrīr, Naẓarāt Siyāsiyyah li Ḥizb al-Taḥrīr, Nidā Hār, al-Khilāfah,

al-Tafkīr, al-Dūsiyah, Sur’ah al-Badihah, Nuqṭah al-Inṭilāq, Dukhūl

al-Mujtama’, Inqāżu Filisṭin, Risālah al-‘Arab, Tasalluh Miṣr, al-

Ittifāqiyyah al-Ṡanā’iyyah al-Miṣriyyah al-Sūriyyah wa al-

Yamāniyyah, Ḥallu Qāḍiyah Filisṭin ala al-Ṭarīqah al-Amrīkiyyah

wa al-Inkiliziyyah, dan Naẓariyyah al-Firāgh al-Siyāsī Ḥaula

Masyrū’ Aizanhawār.

Semua ini belum termasuk ribuan selebaran-selebaran

(nasyrah) mengenai pemikiran, politik, dan ekonomi, serta beberapa

kitab yang dikeluarkan atas nama anggota Hizbut Tahrir –dengan

maksud agar kitab-kitab itu mudah beliau sebarluaskan– setelah

adanya undang-undang yang melarang peredaran kitab-kitab karya

an-Nabhani. Di antara kitab itu adalah al-Siyāsah al-Iqthiṣādiyyah

Page 28: BAB III RIWAYAT HIDUP HAMKA DAN AN-NABHANI A. Riwayat ...repository.uinbanten.ac.id/1489/5/03-Bab3-B5.pdf · 71 Menurut Azyumardi Azra, pada dasarnya Hamka adalah seorang otodidak;

96

al-Muṡlā, Naqḍ al-Isytirākiyyah al-Maraksiyyah, Kaifa Hudimat al-

Khilāfah, Ahkām al-Bayyināt, Niẓām al-‘Uqubāt, Aḥkām al-Ṣalāh

dan al-Fikr al-Islāmi.