bab iii keutamaan kristus terhadap masa depan …

28
27 BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN CIPTAAN (STUDI HERMENEUTIK KOLOSE 1:15-23) 3.1 Pendahuluan Penulis akan melakukan studi hermeneutik terhadap Kolose 1:15-23 dengan memanfaatkan pendekatan kritis terhadap bentuk dan varian teks. Kritik bentuk bertugas untuk mengidentifikasi atau menggolongkan teks ke dalam salah satu jenis sastra serta menentukan kedudukan dalam kehidupan. Kritik aparatus bertujuan untuk menentukan proses penerusan teks dan timbulnya bentuk-bentuk varian teks yang beragam, menentukan susunan kata yang asli jika dinilai mungkin atau terjangkau serta untuk menentukan bentuk dan susunan kata yang terbaik dari teks. Hasil studi hermeneutik ini akan menghasilkan suatu pemahaman akan makna keutamaan Kristus dan hubungan-Nya terhadap masa depan ciptaan yang pada akhirnya, diakhiri dengan kesimpulan. Penafsiran ini merupakan hasil analisis terhadap teks dan data-data yang telah dikemukakan dalam bab dua. 3.2 Persoalan Teks Teks-teks Alkitab merupakan hasil dari suatu proses transmisi sehingga ada begitu banyak varian dalam teks dan ragam sastra yang berbeda. Persoalan inilah yang mengakibatkan penafsir perlu mengkaji setiap teks yang akan ditafsir. Kajian yang akan dilakukan oleh penulis untuk membantu penafsiran Kolose 1:15-23 adalah kritik aparatus teks dan kritik bentuk.

Upload: others

Post on 18-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

27

BAB III

KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN CIPTAAN

(STUDI HERMENEUTIK KOLOSE 1:15-23)

3.1 Pendahuluan

Penulis akan melakukan studi hermeneutik terhadap Kolose 1:15-23 dengan

memanfaatkan pendekatan kritis terhadap bentuk dan varian teks. Kritik bentuk

bertugas untuk mengidentifikasi atau menggolongkan teks ke dalam salah satu jenis

sastra serta menentukan kedudukan dalam kehidupan. Kritik aparatus bertujuan untuk

menentukan proses penerusan teks dan timbulnya bentuk-bentuk varian teks yang

beragam, menentukan susunan kata yang asli jika dinilai mungkin atau terjangkau

serta untuk menentukan bentuk dan susunan kata yang terbaik dari teks. Hasil studi

hermeneutik ini akan menghasilkan suatu pemahaman akan makna keutamaan Kristus

dan hubungan-Nya terhadap masa depan ciptaan yang pada akhirnya, diakhiri dengan

kesimpulan. Penafsiran ini merupakan hasil analisis terhadap teks dan data-data yang

telah dikemukakan dalam bab dua.

3.2 Persoalan Teks

Teks-teks Alkitab merupakan hasil dari suatu proses transmisi sehingga ada

begitu banyak varian dalam teks dan ragam sastra yang berbeda. Persoalan inilah yang

mengakibatkan penafsir perlu mengkaji setiap teks yang akan ditafsir. Kajian yang

akan dilakukan oleh penulis untuk membantu penafsiran Kolose 1:15-23 adalah kritik

aparatus teks dan kritik bentuk.

Page 2: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

28

Pendekatan kritis dengan kritik aparatus terhadap teks Kolose 1:15-23

menghasilkan temuan dua persoalan tekstual dalam teks tersebut. Persoalan teks

pertama terdapat dalam Kolose 1:20, ka i. diV auvtou/ avp ok at a lla,x ai t a. p a,n ta eivj

auvt o, n( eiv rh n opoi h, saj d i a. t ou/ a i[m at oj t ou/ s tau r ou/ a uvt ou/( Î diV auvt ou/Ð ei; te ta. evp i.

th/j g h/j e i;t e t a. evn t oi/j ouvr anoi/j Å Pada ayat ini terdapat persoalan tekstual pada kata

diV auvt ou/ yang diapit oleh tanda kurung […].1 Persoalan ini dinilai C dan terdapat

dalam manuskrip P46, a, A, C, D1 dan Ψ.2 Ada versi lain yang menyatakan bahwa kata

tersebut tidak terdapat dalam teks sebagaimana dalam manuskrip B, D*, F G, I dan L.

3 Kata ini memang menunjukkan adanya sedikit keragu-raguan tetapi diV auvt ou/ yang

berarti melalui dia, terdapat pada salah satu naskah Yunani yang tertua yaitu papyrus

46 atau Chester Beatty.

Persoalan teks kedua terdapat dalam Kolose 1:22, nu ni. d e. avpok at h, l lax en evn

tw/| s w,m at i t h/j sar k o.j a uvt ou/ di a. t ou/ q an a, tou p ar a s t h/s ai um a/j ag i ,ou j kai. av mw , mo u j

k ai. av negk l h, tou j k a te nw ,pi on auvt ou/( yakni pada kata av p oka t h, llax en. Teks ini

diberikan nilai C. Ada banyak versi mengenai teks ini, versi yang pertama yaitu

a,pok ath, l laze n/a, pek at h, l la ze n yang terdapat dalam manuskrip a, A, C, D2 dan Ψ.

1 Tanda kurung […] mengapit kata-kata atau sejumlah kata-kata yang kehadiran atau kedudukannya dalam teks masih diperdebatkan. 2 Setiap huruf yang ada pada permulaan tiap perangkat varian-varian teks berusaha untuk menunjukkan seberapa jauh kira-kira tingkat keaslian suatu teks. Kesimpulan diambil atas dasar pertimbangan-pertimbangan internal maupun atas bukti-bukti eksternal sehingga bacaan tersebut diterima sebagai teks. Huruf C berarti bahwa tingkat keragu-raguan cukup besar apakah teks maupun aparatus berisi bacaan yang tinggi nilainya. P46 berasal kira-kira pada tahun 200 yang merujuk pada surat-surat Rasul Paulus. Adapun a

ditanggalkan pada abad IV. D1 ditanggalkan pada pada abad VI dan angka superscript pada huruf menunjukan korektor dari naskah tersebut. Angka 1 menunjukkan korektor pertama. Ψ ditanggalkan pada pada abad VIII/IX. 3 B ditanggalkan pada abad IV, tanda bintang (asterisk) merupakan bunyi teks seperti yang dimaksudkan oleh penulis asli dari naskah tersebut, F ditanggalkan pada abad IX, G ditanggalkan pada pada abad IX, I ditanggalkan pada abad ke V dan L ditanggal kan pada abad ke IX.

Page 3: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

29

Versi selanjutnya yaitu a,p h, l la ze n (l 921 k at h,l l az en) yang bernomor 104 dan 459.4

Versi yang ketiga adalah a,pok a th, ll ak t a i bernomor 33 yang ditanggalkan pada pada

abad ke-X. Versi keempat yang terdapat dalam P46 adalah a,p ok at h ll a,g hte dan versi

yang terakhir adalah a ,p o kat a llag , entej yang terdapat dalam D*, F, G, itb, d, g , vgms,

Irenaeuslat, Ambrosiaster dan Speculum.5 Ragam asli terdapat dalam manuskrip P46

yakni a, pok ath ll a,g ht e yang merupakan bentuk kata kerja orang kedua jamak aorist

kuat pasif, berarti kamu diperdamaikan.

Kolose 1:15-20 merupakan sebuah himne yang kemungkinan besar

mempergunakan sebuah himne yang sudah ada sebelumnya. Himne tersebut

kemungkinan dibuat dan dipakai oleh jemaat Kolose sendiri, namun tidak mustahil

juga himne ini atau sebagian daripadanya, berasal dari kalangan kafir. Ini tidak dapat

ditentukan dengan pasti. Gordley menduga bahwa himne ini serupa dengan Orphic

Hymns yang kemungkinan disusun pada abad 3 atau 4 ZB.6 Hal yang mengesankan

dalam perikop ini yakni terdapat keserupaan antara awal dan akhir dalam Kolose 1:15-

4 Nomor 104 berisi kisah para rasul, surat-surat rasul Paulus dan wahyu yang ditanggalkan pada tahun 1087. Nomor 459 ditanggalkan pada tahun 1092. Tanda kurung dalam aparatus menunjukkan bahwa suatu saksi atau terbitan, mendukung bacaan terkait untuk mana hal itu dikutip, namun perbedaannya hanya kecil. l merupakan sebuah daftar bacaan Kitab Suci ditandai dengan angka cetak agak naik dibelakangnya. 5 It dan berbagai huruf-huruf superscript menandakan naskah-naskah Itala atau Latin Tua. Vg merupakan versi vulgata dan ms yang mengikutinya merupakan naskah dari versi tua atau dari tulisan seorang Bapa Gereja, bila berbeda dari teks yang diterbitkan. Irenaeus, Ambrosiaster dan Speculum merupakan tulisan dari bapa gereja. Superscript lat merupakan penjelasan bahwa teks tersebut merupakan versi latin dari bapa gereja Yunani. 6 Matthew E. Gordley, “The Colossian Hymn in Context: An Exegesis in Light of Jewish and Greco-Roman Hymnic and Epistolary Conventions,” Review of biblical literature, http://www.ebscohost.com (diunduh 01 September 2012), 439. Orphic Hymns merupakan 87 kumpulan himne kepada Tuhan yang digunakan dalam ritual Hellenismos, yaitu agama Yunani kuno atau tradisi politeisme Yunani. Himne ini dihubungkan dengan budaya kepahlawanan Orpheus.

Page 4: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

30

207 yang jika dilihat dalam bahasa Yunani yakni terdapat kata o[j yang berarti yaitu,

prw to, t ok oj berarti yang sulung dan o[ ti evn auvt w/| yang berarti sebab di dalam Dia-lah.

15 yaitu gambar Allah yang tidak kelihatan

yang sulung dari segala yang diciptakan

16a sebab di dalam Dia-lah diciptakan segala sesuatu

18b yaitu permulaan

yang sulung dari orang mati

19 sebab di dalam Dia-lah berkenan seluruh kepenuhan

Ayat 16b-18a merupakan uraian tentang ayat 16a. Uraian ini menerangkan

frase diciptakan segala sesuatu. Pada awal ayat 17 dan 18 terdapat kata k ai. yang

merupakan kata penghubung dan.

16b di dalam surga dan di atas bumi

yang kelihatan dan yang tidak kelihatan

baik singgasana, maupun kerajaan

baik pemerintah, maupun penguasa

segala-galanya karena Dia dan kepada Dia diciptakan

17 dan Ia ada sebelum segala sesuatu

dan segala sesuatu ada di dalam Dia

18a dan Dia adalah kepala tubuh.

Himne ini memperlihatkan bagaimana kedudukan kosmis Kristus

mempunyai arti soteriologis. Himne ini memberikan perhatian utama pada bagian

7 Tom Jacobs, Siapa Yesus Kristus menurut Perjanjian Baru (Yogyakarta: Kanisius, 1993), 73. Pandangan bahwa Kolose 1:15-20 merupakan sebuah himne juga disampaikan oleh A.A. Sitompul, Ulrich Beyer, Vincent A. Pizzuto, Suzanne Watts Henderson dan Matthew E. Gordley.

Page 5: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

31

kristologis yang terdapat dalam ayat 15-16a, 18b-19. Ayat 20 bukanlah perluasan dari

ayat 19, melainkan membuka suatu tema baru yakni tema perdamaian.8 Ayat 21-22

sepertinya merupakan tambahan atau perluasan dari ayat 20 yang masih bertemakan

perdamaian, namun dikhususkan pada tokoh kamu yang menggambarkan umat

manusia yaitu jemaat Kolose. Ayat 23 merupakan tambahan yang bersifat penegasan

kepada jemaat Kolose untuk hidup sesuai firman yang disampaikan oleh Paulus.

Penekanan nama Paulus di sini memberikan suatu gambaran bahwa surat Kolose

berhubungan dengan Paulus serta menyatakan bahwa Paulus benar-benar pelayan

Kristus.

3.3 Keutamaan Kristus terhadap Masa Depan Ciptaan dalam Kolose 1:15-23

3.3.1 Ide Keutamaan Kristus

Ada begitu banyaknya gelar atau nama yang dikenakan jemaat kepada Yesus

untuk menjelaskan siapa dan apa makna Yesus bagi mereka. Pada teks Kolose 1:15-

23, Yesus yang diimani sebagai Kristus merupakan pokok pemikiran dari penulis

surat. Ia disebut gambar Allah, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,

kepala tubuh, dan lain sebagainya. Sebutan-sebutan ini merupakan sarana untuk

menjelaskan Kristus.

Andrew Shepherd dalam penafsirannya terhadap teks Kolose 1:15-23

seakan-akan menyatakan bahwa teks hanya mengenai kedudukan Kristus secara

kosmos,9 padahal teks berbicara lebih daripada itu. Teks berbicara mengenai

8 Jacobs, Siapa, 74. 9 Andrew Shepherd, “Creation and Christology: the ecological crisis and eschatological ethics,” Stimulus 18, no. 4 (2010), http://www.ebscohost.com (diunduh 01 September 2012), 52-56.

Page 6: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

32

keutamaan Kristus. Istilah keutamaan dipilih sebagai judul perikop10 karena teks

berbicara tentang Kristus secara istimewa. Keutamaan berarti keunggulan,

keistimewaan ataukah hal yang terpenting. Ada empat hal yang membuktikan

keutamaan Kristus yakni, pra-eksistensi dan kemanusiaan Kristus, kesetaraan Kristus

dengan Allah Bapa dan Roh Kudus, kedudukan Kristus dalam karya penciptaan,

penebusan dan pendamaian-Nya yang bersifat kosmik. Kolose 1:15-23 merupakan

himne yang berusaha menjunjung tinggi keagungan dan kebesaran Kristus.

3.3.1.1 Kesetaraan Kristus dengan Allah Bapa dan Roh Kudus

Gnostik meyakini bahwa Yesus hanyalah salah satu dari malaikat, para

pengantara.11 Ajaran yang membuat perbedaan antara Yesus dengan Allah Bapa

atau Allah yang tertinggi, sebutan kaum Gnostik. Pandangan ini ditentang oleh

penulis surat Kolose dengan menekankan kesetaraan antara Kristus, Allah Bapa dan

Roh Kudus. Pertama, kesetaraan Kristus dengan Allah Bapa secara implisit nampak

dalam frase gambar Allah, ayat 15a. Pada ayat 15a, Ia adalah gambar Allah yang

tidak kelihatan, penulis menggunakan kata eiv k w. n yaitu gambar atau citra. Barclay

mengemukakan bahwa suatu gambar dapat berupa representasi, tetapi suatu

representasi, apabila benar-benar sempurna dapat menjadi manifestasi.12 Jacobs

mengatakan bahwa Kristus disebut gambar Allah yang tidak kelihatan, bukan

berarti Kristus adalah gambar yang kelihatan dari Allah yang tidak kelihatan.

10 Larry L. Helyer dan Andrew Shepherd menggunakan istilah Kristus kosmik. Giedrius Saulytis memilih untuk memberikan judul keilahian Kristus dan William Barclay mencantumkan judul adekuasi total Yesus Kristus dalam penafsirannya.Adekuasi merupakan kata bentukan yang berasal dari kata adekuat. Adekuat diartikan sebagai memadai, ketercukupan dalam kamus besar bahasa Indonesia. 11 Lih. Bab 2, Pembahasan tentang Gnostisisme, 9-10. 12 Barclay, Pemahaman, 177-178.

Page 7: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

33

Gambar Allah serupa dengan Kebijaksanaan Ilahi. Tradisi Yahudi menerangkan

bahwa gambar Allah bukanlah manusia yang fana, melainkan Kebijaksaan atau

Sang Sabda. 13 Saya setuju dengan apa yang dikemukakan oleh Barclay dan Jacobs.

Teks ini ingin menyampaikan bahwa Kristus adalah manifestasi yang sempurna dari

Allah, Sang Bapa. Kristus adalah kebijaksanaan ilahi yang telah menciptakan segala

sesuatu, datang ke dunia dalam wujud manusia yang fana, menderita, mati dan

bangkit dari kematiaan. Semuanya ini terjadi karena Allah Bapa ada di dalam

Kristus.

Kedua, frase yang sulung pada ayat 15b menjelaskan kesetaraan antara

Kristus, Allah Bapa dan Roh Kudus. Barclay menjelaskan bahwa kata yang sulung

atau pr wt o, t ok oj menunjuk pada dua pemahaman. Pertama, kata ini merupakan

sebutan umum untuk penghormatan, misalnya bangsa Israel adalah anak sulung

Allah. Kedua, yang sulung merupakan gelar bagi Mesias.14 Berdasarkan teks maka

arti yang kedua lebih tepat dikenakan pada Kristus, karena mengungkapkan

hubungan antara Kristus dengan Allah Bapa dan Roh Kudus pada karya penebusan,

peran pengutusan Kristus ke dalam dunia sekaligus menentang pemahaman umat

Yahudi yang tidak mempercayai bahwa Kristus ialah Mesias. Karya penebusan

menghadirkan Kristus selaku Sang Anak sebagai utusan Allah Bapa. Dalam

pemahaman orang Yahudi, seseorang yang diutus (saliah), menjadi wakil dari sang

pengutus secara penuh. Ia sepenuhnya menghadirkan sang pengutus di tempat di

13 Jacobs, Siapa, 75. 14 Barclay, Pemahaman, 182.

Page 8: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

34

mana ia berada.15 Jadi, Kristus tidak lebih rendah dari Allah Bapa dan Ia rela

menjadi rendah untuk melaksanakan rencana penyelamatan. Keduanya adalah Allah

yang sama. Roh kudus berkerja di dalam Yesus Kristus dan setelah kebangkitan-

Nya Roh Kudus dicurahkan di tengah-tengah para murid. Roh Kudus adalah wujud

baru dari Yesus Kristus yang hadir di tengah-tengah para murid. Roh Kudus berasal

dari Allah dan Roh Kudus ialah Allah. Hubungan antara Yesus Kristus, Allah Bapa

dan Roh Kudus adalah setara.

Pada ayat 15c terdapat frase yang lain yakni lebih utama dari segala yang

diciptakan. Jika frase ini dibaca dengan seksama maka dapat diartikan bahwa

Kristus memiliki kedudukan yang lebih rendah dari Allah dan Ia diciptakan, namun

Ia lebih utama. Pernyataan ini mengingatkan pada ajaran Arius mengenai Yesus

Kristus. Arius meyakini bahwa Yesus Kristus adalah ciptaan, tetapi berbeda dengan

ciptaan yang lain, karena Ia diciptakan sebelum ada segala sesuatu dan Ia tidak

kekal. Ajaran ini salah dan penafsiran terhadap ayat 15c tanpa memahami ayat 15-

16,19 adalah suatu kekeliruan. Jika dibaca secara keseluruhan ayat 15-16, maka

penulis surat ingin menyampaikan bahwa Kristus merupakan gambar Allah, Mesias

sekaligus pencipta segala sesuatu. Kedudukan, karya penyelamatan dan penciptaan

terjadi karena Ia bersatu dengan Allah, segala kepenuhan Allah berdiam di dalam-

Nya, ayat 19. Jadi, tidak ada kedudukan tinggi-rendah antara Kristus dengan Allah.

Kata kepenuhan menjelaskan juga tentang kesetaraan. Ayat 19 dalam

Alkitab bahasa Yunani, tidak mencantumkan kata Allah untuk menjelaskan kata

kepenuhan, akan tetapi kemungkinan besar kepenuhan yang dimaksudkan adalah

15 Ebenhaizer I. Nuban Timo, Aku Memahami yang Aku Imani (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 13.

Page 9: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

35

kepenuhan Allah. Kata p l h,rw ma merupakan bentuk dari kata benda netral tunggal.

Morfologi kata tersebut hanya digunakan untuk menjelaskan pn eu, ma yang berarti

Roh. Ini berarti Roh menjelaskan kepenuhan, pl h,r w ma pada ayat 19. Roh yang

dimaksud di sini ialah Roh Allah. Penulis surat Kolose ingin menjelaskan bahwa

Roh Allah ada di dalam Kristus. Roh inilah yang memampukan Kristus berkarya

baik dalam penciptaan, penebusan maupun pendamaian. Saya setuju dengan Nuban

Timo yang menyatakan bahwa Alkitab melihat Roh sebagai Ia yang memenuhi

tubuh Kristus. Ini adalah pl h,r w ma, yaitu kehadiran yang penuh dan sempurna dari

Kristus. Ia adalah kepenuhan tubuh karena Kristus adalah Roh dan di mana Kristus

ada, di sana juga Roh bekerja.16

Penulis surat Kolose bukan saja menekankan kesetaraan antara Kristus

dengan Allah atau Sang Bapa tetapi juga dengan Roh Allah. Persekutuan di antara

ketiganya adalah setara. Allah sebagai Sang Bapa yang berdiam di tempat yang tak

terhampiri (Deus absconditus) mengulang diri-Nya untuk ada sebagai Allah kali

kedua, dalam diri Sang Anak yang merupakan Allah yang memperkenalkan diri

(Deus revelatus). Dua cara berada Allah ini terus bergerak dan melahirkan cara

berada yang ketiga dari Allah yaitu Roh Kudus. Roh kudus merupakan kasih yang

mempersatukan sang Bapa dan Sang Anak, ataupun sebaliknya. Allah yang satu

tidak ingin kesepian sehingga dalam kebebasan-Nya, Ia berinisiatif menjadi Allah

untuk kali kedua dan kali ketiga. Ia tetap sebagai Allah dalam pengulangan ini,

namun dengan cara berada yang lain dari sebelumnya. Allah yang satu itu berada

dalam tiga cara dan dalam ketiga cara itu, Ia tetap satu. Pengakuan iman GMIT 16 Nuban Timo, Aku, 46.

Page 10: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

36

mengartikulasikan hal ini dengan tiga ungkapan yaitu Allah di atas kita, Allah di

antara kita dan Ia Allah di dalam kita.17 Penjelasan tentang ketritunggalan Allah ini

menentang pengajaran dari Arius maupun Gnostik. Kristus yakni Sang Anak

sehakekat dengan Sang Bapa maupun Roh Kudus dan kedudukan ini bukan pra-

keutamaan tetapi salah satu bukti keutamaan Kristus. Kesetaraan itu mengatasi

segala makhluk.

3.3.1.2 Kemanusiaan dan Pra-eksistensi Kristus

Kaum Gnostik sungguh-sungguh menyangkal kemanusiaan Yesus yang

nyata. Mereka pun menulis kisah-kisah mengenai Yesus yang berjalan dan tidak ada

jejak-Nya di tanah.18 Pemahaman sesat inilah yang menyebabkan penulis berbicara

mengenai kemanusiaan dan pra-eksistensi Kristus. Topik kemanusiaan Kristus tidak

dapat dipisahkan dari pra-eksistensi-Nya dalam kerangka memahami karya ganda

Kristus sebagai Allah yang sejati dan manusia yang sejati.

Ada tiga fase dari sejarah Yesus Kristus yang perlu diketahui yakni Kristus

pra-eksistensi, Kristus yang berinkarnasi dan Kristus yang dimuliakan. K. Barth

menjelaskan tiga fase ini dengan menggunakan perumpamaan sang anak dalam

rumah Bapa. Fase pertama merupakan keberadaan dalam kekekalan atau immanent

trinity yakni Yesus Kristus berada dalam kemuliaan bersama-sama dengan Sang

Bapa. Fase kedua menggambarkan sang anak yang pergi ke negeri yang jauh. Suatu

peristiwa inkarnasi yakni Yesus Kristus meninggalkan kemuliaan dan menjadi

17 Nuban Timo, Aku, 15-17. Ide pengulangan diri Allah ini saya adaptasi dari tulisan Bpk. E. I. Nuban Timo. 18 Lih. Bab 2, Pembahasan tentang Gnostisisme, 9-10.

Page 11: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

37

manusia, seorang hamba. Fase ketiga merupakan kembalinya sang anak ke rumah

Bapa yakni peristiwa kebangkitan.19

Pra-eksistensi Kristus terletak pada fase pertama dan bukan fase ketiga

karena fase ketiga merupakan eksistensi Kristus setelah kebangkitan. Pada teks

Kolose 1:15-23, fase pertama terletak di ayat 16-17. Ayat 16, karena di dalam

Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi,

yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik

pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

Kristus dihadirkan oleh penulis surat sebagai pencipta segala sesuatu. Kristus telah

ada pada Allah, Sang Bapa dan Roh Kudus sebelum Ia lahir ke dalam dunia. Pada

ayat 17, pra-eksistensi dari Kristus semakin dipertegas. Segala sesuatu ada di dalam

Kristus dan berawal dari-Nya. Pandangan ini sekaligus menjadi bukti bahwa penulis

dipengaruhi oleh ajaran dari filsafat Neoplatonisme mengenai Yang Esa20 dan

pemikiran dari Paulus.

Pra-eksistensi dari Kristus secara implisit nampak dalam surat-surat Paulus

yakni Galatia 4:4-5, Roma 8:3-4 yang membahas tentang pengutusan Kristus,

Putera Allah ke dalam dunia. Saya memahami bahwa pengutusan ini memberikan

pengertian bahwa Kristus sudah ada sebelumnya, walaupun Paulus sebenarnya

hanya mau menekankan Yesus benar-benar merupakan utusan Allah bukan

mengenai pra-eksistensi-Nya. Pra-eksistensi tentu hal yang penting ketika Paulus

mengajar Yesus Kristus kepada orang-orang Yunani yakni mereka yang selalu

19 Nuban Timo, Aku, 18. 20 Lih. Bab 2, Neoplatonisme, 14.

Page 12: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

38

melihat ke belakang, bertanya sebab dari segala sesuatu, namun pra-eksistensi tidak

pernah menjadi titik pangkal kristologi Paulus. Titik pangkal kristologinya adalah

kedudukan Kristus sebagai Tuhan yang mulia berdasarkan karya penebusan dan

kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Jelas teks Kolose 1:15-23 bukanlah ditulis

oleh Paulus karena karya penciptaan atau pra-eksistensi menjadi pangkal kristologi

dari penulis teks namun penulis sebagai pengagum dari Paulus tentu dipengaruhi

oleh pandangan Paulus, selain filsafat-filsafat asing yang berkembang pada masa

itu.

Jika fase pertama menjelaskan tentang pra-eksistensi Kristus, fase kedua

justru menjelaskan kemanusiaan Kristus. Kristus yang datang ke dunia dalam rupa

seorang manusia yang rendah. Barth menyatakan bahwa Yesus Kristus sudah ada

sebagai manusia dalam bentuk kodrat manusia yang azali yaitu manusia tanpa

hipostasi manusia, sebelum peristiwa inkarnasi. Ini berarti Yesus Kristus sejak

semula adalah Allah manusia. Pada peristiwa inkarnasi manusia Yesus Kristus

menjadi manusia yang fana. Ia memiliki tubuh, darah dan mengalami kematian.

Barth menjelaskan bahwa sebelum Allah beraktifitas dalam sejarah atau

economic trinity, Allah sudah mempunyai rencana dalam kekekalan. Allah ingin

menghadirkan rekan yakni manusia yang segambar dengan-Nya.21 Dalam

mewujudkan rencana ini, Allah berasumsi dalam kekekalan-Nya bahwa manusia

memiliki kebebasan karena segambar dengan rupa Allah. Kebebasan ini dapat

membawa manusia dengan mudah jatuh di dalam dosa dan gambar Allah menjadi

rusak. Allah memerlukan manusia sejati yang segambar dengan-Nya secara utuh,

21 Karl Barth, Church Dogmatics III/1 (Edinburgh: T&T Clark, 1965), 95-97.

Page 13: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

39

manusia yang tidak mengenal dosa untuk menyelamatkan manusia yang berdosa,

akan tetapi tidak ada manusia yang seperti itu, yang ada hanya Sang Anak atau

Allah manusia dalam kekekalan. Allah manusia ini pada akhirnya turun ke dalam

dunia sebagai manusia yang rendah dan berdosa.22 Luther mengatakan ketika Ia

datang, aku menjadi kebenaran dan Ia menjadi dosa.

Jika berpijak pada pandangan Barth maka kelahiran di Betlehem bukan

tanda awal kemanusiaan-Nya, tetapi menjadi tanda kedua kemanusiaan Kristus.

Kemanusiaan Kristus mengambil alih dosa. Ia menjadi manusia sejati dengan tubuh,

darah, menanggung dosa, mati di kayu salib dan dikuburkan. Ia sungguh manusia

yang fana. Kristus mendamaikan manusia dengan Allah di dalam tubuh jasmani-

Nya. Tubuh, darah, kematian untuk menanggung dosa adalah istilah-istilah yang

menentang sekaligus menyatakan kemanusiaan Kristus yang sejati, dijelaskan pada

ayat 20, 22 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya,

baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan

pendamaian oleh darah salib Kristus. sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam

tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak

bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Yesus Kristus adalah Allah yang sejati

dan manusia yang sejati ketika Ia datang ke dunia.

Pra-eksistensi dan kemanusiaan Kristus saya jelaskan dalam bingkai

pemikiran Barth23, namun saya tidak sepakat bahwa hanya manusia-lah yang

22 Barth, Church, 230-232. 23Barth sebenarnya mengusulkan bahwa karya Allah tidak hanya dibatasi pada umat manusia tetapi kepada seluruh ciptaan, namun pendapat yang disampaikan Barth justru hanya berpusat pada manusia walaupun menggunakan kata makhluk dalam penjelasannya tetapi kata tersebut hanya mengarah kepada manusia.

Page 14: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

40

diinginkan Allah pada perjanjian dalam kekekalan, bahwa hanya manusia-lah yang

menjadi keprihatinan Allah sejak semula dan hanya karena manusia-lah Allah

datang ke dunia dalam rupa manusia yang sejati. Bukan manusia satu-satunya yang

diinginkan, diciptakan, diperhatikan dan ditebus oleh Allah tetapi seluruh ciptaan-

Nya tanpa terkecuali. Ini dijelaskan dalam frase segala sesuatu yang disebutkan

enam kali pada teks Kolose 1:15-23.

3.3.1.3 Kristus dalam Karya Penciptaan

Kosmologi adalah salah satu ajaran dari filsafat-filsafat yang berkembang di

Kolose pada masa itu. Ajaran ini terbukti meresahkan penulis Kolose karena

merupakan penyangkalan terhadap doktrin penciptaan.

Gnostik adalah bidat sesat yang paling mempengaruhi jemaat Kolose. Gnostik

dengan ajarannya bahwa dunia diciptakan dari emanasi Allah yaitu demiurgos,24

dianggap oleh penulis surat dapat menggoyahkan iman jemaat. Anggapan ini

didasarkan karena jemaat Kolose sebagian besar terdiri dari non-Yahudi, bangsa

yang tidak mengenal Allah dan Yahudi, bangsa yang meyakini bahwa penciptaan

terjadi untuk kepentingan mereka karena merekalah umat pilihan Allah dan tidak

mengakui bahwa Yesus adalah Kristus, Sang Mesias. Umat Yahudi meyakini

bahwa Allah menciptakan dunia melalui Taurat.25 Latar belakang inilah yang

memberikan suatu dorongan bagi penulis surat untuk menjelaskan serta

menekankan mengenai doktrin penciptaan dan kedudukan Kristus di dalamnya.

24Lih. Bab 2, Gnostik, 11. 25 Lih. Bab 2, Kosmologi Yudaisme, 6.

Page 15: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

41

Hal yang berbeda telah disampaikan oleh penulis surat Kolose. Kristus yang

dikenal dalam karya penebusan karena melalui Dia, Allah menyelamatkan dunia

dihadirkan oleh penulis dalam karya penciptaan. Penekanan ini dikemukakan oleh

penulis dari ayat 16a-18a. Kristus sebagai pencipta alam semesta telah menciptakan

segala sesuatu, yang di sorga dan di bumi, yang kelihatan dan tidak kelihatan,

sekaligus menjadi pusat atau bagian yang integral dari seluruh ciptaan-Nya. Ayat

tersebut menepis ajaran dualisme para ahli-ahli filsafat tentang roh yang baik dan

materi yang jahat. Kata segala sesuatu dalam Bahasa Yunani secara harafiah berarti

berdiri bersama dan dalam Alkitab terjemahan lama dituliskan segala sesuatu

wujudnya ada di dalam Dia.

Kristus sebagai pencipta merupakan pandangan yang membingungkan

karena dalam pengakuan iman rasuli dan pengakuan iman Nicea, Allah Bapa

diyakini sebagai pencipta alam semesta. Perbedaan Allah Bapa, Sang Anak dan Roh

kudus diyakini terletak dalam peran-Nya. Barth dalam bukunya church dogmatics

III/1 menjelaskan bahwa dalam proses penciptaan, Sang Bapa, Sang Anak dan Roh

kudus hadir, akan tetapi Sang Bapa berperan sebagai subyek yang bertindak,

bekerja dalam karya penciptaan, sedangkan Sang Anak dan Roh Kudus berperan

sebagai subyek yang mendukung karya penciptaan tersebut.26 Pandangan ini

menjelaskan bahwa peran dari Sang Bapa, Sang Anak dan Roh Kudus memang

berbeda, akan tetapi kehadiran ketiga-Nya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang

lain. Pada karya penciptaan Kristus hadir sebagai pencipta segala sesuatu dalam

peran yang berbeda dengan Sang Bapa.

26 Barth, Church, 49-59.

Page 16: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

42

Kedudukan Kristus secara kosmik dalam karya penciptaan menjadi

pernyataan yang menyerang ajaran Gnostik dan pengajaran mengenai penyembahan

malaikat. Pada ayat 18, penulis surat menggunakan istilah atau konsep kepala tubuh

untuk menjelaskan kedudukan kosmik Kristus. Konsep ini nampaknya diadaptasi

dari filsafat Stoa, Philo dan Neoplatonisme. Stoa memahami bahwa dunia adalah

tubuh Allah. Philo menjelaskan tentang alam semesta yang merupakan komponen-

komponen terpisah, namun disatukan oleh Allah sedangkan Neoplatonisme

menekankan bahwa Yang Esa adalah sebab pertama dan dasar segala makhluk. Stoa

dan Philo juga meyakini bahwa dunia tersusun dari empat elemen yakni api, air,

udara dan bumi.27 Teori-teori kosmologi ini mempengaruhi penulis menggunakan

istilah kepala tubuh dalam ayat 18a.

Ciptaan yang sifatnya beranekaragam dilukiskan seperti tubuh yang

memiliki banyak anggota dengan peran atau fungsi yang berbeda dan Kristus seperti

kepala yakni bagian dari tubuh yang mengendalikan gerak atau proses kerja tubuh.

Konsep kepala tubuh menjelaskan bahwa seluruh ciptaan itu baik dan berpusat pada

Kristus yang bertindak sebagai pemimpin, mengendalikan seluruh ciptaan. Konsep

ini hampir sama seperti pemikiran Philo bahwa seluruh ciptaan merupakan

komponen yang terpisah-pisah dipersatukan dalam kesatuan tunggal oleh Kristus

kosmik, karena bukan kesatuan yang terpisah-pisah melainkan seluruh ciptaan

merupakan suatu keutuhan dengan peran yang berbeda-beda dan dikepalai oleh

27 Lih. Bab 2, Kosmologi Helenisme, 10-14.

Page 17: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

43

Kristus. Ciptaan berpusat pada Kristus tetapi ciptaan bukanlah Kristus. Kedudukan

kosmik Kristus bukanlah panteisme28.

Kosmologi Yudaisme meyakini bahwa awalan B pada kata tyviÞarEB.

menunjukkan bahwa dunia diciptakan bagi orang Yahudi. Jika dilihat sintaksnya

maka B merupakan partikel preposisi dari Tyviare yang merupakan kata benda

feminim tunggal. Tyviare memiliki dua arti yakni permulaan dan kepala (chief). Ini

berarti kata pembuka dari kitab pertama Perjanjian Lama telah menegaskan

mengenai hal kepala. Kata kepala merujuk pada kepala semua ciptaan, kepala

kebijaksanaan. Tom Jacobs menjelaskan bahwa Sang Kebijaksanaan tersebut

menurut tradisi Yahudi bukanlah manusia yang fana. Ia adalah Sang Sabda.29

Pernyataan tersebut bersesuaian dengan penjelasan sebelumnya bahwa Kristus

adalah kebijaksaan Ilahi atau Sang Sabda. Ini berarti konsep Kristus, Sang Sabda

sebagai kepala atas seluruh ciptaan dalam Perjanjian Baru memiliki keterkaitan erat

dengan Perjanjian Lama. Sejak semula Kristus bertindak sebagai kepala atas seluruh

ciptaan. Kristus adalah kepala karena daripada-Nya mengalir atau bersumber kuasa

yang menghidupkan tubuh.30

Pada hemat saya, konsep kepala tubuh bukan saja menjelaskan bahwa

Kristus pencipta segala sesuatu tetapi juga menjelaskan alasan penebusan dan

pendamaian Kristus yang tidak dapat dilepaskan dari kaitan pra-eksistensi-Nya,

kesetaraan-Nya dengan Allah Bapa dan Roh Kudus serta kemanusiaan-Nya, karena

28 Panteisme adalah suatu pandangan yang meyakini bahwa semua adalah ilahi dan memposisikan Allah sama dengan alam semesta. Semua hal merupakan wujud dari Allah itu sendiri. 29 Jacobs, Siapa, 75. 30 Nuban Timo, Aku, 46.

Page 18: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

44

Ia adalah pusat segala ciptaan bukan hanya manusia. Penulis surat juga mengkritik

elemen-elemen penyusun dunia yang diajarkan oleh filsafat-filsafat asing. Kritikan

ini disampaikan melalui ayat 16-17. Penciptaan berlangsung di dalam Kristus,

diciptakan oleh Kristus dan untuk Kristus.

3.3.1.4 Penebusan dan Pendamaian Kristus Bersifat Kosmik

Penulis surat dipengaruhi oleh pemikiran Paulus mengenai Kristus. Paulus

memahami bahwa wafat dan kebangkitan Kristus adalah dua fase dari proses

penyelamatan. Soteriologi Paulus ini diadaptasi oleh penulis surat untuk

menghadirkan kedudukan kosmik Kristus yang menyelamatkan. Kehadiran kosmik

Kristus adalah keberadaan Kristus, karya dan peran-Nya dalam alam semesta yang

ditujukan bagi segala sesuatu tanpa terkecuali yang tergambar dalam konsep kepala

tubuh.

Segala sesuatu berpusat pada Kristus sehingga karya penebusan yang

dilakukan oleh Kristus bersifat kosmik, yakni melibatkan seluruh alam semesta.

Kristus berkarya bagi seluruh alam semesta dan tujuan kedatangan-Nya adalah

pendamaian atau rekonsiliasi. Kristus mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya.

Segala sesuatu yakni ta panta dalam bahasa Yunani adalah kata yang bersifat netral,

bukan maskulin atau feminim yang berarti bahwa pendamaian Allah bukan saja

ditawarkan kepada semua manusia, melainkan juga kepada seluruh ciptaan, yang

bernyawa maupun tidak bernyawa. Wafat Kristus menyelamatkan seluruh ciptaan.

Wafat Kristus adalah bukti cinta bagi ciptaan-Nya. Sarana pendamaian adalah salib

Kristus.

Page 19: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

45

Superioritas Kristus ditekankan oleh Barth. Barth menyampaikan bahwa

Yesus Kristus adalah Allah yang tidak gagal dalam memenuhi tugas-Nya. Hal yang

“dari atas” muncul sebagai faktor dominan dan bersifat monopoli hal-hal yang “dari

bawah”. Keilahian Kristus menjadi hal yang terpenting sehingga aspek kemanusiaan

Yesus seolah-olah terabaikan. Berbeda dengan Barth, Kosuke Koyama dalam buku

Tidak Ada Gagang Pada Salib menawarkan suatu perspektif keutamaan Yesus

Kristus dilihat dari Yesus yang diludahi. Koyama menekankan pengosongan diri

Yesus, Yesus yang benar-benar mengambil rupa seorang hamba, menjadi manusia

yang rendah, Yesus yang diludahi untuk menyelamatkan dunia ini. Aspek

pengosongan diri atau sisi kemanusiaan Yesus inilah yang menjadi bukti

keutamaan-Nya.

Saya sependapat dengan Koyama, karena bagi saya Kristus yang

berinkarnasi adalah Kristus yang hadir bukan sebagai tokoh yang berkuasa, unggul

tetapi sebaliknya Ia datang sebagai seseorang yang rendah, dianiaya, disiksa,

diludahi, dicerca bahkan karena penderitaan ini, di taman Getsemani Ia berdoa agar

penderitaan tersebut boleh berlalu daripada-Nya. Yesus menyelamatkan dunia ini

dari dosa bukan dalam superioritas-Nya tetapi dalam pengosongan diri-Nya.

3.3.2 Ide Hubungan Keutamaan Kristus terhadap Masa Depan Ciptaan

Teks Kolose 1:15-23 memiliki pesan ekologi bagi masa depan ciptaan.

Keutamaan Kristus memiliki arti kosmik. Andrew Shepherd menyatakan bahwa ada

empat pernyataan yang dapat disimpulkan dari teks Kolose 1:15-23, yakni Kristus

sebagai pencipta, Kristus adalah penopang dunia, Kristus adalah tujuan atau

Page 20: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

46

penyempurnaan dari ciptaan dan Kristus adalah pendamai.31 Empat pernyataan ini

hanyalah landasan saya untuk menafsir teks Kolose 1:15-23 dalam kerangka berpikir

keutamaan Kristus terhadap masa depan ciptaan.

Penafsiran teks terhadap keutamaan Kristus menghasilkan empat sub-judul

yakni, pra-eksistensi dan kemanusiaan Kristus, kesetaraan Kristus dengan Allah Bapa

dan Roh Kudus, kedudukan Kristus dalam karya penciptaan, penebusan dan

pendamaian-Nya yang bersifat kosmik. Keutamaan Kristus yang dihadirkan oleh

penulis dalam teks ini berkaitan dengan ciptaan. Pra-eksistensi Kristus berhubungan

dengan kedudukan Kristus dalam penciptaan yakni Kristus sebagai pencipta segala

sesuatu. Kemanusiaan Kristus berkaitan erat dengan peran-Nya dalam karya

penebusan dan pendamaian yang berlaku untuk semua ciptaan tanpa terkecuali.

Kesetaraan Kristus dengan Allah Bapa dan Roh Kudus menekankan tentang peran

dan cara Allah berkarya untuk dan dalam ciptaan.

Keutamaan Kristus menjadi pokok pemikiran dari penulis surat Kolose

karena situasi yang terjadi pada saat itu dianggap dapat membahayakan kehidupan

iman jemaat. Situasi yang dimaksudkan ialah kehadiran ajaran-ajaran sesat atau

filsafat-filsafat kosong yang mempengaruhi cara pandang sehingga mampu

menghasilkan perubahan perilaku yang jahat, seperti digambarkan pada ayat 21, Juga

kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan

pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat. Tokoh kamu pada ayat ini

menunjuk kepada orang-orang yang kehidupannya tidak sesuai dengan injil yang

31 Andrew Shepherd, “Creation and Christology: the ecological crisis and eschatological ethics,” Stimulus 18, no. 4 (2010): 51-55, diunduh melalui http://www.ebscohost.com, pada tanggal 17 juli 2012.

Page 21: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

47

diberitakan oleh Paulus tetapi mengikuti ajaran-ajaran sesat. Nama Paulus sangat

penting untuk menunjukkan wibawa surat.

Pokok pemikiran penulis teks Kolose berimplikasi pada masa depan ciptaan.

Masa depan ciptaan menyangkut relasi antara sesama manusia, manusia dengan alam

serta manusia dengan Tuhan. Penulis teks berusaha untuk memulihkan hubungan

yang rusak dengan menghadirkan keutamaan Kristus.

3.3.2.1 Relasi Antar Ciptaan

Latar belakang penulisan Kolose 1:15-23 sangat diwarnai oleh kebudayaan

Yudaisme dan Helenisme. Helenisme merupakan kebudayaan yang sangat

memegahkan kekuatan manusia dan bersifat patriakhi walaupun perempuan masih

diberikan kesempatan untuk memimpin. Helenisme juga menghadirkan filsafat-

filsafat asing yang ajarannya bersifat dualistik, membandingkan antara roh dan

materi/dunia. Sama halnya dengan Helenisme, Yudaisme juga merupakan

kebudayaan yang bersifat patriakhi dengan ajaran agamanya mengenai manusia

sebagai ciptaan yang paling istimewa dan alam diciptakan untuk manusia.

Helenisme-Yudaisme bukan saja melahirkan arogansi manusia terhadap alam tetapi

lebih tepatnya, arogansi terhadap ciptaan, karena permasalahan yang terjadi bias

patriakhi, bukan hanya antara manusia dengan alam tetapi juga antar sesama

manusia, laki-laki dan perempuan.

Laki-laki adalah pihak yang berkuasa atas seluruh ciptaan. Laki-laki

dipandang lebih tinggi dari perempuan. Laki-laki diciptakan baik adanya, tetapi

tidak demikian dengan perempuan yang merupakan sumber dosa. Matilda Joslyn

Page 22: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

48

Gage berpendapat bahwa perempuan diciptakan tidak sama dengan laki-laki. Hanya

karena satu perempuan berbuat dosa, semua perempuan digiring dalam

penghukuman Allah. Perempuan lambang dosa dan mengakibatkan laki-laki berada

dalam dosa. Ketidakteraturan dalam dunia disebabkan oleh perempuan. Perempuan

yang merusak semuanya.32 Allah yang menciptakan langit dan bumi dipahami

dalam konteks Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. Laki-laki seperti langit

yang memberi dan perempuan seperti bumi yang merespon. Ada inferioritas dan

superioritas. Kaum ekofeminisme berpendapat bahwa oleh karena nafsu untuk

mendominasi, patriakhi melupakan bahwa manusia, termasuk orang-orang yang

berkuasa, memiliki pertautan biologis alami dengan semua bentuk kehidupan yang

ada di atas muka bumi ini.33

Semua ini berdampak pada kehidupan yang tamak, semena-mena antara

laki-laki dan perempuan, antara manusia dengan alam atau bahkan sebaliknya

merasa jijik, menghindar, menolak setiap kebutuhan dan keinginan. Helenisme-

Yudaisme secara implisit mendukung penindasan dan penganiayaan terhadap

perempuan dan ciptaan lain. Pemahaman inilah yang berakar dalam kekristenan

dan mendorong penulis teks untuk menekankan tentang kesetaraan semua ciptaan

dalam karya penciptaan, karya penebusan dan pendamaian serta kedudukan Kristus

sebagai kepala dari seluruh alam semesta tanpa terkecuali.

32 Victoria S. Harrison, “Modern Woman, Traditional Abrahamic Religions and Interpreting Sacred Texts,”2007, http://www.ebscohost.com (diunduh 12 Oktober 2012), 3. 33 Anne M. Clifford, Memperkenalkan Teologi Feminis (Maumere: Ledalero, 2002), 363-364.

Page 23: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

49

3.3.2.2 Hubungan Keutamaan Kristus terhadap Masa Depan Ciptaan

Terminologi untuk lingkungan hidup atau alam dalam teologi Kristen ialah

ciptaan. Istilah ini digunakan dengan berpijak pada pemahaman bahwa lingkungan

hidup atau alam diciptakan oleh Allah dan tidak terjadi dengan sendirinya. Istilah

ini berkaitan dengan segala sesuatu dan menunjuk pada hubungan segala sesuatu itu

dengan Allah.

Masa depan ciptaan berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan, antar

manusia dan manusia dengan alam semesta. Masa depan ciptaan berarti suatu

kehidupan yang saling menghargai, menjaga, penuh cinta kasih antar sesama

ciptaan yang berpusat pada Kristus. Jürgen Moltmann menjelaskan bahwa masa

depan ciptaan merupakan langit dan bumi yang baru. Keadaan yang setara tanpa

inferioritas dan superioritas. Tidak ada lagi gambaran mengenai langit sebagai laki-

laki yang memberi, tempat Allah berdiam dan bumi sebagai perempuan yang

merespon. Langit dan bumi yang baru adalah tempat Allah berdiam.34 Masa depan

ciptaan juga digambarkan dalam kitab Wahyu pasal 21-22 sebagai langit yang baru

dan bumi yang baru, kota Yerusalem yang baru.

Ada suatu kesamaan antara taman Eden dalam Kejadian 2-3 dan kota

Yerusalem baru dalam Wahyu pasal 22. Pada taman Eden terdapat satu pohon

kehidupan yang tumbuh di tengah-tengah taman. Ada empat sungai yang mengalir

dari Eden untuk membasahi taman. Adam diberikan wewenang untuk berada di

taman hanya tidak boleh berada di tengah taman untuk memakan buah pohon

34 Jürgen Moltmann, God on Creation: A New Theology of Creation and The Spirit of God (Minneapolis: Fortress Press, 1993), 158-184.

Page 24: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

50

pengetahuan yang baik dan yang jahat. Adam justru bertindak sebaliknya, dosa

membuat ia berada di tengah dan memakan buah dari pohon yang dilarang Allah.

Ketika jatuh dalam dosa, daun pohon ara digunakan untuk menutupi ketelajangan.

Taman yang dikisahkan pada Kejadian berubah menjadi kota dalam kitab

Wahyu. Ada sungai air kehidupan yang mengalir ke luar dari takhta Allah dan

takhta Anak Domba. Pada tengah-tengah jalan kota terdapat pohon kehidupan yang

berbuah dua belas kali, sekali setiap bulan dan daun pada pohon itu digunakan

untuk menyembuhkan. Taman Eden yang mencerminkan dosa diubahkan menjadi

kota Yerusalem yang baru. Kota yang tidak terdapat ratap tangis, dukacita ataupun

maut. Perubahan ini memerlukan campur-tangan dari adam kedua. Ia yang berada

ditengah-tengah taman Eden dan kota Yerusalem baru. Kehadiran yang

dimaksudkan ialah kehadiran-Nya di taman Getsemani. Pada taman ini, Yesus

Kristus hanya berjalan dipinggir tidak ditengah. Penebusan yang dikerjakan oleh

Yesus Kristus terhadap dosa membuahkan hasil sebuah kota baru yang di dalam-

Nya tidak terdapat ketidakadilan, penindasan, penganiayaan, perlakuan semena-

mena dan lain sebagainya.

Keberadaan Yesus Kristus mendamaikan dan memulihkan hubungan yang

rusak antara alam, manusia dan Allah. Kedatangan-Nya di dunia dalam peristiwa

inkarnasi berimplikasi ekologi. Menurut Thomas Derr, peristiwa inkarnasi adalah

jalan dramatis yang ditempuh Allah dalam menyatakan solidaritas-Nya dengan

dunia ciptaan-Nya, yakni dengan mengambil kondisi eksistensi material.35 Peristiwa

ini membawa visi pendamaian dan pemulihan yang terdapat dalam Kolose 1:20.

35 Pendapat ini dikutip dalam Robert P. Borrong, Etika Bumi Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 200), 210.

Page 25: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

51

Visi yang dinyatakan melalui misi serta pemberitaan Kristus tentang Kerajaan Allah

yakni pemerintahan Allah di dunia, pemerintahan yang mendamaikan dan

memulihkan hubungan Allah dengan seluruh ciptaan.

Peristiwa inkarnasi juga mencakup karya penebusan melalui kematian di atas

kayu salib. Karya yang dilaksanakan sebagai ungkapan kasih dan cinta Allah bagi

ciptaan-Nya. Karya yang ditujukan kepada seluruh ciptaan karena kejatuhan

manusia dalam dosa menyebabkan seluruh ciptaan turut menderita dan penderitaan

alam terutama dikarenakan perlakuan secara buruk oleh manusia untuk memenuhi

ambisi dan keserakahannya sebagai dampak pemberontakan kepada Allah. Duchrow

dan Liedke menyebut karya penebusan dan penyelamatan ini sebagai soteriologi

yang cosmic oriented,36 berorientasi pada kosmik.

Keutamaan Kristus memberikan suatu harapan baru yakni adanya masa depan

ciptaan yang mengarah pada kesempurnaan dalam Kristus, meskipun proses

penyelamatan kosmos belum sempurna karena masih terus berlangsung dan akan

disempurnakan dalam langit dan bumi yang baru, di mana tidak ada lagi

penderitaan, perlakuan semena-mena, pengeluhan akibat kuasa dosa dan berkat

Tuhan akan terus tercurah seperti halnya di Taman Eden sebelum kejatuhan

manusia. Sekarang ini, ciptaan masih berada dalam masa transisi menuju masa

depan ciptaan. Masa transisi yaitu masa penantian penggenapan penyempurnaan

ciptaan baru.37

36 Ulrich Duchrow & Gerhard Liedke, Shalom: Biblical Perspective on Creation, Justice & Peace dalam Borrong, Etika, 209. 37 Borrong, Etika, 214.

Page 26: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

52

Ayat 16, 20-22 menjadi pijakan untuk memahami bahwa masa depan yang

diimpikan oleh penulis adalah suatu kehidupan yang di dalamnya tidak ada lagi

pemahaman mengenai dunia ataupun perempuan sebagai sesuatu yang jahat, kotor

dan sumber dosa. Tidak ada lagi kepemimpinan ataupun pemerintahan yang tidak

adil, sikap menghakimi orang lain tentang hal yang salah dan yang benar karena

kebenaran yang hakiki hanya terdapat di dalam Kristus. Harapan masa depan inilah

yang mendorong penulis merasa penting untuk memberikan nasehat kepada jemaat

Kolose agar tetap berpegang teguh, jangan mudah goyah mendengar ajaran-ajaran

dari guru-guru palsu, ayat 23.

Masa depan ciptaan dapat hadir karena dipengaruhi oleh keutamaan Kristus.

Kristus berada di pusat segala ciptaan. Ini bukanlah kalimat yang bertentangan

dengan aspek pengosongan diri Yesus dalam karya penebusan. Dalam karya

penebusan pada proses inkarnasi, Kristus memang menaklukan diri sebagai Anak di

bawah Allah. Ia menyelamatkan dunia ini dalam pengosongan diri-Nya.

1 Korintus 15:28 menyatakan bahwa tetapi kalau segala sesuatu telah

ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan

diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya,

supaya Allah menjadi semua di dalam semua. Ketika Ia dalam pengosongan diri-

Nya datang ke dalam dunia, peran-Nya dalam pra-eksistensi itu diabaikan, Ia benar-

benar mengambil rupa seorang hamba. Kristus merendahkan diri agar Allah menjadi

semua dan di dalam semua, hanya saja peran dan kedudukan Kristus ketika Ia

berhasil mengalahkan dosa tidak begitu saja hilang. Ia berada pada fase ketiga dari

penjelasan Barth. Kristus ditinggikan setelah Ia mengalahkan kuasa dosa. Walaupun

Page 27: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

53

Ia merendahkan diri-Nya, namun karya dan peran-Nya menempatkan Ia menjadi

pusat dari segala ciptaan. Kehadiran-Nya tidak dapat dilepaskan dari Allah Bapa

dan Roh Kudus. Ia setara dengan Allah Bapa dan Roh Kudus. Ketiga-Nya adalah

satu. Alam semesta bersinar karena terang Kristus. Ini berita mengenai pemulihan

ciptaan. Dalam penciptaan, Kristus adalah kepala dari semua ciptaan. Dalam

penebusan, Kristus adalah kepala yang menyangkal diri, menempatkan diri di

bawah Allah dan setelah karya penebusan, Kristus adalah pusat dari segala ciptaan,

Ia adalah kepala dari semua ciptaan. Semua ciptaan adalah bagian yang utuh, tidak

tepisah, setara dan saling bergantung.

Model kedudukan Kristus secara kosmik mewujudnyatakan masa depan bagi

seluruh ciptaan. Model yang menunjukkan suatu kesatuan dan ketergantungan antar

anggota tubuh atau antar ciptaan. Ini berarti manusia turut berperan serta sebagai

bagian dari tubuh Kristus untuk meneladani Kristus yang mengosongkan diri,

berelasi secara baik dengan Allah dan ciptaan lain serta bertanggungjawab terhadap

ciptaan lain dalam peran sebagai penatalayanan, pengurus dari alam ini bukan

pemilik yang mendominasi, saling dan atau bersikap menghancurkan serta

menunjukkan kekuasaan. Masa depan ciptaan dapat terwujud ketika seluruh anggota

tubuh Kristus sungguh-sungguh berelasi dengan baik dan mengikuti kendali

kepemimpinan Kristus sebagai kepala yang menyangkal diri.

3.4 Kesimpulan

Perikop Kolose 1:15-23 amat penting bagi kepercayaan kita terhadap Kristus

dan merupakan jawaban terhadap ajaran sesat perpaduan Gnostik dan Yudaisme.

Page 28: BAB III KEUTAMAAN KRISTUS TERHADAP MASA DEPAN …

54

Istilah perpaduan ini digunakan karena dalam ajaran sesat yang diajarkan oleh guru-

guru palsu, terdapat unsur Gnostik maupun Yudaisme, akan tetapi dalam Kolose

1:15-23 unsur Gnostik-lah yang paling mewarnai penulisan teks.

Pada penafsiran teks, penulis terlihat secara sengaja mempertemukan ajaran

filsafat yakni Stoa, Philo dan Neoplatonisme dengan pemikiran Paulus mengenai

Kristus. Pertemuan ini pun menghasilkan suatu kritikan terhadap ajaran-ajaran palsu

mengenai doktrin penciptaan terkhususnya elemen penyusun kosmos yang

sesungguhnya merupakan doktrin yang ditransmisikan oleh tradisi manusia, kritikan

terhadap ajaran yang menyangkal kemanusiaan Kristus, kritikan terhadap kedudukan

Kristus serta kritikan terhadap pandangan dualisme antara materi dan roh.

Keunikan dari teks Kolose 1:15-23 adalah unsur kosmik pada kedudukan

Kristus. Teks ini pun memberikan penjelasan mengenai keutamaan Kristus yang

dibuktikan melalui pra-eksistensi dan kemanusiaan Kristus, kesetaraan-Nya dengan

Allah Bapa dan Roh Kudus, kedudukan Kristus dalam karya penciptaan serta

penebusan dan pendamaian-Nya yang bersifat kosmik. Keutamaan Kristus ini

berimplikasi pada masa depan ciptaan. Masa depan ciptaan yang tanpa inferioritas

dan superioritas, saling menghargai, saling menjaga dan penuh cinta kasih. Masa

depan ciptaan berpijak pada kedudukan serta peran Kristus secara kosmik seperti

gambaran kepala tubuh dengan Kristus sebagai kepala.