bab ii tinjauan umum tentang leter of credit (l/c)

17
16 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT(L/C) A. Pengertian Letter of Credit (L/C) dan Letter of Credit (L/C) Syariah Letter of Credit (L/C) yang biasa disingkat dengan L/C dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Surat Kredit Berdokumen. L/C merupakan salah satu jasa yang ditawarkan oleh bank dalam rangka pembelian suatu barang, berupa penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli (importir) sejak L/C dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian. 31 Umumnya L/C digunakan untuk membiayai kontrak pejualan barang jarak jauh, antar negara di mana antar penjual dan pembeli belum saling mengenal dengan baik. Dan lebih jelasnya L/C digunakan pada transaksi perdagangan Internasional. 32 Letter of credit (L/C)digunakan untuk membiayai transaksi perdagangan internasional. Tetapi, bukan merupakan garansi atau surat berharga yang dapat dipindah tangankan.L/C adalah cara pembayaran dalam suatu transaksi ekspor- impor yang aman untuk eksportir maupun importir. Untuk itusaat ini L/C menjadi suatu instrumen atau alat yang dapat melindungi eksportir dan importir dari tidak dipatuhinya kewajiban-kewajiban yang dipersyaratkan kedua belah pihak. Selanjutanya, Bank Indonesia telah mendefinisikan L/C sebagai janji dari issuing bank untuk membayar sejumlah uang kepada eksportir sepanjang ia dapat memenuhi syarat dari L/C tersebut. Inti dari definisi ini yaitu janji pembayaran L/C kepada penerima dapat dilakukan langsung oleh bank penerbit atau melalui bank lain sebagai kuasanya. 33 31 Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat, 2006), 128 Selanjutnya ditulis: Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain 32 Ramlan Ginting, Letter of Credit Tinjauan Aspek Hukum & Bisnis (Jakarta: Salemba Empat, 2002), 15 Selanjutnya ditulis: Ginting, Letter of Credit 33 Bank Indonesia, Urusan Luar Negeri Bagian Penelitian dan pengaturan Lalu Lintas Pembayaran Luar Negeri, Metode Pembayaran Internasional Letter of Credit (Jakarta: Bank Indonesia, 1995) 2 Selanjutnya ditulis: Bank Indonesia, Urusan Luar Negeri

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

16

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT(L/C)

A. Pengertian Letter of Credit (L/C) dan Letter of Credit (L/C) Syariah

Letter of Credit (L/C) yang biasa disingkat dengan L/C dalam bahasa

Indonesia disebut sebagai Surat Kredit Berdokumen. L/C merupakan salah satu

jasa yang ditawarkan oleh bank dalam rangka pembelian suatu barang, berupa

penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli (importir) sejak L/C dibuka

sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian.31

Umumnya L/C

digunakan untuk membiayai kontrak pejualan barang jarak jauh, antar negara di

mana antar penjual dan pembeli belum saling mengenal dengan baik. Dan lebih

jelasnya L/C digunakan pada transaksi perdagangan Internasional.32

Letter of credit (L/C)digunakan untuk membiayai transaksi perdagangan

internasional. Tetapi, bukan merupakan garansi atau surat berharga yang dapat

dipindah tangankan.L/C adalah cara pembayaran dalam suatu transaksi ekspor-

impor yang aman untuk eksportir maupun importir. Untuk itusaat ini L/C

menjadi suatu instrumen atau alat yang dapat melindungi eksportir dan importir

dari tidak dipatuhinya kewajiban-kewajiban yang dipersyaratkan kedua belah

pihak.

Selanjutanya, Bank Indonesia telah mendefinisikan L/C sebagai janji dari

issuing bank untuk membayar sejumlah uang kepada eksportir sepanjang ia dapat

memenuhi syarat dari L/C tersebut. Inti dari definisi ini yaitu janji pembayaran

L/C kepada penerima dapat dilakukan langsung oleh bank penerbit atau melalui

bank lain sebagai kuasanya.33

31

Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat, 2006), 128

Selanjutnya ditulis: Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain 32

Ramlan Ginting, Letter of Credit Tinjauan Aspek Hukum & Bisnis (Jakarta: Salemba Empat,

2002), 15 Selanjutnya ditulis: Ginting, Letter of Credit 33

Bank Indonesia, Urusan Luar Negeri Bagian Penelitian dan pengaturan Lalu Lintas

Pembayaran Luar Negeri, Metode Pembayaran Internasional Letter of Credit (Jakarta: Bank

Indonesia, 1995) 2 Selanjutnya ditulis: Bank Indonesia, Urusan Luar Negeri

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

17

Emmy Pangaribuan Simanjuntak mendefinisikan Letter of credit (L/C)

sebagai suatu surat perintah membayar kepada seorang atau beberapa orang yang

dialamati untuk melakukan pembayaran sejumlah uang tertentu yang disebut

didalam surat perintah itu kepada orang tertentu.34

Pembukaan L/C oleh importir

dilakukan nasabah melalui bank yang disebut opening bank atau issuing bank

sedangkan bank eksportir merupakan bank pembayar terhadap barang yang

diperdagangkan. Dalam hal ini eksportir berhubungan dengan bank pembayar

atau disebut advising bank.35

Menurut ketentuan Uniform Customs and Prartice for Documentary

Credits (UCPDC), L/C merupakan janji dari bank penerbit untuk melakukan

pembayaran atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran

kepada penerima atas penyerahan dokumen-dokumen yang sesuai dengan

persyaratan L/C.36

Pada hakikatnya Letter of credit (LC) adalah sebuah surat

yang mengalihkan kelayakan menerima kredit pembeli kepada sebuah bank.

Sebuah L/C dapat dianggap sebagai jaminan berkondisi yang dikeluarkan oleh

bank atas nama pembeli ditunjukkan kepada penjual untuk memastikan

pembayaran bila penjual memenuhi syarat yang tercantum dalam L/C.

Letter of Credit (L/C) dalam bank syariah termasuk produk pembiayaan,

yaitu pembiayaan L/C impor atau L/C ekspor syariah. Sebagaimana yang

dikatakan oleh Adiwarman A. Karim, secara definitif yang dimaksud dengan L/C

adalah pembiayaan yang diberikan dalam rangka memfasilitasi transaksi impor

atau ekspor nasabah.37

34

Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Pembukuan Kredit Berdokumen (Yogyakarta: FH-UGM,

1979) 15 Selanjutnya ditulis: Simanjuntak, Pembukuan Kredit Berdokumen 35

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2012),

142-143 Selanjutnya ditulis: Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan 36

Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis, Transaksi Bisnis Internasional

(Ekspor-Impor dan Imbal Beli) (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), 8 Selanjutnya ditulis: Widjaja

dan Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis 37

Adiwarman A. Karim, Bank Islam; Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2008), 252 Selanjutnya ditulis: Karim, Bank Islam

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

18

Mekanisme L/C pada bank syariah dan bank konvensional pada umumnya

sama seperti mekanisme pada bank konvensional. Namun demikian, terdapat

perbedaan mendasar antara mekanisme bank syariah dan bank konvensional,

yakni terletak pada akad serta kesepakatan jumlah upah atau ujrah atau fee pada

awal kesepakatan antara importir dengan bank yang merupakan imbalan atau jasa

yang dilakukan pihak bank pengurus L/C.38

Praktek penerbitan L/C pada bank

syariah merupakan suatu mekanisme yang bersifat komperhensif. Komperhensif

berarti syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah)

maupun sosial (muamalah).

Hakikat L/C adalah pembayaran dan oleh sebab itu, keseimbangan hak dan

kewajiban para pihak harus diperhatikan secara adil dan terbuka. Keadilan dan

keterbukaan dalam pelaksanaan L/C merupakan suatu yang harus dipenuhi

karena inti dari L/C adalah mewujudkan pembayaran sejumlah uang senilai yang

sudah di tetapkan dalam L/C.

Letter of credit (L/C) Syariah terbagi menjadi dua, L/C impor syariah dan

L/C ekspor syariah. L/C impor syariah adalah surat pernyataan akan membayar

kepada eksportir (beneficiary) yang diterbitkan oleh bank (issuing bank) atas

permintaan importir dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai dengan

prinsip syariah.39

Sedangkan L/C ekspor syariah adalah surat pernyataan akan

membayar kepada Eksportir yang diterbitkan oleh bank untuk memfasilitasi

perdagangan ekspor dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai dengan

prinsip syariah.40

Dan dari transaksi tersebut bank berhak untuk mendapatkan

kruntungan (fee)41

sesuai dengan kesepakatan yang telah di sepakati sebelumnya.

38

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), 142 Selanjutnya ditulis: Syafi’i Antonio, Bank Syariah 39

Ftawa DSN-MUI No.34/DSN-MUI/IX/2002 (Tentang Letter of Credit Impor Syariah), 5 40

Fatwa DSN- MUI No.35/DSN-MUI/IX/2002 (Tentang Letter of Credit Ekspor Syariah), 6 41

Ktut Silvanita Mangani, Bank & Lemabaga Keuangan Lain (Jakarta: Erlangga, 2009), 22

Selanjutnya ditulis: Mangani, Bank & Lemabaga Keuangan Lain

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

19

Dan besarnya keuntungan (fee) atau ujrah harus pula di nyatakan dalam bentuk

nominal besarnya, bukan dalam bentuk persentase.

B. Sejarah Letter of Credit (L/C)

Perdagangan antar negara telah lama dikenal masyarakat sebelum abad ke

l7’. penggunaan L/C sebagai alat pembayaran awal mulanya tidak dapat

dinyatakan dengan pasti. Perkembangan dan bentuk yang sederhana sampai

menjadi bentuk kredit yang moderen sekitar abad ke 17 dan di negara Inggris

kredit dokumentar ini berkembang menjadi bentuknya seperti yang sekarang.

Sebab bentuk kredit ini mengalami kemajuan pesat disana, hal ini disebabkan

karena begitu jauh di negara tersebut tersedia kondisi-kondisi yang membantu

berkembangnya kredit dokumentan itu.42

Sekitar tahun 1914 London telah menguasai lalu lintas perdagangan luar

negerinya, pasar uang dan modal telah dimiliki oleh kota ini serta pengalaman-

pengalaman yang luas dalam bidang pembiayaan internasional sehingga mereka

mendapat kepercayaan dari seluruh dunia.

Inggris berusaha mempertahankan dalam politik luar negerinya status masa

lalunya sebagai negara kuat dan utama. Sebelum tahun 1914 perdagangan

didasarkan atas saling percaya, kegoncangan harga dan valuta pada waktu itu

tidak perlu dikawatirkan apabila mereka segera mengapalkan barang-barang

yang dipesan oleh importirnya walaupun pembayarannya diterima kemudian.

Sesudah perang dunia I selesai dan ketika dunia perdagangan internasional

ingin meneggakkan kembali hubungan perdagangan, pengusaha-penguasaha itu

menghadapi kenyataan bahwa cara pembayaran yang diikuti sebelum perang

yang berdasarkan kepercayaan semata-mata tidak dapat dipertahankan lagi

disamping itu para eksportir dan importir tidak mengetahui tentang kebiasaan

42

M. Syarif Arbi, Petunjuk Praktis Perdagangan Luar Negeri, Edisi kedua: Seri Ekspor

(Yogyakarta: BPFE Fakultas Ekonomi UGM, 2013), 1 Selanjutnya ditulis: Arbi, Petunjuk Praktis

Perdagangan Luar Negeri

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

20

lisensi dagang yang berlaku dinegara, sedang relasi-relasi baru yang baik pun

sukar didapat.43

Dengan adanya unsur resiko ini bagi eksportir dan importir,

maka ditempuh cara pembayaran dalam setiap transaksi, luar negerinya.

C. Fungsi Letter of Credit (L/C)

Letter of Credit memiliki 2 fungsi utama yaitu sebagai alat pembayaran dan

sebagai alat penjamin. Maksud dari sebagai alat pembayaran adalah dengan

memberikan rasa aman kepada penerima yang dapat dilaksanakan jika semua

syarat L/C telah dipenuhi. Sedangkan yang dimaksud sebagai alat penjamin yaitu

dengan memberikan rasa aman kepada pihak terjamin yang dapat dilaksanakan

jika pelaksanaan kontrak dasar yang dijamin L/C tidak dapat dilakukan pihak

yang dijamin.44

D. Pihak-Pihak yang Terkait Dalam Letter Of Credit (L/C)

Dalam Pelaksanaannya L/C melibatkan beberapa pihak yang terkait dalam

penerbitan. Ditinjau dari segi hukum, hubungan masing-masing pihak yang

terkait dari transaksi tersebut meliputi hubungan-hubungan yang akan dijelaskan

berikut ini:

1. Applicant

Applicant/pemohon/pembuka L/C adalah pihak yang meminta dan

memerintahkan kepada bank untuk membuka L/C untuk keuntungan

penerima L/C (beneficiary/penjual barang/eksportir). Dalam perintah kepada

bank untuk membuka L/C, pemohon menyatakan bertanggung jawab untuk

membayar dokumen sepanjang semua persyaratan yang tertera di dalam L/C

dipenuhi. 45

43

Supriyo Andhibroto, Letter of Credit dalam Teori dan Praktek (Bandung: Diponegoro, 1988),

1 Selanjutnya ditulis: Andhibroto, Letter of Credit 44

Roselyne Hutabarat, Transaksi Ekspor Impor Edisi Kedua (Jakarta: Erlangga, 1996) 78

Selanjutnya ditulis: Hutabarat, Transaksi Ekspor Impor 45

Taswan, Akuntansi Perbankan: Transaksi dalam Valuta Rupiah (Yogyakarta: UPP STIM

YKPN, 2008), 322 Selanjutnya ditulis: Taswan, Akuntansi Perbankan

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

21

2. Bineficiary46

Beneficiary/Penerima L/C adalah penjual/eksportir yang diberi hak untuk

menarik sejumlah uang yang tertera dalam L/C dengan memenuhi semua

persyaratan yang diminta atau pihak yang mendapatkan manfaat dari

terbitnya L/C.

3. Opening / Issuing Bank47

Issuing Bank yaitu bank yang membuka L/C untuk kepentingan beneficiary.

Di dalam L/C dicantumkan persyaratan yang diminta oleh pembuka,

persyaratan yang mana harus dipenuhi oleh beneficiary.

4. Advising Bank48

Advising bank adalah bank yang menerima dan meneruskan L/C kepada

bineficiary atau bank lain yang ditunjuk dalam L/C.

5. Negotiating Bank49

Negotiating Bank adalah bank yang mengambil alih dokumen yang

dipersyaratkan dalam L/C. Menegosiasi/mengambil alih adalah membayar

terlebih dahulu kepada beneficiary atas dokumen yang disyaratkan dalam

L/C dan kemudian menagih (me-reimburs) kepada bank pembuka L/C

dengan mengirimkan dokumen yang telah diambil alih.

6. Confirming Bank50

Confirming Bank adalah bank yang ikut menjamin suatu L/C atas

permintaan atau otorisasi dari Issuing Bank.

E. Jenis dan Bentuk Letter of Credit (L/C)

Dalam praktik transaksi ekspor-impor dikenal beberapa macam jenis L/C.

Issuing Bank atau Opening Bank mendapatkan penegasan dalam aplikasi

pembukaan L/C mengenai jenis dan bentuk L/C yang akan dibuka yaitu:

46

Taswan, Akuntansi Perbankan, 322 47

Taswan, Akuntansi Perbankan, 322 48

Taswan, Akuntansi Perbankan, 323 49

Taswan, Akuntansi Perbankan, 323 50

Taswan, Akuntansi Perbankan, 323

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

22

1. Revocable L/C51

L/C yang dapat diubah atau dibatalkan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan

terlebih dahulu kepada beneficiary. Ketentun tersebut menunjukan bahwa

suatu L/C yang dapat ditarik kembali atau dibatalkan tidak menciptakan

suatu ikatan hukum antara pihak bank dan beneficiary. Sebenarnya bentuk

ini kurang tapat apabila disebut L/C karena tidak mengandung jaminan

bahwa wesel-weselnya akan dibayar ketika diajukan, mengingat pembatalan

mungkin telah terjadi tanpa pemberitahuan kepada beneficiary.

2. Irrevoable L/C52

L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa persetujuan semua pihak,

baik pembeli, penjual, maupun pihak bank yang bersangkutan. Selama

jangka waktu berlaku yang ditentukan dalam L/C, Issuing bank tetap

menjamin untuk membayar, mengaksep, atau menegosiasi wesel-wesel yang

ditarik atas L/C tersebut asalkan syarat-syarat dan kondisi yang ditetapkan

didalamnya terpenuhi.

3. Corfirmed Irrevocabe L/C53

Dianggap sebagai L/C paling sempurna dan paling aman dari sudut penerima

L/C (bineficiary) karena pembayaran atau pelunasan wesel yang ditarik atas

L/C ini dijamin sepenuhnya oleh opening bank maupun oleh advising bank,

bila segala syarat-syarat dipenuhi, serta tidak mudah dibatalkan karena

sifatnya yang irrevocable.

4. Sight Payment L/C54

Merupakan L/C yang pembayarannya secara tunai atau langsung pada saat

dokumen diajukan oleh eksportir kepada advise bank.

51 Ikatan Bankir Indonesia (IBI), Memahami Bisnis Bank: Modul Sertifikasi Tingkat I – General

Banking (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013), 64 Selanjutnya ditulis: Ikatan Bankir Indonesia

Memahami Bisnis Bank 52

Ikatan Bankir Indonesia Memahami Bisnis Bank, 65 53

Ikatan Bankir Indonesia Memahami Bisnis Bank, 66 54

Kasmir, Manajemen Perbankan Edisi Revisi (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012),144

Selanjutnya ditulis: Kasmir, Manajemen Perbankan

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

23

5. Unsance L/C

L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan tenggang waktu tertentu,

misalnya 1 bulan dari pengangkutan barang atau 1 bulan setelah penunjukan

dokumen.55

Unsance L/C disebut juga dengan acceptance L/C. Pada

prakteknya akseptasi dilakukan atas wesel berjangka yang berarti jaminan

pembayaran pada saat jatuh tempo.56

6. Restricted L/C57

Yaitu L/C yang pembayarannya atau penerusannya L/C hanya di batasi

kepada bank-bank tertentu yang tercantum dalam L/C.

7. Unrestricted L/C

Adalah L/C yang membebaskan negosiasi dokumen di bank manapun.

8. Assigment L/C

L/C yang membolehkan pengalihan hasil pembayaran atas L/C kepada pihak

lain atas permintaan penerima. Terlepas dari L/C merupakan transferable

L/C atau bukan, hak atas pembayaran L/C dapat diserahkan kepada pihak

lain sesuai dengan hukum yang berlaku.

9. Clean L/C

Dalam L/C ini tidak dicantumkan syarat-syarat lain untuk penarikan suatu

wesel. Artinya, tidak diperlukan dokumen-dokumen lainnya, bahkan

pengambilan uang dari kredit yang tersedia dapat dilakukan dengan kuitansi

biasa.

10. Negotiation L/C

Adalah L/C yang pembayarannya dengan cara membeli wesel atau

dokumen-dokumen yang diajukan oleh penerima.

55

Kasmir, Manajemen Perbankan, 144 56

Ginting, Letter of Credit, 40 57

Kasmir, Manajemen Perbankan, 144

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

24

11. Transferable L/C

Suatu kredit yang memberikan hak kepada beneficiary untuk meminta

kepada bank yang diamanatkan melakukan pembayaran atau akseptasi,

kepada setiap bank yang berhak melakukan negosiasi, untuk menyerahkan

hak atas kredit itu seluruhnya atau sebagian kepada suatu pihak ketiga atau

lebih.

12. Back to back L/C58

Back to back L/C dipakai dalam keadaan seperti halnya pada Transferable

L/C, yakni suatu transaksi dagang yang dilakukan dengan melalui pedagang

perantara atau dalam keadaan dimana hubungan langsung antara pembeli

dan supplier tidak dimungkinkan oleh peraturan-peraturan negara yang

bersangkutan. Walaupun ada persamaan demikian, tidak berarti seluruh

ketentuan yang berlaku terhadap Transferable L/C berlaku juga bagi Back to

Back L/C.

13. Revolving L/C

Dalam suatu kegiatan perdagangan luar negeri antara penjual dan pembeli

sering terjadi serentetan transaksi yang secara kontinu dan teratur, baik

waktu maupun jumlah. Revolving L/C memberikan hak kepada bineficiary

untuk memakai ulang kredit yang tersedia tanpa harus mengadakan

perubahan syarat khusus pada L/C tersebut.

14. Stand By L/C

Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai “stand by” oleh pihak

bineficiary atau bank atas nama nasabahnya. Dalam hal ini apabila hak

applicant gagal untuk melaksanakan suatu kontrak atau gagal untuk

membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain, bank yang bersangkutan

akan membayar kepada bineficiary atas penyerahan selembar sight draft dan

surat pernyataan dari bineficiary, yang menyatakan bahwa applicant atau

58

Ikatan Bankir Indonesia (IBI), Memahami Bisnis Bank, 65

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

25

kontraktor tidak dapat melaksanakan kontrak yang disetujui, membayar

pinjaman, atau memenuhi kewajiban lain itu.

15. Red Clause L/C59

Merupakan L/C di mana bank pembuka L/C memberi kuasa kepada bank

pembayar untuk membayar uang muka kepada bineficiary sebagian tertentu

atau seluruh nilai L/C sebelum bineficiary menyerahkan dokumen.

F. Proses Pembayaran Letter of Credit (L/C)

Mekanisme umum transaksi pembayarab dengan L/C dapat dilihat dalam

skema sebagai berikut60

:

Skema 2.1

Alur pemabayaran L/C

59

Kasmir, Manajemen Perbankan, 145 60

Ismawanto, Ekonomi 2: Untuk SMA dan MA Kelas XI (Jakarta: Pusat Perbukuan ,

Departemen Pendidikan Nasional, 2009) 241 Selanjutnya ditulis: Ismawanto, Ekonomi 2

1 Ekspor

(Beneficiary) Barang Importir

(Opener)

8

Negosiasi

Dokumen

9

Advice

L/C

5

Wesel dan

Dokumen

Confirming Bank

6

Letter of Credit

4

Issuing Bank 3

Permohonan

L/C

2

Pembayaran

Debed L/C

9

Wesel dan Dokumen

7

Pembayaran

9

Sales Contact

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

26

Keterangan:

1. Perjanjian tentang cara pembayaran dengan L/C oleh importir dan eksportir.

2. Importir membuka L/C bank di negaranya dengan mengisi permohonan L/C.

3. Issuing bank menandatangani L/C tersebut sebagai jaminan pembayaran

kepada eksportir. Demikian pula sebaliknya, importir akan menjamin pula

semua pembayaran yang dilakukan oleh bank.

4. Dengan diterbitkan L/C tersebut berarti kredit telah tersedia bagi importir

untuk menginpor barang dari eksportir.

5. Advice terhadap L/C dilakukan oleh confirming bank atas perintah issuing

bank guna memperkuat jaminan pembayaran L/C kepada eksportir.

6. Wesel dan dokumen pengiriman barang diperiksa oleh confirming bank

sebagai tanda persetujuan pengiriman barang.

7. Wesel dan dokumen tersebut oleh confirming dikirimkan kepada issuing

bank.

8. Setelah wesel tersebut ditandatangani oleh issuing bank maka barang dapat

dikeluarkan dari pelabuhan dan dikirimkan kepada importir setelah

menandatangani trust receipt.

9. Pada waktu yang telah ditentukan terjadilah transaksi pembayaran antara

Eksportir dengan confirming bank melalaui negosiasi atas dokumen ekspor,

Importir dengan issuing bank melalui debet A/C rekeningnya di bank yang

bersangkutan, dan confirming bank dengan issuing bank melalui

reimbursement atas L/C tersebut.

G. Keuntungan Letter of Credit (L/C)

Pembayaran dengan menggunakan L/C sangat membantu memudahkan

eksportir dan importir dalam melakukan transaksi.

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

27

Banyak keuntungan yang diperoleh dari L/C diantaranya:61

1. Kepastian membayar dan menghindari resiko

Dengan adanya L/C berarti merupakan jaminan bagi eksportir bahwa

tagihannya pasti dilunasi bank sesuai ketentuan, reputasi atau nama baik

bank yang membuka L/C merupakan jaminan pokok, dimana resiko untuk

tidak dibayar sangat minim.

2. Penguangan dokumen dapat langsung dilakukan

Bila barang sudah dikapalkan, maka adanya L/C Shipping documents (surat-

surat pengapalan) dapat langsung diuangkan, jadi tidak perlu lagi menunggu

pembayaran atau kiriman uang dan importir.

3. Beneficiary tidak mempunyai risiko atas nilai tukar mata uang negara

Applicant bilamana L/C diterbitkan dalam mata uang negara Beneficiary.

4. Penerimaan biaya administrasi berupa komisi yang merupakan Fee Based

Income bagi bank.

5. Bagi Importir:

a. Pembukaan L/C dapat diartikan bahwa orang bank meininjamkan nama

baik dan reputasinya kepada importir sehingga dapat dipercayai

eksportir. Eksportir yakin bahwa garansi yang akan dikirim pasti akan

dibayar.

b. L/C merupakan merupakan jaminan bagi importir bahwa dokumen atas

barang yang dipesan akan diterimanya dalam keadaan Iengkap dan utuh.

Karena akan diteliti oleh bank yang sudah mempunyai keahlian dalam

hal itu.

c. Importir dapat mencantumkan syarat-syarat untuk pengamanan yang

pasti akan dipatuhi oleh eksportir agar dapat menarik uang L/C yang

tersedia.

61

Amir M.S, Letter of Credit dalam Bisnis Ekspor Impor, (Jakarta: PPM, 1997), 5-7 Selanjutnya

ditulis: Amir M.S, Letter of Credit

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

28

H. Eksistensi Letter of Credit (L/C) Syariah Dalam Hukum Positif di Indonesia

Dasar pengaturan transaksi perdagangan internasional dengan

menggunakan L/C adalah Uniform Custom ang Practice for Documentary

Credits (UCP-DC 600). UCP-DC 600 adalah dasar hukum pengaturan

pembayaran menggunakan L/C. Sebelumnya bank-bank umum di Indonesia,

dalam praktik mengikuti pengaturan L/C menurut UCP-DC 290. Hal ini

dikarenakan dalam masa berlakunya Peraturan Pemerintah No.16 tahun 1970

tentang Penyempurnaan Pelaksanaan Ekspor Impor dan Lalu Lintas Devisa Bank

Indonesia mengeluarkan Himpunan Ketentuan-ketentuan Prosedur Lalu Lintas

Devisa (HKPLLD) sebagai ketentuan pelaksanaan yang mengharuskan L/C yang

diterima dari luar negeri maupun yang diterbitkan dari Indonesia ke Luar Negeri

tunduk pada UCP yang berlaku yaitu UCP-290 yang mulai berlaku 1 oktober

1975. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1970 tersebut beserta dengan Peraturan

Pemerintah No.11 tahun 1976 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah

No.16 Tahun 1970, kemudian dicabut oleh Peraturan Pemerintah No.1 tahun

1982. Sebagai ketentuan pelaksanaannya, Bank Indonesia mengeluarkan Surat

Edaran Bank Indonesia No.17/14/ULN tanggal 29 September 1984 yang

mewajibkan L/C yang diterbitkan bank devisa di Indonesia tunduk pada UCP

yang berlaku yaitu UCP-400 menggantikan UCP-290. Kemudian Surat Edaran

Bank Indonesia NO.17/14/ULN tersebut dicabut dengan Surat Edaran Bank

Indonesia No. 26/34/ULN tanggal 17 Desember 1993 yang mengatur mengenai

penundukan L/C pada UCP yang berlaku yaitu UCP-DC 500 yang mulai berlaku

1 Januari 1994 dan kemudian ICC Banking Commissión menyetujui perubahan

aturan untuk documentary credit maka secara efektif pada tanggal 1 Juli 2007

berlaku UCP-600 sampai sekarang.62

Uniform Customs and Practice for

62

Huala Adolf, Hukum Perdaganagn Internasional (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013) 83

selanjutnya ditulis: Huala Adolf, Hukum Perdaganagn Internasional

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

29

Documentary Credit (UCP) International Chamber of Commerce (ICC)

Pulication No.600 pasal 1 yang berbunyi sebagai berikut:

”The Uniform Customs and Practce for Documentary Credits, 2007

Revision,ICC Publication No.600 (UCP) are rules that apply to any documentary

Credit (credit) including, to the extent to which they may be applicable, any

standby letter of credit when the text of the credit expressli indicates that it is

subject to this rules.they are binding on all parties thereto unless expressly

modified or excluded by the credit”63

Berbicara mengenai L/C syariah maka jenis hubungan hukum dalam L/C

syariah relatif sama dengan L/C konvensional yaitu hubungan hukum antara

pemohon dan penerima L/C, hubungan hukum pemohon dan bank penerbit L/C,

hubungan hukum bank penerbit dan penerima L/C, hubungan hukum bank

penerbit dan bank penerus, serta hubungan hukum bank penerus dan penerima.

Untuk memperjelas hubungan hukum dalam L/C syariah akan diuraikan sebagai

berikut:

1. Hubungan hukum antara pemohon dan penerima L/C Syariah

Hubungan hukum ini adalah didasarkan atas sales contract.

Diterbitkannya L/C tidak lain karena dalam sales contract diatur cara

pembayaran dengan menggunakan L/C. Apabila terjadi permasalahan atau

sengketa antara penjual dan pembeli mengenai barang maka permasalahan

tersebut diselesaikan oleh penjual dan pembeli sesuai kontrak yang telah

disepakati.64

2. Hubungan hukum antara pemohon dan bank penerbit L/C Syariah

Hubungan hukum ini didasarkan pada kontrak yang dinamakan

permintaan penerbitan L/C. Permintaan penerbitan L/C diperlukan dalam

rangka merealisasi cara pembayaran sebagaimana diatur dalam sales

contract. Jika bank penerbit setuju untuk melaksanakan permintaan

63

Uniform Customs and practice for Documentary Credit (UCP), 2007 Revision, ICC

Publication No.600 64

Ginting, Letter of Credit 84

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

30

pemohon, maka bank penerbit menerbitkan L/C. Dengan demikian L/C

diterbitkan berdasarkan permintaan penerbitan L/C.

Bank penerbit menerbitkan L/C kepada penerima tidak boleh

menyimpang dari permintaan penerbitan L/C. Jika bank penerbit melakukan

penyimpangan, maka bank penerbit bertanggung jawab akan dampak negatif

(resiko) yang mungkin timbul dari tindakannya. Pemohon hanya

bertanggung jawab sebatas isi permintaan penerbitan L/C. Pemohon berhak

menolak pembayaran kembali kepada bank penerbit terhadap L/C yang

diterbitkan bank tersebut yang menyimpang dari permintaan penerbitan L/C.

Hal ini sejalan dengan trust theory yang mengatakan bahwa dana pemohon

yang dibayarkan langsung kepada bank penerbit merupakan dana khusus

yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai pembayaran kepada pemegang

wesel apakah penerima atau bank pengaksep yang telah melakukan

pembayaran L/C kepada penerima. Bank penerbit berfungsi sebagai

trustee.65

3. Hubungan hukum penerbit L/C Syariah dan penerima

Hubungan ini lahir atas dasar L/C yang diterbitkan bank penerbit yang

disetujui penerima. Persetujuan penerima terhadap L/C diwujudkan melalui

pengajuan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan L/C kepada bank

penerbit. Sebelum L/C disetujui oleh penerima, maka L/C merupakan

kontrak sepihak dari bank penerbit yang tidak mengikat penerima.66

4. Hubungan hukum bank penerbit dan bank penerus

Hubungan ini didasarkan pada instruksi bank penerbit kepada bank

penerus yang disetujui bank penerus. Bank penerbit memberi instruksi

kepada bank penerus untuk meneruskan L/C. Hubungan hukum antara bank

penerbit dan bank penerus adalah hubungan keagenan.67

65

Ginting, Letter of Credit, 85 66

Ginting, Letter of Credit, 86 67

Ginting, Letter of Credit, 89

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

31

5. Hubungan hukum bank penerus dan penerima

Hubungan hukum ini tergantung dari fungsi yang dilakukan oleh bank

penerus sesuai dengan persyaratan L/C. Bank penerus dapat berfungsi

sebagai bank penerus semata-mata, bank pengkonfirmasi, bank penegosiasi,

bank pembayar, atau bank pengaksep.68

Secara hukum L/C merupakan perjanjian yang terpisah (independent)

dari kontrak dasarnya, yaitu kontrak (perjanjian) pembelian dan perjanjian

pembukaan L/C itu sendiri. Namun demikian eksistensi L/C sangat

tergantung pada adanya kedua kontrak dasar tersebut, sebab perjanjian L/C

tidak mungkin ada tanpa adanya kontrak penjualan dan perjanjian

pembukaan L/C. Dengan kata lain. Kontrak penjualan merupakan dasar

penerbitan permintaan pembukaan L/C, dan penerbitan pembukaan L/C

menjadi dasar bagi perjanjian L/C itu sendiri.

Independensi L/C terhadap kontrak dasarnya dapat dilihat dari

ketentuan UCP 600 pada artikel 4 yang berbunyi sebagai berikut:

”a credit by its nature is a separate transaction from the sale or other

contract on which it may be based. Banks are in no way concern with

or bound by such contract, even if any reference whatsoever to it is

included in the credit. Consequently, the undertaking of a bank to

honour, to negotiate or to fulfil any other obligation under the credit is

not subject to claims or defences by the applicant resulting from its

relationships with the issuing bank or the beneficiary...”

Independensi L/C dapat dilihat dari realisasinya yang hanya berkaitan

dengan pemenuhan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam L/C.

Secara hukum apabila pelaksanaan kontrak penjualan tidak berjalan

sebagaimana mestinya, maka L/C tetap harus dilaksanakan. Sepanjang semua

dokumen yang dipersyaratkan L/C dapat dipenuhi oleh penerima, maka bank

penerbit atau kuasanya wajib membayar L/C tersebut, walaupun barang yang

68

Ginting, Letter of Credit, 90

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LETER OF CREDIT (L/C)

32

menjadi objek dalam perjanjian dasar (kontrak penjualan) tidak sesuai dengan

apa yang diperjanjikan dalam kontrak penjualan tersebut. Mengenai hal ini,

UCP 600 secara tegas menyatakan pada artikel 5:

”Banks deal with documents and not with goods, services or

performance to which the documents may relate.”

Ketentuan artikel 5 tersebut mencerminkan bahwa bank hanya berurusan

dengan dokumen-dokumen, sedangkan barang-barang, pelayanan maupun

performa yang mungkin berhubungan dengan dokumen itu sendiri, tidak

menjadi urusan bagi bank yang bersangkutan.

Untuk L/C Syariah sendiri tunduk pada fatwa yang di keluarkan

Dewan Syariah Nasional bekerjasama dengan MUI Nomor 34 dan 35 tahun

2002. Yang telah di atur dalam UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah yang memberikan jasa berupa Letter of Credit yang sesuai dengan

prinsip atau kaidah Islam guna menghindari praktik bunga bank dalam

transaksi internasional.