bab ii tinjauan pustaka...baik fiksi maupun non fiksi. adanya buku tersebut membiasakan murid-murid...

29
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Salah satu jenis perpustakaan adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan suatu bagian penting dari komponen pendidikan yang keberadaannya tidak dapa dipisahkan dari lingkungan sekolah. Dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan Basuki (1991) perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan pendidikan pada umumnya. Perpustakaan juga diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual (Basuki:1994). Undang-undang nomor 25 tahun tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan sumber daya pendidikan yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan Prasekolah, Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Renstra Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Departemen

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 11

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Salah satu jenis perpustakaan adalah

    perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah

    merupakan suatu bagian penting dari komponen

    pendidikan yang keberadaannya tidak dapa dipisahkan

    dari lingkungan sekolah.

    Dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan

    Basuki (1991) perpustakaan sekolah adalah

    perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah

    dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan,

    dengan tujuan utama membantu sekolah untuk

    mencapai tujuan khusus sekolah dan pendidikan pada

    umumnya. Perpustakaan juga diartikan sebuah

    ruangan atau gedung yang digunakan untuk

    menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya

    disimpan menurut tata susunan tertentu yang

    digunakan pembaca bukan untuk dijual (Basuki:1994).

    Undang-undang nomor 25 tahun tahun 2000

    tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas)

    menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan sumber

    daya pendidikan yang penting dalam upaya

    meningkatkan kualitas Pendidikan Prasekolah,

    Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Renstra

    Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Departemen

  • 12

    Pendidikan Nasional disebutkan bahwa kegiatan pokok

    dalam upaya peningkatan kualitas Pendidikan

    Prasekolah, Pendidikan Dasar dan Pendidikan

    Menengah diantaranya adalah peningkatan penyediaan

    penggunaan dan perawatan sarana dan prasarana

    pendidikan, termasuk buku dan alat peraga

    pendidikan, perpustakaan dan laboratorium bagi

    sekolah negeri dan swasta secara bertahap.

    Suryana (1997:1) mengemukakan bahwa,

    “Perpustakaan sekolah adalah sebuah ruangan atau

    gedung yang berisi buku–buku dan bahan lainnya yang

    disusun secara sistematis”. Berdasarkan pendapat

    diatas dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah

    selain sebagai tempat untuk menyimpan koleksi juga

    secara aktif menjadi sumber informasi bagi

    penggunanya. Sedangkan menurut Surachman

    (2007:2) pengertian perpustakaan sekolah adalah

    perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang

    kedudukan dan tanggung jawabnya kepada Kepala

    Sekolah, yang melayani sivitas akademika sekolah yang

    bersangkutan.

    Pendapat lain yang menguraikan tentang

    pengertian perpustakaan sekolah dijelaskan oleh

    Sutarno (2006) yang menyatakan perpustakaan sekolah

    merupakan salah satu sarana dan fasilitas

    penyelenggara pendidikan sehingga setiap sekolah

    memiliki perpustakaan yang memadai.

  • 13

    Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat

    disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah

    perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah yang

    merupakan bagian internal dari sekolah yang menjadi

    sumber dan sarana belajar untuk membantu dan

    mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah.

    2.1.1. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah Sebagai sarana dalam mendukung proses

    kegiatan belajar mengajar perpustakaan sekolah juga

    memiliki tujuan, fungsi dan manfaat yang cukup besar

    bagi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

    2.1.1.1. Tujuan Perpustakaan Sekolah

    Menurut Yusuf (2007) tujuan perpustakaan

    sekolah adalah sebagai berikut: (1) ,emdoromg dan

    mempercepat penguasaan teknik membaca para siswa,

    (2) membantu menulis kreatif para siswa dengan

    bimbingan guru dan pustakawan, (3) menumbuh

    kembangkan minat dan kebiasaan membaca para

    siswa, (4) menyediakan berbagai sumber informasi

    untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum, (5)

    mendorong, menggairahkan, memelihara, member

    semangat membaca dan belajar bagi para siswa, (6)

    memperluas, memperdalam, dan memperkaya

    pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku

    yang mengandung informasi IPTEK, (7) member

    hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui

    kegiatan membaca, khususnyabuku-buku dan sumber

  • 14

    bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti

    fiksi, cerpen, dan lainnya.

    Kemudian Sutarno (2006) “tujuan perpustakaan

    adalah agar tercipta masyarakat yang terdidik,

    terpelajar, terbiaa membaca dan berbudaya tinggi”.

    selanjutnya Rachmad (2007) menyatakan bahwa

    perpustakaan sebagai sumber belajar dan bagian

    integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber

    belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan

    belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan

    sekolah yang bersangkutan.

    Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan

    bahwa tujuan dari perpustakaan sekolah adalah

    menjadi tempat yang menyediakan berbagai ilmu

    pengetahuan melalui koleksinya yang sesuai dengan

    kurikulum sehingga menjadi tempat dimana para siswa

    dapat mengembangkan bakat, kemampuan dan

    kebiasaan positif lainnya serta menjadikan

    perpustakaan sekolah sebagai sumber informasi

    mereka.

    2.1.1.2. Fungsi Perpustakaan sekolah

    Menurut Surachman (2007:2) perpustakaan

    sekolah sebagai sarana sumber belajar memiliki fungsi

    sebagai berikut : (a) Pusat kegiatan belajar mengajar

    untuk pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum

    sekolah, (b) pusat penelitian sederhana yang

    memungkinkan siswa mengembangkan kreativitas dan

    imajinasinya, (c) pusat membaca buku-buku yang

  • 15

    bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku

    hiburan), (d) pusat belajar mandiri siswa.

    Sedangkan Kurniati (2007:9) berpendapat secara

    garis besar tugas dan fungsi perpustakaan adalah : (a)

    Sebagai pusat belajar mengajar, perpustakaan sekolah

    membantu program pendidikan pada umumnya serta

    sesuai tujuan kurikulum masing-masing.

    Mengembangkan kemampuan anak menggunakan

    sumber informasi. Bagi guru perpustakaan sekolah

    merupakan tempat untuk membantu guru mengajar,

    juga tempat bagi guru untuk memperkaya

    pengetahuan, (b) membantu anak didik memperjelas

    dan memperluas pengetahuannya tentang suatu

    pelajaran dikelas dan mengadakan penelitian di

    perpustakaan, (c) mengembangkan minat, kemampuan

    dan kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan

    mandiri, (d) membantu anak mengembangkan bakat,

    minat dan kegemarannya, (e) membiasakan anak untuk

    mencari informasi di perpustakaan kemudian anak

    mencari informasi dalam perpustakaan akan

    menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya, (f)

    perpustkaan sekolah merupakan tempat memperoleh

    bahan rekreasi sehat melalui buku-buku bacaan fiksi,

    (g) perpustakaan sekolah memperluas kesempatan

    belajar bagi murid-murid.

    Menurut Bafadal (2005) fungsi perpustakaan ada

    5 yaitu:

  • 16

    a) Fungsi Edukatif

    Perpustakaan sekolah menyediakan buku-buku

    baik fiksi maupun non fiksi. Adanya buku tersebut

    membiasakan murid-murid belajar mandiri tanpa

    bimbingan guru, baik secara individual maupun

    kelompok.

    b) Fungsi Informatif

    Perpustakaan yang menyediakan bahan-bahan baik

    buku maupun bukan buku seperti majalah,

    bulletin, surat kabar, kliping, peta, bahan-bahan

    cetak, CD, dan kaset. Semua ini akan memberikan

    informasi yang diperlukan oleh siswa.

    c) Fungsi Tanggung Jawab Administratif

    Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di

    perpustakaan sekolah meliputi pengelolaan koleksi,

    sirkulasi, keanggotaan dan sebagainya, dimana

    setiap ada pinjaman dan pengembalian buku selalu

    dicatat oleh petugas perpustakaan.

    d) Fungsi Riset

    Perpustakaan yang menyediakan bahan pustaka

    yang lengkap, murid-murid dan guru dapat

    mengumpulkan data atau keterangan-keterangan

    yang perlukan.

    e) Fungsi Rekreatif

    Berarti bahwa perpustakaan sekolah dapat

    dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang

    seperti pada waktu istirahat dengan membaca

  • 17

    buku-buku, novel, roman, majalah, surat kabar dan

    sebagainya.

    Dari beberapa fungsi tersebut maka dapat dilihat

    bahwa seharusnya perpustakaan menjadi bagian

    integral dari sistem pembelajaran, bukan hanya

    menjadi srana pelengkap bagi keberadaan sebuah

    sekolah.

    2.1.2 Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

    Kata pemanfaatan berasal dari kata dasar

    manfaat yang artinya guna atau faedah, yang

    mendapatkan imbuhan pe-an yang berarti proses atau

    perbuatan memanfaatkan. Dalam Kamus Bahasa

    Indonesia Kontemporer (2002) disebutkan bahwa

    pemanfaatan memiliki makna “proses, cara atau

    perbuatan memanfaatkan”. Pengertian di atas

    menekankan bahwa pemanfaatan adalah tindakan

    yang sengaja dilakukan oleh individu untuk

    mendapatkan faedah atau manfaat. Lebih lanjut

    Poerwadarminto (2002:125) pemanfaatan adalah suatu

    kegiatan, proses, cara atau perbuatan menjadikan

    suatu yang ada menjadi bermanfaat. Sedangkan

    kemanfaatan itu sendiri menurut Chin dan Todd (1995)

    kemanfaatan dapat berupa kemanfaatan suatu faktor

    seperti pekerjaan lebih mudah, bermanfaat,

    meningkatkan produktifitas, efektifitas, dan

    meningkatkan kinerja pekerjaan.

    Dalam kaitanya dengan pemanfaatan

    perpustakaan sekolah beberapa pendapat di atas dapat

    disimpulkan bahwa pemanfaatan merupakan suatu

    cara atau proses kegiatan yang dilakukan individu atau

  • 18

    siswa dalam memanfaatkan segala fasilitas, sarana dan

    prasarana yang ada di perpustakaan sekolah untuk

    mendukung proses kemajuan belajarnya. Kemanfaatan

    yang didapat dari pemanfaatan perpustakaan sekolah

    bisa berupa mempermudah siswa dalam mencari

    referensi belajarnya, lebih efektif dalam belajar karena

    semua fasilitas dan informasi sudah disediakan dan

    dapat dicari di perpustakaan, sehingga mampu

    meningkatkan kualitas belajar siswa tersebut.

    Indikator pemanfaatan perpustakaan, Komariah

    (2009) adalah frekuaensi seseorang memanfaatakan

    perpustakaan dan tujuan dia memanfaatkan

    perpustakaan. lebih lanjut menurut Agustin (2003),

    bahwa indikator dalam pemanfaatan perpustakaan

    diantaranya frekuensi dan intensitas. Dari pernyataan

    di atas dapat ditarik pengertian bahwa kualitas

    penggunaan perpustakaan dapat dilihat dari frekuensi

    pemanfaatan perpustakaan, intensitas pemanfaatan

    perpustakaan, dan motif atau tujuan pengguna dalam

    memanfaatkan perpustakaan, dalam hal ini

    perpustakaan sekolah.

    Menurut Handoko dalam Handayani (2007 : 28)

    dari segi pengguna, pemanfaatan koleksi perpustakaan

    dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

    a. Faktor internal yang meliputi: (1). Kebutuhan,

    yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan

    akan informasi, (2). Motif, merupakan sesuatu yang

    melingkupi semua penggerak, alasan atau

    dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu,

  • 19

    (c). Minat, adalah kecenderungan hati yang tinggi

    terhadap sesuatu

    b. Faktor eksternal yang meliputi: (1). Kelengkapan

    koleksi, yaitu banyaknya koleksi yang dimanfaatkan

    informasinya oleh mahasiswa, (2). Keterampilan

    pustakawan dalam melayani pengguna, yaitu

    keterampilan pustakawan dalam melayani

    mahasiswa dapat dilihat melalui kecepatan mereka

    dalam memberikan layanan, (3). Keterbatasan

    fasilitas dalam pencarian kembali ini yang menjadi

    fasilitas pencarian informasi adalah sarana akses

    koleksi perpustakaan.

    Pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan

    koleksi perpustakaan dengan beberapa cara yaitu

    membaca koleksi di perpustakaan, meminjam koleksi

    perpustakaan dan memfotokopi koleksi perpustakaan.

    Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diartikan

    bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan memiliki

    makna suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh

    pengguna dengan menggunakan berbagai jenis koleksi

    yang ada di perpustakaan.

    Upaya meningkatkan pemanfaatan perpustakaan

    sekolah tidak lepas dari peningkatan mutu layanan

    perpustakaan sekolah oleh pustakawan. Kualitas

    layanan pada perpustakaan sangat identik dengan

    kepuasan pengguna terhadap layanan perpustakaan.

    Dwijati (2006) mengatakan bahwa keberhasilan

    perpustakaan sangat ditentukan oleh kualitas layanan

  • 20

    yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas

    dapat diidentifikasikan melalui kepuasan pengguna.

    Didalam sebuah organisasi atau penyedia jasa

    informasi mempunyai tujuan untuk memberikan

    kepuasan pengguna dalam pelayanan produk atau jasa

    yang diberikan kepada pengguna. Di dalam

    perpustakaan, kepuasan pengguna merupakan aspek

    terpenting dalam pengolahan perpustakaan karena

    dengan kepuasan pengguna tersebut perpustakaan

    akan mengetahui nilai kelayakan pada informasi yang

    diberikan. “ costumer satisfaction is the costumer’s

    overall feeling of contentment with a costumer interaction.

    Costumer satisfaction recognizes the difference between

    costumer expectations and costumer perception” ( Harris,

    2003).

    Dalam definisi tersebut dijelaskan adanya

    harapan dan kinerja atau hasil yang diharapkan atau

    persepsi pada komponen kepuasan pelanggan. Semakin

    berkualitas jasa layanan yang diberikan oleh pengguna

    maka akan tercipta kepuasan yang dirasakan oleh

    pengguna dan akan memberikan nilai positif terhadap

    perpustakaan sehingga akan menumbuhkan loyalitas

    dalam diri pengguna perpustakaan. Kepuasan

    pengguna akan terjadi apabila informasi yang

    diperlukan akan terpenuhi sesuai dengan harapan dan

    keinginan dari pengguna perpustakaan. Faktor-faktor

    yang menyebabkan kepuasan pengguna: (a) kebutuhan

    dan keinginan yang berkaitan, (b) pengalaman masa

  • 21

    lalu untuk mengkonsumsi produk, (c) pengalaman dari

    orang lain dalam menceritakan produk, (d) komunikasi

    melalui iklan dan pemasaran.

    2.2. Perpustakaan Sekolah Ideal

    Perpustakaan sekolah yang baik dan

    memuaskan bagi para pengguna bersifat relatif, tetapi

    bukan berarti syarat tersebut tidak bisa dirumuskan

    sama sekali. Relatif ini disebabkan oleh kondisi dari

    masing – masing sekolah.

    Perpustakaan sekolah mempunyai peran

    penting dalam membuka cakrawala masyarakat masa

    kini yang berbasis informasi. Oleh karena itu, maka

    perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke

    semua peralatan elektronik.

    Perpustakaan yang ideal harus berpedoman

    pada Standar Nasional Perpustakaan. Dalam Undang-

    Undang RI Nomor 43 tahun 2007 pada bab II pasal 11

    ayat 1 dijelaskan bahwa standar nasional perpustkaan

    terdiri dari : Standar koleksi perpustakaan, standar

    sarana dan prasarana, standar pelayanan

    perpustakaan, standar tenaga perpustakaan, standar

    penyelenggaraan dan standar pengelolaan.

    2.2.1. Standar Koleksi Perpustakaan Sekolah

    Koleksi yang memadai dapat menjamin

    tercapainya tujuan pendidikan, khususnya disekolah.

    Menurut Standar Nasional Perpustakaan 2011 Koleksi

    perpustakaan meliputi:

  • 22

    a. buku (buku teks, buku penunjang kurikulum,

    buku bacaan, buku referensi dan buku biografi);

    b. terbitan berkala (majalah, surat kabar);

    c. Audiovisual;

    d. layanan teknologi informasi dan komunikasi.

    Sedangkan untuk jumlah koleksi perpustakaan

    sekolah :

    a. Perpustakaan memperkaya koleksi dan menyediakan

    bahan perpustakaan dalam berbagai bentuk media dan

    format sekurang-kurangnya :

    1) buku teks 1 eksemplar per mata pelajaran per

    peserta didik

    2) buku panduan pendidik 1 eksemplar per mata

    pelajaran per guru bidang studi

    3) buku pengayaan dengan perbandingan 70%

    nonfiksi dan 30% fiksi, dengan ketentuan bila 3

    sampai 6 rombongan belajar jumlah buku

    sebanyak 1.000 judul, 7 sampai 12 rombongan

    belajar umlah buku sebanyak 1.500 judul, 13

    sampai 18 rombongan belajar jumlah buku

    sebanyak 2.000 judul, 19 sampai 27 rombongan

    belajar jumlah buku sebanyak 2.500 judul.

    b. Perpustakaan menambah koleksi buku per tahun

    dengan ketentuan semakin besar jumlah koleksi

    semakin kecil presentase penambahan koleksinya

    (1.000 judul penambahan sebanyak 10%; 1.500 judul

    penambahan sebanyak 8%; 2.000 judul sampai dan

    seterusnya penambahan sebanyak 6%).

  • 23

    c. Perpustakaan melanggan minimal tiga judul majalah

    dan tiga judul surat kabar.

    2.2.2.Standar Sarana dan Prasarana Perpustakaan Sekolah Menurut Standar Nasional Perpustakaan 2011

    standar sarana dan prasarana perpustakaan meliputi:

    a. Gedung/ruang

    - Perpustakaan menyediakan gedung/ruang yang

    cukup untuk koleksi, staf dan pemustakanya dengan

    ketentuan bila 3 sampai 6 rombongan belajar seluas

    112 M2, 7 sampai 12 rombongan belajar seluas 168

    M2, 13 sampai 18 rombongan belajar seluas 224 M2,

    19 sampai 27 rombongan belajar seluas 280 M2. Lebar

    minimal ruang perpustakaan 5 M2.

    - Pengaturan ruang secara teknis mengikuti

    ketentuan yang diatur dalam Permendiknas No.24

    Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana

    Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

    Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

    (SMP/MTs), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah

    Aliyah(SMA/MA).

    b. Area

    Gedung/ruang perpustakaan sekurang-

    kurangnya meliputi: area koleksi, area baca, area kerja,

    dan area multimedia.

    c. Sarana

    Perpustakaan menyediakan sarana perpustakaan

    sekurang-kurangnya meliputi: Rak buku (15 buah),

  • 24

    rak majalah (1 buah), rak surat Kabar (1 buah), meja

    baca (15 buah), kursi baca (30 buah), kursi kerja (3

    buah), meja kerja (3 buah), lemari katalog (1 buah),

    lLemari (2 buah), papan pengumuman (1 buah), meja

    sirkulasi (1 buah), majalah dinding (1 buah), rak buku

    referensi (2 buah), perangkat komputer dan mejanya

    untuk keperluan administrasi (1 buah), perangkat

    komputer, meja dan fasilitas akses internet untuk

    keperluan pemustaka (2 buah), perangkat komputer,

    meja dan fasilitas katalog publik online untuk

    keperluan pemustaka (1 buah), TV (1 buah), pemutar

    VCD/DVD (1 buah), tempat sampah (3 buah), jam

    dinding (2 buah).

    d. Lokasi perpustakaan

    Lokasi perpustakaan berada di pusat kegiatan

    pembelajaran dan mudah dilihat serta mudah

    dijangkau oleh peserta didik, pendidik dan tenaga

    kependidikan.

    2.2.3. Standar Pelayanan Perpustakaan Sekolah

    a. Jam buka perpustakaan

    Perpustakaan menyediakan layanan kepada

    pemustaka sekurang-kurangnya delapan jam per

    hari kerja.

    b. Jenis layanan perpustakaan

    Jenis layanan perpustakaan sekurang-

    kurangnya meliputi : layanan baca di tempat,

    layanan sirkulasi, layanan referensi, ayanan

    teknologi informasi dan komunikasi.

  • 25

    c. Program wajib kunjung perpustakaan

    Sekolah memiliki program wajib kunjung

    perpustakaan sekurang-kurangnya satu jam

    pelajaran/kelas/minggu.

    d. Program iiterasi informasi

    Perpustakaan memiliki program Iiterasi

    informasi sekurang-kurangnya empat kali setahun

    untuk setiap tingkatan kelas.

    e. Promosi perpustakaan

    Perpustakaan melakukan promosi

    perpustakaan sekurang-kurangnya dalam bentuk:

    brosur/selebaran, daftar buku baru, majalah

    dinding perpustakaan, lomba yang berkaitan

    dengan pemanfaatan perpustakaan.

    f. Laporan kegiatan layanan (statistik)

    Perpustakaan membuat laporan kegiatan

    layanan perpustakaan (statistik) sekurang –

    kurangnya berupa laporan bulanan dan laporan

    tahunan.

    g. Kerjasama perpustakaan

    Perpustakaan melakukan pengembangan

    perpustakaan dengan cara mengadakan kerjasama

    dengan: perpustakaan sekolah lain, perpustakaan

    umum, komite sekolah, lembaga yang berkaitan

    dengan pendidikan.

    h. Integrasi dengan kurikulum

    1) Perpustakaan melakukan kegiatan yang

    terintegrasi dengan kurikulum sekolah meliputi:

  • 26

    kegiatan mendorong kegemaran membaca

    melalui: lomba sinopsis, gelar wicara (talk show)

    tentang buku, lomba mengarang berbagai

    bentuk tulisan (puisi, prosa, esai).

    2) Pembelajaran bidang studi di perpustakaan di

    bawah asuhan guru dan pustakawan.

    3) Pengajaran program Iiterasi informasi.

    4) Terlibat dalam merencanakan perangkat

    pembelajaran.

    5) Membantu guru mengakses dan

    mendayagunakan informasi publik.

    6) Menyelenggarakan kegiatan membaca buku

    elektronik.

    7) Membantu guru mengidentifikasi materi

    pengajaran.

    8) Membantu guru mengidentifikasi sumber

    rujukan dan referensi materi pengajaran

    Menurut Darmono dalam pelaksanaannya,

    kegiatan pelayanan perpustakaan harus

    memperhatikan asas layanan sebagai berikut:

    a. Selalu berorientasi kepada kebutuhan dan

    kepentingan pemakai perpustakaan.

    b. Layanan diberikan atas dasar keseragaman,

    keadilan, merata dan memandang pemakai

    perpustakaan sebagai suatu kesatuan yang

    menyeluruh dan tidak dipandang secara

    individual.

  • 27

    c. Layanan perpustakaan dilandasi dengan tata

    aturan yang jelas dengan tujuan untuk

    mengoptimalkan fungsi layanan. Peraturan

    perpustakaan perlu didukung oleh semua pihak

    agar layanan perpustakaan dapat berlanjut

    dengan baik.

    Layanan dilaksanakan dengan mempertimbangkan

    faktor kecepatan, ketepatan dan kemudahan dengan

    didukung oleh administrasi yang baik.

    2.2.4. Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah

    Jumlah tenaga perpustakaan sekolah/madrasah

    Perpustakaan dikelola oleh tenaga perpustakaan

    sekurang-kurangnya 1 orang. Bila perpustakaaan

    sekolah/madrasah memiliki lebih dari enam

    rombongan belajar, maka sekolah diwajibkan memiliki

    tenaga perpustakaan sekolah sekurang-kurangnya 2

    orang. Kualifikasi tenaga perpustakaan sekolah

    minimal diploma dua di bidang ilmu perpustakaan. Gaji

    tenaga perpustakaan tidak tetap minimal setara dengan

    upah minimum regional (UMR).

    Perpustakaan sekolah juga perlu dikelola oleh

    pustakawan dengan tanggung jawab dan dedikasi yang

    tinggi terhadap layanan. Pustakawan sekolah harus

    mempunyai jiwa sabar, serta dituntut untuk

    memahami apa arti pendidikan sesungguhnya.

    Pustakawan sekolah harus bersifat proaktif dan suka

    menolong.

  • 28

    2.2.5. Standar Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

    Perpustakaan sekolah/madrasah memiliki visi,

    misi dan kebijakan pengembangan (strategis) yang

    dituangkan secara tertulis dan disyahkan oleh kepala

    sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan sekolah

    seyogyanya melaksanakan fungsi manajemen sebagai

    dasar pengelolaannya, yaitu :

    a. Perencanaan perpustakaan meliputi : visi, misi,

    tujuan dan sasaran perpustakaan

    b. Pengorganisasian meliputi: struktur organisasi,

    sumber daya manusia, bahan pustaka,

    tempat/ruang perpustakaan, dan mekanisme

    kerja perpustakaan

    c. Pelaksanaan meliputi: layanan teknis dan

    layanan baca

    d. Pengendalian meliputi: pengawasan dan

    pelaporan.

    Menurut Yusuf dan Suhendar (2007:4)

    perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi umum

    yaitu: (1) Fungsi edukatif , keseluruhan fasilitas dan

    sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama

    koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa

    sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan

    dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan;

    (2) Fungsi informatif, mengupayakan penyediaan

    koleksi perpustakaan yang bersifat ”memberi tahu”

    akan hal – hal yang berhubungan dengan kepentingan

    para siswa dan guru; (3) Fungsi rekreasi, sebagai

  • 29

    pelengkap untuk memenuhi kebutuhan sebagian

    anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual;

    (4) Fungsi riset atau penelitian, koleksi perpustakaan

    sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu

    dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.

    2.3. Reward (Penghargaan) 2.3.1. Definisi Penghargaan

    Maslow (dalam Wantah, 2005) mengatakan

    bahwa penghargaan adalah salah satu dari kebutuhan

    pokok yang mendorong seseorang untuk

    mengaktualisasikan dirinya. Penghargaan adalah

    unsure disiplin yang sangat penting dalam

    mengambangkan diri dan tingkah laku anak. Seseorang

    akan terus berupaya untuk meningkatkan dan

    mempertahankan disipin apabila pelaksanaan disiplin

    itu menghasilkan prestasi dan produktivitas yang

    kemudian mendapatkan penghargaan.

    Indrakusuma (2001), menyatakan bahwa

    penghargaan merupakan hadiah terhadap hasil-hasil

    yang baik dari anak dalam proses pendidikan.

    Penghargaan merupakan hal yang menggembirakan

    bagi anak dan dapat meningkatkan motivasi untuk

    melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya. Lebih

    lanjut Purwanto (2006) menjelaskan bahwa

    penghargaan adalah alat untuk mendidik anak-anak

    supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan

    atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Artinya

    penghargaan harus memiliki nilai mendidik. Mendidika

  • 30

    disini tidak hanya dalam bidang pendidikan, tetapi juga

    dalam artian mendidik siswa dalam bertingkah laku

    yang baik.

    Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan

    bahwa penghargaan adalah suatu hal yang positif yang

    diperoleh anak karena anak telah mempu

    menunjukkan perbuatan atau pekerjaan yang baik.

    Pemberiaan penghargaan kepada anak dapat

    meningkatkan rasa percaya diri dan anak akan

    memiliki kecenderungan untuk terus berupaya

    melakukan kegiatan dan kerja yang baik serta akan

    melakukan aktivitas sesuai aturan yang berlaku.

    2.3.2. Fungsi Penghargaan

    Purwanto (2006) menjelaskan bahwa

    penghargaan diberikan agar anak menjadi lebih giat

    lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi

    kedisiplinannya. Anak akan menjadi lebih keras

    kemauannya untuk berbuat yang lebih baik lagi.

    Dengan demikian anak akan mematuhi norma dan

    aturan yang berlaku.

    Wantah (2005) mengemukakan fungsi dari

    pemberian penghargaan adalah sebagai berikut.

    1) Penghargaan mempunyai nilai mendidik. P[enghargaan yang diberikan kepada anak menunjukkan bahwa perilaku yang dilakukan oleh anak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Apabila anak mendapatkan suatu penghargaan, maka anak akan memperoleh kepuasan, dan kepuaan itu akan mempertahankan, memperkuat, dan mengembangkan tingkah laku yang baik.

  • 31

    2) Penghargaan berfungsi sebagai motivasi pada anak untuk mengulangi atau mempertahankan yang disetujui secara social. Pengalaman anak mendapat penghargaan yang menyenangkan akan memperkuat motivasi anak untuk bertingkah laku yang baik. Dengan adanya penghargaan anak akan berusaha sedenikian rupa untuk berperilaku lenih baik agar mendapatkan penghargaan.

    3) Penghargaan berfungsi memperkuat perilaku yang disetujui secara sosioal. Apabila anak berperilaku sesuai yang diharapkan secara berkesinambungan dan konsisten, ketika perilaku itu dihargai, anak akan merasa bangga. Kebanggan itu akan menjamin anak untuk terus mengulangi dan bahkan meningkatkan kualitas perilaku tersebut.

    Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa

    pemberian penghargaan dapat dapat memberikan

    kepuasan kepada anak, kepuasan tersebut akan

    mendorong motivasi kepada anak untuk terus

    melakukan hal-hal yang baik bahkan meningkatkan

    kualitas perilaku tersebut.

    2.3.3. Macam-Macam Penghargaan

    Indrakusuma (2001) menjelaskan macam-macam

    bentuk penghargaan antara lain: pujian, penghormatan,

    hadiah, dan tanda penghargaan.

    1) Pujian Pujian adalah salah satu bentuk penghargaan yang paling mudah dilaksanakan. Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali, dan sebagainya. Selain berupa kata-kata, pujian dapat pula berupa isyarat-isyarat atau pertanda-pertanda, misalnya dengan menunjukkan ibu jari (jempol),dengan menepuk bahu anak, dengan tepuk tangan, dan sebagainya.

    2) Penghormatan Penghormatan berbentuk penghormatan ada dua macam. Pertama, bentuk penobatan, yaitu anak mendapatkan penghormatan di depan teman-temannya. Seperti di hadapan teman-teman sekelas, teman-teman sekolah, atau di depan

  • 32

    teman dan orang tuanya. Misalnya pada acara pembagian raport diumumkan dan ditampilkan siswa yang memperoleh rangking terbaik. Kedua, penghormatan dalam bentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan seuatu. Misalnya, siswa yang berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit, disuuruh mengerjakannya di papan tulis untuk dicontoh teman-temannya.

    3) Hadiah Hadiah adalah penghargaan dalam bentuk barang. Penghargaan yang berbentuk barang ini yang disebut penghargaan materiil. Hadiah dalam bentuk barang ini dapat terdiri dari alat-alat sekolah (pensil, penggaris, buku pelajaran, kaos, permainan, juga bias berupa uang).

    4) Tanda penghargaan Jika hadiah adalah penghargaan yang berupa barang, tanda penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut. Tanda penghargaan dinilai dari segi kesan dan nilai kenangannya. Penghargaan ini disebut juga penghargaan simbolis. Penghargaan simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda penghargaan, surat surat tanda jasa, sertifikat, piala, dan sebagainya.

    Purwanto (2006) memberikan pendapat tentang

    macam-macam penghargaan antara lain:

    1) Guru mengangguk-angguk sebagai suatu tanda senang dan membenarkan jawaban yang berikan oleh siswa.

    2) guru memberikan kata-kata menggembirakan (pujian)

    3) penghargaan dapat berupa pekerjaan. Misalnya siswa diberikan soal yang sulit untuk dikerjakan karena soal yang mudah berhasil dikerjakan.

    4) Penghargaan yang ditujukan kepada seluruh kelas, misalnya bernyanyi atau berwisata bersama

    5) Penghargaan dapat berupa benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak, missal pensil, buku,dan benda menarik lainya.

    Berdasarkan uraian di atas, penghargaandapat

    berbentuk pujian, penghormatan, hadiah, serta

    tanda penghargaan. Penghargaan tersebut akan

  • 33

    membuat siswa senang dan berusaha untuk

    berperilaku lebih baik.

    2.3.4. Syarat-Syarat Penghargaan

    Memberikan penghargaan bukanlah hal yang

    mudah. Perlu adanya syarat yang harus diperhatikan

    oleh guru dalam memberikan penghargaan. Purwanto

    (2006) menyebutkan syarat-syarat penghargaan adalah

    sebagai berikut:

    1) Untuk memberikan penghargaan yang pedagogis, guru harus mengenal betul-betul siswanya

    2) Penghargaan yang diberikan kepada siswa janganlah hendaknya menimbulkan rasa cemburu atau iri hati bagi siswa yang lain.

    3) Penghargaan diberikan dengan hemat, artinya tidak terus menerus atau terlalu sering

    4) Jangan member penghargaan dengan menjanjikan terlebih dahulu sebelum siswa menunjukkan prestasi kerjanya

    5) Guru harus hati-hati dalam memberikan penghargaan, jangan sampai penghargaan yang diberikan dianggap sebagai upah dari jerih payah yng telah dilakukan siswa.

    Berdasarkan pendapat di atas, agar pemberian

    penghargaan dapat dilakukan dengan baik, maka guru

    harus memahami syarat-syarat pemberian penghargaan

    dengan baik. Dengan demikian kebermaknaan dari

    pemberian penghargaan tersebut akan dapat diterima

    dengan baik oleh siswa.

    2.3.5. Reward Dapat Meningkatkan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

    Banyak hasil kajian ilmiah yang membuktikan

    bahwa dengan memberikan reward atau penghargaan

    kepada siswa mampu meningkatkan pemanfaatan,

    minat dan motivasi siswa dalam memanfaatkan

  • 34

    perpustakaan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian

    yang dilakukan Ratnawati (2014) membuktikan bahwa

    maksimalisasi program reward mampu meningkatkan

    minat belajar bahasa Indonesia kelas IV di Sekolah

    Dasar, dampak positifnya para siswa lebih aktif dan

    rajin ke perpustakaan untuk belajar dan meminjam

    buku. Hal tersebut menekankan dengan

    memaksimalkan program reward mulai dari

    memberikan penghargaan kepada pengunjung teraktif,

    memperbaikai fasilitas termasuk melengkapi koleksi

    perpustakaan, memperbaiki layanan perpustakaan.

    dangan perbaikan semacam itu ternyata berdampak

    positif dalam meningkatkan minat belajar siswa.

    Lebih lanjut Suwajiningsih (2012) pemberian

    reward kepada siswa yang memanfaatkan

    perpustakaan sebagai sumber belajar di MTs Negeri 2

    Semarang terbukti mampu memotivasi siswa sehingga

    berdampak pada meningkatnya jumlah pengunjung

    perpustakaan sekolah. Setyowulandari dan Suharso

    (2014) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

    positif antara pemberian reward dengan peningkatan

    minat kunjungan mahasiswa ke Perpustakaan

    Politeknik Semarang

    Beberapa hasil penelitian tersebut membuktikan

    bahwa dengan memberikan stimulus berupa reward

    maka akan memberikan dampak pada meningkatnya

    minat atau motivasi peserta didik dalam belajar

    maupun memanfaatkan perpustakaan. Hal tersebut

    sesuai dengan pandangan Pavlov dalam teorinya yang

    terkenal dengan Classical Conditioning, Pavlov

    beranggapan bahwa tingkah laku organisme dapat

    dibentuk melalui pengaturan dan manipulasi

  • 35

    lingkungan (dalam Nurhidayati, 2012). Teori behavior

    ini menjelaskan bahwa untuk membentuk tingkah laku

    atau karakter individu maka perlu dilakukan

    pengondisian, pengaturan lingkungan sedemikian rupa

    sehingga individu tersebut merasa tertarik ataupun

    larut dalam suatu sistem atau mekanisme yang

    dibentuk. Oleh karena kebiasaan yang dilakukan

    individu secara terus menerus akan terbentuk suatu

    tingkah laku, sikap atau karakter sesuai dengan

    kondisi yang diharapkan.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

    dengan memberikan stimulus berupa reward mampu

    memberikan dampak positif bagi siswa, yaitu mampu

    mengubah tingkah laku atau kebiasaan siswa yang

    sebelumnya jarang memanfaatkan perpustakaan

    sekolah menjadi sering dan intensif memanfaatkan

    perpustakaan sekolah.

    2.4. Penelitian Terdahulu

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

    Ratnawati (2014) tentang Maksimalisasi Program

    Reward di Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat

    Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV MI Ma’arif

    Giriloyo 1 Bantul. Hasil penelitian yang didapatkan

    diantaranya adalah (1) minat belajar Bahasa Indonesia

    siswa kelas IV sebelum diterapkan program reward,

    minat belajar para siswa masih rendah dan setelah

    diterapkannya program tersebut minat belajar para

    siswa dikatakan menigkat, (2) Maksimalisasi program

    reward diperpustakaan dalam rangka meningkatkan

    minat belajar Bahasa Indonesia siswa antara lain:

  • 36

    display buku, menjalin kerjasama dengan

    perpustakaan keliling, promosi perputakaan melalui

    leaflet dan pameran buku baru, member motivasi dan

    tugas kepada siswa, memberi reward, memberikan

    pelayanan lebih baik, program membaca maasl dan

    lomba madding, (3) dampak positif adalah para siswa

    lebih aktif dan rajin ke perpustakaan untuk belajar dan

    meminjam buku, prestasi siswa semakin meningkat.

    Penelitian di atas menjelaskan upaya yang

    dilakukan untuk meningkatkan minat belajar Bahasa

    Indonesia dengan cara maksimalisasi program reward.

    Tindakan yang dilakukan meliputi memperbaiki kondisi

    perpustakaan sesuai dengan aspek-aspek standar

    perpustakaan ideal, memeberikan reward sebagai

    stimulus minat siswa dalam memanfatkan peputakaan.

    Upaya tersebut berhasil dibuktikan dengan

    meningkatnya jumlah kunjungan perpustakaan oleh

    siswa dan meningkatnya prestasi belajar siswa dengan

    mendapatkan nilai pelajaran Bahasa Indonesia di atas

    KKM.

    Penelitian serupa juga dilakukan oleh Suharso

    dan Setyowulandari (2014) tentang Strategi Pemberian

    Reward Untuk Meningkatkan Minat Kunjung

    Mahasiswa di Perpustakaan Politeknik Negeri

    Semarang. Hasil penelitian yang dilakukan diantaranya

    adalah (1) pemberian reward untuk meningkatkan

    minat kunjung mahasiswa ke perpustakaan Politeknik

  • 37

    Negeri Semarang tergolong dalam kategori baik, hal ini

    dibuktikan dengan hasil kuesioner dengan perolehan

    nilai 11% menyatakan sangat setuju, 48% menyatakan

    setuju, 38% menyatakan tidak setuju, dan 4%

    menyatakan sanat tidak setuju, (2) terdapat hubungan

    yang positif antara pemberian reward dengan

    peningkatan minat kunjungan mahasiswa ke

    perputakaan Politeknik Negeri Semarang. Hal ini

    terbukti dari hasil analisis statistik dengan korelasi

    product moment diperoleh r hitung = 0.836 dan r tabel =

    0.202, dengan sig 0.000.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

    sebelumnya adalah pada jenis penelitiannya. Penelitian

    ini menggunakan kuantitatif dengan memberikan

    kuesioner kepada responden, yang menyatakan bahwa

    mahasiswa paling banyak menyatakan setuju dengan

    adanya reward yaitu sebesar 48%. Hasil penelitian ini

    memperkuat penelitian sebelumnya yang menyatakan

    bahwa dengan reward mampu meningkatkan minat

    belajar siswa.

    Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian

    yang dilakukan Pitaloka (2005) tentang hubungan

    pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi

    belajar siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan.

    Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas II SMA

    Negeri 3 Medan yaitu sebanyak 523 orang. Pengambilan

    sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Cohran

    sehingga diperoleh sampel 80 orang. Dalam penelitian

  • 38

    ini indikator yang digunakan untuk mengukur variabel

    penelitian adalah intensitas siswa datang ke

    perpustakaan, tujuan datang ke perpustakaan, fasilitas

    dan jenis koleksi perpustakaan, manfaat perpustakaan

    bagi siswa dan suasana perpustakaan. Untuk melihat

    hubungan pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan

    prestasi belajar siswa maka dilakukan uji korelasi

    sehingga diperoleh hasilnya adalah 53,44 %.

    Berdasarkan uji korelasi tersebut, maka terdapat

    hubungan yang kuat antara pemanfaatan

    perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa.

    Selain itu, berdasarkan uji signifikansi terdapat

    hubungan yang signifikansi antara pemanfaatan

    perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa

    SMA Negeri 3 Medan.

    Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

    Indriyaningsih (2009) tentang pengaruh pemanfaatan

    koleksi perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa

    pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1

    Batusangkar Sumatera Barat. Populasi penelitian

    adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Batusangkar yaitu

    sebanyak 656 orang. Pengambilan sampel dilakukan

    berpedoman pada pendapat Arikunto sehingga

    diperoleh sampel 164 orang. Dalam penelitian ini

    indikator yang digunakan untuk mengukur variabel

    penelitian adalah intensitas siswa datang ke

    perpustakaan, koleksi perpustakaan, pelayanan

    perpustakaan, pustakawan, nilai rapor dan peringkat

  • 39

    kelas. Berdasarkan hasil analisis regresi linier

    sederhana menunjukkan pemanfaatan koleksi

    perpustakaan sekolah berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap prestasi belajar siswa dengan

    koefisien determinasinya adalah 0,415 artinya

    kontribusi yang dihasilkan oleh varian dari

    pemanfaatan koleksi perpustakaan terhadap prestasi

    belajar siswa adalah sebesar 41,5 % .

    2.5. Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan tujuan penelitian yang telah

    dirumuskan, maka hipotesis tindakan yang diajukan

    adalah reward dapat meningkatkan pemanfaatan

    perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Pringsurat