bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan umum tentang badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/bab ii.pdf ·...

25
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah dan DPR-RI mengesahkan dan mengundangkan Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sebagai perubahan atas UU Nomor 22 Tahun 1997. Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009 tersebut, BNN diberikan kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika. 3 Di dalam Undang-Undang tersebut BNN memiliki beberapa tugas di antaranya: Adapun tugas Badan Narkotika Nasional adalah sebagai berikut: 4 a) Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; b) Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; c) Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; d) Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat; 3 Badan Narkotika Nasional, Sejarah BNN, diakses dari http://www.bnn.go.id/read/page/8005/sejarah-bnn pada 16 April 2016 4 Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Visi dan Misi, diakses dari http://www.bnn.go.id/read/page/8007/tujuan-pokok-dan-fungsi pada 16 April 2016

Upload: others

Post on 26-Jun-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional

Pemerintah dan DPR-RI mengesahkan dan mengundangkan Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sebagai perubahan atas

UU Nomor 22 Tahun 1997. Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009 tersebut,

BNN diberikan kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana

narkotika dan prekursor narkotika.3 Di dalam Undang-Undang tersebut BNN

memiliki beberapa tugas di antaranya:

Adapun tugas Badan Narkotika Nasional adalah sebagai berikut:4

a) Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai

pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;

b) Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkotika dan Prekursor Narkotika;

c) Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan

dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;

d) Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan

rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan

oleh pemerintah maupun masyarakat;

3Badan Narkotika Nasional, Sejarah BNN, diakses dari

http://www.bnn.go.id/read/page/8005/sejarah-bnn pada 16 April 2016 4 Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Visi dan Misi, diakses dari

http://www.bnn.go.id/read/page/8007/tujuan-pokok-dan-fungsi pada 16 April 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

12

e) Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan

dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;

f) Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan masyarakat

dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika

dan Psikotropika Narkotika;

g) Melalui kerja sama bilateral dan multiteral, baik regional maupun

internasional, guna mencegah dan memberantas peredaran gelap

Narkotika dan Prekursor Narkotika;

h) Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika;

i) Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap

perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan

Prekursor Narkotika; dan

j) Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan

wewenang.

Selain tugas sebagaimana diatas, BNN juga bertugas menyusun

dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika,

prekursor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk

tembakau dan alkohol.

Jadi dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 telah

memiliki kewenangan dan tugas tersendiri sehingga BNN memiliki

beberapa kebijakan diantaranya menyusun dan melaksanakan

kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

13

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan precursor

Narkotika, selain tugas sebagaimana di atas , BNN juga bertugas

menyusun dan melaksanakan kebijakan Nasional mengenai

pencegahan dan pemberantasan penyalahguna dan peredaran gelap

psikotropika.

Fungsi

Adapun fungsi Badan Narkotika Nasional adalah sebagai berikut:5

a) Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang

pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif

lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang

selanjutnya disingkat dengan P4GN.

b) Penyusunan, perumusan dan penetapan Norma, standar, kriteria

dan prosedur P4GN.

c) Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN.

d) Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan,

pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan

kerjasama di bidang P4GN.

e) Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakna teknis P4GN di

bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan,

rehabilitasi, hukum dan kerjasama.

5 Ibid

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

14

f) Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi

vertikal di lingkungan BNN.

g) Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen

masyarakat dalam rangka penyusunan dan perumusan serta

pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN.

h) Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di

lingkungan BNN.

i) Pelaksanaan fasilitasi dan pengkoordinasian wadah peran serta

masyarakat.

j) Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.

k) Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di bidang

narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya,

kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alcohol.

l) Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen

masarakat dalam pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali

ke dalam masyarakat serta perawatan lanjutan bagi penyalahguna

dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif

lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol di

tingkat pusat dan daerah.

m) Pengkoordinasian peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi

medis dan rehabilitasi sosial pecandu narkotika dan psikotropika

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

15

serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau

dan alkohol yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat

n) Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahguna

dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif

lainnya, kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol berbasis

komunitas terapeutik atau metode lain yang telah teruji

keberhasilannya.

o) Pelaksanaan penyusunan, pengkajian dan perumusan peraturan

perundang-undangan serta pemberian bantuan hukum di bidang

P4GN.

p) Pelaksanaan kerjasama nasional, regional dan internasional di

bidang P4GN.

q) Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan P4GN di

lingkungan BNN.

r) Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi pemerintah

terkait dan komponen masyarakat di bidang P4GN.

s) Pelaksanaan penegakan disiplin, kode etik pegawai BNN dan kode

etik profesi penyidik BNN.

t) Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional penelitian dan

pengembangan, serta pendidikan dan pelatihan di bidang P4GN.

u) Pelaksanaan pengujian narkotika, psikotropika dan prekursor serta

bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan

alcohol.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

16

v) Pengembangan laboratorium uji narkotika, psikotropika dan

prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif

tembakau dan alcohol.

w) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan

nasional di bidang P4GN..

B. Tinjauan Umum Tentang Rehabilitasi pecandu narkotika

1. Pengertian rehabilitas

Pengertian rehbilitasi rehabilitasi merupakan proses pemulihan kembali

terhadap korban/ pengguna/pemakai narkotika. kegiatan rehabilitasi atau

terapi ini tidak hanya di tunjukan terhadap korban penyalahgunaan

narkotika yang di tangkap aparat. Tetapi juga ditunjukan kepada korban

yang karena kesadarannya sendiri ingin sembuh dari ketergantungan obat-

obatan.6

Rehabilitasi menurut Soewito ialah segala upaya, baik dalam bidang

kesehatan, kejiwaan, sosial, pendidikan, ekonomi, maupun bidang lainnya

yang di koordinir menjadi continous process yang bertujuan untuk

memulihkan tenaga penderita cacat baik jasmani maupun rohani, untuk

menduduki kembali tempat di masyarakat sebagai anggota penuh yang

swasembada, produktif dan berguna bagi masyarakat (rehabilitasi penderita

cacat).

Rehabilitasi menurut Renwick & Friefeld ialah suatu kegiatan

multidisipliner yang memfungsikan kembali aspek-aspek fisik, emosi,

kognisi, dan sosial sepanjang kehidupan individu sehingga mampu

melakukan mobilitas, komunikasi, aktivitas harian, pekerjaan, hubungan

sosial, dan kegiatan di waktu luang.

Rehabilitasi menurut Dr. Rusk yang merupakan seorang dokter ahli

rehabilitasi mengatakan bahwa pada dasarnya rehabilitasi

adalah selfrehabilitation yang artinya keberhasilan dari rehabilitasi itu

tergantung dari motivasi sang penderita dalam mengembangkan potensinya

seoptimal mungkin, karena para ahli hanya dapat memberikan petunjuk,

6parasian simanungkalit, 2011, globalisasi peredaran narkotika dan penananggulangannya di

Indonesia yayasan wajar hidup, Jakarta, hlm. 293

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

17

bimbingan, kemudahan fasilitas dan mendorong penderita untuk

keberhasilan program rehabilitasi yang sedang dijalaninya.7

Rehabilitasi adalah restorasi (perbaikan, pemulihan) pada normalitas

atau pemulihan menuju status yang paling memuaskan terhadap individu

yang pernah menderita penyakit mental.8

Adapun pengertian lainnya mengatakan bahwa rehabilitasi adalah usaha

untuk memulihkan untuk menjadikan pecandu narkotika hidup sehat

jasmani dan rohaniah sehingga dapat menyesuaikan dan meningkatkan

kembali ketrampilan, pengetahuannya, serta kepadaiannya dalam

lingkungan.9

Menurut penulis dari beberapa pengertitian para ahli yang sudah teruai

di atas bahwa rehabilitas ialah suatu proses upaya pemulihan kesehatan,

kejiwaan, sosial, pendidikan, ekonomi yang di lakukan terus menerus

sehingga mampu kembali kehidupannya di masyrakat

Rehabilitas, menurut pasal 1 angka 23 KUHAP adalah seseorang untuk

mendapat pemulihan haknya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat

martabatnya yang di berikan pada tinggkat penyidikan, penuntutan atau

pengadilan karena di tangkap,di tahan ,di tuntut ataupun di adili tanpa alas

an yang berdasarkan Undang-Undang atau karena kekeliruan mengenai

orangnya atau hukum yang di terapkan menurut cara yang di atur dalam

undang-undang ini

2. Jenis-jenis rehabilitasi

Rehabilitasi narkotika di golongkan mejadi 2 jenis yaitu

rehabilitasi medis dan rehabilitasi social. Pengertian rehabilitasi medis

7 Sudarsono, kenakalan remaja prevensi,rehabilitasi dan resosialisasi jakarta : rineka cipta,

2004 hal 19

8 J.P. caplin. Kamus lengkap psikologi, (Jakarta. PT. Raja grafindopersada, 1995)

9sudarsono, etika islam tentang kenakalan remaja, (Jakarta: rineka cipta,1990) hal 87

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

18

adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk

membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika. Rehabilitasi medis

dilakukan di rumah sakit yang di tunjuk oleh menteri kesehatan maupun

lembaga rehabilitasi yang di selenggarakan oleh komponen masyrakat.

rehabilitasi social adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu

baik fisik, mental, maupun social agar bekas pecandu narkotika dapat

kembali melaksanakan fungsi social dalam kehidupan masyrakat

3. Syarat-syarat dalam pemberian rehabilitasi

Persyaratan administrasi untuk proses rehabilitasi hanya di

perlukan berkas sebagai berikut:

1) Foto copy kartu keluarga (kk)

2) Fotocopy KTP (pasien rehap) dan orang tua

3) Pas foto 4x6 sebanyak 2 lembar

4) 2 lembar materai 6.000

5) Bagi residen dengan putusan pengadilan wajib membawa

lengkap berkas putusan pengadilan.10

4. Pengertian rehabilitas pecandu narkotika

Pengertian rehabilitasi narkotika adalah sebuah tindakan represif yang

dilakukan bagi pencandu narkoba. Tindakan rehabilitasi ditujukan kepada

korban dari penyalahgunaan narkoba untuk memulihkan atau

mengembangkan kemampuan fisik, mental, dan sosial penderita yang

bersangkutan. Selain untuk memulihkan, rehabilitasi juga sebagai

10Yohanes crisht, jurnal pemenuhan hak rehabilitasi bagi penyalahguna narkotika di

yokyakarta, 2015, hlm 6

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

19

pengobatan atau perawatan bagi para pecandu narkotika, agar para pecandu

dapat sembuh dari kecanduannya terhadap narkotika.11

Bagi pecandu narkoba yang memperoleh keputusan dari hakim untuk

menjalani hukuman penjara atau kurungan akan mendapatkan pembinaan

maupun pengobatan dalam Lembaga Permasyarakatan. Dengan semakin

meningkatnya bahaya narkotika yang meluas keseluruh pelosok dunia, maka

timbul bermacam-macam cara pembinaan untuk penyembuhan terhadap

korban penyalahgunaan narkotika. Dalam hal ini adalah rehabilitasi.

Dalam Undang-Undang pasal 54 Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika,pecandu narkotika dan korban wajib menjalani rehabilitasi social

dan medis menurut pasal 1 angka 16-17 dibedakan dua macam,rehabilitas

medis dan rehabilitas sosial yaitu meliputi:

a) Rehabilitasi Medis

Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara

terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika.

Rehabilitasi Medis pecandu narkotika dapat dilakukan di Rumah Sakit yang

ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Yaitu rumah sakit yang diselenggarakan

baik oleh pemerintah, maupun oleh masyarakat. Selain pengobatan atau

perawatan melalui rehabilitasi medis, proses penyembuhan pecandu

narkotika dapat diselenggarakan oleh masyarakat melalui pendekatan

keagamaan dan tradisional (pasal 1 angka 16).

b) Rehabitasi Sosial

Rehabitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara

terpadu baik secara fisik, mental maupun sosial agar bekas pecandu

narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan

masyarakat. Yang dimaksud dengan bekas pecandu narkotika disini adalah

orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap narkotika secara

fisik dan psikis(pasal 1 angka 17).

Rehabilitasi sosial bekas pecandu narkotika dapat dilakukan di lembaga

rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Menteri Sosial, Yaitu lembaga

rehabilitasi sosial yang diselenggarakan baik oleh pemerintah, maupun oleh

masyarakat.

11 Ibid hal 25

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

20

Tindakan rehabilitasi ini merupakan penanggulangan yang bersifat

represif yaitu penanggulangan yang dilakukan setelah terjadinya tindak

pidana, dalam hal ini narkotika, yang berupa pembinaan atau pengobatan

terhadap para pengguna narkotika. Dengan upaya-upaya pembinaan dan

pengobatan tersebut diharapkan nantinya korban penyalahgunaan narkotika

dapat kembali normal dan berperilaku baik dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Pengertian pecandu/pengguna narkotika

Pecandu Di dalam Pasal 1 Angka 13 UU No. 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika, disebutkan bahwa Pecandu Narkotika adalah Orang

yang menggunakan atau menyalahgunakan Narkotika dan dalam keadaan

ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis.

6. Manfaat rehabilitasi pacandu narkotika

manfaat rehabilitasi bagi pecandu narkoba Berikut ulasannya yang

dikutip dari laman Yayasan Sosial penanggulangan NAPZA, Sekar Mawar.

1. Selamatkan hidup

Narkoba bisa memicu penyakit seperti HIV/AIDS, hepatitis hingga

kerusakan organ penting seperti otak, jantung hingga paru-paru. Jika

dibiarkan, kondisi ini bisa berujung pada kematian.

2. Hidup lebih positif

Lingkungan rehabilitasi yang positif dinilai bisa membantu

membebaskan seseorang dari narkoba. Lingkungan ini pun diharapkan

dapat mendorong perubahan perilaku para pecandu Narkoba.

3. Bersih dan sadar

Sejumlah rehabilitasi menerapkan prinsip abstinentia atau putus obat

total. Di mana seorang pecandu tidak boleh mengonsumsi narkoba. Hal

ini tercantum dalam tiga aturan utama, yakni, dilarang memakai

narkoba, dilarang berhubungan sexual secara sembarangan dan dilarang

berbuat kekerasan.

Pembiasaan yang disertai dengan proses penyadaran diri dinilai bisa

membuat seorang pecandu tidak lagi mengonsumsi narkoba setelah

keluar dari pusat rehabilitasi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

21

4. Pemulihan jangka panjang

Umumnya pusat rehabilitasi memiliki program pemulihan untuk jangka

panjang. Seperti di tahap primary, pecandu harus mengikuti program

pemulihan selama enam sampai 12 bulan dan lanjut pada tahap Re-

entry dan Aftercare.

Program-program ini pun diharapkan bisa membantu pecandu terbebas

dari narkoba selamanya sehingga bisa kembali beraktivitas dengan

normal.

5. Kesehatan lebih baik

Penggunaan narkoba memicu beragam penyakit. Mulai dari HIV/AIDS,

lever, ginjal, dan paru-paru. Namun, di pusat rehabilitasi pecandu

diajarkan untuk hidup tertib, bersih, berolahraga, serta mengonsumsi

makanan sehat. Secara medis mereka juga diharuskan untuk

memeriksakan kesehatan di laboratorium atau rumah sakit.

Kesehatan secara mental dan spiritualnya juga akan diperhatikan.

Mereka akan diajarkannya mengendalikan emosi dan cara mengatasi

stres. Dengan demikian, pecandu akan lebih sehat. 12

Jadi manfaat rehabilitasi adalah bias menyelamatkan hidup, hidup bias

lebih positif, bersih dan sadar, pemulihan jangka panjang, kesehatan lebih

baik. Karna perlu diketahui narkotika itu bisa memicu beragam penyakit dan

hal itu perlu penanganan khusus yaitu rehabilitasi.

C. Tinjauan umum tentang penyalahguna narkotika

1. Pengertian penyalahguna narkotika

Secara esensial penyalahguna dan pecandu narkotika sama – sama

menyalahgunakan narkotika, hanya saja penyalahguna narkotika levelnya

masih dibawah pecandu narkotika. Menurut pasal 1 angka 15 Undang –

Undang Nomor 35 Tahun 2009 penyalahguna narkotika adalah orang yang

menggunakan narkotika tanpa hak atau melawan hukum.

12Diana rafika sari, lima manfaat bagi pecandu narkoba di unduh terahir tanggal1

november 2016 di http://lifestyle.sindonews.com/

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

22

2. Dampak penyalahguna narkotika

Dampak fisik yang dapat dilihat akibat penggunaan narkotika yakni

gangguan pada sistem saraf (neurologis) seperti kejang-kejang, halusinasi,

gangguan kesadaran, dan kerusakan saraf tepi. Gangguan pada kulit

(dermatologis) menimbulkan gejala seperti penahanan (abses), alergi dan

eksim. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) mengakibatkan penekanan

fungsi pernapasan, kesukaran bernapas, dan pengerasan jaringan paru-

paru. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah. Dampak psikis akibat

dari penggunaan narkotika yakni muncul rasa malas belajar, ceroboh,

sering tegang dan gelisah,hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, dan

penuh curiga. Dampak sosial akibat dari penggunaan narkotika dapat

terlihat yakni gangguan mental, antisosial dan asusila, sehingga dikucilkan

oleh lingkungan13

3. Factor penyebab penyalahguna narkotika

Menurut Dr. Graham Blamie, faktor penyebab penyalahgunaan

.narkotika antara lain untuk membuktikan keberanian dalam melakukan

tindakan-tindakan yang berbahaya seperti ngebut, berkelahi, bergaul

dengan wanita. Penyalahgunaan narkotika digunakan untuk menunjukkan

tindakan menentang otoritas terhadap orang tua, guru, atau terhadap

norma-norma sosial, untuk mempermudah penyaluran dan perbuatan seks,

untuk melepaskan diri dari rasa kesepian dan ingin memperoleh

pengalaman sensasional dan emosional14

D. Tinjauan Umum Tentang narkotika

1) Pengertian narkotika

Wresniwiro, staf dari Badan Narkotika Nasional definisi narkoba adalah

Menurut zat atau obat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau

pembiusan, karena zat-zat tersebut bekerja mempengaruhi syaraf sentral

dalam bukunya yang berjudul "Masalah Narkotika Dan Obat Berbahaya".

13 http://belajarpsikologi.com/dampak-penyalahgunaan-narkoba/ diakses pada tanggal 21

November 2017 pukul 19.00

144 Sudarsono, 1991, Kenakalan Remaja, Rieka Cipta, Jakarta, hlm 67

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

23

Menurut Ikin A.Ghani, dalam bukunya "Bahaya Penyalahgunaan

Narkotika dan Penanggulangannya", kata narkoba berasal dari kata

narkon yang berasal dari bahasaYunani, yang artinya beku dan kaku.

Dalam ilmu kedokteran juga dikenal istilah Narcoseatau Narcicis yang

berarti membiuskan.

Menurut Soedjono Dirdjosisworo dalam bukunya "Hukum Narkotika

Indonesia", narkoba adalah zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu

bagi yang menggunakannya jika dimasukkan kedalam tubuh. Pengaruh

tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat

dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang

diketahui dan ditemukan dalam dunia medis, dimanfaatkan bagi

pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan,

menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.

Menurut Smith Kline dari French Clinical (sebuah perusahaan farmasi

di Amerika), narkoba adalah zat atau obat yang dapat mengakibatkan

ketidaksadaran atau pembiusan dikarenakan zat tersebut bekerja

mempengaruhi susunan syaraf sentral.

Menurut B. Simanjuntak, dalam bukunya berjudul "Kriminologi dan

Patologi Sosial", narkoba berasal dari kata narcissus yakni sejenis tumbuh-

tumbuhan yang mempunyai bunga yang dapat membuat orang menjadi

tidak sadar.15

15 Pengertian narkotika menurut para ahli di akses terahir tanggal 2 november 2006 di

http://infokesehatanakurat.blogspot.co.id/

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

24

Menurut beberapa pakar di atas dapat di Tarik kesimpulan bahwa

narkotika adalah zat yang bisa mengakibatkan ketidak sadaran , hilangnya

rasa sakit , halusinasi rangsangan semangat bagi yang menggunakannya di

dalam Undang-Undang No 35 tahun 2009 tentang narkotika juga

menjelaskan tentang narkotika yaitu pasal 1 angka 1

Narkotika menurut pasal 1 angka 1 Undang-Undang No 35 tahun 2009

tentang narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran ,hilangnya rasa,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan

sebagaimana terlampir dalam Undang-undang ini.

Menurut pasal 1 angka 1 Undang-Undang No 35 tahun 2009 tentang

narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman yang dapat membuat rasa nyeri, hilangnya kesadaran dan dapat

mengakibatkan ketergantungan secara terus menerus bagi penggunanya

yang mana di jelaskan di Undang-Undang No 35 tahun 2009 bahwa

narkotika di bagi menjadi 3 (tiga) golongan, golongan pertama ganja,

morphin, heroin, golongan kedua petidin, golongan ketiga codein.

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,

pengertian Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

25

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

ketergantungan. Jenis narkotika dibagi atas 3 golongan menurut Undang-

Undang RI No. 35 tahun 2009, yaitu:

Golongan I:

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan

ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai

potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Heroin,

Kokain, Ganja.

Golongan II:

Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan

terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi

mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Morfin, Petidin.

Golongan III:

Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan

dalam terapi dan/atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh:

Codein.

1. Zat Adiktif Lainnya

Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah bahan atau zat yang

berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi:

Minuman Alkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh

menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

26

manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan

bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat

pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia16.

Ada 3 golongan minuman beralkohol:

a. Golongan A: kadar etanol 1-5 % (Bir)

b. Golongan B: kadar etanol 5-20 % (Berbagai minuman anggur)

c. Golongan C: kadar etanol 20-45 % (Whisky, Vodca, Manson

House, Johny Walker)

Inhalasi, gas yang dihirup dan solven (zat pelarut) mudah menguap

berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan

rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering

disalahgunakan adalah: Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin17.

Tembakau, pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat

luas di masyarakat. Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat,

pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian

dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu

masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.

Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA

dapat digolongkan menjadi 3 golongan18:

a. Golongan Depresan (Downer), adalah jenis NAPZA yang berfungsi

mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat

16 M Pratama, NAPZA (Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif, diakses dari

http://www.academia.edu, pada tanggal 22 Oktober 2015 17 Ibid 18 Ibid

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

27

pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan

tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda (Morfin, Heroin, Codein),

sedative (penenang), Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti

cemas).

b. Golongan Stimulan (Upper), adalah jenis NAPZA yang merangsang

fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat

pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh:

Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.

c. Golongan Halusinogen, adalah jenis NAPZA yang dapat

menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan,

pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda

sehingga seluruh persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis (ganja).

2. Jenis dan Efek yang ditimbulkan oleh Narkoba

Di dalam masyarakat NAPZA/NARKOBA yang sering

disalahgunakan adalah:19

a. Ganja/ Mariyuana/ Kanabis

Yaitu tanaman perdu dengan daun menyerupai daun

singkong dan berbulu halus, jumlah jarinya selalu ganjil,

yaitu 5,7,9. Cara penyalahgunaannya adalah dengan

mengeringkan dan dicampur dengan tembakau rokok atau

langsung dijadikan rokok lalu dibakar dan dihisap. bahan

yang digunakan dapat berupa daun, biji maupun bunga.

19 Ibid

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

28

Dibeberapa daerah Indonesia yaitu di Aceh, Sumatera Utara,

Sumatera Selatan, pulau Jawa dan lain, akibat dari

menggunakan adalah berpariasi tergantung dari jumlah, jenis

cannabis serta waktu cannabis dipakai. Beberapa efek dapat

termasuk euforia, santai, keringanan stres dan rasa sakit,

nafsu makan bertambah, perusakan pada kemampuan

bergerak, kebingungan, hilangnya konsentrasi serta motivasi

berkurang.

b. Kokain

Kokain adalah tanaman perdu mirip pohon kopi,

buahnya yang matang berwarna merah seperti biji kopi,

kokain merupakan hasil sulinggan dari daun koka yang

memiliki zat yang sangat kuat, yang tumbuh di Amerika

Tenggah dan Amerika Selatan.

Sedangkan kokain freebase adalah kokain yang

diproses untuk menghilangkan kemurnian dan campurannya

sehingga dapat dihisap dalam bentuk kepingan kecil sebesar

kismis. Salah satu bentuk populer dari kokain adalah crac,

kokain menimbulkan risiko tinggi terhadap pengembangan

ketergantungan fisik dan fisiologis, prilaku yang lazim

selama dibawah pengaruh kokain dapat termasuk hiperaktif,

keriangan, dan bertenaga, ketajaman perhatian, percaya diri

dan kegiatan seksual yang meningkat. Pengguna juga dapat

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

29

berprilaku tidak berpendirian tetap, merasa tidak terkalahkan

dan menjadi agresif dan suka bertengkar. Kondisi yang dapat

mematikan dapat terjadi dari kepekaan yang tinggi terhadap

kokain atau overdosis secara besar-besaran. Beberapa jam

setelah pemakaian terakhir, rasa pergolakan dan depresi

dapat terjadi

c. Opium

Opium adalah bunga dengan bentuk dan warna yang

sangat indah, dari getah bunga opiun dibuat candu (opiat),

dahulu di Mesir dan Cina digunakan untuk pengobatan,

menghilangkan rasa sakit tentara yang terluka akibat perang

dan berburu, opium banyak tumbuh didaerah “ segi tiga

emas” Burma, Kamboja, Thailand dan segitiga emas Asia

Tengah, Afganistan, Iran dan Pakistan. Penggunaan jangka

panjang mengakibatkan penurunan dalam kemampuan

mental dan fisik, serta kehilangan nafsu makan dan berat

badan.

d. Alkohol

Alkohol adalah zat aktif yang terdapat dari berbagai

jenis minuman keras. merupakan zat yang mengandung

etanol yang berfungsi memperlambat kerja sistem saraf

pusat, memperlambat refleks motorik, menekan pernafasan,

denyut jantung dan mengganggu penalaran dan penilaian.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

30

Meskipun demikian apabila digunakan pada dosis rendah

alkohol justru membuat tubuh merasa segar (bersifat

merangsang).

Minuman ini terbagi dalam 3 golongan, yaitu

1) Golongan A : yaitu berbagai minuman keras yang

mengandung kadar alkohol antara 1% s/d 5%.

Contoh minuman keras adalah : bir, greensand, dan

lain-lain;

2) Golongan B : yaitu berbagai jenis minuman keras

yang mengandung kadar alkohol antara 5% s/d 20

%. Contohnya adalah Anggur malaga, dan lain-

lain;

3) Golongan C : yaitu berbagai jenis minuman keras

yang mengandung kadar alkohol antara 29% s/d 50

%. Contoh adalah Brandy, Vodka, Wine, Drum,

Champagne, Wiski, dan lain-lain.20

e. Amfetamin

Amfetamin pertama dibuat di Jerman pada akhir abad

ke-19 tetapi baru dipatenkan pada 1930-an. Pada 1940-an

amfetamin mulai dipakai sebagai terapeutik untuk berbagai

macam kondisi medis seperti ayan, depresi dan untuk anak

yang hiperkinetik. Merupakan zat perangsang sintetik yang

20 Subagyo Partodiharjo, 2010, Op. Cit

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

31

dapat berbentuk tablet, kapsul serta bentuk lainnya yang

digunakan untuk kepentingan medis.

Amfetamin tersedia dalam merk-merk umum dalam

bentuk dexamphetamin (dexedrine) dan pemoline (volisal).

Efek amfetamin biasanya hilang setelah 3-6 jam dan

pemakai dapat secara tiba-tiba menjadi lelah, suka marah,

murung dan tidak bisa konsentrasi, peningkatan

kewaspadaan, peningkatan tenaga dan kegiatan, mengurangi

nafsu makan dan kepercayaan diri. Penggunaan jangka

panjang dapat mengakibatkan malnutrisi, kelelahan, depresi

dan psikosis. Kematian yang diakibatkan penggunaan obat

perangsang jarang terjadi tetapi lebih mungkin jika

amfetamin disuntikkan.

f. Sedatif

Sedatif adalah merupakan zat yang dapat mengurangi

berfungsinya sistem syaraf pusat. Dapat menyebabkan

koma, bahkan kematian jika melebihi takaran.

g. Ekstasi/ Dolphin/ Black Hear/ Gober/ Circle K

Ekstasi/ Dolphin/ Black Hear/ Gober/ Circle K sering

digunakan sebagai alat penghayal tanpa harus berhalusinasi.

tablet ini diproduksi khusus untuk disalahgunakan yaitu

untuk mendapatkan rasa gembira, hilang rasa sedih, tubuh

terasa fit dan segar. Dari kasus-kasus yang ada

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

32

memperlihatkan bahwa ekstasi dapat memperlemah reaksi

daya tahan tubuh, ada pengaruh terhadap perubahan

menstruasi, termasuk ketidak teraturan menstruasi dan

jumlah yang lebih banyak atau amenorhoe (tidak haid).

Ekstasi merusak otak dan memperlemah daya ingat. Ekstasi

merusak mekanisme di dalam otak yang mengatur daya

belajar dan berpikir dengan cepat. Terbukti dapat

menyebabkan kerusakan jantung dan hati. Pemakai teratur

telah mengakui adanya depresi berat dan telah ada kasus-

kasus gangguan kejiwaan.21

h. Shabu-shabu

Merupakan kombinasi baru yang sedang laris,

berbentuk bubuk mengkilat seperti garam dapur, shabu

berisi metapetamin yang dicampur dengan berbagai

psikotropika. Pemakai yang kronis akan tampak kurus, mata

merah, malas mandi, emosi labil, dan loyo. Beberapa kasus

menunjukkan dampak shabu-shabu yaitu menyebabkan

orang menjadi ganas, serta meningkatkan kepercayaan diri

yang tinggi berbuntut tingkah laku yang brutal (Nasution,

2004).

21 Subagyo Partodiharjo, 2010, Op. Cit

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

33

i. Kafein

Merupakan zat perangsang yang dapat ditemukan

dalam obat generik, kopi, teh coklat atau makanan bersoda.

j. Tembakau

Merupakan daun-daunan pohon tembakau yang

dikeringkan dan pada umunya diproduksi dalam bentuk

rokok. Nikotin, terdapat ditembakau, adalah salah satu zat

yang paling adiktif yang dikenal.

Nikotin adalah perangsang susunan saraf pusat (SSP)

yang mengganggu keseimbangan neuropemancar

menyebabkan penyempitan pembuluh darah, peningkatan

denyut jantung dan tekanan darah, nafsu makan berkurang,

menimbulkan emfisema ringan, sebagian menghilangkan

perasaan cita rasa dan penciuman serta memerihkan paru.

Penggunaan tembakau jangka panjang dapat menyebabkan

kerusakan pada paru-paru, jantung dan pembuluh darah, dan

menyebabkan kanker.22

Menurut penulis bahwa berdasar pasal 1 angka narkotika adalah zat

atau obat yang dibuat dari tanaman maupun bukan dari tanaman yang

menyebabkan kehilangan kesadaran, kehilangan rasa sakit yang sampai

menimbulkan ketergantungan disebut sebagai narkotika sedangkan

22 Subagyo Partodiharjo, 2010, Op. Cit

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

34

narkotika juga di bagi menjadi tiga golongan berdasarkan Undang-Undang

Nomor 35 tahun 2009, yaitu:

a. Narkotika golongan I: dilarang di gunakan untuk kepentingan

pelayanan kesehatan, dilarang di produksi dan/atau digunakan

dalamproses produksi kecuali dalam jumplah yang sangat terbatas

untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Contohnya: ganja, morphine, heroin.

b. Narkotika golongan II : adalah narkotika yang memiliki zat daya

akditif kuat tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian

contohnya petidin

c. Narkotika golongan III adalah yang memiliki daya adiktif ringan,

tetapi dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh nya

codein.

2) Manfaat narkotika

a) Kokain digunakan sebagai penekan rasa sakit dikulit, digunakan untuk

enestesi (bius) khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan

tenggorokan.

b) Kodein merupakan analgesic lemah, kekuatanya sekitar 1/12 dari

morphin. Oleh karena itu kodein tidak digunakan sebagai analgesik,

tetapi sebagai anti batuk yang kuat.

c) Morphin adalah hasil olahan dari opium atau candu mentah. Morpfin

mempunyai rasa pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Badan ...eprints.umm.ac.id/38732/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Umum Tentang Badan Narkotika Nasional Pemerintah

35

cairan berwarna putih, Morfin terutama digunakan untuk menghilangkan

rasa nyeri yang hebat yang tidak dapat di obati dengan analgetik non

narkotika. Apabila rasa nyeri makin hebat maka dosis yang digunakan

juga makin tinggi. Semua analgetik narkotika dapat menimbulkan adiksi

(ketagihan). Morfin juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada

penderita yang akan dioprasi.

d) Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang

kecanduan karena efeknya sangat kuat. Obat ini bias di temukan dalam

bentuk pil, bubuk, dan juga dalam bentu cairan. Heroin mempunyai

kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan sering di salah

gunakan orang. Heroin disebut juga Putaw.

e) Methadone, saat ini, ethadone banyak digunakan orang dalam

pengobatan ketergantungan opium. Antagonis opioid (analhetik

narkotika) telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan

ketergantungan opioid dan digunakan sebagai analgesia bagi penderita

rasa nyeri.

f) Meperidin (sering juga disebut petidin, Demerol, dolantin), digunakan

sebagai analgesia. Obat ini efektif untuk diare. Daya kerja meperidin

lebih pendek dari morfin.