bab ii tinjauan pustaka a. pupuk bersubsidirepository.ump.ac.id/2905/3/kania dea paramita_bab...

13
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidi Pupuk bersubsidi ialah pupuk yang pengadaanya dan penyalurannya mendapat subsidi dari pemerintah untuk kebtuhan petani yang dilaksanakan atas dasar program pemerintah. Perusahan yang memproduksi pupuk Urea, SP-36, ZA, phonska dan organik di dalam negeri ialah PT Pupuk Sriwidjaja, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Petrokimia Gresik. Distributor ialah badan usaha yang sah ditunjuk oleh produsen untuk melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan, serta pemasaran pupuk bersubsidi, dalam partai besar untuk dijual kepada konsumen akhir melalui pengecer. Sedangkan pengecer resmi ialah perorangan atau badan usaha yang ditunjuk oleh distributor yang kegiatan pokoknya melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen akhir dalam partai kecil (Anonimous, 2015b). Menurut Melda (2008), pola distributor dan stok pemasaran dihadapkan pada faktor-fator dimana sumber produksinya mempunyai ciri-ciri produksi konstan, sedangkan penggunaan pupuk berfluktuasi dipengaruh musim, belum lagi faktor-faktor yang ada dalam masalah angkutan. Usaha-usaha maksimal terus dilakukan guna menghindari timbulnya high cost economy yang tidak dikehendaki yaitu dengan mengembangkan pola distribusi dan penyaluran dengan metode least cost distribution system atau pola distribusi Analisis Tataniaga Pupuk…, Kania Dea Paramita, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidirepository.ump.ac.id/2905/3/Kania Dea Paramita_BAB II.pdf · Kegiatan tataniaga merupakan kegiatan produktif karena memberikan kegunaan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pupuk Bersubsidi

Pupuk bersubsidi ialah pupuk yang pengadaanya dan penyalurannya

mendapat subsidi dari pemerintah untuk kebtuhan petani yang dilaksanakan

atas dasar program pemerintah. Perusahan yang memproduksi pupuk Urea,

SP-36, ZA, phonska dan organik di dalam negeri ialah PT Pupuk Sriwidjaja,

PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda

dan PT Petrokimia Gresik. Distributor ialah badan usaha yang sah ditunjuk

oleh produsen untuk melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan, serta

pemasaran pupuk bersubsidi, dalam partai besar untuk dijual kepada

konsumen akhir melalui pengecer. Sedangkan pengecer resmi ialah

perorangan atau badan usaha yang ditunjuk oleh distributor yang kegiatan

pokoknya melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen akhir

dalam partai kecil (Anonimous, 2015b).

Menurut Melda (2008), pola distributor dan stok pemasaran dihadapkan

pada faktor-fator dimana sumber produksinya mempunyai ciri-ciri produksi

konstan, sedangkan penggunaan pupuk berfluktuasi dipengaruh musim,

belum lagi faktor-faktor yang ada dalam masalah angkutan. Usaha-usaha

maksimal terus dilakukan guna menghindari timbulnya high cost economy

yang tidak dikehendaki yaitu dengan mengembangkan pola distribusi dan

penyaluran dengan metode least cost distribution system atau pola distribusi

Analisis Tataniaga Pupuk…, Kania Dea Paramita, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidirepository.ump.ac.id/2905/3/Kania Dea Paramita_BAB II.pdf · Kegiatan tataniaga merupakan kegiatan produktif karena memberikan kegunaan

8

dengan biaya terendah dimana pola pendistribusian pupuk diatur melalui titik

yang terdekat untuk mendapatkan total biaya distribusi yang paling murah. Di

samping itu dilakukan trobosan dengan menggunakan jalur yang lebih

menguntungkan seperti pengiriman pupuk dalam kantong dari supply point

langsung ke lini II atau lini III yang memungkinkan (Melda, 2008).

Anonimous (2011), menyatakan bahwa mekanisme guna menjamin

distribusi pupuk bersubsidi dan mencegah terjadinya penyimpangan

penyaluran di lapangan diambil kebijakan untuk menerapkan sistem distribusi

pupuk bersubsidi secara tertutup dengan memepergunakan RDKK atau

rencana defnitif kebutuhan kelompok tani sebagai dasar penebusan pupuk ke

kios-kios resmi. Manfaat dari sistem rencana definitif kebutuhan kelompok

tani ialah :

1. Mempermudah pengawasan distribusi pupuk bersubsidi.

2. Memenuhi kebutuhan dan ketersediaan pupuk bagi petani sesuai

kebutuhannya.

3. Menciptakan penyaluran pupuk yang lebih efektif.

Analisis Tataniaga Pupuk…, Kania Dea Paramita, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidirepository.ump.ac.id/2905/3/Kania Dea Paramita_BAB II.pdf · Kegiatan tataniaga merupakan kegiatan produktif karena memberikan kegunaan

9

B. Sistem Tataniaga

Khol dan Uhl (2002) mendefinisikan tataniaga sebagai suatu

aktivitas bisnis yang didalamnya terdapat aliran barang dan jasa dari titik

produksi sampai ke titik konsumen. Produksi adalah penciptaan kepuasan,

proses membuat kegunaan barang dan jasa. Kepuasan dibentuk dari

proses produktif yang diklasifikasikan menjadi kegunaan bentuk, tempat,

waktu dan kepemilikan. Tataniaga mencakup segala kegiatan dan usaha

yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-

barang hasil pertanian dan kebutuhan usaha pertanian dari produsen ke tangan

konsumen termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan tertentu yang

menghasilkan perubahan bentuk dari barang yang dimaksud untuk lebih

memudahkan penyalurannya dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi

kepada konsumennya (Limbong dan Sitorus, 1987). Kegiatan tataniaga

merupakan kegiatan produktif karena memberikan kegunaan benda, waktu,

tempat dan hak milik.

Menurut Saefudin dan Hanifah (1983), lembaga tataniaga terdiri dari

golongan produsen, konsumen dan pedagang perantara dan lembaga pemberi

jasa. Dua strategi pokok meningkatkan efisiensi tataniaga yaitu : memperluas

pasar komoditi dan memperkecil margin tataniaga yaitu : perluasan komoditi

ditempuh dengan dua cara yaitu memperbesar permintaan konsumen akhir

dan melaksanakan tataniaga tertata yaitu dengan memanfaatkan secara

maksimal potensi pasar yang ada dengan mengatur penyaluran barang

kedalam pasar menurut waktu, tempat, pemakaian dan golongan konsumen.

Analisis Tataniaga Pupuk…, Kania Dea Paramita, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidirepository.ump.ac.id/2905/3/Kania Dea Paramita_BAB II.pdf · Kegiatan tataniaga merupakan kegiatan produktif karena memberikan kegunaan

10

C. Saluran Tataniaga

Menurut Kotler (2002), saluran tataniaga adalah serangkaian

lembaga yang melakukan semua fungsi yang digunakan untuk

menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke

konsumen. Produsen memiliki peranan utama dalam menghasilkan barang-

barang dan sering melakukan sebagian kegiatan pemasaran, sementara

itu pedagang menyalurkan komoditas dalam waktu, tempat, bentuk yang

diinginkan konsumen. Hal ini berarti bahwa saluran tataniaga yang berbeda

akan memberikan keuntungan yang berbeda pula kepada masing-masing

lembaga yang terlibat dalam kegiatan tataniaga tersebut.

Saluran tataniaga dari suatu komoditas perlu diketahui untuk

menentukan jalur mana yang lebih efisien dari semua kemungkinan

jalur-jalur yang dapat ditempuh. Selain itu saluran pemasaran dapat

mempermudah dalam mencari besarnya margin yang diterima tiap lembaga

yang terlibat.

Sebuah saluran tataniaga melaksanakan tugas memindahkan barang

produsen ke konsumen. Hal ini mengatasi kesenjangan waktu, tempat, dan

pemilikian yang memisahkan barang atau jasa dari orang-orang yang

membutuhkan atau menginginkannya. Adanya jarak antara produsen dengan

konsumen maka proses penyaluran produk dari produsen ke konsumen

melibatkan beberapa perantara mulai dari produsen sendiri.

Analisis Tataniaga Pupuk…, Kania Dea Paramita, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidirepository.ump.ac.id/2905/3/Kania Dea Paramita_BAB II.pdf · Kegiatan tataniaga merupakan kegiatan produktif karena memberikan kegunaan

11

Menurut Alfi (2012), ada lima macam pola saluran distribusi yang

digunakan untuk menyampaikan barang dalam dari produsen ke konsumen

yaitu :

1. Produsen – Konsumen

Bentuk saluran distribusi yang paling sederhana, saluran ini disebut

sebagai distribusi langsung.

2. Produsen – Pengecer – Konsumen

Disini pengecer langsung melakukan pembelian pada produsen.

3. Produsen – Pedagang besar – Pengecer – Konsumen

Disini penjual hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada

pedagang besar saja.

4. Produsen – Distributor – Pengecer – Konsumen

Pola saluran ini produsen memilih distributor sebagai penyalurnya yang

kemudian distributor tersebut memilih sasaran penjual terutama ditujukan

kepada pengecer besar.

5. Produsen – Distributor – Pedagang besar – Pengecer – Konsumen

Dalam saluran ini prodsen mennggunakan distributor sebagai perantara

untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar dan menjualnya

kepada toko-toko.

Analisis Tataniaga Pupuk…, Kania Dea Paramita, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidirepository.ump.ac.id/2905/3/Kania Dea Paramita_BAB II.pdf · Kegiatan tataniaga merupakan kegiatan produktif karena memberikan kegunaan

12

Panjang pendeknya saluran tataniaga menurut Saefudin dan Hanifah

(1983) tergantung pada :

1. Jarak produsen dan konsumen

2. Skala produksi

3. Cepat tidaknya produksi rusak

4. Posisi keungan usaha.

D. Fungsi dan Lembaga Tataniaga

Menurut Lutfiarifin (2013), fungsi dan lembaga tataniaga yang

bertujuan untuk menyampaikan proses penyampaian barang dan jasa.

Adapun fungsi tataniaga terdiri dari tiga fungsi pokok, yaitu:

1. Fungsi pertukaran

a. Penjualan : Mengalihkan barang ke pembeli dengan harga yang

memuaskan.

b. Pembelian : Mengalihkan barang dari penjual dan pembeli

dengan harga yang memuaskan.

2. Fungsi pengadaan secara fisik

a. Pengangkutan : Pemindahan barang dari tempat produksi

produksi atau tempat penjualan ke tempat-tempat

dimana barang tersebut akan terpakai (kegunaan

tempat).

Analisis Tataniaga Pupuk…, Kania Dea Paramita, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidirepository.ump.ac.id/2905/3/Kania Dea Paramita_BAB II.pdf · Kegiatan tataniaga merupakan kegiatan produktif karena memberikan kegunaan

13

b. Penyimpanan : Penahanan barang selama jangka waktu antara

dihasilkan atau diterima sampai dijual (kegunaan

waktu).

3. Fungsi pelancar

a. Pembiayaan : Mencari dan mengurus modal uang yang berkaitan

dengan transaksi-transaksi dalam arus barang dari

sektor produksi sampai sektor konsumsi.

b. Risiko : Usaha untuk mengelak atau mengurangi

kemungkinan rugi karena barang yang rusak,

hilang, turunnya harga dan tingginya biaya.

c. Standardisasi dan Grading : Penentuan atau penetapan dasar

penggolongan (kelas atau derajat) untuk barang

dan memilih barang untuk dimasukkan ke dalam

kelas atau derajat yang telah ditetapkan dengan jalan

standardisasi.

d. Informasi Pasar : Mengetahui tindakan-tindakan yang berhubungan

dengan fakta-fakta yang terjadi, penyampaian fakta,

menafsirkan fakta dan mengambil kesimpulan akan

fakta yang terjadi.

Menurut Lutfiarifin (2013), lembaga tataniga adalah badan-badan yang

menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dengan nama barang-

barang bergerak dari pihak produsen sampai pihak konsumen akhir. Tugas

lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran memenuhi

Analisis Tataniaga Pupuk…, Kania Dea Paramita, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidirepository.ump.ac.id/2905/3/Kania Dea Paramita_BAB II.pdf · Kegiatan tataniaga merupakan kegiatan produktif karena memberikan kegunaan

14

keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balasan

jasa kepada lembaga pemasaran berupa margin pemasaran. Memperlancar

arus barang/jasa dari produsen ke konsumen terdapat salah satu faktor yang

tidak boleh diabaikan, yaitu memilih secara tepat saluran distribusi (channel

of distribution) yang digunakan dalam rangka usaha penyaluran barang-

barang/jasa-jasa dari produsen ke konsumen.

E. Konsep Margin Tataniaga

Sudiyono (2001) mendefinisikan marjin merupakan kurva permintaan

primer yang berpotongan dengan kurva penawaran turunan, membentuk

harga ditingkat pengecer. Sedang permintaan turunan berpotongan dengan

kurva penawaran primer membentuk harga di tingkat petani. Margin tataniaga

sama dengan selisih harga di tingkat pengecer dengan harga ditingkat petani

Marjin tataniaga diformulasikan sebagai berikut :

M = Hj-Hb

Keterangan :

M = Margin tataniaga

Hj = Harga jual

Hb = Harga beli

Perhitungan Margin tataniaga sebagai berikut :

M = ( Cij + Qj )

Analisis Tataniaga Pupuk…, Kania Dea Paramita, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidirepository.ump.ac.id/2905/3/Kania Dea Paramita_BAB II.pdf · Kegiatan tataniaga merupakan kegiatan produktif karena memberikan kegunaan

15

Keterangan :

M = Margin tataniaga.

Cij = Biaya tataniaga untuk melaksanakan tataniaga ke 1 oleh lembaga

tataniaga ke –j.

Qj = Keuntungan yang diperoleh lembaga tataniaga ke –j.

Besaranya margin tataniaga dipengaruhi oleh jalur tataniaga komoditi

yang bersangkutan. Perbedaan harga ini merupakan penyebaran harga yang

mencangkup semua biaya pergerakan barang dan keuntungan yang didapat

oleh pedangang perantara mulai dari pedagang pengepul sampai ke pedagang

pengecer.

Sifat umum margin tataniaga menurut Azzaino (1982) adalah :

1. Margin tataniaga berbeda-beda antara satu komoditas satu dengan

komoditas yng lain

2. Margin tataniaga akan cenderung naik dalam jangka panjang seiring

dengan menurunnya bagian petani

3. Margin tataniaga relatif lebih stabil dalam jangka panjang terutama

dalam hubungannya dengan harga produk pertanian

F. Profit Margin

Keuntungan atau laba sering disebut dengan profit margin, setiap

lembaga yang tergabung dalam proses tataniaga pasti mengharapkan

keuntungan sebagai balas jasa terhadap peran yang diberikan, profit margin

Analisis Tataniaga Pupuk…, Kania Dea Paramita, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidirepository.ump.ac.id/2905/3/Kania Dea Paramita_BAB II.pdf · Kegiatan tataniaga merupakan kegiatan produktif karena memberikan kegunaan

16

adalah laba-laba bersih dari suatu usaha dibagi dengan nilai penjualan dan

dinyatakan dalam persen.

Profit magin dapat ditingkatkan yaitu dengan memperbesar nilai

penjualan dan memperkecil biaya yang dikeluarkan. Menurut Weston dan

Copeland (1998) semakin besar profit margin semakin efisien dalam

mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya. Lembaga

tataniaga akan berusaha untuk menekan biaya dalam margin dan

meningkatkan profit marginnya. Apabila hal tersebut telah tercapai, maka

ditinjuau dari sudut ekonomi sistem tataniaga tersebut efisien.

G. Efisiensi Tataniaga

Mulyamah (1987), menyatakan efisiensi merupakan suatu ukuran dalam

membandingkan rencana penggguna masukan dengan pengguna yang

direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya.

Efisiensi akan terjadi jika :

1. Biaya pemasaran bisa ditekan sehingga ada keutungan.

2. Pemasaran dapat lebih tinggi.

3. Prosentase pembedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen

tidak terlalu tinggi.

4. Tersedianya fasilitas fisik pemasaran.

Suherty (2009), menyatakan analisis efisiensi biasanya digunakan untuk

mengetahui tingkat optimalisasi dalam proses tataniaga. Dalam mengukur

efisiensi tataniaga faktor kuncinya adalah kesejahteraan bagi semua pihak

Analisis Tataniaga Pupuk…, Kania Dea Paramita, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidirepository.ump.ac.id/2905/3/Kania Dea Paramita_BAB II.pdf · Kegiatan tataniaga merupakan kegiatan produktif karena memberikan kegunaan

17

yang terlibat dalam kegiatan tataniaga yaitu produsen, lembaga dan

konsumen. Tataniaga dapat dikatakan efisien apabila manfaat aliran komoditi

dalam kegiatan tataniaga dapat dirasakan oleh semua kegiatan agribisnis.

Sistem tataniaga dikatakan efisien apabila mampu meneruskan

permintaan kepada produsen dengan wajar dan penawaran dari produsen

kepada konsumen dengan biaya tataniaga yang minimum. Mekanisme

tataniaga tersebut dapat meneruskan informasi harga, kualitas dan kuantitas

komoditi dari produsen dan sebaliknya selain itu harga yang layak dan

rasional baik di pihak produsen, lembaga tataniaga maupun konsumen adalah

keharusan untuk mencapai efisiensi tataniaga.

Menurut Zahari (2010), sistem tataniaga yang efisien akan mendorong

rendahnya margin tataniaga sehingga perbaikan pendapatan di pihak

produsen, harga relatif murah bagi konsumen serta keuntungan yang normal

bagi para pelaku kegiatan tataniaga akan tercapai. Sebuah sistem tataniaga

dikatakan efisien apabila semua kegiatan tataniaga berjalan dengan biaya

yang minimum.

Menurut Thamizhselvan dan Murugan (2012), untuk menghitung

efisiensi tataniaga dapat dianalisis dengan menggunakan empat metode, yaitu

:

1. Metode Shepherd

�� � ��� � 1

Analisis Tataniaga Pupuk…, Kania Dea Paramita, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidirepository.ump.ac.id/2905/3/Kania Dea Paramita_BAB II.pdf · Kegiatan tataniaga merupakan kegiatan produktif karena memberikan kegunaan

18

Dimana:

ME = Efisiensi tataniaga V = Harga konsumen

I = Biaya tataniaga

Nilai ME akan semakin efisien apabila nilai efisiensi tataniaga

semakin kecil dan sebaliknya.

2. Metode Acharya dan Aggarwal

�� � �� �� � ���

Dimana:

ME = Efisiensi tataniaga FP = Harga produsen

MC = Biaya tataniaga PM = Marjin keuntungan

Nilai ME akan semakin efisien apabila nilai efisiensi tataniaga

semakin kecildan sebaliknya.

3. Metode Composite Index Method

Pada metode ini digunakan tiga indikator yaitu share produsen, biaya

tataniaga, dan marjin keuntungan. Adapun rumusnya sebagai berikut:

��� � ����

Dimana:

MEI = Indeks efisiensi pemasaran

Rj = Total skor indikator setiap saluran

Nj = Jumlah indikator

Analisis Tataniaga Pupuk…, Kania Dea Paramita, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidirepository.ump.ac.id/2905/3/Kania Dea Paramita_BAB II.pdf · Kegiatan tataniaga merupakan kegiatan produktif karena memberikan kegunaan

19

Nilai MEI akan semakin efisien apabila nilai efisiensi tataniaga

semakin kecildan sebaliknya.

4. Marketing Efficiency Index Method

�� � 1 � ����

Nilai ME akan semakin efisien apabila nilai efisiensi tataniaga

semakin kecildan sebaliknya.

Keterangan :

EP = Efisiensi tataniaga

MK = Margin keuntungan (Rp/Kg)

BT = Biaya tataniaga (Rp/Kg)

Kaidah keputusan pada efisiensi tataniaga menurut Soekartawi

(2002) adalah :

1. EP > 5 maka tingkat usaha tidak efisien.

2. EP < 5 maka tingkat usaha efisien.

Analisis Tataniaga Pupuk…, Kania Dea Paramita, Fakultas Pertanian UMP, 2016